Inventarisasi Plasma Nutfah Tanaman di Kabupaten Tanah Laut dan Tabalong Kalimantan Selatan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Inventarisasi Plasma Nutfah Tanaman di Kabupaten Tanah Laut dan Tabalong Kalimantan Selatan"

Transkripsi

1 Inventarisasi Plasma Nutfah Tanaman di Kabupaten Tanah Laut dan Tabalong Kalimantan Selatan Aidi Noor Balai pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan Jl. Panglima Batur barat No.4 Banjarbaru Telp. (0511) Fax (0511) Abstrak Keragaman agroekosistem dan sumberdaya alam yang ada di Kalimantan selatan menyebabkan adanya keanekaragaman plasma nutfah atau jenis tanaman yang tumbuh di Kalimantan Selatan. Namun demikian, beberapa plasma nutfah menjadi rawan, langka bahkan sampai punah karena terjadinya perubahan-perubahan penggunaan lahan tempat mereka hidup, dan perubahanperubahan habitatnya karena pemanfaatan yang tidak terkendali serta pencemaran lingkungan. Untuk melestarikan plasma nutfah tanaman lokal di Kalimantan Selatan perlu dilakukan inventarisasi dan identifikasi serta mengkoleksi tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk : 1) melakukan inventarisasi dan identifikasi plasma nutfah tanaman lokal pada lahan pekarangan dan luar pekarangan di kabupaten Tanah Laut dan Tabalong, Kalimantan Selatan, 2) Mengetahui sebaran plasma nutfah tanaman di lahan pekarangan dan luar pekarangan (kebun) di kabupaten Tanah Laut dan Tabalong. Hasil penelitian menunjukkan komoditas tanaman buah-buahan merupakan plasma nutfah yang dominan di dua kabupaten Tanah Laut dan Tabalong dibandingkan jenis tanaman perkebunan, sayuran, pangan, rempah-rempah dan umbi-umbian, di kabupaten Tanah Laut terdapat 67 jenis tanaman buah di lahan pekarangan (62.0%) dan 26 jenis tanaman buah di luar pekarangan (57,8%), pada kabupaten Tabalong ditemukan 40 jenis buah-buahan di lahan pekarangan (61,5%) dan 28 jenis buah di luar pekarangan (62.2%). Jenis tanaman khas Kalimantan Selatan yang mulai jarang ditemukan di dua lokasi adalah jenis buah mangga seperti kasturi, kueni, hambawang, palipisan, asam putar, binjai/kemang, jenis rambutan garuda, manggis, jenis durian seperti likkol, kamundai, tuala/mantuala, mahrawin, layung, jenis kapul, rambai, gandaria/ramania, manggis, jenis langsat seperti roko. Jenis umbi-umbian yang jarang ditemukan di dua lokasi adalah ganyong, garut, iles-iles. Kata kunci : identifikasi, inventarisasi, plasma nutfah, tanaman Pendahuluan Potensi lahan di Kalimantan Selatan seluas ha yang tersebar di 13 kabupaten/kotamadya dengan agroekologi yang beragam. Kaimantan Selatan mempunyai keragaman agroekosistem seperti lahan kering, lahan rawa (pasang surut dan lebak), lahan sawah tadah hujan dan irigasi (Noor dan Saderi, 2006). Keragaman agroekosistem d an lingkungan sumberdaya alam menyebabkan adanya keanekaragaman plasma nutfah atau jenis tanaman yang tumbuh di Kalimantan Selatan. Pemanfaatan keanekaragaman hayati telah digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan, papan, sandang, dan obat-obatan. Kecukupan pangan akan tergantung pada tersedianya varietas unggul yang berproduksi tinggi dan tahan cekaman biotik dan abiotik. Plasma nutfah dinilai dimanfaatkan jika telah digunakan dalam program pemuliaan untuk menghasilkan varietas unggul. Varietas unggul dapat berasal dari varietas lokal, varietas atau galur introduksi, galur-galur hasil persilangan, mutan homozigot, atau hasil rekayasa genetik (bioteknologi) yang mempunyai potensi hasil tinggi atau keunggulan tertentu (Hakim, 2008) Namun demikian, beberapa plasma nutfah menjadi rawan, langka bahkan sampai punah karena terjadinya perubahan-perubahan besar dalam penggunaan sumber daya hayati dan Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 1431

2 penggunaan lahan tempat mereka hidup, dan perubahan-perubahan habitatnya yang disebabkan oleh terjadinya pemanfaatan yang tidak terkendali serta pencemaran lingkungan. Sebagai sumber genetik, plasma nutfah merupakan sumber sifat yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk perbaikan genetik tanaman dalam rangka menciptakan jenis unggul atau kultivar baru untuk memenuhi kebutuhan umat manusia. Tanpa adanya sumber-sumber gen, maka upaya memperoleh kultivar-kultivar yang lebih sesuai untuk kebutuhan manusia tidak akan berhasil. Semakin beragam sumber genetik, semakin besar peluang untuk merakit varietas unggul baru yang diinginkan (Sumarno, 2007). Hal ini berarti keragaman genetik diharapkan tidak terbatas, tetapi kenyataannya banyak sumber genetik yang punah karena tidak dipelihara (Rao dan Riley, 2004). Menurut Marum (2006), pelestarian plasma nutfah dapat dilakukan den gan melakukan eksplorasi, konservasi, karakterisasi dan evaluasi serta dokumentasi. Kegiatan eksplorasi dan konservasi adalah mencari, mengumpulkan dan mengoleksi jenis-jenis plasma nutfah untuk mengamankannya dari kepunahan. Mengingat pentingnya sumberdaya genetik yang ada di Kalimantan Selatan, maka perlu dilakukan inventarisasi dan pelestarian terutama sumberdaya genetik lokal yang mungkin punya keunggulan pada habitat aslinya. Penelitian ini bertujuan untuk : 1) melakukan inventarisasi dan identifikasi plasma nutfah tanaman lokal pada lahan pekarangan dan luar pekarangandi kabupaten Tanah Laut dan Tabalong, Kalimantan Selatan, 2) Mengetahui sebaran plasma nutfah tanaman di lahan pekarangan dan luar pekarangan (kebun) di kabupaten Tanah Laut dan Tabalong Metodologi Survey inventarisasi dilakukan untuk mengetahui keragaman plasma nutfah di lahan petani yaitu pada lahan pekarangan dan atau luar pekarangan (kebun/tegalan/sawah), jumlah responden/rumah tangga petani yang disurvey adalah sebanyak 30 responden untuk setiap kabupaten. Area sampel yang diambil sedapat mungkin mencakup/mewakili kawasan kabupaten. Pada tahun 2013 telah dilakukan inventarisasi plasma nutfah tanaman lokal di 2 kabupaten di Kalimantan Selatan, yaitu Kabupaten Tanah Laut dan Tabalong (Gambar 1). Plasma nutfah yang ditemukan diamati sifat dan asalnya, kemudian perlu digali keterangan dari petani yang berkaitan dengan kriteria preferensi petani terhadap varietas tanaman yang bersangkutan. Setiap lokasi atau lahan petani/rumah tangga yang dijadikan sebagai responden dalam inventarisasi plasma nutfah dicatat posisi koordinatnya (posisi lintang dan bujur), ketinggian tempat dan jenis agroekosistemnya. Keterangan dari petani sangat bermanfaat untuk mengetahui alasan petani tetap menanam varietas yang bersangkutan, preferensi sifat varietas yang diinginkan petani, hambatan adopsi varietas unggul, dan informasi awal dari varietas yang dikumpulkan. Materi koleksi yang diperoleh dicatat secara lengkap dimana lokasi dan agroekosistemnya, benih/bibit yang dikoleksi harus sehat dan jumlahnya mencukupi. Pemotretan dilakukan terhadap bunga, buah, biji, daun, dan tanamannya. Bahan yang dibawa berupa biji atau bibit, anakan, semai, cabang untuk okulasi dan grafting, umbi dan bonggol. Sebaran komoditas atau spesies tanaman (tanaman pangan, buah, sayuran, perkebunan, rempah-rempah, temu-temuan disajikan dalam bentuk tabel frekuensi atau berupa grafik menggunakan program MS-Excel Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian

3 Penelitian Kab. Tabalong Penelitian Kab. Tanah Laut Gambar 1. penelitian inventarisasi plasma nutfah tanaman di Kalimantan Selatan. Hasil dan Pembahasan Karakteristik Penelitian Kabupaten Tanah Laut Kabupaten Tanah Laut mempunyai areal seluas ha, dengan lahan kering yang lebih dominan ( ha) dan lahan sawah seluas ha yang terdiri dari lahan sawah irigasi, tada hujan, lahan pasang surut dan lebak (BPS KalSel, 2016 ). Kabupaten Tanah Laut teridiri dari 11 kecamatan dengan kecamatan yang terluas adalah kecamatan Jorong dan terkecil kecamatan Kurau. Kabupaten Tanah Laut terletak di paling Selatan propinsi Kalimantan Selatan, dengan letak geografis BT dan LS. Kabupaten Tanah Laut dibatasi disebelah Barat dan Selatan oleh Laut Jawa, sebelah Timur kabupaten Tanah Bumbu, dan sebelah Utara kabupaten Banjar dan Banjarbaru. Jenis lahan yang ada dalam inventarisasi plasma nutfah tanaman di kabupaten Tanah Laut adalah lahan kering dataran rendah (dominan), lahan sawah tadah hujan/irigasi, dan lahan rawa pasang surut dan lebak, dengan ketinggian tempat antara 1-55 m diatas permukaan laut (Tabel 1). Tabel 1. Daftar responden dan lokasi invetarisasi plasma nutfah tanaman di kabupaten Tanah Laut. Kode lokasi TL-1 Ds. Batilai, Kec, Jorong Ketinggian Letak Geografis (m) LS : 03 59' 46.2", BT : ' 01.5" 18 Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 1433

4 Kode lokasi Letak Geografis TL-2 Ds. Ranggang, Kec. Takisung LS : 03⁰50'26,3", BT : 114⁰41'07.9" TL-3 Ds. Sumber Makmur, Kec, LS : 03⁰52'22,3", BT : Takisung 114⁰39'05.9" TL-4 Ds. Kintap Lama, Kec. Kintap LS : 03⁰51'34,2", BT : 115⁰12'25,5" TL-5 Ds. Pandan Sari, Kec. Kintap LS : 03⁰53'08,7", BT : 115⁰08'42,5" TL-6 Ds. Simp. 4 Sungai Baru, LS : 03⁰53'47,4", BT : Kec. Jorong 115⁰06'07,5" TL-7 Ds. Asam-asam, Kec. Jorong LS : 03⁰55'28.8", BT : 115⁰04'36,6" TL-8 Ds. Batang Banyu Alur, Kec. LS : 03 56' 45.5", BT : ' Jorong 55.8" TL-9 Ds. Sabuhur, Kec. Jorong LS : 03 59' 46.2", BT : ' 01.5" TL-10 Ds. Batu Mulia, Kec. LS : 03 57' 45.6", BT : ' Panyipatan 49.1" TL-11 Ds. Suka Ramah, Kec. LS : 03 57' 28.5", BT : ' Panyipatan 59.7" TL-12 Ds. Tajau Pecah, Kec. Batu LS : 03 53' 50.2", BT : ' Ampar 5.6" TL-13 Ds. Tajau Mulia, Batu Ampar LS : 03 53' 50.2", BT : ' 05.7" TL-14 Ds. Batu Tungku, Kec. Batu LS : 03 55' 40.7", BT : ' Ampar 47.7" TL-15 Ds. Jilatan, Kec, Batu Ampar LS : 03 55' 15.3", BT : ' 57.7" TL-16 Ds. Tirta Jaya, Kec. Bajuin LS : 03 48' 03.9", BT : ' 18.9" TL17 Ds. Tanjung, Kec. Bajuin LS : 03 44" 13.6', BT:114 50"58.6' TL-18 Ds. Sumber Mulya, Kec. LS : 3 52' 29.2", BT : 114 Pelaihari 47" 46.6' TL-19 Ds. Sarang Halang, Kec. LS : 03 48' 38.9", BT : 114 Pelaihari 46" 43.4' TL-20 Ds. Pabahanan, Kec. Pelaihari LS : 03 46" 34.8', " 42.0' TL-21 Ds. Panggung Baru, Kec. LS :03 43" 34.3', BT : 114 Pelaihari 44" 005' TL-22 Ds. Sungai jelai, Tambang LS : 03 42" 11.6', BT :114 Ulang 44" 28.1' TL-23 Ujung Lama, Kec. Bati-bati LS : 03 42" 42.0', BT : " 27.4' TL-24 Ds. Bentok Kampung, Kec. LS : 03 32" 39.6', BT : 114 Bati2 46" 27.4' TL-25 Ds. Banyu Hirang, Kec. Bati2 LS : 03 31" 42.8', BT : " 28.5' TL-26 Ds. Gunung Raja Tambang LS : 03 38' 37.98", BT : 114 Ulang 42' 4.08" Ketinggian (m) Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian

5 Kode lokasi Letak Geografis TL-27 Ds. Pulau Sari, Kec. Tambang LS : 03 39' 43.6", BT : 114 Ulang 45' 14.1" TL-28 Ds. Maluka Baulin, Kec. LS : 03 38' 59.58", BT : 114 Kurau 43' 23.76" Batal Ds. Tambak Karya. Kec. LS : 03 39' 28.56", BT : 114 Kurau 37' 30.54" TL-29 Ds. Sarikandi, Kec. Kurau LS : 03 37' 15.3", BT : ' 46.14" TL30 Ds. Babirik, Kec. Kurau LS : 03 37' 15.3", BT : ' 46.14" Ketinggian (m) Kabupaten Tabalong Kabupaten Tabalong mempunyai luas areal ha, yang terbagi atas 12 kecamatan dan 124 desa. Kabupaten Tabalong terletak di bagian paling utara Propinsi Kalimantan Selatan, dengan letak geografik geografis berada antara Bujur Timur dan Lintang Selatan.Kabupaten Tabalong berbatasan dengan propinsi Kalimantan Timur disebelah Utara dan Timur, kabupaten Hulu Sungai Utara sebelah Selatan, berbatasan dengan kabupaten Barito Selatan, Propinsi Kalimantan Tengah (BPS Kalsel, 2016). Tabel 2. Daftar responden dan lokasi invetarisasi plasma nutfah tanaman di kabupaten Tabalong Kode Letak Geografis/Ordinat TB-1 Ds. Tanta, Kec. Tanta LS : 02 12' 39.0", BT : ' 38.58" TB-2 Ds. Mangkusip, Kec. Tanta LS : 02 12' 58.74", BT : ' 57.12" TB-3 Ds. Lukbayur, Kec. Tanta LS : 02 12' 57.3", BT : ' 41.46" TB-4 Ds. Pamarangan Kanan, Kec. LS : 02 11' 51.18", BT : 115 Tanta 20' 31.0" TB-5 Ds. Belimbing Raya, Kec. LS : 02 10' 24.84", BT : 115 Murung Pudak 23' 24.24" TB-6 Ds. Wayau, Kec. Tanjung LS : 02 05' 56.76", BT : ' 32.94" TB-7 Ds. Kalahang, Kec. Tanjung LS : 02 06' 43.14", BT : ' 27.36" TB-8 Ds. Garunggung, Kec. Tanjung LS : 02 04' 11.88", BT : ' 19.98" TB-9 Ds. Batu Ramai, Kec. Haruai LS : 02 02' 25.26", BT : ' 28.38" TB-10 Ds. Suput, Kec. Haruai LS : 02 02' 15.72", BT : ' 41.7" TB-11 Ds. Halong, Kec. Haruai LS : 02 00' 58.98", BT : ' 32.4" TB-12 Ds. Waling, Kec, Bintang Ara LS : 02 01' 48.3", BT : ' 58.68" TB-13 Ds. Usih, Kec, Bintang Ara LS : 01 59' 44.88", BT : ' 38.4" Ketinggian (m) Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 1435

6 Kode Letak Geografis/Ordinat TB-14 Ds. Burum, Kec, Bintang Ara LS : 01 55' 25.08", BT : ' 28.8" TB-15 Ds. Bintang Ara, Kec, Bintang LS : 01 58' 24.42", BT : 115 Ara 26' 39.24" TB-16 Ds. Simpung Layung, Kec. LS : 01 54' 14.46", BT : 115 Muara Uya 35' 25.14" TB-17 Ds. Uwie, Kec. Muara Uya LS : 01 53' 15.24", BT : ' 32.4" TB-18 Ds. Muara Uya, Kec. Muara LS : 01 53' 5.7", BT : 115 Uya 36' 6.3" TB-19 Ds. Namun, Kec. Jaro LS : 01 51' 29.52", BT : ' 36.72" TB-20 Ds. Muang, Kec. Jaro LS : 01 51' 26.4", BT : ' 28.8" TB-21 Ds. Bilas, Kec. Upau LS : 02 06' 16.08", BT : ' 25.56" TB-22 Ds. Kaong, Kec. Upau LS : 02 05' 48.0", BT : ' 21.48" TB-23 Ds. Harus, Kec. Muara Harus LS : 02 14' 43.32", BT : ' 58.2" TB-24 Ds. Tantaringin, Kec. Muara LS : 02 14' 51.36", BT : 115 Harus 19' 16.5" TB-25 Ds. Binturu, Kec. Kelua LS : 02 14' 21.78", BT : ' 56.88" TB-26 Ds. Sakulat, Kec. Kelua LS : 02 16' 14.94", BT : ' 40.2" TB-27 Ds. Halangan, kec. Pugaan LS : 02 19' 26.02", BT : ' 38.76" TB-28 Ds. Pugaan, Kec. Pugaan LS : 02 20' 26.88", BT : ' 41.46" TB-29 Ds. Purai, Kec. Banua Lawas LS : 02 16' 14.88", BT : ' 36.48" TB-30 Ds. Bangkiling, Kec. Banua LS : 02 18' 33.45", BT : 115 Lawas 16' 56.03" Ketinggian (m) Jenis lahan yang ada dalam inventarisasi plasma nutfah tanaman di kabupaten Tabalong adalah lahan kering seluas ha (dominan), lahan sawah ha yang terdiri d ari lahan irigasi ha, sawah tadah hujan ha, dan lahan lebak ha, dengan ketinggian tempat antara m diatas permukaan laut (Tabel 2). Profil Inventarisasi Tanaman Inventarisasi plasma nutfah tanaman yang telah dilakukan pada 30 responden/rumah tangga di dua kabupaten Tanah Laut menunjukkan 10 lokasi responden/rumah tangga memiliki lahan pekarangan dan luar pekarangan, 18 responden inventarisasi plasma nutfah tanaman hanya di lahan pekarangan dan 2 responden hanya di luar pekarangan (kebun/sawah), sedangkan inventarisasi plasma nutfah tanaman di kabupaten Tabalong dari 30 lokasi (responden/rumah tangga) terdiri dari 10 responden di lahan pekarangan dan luar pekarangan, 15 reponden 1436 Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian

7 inventarisasi tanaman hanya dilakukan di lahan pekarangan, dan 5 responden hanya di luar pekarangan (Tabel 3). Tabel 3. Jenis lahan responden/rumah tangga dalam inventarisasi plasma nutfah tanaman Jenis lahan Tanah Laut Tabalong (Jumlah Responden) (Jumlah Responden) Pekarangan+Luar Pekarangan (Kebun/Sawah) Pekarangan Luar Pekarangan (Kebun/Sawah) 2 5 Jumlah Responden Sebaran Komoditas dan Jenis Tanaman Hasil inventarisasi yang telah dilakukan menunjukkan jenis tanaman di lahan pekarangan lebih beragam/bervariasi dibanding jenis tanaman di luar pekarangan. Pada kabupaten Tanah Laut terdapat 108 jenis/spesies tanaman di lahan pekarangan dan 45 jenis tanaman di luar pekarangan (kebun/sawah), sedangkan pada kabupaten Tabalong terdapat 65 jenis/spesies tanaman di lahan pekarangan dan 45 jenis tanaman di luar pekarangan (Tabel 4). Tabel 4. Jumlah jenis/spesies tanaman hasil inventarisasi di lahan pekarangan dan luar pekarangan (kebun/sawah) di Kabupaten Tanah Laut dan Tabalong. Inventarisasi Tanah Laut Tabalong Lahan Pekarangan Luar Pekarangan (kebun) Hasil inventarisasi tanaman di dua kabupaten menunjukkan jenis tanaman buah-buahan paling dominan di kedua lokasi, pada kabupaten Tanah Laut ditemukan 67 jenis tanaman buah di lahan pekarangan (62% dari total jenis komoditas tanaman di pekarangan) dan 26 jenis tanaman buah di luar pekarangan (57,8% dari total jenis komoditas tanaman di luar pekaragan), sedangkan pada kabupaten Tabalong ditemukan 40 jenis buah-buahan di lahan pekarangan (61,5%) dan 28 jenis buah di luar pekarangan (62.2%). Jenis komoditas tanaman lainnya seperti tanaman padi - palawija, perkebunan, sayuran, rempah-rempah, dan umbi-umbian hanya sekitar 0-22% pada kedua kabupaten (Gambar 2). Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 1437

8 (Pekarangan) (Luar Pekarangan) Jenis/spesies tanaman Tanah Laut Tabalong Komoditas tanaman Gambar 2. Sebaran komoditas tanaman di kabupaten Tanah Laut dan Tabalong, Kalimantan Selatan. Hasil inventarisasi di kabupaten Tanah Laut menunjukkan jenis tanaman yang dominan adalah tanaman buah cempedak (11 aksesi), jambu air (11 aksesi), mangga hampalam (10 aksesi), pisang kepok (20 aksesi), rambutan lokal (15 aksesi), sukun (12 aksesi), dan langsat/duku (10 aksesi), tanaman perkebunan kelapa (20 aksesi). Jenis tanaman khas Kalimantan Selatan yang mulai jarang ditemukan di kabuapten Tanah Laut adalah jenis mangga seperti kasturi (4 aksesi), kueni (4 aksesi), hambawang (4 aksesi), palipisan (2 aksesi), jenis rambutan garuda (rambutan dengan buah yang besar) 5 aksesi, durian lokal hijau-kuning (2 aksesi), manggis (1 aksesi). Jenis umbi-umbian yang ditemukan di Tanah Laut yang dominan adalah ubi kayu (10 aksesi), keladi/talas (16 aksesi), dan yang jarang ditemukan adalah umbi jenis ganyong (2 aksesi), garut (3 aksesi). Rempah-rempah/temu-temuan yang ditemukan dilokasi adalah kencur (3 aksesi), jahe (3 aksesi), laos (11 aksesi), temulawak (1 aksesi), dan lempuyang (1 aksesi). Hasil inventarisasi tanaman di kabupaten Tabalong menunjukkan jenis buah-buahan yang dominan adalah buah durian lokal berwarna hijau-kuning (13 aksesi), durian pempakin (jenis durian dengan buah berwarna kuning-jingga) di lahan pekarangan terdapat 11 aksesi dan di luar pekarangan (kebun) ada 6 aksesi, langsat tanjung (19 aksesi), pisang kepok (9 aksesi), cempedak (7 aksesi), tanaman perkebunan yang dominan adalah kelapa dalam berwarna hijau (10 aksesi), kopi (9 aksesi). Beberapa tanaman lokal khas Ka limantan Selatan yang sudah mulai jarang ditemukan adalah jenis durian likkol (daging buah berwarna putih -kuning) 2 aksesi, durian kamundai (daging buah berwarna merah) 1 aksesi, durian tuala atau mantuala (daging buah berwarna jingga) 1 aksesi, durian mahrawin (daging buah putih tulang -kekuningan) 1 aksesi, durian layung (daging buah berwarna kuning) 1 aksesi, kapul (4 aksesi), mangga asam putar (1 aksesi), mangga binjai/kemang) 1 aksesi, mangga kasturi (4 aksesi), rambai (1 aksesi), gandaria/ramania (2 aksesi),manggis (4 aksesi), jenis langsat roko (4 aksesi). Menurut Rifai (1986) jenis buah -buahan yang ada di Indonesia tidak kurang dari 329 jenis buah-buahan. Hasil penelitian inventarisasi plasma nutfah yang telah dilakukan di Kalimantan Selatan menunjukkan bahwa jenis buah-buahan merupakan plasma nutfah yang paling dominan dibandingkan plasma nutfah tanaman lainnya (Noor et al., 2013). Hasil penelitian Uji (2004) pulau Kalimantan dan Sumatera merupakan wilayah yang paling banyak jenis buahnya 1438 Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian

9 dibandingkan pulau lainnya di Indonesia, Kalimantan terdapat 144 jenis dan Sumatera 148 jenis buah-buahan. Tanaman sayuran yang ditemukan di kabupaten Tabalong adalah cabe, kalangkala, kapayang, petai, terong, tomat, jahe. Tanaman rempah-rempah kapulaga, laos, serai, temulawak, Umbi-umbian yang ditemukan adalah iles-iles, keladi, ubi kayu. Plasma nutfah di Kalimantan Selatan dengan kekayaan dan keragamannya umumnya tumbuh secara alami dan jarang ditanam atau diperbanyak oleh masyarakat, adanya alih fungsi lahan seperti penebangan pohon hutan untuk perumahan dan perkebunan menyebabkan beberapa jenis tanaman yang ada di Kalimantan Selatan mulai langka atau jarang ditemukan. Jenis durian seperti pempakin, likkol, layung, kamundai, mahrawin sudah jarang ditemukan di Kabupaten Tabalong, dan tidak ditemukan di kabupaten Tanah Laut. Jenis mangga seperti kasturi juga sudah jarang ditemukan di ke dua kabupaten, kasturi yang ada umumnya telah berumur lebih 20 tahun, bahkan ada yang sudah berumur lebih 40 tahun. Perbanyakan tanaman buah yang dilakukan oleh petani umumnya masih dari biji, sehingga tanaman tersebut lambat berbuah. Perbanyakan dengan cangkok atau okulasi hampir tidak ada yang dilakukan oleh masyarakat, hal ini disebabkan olehketidakmampuan petani dan sebagian tanaman memang sulit untuk diperbanyak dengan cara di cangkok atau okulasi. Buah-buahan seperti langsat yang banyak ditemukan di kabupaten Tabalong dan terkenal dengan nama langsat Tanjung merupakan buah yang potensial untuk dikembangkan karena rasanya yang manis dan harga jual yang cukup mahal. Pohon langsat yang ada umumnya tumbuh secara alami ataupun dibudidayakan oleh masyarakat dengan perbanyakan dari biji, perbanyakan dengan okulasi dan cangkok relatif sulit karena kulit batangnya yang tipis (Tohir, 1983). Menurut Wahdah (2002), pada umumnya buah-buahan lokal memiliki kelemahan dalam hal kualitas buah seperti rasa yang kurang manis atau masam, walaupun umumnya lebih tahan terhadap hama dan penyakit. Buah khas Kalimantan Selatan sepertu jenis mangga kasturi mempunyai rasa daging buah yang manis dan berserat, tetapi karena buahnya kecil, sebagian orang tidak menyukainya. Buah-buahan jenis duriaan seperti pempaken, mahrawin dan mantula relatif banyak yang menyukai di daerah Kalimantan Selatan. Jenis plasma nutfah yang telah mulai mengalami kepunahan atau langka perlu dilestarikan dengan cara mengoleksi jenis tanaman tersebut dalam kebun koleksi atau perlu dicari teknologi perbanyakan bibit yang cepat menghasilkan bibit tanaman dan cepat berbuah. Berkurangnya atau hilangnya suatu plasma nutfah bisa disebabkan kerena adanya perubahan lingkungan seperti alih fungsi lahan, juga karena masyarakat enggan menanam atau memelihara tanaman yang disebabkan rendahnya nilai ekonomis tanaman tersebut. Tanaman lokal seperti buah-buahan umumnya mempunyai rasa yang kurang enak, oleh karena itu perlu suatu teknologi pengolahan yang dapat meningkatkan nilai tambah dari buah-buahan tersebut. Kesimpulan 1. Komoditas tanaman buah-buahan merupakan plasma nutfah yang dominan di dua kabupaten Tanah Laut dan Tabalong dibandingkan jenis tanaman perkebunan, sayuran, pangan, rempahrempah dan umbi-umbian, di Kabupaten Tanah Laut terdapat 67 jenis tanaman buah di lahan pekarangan (62. 0%) dan 26 jenis di luar pekarangan (57,8%), pada Kabupaten Tabalong ditemukan 40 jenis buah-buahan di lahan pekarangan (61,5%) dan 28 jenis di luar pekarangan (62.2%). Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 1439

10 2. Jenis tanaman khas Kalimantan Selatan yang mulai jarang ditemukan di dua lokasi adalah jenis mangga seperti kasturi, kueni, hambawang, palipisan, asam putar, binjai/kemang, rambutan garuda, manggis, jenis durian seperti likkol, kamundai, tuala/mantuala, mahrawin, layung, jenis kapul, rambai, gandaria/ramania, manggis, jenis langsat seperti roko. Jenis umbi-umbian yang jarang ditemukan di dua lokasi adalah ganyong, garut, dan iles-iles Daftar Pustaka BPS Kalsel Survey Pertanian : Luas Lahan Menurut Penggunaannya di Provinsi Kalimantan Selatan. Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Selatan. Hakim, L Konservasi dan pemanfaatan sumberdaya genetik kacang hijau. Jurnal Litbang Pertanian. 27(1): Marum, O Pengelolaan Plasma Nutfah Kehutanan. Majalah Kehutanan Indonesia Edisi VII. Noor, A. I. Saderi Potensi sumberdaya lahan dan arahan pengembangan pertanian di wilayah Kalimantan Selatan. Prosiding Seminar Nasional. Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian. Noor, A., R. D. Ningsih, A. Hasbianto, A. Sabur, Mukarji, Sutono Pengelolaan plasma nutfah spesifik lokasi. Laporan Akhir Tahun Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Banjarbaru. Rao, VR. and KW. Riley The use of biotechnology for conservation and utilization of plant genetic resources. Plant Genetic Resources Newsletter. 97: 3. Rifai, M.A Flora Buah-buahan Indonesia. Bogor. LBN LIPI. Sumarno Menuju Sistem Pengelolaan Plasma Nutfah Tanaman Secara Adil dan Bermanfaat. Zuriat 18 (1). Tohir, K.A Bercocok tanam pohon buah-buahan. PradnyaParamita. Jakarta. Uji, T Keanekaragaman Jenis, Plasma Nutfah, dan Potensi Buah- buahan asli Kalimantan. BioSmart. 6 (2) : Wahdah, R., C. Nisa, dan B. Langai Identifikasi dan karakterisasi buah-buahan di lahan kering Kalimantan Selatan. Laporan Akhir. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian

SEBARAN DAN KERAGAMAN PLASMA NUTFAH MANGGA DI KALIMANTAN SELATAN

SEBARAN DAN KERAGAMAN PLASMA NUTFAH MANGGA DI KALIMANTAN SELATAN SEBARAN DAN KERAGAMAN PLASMA NUTFAH MANGGA DI KALIMANTAN SELATAN Aidi Noor, Rina Dirgahayu Ningsih, Agus Hasbianto, dan Abdul Sabur Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan Jl. Panglima

Lebih terperinci

16. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

16. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 16. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 199 Acuan Rekomendasi Pupuk (kg/ha) Kalimantan Selatan 1. Aluh-Aluh 250 100*

Lebih terperinci

Propinsi KALIMANTAN SELATAN. Total Kabupaten/Kota

Propinsi KALIMANTAN SELATAN. Total Kabupaten/Kota Propinsi KALIMANTAN SELATAN Total Kabupaten/Kota Total Kecamatan Total APBN (Juta) Total APBD (Juta) Total BLM (Juta) : 13 : 151 : Rp. 140.050 : Rp. 14.281 : Rp. 154.330 235 of 342 PERDESAAN PERKOTAAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH LAUT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PERKEBUNAN

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH LAUT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PERKEBUNAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH LAUT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PERKEBUNAN Jalan Datu Insad No. 77 Angsau 70814 Telp. (0512) 21008 (Komp Perkantoran Gagas) - Kalimantan Selatan FORM : 1 Rencana Umum

Lebih terperinci

DATA LUAS WILAYAH ADMINISTRASI DESA/KELURAHAN DI KABUPATEN TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

DATA LUAS WILAYAH ADMINISTRASI DESA/KELURAHAN DI KABUPATEN TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DATA LUAS WILAYAH ADMINISTRASI DESA/KELURAHAN DI KABUPATEN TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN (HASIL KEGIATAN PENEGASAN BATAS DAERAH KABUPATEN TABALONG) Panjang Keliling Luas No. Desa/Kelurahan Kecamatan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI

BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI 2.1 Gambaran Wilayah BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI Kabupaten Tabalong dengan ibukotanya Tanjung terletak paling utara dari propinsi Kalimantan Selatan. Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Tabalong Nomor

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SUMBER DAYA GENETIK PROVINSI JAMBI TIM SDG BPTP JAMBI

PENGELOLAAN SUMBER DAYA GENETIK PROVINSI JAMBI TIM SDG BPTP JAMBI PENGELOLAAN SUMBER DAYA GENETIK PROVINSI JAMBI 2013-2017 TIM SDG BPTP JAMBI PENDAHULUAN SDG merupakan kekayaan lama yang perlu dipertahankan dan dilestarikan Provinsi Jambi mempunyai ratusan SDG baik tanaman

Lebih terperinci

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2)

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2) KABUPATEN / KOTA : TANAH LAUT 63.01 TANAH LAUT 1.363 161.086 338.449 1 63.01.01 TAKISUNG 1.191 16.142 33.333 2 63.01.02 JORONG 18.505 16.061 34.566 3 63.01.03 PELAIHARI 3.482 34.358 1.840 4 63.01.04 KURAU.036

Lebih terperinci

PENTINGNYA PLASMA NUTFAH DAN UPAYA PELESTARIANNYA Oleh : DIAN INDRA SARI, S.P. (Pengawas Benih Tanaman Ahli Pertama BBPPTP Surabaya)

PENTINGNYA PLASMA NUTFAH DAN UPAYA PELESTARIANNYA Oleh : DIAN INDRA SARI, S.P. (Pengawas Benih Tanaman Ahli Pertama BBPPTP Surabaya) PENTINGNYA PLASMA NUTFAH DAN UPAYA PELESTARIANNYA Oleh : DIAN INDRA SARI, S.P. (Pengawas Benih Tanaman Ahli Pertama BBPPTP Surabaya) I. PENDAHULUAN Plasma nutfah merupakan sumber daya alam keempat selain

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH LAUT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PERKEBUNAN

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH LAUT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PERKEBUNAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH LAUT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PERKEBUNAN Jalan Datu Insad No. 77 Angsau 70814 Telp. (0512) 21008 (Komp Perkantoran Gagas) - Kalimantan Selatan RENCANA UMUM PENGADAAN

Lebih terperinci

Lampiran I.63 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

Lampiran I.63 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 Lampiran I.6 /Kpts/KPU/TAHUN 0 9 MARET 0 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 0 No DAERAH PEMILIHAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KURSI DP Meliputi Kab/Kota 8. KOTA BANJARMASIN

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Tabalong Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Tabalong Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pemerintah daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan hidupnya dan bermata pencaharian dari hutan (Pratiwi, 2010 :

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan hidupnya dan bermata pencaharian dari hutan (Pratiwi, 2010 : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang memegang peranan penting dalam kehidupan. Hutan memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan keseluruhan atau totalitas variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah,

Lebih terperinci

Perkembangan Ekonomi Makro

Perkembangan Ekonomi Makro Boks 1.2. Pemetaan Sektor Pertanian di Jawa Barat* Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (harga berlaku) tahun 2006 sebesar sekitar 11,5%, sementara pada tahun 2000 sebesar 14,7% atau dalam kurun waktu

Lebih terperinci

Pedoman wawancara. 4. Siapa saja yang mencari nafkah untuk keluarga anda saat ini? 5. Berapa pendapatan yang di hasilkan anda setiap hari/bulan?

Pedoman wawancara. 4. Siapa saja yang mencari nafkah untuk keluarga anda saat ini? 5. Berapa pendapatan yang di hasilkan anda setiap hari/bulan? FOTO WAWANCARA Pedoman wawancara Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Pekerjaan/ jabatan : Alamat Rumah : 1. Sejak kapan ibu mempunyai pekerjaan tersebut? 2. Kenapa memilih pekerjaan tersebut? 3. Sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dalam bentuk negara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dalam bentuk negara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dalam bentuk negara kepulauan yang memiliki sekitar 17.508 pulau dan panjang garis pantai lebih dari 81.000

Lebih terperinci

Kontribusi Pemanfaatan Lahan Pekarangan terhadap Pemenuhan Gizi Keluarga dan Pengeluaran Pangan Rumah Tangga

Kontribusi Pemanfaatan Lahan Pekarangan terhadap Pemenuhan Gizi Keluarga dan Pengeluaran Pangan Rumah Tangga Kontribusi Pemanfaatan Lahan Pekarangan terhadap Pemenuhan Gizi Keluarga dan Pengeluaran Pangan Rumah Tangga Neneng Ratna, Erni Gustiani dan Arti Djatiharti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50 5.1. Kondisi Geografis V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50 Lintang Selatan dan 104 o 48-108 o 48 Bujur Timur, dengan batas wilayah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1. Keadaan Geografis. Kabupaten Kerinci terletak di daerah bukit barisan, dengan ketinggian 5001500 mdpl. Wilayah ini membentang

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN SUMBER DAYA GENETIK DI PROVINSI BENGKULU

PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN SUMBER DAYA GENETIK DI PROVINSI BENGKULU PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN SUMBER DAYA GENETIK DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013 1 PETUNJUK TEKNIS NOMOR : 26/1801.013/012/JUKNIS/2013 1. JUDUL ROPP : Pengelolaan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. dikonsumsi di Indonesia, karena sekitar 45% konsumsi buah-buahan adalah

PENDAHULUAN. Latar Belakang. dikonsumsi di Indonesia, karena sekitar 45% konsumsi buah-buahan adalah 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pisang (Musa paradisiaca) adalah komoditas buah yang paling banyak dikonsumsi di Indonesia, karena sekitar 45% konsumsi buah-buahan adalah pisang. Buah pisang mudah didapat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dengan megabiodiversity terbesar kedua. Tingginya tingkat keanekaragaman

PENDAHULUAN. dengan megabiodiversity terbesar kedua. Tingginya tingkat keanekaragaman 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis dengan kekayaan sumber daya genetik (plasma nutfah) yang sangat besar. Oleh karena itu Indonesia termasuk negara dengan megabiodiversity terbesar

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN SUMBERDAYA FLORA LAHAN RAWA. Achmadi Jumberi, Muhammad Noor dan Mukhlis. Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa PENDAHULUAN

KEANEKARAGAMAN SUMBERDAYA FLORA LAHAN RAWA. Achmadi Jumberi, Muhammad Noor dan Mukhlis. Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa PENDAHULUAN KEANEKARAGAMAN SUMBERDAYA FLORA LAHAN RAWA Achmadi Jumberi, Muhammad Noor dan Mukhlis Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa PENDAHULUAN Dalam Pasal 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 994

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

4.1. Letak dan Luas Wilayah

4.1. Letak dan Luas Wilayah 4.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kotawaringin Barat. Secara geografis Kabupaten Lamandau terletak pada 1 9-3 36 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

Jeruk Siam Banjar: Andalan Pendapatan bagi Petani Lahan Rawa Pasang Surut

Jeruk Siam Banjar: Andalan Pendapatan bagi Petani Lahan Rawa Pasang Surut Jeruk Siam Banjar: Andalan Pendapatan bagi Petani Lahan Rawa Pasang Surut Muhammad Noor dan Dedi Nursyamsi Jeruk siam (Citrus suhuensis) merupakan jenis jeruk yang berkembang pesat dalam sepuluh tahun

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO DI LAHAN RAWA LEBAK KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA KALIMANTAN SELATAN

PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO DI LAHAN RAWA LEBAK KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA KALIMANTAN SELATAN Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013 PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO DI LAHAN RAWA LEBAK KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA KALIMANTAN SELATAN Abdul Sabur Peneliti pada Balai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pulau Jawa, dan sebaliknya. Provinsi Lampung memiliki 12 kabupaten dan 2

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pulau Jawa, dan sebaliknya. Provinsi Lampung memiliki 12 kabupaten dan 2 42 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Provinsi Lampung merupakan penghubung utama lalu lintas Pulau Sumatera dan Pulau Jawa, dan sebaliknya. Provinsi Lampung memiliki 12 kabupaten dan 2 kota. Provinsi

Lebih terperinci

Profil DNA 10 aksesi tanaman obat sambiloto dari Pulau Kalimantan

Profil DNA 10 aksesi tanaman obat sambiloto dari Pulau Kalimantan Disampaikan pada SEMINAR PERHIPBA 2011, Solo 9-10 November 2011 Profil DNA 10 aksesi tanaman obat sambiloto dari Pulau Kalimantan Juwartina Ida Royani, Dudi Hardianto, Siti Zulaeha dan Dwi Rizkyanto Utomo

Lebih terperinci

DINAMIKA PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PERDESAAN: Tantangan dan Peluang bagi Peningkatan Kesejahteraan Petani

DINAMIKA PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PERDESAAN: Tantangan dan Peluang bagi Peningkatan Kesejahteraan Petani Seminar Nasional DINAMIKA PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PERDESAAN: Tantangan dan Peluang bagi Peningkatan Kesejahteraan Petani Bogor, 19 Nopember 2008 UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DAN SAYURAN

Lebih terperinci

METODA BAKU UJI ADAPTASI DAN UJI OBSERVASI

METODA BAKU UJI ADAPTASI DAN UJI OBSERVASI LAMPIRAN 1 PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 5 Oktober 2011 METODA BAKU UJI ADAPTASI DAN UJI OBSERVASI I. UMUM. A. Latar belakang Dalam rangka pelepasan suatu varietas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Danau merupakan sumber daya air tawar yang berada di daratan yang

BAB I PENDAHULUAN. Danau merupakan sumber daya air tawar yang berada di daratan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Danau merupakan sumber daya air tawar yang berada di daratan yang berpotensi untuk dikembangkan dan didayagunakan bagi pemenuhan berbagai kepentingan. Danau secara

Lebih terperinci

Presiden Republik Indonesia,

Presiden Republik Indonesia, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1980 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN BAKARANGAN DAN KECAMATAN PIANI DI KABUPATEN DAERAH TINGKAT II TAPIN, KECAMATAN LOKSADO DAN KECAMATAN KALUMPANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian

Lebih terperinci

SUMBER DAYA GENETIK TANAMAN HORTIKULTURA DI PROVINSI BENGKULU

SUMBER DAYA GENETIK TANAMAN HORTIKULTURA DI PROVINSI BENGKULU SUMBER DAYA GENETIK TANAMAN HORTIKULTURA DI PROVINSI BENGKULU Dedi Sugandi, Wahyu Wibawa, dan Afrizon* Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5 Kelurahan Semarang Telp. 0736-23030,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di Indonesia setelah padi dan jagung. Dengan perkembangan teknologi, ubi kayu dijadikan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Bambu merupakan salah satu taksa yang sangat beragam dan mempunyai potensi ekonomi yang tinggi. Bambu termasuk ke dalam anak suku Bambusoideae dalam suku Poaceae. Terdapat

Lebih terperinci

NO. KODE NAMA MADRASAH NEGERI SE-KALSEL KAB/KOTA MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PARINGIN BALANGAN

NO. KODE NAMA MADRASAH NEGERI SE-KALSEL KAB/KOTA MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PARINGIN BALANGAN NO. KODE NAMA MADRASAH NEGERI SE-KALSEL KAB/KOTA MADRASAH ALIYAH 1 576040 MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PARINGIN BALANGAN 2 576054 MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 PARINGIN BALANGAN 3 675378 MADRASAH ALIYAH NEGERI

Lebih terperinci

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Pembentukan Taman Kupu-Kupu Gita Persada Taman Kupu-Kupu Gita Persada berlokasi di kaki Gunung Betung yang secara administratif berada di wilayah Kelurahan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

Kultur Jaringan Menjadi Teknologi yang Potensial untuk Perbanyakan Vegetatif Tanaman Jambu Mete Di Masa Mendatang

Kultur Jaringan Menjadi Teknologi yang Potensial untuk Perbanyakan Vegetatif Tanaman Jambu Mete Di Masa Mendatang AgroinovasI Kultur Jaringan Menjadi Teknologi yang Potensial untuk Perbanyakan Vegetatif Tanaman Jambu Mete Di Masa Mendatang Tanaman jambu mete (Anacardium occidentale. L.) merupakan salah satu tanaman

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL)

Lebih terperinci

Varietas Unggul Baru Mangga Hibrid Agri Gardina 45

Varietas Unggul Baru Mangga Hibrid Agri Gardina 45 Varietas Unggul Baru Mangga Hibrid Agri Gardina 45 Hingga saat ini varietas unggul mangga di Indonesia yang telah dilepas sebanyak 32 varietas. Dari 32 varietas unggul tersebut, 14 varietas berasal dari

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kedua sumber utama tidak dapat memenuhi kebutuhan. Ketersediaan pangan

BAB I PENDAHULUAN. kedua sumber utama tidak dapat memenuhi kebutuhan. Ketersediaan pangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketersediaan pangan didefinisikan sebagai kondisi tersedianya pangan dari hasil produksi dalam negeri dan cadangan pangan nasional serta impor apabila kedua sumber utama

Lebih terperinci

Penyediaan Bibit untuk Budi Daya Tanaman Garut (Maranta arundinacea L.)

Penyediaan Bibit untuk Budi Daya Tanaman Garut (Maranta arundinacea L.) Penyediaan Bibit untuk Budi Daya Tanaman Garut (Maranta arundinacea L.) Tanaman garut (sering pula disebut irut atau patat merupakan tanaman yang menghasilkan umbi yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber

Lebih terperinci

3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa

3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa 3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa Lahan basah non rawa adalah suatu lahan yang kondisinya dipengaruhi oleh air namun tidak menggenang. Lahan basah biasanya terdapat di ujung suatu daerah ketinggian

Lebih terperinci

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahan Propinsi Kalimantan Selatan memiliki luas 37.530,52 km 2 atau hampir 7 % dari luas seluruh pulau Kalimantan. Wilayah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Letak dan Luas

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Letak dan Luas GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak dan Luas Letak geografis Perusahaan tambang PT Adaro Indonesia melakukan kegiatan penambangan di daerah Wara, Tutupan dan Paringin yang secara administrasi berada

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis 3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi

Lebih terperinci

BAB II KELURAHAN TUGU SEBAGAI SENTRA BELIMBING. Letak geografis Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok

BAB II KELURAHAN TUGU SEBAGAI SENTRA BELIMBING. Letak geografis Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok BAB II KELURAHAN TUGU SEBAGAI SENTRA BELIMBING 2.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian 2.1.1 Keadaan Umum Kelurahan Tugu Letak geografis Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok berada pada koordinat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu kawasan hutan hujan tropis dengan tingkat keanekaragaman yang tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan kawasan pelestarian alam

Lebih terperinci

Tujuan. Mewariskan sifat-sifat baik/unggul tanaman induk ke tanaman generasi berikutnya

Tujuan. Mewariskan sifat-sifat baik/unggul tanaman induk ke tanaman generasi berikutnya PEMBIBITAN Tujuan Mewariskan sifat-sifat baik/unggul tanaman induk ke tanaman generasi berikutnya Mempertahankan keberlangsungan jenis-jenis tanaman dari waktu ke waktu Memperbanyak jumlah individu tanaman

Lebih terperinci

KERAGAAN KACANG TANAH VARIETAS KANCIL DAN JERAPAH DI LAHAN GAMBUT KALIMANTAN TENGAH

KERAGAAN KACANG TANAH VARIETAS KANCIL DAN JERAPAH DI LAHAN GAMBUT KALIMANTAN TENGAH 36 Muhammad Saleh KERAGAAN KACANG TANAH VARIETAS KANCIL DAN JERAPAH DI LAHAN GAMBUT KALIMANTAN TENGAH Peneliti Badan Litbang Pertanian di Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa, Jl. Kebon Karet Loktabat,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa wukirsari merupakan salah satu Desa dari total 4 Desa yang berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Wukirsari yang berada sekitar

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN HAYATI. Keanekaragaman Jenis Keanekaragaman Genetis Keanekaragaman ekosistem

KEANEKARAGAMAN HAYATI. Keanekaragaman Jenis Keanekaragaman Genetis Keanekaragaman ekosistem KEANEKARAGAMAN HAYATI Keanekaragaman Jenis Keanekaragaman Genetis Keanekaragaman ekosistem Tujuan Pembelajaran Mampu mengidentifikasi keanekaragaman hayati di Indonesia Mampu membedakan keanekaragaman

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH LAUT DINAS PENDIDIKAN Jl. Datu Insad Komp.Perkantoran Gagas, Telp. (0512) PELAIHARI 70814

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH LAUT DINAS PENDIDIKAN Jl. Datu Insad Komp.Perkantoran Gagas, Telp. (0512) PELAIHARI 70814 TUNTUNG PANDANG PEMERINTAH KABUPATEN TANAH LAUT DINAS PENDIDIKAN Jl. Datu Insad Komp.Perkantoran Gagas, Telp. (0512) 21039 PELAIHARI 70814 RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG DAN JASA DI LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN HAYATI DARAT INDONESIA SEBAGAI SUMBER PANGAN

KEANEKARAGAMAN HAYATI DARAT INDONESIA SEBAGAI SUMBER PANGAN KEANEKARAGAMAN HAYATI DARAT INDONESIA SEBAGAI SUMBER PANGAN Disampaikan pada KONPERENSI NASIONAL DAN GERAKAN PEREMPUAN TANAM,TEBAR & PELIHARA TAHUN 2008 Puji Sumedi, Anida Haryatmo, Ani Mardiastuti KEHATI

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN MELALUI PENGEMBANGAN TANAMAN BIOFARMAKA UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KABUPATEN KARANGANYAR

OPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN MELALUI PENGEMBANGAN TANAMAN BIOFARMAKA UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KABUPATEN KARANGANYAR OPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN MELALUI PENGEMBANGAN TANAMAN BIOFARMAKA UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KABUPATEN KARANGANYAR (OPTIMIZING THE USE OF THE YARD THROUGH DEVELOPMENT OF MEDICINAL

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tabalong Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tabalong Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tabalong Tahun 2013 sebanyak 35.267 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Tabalong Tahun 2013 sebanyak 5 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak berbadan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut

Lebih terperinci

Eksplorasi dan Karakterisasi Keanekaragaman Plasma Nutfah Mangga (Mangifera) di Sumatera Tengah

Eksplorasi dan Karakterisasi Keanekaragaman Plasma Nutfah Mangga (Mangifera) di Sumatera Tengah Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Eksplorasi dan Karakterisasi Keanekaragaman Plasma Nutfah Mangga (Mangifera) di Sumatera Tengah Fitmawati, Anggi Suwita, Nery Sofiyanti, Herman Jurusan

Lebih terperinci

MAKALAH KEBIJAKAN POLICY PAPER PENYUSUNAN INVENTARISASI PLASMA NUTFAH/SUMBER DAYA GENETIK DI PROVINSI LAMPUNG

MAKALAH KEBIJAKAN POLICY PAPER PENYUSUNAN INVENTARISASI PLASMA NUTFAH/SUMBER DAYA GENETIK DI PROVINSI LAMPUNG MAKALAH KEBIJAKAN POLICY PAPER PENYUSUNAN INVENTARISASI PLASMA NUTFAH/SUMBER DAYA GENETIK DI PROVINSI LAMPUNG BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INOVASI DAERAH PROVINSI LAMPUNG BANDAR LAMPUNG, DESEMBER

Lebih terperinci

Eksplorasi Plasma Nutfah Tanaman Pangan

Eksplorasi Plasma Nutfah Tanaman Pangan Eksplorasi Plasma Nutfah Tanaman Pangan Hadiatmi, Tiur S. Silitonga, Sri G. Budiarti, dan Buang Abdullah Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian ABSTRAK Lahan pertanian di Jawa Tengah,

Lebih terperinci

Evaluasi dan Rencana Pembangunan Perkebunan Tahun Dinas Pangan dan Pertanian Kabupten Purwakarta

Evaluasi dan Rencana Pembangunan Perkebunan Tahun Dinas Pangan dan Pertanian Kabupten Purwakarta Evaluasi dan Rencana Pembangunan Perkebunan Tahun 2018 Dinas Pangan dan Pertanian Kabupten Purwakarta 1. K O N D I S I GEOGRAFI WILAYAH 1.1 Gambaran umum Kabupaten Purwakarta merupakan bagian dari wilayah

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Batang adalah salah satu kabupaten yang tercatat pada wilayah administrasi Provinsi Jawa Tengah. Letak wilayah berada diantara koordinat

Lebih terperinci

REKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013.

REKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013. REKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013 Wahyu Wibawa Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. unggulan, baik untuk tujuan ekspor mau pun kebutuhan dalam negeri. Ditinjau

I. PENDAHULUAN. unggulan, baik untuk tujuan ekspor mau pun kebutuhan dalam negeri. Ditinjau I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Durian ( Durio zibethinus, Murr.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki prospek cukup cerah untuk menjadi komoditas unggulan, baik untuk tujuan ekspor

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai 49 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Penelitian Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara 4 0 14 sampai 4 0 55 Lintang Selatan dan diantara 103 0 22 sampai 104

Lebih terperinci

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap bermacam-macam bahan pangan. TUJUAN PEMANFAATAN PEKARANGAN 10.3

Lebih terperinci

Katalog BPS : 1105001.6309 Badan Pusat Statistik Kabupaten Tabalong MONOGRAFI KABUPATEN TABALONG 2015 Nomor Publikasi : 63090.1530 Katalog BPS : 1105001.6309 Ukuran Buku : 21,5 cm x 16 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sumatera Utara, karena mempunyai keunggulan komperatif dan kompetitif

PENDAHULUAN. Sumatera Utara, karena mempunyai keunggulan komperatif dan kompetitif PENDAHULUAN Latar Belakang Jeruk Keprok Maga merupakan salah satu komoditi buah buahan andalan Sumatera Utara, karena mempunyai keunggulan komperatif dan kompetitif dengan kultivar atau varietas jeruk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan hutan di Sumatera Utara memiliki luas sekitar 3.742.120 ha atau sekitar 52,20% dari seluruh luas provinsi, luasan kawasan hutan ini sesuai dengan yang termaktub

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mangrove merupakan ekosistem dengan fungsi yang unik dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mangrove merupakan ekosistem dengan fungsi yang unik dalam lingkungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mangrove merupakan ekosistem dengan fungsi yang unik dalam lingkungan hidup. Oleh karena adanya pengaruh laut dan daratan, dikawasan mangrove terjadi interaksi kompleks

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah Indonesia dalam perannya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas fungsi-fungsi pelayanannya kepada seluruh lapisan masyarakat diwujudkan dalam bentuk kebijakan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan 77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan mempunyai keanekaragaman sumberdaya hayati yang berlimpah. Terdapat banyak sekali potensi alam yang dimiliki oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber Daya Alam (SDA) adalah segala sesuatu yang berasal dari alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Pada umumnya, sumber daya alam

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 23 IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Batas Wilayah Kabupaten Tabalong merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Kalimantan Selatan dengan ibukota Tanjung yang mempunyai

Lebih terperinci

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Agroekonomi Kabupaten Garut Kabupaten Garut memiliki 42 kecamatan dengan luas wilayah administratif sebesar 306.519 ha. Sektor pertanian Kabupaten

Lebih terperinci

VALUASI EKONOMI SUMBER DAYA GENETIK

VALUASI EKONOMI SUMBER DAYA GENETIK PROPOSAL PENELITIAN TA. 2015 VALUASI EKONOMI SUMBER DAYA GENETIK Tim Peneliti : Dr. Bambang Sayaka PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

Lebih terperinci

AGROFORESTRI PENDAHULUAN. Apa itu Agroforestri? Cakupan pembahasan agroforestri

AGROFORESTRI PENDAHULUAN. Apa itu Agroforestri? Cakupan pembahasan agroforestri AGROFORESTRI Ellyn K. Damayanti, Ph.D.Agr. M.K. Ekoteknologi Konservasi Tumbuhan Bogor, 19 Maret 2013 PENDAHULUAN Apa itu Agroforestri? Agro/agriculture; forestry Nama bagi sistem-sistem dan teknologi

Lebih terperinci

INVENTARISASI KEGIATAN PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI BARAT

INVENTARISASI KEGIATAN PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI BARAT Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 2, Oktober 2015 ISSN : 1412 6885 INVENTARISASI KEGIATAN PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI BARAT Karmini 1 1 Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman. Jalan

Lebih terperinci

MATERI KULIAH BIOLOGI FAK.PERTANIAN UPN V JATIM Dr. Ir.K.Srie Marhaeni J,M.Si

MATERI KULIAH BIOLOGI FAK.PERTANIAN UPN V JATIM Dr. Ir.K.Srie Marhaeni J,M.Si MATERI KULIAH BIOLOGI FAK.PERTANIAN UPN V JATIM Dr. Ir.K.Srie Marhaeni J,M.Si Apa yang dimaksud biodiversitas? Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah : keanekaragaman organisme yang menunjukkan keseluruhan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Wilayah Propinsi Lampung 1. Geografi Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau Sumatera dengan luas wilayah 35.288,35 Km 2. Propinsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Luas tanam, produksi, dan produktivitas tanaman padi dan jagung per Kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan, Tahun 2008.

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Luas tanam, produksi, dan produktivitas tanaman padi dan jagung per Kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan, Tahun 2008. A. Latar Belakang dan Masalah I. PENDAHULUAN Sektor pertanian di Indonesia memegang peranan strategis karena merupakan sebagai tumpuan hidup sebagian besar penduduk Indonesia, dimana hampir setengah dari

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG Resmayeti Purba dan Zuraida Yursak Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : Usaha tani Padi dan Jagung Manis pada Lahan Tadah Hujan untuk Mendukung Ketahanan Pangan di Kalimantan Selatan ( Kasus di Kec. Landasan Ulin Kotamadya Banjarbaru ) Rismarini Zuraida Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kekayaan Indonesia dalam keanekaragaman jenis tumbuhan merupakan hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Kekayaan Indonesia dalam keanekaragaman jenis tumbuhan merupakan hal 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kekayaan Indonesia dalam keanekaragaman jenis tumbuhan merupakan hal yang patut disyukuri sebagai anugerah dari Sang Pencipta. Menurut Zoer aini (2007: 184) terdapat

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

Jeruk Siam (Citrus suhuiensis) Produk Unggulan di Lahan Rawa Pasang Surut Kalimantan Selatan

Jeruk Siam (Citrus suhuiensis) Produk Unggulan di Lahan Rawa Pasang Surut Kalimantan Selatan Jeruk Siam (Citrus suhuiensis) Produk Unggulan di Lahan Rawa Pasang Surut Kalimantan Selatan Retna Qomariah 1), Agus Hasbianto 1), Susi Lemayati 1), Z.Hikmah Hasan 2) 1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Meksiko, merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya

I. PENDAHULUAN. Meksiko, merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia bersama sejumlah negara tropis lain seperti Brazil, Zaire dan Meksiko, merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya (mega biodiversity).

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013 1 PETUNJUK PELAKSANAAN

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS AGROINDUSTRI PEMBIBITAN TANAMAN BUAH

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS AGROINDUSTRI PEMBIBITAN TANAMAN BUAH PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS AGROINDUSTRI PEMBIBITAN TANAMAN BUAH Pendahuluan - Benih adalah salah satu penentu keberhasilan agribisnis bidang pertanian; - Penggunaan benih bermutu menentukan keberhasilan

Lebih terperinci