Oleh: HARDY SUHARDIMAN H

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Oleh: HARDY SUHARDIMAN H"

Transkripsi

1 KINERJA KEUANGAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN BPR SYARIAH (Kasus pembiayaan usaha produktif pada PT. BPRS Al-Salaam Amal Salman, Kel. Cinere, Depok) Oleh: HARDY SUHARDIMAN H DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

2 RINGKASAN HARDY SUHARDIMAN. Kinerja Keuangan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Pembiayaan BPR Syariah (Kasus pembiayaan usaha produktif pada PT. BPRS Al-Salaam Amal Salman, Kel. Cinere, Depok). Dibimbing oleh MUHAMMAD FIRDAUS Pada awalnya banyak orang yang kurang memahami sesuatu yang berkaitan dengan syariah. Dengan diterbitkannya Undang-Undang No.10 Tahun 1998, perbankan kita telah menganut dual banking system, yaitu sistem perbankan konvensional dan sistem perbankan berdasakan prinsip syariah. Perbankan syariah menjadi suatu alternatif dari skema perbankan nasional. Para bankir, usahawan, investor nasional maupun internasional mulai mencari berbagai informasi dan regulasi yang terkait dengan operasi bank syariah sebagai salah satu peluang bisnis baru. Bagi Indonesia, perbankan syariah relatif baru dikenal. Sementara di kawasan Timur Tengah dan Malaysia sudah mulai berkembang beberapa dekade sebelumnya. Bila ditinjau dari dunia perbankan, perkembangan Bank Syariah tidaklah sepesat Bank Konvensional. Begitu juga dengan perkembangan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Syariah memiliki konsep operasional yang dapat dijadikan alternatif pengganti bunga pada Bank Konvensional. Bank Syariah tidak terlalu terpengaruh dalam menghadapi krisis moneter, karena Bank Syariah menggunakan sistem bagi hasil, bukan sistem bunga seperti yang terdapat pada Bank Konvensional. Bank Syariah tidak terpengaruh oleh tingginya suku bunga deposito. BPRS Al-Salaam Amal Salman meskipun mampu bertahan dengan baik, permasalahan pengembalian pembiayaan masih menjadi kendala. Nasabah yang memperoleh pembiayaan dari bank tidak seluruhnya dapat mengembalikan dengan baik tepat pada waktu yang telah disetujui. Pada kenyataannya selalu ada sebagian nasabah yang karena suatu sebab tidak dapat mengembalikan pembiayaan kepada bank. Akibat adanya nasabah yang tidak dapat membayar lunas hutangnya, maka menjadikan perjalanan pembiayaan tidak lancar atau macet. Pembiayaan yang macet ini merupakan suatu keadaan dimana seorang nasabah tidak mampu membayar lunas pembiayaan yang telah diberikan oleh bank tepat waktu. Dalam kurun waktu 2003 sampai 2008 pembiayaan bermasalah BPRS Al- Salaam Amal Salman, menunjukkan adanya fluktuasi rasio NPF. Secara umum pembiayaan bermasalah tersebut menunjukkan perbaikan, terutama dari tahun 2006 sampai Agar terhindar dari masalah tersebut, pihak BPRS harus memiliki pengetahuan yang tepat dalam mengambil keputusan tentang faktorfaktor yang mempengaruhi keberhasilan pengembalian pembiayaan, khususnya pembiayaan syariah mitra usaha BPRS Al-Salaam Amal Salman. Penelitian ini bertujuan menganalisis kinerja keuangan BPRS Al-Salaam Amal Salman, serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran pengembalian pembiayaan. Analisis dilakukan dengan metode Regresi Logistik Biner untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengembalian pembiayaan (lancar atau tidak lancar). Dalam pengolahan data menggunakan software SPSS 17.

3 Kinerja keuangan BPRS Al-Salaam Amal Salman, yang terdiri dari rasio Non Performing Financing, likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas selama periode memperlihatkan kedaan yang cukup baik. Karakteristik individu, yang signifikan mempengaruhi tingkat pengembalian pembiayaan di BPRS Al-Salaam Amal Salman adalah jangka waktu pengembalian pembiayaan. Karakteristik usaha, yang signifikan mempengaruhi tingkat pengembalian pembiayaan di BPRS Al-Salaam Amal Salman adalah plafon pembiayaan. BPRS Al-Salaam Amal Salman harus menurunkan rasio Non Performing Financing, karena tingkat pengembalian pembiayaan bermasalah pada tahun 2004 dan 2005 di atas batas aman yang telah ditentukan oleh Bank Indonesia, yaitu sebesar lima persen. BPRS Al-Salaam Amal Salman harus melakukan pembinaan lebih intensif kepada nasabah yang memiliki jangka waktu pengembalian pembiayaan lebih lama, atau untuk yang mendapatkan pembiayaan dengan plafon yang kecil.

4 KINERJA KEUANGAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN BPR SYARIAH (Kasus pembiayaan usaha produktif pada PT. BPRS Al-Salaam Amal Salman, Kel. Cinere, Depok) Oleh: HARDY SUHARDIMAN H Skripsi Sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

5 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh: Nama : Hardy Suhardiman NRP : H Program Studi : Ilmu Ekonomi Judul Skripsi : Kinerja Keuangan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Pembiayaan BPR Syariah (Kasus Pembiayaan Usaha Produktif Pada PT. BPRS Al-Salaam Amal Salman, Kel Cinere, Depok) dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Menyetujui, Dosen Pembimbing Muhammad Firdaus, Ph.D NIP Mengetahui, Ketua Departemen Ilmu Ekonomi Rina Oktaviani, Ph.D NIP Tanggal Lulus :

6 PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL KINERJA KEUANGAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN BPR SYARIAH (KASUS PEMBIAYAAN USAHA PRODUKTIF PADA PT. BPRS AL-SALAAM AMAL SALMAN, KEL. CINERE, DEPOK) BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH. Penulis, Hardy Suhardiman H

7 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta, tanggal 18 Agustus Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, dari keluarga Bapak Dadang Hasanuddin dan Ibu Suryati. Penulis menempuh pendidikan dasar di SD Islam Al-Azhar 4 Jakarta dari tahun 1992 sampai tahun Pada tahun 1998 sampai dengan tahun 2001 penulis melanjutkan pendidikan di SLTP Islam Al-Azhar 3 Bintaro. Pada tahun 2001 penulis melanjutkan pendidikan di SMU Negeri 86 Jakarta dan lulus pada tahun Pada tahun yang sama, penulis diterima sebagai mahasiswa di Departemen Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB). Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam kegiatan kemahasiswaan. Kegiatan yang pernah diikuti oleh penulis diantaranya adalah kepanitiaan Lomba Karya Tulis Mahasiswa dan Seminar Hipotex-R FEM IPB tahun 2005, sebagai Seksi Transportasi dan Keamanan.

8 KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah atas segala rahmat dan hidayahnya. Berkat rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul KINERJA KEUANGAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN BPR SYARIAH (Kasus pembiayaan usaha produktif pada PT. BPRS Al-Salaam Amal Salman, Kel. Cinere, Depok). Shalawat dan salam tak lupa dihaturkan kepada junjungan Nabi kita, Nabi Muhammad SAW yang menjadi teladan bagi kita semua hingga akhir zaman. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan penyelesaian program sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Departemen Ilmu Ekonomi, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis kinerja keuangan dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran pengembalian pembiayaan BPRS Al-Salaam Amal Salman. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Bogor, Juni 2009 Penulis

9 UCAPAN TERIMAKASIH Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam atas kasih dan sayang-nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah pada junjungan Nabi besar Muhammad SAW dan para sahabatnya. Pada kesempatan ini, dengan segenap ketulusan dan kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Muhammad Firdaus, Ph.D sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan banyak waktunya untuk membimbing, mengarahkan, dan banyak membantu dengan penuh keikhlasan dan kesabaran mulai dari penyusunan hingga terselesainya penulisan skripsi ini. 2. Alla Asmara, M.Si selaku dosen penguji utama yang telah bersedia menguji dan memberikan masukan, kritik dan ilmu yang bermanfaat untuk penyempurnaan skripsi ini. 3. Jaenal Effendi, M.A selaku dosen penguji komisi pendidikan yang telah memberikan masukan dalam perbaikan tata bahasa untuk penyempunaan skripsi ini. 4. Moh. Subandi, Pengawas Bank Yunior Tim Pengawas Direktorat Pengawasan Bank Perkreditan Rakyat, Bank Indonesia yang telah merekomendasikan BPRS Al-Salaam Amal Salman, sebagai tempat untuk melakukan penelitian. 5. Cahyo Kartiko, SP sebagai direktur PT. BPRS Al-Salaam Amal Salman yang telah bersedia memberikan waktunya dan menjadikan BPRS Al-Salaam Amal Salman sebagai tempat penelitian. 6. Hadi, Rifai, Ardi, Andi, Gilar, Jamal, dan pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas sarannya. 7. Arya atas kesediaan dan kesabaran untuk mencarikan data-data yang dibutuhkan. 8. Papa dan Mama tercinta atas segala doa, kasih sayang, dan dukungan yang telah diberikan kepada saya. Arya Wardana dan Aya Aprilia Nabila atas semangat dan kasih sayangnya.

10 9. Fikri, Anggit, Akbar, Tyo, Dwi, Dani, Islam, Refa, Sigit, Damar dan temanteman lain yang tidak dapat disebutkan satu-persatu atas semangat, bantuan, dan persahabatannya. 10. Alan, Amir, Bembenk, Broy, dan Egie atas persahabatannya. Terimakasih.

11 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN... vii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 9 II. TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Pembiayaan Perbedaan Antara Bunga dan Bagi Hasil Regresi Logistik Tinjauan Penelitian Terdahulu III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Teoritis Analisis Kinerja Keuangan Bank Non Performing Financing Analisis Rasio Likuiditas Analisis Rasio Rentabilitas Analisis Rasio Solvabilitas Kerangka Penelitian Operasional Hipotesis Penelitian

12 IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Penentuan Sampel Metode Analisis dan Pengolahan Data Metode Analisis Kinerja Keuangan Analisis Non Performing Financing Analisis Likuiditas Analisis Rentabilitas Analisis Solvabilitas Analisis Deskriptif Metode Analisis Faktor-Faktor Pengembalian Pembiayaan Pendugaan Parameter Model Uji Taraf Nyata Parameter Interpretasi Koefisien dan Daya Ramal Prediksi Keterbatasan Penelitian V. GAMBARAN UMUM BPRS AL-SALAAM AMAL SALMAN Sejarah Pembentukan BPRS Al-Salaam Amal Salman Sejarah Singkat Berdirinya BPRS Al-Salaam Amal Salman Jakarta Struktur Organisasi Visi dan Misi PT. BPRS Al-Salaam Amal Salman Jakarta Visi Misi Tujuan dan Moto Tujuan Moto... 52

13 VI. ANALISIS KINERJA KEUANGAN Karakteristik Pembiayaan BPRS Al-Salaam Amal Salman Non Performing Financing (NPF) Rasio Likuiditas Cash Ratio (CR) Financing to Deposit Ratio (FDR) Rasio Rentabilitas Return on Asset (ROA) Return on Equity (ROE) Income to Cost Operating (ICR) Rasio Solvabilitas VII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEPENGARUHI TINGKAT PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN Karakteristik Nasabah BPRS Al-Salaam Amal Salman Berdasarkan Tingkat Pengembalian Pembiayaan Tingkat Pengembalian Pembiayaan Berdasarkan Usia Tingkat Pengembalian Pembiayaan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pengembalian Pembiayaan Berdasarkan Plafon Pembiayaan Tingkat Pengembalian Pembiayaan Berdasarkan Pengalaman Usaha Tingkat Pengembalian Pembiayaan Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga Tingkat Pengembalian Pembiayaan Berdasarkan Jarak dari Rumah ke Bank Tingkat Pengembalian Pembiayaan Berdasarkan Jangka Waktu Pengembalian Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Pembiayaan Nasabah BPRS Al-Salaam Amal Salman Kebijakan Pembiayaan dan Kinerja Keuangan... 84

14 VIII. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 90

15 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Perkembangan BPRS Al-Salaam Amal Salman Desember Indikator Kinerja BPR dan BPRS Perbedaan Antara Bunga dan Bagi Hasil Perkembangan Non Performing Financing Tahun Selisih Non Performing Financing Tahun Perkembangan Rasio Likuiditas Tahun Selisih Cash Ratio Tahun Selisih Financing to Deposit Ratio Tahun Perkembangan Rasio Rentabilitas Tahun Selisih Return on Asset Tahun Selisih Return on Equity Tahun Selisih Income to Cost Operating Ratio Tahun Perkembangan Rasio Solvabilitas Tahun Selisih Capital Adequacy Ratio Tahun Tingkat Pengembalian Pembiayaan Berdasarkan Tingkat Usia Tingkat Pengembalian Pembiayaan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pengembalian Pembiayaan Berdasarkan Plafon Tingkat Pengembalian Pembiayaan Berdasarkan Pengalaman Usaha Tingkat Pengembalian Pembiayaan Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga Tingkat Pengembalian Pembiayaan Berdasarkan Jarak dari Rumah ke Bank Tingkat Pengembalian Pembiayaan Berdasarkan Jangka Waktu Pengembalian Hasil Pengolahan Regresi Logistik Mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Pembiayaan Nasabah BPRS Al-Salaam Amal Salman Tahun

16 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Persentase Pembiayaan Tidak Lancar Terhadap Total Pembiayaan Tahun Kerangka Penelitian Operasional Struktur Organisasi PT. BPRS Al-Salaam Amal Salman Grafik Perkembangan NPF Tahun Grafik Perkembangan Cash Ratio Tahun Grafik Perkembangan FDR Tahun Grafik Perkembangan Return on Asset Tahun Grafik Perkembangan Return on Equity Tahun Grafik Perkembangan ICR Ratio Tahun Grafik Perkembangan CAR Tahun

17 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Tinjauan Penelitian Terdahulu Hasil Analisis Regresi Logistik Perhitungan Rasio Solvabilitas Tahun Perhitungan Rasio Rentabilitas Tahun Perhitungan Rasio Likuiditas Tahun Perhitungan Rasio Solvabilitas Tahun Perhitungan Rasio Rentabilitas Tahun Perhitungan Rasio Likuiditas Tahun Perhitungan Rasio Solvabilitas Tahun Perhitungan Rasio Rentabilitas Tahun Perhitungan Rasio Likuiditas Tahun Perhitungan Rasio Solvabilitas Tahun Perhitungan Rasio Rentabilitas Tahun Perhitungan Rasio Likuiditas Tahun Perhitungan Rasio Solvabilitas Tahun Perhitungan Rasio Rentabilitas Tahun Perhitungan Rasio Likuiditas Tahun Hasil Perhitungan Rasio Likuiditas, Rentabilitas, dan Solvabilitas Tahun Perhitungan Non Performing Financing Tahun Perhitungan Non Performing Financing Tahun Perhitungan Non Performing Financing Tahun Perhitungan Non Performing Financing Tahun Perhitungan Non Performing Financing Tahun Perhitungan Non Performing Financing Tahun Indikator Kinerja BPR Tahun Indikator Kinerja BPRS Tahun

18 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sepanjang tahun 2008, sistem keuangan Indonesia menunjukkan daya tahan yang cukup kuat, meskipun pada akhir 2008 dihadapkan pada krisis keuangan global, yang telah menghancurkan stabilitas sistem keuangan di berbagai negara maju. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia, mengakibatkan persendian ekonomi di negeri ini hancur. Dampak krisis dirasakan oleh masyarakat, dunia usaha. Dana Moneter Internasional (IMF) mulai turun tangan sejak Oktober 1997, namun tidak bisa segera memperbaiki stabilitas ekonomi dan rupiah. Krisis ekonomi Indonesia bahkan tercatat sebagai yang terparah di Asia Tenggara. Krisis yang semula hanya berawal dari krisis nilai tukar baht di Thailand 2 Juli 1997, dalam tahun 1998 dengan cepat berkembang menjadi krisis ekonomi, berlanjut lagi krisis sosial kemudian ke krisis politik. Akhirnya, berkembang menjadi krisis total yang melumpuhkan hampir seluruh sendi-sendi kehidupan bangsa. Pengalaman pahit krisis keuangan Asia tahun 1997/1998 lalu, telah mendorong otoritas dan pelaku disektor keuangan Indonesia berbenah diri, meningkatkan disiplin, dan selalu berhati-hati. Sistem ekonomi yang diterapkan selama ini terbukti hanya menghasilkan ekonomi gelembung atau bubble economy, yang mengandung pengertian mudah menjadi besar tapi juga mudah pecah. Tetapi ternyata tidak semua lembaga perbankan mengalami kehancuran. Bank-bank yang menggunakan sistem bagi

19 hasil ternyata dapat lebih bertahan daripada bank-bank yang menggunakan sistem bunga dalam operasionalnya. Lembaga keuangan yang menggunakan sistem bagi hasil tersebut adalah lembaga keuangan syariah, baik itu bank umum syariah, asuransi Syariah, Bank Perkreditan Syariah (BPRS). Pada awalnya banyak orang yang kurang memahami sesuatu yang berkaitan dengan syariah. Dengan diterbitkannya Undang-Undang No.10 Tahun 1998, perbankan kita telah menganut dual banking system, yaitu sistem perbankan konvensional dan sistem perbankan berdasakan prinsip syariah. Perbankan syariah menjadi suatu alternatif dari skema perbankan nasional. Para bankir, usahawan, investor nasional maupun internasional mulai mencari berbagai informasi dan regulasi yang terkait dengan operasi bank syariah sebagai salah satu peluang bisnis baru. Bagi Indonesia, perbankan syariah relatif baru dikenal. Sementara di kawasan Timur Tengah dan Malaysia sudah mulai berkembang beberapa dekade sebelumnya. Bila ditinjau dari dunia perbankan, perkembangan Bank Syariah tidaklah sepesat Bank Konvensional. Begitu juga dengan perkembangan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Syariah memiliki konsep operasional yang dapat dijadikan alternatif pengganti bunga pada Bank Konvensional. Bank Syariah tidak terlalu terpengaruh dalam menghadapi krisis moneter, karena Bank Syariah menggunakan sistem bagi hasil, bukan sistem bunga seperti yang terdapat pada Bank Konvensional. Bank Syariah tidak terpengaruh oleh tingginya suku bunga deposito. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan jenis bank yang dibentuk untuk melayani kebutuhan permodalan masyarakat pada lapisan bawah, sehingga lembaga keuangan ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan modal bagi

20 pengusaha kecil yang sulit mendapatkan akses modal dari bank umum. BPR sebagai lembaga keuangan harus mampu melaksanakan fungsi dan tugasnya dengan baik. Pelaksanaan fungsi dan tugas yang baik tersebut mencakup dua hal, yaitu dari sisi organisasi dan dari operasional usaha (Pandu, 1996). Dari organisasi, yaitu kemampuan dan efektivitas kinerja manajemen BPR terutama yang berhubungan dengan finansial dan tingkat kesehatan yang baik. Dari sisi operasional usaha yaitu kemampuan menjaga kepercayaan nasabah serta kemampuan dalam mengelola BPR temasuk dengan memberikan pelayanan terbaik yang dapat menjaga loyalitas. BPR telah tumbuh dan berkembang sebagai salah satu lembaga keuangan kecil di masyarakat di wilayah pedesaan maupun di sekitar kota-kota besar. Pelayanan jasa perbankan yang diberikan oleh BPR kepada masyarakat terutama masyarakat yang memiliki tingkat penghasilan menengah ke bawah cenderung semakin meningkat sejak awal tahun 90. Pemerintah pada tahun 1988, mengeluarkan Paket Kebijakan Oktober 1988 (PAKTO 1988) yang menjadi momentum awal pendirian BPR-BPR baru. Kebijakan tersebut memberikan kejelasan mengenai keberadaan dan kegiatan usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Setelah dikeluarkannya Undang-Undang No.7 tentang Perbankan tahun 1992 (UU No.7/1992 tentang Perbankan), BPR diberikan landasan hukum yang jelas sebagai salah satu jenis bank selain Bank Umum. BPR yang didirikan sesudah PAKTO 1988 sesuai dengan PP No.71/1992, harus patuh pada ketentuan-ketentuan yang telah diatur dalam Undang-undang Perbankan dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai

21 otoritas pengawas bank. Keterbatasan aksesibilitas antara bank umum dengan pengusaha kecil berada pada kedua belah pihak. Di satu pihak, bank umum sulit menjangkau usaha di daerah-daerah dengan volume kecil, di sisi lain pengusaha kecil dari golongan ekonomi lemah pada umumnya memiliki keterbatasan dalam memenuhi persyaratan dan prosedur yang ditetapkan oleh bank umum. Sehingga hal ini dimanfaatkan oleh BPR namun, biaya yang dikenakan ke nasabah menjadi lebih mahal dibandingkan pada bank umum, karena biaya untuk mendapatkan dana (cost of fund) sangat mahal. Sehingga biaya dana yang dikenakan kepada nasabah relatif lebih tinggi. Maka, masyarakat yang membutuhkan fasilitas kredit usaha berada pada posisi yang terjepit. Dalam perkembangannya banyak sekali BPR dan BPRS yang tidak dapat bertahan, apalagi dapat mengembangkan BPR tersebut. Berbeda dengan BPRS Al-Salaam Amal Salman yang mampu mengembangkan usahanya. Tercatat BPRS Al-Salaam Amal Salman mempunyai 6 buah kantor cabang. Hal tersebut sangat menarik untuk diteliti, karena dalam situasi krisis ekonomi global yang hampir melanda seluruh sendi perekonomian negeri kita BPRS Al-Salaam Amal Salman mampu bertahan. BPRS Al-Salaam Amal Salman memiliki visi untuk membantu masyarakat menengah ke bawah.

22 Hal ini dapat dilihat dari peran BPRS Al-Salaam dalam melakukan penyaluran pembiayaan. Tabel 1 menggambarkan perkembangan BPRS Al- Salaam Amal Salman. Tabel 1. Perkembangan BPRS Al-Salaam Amal Salman Desember 2008 Keterangan Jumlah Kantor Pusat 1 buah Kantor Cabang 6 buah Kantor Kas 10 buah Minibanking 2 buah Total Pembiayaan Rp Total Nasabah orang Sumber : BPRS Al-Salaam Amal Salman BPR sebagai lembaga keuangan haruslah mampu melaksanakan fungsi dan tugasnya dengan baik. Pelaksanaan fungsi dan tugas tersebut mencakup dua hal, yaitu dari sisi perusahaan dan dari sisi operasional usaha. Sisi perusahaan terdiri dari, kemampuan dan efektivitas kinerja perusahaan terutama yang berhubungan dengan keuangan dan tingkat kesehatan bank, sedangkan sisi operasional usaha terdiri dari, kemampuan menjaga kepercayaan nasabah serta kemampuan menjangkau golongan masyarakat ekonomi lemah Perumusan Masalah Bantuan dalam hal ketersediaan modal yang selama ini menjadi kendala utama usaha kecil, merupakan suatu upaya yang sangat diperlukan. Keseluruhan kebijaksanaan makro sewajarnya mendukung pengembangan usaha kecil baik langsung maupun tidak langsung, dalam kaitan ini termasuk pula kebijaksanaan perkreditan yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan sumber daya modal bagi usahanya.

23 Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa perbankan merupakan salah satu wadah yang mendukung pengembangan usaha kecil, dimana pihak perbankan diharapkan mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat ekonomi lemah yang membutuhkan dana. Namun, disamping itu menurut Tambunan (2000) peranan lembaga tidak hanya memberikan pelayanan, tetapi bagaimana mempertahankan dan menopang aktivitas usaha kecil menengah. Oleh karena itu, tingkat kesehatan perbankan merupakan hal yang penting, sebab sulit bagi bank untuk dapat mempertahankan sekaligus menopang aktivitas usaha kecil, jika pihak bank itu sendiri tidak memiliki tingkat kesehatan yang memadai. Tingginya tingkat suku bunga telah mengakibatkan tingginya biaya modal bagi sektor usaha, yang pada akhirnya mengakibatkan merosotnya kemampuan usaha sektor produksi. Rendahnya kemampuan daya saing usaha pada sektor produksi telah pula menyebabkan berkurangnya peran sistem perbankan umum untuk menjalankan fungsinya sebagai intermediator kegiatan investasi. Isu yang beredar di masyarakat adalah selama periode krisis ekonomi, bank syariah masih dapat menunjukkan kinerja yang relatif lebih baik dibandingkan perbankan konvensional. Indikator yang dapat dilihat adalah dari jumlah BPR dan BPRS. Jumlah BPR dan BPRS menggambarkan bagaimana kinerja BPR dan BPRS tersebut. Kelembagaan BPR dari tahun 2003 sampai 2008 mengalami penurunan kelembagaan, sedangkan pada BPRS mengalami peningkatan.

24 Perkembangan kelembagaan BPR dan BPRS dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Indikator Kinerja BPR dan BPRS Indikator Jumlah BPR Jumlah BPRS Sumber : Bank Indonesia 2008 Bank yang menggunakan sistem syariah, mampu bertahan di tengah krisis ekonomi yang melanda. Selain itu, peranan lembaga keuangan harus mampu memberikan kredit yang dapat menjangkau ke masyarakat lapisan bawah. Kriteria sehat bagi pihak bank tidak selalu menjamin keberhasilan bagi para pengusaha yang mendapatkan fasilitas kredit. Dalam kegiatan operasionalnya, bank diharapkan mampu menyalurkan dananya secara efektif kepada masyarakat ekonomi lemah. Hal tersebut sangat diperlukan, mengingat masyrakat ekonomi lemah pada umumnya memiliki keterbatasan dalam mengakses modal ke bank umum. Menurut Martowijoyo (2003), faktor kunci dalam menentukan kinerja dalam suatu lembaga keuangan adalah faktor efektivitas pelayanan (akses kepada penabung dan peminjam serta persentase penunggak). Sehingga kinerja suatu bank dipengaruhi oleh efektivitas penyaluran kreditnya. Nasabah yang memperoleh pembiayaan dari bank tidak seluruhnya dapat mengembalikan dengan baik tepat pada waktu yang telah disetujui. Pada kenyataannya selalu ada sebagian nasabah yang karena suatu sebab tidak dapat mengembalikan pembiayaan kepada bank. Akibat adanya nasabah yang tidak dapat membayar lunas hutangnya, maka menjadikan perjalanan pembiayaan tidak

25 lancar atau macet. Pembiayaan yang macet ini merupakan suatu keadaan dimana seorang nasabah tidak mampu membayar lunas pembiayaan yang telah diberikan oleh bank tepat waktu. Dalam kurun waktu 2003 sampai 2008 pembiayaan bermasalah BPRS Al- Salaam Amal Salman, menunjukkan adanya fluktuasi rasio NPF. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1. P e r s e n t a s e Tahun Persentase Perkembangan NPF 3.23 Gambar 1. Persentase Pembiayaan Tidak Lancar Pembiayaan Tahun Terhadap Total Secara umum pembiayaan bermasalah tersebut menunjukkan perbaikan, terutama dari tahun 2006 sampai Agar terhindar dari masalah tersebut, pihak BPRS harus memiliki pengetahuan yang tepat dalam mengambil keputusan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengembalian pembiayaan, khususnya pembiayaan syariah mitra usaha BPRS Al-Salaam Amal Salman. Berdasarkan penjelasan di atas, maka ada dua permasalahan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Apakah kinerja keuangan BPRS Al-Salaam Amal Salman selama periode baik?

26 2. Dipengaruhi oleh apa sajakah kelancaran pengembalian pembiayaan BPRS Al-Salaam Amal Salman? 1.3. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk: 1. Menganalisis kinerja keuangan BPRS Al-Salaam Amal Salman selama periode Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran pengembalian pembiayaan BPRS Al-Salaam Amal Salman Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat, sebagai proses belajar yang akan memberikan banyak tambahan ilmu dan pengetahuan bagi peneliti. Selain itu penelitian ini diharapkan: 1. Memberikan gambaran mengenai bagaimana kinerja keuangan BPR syariah. 2. Memberikan gambaran bagaimana kinerja pengembalian pembiayaan BPR syariah. 3. Memberikan masukan bagi instansi yang terkait. 4. Dapat dijadikan salah satu literatur bagi perkembangan penelitian selanjutnya yang bertema Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Melalui penelitian ini diharapkan semua pihak dapat mengambil pelajaran yang bermanfaat, serta turut memberikan kontribusi dalam mempertahankan situasi perekonomian yang kondusif demi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.

27 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Berdasarkan Undang-Undang No.10 Tahun 1998, bank di Indonesia dibedakan atas dua jenis, yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Perbedaan utama BPR dengan Bank Umum adalah dalam hal ruang lingkup kegiatan dan wilayah operasional. BPR tidak diizinkan melakukan transaksi kliring sehingga, BPR tidak dapat menciptakan uang giral. Dengan demikian, BPR tidak dapat dikelompokkan ke dalam bank pencipta uang giral. Selain ruang lingkup usaha yang terbatas, wilayah operasional BPR juga dibatasi pada tingkat kecamatan dan pedesaan-pedesaan. Sesuai dengan kebijakan otoritas moneter, BPR sebagai lembaga keuangan diharapkan mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pergerakan perekonomian melalui pengucuran kredit untuk mendanai pembangunan daerah. BPR adalah bank yang dalam melaksanakan kegiatan usahanya terbagi menjadi dua, yaitu secara konvensional dan berdasarkan prinsip syariah. Menurut Colter dan Suharto (1991), fungsi pokok BPR selain menghimpun dana dari masyarakat berupa tabungan dan deposito berjangka. Dalam pelaksanaannya, BPR dapat berperan dalam membantu pemerintah untuk mendidik masyarakat pedesaan agar mau menabung dan mengusahakan agar uang yang berada di pedesaan tidak mengalir ke kota-kota. Selain itu, manfaat BPR adalah untuk menambah pendapatan asli daerah.

28 Berdirinya BPR Syariah di Indonesia, telah diatur dalam Undang-Undang Perbankan No.10 Tahun 1998, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah. BPRS didirikan berdasarkan dari tuntutan bermu malah secara Islam yang merupakan keinginan kuat dari sebagian besar umat Islam di Indonesia. Selain itu, berdirinya BPRS merupakan langkah aktif dalam rangka restrukturisasi perekonomian Indonesia secara umum. Secara khusus adalah mengisi peluang terhadap kebijakan yang membebaskan bank dalam penetapan tingkat suku bunga (rate interest), yang kemudian dikenal dengan bank tanpa bunga. Pada tanggal 16 Juli 2008, pemerintah membuat undang-undang baru tentang perbankan syariah. Undang undang No. 21 tahun 2008 yang disahkan memiliki beberapa ketentuan umum yang menarik untuk dicermati. Ketentuan umum dimaksud (Pasal 1) adalah merupakan sesuatu yang baru dan akan memberikan implikasi tertentu, meliputi: a. Istilah Bank Perkreditan Rakyat yang diubah menjadi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Perubahan ini untuk lebih menegaskan adanya perbedaan antara kredit dan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah. b. Definisi Prinsip Syariah. Dalam definisi dimaksud memiliki dua pesan penting yaitu (1) prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dan (2) penetapan pihak/lembaga yang berwenang mengeluarkan fatwa yang menjadi dasar prinsip syariah. Penetapan Dewan Pengawas Syariah sebagai pihak terafiliasi seperti halnya akuntan publik, konsultan dan penilai. c. Definisi pembiayaan yang berubah secara signifikan dibandingkan definisi yang ada dalam UU sebelumnya tentang perbankan (UU No. 10 tahun 1998).

29 Dalam definisi terbaru, pembiayaan dapat berupa transaksi bagi hasil, transaksi sewa menyewa, transaksi jual beli, transaksi pinjam meminjam dan transaksi sewa menyewa jasa (multijasa). Konsep dasar operasional BPRS sama dengan konsep dasar operasional pada Bank Muamalat Indonesia, yaitu simpanan murni (al-wadiah), sistem bagi hasil, sistem jual beli dan marjin keuntungan, sistem sewa, dan sistem upah.kegiatan-kegiatan operasional BPRS adalah sebagai berikut (Sumitro, 2002): 1. Mobilisasi dana masyarakat BPRS akan mengerahkan dana masyarakat dalam berbagai bentuk, seperti simpanan wadiah, fasilitas tabungan, dan deposito berjangka. Fasilitas ini dapat digunakan untuk menitip infak, shodaqoh dan zakat, ONH, merencanakan qurban, aqiqah, khitanan, mempersiapkan pendidikan, pemilikan rumah, kendaraan, serta dapat juga dimanfaatkan untuk menitipkan dana yayasan, masjid, sekolah, pesantren, organisasi, badan usaha lainnya. a) Simpanan Amanah BPR menerima titipan amanah (trustee Account) berupa dana infaq, zakat, shodaqoh. Akad penerimaan titipan ini adalah Wadiah yaitu titipan yang tidak mengandung risiko, bank akan memberikan profit dari bagi hasil yang didapat melalui pembiayaan kepada masyarakat. b) Tabungan Wadiah BPR menerima tabungan (saving account), baik pribadi maupun badan usaha dalam bentuk tabungan bebas. Akad penerimaan berdasarkan wadiah. Bank akan memberikan profit kepada penabung sejumlah tertentu dari bagi hasil yang

30 diperoleh bank dalam pembiayaan kredit pada nasabah, yang dihitung secara harian dan dibayar setiap bulan. c) Deposito Wadiah atau Deposito Mudharabah BPR menerima deposito berjangka (time and investment account) baik pribadi atau lembaga. Akad berdasarkan wadiah atau mudharabah dimana bank menerima dana masyarakat berjangka waktu satu, tiga, enam dan dua belas bulan dan seterusnya, sebagai peyertaan sementara pada bank. Deposan yang akad depositonya wadiah mendapat nisbah bagi hasil yang ditetapkan bank dalam pembiayaan atau kredit nasabah, dibayar setiap bulan. Deposito, bank akan menerbitkan Warkat Deposito atas nama deposan. 2. Penyaluran Dana a) Pembiayaan Mudharabah Pembiayaan ini merupakan suatu perjanjian pembiayaan antara BPR dengan pengusaha, dimana pihak bank menyediakan pembiayaan modal usaha yang dikelola oleh pihak pengusaha, atas dasar perjanjian bagi hasil. b) Pembiayaan Musyarakah Pembiayaan ini merupakan suatu perjanjian pembiayaan antara BPR dengan pengusaha, dimana kedua belah pihak secara bersama-sama membiayai suatu usaha atau proyek yang dikelola secara bersama pula, atas dasar bagi hasil. c) Pembiayaan Bai u Bitsaman Ajil Pembiayaan ini merupakan suatu perjanjian yang disepakati antara BPR dengan nasabahnya, dimana BPR menyediakan dana untuk pembelian barang atau aset yang dibutuhkan nasabah untuk mendukung proyek. Nasabah membayar

31 secara mencicil dengan mark-up yang didasarkan atas Opportunity Cost Project (OCP). d) Pembiayaan Murabahah Pembiayaan ini merupakan suatu perjanjian yang disepakati antara BPR dengan nasabah, dimana BPR menyediakan pembiayaan untuk pembelian bahan baku atau modal kerja lainnya yang dibutuhkan nasabah, akan dibayar kembali oleh nasabah sebesar harga jual bank (harga beli bank plus marjin keuntungan pada saat jatuh tempo). e) Pembiayaan Qardhul Hasan Pembiayaan ini merupakan perjanjian pembiayaan antara BPR dengan nasabah, menganggap layak menerima yang diprioritaskan bagi pengusaha kecil pemula yang potensial dan tidak memiliki modal selain kemampuan berusaha. Penerimaan kredit hanya diwajibkan mengembalikan pokok pinjaman pada waktu jatuh tempo dan bank hanya mengenakan biaya administrasi yang benar-benar untuk keperluan proses. 3. Jasa Perbankan lainnya Secara bertahap BPRS juga menyediakan jasa untuk memperlancar pembayaran dalam bentuk proses transfer dan inkaso, pembayaran rekening listrik, air, telepon, angsuran KPR, dan lain sebagainya. Selain itu juga mempersiapkan bentuk pelayanan berupa talangan dana (bridging financing) yang didasarkan atas pembiayaan Bai Salam (proses jual beli dengan pembayaran yang dilakukan secara advance, manakala penyerahan barang dilakukan kemudian).

32 Pembiayaan Antonio, (2001) pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihakpihak yang merupakan defisit unit. Menurut sifat penggunaannya pembiayaan dapat dibagi menjadi dua hal, yaitu : 1. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi. 2. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan : (a) peningkatan produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi, maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi; dan (b) untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang. 2. Pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal (capital goods) serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan itu. Bank syariah dapat menyediakan pembiayaan komersil untuk pemenuhan barang konsumsi sebagai berikut : 1. Al-Bai bitsaman ajil (salah satu bentuk murabahah) atau jual beli dengan angsuran. 2. Al-ijarah al-muntahia bit-tamlik atau sewa beli.

33 3. Al-Musyarakah mutanaqhishah atau decreasing participation, dimana secara bertahap bank menurunkan jumlah partisipasinya. 4. Ar-Rahn untuk memenuhi kebutuhan jasa Perbedaan Antara Bunga dan Bagi Hasil Pola sistem perbankan konvensional dalam penanganan krisis, khususnya dalam pola penyaluran dan pembayaran kredit oleh sebab sistem bunga yang digunakan. Ditinjau dari sudut syariah Islam, sistem bunga itu sendiri akan menjadi salah satu faktor penghambat dalam peningkatan kesejahteraan ummat. Hal ini sebagai pelajaran yang sangat berharga, untuk menunjukkan bahwa prinsip perbankan konvensional kurang dapat meningkatkan kesatuan unit-unit ekonomi dibandingkan dengan prinsip risk sharing atau profit loss sharing (bagi hasil) yang berlaku dalam perbankan syariah. Perbedaan Antara Bunga dan Bagi Hasil dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Perbedaan antara bunga dan bagi hasil Bunga Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi harus selalu untung. Bagi Hasil Penentuan besarnya rasio atau nisbah bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi. Besarnya persentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan. Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun jumlah Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh. Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah

34 keuntungan berlipat atau keadaan pendapatan. ekonomi sedang booming. Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi. Bagi hasil bergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan. Bila usaha merugi, kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak. Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak dikecam) oleh semua agama, Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil. termasuk Islam. Sumber : Antonio, M.S Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik. Gema Insani Press. Jakarta Regresi Logistik Regresi Logistik adalah suatu teknik analisis data yang dapat menjelaskan hubungan antara peubah respon yang biasanya terdiri atas data kualitatif yang mencerminkan suatu pilihan alternatif dengan peubah-peubah penjelas yang bisa terdiri dari data kulitatif dan data kuantitatif. Peubah respon dalam regresi dapat berbentuk dikhotom (biner) maupun polytomous (ordinal atau nominal) (Hosmer dan Lemeshow, 1989). Kuncoro, (2004) memaparkan kelebihan metode regresi logistik dibandingkan dengan teknik lain, yaitu: 1. Regresi logistik tidak memiliki asumsi normalitas atas variabel bebas yang digunakan dalam model, artinya variabel bebas tidak harus memiliki distribusi normal, linier maupun memiliki varians yang memiliki varians yang sama dalam tiap grup.

35 2. Variabel bebas dalam regresi logistik bisa campuran dari variabel kontinyu, diskrit dan dikotomis. 3. Regresi logistik sangat bermanfaat digunakan apabila distribusi respon atas variabel tak bebas diharapkan non linier dengan satu atau lebih variable bebas. Tujuan dari model logit adalah menentukan peluang bahwa individu dengan karakteristik-karakteristik tertentu akan memilih suatu pilihan tertentu dari beberapa alternatif yang tersedia. Dalam penelitian ini, model logit mencerminkan dua alternatif bagi pengguna jasa lembaga penyaluran pembiayaan yaitu mengambil pembiayaan atau tidak. Untuk mentransformasikan alternatif pilihan dari bentuk kualitatif ke kuantitatif, model logit menggunakan fungsi distribusi normal kumulatif, sehingga nilainya berkisar dari 0 ke 1 (Gujarati, 2003). Model regresi logistik dengan p buah peubah bebas dapat digambarkan dengan menghitung peluangnya (Gujarati, 2003) : P i (x) = [ ( (1) ) ] dimana, g(x) = + 1 X X p X p Nilai Pi pada persamaan (1) untuk melihat Y = 1 atau Y = 0. karena Y i merupakan variabel acak Bernouli, maka dapat dilihat : P (Y i = 1) = P i... (2) P (Y = 0) = (1 - P i ) (3) Bentuk umum model dapat dinotasikan (Gujarati, 2003) : Y i = ln = (4) dimana : Y = dependent variable, X = independent variable, 1, 2 merupakan nilai parameter

36 2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu Dalam melakukan penelitian, hal yang harus dilakukan adalah mengetahui hasil penelitian sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apa saja yang sudah diteliti oleh peneliti sebelumnya, agar hasil penelitian yang akan kita kerjakan lebih baik dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengembalian kredit sudah banyak dilakukan sebelumnya, baik pada kredit yang disalurkan oleh lembaga keuangan (bank) maupun kredit melalui koperasi. Penelitian yang mengkaji pengembalian kredit pada umumnya hanya menggunakan sampel untuk mengkaji pengembalian kredit apakah lancar atau tidak lancar. Penelitian ini menggunakan seluruh nasabah atau populasi sebagai sumber data. Kusafarida, (2003) dalam penelitiannya yang berjudul Perbandingan Analisis Kinerja Keuangan Dan Efektivitas Penyaluran Kredit dengan studi kasus salah satu BPR di Kecamatan Ciawi dan BPRS di Kabupaten Bogor. Dari penelitian yang telah dilakukan untuk melihat kinerja keuangan dan efektivitas penyaluran kredit pada BPR dengan sistem konvensional dan syariah di BPR Bali Dayaupaya Mandiri dan BPRS Amanah Ummah. BPR dengan sistem syariah memiliki kemampuan yang lebih besar dalam menjalankan dan mengembangkan kegiatan usahanya. Hal ini terlihat dari perkembangan jumlah dana masyarakat yang dihimpun; perkembangan jumlah modal yang dimiliki; dan besar jumlah Pinjaman Yang Diberikan (PYD). Sebagian besar PYD tersebut disalurkan pada pembiayaan yang bersifat produktif. Sedangkan kegiatan usaha BPR Bali Dayaupaya Mandiri cenderung menyalurkan kreditnya bersifat konsumtif. Dengan

37 begitu BPRS Amanah Ummah memiliki peran yang lebih besar dalam membantu permodalan bagi usaha kecil. Mengenai hasil kinerja keuangan, BPR konvensional memiliki kinerja yang relatif labil, hal itu dikarenakan kondisi perekonomian dalam negeri di tahun yang mengalami krisis mengakibatkan BPR dengan sistem konvensional ini membatasi penyaluran kredit karena tingkat pengembalian yang kurang kondusif, sehingga menyebabkan tingkat likuiditas dan solvabilitas yang tinggi namun memiliki tingkat rentabilitas yang rendah. Namun di tahun berikutnya ( ) BPR konvensional mampu menstabilkan tingkat likuiditas dan solvabilitasnya yang diikuti oleh peningkatan rentabilitasnya. Di tahun 2002 tingkat likuiditas BPR Bali Dayaupaya Mandiri relatif rendah, namun tidak disertai dengan peningkatan tingkat rentabilitas. Hal ini dikarenakan tingkat kolektibilitas non lancarnya (NPL) meningkat. Sedangkan pada BPRS Amanah, jika dilihat berdasarkan analisis likuiditas, rentabilitas maupun solvabilitas menunjukkan kinerja yang relatif stabil. Dengan begitu BPR dengan sistem syariah ini memiliki kemampuan yang lebih besar dalam mempertahankan kinerja keuangannya atau dengan kata lain BPR ini dapat mempertahankan tingkat kesehatannya. Alamsyah, (2007) melakukan penelitian tentang pengembalian tunggakan Kupedes di BRI unit Ciomas, Kantor Cabang Bogor. Penelitian ini berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Kredit Macet Pada Kredit Umum Pedesaan (Kupedes) Sektor Agribisnis. Penelitian Alamsyah bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik debitur Kupedes pada sektor agribisnis yang mengalami kemacetan atau penunggakan. Tujuan lain dari

38 penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengembalian Kupedes sektor agribisnis yang menunggak. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi pengembalian Kupedes pada sektor agribisnis yang menunggak terdiri dari sembilan variabel. Kesembilan variabel tersebut adalah usia, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, frekuensi pembinaan, pengalaman usaha, jangka waktu kredit, beban bunga, jarak tempat tinggal nasabah, dan omzet usaha. Variabel yang berpengaruh nyata terhadap pengembalian Kupedes pada sektor agribisnis yang menunggak adalah variabel jumlah tanggungan, jarak tempat tinggal, dan omzet usaha. Jumlah tanggungan keluarga dan jarak tempat tinggal berpengaruh negatif terhadap pengembalian Kupedes. Omzet usaha berpengaruh positif terhadap pengembalian Kupedes pada sektor agribisnis yang menunggak. Hermawan, (2007) melakukan penelitian tentang pengembalian tunggakan Kupedes di BRI unit Leuwiliang, Kantor Cabang Bogor. Penelitian ini berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Pengembalian Kredit Umum Pedesaan (Kupedes) Untuk Sektor Mikro, Kecil, Dan Menengah. Penelitian Hermawan bertujuan untuk mendeskripsikan penyaluran Kupedes untuk sektor UMKM. Tujuan selanjutnya, adalah untuk menganalisis karakteristik pengembalian Kupedes untuk sektor UMKM. Tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengembalian Kupedes untuk UMKM. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengembalian Kupedes untuk sektor UMKM yang menunggak terdiri dari delapan variabel. Kedelapan variabel tersebut adalah usia, jarak tempat tinggal, pengalaman usaha, omzet,

39 pengalaman mengambil kredit, jangka waktu pinjaman, plafond pinjaman, dan nilai agunan. Variabel yang berpengaruh nyata terhadap keberhasilan pengembalian Kupedes pada sektor UMKM yang menunggak adalah variabel omzet, pengalaman mengambil kredit, dan jangka waktu pinjaman. Penelitian yang akan dilakukan penulis, berbeda dengan penelitian sebelumnya. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari data seluruh nasabah yang mengambil pembiayaan usaha produktif di BPRS Al- Salaam Amal Salman Cinere Depok. Data yang digunakan berupa laporan kesehatan Bank dan perkembangan pengembalian pembiayaan untuk sektor usaha produktif. Penelitian ini membagi pola pengembalian pembiayaan dalam dua kelompok, yaitu nasabah dengan pengembalian lancar dan nasabah dengan pengembalian tidak lancar. Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada alat analisis kuantitatif. Penelitian ini menggunakan regresi logistik biner guna mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengembalian pembiayaan.

40 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis Analisis Kinerja Keuangan Bank Suatu pengukuran tingkat kesehatan bank dalam kemampuan kerja dan produktifitasnya adalah dengan menilai tingkat kinerja atau keragaan dari lembaga yang bersangkutan. Untuk menilai tingkat kesehatan tersebut dapat dilakukan dari berbagai segi yang diantaranya adalah dengan melakukan analisis Non Performing Financing, analisis rasio likuiditas, analisis rasio rentabilitas, dan analisis rasio solvabilitas Non Performing Financing NPF merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola penbiayaan bermasalah yang diberikan oleh bank. Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin semakin buruk kualitas pembiayaan bank yang menyebabkan jumlah pembiayaan bermasalah semakin besar, maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Pembiayaan dalam hal ini adalah pembiayaan yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk pembiayaan kepada bank lain. Pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet. Bank Indonesia menetapkan batas aman NPF dibawah lima persen Analisis Rasio Likuiditas Analisis rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau

41 kewajiban yang sudah jatuh tempo. Beberapa rasio likuiditas yang sering dipergunakan dalam menilai kinerja suatu bank antara lain adalah sebagai berikut: a. Cash Ratio (CR) Cash Ratio (CR) adalah rasio antara alat likuid (likuid assets) terhadap dana pihak ketiga yang dihimpun bank dan kewajiban (short term borrowing) yang harus segera dibayar. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar kewajiban-kewajiban yang segera harus dibayar dengan alat-alat likuid yang dimilikinya. Semakin tinggi ratio ini maka, semakin tinggi pula kemampuan likuiditas bank tersebut. Cash Ratio minimum suatu bank adalah dua persen. b. Loan to Deposit Ratio (LDR) / Financing to Deposit Ratio (FDR) FDR adalah rasio antara seluruh jumlah pembiayaan yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Financing to Deposit Ratio menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio FDR, semakin rendah kemampuan likuiditas suatu bank. Batas aman FDR suatu bank adalah di bawah 110 persen. Bank Indonesia memberikan pembatasan jumlah pembiayaan yang disalurkan secara keseluruhan melalui penetapan rasio atau perbandingan antara jumlah pembiayaan yang diberikan terhadap jumlah simpanan dana pihak ketiga (masyarakat) yang berhasil dihimpun oleh bank yang bersangkutan. Ini berarti jumlah pembiayaan terhadap dana pihak ketiga tidak boleh melebihi ketentuan. Menurut ketentuan Bank Indonesia, maka rasio yang paling sehat adalah paling tinggi 94,75 persen. Hal tersebut berarti dana yang terhimpun, secara optimal

Oleh: HARDY SUHARDIMAN H

Oleh: HARDY SUHARDIMAN H KINERJA KEUANGAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN BPR SYARIAH (Kasus pembiayaan usaha produktif pada PT. BPRS Al-Salaam Amal Salman, Kel. Cinere, Depok) Oleh: HARDY SUHARDIMAN

Lebih terperinci

RINGKASAN ANGGIT GUMILAR. Pengaruh Suku Bunga Terhadap Penyaluran Berbagai Jenis Kredit UMKM di Indonesia. Dibimbing oleh MUHAMMAD FIRDAUS. Peran UMKM

RINGKASAN ANGGIT GUMILAR. Pengaruh Suku Bunga Terhadap Penyaluran Berbagai Jenis Kredit UMKM di Indonesia. Dibimbing oleh MUHAMMAD FIRDAUS. Peran UMKM PENGARUH SUKU BUNGA TERHADAP PENYALURAN BERBAGAI JENIS KREDIT UMKM DI INDONESIA Oleh: ANGGIT GUMILAR H 14104103 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA Perbedaan Syariah dengan Konvensional

II TINJAUAN PUSTAKA Perbedaan Syariah dengan Konvensional II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perbedaan Syariah dengan Konvensional 2.1.1. Perbandingan Kinerja Bank Syariah dengan Bank Konvensional Kusafarida (2003) dalam skripsinya meneliti tentang perbandingan kinerja

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi tidak lepas dari peranan sektor perbankan sebagai lembaga pembiayaan bagi sektor riil. Pembiayaan yang diberikan sektor perbankan kepada sektor riil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem ekonomi syariah atau biasa disebut dengan Ekonomi Islam, semakin popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara barat. Banyak kalangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. dengan mengambil judul Analisis Kelayakan Pembiayaan Mikro pada Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. dengan mengambil judul Analisis Kelayakan Pembiayaan Mikro pada Bank BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Terdapat beberapa tinjauan pustaka terdahulu yang berhubungan dengan sistem screening nasabah pembiayaan yaitu Skripsi oleh Maulana Syam Idris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan memiliki peranan yang sangat strategis dalam menunjang berjalannya roda perekonomian dan pembangunan nasional mengingat fungsinya sebagai lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1997, Indonesia mengalami krisis moneter yang mampu merubah perekonomian menjadi sangat terpuruk. Hal ini berakibat kepada perusahaanperusahaan yang ada

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengembalian pembiayaan sudah banyak dilakukan sebelumnya, yaitu pada pembiayaan yang disalurkan oleh lembaga keuangan bank.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Praktik perbankan di Indonesia saat ini menganut dual banking system, yaitu adanya bank konvensional dan bank syariah. Sistem ini di dasarkan atas Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB II. pendapatan total perusahaan dengan biaya totalnya. Menurut Kusnadi dkk (2004),

BAB II. pendapatan total perusahaan dengan biaya totalnya. Menurut Kusnadi dkk (2004), BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Pendapatan/Laba Teori Pendapatan/Laba adalah pendapatan bersih yang di lihat dari selisih antara pendapatan total perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana. Pada dasarnya bank syariah sebagaimana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perekonomian dunia saat ini tidak dapat dipisahkan dari dunia perbankan. Jika dilihat dari pendanaan, hampir semua aktivitas pendanaan menggunakan perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan syariah (syariah financial institution) merupakan suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset-aset keuangan (financial

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan dalam perekonomian suatu negara memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting. Perbankan merupakan salah satu sub sistem keuangan yang paling penting

Lebih terperinci

TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH - 1 - Yth. Direksi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 53 /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH Sehubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank dalam kehidupan masyarakat modern merupakan lembaga yang sulit untuk dihindari keberadaannya, sehingga menimbulkan ketergantungan bagi masyarakat. Bank

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Pembiayaan Dua fungsi utama bank syariah adalah menghimpun dana dan menyalurkan dana. Penyaluran dana yang dilakukan bank syariah adalah pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam menstabilkan perekonomian suatu negara. Bank sebagai lembaga intermediasi yang mempertemukan antara pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain untuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah),

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain untuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah), A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bank syariah melakukan kegiatan operasionalnya dengan menghimpun dana dari masyarakat, dana yang telah dihimpun kemudian akan disalurkan kembali kepada nasabah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari kinerja dan tingkat perekonomian yang dihasilkan, dimana salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan berperan dalam mempermudah proses pengalihan dana dari pihak yang kelebihan dana pada pihak yang membutuhkan dana, untuk melakukan proses tersebut, perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional. Bank Islam telah berkembang pesat pada dekade terakhir

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional. Bank Islam telah berkembang pesat pada dekade terakhir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian suatu negara terutama Indonesia diharapkan akan lebih maju dengan keberadaan perbankan syariah sebagai bagian dari sistem perbankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan( NPL), Likuiditas dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam (Islamic Bank) adalah bank yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada pertengahan tahun 1997 Indonesia mengalami krisis ekonomi yang terus berkelanjutan. Pada akhir tahun 1997, suku bunga untuk jangka waktu bulanan di Bank

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur an

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur an BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Umum Perbankan Syariah 2.1.1.1 Pengertian Bank Syariah Bank syariah merupakan lembaga keuangan perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan suatu lembaga atau badan usaha yang saat ini mulai

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan suatu lembaga atau badan usaha yang saat ini mulai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga atau badan usaha yang saat ini mulai berkembang. Bank berperan untuk menghimpun dana dari masyarakat berupa simpanan dan menyalurkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan perkembangan ekonomi global sangat mempengaruhi pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Salah satunya perubahan perubahan pada nilai suatu mata uang Rupiah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk membiayai investasi perusahaan. 1 Di Indonesia terdapat dua jenis

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk membiayai investasi perusahaan. 1 Di Indonesia terdapat dua jenis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, peran lembaga keuangan sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan perekonomian Indonesia. Menurut SK Menkeu RI No. 792 Tahun 1990, lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami peningkatan sejak dikeluarkannya UU No.10 Tahun 1998 yang mengatur dual banking system dalam

Lebih terperinci

KINERJA PENYALURAN KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA NASABAH DI PT. BRI UNIT CITEUREUP CABANG BOGOR

KINERJA PENYALURAN KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA NASABAH DI PT. BRI UNIT CITEUREUP CABANG BOGOR KINERJA PENYALURAN KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA NASABAH DI PT. BRI UNIT CITEUREUP CABANG BOGOR Disusun Oleh : SEVIA FITRIANINGSIH A 14104133 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan badan usaha yang kegiatan usahanya yaitu. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus) dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan badan usaha yang kegiatan usahanya yaitu. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus) dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank merupakan badan usaha yang kegiatan usahanya yaitu menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus) dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kembali dana tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini Indonesia memiliki dua jenis lembaga perbankan, yaitu perbankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini Indonesia memiliki dua jenis lembaga perbankan, yaitu perbankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini Indonesia memiliki dua jenis lembaga perbankan, yaitu perbankan yang bersifat konvensional dan bank yang bersifat syariah. Bank yang bersifat konvensional adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perbankan merupakan salah satu institusi yang sangat berperan dalam bidang perekonomian suatu Negara, khususnya di bidang pembiayaan perekonomian. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang sudah diatur dalam Undang-undang Perbankan. Namun pada

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang sudah diatur dalam Undang-undang Perbankan. Namun pada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perkembangan ekonomi pada saat ini sangatlah pesat, yang keseluruhannya tidak lepas dari peran lembaga keuangan atau perbankan. Dalam praktiknya perbankan di Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN TOTAL ASET BANK SYARIAH DI INDONESIA OLEH LATTI INDIRANI H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN TOTAL ASET BANK SYARIAH DI INDONESIA OLEH LATTI INDIRANI H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN TOTAL ASET BANK SYARIAH DI INDONESIA OLEH LATTI INDIRANI H14101089 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Pengertian dan Fungsi kredit Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 pasal 1 angka 11, kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di Indonesia, rural banking

BAB I PENDAHULUAN. pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di Indonesia, rural banking BAB PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehadiran perbankan berfungsi melayani masyarakat di daerah pedesaan atau pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di ndonesia, rural banking diakomodasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan i BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Menurut UU Nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan, perbankan nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan konvensional dan sistem perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan dampak yang luas terhadap sendi- sendi perekonomin dunia

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan dampak yang luas terhadap sendi- sendi perekonomin dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi dan moneter yang melanda Indonesia mengakibatkan menurunnya nilai tukar rupiah yang sangat tajam terhadap dolar Amerika Serikat. Dari tingginya

Lebih terperinci

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan fungsi-fungsi perbankan sebenarnya telah menjadi tradisi sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak sepuluh tahun terakhir di Indonesia telah diperkenalkan suatu sistem perbankan dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank Semua sektor usaha baik sektor industri, perdagangan, pertanian, perkebunan, jasa, perumahan, dan lainnya sangat membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditengah kondisi perekonomian yang masih dalam tahap pemulihan, membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. ditengah kondisi perekonomian yang masih dalam tahap pemulihan, membuktikan BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Pertumbuhan perbankan syariah yang relatif masih cukup tinggi jika dibandingkan perbankan secara umum maupun keuangan syariah secara global ditengah kondisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem ekonomi syariah atau biasa disebut dengan Ekonomi Islam, semakin popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negaranegara barat. Banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga mengalami penurunan yaitu industri perbankan Indonesia. Dengan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. juga mengalami penurunan yaitu industri perbankan Indonesia. Dengan mengalami 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank Indonesia (BI) memprediksi tahun 2016 ini, fundamental ekonomi Indonesia kedepan akan semakin membaik dan lebih kokoh dengan stabilitas yang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luas yang dikenal dengan istilah perbankan adalah kegiatan funding. Pengertian

BAB I PENDAHULUAN. luas yang dikenal dengan istilah perbankan adalah kegiatan funding. Pengertian BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya suatu kegiatan perekonomian maka diperlukan sumber-sumber penyediaan dana guna membiayai kegiatan usaha yang semakin berkembang tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi syariah secara konsisten telah menunjukan perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di wilayah mesir pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 27 Oktober 1988 (PAKTO) yang mencakup bidang keuangan, moneter dan

BAB I PENDAHULUAN. 27 Oktober 1988 (PAKTO) yang mencakup bidang keuangan, moneter dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada pertengahan tahun 1980-an pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan 27 Oktober 1988 (PAKTO) yang mencakup bidang keuangan, moneter dan perbankan. Kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Daftar nama bank yang termasuk dalam objek penelitian ini adalah 10 bank berdasarkan total aset terbesar di tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 1.1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia umumnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia umumnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia umumnya tidak dapat dipisahkan dari aktivitas pelaku ekonomi yang melakukan kegiatannya melalui jasa perbankan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin majunya perkembangan perekonomian saat ini semakin banyak pula bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber dana yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan tingkat perekonomian yang terjadi di Indonesia, peningkatan pertumbuhan pada sektor ekonomi perbankan juga terjadi. Saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Awal kelahiran sistem perbankan syariah di latar belakangi oleh pembentukan sistem berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk meminjamkan atau memungut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara. Ketika sektor perbankan terpuruk maka akan berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. negara. Ketika sektor perbankan terpuruk maka akan berdampak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perbankan sangat penting bagi pembangunan ekonomi di suatu negara. Ketika sektor perbankan terpuruk maka akan berdampak pada perekonomian nasional. Sebaliknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor industri. (manufaktur), jasa, dan perbankan. Perkembangan perekonomian ini

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor industri. (manufaktur), jasa, dan perbankan. Perkembangan perekonomian ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perekonomian dunia sekarang ini mengalami kemajuan yang luar biasa. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor industri (manufaktur), jasa,

Lebih terperinci

BAB II TUJUAN PUSTAKA. dikembangkan berlandaskan pada Al Qur an dan Al-Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, bank

BAB II TUJUAN PUSTAKA. dikembangkan berlandaskan pada Al Qur an dan Al-Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, bank BAB II TUJUAN PUSTAKA 2.1 Tinjuan Pustaka 1. Tinjuan umum perbankan syariah a. Pengertian bank syariah Bank syariah merupakan lembaga keuangan perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banking atau disebut juga Interest Free Banking. Menurut Muhammad. produknya dikembangkan berdasarkan Al-Qur an dan Hadist.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banking atau disebut juga Interest Free Banking. Menurut Muhammad. produknya dikembangkan berdasarkan Al-Qur an dan Hadist. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bank Syariah Perbankan syariah dalam dunia internasional dikenal sebagai Islamic Banking atau disebut juga Interest Free Banking. Menurut Muhammad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah menetapkan undang-undang mengenai Mortgage (Perumahan). Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. telah menetapkan undang-undang mengenai Mortgage (Perumahan). Peraturan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini lembaga perbankan memiliki pengaruh yang besar terhadap perekonomian Indonesia, dibuktikan dengan adanya krisis Ekonomi Global yang baru-baru ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. triwulan I dan II 2012, dimana ekonomi tumbuh secara berturut turut sebesar

BAB I PENDAHULUAN. triwulan I dan II 2012, dimana ekonomi tumbuh secara berturut turut sebesar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Perekonomian Indonesia triwulan III 2012 tumbuh solid 6,17%. Pertumbuhan yang tetap berada pada kisaran 6% ini melanjutkan kinerja positif triwulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut UU No.10 tahun 1998 : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004, tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup. BAB II LANDASAN TEORI A. Profitabilitas Sebagaimana dengan Bank Umum lainnya, tugas utama Bank Syariah dalam upaya pencapaian keuntungan adalah dengan mengoptimalkan laba, meminimalkan risiko dan menjamin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah department of store, yang merupakan organisasi jasa atau pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. adalah department of store, yang merupakan organisasi jasa atau pelayanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank mempunyai peranan yang strategis dalam perekonomian suatu negara. Sebagai lembaga intermediasi, bank berperan dalam memobilisasi dana masyarakat yang digunakan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGEMBALIAN KREDIT BERMASALAH OLEH NASABAH DI SEKTOR PERDAGANGAN AGRIBISNIS (KASUS PADA BPR RAMA GANDA BOGOR)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGEMBALIAN KREDIT BERMASALAH OLEH NASABAH DI SEKTOR PERDAGANGAN AGRIBISNIS (KASUS PADA BPR RAMA GANDA BOGOR) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGEMBALIAN KREDIT BERMASALAH OLEH NASABAH DI SEKTOR PERDAGANGAN AGRIBISNIS (KASUS PADA BPR RAMA GANDA BOGOR) SKRIPSI DICKY TRIWIBOWO A 14105530 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Gambaran Umum Perkembangan Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Gambaran Umum Perkembangan Perbankan Syariah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Gambaran Umum Perkembangan Perbankan Syariah Perkembangan dunia ekonomi di akhir tahun 2005, telah memberikan kontribusi yang cukup baik bagi banyak pihak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Sedangkan bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah Islam adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan terbesar didunia asal Amerika Lehman Brother, kredit

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan terbesar didunia asal Amerika Lehman Brother, kredit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi perekonomian global pada tahun 2009 hingga saat ini menunjukkan kondisi yang penuh dengan ketidakpastian yang disebabkan oleh krisis ekonomi global. Krisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kegiatan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Negara

BAB I PENDAHULUAN. pada kegiatan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tahun 2009 merupakan tahun terjadinya krisis global mulai berdampak pada kegiatan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Negara maju pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bank Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dari dan kepada masyarakat yang memiliki fungsi memperlancar lalu lintas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 adalah badan usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang memiliki kekurangan dana. Dimana kegiatan. kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit.

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang memiliki kekurangan dana. Dimana kegiatan. kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lembaga keuangan merupakan lembaga yang paling berpengaruh terhadap kelangsungan perekonomian suatu negara dan bank adalah salah satunya. Bank berperan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perbankan syariah di Indonesia diawali dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tanggal 1 November 1991 yang kemudian diikuti dengan keluarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bank Syariah Mandiri hadir sebagai bank yang mengkombinasikan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang melandasi operasinya. Keseimbangan antara idealisme usaha

Lebih terperinci

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH Yth. Direksi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di tempat. RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH Sehubungan dengan berlakunya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh : 1. Tan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Menurut Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Menurut Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu negara sebagai lembaga perantara keuangan. Menurut Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perbankan syariah di Indonesia terus berkembang pesat. Dalam waktu yang relatif singkat, perbankan syariah telah mampu memperlihatkan kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit kepada masyarakat, yang membutuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian dan Fungsi Kredit Menurut Dahlan Siamat (2005 : 349), kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank merupakan lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank merupakan lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting dalam menunjang keberhasilan perekonomian. Hal ini sesuai dengan tujuan dari perbankan Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan disetujuinya Undang undang Nomor 10 tahun 1998. Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana. Pada dasarnya bank syariah sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia memiliki peranan penting bagi pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia memiliki peranan penting bagi pertumbuhan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Perbankan di Indonesia memiliki peranan penting bagi pertumbuhan perekonomian negara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat penting karena perbankan mempunyai fungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat penting karena perbankan mempunyai fungsi sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perekonomian suatu negara, lembaga perbankan mempunyai peran yang sangat penting karena perbankan mempunyai fungsi sebagai perantara keuangan, yaitu sebagai fund

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah peningkatan, menurut data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kini sudah ada 12 Bank Umum Syariah (BUS),

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH. Yudiana Febrita Putri 1. Isti Fadah 2

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH. Yudiana Febrita Putri 1. Isti Fadah 2 Suwandi, Sularso, Suroso, Pengaruh Kualitas Layanan... ISSN : 1412-5366 e-issn : 2459-9816 ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH Yudiana Febrita Putri 1 Isti Fadah 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perbankan sangat penting peranannya dalam perekonomian suatu negara, tidak terkecuali di Indonesia. Dalam industri perbankan sendiri, bank memiliki peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan salah satu urat nadi perekonomian suatu negara. Bank di dalam perekonomian sebagai lembaga perantara keuangan, yang dimana perbankan merupakan salah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan menerapkan prinsip-prinsip syariah diantaranya adalah:

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan menerapkan prinsip-prinsip syariah diantaranya adalah: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Perbankan Syariah Perbankan syariah bergerak menggunakan sistem berbasis ekonomi Islam. Muhammad (2013:178) menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi dunia kini menjadi salah satu isu utama dalam perkembangan dunia memasuki abad ke-21. Krisis ekonomi yang kembali melanda negara-negara di dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu Negara yaitu sebagai lembaga perantara keuangan. Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga keuangan merupakan salah satu instrumen yang penting dalam ekonomi modern, terutama dalam pembangunan suatu negara di bidang ekonomi. Bank memiliki peran sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank dalam fungsinya memiliki peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bank dalam fungsinya memiliki peranan yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank dalam fungsinya memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan perekonomian Indonesia pada masa sekarang ini karena setiap aspek kegiatan operasionalnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sistem keuangan dunia. perkembangan perekonomian dunia

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sistem keuangan dunia. perkembangan perekonomian dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran perbankan telah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari perkembangan sistem keuangan dunia. perkembangan perekonomian dunia dipengaruhi oleh perkembangan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDASI BANK TAHUN 1997 OLEH WIRDA NABILA HI

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDASI BANK TAHUN 1997 OLEH WIRDA NABILA HI ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDASI BANK TAHUN 1997 OLEH WIRDA NABILA HI4102091 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN WIRDA NABILA.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Untuk melihat pengaruh krisis ekonomi global terhadap perkembangan kinerja keuangan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS), maka dilakukanlah analisis

Lebih terperinci