BAB I PENDAHULUAN. dengan negara lain untuk memajukan ekonomi. Isinya menyatakan bahwa :...states

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. dengan negara lain untuk memajukan ekonomi. Isinya menyatakan bahwa :...states"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebanyakan negara berkembang sangat tergantung dari lalu lintas perdagangan internasional dan dari pasaran dunia. Dalam hubungan ini permintaan akan bahan mentah oleh dunia industri di negara-negara maju sangat menentukan. 1 Adanya hubungan/kontak yang bersifat jalin-menjalin dan terus menerus, adanya suatu kepentingan/tujuan bersama yang ingin dicapai/dipenuhi masing-masing bangsa/negara tersebut. Hal ini hanya dapat tercipta melalui adanya hubungan/kontak dengan negara-negara lainnya. 2 Hukum internasional juga mensyaratkan negara-negara untuk bekerja sama dengan negara lain untuk memajukan ekonomi. Isinya menyatakan bahwa :...states have the duty to co-operate with one another, irrespective of the difference in their political, economic and social system, Jual beli dapat terjadi diantara penjual dan pembeli yang berada dalam satu negara maupun terhadap negara lain. Jual beli di antara penjual dan pembeli yang berada di negara yang berbeda disebut jual beli internasional. 4 Realisasi pembelian dan penjualan barang antar negara ini, dilakukan dengan perdagangan luar negeri 1) Sumitro Djojohadikusumo, Indonesia dalam Perkembangan Dunia Kini dan Masa Datang (Jakarta: LP3ES, 1985), hal ) Frans E. Likadja, dan Daniel Frans Bessie, Desain Instruksional Dasar Hukum Internasional, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), hal ) Hercules Booysen, International Trade Law on Goods and Services, (Pretoria: Interlegal, 1999), hal ) Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis. Menata Bisnis Modern di Era Global, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2002), hal

2 2 (ekspor-impor). Perdagangan luar negeri (ekspor-impor) adalah membeli atau menjual barang-barang dari suatu negara ke negara lain (jual beli yang dilakukan antar negara), dimana penjual (eksportir) maupun pembeli (importir) selalu berusaha untuk memperkecil resiko yang dihadapinya. 5 Ekspor-impor dewasa ini sering disebut juga sebagai bisnis dokumen atau bisnis surat berharga. 6 Setiap transaksi perdagangan selalu menimbulkan hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak yaitu, pihak penjual diwajibkan melakukan penyerahan barang yang telah diperjanjikan dan berhak pula sesuai dengan prestasinya untuk menerima pembayaran atas harga barang yang telah dijualnya, begitu pula sebaliknya pembeli berkewajiban membayar atau melunasi harga dari barang yang diserahkan dan berhak menuntut penyerahan barang yang dibelinya. 7 Pembayaran barang dan jasa didalam perdagangan internasional biasanya menggunakan beberapa jenis mata uang asing. Untuk menunjang kemudahan perdagangan internasional ini, khususnya transaksi ekspor dan impor, digunakanlah Letter of Credit (L/C) sebagai sarana pembiayaan transaksi tersebut. 8 Letter of Credit adalah suatu kontrak, dengan mana suatu bank (issuing bank) bertindak atas permintaan dan perintah dari seorang nasabah (pemohon L/C) yang biasanya berkedudukan sebagai importir untuk melakukan pembayaran kepada pihak pengekspor atau pihak ketiga (beneficiary), atas dasar penyerahan dokumen tertentu 5) Malayu S.P. Hasibuan, Kredit Berdokumen (L/C) dan Lalu Lintas Pembayaran Penunjang Globalisasi Perekonomian), (Bandung: Tarsito, 1993), hal.1. 6) Amir M.S., Letter of Credit Dalam Bisnis Ekpor Impor, (Jakarta: Victory Jaya Abadi, 2003), hal.1. (selanjutnya disebut buku I). 7) Hartono Hadisoeprapto, Kredit Berdokumen (Letter of Credit) Cara Pembayaran Dalam Jual Beli Perniagaan, (Yogyakarta: Liberty Offset, 1991), hal ) Ruddy Tri Santoso, Pembiayaan Transaksi Luar Negeri, (Yogyakarta: Andy Offset, 1994), hal.1

3 3 yang sebelumnya telah ditentukan, asalkan sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan. 9 Singkatnya, Letter of Credit (L/C) merupakan janji membayar dari bank penerbit (issuing/opening bank) kepada eksportir senilai L/C sepanjang eksportir memenuhi persyaratan L/C. 10 Dengan kata lain L/C menjamin kelancaran pembayaran dan pengiriman barang sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat antara eksportir dengan importir melalui itikad baik kedua belah pihak. 11 Transaksi ini disebut sebagai documentary credit karena dokumen memegang peran penting dalam transaksi tersebut. Letter of Credit adalah istilah yang sudah sangat lama dipakai dan paling populer untuk transaksi documentary credit karena kredit tersebut ditransfer dalam bentuk surat (letter) dari bank importir. 12 Umumnya, L/C ini dipergunakan untuk membiayai kontrak jual beli barang atau jasa antara penjual dan pembeli yang belum saling mengenal baik antara satu sama lain, dimana kedua pihak biasanya berada pada jarak jauh yang bersifat transaksi perdagangan internasional. Adapun peranan L/C dalam perdagangan internasional adalah : Memudahkan pelunasan pembayaran transaksi ekspor. 2. Mengamankan dana yang disediakan importir untuk membayar barang impor. 9) Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2005), hal ) Ramlan Ginting, Transaksi Bisnis dan Perbankan Internasional, (Jakarta: Salemba Empat, 2007), hal.12. (selanjutnya disebut buku I). 11) Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hal ) Edward G. Hinkelman, Metode Pembayaran Bisnis Internasional, Diterjemahkan oleh: Hesti Widyaningrum, (Jakarta: PPM, 2002) hal ) Amir, M.S., Buku I, hal. 1.

4 4 3. Menjamin kelengkapan dokumen pengapalan. Membahas tentang L/C yang merupakan salah satu alat pembayaran dalam lalu lintas transaksi internasional, tentu saja tidak terlepas dari kemungkinan pelanggaran yang dilakukan oleh salah satu pihak, dimana pihak lain akan terlanggar hak nya atas transaksi ini. Hal melindungi kepentingan para pihak, dibuatlah ketentuan yang mengatur jalannya Letter of Credit di dalam arus lalu lintas perdagangan internasional. Adapun hubungan-hubungan hukum yang utama yaitu: Hubungan hukum antara pembeli (importir), selaku pemohon L/C dan penjual (eksportir), selaku penerima L/C berdasarkan kontrak. 2. Hubungan hukum antara pembeli (importir), selaku pemohon L/C dan bank penerbit berdasarkan permintaan penerbitan L/C sebagai suatu kontrak. 3. Hubungan hukum antara bank penerbit dan bank penerima berdasarkan L/C sebagai kontrak. 4. Hubungan hukum antara bank penerbit dan bank penerus berdasarkan kontrak keagenan. 5. Hubungan hukum antara bank penerus dan penerima berdasarkan kontrak pembayaran L/C. Ketentuan tentang L/C ini diatur dalam Uniform Customs and Practice for Documentary Credit (UCP) International Chamber of Commerce (ICC) Publication Nomor 600, yang berlaku tanggal 1 Juli UCPDC 600 ini memuat 39 articles (tiga puluh sembilan pasal). Aturan baku yang berbentuk UCPDC 600 ini merupakan salah satu bentuk perangkat perlindungan hukum yang dibuat oleh International Chamber of Commerce s (ICC) Commision on 14) Ramlan Ginting, Buku I, hal ) diakses tanggal 13 Juli 2014.

5 5 Banking Technique and Practice untuk melindungi kepentingan para pihak dalam melakukan transaksi perdagangan internasional melalui Letter of Credit. berbunyi : Article 1 Uniform Customs and Practice for Documentary Credit No. 600 The Uniform Customs and Practice for Documentary Credits, 2007 Revision, ICC Publication no. 600 (UCP) are rules that apply to any documentary credit (credit) (including, to the extent to which they may be applicable, any standby letter of credit) when the text of the credit expressly indicates that it is subject to these rules. They are binding on all parties thereto unless expressly modified or excluded by the credit. 16 Hal tersebut menjelaskan bahwa publikasi ICC nomor 600 (UCP) adalah seperangkat ketentuan yang berlaku terhadap setiap documentary credit bila teks kredit mengindikasikan secara tegas bahwa kredit tunduk pada UCP ini. UCP mengikat kepada semua pihak kecuali dengan tegas dimodifikasi atau tidak diberlakukan atau dikecualikan oleh kredit. 17 UCP mengatakan bahwa L/C adalah janji dari bank penerbit untuk melakukan pembayaran atau memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran kepada penerima atas penyerahan dokumen-dokumen (misalnya konosemen atau Bill of Lading), faktur, sertifikat asuransi) yang sesuai dengan persyaratan L/C. Inti dari pengertian L/C menurut UCP ialah bahwa L/C merupakan janji pembayaran. Dimana bank penerbit melakukan pembayaran kepada penerima 16) UCP 600 Artikel 1. 17) Ibid.

6 6 baik langsung maupun melalui bank lain adalah atas instruksi pemohon yang berjanji membayar kembali kepada bank penerbit. 18 Meskipun ketentuan yang mengatur tentang tata cara pelaksanaan L/C telah ada, pada praktek pelaksanaanya sering kali ditemui penyimpangan serta permasalahan yang mengakibatkan kurang lancarnya L/C tersebut. Salah satu contoh penyimpangan (discrepancies) yang terjadi dalam L/C dimana hal ini mengakibatkan penolakan pembayaran dari salah satu pihak yang berbuah pada terkendalanya pelaksanaan pembayaran dalam transaksi L/C. Penyimpangan ini bisa jadi karena kesalahan salah satu pihak yang berakibat kerugian pada pihak lain. Penyimpangan (discrepancies) yang dimaksud seperti penyimpangan dalam dokumen (document discrepancies), serta batas waktu dari L/C itu sendiri (Latest Delivery Time, L/C Expiration Date and Latest Presentation Date). Selain itu, penyimpangan dapat terjadi akibat kelalaian dari importir yang mengakseptasi discrepanices yang berujung pada pembayaran oleh pihak Bank, namun ternyata ditemukan adanya indikasi eksportir fiktif setelah dilakukan pembayaran oleh Advising Bank tersebut. Dalam penelitian ini, pembahasan yang akan diteliti adalah mengenai The Development Bank of Singapore (Bank DBS) Jakarta selaku Advising Bank. Bank DBS selama ini telah banyak dipercaya oleh nasabah untuk membantu jalannya transaksi perdagangan internasional melalui L/C. Namun dalam perjalanannya 18) Dian Mandayani Ananda Nasution, Letter of Credit Berdasarkan Prinsip-Prinsip Syariah, (USU: Magister Humaniora, 2010), chapter II hal.2.

7 7 menghadapi transaksi perdagangan internasional dengan menggunakan L/C, pernah terjadi kasus bahwa advising bank telah membayar sejumlah uang kepada eksportir atas L/C yang awalnya telah diaksep oleh importir dan Issuing Bank namun setelah barang yang dipesankan tiba di gudang importir, ternyata barang yang dikapalkan tidak sesuai dengan barang yang dipesan oleh importir. Kemudian importir melalui issuing bank-nya meminta kepada advising bank untuk mengembalikan atau merefund dana yang telah ia dibayarkan. Dimana dalam hal ini bank DBS berperan sebagai bank pembayar dalam transaksi perdagangan antara eksportir dan importir melalui L/C yang diterbitkan oleh Issuing Bank. Pembayaran atas suatu L/C seharusnya dilakukan setelah pemeriksaan dokumen lolos dan tanpa adanya penyimpangan. Penyimpangan dari syarat-syarat L/C sebagaimanapun kecilnya dapat dijadikan alasan Bank untuk menolak pembayaran atau mengakseptasi wesel yang ditarik oleh eksportir. Hal ini berarti eksportir tidak dapat menerima pembayaran barang yang sudah dikirimkan. 19 Penyimpangan tentu berakibat kerugian pada pihak terkait, baik itu eksportir, importir, maupun bank. Dalam kasus seperti ini, kerap kali mengakibatkan berkurangnya keefektifan dari fasilitas L/C itu sendiri dan berkurangnya kepercayaan para pelaku bisnis untuk melakukan perdagangan ekspor-impor dengan menggunakan Letter of Credit. 19) Amir M.S., Ekspor Impor Teori & Penerapannya, (Jakarta: Penerbit PPM, 2003), hal.95. (selanjutnya disebut buku II).

8 8 Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang Tanggung Jawab Hukum Advising Bank Dalam Pembayaran Barang Dengan Menggunakan Letter Of Credit. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang perlu dibahas adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana mekanisme pembayaran barang dengan menggunakan L/C? 2. Bagaimana tanggung jawab advising bank apabila terjadi penyimpangan L/C tersebut? 3. Bagaimana upaya penyelesaian permasalahan yang dapat dilakukan oleh advising bank atas penyimpangan tersebut? C. Tujuan Penelitian Mengacu pada judul dan permasalahan dalam penelitian ini maka dapat dikemukakan bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui mekanisme pembayaran barang dengan menggunakan L/C. 2. Untuk mengetahui tanggung jawab advising bank apabila terjadi penyimpangan L/C. 3. Untuk mengetahui upaya penyelesaian permasalahan yang dapat dilakukan oleh advising bank atas penyimpangan tersebut. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis, yaitu :

9 9 1. Secara teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang hukum, serta mendorong para pembaca untuk lebih memahami tentang L/C pada khususnya. Di samping itu hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi literatur dalam memperkaya kepustakaan di Universitas Sumatera Utara. 2. Secara praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada para pihak seperti importir, eksportir, issuing bank, advising bank, maupun pihak-pihak terkait lainnya yang menunjang terlaksananya suatu L/C. Selain itu juga, dapat memberikan masukan bagi kalangan profesi dan mahasiswa. E. Keaslian Penelitian Berdasarkan hasil penelitian dan penelusuran yang telah dilakukan, baik di lingkungan Magister Kenotariatan maupun di lingkungan Magister Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara, belum ada penelitian yang membicarakan tentang masalah Tanggung Jawab Hukum Bank Dalam Pembayaran Barang Dengan Menggunaan Letter of Credit; Studi Pada The Development Bank of Singapore (Bank DBS Jakarta). Adapun judul penelitian sebelumnya yang membahas tentang L/C, antara lain yaitu : 1. Penelitian tesis yang dilakukan oleh Ganefi (NIM : /HK) dari Magister Humaniora dalam Program Studi Ilmu Hukum Universitas Sumatera

10 10 Utara, dengan judul Pelaksanaan Ekspor Impor Dengan Menggunakan Cara Pembayaran Letter of Credit Di Kotamadia Daerah Tingkat II Bengkulu dengan permasalahan yang dibahas berupa : a. Bagaimana pelaksanaan ekspor impor dengan menggunakan L/C sebagai cara pembayaran transaksi di Kotamadia Bengkulu? b. Apakah ada hambatan dalam pembukaan dan pembayaran L/C bagi importir dan eksportir di Kotamadia Bengkulu? c. Apakah ada penyimpangan yang terjadi dalam pembukaan L/C bagi eksportir dan importir di Kotamadia Bengkulu? 2. Penelitian tesis yang dilakukan oleh Dian Mandayani Ananda Nasution (NIM : /HK) dari Magister Humaniora dalam Program Studi Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara, dengan judul Analisis Hukum Terhadap Letter of Credit Syariah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah dengan permasalahan yang dibahas berupa : a. Bagaimanakah ketentuan L/C yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah? b. Apakah prinsip-prinsip L/C yang terkandung dalam UCP 600 dapat diterapkan pada L/C Syariah? c. Bagaimana penyelesaian sengketa yang terjadi dalam perjanjian L/C Syariah? Kedua tesis tersebut tidak di atas tidak membahas substansi permasalahan yang sama dengan permasalahan yang hendak dibahas dalam tesis ini, sehingga dapat dikatakan bahwa tesis ini adalah asli dari hasil tulisan penulis. Tesis ini disusun melalui referensi buku-buku dan informasi dari media cetak, maupun media

11 11 elektronik. Dengan demikian keaslian penulisan tesis ini dapat dipertanggung jawabkan, terutama secara ilmiah dan secara akademik. F. Kerangka Teori dan Konsep 1. Kerangka Teori Teori berasal dari kata theoria dalam bahasa latin yang berarti perenungan, yang berasal dari kata thea dalam bahasa Yunani yang secara hakiki berarti realitas. 20 Menurut William. J. Goode dan Paul K.Hatt, teori adalah hubungan antara dua variabel atau lebih, yang telah diuji kebenarannya.... relationships between facts, or...the ordering of them in some meaningful way 21 Pendapat ini sejalan dengan Sarantakos, yang memaparkan bahwa teori adalah suatu set/kumpulan/koleksi/gabungan proposisi yang secara logis terkait satu sama lain dan diuji serta disajikan secara sistematis. Menurutnya, teori dibangun dan dikembangkan melalui research dan dimaksudkan untuk menggambarkan dan menjelaskan suatu fenomena. 22 Perkembangan ilmu hukum, selain bergantung pada metodologi, aktifitas penelitian dan imajinasi sosial sangat ditentukan oleh teori. 23 Teori berfungsi untuk 20) H.R. Otje Salman dan Anthon F. Susanto, Teori Hukum (Mengingat, Mengumpulkan dan Membuka Kembali), (Bandung: Refika Aditama, 2004), hal ) Soerjono Soekanto, Ringkasan Metodologi Penelitian Hukum Empiris, (Jakarta: Indhill-co, 1990), hal ) John Rawls, A Theory of Justice Teori Keadilan, Diterjemahkan oleh: Uzair Fauzan dan Heru Prasetyo, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), hal ) Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Universitas Indonesia, 1986), hal. 6.

12 12 menjelaskan, menilai dan memprediksi. 24 Fungsi teori juga diungkapkan oleh J.J.J.M. Wuisman yakni untuk menerangkan atau menjelaskan mengapa gejala spesifik atau proses tertentu terjadi dan suatu teori harus diuji dengan menghadapkannya pada fakta-fakta yang dapat menunjukkan ketidakbenaran. 25 Kerangka teori merupakan kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, thesis si penulis mengenai sesuatu kasus ataupun permasalahannya (problem), yang bagi si pembaca menjadi bahan perbandingan, pegangan teoritis, yang mungkin ia setujui ataupun tidak disetujuinya. Ini merupakan masukan eksternal bagi si pembaca. 26 Penulisan karya ilmiah hukum, kerangka teoritis mempunyai 4 (empat) ciri, yaitu teori-teori hukum, asas-asas hukum, doktrin hukum dan ulasan pakar hukum berdasarkan pembidangan kekhususannya. Hal ini dapat dituangkan dalam penulisan kerangka teori. 27 Kerangka teori ini menyajikan cara-cara untuk bagaimana mengorganisasi hasil penelitian dan menghubungkannya dengan penelitian yang terdahulu. 28 Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teori pertanggung jawaban hukum (legal liability theory). Adapun unsur yang terkandung didalam teori pertanggung jawaban hukum yaitu : teori tanggung jawab, dan hukum itu sendiri. 24) Bernard Arief Sidharta, Refleksi Tentang Struktur Ilmu Hukum, (Bandung: Mandar Maju, 2000), hal ) J.J.J.M. Wuisman, Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Asas-Asas, (Jakarta: Universitas Indonesia, 1996), hal ) M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, (Jakarta: Sofmedia,2012), hal ) Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hal ) Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hal. 19.

13 13 Kata pertanggung jawaban berasal dari kata dasar tanggung jawab yang berarti keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Menanggung diartikan sebagai bersedia memikul (mengurus, memelihara), menjamin, menyatakan keadaan kesediaan untuk melaksanakan kewajiban. 29 Bentuk dasar dari kata tanggung jawab mendapat awalan per serta akhiran an sehingga menjadi pertanggung jawaban, artinya suatu perbuatan bertanggung jawab atau sesuatu perbuatan yang dipertanggungjawabkan. 30 Menurut Henry Campbell Black, bahwa terdapat dua istilah pertanggung jawaban, yaitu liability dan responsibility. Liability merupakan istilah hukum yang luas, yang mengandung makna : It has been referred to as of the most comprehensive significance, including almost every character of hazard or responsibility, absolute, contingent, or likely. It has been defined to mean: all character of debts and obligations. 31 Maksudnya liability bermakna komprehensif (luas dan lengkap), termasuk hampir setiap karakter resiko atau tanggung jawab, yang mutlak, yang bergantung atau yang mungkin terjadi. Liability ini didefinisikan untuk menunjuk pada semua karakter hak dan kewajiban. Sedangkan responsibility merupakan kewajiban untuk bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan, dan untuk memperbaiki atau membayar kerugian atas kerusakan yang mungkin telah dilakukan. 29) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hal ) Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), hal ) Ridwan H.R., Hukum Administrasi Negara, (Yogyakarta: UII Press, 2003), hal. 249.

14 14 The obligation to answer for an act done, and to repair or otherwise make restitution for any injury it may have caused 32 Antara kedua istilah ini, istilah liability yang sering dipakai dalam menunjuk pada pertanggung jawaban hukum yakni tanggung gugat akibat kesalahan yang dilakukan oleh subyek hukum, sedangkan istilah responsibility lebih menunjuk pada pertanggung jawaban politik. 33 Teori tanggung jawab hukum merupakan teori yang mengkaji dan menganalisis tentang kesediaan dari subjek hukum untuk memikul biaya atau kerugian atas kesalahannya maupun kealpaannya. 34 Menurut salah satu pakar tentang timbulnya teori pertanggungjawaban, Roscoe Pound berpendapat bahwa timbulnya pertanggungjawaban karena suatu kewajiban atas kerugian yang ditimbulkannya terhadap pihak lain. Lahirnya pertanggungjawaban tidak saja karena kerugian yang ditimbulkan oleh suatu tindakan, tetapi juga karena suatu kesalahan. 35 Idris Zainal berpendapat bahwa teori pertanggung jawaban adalah mengenai suatu kewajiban untuk menebus pembalasan dendam dari seseorang yang terhadapnya telah dilakukan suatu tindakan kerugian, baik orang tersebut sendiri maupun sesuatu di bawah kekuasaannya. 36 Konsep pertanggung jawaban hukum pada dasarnya terkait namun tidak identik dengan konsep kewajiban hukum. Seorang individu secara hukum diwajibkan 32) Ibid. 33) Ibid., hal ) Salim dan Erlis Septiana Nurbani, Penelitian Teori Hukum pada Penelitian Disertasi dan Tesis (Buku Kedua), (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hal ) Roscoe Pound, Pengantar Filsafat Hukum, Diterjemahkan dari edisi yang diperluas oleh Drs. Mohammad Radjab, (Jakarta: Bhratara Karya Aksara, 1982), hal ) Idris Zainal, Pandangan Falsafah Tentang Hukum Menurut Roscoe Pound, (Medan: Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 1983), hal. 31.

15 15 untuk berperilaku dengan cara tertentu, jika perilakunya sebaliknya merupakan syarat diberlakukan tindakan paksa. Individu yang dikenai sanksi dikatakan bertanggung jawab atau secara hukum bertanggung jawab atas pelanggaran. 37 Secara umum terdapat dua bentuk pertanggung jawaban hukum, yaitu pertanggung jawaban berdasarkan kesalahan (based on fault liability) dan pertanggung jawaban mutlak (absolute liability). 38 Yang dimaksud dengan kesalahan yaitu unsur yang bertentangan dengan hukum, tidak hanya bertentangan dengan undang-undang tetapi juga kepatutan dan kesusilaan dalam masyarakat. 39 Sedangkan absolute liability merupakan prinsip tanggung jawab yang tidak ada pengecualiannya. Menurut E. Suherman, dalam absolute liability tidak ada kemungkinan untuk membebaskan diri dari tanggung jawab, kecuali apabila kerugian yang timbul karena kesalahan pihak yang dirugikan sendiri. Tanggung jawab adalah mutlak. 40 Satu titik tolak dari pertanggung jawaban adalah pengembalian suatu barang tertentu, atau apa yang pada mulanya sama, sejumlah uang tertentu, yang dijanjikan sedemikian rupa namun tidak ditepati, maka tindakan itu akan membahayakan kepentingan umum. 41 Bertolak dari teori pertanggung jawaban hukum yang dipaparkan tersebut jika dihubungkan dengan penelitian mengenai L/C dapat dikatakan bahwa Letter of Credit 37) Hans Kelsen, Teori Hukum Murni, Dasar-dasar Ilmu Hukum Normatif, (Bandung: Nusa Media, 2008), hal ) Ibid., hal ) Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2006), hal ) E. Suherman, Masalah Tanggung Jawab Pada Chapter Pesawat Udara dan mbeberapa Masalah Lain Dalam Bidang Penerbangan (Kumpulan Karangan), (Bandung: Alumni, 1979), hal ) Idris Zainal, Op.Cit.,hal

16 16 merupakan sistem pembayaran yang paling aman dilakukan, apabila dikaji dari pihak eksportir dan importir. Hal ini dinilai paling aman, karena kedua belah pihak yang saling tidak mengenal baik, dapat melakukan transaksi perdagangan internasional dengan bantuan L/C yang diterbitkan oleh pihak bank yang dipayungi oleh UCPDC 600, sehingga dalam pelaksanaanya ketika salah satu pihak melakukan penyimpangan (discrepancies), tetap akan ada hukum dan undang-undang yang memayunginya, sehingga pertanggung jawaban hukum tentu akan ada dalam posisi seimbang bagi para pihak. Berdasarkan paparan di teori tersebut di atas dihubungkan dengan judul penelitian tesis ini tentang Tanggung Jawab Hukum Advising Bank Dalam Pembayaran Barang Dengan Menggunakan Letter of Credit, maka teori yang dipergunakan sebagai dasar adalah teori tanggung jawab hukum. Teori diatas merupakan bagian dari teori pertanggung jawaban hukum yang penting di dalam pelaksanaan L/C antara para pihak, yaitu importir dengan eksportir melalui bank sebagai perantaranya agar tercipta transaksi bisnis yang baik, melalui pemenuhan tanggung jawab dari masing-masing pihak dalam terlaksananya L/C itu sendiri. 2. Kerangka Konsep Konsep merupakan salah satu bagian yang penting dari teori. Konsepsi itu diterjemahkan sebagai suatu usaha yang membawa sesuatu yang abstrak menjadi suatu yang konkrit, yang disebut dengan operational definition ) Sutan Remy Sjahdeini, Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan yang Seimbang Bagi Para Pihak Dalam Perjanjian Kredit Bank di Indonesia, (Jakarta: Institut Bankir Indonesia, 1993), hal. 10.

17 17 Konsep memiliki peranan penting dalam penelitian, yakni untuk menghubungkan teori dan observasi, antara abstrak dan kenyataan. 43 Soerjono Soekanto berpendapat bahwa kerangka konsep pada hakekatnya merupakan suatu pengarah atau pedoman yang lebih konkrit dari kerangka teoritis yang seringkali bersifat abstrak, sehingga diperlukan definisi operasional yang menjadi pegangan konkrit dalam proses penelitian. 44 Berdasarkan paparan tersebut, maka perlu dikemukakan definisi secara operasional untuk menghindari adanya penafsiran yang berbeda dalam pelaksanaan penelitian ini. Definisi istilah atau konsepsi ini berfungsi sebagai penyederhanaan arti kata, dengan maksud agar para pembaca dapat segera memahami maksud dan keinginan penulis, serta memperlancar komunikasi antara penulis dan pembaca yang ingin mengetahui isi penelitian tersebut, maka perlu dikemukakan definisi operasionalnya. Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Tanggung jawab hukum, adalah kewajiban memikul pertanggung jawaban dan memikul kerugian yang diderita (bila dituntut), baik dalam hukum maupun dalam bidang administrasi. 45 b. Letter of Credit, adalah suatu surat yang dikeluarkan oleh Bank atas permintaan importir yang ditujukan kepada eksportir di luar negeri yang menjadi relasi 1983), hal ) Soerjono Soekanto, Op.Cit., hal ) Ibid. 45) N.E.Algra, dkk., Kamus Istilah Hukum Fockema Andreae Belanda, (Jakarta: Binacipta,

18 18 importir itu, yang memberi hak kepada eksportir itu untuk menarik wesel-wesel atas Bank bersangkutan untuk sejumlah uang yang disebutkan dalam surat itu. 46 c. Perdagangan internasional, adalah perdagangan yang dilaksanakan para pedagang antarnegara yang berbeda, mengakibatkan timbulnya valuta asing yang mempengaruhi neraca perdagangan negara yang bersangkutan. 47 d. Sales contract atau purchase order, adalah ikatan jual beli antara pembeli dan penjual. e. Konosemen atau Bill of Lading, adalah tanda bukti terima barang untuk dimuat atau tanda terima barang yang telah dimuat di dalam kapal laut, yang juga merupakan documents of title yang berarti sebagai bukti atas pemilikan barang, serta bukti dari adanya perjanjian pengangkutan barang-barang melalui laut. 48 Singkatnya, konosemen merupakan tanda bukti adanya perjanjian pengangkutan barang dengan pihak kedua. 49 Konosemen atau Bill of Lading merupakan instrumen yang sangat penting dalam LC. Adapun fungsinya sebagai berikut : 50 1) Sebagai bukti penerimaan muatan dari pengirim untuk diangkut ke pelabuhan tujuan yang tercantum dalam konosemen. 46) Amir M.S., Seluk Beluk Dan Teknik Perdagangan Luar Negeri, (Jakarta: Penerbit PPM, 2004), hal. 33. (selanjutnya disebut buku III). 47) O.P. Simorangkir, Kamus Perbankan, (Jakarta: Bina Aksara, 1985), hal ) Amir M.S., Teknik Perdagangan Luar Negeri, (Jakarta: Bhratara, 1975), hal. 53. (selanjutnya disebut buku IV). 49) Herman A.Carel Lawalata, Konosemen dan Forwarding Agency, (Jakarta: Aksara Baru, 1983), hal ) Soperiyo Adhibroto, Letter of Credit: Dalam Teori dan Praktek, (Semarang: Dahara Prize, 1992), hal. 22.

19 19 2) Sebagai kontrak pengangkutan laut antara ketiga pihak yaitu eksportir, perusahaan pelayaran, dan importir. 3) Sebagai kuitansi pembayaran ongkos angkut apabila ongkos dibayarkan di pelabuhan muat (freight prepaid) atau perjanjian pembayaran ongkos dibayar di pelabuhan tujuan (freight payable at destination). 4) Sebagai documents title, artinya pemegang bill of lading adalah pemilik barang yang disebutkan didalamnya. f. Faktur atau Invoice, adalah dokumen yang memuat perincian barang dan yang dimuat dan harganya yang nantinya total angka dalam faktur akan ditagihkan oleh pihak eksportir kepada importir. Faktur juga mencantumkan tanggal pengapalan, nomor container, nomor seal, nomor L/C, nama kapal dan tanggal keberangkatan kapal. 51 g. Daftar pengepakan (packing list), adalah dokumen yang menerangkan uraian dari barang-barang yang dipak, dibungkus/diikat dalam peti dan sebagainya dan biasanya diperlukan oleh pejabat-pejabat bea cukai untuk memudahkan pemeriksaan seketika dan pemeriksaan yang mendalam atas isi dari suatu pengepakan. 52 Berikut ini pihak-pihak yang terlibat dalam terlaksananya suatu L/C adalah: 53 h. Opener atau applicant, adalah importir yang meminta bantuan bank devisanya untuk membuka L/C guna keperluan penjual atau eksportir. 51) Budhi Wibowo dan Adi Kusrianto, Menembus Pasar Ekspor, Siapa Takut, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2010), hal ) Roselyne Hutabarat, Transaksi Ekspor Impor, (Jakarta: Erlangga, 1990), hal ) Amir M.S, Buku I, hal 3-4.

20 20 i. Opening Bank atau Issuing Bank, adalah bank devisa yang dimintai bantuannya oleh importir untuk membuka suatu L/C untuk keperluan eksportir. j. Advising Bank, adalah bank korespondensi atau bank penyampai amanat. Opening Bank membuka L/C untuk eksportir melalui bank lain di negara eksportir yang menjadi koresponden dari bank pembuka tersebut. Bank korespondensi ini berkewajiban untuk menyampaikan amanat yang terkandung dalam L/C kepada eksportir yang berhak. k. Beneficiary, adalah penerima L/C atau eksportir yang menerima pembukaan L/C dan diberi hak untuk menarik uang dari dana L/C yang tersedia itu. l. Negotiating Bank, adalah bank yang membayar dokumen ini. Di dalam L/C biasanya disebutkan bahwa penerima L/C boleh menguangkan (menegosiasikan) shipping document melalui bank mana saja yang asalkan memenuhi persyaratan L/C. Negotiating Bank tidak harus ada, karena Advising Bank bisa merangkap sebagai bank pembayar. G. Metode Penelitian Penelitian pada dasarnya merupakan suatu upaya pencarian. Penelitian merupakan terjemahan dari bahasa inggris yaitu research, yang berasal dari kata re (kembali) dan to search (mencari). Dengan kata lain berati mencari kembali. 54 Menurut Soerjono Soekanto, penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisa dan konstruksi yang dilakukan secari metodologis, 54) Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), hal

21 21 sistematis, dan konsisten. 55 Penelitian (research) sesuai dengan tujuannya dapat didefinisikan sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 56 Usaha inilah yang disebut metodologi penelitian. Metode penelitian yang dipergunakan dalam penyusunan tesis ini adalah sebagai berikut : 1. Jenis dan Sifat Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan di dalam penyusunan tesis ini menggunakan metode penelitian hukum normatif (yuridis normatif) atau disebut juga penelitian hukum kepustakaan dengan titik pertimbangan bahwa titik tolak penelitian analisis dilakukan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. 57 Berdasarkan fungsinya dibedakan atas 2 (dua) macam, yaitu : a. acuan umum yang berisi konsep-konsep, teori-teori, dan informasi-informasi lain yang bersifat umum, misalnya : buku, indeks, ensiklopedia, dan sebagainya. b. acuan khusus yang berisi hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan permasalahan penelitian yang diteliti, misalnya : jurnal, laporan penelitian, buletin, tesis, disertasi, brosur, dan sebagainya. 58 Pendekatan yuridis normatif yang dapat dilakukan yaitu mengumpulkan dan menelaah segala peraturan hukum yang berkaitan dengan L/C. 55) Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, (Jakarta: Sinar Grafika, 1996), hal ) Muslan Abdurrahman, Sosiologi dan Metode Penelitian Hukum, (Malang: UMM Press, 2009), hal ) Johny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, (Malang: Bayu Media Publishing, 2005), hal ) Bambang Sunggono, Op.Cit., hal

22 22 Penelitian ini bersifat preskriptif, apabila suatu penelitian ditujukan untuk mendapatkan saran-saran mengenai apa yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah tertentu, yang tujuannya adalah untuk menemukan fakta belaka (fact-finding). 59 Pendekatan dalam penelitian ini dilakukan melalui pendekatan perundangundangan (statue approach), dilakukan dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang ditangani Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) yang berfungsi untuk mendapatkan konsep, teori atau doktrin, pendapat, serta berbagai pemikiran yang berhubungan dengan objek yang diteliti. Adapun data sekunder (secondary data) dalam penelitian ini memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut: a. Pada umumnya data sekunder dalam keadaan siap terbuat dan dapat dipergunakan dengan segera, b. Baik bentuk maupun isi data sekunder, telah dibentuk dan diisi oleh penelitipeneliti terdahulu, sehingga peneliti kemudian tidak mempunyai pengawasan terhadap pengumpulan, pengolahan, analisa maupun konstruksi data, c. Tidak terbatas oleh waktu maupun tempat ) Soerjono Soekanto, Op.Cit., hal ) Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana, 2008), hal ) Soerjono Soekanto, Op.Cit., hal. 12.

23 23 Data sekunder di dalam penelitian ini terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. a. Bahan hukum primer. Terdiri dari Undang-Undang, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, Uniform Customs and Practice for Documentary Credit (UCP) International Chamber of Commerce (ICC) Publication Nomor 600, Peraturan Pemerintah, dan lain-lain. b. Bahan hukum sekunder. Terdiri dari buku-buku, referensi. c. Bahan hukum tersier. Terdiri dari kamus, majalah, internet. Pada prakteknya, metode pengumpulan data pada penelitian ini, dilakukan dengan 2 (dua) hal yaitu : 1. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan (library research) yaitu studi yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang diteliti. Informasi tersebut dapat diperoleh dengan membaca, mengumpulkan, mengkaji, serta mempelajari bahan kepustakaan tersebut. Studi kepustakaan ini dilakukan sebelum maupun selama melakukan penelitian. 2. Wawancara

24 24 Wawancara seringkali dianggap sebagai metode yang paling efektif dalam pengumpulan data di lapangan. 62 Wawancara yaitu dilakukan dengan tanya jawab secara langsung antara peneliti dengan narasumber untuk mendapatkan informasi. 63 Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan terhadap narasumber yaitu The Development Bank of Singapore (Bank DBS) Jakarta melalui bagian Institutional Banking Export Import Operations yang bertugas menangani segala aktivitas perdagangan luar negeri dengan menggunakan L/C. 3. Analisis Data Analisis berarti menguraikan. Maka, analisis dapat diartikan menguraikan hal yang akan diteliti ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil dan sederhana. 64 Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis kualitatif, yaitu data yang terkumpul tidak berupa angka-angka yang dapat dilakukan pengukuran, akan tetapi berdasarkan peraturan perundang-undangan, serta pandangan informan untuk menjawab permasalahan pada penelitian ini. Analisis kualitatif menghasilkan data yang dinyatakan oleh sasaran penelitian yang bersangkutan secara tertulis, lisan dan perilaku nyata ) Bambang Sunggono, Op.Cit., hal ) Peter Mahmud Marzuki, Op.Cit., hal ) C.F.G. Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum di Indonesia Pada Akhir Abad ke-20, (Bandung: Alumni, 2006), hal ) Sri Mamudji, Metode Penelitian dan Penulisan Hukum, (Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005), hal. 67.

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting bagi perkembangan ekonomi Indonesia. bagi masing-masing pihak yaitu pihak penjual diwajibkan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting bagi perkembangan ekonomi Indonesia. bagi masing-masing pihak yaitu pihak penjual diwajibkan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdagangan antar negara atau pedagangan luar negeri merupakan salah satu kegiatan yang penting sebagai bagian dari perdagangan internasional. Kegiatan ini juga merupakan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdurrahman, Muslan, 2009, Sosiologi dan Metode Penelitian Hukum, Malang: UMM Press.

DAFTAR PUSTAKA. Abdurrahman, Muslan, 2009, Sosiologi dan Metode Penelitian Hukum, Malang: UMM Press. 100 DAFTAR PUSTAKA I. Buku Abdurrahman, Muslan, 2009, Sosiologi dan Metode Penelitian Hukum, Malang: UMM Press. Adhibroto, Soperiyo, 1992, Letter of Credit: Dalam Teori dan Praktek, Semarang: Dahara Prize.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pesatnya perkembangan dalam bidang usaha pada zaman modern

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pesatnya perkembangan dalam bidang usaha pada zaman modern BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan dalam bidang usaha pada zaman modern sekarang ini, menyebabkan orang-orang serta para pengusaha menginginkan segala sesuatunya bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. barang antar pengusaha yang masing masing bertempat tinggal di negara negara

BAB I PENDAHULUAN. barang antar pengusaha yang masing masing bertempat tinggal di negara negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transaksi perdagangan luar negeri merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam suatu perdagangan yang lazim dikenal dengan perdagangan ekspor impor. Perdagangan ini merupakan

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah 9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia, bidang transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda kehidupan perekonomian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pendapatan negara (export earnings) yang merupakan salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. dan pendapatan negara (export earnings) yang merupakan salah satu sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan ekspor sangat penting bagi Indonesia karena menghasilkan devisa dan pendapatan negara (export earnings) yang merupakan salah satu sumber pembiayaan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu perdagangan yang lazim dikenal dengan perdagangan ekspor-impor.

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu perdagangan yang lazim dikenal dengan perdagangan ekspor-impor. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transaksi perdagangan luar negeri merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam suatu perdagangan yang lazim dikenal dengan perdagangan ekspor-impor. Perdagangan ini merupakan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

BAB III SISTEM PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL BAB III SISTEM PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL Tujuan Instruksional Khusus: Setelah menyelesaikan perkuliahan dengan Pokok Bahasan Sistem Pembayaran Perdagangan Internasional, mahasiswa akan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga barang dan jasa yang diproduksi pun berbeda. Untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. sehingga barang dan jasa yang diproduksi pun berbeda. Untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan perdagangan tidak pernah terlepas dari kehidupan masyarakat, terutama dalam pemenuhan akan barang dan jasa. Namun tidak semua barang dan jasa yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membeli dan menjual (perdagangan) barang antara pengusaha yang bertempat di

BAB I PENDAHULUAN. membeli dan menjual (perdagangan) barang antara pengusaha yang bertempat di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Transaksi perdagangan luar negeri yang lebih dikenal dengan eksporimpor pada hakikatnya adalah suatu transaksi yang sederhana dan tidak lebih dari membeli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, (Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2006), hal. 41.

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, (Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2006), hal. 41. 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Lembaga perbankan di dalam kehidupan dunia modern merupakan suatu lembaga yang sulit untuk dihindari, karena lembaga ini memiliki fungsi yang diarahkan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana dengan pihak-pihak yang kekurangan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana dengan pihak-pihak yang kekurangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank Pembangunan Daerah dengan fungsinya meningkatkan pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah, sebagai perantara pihakpihak yang memiliki kelebihan

Lebih terperinci

TATA CARA PEMBAYARAN TRANSAKSI DALAM KONTRAK

TATA CARA PEMBAYARAN TRANSAKSI DALAM KONTRAK TATA CARA PEMBAYARAN TRANSAKSI DALAM KONTRAK I. PENDAHULUAN Pada umumnya dalam kontrak-kontrak bisnis selalu terdapat klausula tentang tata cara pembayaran. Pembayaran (penyerahan sejumlah uang) merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENULISAN

BAB 3 METODE PENULISAN 49 BAB 3 METODE PENULISAN Dalam penulisan skripsi mengenai Documentary Credit ini diperlukan suatu metode penelitian untuk memberi batasan dan memperjelas penulisan. Metode penelitian akan menentukan jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatunya bersifat praktis dan aman, khususnya dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatunya bersifat praktis dan aman, khususnya dalam bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya perkembangan dalam bidang usaha pada zaman modern sekarang ini, menyebabkan orang-orang serta para pengusaha menginginkan segala sesuatunya bersifat praktis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas bisnis merupakan fenomena yang sangat kompleks karena mencakup berbagai bidang baik hukum, ekonomi, dan politik. Salah satu kegiatan usaha yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. internasional negara-negara di dunia, khususnya yang didasarkan pada kepentingankepentingan

I. PENDAHULUAN. internasional negara-negara di dunia, khususnya yang didasarkan pada kepentingankepentingan I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Interdependensi telah menjadi ciri dari pola perkembangan dunia modern dalam hubungan internasional negara-negara di dunia, khususnya yang didasarkan pada kepentingankepentingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank menurut pengertian umum dapat diartikan sebagai tempat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bank menurut pengertian umum dapat diartikan sebagai tempat untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank menurut pengertian umum dapat diartikan sebagai tempat untuk menyimpan dan meminjam uang. Namun, pada masa sekarang pengertian bank telah berkembang sedemikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jasa pengiriman paket dewasa ini sudah menjadi salah satu kebutuhan hidup. Jasa pengiriman paket dibutuhkan oleh perusahaan, distributor, toko, para wiraswastawan,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2004.

DAFTAR PUSTAKA. Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2004. DAFTAR PUSTAKA BUKU Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2004. -----------------------------, Hukum Dagang tentang Surat-Surat Berharga, Citra Aditya Bakti, Bandung,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut juga berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut juga berpengaruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi telah mendorong berbagai perubahan pada setiap aspek kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut juga berpengaruh terhadap meningkatnya perdagangan barang

Lebih terperinci

Kekhususan Jual Beli Perusahaan

Kekhususan Jual Beli Perusahaan JUAL BELI DAGANG Suatu perjanjian jual beli sebagai perbuatan perusahaan yakni perbuatan pedagang / pengusaha lainnya yang berdasarkan jabatannya melakukan perjanjian jual beli Kekhususan Jual Beli Perusahaan

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB HUKUM ADVISING BANK DALAM PEMBAYARAN BARANG DENGAN MENGGUNAKAN LETTER OF CREDIT

TANGGUNG JAWAB HUKUM ADVISING BANK DALAM PEMBAYARAN BARANG DENGAN MENGGUNAKAN LETTER OF CREDIT SRI MAYA SARI 1 TANGGUNG JAWAB HUKUM ADVISING BANK DALAM PEMBAYARAN BARANG DENGAN MENGGUNAKAN LETTER OF CREDIT (Studi Pada The Development Bank of Singapore (Bank DBS) Jakarta) SRI MAYA SARI ABSTRACT Letter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang memiliki persaingan usaha yang sangat ketat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang memiliki persaingan usaha yang sangat ketat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia usaha yang memiliki persaingan usaha yang sangat ketat menuntut para pelaku ekonomi untuk mempertahankan usahanya. Pelaku usaha yang mengikuti trend

Lebih terperinci

Materi Minggu 7. Prosedur Dasar Pembayaran Internasional

Materi Minggu 7. Prosedur Dasar Pembayaran Internasional E k o n o m i I n t e r n a s i o n a l 49 Materi Minggu 7 Prosedur Dasar Pembayaran Internasional Cara-cara melakukan penyelesaian akhir hutang piutang antar negara, yaitu tidak lain adalah apa yang kita

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abbas Salim, 1985, Dasar-Dasar Asuransi (Principle Of Insurance) Edisi Kedua, Tarsito, Bandung.

DAFTAR PUSTAKA. Abbas Salim, 1985, Dasar-Dasar Asuransi (Principle Of Insurance) Edisi Kedua, Tarsito, Bandung. DAFTAR PUSTAKA A. Buku: Abbas Salim, 1985, Dasar-Dasar Asuransi (Principle Of Insurance) Edisi Kedua, Tarsito, -------------, 2005, Asuransi dan Manajemen Risiko, Raja Grafindo Persada, Abdul Halim Barkatullah,

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah 5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, pengangkutan memegang peranan yang sangat penting. Demikian juga halnya dalam peranan yang mutlak, bahkan pengakutan memegang peranan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MAS ALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MAS ALAH BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MAS ALAH Pengangkutan atau lebih dikenal dengan istilah transportasi di masa yang segalanya dituntut serba cepat seperti sekarang ini memiliki peran yang sangat besar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, perkembangan aktivitas bisnis merupakan fenomena yang sangat kompleks karena mencakup berbagai bidang baik hukum, ekonomi, dan politik. Dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Ekspor Impor Transaksi Ekspor - Impor adalah transaksi perdagangan internasional (International Trade) yang sederhana dan tidak lebih dari membeli dan menjual barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan mati, jadi wajar apapun yang terjadi di masa depan hanya dapat direka reka. itu tidak dapat diperkirakan kapan terjadinya.

BAB I PENDAHULUAN. akan mati, jadi wajar apapun yang terjadi di masa depan hanya dapat direka reka. itu tidak dapat diperkirakan kapan terjadinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan ini tak ada seorangpun yang dapat memprediksi atau meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang dengan baik dan sempurna. Meskipun telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia tidak dapat di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia tidak dapat di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia tidak dapat di pisahkan dari pertumbuhan dan perkembangan para pelaku ekonomi yang secara terus menerus dari waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank, sedangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting dalam masyarakat. Oleh karena itu hampir setiap orang pasti mengetahui mengenai peranan bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perdagangan internasional kegiatan beli disebut impor dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perdagangan internasional kegiatan beli disebut impor dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perdagangan internasional kegiatan beli disebut impor dan kegiatan jual disebut ekspor, sehingga ekspor-impor merupakan perjanjian jual-beli juga. Transaksi

Lebih terperinci

Fendhi Harsinto Aji NIM : C

Fendhi Harsinto Aji NIM : C TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN PENYELESAIAN KETERLAMBATAN PEMBAYARAN LETTER OF CREDIT DALAM TRANSAKSI EKSPOR FURNITURE (Studi Kasus di CV. Karunia Cipta Persada Surakarta) S K R I P S I Disusun dan Diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggali, mengelola dan merumuskan bahan-bahan hukum dalam menjawab

BAB III METODE PENELITIAN. menggali, mengelola dan merumuskan bahan-bahan hukum dalam menjawab BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode dalam sebuah penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan disiplin ilmu pengetahuan, khususnya Ilmu hukum yang berusaha mengungkapkan

Lebih terperinci

Berbagai Dokumen Penting Ekspor. Pertemuan ke-6

Berbagai Dokumen Penting Ekspor. Pertemuan ke-6 Berbagai Dokumen Penting Ekspor Pertemuan ke-6 BERBAGAI DOKUMEN EKSPOR 1. Invoice 2. Sales Contract 3. PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang ) 4. Full Set on Board Ocean Bill of Lading / Airway bill 5. Packing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan berkaitan dengan istri atau suami maupun anak-anak yang masih memiliki

BAB I PENDAHULUAN. akan berkaitan dengan istri atau suami maupun anak-anak yang masih memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia penuh dengan ketidakpastian. Ketidakpastian tersebut biasanya berhubungan dengan takdir dan nasib manusia itu sendiri yang telah ditentukan oleh Tuhan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu menunjukkan arah untuk menyatukan ekonomi global, regional ataupun lokal, 1 serta dampak terhadap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. lazim digunakan untuk meneliti ketentuan-ketentuan hukum positif sebagaimana

III. METODE PENELITIAN. lazim digunakan untuk meneliti ketentuan-ketentuan hukum positif sebagaimana III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif. Penelitian hukum normatif lazim digunakan untuk meneliti ketentuan-ketentuan hukum positif sebagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif atau memiliki persamaan dengan penelitian doktrinal (doctrinal research).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian yang pesat telah menghasilkan berbagai jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan dikonsumsi. Barang dan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan pada khususnya mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan pada khususnya mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, dimana dunia memasuki era gobalisasi, sektor ekonomi dan perdagangan pada khususnya mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Dalam dunia perdagangan soal

Lebih terperinci

E UNIVERSITAS SEBELAS MARET

E UNIVERSITAS SEBELAS MARET Perlindungan hukum terhadap bank atas penerbitan letter of credit (L/C) fiktif Fifidiana E.0001140 UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perdagangan sudah lama dikenal di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan. Perbankan, dalam pasal 1 angka 2 dinyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan. Perbankan, dalam pasal 1 angka 2 dinyatakan bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam kemajuan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai

Lebih terperinci

Proses dan Prosedur Impor. Pertemuan ke-9

Proses dan Prosedur Impor. Pertemuan ke-9 Proses dan Prosedur Impor Pertemuan ke-9 1. Tahapan impor 2. Bagan proses permohonan perizinan impor via on-line dan secara manual 3. Proses Importasi 4. Prosedur Impor DEFINISI IMPORTIR Badan usaha

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, dinyatakan bahwa Indonesia merupakan negara hukum (rechtsstaat) yang bersumber pada Pancasila dan bukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemudian diiringi juga dengan penyediaan produk-produk inovatif serta. pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kemudian diiringi juga dengan penyediaan produk-produk inovatif serta. pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan usaha di sektor jasa keuangan pada saat sekarang ini sedang mengalami perkembangan dan kemajuan, hal itu dapat terlihat dari besarnya antusias masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh terhadap semakin banyaknya kebutuhan masyarakat akan barang/ jasa tertentu yang diikuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, kesinambungan dan. peningkatan pelaksanaan pembangunan nasional yang berasaskan

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, kesinambungan dan. peningkatan pelaksanaan pembangunan nasional yang berasaskan BAB I PENDAHULUAN V. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, kesinambungan dan peningkatan pelaksanaan pembangunan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan-hubungan dagang yang bersifat lintas batas dapat mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan-hubungan dagang yang bersifat lintas batas dapat mencakup 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hukum perdagangan internasional adalah bidang hukum yang berkembang cepat. Ruang lingkup bidang hukum ini pun cukup luas. Hubungan-hubungan dagang yang bersifat

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N. pihak yang mengadakan perjanjian pengangkutan laut ini. Tetapi karena

BAB I P E N D A H U L U A N. pihak yang mengadakan perjanjian pengangkutan laut ini. Tetapi karena BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Mengikuti perkembangan dari perekonomian yang moderen, adanya pengangkutan merupakan salah satu sarana yang cukup penting dalam menunjang pembangunan ekonomi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum perlindungan konsumen selalu berhubungan dan berinteraksi dengan berbagai bidang dan cabang hukum lain, karena pada tiap bidang dan cabang hukum itu senantiasa

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek. marketing. Adapun fungsi bidang ekspor ini adalah melakukan pengurusan

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek. marketing. Adapun fungsi bidang ekspor ini adalah melakukan pengurusan BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Bidang pelaksanaan kuliah kerja praktek, penulis lakukan di PT. Alenatex Bandung. Disana penulis ditempatkan pada bidang ekspor, dibawah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan para pelanggannya (customer) melakukan transaksi perbankan

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan para pelanggannya (customer) melakukan transaksi perbankan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman telah menuntut berbagai jenis bidang usaha untuk memudahkan para pelanggannya (customer) melakukan transaksi perbankan dalam rangka mendukung efisiensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Masalah Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam pendekatan, yaitu pendekatan yuridis normatif. Penelitian hukum normatif adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang sangat pesat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang sangat pesat. Banyaknya produk barang dan/atau jasa yang ditawarkan para pelaku usaha kepada masyarakat sama-sama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian hukum normatif empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan ketentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup untuk masyarakat dan dirinya dalam menampakkan jati diri.

BAB I PENDAHULUAN. hidup untuk masyarakat dan dirinya dalam menampakkan jati diri. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perumahan merupakan kebutuhan utama atau primer yang harus dipenuhi oleh manusia. Perumahan tidak hanya dapat dilihat sebagai sarana kebutuhan hidup, tetapi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini berisi tinjauan terhadap kepustakaan yang ada, sepanjang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini berisi tinjauan terhadap kepustakaan yang ada, sepanjang yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tinjauan terhadap kepustakaan yang ada, sepanjang yang berkaitan dengan usaha untuk menjawab rumusan masalah Penelitian Hukum ini. Uraian akan menyangkut hakikat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. roda perekonomian dirasakan semakin meningkat. Di satu sisi ada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. roda perekonomian dirasakan semakin meningkat. Di satu sisi ada masyarakat 9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari keperluan akan dana guna menggerakkan roda perekonomian dirasakan semakin meningkat. Di satu sisi ada masyarakat yang kelebihan dana, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu pakar ekonomi dari Inggris, David Ricardo, menyatakan dalam teori

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu pakar ekonomi dari Inggris, David Ricardo, menyatakan dalam teori 5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu pakar ekonomi dari Inggris, David Ricardo, menyatakan dalam teori keunggulan komparatif bahwa perdagangan luar negeri dapat terjadi apabila masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang bermacam-macam. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia harus berusaha dengan cara bekerja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya setiap orang berhak mendapatkan perlindungan dari hukum. Hampir seluruh hubungan hukum harus mendapat perlindungan dari hukum. Oleh karena itu terdapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hal. 2. diakses 06 September Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN.  hal. 2. diakses 06 September Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia dalam era globalisasi ini semakin menuntut tiap negara untuk meningkatkan kualitas keadaan politik, ekonomi, sosial dan budaya mereka agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang meliputi berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang meliputi berbagai aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang meliputi berbagai aspek dalam kehidupan di dalam masyarakat. Pembangunan ekonomi sebagai bagian dari pembangunan

Lebih terperinci

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 Website :

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 Website : IMPLEMENTASI ASAS KONSENSUAL PADA PERJANJIAN PENGANGKUTAN BARANG MELALUI LAUT DALAM KEGIATAN EKSPOR IMPOR OLEH PT DHL GLOBAL FORWARDING INDONESIA Riska Andita*, Siti Mahmudah, Sartika Nanda Lestari Program

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN EKSPOR IMPOR

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN EKSPOR IMPOR STANDAR KOMPETENSI LULUSAN EKSPOR IMPOR DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN PELATIHAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2011 A. Latar Belakang.

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Buku. Hernoko, Yudha, Agus, Hukum Perjanjian Asas Proporsionallitas Dalam Kontrak Komersil, Kencana, Jakarta, 2010.

DAFTAR PUSTAKA. Buku. Hernoko, Yudha, Agus, Hukum Perjanjian Asas Proporsionallitas Dalam Kontrak Komersil, Kencana, Jakarta, 2010. DAFTAR PUSTAKA Buku Abdurrahman, Aneka Masalah Hukum dalam pembangunan di Indonesia, Tarsito, Bandung, 1979 Adolf, Huala, Hukum Perdagangan Internasional, PT Raja Grafindo, Jakarta, 2006. Adjie Habib,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. normatif empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan ketentuan

BAB III METODE PENELITIAN. normatif empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan ketentuan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif empiris. Penelitian hukum normatif empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan ketentuan hukum normatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir merupakan refleksi minat masyarakat terhadap ekonomi syariah

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir merupakan refleksi minat masyarakat terhadap ekonomi syariah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perbankan syariah yang tumbuh cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir merupakan refleksi minat masyarakat terhadap ekonomi syariah semakin besar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. exchange of goods and services between nations dan selanjutnya as

BAB I PENDAHULUAN. exchange of goods and services between nations dan selanjutnya as BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perdagangan Internasional menurut Sumantoro adalah: the exchange of goods and services between nations dan selanjutnya as used, it generally refers to the total

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing lagi di masyarakat dan lembaga jaminan memiliki peran penting dalam rangka pembangunan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya. Dalam memenuhi segala kebutuhan hidup, akal dan pikiran. Ia memerlukan tangan ataupun bantuan dari pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya. Dalam memenuhi segala kebutuhan hidup, akal dan pikiran. Ia memerlukan tangan ataupun bantuan dari pihak lain. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang paling tinggi derajatnya dibandingkan dengan makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Hal ini dikarenakan manusia diberikan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abbas, Syahrizal, Mediasi Dalam Hukum Syariah, Hukum Adat, dan Hukum Nasional, Jakarta : Kencana, 2011.

DAFTAR PUSTAKA. Abbas, Syahrizal, Mediasi Dalam Hukum Syariah, Hukum Adat, dan Hukum Nasional, Jakarta : Kencana, 2011. DAFTAR PUSTAKA A. Buku-Buku Abbas, Syahrizal, Mediasi Dalam Hukum Syariah, Hukum Adat, dan Hukum Nasional, Jakarta : Kencana, 2011. Ali, Achmad, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan (Judicialprudence),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbuat semaksimal mungkin dan mengerahkan semua kemampuannya untuk

BAB I PENDAHULUAN. berbuat semaksimal mungkin dan mengerahkan semua kemampuannya untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang populasi manusianya berkembang sangat pesat. Pertumbuhan jumlah penduduk yang meningkat tajam pada setiap tahun akan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank sebagai lembaga keuangan memiliki banyak kegiatan, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Bank sebagai lembaga keuangan memiliki banyak kegiatan, salah satunya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank sebagai lembaga keuangan memiliki banyak kegiatan, salah satunya adalah dengan menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/6/PBI/2003 TENTANG SURAT KREDIT BERDOKUMEN DALAM NEGERI GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/6/PBI/2003 TENTANG SURAT KREDIT BERDOKUMEN DALAM NEGERI GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/6/PBI/2003 TENTANG SURAT KREDIT BERDOKUMEN DALAM NEGERI GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memperlancar transaksi perdagangan dalam negeri perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 adalah badan usaha

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN TERHADAP BANK DALAM TRANSAKSI PERDAGANGAN DENGAN MENGGUNAKAN SARANA LETTER OF CREDIT / LC. Oleh : Sarah D.L.

PERLINDUNGAN TERHADAP BANK DALAM TRANSAKSI PERDAGANGAN DENGAN MENGGUNAKAN SARANA LETTER OF CREDIT / LC. Oleh : Sarah D.L. PERLINDUNGAN TERHADAP BANK DALAM TRANSAKSI PERDAGANGAN DENGAN MENGGUNAKAN SARANA LETTER OF CREDIT / LC Oleh : Sarah D.L. Roeroe 1 24 ABSTRAK Letter of Credit/LC adalah alat transaksi pembayaran antar bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dikatakan sangat vital karena sebagai suatu penunjang penting dalam maju

BAB I PENDAHULUAN. Dikatakan sangat vital karena sebagai suatu penunjang penting dalam maju BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengangkutan merupakan bidang yang sangat vital dalam kehidupan masyarakat. Dikatakan sangat vital karena sebagai suatu penunjang penting dalam maju mundurnya perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan kini telah menjadi hal yang kian penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan kini telah menjadi hal yang kian penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perbankan kini telah menjadi hal yang kian penting dalam kehidupan masyarakat, dalam setiap sendi-sendi kehidupan masyarakat kini tidak lagi terpisah dengan

Lebih terperinci

Pembayaran Transaksi Ekspor Impor. Pertemuan ke-13

Pembayaran Transaksi Ekspor Impor. Pertemuan ke-13 Pembayaran Transaksi Ekspor Impor Pertemuan ke-13 2 CARA-CARA PEMBAYARAN 1. Pembayaran dilakukan di muka, 2. Pembayaran dg sight letter of credit (Atas unjuk), 3. Pembayaran dilakukan dg wesel inkaso (Collection

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dengan secara tepat dan cepat menyalurkan dana tersebut pada

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dengan secara tepat dan cepat menyalurkan dana tersebut pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fungsi utama bank dalam suatu perekonomian adalah untuk memobilisasi dana masyarakat, dengan secara tepat dan cepat menyalurkan dana tersebut pada penggunaan atau investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperlancar roda pembangunan, dan sebagai dinamisator hukum

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperlancar roda pembangunan, dan sebagai dinamisator hukum 9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum dan pembangunan merupakan dua variabel yang selalu sering mempengaruhi antara satu sama lain. Hukum berfungsi sebagai stabilisator yang mempunyai peranan menciptakan

Lebih terperinci

Syarat Pembayaran dlm Jual Beli Perniagaan

Syarat Pembayaran dlm Jual Beli Perniagaan Syarat Pembayaran dlm Jual Beli Perniagaan Afifah Kusumadara, SH. LL.M. SJD. Unsur esensial perjanjian jual beli adalah adanya penyerahan hak milik atas suatu barang dan pembayarannya harus dengan uang.

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. berupa tambahan modal kerja (money), mesin (machine), bahan baku (material),

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. berupa tambahan modal kerja (money), mesin (machine), bahan baku (material), BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya zaman, kebutuhan manusia juga ikut berkembang. Salah satu contohnya adalah wirausahawan yang harus memiliki modal besar untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hukum agar sumber daya ekonomi, pemanfaatan dan kegiatannya dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. hukum agar sumber daya ekonomi, pemanfaatan dan kegiatannya dapat berjalan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi sebagai salah satu kegiatan sosial manusia juga perlu diatur oleh hukum agar sumber daya ekonomi, pemanfaatan dan kegiatannya dapat berjalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas yang tinggi, seperti berpindah dari satu tempat ke tempat lain

BAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas yang tinggi, seperti berpindah dari satu tempat ke tempat lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat pada era modern saat ini di dalam aktivitasnya dituntut untuk memiliki mobilitas yang tinggi, seperti berpindah dari satu tempat ke tempat lain dalam waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia pada umumnya sudah mengenal siapa itu konsumen. 2

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia pada umumnya sudah mengenal siapa itu konsumen. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia pada umumnya sudah mengenal siapa itu konsumen. 2 Konsumen sebagaimana yang dikenal dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dari bahasa asing,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. sistematika, dan pemikiran tertentu dengan jalan menganalisisnya. Metode

METODE PENELITIAN. sistematika, dan pemikiran tertentu dengan jalan menganalisisnya. Metode 32 III. METODE PENELITIAN Penelitian hukum merupakan hal yang ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu dengan jalan menganalisisnya. Metode penelitian hukum merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan dalam segala bidang selalu ditingkatkan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan dalam segala bidang selalu ditingkatkan dari waktu ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga pelaksanaan pembangunan dalam segala bidang selalu ditingkatkan dari waktu ke waktu. Pembangunan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RED CLAUSE L/C DALAM TRANSAKSI PERDAGANGAN INTERNASIONAL

BAB II TINJAUAN UMUM RED CLAUSE L/C DALAM TRANSAKSI PERDAGANGAN INTERNASIONAL 17 BAB II TINJAUAN UMUM RED CLAUSE L/C DALAM TRANSAKSI PERDAGANGAN INTERNASIONAL 2.1. Transaksi Perdagangan Internasional Produksi suatu Negara ada kalanya belum dapat dikonsumsi seluruhnya di dalam negeri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan

BAB II LANDASAN TEORI. miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan A. Ekspor BAB II LANDASAN TEORI 1. Pengertian Ekspor Ekspor merupakan upaya melakukan penjualan komoditi yang kita miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan pembayaran dalam valuta

Lebih terperinci

MEKANISME PEMBAYARAN MELALUI LETTER OF CREDIT (L/C) DALAM TTRANSAKSI PERDAGANGAN INTERNASIONAL PADA PT. SEMEN BOSOWA MAROS

MEKANISME PEMBAYARAN MELALUI LETTER OF CREDIT (L/C) DALAM TTRANSAKSI PERDAGANGAN INTERNASIONAL PADA PT. SEMEN BOSOWA MAROS MEKANISME PEMBAYARAN MELALUI LETTER OF CREDIT (L/C) DALAM TTRANSAKSI PERDAGANGAN INTERNASIONAL PADA PT. SEMEN BOSOWA MAROS Maryam Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIT Alamat;

Lebih terperinci

TINJAUAN YURIDIS TENTANG BENTUK PEMBAYARAN EKSPOR-IMPOR FURNITURE PADA CV.MUGIHARJO BOYOLALI

TINJAUAN YURIDIS TENTANG BENTUK PEMBAYARAN EKSPOR-IMPOR FURNITURE PADA CV.MUGIHARJO BOYOLALI TINJAUAN YURIDIS TENTANG BENTUK PEMBAYARAN EKSPOR-IMPOR FURNITURE PADA CV.MUGIHARJO BOYOLALI Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Hukum Jurusan

Lebih terperinci

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG SKRIPSI PELAKSANAAN PERJANJIAN BAKU DALAM PENERBITAN KARTU KREDIT DAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH PADA BANK BNI SYARIAH CABANG PADANG Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam menjalankan aktivitas bisnisnya tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam menjalankan aktivitas bisnisnya tidak dapat !1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam menjalankan aktivitas bisnisnya tidak dapat melakukan sendiri, tetapi harus dilakukan secara bersama atau dengan mendapat bantuan dari orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya di Indonesia. Untuk itu diperlukan dukungan dari

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya di Indonesia. Untuk itu diperlukan dukungan dari 8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Banyak perusahaan lokal dan internasional mencari berbagai kegiatan dalam rangka menanamkan modalnya

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Aset. Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Aset. Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Aset Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Aset Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri Tim Penyusun Ramlan Ginting Dudy Iskandar Gantiah Wuryandani Zulkarnain Sitompul

Lebih terperinci