PENGARUH SOSIO EKONOMI DAN BUDAYA TERHADAP JUMLAH ANAK DI KECAMATAN SAMALANGA KABUPATEN BIREUEN INFLUENCE OF SOCIO-ECONOMIC AND CULTURE FACTORS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH SOSIO EKONOMI DAN BUDAYA TERHADAP JUMLAH ANAK DI KECAMATAN SAMALANGA KABUPATEN BIREUEN INFLUENCE OF SOCIO-ECONOMIC AND CULTURE FACTORS"

Transkripsi

1 PENGARUH SOSIO EKONOMI DAN BUDAYA TERHADAP JUMLAH ANAK DI KECAMATAN SAMALANGA KABUPATEN BIREUEN INFLUENCE OF SOCIO-ECONOMIC AND CULTURE FACTORS TOWARD NUMBER OF CHILDREN IN SAMALANGA DISTRIC, BIREUEN Ratna Dewi* Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Aceh ratnadewisa@yahoo.com Abstrak: Pada Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireuen jumlah kelahiran hidup 679 jiwa, pada tahun 2013 dengan jumlah anak 4 sampai 8 orang setiap keluarga. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor sosio ekonomi (pendapatan, pekerjaan, pendidikan) dan budaya terhadap jumlah anak. Jenis penelitian adalah penelitian observasional dengan pendekatan potong lintang. Populasi adalah keluarga yang istrinya berumur 45 tahun dan mempunyai anak bertempat tinggal di Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen yaitu sebanyak 3907 orang. Sampel pada penelitian ini 210 keluarga, dengan metode penarikan sampel two stage cluster sampling. Pengumpulan data dengan penyebaran angket menggunakan kuesioner, dianalisis dengan regresi logistik berganda pada α = 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan, 159 responden memiliki anak lebih dari 2, dipengaruhi pendapatan dan budaya, keluarga dengan pendapatan rendah kemungkinan mempunyai anak >2,2,396 kali lebih besar dari pada keluarga dengan pendapatan tinggi, keluarga dengan budaya negatif kemungkinan mempunyai anak >2,5,276 kali lebih besar, citacita dan keinginan mereka sebagai orang tua dapat terwujud. Pendidikan dan pekerjaan tidak berpengaruh terhadap jumlah anak. Disarankan kepada Bupati dan Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB Kabupaten Bireuen agar lebih meningkatkan program keluarga Berencana (KB). Kata Kunci : Jumlah anak, sosio ekonomi, Budaya Abstract: In Samalanga subdistrict, Bireuen District the number of live birth 679 in 2013 in the family with 4 8 children. The purpose of thisobservational studywith cross-sectional design was to find out the influence of socio economic factor (income, occupation, education) and cultural factors on the number of children. The population of this study was the 3907 families with the wives 45 years old and children living in Samalanga subdistrict, Bireuen District and 210 of them were selected to be the samples for this study through two stage cluster sampling technique. The data for this study were obtained through questionnaire distribution and were analyzed through multiple logistic regression tests at α=5%. The result of this study showed that 159 respondentshad more than 2 children. The number of children was influenced by income and culture. The family with low income has probability to have more than 2 children times bigger than the family with high income. The family with negative culture has probability to have more than 2 children times bigger than the family with positive culture. Negative culture is the family who considers that having many children is better, their ambitions and wants as parents can be materialized. Education and occupation did not have any influence on the number of children. The Head of District and Women Empowerment Board and Family Planning of Bireuen District should more improve the Family Planning Program. Keywords: Number of Children, Socio- Economic, Culture 140

2 141 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 9 No. 1, April 2016, PENDAHULUAN Usaha untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa, pemerintah telah dan sedang melakukan pembangunan di segala bidang, termasuk usaha untuk mengatasi masalah kependudukan. Berbagai masalah kependudukan tersebut meliputi antara lain pertumbuhan penduduk yang tinggi, penyebaran penduduk yang tidak merata, penduduk usia muda yang besar, dan kualitas sumber daya manusia yang masih relatif rendah. Untuk mengatasi salah satu masalah kependudukan tersebut, pemerintah sejak Pelita I telah melakukan usaha mendasar melalui program Keluarga Berencana (KB), yang sejak Pelita V berkembang menjadi gerakan KB Nasional. 2 Gerakan KB adalah gerakan masyarakat yang menghimpun dan mengajak segenap potensi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam melembagakan dan membudayakan Norma Keluarga Kecil yang Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Salah satu tujuan dari gerakan tersebut adalah menurunkan tingkat kelahiran dengan mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakat dan potensi yang ada sehingga dapat mengembangkan usahausaha untuk membantu meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak, memperpanjang harapan hidup, menurunkan tingkat kematian bayi dan anak balita serta memperkecil kematian ibu karena resiko kehamilan dan persalinan. 2 Implikasi kebijakan di masa mendatang diantaranya adalah perlunya pemerintah merevitalisasi program pengendalian penduduk. Program pengendalian penduduk melalui Keluarga Berencana (KB) sudah terbukti berhasil menghindarkan Indonesia dari ledakan penduduk yang tidak terkendali beberapa dasawarsa yang lalu. Namun, lemahnya komitmen pemerintah setelah era orde baru dalam hal pengendalian jumlah penduduk menyebabkan meningkatnya jumlah penduduk usia muda. Meskipun laju pertumbuhan penduduk secara nasional menurun, namun jumlah pasangan usia produktif selalu meningkat, sehingga jumlah kelahiran tetap tinggi. 1 Tingkat fertilitas merupakan salah satu faktor demografi yang paling menentukan di dalam penurunan tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia. Secara nasional tingkat fertilitas di Indonesia relatif masih cukup tinggi, variasi antar provinsi juga cukup besar.

3 Pengaruh Sosio Ekonomi Dan Budaya Terhadap Jumlah Anak Di Kecamatan 142 Dilihat dari pencapaian fertilitas dapat disimpulkan bahwa secara nasional tingkat fertilitas di Indonesia relatif masih cukup tinggi. Untuk mencapai target RPJM dengan tingkat fertilitas 2,2 anak per wanita atau untuk pencapaian Replacement Level (Net Reproduction Rate/NRR = 1 atau TFR= 2,1) pada tahun Menurut Profil Anak Indonesia 2012, sekitar satu diantara tiga penduduk Indonesia adalah anak. Ini terlihat dari proporsinya terhadap total penduduk Indonesia yaitu sekitar 33,9 persen adalah usia 0 17 tahun, dimana pada kelompok usia pra sekolah 0-6 tahun tercatat sebanyak 32,6 juta orang, usia pendidikan dasar yaitu 7-12 tahun tercatat sebanyak 27,3 juta orang, sedangkan pada kelompok pendidikan usia menengah tahun tercatat sebanyak 22,4 juta orang. Hal yang menarik untuk diamati adalah adanya peningkatan proporsi penduduk berumur 0 tahun dari 4,72 persen pada tahun 2000 menjadi 5,4 persen pada tahun Setiap keluarga umumnya mendambakan anak, karena anak adalah harapan atau cita-cita dari sebuah perkawinan. Berapa jumlah yang diinginkan, tergantung dari keluarga itu sendiri. Apakah satu, dua, tiga dan seterusnya, namun Pemerintah Republik Indonesia menganjurkan setiap keluarga mempunyai jumlah anak dua orang saja sudah cukup, demi mencapai kualitas keluarga yang sehat dan memiliki kesehatan reproduksi yang aman dimana pada saat merencanakan kehamilan yang harus dihindari antara lain empat T yaitu terlalu muda untuk hamil (< 20 tahun), terlalu tua untuk hamil (> 35 tahun), terlalu sering hamil (anak > 3 orang) dan terlalu dekat jarak kehamilannya (>2 tahun).5 Provinsi Aceh memiliki jumlah penduduk yaitu orang dimana jumlah laki-laki yaitu orang sedangkan perempuan berjumlah orang terdapat 20,4 persen atau orang diantaranya adalah anak anak berumur 0 14 tahun (Dinkes Aceh, 2011). Berdasarkan hasil SDKI (2012), angka fertilitas total di Aceh sebesar 2,8 jiwa, dengan persentase wanita umur tahun yang sedang hamil berjumlah 5,2, dan rata-rata anak yang dilahirkan hidup oleh wanita tahun adalah 3,8. Sementara itu berdasarkan Data dan Informasi Kesehatan Provinsi Aceh tahun 2012, untuk Kabupaten Bireuen

4 143 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 9 No. 1, April 2016, jumlah penduduk diketahui sebanyak jiwa. Dari Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen tahun 2013, diketahui angka kelahiran hidup sebanyak 7714 jiwa. Kabupaten Bireuen memiliki 18 kecamatan yang salah satunya adalah Kecamatan Samalanga. Setiap keluarga perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang memengaruhi jumlah anak. Dari aspek sosial, kesehatan, finansial hingga adat dan budaya. Dari sisi finansial, sebuah keluarga dapat mengukur kemampuan pendapatan yang dikomparasikan dengan rencana pendidikan serta biaya pemenuhan kebutuhan dan kesehatan bagi anak yang akan dilahirkan. Anak yang direncanakan hendaknya memiliki kualitas pendidikan dan kehidupan yang terjamin. Dari sisi sosial, jumlah anak dapat disesuaikan dengan kondisi sosial masyarakat, keluarga, dan berbagai faktor psikologis. Mulai dari keinginan pribadi, kemampuan membagi waktu untuk anak, hingga daya dukung lingkungan yang baik bagi tumbuh kembang anak. 3 Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan, diketahui bahwa Kecamatan Samalanga sebagai kecamatan dengan jumlah angka kelahiran terbanyak di Kabupaten Bireuen. Menurut hasil pencatatan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen, jumlah angka kelahiran hidup adalah 679 jiwa. Terdapat 3907 wanita 45 tahun dengan jumlah anak yang dimiliki setiap kepala keluarga adalah 4 sampai 8 orang anak. Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap 10 orang responden yang ada di Kecamatan Samalanga diperoleh hasil bahwa mata pencaharian masyarakat di Kecamatan Samalanga mayoritas (80%) adalah petani. Namun kebanyakan dari mereka adalah petani yang tidak memiliki lahan sendiri melainkan menyewa dari pemilik tanah, akibatnya dari segi pendapatan dapat dikatakan sangat rendah. Hal ini diketahui dari jawaban responden yaitu sebanyak 60% reponden yang menyatakan bahwa hasil pendapatan dari pekerjaan mereka tidak sepenuhnya dapat digunakan untuk kebutuhan keluarga, melainkan harus disisakan untuk membayar sewa tanah atau tambak yang mereka pakai. Selanjutnya terdapat 70% responden yang menyatakan bahwa anak bisa membantu mereka dan merawat mereka dihari tua, serta anak juga bisa membantu pekerjaan mereka, misalnya

5 Pengaruh Sosio Ekonomi Dan Budaya Terhadap Jumlah Anak Di Kecamatan 144 setelah anaknya pulang dari sekolah, sehingga menurut mereka, anak dapat membantu mengurangi beban keluarga dan dapat dijadikan sumber investasi dihari tua. Pada survei diketahui juga bahwa 80% responden menginginkan anak lebih dari dua. Fakta tersebut sekaligus membuktikan pula bahwa belum terlaksana dengan baik program Keluarga Berencana (KB) di Kecamatan Samalanga, karena 60% reponden menyatakan tidak mengikuti program KB dengan alasan tidak cocok dan tidak diizinkan suami, serta terdapat 50% responden yang menyatakan jika belum memiliki anak laki-laki ataupun anak perempuan keluarga terasa belum lengkap. Ketika ditanya pendapatnya apakah setuju jika banyak anak banyak rezeki, terdapat 50% responden yang menjawab setuju, karena menurut mereka ketika hanya memiliki 1 dan 2 anak saja, rezeki mereka tidak seperti sekarang, namun setelah memiliki 5 anak rezeki mereka lebih banyak dari sebelumnya. Dari segi budaya hampir seluruh responden yaitu sebanyak 90%, menyatakan keturunan teuku atau sayed harus tetap dilestarikan untuk menjadi ciri khas rakyat Aceh. Terdapat perbedaan pandangan di kalangan masyarakat karena pengaruh agama, yaitu agama Islam. Dimana pola pemikiran bahwa nasib keturunan anakanaknya akan dijamin Tuhan dan bersikap pasif terhadap takdir. Ungkapan yang berbunyi, "Langkah, rezeki, perteumuan, maut, berada di tangan Tuhan" Berdasarkan masih tingginya jumlah anak di Kecamatan Samalanga, dan beberapa faktor yang ikut mempengaruhinya, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut berkaitan dengan faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap jumlah anak di Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen tahun Tingginya jumlah anak pada setiap keluarga di Kecamatan Samalanga, yang berdampak pada pula tingginya jumlah penduduk di Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen, sehingga perlu untuk mencari faktor yang memengaruhinya. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian observasional dengan pendekatan potong lintang (cross sectional) dimana proses pengambilan data dilakukan dalam waktu bersamaan

6 145 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 9 No. 1, April 2016, antara variabel dependen dan variabel independen Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor sosio ekonomi (pendapatan, pekerjaan, pendidikan) dan budaya terhadap jumlah anak di Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen Tahun Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari Mei Populasi adalah keluarga yang istrinya berumur 45 tahun dan mempunyai anak yang bertempat tinggal di Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen yaitu sebanyak 3907 orang. Sampel adalah bagian dari jumlah dengan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang telah ditetapkan. 7 Tahapan penarikan sampel sebagai berikut : a) Tahap pertama untuk pemilihan kluster Probability Propotionate to Size (PPS). Pada tahap pertama ini dipilih sebanyak 30 kluster. b) Tahap kedua yaitu pemilihan sampel rumah tangga pada masing-masing kluster dilakukan dengan menerapkan sistem rumah terdekat, dipilih 7 rumah tangga untuk setiap kluster yang terpilih. Jadi jumlah sampel yang diambil sebanyak 30 x 7 = 210 Rumah Tangga. Pengolahan data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : 1) Analisa Univariat digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari masing-masing variabel. 2) Analisis Bivariat, Uji Statistik digunakan adalah chi square dengan tingkat kemaknaan (α) =0,05, 3) Analisis Multivariat, Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh seluruh variabel independen secara bersama-sama dengan variabel dependen dengan menggunakan uji regresi logistik ganda (multiple logistic regression) pada tingkat kemaknaan (α) = 0,05. HASIL Gerakan KB adalah gerakan masyarakat yang menghimpun dan mengajak segenap potensi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam melembagakan dan membudayakan Norma Keluarga Kecil yang Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Salah satu tujuan dari gerakan tersebut adalah menurunkan tingkat kelahiran dengan mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakat dan potensi yang ada sehingga dapat mengembangkan usahausaha untuk membantu meningkatkan

7 Pengaruh Sosio Ekonomi Dan Budaya Terhadap Jumlah Anak Di Kecamatan 146 kesejahteraan ibu dan anak, memperpanjang harapan hidup, menurunkan tingkat kematian bayi dan anak balita serta memperkecil kematian ibu karena resiko kehamilan dan persalinan. 2 Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen menggunakan uji Chi-square pada tingkat kemaknaan α = 0,05. Tabel 4.6 menjelaskan tentang hasil dari analisis bivariat. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dari 126 responden yang berpendidikan rendah sebanyak 81,0% memiliki jumlah anak banyak, dan yang berpendidikan tinggi memiliki anak banyak yaitu 67,9%. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara jumlah anak antara responden yang berpendidikan tinggi dengan responden yang berpendidikan rendah. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p = 0,030 yang artinya artinya bahwa ada pengaruh pendidikan istri terhadap jumlah anak dengan tingkat kemaknaan α = 5%. Variabel pendidikan suami diketahui bahwa dari 112 responden yang berpendidikan rendah sebanyak 79,5% memiliki jumlah anak banyak, dan hasil ini tidak berbeda jauh dengan responden yang berpendidikan tinggi yaitu sebanyak 71,4% yang juga memiliki anak banyak. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaaan yang bermakna jumlah anak antara responden yang berpendidikan tinggi dengan responden yang berpendidikan rendah. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p = 0,175, yang artinya bahwa tidak ada pengaruh pendidikan suami terhadap jumlah anak dengan tingkat kemaknaan α = 5%. Selanjutnya pada variabel pekerjaaan istri, diketahui bahwa dari 124 responden yang tidak bekerja sebanyak 83,9 % memiliki anak banyak, dibandingkan dengan istri yang bekerja yaitu 64,0%. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna jumlah anak antara responden yang tidak bekerja dengan responden bekerja. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p = 0,001, yang artinya bahwa ada pengaruh pekerjaan istri terhadap jumlah anak dengan tingkat kemaknaan α = 5%. Variabel pekerjaan suami dapat dijelaskan bahwa dari 196 suami yang berkerja, sebanyak 75,5% memiliki anak banyak, dan pada suami yang

8 147 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 9 No. 1, April 2016, tidak bekerja, diketahui yang memiliki anak banyak sebanyak 78,6%. Hal ini menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna jumlah anak antara responden yang tidak bekerja dengan responden yang bekerja. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p = 0,796, yang artinya bahwa tidak ada pengaruh pekerjaan suami terhadap jumlah anak dengan tingkat kemaknaan α = 5%. Variabel pendapatan, diketahui bahwa dari 126 orang responden yang memiliki pendapatan rendah, sebanyak 85,7% memiliki anak banyak, dibandingkan dengan yang memiliki pendapatan tinggi yaitu 60,7%. Hal ini menunjukan bahwa ada perbedaan yang bermakna jumlah anak antara responden yang memiliki pendapatan rendah dengan responden yang memiliki pendapatan tinggi. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p = 0,000, yang artinya bahwa ada pengaruh pendapatan terhadap jumlah anak dengan tingkat kemaknaan α = 5%. Kemudian pada variabel budaya, dapat dijelaskan bahwa dari 177 responden yang memiliki pandangan negatif tentang nilai anak, 82,5% diantaranya memiliki jumlah anak banyak dan pada responden yang memiliki pandangan positif tentang anak, yang memiliki jumlah anak banyak adalah 39,4%. Hal ini menunjukan bahwa ada perbedaan bermakna jumlah anak antara responden yang memiliki pandangan tentang nilai anak negatif dengan responden yang memiliki pandangan tentang nilai anak positif. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p = 0,000, yang artinya bahwa ada pengaruh budaya terhadap jumlah anak dengan tingkat kemaknaan α = 5%. Untuk lebih jelas, hasil analisis bivariat dapat dilihat pada Tabel berikut ini: Tabel 1. Pengaruh Variabel Independen (Faktor Sosio Ekonomi dan Budaya) terhadap Variabel Dependen (Jumlah Anak) Variabel Independen Faktor Sosio Ekonomi Jumlah Anak Total P χ 2 Banyak Sedikit f % f % f % Pendidikan Istri Tinggi , , Rendah

9 Pengaruh Sosio Ekonomi Dan Budaya Terhadap Jumlah Anak Di Kecamatan 148 Pendidikan Suami Tinggi Rendah Pekerjaan Istri Bekerja Tidak Bekerja Pekerjaan Suami Bekerja Tidak Bekerja Pendapatan Tinggi Rendah Faktor Budaya Positif Negatif Pengaruh Faktor Sosio Ekonomi terhadap Jumlah Anak Berdasarkan analisis bivariat, faktor sosio ekonomi yang memiliki pengaruh terhadap jumlah anak adalah pendidikan istri, pekerjaan istri, dan pendapatan. Namun berdasarkan hasil analisis multivariat diketahui faktor sosio ekonomi yang paling berpengaruh terhadap jumlah anak adalah pendapatan. Hasil menunjukkan bahwa keluarga yang memiliki pendapatan rendah kemungkinan memiliki jumlah anak banyak 2,396 kali lebih besar dibanding keluarga dengan yang pendapatan tinggi. Dapat dijelaskan mengapa variabel lain seperti pendidikan istri, pendidikan suami, pekerjaan istri dan pekerjaan suami tidak memiliki pengaruh terhadap jumlah anak. Pada hasil penelitian diketahui bahwa pada variabel pendidikan, baik itu pendidikan istri dan suami lebih banyak pada kategori rendah dan lebih banyak yang memiliki anak banyak ( 2). Menurut Muchtar dan Purnomo (2009), faktor pendidikan sangat erat kaitannya dengan sikap dan pandangan hidup suatu masyarakat. Pendidikan jelas mempengaruhi usia kawin, dengan sekolah maka wanita akan menunda perkawinannya, yang kemudian berdampak pada penundaan untuk memiliki anak. Pengaruh Budaya terhadap Jumlah Anak Berdasarkan hasil analisis bivariat ada pengaruh budaya terhadap jumlah anak dan berdasarkan hasil analisis multivariat keluarga yang memiliki

10 149 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 9 No. 1, April 2016, budaya negatif kemungkinan memiliki jumlah anak banyak 5,276 kali lebih besar dibanding keluarga dengan yang budayanya positif. Hal ini dapat dijelaskan karena adanya pandangan negatif masyarakat Kecamatan Samalanga yang mengganggap bahwa bahwa memiliki anak banyak, cita-cita dan keinginan mereka sebagai orang tua dapat terwujud. Hasil ini sejalan menurut teori Davis dan Blake (1974), bahwa faktorfaktor sosial, ekonomi dan budaya dapat berpengaruh terhadap fertilitas. Alasan orang tua memiliki anak adalah menghindar dari tekanan sosial budaya, seperti keluarga yang menuntut segera memiliki anak, agama dan kelompok etnis yang mendorong memiliki anak dalam jumlah banyak. Hal ini sejalan menurut Hasdy (1995), anak laki-laki dianggap dapat menjadi penerus keluarga terutama pada keluarga yang memiliki keturunan kebangsaan seperti teuku atau sayed yang harus tetap dilestarikan untuk menjadi ciri khas rakyat Aceh. Analisis Multivariat Analisis multivariat dilakukan untuk menganalisis pengaruh variabel independen yaitu sosio ekonomi (pendidikan istri, pendidikan suami, pekerjaan istri, pekerjaan suami, dan pendapatan) dan faktor budaya terhadap variabel dependen (jumlah anak) di Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen. Analisis multivariat menggunakan analisis regresi logistik berganda. Sebelum dilakukan analisis multivariat maka terlebih dahulu memilih variabel yang menjadi kandidat model multivariat. Variabel yang menjadi kandidat multivariat adalah variabel independen dengan nilai p<0,25 dalam analisis bivariat. Pada tabel 4.6 diketahui bahwa dari enam variabel, hanya terdapat lima variabel yang masuk menjadi kandidat model yaitu variabel pendidikan istri, pendidikan suami, pekerjaan istri, pendapatan dan budaya, sehingga variabel variabel tersebut dapat dilanjutkan ke uji multivariat. Tabel dibawah menjelaskan bahwa berdasarkan analisis multivariat diketahui bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap jumlah anak adalah variabel budaya, dengan nilai exp B = 5,276, hal ini berarti bahwa keluarga dengan budaya negatif kemungkinan mempunyai anak banyak 5,276 kali lebih besar dibandingkan

11 Pengaruh Sosio Ekonomi Dan Budaya Terhadap Jumlah Anak Di Kecamatan 150 keluarga yang mempunyai budaya positif. Untuk variabel pendapatan nilai exp B = 2,396, hal ini berarti bahwa budaya positif (nilai = 0), maka nilai probabilitas memiliki jumlah anak banyak adalah 27,4%. keluarga dengan pendapatan rendah kemungkinan mempunyai anak banyak 2,396 kali lebih besar dibandingkan keluarga yang mempunyai pendapatan tinggi. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat dibuat kesimpulan, sebagai berikut: Keluarga yang memiliki anak lebih dari dua di kecamatan Samalanga 75,7 %. Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Logistik Variabel B P Exp (B) 95% CI Lower Upper Pendapatan 0,874 0,021 2,396 1,141 5,035 Budaya 1,663 0,000 5,276 2,277 12,224 Constant -0,975 0,017 0,377 Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka persamaan regresinya dapat ditulis sebagai berikut: = ( ) 1 = 1 + 2,718 (, (, )( ), ( ) Dengan model persamaan regresi yang diperoleh, maka kita dapat suatu gambaran besar probabilitas jumlah anak yaitu jika wanita memiliki pendapatan rendah (nilai = 1), dan budaya negative (nilai = 1), maka nilai probabilitas memiliki jumlah anak banyak adalah sebesar 82,7% dan sebaliknya jika wanita memiliki pendapatan tinggi (nilai = 0), dan Pendidikan istri berada pada kategori rendah 60,0%, pendidikan suami berada pada kategori rendah 53,3%, pekerjaan isteri berada pada kategori yang tidak bekerja 59,0%, pekerjaan suami berada pada kategori bekerja 93,3, pendapatan keluarga berada pada katagori rendah 60,0%,dan untuk budaya yang memiliki pandangan negative 82,5%. Faktor sosio ekonomi yang memiliki pengaruh terhadap jumlah anak adalah pendapatan. Keluarga yang memiliki pendapatan rendah kemungkinan memiliki jumlah anak banyak 2,396 kali lebih besar dibanding keluarga dengan yang pendapatan tinggi. Faktor budaya memiliki pengaruh terhadap jumlah anak. Keluarga yang memiliki budaya negatif kemugkinan memiliki jumlah anak banyak 5,276 kali lebih besar dibanding keluarga dengan yang budayanya positif.

12 151 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 9 No. 1, April 2016, SARAN Diharapkan bagi Bupati dan Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB Kabupaten Bireuen serta Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen agar lebih meningkatkan program Keluarga Berencana (KB) terutama pada keluarga miskin sehingga dapat menurunkan jumlah anak dalam keluarga dan meningkatkan keterampilan masyarakat miskin untuk mengkitkan pendapatan. Diharapkan bagi pemerintah daerah agar lebih meningkatkan lapangan pekerjaan untuk mendukung pendapatan keluarga, sehingga diharapkan dengan jumlah anak yang banyak, sebuah keluarga tetap dapat memberikan kehidupan yang layak untuk anak-anaknya. Diharapkan kepada tokoh masyarakat di Kecamatan Samalanga, dapat merubah pandangan keluarga tentang nilai anak, yang selalu menggangap bahwa memiliki anak banyak, cita-cita dan keinginan mereka sebagai orang tua dapat terwujud. DAFTAR PUSTAKA 1. Badan Pusat Statistik (BPS), BKKBN, DEPKES RI, Macro Internasional, Indonesia Demographic and Health Survey 2012, Calverton, Maryland, USA: BPS dan Macro Internasional. 2. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), 1994, Informasi Gerakan KB Nasional, Sasaran Pembangunan Jangka Panjang I, Jakarta. 3. Davis, K., & Blake, J., 1974, Struktur Sosial dan Fertilitas (Social Structure and Fertility: an analytical framework), Lembaga Kependudukan UGM, Yogyakarta 4. Hasdy, 1995, Persepsi Tentang Etos Kerja Kaitannya dengan Nilai Budaya Masyarakat Provinsi Daerah Istimewa Aceh. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Provinsi Daerah Istimewa Aceh 5. Manuaba, I., G., Manuaba, I., A., C., Manuaba, I., B., G., F., 2009, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Edisi ke-2. Jakarta EGC 6. Muchtar, R., & Purnomo, E., 2009, Proximate Determinant Fertilitas di Indonesia, Puslitbang KB dan Kesehatan Reproduksi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, Jakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap keluarga umumnya mendambakan anak, karena anak adalah harapan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap keluarga umumnya mendambakan anak, karena anak adalah harapan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap keluarga umumnya mendambakan anak, karena anak adalah harapan atau cita-cita dari sebuah perkawinan. Berapa jumlah yang diinginkan, tergantung dari keluarga

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI 1. Alwin Tentrem Naluri 2. Ketut Prasetyo S1 Pendidikan Geografi, Fakultas

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG Anni Suciawati* *Fakultas Kesehatan Prodi Kebidanan Universitas Nasional Email Korespodensi:

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, USIA DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DESA TANGGAN GESI SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, USIA DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DESA TANGGAN GESI SRAGEN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, USIA DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DESA TANGGAN GESI SRAGEN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Asri Septyarum 201310104217 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI,

PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI, PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI, PENDUKUNG DAN PENDORONG TERHADAP PEMANFAATAN PENOLONG PERSALINAN OLEH IBU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUTAR KECAMATAN PAGARAN KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN 2010 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

TESIS. Oleh : CUT YUNIWATI /IKM

TESIS. Oleh : CUT YUNIWATI /IKM PENGARUH PERAN TENAGA KESEHATAN TERHADAP KESIAPAN WANITA MENOPAUSE DALAM MENGHADAPI KELUHAN MENOPAUSE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH PROVINSI ACEH TESIS Oleh : CUT YUNIWATI 097032146/IKM

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi analitik terhadap data dasar sekunder dari Survei Demografi dan Kesehatan (SDKI) tahun 2007. Desain penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

The Association between Social Functions and Quality of Life among Elderly in Denpasar

The Association between Social Functions and Quality of Life among Elderly in Denpasar Laporan hasil penelitian Hubungan antara Fungsi Sosial dengan Kualitas Hidup Lanjut Usia di Kota Denpasar Nandini Parahita Supraba 1,2, N.P Widarini 2,3, L. Seri Ani 2,4 1 Akademi Kebidanan Bina Husada

Lebih terperinci

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village Arief AR, Dewiarti AN, Sibero HT Medical Faculty of Lampung University Abstract The rate

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penduduk sebagai determinan pembangunan harus mendapat perhatian yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penduduk sebagai determinan pembangunan harus mendapat perhatian yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penduduk sebagai determinan pembangunan harus mendapat perhatian yang serius. Program pembangunan termasuk pembangunan dibidang kesehatan harus didasarkan pada dinamika

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS CIMANDALA KABUPATEN BOGOR

ANALISIS FAKTOR PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS CIMANDALA KABUPATEN BOGOR ANALISIS FAKTOR PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS CIMANDALA KABUPATEN BOGOR Sri Wahyuni 1 dan Yohana Wulan Rosaria 2 Program Studi Kebidanan Bogor, Jl. Dr. Semeru No.116Bogor - 16111 Email: joan_jack423@yahoo.com

Lebih terperinci

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kelahiran di Kabupaten Brebes dengan Pendekatan Regresi Logistik Biner

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kelahiran di Kabupaten Brebes dengan Pendekatan Regresi Logistik Biner Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi di Kabupaten Brebes dengan Pendekatan Regresi Logistik Biner Roni Guntara 1), Safa at Yulianto 2) 1,2 Akademi Statistika (AIS) Muhammadiyah Semarang roniguntara@gmail.com

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN MENJADI AKSEPTOR KB PRIA. Darwel, Popi Triningsih (Poltekkes Kemenkes Padang )

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN MENJADI AKSEPTOR KB PRIA. Darwel, Popi Triningsih (Poltekkes Kemenkes Padang ) PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN MENJADI AKSEPTOR KB PRIA Darwel, Popi Triningsih (Poltekkes Kemenkes Padang ) ABSTRACT This research was carried on in Nagari Koto Gaek

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KINERJA BIDAN DESA TENTANG PELAYANAN ANTENATAL DI KABUPATEN PIDIE TAHUN 2014 TESIS. Oleh HASRATI.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KINERJA BIDAN DESA TENTANG PELAYANAN ANTENATAL DI KABUPATEN PIDIE TAHUN 2014 TESIS. Oleh HASRATI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KINERJA BIDAN DESA TENTANG PELAYANAN ANTENATAL DI KABUPATEN PIDIE TAHUN 2014 TESIS Oleh HASRATI. H 127032057/IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN

Lebih terperinci

Faktor yang Mempengaruhi Perkawinan Muda Perempuan

Faktor yang Mempengaruhi Perkawinan Muda Perempuan Faktor yang Mempengaruhi Perkawinan Muda Perempuan Mariyatul Qibtiyah Departemen Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Jl. Mulyorejo Kampus C Unair Surabaya

Lebih terperinci

Kelangsungan Penggunaan Kontrasepsi di Indonesia

Kelangsungan Penggunaan Kontrasepsi di Indonesia KESEHATAN REPRODUKSI Kelangsungan Penggunaan Kontrasepsi di Indonesia Sariana Sistri* Abstrak Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah Republik Rakyat Cina, India

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 20 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : DINI ARIANI NIM : 20000445 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

Ulfa Miftachur Rochmah. Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya

Ulfa Miftachur Rochmah. Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, PENDAPATAN DAN JUMLAH ANAK TERHADAP KEIKUTSERTAAN KELUARGA BERENCANA (KB) DI KECAMATAN GONDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG Ulfa Miftachur Rochmah Mahasiswa S1 Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH STATUS SOSIAL, EKONOMI TERHADAP PARTISIPASI PASANGAN USIA SUBUR DALAM PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI KECAMATAN SUKOMANUNGGAL KOTA SURABAYA

PENGARUH STATUS SOSIAL, EKONOMI TERHADAP PARTISIPASI PASANGAN USIA SUBUR DALAM PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI KECAMATAN SUKOMANUNGGAL KOTA SURABAYA PENGARUH STATUS SOSIAL, EKONOMI TERHADAP PARTISIPASI PASANGAN USIA SUBUR DALAM PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI KECAMATAN SUKOMANUNGGAL KOTA SURABAYA Fari Alfiatus Jarroh Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi,

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PETUGAS PROGRAM TB PARU TERHADAP PENEMUAN KASUS BARU DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Ratna Dewi Husein *, Tumiur Sormin ** Penemuan kasus penderita

Lebih terperinci

Faktor yang Memengaruhi Unmet Need Keluarga Berencana

Faktor yang Memengaruhi Unmet Need Keluarga Berencana Faktor yang Memengaruhi Unmet Need Wahyu Dwi Diana Kartika Departemen Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Alamat Korespondensi: Wahyu Dwi Diana Kartika E-mail:wahyu.dwi-12@fkm.unair.ac.id

Lebih terperinci

PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA DAN PEER GROUP TERHADAP KONSEP DIRI REMAJA TENTANG PERILAKU SEKSUAL DI SMA NEGERI 2 DAN MAN 2 MEDAN TAHUN 2012 TESIS.

PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA DAN PEER GROUP TERHADAP KONSEP DIRI REMAJA TENTANG PERILAKU SEKSUAL DI SMA NEGERI 2 DAN MAN 2 MEDAN TAHUN 2012 TESIS. PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA DAN PEER GROUP TERHADAP KONSEP DIRI REMAJA TENTANG PERILAKU SEKSUAL DI SMA NEGERI 2 DAN MAN 2 MEDAN TAHUN 2012 TESIS Oleh WILDAN 107032185/IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Determinan unmet..., Muhammad Isa, FE UI, Universitas Indonesia

BAB 5 PENUTUP. Determinan unmet..., Muhammad Isa, FE UI, Universitas Indonesia 1 BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian total unmet need di Indonesia menggunakan data SDKI tahun 2007 dengan sampel penelitiannya

Lebih terperinci

PENGARUH MUTU PELAYANAN KIA TERHADAP KEPUASAN IBU BERSALIN SECARA NORMAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN ACEH TAMIANG TAHUN 2016 TESIS.

PENGARUH MUTU PELAYANAN KIA TERHADAP KEPUASAN IBU BERSALIN SECARA NORMAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN ACEH TAMIANG TAHUN 2016 TESIS. PENGARUH MUTU PELAYANAN KIA TERHADAP KEPUASAN IBU BERSALIN SECARA NORMAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN ACEH TAMIANG TAHUN 2016 TESIS Oleh NOVI AKLIMA 147032143/IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

ABSTRACT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN USIA KAWIN PERTAMA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK

ABSTRACT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN USIA KAWIN PERTAMA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK 1 ABSTRACT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN USIA KAWIN PERTAMA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK Nanik Oktavia ¹, Trisnaningsih ², Zulkarnain ³ This study aimed to determine the effect of education

Lebih terperinci

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEIKUTSERTAAN SUAMI PADA PROGRAM KB VASEKTOMI DI WILAYAH KECAMATAN BANJARMASIN TIMUR

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEIKUTSERTAAN SUAMI PADA PROGRAM KB VASEKTOMI DI WILAYAH KECAMATAN BANJARMASIN TIMUR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEIKUTSERTAAN SUAMI PADA PROGRAM KB VASEKTOMI DI WILAYAH KECAMATAN BANJARMASIN TIMUR Yuniarti 1, Rusmilawaty 2, Zakiah 3 1, 2, 3 Poltekkes Kemenkes Jurusan Kebidanan Email:

Lebih terperinci

NAIBAHO /IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

NAIBAHO /IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN PENGARUH SOSIAL BUDAYA TERHADAP PEMENUHAN HAK-HAK REPRODUKSI WANITA PADA PASANGAN USIA SUBUR DI RUMAH SAKIT TINGKAT II DAM I/BB DI KOTA MEDAN TAHUN 2012 TESIS Oleh ERNI NAIBAHO 107032169/IKM PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013. BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013 Bahtiar, Yusup Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. keharmonisan hubungan suami isteri. Tanpa anak, hidup terasa kurang lengkap

BAB I. Pendahuluan. keharmonisan hubungan suami isteri. Tanpa anak, hidup terasa kurang lengkap 16 BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Anak merupakan anugerah terindah yang diberikan Tuhan kepada Pasangan Suami Isteri (PASUTRI). Semua pasangan suami isteri mendambakan kehadiran anak ditengah-tengah

Lebih terperinci

Novianti Damanik 1, Erna Mutiara 2, Maya Fitria 2 ABSTRACT

Novianti Damanik 1, Erna Mutiara 2, Maya Fitria 2 ABSTRACT FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERLALU DINI DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS TELUK KARANG KECAMATAN BAJENIS KOTA TEBINGTINGGI PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2015

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia Berdasarkan laporan Biro Pusat Statistik (2008), pada hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menunjukkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN SOSIODEMOGRAFI, SIKAP DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN UNMET NEED KELUARGA BERENCANA DI DESA AMPLAS KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG

HUBUNGAN SOSIODEMOGRAFI, SIKAP DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN UNMET NEED KELUARGA BERENCANA DI DESA AMPLAS KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG HUBUNGAN SOSIODEMOGRAFI, SIKAP DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN UNMET NEED KELUARGA BERENCANA DI DESA AMPLAS KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI OLEH RISFINA YARSIH NIM. 091000255 FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERILAKU DROP OUT KB DI DESA CARINGIN KABUPATEN PANDEGLANG BANTEN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERILAKU DROP OUT KB DI DESA CARINGIN KABUPATEN PANDEGLANG BANTEN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERILAKU DROP OUT KB DI DESA CARINGIN KABUPATEN PANDEGLANG BANTEN Rery Kurniawati D.I Yayah Rokayah 2,2 Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Banten e-mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Program KB di Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat, ditinjau dari sudut, tujuan, ruang lingkup geografi, pendekatan, cara operasional dan dampaknya

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI DETERMINAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI DI PUSKESMAS PACARKELING KOTA SURABAYA

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI DETERMINAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI DI PUSKESMAS PACARKELING KOTA SURABAYA DETERMINAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI DI PUSKESMAS PACARKELING KOTA SURABAYA Oleh : UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT SURABAYA 2016 DETERMINAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI DI PUSKESMAS PACARKELING

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG. 50 GIZIDO Volume 5 No. 1 Mei 013 Hubungan Pengetahuan Ibu Els Ivi Kulas HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG

Lebih terperinci

TESIS. Untuk memenuhi persyaratan Mencapai derajat Sarjana S2. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit

TESIS. Untuk memenuhi persyaratan Mencapai derajat Sarjana S2. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN IBU HAMIL MEMILIH PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC) DI POLIKLINIK KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG TESIS Untuk memenuhi

Lebih terperinci

Table of Contents

Table of Contents Table of Contents No. Title Page 1 Faktor Pada Ibu yang Berhubungan dengan Kejadian Komplikasi Kebidanan 1-7 2 Peran Faktor Keluarga Dan Karakteristik Remaja Terhadap Perilaku Seksual Pranikah 3 Hubungan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS JOMBANG-KOTA TANGERANG SELATAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS JOMBANG-KOTA TANGERANG SELATAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS JOMBANG-KOTA TANGERANG SELATAN Andari Nurul Huda 1), Laksmono Widagdo 2), Bagoes Widjanarko

Lebih terperinci

: KAMALIAH /IKM

: KAMALIAH /IKM PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, KEPERCAYAAN DAN TRADISI WANITA USIA SUBUR (WUS) TERHADAP PEMERIKSAAN PAP SMEAR DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2011 TESIS Oleh : KAMALIAH

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA PERNIKAHAN WANITA DI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNG KIDUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA PERNIKAHAN WANITA DI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNG KIDUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA PERNIKAHAN WANITA DI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNG KIDUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Nur Khasananh Prodi D-IV Bidan Pendidik UNRIYO ABSTRAK Pernikahan

Lebih terperinci

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH Liza Salawati Abstrak. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk ke empat terbesar di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat. Masalah kependudukan yang dihadapi Indonesia

Lebih terperinci

ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK

ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK Nurlaili 1) Trisnaningsih 2) Edy Haryono 3) This research aimed to find out correlation between university

Lebih terperinci

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS PADANGMATINGGI KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN SELATAN KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2015 TESIS Oleh MUTIARA MANURUNG 137032142/

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

HUBUNGAN PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN HUBUNGAN PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN Irwani Saputri 1*) dan Dewi Lisnianti 2) 1) Dosen Program Diploma III Kebidanan

Lebih terperinci

PENGARUH SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PUTRI YANG MENIKAH DINI DI DESA SILIGASON KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2015

PENGARUH SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PUTRI YANG MENIKAH DINI DI DESA SILIGASON KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2015 PENGARUH SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PUTRI YANG MENIKAH DINI DI DESA SILIGASON KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2015 TESIS Oleh OKTAFIANA MANURUNG 137032041/IKM PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAGA KECAMATAN LEMBAH SORIK MARAPI KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2015 Eskalila Suryati

Lebih terperinci

Faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Unmet Need KB pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota Yogyakarta

Faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Unmet Need KB pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota Yogyakarta ISSN2354-7642 Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia JOURNAL NERS AND MIDWIFERY INDONESIA Faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Unmet Need KB pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota Yogyakarta Susiana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 248,8 juta jiwa dengan pertambahan penduduk 1,49%. Lajunya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 248,8 juta jiwa dengan pertambahan penduduk 1,49%. Lajunya tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kependudukan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara termasuk Indonesia. Saat ini penduduk Indonesia kurang lebih berjumlah 248,8 juta jiwa dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah stunting masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Stunting pada balita bisa berakibat rendahnya produktivitas dan kualitas sumber daya manusia

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG THE CORRELATION BETWEEN HUSBAND S SUPPORT WITH FREQUENCY OF PUERPERIAL REPEATED VISITATION IN

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014 Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014 Enderia Sari Prodi D III KebidananSTIKesMuhammadiyah Palembang Email : Enderia_sari@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dalam hal ini adalah keluarga.

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dalam hal ini adalah keluarga. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk merupakan modal dasar utama dalam pembangunan suatu negara. Penduduk yang besar dan berkualitas merupakan investasi yang berharga dengan produktifitasnya yang

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat

*Fakultas Kesehatan Masyarakat HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN PRAKTIK ISTERI DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO Richard M. Haryanto*, B. S. Lampus*, Ardiansa Tucunan*. *Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH AGEN SOSIALISASI TERHADAP PERILAKU SEKS SISWA SMA NEGERI I PANGKALAN BRANDAN KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2013 TESIS. Oleh

PENGARUH AGEN SOSIALISASI TERHADAP PERILAKU SEKS SISWA SMA NEGERI I PANGKALAN BRANDAN KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2013 TESIS. Oleh PENGARUH AGEN SOSIALISASI TERHADAP PERILAKU SEKS SISWA SMA NEGERI I PANGKALAN BRANDAN KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2013 TESIS Oleh RINDASARI MUNIR 117032234/IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PASANGAN USIA SUBUR MENJADI AKSEPTOR KB DI KELURAHAN BABURA KECAMATAN MEDAN SUNGGAL KOTA MEDAN TAHUN 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PASANGAN USIA SUBUR MENJADI AKSEPTOR KB DI KELURAHAN BABURA KECAMATAN MEDAN SUNGGAL KOTA MEDAN TAHUN 2012 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PASANGAN USIA SUBUR MENJADI AKSEPTOR KB DI KELURAHAN BABURA KECAMATAN MEDAN SUNGGAL KOTA MEDAN TAHUN 2012 Afni Andini¹, Asfriyati², Maya Fitria² ¹Mahasiswa Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI TENAGA KESEHATAN WANITA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS BAHOROK KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2010 SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI TENAGA KESEHATAN WANITA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS BAHOROK KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2010 SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI TENAGA KESEHATAN WANITA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS BAHOROK KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2010 SKRIPSI Oleh: HARTATIK NIM. 081000236 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS LAPANGAN KELUARGA BERENCANA DI KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2015

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS LAPANGAN KELUARGA BERENCANA DI KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2015 UNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS LAPANGAN KELUARGA BERENCANA DI KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2015 SANG AYU NYOMAN DIANTARI NIM. 1320015032 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tinggi. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk pada bulan Agustus 2010 jumlah

I. PENDAHULUAN. tinggi. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk pada bulan Agustus 2010 jumlah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah negara berkembang yang memiliki banyak permasalahan penduduk, salah satunya adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

T E S I S. Oleh FERRA YUSTISIA BR PURBA /IKM

T E S I S. Oleh FERRA YUSTISIA BR PURBA /IKM PENGARUH PENGETAHUAN, KEPERCAYAAN DAN ADAT ISTIADAT TERHADAP PARTISIPASI SUAMI DALAM PERAWATAN KEHAMILAN ISTRI DI KELURAHAN PINTU SONA KABUPATEN SAMOSIR T E S I S Oleh FERRA YUSTISIA BR PURBA 097032133/IKM

Lebih terperinci

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT Puji Hastuti Poltekkes Kemenkes Semarang E-mail: pujih75@gmail.com Abstract: The purpose of this cross-sectional research

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk sebanyak juta jiwa penduduk (BPS, 2010).

I. PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk sebanyak juta jiwa penduduk (BPS, 2010). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kependudukan di Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar yaitu dengan jumlah penduduk sebanyak 237.641.326 juta jiwa penduduk (BPS, 2010). Di tingkat

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI DENGAN JUMLAH ANAK YANG DILAHIRKAN WANITA PUS. (Jurnal) Oleh AYU FITRI

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI DENGAN JUMLAH ANAK YANG DILAHIRKAN WANITA PUS. (Jurnal) Oleh AYU FITRI 1 HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI DENGAN JUMLAH ANAK YANG DILAHIRKAN WANITA PUS (Jurnal) Oleh AYU FITRI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2016 2

Lebih terperinci

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KB KONDOM DI DESA BANGSALAN KECAMATAN TERAS KABUPATEN BOYOLALI The Relationship Between The Knowledge Level And Men s Participation In Family

Lebih terperinci

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-5 TAHUN YANG IBUNYA BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA DI WILAYAH KELURAHAN PURWODININGRATAN KOTA SURAKARTA

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-5 TAHUN YANG IBUNYA BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA DI WILAYAH KELURAHAN PURWODININGRATAN KOTA SURAKARTA PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-5 TAHUN YANG IBUNYA BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA DI WILAYAH KELURAHAN PURWODININGRATAN KOTA SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 menjelaskan bahwa sejak tahun laju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 menjelaskan bahwa sejak tahun laju BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara kepulauan dengan jumlah penduduk yang mencapai 237 juta jiwa, memiliki laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,49% dan angka fertilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari penyediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, dan

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari penyediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, dan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia berada di urutan ke empat dengan penduduk terbesar di dunia setelah Amerika, China, dan India. Jumlah penduduk Indonesia dari hasil Sensus 2010 mencapai angka

Lebih terperinci

FAKTOR DETERMINAN PERILAKU KELUARGA BERNCANA (KB) DENGAN METODE OPERASI PRIA (MOP) DI KECAMATAN JENAWI KABUPATEN KARANGANYAR

FAKTOR DETERMINAN PERILAKU KELUARGA BERNCANA (KB) DENGAN METODE OPERASI PRIA (MOP) DI KECAMATAN JENAWI KABUPATEN KARANGANYAR FAKTOR DETERMINAN PERILAKU KELUARGA BERNCANA (KB) DENGAN METODE OPERASI PRIA (MOP) DI KECAMATAN JENAWI KABUPATEN KARANGANYAR Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) yang dimulai tahun 1970 telah

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) yang dimulai tahun 1970 telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Keluarga Berencana (KB) yang dimulai tahun 1970 telah meningkatkan angka prevalensi kontrasepsi (CPR) di Indonesia dari 26 persen tahun 1976 menjadi 62 persen

Lebih terperinci

Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Tingginya Fertilitas di Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo

Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Tingginya Fertilitas di Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGGINYA FERTILITAS DI KECAMATAN JABON KABUPATEN SIDOARJO Ghilang Permata Aliviona Program Studi Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama

BAB 1 PENDAHULUAN. orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, yaitu usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2014 mencapai 231,4 juta

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2014 mencapai 231,4 juta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah utama di Indonesia adalah penduduk yang cukup tingi. Laju pertumbuhan penduduk bervariasi pada tahun 2009 sebesar 2,4%, sedangkan jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kependudukan telah menjadi perhatian pemerintah Indonesia sejak ditandatanganinya deklarasi mengenai kependudukan oleh para pemimpin dunia termasuk presiden

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : AHMAD NASRULLOH J

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : AHMAD NASRULLOH J HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM BER-KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOSARI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk merupakan perubahan populasi sewaktu-waktu, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk merupakan perubahan populasi sewaktu-waktu, dan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pertumbuhan penduduk merupakan perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit"

Lebih terperinci

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013 Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013 Ayuza, D 1), Sibero, HT 2), Karyus, A 3) Medical Faculty of Lampung University

Lebih terperinci

Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : AHMAD NASRULLOH J

Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : AHMAD NASRULLOH J HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM BER-KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOSARI KOTA SURAKARTA Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN Oleh MAHARDIKA CAHYANINGRUM NIM: 030113a050 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai

BAB I PENDAHULUAN. (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai 13 September 1994 di

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Novi Dewi Saputri 201410104171 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( )

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( ) GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 (633-646) HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PRIA TENTANG KELUARGA BERENCANA DENGAN PERILAKU PRIA DALAM BERPARTISIPASI MENGGUNAKAN METODE KONTRASEPSI KELUARGA BERENCANA

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD)

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD) HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD) DI PUSKESMAS POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk

Lebih terperinci

Determinan Pemilihan Tempat Persalinan di Kabupaten Cirebon, Tahun 2004

Determinan Pemilihan Tempat Persalinan di Kabupaten Cirebon, Tahun 2004 PENDIDIKAN KESEHATAN ILMU PERILAKU Determinan Pemilihan Tempat Persalinan di Kabupaten Cirebon, Tahun 2004 Deti Adipriati* Abstrak Lebih dari 90 % kematian ibu disebabkan komplikasi obstetrik yang sering

Lebih terperinci

HUBUNGAN KELOMPOK UMUR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN PEMILIHAN JENIS ALAT KONTRASEPSI DI DESA PADAMUKTI KECAMATAN SOLOKANJERUK KABUPATEN BANDUNG

HUBUNGAN KELOMPOK UMUR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN PEMILIHAN JENIS ALAT KONTRASEPSI DI DESA PADAMUKTI KECAMATAN SOLOKANJERUK KABUPATEN BANDUNG 33 HUBUNGAN KELOMPOK UMUR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN PEMILIHAN JENIS ALAT KONTRASEPSI DI DESA PADAMUKTI KECAMATAN SOLOKANJERUK KABUPATEN BANDUNG Abstrak Ratih Ruhayati, S.ST, M.Keb Alat Kontrasepsi

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. faktor risiko lain yang berperan terhadap kejadian kehamilan tidak diinginkan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. faktor risiko lain yang berperan terhadap kejadian kehamilan tidak diinginkan 59 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini bersifat kuantitatif dan dilakukan dengan menganalisis data sekunder Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia setelah Republik Rakyat China, India, Amerika Serikat dan kemudian

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia setelah Republik Rakyat China, India, Amerika Serikat dan kemudian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki potensi penduduk yang termasuk empat atau lima besar di dunia setelah Republik Rakyat China, India, Amerika Serikat dan kemudian Indonesia. Sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan di Indonesia saat ini adalah status kesehatan masyarakat yang masih rendah, antara lain ditandai dengan Angka Kematian Ibu (AKI) yang tinggi. Target

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang selalu meningkat di setiap tahunnya

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang selalu meningkat di setiap tahunnya 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang selalu meningkat di setiap tahunnya telah menimbulkan berbagai macam permasalahan yang dapat menghambat upaya perwujudan kemakmuran

Lebih terperinci

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014 (Factors Related to Hygiene of Scabies Patients in Panti Primary Health Care 2014) Ika Sriwinarti, Wiwien Sugih

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO Fitri Wulandani Suikromo 1), Ardiansa Tucunan 1), Christian Tilaar

Lebih terperinci

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KELUARGA BERENCANA PADA KELOMPOK IBU DI WILAYAH PUSKESMAS I SUKOHARJO SKRIPSI

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KELUARGA BERENCANA PADA KELOMPOK IBU DI WILAYAH PUSKESMAS I SUKOHARJO SKRIPSI BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KELUARGA BERENCANA PADA KELOMPOK IBU DI WILAYAH PUSKESMAS I SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai

Lebih terperinci

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI RUMAH BERSALIN RACHMI PALEMBANG TAHUN 2014

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI RUMAH BERSALIN RACHMI PALEMBANG TAHUN 2014 GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI RUMAH BERSALIN RACHMI PALEMBANG TAHUN 2014 Rika Oktapianti Dosen Program Studi Kebidanan STIK Bina Husada ABSTRAK Menurut

Lebih terperinci

Harto P. Simanjuntak 1, Heru Santosa 2, Maya Fitria 2. Abstract

Harto P. Simanjuntak 1, Heru Santosa 2, Maya Fitria 2. Abstract FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIPAHUTAR KECAMATAN SIPAHUTAR KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN 2012 Harto P. Simanjuntak 1, Heru Santosa 2,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Delapan tujuan Millenium Development Goals (MDG s) telah disepakati

BAB I PENDAHULUAN. Delapan tujuan Millenium Development Goals (MDG s) telah disepakati BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Delapan tujuan Millenium Development Goals (MDG s) telah disepakati oleh 191 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk dicapai pada tahun 2015 (WHO, 2013).

Lebih terperinci

DUKUNGAN SUAMI DALAM PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (Husband s Support in Selecting Method of Long Term Contraception)

DUKUNGAN SUAMI DALAM PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (Husband s Support in Selecting Method of Long Term Contraception) DUKUNGAN SUAMI DALAM PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (Husband s Support in Selecting Method of Long Term Contraception) Sri Maryani, Ulty Desmarnita, Sri Djuwitaningsih Jurusan Keperawatan

Lebih terperinci

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri HUBUNGAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN DAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN STATUS GIZI KURANG PADA BALITA UMUR 1-5 TAHUN (Studi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Wilayah Utara Kota Kediri) Endah Retnani

Lebih terperinci

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM PROGRAM KB DAN KESEHATAN REPRODUKSI

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM PROGRAM KB DAN KESEHATAN REPRODUKSI FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM PROGRAM KB DAN KESEHATAN REPRODUKSI (Studi di Desa Nangtang di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas DPT Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya 2014) Lovy

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 Yeti Yuwansyah Penggunaan alat kontrasepsi sangat

Lebih terperinci