!(E S EPAKATAN BERSAI'JIA KETUABADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUI3LII( Ii"IDONESIA DENGAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : C2lS/l-lll/6/2000

Transkripsi

1 !(E S EPAKATAN BERSAI'JIA KETUABADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUI3LII( Ii"IDONESIA DENGAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : C2lS/l-lll/6/2000 NOMOR : KEP J.A TENTANG : TINDAKAN HUKUM TERHADAP TEMUAN KASUS YAI'IG DIDUGA SEBAGAI TINDAK PIDANA KORUPSI. KOLUSI DAN NEPOTISME. Pada hari ini, Senin tanggal sembilan belas bulan Juni n-,asing-masing yang bertanda tangan di bawah ini : ti-rlit-rn dua ribu, kami 1. Satrio Budihardio Joedono Ketua Badan Perreriksa Keuangan Republik Indonesia, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, berkedudukan di Jakarta, Jalan Jenderal Gatot Subroto No. 31 Jakarta Pusat, untuk selanjutnya disebut Pihak Kesatu. 2. Marzuki Darusman, SH Jaksa Agung Republik lrrdoiresia, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kejaksaan Republik lrrdonesia berkedudukan di Jahafia, Jalan Sultan Hasanuddin Nomor 1, Kebayoran Baru, untuk selanjutnya diseburt Pihak Kedua; Para Pihak terlebih dahulu menerangkan : a. Bal-rwa guna mewujudkan slrpremasi hukum dalanr era refornrasi cli lndonesia saat ini, perlu ditindak lanjuti dengan tindakan yang tegas dan konkrit oleh badan nraupun aparat penegak hukum ;

2 t2, b. Bahwa sejalan dengan tuntutan masyarakat 1,ang mengharapkan segera terwujudnya pemerintahan yang bersih dan berwibawa, perlu ditingkatkan kegiatan pemeriksaan dan penyidikan terhadap temuan kasus-kasus yang diduga sebagai tindak pidana korupsi, kolusi dan nepotisme; c. Bahwa dalam kasus-kasus yang berindikasi Kortrpsi, Kolusi dan Nepotrsme yang sulit pembuktiannya Jaksa Agung adalah sebagai Koordinator Tim dalam penyelidikan dan penyidikan; d. Bahwa untuk memperlancar proses tindakan hukum terhadap teniuan kasus oleh Badan Pemeriksa l(euangan Republik Indonesia atau oleh Kejaksaan Republik lndonesia dipandang perlu untuk mengadakan kerjasamantara Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia dengan Kejaksaan Agung Republik lrrdonesia ; e. Bahwa kerjasama tersebut perlu ditetapkan dalam Kesepakrtan Bersama antara Pimpinan Badan Pemeriksa Keuangan Republik lndonesia dengan Jaksa Agung Reoublik lndonesia. Selanjutnva dengan mengingat : 1. Undang-undang Perbendaharaan Indcnesia (lndische Comptabiliteitswet (lcw) Stb.1925 No: 448); 2. Instructi en Verdere Bepalingen vocr de rtlgenrene Rekenkamer (lar) stb No: 320; 3. Undang-undang No. 5 tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan; 4. Undang-undang No: B tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana(LN Nomor:76 tahun 1981, T.L,N Nomor: 3209); 5. Undang-undang No: 5 tahun 1991 tentang Kejaksaan Republik Indonesia (L.N. tahun Nomor : 29, T.L.N Nomor : 3451); 6. Undang-undang No: 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (L.N. R.l nomort5 talrun 1991, T.L.N.R.l Nomor:3851); 7. Undang-undang No: 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, (L.N.R.l nomor 140 tahun 1999, T.L.N.R.l Nomor 3874)', B. Peraturan Pemerirrtah Rl No: 19 Tahun 2000 tentang Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (T.L.N. Nomor 3g4B); 9. SE Ketua BPK No: 04/HP/SE/lll/1995 tanggal 30 Maret 1995 perihal Standar Audit Pemeriirtahan (SAP); 10.KEPJA No: KEP-1 15lJ.A/10/1999 tanggal 20 Oktober 1999 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia;

3 3 Para pihak menerangkan bahwa berdasarkan hal tersebut di atas,. dengan ini membuat Kesepakatan Bersama tentang Tindakan Hukum Terhadap Temuan Kasus Yang Diduga Sebagai Tindak Pidana Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut. Yang dimaksu dengan : Pasal 1 KETENTUAN UMUM a. Pimpinan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BpK-Rl) adalah Dewan yang terdiri atas seorang Ketua merangkap Anggota, seorang Wakil Ketua merangkap Anggota dan 5 (lima) orang anggota. b. Jaksa Agung Republik Indonesiadalah Pimpinan dan Penanggung jawab tertinggi Kejaksaan Republik Indonesia yang mengendalikan pelaksanaan tugas dan wewenang Kejaksaan. c. Tindakan hukum adalah langkah-langkah penyelesaian suatu perkara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. d. Temuan Pemeriksaan adalah hasil temuan dari kegiatan pemeriksaan yang dilakukan BPK Rl terhadap perlanggungjawaban Keuangan Negara termasuk antara lain pelaksanean APBN, APBD serta Anggaran Perusahaan Milik Negara, yang pada hakekatnya adalah seluruh Kekayaan Negara yang berindikasi adanya dugaan tindak pidana Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, atau yang tidak berindikasi adanya dugaan Tindak Pidana Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, tetapi telah merugikan keuangan Negara. e. Dugaan tindak pidana Korupsi Kolusi dan Nepotisme adalah suatu keadaan atau suatu peristiwa yang patut diduga berdasarkan bukti permulaan adanya suatu perbuatan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme berdasarkan ketentuan Undang-Undang NO.28 tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisnre. f Bukti permulaan adanya Tindak Pidana Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ialah adanya salah satu alat bukti sebagaimana yang diatur dalam pasal 194 KUHAP g. Cukup bukti adanya Tindak Pidana Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ialah adanya dua alat bukti atau lebih sebagaimana yang diatur dalam pasal 184 KUHAp. h' Bantuan hltkum adalah kegiatan Kejaksaan untuk mewakili kepentingan negara cq. BPK Rl baik sebagai penggugat maupun tergugat di Pengadilan atau dalam proses negosiasi dengan pihak ketiga dalam rangka penyelamatan keuangan negara. i' Penyelenggara Negara adalah sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 butir (1) UU No. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

4 k. 4 Peftemuan Konsultasi adalah pertemuan antara Pimpinan BPK Rl dan Jaksa Agung Rl dan atau pertemuan antara Pelaksana BPK Rl dengan Staf Jaksa Agung Rl dalam rangka pelaksanaan Kesepakatan Bersama ini. Pendidikan dan Latihan adalah kegiatan untuk meningkatkan kualitas pengetahuan baik berupa teori dan praktek bagi para Jaksa maupun Pegawai BPK Rl guna mendukung tugastugas pemeriksaan oleh BPK Rl maupun tugas tugas penyelidikan, penyidikan dan penuntutan oleh Kejaksaan Republik Indonesia. Pasal 2 MAKSUD DAN TUJUAN (1) Maksud Kesepakatan Bersama adalah untuk mendukung optimalisasi pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing secara seimbang dan proporsional dalam mewujudkan penyelenggaraanegara yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme tanpa mengurangi tugas, fungsi dan wewenang masing-masing yang telah diatur dalam ketentuan perundang-undangan yang berlaku. (2) Tujuan Kesepakatan Bersama antara Pimpinan BPK Rl dan Jaksa Agung Republik lndonesia adalah : a. Tercapainya koordinasi dan kerjasama dalam melakukan tindakan hukum terhadap temuan pemeriksaan BPK Rl atas pengurusan dan pertanggungjawaban Keuangan Negara yang diduga terdapat sangkaan Tindak Pidana Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. b. Dapat dilakukannya tindakan hukum terhadap temuan-temuan BPK Rl atas pengurusan dan pengelolaan Keuangan Negara yang diduga terdapat sangkaan Tindak Pidana Korupsi, Kolusi dan Nepotisme atau yang merugikan Negara secara cepat, tepat dan tuntas dengan menggunakan instrumen Pidana dan atau Perdata. Pasal 3 RUANG LINGKUP a. Kegiatan Koordinasi dan kerjasama dalarn rangka memperlancar tindakan hukum terhadap temuan kasus yang diduga sebagai Tindak Pidana Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, baik yang berasal dari hasil pemeriksaan BPK Rl maupun yang diselidiki, disidik atau dilakukan penuntutan oleh Kejaksaan. b. Kegiatan Bantuan Hukum dan pertimbangan hukum Kejaksaan kepada BPK Rl. c. Kegiatan pendidikan dan pelatihan bersama.

5 5 Pasal 4 PERTEMUAN I(ONSULTASI (1)Apabila dalam suatu temuan pemeriksaan terdapat dugaan terjadinya Tindak Pidana Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, Pimpinan BPK Rl segera memberitahukan pada Kejaksaan Agung untuk melakukan pertemuan konsultasi yang bertujuan : a. Mendapatkan telaahan yuridis atas temuan Pemeriksaan BPK Rl tersebut diatas. b. Memberikan petunjuk guna melengkapi alafalat bukti yuridis dalam rangka menindak lanjuti temuan tersebut pada huruf (a). (2) Apabila dalam peftemuan konsultasi atas temuan pemeriksaan BPK Rl diperoleh kesimpulan : a. Tidak ditemukan petunjuk adanya bukti permulaan Tindak Pidana Korupsi, Kolusi dan Nepotisme maka temuan pemeriksaan sebagaimana dimaksud ayat 1 dikembalikan kepada BPK Rl untuk ditindak lanjuti berdasarkan ketentuan yang berlaku. b. Terdapat bukti permulaan adanya dugaan Tindak Pidana Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, maka pemeriksaan lanjutan dilakukan oleh pemeriksa BPK Rl dengan didampingi oleh Jaksa yang ditunjuk oleh Kejaksaan Agung Rl. Untuk yang didaerah pelaksanaannya dikoordinasikan dengan Kejaksaan Tinggi setempat c. Terdapat cukup bukti adanya Tindak Pidana Korupsi, Kolusi dan Nepotisme maka tanpa menunggu Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) lengkap dari BPK Rl, Pimpinan BPK Rl segera menyerahkan temuan pemeriksaan kepada Kejaksaan Agung Rl untuk ditindak lanjuti dengan tindakan hukum. (3) Apabila tidak ditemukan petunjuk adanya bukti permulaan Tindak Pidana Korupsi Kolusi dan Nepotisme sementara fakta menunjukan bahwa negara telah dirugikan, maka sesuai Pasal 32 Undang-undang No.31 Tahun 1999, pertemuan konsultasi dapat memutuskan untuk menyerahkan perkara tersebut kepada Jaksa Pengacara Negara. guna menyelesaikannya dengan mengajukan gugatan perdata. (4) Penentuan tempat, personil dan tata cara pertemuan konsultasi sebagaimana dimaksud ayat (1) akan dikoordinaasikan oleh Inspektur Pengawasan Khusus BPK Rl dan Sekretaris Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus.

6 6 Pasal 5 KONSULTASI HUKUM DAN ADVOKASI (1) Dalam hal BPK Rl melakukan pemeriksaan investigasi, atas permintaan.pimpinan BPK Rl, Kejaksaan Agung dapat memberikan konsultasi hukum untuk penyempurnaan pelaksanaan investigasi. (2) Dalam hal pelaksanaan penyelidikan, penyidikan dan penuntutan kasus baik yang berasal dari temuan dan atau bukan temuan BPK Rl, pihak Kejaksaan Agung Republik Indonesia dapat meminta bantuan BPK Rl dalam hal konsultasi audit dan keuangan, sistem akuntansi serta ahli dalam persidangan. (3) Dalam hal terjadi sengketa Perdatatau Tata Usaha Negara yang menyangkut BpK Rl dengan pihak lain baik BPK Rl sebagai penggugat ataupun tergugat, Kejaksaan Rl atas permintaan Pimpinan BPK Rl dapat memberikan bantuan hukum dan atau mewakili BPK Rl sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 6 LAPORAN DAN EVALUASI (1) Sebagai tindak lanjut penyelidikan, penyidikan dan penuntutan setelah penyerahan temuan dari Pimpinan BPK Rl sebagaimana dimaksud pasal 5 ayat (3), pihak Kejaksaan Agung memberitahukan secara tertu]is perkembangan atas pelaksanaan proses hukum yang sudah dilakukan untuk setiap kasus kepada Pimpinan BPK Rl sebulan sekali dengan tembusan kepada presiden. (2) Pemberitahuan Kejaksaan Agung Rl sebagaimana disebutkan dalam ayat (1) oleh Pimpinan BPK Rl dapat diberitahukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia sebagai perwujudan transparansi dibidang penegakan hukum dan peradilan. (3) Pelaksanaan Kesepakatan Bersama ini dapat dilakukan evaluasi bersama guna pengembangan dan penyempurnaan tugas masing_masing. Pasal 7 PENDIDIKAN DAN LATIHAN (1) Pendidikan dan latihan dilaksanakan untuk mendukung tugas-tugas pemeriksaan BPK Rl maupun tugas penyelidikan dan penyidikan Kejaksaan Agung RL

7 (2) Pendidikan dan latihan yang dapat dilaksanakan meliputi : a. Pendidikan dan latihan investigasi dan sosialisasi bidang-bidang hukum, baik Pidana, Perdata, Tata Usaha Negara dan Niaga bagi auditor BpK Rl dalam pelaksanaan tugas fungsional pemeriksaannya. b. Pendidikan dan latihan atas Auditing serta Sistem Akuntansi dan Keuangan bagi pihak Kejaksaan dalam pelaksanaan tugas fungsionalnya. 1a;Kesepakatan Bersama dalam hal pendidikan dan latihan dilaksanakan setelah diadakan pertemuan dan pengaturan lebih lanjut oleh pimpinan BpK Rl dan pimpinan Kejaksaan Rl. Pasal8 PEMBIAYAAN Biaya yang timbul dari pelaksanaan Kesepakatan ini dibebankan Anggaran Belanja masing-masing. (1) (2) Pasal 9 PENUTUP Kesepakatan Bersama ini berraku sejak tanggal penandatanganan. Hal-hal lain yang belum diatur dalam Kesepakatan Bersama ini akan diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan. /q* JAKSA AGUNG REpuBLTK TNDoNESTA PIMPINAN BPK REPUBLIK INDONESIA.MARZUKI DARUSMAN, SH