BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Panagiotis (2010) meneliti tentang dampak terorisme terhadap harga saham perbankan di negara Yunani. Ada tiga peristiwa bom yang diteliti oleh Panagiotis, yaitu serangan 11 September 2001 terhadap menara WTC di Amerika Serikat, bom kereta di Madrid Spanyol pada 11 Maret 2004, dan bom kereta di London Inggris pada 7 Juli Dalam penelitian tersebut menggunakan metode penelitian event study. Pada penelitian yang dilakukan oleh Panagiotis dijelaskan bahwa pasar keuangan dapat terganggu dengan adanya peristiwa terorisme, seperti halnya peristiwa 11 September di Amerika Serikat. Hal tersebut mengakibatkan pasar keuangan di Amerika Serikat harus ditutup hingga tanggal 17 September Dalam serangan bom kereta di London 7 Juli 2005 mengakibatkan 52 orang meninggal dan ratusan orang lainnya terluka, sedangakan 191 orang tewas ketika terjadi serangan bom kereta di Madrid Spanyol dan mencederai 1800 orang lainnya. Panagiotis menggunakan Efficient Market Hypothesis (EMH) yang dibangun oleh Fama. Berdasarkan EMH, maka pasar yang efisien adalah harga yang ada di pasar secara penuh mencerminkan seluruh informasi yang dipublikasikan. 22

2 Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah adalah event study. Data yang digunakan adalah 14 bank komersial yang terdaftar di Bursa Efek Athena untuk serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat, 11 bank komersial untuk serangan bom kereta 11 Maret di Madrid Spanyol dan bom kereta 7 Juli di London Inggris. Penghitungan abnormal return menggunakan Market Model. Hasil penelitian tersebut adalah terdapat abnormal return yang signifikan dalam peristiwa serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat. Pada serangan bom kereta 7 Juli di London Inggris, hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat abnormal return selama 10 hari sebelum peristiwa dan terdapat abnormal return positif setelah periode peristiwa. Hal ini berbeda terhadap serangan bom kereta di Madrid Spanyol 11 Maret 2004, yang tidak menunjukkan adanya dampak signifikan. Nikos Christofis (2010) meneliti dampak serangan bom di kota Istanbul Turki terhadap Turkey Stock Market. Sampel dalam penelitian ini adalah 6 sektor industri yaitu the National-100, Bank Index, Industrial Index, Services Index, Tourism Index dan the Trade Index. Periode waktu yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah January 1997 Desember Penelitian tersebut merupakan penelitian event study dengan menggunakan market model dalam penghitungan abnormal return. Hasil dari penelitian ini adalah pada peristiwa bom 1997 berdapak negatif terhadap return untuk seluruh sample kecuali Banks, Trade dan Industrial. Pada peristiwa bom tahun 2003 keseluruhan industri mengalami penurunan. Penurunan terbesar adalah sektor banks dan tourism yaitu 11%. Pada 23

3 peristiwa bom tahun 2008 hasil penelitian menunjukkan positif signifikan terhadap peristiwa bom tersebut. Persamaan Penelitian : 1. Penelitian menggunakan metodologi yang sama dalam hal ini adalah menghitung abnormal return 2. Penggunaan data harian 3. Jenis penelitian event study 4. Kajian yang diteliti adalah reaksi pasar terhadap peristiwa bom 5. Penelitian dilakukan di pasar bentuk kuat, yaitu Eropa Perbedaan Penelitian : 1. Penelitian ini menggunakan sampel sektor sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi, sub sektor transportasi dan sektor perdagangan, jasa dan investasi, sub sektor restoran,dan sub sektor pariwisata dan perhotelan 2. Jumlah peristiwa bom yang diteliti yaitu 9 peristiwa. 3. Penelitian dilakukan di Indonesia, yaitu pada perusahaan yang terdaftar di BEI 4. Penelitian dilakukan di pasar bentuk semi kuat, yaitu Indonesia 24

4 2.2. Tinjauan Pustaka Reaksi Pasar Reaksi pasar mengukur kecepatan pasar untuk bereaksi dengan cepat dan beanar atas sebuah informasi (Tandelilin, 2010). Artinya bahwa ketika terdapat sebuah informasi yang dipublikasikan di pasar, maka hal ini akan mendapatkan reaksi dari pelaku pasar. Hal ini bisa mendapat reaksi yang positif maupun negatif. Informasi tersebut yang akan digunakan oleh para pelaku pasar sebagai referensi untuk melakukan keputusan investasi. Menurut Tandelilin (2010) kecepatan reaksi pasar berhubungan dengan efisiensi informasi, sedangkan ketepatan reaksi pasar terkait dengan efisiensi keputusan. Lebih luas Tandelilin (2010) menjelaskan bahwa untuk melihat adanya reaksi pasar maka dapat dilihat melalui adanya abnormal return, jika dalam hal ini terdapat reaksi pasar yaang positif. Berbeda dengan reaksi pasar negatif terhadap informasi, maka tidak terdapat abnormal return disekitar terjadinya peristiwa (pengumuman informasi). Indikator terjadinya reaksi pasar yang positif terlihat dari abnormal return untuk good news, sedangkan untuk reaksi pasar negatif dapat dilihat dari indikator abnormal return untuk bad news Pasar Modal Tandelilin (2010) mendefinisikan pasar modal sebagai pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjual belikan sekuritas. Artinya bahwa pihak yang memiliki kelebihan dana melakukan investasi terhadap sekuritas melalui pihak yang membutuhkan 25

5 dana. Dengan kata lain pasar modal dapat dikatakan sebagai pasar yang memperjualbelikan sekuritas sebagai salah satu media investasi. Dalam hal ini Tandelilin (2010) lebih lanjut menjelaskan bahwa sekuritas yang diperjualbelikan dalam pasar modal umunya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi. Adanya pasar modal sangat membantu investor untuk menginvestasikan kelebihan dananya. Dalam hal ini investor secara aktif dapat melakukan pemilihan alternatif investasi yang memberikan keuntungan paling tinggi. Artinya bahwa keuntungan yang tinggi dapat diperoleh investor dari invetasi yang dilakukan apabila memilih sekuritas yang berasal dari sektor yang memiliki produktivitas tinggi di pasar modal. Implikasinya adalah dana investasi tersebut dapat digunakan perusahaan untuk menambah produktivitasnya. Hal ini relevan dengan pentingnya keberadaan pasar modal dalam menunjang sektor perekonomian suatu negara karena merupakan jembatan atau media perantara dalam mempertemukan pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana. Bagi investor dana yang diinvestasikan di pasar modal untuk membeli sekuritas dengan harapan akan memperoleh imbal hasil atas investasi yang dilakukan. Bagi perusahaan dana yang diinvestasikan oleh investor dapat digunakan sebagai sumber pendanaan eksternal sebagai modal kerja perusahaan untuk mengembangkan usaha maupun proyek dari perusahaan tersebut. Pecking Order Theory menjelaskan bahwa penjualan sekuritas merupakan salah satu keputusan finansial perusahaan untuk mendapatkan sumber pendanaan dalam stuktur modal perusahaan (Ross et al, 2008). 26

6 Perusahaan-perusahaan yang melakukan aktivitas perdagangan di pasar modal merupakan perusahaan yang telah go public. Artinya bahwa perusahaan menperjualbelikan saham perusahaan sebagai bukti kepemilikan dari investor atas perusahaan tersebut atau lebih sering disebut dengan share holder. Pasar modal adalah salah satu instrumen perekonomian ssuatu negara yang memiliki sensitivitas terhadap kondisi politik, hankam dan ekonomi dalam negara tersebut. Artinya bahwa instabilitas kondisi politik dan ekonomi suatu negara akan bisa mengakibatkan fluktuasi harga sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal Efisiensi Pasar Modal Dan Efficient Market Hypothesis (EMH) Beberapa penelitian telah banyak membahas mengenai Efisiensi pasar modal dan Efficient Market Hypothesis (EMH). Tandelilin (2010) menjelaskan bahwa pasar yang efisien adalah pasar dimana semua sekuritas yang diperdagangkan di dalamnya telah mencerminkan semua infoemasi yang tersedia. Dalam hal ini informasi yang tersedia terdiri dari informasi masa lalu, informasi sat ini serta informasi privat. Ross et al (2008) menjelaskan bahwa pasar dapat dikatakan sebagai pasar efisien jika harga saham mencerminkan sepenuhnya seluruh informasi yang tersedia, dalam hal ini termasuk informasi privat. Informasi yang ada di pasar didasarkan pada informasi yang bersifat masa lalu dan informasi yang bersifat sekarang. Dalam hal ini termasuk informasi yang tidak terprediksi akan terjadi seperti halnya informasi tentang terjadinya pengeboman. Informasi privat 27

7 merupakan informasi yang hanya diketahui oleh beberapa pelaku pasar, salah satunya manajer perusahaan, yang disebut sebagai insider trading. Hal tersebut juga dijelaskan oleh Bodie et al (2009) yang menyatakan bahwa saham yang telah merefleksikan semua informasi yang tersedia di sebut sebagai Efficiently Market Hypothesis (EMH) Menurut Jogiyanto (2005), kunci utama untuk mengukur pasar yang efisien adalah hubungan antara harga sekuritas dengan informasi. Artinya bahwa informasi merupakan aspek yang menentukan bagi pelaku pasar untuk melihat kondisi yang terjadi di pasar. Melalui informasi tersebut pelaku pasar dapat menentukan langkah-langkah investasi yang harus dilakukan. Dalam Ross et al (2008) menjelaskan perbedaan tipe efisiensi yaitu sebagai berikut: 1. The Weak Form (Efisiensi pasar bentuk lemah) Dalam pasar bentuk lemah ini terjadi jika harga sekuritas di dalam pasar sepenuhnya mencerminkan informasi masa lalu. Artinya bahwa harga-harga sekuritas sekarang menggunakan referensi dari informasi yang sudah ada sebelumnya, seperti harga sekuritas di hari hari sebelumnya. dalam hal ini investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu untuk memperoleh abnormal return atas investasi yang telah dilakukan. 2. The Semistrong Form (Efisiensi pasar bentuk semi kuat) Pasar dikaakan sebagai efisiensi bentuk semi kuat adalah ketika harga harga sekuritas dalam pasar tersebut sepenuhnya mencermikan menceminkan sepenuhnya seluruh informasi yang dipublikasikan, termasuk informasi masa lalu. Artinya informasi yang ada dipasar saat itu juga yang menjadi referensi para 28

8 pelaku pasar untuk melakukan keputusan investasi. Informasi tersebut hanya yang terdapat di pasar, tanpa adanya informasi privat. Menurut Jogiyanto (2005) informasi yang dipublikasikan di pasar dapat mempengarui harga saham dengan implikasi yang berbeda-beda, yaitu: a. Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga sekuritas dari perusahaan yang mempublikasikan informasi tersebut. Artinya bahwa informasi tersebut terkait langsung dengan perusahaan yang mempublikasikan informasi tersebut. Dalam hal ini informasi berupa pengumuman dari perusahaan. Informasi tersebut merupakan peristiwa yang terkait langsung atau dilakukan oleh perusahaan. b. Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga - harga sekuritas sejumlah perusahaan. Artinya bahwa hanya beberapa perusahaan yang memiliki keterkaitan langsung dengan informasi yang dipublikasikan. Dalam hal ini bisa terjadi mempengaruhi beberapa perusahaan yang berada dalam satu kategori sektor industri. c. Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga-harga sekuritas semua perusahaan yang terdaftar di pasar saham. Artinya bahwa informasi yang dipublikasikan memiliki keterkaitan dengan semua perusahaan di pasar, sehingga dengan adanya informasi tersebut maka bisa mempengaruhi harga-harga sekuritas semua perusahaan. 29

9 3. The Strong Form (Efsiensi pasar bentuk kuat) Dalam hal ini pasar dikatakan sebagai efisiensi bentuk pasar kuat jika harga harga sekuritas di dalamnya secara penuh mencerminkan semua informasi yang tersedia, baik informasi publik maupun informasi yang privat. Informasi tersebut terdiri dari informasi historis, informasi yang dipublikasikan serta informasi privat (informasi yang tidak dipublikasikan). Artinya bahwa dalam pasar bentuk kuat para pelaku pasar atau investor tidak akan memperoleh return tidak normal (abnormal return) karena para pelaku pasar memiliki informasi baik publik maupun privat. Gambar 2.1 Tingkatan kumulatif dari ketiga bentuk pasar Pasar Efisien Bentuk Kuat Pasar Efisien Bentuk Semi Kuat Pasar Efisien Bentuk Lemah 30

10 Sumber: Jogiyanto (2005) Abnormal return Menurut Jogiyanto (2005), abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap normal return yang merupakan return yang diharapkan oleh investor (expected return). Abnormal return selama terjadinya even diestimasi dengan perbedaan antara actual return saham dengan benchmark Bodie et al (2009). Dalam hal ini investor akan memperoleh abnormal return di pasar semi kuat, sehingga tergantung pada semua informasi yang dipublikasikan. Artinya bahwa adanya abnormal return maka terdapat reaksi terhadap adanya suatu peristiwa. Salah satu untuk mengetahui reaksi pasar adalah melihat ada tidaknya abnormal return di pasar. Abnormal return positif diperoleh jika actual return lebih besar daripada expected return, sebaliknya abnormal return akan bernilai negatif jika actual return lebih kecil daripada expected return. Adanya abnormal return positif dapat diartikan sebagai salah satu indikator untuk melihat sauatu dampak dari peristiwa tertentu yang mempengaruhi pasar modal. Menurut Jogiyanto (2005), untuk menganalisis abnormal return di pasar dari sekuritas sekuritas yang mungkin terjadi di sekitar pengumuman informasi adalah dengan studi peristiwa. Artinya bahwa abnormal return dapat diperoleh oleh investor atau pelaku pasar ketika terdapat informasi tentang peristiwaperistiwa tertentu, sebagai contoh stock split, pengumuman deviden, pengumuman merjer dan akuisisi. 31

11 Saham Tandelilin (2010) menjelaskan bahwa saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal. lebih lanjut dijelaskan saham dibedakan menjadi dua yaitu saham biasa dan saham preferen. Saham biasa menyatakan kepemilikan atas suatu perusahaan. Dalam hal ini para pemilik saham memiliki hak klaim untuk memperoleh penghasilan dan aktiva perusahaan. Artinya bahwa jika perusahaan tersebut menghasilkan laba dari aktivitas bisnis yang dijalankan, maka sebagian atau seluruh laba akan dibagikan kepada pemilik saham berupa deviden. Saham preferen memiliki perbedaan dengan saham biasa. Dalam hal ini yang membedakan dengan saham biasa adalah deviden atau laba perusahaan yang dibayarakan kepada pemiliki saham memiliki nilai tetap. Artinya bahwa nilai deviden yang diterima pemilik saham stabil. Berbeda dengan saham biasa, deviden yang dibagikan tergantung pada laba yang diperoleh perusahaan Event Study Bodie et al (2009) menjelaskan bahwa event study merupakan penelitian empiris yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui dampak dari suatu peristiwa terhadap harga saham perusahaan. Lebih lanjut Tandelilin (2010) menjelaskan bahwa studi peristiwa (event study) merupakan penyelidikan terhadap respon pasar atas kandungan informasi dari suatu peristiwa tertentu yang terpublikasi. 32