BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. banyak negara, terutama di negara-negara yang menganut sistem ekonomi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. banyak negara, terutama di negara-negara yang menganut sistem ekonomi"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 TINJAUAN TEORI Peran Pasar Modal Pasar modal memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi. Di banyak negara, terutama di negara-negara yang menganut sistem ekonomi pasar, pasar modal menjadi salah satu sumber kemajuan ekonomi, sebab pasar modal menjadi sumber dana alternatif bagi perusahaan-perusahaan. Menurut Undang-Undang No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal memberikan pengertian yang lebih spesifik mengenai pasar modal, yaitu kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang di terbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek. Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar abstrak, dimana yang diperjual belikan adalah dana-dana jangka panjang yaitu dana yang karakteristiknya dalam investasi lebih dari satu tahun. Menurut Bambang Riyanto (1995) pasar modal (capital market) adalah suatu pengertian abstrak yang mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan dengan kepentingan yang saling mengisi yaitu pemodal (investor) disatu pihak dengan emiten yang membutuhkan dana jangka menengah atau dana jangka panjang dipihak lain atau dengan kata lain adalah tempat (dalam artian abstrak) bertemunya penawaran dan permintaan dana jangka menengah atau jangka panjang. 11

2 Menurut Husnan (2005: 3), pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrument keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Pasar modal akan menjembatani hubungan antara pemilik dana, yang dalam hal ini disebut sebagai pemodal (investor) dengan pengguna dana atau emiten. Para pemodal menggunakan instrumen pasar modal untuk keperluan investasi portofolio sehingga dapat memaksimumkan penghasilan. Instrumen pasar modal terbagi atas dua kelompok besar yaitu instrumen pemilikan (equity) seperti saham, dan instrumen hutang seperti obligasi perusahaan. Obligasi yang dapat dikonversikan menjadi saham dan sebaginya. Pasar modal dalam suatu perekonomian dapat menjalankan 2 fungsi lembaga, yaitu lembaga bank dan lembaga pembiayaan. Dalam melaksanakan fungsi lembaga bank, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender (pihak yang kelebihan dana) ke borrower (pihak yang memerlukan dana). Sedangkan fungsi lembaga pembiayaan, pasar modal menyediakan dana yang diperlukan oleh para lender sebagai penyedia dana tidak harus terlibat secara langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi tersebut Konsep Pasar Modal Efisien West dalam Husnan (2001) membedakan pasar modal efisien menjadi 2 bentuk, yaitu: internal efficiency dan external efficiency. Internal efficiency adalah pasar modal yang diorganisir dengan baik, dimana harga-harga sekuritas tidak hanya mencerminkan tingkat harga yang benar, tetapi juga 12

3 menyediakan berbagai jasa yang diperlukan oleh pembeli dan penjual denga biaya serendah mungkin. Sedangkan external efficiency adalah pasar modal yang berada dalam keadaan keseimbangan, sehingga keputusan perdagangan saham yang berdasarkan atas informasi yang tersedia di pasar tidak dapat memberikan tingkat expected return. Konsep efisiensi pasar modal ini sesuai dengan definisi yang dikemukakan oleh Eugene Fama dimana ia menyatakan bahwa bila suatu pasar terdapat investor yang cerdas dan cepat dalam memperoleh informasi maka harga suatu saham merefleksikan secara penuh semua informasi yang ada saat itu. Bila suatu pasar efisien maka tidak ada seorang investorpun yang dapat memperoleh abnormal return. Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui adanya dua unsur pokok yang merupakan ciri pasar modal yang efisien, yaitu tersediannya informasi yang relevan dan harga menyesuaikan secara cepat terhadap informasi baru. Fama (1970) memberikan beberapa syarat yang harus dipenuhi agar kondisi pasar modal yang efisien dapat dicapai, yaitu: 1. Tidak ada biaya transaksi dalam perdagangan sekuritas. 2. Seluruh informasi yang tersedia dapat diakses oleh semua pelaku pasar secara cuma-cuma. 3. Semua pelaku pasar sepakat dengan implikasi informasi baru, terhadap harga dan distribusi harga di masa mendatang Bentuk Efisiensi Pasar Modal Pasar yang efisien adalah pasar yang harga sekuritasnya sudah mencerminkan semua informasi yang ada, sehingga tidak akan ada investor 13

4 yang bisa memanfaatkan informasi tersebut untuk mendapatkan abnormal return di pasar. Sedangkan pada pasar yang kurang efisien, harga sekuritas akan kurang bisa mencerminkan semua informasi yang ada sehingga terdapat celah bagi investor untuk meraih keuntungan karena adanya lag tersebut (Tandelilin,2001). Hipotesis pasar modal yang efisien mengatakan bahwa pasar yang efisien bereaksi dengan cepat terhadap informasi yang relevan. Semakin cepat informasi baru tercermin pada harga sekuritas, semakin efisien pasar modal tersebut. Dalam pasar yang efisien harga cepat mencerminkan informasi yang relevan, sedemikian rupa sehingga tidak akan diperoleh keuntungan abnormal yang konsisten (Husnan, 2001). Karenanya, kunci untuk mencapai pasar modal yang efisien adalah informasi. Konsep ini menekankan pada sejauh mana harga dari sekuritas13 sekuritas tersebut secara penuh dan cepat mampu merefleksikan seluruh jenis informasi yang berbeda-beda yang ada dalam perusahaan. Dalam prakteknya, para investor banyak sekali mendapatkan informasi yang mungkin relevan dan mungkin saja tidak. Haugen dalam Gumanti dan Utami (2002) membagi kelompok informasi menjadi tiga, yaitu (1) informasi harga saham masa lalu, (2) semua informasi publik dan (3) semua informasi yang ada termasuk informasi orang dalam. Maka dari itu pelaku pasar modal harus secara tepat memilah informasi-informasi yang layak untuk pertimbangan pengambilan keputusan (Suryawijaya dan Setiawan,1998). Tingkatan efisiensi pasar modal dihubungkan dengan relevansi antara berbagai tipe informasi yang dianggap relevan oleh pasar dengan perubahan 14

5 harga sebagai konsekuensi penyesuaian munculnya informasi tersebut. Berdasarkan jenis informasi yang digunakan, Fama dalam Hartono (2000) mendefinisikan 3 bentuk efisiensi pasar modal, yaitu efisiensi pasar bentuk lemah, efisiensi pasar bentuk setengah kuat dan efisiensi pasar bentuk kuat Efisiensi Pasar Bentuk Lemah Pasar dikatakan efisiensi bentuk lemah jika harga-harga dari sekuritas tercermin secara penuh informasi masa lalu atau informasi yang sudah terjadi. Bentuk efisiensi pasar secara lemah ini berkaitan dengan teori langkah acak (random walk theory), yang menyatakan bahwa data masa lalu tidak berhubungan dengan nilai sekarang. Apabila suatu pasar dikatakan dalam bentuk efisien secara lemah, maka nilai-nilai masa lalu dari sekuritasnya tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga saat ini. Oleh karena itu investor tidak dapat memperoleh return abnormal berdasarkan informasi masa lalu yang digunakan Efisiensi Bentuk Setengah Kuat Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semistrong eficiency), jika harga harga sekuritas secara penuh mencerminkan informasi yang dipublikasikan. Informasi yang dipublikasikan ini misalnya pengumuman pembagian laba, pembagian deviden, pengumuman merjer dan akuisisi, pengumuman perubahan metode akuntansi, peraturan pemerintah tentang ketenagakerjaan, regulator pemerintah tentang kebijakan perbankan, dan sebagainya. Jika pasar dalam bentuk efisien setengah kuat, maka tidak ada investor yang dapat menggunakan informasi yang dipublikasikan untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang abnormal. 15

6 Efisiensi Bentuk Kuat Efisiensi dalam bentuk kuat menunjukkan suatu keadaan dimana harga harga saham tidak hanya mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan tetapi juga mencerminkan informasi yang bisa diperoleh dari analisa fundamental mengenai perusahaan dan perekonomian. Jika pasar dalam kondisi efisien, tingkat harga akan selalu wajar dan tidak ada kelompok investor yang mampu mendapatkan return abnormal dengan menggunakan informasi publik yang tersedia. Efisiensi pasar modal bentuk ini merupakan bentuk ideal dari penilaian tingkat efisiensi informasional pasar modal karena telah menggunakan semua variabel informasi, baik yang dipublikasikan maupun yang tidak. Dalam bentuk efisiensi ini, investor tidak dapat memperoleh tingkat pengembalian abnormal walaupun investor mempunyai informasi privat Perubahan Harga Sekuritas Bersifat Random Walk Dalam pasar yang efisien, investor akan memasukkan setiap informasi baru segera dan semuanya dalam harga sekuritas. Karena kejutan yang menggembirakan sama kemungkinannya dengan kejutan yang tidak menggembirakan, perubahan harga yang positif maupun yang negatif dalam pasar yang efisien sama mungkinnya. Harga suatu sekuritas dapat diharapkan bergerak naik yang besarnya memberikan return yang wajar terhadap kapital (bila dipertimbangkan dalam hubungannya dengan pembayaran dividen), tetapi segala sesuatu di atas atau di bawah jumlah tersebut menjadi tidak akan bisa diprediksi dalam pasar efisien. Di pasar yang efisien sempurna, perubahan harga bersifat acak. Hal ini tidak berarti bahwa harga tidak rasional. Sebaliknya, harga cukup rasional. 16

7 Karena informasi tiba secara acak, perubahan harga yang muncul sebagai konsekuensi dari informasi tersebut akan muncul secara acak pula, kadangkadang positif dan kadang kadang negatif. Namun demikian, perubahan harga tersebut adalah konsekuensi dari penilaian ulang prospek suatu sekuritas oleh investor dan mereka menyesuaikan secara cepat pembelian dan penjualannya. Jadi perubahan harga bersifat acak tetapi rasional. Dalam pasar efisien harga satu sekuritas akan menjadi estimasi yang baik dari nilai investasinya, dimana nilai investasi adalah present value dari prospek sekuritas tersebut dimasa yang akan datang sebagaimana diestimasi oleh analis yang ahli dengan informasi lengkap. Dalam satu pasar yang sangat maju dan bebas, disparitas utama antara harga dan nilai investasi akan ditandai oleh analis yang waspada yang akan mencoba mengambil keuntungan dari hasil temuannya. Sekuritas yang dihargai di bawah nilai investasinya (dikenal dengan istilah sekuritas underpriced atau undervalued) akan dibeli, menciptakan tekanan bagi harga untuk meningkat karena meningkatnya permintaan-untuk-beli. Sekuritas yang dihargai diatas nilai investasinya (dikenal dengan istilah sekuritas overpriced atau overvalued) akan dijual, menciptakan tekanan bagi harga untuk turun karena meningkatnya penawaran-untuk-jual. Seraya investor mencoba mengambil manfaat dari peluang yang diciptakan oleh ketidakefisiensian sementara, mereka akan menyebabkan ketidakefisiensian berkurang, menghilangkan kesempatan pihak-pihak yang kurang informasi dan kurang waspada untuk memperoleh keuntungan abnormal yang besar. Sebagai akibat usaha dari para investor yang sangat waspada, pada setiap saat harga suatu sekuritas dapat 17

8 diasumsikan sama dengan nilai investasinya, hal ini menyatakan secara tidak langsung harga yang salah tidak akan ada. Beberapa peneliti meragukan kesahan teori random walk tersebut. Karena kenyataannya dari beberapa studi pergerakan harga sering terjadi overreaction atau underreaction terhadap kehadiran informasi baru. Adanya kecenderungan abnormal return yang terjadi di berbagai situasi yang disebabkan adanya event dalam dan lingkungan pasar atau bursa saham. Akibat adanya perdebatan terhadap teori pasar efisien yang selanjutnya mengemukan teori Anomali Pasar Anomali Pasar Dari beberapa penelitian ternyata menunjukkan adanya suatu ketidakteraturan yang terdeteksi dalam pasar modal yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan dari hipotesis efisiensi pasar modal. Ketidakteraturan ini berlangsung terus menerus dan memiliki dampak yang cukup luas sehingga disebut sebagai suatu anomali pasar (market anomalies). Anomali disini adalah suatu bentuk fenomena yang ada di pasar. Pada anomali ditemukan hal-hal yang seharusnya tidak ada bilamana dianggap bahwa pasar efisien benar-benar ada. Artinya suatu peristiwa dapat dimanfaatkan untuk memperoleh abnormal return. Dengan kata lain dimungkinkan seorang investor untuk memperoleh abnormal return dengan mengandalkan suatu peristiwa tertentu (Gumanti dan Utami, 2002). Beberapa peneliti dan penulis mengartikan anomali seperti berikut; Brennan & Xia (2001) menggunakan terminologi anomali adalah suatu perbedaan yang signifikan antara rata-rata return riil dengan return yang 18

9 diperkirakan. Harris & Stulz (1989) mendefinisikan anomali sebagai hasil emperikal yang kelihatannya menjadi tidak konsisten dengan teori asset pricing behaviour. Beberapa peneliti membuktikan bahwa yang terjadi di pasar bahwa terkadang investor bereaksi dengan adanya momentum di suatu bursa yang tidak ada kaitannya dengan informasi yang dikeluarkan bursa, misalnya adanya reaksi yang berlebihan menjelang liburan seperti pada akhir pekan, tutup tahun, perayaan tahun baru keagamaan, hari kemerdekaan, dan beberapan event yang lainnya. Namun demikian, hingga saat ini belum ada penjelasan yang memuaskan mengenai terjadinya anomali pasar di suatu pasar modal negara tertentu tetapi tidak terjadi di pasar modal negara lain. Berbagai anomali tersebut adalah: 1. Monday Effect Pada hari Senin, tekanan jual dari investor individu akan lebih tinggi jika didahului oleh kejadian hari Jumat yang memiliki return negatif (bad Friday). Abraham dan Ikenberry (1994) menemukan bahwa keseluruhan ratarata return Senin adalah negatif, hal ini merupakan konsekuensi dari informasi yang diumumkan pada sesi perdagangan sebelumnya. Hasil ini menunjukkan adanya korelasi antara return hari Jumat dan rata-rata return pada hari Senin. 2. Holiday Effect Holiday Effect biasanya di tandai dengan turunnya harga saham menjelang libur panjang. Penjelasan singkatnya setiap hari libur selalu di asumsikan menyimpan resiko yang besar bagi investasi portofolio. Hal ini di 19

10 karenakan tidak ada yang bisa memastikan kejadian apa yang bakal terjadi selama liburan. Untuk mengurangi resiko itu lantas muncul gagasan untuk melepas saja sebagian portofolio ke pasar sebelum masa liburan. Dengan begitu acara liburan tidak terganggu oleh kemungkinan turunnya harga saham di pasar. 3. Size Effect Anomali ini terjadi pada saham perusahaan kecil sebagai akibat dari penerimaan risk adjusted return oleh pelaku pasar yang menyebabkan keuntungan total dan tingkat keuntungan risk adjusted turun seiring dengan meningkatnya ukuran relatif perusahaan yang di ukur dari nilai pasar saham. 4. Neglected Firm Effect Terjadi saat perusahaan-perusahaan kecil terabaikan oleh investor besar yang menyebabkan informasi dari perusahaan tersebut kurang tersedia, yang menambah besar resiko dari saham-saham perusahaan tersebut. Keadaan ini menyebabkan abnormal return yang tinggi. 5. Low P/E Ratio Anomali ini terjadi di karenakan penggunaan nilai P/E (price/earning ratio) saham, sebagai suatu strategi untuk mendapatkan keuntungan,padahal P/E merupakan informasi yang tercermin dari harga saham bukan return saham. 6. Earning Announcement Anomali ini terjadi karena adanya korelasi terhadap pengumuman earning (laba) perusahaan dengan harga saham dalam jangka pendek setelah pengumuman di laksanakan. Adanya lag dalam penyesuaian terhadap informasi inilah yang menyebabkan terjadinya anomali, karena seharusnya 20

11 dalam pasar yang efisien hrga melakukan penyesuaian secara cepat terhadap pendapatan. 7. Book Value/Market Value Ratio Anomali ini menunjukkan bahwa saham-saham bernilai (valued stock) memiliki kinerja yang lebih baik daripada saham yang sedang tumbuh. 8. Winner-loser / Reversal Effect Anomali ini menunjukkan bahwa bursa saham yang mulanya memperoleh return yang ekstrem positif (winner) atau ekstrem negatif (loser) akan mengalami pembalikan (reversal) pada periode berikutnya. 9. IPO (Intial Public Offering) Anomali yang menunjukkan bahwa harga setelah terjadi IPO mencerminkan informasi yang di publikasikan baik melalui prospektus maupun media cetak. 10. Turn of The Month Effect Terjadi anomali ini bila ada perbedaan return saham hari-hari sebelum dan sesudah pergantian bulan, satu hari terakhir dari suatu bulan sampai tiga hari bulan berikutnya. 11. The Day of The Week Effect Anomali ini menunjukkan adanya perbedaan tingkat return rata-rata yang bisa dalam masing-masing hari perdagangan dalam setiap minggunya. 12. Day End Transaction Price Anomaly Anomali ini menunjukkan,bahwa harga-harga saham pada akhir perdagangan menjelang penutupan cenderung naik, dan sering juga di sebut sebagai intraday transaction effect. 21

12 2.1.6 Indeks Harga Saham Indeks harga saham merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan saham. Di pasar modal, sebuah indeks diharapkan memiliki lima fungsi, (Halim, 2005) yaitu: 1. sebagai indikator trend pasar. 2. sebagai indikator tingkat keuntungan. 3. sebagai tolak ukur (benchmark) kinerja suatu portofolio. 4. memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif. 5. memfasilitasi berkembangnya produk derivatif. Indeks pasar telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Indeks pasar saham yang paling sering digunakan di Amerika Serikat adalah Dow Jones Industrial Avarage. Indeks pasar lainnya adalah Indeks Gabungan S&P 500, Indeks Gabungan NYSE, indeks nilai pasar ASE dan sebagainya Risk Risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian dalam melakukan suatu investasi. Lebih luas, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau berlawanan dari yang diinginkan. Dalam industri keuangan pada umumnya, di kenal dengan sebutan high risk bring about high return, artinya jika ingin memperoleh hasil yang lebih besar, akan dihadapkan pada risiko yang lebih besar pula. Risiko investasi dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya perbedaan antara aktual return dan expected return, sehingga setiap investor dalam mengambil keputusan investasi harus selalu berusaha meminimalisasi berbagai risiko yang timbul, baik jangka pendek maupun jangka panjang. 22

13 2.1.8 Return Return atau pengembalian adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan, individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukan. Menurut R. J. Shook, return merupakan laba investasi, baik melalui bunga atau deviden. Beberapa pengertian return yang lain : Return on equity atau imbal hasil atas ekuitas merupakan pendapatan bersih dibagi ekuitas pemegang saham. Return of capital atau imbal hasil atas modal merupakan pembayaran kas yang tidak kena pajak kepada pemegang saham yang mewakili imbal hasil modal yang diinvestasikan dan bukan distribusi deviden. Investor mengurangi biaya investasi dengan jumlah pembayaran. Return on investment atau imbal hasil atas investasi merupakan membagi pendapatan sebelum pajak terhadap investasi untuk memperoleh angka yang mencerminkan hubungan antara investasi dan laba. Return on invested capital atau imbal hasil atas modal investasi merupakan pendapatan bersih dan pengeluaran bunga perusahaan dibagi total kapitalisasi perusahaan. Return realisasi merupakan return yang telah terjadi. Return on network atau imbal hasil atas kekayaan bersih merupakan pemegang saham yang dapat menentukan imbal hasilnya dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan kekayaan bersihnya. Return on sales atau imbal hasil atas penjualannya merupakan untuk menentukan efisiensi operasi perusahaan, seseorang dapat 23

14 membandingkan presentase penjualan bersihnya yang mencerminkan laba sebelun pajak terhadap variable yang sama dari periode sebelumnya. Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Total return merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu. Return realisasi portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari returnreturn realisasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio tersebut. Return ekspektasi portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari returnreturn ekspektasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio. 2.2 PENELITIAN TERKAIT Fenomena mengenai Turn of The Year Effect adalah salah satu efek yang paling membingungkan di bidang keuangan. Penelitian Rozeff dan Kinney (1976) menemukan bahwa rata-rata return saham di bulan Januari lebih tinggi dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Penelitian yang di lakukan mereka menemukan bahwa di New York pengembalian rata-rata nilai tukar adalah 3,5% dibandingkan bulan-bulan lainnya 0,5% pada periode 1904 sampai Ada yang menyebutnya juga sebagai January Effect. Lalu, Ng dan Wang (2004) dan Starks, Yong, dan Zheng (2006) menambah perdebatan yang sudah lama mengenai Turn of The Year Effect ini. Ng dan Wang (2004) menunjukkan bahwa window dressing adalah akar penyebab Turn of The Year Effect. Namun Starks, Yong, dan Zheng memeriksa municipal bond 24

15 closed end funds dan berpendapat bahwa tax loss selling hypothesis yang mendorong terjadinya Turn of The Year Effect. Bukti yang bertentangan menjadikan itu menarik untuk menyelidiki lebih lanjut alasan yang mendasari Turn of The Year Effect. Penelitian di lakukan oleh Xiung Ji (2008) pada bursa di Amerika Serikat menggunakan metode time series dan cross section. Pada penelitian yang ia lakukan, ia menemukan pajak penghasilan yang efektif pada tahun 1917 memunculkan kemungkinan apakah akan terjadi Turn of The Year Effect jika kebijakan pajak itu sebelum dan sesudah di lakukan. Jika pola pengembalian adalah sama dalam kedua periode, itu berarti bahwa pajak penghasilan tidak menyebabkan adanya Turn of The Year Effect. Jika Turn of The Year Effect hanya ada ketika pajak penghasilan efektif, maka pajak penghasilan adalah penyebab dari Turn of The Year Effect terjadi. Dan hasilnya return bulanan sebelum pemberlakuan pajak penghasilan adalah 0,61% pada saat Turn of The Year Effect dan 0,55% setelah Turn of The Year Effect masing-masing. Perbedaan dari 0,04% perbulan secara ekonomi kecil dan statistik signifikan. Sedangkan setelah adanya pemberlakuan pajak penghasilan Return yang di dapatkan adalah 1,75% pada saat Turn of The Year Effect dan 0,89% dan keduanya secara statistik dianggap signifikan dan membawa dampak ekonomi yang luas. Sedangkan untuk di China sendiri tidak ada pemberlakuan Tax Loss Selling Hypothesis sehingga dampak dari Turn Of the Year Effect tidak signifikan. Tetapi Keong (2010) menyimpulkan bahwa sebagian besar pasar Asia menunjukkan return bulan Desember positif dari beberapa kota seperti Hong Kong, Jepang, Korea dan China. 25

16 Menurut Agrawal dan Tandon ( 2004 ) yang melakukan penelitian di delapan negara menyatakan bahwa kalau hanya empat negara yang mengalami Turn Of The Year Effect yang di karenakan hanya empat negara yang memberlakukan pajak akhir tahun di bulan Desember. Di Inggris memiliki pajak akhir tahun di bulan Maret, Australia dan New Zealand memiliki pajak akhir tahun di bulan Juni, dan Hong Kong tidak memiliki akhir tahun pajak. Tetapi hipotesis penyebab utama dari Turn of The Year Effect adalah Tax Loss Selling Hyphotesis tidak berlaku di Kanada dan Denmark yang memiliki akhir tahun pajak di Bulan Desember. Penelitian yang di lakukan oleh Roll (1983) memberikan hipotesis bahwa volatilitas yang lebih tinggi muncul dari saham yang berkapitalisasi kecil menyebabkan lebih banyak dari mereka mengalami kerugian modal yang besar untuk waktu jangka pendek. Banyak investor yang menyadari bahwa penjualan saham di lakukan untuk tujuan pajak penghasilan sebelum akhir tahun. Tekanan jual mungkin mengurangi harga saham yang berkapitalisasi kecil pada bulan Desember, yang mengarah ke rebound di awal Januari karena investor membeli kembali saham untuk membangun kembali posisi investasi mereka. Penelitian yang di lakukan oleh Sias dan Starks (1997) menguji hubungan antara kepemilikan institusional dan Turn of The Year Effect. Mereka berpendapat bahwa jika intitusi mengggunakan windows dressing mendominasi penjualan kerugian saham individu, saham-saham yang di miliki oleh institusi besar harus menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi pada saat Turn of The Year Effect. Sebaliknya, mereka menemukan bahwa saham-saham yang di dominasi oleh kepemilikan individu menunjukkan 26

17 January Effect lebih kuat, yang lebihn mendukung Tax Loss Selling Hypothesis. Schultz (1985) dan Jones, Lee dan Apenbrink (1991) melaporkan bahwa Turn of The Year Effect hanya muncul di AS setelah pengenalan pajak penghasilan pribadi pada tahun Bhabra, Dhillon dan Ramirez (1999) yang meneliti "November Effect" return saham kembali setelah akhir tahun fiskal untuk reksa dana Amerika Serikat telah dipindahkan ke akhir bulan Oktober oleh Undang- Undang Reformasi Pajak Amerika Serikat tahun Poterba dan Weisbenner ( 2001 ) meneliti perubahan ketentuan pajak AS selama 1960-an dan 1980-an. Mereka menemukan bahwa perbedaan penghapusan kerugian antara jangka panjang dan jangka pendek adalah berpengaruh terhadap return saham yang berlebihan selama Turn of The Year Effect. Tinic & West (1984) menjelaskan bahwa adanya suatu hubungan positif antara keuntungan saham biasa dan beta. Pada bulan Januari apabila nilai beta tinggi, maka keuntungan juga tinggi. Lakonishok & Smidt (1988) menganalisis data dengan pendekatan event study. Event yang dianalisis adalah sebelum hari Natal, setelah hari natal dan menjelang tutup tahun. Di mana Turn of The Year Effect yang terjadi sebelum natal dan sebelum tutup tahun yang ditunjukkan oleh anomali return. Eakins & Sewel (1993) menjelaskan bahwa abnormal return pada bulan Januari disebabkan oleh rendahnya kepemilikan saham secara kelembagaan (institutional investors). Selain itu juga terdapat hubungan yang positif antara abnormal return pada bulan Januari dengan kepemilikan saham secara kelembagaan (institutional investors). 27

18 Agrawal dan Tandon (1994) mengamati di 18 bursa saham di berbagai negara. Penelitian tersebut dijelaskan bahwa return yang tinggi pada bulan Desember terutama terjadi sebelum dan menjelang libur, sedangkan abnormal return pada bulan Januari meliputi 10 negara. Balaban (1995) meneliti kasus di Turki memiliki simpulan yang sama dengan peneliti terdahulu. Abnormal return terjadi pada bulan Januari hanya untuk periode 1988 hingga Rathinasamy & Mantripragada (1996) dengan menggunakan pendekatan Treynor dan Sharpe juga memperoleh simpulan yang sama di mana keuntungan kedua pendekatan tersebut tetap konsisten. Dijelaskan bahwa keuntungan bulan Januari lebih tinggi dibadingkan bulanbulan yang lain. Studi Rathinasamy & Mantripragada belum dapat disimpulkan apakah kondisi ini hanya bersifat kondisional dan berlaku umum untuk beberapa bursa saham karena studi ini hanya merupakan satu kasus saja. 2.3 PENGEMBANGAN HIPOTESIS Fenomena Turn of The Year Effect telah dikenal dan terjadi di bursabursa dunia. Hal ini menyebabkan pertanyaan apakah indeks saham yang ada di beberapa Negara. Karena untuk Negara-negara yang berada di bursa Amerika dan Eropa sebagian besar mengalami Turn of The Year Effect. Tetapi belum tentu juga Turn of The Year Effect terjadi juga di bursa efek yang berada di Kawasan Asia Pasifik. Lebih banyak penelitian yang lebih memfokuskan terhadap January Effect dari pada Turn of The Year Effect. Kemungkinannya karena persamaan persepsi yang di miliki orang-orang mengenai January Effect dengan Turn of The Year Effect. Dua penjelasan 28

19 yang menarik yang di bahas pada Turn of The Year Effect adalah tax loss selling hypothesis dan window dressing. Penelitian yang dilakukan oleh James M Poerba dan Scott J Weisbenner membuktikan bahwa anomali pergantian tahun di sebabkan adanya motivasi pajak perdagangan. Penelitian ini di lakukan dari periode 1963 hingga Mereka menemukan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara tax loss trading dengan Turn of The Year Effect. Berdasarkan hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa Turn of The Year Effect lebih di dasarkan terhadap tax loss selling hypothesis. Sehingga penelitian ini dapat di anggap cukup menarik karena perbedaan perlakuan pajak untuk setiap Negara di kawasan benua yang berbeda. Dasar perumusan hipotesis di bawah didasarkan pada keingininan peneliti untuk meneliti beberapa indeks saham yang berada di beberapa negara yang berbeda apakah terjadi Turn of The Year Effect atau tidak. Untuk mendapatkan hasil yang lebih pasti maka peneliti ini menggunakan 42 indeks saham. Indeks saham yang akan di teliti pun terdapat di beberapa kawasan seperti Amerika, Eropa, Asia Pasifik. Lalu peneliti pun ingin meneliti perbedaan retun antara indeks satu benua dengan benua lainnya. Sehingga investor dapat mengambil keputusan yang tepat untuk perlakuan investasinya. Dari teori diatas dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Hipotesis Pengujian Pertama pada 42 Indeks Saham yang Ada 29

20 H1 1: Terjadi Turn of The Year Effect terhadap 42 indeks saham pada 3 benua yang akan di lakukan penelitian periode dengan menggunakan return satu hari perdagangan akhir di bulan Desember dan satu hari perdagangan awal pada bulan H1 2: Terjadi Turn of The Year Effect terhadap 42 indeks saham pada 3 benua yang akan di lakukan penelitian periode dengan menggunakan return tiga hari perdagangan akhir di bulan Desember dan tiga hari perdagangan awal pada bulan H1 3: Terjadi Turn of The Year Effect terhadap 42 indeks saham pada 3 benua yang akan di lakukan penelitian periode dengan menggunakan return lima hari perdagangan akhir di bulan Desember dan lima hari perdagangan awal pada bulan H1 4: Terjadi Turn of The Year Effect terhadap 42 indeks saham pada 3 benua yang akan di lakukan penelitian periode dengan menggunakan return lima hari perdagangan akhir di bulan Desember dan sepuluh hari perdagangan awal pada bulan Hipotesis Pengujian Kedua pada 13 Indeks Saham pada Benua Amerika H2 1: Terjadi Turn of The Year Effect terhadap 13 indeks saham pada benua Amerika yang akan di lakukan penelitian periode dengan menggunakan return satu hari perdagangan akhir di 30

21 bulan Desember dan satu hari perdagangan awal pada bulan H2 2: Terjadi Turn of The Year Effect terhadap 13 indeks saham pada benua Amerika yang akan di lakukan penelitian periode dengan menggunakan return tiga hari perdagangan akhir di bulan Desember dan tiga hari perdagangan awal pada bulan H2 3: Terjadi Turn of The Year Effect terhadap 13 indeks saham pada benua Amerika yang akan di lakukan penelitian periode dengan menggunakan return lima hari perdagangan akhir di bulan Desember dan lima hari perdagangan awal pada bulan H2 4: Terjadi Turn of The Year Effect terhadap 13 indeks saham pada benua Amerika yang akan di lakukan penelitian periode dengan menggunakan return lima hari perdagangan akhir di bulan Desember dan sepuluh hari perdagangan awal pada bulan Hipotesis Pengujian Ketiga pada 14 Indeks Saham pada Benua Eropa H3 1: Terjadi Turn of The Year Effect terhadap 14 indeks saham pada benua Eropa yang akan di lakukan penelitian periode dengan menggunakan return satu hari perdagangan akhir di bulan Desember dan satu hari perdagangan awal pada bulan 31

22 H3 2: Terjadi Turn of The Year Effect terhadap 14 indeks saham pada benua Eropa yang akan di lakukan penelitian periode dengan menggunakan return tiga hari perdagangan akhir di bulan Desember dan tiga hari perdagangan awal pada bulan H3 3: Terjadi Turn of The Year Effect terhadap 14 indeks saham pada benua Eropa yang akan di lakukan penelitian periode dengan menggunakan return lima hari perdagangan akhir di bulan Desember dan lima hari perdagangan awal pada bulan H3 4: Terjadi Turn of The Year Effect terhadap 14 indeks saham pada benua Eropa yang akan di lakukan penelitian periode dengan menggunakan return lima hari perdagangan akhir di bulan Desember dan sepuluh hari perdagangan awal pada bulan Hipotesis Pengujian Keempat pada 15 Indeks Saham pada Benua Asia Pasifik H4 1: Terjadi Turn of The Year Effect terhadap 15 indeks saham pada benua Asia Pasifik yang akan di lakukan penelitian periode dengan menggunakan return satu hari perdagangan akhir di bulan Desember dan satu hari perdagangan awal pada bulan H4 2: Terjadi Turn of The Year Effect terhadap 15 indeks saham pada benua Asia Pasifik yang akan di lakukan penelitian periode

23 2013 dengan menggunakan return tiga hari perdagangan akhir di bulan Desember dan tiga hari perdagangan awal pada bulan H4 3: Terjadi Turn of The Year Effect terhadap 15 indeks saham pada benua Asia Pasifik yang akan di lakukan penelitian periode dengan menggunakan return lima hari perdagangan akhir di bulan Desember dan lima hari perdagangan awal pada bulan H4 4: Terjadi Turn of The Year Effect terhadap 15 indeks saham pada benua Asia Pasifik yang akan di lakukan penelitian periode dengan menggunakan return lima hari perdagangan akhir di bulan Desember dan sepuluh hari perdagangan awal pada bulan 33

BAB 1 PENDAHULUAN. terus meningkat. Akan tetapi kenaikan kebutuhan hidup manusia tidak sebanding

BAB 1 PENDAHULUAN. terus meningkat. Akan tetapi kenaikan kebutuhan hidup manusia tidak sebanding BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan perekonomian saat ini, kebutuhan hidup manusia terus meningkat. Akan tetapi kenaikan kebutuhan hidup manusia tidak sebanding dengan kenaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum mempunyai kesamaan yaitu adanya tingkat keuntungan yang disyaratkan

BAB I PENDAHULUAN. umum mempunyai kesamaan yaitu adanya tingkat keuntungan yang disyaratkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu bagian penting dari fungsi operasi perusahaan adalah melakukan investasi dan memanfaatkan modal tersebut guna memperoleh pendapatan. Investasi adalah komitmen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang lebih besar. Hal ini erat kaitannya dengan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang lebih besar. Hal ini erat kaitannya dengan informasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Tandelilin (2001), investasi merupakan sebuah komitmen yang dilakukan saat ini atas dana maupun sumberdaya lain dengan mengharapkan keuntungan dimasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN dalam bidang keuangan telah mengizinkan pemodal asing untuk

BAB I PENDAHULUAN dalam bidang keuangan telah mengizinkan pemodal asing untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal di Indonesia mengalami perkembangan serta kemajuan yang sangat pesat sejak tahun 1989 setelah pemerintah mengambil keputusan dalam bidang keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alternatif sumber pendanaan bagi perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alternatif sumber pendanaan bagi perusahaan-perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar saham merupakan salah satu tujuan utama para investor untuk menginvestasikan dana mereka yang menganggur. Pasar saham juga berperan sebagai alternatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari suatu investasi. Return bisa positif dan juga negatif, jika positif berarti

BAB I PENDAHULUAN. dari suatu investasi. Return bisa positif dan juga negatif, jika positif berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Return merupakan hasil (keuntungan atau kerugian) yang diperoleh dari suatu investasi. Return bisa positif dan juga negatif, jika positif berarti mendapatkan keuntungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Pasar Modal Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir-akhir ini, isu tentang investasi mulai marak di Indonesia.Ahli-ahli investasi sering tampil dalam seminar maupun acara TV.Banyak produk yang menjadi objek dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pintu gerbang masuk ke industri terus digemari kalangan investor.

BAB I PENDAHULUAN. pintu gerbang masuk ke industri terus digemari kalangan investor. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir setelah perekonomian Indonesia mengalami kelesuan akibat krisis ekonomi, kinerja Bursa Efek Indonesia (BEI) terus memperlihatkan peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsi ekonomi karena pasar modal adalah tempat penyaluran dana dari (lenders)

BAB I PENDAHULUAN. fungsi ekonomi karena pasar modal adalah tempat penyaluran dana dari (lenders) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berhasilnya pembangunan di suatu negara pada saat ini tidak dapat dipisahkan dari masalah aktivitas serta pertumbuhan investasi. Semakin tinggi pertumbuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Secara perlahan namun pasti pasar modal Indonesia tumbuh menjadi bagian

I. PENDAHULUAN. Secara perlahan namun pasti pasar modal Indonesia tumbuh menjadi bagian I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara perlahan namun pasti pasar modal Indonesia tumbuh menjadi bagian penting dalam perkembangan perekonomian Indonesia. Di negara-negara maju pasar modal sejak lama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh kalangan-kalangan tertentu yang mahir dan mengetahui trend

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh kalangan-kalangan tertentu yang mahir dan mengetahui trend BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini masyarakat kita sudah banyak yang melakukan investasi, baik investasi dalam bentuk riil maupun dalam bentuk finansial. Investasi dalam bentuk riil telah banyak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Efficient Market Hypothesis merupakan salah satu pilar penting dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Efficient Market Hypothesis merupakan salah satu pilar penting dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Efficient Market Hypothesis Efficient Market Hypothesis merupakan salah satu pilar penting dalam perkembangan teori keuangan dan merupakan salah satu kerangka

Lebih terperinci

Kondisi Pasar yang Efisien

Kondisi Pasar yang Efisien Efisiensi Pasar Pasar yang Efisien Bagaimana respon pasar terhadap informasi baru? Mungkinkah dengan menggunakan informasi sekarang kita bisa memutuskan investasi yang profitable dan yang unprofitable?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya dari kondisi pasar modalnya apakah efisien atau tidak. Efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. satunya dari kondisi pasar modalnya apakah efisien atau tidak. Efisiensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian suatu negara yang sehat dapat dilihat salah satunya dari kondisi pasar modalnya apakah efisien atau tidak. Efisiensi pasar modal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisa diperjualbelikan dalam bentuk surat hutang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana dan

BAB I PENDAHULUAN. bisa diperjualbelikan dalam bentuk surat hutang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan dalam bentuk surat hutang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Rr. Iramani, Ansyori Mahdi (2006) Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh hari perdagangan terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Rr. Iramani, Ansyori Mahdi (2006) Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh hari perdagangan terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Berikut ini akan di jabarkan beberapa penelitian terdahulu yang menjadi dasar di lakukannya penelitian ini antara lain : 2.1.1. Rr. Iramani, Ansyori Mahdi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini pasar yang efisien masih menjadi perdebatan yang menarik di

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini pasar yang efisien masih menjadi perdebatan yang menarik di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sampai saat ini pasar yang efisien masih menjadi perdebatan yang menarik di bidang keuangan, banyak peneliti yang memberikan bukti empiris yang mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham),

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pasti pasar modal telah tumbuh dan berkembang menjadi bagian penting dalam pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. pasti pasar modal telah tumbuh dan berkembang menjadi bagian penting dalam pertumbuhan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. permintaan atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 tahun. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal adalah tempat bertemunya antara penawaran dan permintaan atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 tahun. (samsul, 2006 : 43). Hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bulan Januari yang dikenal dengan istilah January effect. January effect merupakan anomali yang

BAB I PENDAHULUAN. bulan Januari yang dikenal dengan istilah January effect. January effect merupakan anomali yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia investasi saham, ada salah satu fenomena mengenai kenaikan harga saham pada bulan Januari yang dikenal dengan istilah January effect. January

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut dan harus mampu bersaing untuk mempertahankan atau

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut dan harus mampu bersaing untuk mempertahankan atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan dunia usaha saat ini dirasakan semakin sulit. Setiap perusahaan dituntut dan harus mampu bersaing untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan kinerjanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang (Martalena dan Malinda; 2011:2 )

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang (Martalena dan Malinda; 2011:2 ) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana, instrument

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal di Indonesia mengalami perkembangan serta kemajuan yang sangat pesat sejak tahun 1989 setelah pemerintah mengambil keputusan dalam bidang keuangan akhir

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep mengenai Efficient Market Hypothesis (EMH) telah menjadi salah satu topik yang sering dibicarakan dalam dunia keuangan. Apabila pasar modal telah efisien maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan sarana untuk menghimpun dana yang tersedia di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan sarana untuk menghimpun dana yang tersedia di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan sarana untuk menghimpun dana yang tersedia di masyarakat, khususnya dalam sektor keuangan. Pasar modal mempunyai peranan yang sangat

Lebih terperinci

I. Pendahuluan. dapat dipilih oleh seorang investor dalam mengalokasikan dana yang

I. Pendahuluan. dapat dipilih oleh seorang investor dalam mengalokasikan dana yang 1 I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan zaman yang semakin pesat, ada banyak cara yang dapat dipilih oleh seorang investor dalam mengalokasikan dana yang dimilikinya. Salah satunya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a) Pengertian Pasar Modal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a) Pengertian Pasar Modal BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pasar Modal a) Pengertian Pasar Modal Seperti halnya pasar pada umumnya, pasar modal merupakan tempat bertemu antara penjual dan pembeli. Pasar modal merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham Saham adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan terbatas, sebagai tanda bukti penyertaan tersebut dikeluarkan surat kolektif kepada pemilik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis) BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis) Pasar efisien adalah jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pula minat masyarakat untuk berinvestasi, pasar modal menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pula minat masyarakat untuk berinvestasi, pasar modal menjadi salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia perekonomian dan investasi semakin meningkatkan pula minat masyarakat untuk berinvestasi, pasar modal menjadi salah satu sarana yang sering

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merger dan akuisisi. Merger merupakan salah satu strategi perusahaan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merger dan akuisisi. Merger merupakan salah satu strategi perusahaan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Merger dan Akuisisi. Kondisi perekonomian dengan persaingannya untuk mempertahankan bisnis perusahaan mendorong semakin aktifnya transaksi di pasar modal, sehingga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Efisiensi Pasar Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia (Tandelilin, 2010:219). No one

Lebih terperinci

BAB 2 STUDI LITERATUR

BAB 2 STUDI LITERATUR 12 BAB 2 STUDI LITERATUR 2.1 Efisiensi Pasar Modal Konsep efisiensi pasar modal merupakan salah satu teori terpenting dalam bidang riset keuangan, yang diajukan oleh Fama (1970). Efisiensi dalam teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hanafi (2008), pasar modal adalah pasar keuangan di mana

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hanafi (2008), pasar modal adalah pasar keuangan di mana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Hanafi (2008), pasar modal adalah pasar keuangan di mana diperdagangkan instrumen keuangan jangka panjang. Pasar modal yang beroperasi di Indonesia adalah Bursa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepat informasi baru sebagaimana informasi tersebut menjadi tersedia. Teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepat informasi baru sebagaimana informasi tersebut menjadi tersedia. Teori 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. LANDASAN TEORI 1.1.1 Efisiensi Pasar Brealy et.al (2007) menyatakan bahwa harga dari sekuritas-sekuritas secara akurat mencerminkan informasi yang tersedia dan merespon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah dikedepankannya hipotesis pasar efisien (Efficient Market

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah dikedepankannya hipotesis pasar efisien (Efficient Market BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu terobosan penting dalam perkembangan teori keuangan perusahaan adalah dikedepankannya hipotesis pasar efisien (Efficient Market Hypothesis) oleh Fama pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. January effect merupakan kecenderungan terjadinya lonjakan harga saham pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. January effect merupakan kecenderungan terjadinya lonjakan harga saham pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah January effect merupakan kecenderungan terjadinya lonjakan harga saham pada pekan awal bulan Januari. Melonjaknya harga saham ini disebabkan pada akhir tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang yang melakukan penelitian yang mendukung teori efisiensi pasar, bahwa

BAB I PENDAHULUAN. orang yang melakukan penelitian yang mendukung teori efisiensi pasar, bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdebatan tentang teori pasar yang efisien sampai sekarang masih banyak menimbulkan tanda tanya bagi para peneliti keuangan. Ada sebagian orang yang melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis day..., Dwita Amelia Fitriani, FE UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis day..., Dwita Amelia Fitriani, FE UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Efficient Market Hypothesis menyatakan bahwa harga suatu saham telah mencerminkan semua informasi yang tersedia di dalam pasar. Berdasarkan Teori Efficient

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang (Tandelilin, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang (Tandelilin, 2001). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya dunia bisnis dan kegiatan investasi dari tahun ke tahun merupakan salah satu indikator kemajuan pertumbuhan ekonomi yang memacu investor untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Adapun beberapa alasan dilakukannya penelitian kembali berkaitan dengan topik ini adalah mengacu pada beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan. Berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan surat berharga yang banyak diperdagangkan di pasar modal. Faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. merupakan surat berharga yang banyak diperdagangkan di pasar modal. Faktor-faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu pasar berbagai instrumen keuangan yang dapat menjadi alternatif dalam berinvestasi. Menurut Jogiyanto (2013), Perusahaan yang membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang dapat dimanfaatkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang dapat dimanfaatkan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu sarana yang dapat dimanfaatkan untuk memobilisasi dana, baik dana dari dalam maupun luar negeri. Kehadiran pasar modal menambah banyaknya

Lebih terperinci

Efisiensi Pasar Modal.

Efisiensi Pasar Modal. Efisiensi Pasar Modal ririkyunita@yahoo.co.id KONSEP PASAR MODAL EFISIEN Dalam konteks keuangan, konsep pasar yang efisien lebih ditekankan pada aspek informasi, artinya pasar yang efisien adalah pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang diterbitkan oleh perusahaan yang go public. Dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang diterbitkan oleh perusahaan yang go public. Dalam melakukan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Investor akan menanamkan investasinya pada perusahaan yang dianggap dapat memberikan keuntungan. Perusahaan yang terdaftar di BEI akan selalu dinilai perkembangannya

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 11.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 11. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 11 http://www.deden08m.com KONSEP PASAR MODAL EFISIEN 3/42 Dalam konteks keuangan, konsep pasar yang efisien lebih ditekankan pada aspek informasi, artinya pasar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan investasi. Pasar modal juga berperan sebagai sumber pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan investasi. Pasar modal juga berperan sebagai sumber pendanaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu alternatif yang dapat dipilih investor dalam melakukan investasi. Pasar modal juga berperan sebagai sumber pendanaan bagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagi perusahaan maupun institusi lain seperti pemerintah, dan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagi perusahaan maupun institusi lain seperti pemerintah, dan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal Pasar modal merupakan pasar yang digunakan jual beli berbagai instrumen keuangan, seperti obligasi, saham, reksa dana, instrumen derivatif dan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap 37 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap Peristiwa Stock Split yang Terjadi di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Karakteristik Objek Penelitian A. Kriteria Pemilihan Saham Indeks Kompas 100

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Karakteristik Objek Penelitian A. Kriteria Pemilihan Saham Indeks Kompas 100 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Karakteristik Objek Penelitian Pada perayaan HUT PT Bursa Efek Jakarta ke-15 tanggal 13 Juli 2007 dan bertepatan dengan ulang tahun pasar modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang maupun jangka pendek menawarkan kelebihan dan kekurangan. melakukan jual beli saham di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang maupun jangka pendek menawarkan kelebihan dan kekurangan. melakukan jual beli saham di pasar modal. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini masyarakat mulai memikirkan pentingnya melakukan investasi. Meningkatnya kebutuhan hidup dan perlunya jaminan hari tua membuat masyarakat mulai selektif memilih

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. ekspansi dengan lingkup ekonomi global seiring perkembangan ekonomi dunia.

Bab I PENDAHULUAN. ekspansi dengan lingkup ekonomi global seiring perkembangan ekonomi dunia. Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini berbagai sektor korporasi melakukan ekspansi dengan lingkup ekonomi global seiring perkembangan ekonomi dunia. Hal ini sejalan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di Indonesia makin menunjukkan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di Indonesia makin menunjukkan perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal di Indonesia makin menunjukkan perkembangan yang signifikan ditunjukkan dengan kapitalisasi pasar modal mencapai Rp 5.071 triliun (Oktober

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dana alternatif bagi perusahaan-perusahaan. Pasar modal (capital market) merupakan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dana alternatif bagi perusahaan-perusahaan. Pasar modal (capital market) merupakan 9 BAB II LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal Pasar modal memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi. Di banyak negara, terutama di negara-negara yang menganut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada umumnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada umumnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Risk Averse Pada umumnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau resiko. Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. investor institusi, akan mampu memperoleh return tidak normal (abnormal

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. investor institusi, akan mampu memperoleh return tidak normal (abnormal BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Efisiensi Pasar Modal Konsep pasar efisien pertama kali dikemukakan dan dipopulerkan oleh Fama (1970). Suatu pasar dikatakan efisien

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dengan penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dengan penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Investasi Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis market overreaction..., Indra Prakoso, FE UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis market overreaction..., Indra Prakoso, FE UI, 2009 Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali jumlah pendapatan yang diterima tidak sama dengan jumlah pengeluaran untuk konsumsi barang dan jasa. Terkadang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Panagiotis (2010) meneliti tentang dampak terorisme terhadap harga saham perbankan di negara Yunani. Ada tiga peristiwa bom yang diteliti oleh Panagiotis,

Lebih terperinci

MATERI 7 EFISIENSI PASAR. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

MATERI 7 EFISIENSI PASAR. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. MATERI 7 EFISIENSI PASAR Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW Konsep efisiensi pasar membahas tentang bagaimana pasar merespon informasi yang mempengaruhi pergerakan harga sekuritas menuju ke arah

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 15 BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 3.1. Kajian Teori 3.1.1. Capital Assets Pricing Model (CAPM) Model penetapan harga aset modal (Capital Assets Pricing Model) yang biasa disebut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 1. a 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Persinyalan (Signaling Theory) Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi akuntansi memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memproduksi, mendistribusikan, dan memperdagangkan barang haram.

BAB I PENDAHULUAN. yang memproduksi, mendistribusikan, dan memperdagangkan barang haram. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal syariah sampai saat ini telah mengalami kemajuan sehingga menimbulkan niat para investor untuk melakukan investasi pada pasar modal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal secara umum dapat diartikan sebagai pasar yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal secara umum dapat diartikan sebagai pasar yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Pasar modal secara umum dapat diartikan sebagai pasar yang memperjualbelikan produk berupa dana yang bersifat abstrak (Tandelilin, 2001: 25). Sedangkan menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diterbitkan oleh pemerintah maupun swasta. Sebagaimana pasar

BAB I PENDAHULUAN. yang diterbitkan oleh pemerintah maupun swasta. Sebagaimana pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar dari instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan dalam bentuk hutang maupun modal, baik yang diterbitkan oleh pemerintah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang 14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa di perjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperdagangkan di Bursa Efek dan Pasar Uang, dengan tujuan menyebarkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperdagangkan di Bursa Efek dan Pasar Uang, dengan tujuan menyebarkan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Portofolio Teori investasi lebih menganjurkan investor untuk membentuk portofolio dalam berinvestasi saham. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau surat berharga. Financial Market sendiri terbagi menjadi dua yaitu Capital

BAB I PENDAHULUAN. atau surat berharga. Financial Market sendiri terbagi menjadi dua yaitu Capital 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Financial Market atau Pasar Keuangan merupakan sebuah mekanisme pasar yang memungkinkan bagi seseorang maupun bagi korporasi untuk dapat melakukan transaksi penjualan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya abnormal return adalah efek akhir pekan. Kebutuhan akan likuiditas suatu

BAB I PENDAHULUAN. adanya abnormal return adalah efek akhir pekan. Kebutuhan akan likuiditas suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Return saham dipengaruhi oleh keadaan lingkungan atau peristiwaperistiwa tertentu di luar pasar saham. Salah satu peristiwa yang menyebabkan adanya abnormal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai jenis instrumen investasi yang berada di pasar modal berbentuk financial

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai jenis instrumen investasi yang berada di pasar modal berbentuk financial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek dengan membeli suatu produk yang bukan untuk dikonsumsi dengan harapan memperoleh keuntungan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN LABA TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

PENGARUH PENGUMUMAN LABA TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN PENGARUH PENGUMUMAN LABA TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2004-2006 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak diperjualbelikan dengan tujuan mendapatkan return dan capital gain,

BAB I PENDAHULUAN. banyak diperjualbelikan dengan tujuan mendapatkan return dan capital gain, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas (saham),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak anomali yang terjadi dalam kehidupan ini, dan begitu banyak halhal

BAB I PENDAHULUAN. Banyak anomali yang terjadi dalam kehidupan ini, dan begitu banyak halhal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak anomali yang terjadi dalam kehidupan ini, dan begitu banyak halhal yang berada di luar akal sehat dapat terjadi tanpa bisa diperkirakan sebelumnya, bahkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. waktu lebih dari 1 tahun) dan dapat diperjual belikan, baik ekuiti (saham), Surat

BAB I PENDAHULUAN. waktu lebih dari 1 tahun) dan dapat diperjual belikan, baik ekuiti (saham), Surat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal (Capital Market) merupakan pasar yang di dalamnya mengandung instrumen keuangan yang mempunyai nilai jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. empiris tentang terjadinya Day Of The Week Effect dipasar modal, antara lain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. empiris tentang terjadinya Day Of The Week Effect dipasar modal, antara lain BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian terdahulu Penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan menunjukan bukti empiris tentang terjadinya Day Of The Week Effect dipasar modal, antara lain sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Return Saham Menurut Jogiyanto (2000:107), return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa : 1. Return realisasi (realized

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2003-2005 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAAN. Perkembangan Perdagangan terhadap dunia usaha yang kini

BAB I PENDAHULUAAN. Perkembangan Perdagangan terhadap dunia usaha yang kini BAB I PENDAHULUAAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan Perdagangan terhadap dunia usaha yang kini semakin kompetitif membutuhkan keikutsertaan para pelaku usaha untuk lebih aktif dalam menarik investor domestic

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama, yaitu hasil yang diharapkan (expected return) dan risiko investasi. Pada

BAB I PENDAHULUAN. utama, yaitu hasil yang diharapkan (expected return) dan risiko investasi. Pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investor dalam melakukan investasi akan mempertimbangkan dua hal utama, yaitu hasil yang diharapkan (expected return) dan risiko investasi. Pada umumnya investor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara formal pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument

BAB I PENDAHULUAN. Secara formal pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara formal pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULAN. Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), pasar modal (capital market)

BAB 1 PENDAHULAN. Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), pasar modal (capital market) BAB 1 PENDAHULAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Saham Salah satu instrumen pasar keuangan yang paling dominan diperdagangkan adalah saham. Saham dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PASAR MODAL INDONESIA PERIODE (Studi Pada PT Bursa Efek Jakarta)

ANALISIS EFISIENSI PASAR MODAL INDONESIA PERIODE (Studi Pada PT Bursa Efek Jakarta) ANALISIS EFISIENSI PASAR MODAL INDONESIA PERIODE 2003 2005 (Studi Pada PT Bursa Efek Jakarta) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

Kondisi sbg syarat terpenuhi pasar efisien (Tandelilin, 2001) :

Kondisi sbg syarat terpenuhi pasar efisien (Tandelilin, 2001) : Efisiensi pasar Pasar efisien bagaimana suatu pasar bereaksi terhadap informasi untuk mencapai harga keseimbangan yang baru merupakan hal yang penting. Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Jogiyanto (2003), menjelaskan bahwa investasi merupakan penundaan konsumsi

II. LANDASAN TEORI. Jogiyanto (2003), menjelaskan bahwa investasi merupakan penundaan konsumsi 19 II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Investasi Jogiyanto (2003), menjelaskan bahwa investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laporan yang memberikan informasi mengenai laba (earnings) yang dicapai

BAB I PENDAHULUAN. laporan yang memberikan informasi mengenai laba (earnings) yang dicapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi keuangan yang diberikan oleh perusahaan kepada publik terutama para investor dan kreditur. Salah satu unsur dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh perusahaan dalam meningkatkan laba. Jenis Investasi sangat beragam, dengan banyaknya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan selalu membutuhkan dana untuk menunjang kelancaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan selalu membutuhkan dana untuk menunjang kelancaran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan selalu membutuhkan dana untuk menunjang kelancaran operasional serta menjaga kelangsungan hidupnya dalam persaingan bisnis yang semakin ketat. Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri otomotif menjadi salah satu industri yang diunggulkan di

BAB I PENDAHULUAN. Industri otomotif menjadi salah satu industri yang diunggulkan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Industri otomotif menjadi salah satu industri yang diunggulkan di Indonesia. Perkembangan pesat industri ini menjadi salah satu penyebab industri ini menjadi salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana yang bersumber dari masyarakat ke dalam berbagai sektor usaha. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. dana yang bersumber dari masyarakat ke dalam berbagai sektor usaha. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu sarana investasi yang mengakumulasikan dana yang bersumber dari masyarakat ke dalam berbagai sektor usaha. Dalam penanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat pertumbuhan perekonomian suatu negara dapat dilihat dari perkembangan pasar modalnya. Pasar modal merupakan suatu wadah atau tempat untuk memperjualbelikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan cerminan kekuatan ekonomi suatu bangsa. Secara formal, pasar

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan cerminan kekuatan ekonomi suatu bangsa. Secara formal, pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting di dalam kegiatan perekonomian sehingga efektivitas pasar modal seringkali dijadikan cerminan kekuatan ekonomi suatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Menurut Tandelilin (2001:47) return merupakan salah satu faktor yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Menurut Tandelilin (2001:47) return merupakan salah satu faktor yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Return Pasar Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi (Jogiyanto, 2003:107). Menurut Tandelilin (2001:47) return merupakan salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Price limit..., Eko Prasetyo, FE UI, 2009.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Price limit..., Eko Prasetyo, FE UI, 2009. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemulihan ekonomi di Indonesia pasca krisis finansial telah menunjukkan tanda-tanda yang signifikan. Beberapa indikator adalah tingkat inflasi yang berada pada posisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Rosita (2010) pada periode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Rosita (2010) pada periode BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Rosita (2010) pada periode penelitian 2007-2009 dengan objek penelitian Indeks LQ45. Kesimpulan dari penelitian

Lebih terperinci

MATERI 7 EFISIENSI PASAR

MATERI 7 EFISIENSI PASAR MATERI 7 EFISIENSI PASAR Prof. DR. H. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW Konsep efisiensi pasar membahas tentang bagaimana pasar merespon informasi yang mempengaruhi pergerakan harga sekuritas menuju ke

Lebih terperinci