SKRIPSI. Oleh : ASRI WIDIYARNO K PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI. Oleh : ASRI WIDIYARNO K PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011"

Transkripsi

1 PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP PERJUANGAN MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 DAGEN TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Oleh : ASRI WIDIYARNO K PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 i

2 PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP PERJUANGAN MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 DAGEN TAHUN AJARAN 2010/2011 Oleh: ASRI WIDIYARNO K Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 ii

3 iii

4 iv

5 ABSTRAK Asri Widiyarno. K PENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PERJUANGAN MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA MENGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 DAGEN TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, April Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan penguasaan konsep perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia pada mata pelajaran IPS siswa kelas V SD Negeri 02 Dagen dengan mengubah strategi pembelajaran. Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Sumber data yang digunakan adalah data setiap akhir siklus, dan data pengelolaan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Subjek penelitian yang diambil yaitu siswa kelas V SD Negeri 02 Dagen Kecamatan Jaten Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011 yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian berupa: angket, soal test kognitif, dan lembar observasi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis interaktif Miles & Huberman, dimulai dari tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan: Metode pembelajaran kooperatif dengan tipe Student Teams Achievement Devisions (STAD) terbukti dapat meningkatkan penguasaan konsep perjuangaan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, siswa kelas V SD Negeri 02 Dagen. Peningkatan ini karena siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Sebelum tindakan pencapaian penguasaan konsep siswa berdasarkan rata-rata pra siklus pencapaian siswa 53,5 rata-rata penguasaan konsep siswa setelah tindakan berdasarkan hasil tes siswa pada siklus I 64,6, rata-rata penguasaan konsep siswa siklus II mencapai 68,3, dan rata-rata penguasaan konsep siswa secara keseluruhan berdasarkan hasil post tes 73,5. Prosentase pencapaian KKM (>62) pada pra siklus 13,8%, siklus I naik menjadi 65,5%, siklus II 86,2%, dan pada hasil post tes 93,1%. v

6 ABSTRACT Asri Widiyarno. K THE IMPROVEMENT OF CONCEPT MASTERY OF STRUGGLING FOR PREPARING INDONESIAN INDEPENDENCE USING STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TYPE OF COOPERATIVE MODEL IN V GRADE OF SD NEGERI 02 DAGEN IN THE SCHOOL YEAR OF 2010/2011. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University, April The objective of research to improve the concept mastery of Struggling for Preparing Indonesian Independence in V Grade of SD Negeri 02 Dagen by changing the learning strategy. This study belongs to a Classroom Action Research. The data source employed was data on each end of cycle, and the data on management of STAD type learning cooperative model. The subjects of research were the V grade of SD 02 Dagen Subdistrict Jaten Karanganyar in the school year of 2010/2011 consisting of 29 students, 13 boys and 16 girls. The data collection was done in this classroom action research employed the research instrument including: questionnaire, cognitive test item, and observation sheet. The data analysis was done using Miles & Huberman s interactive analysis encompassing data collection, data reduction, data display and conclusion drawing. Considering the result of research, it can be concluded that the Student Teams Achievement Divisions (STAD) Type of Cooperative learning method can improve the concept mastery of Struggling for Preparing Indonesian Independence in V Grade of SD Negeri 02 Dagen. This improvement is because the students get involved actively in the learning process. Before the action, the students achievement of concept mastery based on the mean achievement of precycle is 53.5, the students mean of concept mastery after the action based on the result of test in cycle I is 64.6, the students mean of concept mastery in cycle II is 68.3, and the students total mean of concept mastery based on the result of post test is The percentage achievement of KKM ( 62) in pre-cycle is 13.8%, increases to 65.5% in cycle I, to 86.2% in cycle II, and 93.1% in post test result. 1

7 MOTTO Allah tidak akan megubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (Terjemahan QS. Ar Ra d: 11) Jauh lebih baik letih karena bekerja daripada letih karena menganggur (David J. Schwartz) 2

8 PERSEMBAHAN Dengan mengucap puji syukur Alkhamdulillah penulis kepada Allah SWT, karya ini dipersembahkan kepada: 1. Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa memberikan kasih sayang serta doa dengan tulus ikhlas. 2. Almamaterku. 3

9 KATA PENGANTAR Segala Puji dan Syukur senantiasa penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini hingga selesai. Skripsi dengan judul Peningkatan Penguasaan Konsep Perjuangan Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia Menggunakan Model Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Devision (STAD) Pada Siswa Kelas V SD Negeri 02 Dagen Tahun Pelajaran 2010/2011 ini diajukan untuk memenuhi syarat menyelesaikan program pendidikan Strata Satu (S1), Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan Kejuruan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Banyak hambatan dalam penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak maka hambatan ini dapat diatasi. Oleh sebab itu pada kesempatan yang baik ini diucapkan terimakasih yang tulus kepada: 1. Prof. Dr. M.Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. KRT. Rusdiana Indianto. M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Drs. Kartono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd. selaku Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5. Dra. Jenny IS Poerwanti, M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Drs. Usada, M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah memberikan dorongan, semangat dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 4

10 7. Kepala SD Negeri 02 Dagen, Jaten, Karanganyar yang telah memberikan ijin penelitian. 8. Bapak/Ibu Guru SD Negeri 02 Dagen, Jaten, Karanganyar yang banyak memberikan bantuan dan dorongan. 9. Keluarga tercinta yang selalu membuatku terus semangat. 10. Awak Waras Group yang senantiasa memberi kebahagiaan. 11. Sahabat sejatiku yang menemani saat susah dan senang. 12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas segala bantuan dan dorongan motivasi kami ucapkan terimakasih. Disadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan. Terakhir semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan para pembaca pada umumnya. Surakarta, April 2011 Penulis Asri Widiyarno 5

11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAJUAN... ii HALAMAN PERSETUJUAN...iii HALAMAN PENGESAHAN... iv HALAMAN ABSTRAK... v HALAMAN MOTTO...vii HALAMAN PERSEMBAHAN... viii KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI... xi DAFTAR GAMBAR...xiii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Identifikasi Masalah... 5 C. Pembatasan Masalah... 6 D. Perumusan Masalah... 6 E. Tujuan Penelitian... 6 F. Manfaat Penelitian... 6 BAB II LANDASAN TEORI... 8 A. Kajian Pustaka

12 1. Tinjauan Tentang Penguasaan Konsep Perjuangan Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia Tinjauan Tentang Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD B. Hasil Penelitian yang Relevan C. Kerangka Berfikir D. Perumusan Hipotesis BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian B. Subjek Penelitian C. Sumber Data D. Teknik Pengumpulan Data E. Validitas Data F. Teknik Analisis Data G. Indikator Kinerja H. Rencana dan Prosedur Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Latar B. Kondisi Awal C. Diskripsi Hasil Siklus I D. Diskripsi Hasil Siklus II E. Pembahasan Hasil Penelitian BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan B. Implikasi C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

13 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir Gambar 2. Model Analisis Interaktif Gambar 3. Alur Prosedur Penelitian STAD Gambar 4. Skema Penelitian STAD Gambar 5. Grafik Nilai Penguasaan Konsep Siswa Pra Siklus Gambar 6. Grafik Nilai Rata-rata Penguasaan Konsep Siklus I Gambar 7. Grafik Nilai Rata-rata Penguasaan Konsep Siklus II Gambar 8. Grafik Nilai Penguasaan Konsep Post Tes Gambar 9. Grafik Perbandingan Rata-rata Penguasaan Konsep Pra Siklus, Siklus I dan II, serta Post Tes

14 DAFTAR TABEL Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tabel 2. Data Nilai Penguasaan Konsep Siswa Pra Siklus Tabel 3. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Tabel 4. Daftar Nilai Kelompok Siklus I Tabel 5. Penghargaan Tim Siklus I Tabel 6. Data Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Siklus I Petemuan Tabel 7. Data Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Siklus I Petemuan Tabel 8. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Tabel 9. Perbandingan Rata-rata Aktivitas Siswa Siklus I dan II Tabel 10. Data Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Siklus II Petemuan Tabel 11. Data Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Siklus II Petemuan Tabel 12. Daftar Nilai Kelompok Siklus II Tabel 13. Penghargaan Tim Siklus II Tabel 14. Data Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Pre Tes (Pra Siklus) Tabel 15. Daftar Frekuensi Nilai Rata-rata Penguasaan Konsep Siklus I Tabel 16. Daftar Frekuensi Nilai Rata-rata Penguasaan Konsep Siklus II Tabel 17. Daftar Frekuensi Nilai Rata-rata Penguasaan Konsep Post Tes Tabel 18. Perbandingan Rata-rata Penguasaan Konsep Pra Siklus, Siklus I dan II, serta Post Tes

15 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Data Siswa Kelas V SD Negeri 02 Dagen...95 Lampiran 2. Angket Pembelajaran IPS Siswa...96 Lampiran 3. Hasil Angket Pembelajaran IPS Siswa...97 Lampiran 4. Daftar Pembagian Kelompok Siswa Kelas V SD Negeri 02 Dagen pada Pembelajaran tipe STAD...98 Lampiran 5. Silabus IPS Kelas V Semester II...99 Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Lampiran 8. Kisi-kisi Soal Tes Penguasaan Konsep Siswa Lampiran 9. Soal Pre Tes Penguasaan Konsep Perjuangan Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia Lampiran 10. Soal Post Tes Penguasaan Konsep Perjuangan Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia Lampiran 11. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Lampiran 12. Lembar Observasi Penilaian Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif STAD Lampiran 13. Hasil Observasi Penilaian Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif STAD Lampiran 14. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Lampiran 15. Daftar Nilai Penguasaan Konsep Siswa Lampiran 16. Nilai Rata-rata Penguasaan Konsep dan Point Kemajuan Siswa 161 Lampiran 17. Perbandingan Nilai Rata-rata Penguasaan Konsep Siswa Siklus I 10

16 dan II Lampiran 18. Angket Penguasaan Konsep Siswa Perjuangan Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia Lampiran 19. Hasil Angket Penguasaan Konsep Siswa Perjuangan Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia Lampiran 20. Foto Pelaksanaan Pembelajaran

17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek yang penting dalam kehidupan. Pendidikan dapat mengalami perubahan ke arah yang lebih baik bahkan sempurna ataupun sebaliknya, sehingga sangat diharapkan adanya pembaharuanpembaharuan. Salah satu upaya pembaharuan dalam bidang pendidikan adalah pembaharuan metode atau meningkatkan relevansi metode mengajar. Metode mengajar dikatakan relevan jika mampu mengantarkan siswa mencapai tujuan pendidikan pada umumnya. Seperti tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dikatakan, Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Hasil belajar adalah bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai seseorang setelah memperoleh pengalaman belajar atau mempelajari sesuatu (Winkel, 2005: 60). Sehingga hasil belajar siswa berkorelasi positif dengan keberartian pengalaman belajar siswa. Keberartian pengalaman belajar siswa dapat diperoleh dari pemberian kegiatan belajar yang mengaktifkan siswa secara mental-intelektual dalam suasana belajar yang menyenangkan. Hal tersebut menekankan pentingnya penyediaan kondisi yang dapat mengefektifkan belajar siswa. Seorang guru yang baik harus mampu menyusun suatu strategi pembelajaran yang mampu membawa peran serta siswa secara aktif belajar dikarenakan kesadaran dan ketertarikan siswa yang cukup tinggi, bukan sematamata untuk memenuhi kewajiban. Guru juga harus mampu menfasilitasi agar siswa memperoleh pengalaman belajar yang berarti. Guru dituntut dapat menyajikan kegiatan belajar mengajar yang mampu membangkitkan motivasi 12

18 belajar siswa. Hal itu dapat ditempuh dengan menggunakan metode mengajar yang bervariasi. Dalam memilih metode mengajar harus disesuaikan dengan tujuan pengajaran, materi pengajaran dan bentuk pengajaran (kelompok atau individu). Metode mengajar ada beberapa macam misalnya: ceramah, diskusi, demonstrasi, inquiri, kooperatif dan masih banyak lagi. Selama beberapa kurun waktu, pembelajaran yang dianut oleh beberapa guru didasarkan atas asumsi bahwa pengetahuan dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke pikiran siswa. Metode pembelajaran satu arah dimana siswa hanya ditempatkan sebagai objek dan membatasi kebebasan siswa dalam berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar membuat siswa menjadi malas dan kurang bersemangat. Penerapan pengajaran ceramah memungkinkan guru lebih mendominasi dalam kegiatan belajar mengajar sehingga siswa menjadi enggan dan jenuh dalam menerima pelajaran sehingga tujuan yang telah ditetapkan tidak tercapai secara optimal. IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di SD yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, anak diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Mata pelajaran IPS bertujuan agar anak didik memiliki kemampuan sebagai berikut: Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang mejemuk, ditingkat lokal, nasional, dan global. Untuk mencapai tujuan pendidikan IPS tersebut maka tugas utama guru adalah mengembangkan materi pelajaran dengan tepat dan sesuai dengan tingkat kemampuan dan perkembangan siswa serta sesuai dengan tuntutan kurikulum. Kenyataan di lapangan agaknya berbeda dengan harapan di atas. Berdasarkan 13

19 hasil kolaborasi dengan guru kelas V SD Negeri 02 Dagen Tahun Ajaran 2010/2011, pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri 02 Dagen selama ini lebih banyak menerapkan model konvensional (ekspositori) yang menekankan dominasi guru dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran ini memiliki beberapa kelemahan antara lain: 1. Pembelajaran lebih menekankan pada hafalan. 2. Siswa kurang aktif dan kreatif dalam kegiatan pembelajaran. 3. Menghambat perkembangan siswa dalam mengemukakan ide dan gagasan. 4. Kegiatan pembelajaran didominasi guru, sehingga kreatifitas siswa sangat rendah. 5. Sumber informasi hanya dari buku paket pelajaran dan guru. 6. Siswa belum terlatih untuk belajar dan bekerja sama dalam diskusi dan kerja kelompok. Hal ini berakibat mata pelajaran IPS kurang disukai dan dinomorduakan dibanding mata pelajaran lain. Hal ini karena IPS dianggap sebagai mata pelajaran yang menyulitkan, banyak hafalan, membosankan, dan menjadikan siswa pasif dalam belajar. Materi perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia merupakan salah satu materi dalam pembelajaran IPS di kelas V. Materi ini sangat penting dimana menjadi dasar pengetahuan siswa dalam memahami konsep awal terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia dan penanaman rasa nasionalisme. Sehingga dalam pembelajaran diharapkan siswa dapat benar-benar menguasai konsep ini. Namun kenyataan di lapangan siswa kurang dapat menguasai konsep. Hal ini dapat diketahui dari data yang diperoleh pada pembelajaran IPS kelas V SD Negeri 02 Dagen tahun pelajaran 2009/2010 pada materi pokok perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dengan KKM 62 diperoleh hasil yang kurang memuaskan. Dari jumlah siswa 16 anak, hanya 7 anak (44%) yang mendapat nilai di atas KKM, sedangkan 9 anak (56 %) nilainya masih di bawah KKM. Artinya ketuntasan belajar hanya 44 %. Kondisi kelas dan siswa kelas V sekarang (tahun pelajaran 2010/2011) relatif hampir sama dengan tahun lalu, apalagi dengan jumlah siswa yang relatif 14

20 lebih banyak. Dari hasil pre tes sebelum diadakan tindakan, hanya 4 siswa yang lulus KKM 13,8% dan 86,2% masih mendapat nilai di bawah KKM. Jika dibiarkan tanpa ada tindakan pembaharuan, tentunya dapat terjadi lagi menurunnya hasil belajar pada materi pelajaran yang sama. Untuk itu peneliti mencari solusi yang tepat dalam mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran IPS khususnya materi ini sehingga kemampuan siswa dalam penguasaan konsep perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dapat meningkat. Guru bersama peneliti menyadari bahwa kemampuan setiap anak tidak sama, melainkan memiliki tingkat pemahaman yang berbeda-beda. Selain itu melihat pembelajaran yang selama ini diterapkan lebih didominasi oleh guru, sehingga siswa mendapat porsi yang sedikit dalam kegiatan pembelajaran. Padahal, belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya bukan mengetahuinya (Mohammad Ali Mochtar: 2003). Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Untuk itu peneliti memberikan alternatif penerapan metode kooperatif tipe STAD untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran IPS ini. Sementara itu mengapa peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe STAD, karena STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) di kembangkan oleh Robert Slavin dipandang sebagai yang paling sederhana dan paling langsung menyasar pada siswa dari model pembelajaran kooperatif. Tipe ini digunakan untuk mengajarkan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu, baik melelui penyajian verbal maupun tertulis. (Suprayekti, Jurnal Pendidikan Penambur No.07/Th.V/Desember 2006: 89). Metode ini untuk memotivasi siswa saling memberi semangat dan membantu dalam menuntaskan keterampilan-keterampilan yang dijelaskan guru. Dalam STAD guru hanya memberikan konsep-konsep pokok. Pengembangan dari konsep-konsep tersebut dilakukan oleh siswa dalam 15

21 bentuk kelompok melalui lembar diskusi kelompok yang diberikan guru. Dalam kelompok, siswa mendiskusikan konsep dan soal yang diberikan secara bersama, membandingkan masing-masing jawaban dari soal yang diberikan, dan membetulkan kesalahan dalam memahami konsep, sehingga seluruh siswa akan terlibat secara langsung dalam penguasaan materi. Pembelajaran IPS akan sangat menarik jika dikemas dalam suatu bentuk pembelajaran inovatif, interatif yang menyenangkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) ini merupakan salah satu bentuk metode pembelajaran inovatif dan interaktif. Dengan metode ini diharapkan siswa dapat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, lebih termotivasi sehingga prestasi belajarnya meningkat dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Untuk itu, penulis mencoba mengadakan suatu penelitian dengan judul: PENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PERJUANGAAN MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA MENGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 DAGEN TAHUN AJARAN 2010/2011. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Metode pembelajaran IPS yang diterapkan selama ini pada umumnya menggunakan metode ceramah yang cenderung monoton dan kurang bervariasi sehingga berakibat penguasaan konsep IPS siswa rendah. 2. Dominasi guru dalam kegiatan belajar mengajar masih sangat kuat yang seringkali mengabaikan proses belajar melalui interaksi antara siswa dengan guru dan antara siswa dengan siswa di dalam kelas. 3. Kurangnya variasi strategi pembelajaran yang dilakukan guru dalam mengajar. 4. Salah satu metode pembelajaran yang strategis untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa yaitu dengan model kooperatif tipe STAD. 16

22 C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini tidak terlalu luas dan banyak menimbulkan kesalahpahaman, maka permasalahan dalam penelitian ini perlu dibatasi dengan maksud untuk lebih memfokuskan pada masalah yang dikaji. Dari berbagai masalah yang ada di atas, maka penelitian ini hanya dibatasi pada: Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan penguasaan konsep IPS pada pokok materi perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia siswa kelas V SD Negeri 02 Dagen Tahun Ajaran 2010/2011. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah tersebut di atas, maka masalah dapat dirumuskan: Apakah penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan penguasaan konsep perjuangaan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri 02 Dagen, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar, tahun ajaran 2010/2011? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan penguasaan konsep perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dengan menggunakan model kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada siswa kelas V SD Negeri 02 Dagen, Tahun Ajaran 2010/2011. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengembangkan proses pembelajaran IPS sehingga penguasaan konsep siswa dalam mata pelajaran IPS dapat meningkat. 17

23 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Memperoleh pengalaman dalam pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa. b. Bagi Siswa Siswa akan semakin termotivasi untuk meningkatkan penguasaan konsep dan hasil belajar mata pelajaran IPS. c. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik pada sekolah itu sendiri dalam rangka perbaikan pembelajaran pada khususnya dan sekolah pada umumnya. 18

24 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Tinjauan Tentang Penguasaan Konsep Perjuangan Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia a. Pengertian Konsep Konsep adalah kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan alat intelektual yang membantu kegiataan berfikir dan memecahkan masalah. Yang dimaksud konsep menurut Moore (Skeel, 1995: 30) adalah sesuatu yang tersimpan dalam suatu pikiran, suatu ide atau suatu gagasan. Menurut Parker (dalam Faqih Samlawi dan Bunyamin Maftuh, 2001: 11) menyatakan bahwa konsep adalah gagasan-gagasan tentang sesuatu. Konsep adalah suatu gagasan yang ada melalui contoh-contohnya. Menurut Nana Syaodih (2004: 189) Suatu konsep akan mempunyai makna logis dan makna psikologis. Makna logis terbentuk karena pemahaman akan ciri-ciri umum yang ditemukan dalam kehidupan. Makna psikologis merupakan makna yang diperoleh dari pengalaman pribadi. Menurut Winkel (2005: 113) Konsep merupakan suatu abstraksi dari pemikiran (ide) yang merupakan generalisasi dari sesuatu yang khusus atau spesifik. Konsep dibedakan atas konsep konkret dan konsep yang didefinisikan. Konsep konkret adalah pengertian yang menunjuk pada aneka objek dalam lingkungan fisik, sedangkan konsep yang didefinisikan adalah konsep yang mewakili realitas hidup, tetapi tidak langsung menunjuk pada realitas dalam lingkungan hidup fisik, karena realitas itu tidak berbeda. Faqih Samlawi dan Bunyamin Maftuh (2001: 10) mengungkapkan, Konsep secara sederhana adalah penamaan (pemberi label) untuk sesuatu yang membantu seseorang mengenal, mengerti dan memahami sesuatu. Lebih lanjut tentang konsep, beberapa karakteristik konsep menurut Schuncuke (dalam Faqih Samlawi dan Bunyamin Maftuh, 2001: 12) yaitu: 19

25 1) Merupakan suatu abstraksi, 2) Mencerminkan pengelompokkan/klasifikasi benda (kegiatan, peristiwa ataupun gagasan) yang mempunyai karakteristik atau kualitas tertentu yang umum, 3) Bersifat pribadi, latar belakang dan pengalaman pribadi kemungkinan bisa agak berbeda antar personal contoh konsep yang difahami seorang ahli/professor dengan yang difahami siswa kelas III SD, 4) Dipelajari melalui pengalaman, dan 5) Bukan sekedar suatu kata-kata. Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001:42) menyatakan bahwa konsep mempunyai lima elemen yaitu: 1) nama, 2) contoh-contoh (positif dan negatif), 3) atribut (esensial dan non-esensial), 4) nilai-nilai atribut, 5) aturan. Menurut Syaiful Sagala (2009: 71) bahwa konsep merupakan buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan meliputi prinsip, hukum, dan teori. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman, melalui generalisasi dan berfikir abstrak, kegunaan konsep untuk menjelaskan dan meramalkan. Menurut Oemar Hamalik (2003: ), yang disebut konsep atau ciri konsep itu adalah: 1) Atribut konsep adalah suatu sifat yang membedakan antara konsep satu dengan konsep lainnya. 2) Atribut nilai-nilai, adanya variasi-variasi yang terdapat dalam suatu atribut. 3) Jumlah atribut yang bermacam-macam antara satu konsep dengan konsep lainnya. 4) Kedominanan atribut, menunjuk pada kenyataan bahwa beberapa atribut lebih dominan (abvious) daripada yang lainnya. Berdasarkan pendapat diatas konsep adalah kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan alat intelektual, suatu ide atau suatu gagasan yang merupakan generalisasi dari sesuatu yang khusus atau spesifik, pemahaman akan ciri-ciri umum yang ditemukan dalam kehidupan yang 20

26 digunakan untuk penamaan (pemberi label) untuk sesuatu yang membantu seseorang mengenal, mengerti dan memahami sesuatu. b. Penguasaan Konsep Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 41) mendefinisikan penguasaan konsep adalah individu mampu menyebutkan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan dari contoh-contoh yang menyajikan informasi tentang karakteristik dan nilai atribut dari konsep, kemudian dirumuskan kembali tentang konsep itu. Menurut Gagne dalam Winkel (2005: 362) menyatakan bahwa Penguasaan konsep termasuk dalam kategori hasil belajar kemahiran intelektual. Untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam menguasai konsep, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Oemar Hamalik (2003: 166) menyatakan bahwa hal-hal yang harus diperhatikan untuk mengetahui keberhasilan siswa memahami suatu konsep, yaitu: (1) dapat menyebutkan contoh suatu konsep; (2) dapat menyatakan ciriciri suatu konsep; (3) dapat memilih dan membedakan antara contoh dari yang bukan konsep; (4) dapat memecahkan masalah yang berkenaan dengan konsep yang dipelajari. Berdasarkan beberapa pendapat diatas penguasaan konsep adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh siswa untuk menguasai/memahami suatu materi pelajaran, individu mampu menyebutkan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan dari contoh-contoh yang menyajikan informasi tentang karakteristik dan nilai atribut dari konsep. Kemampuan siswa dalam menguasai suatu konsep, dapat dilihat dari nilai hasil belajar siswa pada materi tersebut. c. Materi Perjuangan Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia 1) Usaha Mempersiapkan Kemerdekaan Secara resmi persiapan kemerdekaan Indonesia dilakukan Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia 21

27 Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). a) Persiapan Kemerdekaan oleh BPUPKI Perdana Menteri Jepang, Jenderal Kuniaki Koiso, pada tanggal 7 September 1944 mengumumkan bahwa Indonesia akan dimerdekakan kelak, sesudah tercapai kemenangan akhir dalam perang Asia Timur Raya. Dengan cara itu, Jepang berharap tentara Sekutu akan disambut rakyat Indonesia sebagai penyerbu negara mereka. Pada tanggal 1 Maret 1945, Pemerintah Militer Jepang di Jawa, Kumakici Harada, mengumumkan pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dalam bahasa Jepang disebut Dokuritsu Zumbi Coosakai. BPUPKI dibentuk untuk mempelajari dan menyelidiki hal-hal penting untuk mendirikan negara Indonesia merdeka. BPUPKI resmi dibentuk pada tanggal 29 April 1945, bertepatan dengan ulang tahun kaisar Jepang. Dr. K.R.T Radjiman Wedyodiningrat ditunjuk menjadi ketua didampingi dua orang ketua muda, yaitu R.P Suroso dan Ichibangase. Selain menjadi ketua muda, R.P. Suroso juga diangkat menjadi kepala kantor tata usaha BPUPKI dibantu Toyohiko Masuda dan Mr. A.G. Pringgodigdo. Tanggal 28 Mei 1945, diadakan upacara pelantikan dan sekaligus upacara pembukaan sidang pertama BPUPKI di gedung Chuo Sangiin (Gedung Pancasila sekarang). Selama berdiri BPUPKI mengadakan dua kali masa sidang resmi, yaitu: (2) Sidang resmi pertama Sidang resmi pertama berlangsung lima hari, yaitu 28 Mei sampai 1 Juni Pada masa sidang resmi pertama ini, dibahas dasar negara. Banyak anggota sidang yang memberikan pandangannya tentang bentuk negara dan dasar negara. Masa sidang pertama BPUPKI ini dikenang dengan sebutan detik-detik lahirnya Pancasila. Seluruh anggota BPUPKI yang berjumlah 62 orang ditambah 6 anggota tambahan berkumpul dalam satu ruang sidang. 22

28 (3) Sidang resmi kedua Sidang resmi kedua berlangsung tanggal Juli Sidang ini membahas bentuk negara, wilayah negara, kewarganegaraan, rancangan undang-undang dasar, ekonomi dan keuangan, pembelaan negara, pendidikan dan pengajaran. Pada termin ini, anggota BPUPKI dibagi-bagi dalam panitia-panitia kecil. Panitia-panitia yang terbentuk antara lain Panitia Perancang Undang-Undang Dasar (diketuai Sukarno), Panitia Pembelaan Tanah Air (diketuai Abikusno Cokrosuyoso), dan Panitia Ekonomi dan Keuangan (diketuai Mohammad Hatta). Di antara dua sidang resmi itu, berlangsung pula sidang tidak resmi yang dihadiri 38 orang. Sidang yang dipimpin Bung Karno ini membahas rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yang kemudian dibahas pada sidang resmi kedua BPUPKI (10-17 Juli 1945). b) Persiapan Kemerdekaan oleh PPKI Setelah BPUPKI menyelesaikan tugas-tugasnya, pada 7 Agustus 1945 dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Badan ini bertugas mempersiapkan segala sesuatu yang menyangkut masalah ketatanegaraan bagi negara Indonesia baru. Badan ini beranggotakan 21 orang. Adapun yang ditunjuk sebagai ketua adalah Ir. Sukarno, sedangkan wakil ketuanya Drs. Moh Hatta. Sebagai penasihat ditunjuk Mr. Ahmad Subarjo. Kemudian, anggota PPKI ditambah lagi sebanyak enam orang, yaitu Wiranatakusumah, Ki Hajar Dewantara, Mr. Kasman Singodimejo, Sayuti Melik, Iwa Kusumasumantri, dan Ahmad Subarjo. Ketika PPKI terbentuk, keinginan rakyat Indonesia untuk merdeka semakin memuncak. Memuncaknya keinginan itu terbukti dengan adanya tekad dari semua golongan untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Golongan muda menghendaki agar kemerdekaan diproklamasikan tanpa kerja sama dengan 23

29 Jepang sama sekali, termasuk proklamasi kemerdekaan dalam rapat PPKI. Ada anggapan dari golongan muda bahwa PPKI adalah badan bentukan Jepang. Di lain pihak PPKI adalah badan yang ada untuk menyiapkan halhal yang perlu bagi suatu negara. Dalam suasana seperti inilah PPKI bekerja sebagai badan yang bertugas menyiapkan ketatanegaraan Indonesia Baru. Selama terbentuk PPKI melakukan beberapa kali sidang. (1) Sidang pertama dilaksanakan tanggal 18 Agustus 1945, di Gedung Kesenian Jakarta. Pada sidang ini dihasilkan beberapa keputusan penting yang menyangkut kehidupan ketatanegaraan serta landasan politik bagi bangsa Indonesia yang merdeka, yaitu: (a) mengesahkan UUD1945 setelah mendapat beberapa perubahan pada pembukannya, (b) memilih presiden dan wakil presiden, yakni Ir. Sukarno dan Drs. Moh. Hatta, (c) menetapkan bahwa Presiden untuk sementara waktu akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional. (2) Sidang kedua dilakukan pada hari berikutnya, tanggal 19 Agutus Sidang hari kedua ini menghasilkan keputusan: (a) membentuk 12 departemen dan sekaligus menunjuk pemimpinnya (menteri), (b) menetapkan pembagian wilayah negara Republik Indonesia menjadi delapan provinsi dan sekaligus menunjuk gubernurnya, (c) memutuskan agar tentara kebangsaansegera dibentuk. (3) Sidang ketiga (20 Agustus 1945) PPKI membahas tentang Badan Penolong Keluarga Korban Perang. Sidang ketiga PPKI menghasilkan delapan pasal ketentuan. Salah satu pasalnya, yakni pasal 2 berisi tentang pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR). (4) Sidang keempat dilakukan pada tanggal 22 Agustus 1945 membahas tentang: (a) Komite Nasional (b) Partai Nasional 24

30 (c) Badan Keamanan Rakyat. Pada tanggal 23 Agustus 1945, Presiden Sukarno dalam pidatonya menyatakan berdirinya tiga badan baru, yaitu Komite Nasional Indonesia (KNI), Partai Nasional Indonesia (PNI), dan Badan Keamanan Rakyat (BKR). Sejak dibentuknya lembaga-lembaga kenegaraan tersebut, berakhirlah tugas PPKI. PPKI sangat berperan dalam penataan awal negara Indonesia. Walaupun kelompok muda menganggap PPKI sebagai lembaga buatan Jepang, peran dan jasa badan ini tidak boleh kita lupakan. Anggota PPKI telah menjalankan tugas yang diembankan kepada mereka dengan sebaik-baiknya. Sampai akhirnya PPKI dapat meletakkan dasardasar ketatanegaraan bagi negara Indonesia yang baru saja berdiri. 2) Perumusan Dasar Negara Dasar negara menjadi salah satu agenda pembicaraan sidang pertama BPUPKI. Selama sidang pertama BPUPKI yang berlangsung dari tanggal 28 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 ada tiga tokoh yang menawarkan konsep dasar negara, yaitu Mr. Mohammad Yamin, Prof. Dr. Mr. Supomo, dan Ir. Sukarno. Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr. M. Yamin menawarkan lima asas dasar Negara Republik Indonesia sebagai berikut: 1) Peri Kebangsaan, 2) Peri Kemanusiaan, 3) Peri Ketuhanan, 4) Peri Kerakyatan, 5) Kesejahteraan yang berkebuda yaan. Dua hari kemudian, pada tanggal 31 Mei 1945, Prof. Dr. Mr. Supomo, mengajukan dasar-dasar negara sebagai berikut: 1) Persatuan, 2) Kekeluargaan, 3) Keseimbangan lahir dan batin, 4) Musyawarah, 5) Keadilan rakyat. Ir. Sukarno mengusulkan konsep dasar negara dalam rapat BPUPKI tanggal 1 Juni Selain mengusulkan konsep dasar negara, Bung Karno juga mengusulkan nama bagi dasar negara yaitu Pancasila. Berikut ini lima dasar yang diusulkan oleh Bung Karno: 1) Kebangsaan Indonesia, 2) Internasionalisme atau perikemanusiaan, 3) Mufakat atau demokrasi, 4) Kesejahteraan sosial, 5) Ketuhanan Yang Maha Esa. 25

31 Setelah sidang pada tanggal 1 Juni 1945 itu, BPUPKI memasuki masa jeda. Sampai dengan saat itu belum ada rumusan dasar negara. Yang ada hanyalah usulan dasar negara Indonesia. Sebelum masuk masa jeda itu telah terbentuk sebuah panitia kecil yang diketuai Ir. Sukarno, dengan anggota Drs. Mohammad Hatta, Sutarjo Kartohadikusumo, Wahid Hasjim, Ki Bagus Hadikusumo, Oto Iskandardinata, M. Yamin, dan A. A. Maramis. Panitia kecil ini bertugas menampung saran dari anggota BPUPKI. Pada tanggal 22 Juni 1945, Panitia Kecil mengadakan pertemuan dengan 38 anggota BPUPKI. Bung Karno menyebut pertemuan itu sebagai rapat pertemuan antara Panitia Kecil dengan anggota BPUPKI. Pertemuan itu menampung suarasuara dan usul-usul lisan dari anggota BPUPKI. Dalam pertemuan itu juga dibentuk Panitia Kecil lain, yang beranggota sembilan orang. Panitia ini dikenal dengan nama Panitia Sembilan. Anggota Panitia Sembilan terdiri dari Ir. Sukarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. M. Yamin, Mr. Ahmad Subarjo, Mr. A. A. Maramis, Abdulkadir Muzakir, Wahid Hasyim, H. Agus Salim, dan Abikusno Cokrosuyoso. Mereka menghasilkan suatu rumusan pembukaan UUD yang menggambarkan maksud dan tujuan pembentukan negara Indonesia Merdeka. Rumusan itu disepakati dan ditandatangani bersama oleh anggota Panitia Sembilan. Rumusan Panitia Sembilan itu kemudian diberi nama Jakarta Charter atau Piagam Jakarta. Rumusan dasar negara dalam Piagam Jakarta itu berbunyi: 1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan Syari at Islam bagi pemeluk-pemeluknya. 2. Kemanusiaan yang ad il dan beradab. 3. Persatuan Indonesia. 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Perumusan terakhir dasar negara dilakukan pada persidangan BPUPKI tahap kedua, yang dimulai pada tanggal 10 Juli Pada kesempatan itu, dibahas rencana UUD, termasuk pembukaan (preambule) 26

32 oleh Panitia Perancang Undang-Undang Dasar yang diketuai oleh Ir. Sukarno. Dalam rapat tanggal 11 Juli 1945, Panitia Perancang Undang-Undang Dasar menyetujui isi preambule yang diambil dari Piagam Jakarta. Panitia ini kemudian membentuk Panitia Kecil Perancang Undang Undang Dasar yang diketuai oleh Prof. Dr. Mr. Supomo dengan anggota Mr. Wongsonegoro, Mr. Ahmad Subarjo, Mr. A. A. Maramis, Mr. R. P. Singgih, H. Agus Salim, dan dr. Sukiman. Hasil perumusan panitia kecil disempurnakan bahasanya oleh sebuah Panitia penghalus bahasa yang terdiri dari Husein Jayadiningrat, Agus Salim, dan Supomo. Panitia ini juga bertugas menyempurnakan dan menyusun kembali rancangan undang-undang dasar yang sudah dibahas itu. Pemb uk aan serta batang tubuh rancangan UUD yang dihasilk an disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus Namun, sebelum disahkan Pembukaan UUD yang diambil dari Piagam Jakarta rumusan Panitia Sembilan mengalami perubahan. Pada tanggal 17 Agustus 1945 sore, seorang opsir angkatan laut Jepang menemui Drs. Mohammad Hatta. Opsir itu menyampaikan keberatan dari tokoh-tokoh rakyat Indonesia bagian Timur atas kata-kata Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari at Islam bagi pemeluk-pemeluknya, dalam Piagam Jakarta. Sebelum rapat PPKI tanggal 18 Agustus 1945, Drs. Moh. Hatta dan Ir. Sukarno meminta empat tokoh Islam, yakni Ki Bagus Hadikusumo, Wahid Hasyim, Mr. Kasman Singodimejo, dan Mr. Teuku Moh. Hassan untuk membicarakan hal tersebut. Hal ini dilakukan untuk menghindari perdebatan panjang dalam rapat PPKI. Akhirnya mereka sepakat kata-kata yang menjadi ganjalan bagi masyarakat Indonesia Timur itu diubah menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa. Dengan demikian, rumusan dasar negara yang resmi bukan rumusan individual yang dikemukakan oleh Mr. Mohammad Yamin, Prof. Dr. Mr. Supomo, maupun Ir. Sukarno. Dasar negara yang resmi juga bukan rumusan Panitia Kecil. Pancasila Dasar Negara yang resmi adalah rumusan yang disahkan PPKI pada tanggal 18 Agustus Rumusan itu berbunyi, sebagai berikut: 27

33 1. Ketuhanan Yang Maha Esa. 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab. 3. Persatuan Indonesia. 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 3) Tokoh-tokoh Persiapan Kemerdekaan a) Mengenal tokoh-tokoh persiapan kemerdekaan Ada banyak tokoh yang berperan dalam usaha persiapan kemerdekaan. Tentu saja kita tidak akan dapat membahas semua tokoh dan perannya dalam persiapan kemerdekaan. Berikut ini akan dibahas beberapa tokoh persiapan kemerdekaan, yaitu: (1) Ir. Sukarno ( ) Sukarno dilahirkan tanggal 6 Juni Beliau menjadi tokoh penting dalam persiapan kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1928 beliau mendirikan Partai Nasional Indonesia. Pada tahun 1930-an, karena perjuangannya beliau sering masuk penjara dan harus menjalani hidup di pengasingan. ( 2) Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat( ) Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat adalah seorang dokter dan tokoh pergerakan. Peran beliau sangat menonjol menjelang kemerdekaan Indonesia. Khususnya ketika ban gsa kita sedang merumuskan dasardasar negara. (3) Prof. Dr. Mr. Supomo( ) Supomo dilahirkan di Sukoharjo, Solo. Setelah tamat dari Sekolah Tinggi Hukum, beliau melanjutkan studi ke Universitas Leiden, Belanda, dan memperoleh gelar doktor di sana. Sekembalinya di tanah air, beliau bekerja di Pengadilan Negeri Yogyakarta. (4) Mohammad Hatta( ) Mohammad Hatta lahir di Bukit Tinggi, 12 Agustus Ketika menjadi mahasiwa di Belanda beliau sudah aktif dalam gerakan 28

34 mahasiswa nasionalis. Sepulang dari Belanda beliau bergabung dengan PNI. Tahun 1934 beliau ditangkap dan dimasukkan penjara kemudian dibuang ke Digul. (5) Muhammad Yamin( ) Muhammad Yamin adalah seorang ahli hukum, tokoh pergerakan kemerdekaan, penyair angkatan Pujangga Baru, dan penggali sejarah Indonesia. Sejak muda beliau sudah berkecimpung dalam kegiatan organisasi. Bersama Bung Hatta ia mendirikan Jong Sumatranen Bond. Dalam gerakan politik ia mula-mula bergabung dengan Partindo. (6) Ahmad Subarjo ( ) Ahmad Subarjo adalah pejuang kemerdekaan d ari golongan tua. Semasa kuliah beliau giat dalam Perhimpunan Indonesia. Menjelang proklamasi kemerdekaan, ia duduk dalam keanggotaan BPUPKI. Beliau juga termasuk dalam Panitia Sembilan yang menghasilkan Piagam Jakarta. Perannya yang sangat penting adalah menjadi penengah antara golongan muda dan Sukarno dalam peristiwa Rengas Dengklok. b) Menghormati Usaha Para Tokoh Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Kita pantas menghargai usaha tokoh-tokoh bangsa dalam mempersiapkan kemerdekaan kita. Berkat usaha mereka, kita dapat hidup di alam merdeka dan menikmati sistem ketatanegaraan yang mereka perjuangkan. Bentuk penghormatan kepada mereka dapat kita ungkapkan dengan mengenang jasa-jasa mereka. Kita juga bisa berziarah ke makam mereka dan berdoa untuk mereka. Bentuk penghargaan yang tak kalah penting adalah mencontoh sikapsikap positif yang mereka tunjukkan dan meneruskan 29

35 perjuangan mereka. Sikap positif tokoh-tokoh bangsa yang patut kita contoh antara lain: (1) Rela berjuang demi bangsa dan negara. (2) Berpendirian tetapi juga menghormati pendapat orang lain. Para tokoh bangsa terkenal memegang teguh pendapat dan memperjuangkan pendapatnya. Namun, ketika suatu kesepakatan bersama telah diambil dengan lapang dada mereka menerima keputusan itu. Karya mereka membangun dasar negara harus kita teruskan agar sendi-sendi negara ini makin kokoh. Undang-Undang Dasar 1945 yang mereka hasilkan merupakan karya yang amat mengagumkan. Namun demikian, seiring dengan perkembangan zaman undangundang dasar itu ternyata dirasa perlu untuk disempurnakan. Maka kita mengenal adanya amandemen terhadap UUD Usaha ini harus tetap kita lakukan agar tercipta suatu sistem yang lebih baik. Ini menjadi tugas kita sekarang sebagai generasi penerus bangsa. d. Penguasaan Konsep Perjuangaan Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 41) mendefinisikan penguasaan konsep adalah individu mampu menyebutkan kesamaankesamaan dan perbedaan-perbedaan dari contoh-contoh yang menyajikan informasi tentang karakteristik dan nilai atribut dari konsep, kemudian dirumuskan kembali tentang konsep itu. Konsep-konsep yang harus dikuasai siswa dalam perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia ini meliputi indikator-indikator sebagai berikut: 1) Menjelaskan pengertian BPUPKI dan PPKI. 2) Mengemukakan sejarah singkat pembentukan BPUPKI dan PPKI. 3) Menjelaskan tentang tujuan pembentukan BPUPKI dan PPKI. 30

36 4) Menjelaskan struktur organisasi BPUPKI dan PPKI. 5) Menjabarkan hasil-hasil sidang BPUPKI dan PPKI. 6) Mengemukakan tokoh-tokoh penyusun dasar Negara dan usulannya. 7) Menjelaskan perlunya penyusunan dasar Negara sebelum merdeka. 8) Menyebutkan tokoh-tokoh yang berperan dalam persiapan kemerdekaan Indonesia. 9) Menjabarkan tokoh-tokoh yang berperan dalam persiapan kemerdekaan Indonesia. 10) Menjelaskan peranan tokoh-tokoh pahlawan persiapan kemerdekaan Indonesia. 11) Menyebutkan cara-cara menghormati jasa para pahlawan persiapan kemerdekaan. 12) Menjelaskan contoh sikap positif tokoh-tokoh pejuang bangsa yang patut dicontoh. Faqih Samlawi dan Bunyamin Maftuh (2001: 11-19) mengungkapkan, konsep dinyatakan dalam sejumlah bentuk: kongkrit atau abstrak, luas atau sempit, satu kata atau frase. Beberapa konsep adalah konsep kongkrit, misalnya berkaitan dengan tempat, objek, lembaga, atau kejadian. Perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia merupakan materi IPS masuk ke dalam ilmu sejarah. Sejarah merekam sejumlah aspek kejadian, baik aspek sosial, budaya, geografi, ekonomi maupun politik. Oleh karena itu sejarah sering dipandang sebagai fundasi atau komponen dari semua ilmu sosial. Sebagai akibatnya, maka konsep utama dalam sejarah adalah waktu dan kejadian. Adapun konsep yang terkandung berdasarkan materi perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia berkaitan dengan waktu dan kejadian antara lain meliputi: 1) Kapan BPUPKI dan PPKI dibentuk, apa saja hasil-hasil sidangnya, kapan waktu pelaksanaannya. 2) Kapan dasar Negara dibentuk, siapa saja yang mengusulkan dan kapan diusulkan, mengapa dasar Negara perlu disusun sebelum merdeka. 31

37 3) Siapa tokoh-tokoh yang berperan dalam persiapan kemerdekaan Indonesia dan apa perananya. 4) Bagaimana cara meneladani contoh sikap positif para pahlawan persiapan kemerdekaan. Kemampuan siswa dalam menguasai suatu konsep, dapat dilihat dari nilai hasil belajar siswa pada materi tersebut. Menurut Gagne dalam Winkel (2005: 362) menyatakan bahwa Penguasaan konsep termasuk dalam kategori hasil belajar kemahiran intelektual. Jadi penguasaan konsep ini dapat diukur dari hasil belajar IPS anak aspek kognitif. Ischak (1997: 8.12) aspek kognitif dalam evaluasi hasil belajar mempunyai dua tingkatan yaitu: 1) Evalusi yang mempunyai tingkatan lebih rendah meliputi: a) Evaluasi yang mengungkap pengetahuan (knowledge). b) Evaluasi yang mengungkap pemahaman (comprehension). c) Evalusi yang mengungkap penerapan (aplicatian). 2) Evaluasi yang mempunyai tingkatan lebih tinggi meliputi: a) Analisis (analysis). b) Sintesis (synthesis). c) Evaluasi (evaluation). Untuk siswa Sekolah Dasar, aspek kognitif yang dipilih cukup yang mempunyai tingkatan lebih rendah yaitu pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi. Tingkatan kognitif yang lebih tinggi yaitu analisis, sintesis, dan evaluasi masih terlalu sulit untuk mereka (Ischak, 1997: 8.18). Untuk mengetahui penguasaan konsep perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri 02 Dagen, maka dapat diukur dengan tes penguasaan konsep dari hasil belajar siswa aspek kognitif. Penyusunan butir-butir tes untuk mengetahui penguasaan konsep perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, disesuaikan dengan tujuan (khusus), deskripsi bahan yang telah diajarkan, dan indikator yang akan dicapai yang sesuai dengan ranah kognitif yang meliputi tingkat pengetahuan, pemahaman, dan penerapan. 32

38 1) Evaluasi yang mengungkap pengetahuan (knowledge) Evaluasi ini hanya mengungkap tentang fakta, definisi, pengertian, dan sejenisnya. Jadi siswa hanya dituntut mengingat kembali apa yang dipelajarinya. Kata-kata yang sering dipakai untuk evaluasi (pertanyaan) yang mengungkap pengetahuan antara lain: a) apa, b) dimana, c) kapan, d) sebutkan, e) siapa. Contoh pertanyaan sebagai berikut: a) Apakah yang kamu ketahui tentang BPUPKI? b) Siapakah yang membentuk BPUPKI? c) Apakah tujuan dibentuknya PPKI? d) Siapa nama ketua dan wakil ketua PPKI? e) Apakah isi dari ketetapan sidang PPKI tanggal 18 agustus 1945? f) Moh. Yamin mengusulkan konsep dasar Negara pada tanggal? g) Dimanakah terdapat rumusan Pancasila? h) Siapa tokoh perjuangan persiapan kemerdekaan yang merupakan penyair angkatan pujangga baru? i) Kapan Ir. Soekarno menyerahkan pemerintahan kepada Jendral Soeharto? 2) Evaluasi yang mengungkap pemahaman (comprehension) Evaluasi ini menuntut siswa untuk memahami dan mengerti apa yang telah dipelajari. Dengan demikian siswa dituntut untuk dapat menjelaskan apa yang telah dipelajari dengan kalimatnya sendiri. Siswa tidak sekedar mengingat dan menghafal informasi yang telah diperoleh, tetapi juga dapat memilih dan mengorganisasikan informasi tersebut. Kata-kata yang sering dipakai untuk evaluasi (pertanyaan) yang mengungkap pemahaman antara lain: a) mengapa, b) jelaskan, c) uraikan, d) berikan alasan, e) bandingkan. Contoh pertanyaan sebagai berikut: a) Mengapa dasar Negara perlu disusun sebelum merdeka? b) Jelaskan peranan Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat dalam persiapan kemerdekaan Indonesia? 33

Lampiran 1. Kisi-kisi Butir Soal. Nomor Butir C1 C2 C3. Banyaknya Butir. Persiapan kemerdekaan oleh BPUPKI 9 1, 3, 5, 7, 2, 4, 6, 8, 15

Lampiran 1. Kisi-kisi Butir Soal. Nomor Butir C1 C2 C3. Banyaknya Butir. Persiapan kemerdekaan oleh BPUPKI 9 1, 3, 5, 7, 2, 4, 6, 8, 15 LAMPIRAN 77 Lampiran 1. Kisi-kisi Butir Soal Pokok Bahasan Subpokok Bahasan Banyaknya Butir Nomor Butir C1 C2 C3 Persiapan kemerdekaan dan proses perumusan dasar negara Tokoh-tokoh persiapan kemerdekaan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I 105 A.1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Nama Sekolah : SDN 5 Cikidang Hari/Tanggal : Selasa, 22 April 2014 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas / Semester : V / 2 Alokasi Waktu

Lebih terperinci

Rangkuman Materi Ajar PKn Kelas 6 MATERI AJAR

Rangkuman Materi Ajar PKn Kelas 6 MATERI AJAR Rangkuman Materi Ajar PKn Kelas 6 MATERI AJAR Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/Semester : VI / I Alokasi Waktu : 6 x 35 Menit Standar Kompetensi 1. Menghargai nilai-nilai juang dalam proses

Lebih terperinci

LAMPIRAN A INSTRUMEN PEMBELAJARAN DAN PENELITIAN

LAMPIRAN A INSTRUMEN PEMBELAJARAN DAN PENELITIAN 62 LAMPIRAN A INSTRUMEN PEMBELAJARAN DAN PENELITIAN A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran A.2 Lembar Observasi Kegiatan Guru A.3 Lembar Observasi Keaktifan Siswa A.4 Lembar Tes Evaluasi Siswa A.5 Lembar

Lebih terperinci

Nilai Juang Proses. Sumber: ClipArt Corel Gambar 1.1 Garuda Pancasila

Nilai Juang Proses. Sumber: ClipArt Corel Gambar 1.1 Garuda Pancasila I Nilai Juang Proses Per erum umusan usan Pancasila Seba bagai ai Dasar Negar ara Sumber: ClipArt Corel Gambar 1.1 Garuda Pancasila Pancasila 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

Lebih terperinci

MODUL 2 PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA

MODUL 2 PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA MODUL 2 PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA Sejarah lahirnya Pancasila Tanggal 1 Juni 1945 para anggota BPUPKI sepakat untuk membentuk sebuah panitia kecil yang tugasnya adalah menampung usul-usul yang masuk

Lebih terperinci

SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA Pancasila dalam Konteks Sejarah Bangsa Zaman Kuno Sejak adanya kerajaan-kerajaan di nusantara dan masuknya agama Hindu, Budha, dan Islam unsur-unsur Pancasila sudah ada di masyarakat,

Lebih terperinci

INSTRUMEN SOAL DAN PEDOMAN PENILAIAN

INSTRUMEN SOAL DAN PEDOMAN PENILAIAN INSTRUMEN SOAL DAN PEDOMAN PENILAIAN Mata Pelajaran Kelas/ Semester Teknik Penilaian Bentuk Soal/ Instrumen : Pendidikan Kewarganegaraan : VII A- VII D/ BAB I : Tes Tertulis : Pilihan Ganda dan Uraian

Lebih terperinci

SEJARAH PANITIA SEMBILAN DAN SEJARAH PIAGAM JAKARTA

SEJARAH PANITIA SEMBILAN DAN SEJARAH PIAGAM JAKARTA SEJARAH PANITIA SEMBILAN DAN SEJARAH PIAGAM JAKARTA Nama : Chikita Putri M. Kelas : 8A Panitia Sembilan Panitia Sembilan dibentuk pada 1 Juni 1945. Panitia Sembilan ini adalah panitia yang beranggotakan

Lebih terperinci

2. Perumusan Dasar Negara oleh Pendiri Negara

2. Perumusan Dasar Negara oleh Pendiri Negara 2. Perumusan Dasar Negara oleh Pendiri Negara Ketua BPUPKI dr. KRT Radjiman Wedyodiningrat pada pidato awal sidang pertama BPUPKI, menyatakan bahwa untuk mendirikan Indonesia merdeka maka diperlukan suatu

Lebih terperinci

SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA

SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA Tatap muka ke -3 suranto@uny.ac.id 1 Asalmula Pancasila Pancasila sebagai dasar negara RI digali dari nilai-nilai agama dan budaya bangsa Indonesia Sebelum Pancasila disahkan

Lebih terperinci

Tugas Akhir Matakuliah Pancasila SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

Tugas Akhir Matakuliah Pancasila SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA Tugas Akhir Matakuliah Pancasila SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 Nama : Muhammad Anis NIM : 11.11.5300 Kelompok : E Jurusan S1 TI Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma. ABSTRAKSI Artinya

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI METODE TEAM QUIZ PADA SISWA KELAS V SDN KEMETUL SEMARANG TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI METODE TEAM QUIZ PADA SISWA KELAS V SDN KEMETUL SEMARANG TAHUN AJARAN 2012/2013 PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI METODE TEAM QUIZ PADA SISWA KELAS V SDN KEMETUL SEMARANG TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: WAHYU OKTIYANTO K7109198 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA Modul ke: Fakultas FAKULTAS TEKNIK PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA ERA KEMERDEKAAN BAHAN TAYANG MODUL 3B SEMESTER GASAL 2016 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB I MASA AWAL KEMERDEKAAN INDONESIA

BAB I MASA AWAL KEMERDEKAAN INDONESIA BAB I MASA AWAL KEMERDEKAAN INDONESIA Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Pembentukan BPUPKI (Dokuritsu Junbi Cosakai) Pembentukan PPKI (Dokuritsu Junbi Inkai) Peristiwa Rengasdengklok Perumusan Teks

Lebih terperinci

Realisasi, 29 Apr 45 dibentuk Dekuritsu Zyunbi Tyoosakai / BPUPKI Dilantik 28 Mei 45

Realisasi, 29 Apr 45 dibentuk Dekuritsu Zyunbi Tyoosakai / BPUPKI Dilantik 28 Mei 45 PERTEMUAN KE 4 7 Sept. 44, Teikuku Gikoi (Parlemen Jepang) Janji Indonesia merdeka 24 Agust, 45 Realisasi, 29 Apr 45 dibentuk Dekuritsu Zyunbi Tyoosakai / BPUPKI Dilantik 28 Mei 45 Ketua Ketua muda Ketua

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA

TUGAS AKHIR PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA TUGAS AKHIR PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA Nama : Dini Fathnin Suroyo NIM :11.02.8137 Kelompok A Dosen : Drs. Khalis Purwanto,MM DIII MANAJEMEN INFORMATIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA PANCASILA

Lebih terperinci

PENERAPAN QUANTUM LEARNING

PENERAPAN QUANTUM LEARNING PENERAPAN QUANTUM LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PADA SISWA KELAS IV SDN WATES KECAMATAN SIMO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 SKRIPSI Oleh: INDRI

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS 5 SDN KARANGASEM IV NO. 204 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI OLEH: SETYARI HERLIA

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JULI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JULI PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS ICT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X7 SMA NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 o l e h: MIKE DEVY PERMATASARI K8409039

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GLOBALISASI (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SD Negeri Joho 04 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Dhanu Brata Hermawan, Yulianti, Noer Hidayah PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Slamet

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES PADA SISWA KELAS V SDN TAWANG 02 TAHUN 2013 SKRIPSI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES PADA SISWA KELAS V SDN TAWANG 02 TAHUN 2013 SKRIPSI PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES PADA SISWA KELAS V SDN TAWANG 02 TAHUN 2013 SKRIPSI Disusun oleh: INDAH WAHYU NINGRUM K7109103 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, KEAKTIFAN, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PENERAPAN PANCASILA PADA MASA KINI

TUGAS AKHIR PENERAPAN PANCASILA PADA MASA KINI TUGAS AKHIR PENERAPAN PANCASILA PADA MASA KINI DI SUSUN NAMA : LEVYNA ISTA NIM : 11.01.2856 PROGRAM STUDY JURUSAN DOSEN : DIPLOMA TIGA : TEKNIK INFORMATIKA : IRTON SE, M.Si SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA KEMBALI

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA KEMBALI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA KEMBALI (PTK pada Peserta Didik Kelas IV SD Negeri Gumpang 3 Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Metode Learning Starts With a Question a. Pengertian Metode Learning Starts With a Question Metode learning starts with a question adalah metode pembelajaran aktif

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL PICTURE AND PICTURE

PENGGUNAAN MODEL PICTURE AND PICTURE PENGGUNAAN MODEL PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MASALAH SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PAJANG IV LAWEYAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI TRI

Lebih terperinci

: ARNIKA ANDRIANI K

: ARNIKA ANDRIANI K PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI MAJASTO 02 TAWANGSARI SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : ARNIKA ANDRIANI

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER (LT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK LEMBAGA SOSIAL KELAS XII IPS 2 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. : Oby rohyadi. Nomer mahasiswa : Program studi : STRATA 1. : Teknik Informatika

TUGAS AKHIR STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. : Oby rohyadi. Nomer mahasiswa : Program studi : STRATA 1. : Teknik Informatika TUGAS AKHIR STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Nama : Oby rohyadi Nomer mahasiswa : 11.11.5471 Kelompok : F Program studi : STRATA 1 Jurusan Nama Dosen : Teknik Informatika : Dr.abidarin rosidi,m.ma Implementasi

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KEMASAN I KECAMATAN SERENGAN KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : SITI RASYIDAH

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK KELAS X TGB.B SMK NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

Keywords: Teams Games Tournament (TGT), visual media, social science

Keywords: Teams Games Tournament (TGT), visual media, social science PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA VISUAL DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SDN 1 BRECONG TAHUN AJARAN 2015/2016 Nurul Hidayati¹, Suripto²,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG STRUKTUR BUMI PADA SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG STRUKTUR BUMI PADA SISWA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG STRUKTUR BUMI PADA SISWA SDN NGADIROYO 2012/2013 SKRIPSI Oleh: HARYANI K7109090 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN REKA CERITA GAMBAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN REKA CERITA GAMBAR PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN REKA CERITA GAMBAR (Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas III SD Negeri 03 Tunggulrejo Kecamatan Jumantono kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011)

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : WULAN IKA ASHARI K

SKRIPSI. Oleh : WULAN IKA ASHARI K PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN BANGSA INDONESIA MELAWAN PENJAJAHAN JEPANG DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN SAVI (SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, AND INTELLECTUAL) (Penelitian Tindakan Kelas pada Peserta

Lebih terperinci

UMITRI ASTUTI K

UMITRI ASTUTI K PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP AKTIVITAS EKONOMI BERKAITAN DENGAN SUMBER DAYA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIME TOKEN BERBASIS PROBLEM SOLVING (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 11 MANGKUYUDAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 11 MANGKUYUDAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 11 MANGKUYUDAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: ZAHRA SALSABILA K7110183 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : MARETTA ENGGAR KUSUMANINGTYAS K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2015

SKRIPSI. Oleh : MARETTA ENGGAR KUSUMANINGTYAS K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2015 PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GLOBALISASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI BEGALON I SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

C. Peran Tokoh Perumus UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

C. Peran Tokoh Perumus UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Tabel 2.3 Arti Penting UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 No Unsur Manfaat Akibat apabila tidak ada UUD 1 Warga Negara 2 Bangsa dan Negara Kesimpulan : C. Peran Tokoh Perumus UUD Negara Republik

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PANCASILA SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

TUGAS AKHIR PANCASILA SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA TUGAS AKHIR PANCASILA SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA MUHAMAD AZIS MUSLIM (D3MI) NIM : 11.02.7919 KELOMPOK : A DOSEN : Drs. KALIS PURWANTO, MM STMIK AMIKOM YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 ABSTRAK Pancasila

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DENGAN METODE PERMAINAN TREASURE HUNT (Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

PENERAPAN READING WORKSHOP

PENERAPAN READING WORKSHOP PENERAPAN READING WORKSHOP UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN CERITA ANAK PADA SISWA KELAS V SDN TUNGGULSARI I NO. 72 LAWEYAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI OLEH : FAIQOH DAMAYANTI

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN PENGGOLONGAN BENDA MELALUI

PENINGKATAN PEMAHAMAN PENGGOLONGAN BENDA MELALUI PENINGKATAN PEMAHAMAN PENGGOLONGAN BENDA MELALUI METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN VIDEO INTERAKTIF PADA ANAK KELOMPOK A TK EKA PURI MANDIRI SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: NOVITA EKA NURJANAH

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS IV SDN I MENDAK DELANGGU KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS IV SDN I MENDAK DELANGGU KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS IV SDN I MENDAK DELANGGU KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: DYAH DWI HAPSARI K7109065 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA Nama : Ika Nur Lathifah NIM : 11.11.5445 Kelompok Jurusan Dosen : E : S1-TI : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Jalan Ring Road Utara Condong Catur,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA BONEKA TANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN BASA KRAMA ALUS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I PURWOSARI WONOGIRI

PENGGUNAAN MEDIA BONEKA TANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN BASA KRAMA ALUS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I PURWOSARI WONOGIRI PENGGUNAAN MEDIA BONEKA TANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN BASA KRAMA ALUS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I PURWOSARI WONOGIRI TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: TRI WIRATNA K7109190

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA MATERI GAYA

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA MATERI GAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA MATERI GAYA MAGNIT MELALUI ALAT PERAGA KIT IPA BAGI SISWA TUNADAKSA KELAS V SEMESTER II SLB/D YPAC SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: Sri Rahayuningsih

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI.

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI. PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh : M A R Y U N I NIM: X.5107549 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SIFAT CAHAYA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SIFAT CAHAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SIFAT CAHAYA DENGAN METODE INKUIRI SISWA KELAS V SDN SOOKA 1 KECAMATAN PUNUNG KABUPATEN PACITAN TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012 SKRIPSI Oleh : SINGGIH WINARSO K7108226

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V.A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V.A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V.A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS DI SDN 24 JATI GAUNG PADANG OLEH: MUTIA LATIFAH NPM. 1110013411167

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENAM IRAMA TANPA ALAT

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENAM IRAMA TANPA ALAT UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENAM IRAMA TANPA ALAT MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS PADA PESERTA DIDIK KELAS VII F SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

PENERAPAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY

PENERAPAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY PENERAPAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY DENGAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI-IIS 6 SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA DENGAN MODEL

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA DENGAN MODEL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW II PADA SISWA KELAS V SDN II MANYARAN KECAMATAN MANYARAN KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2009/ 2010 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU ANGKA DAN GAMBAR SISWA KELAS PERSIAPAN TUNARUNGU WICARA SLBN KENDAL TAHUN 2009 / 2010

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU ANGKA DAN GAMBAR SISWA KELAS PERSIAPAN TUNARUNGU WICARA SLBN KENDAL TAHUN 2009 / 2010 PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU ANGKA DAN GAMBAR SISWA KELAS PERSIAPAN TUNARUNGU WICARA SLBN KENDAL TAHUN 2009 / 2010 SKRIPSI Oleh SUHARDIYANA NIM : X5108532 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA TUGAS AKHIR PANCASILA PERUMUSAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA NAMA : ANASTASYA SAHIM NIM : 11.02.8098 KELAS :11-D3 MI 03 DOSEN KELOMPOK : M.Khalis Purwanto, Drs, MM : A STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRAK

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEKANIKA TEKNIK MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEKANIKA TEKNIK MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEKANIKA TEKNIK MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) PADA SISWA KELAS X TGB B SMK NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

MATERI TES WAWASAN KEBANGSAAN 1. PANCASILA Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini berasal dari bahasa Sansekerta yaitu pañca

MATERI TES WAWASAN KEBANGSAAN 1. PANCASILA Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini berasal dari bahasa Sansekerta yaitu pañca MATERI TES WAWASAN KEBANGSAAN 1. PANCASILA Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini berasal dari bahasa Sansekerta yaitu pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Dengan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

UPAYA PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UPAYA PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) BERBANTUAN MODUL PADA MATERI STOIKIOMETRI SISWA KELAS X-2 SMA ISLAM AHMAD YANI BATANG

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MIND MAPPING

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PENERAPAN METODE MIND MAPPING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PENGANTAR EKONOMI BISNIS DI SMK N 1 KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh: DWI SAFRUDIN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC AUDITORY VISUALIZATION INTELLECTUALY (SAVI) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI MANGKUYUDAN NO.2 TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh:

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI EXAMPLE NON EXAMPLE SISWA KELAS V DI SDN 01 JATIWARNO JATIPURO KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PUCANGAN 04 KARTASURA SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: ELY WINDIASTI K7112075

Lebih terperinci

SKRIPSI : NENIE PRASTYANINGRUM K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

SKRIPSI : NENIE PRASTYANINGRUM K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI KELAS X-1 SMA MUHAMMADIYAH 2 KLATEN DI DELANGGU TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh : NENIE PRASTYANINGRUM

Lebih terperinci

IMANUEL DALAPANG K

IMANUEL DALAPANG K HALAMAN JUDUL UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PENGELASAN LAS LISTRIK MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN PAIKEM PADA SISWA KELAS X TPM II SMK PANCASILA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL KONTEKSTUAL (CTL) PADA PEMBELAJARAN IPS

PENERAPAN MODEL KONTEKSTUAL (CTL) PADA PEMBELAJARAN IPS PENERAPAN MODEL KONTEKSTUAL (CTL) PADA PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN NILAI KARAKTER BANGSA SISWA KELAS V SD NEGERI GUNUNGSIMPING 02 CILACAP TENGAH, CILACAP TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : RISA

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA FILM ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN

PENGGUNAAN MEDIA FILM ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI PENGGUNAAN MEDIA FILM ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI CERITA PENDEK PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS V DI SLB-ABC PUTRA MANUNGGAL TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CONCEPT SENTENCE PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SIDOWAYAH TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh: SITI FATIMAH K7111191 FAKULTAS

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: EVY NURYANI K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

SKRIPSI. Oleh: EVY NURYANI K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PENERAPAN MIND MAPPING BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER DAYA ALAM (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SD N Setono No. 95 Kecamatan Laweyan Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

: AYU PERDANASARI K

: AYU PERDANASARI K UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI MELALUI PENGGUNAAN BAHAN AJAR BROSUR PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 SKRIPSI Oleh : AYU PERDANASARI K7413024

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SD N SOMOITAN TURI SLEMAN TAHUN PELAJARAN

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SD N SOMOITAN TURI SLEMAN TAHUN PELAJARAN UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SD N SOMOITAN TURI SLEMAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh Ainun Rochmah NPM 09144620041 PROGRAM

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM MASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEGARA

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM MASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEGARA PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM MASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEGARA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Nama : Zaka nurhadi Nim : 11.11.5663 Kelompok : F Program studi : S1-Teknik informatika Dosen : Dr.

Lebih terperinci

HIMAWAN SEMARANG PADA SEMESTER 2 TAHUN

HIMAWAN SEMARANG PADA SEMESTER 2 TAHUN PENGGUNAAN ALAT PERAGA MODEL BANGUN DATAR DENGAN PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDLB C Hj. SOEMIYATI HIMAWAN SEMARANG

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) (penelitian tindakan kelas pada siswa kelas II SD Negeri Carangan NO. 22 Surakarta tahun

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN i PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA PESERTA DIDIK KELAS II SD NEGERI PAJANG IV LAWEYAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Disusun oleh: ARI AGUSTIANI K7111020

Lebih terperinci

Skripsi Oleh : Ahmad Hidayat Fauzi K

Skripsi Oleh : Ahmad Hidayat Fauzi K PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KOGNITIF FISIKA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2015/2016 Skripsi Oleh : Ahmad Hidayat Fauzi

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS III SDN 1 KROBOKAN JUWANGI BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: Antonius Hari Suharto X7109126 FAKULTAS

Lebih terperinci

Asas dan dasar negara Kebangsaan republik Indonesia. Asas dan dasar itu terdiri atas lima hal yaitu: 1. Peri Kebangsaan 2. Peri kemanusiaan 3.

Asas dan dasar negara Kebangsaan republik Indonesia. Asas dan dasar itu terdiri atas lima hal yaitu: 1. Peri Kebangsaan 2. Peri kemanusiaan 3. PANCASILA LANJUT Asas dan dasar negara Kebangsaan republik Indonesia. Asas dan dasar itu terdiri atas lima hal yaitu: 1. Peri Kebangsaan 2. Peri kemanusiaan 3. Peri ketuhanan 4. Peri kerakyatan 5. Kesejahteraan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN SISWA KELAS IV SDN 3 DELANGGU TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: ANGGUN FARIDA ROCHMAH

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PANCASILA SEJARAH PANCASILA. `: Roni Guswiyanto NIM : : S1 Teknik Informatika. : DR. Abidarin Rosyidi, MMa.

TUGAS AKHIR PANCASILA SEJARAH PANCASILA. `: Roni Guswiyanto NIM : : S1 Teknik Informatika. : DR. Abidarin Rosyidi, MMa. TUGAS AKHIR PANCASILA SEJARAH PANCASILA Nama `: Roni Guswiyanto NIM : 11.11.5434 Kelompok Jurusan Dosen : E : S1 Teknik Informatika : DR. Abidarin Rosyidi, MMa. STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRAKSI Pancasila

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SDN 03 Pendem Mojogedang Karanganyar Tahun Ajaran 2014/2015)

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : ESTY SETYARSIH

Lebih terperinci

LINDA ROSETA RISTIYANI K

LINDA ROSETA RISTIYANI K PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 JURNAL Oleh: LINDA ROSETA RISTIYANI

Lebih terperinci

: BERNADETA BEKA FITRI APRIANTI K

: BERNADETA BEKA FITRI APRIANTI K PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF BERMAIN JAWABAN UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IIS 2 SMA NEGERI 1 BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014-2015 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TWO STAY TWO STRAY

PENERAPAN METODE TWO STAY TWO STRAY i PENERAPAN METODE TWO STAY TWO STRAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GLOBALISASI PADA SISWA KELAS IV SDN 01 KLODRAN COLOMADU KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ISNANI AF IDATUNNISA

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN HEE (HYPOTHESIS - EXPLORATION - EXPLANATION) UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP GAYA

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN HEE (HYPOTHESIS - EXPLORATION - EXPLANATION) UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP GAYA PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN HEE (HYPOTHESIS - EXPLORATION - EXPLANATION) UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP GAYA MATA PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SDN 2 REJOSARI TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh:

Lebih terperinci

XI MIA 2 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

XI MIA 2 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) DENGAN METODE PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

Lebih terperinci

PERSIAPAN KEMERDEKAAN

PERSIAPAN KEMERDEKAAN PERSIAPAN KEMERDEKAAN Kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik semakin jelas, sehingga melalui Koiso Kumaika, pada 7 September 1944 Jepang memberi janji kemerdekaan terhadap bangsa Indonesia. Kekalahan Jepang

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BRAINSTORMING

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BRAINSTORMING PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN PADA SISWA KELAS IV SDIT NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI OLEH : KATRIN PRIMADYANINGSIH

Lebih terperinci

Disusun Oleh: ENDANG HARIYANTI X

Disusun Oleh: ENDANG HARIYANTI X UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN KOSA KATA MELALUI MEDIA GAMBAR DAN KARTU KATA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS III SDLB SARTIKA NGAWEN BLORA TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING MELALUI MEDIA KARTU DOMINO UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN ROMAWI SISWA KELAS IV SDN VII BATURETNO

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING MELALUI MEDIA KARTU DOMINO UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN ROMAWI SISWA KELAS IV SDN VII BATURETNO PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING MELALUI MEDIA KARTU DOMINO UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN ROMAWI SISWA KELAS IV SDN VII BATURETNO SKRIPSI Oleh : GUPITA MAYANG SARI K7109088 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

RATIH RAHMAWATI K

RATIH RAHMAWATI K PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW GUNA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IS 2 SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: RATIH RAHMAWATI K8412067

Lebih terperinci

MODEL KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

MODEL KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MODEL KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS Dini Ayu Lestari, Chumdari, Hartono PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Slamet Riyadi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN SOAL CERITA DALAM MATEMATIKA KELAS III SDN MOJOREJO 1 KARANGMALANG SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

MAKALAH PANCASILA TINJAUAN HISTORIS PANCASILA

MAKALAH PANCASILA TINJAUAN HISTORIS PANCASILA MAKALAH PANCASILA TINJAUAN HISTORIS PANCASILA DisusunOleh: MahendraWahyuAngkasa[11.11.5241] JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011 1 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SUMPAH PEMUDA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SUMPAH PEMUDA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SUMPAH PEMUDA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE PADA SISWA KELAS V SD NEGERI NGUTER 01 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh: I IF ZURAIFAH

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATON

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATON UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATON (GI) PADA MATERI HIDROLISIS KELAS XI MIA 1 SEMESTER GENAP SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA BOLA DAN BALOK UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BANGUN RUANG SISWA KELAS I TUNAGRAHITA SLB NEGERI KENDAL TAHUN 2009 / 2010

PENGGUNAAN MEDIA BOLA DAN BALOK UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BANGUN RUANG SISWA KELAS I TUNAGRAHITA SLB NEGERI KENDAL TAHUN 2009 / 2010 PENGGUNAAN MEDIA BOLA DAN BALOK UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BANGUN RUANG SISWA KELAS I TUNAGRAHITA SLB NEGERI KENDAL TAHUN 2009 / 2010 SKRIPSI Oleh SUDILAH NIM :X5108529 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI BUNYI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI BUNYI PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI BUNYI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SAMBIDUWUR 2 TANON SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: SUPRAPTO X7111543 FAKULTAS

Lebih terperinci