PENGARUR SURU DAN PENGADUKAN PROSES PENGENDAPAN TO~ OKSALAT TERHADAP ENERGI PEMBENTUKANOKSIDANYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUR SURU DAN PENGADUKAN PROSES PENGENDAPAN TO~ OKSALAT TERHADAP ENERGI PEMBENTUKANOKSIDANYA"

Transkripsi

1 ~ Tunjung lndrati 1-:, dkk. ISSN PENGARUR SURU DAN PENGADUKAN PROSES PENGENDAPAN TO~ OKSALAT TERHADAP ENERGI PEMBENTUKANOKSIDANYA Tundjung lndrati Y, Pristi Hartati, Nurwidjayadi dad Endang Nawangsih Puslitbang Teknologi Maju Batan, Yogyakarta. ABSTRAK PENGARUH SUHU DANPENGADUKAN PROSESPENGENDAPAN TORIUMOKSALAT TERHADAP ENERGI PEMBENTUKAN OKSIDANYA. Telah dilakukan proses pengendapan Th(COO)4' H2O. endapan tersebut kemudian didekomposisi untuk memperoleh ThO2 dengan olaf TGIDTA. Pengendapan dilakukon secara catu dengan perbandingan volume 1:4 dari larutan 0,5 M Th(NOY4 don 0,5 M H2C204 dengan memvariasikan suhu serlo kecepatan pengadukon. Dari kurva DTA dapat dihitung energi dekomposisi Th(COO)4. H2O don energi pembentukan oksidanya. Data luas mula don gambar morfologi serbuk Th(COO) 4. H2O mendukung hasil penelitian ini. Energi pembentukan ThO2 dari hasil kondisi pengendapan optimal (50 C don 600 rpm) sebesar kalori/mol adalah lebih kecil 58,04 % dari energi pembentukan oksida tersebut dari hasil pengendapan yang belum optimal. Dalam hal yang sarna, energi dekomposisi Th(COO)4 2H20 sebesar 4.183,945 kallmol don ini lebih kecil55,9 %. 2/ ABSTRACT THE EFFECT OF THE Th(COO)4.H20 SOLIDIFICATION TEMPARATURE AND ITS STIRRING RATE TO ITS OXIDE FORMATION ENERGY. The Th(COO)4.H20 solidification and its decomposition to get ThO2 using TG/DTA have been done. The batch solidification was done by using the volume ratio of 0.5 MTh(NOY4 : 0.5 M H2C20t "ar;..d :;-"1perature and varied stirring rate. The ThO2 formation and decomposition energy were determined by using DTA curve. The Th(COO)4.H]O surface area and its morfolcgy suported in its experiment. The ThO2 formation energy. which was gotten from the optimal solodification condition (50 C and 600 rpm), was cal/mol and it was smaller % than its energy from the not optimal condition. In the same case, the decomposition energy was 4.183,945 cal/mol and it was smaller 55.9 %. PENDAHULUAN T orium oksida (ThOJ adalah bahan baku untuk membuat pellet (Th,U)O2 dimana pellet tersebut digunakan sebagai bahan bakar reaktor nuklir jenis PHWR dan CANDU (I). Telah dilakukan dua tahapan penelitian mengenai pembuatan ThO2 yaitu peilbendapan dan dekomposisi temtal endapan torium oksalat (Th(COO)42H2O). Kajian yang dilakukan cukup lengkap mengenai optimasi kondisi operasi kedua proses tersebut, karakterisasi basil kedua proses tersebut (yang meliputi berat jenis, morfologi serbuk, struktur kristal) dan kinetika serta mekanisme reaksinya (2.].4.5). Pacta kajian kinetika dan mekanisme dekomposisi Th(COO)4.2H2O telah didapat kan. bahwa mekanisme pembentukan ThO2 mengikuti fenomena kristalisasi internal sehingga mempunyai konstanta kinetika n = 3. Berdasarkan kajian tersebut maka dapat ditentukan energi dekomposisi torium oksalat exotennis sebesar kavmol tetapi Th(COO)4.2H2O yang digunakan belum dari hasil pengendapan yang optimal. Ini terbukti masih ada sedikit kegagalan dimana pori-pori yang seharusnya terbentuk pada struktunnikro pellet (Th,U)02 tidak banyak terdeteksi. Berdasarkan evaluasi kegagalan, hal tersebut kecuali disebabkan jumlah campuran U)08 belum optimal juga karena Th02 yang diperoleh dari torium oksalat berupa serbuk yang sebagian besar packed flake dan pori-pori Th(COO)4.2H2O belum tennonitor (4,5.6). Kondisi optimal proses pengendapan telah didapat pada penelitian yang terdahulu. Pengendapan yang paling baik terjadi saat pencampuran larutan 0,5 M Th(N0)4 yang ditetesi perlahan dengan larutan 0,5 M H2C2O4 dengan perbandingan volume 1:4 pada suhu 50 C serta kecepatan pengadukan 600 rpm. Berdasarkan karakterisasi serbuk, Th(COO)4.2H2O yang dihasilkan telah memenuhi syarat sebagai bahan baku pembentukan pellet (Th,U)02 dimana serbuknya berupafree flake dan pori-pori nya tennonitor dominan dengan ukuran 57 A dan yang terbesar 386 A. Pori-pori ini atau energi pembentukan oksidanya. Energi pcmbcnlukan oksida ThO2 adalah mcrupakan energi - Proslding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta. 7-8 Agustus 2001

2 134 ISSN Tunjung /ndrati 1':, dkk. akan merupakan embrio pembentukan pori pacta pellet (Th,0)02 dimana pori-pori pellet sangat diperlukan untuk menampung produk fisi saat bahan bakar tersebut digunakan (1,2,5), Berdasarkan evaluasi diatas maka kertas kerja ini bertujuan untuk menghitung energi pembentukan oksida Th02 yang diperoleh dati dekomposisi Th(COO)4.2H2O dengan analisis diferential termal. Torium oksalat yang digunakan adalah basil pengendapan yang dipengaruhi suhu dan pengadukan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah energi yang diperlukan untuk pembentukan oksida dati Th(COO)4.2H2O basil pengendapan optimal lebih kecil dibandingkan dengan energi yang telah dihitung pacta penelitian yang terdahulu. Dengan menghitung energi pembentukan Th02 tersebut maka dapat juga untuk memastikan dengan lebih yakin kondisi optimal proses pengendapan. Kecuali hal terse but energi yang terhitung nantinya dapat digunakan sebagai data dalam merancang alat dan juga acta kemungkinan suatu l~-gkah perhitungan untuk mengefisiensikan energi. TEORI Proses pengendapan dipengaruhi oleh beberapa parameter yaitu ph, konsentrasi reaktan, sub\! dan pengadukan. Kebutuhan konsentrasi reaktan dan ph dapat didasarkan dari perhitungan stoichiometri. Konstanta kecepatan reaksi sangat dipengaruhi oleh suhu dimana hal ini didasari dengan hukum Arhenius. Pengadukan berpengaruh pada morfologi serbuk terutama bentuknya dan ini telah terbukti pada penelitian mengenai pengaruh suhu dan pengadukan terhadap sifat fisis Th(COO)4,2H2O (5,7) Dekomposisi Th(COO)4.2H2O menjadi ThO2 mengalami tiga tahapan seperti persamaan reaksi sebagai berikut. Th(COO)4.2H20 -+ Th(COO)4.H20 + H2O (1) Th(COO)4.H20 -+ Th(COO)4 + H2O (2) Th(COO)4 -+ ThO2 + CO2 (3) Berdasarkan reaksi diatas maka thermogram DTA (Differential Thermal Analysis) yang diperoleh mempunyai 3 puncak.puncak pertarna dan kedua adalah pelepasan air kristal sedangkan puncak ketiga merupakan pembentukan Th02 yang pada penelitian terdahulu terbukti mengikuti fenomena kristalisasi internal yaitu n = 3(2.4). Menurut CHANDRA (8), kurva DT A kecuali secara kualitatif dapat untuk menentukan jenis energi yang terjadi yaitu exotermis atau endotermis, kurva ini secara kuantitatif dapat untuk menentukan besarnya energi terjadinya dekomposisi atau perubahan secara tennal. Metoda perhitungan besarnya energi dapat dihitung dengan mempelajari kurva DTA secara skematis (Gambar 1). Suhu puncak terjadinya ~ suhu,oc Gambar 1. Skema puncak kurva DTA do/am proses dekompos;s; suatu bahan kurva DT A disebut Tp sedangkan (A T)p merupakan lebar dari setengah puncak kurva DTA maksimum atau disebut lebar puncak. Perbandingan antara harga kuadrat suhu puncak (Tp)2 dad lebar puncak merupakan harga puncak maksimum kurva DT A pada temperatur Tp dengan notasi (ot)p. Harga puncak maksimum ini tergantung pada ukuran partikel serbuk yang dipanskan termasuk luas muka dad mungkin pori-porinya. KISSINGER(9) yang mencermati tentang terjadinya fenomena pembentukan kristal dengan perlakuan panas menyatakan konstanta kinetika yang berhubungan dengan pembentukan energi dad tentunya dengan kurva DT A mempunyai hubungan matematis sebagai berikut E = (2,5/n) (1,987) (ot)p) (4 ) Harga nomina! 1,987 ada!ah merupakan konstanta R yang mempunyai satuan cavmo!(ok) sedangkan n merupakan konstanta kinetika. Konstanta kinetika untuk pembentukan ThO2 berharga 3. TAT A KERJA Tahapan penelitian, bahan, peralatan dan cara kerja pengaruh suhu dan pengadukan pada proses pengendapan terhadap sifat fisis torium oksalat diuraikan dibawah ini. a. Bahan: I.Kristal ThCNOJ)4' 5 H2O Merck art H2C2O4-2H2O Merck art 495 Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir

3 Tunjung lndrati 1':, dkk. ISSN b. Alat: 1. Thennal Gravimetry Analyzer 2. Scanning Electron Microscope 3. Surface Area Analyzer 4. Alat gelas 5. Alat timbang C. Cara penelitian: Sesuai dengan Gambar 2, larutan 0,5 M Th(NOJ4 dengan volume 5 ml dimasukkan kedalam beker gelas pemanas dinyalakan sesuai dengan suhu yang dikehendaki demikian juga kecepatan pengadukkannya. Teteskan perlahan larutan 0,5 M H2C2O4 dan tidak terjadi endapan lagi. Volume larutanm 0,5 M H2~O4 yang diper-lukan untuk proses pengendapan diatas :t 20 mi. Endapan dicuci sampai PH filtrat netral kemudian dikeringkan pacta 100 C, didinginkan dan disimpan dalam eksikator sebelum dianalisis dengan Surface Areameter Analyzer, Scanning Electron Microscope (SEM) dad Thermal Gravimetry / Differential Thermal Analyzer (TG/DT A). Pacta dekomposisi termal menggunakan TGI DTA, Th(COO)4.2H2O ditimbang 40 mgram kemudian diletakkan pada tungku. Tungku bagian dalam dialiri udara sampai kondisi stabil baru dipanaskan dengan laju pemanasan 4,5 C/menit. Perubahan berat dad kurva DT A akan tercatat secara otomatis sesuai dengan perubahan suhu. LARUTAN H2C2O40,SM LARUTAN ThNO3 0,5 M (T, rpm) 'fr ~ KESIMPULAN Gambar 2. Tahapan Penelitian Pengaruh Suhu don Pengadukan Pada Proses Pengendapan Terhadap Pembentukan Energi Oksidanya Proslding Pertemuan dan Presentasillmiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologll~ukllr

4 136 ISSN Tunjung lndrati J':, dkk. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pengaruh Suhu Tabel I merupakan data pengaruh suhu pengendapan terhadap luas muka serbuk Th(COO)4.2H2O, data primer dari kurva DTA (dimana salah satu termogram hasil analisis dengan TG/DTA dapat dilihat pada Gambar 3), hasil perhitungan energi pelepasan air kristal clan pembentukan ThO2. sebagai kelengkapan morfologi serbuk basil pengendapan disajikan pada Gambar 4. Pada Gambar 3 terlihat ada kurva yang terdidri dari kurva kenaikan suhu dekompoosisi, kurva perubahan berat, kurva DT Anya walaupun hal ini tindakan lepas dati pengaruh kurva lainnya terutama kurva kenaikan suhu. Berdasarkan kurva DT A terjadi pelepasan air kristal pertama yang merupakan reaksi eksotermis, pelepasan air kristal kedua yang merupakan reaksi endotermis clan pembentukan ThO2 yang merupakan reaksi ek:;otermis. Kelengkapan data suhu terjadinya peristiwa tersebutertera pada Tabell. suhu 30 C, Th(COO)4 H2O mempunyai energi pembentukan menjadi ThO2 sebesar ,5 kallmol atau ,9 kallmol dan hila dihitung energi rata-rata didapatkan ,7 kallmol. Hasil endapan pacta suhu 50 C mempunyai energi ratarata pembentukan ThO2 jauh lebih kecil yaitu 6.437,875 kallmol. Sedangkan basil endapan pacta suhu 70 C mempunyai energi pembentukan Pelepasan air kristal pertama rata-rata terjadi sekitar suhu c, pelepasan air kristal kedua terjadi pada suhu sekitar c dan pembentukan ThO, terjadi sekitar suhu 355 C C. Tetapi setelah dihitung energi pembentukan oksidanya temyata ada perbedaan yang jelas karena pengaruh proses pengendapan walaupun energi pelepasan air kristalnya tidak terlalu ban yak beberbeda. Hasil endapan pada Gambar 4. Morfologi serbuk Th(COOJ4 2H20 hasil pengendapan pada berbagai suhu 9.568,3 kal/mol. Hal tersebut sangat beralasan bila ditinjau dari luas muka dan morfologi serbuk yang gambamya dapat dicermati pada Gambar 4a, 4b dan 4c. Luas muka serbuk Th(COO)4. H2O hasil pengendapan pada suhu 50 c paling tinggi Prosiding Pertemuan dan Presentasl IImlah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologl Nuklir

5 I-Lua~~uka Tunjung lndrati J:, dkk. ISSN Tabell. Pengaruh suhu pengedapan terhadap energi pembentukan oksidanya.larutan 0,5 Th(NO3h: 0,5 M H2C2O4 = 1 : 4 (perbandingan volume).kecepatan pengadukan : 450 rpm.ph filtrat [mal: netral No Data T -;;-jo \I C 2. M27gram) 3 (AT)p ("C) I. pelepasan air kristal 1 (a) pelepasan air kristall (b) 2. pelepasan air kristal 2 (a) pelepasan air kristal 2 (b) 3. pembentukan Th02 (a) pembentukan ~2 (b) 4 0, , ,8 12,7 22, , , , , , ,26 T = 50uC 1, , , , , ,11 T = 70"C 1,2~ 115,~ , 2.171, 5.505, , , , , ,7 ;. ' , , , , , , , Monolo&! serbuk -- Gambar 4a packed flake Gambar 4b packed flake < free flake Gambar 4c packed flake dan sebagian hancur diantara hasil endapan lainnya sehingga kontak antara udara panas dengan Th(COO)4.2H2O lebih efektif. Pada Gambar 4b juga terlihat serbuknya banyak yang free flake dibandingkan yang berupa packed flake. Oemikian halnya dengan hasil endapan pada suhu 70 c banyak serpihan kecil yang menumpuk pada serpihan kecil. Oleh sebab itu energi pembentukan yang diperlukan untuk serbuk yang packed flake lebih besar mengingat fenomena pembentukan Th02 mengikuti kristalisasi internal. Pengaruh kecepatan pengadukan Tabel 2 merupakan data pengaruh kecepatan pengadukan pada suhu 50 C terhadap luas muka, data primer kurva DT A, hasil perhitungan energi pelepasan air kristal dan pembentukan oksida THO2o Sebagai kelengkapan untuk membahas hasil penelitian ini, maka morfologi serbuk perlu disajikan pada Gambar 5a, 5b dan 5c. Pelepasan air kristal pertama, kedua dan pembentukan Th02 terlihat bahwa untuk hasil endapan dengan kecepatan 450 rpm dan 900 rpm. Oleh sebab itu perhitungan energi pelepasan air kristal dad pembentukan Th02 untuk endapan yang dihasilkan dari pengendapan dengan kecepatan pengadukan 600 rpm lebih rendah dibandingkan dengan energi pelepasan air kristal dad pembentukan Th02 untuk hasil endapan yang diperoleh dari proses penegendapan dengan kecepatan pengadukan 450 rpm dad 900 rpm. Hal tersebut dikarenakan serbuk Th(COQ)4" 2H2O mempunyai morfologi yang free flake untuk endapan pada kondisi 600 rpm, sedangkan endapan Prosldlng Pertemuan dan Presentasilimiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi filuklil P3TM-BATAN Yogyakarta. 7.8 Agustus 2001

6 138 K ISSN Tunjung Indl'ati l';, dkk. yang dihasilkan pada 450 rpm sebagian masih berupa packed flake clan untuk basil endapan pada 900 rpm berupa packed flake yang hancur walaupun luas muka endapan ini cukup besar yaitu 15,43 m2/gram. Adanya serbuk yang didominasi bentuk packed flake maka energi yang dibutuhkan lebih besar. Energi terse but sebesar 6,437,875 kavmol, 6.048,05 kavmol kai/mol clan 8.317,8 kavmol untuk endapan dengan kecepatan pengadukan 450 rpm, 600 rpm clan 900 rpm. Hasil perhitungan energi pembentukan oksida THO2 dari Th(COO)4.H2O dari basil optimalisasi kondisi pengendapan temyata jauh lebih kecil 58,04 % dibandingkan dengan endapan pacta penelitian yang terdahulu yaitu kavmol. Secara keseluruhan energi yang diperlukan untuk proses dekomposisi Th(COO)4' 2H2O hasil optimalisasi kondisi pengendapan lebih kecil 55,9% dibandingkan dengan energi dekomposisi Th(COO)..2H2O hasil penelitian yang terdahuylu. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil perhitungannya (2.048, , ,05) kavmol = 4.183,945 kavmol dibandingkan dengan ( )kaVmol = kavmol. Tabel2. Pengaruhsuhu pengedapan terhadap energi pemhentukan okridanya.larutan 0,5 Th(NO3h : 0,5 M H2C2O4 = I : 4 (perbandingan volume).kecepatan pengadukan : 450 rpm.ph filtrat final: netral Data Luas muka M27gi=am) T = 30"C 1,9525 TP~C) 1. pelepasan air kristal 1 (r.) 107 pelepasan air kristal 1 (b) pelepasan air kristal 2 (a) 230 pelepasan air kristal2 (b) pembentukan ThQ2 (a) 356 pembentukan ThO~ (b) (A T)p C-C) 1. pelepasan air kristal 1 (a) 12 pelepasan air kristall (b) 12,3 2. pelepasan air kristal 2 (a) 25 pelepasan air kristal 2 (b) pembentukan ThO2 (a) 35 pembentukan ThO, (b) 35 4 (ot)p ('C) 1. pelepasan air kristal 1 (a) 965,7 pelepasan air kristall (b) 1.059,8 2. pe!epasan air krista! 2 (a) pe!epasan air kristal 2 (b) 3. pembentukan Th02 (a) 2.163, pembentukan Th02 (b) Energi(kalori/mol) 4. pelepasan air kristal 1 (a) pelepasan air kristal 1 (b) 2.140,06 5. pelepasan air kristal 2 (a) pelepasan air kristal 2 (b) 4.380,5 6. pembentukan Th02 (a) 6.447,75 ---~mbentukan ThO, (b) Morfolog! serbuk Garnbar 5a Packedflake<free flake T = 50.C 4,04 107, , ,4 964, , , , , , , , ,2 Gambar 5b free flake T = 70"C 15,~ 110, ,24 812, q, , , , , , , , ,6 8.'~22 Gambar 5c packed flake dan hancur Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir

7 " Tunjung Indrati Y:, dkk. ISSN Kondisi optimal terse but adalah perbandingan volume reaktan I : 4 untuk 0,5 M Th(NO))4 dan 0,5 H2C2O4, suhu 50 C dan laju pengadukan 600 rpm. Besarnya energi pembentukan Th02 dan energi dekomposisi Th(COO)4 2H2O hasil endapan yang optimal adalah kavmol dan 4.183,945 kavmol, ternyata 58,04% dan 55,9% lebih kecil dibandingkan energi pembentukan Th02 dan energi dekomposisi Th(COO)4 2H2O pada penelitian yang terdahulu. DAFT AR PUST AKA 1. BENY AMIN M.MA, "Nuclear reactor material and Applicatipon, Van Nostrand Reinhold Company, New York (1983). Gambar 5. Morfologi serb uk Th(;QO)4 2H20 pada berbagai kecepatan pengadukan KESIMPULAN Penelitian pengaruh suhu dan pengadukan proses pengendapan torium oksalat terhadap energi pembentukan oksidanya dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kondisi optimal proses pengendapan Th(COO)4 2H2O berdasarkan evaluasi enegi pembentukan oksidanya sarna dengan kondisi optimal yang didasarkan dengan sifat fisis torium oksalat. 2. EN DANG NA W ANGSIH dkk, "Sifat Dekomposisi Termal Torium, Oksa1at pada Berbagai Suhu dan Kecepatan Pengadukan dalam Proses Pengendapan", Pro.c:~ding Pranata nuklir (1999). 3. TUNJUNG. INDRATI y. dkk, "Perubahan Struktur Kristal Dekompoosisi Termal Torium Oksa1at", Seminar Pranata Nuklir, Serpong (2000). 4. TUNJUNG INDRA TI Y. dkk, "Studi Kinenika Dekomposisi Torium Oksalat dengan Metoda Analisa Diferensial Terma1", Prosiding Seminar Nasional, JASAKIAI, Yogyakarta (2000). 5. TUNJUNG IN ORA TI Y. dkk, "Pengaruh Suhu dan Pengadukan Terhadap Sifat Fisis Torim Oksalat", dipresentasikan pada seminar JASAKIAI di Yogyakarta (2001) 6. TUNJUNG INDARTI Y. dkk, "Pengaruh Atom Oksigen dari Oksida Logamnya Terhadap Pertumbuhan Pori pada Struturmkro..Pellet U02 dan (Th, U)02' seminar Nasional Riset dan Teknologi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, SMITH. JM, " Chemical Engineering Kinetics", Mc. Graw Hill (1981). 8. CHANDRA S. RAY, QUAZU YANG, WEN - HAl HUANG and DELBERT E. 0, " Surface and Internal Crystalization in Glasses as Determination by DTA', Am. Ceramic Soc. T9 (12) (1996). 9. AIUGIS, JA, BENNET. JE," calculation of the A vrami Parameters of Heterogenions Solid - Stated Reaction Using a Modification of KISSINGER METHODE", J. Therm. Anal, 1392) (1978) Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr

8 ISSN Tunjung Indrati Y., dkk. TANYAJAWAB Busron Masduki -Apakah metodologi pengendapan ThOx yang penyaji jelaskan clan basil optimum yang diperoleh menjamin persyaratan mikrostruktur serbuk ThOzo Tunjung lndrati -Persyaratan serb uk Th02 untuk membuat pe/et (Th, U) 2 ada/ah memenuhi kemurnian, betu/- betu/ memenuhi struktur krista/ FCC fife fluorite dan serb uk yang tidak tertumpuk. Dua persyaratan te/ah dipenuhi, sedangkan yang ke tiga be/urn terpenuhi karena UjOS bahan pencampur tidak terse/if diantara serpihan yang tertumpuk secara sempurna, sehinga percen 2- dari UjOS membentuk pori tidak sempurna pula. Maka dengan mengvptima/kan suhu pengendapan dan terutama rpm ternyata hasi/nyaserbuk Th02 yang ':freeflake". Hadi Suwarno -Bagaimana saudara mengidentiftkasi bahwa proses dekomposisi adalah ak I ~ ak 2~ ThO2- -Dari data DTA terlihat ak 1 berlawanan dengan data ak 2 mohon dijelaskan mengapa berlawanan -Mengapa E dekompsisi 50 C < 70 C jelaskan. Tunjung lndrati -Dari kurva DTA don didampingi dengan hasil kurva defraks-i sinor X -Karena reaksinya endotermis don eks-otermis. -Energi dekomposisi Th oks-olaf hasil pengendapan T =700C. Ini dikarenakan serb uk Th oks-olaf hasil pengendapan T = 50oc serbuknya "free flake". Sedangkan Th oks-olaf hasil pengendapan T = 70oc yang berupa "packed flake".serb uk yang "packed flake" pada dekomposisinya memerlukan energi yang lebih tinggi karena dipengaruhi adanya pembentukan kristal internal akibat penumpukan serpihan serb uk ThO2. Prosiding Pertemuan dan Presentasilimiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nuklir

OPTIMASI PROSES REDUKSI HASIL OKSIDASI GAGALAN PELET SINTER UOz

OPTIMASI PROSES REDUKSI HASIL OKSIDASI GAGALAN PELET SINTER UOz Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854-5561 OPTIMASI PROSES REDUKSI HASIL OKSIDASI GAGALAN PELET SINTER UOz Ratih Langenati, Ngatijo, Lilis Windaryati, Agus Sartono, Banawa Sri Galuh, Mahpudin

Lebih terperinci

PENENTUAN SIFAT THERMAL PADUAN U-Zr MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

PENENTUAN SIFAT THERMAL PADUAN U-Zr MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER No. 02/ Tahun I. Oktober 2008 ISSN 19792409 PENENTUAN SIFAT THERMAL PADUAN UZr MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER Yanlinastuti, Sutri Indaryati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK PENENTUAN

Lebih terperinci

VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM

VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM Syamsul Fatimah, Rahmiati, Yoskasih Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM. Telah dilakukan

Lebih terperinci

PENGARUH KONDISI KALSINASI ZrOCl 2.8H 2 O SECARA CATU TERHADAP STRUKTUR ZrO 2

PENGARUH KONDISI KALSINASI ZrOCl 2.8H 2 O SECARA CATU TERHADAP STRUKTUR ZrO 2 Tundjung Indrati Y., dkk. ISSN 0216 3128 29 PENGARUH KONDISI KALSINASI ZrOCl 2.8H 2 O SECARA CATU TERHADAP STRUKTUR ZrO 2 Tundjung Indrati Y, Budi Sulistyo dan Endang Nawangsih P3TM BATAN ABSTRAK PENGARUH

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan November 2014 sampai Mei 2015,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan November 2014 sampai Mei 2015, 43 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan November 2014 sampai Mei 2015, dengan tahapan kegiatan, yaitu: proses deasetilasi bertingkat, penentuan derajat

Lebih terperinci

PENETAPAN PARAMETER PROSES PEMBUATAN BAHAN BAKAR UO 2 SERBUK HALUS YANG MEMENUHI SPESIFIKASI BAHAN BAKAR TIPE PHWR

PENETAPAN PARAMETER PROSES PEMBUATAN BAHAN BAKAR UO 2 SERBUK HALUS YANG MEMENUHI SPESIFIKASI BAHAN BAKAR TIPE PHWR Penetapan Parameter Proses Pembuatan Bahan Bakar UO 2 Serbuk Halus yang Memenuhi Spesifikasi Bahan Bakar Tipe PHWR (Abdul Latief) PENETAPAN PARAMETER PROSES PEMBUATAN BAHAN BAKAR UO 2 SERBUK HALUS YANG

Lebih terperinci

BAB III. BAHAN DAN METODE

BAB III. BAHAN DAN METODE 10 BAB III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan dari bulan Februari dan berakhir pada bulan Agustus 2011. Proses pembuatan dan pengujian arang aktif dilakukan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia 27 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

PENYIAPAN UMPAN GRAFITISASI DENGAN METODA GRANULASI BERTAHAP

PENYIAPAN UMPAN GRAFITISASI DENGAN METODA GRANULASI BERTAHAP 278 ISSN 0216 3128 Tundjung Indrati Y., Sudaryadi PENYIAPAN UMPAN GRAFITISASI DENGAN METODA GRANULASI BERTAHAP Tundjung Indrati Y., Sudaryadi Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Sintesis Padatan ZnO dan CuO/ZnO Pada penelitian ini telah disintesis padatan ZnO dan padatan ZnO yang di-doped dengan logam Cu. Doping dengan logam Cu diharapkan mampu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong, III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biomassa, Lembaga Penelitian Universitas Lampung. permukaan (SEM), dan Analisis difraksi sinar-x (XRD),

Lebih terperinci

PENGUKURAN SIFAT TERMAL ALLOY ALUMINIUM FERO NIKEL MENGGUNAKAN ALAT DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

PENGUKURAN SIFAT TERMAL ALLOY ALUMINIUM FERO NIKEL MENGGUNAKAN ALAT DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER ISSN 979-409 PENGUKURAN SIFAT TERMAL ALLOY ALUMINIUM FERO NIKEL MENGGUNAKAN ALAT DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER Yanlinastuti, Sutri Indaryati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK PENGUKURAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini didahului dengan perlakuan awal bahan baku untuk mengurangi pengotor yang terkandung dalam abu batubara. Penentuan pengaruh parameter proses dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI

PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI Endro Kismolo, Tri Suyatno, Nurimaniwathy -BATAN, Yogyakarta Email : ptapb@batan.go.id ABSTRAK PREPARASI LIMBAH

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2014 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2014 di Laboratorium 30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2014 di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN BaTiO 3 merupakan senyawa oksida keramik yang dapat disintesis dari senyawaan titanium (IV) dan barium (II). Proses sintesis ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu, tekanan,

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia FMIPA ITB sejak September 2007 sampai Juni 2008. III.1 Alat dan Bahan Peralatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Preparasi 4.1.1 Sol Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan ZrOCl 2. 8H 2 O dengan perbandingan mol 1:4:6 (Ikeda, et al. 1986) dicampurkan

Lebih terperinci

PENGARUH KANDUNGAN URANIUM DALAM UMPAN TERHADAP EFISIENSI PENGENDAPAN URANIUM

PENGARUH KANDUNGAN URANIUM DALAM UMPAN TERHADAP EFISIENSI PENGENDAPAN URANIUM PENGARUH KANDUNGAN URANIUM DALAM UMPAN TERHADAP EFISIENSI PENGENDAPAN URANIUM Torowati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang ABSTRAK PENGARUH KANDUNGAN URANIUM

Lebih terperinci

UJI KETAHANAN KOROSI TEMPERATUR TINGGI (550OC) DARI LOGAM ZIRKONIUM DAN INGOT PADUAN

UJI KETAHANAN KOROSI TEMPERATUR TINGGI (550OC) DARI LOGAM ZIRKONIUM DAN INGOT PADUAN PKMI-3-2-1 UJI KETAHANAN KOROSI TEMPERATUR TINGGI (550 O C) DARI LOGAM ZIRKONIUM DAN INGOT PADUAN Zr-Mo-Fe-Cr SEBAGAI KANDIDAT KELONGSONG (CLADDING) BAHAN BAKAR NUKLIR Beni Hermawan, Incik Budi Permana,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perlakuan Awal dan Karakteristik Abu Batubara Abu batubara yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari 2 jenis, yaitu abu batubara hasil pembakaran di boiler tungku

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan zeolit dari abu terbang batu bara (Musyoka et a l 2009).

BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan zeolit dari abu terbang batu bara (Musyoka et a l 2009). BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Pada penelitian ini alat yang digunakan adalah timbangan analitik dengan ketelitian 0,1 mg, shaker, termometer, spektrofotometer serapan atom (FAAS GBC), Oven Memmert, X-Ray

Lebih terperinci

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA NANOSILIKA PASIR Anggriz Bani Rizka (1110 100 014) Dosen Pembimbing : Dr.rer.nat Triwikantoro M.Si JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 15 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pembuatan Arang Aktif dari Sekam Padi Arang sekam yang telah diaktivasi disebut arang aktif. Arang aktif yang diperoleh memiliki ukuran seragam (210 µm) setelah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik Fakultas

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik Fakultas 32 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Tahapan penelitian secara umum mengenai pemanfaatan tulang sapi sebagai adsorben ion logam Cu (II) dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1 berikut

Lebih terperinci

BAB III EKSPERIMEN. 1. Bahan dan Alat

BAB III EKSPERIMEN. 1. Bahan dan Alat BAB III EKSPERIMEN 1. Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah Ca(NO 3 ).4H O (99%) dan (NH 4 ) HPO 4 (99%) sebagai sumber ion kalsium dan fosfat. NaCl (99%), NaHCO 3 (99%),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan nanoteknologi terus dilakukan oleh para peneliti dari dunia akademik maupun dari dunia industri. Para peneliti seolah berlomba untuk mewujudkan karya

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2014 sampai dengan Maret 2015

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2014 sampai dengan Maret 2015 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2014 sampai dengan Maret 2015 dengan tahapan kegiatan, radiasi sinar gamma (γ) dilakukan di Pusat Aplikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas diagram alir proses penelitian, peralatan dan bahan yang digunakan, variabel penelitian dan prosedur penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3. 12 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1 berikut ini : Latar belakang penelitian Rumusan masalah penelitian Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai Agustus 2013 di Laboratorium Riset dan Kimia Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan 28 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada bulan Mei sampai

Lebih terperinci

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam klorida 0,1 N. Prosedur uji disolusi dalam asam dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi NURUL ROSYIDAH Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Pendahuluan Kesimpulan Tinjauan Pustaka

Lebih terperinci

REAKSI TERMOKIMIA PADUAN AlFeNi DENGAN BAHAN BAKAR U 3 Si 2

REAKSI TERMOKIMIA PADUAN AlFeNi DENGAN BAHAN BAKAR U 3 Si 2 ISSN 1907 2635 Reaksi Termokimia Paduan AlFeNi dengan Bahan Bakar U 3Si 2 (Aslina Br.Ginting, M. Husna Al Hasa) REAKSI TERMOKIMIA PADUAN AlFeNi DENGAN BAHAN BAKAR U 3 Si 2 Aslina Br. Ginting dan M. Husna

Lebih terperinci

PENGARUH PROSEN TBP DAN PERBANDINGAN UMPAN DAN PELARUT PADA EKSTRAKSI URANIUM-TORIUM PROSESTHOREX

PENGARUH PROSEN TBP DAN PERBANDINGAN UMPAN DAN PELARUT PADA EKSTRAKSI URANIUM-TORIUM PROSESTHOREX 294 ISSN 216.3128 Moch. Setyadji dun Endang S. - ---'- -~ ~ - PENGARUH PROSEN TBP DAN PERBANDINGAN UMPAN DAN PELARUT PADA EKSTRAKSI URANIUM-TORIUM PROSESTHOREX Moch. Setyadji dad Endang Susiantini Puslitbang

Lebih terperinci

ANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

ANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER ANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER YANLINASTUTI, SUTRI INDARYATI, RAHMIATI Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Serpong Abstrak ANALISIS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan Januari 2011. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material jurusan

Lebih terperinci

ISSN PENGARUH KONDISI PENCAMPURAN UREA + URANIUM P ADA PEMBUA T AN GEL UO3

ISSN PENGARUH KONDISI PENCAMPURAN UREA + URANIUM P ADA PEMBUA T AN GEL UO3 Hidayati, dkk. ISSN 0216-3128 127 PENGARUH KONDISI PENCAMPURAN UREA + URANIUM P ADA PEMBUA T AN GEL UO3 Hidayati, Bangun Wasito, Nur Wijayadi dad Endang Nawangsih Puslitbang Teknologi Maju Batan, Yogyakarta

Lebih terperinci

3 Metodologi penelitian

3 Metodologi penelitian 3 Metodologi penelitian 3.1 Peralatan dan Bahan Peralatan yang digunakan pada penelitian ini mencakup peralatan gelas standar laboratorium kimia, peralatan isolasi pati, peralatan polimerisasi, dan peralatan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada bulan April

Lebih terperinci

COMPTON SUPRESI UNTUK mentifikasi RADIONUKLmA DALAM SAMPEL LINGKUNGAN

COMPTON SUPRESI UNTUK mentifikasi RADIONUKLmA DALAM SAMPEL LINGKUNGAN ~1/ 202 ISSN 0216-3128 M. Yazid, dkk. OPTIMASI SPEKTROMETER GAMMA -. DENGAN SISTEM COMPTON SUPRESI UNTUK mentifikasi RADIONUKLmA DALAM SAMPEL LINGKUNGAN M. Yazid, Sudarti S., Aris Bastianudin dad E. Supriyatni

Lebih terperinci

PROSES PEMURNIAN YELLOW CAKE DARI LIMBAH PABRIK PUPUK

PROSES PEMURNIAN YELLOW CAKE DARI LIMBAH PABRIK PUPUK PROSES PEMURNIAN YELLOW CAKE DARI LIMBAH PABRIK PUPUK Ngatijo, Rahmiati, Asminar, Pranjono Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK PEMURNIAN YELLOW CAKE DARI LIMBAH PABRIK PUPUK. Telah dilakukan

Lebih terperinci

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT.

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT. METODA GRAVIMETRI Imam Santosa, MT. METODA GRAVIMETRI PRINSIP : Analat direaksikan dengan suatu pereaksi sehingga terbentuk senyawa yang mengendap; endapan murni ditimbang dan dari berat endapan didapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. material, antara lain sebagai komponen dari pembentukan gelas (Doweidar et al.,

I. PENDAHULUAN. material, antara lain sebagai komponen dari pembentukan gelas (Doweidar et al., 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Natrium oksida (Na 2 O) merupakan salah satu senyawa penting dalam ilmu material karena dibutuhkan dalam berbagai bidang yang berkaitan dengan material, antara lain sebagai

Lebih terperinci

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmasi Fisik, Kimia, dan Formulasi Tablet Departemen Farmasi FMIPA UI, Depok. Waktu pelaksanaannya adalah dari bulan Februari

Lebih terperinci

TORIA ANALISIS STRUKTUR PADA PELET URANIA SINTER ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN

TORIA ANALISIS STRUKTUR PADA PELET URANIA SINTER ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN 70 Buku 11 Prosiding Pertemuan dan Presentasi //miah P3TM-BATAN, Yogyakarta 14-15Ju/i 1999 ANALISIS STRUKTUR PADA PELET URANIA /1 SINTER TORIA Pristi Hartati, Tunjung Indrati, Hidayati P3TM-BATAN, JI.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian berikut: Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir Mulai Persiapan alat dan bahan Meshing 100 + AAS Kalsinasi + AAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Metode penelitian secara umum tentang pemanfaatan cangkang kerang darah (AnadaraGranosa) sebagai adsorben penyerap logam Tembaga (Cu) dijelaskan melalui

Lebih terperinci

MORFOLOGI SERBUK AMONIUM DIURANAT (ADU) DAN AMONIUM URANIL KARBONAT (AUK) HASIL PEMURNIAN YELLOW CAKE COGEMA

MORFOLOGI SERBUK AMONIUM DIURANAT (ADU) DAN AMONIUM URANIL KARBONAT (AUK) HASIL PEMURNIAN YELLOW CAKE COGEMA MORFOLOGI SERBUK AMONIUM DIURANAT (ADU) DAN AMONIUM URANIL KARBONAT (AUK) HASIL PEMURNIAN YELLOW CAKE COGEMA Ngatijo, Maman Kartaman, Ratih Langenati, Junaedi Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Kawasan

Lebih terperinci

ISSN , A'NALISIS ZIRKONI{l

ISSN , A'NALISIS ZIRKONI{l ISSN 0852-4777, A'NALISIS ZIRKONI{l ANALISIS ZIRKONIUM SECARA SPEKTROPHOTOMETRI UV-VIS *, **Yusuf Nampira~ ***Supardi ABSTRAK Telah dilakukan analisis zirkonium menggunakan metode spektrophotometri UV-,VIS.

Lebih terperinci

Gambar 4. Pengaruh kondisi ph medium terhadap ionisasi polimer dan pembentukan kompleks poliion (3).

Gambar 4. Pengaruh kondisi ph medium terhadap ionisasi polimer dan pembentukan kompleks poliion (3). Gambar 4. Pengaruh kondisi ph medium terhadap ionisasi polimer dan pembentukan kompleks poliion (3). 51 o CH 2 H H o CH 2 H H CNa H H CNa H H NH 2 NH 2 H H H H KITSAN NATRIUM ALGINAT ionisasi ionisasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan yang digambarkan dalam diagram alir

Lebih terperinci

BAB III EKSPERIMEN & KARAKTERISASI

BAB III EKSPERIMEN & KARAKTERISASI BAB III EKSPERIMEN & KARAKTERISASI Pada bab ini dibahas penumbuhan AlGaN tanpa doping menggunakan reaktor PA- MOCVD. Lapisan AlGaN ditumbuhkan dengan variasi laju alir gas reaktan, hasil penumbuhan dikarakterisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juli 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Tahapan penelitian secara umum tentang pemanfaatan daun matoa sebagai adsorben untuk menyerap logam Pb dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1. Preparasi

Lebih terperinci

ANALISIS NEODIMIUM MENGGUNAKAN METODA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

ANALISIS NEODIMIUM MENGGUNAKAN METODA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS ANALISIS NEODIMIUM MENGGUNAKAN METODA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Noviarty, Dian Angraini Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Email: artynov@yahoo.co.id ABSTRAK ANALISIS NEODIMIUM MENGGUNAKAN METODA SPEKTROFOTOMETRI

Lebih terperinci

PEMBUATAN KERAMIK BETA ALUMINA (Na 2 O - Al 2 O 3 ) DENGAN ADITIF MgO DAN KARAKTERISASI SIFAT FISIS SERTA STRUKTUR KRISTALNYA.

PEMBUATAN KERAMIK BETA ALUMINA (Na 2 O - Al 2 O 3 ) DENGAN ADITIF MgO DAN KARAKTERISASI SIFAT FISIS SERTA STRUKTUR KRISTALNYA. PEMBUATAN KERAMIK BETA ALUMINA (Na 2 O - Al 2 O 3 ) DENGAN ADITIF MgO DAN KARAKTERISASI SIFAT FISIS SERTA STRUKTUR KRISTALNYA. Ramlan 1, Masno Ginting 2, Muljadi 2, Perdamean Sebayang 2 1 Jurusan Fisika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimen. Pembuatan serbuk CSZ menggunakan cara sol gel. Pembuatan pelet dilakukan dengan cara kompaksi dan penyinteran dari serbuk calcia-stabilized

Lebih terperinci

KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI

KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI Endro Kismolo, Nurimaniwathy, Tri Suyatno BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail :ptapb@batan.go.id ABSTRAK KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF

Lebih terperinci

PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR RINGKASAN Daur bahan bakar nuklir merupakan rangkaian proses yang terdiri dari penambangan bijih uranium, pemurnian, konversi, pengayaan uranium dan konversi ulang menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap pembuatan magnet barium ferit, tahap karakterisasi magnet

Lebih terperinci

1 BAB I BAB I PENDAHULUAN

1 BAB I BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zirkonium dioksida (ZrO 2 ) atau yang disebut dengan zirkonia adalah bahan keramik maju yang penting karena memiliki kekuatannya yang tinggi dan titik lebur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih metode eksperimen. 3.2 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR- BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR- BATAN Bandung meliputi beberapa tahap yaitu tahap preparasi serbuk, tahap sintesis dan tahap analisis. Meakanisme

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Mei sampai Juli 2013 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Mei sampai Juli 2013 di Laboratorium 25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Mei sampai Juli 2013 di Laboratorium Kimia Anorganik dan Laboratorium Biokimia FMIPA Universitas Lampung, serta

Lebih terperinci

PENENTUAN ENERGI AKTIVASI SINTER PELET (Th,U)O2 P ADA T AHAP PERTUMBUHAN BUTIR

PENENTUAN ENERGI AKTIVASI SINTER PELET (Th,U)O2 P ADA T AHAP PERTUMBUHAN BUTIR PENENTUAN ENERGI AKTIVASI SINTER PELET (Th,U)O2 P ADA T AHAP PERTUMBUHAN BUTIR Tundjung Indrati Y, Pristi Hartati, Murdani P3TM -BATAN. J/. Babarsari Katak Pas 1008. YQgyakarta Ari Handayani P31B -BATAN,

Lebih terperinci

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat Bab III Metodologi Penelitian ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu isolasi selulosa dari serbuk gergaji kayu dan asetilasi selulosa hasil isolasi dengan variasi waktu. Kemudian selulosa hasil isolasi dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Molekul-molekul pada permukaan zat padat atau zat cair mempunyai gaya tarik kearah dalam, karena tidak ada gaya-gaya lain yang mengimbangi. Adanya gayagaya ini

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI) OLEH : NAMA : HANIFA NUR HIKMAH STAMBUK : A1C4 09001 KELOMPOK ASISTEN : II (DUA) : WD. ZULFIDA NASHRIATI LABORATORIUM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1 berikut ini; Latar Belakang: Sebelum air limbah domestik maupun non domestik

Lebih terperinci

DALAM URANIUM DIOKSIDA

DALAM URANIUM DIOKSIDA ~ '" 86 Buku II ANALISIS GAS NITROGEN SECARA TIDAK LANGSUNG ~ Prosiding Pertemuan dan Presentasi llmiah P3TM-Batan, Yogyakarta 14-15 Juli1999 DALAM URANIUM DIOKSIDA Rachmat Pratomo, R.Didiek H, Bambang

Lebih terperinci

3 Percobaan. 3.1 Alat dan Bahan Alat Bahan

3 Percobaan. 3.1 Alat dan Bahan Alat Bahan 3 Percobaan 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Alat gelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat gelas yang umum digunakan di laboratorium kimia, seperti gelas kimia, gelas ukur, cawan petri, labu

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 47 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengantar Penelitian ini bertujuan untuk menunjukan pengaruh suhu sintering terhadap struktur Na 2 O dari Na 2 CO 3 yang dihasilkan dari pembakaran tempurung kelapa. Pada

Lebih terperinci

216 ISSN IDENTIFIKASI KALSIUM BATU GINJAL YANG TERLARUT OLEB EKSTRAK BENALU PETE DENGAN METODA ANALISA PENGAKTIFAN NEUTRON (APN) :

216 ISSN IDENTIFIKASI KALSIUM BATU GINJAL YANG TERLARUT OLEB EKSTRAK BENALU PETE DENGAN METODA ANALISA PENGAKTIFAN NEUTRON (APN) : 2-1 216 ISSN 0216-128 Sunardi, dkk. IDENTIFIKASI KALSIUM BATU GINJAL YANG TERLARUT OLEB EKSTRAK BENALU PETE DENGAN METODA ANALISA PENGAKTIFAN NEUTRON (APN) : Sunardi, Zainul Kamal dad Darsono Pl!~litbang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen secara kualitatif dan kuantitatif. Metode penelitian ini menjelaskan proses degradasi fotokatalis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian ini dilakukan dengan metode experimental di beberapa laboratorium dimana data-data yang di peroleh merupakan proses serangkaian percobaan

Lebih terperinci

5009 Sintesis tembaga ftalosianin

5009 Sintesis tembaga ftalosianin P 59 Sintesis tembaga ftalosianin (H H ) 6 Mo 7 2 2. H2 + 8 + CuCl H 2-8 H 3-8 C 2 - H 2 - HCl Cu C 8 H 3 CH 2 CuCl H 2 Mo 7 6 2. H 2 C 32 H 16 8 Cu (18.1) (6.1) (99.) (1235.9) (576.1) Literatur Classic

Lebih terperinci

REACTION RESULT PREDICTION OF UO 2 OXIDATION IN THERMOGRAVIMETRIC USE OF REGRESSION POLYNOMIAL

REACTION RESULT PREDICTION OF UO 2 OXIDATION IN THERMOGRAVIMETRIC USE OF REGRESSION POLYNOMIAL 101 REACTION RESULT PREDICTION OF UO 2 OXIDATION IN THERMOGRAVIMETRIC USE OF REGRESSION POLYNOMIAL Prediksi Hasil Reaksi Oksidasi UO 2 secara Thermogravimetri dengan Regresi Polinomial * National Nuclear

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium 23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik FMIPA Universitas Lampung. Penyiapan alga Tetraselmis sp

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Preparasi Awal Bahan Dasar Karbon Aktif dari Tempurung Kelapa dan Batu Bara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Preparasi Awal Bahan Dasar Karbon Aktif dari Tempurung Kelapa dan Batu Bara 23 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab hasil dan pembahasan ini akan diuraikan mengenai hasil preparasi bahan dasar karbon aktif dari tempurung kelapa dan batu bara, serta hasil karakterisasi luas permukaan

Lebih terperinci

PROSES RE-EKSTRAKSI URANIUM HASIL EKSTRAKSI YELLOW CAKE MENGGUNAKAN AIR HANGAT DAN ASAM NITRAT

PROSES RE-EKSTRAKSI URANIUM HASIL EKSTRAKSI YELLOW CAKE MENGGUNAKAN AIR HANGAT DAN ASAM NITRAT ISSN 1979-2409 Proses Re-Ekstraksi Uranium Hasil Ekstraksi Yellow Cake Menggunakan Air Hangat dan Asam Nitrat (Torowati, Pranjono, Rahmiati dan MM. Lilis Windaryati) PRSES RE-EKSTRAKSI URANIUM HASIL EKSTRAKSI

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara umum penelitian akan dilakukan dengan pemanfaatan limbah media Bambu yang akan digunakan sebagai adsorben dengan diagram alir keseluruhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Preparasi selulosa bakterial dari limbah cair tahu dan sintesis kopolimer

BAB III METODE PENELITIAN. Preparasi selulosa bakterial dari limbah cair tahu dan sintesis kopolimer BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Preparasi selulosa bakterial dari limbah cair tahu dan sintesis kopolimer superabsorbent di bawah radiasi microwave dilakukan di Laboratorium Riset Jurusan

Lebih terperinci

Jason Mandela's Lab Report

Jason Mandela's Lab Report LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK I PERCOBAAN-4 KINETIKA ADSORPSI Disusun Oleh: Nama : Jason Mandela NIM :2014/365675/PA/16132 Partner : - Dwi Ratih Purwaningsih - Krisfian Tata AP - E Devina S - Fajar Sidiq

Lebih terperinci

PENGARUH TEKANAN PENGOMPAKAN, KOMPOSISI Er 2 O 3 DAN PENYINTERAN PADA TEMPERATUR RENDAH TERHADAP KUALITAS PELET UO 2 + Er 2 O 3

PENGARUH TEKANAN PENGOMPAKAN, KOMPOSISI Er 2 O 3 DAN PENYINTERAN PADA TEMPERATUR RENDAH TERHADAP KUALITAS PELET UO 2 + Er 2 O 3 J. Tek. Bhn. Nukl. Vol. 1 No. 2 Juni 2005: 58 107 ISSN 1907 2635 PENGARUH TEKANAN PENGOMPAKAN, KOMPOSISI Er 2 O 3 DAN PENYINTERAN PADA TEMPERATUR RENDAH TERHADAP KUALITAS PELET UO 2 + Er 2 O 3 Abdul Latief,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia Riset Material dan Makanan serta di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB IV RANCANGAN PENELITIAN SPRAY DRYING DAN SPRAY PYROLYSIS. Rancangan penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan utama :

BAB IV RANCANGAN PENELITIAN SPRAY DRYING DAN SPRAY PYROLYSIS. Rancangan penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan utama : BAB IV RANCANGAN PENELITIAN SPRAY DRYING DAN SPRAY PYROLYSIS Rancangan penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan utama : a. Uji kerja pemanas, pada penelitiaan ini akan dilihat kemampuan pemanas dan konsistensi

Lebih terperinci

3. Metodologi Penelitian

3. Metodologi Penelitian 3. Metodologi Penelitian 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Pada umumnya peralatan yang digunakan berada di Laboratorium Kimia Fisik Material, sedangkan untuk FTIR digunakan peralatan yang berada di Laboratorium

Lebih terperinci

KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI TEMPERATUR

KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI TEMPERATUR LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI TEMPERATUR Disusun oleh : 1. Juliana Sari Moelyono 6103008075 2. Hendra Setiawan 6103008098 3. Ivana Halingkar 6103008103 4. Lita Kuncoro 6103008104

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di lab. Fisika Material, Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan Maret 2015 di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas Matematika

Lebih terperinci

ANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

ANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER ANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER YANLINASTUTI, SUTRI INDARYATI, RAHMIATI Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Serpong Abstrak ANALISIS

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September sampai November 2014, dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September sampai November 2014, dengan 34 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September sampai November 2014, dengan tahapan kegiatan, yaitu: pembuatan polimer plastik serta karakteristik produk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dihasilkan sebanyak 5 gram. Perbandingan ini dipilih karena peneliti ingin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dihasilkan sebanyak 5 gram. Perbandingan ini dipilih karena peneliti ingin BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sintesis Katalis CuO/ZnO/Al 2 O 3 Katalis CuO/ZnO/Al 2 O 3 disintesis dengan metode kopresipitasi dengan rasio fasa aktif Cu, promotor ZnO, penyangga dan Al 2 O 3 yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat yang Digunakan Alat yang akan digunakan dalam

Lebih terperinci

KEBERADAAN LOGAM-LOGAM BERAT Ph, Cd, Fe, DAN Co DALAM CUPLIKAN RAMBUT KEP ALA PEGA W AI POM BENSIN DI DAERAH ISTIMEW A YOGY AKART A

KEBERADAAN LOGAM-LOGAM BERAT Ph, Cd, Fe, DAN Co DALAM CUPLIKAN RAMBUT KEP ALA PEGA W AI POM BENSIN DI DAERAH ISTIMEW A YOGY AKART A P KEBERADAAN LOGAM-LOGAM BERAT Ph, Cd, Fe, DAN Co DALAM CUPLIKAN RAMBUT KEP ALA PEGA W AI POM BENSIN DI DAERAH ISTIMEW A YOGY AKART A C. Sopriyanto, Zainol Kamal dan Santin. Puslitbang Teknologi Maju BATAN,

Lebih terperinci

KARAKTERISASI KONDUKTIVITAS PANAS SERBUK URANIUM DIOKSIDA DENGAN SKANING KALOR D IFEREN SIAL

KARAKTERISASI KONDUKTIVITAS PANAS SERBUK URANIUM DIOKSIDA DENGAN SKANING KALOR D IFEREN SIAL Prosiding Pertemuan dan Presentasi I/miah P3TM-BATAN, Yogyakarta 14-15 Ju/i 1999 Buku II 21 KARAKTERISASI KONDUKTIVITAS PANAS SERBUK URANIUM DIOKSIDA DENGAN SKANING KALOR D IFEREN SIAL II Sugondo, AsIina

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Karakteristik katalis Pembuatan katalis HTSC ITB didasarkan pada prosedur menurut dokumen paten Jennings 1984 yang secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut :

Lebih terperinci