BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Menurut Tandelilin (2001:47) return merupakan salah satu faktor yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Menurut Tandelilin (2001:47) return merupakan salah satu faktor yang"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori Return Pasar Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi (Jogiyanto, 2003:107). Menurut Tandelilin (2001:47) return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Return pasar adalah tingkat pengembalian yang diperoleh dari investasi pada seluruh saham yang ada di bursa, contohnya pada Bursa Efek Indonesia akan terlihat selisih nilai IHSG pada periode t dengan satu periode waktu sebelumnya terhadap IHSG pada satu periode sebelumnya Indeks Harga Saham Darmadji dan Fakhruddin (2001) dalam Sayang Adnyani (2003:19) mengatakan bahwa indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks harga saham diharapkan memiliki lima fungsi yaitu sebagai indikator trend pasar, sebagai indikator tingkat keuntungan, sebagai tolok ukur kinerja suatu portofolio, memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif, dan memfasilitasi berkembangnya produk derivatif. Indeks harga saham menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat, apakah pasar sedang aktif atau lesu. Pergerakan indeks harga saham menjadi indikator yang sangat penting bagi investor untuk menentukan keputusan menjual, menahan, atau membeli suatu atau beberapa saham. Harga saham bergerak dalam 10

2 hitungan detik dan menit sehingga nilai indeks harga saham pun bergerak turun dan naik dalam hitungan waktu yang cepat pula. Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki tujuh jenis indeks harga saham, yaitu: 1) Indeks Harga Saham Individual, menggunakan indeks harga masingmasing saham terhadap harga dasarnya, atau indeks masing-masing saham yang tercatat di BEI. 2) Indeks Harga Saham Sektoral, menggunakan semua saham yang termasuk dalam masing-masing sektor keuangan, pertambangan, dan lain-lain. 3) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), menggunakan semua saham yang tercatat sebagai komponen penghitungan indeks. 4) Indeks LQ45, yaitu indeks yang terdiri dari 45 saham pilihan dengan mengacu kepada dua variabel yaitu likuiditas perdagangan dan kapitalisasi pasar. 5) Indeks Syariah atau Jakarta Islamic Index (JII), yaitu i9ndeks yang terdiri dari 30 saham yang mengakomodasi syariat investasi dalam islam, atau indeks yang berdasarkan syariah islam. 6) Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan, yaitu indeks harga saham yang secara khusus didasarkan pada kelompok saham yang tercatat di BEI yaitu kelompok papan utama dan papan pengembangan. 7) Indeks KOMPAS 100, merupakan indeks harga saham hasil kerjasama BEI dengan harian Kompas. 11

3 Penelitian ini menggunakan data Indeks Harga Saham Gabungan. IHSG dianggap sebagai indeks yang paling mewakili pergerakan harga saham di BEI karena menggunakan seluruh saham yang tercatat di BEI dalam penghitungan indeksnya. Seperti penghitungan indeks harga saham di bursa lainnya, Indeks BEI adalah indeks yang menggunakan rata-rata tertimbang dari nilai pasar (market value weighted average index) Anomali Pasar Anomali merupakan pengecualian atas suatu model. Anomali pasar berarti penyimpangan atau ketidak-konsistenan terhdap hipotesis pasar modal efisien. Anomali pasar menunjukkan suatu fenomena yang terjadi berulang-ulang dan secara konsisten menyimpang dari kondisi pasar yang efisien secara informasi. Jones (2004:327) mendefinisikan anomali pasar sebagai teknik yang bertentangan dengan efisiensi pasar atau penolakan terhaap efisiensi pasar. Jones (2004:330) menyebutkan ada beberapa anomali yang mendapat banyak perhatian yaitu: 1) Anomali karena strategi Price Earning Ratio (PER) rendah (low P/E Ratio) Anomali ini terjadi saat investor menggunakan strategi membeli sekuritas dengan PER rendah dan berhasil mendapatkan abnormal return dari strategi tersebut. 2) Anomali ukuran perusahaan (The Size Effect) Anomali ini terjadi ketika perusahaan-peruahaan kecil yang terdaftar di bursa saham mampu memberikan return yang lebih besar dibandingkan 12

4 dengan return yang lebih besar dibandingkan dengan return yang diberikan oleh perusahaan-perusahaan besar. 3) Anomali efek kalender Anomali efek kalender terjadi karena waktu tertentu menghasilkan return yang lebih tinggi secara sistematis dan konsisten dibandingkan waktu yang lain. Bentuk anomali ini adalah efek waktu dalam hari (time of the day effect), efek hari dalam minggu (day of the week effect), dan efek bulan dalam tahun (month of the year effect). Monday Effect merupakan salah satu bentuk dari anomali ini. Gumanti (2004:22) menyebutkan empat macam anomali pasar dalam teori keuangan. Keempat anomali tersebut adalah anomali perusahaan (firm anomaly), anomali musiman (seasonal anomaly), anomali peristiwa (event anomaly), dan anomali akuntansi (accounting anomaly). Bodie, Kane dan Marcus (2002:360) menyebutkan beberapa jenis anomali lainnya yaitu The small firm in January Effect, The Neglected Firm Effect and Liquidity Effect, Book to Market Ratio Effect,dan Reversal Effect. Monday effect merupakan salah satu bentuk anomali kalender. Sumiyana (2007) menyebutkan bahwa penelitian mengenai Monday Effect pertama kali dilakukan oleh Kelly pada tahun Setelah itu muncul berbagai penelitian dengan menggunakan berbagai periode waktu dan berbagai indeks return yang berbeda. Penelitian mengenai Monday Effect di Indonesia pernah dilakukan oleh Dwi Cahyaningdyah (2004) dan Antariksa Budileksmana (2005). Penelitian tersebut 13

5 mengindikasikan adanya gejala Monday Effect di Bursa Efek Jakarta akan tetapi kemunculannya tidak konsisten dari tahun ke tahun. Rystorm dan Benson (1989) dalam penelitian yang dilakukan oleh Sumiyana (2007) menyatakan bahwa Monday Effect lebih banyak disebabkan oleh psikologis para investor. Para pemegang saham cenderung merasa tidak bersemangat di hari Senin, karena hari Senin adalah hari yang mengawali hari kerja panjang selama seminggu. Akibat dari hal tersebut adalah para investor merasa pesimis terhadap saham yang dipegangnya dalam bandingannya dengan hari lain. Investor cenderung merasa lebih tepat untuk menjual dengan harga yang rendah pada hari Senin dibandingkan dengan memegang saham tersebut untuk dijual kembali pada hari perdagangan berikutnya. Kecenderungan ini mengakibatkan terjadi return negatif untuk periode perdagangan hari Senin. Rogalski dalam Sumiyana (2007) menyatakan bahwa Monday Effect tidak disebabkan oleh psikologis para investor, tetapi disebabkan adanya periode nontrading akhir minggu yang cukup panjang Bentuk-bentuk Pasar Efisien Secara Informasional Fama dalam Jogiyanto (2003:371) menyajikan tiga macam bentuk utama dari efisiensi pasar berdasarkan ketiga macam bentuk informasi, yaitu informasi masa lalu, informasi sekarang yang sedang dipublikasikan, dan informasi privat sebagai berikut: 1) Efisiensi bentuk lemah (weak form). Pasar efisien dalam bentuk lemah berarti semua informasi masa lalu akan tercermin dalam harga yang terbentuk sekarang. Bentuk efisiensi pasar ini berkaitan dengan teori 14

6 langkah acak (random walk) yang menyatakan bahwa data masa lalu tidak berhubungan dengan nilai sekarang sehingga informasi historis tersebut tidak bisa lagi digunakan untuk memprediksi perubahan harga di masa depan karena sudah tercermin pada harga saat ini. Ini berarti bahwa untuk pasar yang efisien bentuk lemah, investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu untuk memperoleh abnormal return. 2) Efisiensi bentuk setengah kuat (semi strong form). Bentuk efisiensi pasar yang lebih komprehensif yaitu informasi yang tersedia tidak hanya mengenai data pasar tetapi juga informasi yang dipublikasikan termasuk informasi yang berada dalam laporan keuangan emiten. Informasi yang dipublikasikan dapat berupa: a. Informasi yang dipublikasikan yang hanya memengaruhi harga sekuritas dari perusahaan yang mempublikasikan informasi tersebut. Informasi yang dipublikasikan ini merupakan informasi dalam bentuk pengumuman oleh perusahaan emiten. Informasi ini biasanya berhubungan dengan peristiwa yang terjadi di perusahaan emiten (corporate event). Contoh informasi ini adalah pengumuman laba, pengumuman pembagian dividen, dan sebagainya. b. Informasi yang dipubliksikan yang memengaruhi harga-harga sekuritas sejumlah perusahaan. Informasi yang dipublikasikan ini dapat berupa peraturan pemerintah atau peraturan regulator yang hanya berdampak pada harga-harga sekuritas perusahaan yang 15

7 terkena regulasi tersebut, misalnya regulasi untuk meningkatkan kebutuhan cadangan (reserved requirement) oleh semua bank. Informasi ini akan memengaruhi secara langsung harga sekuritas tidak hanya sebuah bank, tetapi mungkin semua emiten dalam indutri perbankan. c. Informasi yang dipublikasikan yang memengaruhi harga-harga sekuritas semua perusahaan yang terdaftar di pasar modal. Informasi ini dapat berupa peraturan pemerintah atau peraturan regulator yang berdampak ke semua perusahaan emiten. Contohnya adalah peraturan akuntansi untuk mencantumkan laporan aliran kas yang harus dilakukan semua perusahaan. Regulasi ini akan berdampak pada harga sekuritas tidak hanya sebuah perusahaan, tapi mungkin juga semua perusahaan. d. Pasar efisien dalam bentuk setengah kuat membuat para investor tidak akan memperoleh abnormal return dalam jangka waktu yang lama jika strategi perdagangan yang dilakukan hanya didasari oleh informasi yang telah dipublikasikan. 3) Efisiensi bentuk kuat (strong form). Dalam efisiensi pasar bentuk kuat ini, harga saham sepenuhnya merefleksikan semua informasi yang dipublikasikan maupun private information. Pasar yang efisien dalam bentuk kuat membuat tidak ada seorang investor pun bisa memperoleh abnormal return karena mempunyai informasi privat. 16

8 Tujuan pasar efisien dibagi dalam tiga bentuk adalah untuk mengklasifikasikan penelitian empiris terhadap efisiensi pasar. Ketiga bentuk pasar efisien ini saling berhubungan satu sama lainnya berupa tingkatan yang kumulatif, yaitu bentuk lemah merupakan bagian dari bentuk setengah kuat dan bentuk setengah kuat merupakan bagian dari bentuk kuat. Gambar 2.1 Tingkatan kumulatif dari ketiga bentuk pasar efisien Strong form All information Semistrong form Public information Weak form Market data Sumber: Jones (2004:317) Gambar 2.1 menjelaskan bahwa tingkatan kumulatif ini mempunyai implikasi bahwa pasar efisien bentuk setengah kuat adalah juga pasar efisien bentuk lemah. Pasar efisien bentuk kuat adalah juga pasar efisien bentuk setengah kuat dan pasar efisien bentuk lemah. Implikasi ini tidak berlaku sebaliknya yakni pasar efisien bentuk lemah tidak berarti pasar efisien bentuk setengah kuat. Penelitian ini lebih menekankan pada pasar efisien bentuk lemah Pengujian Efisiensi Pasar Bentuk Lemah Pengujian efisiensi pasar bentuk lemah melibatkan pertanyaan apakah informasi yang terkandung pada harga-harga sekuritas masa lalu yang berurutan telah secara penuh mencerminkan harga sekarang. Hipotesis untuk menguji 17

9 bentuk lemah ini berhubungan dengan hipotesis langkah acak. Jika harga-harga mengikuti pola langkah acak, maka perubahan harga dari waktu ke waktu sifatnya adalah random yang independen. Ini berarti bahwa perubahan harga hari ini tidak ada hubungannya dengan perubahan harga kemarin atau hari-hari sebelumnya. Pengujian efisiensi pasar bentuk lemah dapat dilakukan dengan cara pengujian statistik atau dengan cara pengujian menggunakan aturan-aturan perdagangan teknis (technical trading rules). Pengujian secara statistik dapat dilakukan dengan menguji independensi dari perubahan harga-harga sekuritas. Jika hasil pengujian menunjukkan independensi harga-harga, maka implikasinya adalah investor tidak dapat menggunakan nilai-nilai masa lalu dari variabel-variabel penduga seperti misalnya harga, return, dividen, yield, atau tingkat suku bunga untuk menduga return sekarang. Perubahan harga sekuritas dalam pasar efisien bentuk lemah, adalah independen terhadap nilai masa lalu variabel penduga. Pengujian statistik yang banyak dilakukan untuk menguji independensi adalah pengujian hubungan variabel dengan menggunakan korelasi serial atau regresi linear dan run test. Pengujian pasar efisien bentuk lemah dilakukan untuk menguji ada tidaknya hubungan antara harga atau return sekuritas masa lalu dengan harga atau return sekuritas masa sekarang atau masa mendatang. Hubungan linier antara dua periode perubahan harga dapat diestimasi dengan menggunakan koefisien korelasi atau dengan menggunakan teknik regresi. Jika perubahan harga antarperiode tidak signifikan, yaitu menunjukkan adanya independensi harga sekuritas dari satu periode ke periode lainnya, berarti suatu pasar modal dapat dikatakan sudah efisien dalam bentuk lemah. 18

10 Tandelilin (2001:122) mengatakan bahwa koefisien korelasi cenderung sangat dipengaruhi oleh data return yang bersifat ekstrim sehingga diperlukan suatu alternatif analisis yang bias menghilangkan dampak dari data yang ekstrim tersebut, yaitu dengan memberikan tanda pada perubahan harga. Teknik analisis seperti ini tidak akan terpengaruh oleh adanya perubahan-perubahan harga yang ekstrim. Analisis ini disebut analisis run. Pada analisis ini, perubahan harga ditandai dengan tanda positif (+) bila terjadi kenaikan harga, tanda negative bila terjadi penurunan, dan 0 bila tidak terjadi perubahan. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil uji korelasi dan run test ini adalah sering terdapat adanya indikasi hubungan yang positif antara return hari ini dengan return masa lalu, meskipun secara rata-rata hubungan tersebut masih bersifat sangat lemah. Kadangkala ditemukan juga adanya korelasi yang bersifat negatif antara return sekarang dengan return yang lalu. Pada pasar yang tidak efisien bentuk lemah, pergerakan return dari waktu ke waktu dapat menunjukkan pola tertentu. Pola yang terjadi dapat berbentuk linier atau cyclical, misalnya hasil penelitian French (1980) yang menunjukkan bahwa return sekuritas mempunyai pola siklikal dengan return terendah terjadi pada hari Senin. Jika pola seperti ini terjadi, investor dapat menggunakannya sebagai strategi untuk mendapatkan abnormal return Implikasi Pasar Modal Efisien Bentuk Lemah 1) Terhadap Analisis Teknikal Keputusan investasi dalam analisis teknikal didasarkan pada data masa lalu (seperti data harga saham dan volume penjualan saham) sebagai dasar untuk 19

11 mengestimasi harga saham di masa datang. Bagi para analis teknikal, data pasar itu sudah mencukupi sebagai dasar dalam pembuatan keputusan investasi sehingga tidak perlu lagi tergantung pada data laporan keuangan secara akuntani ataupun melakukan analisis menyeluruh terhadap variabel ekonomi dan variabel perusahaan yang tentunya memerlukan ketepatan dan waktu analisis data yang lebih lama. Investor hanya perlu mengidentifikasi bagaimana kecenderungan pergerakan harga saham dan menentukan kapan waktu yang tepat untuk mengambil tindakan menjual atau membeli saham untuk memanfaatkan waktu penyesuaian harga saham sehingga bisa memperoleh keuntungan. Analisis teknikal juga memperhitungkan volume perdagangan. Hubungan antara harga dan volume perdagangan dapat digunakan untuk mendeteksi pergerakan harga saham. Peningkatan dalam volume perdagangan dan harga menandakan para investor tertarik pada saham, dan rasa tertarik ini harus dipertahankan. Sebaliknya, peningkatan harga yang diikuti oleh penurunan volume perdagangan menandakan penurunan lanjutan dari harga saham. Implikasi yang terjadi bila pasar efisien dalam bentuk lemah adalah analisis teknikal tidak dapat dipergunakan lagi untuk memperoleh abnormal return karena kinerja saham masa lalu tidak akan memengaruhi kinerja saham di masa datang. Informasi mengenai harga dan volume perdagangan masa lalu tersedia dalam harga yang minimum (murah) sehingga semua informasi akan terefleksi pada harga saham. Persaingan antar investor menggunakan keahliannya dalam menganalisis harga saham masa lalu akan menyebabkan harga saham terdorong 20

12 pada level dimana expected return akan sama dengan return pasar. Pada kondisi ini, investor tidak akan memperoleh abnormal return. 2) Strategi Aktif dan Pasif Bila dikaitkan dengan konsep pasar modal yang efisien, style investor dapat dibagi menjadi dua yaitu active management style dan passive management style. Active management style mendasarkan diri pada asumi 1) pasar modal melakukan kesalahan dalam menentukan harga saham (mispriced), 2) para pemodal berpendapat bahwa mereka dapat mengidentifikasi mispriced ini dan memanfaatkannya. Passive management style mendasarkan diri pada asumsi bahwa 1) pasar modal tidak melakukan mispricing, 2) meskipun terjadi mispricing para pemodal berpendapat mereka tidak bisa mengidentifikasi dan memanfaatkan mispriced ini. Investor yang percaya bahwa pasar dalam kondisi tidak efisien akan menerapkan strategi perdagangan aktif. Tujuan strategi perdagangan aktif adalah mencapai return saham yang melebihi return pasar. Investor akan berusaha memperoleh hasil yang lebih tinggi dibanding return yang diperoleh investor lainnya. Investor secara proaktif mencari tambahan informasi, meningkatkan kemampuan dalam menganalisis informasi-informasi yang memengaruhi kinerja saham, bahkan sering ada yang berani membayar mahal untuk jasa konsultasi analis saham yang terbaik (Tandelilin, 2001:202). Untuk itu investor akan melakukan analisis fundamental. Investor yang percaya adanya pola tertentu dalam pergerakan harga saham akan melakukan analisis teknikal untuk menentukan nilai intrinsik suatu saham. Investor akan mencari saham-saham yang 21

13 tidak mencerminkan nilai intrinsik yang sebenarnya, kemudian melakukan penjualan atau pembelian saham tersebut untuk memperoleh abnormal return. Investor yang percaya bahwa kondisi pasar dalam keadaan efisien, yaitu tidak ada satu investor pun yang bisa memperoleh return di atas return pasar, akan menerapkan strategi pasif. Investor percaya bahwa harga pasar yang terjadi adalah harga yang mencerminkan nilai intrinsik saham tersebut. Investor tidak akan berusaha secara aktif melakukan tindakan perdagangan saham yang dapat menghasilkan abnormal return. Strategi pasif bisa juga diartikan sebagai tindakan investor dalam membentuk portofolio saham yang merupakan replikasi kinerja indeks pasar. Tujuan strategi pasif adalah untuk mengikuti kinerja indeks pasar sedekat mungkin. Meskipun demikian tidak berarti dalam pasar modal yang efisien tidak perlu dilakukan analisis saham. Keberadaan para analis sekuritas yang selalu mencari informasi baru dan melakukan analisis terhadap informasi tersebut akan membantu tercapainya pasar yang makin efisien. Kegiatan persaingan para analis sekuritas tersebut justru mengakibatkan meningkatnya efisiensi pasar modal. Investor tidak dapat memperoleh abnormal return secara konsisten dalam pasar modal yang efisien. Tingkat keuntungan yang diperoleh hanya cukup untuk menutup risiko yang ditanggung sehingga analisis dilakukan untuk memilih saham yang sesuai dengan karakteristik investor (mialnya risiko, pola pembayaran dividen, status pajak). 22

14 2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya yang menjadi pedoman penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Penelitian yang dilakukan oleh Pramitha Rahayu (2007) dengan judul Pengaruh Monthly Effect Terhadap Return Pasar (Suatu Pengujian Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Lemah di Bursa Efek Jakarta). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Monthly Effect di BEJ dengan menggunakan data IHSG harian tahun 2003 sampai dengan kuartal pertama Analisis statistik yang digunakan adalah independent sample t-test dan uji t pada analisis regresi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hari perdagangan pada awal bulan tidak berpengaruh signifikan terhadap return pasar di Bursa Efek Jakarta. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada bentuk anomali yang diteliti dan periode pengamatan yang lebih pendek yaitu 4,25 tahun. Persamaannya, variabel dependen dari persamaan regresi yang digunakan untuk pengujian hipotesis adalah return harian dari indeks pasar yang dihitung dengan rumus Rmt = (IHSGt IHSGt-1)/ IHSGt-1 dimana IHSGt adalah nilai IHSG saat t. 2) Penelitian yang dilakukan oleh Antariksa Budileksmana (2005) dengan judul Fenomena The Monday Effect di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini menggunkan empat hipotesis. Hipotesis pertama, return di BEJ pada hari Senin berbeda dengan return pada hari lainnya. Hipotesis kedua, return yang terendah pada hari Senin di BEJ terkonsentrasi pada dua minggu 23

15 terakhir setiap bulannya. Hipotesis ketiga adalah return pada hari Senin di BEJ dipengaruhi oleh terjadinya return pada hari Jumat sebelumnya. Ketiga analisis ini diuji dengan menggunakan analisis regresi. Hasil pengujian hipotesis pertama adalah terdapat return hari Senin yang negatif secara signifikan, sedangkan koefisien untuk hari lain adalah positif. Ini membuktikan adanya gejala The Monday Effect di BEJ selama periode sampel Hasil pengujian terhadap hipoteis kedua disimpulkan bahwa hari Senin minggu kedua mempunyai return paling rendah secara signifikan dibandingkan dengan return pada hari Senin minggu-minggu lainnya. Hasil penelitian terhadap hipotesis ketiga menunjukkan bahwa return pasar di BEJ pada hari Senin tidak random dan dapat diprediksi secara sistematis berdasarkan kondisi hari Jumat minggu sebelumnya. Hipotesis keempat yang diajukan adalah koefisien dalam hubungan struktural tidak sama sepanjang waktu pengamatan. Untuk melihat stabilitas mengenai gejala The Monday Effect di BEJ daari tahun ke tahun maka pengujian stabilitas data menggunakan Chow Test dilakukan dengan menentukan breakpoint pada setiap awal tahun. Hasil pengujian adalah tidak terdapat stabilitas munculnya gejala The Monday Effect di BEJ dari tahun ke tahun selama periode pengamatan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada periode pengamatan. Penelitian ini tidak menguji stabilitas gejala The Monday Effect. Persamaannya, variabel dependen dari persamaan regresi 24

16 yang digunakan untuk pengujian hipotesis adalah return harian dari indeks pasar yang dihitung dengan rumus Rmt=(IHSGt IHSGt-1)/ IHSGt-1 dimana IHSGt adalah nilai IHSG saat hari t. 3) Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Cahyaningdyah (2005) dengan judul Analisis Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham: Pengujian Week-Four effect dan Rogalski effect di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini menguji pengaruh hari perdagangan terhadap return saham dan fenomenafenomena yang berkaitan, khususnya Monday Effect. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian Week-Four Effect yaitu menguji apakah Monday Effect hanya digerakkan oleh adanya return Senin yang negatif pada minggu keempat dan kelima setiap bulannya. Dilakukan juga pengujian pengaruh return Jumat yang negatif (bad Friday) terhadap Monday Effect serta pengujian Rogalski Effect. Hasil pengujian menunjukkan terjadi fenomena Day of The Week Effect di BEJ. Return terendah terjadi pada hari Senin (Monday Effect) dan return tertinggi pada hari Jumat (Weekend Effect). Pada periode penelitian yaitu tahun , fenomena Week-Four Effect tidak teridentifikasi sehingga Monday Effect tidak hanya digerakkan oleh return Senin yang negatif di minggu keempat dan kelima. Secara keseluruhan juga tidak ada perbedaan antara return Jumat yang negatif dan return Jumat yang positif dalam menggerakkan terjadinya Monday Effect. Rogalski Effect ditemukan terjadi pada bulan April berkaitan dengan sistem pelaporan keuangan di BEJ. 25

17 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini khusus menguji mengenai Monday Effect saja. Selain itu, penelitian sebelumnya menggunakan data return 73 saham selama periode ) Penelitian yang dilakukan oleh Recep Bildik (1999) dengan judul Day of The Week Effect in Turkish Stock and Money Market. Penelitian ini mencoba menguji keberadaan Day of The Week Effect di pasar modal dan pasar uang Turki. Data yang digunakan untuk pengujian Day of The Week Effect pasar modal Turki adalah ISE 100 periode 4 Januari 1988 sampai dengan 15 Januari 1999, sedangkan untuk pasar uang, periode yang digunakan adalah 1 Januari 1990 sampai dengan 15 Januari 1999 dengan menggunakan data tingkat suku bunga rata-rata harian pada Interbank Money Market of The Central Bank of Turkey. Teknik analisis data yang digunakan adalah F-test yang diaplikasikan menggunakan variabel dummy, tes nonparametrik Kurskal Wallis untuk pengujian perubahannya, dan Levene test untuk pengujian varians. Penelitian ini juga menggunakan t-test dan tes nonparametrik Mann-Whitney serta Levene Test untuk membandingkan perubahan rata-rata dan varians tingkat suku bunga tiap hari. Hasil penelitian ini adalah ditemukannya Day of The Week Effect dengan pola return negatif pada hari perdagangan Senin hingga Selasa, dan return positif pada hari perdagangan Rabu hingga Jumat. 26

18 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini khusus menguji fenomena Monday Effect di pasar modal Indonesia dan tidak menguji pasar uangnya. Selain itu, periode pengamatannya pun berbeda. 5) Penelitian yang dilakukan oleh Hasan Aly, Seyed Mehdian, dan Mark J. Perry (2004) dengan judul An Analysis of Day of The Week Effect in The Egyptian Stock Market. Penelitian ini dilakukan di pasar modal Mesir dengan menggunakan data Capital Market Authority Index (CMA) periode tahun Hasil dari penelitian ini adalah return pasar pada hari perdagangan Senin bernilai positif dan signifikan secara rata-rata akan tetapi tidak berbeda secara signifikan dengan return hari perdagangan lainnya. Hasil ini mengindikasikan bahwa pasar modal Mesir adalah efisien dalam bentuk lemah. Hasil ini mungkin saja disebabkan karena pada pasar modal Mesir, saham-saham yang diperdagangkan tidak terlalu banyak yang bersifat aktif. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini hanya menguji keberadaan Monday effect saja. Penelitian sebelumnya berlokasi di pasar Egyptian Stock Market sedangkan penelitian ini berlokasi di Bursa Efek Indonesia. 27

19 2.3 Hipotesis Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: 1) Hari-hari perdagangan saham berpengaruh signifikan terhadap return pasar di Bursa Efek Indonesia 2) Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata return pasar pada hari perdagangan saham Senin dengan hari-hari perdagangan saham lainnya di Bursa Efek Indonesia 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Pasar Modal Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Rr. Iramani, Ansyori Mahdi (2006) Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh hari perdagangan terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Rr. Iramani, Ansyori Mahdi (2006) Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh hari perdagangan terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Berikut ini akan di jabarkan beberapa penelitian terdahulu yang menjadi dasar di lakukannya penelitian ini antara lain : 2.1.1. Rr. Iramani, Ansyori Mahdi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini pasar yang efisien masih menjadi perdebatan yang menarik di

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini pasar yang efisien masih menjadi perdebatan yang menarik di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sampai saat ini pasar yang efisien masih menjadi perdebatan yang menarik di bidang keuangan, banyak peneliti yang memberikan bukti empiris yang mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya dari kondisi pasar modalnya apakah efisien atau tidak. Efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. satunya dari kondisi pasar modalnya apakah efisien atau tidak. Efisiensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian suatu negara yang sehat dapat dilihat salah satunya dari kondisi pasar modalnya apakah efisien atau tidak. Efisiensi pasar modal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang (Tandelilin, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang (Tandelilin, 2001). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya dunia bisnis dan kegiatan investasi dari tahun ke tahun merupakan salah satu indikator kemajuan pertumbuhan ekonomi yang memacu investor untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai jenis instrumen investasi yang berada di pasar modal berbentuk financial

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai jenis instrumen investasi yang berada di pasar modal berbentuk financial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek dengan membeli suatu produk yang bukan untuk dikonsumsi dengan harapan memperoleh keuntungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pasti pasar modal telah tumbuh dan berkembang menjadi bagian penting dalam pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. pasti pasar modal telah tumbuh dan berkembang menjadi bagian penting dalam pertumbuhan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Studi Tentang Pengaruh Hari Perdagangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Studi Tentang Pengaruh Hari Perdagangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang yang melakukan penelitian yang mendukung teori efisiensi pasar, bahwa

BAB I PENDAHULUAN. orang yang melakukan penelitian yang mendukung teori efisiensi pasar, bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdebatan tentang teori pasar yang efisien sampai sekarang masih banyak menimbulkan tanda tanya bagi para peneliti keuangan. Ada sebagian orang yang melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Penelitian ini yaitu terkait Monday Effect dan Week Four Effect dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Penelitian ini yaitu terkait Monday Effect dan Week Four Effect dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan dalam penelitian ini merujuk pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini yaitu terkait Monday Effect dan Week Four Effect

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mendukung efficient market hypothesis, meskipun masih ada pelaku pasar

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mendukung efficient market hypothesis, meskipun masih ada pelaku pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Hipotesis pasar yang efisien sampai saat ini masih menjadi perdebatan, baik di kalangan akademisi maupun peneliti di bidang keuangan. Terdapat banyak bukti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari suatu investasi. Return bisa positif dan juga negatif, jika positif berarti

BAB I PENDAHULUAN. dari suatu investasi. Return bisa positif dan juga negatif, jika positif berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Return merupakan hasil (keuntungan atau kerugian) yang diperoleh dari suatu investasi. Return bisa positif dan juga negatif, jika positif berarti mendapatkan keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum mempunyai kesamaan yaitu adanya tingkat keuntungan yang disyaratkan

BAB I PENDAHULUAN. umum mempunyai kesamaan yaitu adanya tingkat keuntungan yang disyaratkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu bagian penting dari fungsi operasi perusahaan adalah melakukan investasi dan memanfaatkan modal tersebut guna memperoleh pendapatan. Investasi adalah komitmen

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 11.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 11. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 11 http://www.deden08m.com KONSEP PASAR MODAL EFISIEN 3/42 Dalam konteks keuangan, konsep pasar yang efisien lebih ditekankan pada aspek informasi, artinya pasar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam investasi. Hubungan antara return yang diharapkan dan risiko dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam investasi. Hubungan antara return yang diharapkan dan risiko dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah investasi adalah mencakup berbagai macam aktifitas. Menginvestasikan sejumlah dana pada asset riil maupun asset finansial merupakan aktifitas yang pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana pada waktu itu terjadi di era perang dunia ke II. Seiring berjalannya waktu pasar

BAB I PENDAHULUAN. dimana pada waktu itu terjadi di era perang dunia ke II. Seiring berjalannya waktu pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ekonomi pasar modal di Indonesia mulai berkembang sejak tahun 1912 silam, dimana pada waktu itu terjadi di era perang dunia ke II. Seiring berjalannya waktu

Lebih terperinci

MATERI 7 EFISIENSI PASAR. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

MATERI 7 EFISIENSI PASAR. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. MATERI 7 EFISIENSI PASAR Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW Konsep efisiensi pasar membahas tentang bagaimana pasar merespon informasi yang mempengaruhi pergerakan harga sekuritas menuju ke arah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang lebih besar. Hal ini erat kaitannya dengan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang lebih besar. Hal ini erat kaitannya dengan informasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Tandelilin (2001), investasi merupakan sebuah komitmen yang dilakukan saat ini atas dana maupun sumberdaya lain dengan mengharapkan keuntungan dimasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah dikedepankannya hipotesis pasar efisien (Efficient Market

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah dikedepankannya hipotesis pasar efisien (Efficient Market BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu terobosan penting dalam perkembangan teori keuangan perusahaan adalah dikedepankannya hipotesis pasar efisien (Efficient Market Hypothesis) oleh Fama pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Adapun beberapa alasan dilakukannya penelitian kembali berkaitan dengan topik ini adalah mengacu pada beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan. Berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diperjualbelikan dimana efek-efek di perdagangkan. Dalam beberapa

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diperjualbelikan dimana efek-efek di perdagangkan. Dalam beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar dari instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan dimana efek-efek di perdagangkan. Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan

Lebih terperinci

Efisiensi Pasar Modal.

Efisiensi Pasar Modal. Efisiensi Pasar Modal ririkyunita@yahoo.co.id KONSEP PASAR MODAL EFISIEN Dalam konteks keuangan, konsep pasar yang efisien lebih ditekankan pada aspek informasi, artinya pasar yang efisien adalah pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang maupun jangka pendek menawarkan kelebihan dan kekurangan. melakukan jual beli saham di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang maupun jangka pendek menawarkan kelebihan dan kekurangan. melakukan jual beli saham di pasar modal. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini masyarakat mulai memikirkan pentingnya melakukan investasi. Meningkatnya kebutuhan hidup dan perlunya jaminan hari tua membuat masyarakat mulai selektif memilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsep pasar modal yang efisien telah menjadi suatu topik perdebatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Konsep pasar modal yang efisien telah menjadi suatu topik perdebatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep pasar modal yang efisien telah menjadi suatu topik perdebatan yang menarik dan cukup kontroversial di bidang keuangan. Istilah tentang pasar yang efisien bisa

Lebih terperinci

Pelaksanaan dan Hasil Penelitian. Bab ini berisikan tentang hasil analisis dan pembahasan. hasil penelitian yang telah dilakukan.

Pelaksanaan dan Hasil Penelitian. Bab ini berisikan tentang hasil analisis dan pembahasan. hasil penelitian yang telah dilakukan. Bab IV Bab V Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Bab ini berisikan tentang hasil analisis dan pembahasan. Penutup Bab ini berisikan tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran-saran yang perlu

Lebih terperinci

Kondisi Pasar yang Efisien

Kondisi Pasar yang Efisien Efisiensi Pasar Pasar yang Efisien Bagaimana respon pasar terhadap informasi baru? Mungkinkah dengan menggunakan informasi sekarang kita bisa memutuskan investasi yang profitable dan yang unprofitable?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alternatif sumber pendanaan bagi perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alternatif sumber pendanaan bagi perusahaan-perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar saham merupakan salah satu tujuan utama para investor untuk menginvestasikan dana mereka yang menganggur. Pasar saham juga berperan sebagai alternatif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Andri Yuwono (2013), meneliti mengenai Reaksi pasar modal di Bursa Efek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Andri Yuwono (2013), meneliti mengenai Reaksi pasar modal di Bursa Efek BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Andri Yuwono (2013), meneliti mengenai Reaksi pasar modal di Bursa Efek Indonesia terhadap pengumuman peristiwa bencana banjir yang melanda daerah khusus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pintu gerbang masuk ke industri terus digemari kalangan investor.

BAB I PENDAHULUAN. pintu gerbang masuk ke industri terus digemari kalangan investor. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir setelah perekonomian Indonesia mengalami kelesuan akibat krisis ekonomi, kinerja Bursa Efek Indonesia (BEI) terus memperlihatkan peningkatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu. Berikut ini uraian dari beberapa penelitian terdahulu, berikut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu. Berikut ini uraian dari beberapa penelitian terdahulu, berikut BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian ini menggunakan acuan dengan keterkaitan teori dari penelitianpenelitian terdahulu. Berikut ini uraian dari beberapa penelitian terdahulu, berikut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada umumnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada umumnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Risk Averse Pada umumnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau resiko. Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian yang dilakukan Dwi Cahyaningdyah membahas beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian yang dilakukan Dwi Cahyaningdyah membahas beberapa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berikut ini akan dijelaskan beberapa penelitian terdahulu yang menjadi dasar dilakukannya penelitian ini antara lain : 1. Dwi Cahyaningdyah (2005) Dalam

Lebih terperinci

Kondisi sbg syarat terpenuhi pasar efisien (Tandelilin, 2001) :

Kondisi sbg syarat terpenuhi pasar efisien (Tandelilin, 2001) : Efisiensi pasar Pasar efisien bagaimana suatu pasar bereaksi terhadap informasi untuk mencapai harga keseimbangan yang baru merupakan hal yang penting. Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk

Lebih terperinci

PENGUJIAN ANOMALI PASAR MONDAY EFFECT, WEEKEND EFFECT, ROGALSKI EFFECT DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGUJIAN ANOMALI PASAR MONDAY EFFECT, WEEKEND EFFECT, ROGALSKI EFFECT DI BURSA EFEK INDONESIA PENGUJIAN ANOMALI PASAR MONDAY EFFECT, WEEKEND EFFECT, ROGALSKI EFFECT DI BURSA EFEK INDONESIA Ranita Ramadhani Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono 165 Malang Email: ranitaramadhani@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transaksi perdagangan saham (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat) terhadap return

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transaksi perdagangan saham (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat) terhadap return BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Mellysa dan Syahyunan (2013) Penelitian ini bertujuan ingin menguji apakah ada pengaruh antara hari transaksi perdagangan saham (Senin, Selasa, Rabu,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. B. Implikasi Teoritis

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. B. Implikasi Teoritis BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh, maka dapat diambil beberapa kesimpulan: 1. Fenomena day of the week effect dan monday effect terbukti pada periode tahun 2011 sampai

Lebih terperinci

EFISIENSI PASAR EFISIENSI PASAR

EFISIENSI PASAR EFISIENSI PASAR Materi 11 EFISIENSI PASAR Prof. Dr. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. EFISIENSI PASAR PASAR MODAL YANG EFISIEN HIPOTESIS PASAR EFISIEN PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN - Pengujian Prediktabilitas Return - Event

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAAN. Perkembangan Perdagangan terhadap dunia usaha yang kini

BAB I PENDAHULUAAN. Perkembangan Perdagangan terhadap dunia usaha yang kini BAB I PENDAHULUAAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan Perdagangan terhadap dunia usaha yang kini semakin kompetitif membutuhkan keikutsertaan para pelaku usaha untuk lebih aktif dalam menarik investor domestic

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke peminjam (Jogiyanto, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke peminjam (Jogiyanto, 2013). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal menjadi salah satu sarana bagi perusahaan untuk mencari dana dari para investor. Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan dananya di pasar modal, perusahaan

Lebih terperinci

MATERI 7 EFISIENSI PASAR

MATERI 7 EFISIENSI PASAR MATERI 7 EFISIENSI PASAR PASAR MODAL YANG EFISIEN HIPOTESIS PASAR EFISIEN PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN - Pengujian Prediktabilitas Return - Event Studies - Pengujian Private Information IMPLIKASI

Lebih terperinci

BAB 2 STUDI LITERATUR

BAB 2 STUDI LITERATUR 12 BAB 2 STUDI LITERATUR 2.1 Efisiensi Pasar Modal Konsep efisiensi pasar modal merupakan salah satu teori terpenting dalam bidang riset keuangan, yang diajukan oleh Fama (1970). Efisiensi dalam teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bulan Januari yang dikenal dengan istilah January effect. January effect merupakan anomali yang

BAB I PENDAHULUAN. bulan Januari yang dikenal dengan istilah January effect. January effect merupakan anomali yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia investasi saham, ada salah satu fenomena mengenai kenaikan harga saham pada bulan Januari yang dikenal dengan istilah January effect. January

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh kalangan-kalangan tertentu yang mahir dan mengetahui trend

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh kalangan-kalangan tertentu yang mahir dan mengetahui trend BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini masyarakat kita sudah banyak yang melakukan investasi, baik investasi dalam bentuk riil maupun dalam bentuk finansial. Investasi dalam bentuk riil telah banyak

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 15 BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 3.1. Kajian Teori 3.1.1. Capital Assets Pricing Model (CAPM) Model penetapan harga aset modal (Capital Assets Pricing Model) yang biasa disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memproduksi, mendistribusikan, dan memperdagangkan barang haram.

BAB I PENDAHULUAN. yang memproduksi, mendistribusikan, dan memperdagangkan barang haram. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal syariah sampai saat ini telah mengalami kemajuan sehingga menimbulkan niat para investor untuk melakukan investasi pada pasar modal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham Saham adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan terbatas, sebagai tanda bukti penyertaan tersebut dikeluarkan surat kolektif kepada pemilik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun pemerintah jangka panjang dalam berbagai instrumen keuangan yang diperjualbelikan, salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli saham kepada pihak-pihak

BAB I PENDAHULUAN. dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli saham kepada pihak-pihak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan system dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli saham kepada pihak-pihak lain dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep mengenai Efficient Market Hypothesis (EMH) telah menjadi salah satu topik yang sering dibicarakan dalam dunia keuangan. Apabila pasar modal telah efisien maka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Model estimasi..., Andriyatno, FE UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Model estimasi..., Andriyatno, FE UI, 2010. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Investor dan analis sekuritas memiliki cara-cara tersendiri untuk menentukan saham yang akan dibelinya, namun umumnya tidak terlepas dari analisis terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) merupakan tempat diperjualbelikannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) merupakan tempat diperjualbelikannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pasar Modal a. Pengertian Pasar Modal Pasar modal (capital market) merupakan tempat diperjualbelikannya berbagai instrumen keuangan jangka panjang, seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Tandelilin, 2010:339).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Tandelilin, 2010:339). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi di pasar modal kini menjadi alternatif investasi yang diminati oleh masyarakat karena pasar modal memiliki beragam instrumen investasi dengan keunggulan-keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Karakteristik Objek Penelitian A. Kriteria Pemilihan Saham Indeks Kompas 100

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Karakteristik Objek Penelitian A. Kriteria Pemilihan Saham Indeks Kompas 100 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Karakteristik Objek Penelitian Pada perayaan HUT PT Bursa Efek Jakarta ke-15 tanggal 13 Juli 2007 dan bertepatan dengan ulang tahun pasar modal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Saham Salah satu instrumen pasar keuangan yang paling dominan diperdagangkan adalah saham. Saham dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal secara umum dapat diartikan sebagai pasar yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal secara umum dapat diartikan sebagai pasar yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Pasar modal secara umum dapat diartikan sebagai pasar yang memperjualbelikan produk berupa dana yang bersifat abstrak (Tandelilin, 2001: 25). Sedangkan menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana yang bersumber dari masyarakat ke dalam berbagai sektor usaha. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. dana yang bersumber dari masyarakat ke dalam berbagai sektor usaha. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu sarana investasi yang mengakumulasikan dana yang bersumber dari masyarakat ke dalam berbagai sektor usaha. Dalam penanaman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepat informasi baru sebagaimana informasi tersebut menjadi tersedia. Teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepat informasi baru sebagaimana informasi tersebut menjadi tersedia. Teori 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. LANDASAN TEORI 1.1.1 Efisiensi Pasar Brealy et.al (2007) menyatakan bahwa harga dari sekuritas-sekuritas secara akurat mencerminkan informasi yang tersedia dan merespon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diterbitkan oleh pemerintah maupun swasta. Sebagaimana pasar

BAB I PENDAHULUAN. yang diterbitkan oleh pemerintah maupun swasta. Sebagaimana pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar dari instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan dalam bentuk hutang maupun modal, baik yang diterbitkan oleh pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya abnormal return adalah efek akhir pekan. Kebutuhan akan likuiditas suatu

BAB I PENDAHULUAN. adanya abnormal return adalah efek akhir pekan. Kebutuhan akan likuiditas suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Return saham dipengaruhi oleh keadaan lingkungan atau peristiwaperistiwa tertentu di luar pasar saham. Salah satu peristiwa yang menyebabkan adanya abnormal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Indeks LQ 45 adalah nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham yang paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar, hal itu merupakan indikator

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dengan penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dengan penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Investasi Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisa diperjualbelikan dalam bentuk surat hutang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana dan

BAB I PENDAHULUAN. bisa diperjualbelikan dalam bentuk surat hutang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan dalam bentuk surat hutang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap 37 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap Peristiwa Stock Split yang Terjadi di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun oleh :

SKRIPSI. Disusun oleh : ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ESTIMASI HARGA SAHAM DENGAN MODEL DISCOUNT EXPECTED CASHFLOW DALAM KEPUTUSAN INVESTASI (STUDI PADA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN 2007) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan investasi. Pasar modal juga berperan sebagai sumber pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan investasi. Pasar modal juga berperan sebagai sumber pendanaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu alternatif yang dapat dipilih investor dalam melakukan investasi. Pasar modal juga berperan sebagai sumber pendanaan bagi

Lebih terperinci

MATERI 7 EFISIENSI PASAR

MATERI 7 EFISIENSI PASAR MATERI 7 EFISIENSI PASAR Prof. DR. H. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW Konsep efisiensi pasar membahas tentang bagaimana pasar merespon informasi yang mempengaruhi pergerakan harga sekuritas menuju ke

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. empiris tentang terjadinya Day Of The Week Effect dipasar modal, antara lain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. empiris tentang terjadinya Day Of The Week Effect dipasar modal, antara lain BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian terdahulu Penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan menunjukan bukti empiris tentang terjadinya Day Of The Week Effect dipasar modal, antara lain sebagai

Lebih terperinci

PENGUJIAN WEEK-FOUR, MONDAY, FRIDAY DAN EARNINGS MANAGEMENT EFFECT TERHADAP RETURN SAHAM

PENGUJIAN WEEK-FOUR, MONDAY, FRIDAY DAN EARNINGS MANAGEMENT EFFECT TERHADAP RETURN SAHAM Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 13, No.1 Januari 2009, hal. 1 14 Terakreditasi SK. No. 167/DIKTI/Kep/2007 KEUANGAN PENGUJIAN WEEK-FOUR, MONDAY, FRIDAY DAN EARNINGS MANAGEMENT EFFECT TERHADAP RETURN

Lebih terperinci

ANALISIS MONDAY EFFECT DAN WEEKEND EFFECT PADA RETURN SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

ANALISIS MONDAY EFFECT DAN WEEKEND EFFECT PADA RETURN SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI ANALISIS MONDAY EFFECT DAN WEEKEND EFFECT PADA RETURN SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian, pasar modal diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian, pasar modal diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Dengan demikian,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Efficient Market Hypothesis merupakan salah satu pilar penting dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Efficient Market Hypothesis merupakan salah satu pilar penting dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Efficient Market Hypothesis Efficient Market Hypothesis merupakan salah satu pilar penting dalam perkembangan teori keuangan dan merupakan salah satu kerangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. investor institusi, akan mampu memperoleh return tidak normal (abnormal

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. investor institusi, akan mampu memperoleh return tidak normal (abnormal BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Efisiensi Pasar Modal Konsep pasar efisien pertama kali dikemukakan dan dipopulerkan oleh Fama (1970). Suatu pasar dikatakan efisien

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis market overreaction..., Indra Prakoso, FE UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis market overreaction..., Indra Prakoso, FE UI, 2009 Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali jumlah pendapatan yang diterima tidak sama dengan jumlah pengeluaran untuk konsumsi barang dan jasa. Terkadang

Lebih terperinci

earnings per share (EPS), dan volume perdagangan] terhadap risiko sistematis

earnings per share (EPS), dan volume perdagangan] terhadap risiko sistematis BABV SIMPULAN, IMPLIKASI DAN KETERBATASAN Sebagaimana telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya bahwa tujuan peneilitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel makro ekonomi (tingkat inflasi, tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan sarana untuk menghimpun dana yang tersedia di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan sarana untuk menghimpun dana yang tersedia di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan sarana untuk menghimpun dana yang tersedia di masyarakat, khususnya dalam sektor keuangan. Pasar modal mempunyai peranan yang sangat

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 77 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini membahas salah satu anomali pasar efisien, yakni market overreaction dengan mengamati perilaku pembalikan harga pada saham-saham yang mengalami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Efisiensi Pasar Modal Pasar efisien adalah pasar dimana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia (Tandelilin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak diperjualbelikan dengan tujuan mendapatkan return dan capital gain,

BAB I PENDAHULUAN. banyak diperjualbelikan dengan tujuan mendapatkan return dan capital gain, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas (saham),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan surat berharga yang banyak diperdagangkan di pasar modal. Faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. merupakan surat berharga yang banyak diperdagangkan di pasar modal. Faktor-faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu pasar berbagai instrumen keuangan yang dapat menjadi alternatif dalam berinvestasi. Menurut Jogiyanto (2013), Perusahaan yang membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini persaingan dalam dunia bisnis semakin tinggi. Semakin banyak perusahaan baru yang muncul untuk bersaing dengan perusahaan lama. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Efisiensi Pasar Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia (Tandelilin, 2010:219). No one

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut dan harus mampu bersaing untuk mempertahankan atau

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut dan harus mampu bersaing untuk mempertahankan atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan dunia usaha saat ini dirasakan semakin sulit. Setiap perusahaan dituntut dan harus mampu bersaing untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan kinerjanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir-akhir ini, isu tentang investasi mulai marak di Indonesia.Ahli-ahli investasi sering tampil dalam seminar maupun acara TV.Banyak produk yang menjadi objek dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hanafi (2008), pasar modal adalah pasar keuangan di mana

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hanafi (2008), pasar modal adalah pasar keuangan di mana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Hanafi (2008), pasar modal adalah pasar keuangan di mana diperdagangkan instrumen keuangan jangka panjang. Pasar modal yang beroperasi di Indonesia adalah Bursa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti mengambil 3 penelitian terdahulu sebagai dasar dalam penelitian saat ini, diantaranya adalah : 1. Penelitian yang dilakukan Marwata (2001), penelitian

Lebih terperinci

Analisis Fenomena Monday Effect pada Saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia Periode

Analisis Fenomena Monday Effect pada Saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia Periode Daniel, Analisis Fenomena Monday Effect pada Saham... ISSN 2356-85 Analisis Fenomena Monday Effect pada Saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia Periode - Daniel ), Abriandi 2) Akuntansi, Fakultas Ekonomi Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kontroversi mengenai pasar yang efisien masih mewarnai dunia investasi di pasar modal. Dibuktikan dengan beragamnya hasil penelitian mengenai konsep EMH (Efficient Market

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis) BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis) Pasar efisien adalah jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar saham baru setelah stock split

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar saham baru setelah stock split BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian pemecahan saham (stock split) Menurut Jogiyanto (2000 : 415), stock split adalah memecah selembar saham menjadi n lembar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menarik karena bisa memberikan return (pengembalian) yang besar secara cepat,

BAB I PENDAHULUAN. menarik karena bisa memberikan return (pengembalian) yang besar secara cepat, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal di Indonesia telah menjadi salah satu sarana investasi yang menarik karena bisa memberikan return (pengembalian) yang besar secara cepat, namun potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Indeks harga saham adalah indikator atau cerminan pergerakan harga saham. Indeks harga saham merupakan salah satu pedoman bagi investor untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun luar negeri. Selain itu juga penanaman modal atau investasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. maupun luar negeri. Selain itu juga penanaman modal atau investasi adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi atau penanaman modal adalah suatu penanaman modal yang diberikan oleh perseorangan atau perusahaan atau organisasi baik dalam negeri maupun luar negeri. Selain

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Jakarta Islamic Index (JII) diluncurkan oleh PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerja sama dengan PT. Danareksa Investment Management (DIM) pada pertengahan tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, berapa lama kenaikan tersebut bertahan, hingga nilai akhir dari

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, berapa lama kenaikan tersebut bertahan, hingga nilai akhir dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hubungan pola harga saham dalam jangka pendek menjadi salah satu obyek yang penting untuk diprediksi dan dianalisis. Keberhasilan dan ketepatan memprediksi harga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia (BEI) Bursa Efek merupakan sebuah pasar yang terorganisasi dimana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia (BEI) Bursa Efek merupakan sebuah pasar yang terorganisasi dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Bursa Efek Indonesia (BEI) Bursa Efek merupakan sebuah pasar yang terorganisasi dimana para pialang melakukan transaksi jual beli surat berharga

Lebih terperinci

PENGARUH MONDAY, WEEK-FOUR,

PENGARUH MONDAY, WEEK-FOUR, PENGARUH MONDAY, WEEK-FOUR, DAN ROGALSKI TERHADAP RETURN SAHAM PADA BEI ARTIKEL ILMIAH Oleh : TITO AGUSTA PRATIKTA NIM : 2009210677 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2013 PENGARUH MONDAY,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis day..., Dwita Amelia Fitriani, FE UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis day..., Dwita Amelia Fitriani, FE UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Efficient Market Hypothesis menyatakan bahwa harga suatu saham telah mencerminkan semua informasi yang tersedia di dalam pasar. Berdasarkan Teori Efficient

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini adalah penelitian yang menguji mengenai Monday effect dan

BAB V PENUTUP. Penelitian ini adalah penelitian yang menguji mengenai Monday effect dan BAB V PENUTUP Penelitian ini adalah penelitian yang menguji mengenai Monday effect dan rogalski effect. Monday effect, merupakan fenomena dimana return saham pada hari Senin cenderung negatif, sedangkan

Lebih terperinci