BAB I PENDAHULUAN. Bali,dari kalangan anak muda maupun dari berbagai lapisan masyarakat yang
|
|
- Suhendra Johan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi di Provinsi Bali dari tahun ke tahun menjadi semakin tinggi pula jumlah pengangguran di daerah Bali,dari kalangan anak muda maupun dari berbagai lapisan masyarakat yang mebutuhkan pekerjaan yang mencukupi biaya hidupnya,dengan perekonomian yang semakin berkembang pesat di Indonesia di tandai dengan banyak bermunculnya berbagai bisnis yang tidak hanya dibidang industrial saja, melainkan juga pelayanan jasa,perdagangan kerajinan seni, dan usaha lainnya, tentunya tidak bisa lepas dari kehadiran pekerja sebagai sumber daya manusia yang sangat berperan atas perkembangan perekonomian di Indonesia khususnya di Provinsi Bali. Pada sektor bisnis di bidang industrial, pembangunan yang tumbuh dengan cepat di tandai dengan bermunculan berbagai perusahaan maupun usaha lainnya di segala bidang yang saling bersaing dan bahkan membutuhkan pekerja yang berkualitas agar produkproduk yang di hasilkan bisa sesuai dengan keinginan pengusaha agar bisa bersaing dengan usaha bisnis lainnya. Berbisnis yang profesional sangat dibutuhkan kehadiran pekerja yang membantu pertumbuhan ekonomi seharusnya diimbangi dengan perlindungan dan jaminan sosial bagi pekerja, tetapi pelaku usaha acap kali menghiraukan kesehatan dan keselamatan pekerja ketika menjalanan pekerjaannya. 1
2 Semakin maju dan pesatnya perkembangan ekonomi di Provinsi Bali terutama disektor bisnis, industri memerlukan pekerja yang banyak. Ini adalah suatu hal yang positif dimana banyak masyarakat para pencari kerja yang mencari pekerjaan dapat mengambil peluang kerja ini. Tetapi adanya ketimpangan kepentingan dimana pencari kerja lebih banyak dibandingkan dengan lowongan kerja yang ada, menimbulkan kesewenang-wenangan para direktur perusahaan untuk merekrut para pekerja. Sebab itu penekananpenekanan dilakukan oleh pengusaha hanya untuk mendapatkan keuntungan, sehingga bagi pekerja dalam bekerja mereka tidak memiliki bargaining posision yang baik. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu kesejahteraan pekerja perusahaan, modal/uang, peralatan dan bahan baku, merupakan faktor produksi yang dipergunakan dan dikendalikan oleh faktor produksi tenaga kerja/pekerja. Faktor produksi pekerja tidak sama dengan faktor produksi lainnya, karena pekerja merupakan organ yang hidup, aktif dan dinamis yang akan mengolah, mengatur serta sebagai penggerak usaha. Dengan faktor tersebut pekerja memegang peranan sangat penting dalam menentukan tujuan perusahaan tempat ia bekerja. Mengingat pentingnya faktor pekerja dalam pencapaian tujuan perusahaan, maka sudah sewajarnya pengusaha memperhatikan kesejahteraan, keselamatan, dan kesehatan pekerja. Dalam kaitannya memberikan keselamatan dan kesehatan para pekerja seyogyanya pengusaha melakukan pendekatan-pendekatan atau menanyakan 2
3 secara langsung kepada pekerja atau teknisi bagaimana kondisi peralatan dan syarat-syarat pemakaian perlatan yang baik, agar dengan demikian dapat dilakukan pencegahan pemborosan dalam pengadaan alat peralatan atau sarana bagi pelaksanaan keselamatan kerja tersebut, pihak pekerja wajib menggunakan alat peralatan atau perlengkapan bagi pencegahan bahaya yang di sediakan perusahaan atau wajib memelihara alat-peralatan atau perlengkapan pencegahan bahaya tersebut. Dalam Pasal 27 ayat (2) Undang -Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Tersirat makna bahwa setiap warga negara mempunyai hak untuk bekerja dan mendapatkan penghidupan yang layak baginya serta untuk dapat bekerja dengan baik demi penghidupannya, para pekerja seharusnya dalam kondisi yang sehat dan tentu saja terjamin keselamatannya. 1 Dalam rangka meningkatkan dan mewujudkan keselamatan serta kesehatan pekerja, setiap pekerja berhak mendapatkan perlindungan dalam melaksanakan pekerjaannya. Pada dasarnya kurangnya keselamatan dan kesehatan kerja bukan saja ditimbulkan dari peralatan kerja atau beban kerja alat produksi, namun juga di timbulkan dari perlakuan dari pihak pengusaha terhadap pengrajin, seperti adanya kesemena-menaan yang tidak berprikemanusiaan. Hal ini merupakan penyebab meningkatnya frekuensi kecelakaan kerja dan berkurangnya kesehatan pekerja. 1 Departemen Tenaga Kerja Kantor Wilayah Provinsi Bali, 2001, Materi Undang- Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, hl. 6 3
4 Selain masalah tersebut yang sering di hadapi oleh para pekerja yaitu pemberian kesejahteraan seperti upah yang di bawah standar, terkadang terjadi PHK sepihak, pelunasan gaji yang terlambat di bayar oleh pengusaha, dan hak-hak mereka yang dikurangi oleh pelaku usaha, hal hal seperti itu sering di alami oleh para pekerja yang tidak sebanding dengan resiko yang dihadapi oleh pekerja yang sangat membutuhkan perlindungan kerja dari pengusaha tempat dimana ia bekerja. Selain hal tersebut, masih banyak lagi gambaran secara umum tentang pekerja, pekerja yang bekerja dengan tanggung jawab yang besar dan pekerja yang memiliki kewajiban lebih yang kesepakatannya sering di langgar oleh pengusaha. Penghasilan yang diperoleh para pekerja tersebut tidak sebanding dengan resiko yang harus mereka tanggung, begitu memprihatinkan kondisi para pekerja dikarenakan pekerja sering mengalami kecelakaan kerja tetapi tidak diperhatikan oleh pengusaha dikarenakan pengusaha hanya menanggung biaya sesuai dengan rasa iba. Tetapi peranan yang mereka berikan dalam pertumbuhan perekonomian kota pada umumnya belum sepadan dengan perlindungan hukumnya, hak-hak mereka dikurangi pihak pengusaha. Adanya ketimpangan antara hak dan kewajiban dari para pekerja dengan pengusaha, bahkan didalam kehidupan bermasyarakat sering melihat dan mendengar tentang perampasan terhadap hak-hak dari para pekerja oleh para pengusaha, baik dalam bentuk kurangnya pemberian upah atau bahkan seringkali terlambat di bayarkan oleh pengusaha,mereka bekerja dengan resiko tinggi tanpa adanya jaminan dihari tuanya, terjadi PHK sepihak tanpa 4
5 sebab yg tidak diketahui pekerja dan bentuk-bentuk pengurangan hak-hak lainnya tetapi para pekerja tetap melaksanakan tugasnya dengan giat dan tidak memperdulikan hak-hak mereka yang di kurangi oleh para pegusaha, mereka melakukan pekerjaan tersebut bagaikan sapi perahan saja. Dari dulu sampai sekarang telah dikembangkan beberapa metode yang dipergunakan untuk memberikan perlindungan kepada pekerja dari ketelantaran bahkan undang-undang pun sudah mengatur, tetapi semua belum bisa berfungsi secara efektif dan efisien untuk melindungi hak-hak para pekerja, pengusaha seperti tidak memperdulikan metode-metode yang sudah dibuat tentang bagaimana tanggung jawab menjadi seorang pengusaha yang baik dan bagaimana cara mempekerjakan para tenaga kerja agar mendapatkan perlindungan dari ketelantaran. Sudah begitu banyak masalah yang dihadapi para pekerja didalam menjalankan pekerjaannya. Terutama pekerja yang bekerja sebagai pengerajin di perusahaan yang menjalankan perusahaannya dibidang seni ukir yang lebih rentan akan resiko yang mengancam keselamatan, dan kesehatan para pengerajin. Dari permasalahan di atas peneliti lebih menekankan kepada permasalahan yang di hadapi pekerja yang bekerja di sebuah perusahaan yang memproduksi barang-barang seni yang di dalam menjalankan pekerjaannya banyak resiko-resiko tidak terduga yang akan dialami pekerja di perusahaan tersebut. Dari latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai keselamatan, kesehatan, kesejahteraan tenaga 5
6 kerja dan bentuk perjanjian kerja yang di buat antara pekerja dengan direktur perusahaan. Dalam kaitannya dengan kenyataan-kenyataan yang ada di masyarakat yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Tanggung Jawab Perusahaan Terhadap Pekerja Dalam Hal Terjadinya Kecelakaan Kerja Pada CV. Sinar Kawi Di Tampaksiring Gianyar. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah tanggung jawab direktur perusahaan dalam hal terjadinya kecelakaan kerja pada CV. Sinar Kawi di Tampaksiring Gianyar? 2. Bagaimanakah pelaksanaan tanggung jawab direktur perusahaan terhadap pekerja dalam hal terjadinya kecelakaan kerja pada CV. Sinar Kawi di Tampaksiring Gianyar? 1.3 Ruang Lingkup Masalah Di dalam suatu karya ilmiah sangat mungkin terjadi adanya perluasan dari materi yang di bahas. Karena itu, perlu di tentukan secara tegas batasan materi yang akan di uraikan dalam tulisan ini. Hal ini perlu di lakukan untuk mencegah agar materi atau isi uraian ini tidak menyimpang dari pokok permasalahan yang ingin di bahas, sehingga masalahnya dapat 6
7 diuraikan secara sistematis. Ruang lingkup masalah yang akan di bahas dalam penelitian ini sebatas pada tanggung jawab direktur perusahaan dalam memberikan perlindungan kerja kepada tenaga kerja apabila mengalami kecelakaan kerja pada saat menjalankan pekerjaannya serta bentuk perjanjian yang di buat antara pekerja dan pengusaha. 1.4 Orisinalitas Penelitian Penulis telah membandingkan penelitian-penelitian sebelumnya yang juga membahas tentang ketenagakerjaan. Banyak penulis tertarik mengambil tema Hukum Ketenagakerjaan dalam penelitian dan penulis karya ilmiah. Adapun penelitian yang mirip dengan penelitian ini adalah : NOMOR PENELITI JUDUL RUMUSAN MASALAH 1. I Made Sucipta NIM Kajian Yuridis Terhadap Keselamatan Dan Keehatan Kerja Di UD. Putra Uyung Jaya Denpasar (1) Bagaimana tanggung jawab pengusaha terhadap keselamatan dan kesehatan kerja di Ud.Putra Uyung Jaya Denpasar? (2) Upaya-upaya apakah yang dilakukan 7
8 2. Citra Prameswari NIM Nur Ramadani NPM Perlindungan Hukum Bagi Pekerja Pada Pertokoan Di Kota Denpasar Perlindungan Hukum Bagi Pekerja Kontrak Yang Di PHK Dalam pengusaha dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di Ud.Putra Uyung Jaya Denpasar? (1) Bagaimana Bentuk Perjanjian Kerja Yang Di Buat Antara Pekerja Pertokoan Dan Pengusaha Pemilik Toko? (2) Bagaimana Upaya Perlindungan Hukum Yang Di Berikan Kepada Pekerja Ketika Mengalami Kecelakaan Keja Selama Menjalankan Pekerjaannya? (1). Bagaimana hakhak pekerja kontrak yang di PHK dalam 8
9 Masa Kontrak masa kontrak? (2). Bagaimana upaya upaya hukum bagi pekerja kontrak yang di PHK dalam masa kontrak? 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan umum 1. Untuk mengetahui tanggung jawab direktur perusahaan dalam hal terjadinya kecelakaan kerja pada CV. Sinar Kawi di Tampaksiring Gianyar. 2. Untuk mengetahui pelaksanaan tanggung jawab direktur perusahaan terhadap pekerja dalam hal terjadinya kecelakaan kerja pada CV. Sinar Kawi Di Tampaksiring Gianyar Tujuan khusus 1. Untuk memahami tanggung jawab direktur perusahaan dalam hal terjadinya kecelakaan kerja pada CV. Sinar Kawi. 2. Untuk memahami pelaksanaan tanggung jawab direktur perusahaan terhadap pekerja dalam hal terjadinya kecelakaan kerja pada CV. Sinar Kawi 9
10 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat teoritis 1. Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan hukum ketenagakerjaan khususnya terhadap perlindungan kerja bagi pekerja di perusahaan. 2. Dapat dipergunakan sebagai salah satu bahan atau sumber informasi bagi mahasiswa yanag ingin mengadakan penelitian secara lebih lanjut tentang obyek penelitian ini Manfaat praktis 1. Sebagai pedoman bagi pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja agar ikut untuk memikirkan dan dalam upaya untuk dapat meningkatkan kinerjanya dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dialami pekerjanya, serta meningkatkan perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia dari para pekerja. 2. Sebagai pedoman bagi pekerja yang bekerja di perusahaan produksi kerajinan untuk menyadarkan mereka akan pentingnya perlindungan kerja dan profesionalitas di dalam bekerja pada suatu perusahaan, sehingga mereka memiliki rasa aman di dalam bekerja. 3. Sebagai pedoman bagi mahasiswa di dalam pembuatan suatu karya tulis atau tugas akhir skripsi yang sejenis. 10
11 1.6 Landasan teoritis Tanggung jawab pengusaha terhadap keselamatan kerja adalah memberikan perlindungan, pemeliharaan dan pengembangan terhadap kesejahteraan tenaga kerja, baik semasa hubungan kerja maupun setelah berakhirnya hubungan kerja. Upaya perlindungan dimaksud dalam suatu program jaminan sosial tenaga kerja. Dalam penjelasan kesehatan kerja, bahwa tenaga kerja yang mendapat kerugian, perawatan dan rehabilitasi. Dalam hal seorang tenaga kerja meninggal dunia akibat kecelakaan dan/atau penyakit akibat pekerjaan, ahli waris dari keluarga pekerja berhak mendapat ganti kerugian. Dalam usaha untuk memberikan perlindungan dan kesehatan kepada tenaga kerja, perjanjian kerja merupakan hal terpenting di dalamnya yang dibuat antara pihak pengusaha dengan pekerja di dalam suatu perusahaan agar terciptanya kesepakatan antara pihak pekerja dengan pengusaha. Perjanjian kerja merupakan bagian dari perjanjian pada umumnya di kenal dengan istilah perikatan yang di atur di dalam buku III Kitab Undang- Undang hukum perdata (KUH Perdata), dari perjanjian kerja di kenal istila kontrak kerja yang pada dasarnya antara perjanjian kerja dengan kontrak kerja memiliki makna dan tujuan yang sama yaitu : Sebagai suatu kesepakatan kerja yang di buat oleh pihak perusahaan dengan pekerjanya, yang memiliki tujuan untuk mengatur hak dan kewajiban kedua belah pihak secara timbal balik yang membawa akibat hukum di dalamnya. 2 11
12 Subekti, memberikan pengertian tentang perjanjian kerja yaitu : Perjanjian antara seorang buruh dengan seorang majikan, perjanjian mana ditandai oleh ciri-ciri, adanya suatu upah atau gaji tertentu yang diperjanjikan dan adanya suatu hubungan di peratas (dierstverhanding), yaitu suatu hubungan berdasarkan mana pihak yang satu (majikan) berhak memberikan perintah-perintah yang harus ditaati oleh pihak yang lain. 3 Hubungan kerja adalah hubungan perdata yang didasarkan pada kesepakatan antara pekerja dengan pemberi pekerjaan atau pengusaha. Karena itu bukti bahwa seseorang bekerja pada orang lain atau pada sebuah perusahaan/lembaga adalah adanya perjanjian kerja yang berisi tentang hak hak dan kewajiban masing-masing baik sebagai pengusaha maupun sebagai pekerja. Ada 2 (dua) bentuk perjanjian kerja, yaitu : 1. Perjanjian kerja secara lisan Perjanjian kerja umumnya secara tertulis, tetapi masih ada juga perjanjian kerja yang disampaikan secara lisan. Pasal 52 Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UUKK) membolehkan perjanjian kerja dilakukan secara lisan, dengan syarat pengusaha wajib membuat surat pengangkatan bagi pekerja, yang berisi : a. Nama dan alamat pekerja b. Tanggal mulai bekerja 2 Tabrani dan Ariefanto Geofani,2008, Hukum Perburuhan Indonesia, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, h Subekti.R, 1977, Aneka Perjanjian, Alumni Bandung, Bandung, h
13 c. Jenis pekerjaan d. Besarnya upah (Pasal 63 UUKK) Untuk pekerjaan-pekerjaan yang dapat diselesaikan dalam waktu tertentu dan pengusaha bermaksud memperkerjakan karyawan untuk waktu tertentu Perjanjian kerja Tertulis Perjanjian kerja tertulis harus memuat tentang jenis pekerjaan yang akan dilakukan, besarnya upah yang akan diterima dan berbagai hak serta kewajiban lainnya bagi masing-masing pihak. Perjanjian kerja tertulis harus secara jelas menyebutkan apakah perjanjian kerja itu termasuk Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT atau disebut sistem kontrak ) atau Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT atau sistem permanen/tetap). 5 Sebagaimana perjanjian pada umumnya, perjanjian kerja harus didasarkan pada : a. Kesepakatan kedua belah pihak untuk melakukan hubungan kerja. b. Kecakapan para pihak untuk melakukan perbuatan hukum. c. Adanya pekerjaan yang diperjanjikan. d. Pekerjaan yang diperjanjikan tersebut tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain itu bahwa perjanjian kerja tidak boleh bertentangan dengan Perjanjian Kerja Bersama (PKB), yaitu 4 Libertus Jehani, 2006, Hak-Hak Pekerja Bila di PHK, Visimedia, Jakarta, h.3 5 Ibid. 13
14 perjanjian yang dibuat oleh pengusaha dan pekerja/serikat pekerja yang disahkan oleh pemerintah (Instansi Ketenagakerjaan) Pendapat serupa juga di kemukakan oleh Treitel G.H.,dalam bukunya Law of Contract, yang mengidentifikasi kontrak sebagai...an agreement giving rise to obligations which are enforced at law. Yang memiliki arti bahwa kontrak sama dengan sebuah perjanjian yang membawa konsekuensi hukum dalam pelaksanaannya. 6 Perjanjian kerja adalah perjanjian dengan mana pihak yang satu, buruh mengikatkan dirinya untuk di bawah perintah pihak yang lain (majikan), untuk sesuatu waktu tertentu, melakukan pekerjaan dengan menerima upah. Perjanjian kerja pada dasarnya dapat di buat secara lisan maupun tertulis yang semuanya telah diatur oleh Undang-Undang. Perihal perjanjian kerja, menurut Imam Soepomo, perjanjian kerja merupakan suatu perjanjian dimana pihak kesatu, buruh mengikatkan diri untuk bekerja dengan menerima upah pada pihak lain, majikan yang mengikatkan diri untuk mempekerjakan buruh itu dengan membayar upah. 7 Perjanjian kerja pada dasarnya harus memuat pula ketentuanketentuan yang berkaitan dengan hubungan kerja tersebut, yaitu hak dan kewajiban buruh serta hak dan kewajiban majikan/pelaku usaha.perjanjian kerja merupakan tahap awal yang mendasari terjadinya hubungan kerja antara buruh dengan pengusaha, sebagai mana yang di jelaskan di dalam Jakarta, h.72 6 Subekti, 1977, Aneka Perjanjian, Alumni, Bandung, h.63 7 Imam Soepomo, 2003, Pengantar Hukum Perburuhan, Edisi Revisi, Djambatan, 14
15 Pasal 50 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, yang menyatakan bahwa Hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara pengusaha dan bekerja. Menurut Hrtono Widodo dan Judiantoro, hubungan kerja adalah kegiatan-kegiatan pengerahan tenaga/jasa seseorang secara teratur demi kepentingan orang lain yang memerintahnya (pengusaha) sesuai dengan perjanjian kerja yang telah di sepakati. 8 Pengusaha menurut Pasal 1 ayat 5 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yaitu : a. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri; b. Orang perseorangan,persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya; c. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di Indonesia mewakili perusahaan yang di maksud di atas yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia Pengusaha dan pekerja terikat oleh suatu perjanjian, yang perjanjian tersebut di buat berdasarkan atas kesepakatan antara kedua belah pihak (asas konsualissme). Dari perjanjian itu maka akan menimbulkan hak dan kewajiban baik bagi pengusaha maupun tenaga kerja. Seperti yang di atur di dalam KUHPer tentang perjanjian kerja ini seperti yang tertera dalam Pasal 1601 a yang merumuskan : 8 Hartono, Judiantoro, 1992, Segi Hukum penyelesaian Perselisihan Perburuhan, Rajawali, Jakarta, h.10 15
16 Persetujuan perburuhan adalah persetujuan, dengan mana pihak yang satu, si buruh,mengikatkan dirinya untuk dibawah perintahnya pihak yang lain si majikan, untuk suatu waktu tertentu, melakukan pekerjaan dengan melakukan upah. Kewajiban umum seorang pengusaha tercantum di dalam Pasal 1602 KUH Perdata tentang itikat baik dari pengusaha tersebut : Seorang majikan melakukan segala sesuatu yang dalam keadaan sama sepatutnya harus melakukan atau tidak dilakukan oleh seorang majikan yang baik. Hak pengusaha adalah mendapatkan hasil kerja yang baik dan memuaskan dari pekerja, membuat petunjuk kerja, mendapat ganti kerugian atas kesalahan dan kelalaian pekerja yang mendatangkan kerugian bagi pengusaha yang bersangkutan. Selain penjelasan diatas, hak dan kewajiban yang harus di terima dan di laksanakan kedua belah pihak adalah melaksanakan semua sesuai dengan perjanjian yang di buat terdahulu oleh pekerja dan pengusaha yang mana tidak melanggar norma kesusilaan dan kesopanan. Selainitu, terdapat pula kewajiban pekerja yang di atur di dalam Pasal 1603, 1603a, 1603b, 1603c, dan 1603d KUH Perdata, dari pasal pasal tersebut dapat di tarik kesimpulan bawasannya ada beberapa kewajiban yang harus di turuti oleh pekerja antara lain, yaitu melakukan pekerjaan, menaati peraturan tentang pekerjaan, membayar ganti kerugian dan benda. Serta hak pekerja adalah mendapatkan upah, pengaturan pekerjaan dan tempat kerja yang nyaman bagi pekerja, mendapat waktu cuti, mendapatkan 16
17 surat keterangan pernah kerja dari pengusaha yang bersangkutan apabila keluar, mendapatkan jaminan kesehatan dan keselamatan kerja. Dalam hubungan kerja, baik pengusaha maupun pihak pekerja, masing-masing tentunya tidak mau mengalami kerugian, pekerja pun tidak mau di rugikan oleh pengusaha sebaliknya pengusaha pun tidak mau di rugikan oleh buruhnya. Adanya ketidak sempurnaan dan atau ketidakajegan sifat-sifat manusia, maka dalam setiap hubungan selalu di perlukan sebuah perjanjian, seperti dalam hal perjanjian kerja yang selalu mendahuluidilaksanakannya hubungan kerja. Perjanjian kerja itu suatuwaktu secara di sengaja maupun tidak di sengaja akan ada yang di abaikan oleh salah satu pihak pengusaha maupun pekerja, maka di dalam perjanjian kerja lazimnya di tentukan tentang tanggung jawab dan ganti rugi yang secara sadar di sepakati bersama oleh pengusaha dan para calon buruh. 1.8 Metode Penelitian Jenis penelitian Penulisan skripsi ini dilakukan dengan menggunakan penelitian hukum empiris. Penelitian hukum empiris yaitu dengan melakukan penelitian tersebut kemudian di bandingkan dengan konsep-konsep yang terdapat di dalam bahan-bahan pustaka yang digunakan dan peraturan perundang-undangan sebagai dasar hukum dalam memecahkan masalah. Menurut Sorjono Soekanto penelitian hukum empiris atau sosiologis yang 17
18 terdiri dari penelitian terhadap indentifikasi hukum (tidak tertulis) dan penelitian terhadap efektifitas hukum. 9 Hukum secara empiris adalah gejala masyarakat yang bisa dipelajari sebagai variabel penyebab/independent variabel yang dapat menimbulkan akibat terhadap berbagai segi kehidupan masyarakat. Sebagai variabel akibat/dependent variabel yang muncul sebagai hasil akhir/resultantedari berbagai kekuatan di dalam proses sosial Sifat penelitian Pada dasarnya penelitian hukum empiris menurut sifatnya dapat di bedakan menjadi : 1. Penelitian eksploratif (penjajakan atau penjelajahan) Penelitian yang pada umumnya dilakukan terhadap pengetahuan yang masih baru, masih belum adanya teori-teori atau belum adanya informasi tentang hal tersebut, atau kalaupun ada tetapi masih relatif sedikit, dan/atau sedikitnyaliteratur atau karya ilmiah lainnya yang menulis tentang hal tersebut. 2. Penelitian deskriptif Penelitian deskriptif pada penelitian secara umum termasuk pula di dalamnya penelitian ilmu hukum, yang bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok 9 Sorjono Soekanto, 2007, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia, jakarta, hlm Informasi-Pendidikan.com, 2013, Pembahasan Penelitian Empiris, hlm 1, diakses april
19 tertentu untuk menentukan penyebaran suatu gejala, atau untuk menentukan ada tidaknya hubungan antar suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat. 3. Penelitian eksplanatoris Penelitian eksplanatoris sifatnya menguji hipotesis yaitu penelitian yang ingin mengetahui pengaruh atau dampak suatu variabel terhadap variabel lainnya atau penelitian tentang hubungan korelasi suatu variabel. Berdasarkan ketiga sifat penelitian tersebut di atas, penulisan skripsi ini adalah bersifat penelitian Deskriptif. Penelitian ini menitik beratkan pada bentuk terjadinya hubungan kerja yang di buat antara pengusaha dan pekerja serta tanggung jawab pengusaha dalam hal memberikan perlindungan kerja kepada pekerja yang mengalami kecelakaan kerja. Dikarenakan hal ini sangat penting agar pekerja dapat memperoleh gambaran secara jelas, tentang terjadinya hubungan kerja dan tanggung jawab yang di berikan pengusaha apabila ekerja mengalami kecelakaan pada saat bekerja agar hak pekerja terpenuhi, tanggung jawab pengusaha dalam hal ini direktur perusahaan dan dinas ketenagakerjaan sebagai pengawas. Oleh karena itu penelitian ini di harapkan dapat memberikan jawaban atas masalah perlindungan kerja terhadap pekerja yang bekerja di perusahaan kecil menengah. 19
20 1.8.3 Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di CV.Sinar Kawi di Tampaksiring yaitu di daerah jl.werkudara,tampaksiring, Gianyar Sumber data Data merupakan bahan atau materi yang akan di kaji, diteliti dalam penulisan ini, sehingga dapat menghasilkan informasi atau keterangan yang menunjukan fakta. 11 Dalam penulisan ini sumber data yang di pakai yaitu : 1. Data primer, yaitu Data asli yang di peroleh peneliti dari tangan pertama, dari sumber asalnya yang pertama yang belum diolah dan diuraikan oleh orang lain. 12 Data primer dalam penelitian ini adalah interview dengan: a. Pekerja yang bekerja di CV. Sinar Kawi b. Pengusaha dalam hal ini direktur perusahaan di CV.Sinar Kawi 2. Data sekunder, yaitu Data yang di peroleh peneliti dari penelitian kepustakaan dan dokumentasi, yang merupakan hasil dari penelitian dan pengolahan orang lain yang sudah tersedia dalam bentuk bukubuku dan dokumentasi. 13 Yang merupakan data sekunder dari penelitian ini adalah : a. Bahan hukum primer 11 Riduwan, 2003, Dasar-dasar statistika, Alfabeta, Bandung, h H.Hilman Hadikusuma., 1995, Metode Pembuatan Kertas Kerja Dan Skripsi Ilmu Hukum, Mandar, Maju, Bandung, h Ibid. 20
21 Dalam penulisan skripsi ini bahan hukum primer di peroleh dari perundang undangan yang berlaku seperti : Kitab Undang- Undang Hukum Perdata dan Undang-Undang Republik Indonesia No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. b. Bahan hukum sekunder Bahan hukum sekunder di peroleh dari literature, buku-buku, jurnal, artikel, dll yang relevan dengan permasalahan yang diangkat. c. Bahan hukum tersier Bahan Hukum tersier yaitu di peroleh dari Kamus Hukum Teknik pengumpulan data Dengan memperhatikan jenis data yang ada, maka teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu : 1. Wawancara Yaitu tanya jawab dalam bentuk komunikasi verbal, bertatap muka dengan informan atau para responden yang terkait dalam penelitian ini. Bentuk wawancara yang di pilih penulis adalah wawancara tidak berstandar, yaitu teknik wawancara yang harus di persiapkan terlebih dahulu sebelum wawancara dilaksanakan, dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan : 1) Direktur perusahaan pada CV. Sinar Kawi di Tampaksiring Gianyar 21
22 2) Pihak pekerja yang bekerja pada CV. Sinar Kawi di Tampaksiring Gianyar. 2. Studi Kepustakaan Yaitu mencari bahan dan informasi yang berhubungan dengan materi penelitian ini melalui berbagai peraturan perundang-undangan, karya tulis ilmiah yang berupa makalah, skripsi, buku-buku, jurnal, situs internet yang menyajikan informasi yang relevan berhubungan dengan masalah yang di teliti Teknik pengolahan dan analisis data Teknik pengolahan data yang dilakukan baik secara wawancara maupun studi kepustakaan akan diolah dengan teknik pengolahan data kualitatif. Teknik pengolahan data kualitatif yaitu data akan di golongkan pada pola dan thema, di klasifikasikan, di hubungkan antara satu data dengan data lainnya. Selanjutnya setelah data diolah, data akan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Deskriptif yaitu berupa lisan atau kata tertulis dari seseorang subjek yang telah diamati dan memiliki karakteristik bahwa data yang di berikan merupakan data asli yang tidak diubah serta menggunakan cara yang sistematis dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Sedangkan kualitatif berarti suatu pengolahan data dengan menganalisis dan mempelajari hasil yang diperoleh pada saat pencarian data. 22
23 23
BENTUK PERJANJIAN YANG DIBUAT ANTARA PEKERJA TOKO DAN PENGUSAHA PEMILIK TOKO DI DENPASAR
BENTUK PERJANJIAN YANG DIBUAT ANTARA PEKERJA TOKO DAN PENGUSAHA PEMILIK TOKO DI DENPASAR Oleh : Citra Prameswari I Nyoman Mudana Hukum Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Pada Artikel
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN
BAB 2 TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN 2.1 Perjanjian secara Umum Pada umumnya, suatu hubungan hukum terjadi karena suatu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TENAGA KERJA DAN HUBUNGAN KERJA. Pengertian tenaga kerja dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1969
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TENAGA KERJA DAN HUBUNGAN KERJA 2.1 Pengertian Tentang Tenaga Kerja Pengertian tenaga kerja dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1969 Tentang Ketentuan Pokok Ketenagakerjaan
Lebih terperinciTANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN TERHADAP PEKERJA DALAM HAL TERJADINYA KECELAKAAN KERJA PADA CV SINAR KAWI DI TAMPAKSIRING GIANYAR
1 TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN TERHADAP PEKERJA DALAM HAL TERJADINYA KECELAKAAN KERJA PADA CV SINAR KAWI DI TAMPAKSIRING GIANYAR Oleh : Ida Bagus Putu Wira Aditya I Ketut Markeling Ida Ayu Sukihana Hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja baik antara pelanggan/klien (customer) dengan pengusaha jasa
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia sebagai salah satu negara berkembang mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat dalam berbagai sektor. Salah satu sektor pendukung pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan nasional yang dilaksanakan dalam pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan nasional yang dilaksanakan dalam pembangunan ekonomi yang sesuai dengan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Pembangunan ekonomi yang berhasil
Lebih terperinciKONSTRUKSI HUKUM PERUBAHAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TIDAK TERTENTU MENJADI PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU
KONSTRUKSI HUKUM PERUBAHAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TIDAK TERTENTU MENJADI PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU Oleh Suyanto ABSTRAK Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan telah mengatur mengenai
Lebih terperinciPEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) (Studi Tentang Perlindungan Hukum Bagi Karyawan)
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) (Studi Tentang Perlindungan Hukum Bagi Karyawan) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum dalam Ilmu Hukum Fakultas Hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hubungan antara perusahaan dengan para pekerja ini saling membutuhkan, di. mengantarkan perusahaan mencapai tujuannya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pekerja/buruh adalah tulang punggung perusahaan adagium ini nampaknya biasa saja, seperti tidak mempunyai makna. Tetapi kalau dikaji lebih jauh akan kelihatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. himpun menyebutkan bahwa jumlah pekerja perempuan di sebagian besar daerah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Jumlah pekerja perempuan di Indonesia semakin meningkat. Peran wanita dalam membangun ekonomi bangsa semakin diperhitungkan. Data yang penulis himpun menyebutkan
Lebih terperinciPENERAPAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN KERJA UNTUK WAKTU TERTENTU DI PT. TIGA SERANGKAI PUSTAKA MANDIRI SURAKARTA
0 PENERAPAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN KERJA UNTUK WAKTU TERTENTU DI PT. TIGA SERANGKAI PUSTAKA MANDIRI SURAKARTA Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Syarat-Syarat Guna
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP JAMINAN SOSIAL PEKERJA. 2.1 Pengertian Tenaga Kerja, Pekerja, dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP JAMINAN SOSIAL PEKERJA 2.1 Pengertian Tenaga Kerja, Pekerja, dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja 1. Pengertian Tenaga Kerja Pengertian Tenaga Kerja dapat di tinjau dari 2 (dua)
Lebih terperinciHUKUM PERBURUHAN (PERTEMUAN IV) PERJANJIAN KERJA. copyright by Elok Hikmawati
HUKUM PERBURUHAN (PERTEMUAN IV) PERJANJIAN KERJA copyright by Elok Hikmawati 1 PENDAHULUAN Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang. dalam mendukung pembangunan nasional. Berhasilnya perekonomian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Nasional bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur, baik material maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh konstitusi Negara Indonesia yaitu UUD Tahun 1945 dalam. dengan membayar upah sesuai dengan perjanjian kerja.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum bukanlah semata-mata sekedar sebagai pedoman untuk dibaca, dilihat atau diketahui saja, melainkan hukum dilaksanakan atau ditaati.hukum harus dilaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun antar negara, sudah sedemikian terasa ketatnya. 3
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi dan pasar bebas belum berjalan sepenuhnya. Akan tetapi aroma persaingan antar perusahaan barang maupun jasa, baik di dalam negeri maupun antar negara,
Lebih terperincidiperjanjikan dan adanya suatu hubungan di peratas (dienstverhoeding), yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjanjian kerja merupakan awal dari lahirnya hubungan industrial antara pemilik modal dengan buruh. Namun seringkali perusahaan melakukan pelanggaran terhadap ketentuan
Lebih terperinciTINJAUAN PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA DAN JAMINAN SOSIAL BAGI KARYAWAN PADA PERUSAHAAN TEKSTIL PT. MUTU GADING KARANGANYAR TAHUN 2007
TINJAUAN PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA DAN JAMINAN SOSIAL BAGI KARYAWAN PADA PERUSAHAAN TEKSTIL PT. MUTU GADING KARANGANYAR TAHUN 2007 SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN pada alinea keempat yang berbunyi Kemudian dari pada itu untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara yang sedang mengalami fase Berkembang menuju Negara maju yang sesuai dengan tujuan Negara Indonesia yaitu kesejahteraan, adil, dan makmur
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003
UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003 BAB IX HUBUNGAN KERJA Pasal 50 Hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara pengusaha dan pekerja/buruh. Pasal 51 1. Perjanjian kerja dibuat secara tertulis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang berkembang dengan jumlah penduduk yang
11 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang berkembang dengan jumlah penduduk yang banyak, sehingga membutuhkan lapangan pekerjaan seluas-luasnya untuk menyerap tenaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A Latar Belakang Masalah. Pekerja baik laki-laki maupun perempuan bukan hanya sekedar sebagai
BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Pekerja baik laki-laki maupun perempuan bukan hanya sekedar sebagai modal dari suatu usaha yang maju tetapi juga merupakan jalan atau modal utama untuk terselenggaranya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertama disebutkan dalam ketentuan Pasal 1601a KUHPerdata, mengenai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjanjian kerja dalam Bahasa Belanda biasa disebut Arbeidsovereenkomst, dapat diartikan dalam beberapa pengertian. Pengertian yang pertama disebutkan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat demikian pula halnya penggunaan teknologi di berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan a. Latar belakang masalah Dewasa ini peran serta tenaga kerja dalam pembangunan nasional semakin meningkat demikian pula halnya penggunaan teknologi di berbagai sektor
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian hukum normatif empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan ketentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi menunjukkan capaian yang cukup menggembirakan akhirakhir. persen, sebagaimana tersaji dalam tebel berikut ini.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dari waktu ke waktu terus melakukan pembangunan untuk mewujudkan negara yang semakin maju, adil, dan sejahtera. Dari berbagai kemajuan yang dicapai
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN UMUM TERHADAP PERJANJIAN KERJA SECARA YURIDIS. tegas dan kuat. Walaupun di dalam undang-undang tersebut hanya diatur
BAB III TINJAUAN UMUM TERHADAP PERJANJIAN KERJA SECARA YURIDIS A. Tinjauan Umum Perjanjian Kerja Dengan telah disahkannya Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UUKK), maka keberadaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJA, PERLINDUNGAN HUKUM DAN TENAGA KONTRAK
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJA, PERLINDUNGAN HUKUM DAN TENAGA KONTRAK 2.1 Perjanjian Kerja 2.1.1 Pengertian Perjanjian Kerja Secara yuridis, pengertian perjanjian diatur dalam Pasal 1313
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJA. Hubungan kerja adalah hubungan antara seseorang buruh dengan seorang
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJA A. Pengertian Perjanjian Kerja Hubungan kerja adalah hubungan antara seseorang buruh dengan seorang majikan. Hubungan kerja menunjukkan kedudukan kedua belah
Lebih terperinciUndang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
Hubungan Kerja Hubungan antara buruh dengan majikan, terjadi setelah diadakan perjanjian oleh buruh dengan majikan, dimana buruh menyatakan kesanggupannya untuk bekerja pada majikan dengan menerima upah
Lebih terperinciJURNAL HUKUM ANALISIS YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN KERJA SECARA LISAN ANTARA PENGUSAHA DAN PEKERJA DI UD NABA JAYA SAMARINDA ABSTRAKSI
JURNAL HUKUM ANALISIS YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN KERJA SECARA LISAN ANTARA PENGUSAHA DAN PEKERJA DI UD NABA JAYA SAMARINDA ABSTRAKSI RISMAN FAHRI ADI SALDI. NIM : 0810015276. Analisis Terhadap Perjanjian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asasi tenaga kerja dalam Undang-Undang yang tegas memberikan. bahkan sampai akhirnya terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan tenaga kerja dari tahun ke tahun menarik perhatian banyak pihak. Permasalahan tenaga kerja yang menimbulkan konflik-konflik pada buruh, seperti
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Peran menurut Soerjono Soekanto (1982 : 60) adalah suatu sistem kaidah kaidah yang berisikan
TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Peran Peran menurut Soerjono Soekanto (1982 : 60) adalah suatu sistem kaidah kaidah yang berisikan patokan patokan perilaku, pada kedudukan kedudukan tertentu dalam masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Negara kita persediaan tenaga kerja sebagian besar terdiri dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Negara kita persediaan tenaga kerja sebagian besar terdiri dari tenaga kerja yang tidak terlatih dan tersebar secara tidak seimbang di seluruh pelosok tanah air.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KETENAGAKERJAAN DAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT)
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KETENAGAKERJAAN DAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) 1.1 Tenaga Kerja 1.1.1 Pengertian Tenaga Kerja Hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum masa kerja,
Lebih terperinciLex Privatum, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013. Artikel skripsi. Dosen Pembimbing Skripsi: Soeharno,SH,MH, Constance Kalangi,SH,MH, Marthen Lambonan,SH,MH 2
TINJAUAN YURIDIS TENTANG PERJANJIAN KERJA BERSAMA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN 1 Oleh : Ruben L. Situmorang 2 ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selalu berkebutuhan dan selalu memiliki keinginan untuk dapat memenuhi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sesuai kodratnya menjadi seseorang yang dalam hidupnya selalu berkebutuhan dan selalu memiliki keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dan Rumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dan Rumusan Masalah Pada awal tahun 1997 pembangunan di Indonesia mengalami cobaan yang cukup berat. Diawali dengan runtuhnya pemerintah yang berkuasa, bersamaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan Negara yang sedang giat-giatnya membangun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan Negara yang sedang giat-giatnya membangun untuk menigkatkan pembangunan di segala sektor dengan tujuan untuk kemakmuran Rakyat Indonesia.
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA KARYAWAN MENURUT UNDANG-UNDANG N0. 13 TAHUN 2003 DI PT. BATIK DANAR HADI SOLO
0 PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA KARYAWAN MENURUT UNDANG-UNDANG N0. 13 TAHUN 2003 DI PT. BATIK DANAR HADI SOLO Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Derajad
Lebih terperinciBAB III PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA TRANSAKSI ONLINE DENGAN SISTEM PRE ORDER USAHA CLOTHING
BAB III PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA TRANSAKSI ONLINE DENGAN SISTEM PRE ORDER USAHA CLOTHING A. Pelaksanaan Jual Beli Sistem Jual beli Pre Order dalam Usaha Clothing Pelaksanaan jual beli sistem pre order
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kalangan individu maupun badan usaha. Dalam dunia usaha dikenal adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara hukum, dimana Negara hukum memiliki prinsip menjamin kepastian, ketertiban dan perlindungan hukum yang berintikan kepada kebenaran dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat". untuk kebutuhan sendiri atau untuk masyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyatakan, "Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu ukuran terhadap kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara yang sedang berkembang, hal ini terlihat pada upaya pemerintah didalam melaksanakan pembangunan dan segala bidang antara lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia merupakan proses dari kelangsungan hidup yang. uang yang digunakan untuk memenuhi tuntutan hidup mereka akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia merupakan proses dari kelangsungan hidup yang berkaitan dengan upaya pemenuhan kebutuhan hidup yang layak. Pada dasarnya manusia selalu berjuang dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHALUAN. kehidupan sehari-hari entah untuk kebutuhan pokok, kebutuhan sekunder
BAB I PENDAHALUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari entah untuk kebutuhan pokok, kebutuhan sekunder maupun kebutuhan tersier manusia
Lebih terperinciBAB II PERJANJIAN KERJA DALAM PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA. Hubungan hukum yang terjadi antara pelaku usaha dan tenaga kerja adalah
BAB II PERJANJIAN KERJA DALAM PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA A. Pengertian Perjanjian Kerja Hubungan hukum yang terjadi antara pelaku usaha dan tenaga kerja adalah hubungan kerja berdasarkan perjanjian
Lebih terperinciOleh: Arum Darmawati. Disampaikan pada acara Carrier Training Preparation UGM, 27 Juli 2011
Oleh: Arum Darmawati Disampaikan pada acara Carrier Training Preparation UGM, 27 Juli 2011 Hukum Ketenagakerjaan Seputar Hukum Ketenagakerjaan Pihak dalam Hukum Ketenagakerjaan Hubungan Kerja (Perjanjian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera, yang merata,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara tidak dapat dipisahkan dari peran para tenaga kerja itu sendiri. Pekerja dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah perburuhan pada dasarnya merupakan suatu masalah yang sangat penting dalam suatu negara. Karena bagaimanapun juga pembangunan dalam suatu negara tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan faktor penunjang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin meningkat dan diikuti oleh majunya pemikiran masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. publik terhadap kehidupan anak anak semakin meningkat. Semakin tumbuh dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, dalam beberapa tahun terakhir ini perhatian pemerintah dan publik terhadap kehidupan anak anak semakin meningkat. Semakin tumbuh dan berkembangnya organisasi
Lebih terperinciPELAKSANAAN JAMSOSTEK UNTUK KECELAKAAN KERJA DI PTP NUSANTARA IX ( PERSERO ) PG. PANGKA DI KABUPATEN TEGAL
PELAKSANAAN JAMSOSTEK UNTUK KECELAKAAN KERJA DI PTP NUSANTARA IX ( PERSERO ) PG. PANGKA DI KABUPATEN TEGAL SKRIPSI Disusun Dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas Dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah ketenagakerjaan adalah salah satu masalah pokok yang sangat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah ketenagakerjaan adalah salah satu masalah pokok yang sangat sering dihadapi oleh negara-negara seperti halnya Indonesia. Persoalan yang paling mendasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tenaga kemampuannya sedangkan pengusaha memberikan kompensasi lewat
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perusahaan sebagai suatu badan usaha yang dibuat untuk mencari keuntungan atau laba, dimana setiap perusahaan dibuat berdasar dan mempunyai kekuatan hukum. Di dalam
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pada Pasal 1 Ayat (2) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Pada Pasal 1 Ayat (2) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dinyatakan bahwa, Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam waktu yang sama menuntut kewajiban ditunaikan. Hubungan hak dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat setiap orang memiliki kepentingan terhadap orang lain, sehingga menimbulkan hubungan antara hak dan kewajiban. Setiap orang punya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Asuransi atau pertanggungan timbul karena kebutuhan manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuransi atau pertanggungan timbul karena kebutuhan manusia. Perkembangan asuransi di Indonesia tentunya tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dan teknologi dalam
Lebih terperinciSTUDI TENTANG TANGGUNG JAWAB KASIR TERHADAP KERUGIAN AKIBAT KELALAIAN DI SUPERMARKET WILAYAH SURAKARTA
STUDI TENTANG TANGGUNG JAWAB KASIR TERHADAP KERUGIAN AKIBAT KELALAIAN DI SUPERMARKET WILAYAH SURAKARTA Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Dalam Menyelesaikan Studi Program Strata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara berkembang yang sedang giat melakukan pembangunan. Pembangunan di Indonesia tidak dapat maksimal jika tidak diiringi dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di bidang ketenagakerjaan, pihak-pihak yang terlibat didalamnya, yaitu pekerja, pengusaha dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di bidang ketenagakerjaan, pihak-pihak yang terlibat didalamnya, yaitu pekerja, pengusaha dan pemerintah akan menimbulkan terselenggaranya hubungan industrial. Tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Terlebih-lebih di saat sekarang ini, di mana kondisi perekonomian yang tidak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena buruh merupakan permasalahan yang menarik dari dahulu. Terlebih-lebih di saat sekarang ini, di mana kondisi perekonomian yang tidak menentu membawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab besar demi tercapainya cita-cita bangsa. Anak. dalam kandungan. Penjelasan selanjutnya dalam Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan tumpuan sekaligus harapan dari semua orang tua. Anak merupakan satu-satunya penerus bangsa yang mempunyai tanggung jawab besar demi tercapainya cita-cita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah dilaksanakan sebanyak empat tahapan dalam kurun waktu empat tahun (1999, 2000, 2001, dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas bisnis merupakan fenomena yang sangat kompleks karena mencakup berbagai bidang baik hukum, ekonomi, dan politik. Salah satu kegiatan usaha yang
Lebih terperinciAspek Hubungan Kerja dan Perjanjian Kerja di Indonesia. Berdasarkan UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Aspek Hubungan Kerja dan Perjanjian Kerja di Berdasarkan UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Hubungan Kerja Hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara pengusaha dan pekerja/buruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ketenagakerjaan tidak dimungkinkan terhadapnya. modal dan tanggungjawab sendiri, sedangkan bekerja pada orang lain maksudnya
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Penulis hendak menulis penelitian ini dikarenakan terdapat masalah yang berkaitan dengan pengupahan yang diberikan Pemerintah terhadap suatu perjanjian kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan. dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, makmur, yang merata, baik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KERJA DAN HUBUNGAN KERJA
1 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KERJA DAN HUBUNGAN KERJA 2.1 Perlindungan Hukum Perlindungan hukum merupakan suatu hal yang melindungi subyek-subyek hukum melalui peraturan perundang-undangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pada diri sendiri. Pembangunan ketenagakerjaan merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah ketenagakerjaan adalah bagian integral dari masalah ekonomi, maka masalah pembangunan ketenagakerjaan, juga merupakan bagian dari pembangunan ekonomi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpendidikan sama sekali. Mereka kebanyakan adalah unskillabour, sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia selalu membutuhkan biaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk mendapatkan biaya hidup seseorang perlu bekerja, secara mandiri atau bekerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja yang bekerja. Namun dalam hal ini nampaknya pemerintah dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang sedang giat-giatnya melakukan perkembangan disegala aspek temasuk di bidang ketenagakerjaan. Dalam hal ini menjadikan Negara Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. calon pekerja tersebut diterima bekerja. dan jaminan etos kerja tinggi pekerja mulai muncul pada tahun 2008.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ijazah adalah surat tanda tamat belajar yang menyatakan bahwa seseorang telah menyelesaikan dan berhasil mempelajari suatu tingkatan ilmu dan pelajaran. Mulai
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) A. Pengertian Perjanjian, Perjanjian Bernama dan Tidak Bernamaserta Perjanjian Kerja
BAB III LANDASAN TEORI PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) A. Pengertian Perjanjian, Perjanjian Bernama dan Tidak Bernamaserta Perjanjian Kerja 1. Pengertian Perjanjian Jika membicarakan tentang defenisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup untuk masyarakat dan dirinya dalam menampakkan jati diri.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perumahan merupakan kebutuhan utama atau primer yang harus dipenuhi oleh manusia. Perumahan tidak hanya dapat dilihat sebagai sarana kebutuhan hidup, tetapi
Lebih terperinciseperti Hak Cipta (Copyright), Merek (Trade Mark)maupun Desain
19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perlindungan Hukum Rahasia Dagang 1. Penjelasan Rahasia Dagang Rahasia Dagang (Trade Secret) memegang peranan penting dalam ranah Hak Kekayaan Intelektual. Rahasia Dagang
Lebih terperinciKEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM TANGGUNG JAWAB PO. CV. SUMBER REZEKI TERHADAP PENGIRIM DALAM PERJANJIAN PENGIRIMAN BARANG DI KOTA JAMBI SKRIPSI Disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memerlukan orang lain dalam hubungan saling bantu membantu dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bekerja merupakan usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan penghasilan agar dapat memenuhi semua kebutuhan hidupnya. Dalam usaha untuk mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau kekuatan yang besar sebagai modal dasar pembangunan. Hal ini tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 27 ayat (2) menetapkan bahwa : tiap-tipa warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Pencapaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanah terus
12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Tanah ditempatkan sebagai suatu bagian penting bagi kehidupan manusia. Seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanah terus meningkat.
Lebih terperinciTINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN KLAIM DALAM ASURANSI JIWA PADA PT. ASURANSI WANA ARTHA LIFE SURAKARTA
TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN KLAIM DALAM ASURANSI JIWA PADA PT. ASURANSI WANA ARTHA LIFE SURAKARTA Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S-1) Pada Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dibuat sendiri maupun berkerja pada orang lain atau perusahaan. Pekerjaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda. Untuk memenuhi semua kebutuhannya, manusia dituntut untuk memiliki pekerjaan, baik pekerjaan yang dibuat sendiri
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. A. Pengertian Perjanjian Kerja Waktu Tertentu. syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak. 2 Perjanjian kerja wajib
BAB III LANDASAN TEORI A. Pengertian Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Pengaturan perjanjian bisa kita temukan didalam buku III bab II pasal 1313 KUHPerdata yang berbunyi Perjanjian adalah suatu perbuatan
Lebih terperinciBAB I. mobil baru dengan banyak fasilitas dan kemudahan banyak diminati oleh. merek, pembeli harus memesan lebih dahulu ( indent ).
BAB I A. LATAR BELAKANG Kemajuan teknologi di bidang transportasi yang demikian pesat,memberi dampak terhadap perdagangan otomotif, dibuktikan dengan munculnya berbagai jenis mobil baru dari berbagai merek.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan meninggal dunia di dalam masyarakat. Dalam hidup bermasyarakat yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan kodrat alam, manusia sejak lahir hingga meninggal dunia hidup bersama sama dengan manusia lain. Atau dengan kata lain manusia tidak dapat hidup
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TENAGA KERJA PEREMPUAN, CITY HOTEL, DAN PERJANJIAN KERJA. Adanya jaminan yang dituangkan di dalam Undang-undang Dasar
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TENAGA KERJA PEREMPUAN, CITY HOTEL, DAN PERJANJIAN KERJA 2.1. Tenaga Kerja Perempuan Adanya jaminan yang dituangkan di dalam Undang-undang Dasar 1945Pasal 27 ayat (2) berbunyi
Lebih terperinciPANDANGAN KARYAWAN TENTANG HAK BEKERJA: SEBUAH STUDI DESKRIPTIF DI KALANGAN KARYAWAN DI PERGURUAN TINGGI
PANDANGAN KARYAWAN TENTANG HAK BEKERJA: SEBUAH STUDI DESKRIPTIF DI KALANGAN KARYAWAN DI PERGURUAN TINGGI Anita Maharani 1 Abstrak Hubungan industrial, secara sederhana dapat didefinisikan sebagai hubungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA DI LEMBAGA PEMERINTAHAN
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA DI LEMBAGA PEMERINTAHAN 1.1 Tenaga Kerja 1.1.1 Pengertian tenaga kerja Dalam Bab I Pasal 1 ayat (2) UU Ketenagakerjaan mengenai tenaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu syarat keberhasilan pembangunan nasional kita adalah kualitas
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Salah satu syarat keberhasilan pembangunan nasional kita adalah kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia. Kenyataan telah membuktikan bahwa faktor ketenagakerjaan
Lebih terperinci2.1 Pengertian Pekerja Rumah Tangga dan Pemberi Kerja
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEKERJA RUMAH TANGGA, PEMBERI KERJA, DAN PERJANJIAN KERJA 2.1 Pengertian Pekerja Rumah Tangga dan Pemberi Kerja 2.1.1. Pengertian pekerja rumah tangga Dalam berbagai kepustakaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. musibah. Manusia dalam menjalankan kehidupannya selalu dihadapkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya dalam kehidupan ini manusia selalu dihadapkan dengan dua kejadian yaitu kejadian yang terjadi secara terencana dan kejadian yang muncul secara
Lebih terperinciTENAGA KERJA DAN ASURANSI. ( Studi Tanggung Jawab Karyawan Terhadap Tertanggung Di Perusahaan. AJB BUMIPUTERA 1912 Kantor Cabang Sukoharjo ) SKRIPSI
TENAGA KERJA DAN ASURANSI ( Studi Tanggung Jawab Karyawan Terhadap Tertanggung Di Perusahaan AJB BUMIPUTERA 1912 Kantor Cabang Sukoharjo ) SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia modern seperti sekarang ini, banyak orang atau badan hukum yang memerlukan dana untuk mengembangkan usaha, bisnis, atau memenuhi kebutuhan keluarga (sandang,pangan,dan
Lebih terperinciDisusun dam Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA WANITA DALAM PERJANJIAN KERJA (STUDI KASUS MANTAN TENAGA KERJA WANITA MALAYSIA DI DESA DONOHUDAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI) Disusun dam Diajukan Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. etnis,suku, agama dan golongan. Sebagai salah satu negara terbesar di dunia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia yang merupakan negara yang terdiri dari berbagai etnis,suku, agama dan golongan. Sebagai salah satu negara terbesar di dunia, Indonesia merupakan negara
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN TEORITIS. landasan yang tegas dan kuat. Walaupun di dalam undang-undang tersebut. pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata:
BAB III TINJAUAN TEORITIS A. Tinjauan Umum Perjanjian Kerja 1. Pengertian Perjanjian Kerja Dengan telah disahkannya undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UUKK) maka keberadaan perjanjian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Ketenagakerjaan sebagai bagian dari integral dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Ketenagakerjaan sebagai bagian dari integral dari Pembangunan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasal 27 ayat (2) bahwa, tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua warga negara Indonesia diharapkan memiliki pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan, sehingga pemerintah berupaya untuk membuat peraturan perundangan yang mengatur warga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya setiap orang berhak mendapatkan perlindungan dari hukum. Hampir seluruh hubungan hukum harus mendapat perlindungan dari hukum. Oleh karena itu terdapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menuntut para pelaku bisnis melakukan banyak penyesuaian yang salah satu
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dunia jelas dapat dibaca dari maraknya transaksi bisnis yang mewarnainya. Pertumbuhan ini menimbulkan banyak variasi bisnis yang menuntut para pelaku
Lebih terperinci