BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a) Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tikupon. b) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tomini

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a) Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tikupon. b) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tomini"

Transkripsi

1 36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Puskesmas Pagimana Merupakan pusat pelayanan kesehatan yang berada di Kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai. Kecamatan Pagimana mempunyai batasbatas geografis sebagai berikut : a) Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tikupon b) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tomini c) Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Pakowa d) Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Nain Puskesmas Pagimana memiliki 24 wilayah kerja, 3 kelurahan, 32 desa, dan 25 posyandu. Jumlah tenaga kerja Puskesmas Pagimana 55 orang, terdiri dari 43 Pegawai Tetap dan 12 orang pegawai tidak tetap. 4.2 Hasil Penelitian Gambaran Karakterstik Umum Penderita TB Paru Karakteristik yang akan diamati dari penderita BTA/suspek TB terdiri atas beberapa indikator diantaranya umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan dan pendapatan yang diperoleh perbulan.

2 Umur Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Penderita TBC Paru Menurut Umur Di Wilayah Kerja Puskesmass Pagimana Umur (tahun) Jumlah (%) , , , , , , , , ,7 Total Berdasarkan tabel tersebut yang lebih banyak terdistribusi adalah responden yang berusia 51 tahun 55 tahun sebanyak 56 responden (29,8%), dan yang paling sedikit adalah responden yang berusia tahun sebanyak 1 responden (0,5%).

3 Jenis Kelamin Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Penderita TBC Paru Menurut Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja Puskesmas Pagimana Jenis Kelamin Jumlah (%) Laki-Laki Perempuan Total Berdasarkan tabel tersebut menunjukan bahwa presentase orang yang banyak terdistribusi pada jenis kelamin laki laki yaitu 149 responden (79,3 %) dan yang paling sedikit terdistribusi pada jenis kelamin perempuan yaitu 39 responden (20,7 %) Alamat Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Penderita TBC Paru Menurut Alamat Responden Di Wilayah Kerja Puskesmas Pagimana Alamat Responden Jumlah (%) Pagimana Basabungan Sinampangnyo Taloyon Jaya Bakti Total

4 39 Berdasarkan tabel tersebut menunjukan bahwa distribusi orang menurut alamat terbanyak didesa Jaya Bakti yakni sebanyak 66 orang (35.1 %) dan terendah terdapat didesa Taloyon sebanyak 12 orang (6.4 %) Pekerjaan Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Penderita TBC Paru Menurut Pekerjaan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pagimana Berdasarkan tabel tersebut menunjukan bahwa presentase jenis pekerjaan orang lebih banyak terdistribusi pada pekerjaan Nelayan yaitu 61 sampel (35,6%) dan presentase jenis pekerjaan yang paling sedikit terdistribusi pada pekerjaan URT yaitu 8 sampel (4.3%). Pekerjaan Jumlah (%) PNS Buruh URT Pedagang Petani Nelayan Total

5 Pendidikan Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Penderita TBC Paru Menurut Tingkat Pendidikan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pagimana Tingkat Pendidikan Jumlah (%) PT SMA/Sederajat SMP/Sederajat SD Tidak Sekolah Total Berdasarkan tabel tersebut, menunjukan bahwa presentase orang untuk pendidikan terakhir lebih banyak terdistribusi pada SMP sebanyak 63 orang (33,5%), dan yang paling sedikit terdistribusi pada PT sebanyak 12 orang (6,4%) Pendapatan Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pendapatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pagimana Pendapatan Jumlah (%) < Rp. 1 juta Rp. 1 juta - > Rp. 2 juta Total Berdasarkan tabel tersebut menunjukan bahwa presentase pendapatan keluarga orang lebih banyak terdistribusi pada pendapatan kurang dari Rp

6 41 yaitu 95 sampel (50,5%) dan persentase pendapatan yang sedikit terdistribusi pada pendapatan lebih atau sama dengan dari Rp sebanyak 93 sampel (49,5%) Kejadian TBC Paru Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kejadian TBC Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Pagimana Berdasarkan tabel tersebut dari jumlah sampel sebanyak 188 terlihat bahwa penderita TBC paru yang terdistribusi BTA positif adalah 18 sampel (9.6%) lebih rendah dari yang tidak mennderita TBC paru sebanyak 170 sampel (90.4 %) Ventilasi Rumah Pemeriksaan Jumlah (%) BTA (+) Suspek (-) Total Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Ventilasi rumah Di Wilayah Kerja Puskesmas Pagimana Ventilasi Jumlah (%) Memenuhi Syarat Tidak Sesuai Syarat Total Berdasarkan tabel tersebut menunjukan bahwa presentase ketersediaan ventilasi rumah yang banyak terdistribusi adalah ventilasi yang tidak memenuhi

7 42 syarat sebanyak 109 rumah (58,0%) dan presentase sedikit yaitu pada rumah yang telah memenuhi syarat ventilasi sebanyak 79 rumah (42,0%) Kebiasaan Merokok Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kebiasaan Merokok Di Wilayah Kerja Puskesmas Pagimana No Merokok Jumlah (%) 1 Tidak Ya Total Berdasarkan tabel tersebut menunjukan bahwa presentase kebiasaan merokok lebih banyak terdistribusi pada responden yang sering merokok sebanyak 159 sampel (84,6%) dan persentase sedikit terdistribusi pada responden yang tidak sering merokok sebanyak 29 sampel (15,4%).

8 43 Tabel 4.10 Distribusi Kejadian TBC Paru Menurut Umur Responden Di Wilayah Kerja Puskesmas Pagimana Kecamatan. Pagimana Kabupaten. Banggai Tahun 2012 Kejadian TBC Paru No Umur (Tahun) Menderita TBC paru (BTA) Gejala TBC Paru (Suspek) Jumlah n % n % n % ,3 2 66, ,0 4 80, , , , , , , , , ,0 3 60, Jumlah 18 9, , Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa sampel terbesar penderita TB berumur antara tahun yakni sebanyak 56 sampel di mana yang menderita (BTA) sebanyak 5 sampel (8,9%) dan suspek 51 sampel (91,1%). Sedangkan yang paling sedikit terdapat pada umur tahun dengan jumlah sampel 1, dimana yang tidak menderita TBC paru (suspek) sebanyak 0 sampel (66,7%) dan yang menderita TBC paru (BTA) sebanyak 1 sampel (100%).

9 44 No Tabel 4.11 Distribusi Kejadian TBC Paru Menurut Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja Puskesmas Pagimana Kec. Pagimana Kab. Banggai Tahun 2012 Jenis Kelamin Menderita TBC Paru (BTA) Kejadian TBC Paru Gejala TBC Paru (Suspek) Jumlah n % n % n % 1 Laki-laki 13 8, , Perempuan 5 12, , Jumlah 18 9, , Berdasarkan tabel tersebut menunjukan bahwa sampel yang lebih banyak terdistribusi adalah pada jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 149 sampel. Di mana yang menderita TBC paru sebanyak 13 sampel (8,7%) sedangkan yang suspek TBC paru sebanyak 136 sampel (91,3%). Dan pada jenis kelamin perempuan terdapat 39 sampel, dimana yang menderita TBC paru sebanyak 5 sampel (12,8%) dan yang suspek TBC paru sebanyak 39 sampel (87,2%). Hal ini menunjukan bahwa distribusi menurut jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas Pagimana Kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai Tahun 2012 bahwa yang paling besar penderitanya adalah jenis kelamin laki-laki sebayak 13 sampel yang menderita TBC paru, dan suspek sebanyak 136 sampel. Berdasarkan instrumen penelitian alasan yang mendukung mengapa laki-laki yang banyak dalam hal ini

10 45 sebagai kepala rumah tangga disebabkan oleh akibat paparan dari pekerjaan mereka dan di akibatka juga oleh rokok yang mana kebanyakan laki-laki yang banyak mengonsumsi rokok. Tabel 4.12 Distribusi Kejadian TBC Paru Menurut Alamat Responden Di Wilayah Kerja Puskesmas Pagimana Kec. Pagimana Kab. Banggai Tahun 2012 Kejadian TBC Paru No Alamat Jumlah (Desa) Menderita Gejala TBC Paru (BTA) TBC Paru (Suspek) n % N % n % 1 Pagimana 4 9, , Basabungan 3 9, , Sinampangnyo 3 9, , Taloyon 2 16, , Jaya Bakti 6 9, , Jumlah 18 9, , Berdasarkan tabel tersebut menunjukan bahwa sampel lebih banyak terdapat di desa Jaya Bakti yaitu sebanyak 66 sampel. Di mana yang menderita TBC Paru sebanyak 6 sampel (9,1%) sedangkan yang tidak menderita TBC Paru (suspek) sebanyak 60 sampel (90,4%). Sedangkan paling sedikit terdapat di desa Taloyon, di mana yang menderita TBC Paru sebanyak 2 sampel (16,7%), dan yang tidak menderita TBC paru (suspek) sebanyak 10 sampel (40%).

11 46 Berdasarkan jumlah penderita BTA yang tertinggi pada tabel 4.11 terlihat bahwa yang paling banyak terdistribusi pada penderita TBC paru terdapat di desa Jaya Bakti sebanyak 66,kemudian dususul pada desa Pagimana yaitu sebanyak 44, hal ini disebabkan karena desa Jaya Bakti tersebut tempat tinggal sampel memiliki kondisi rumah banyak yang tidak kondusif dimana rumah di tempati sebagai tempat tinggal tidak memenuhi syarat rumah sehat. Selain itu juga faktor yang menyebabkan terjadinya kejadian TBC paru ini diakibatkan oleh pekerjaan keseharian masyarakat yang di Jaya Bakti seperti nelayan. Dan pengakuan responden bahwa kurangnya informasi yang diperoleh mengenai TBC paru baik dari petugas kesehatan maupun dari media lainnya. Tabel 4.13 Distribusi Kejadian TBC Paru Menurut Pekerjaan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pagimana Kec. Pagimana Kab. Banggai Tahun 2012 Kejadian TBC Paru Jumlah No Pekerjaan Menderita Gejala TBC Paru (BTA) TBC Paru (Suspek) n % N % n % 1 PNS 2 15, , Buruh 2 10, , URT 2 25,0 6 75, Pedagang 4 7, , Petani 1 3, , Nelayan 7 10, , Jumlah 18 9, ,

12 47 Berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa menderita TBC Paru paling banyak pada nelayan yaitu sebanyak 67 sampel dengan penderita BTA sebanyak 7 orang (10,4%) dan suspek sebanyak 60 orang (89,6%). Dan paling sedikit pada petani dengan jumlah 1 orang (3,6%) yang menderita TBC paru. Hal ini menunjukan bahwa distribusi menurut jenis pekerjaan di wilayah kerja Puskesmas Pagimana Kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai Tahun 2012 yang paling besar presentasinya adalah nelayan sebanyak 7 sampel penderita BTA positif. Berdasarkan instrument penelitian alasan yang mendukung mengapa jenis pekerjaan nelayan yang paling besar karena dapat terpapar dgn udara yang dingin di malam hari yang dapat menyebabkan gangguan sistem paru-paru. Tapi ada juga mempunyai pekerjaan lain yang harus di lakukan sehingga dapat menyebabkan menderita TBC paru. Tabel 4.14 Distribusi Kejadian TBC Paru Menurut Pendidikan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pagimana Kec. Pagimana Kab. Banggai Tahun 2012 Kejadian TBC Paru No Pendidikan Menderita Gejala Jumlah TBC Paru (BTA) TBC Paru (Suspek) n % n % n % 1 PT 1 8, , SMA 7 22, , SMP 5 7, , SD 3 5, , Tidak sekolah 2 8, , Jumlah 18 9, ,

13 48 Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa yang menderita TBC Paru paling banyak pada pendidikan terakhir SMA yaitu sebanyak 7 orang (22,6) dan paling sedikit pada PT yaitu 1 sampel (8,3%) sedangkan yang tidak menderita TBC Paru paling banyak pada pendidikan terakhir SMP dengan jumlah sampel 58 sampel (92,1%) dan paling sedikit yang tidak menderita TBC paru pada PT yaitu 2 sampel (66,7%). Hal ini menunjukan bahwa distribusi menurut pendidikan terakhir di wilayah kerja Puskesmas Pagimana Kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai Tahun 2012 yang paling banyak presentasinya adalah pendidikan terakhir SMK/SMA yaitu sebesar 22,6%. Berdasarkan instrumen penelitian alasan yang mendukung mengapa pendidikan terakhir paling banyak SMK/SMA akibat terpaparnya asap rokok yang mereka hirup setiap hari,ini di sebabkan oleh pergaulan disaat mereka sekolah yang tidak terkontrol dan keadaan lingkungan tidak kondusif. Tabel 4.15 Distribusi Kejadian TBC Paru Menurut Pendapatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pagimana Kec. Pagimana Kab. Banggai Tahun 2012 Kejadian TBC Paru No Jumlah Pendapatan Menderita Gejala TBC Paru TBC Paru (BTA) (Suspek) n % n % n % 1 < Rp. 1 juta 10 10, , Rp. 1 juta - > Rp.2juta 8 8, , Jumlah 18 9, ,

14 49 Berdasarkan tabel tersebut menunjukan bahwa sampel lebih banyak didapatkan pada pendapatan keluarga < yaitu sebanyak 95 sampel. Di mana yang menderita TBC paru sebanyak 10 sampel (10,5%) sedangkan yang tidak menderita TBC paru sebanyak 85 sampel (89,5%). Sedangkan paling sedikit terdapat pada pendapatan keluarga sebanyak 93 sampel, dimana yang menderita TBC paru sebanyak 8 sampel (8,6%) dan yang tidak menderita TBC paru sebanyak 85 sampel (91,4%). Hal ini menunjukan bahwa distribusi menurut pendapatan keluarga di wilayah kerja Puskesmas Pagimana Kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai Tahun 2012 yang paling banyak adalah pendapatan keluarga yang < yaitu sebanyak 95 sampel. Berdasarkan instrumen penelitian alasan yang mendudukung mengapa pendapatan keluarga yang < paling banyak karena banyak responden pekerjaan sehari-harinya hanya sebagai buruh, tani, dan nelayan. Tabel 4.16 Distribusi Kejadian TBC Paru Menurut Ventilasi rumah Di Wilayah Kerja Puskesmas Pagimana Kec. Pagimana Kab. Banggai Tahun 2012 Kejadian TBC Paru No Menderita Gejala Jumlah Ventilasi TBC Paru (BTA) TBC Paru (Suspek) n % n % n % 1 Memenuhi syarat 7 8, , Tidak memenuhi syarat 11 10, , Jumlah 18 9, ,

15 50 Berdasarkan tabel tersebut menunjukan bahwa sampel lebih banyak didapatkan pada tidak memenuhi syarat yaitu sebanyak 109 sampel. Di mana yang menderita TBC paru sebanyak 11 (10,1%) sedangkan yang tidak menderita TBC paru sebanyak 98 sampel (89,9%). Sedangkan paling sedikit terdapat pada ventilasi yang memenuhi syarat sebanyak 79 sampel, di mana yang menderita TBC paru sebanyak 7 sampel (8,9%) dan yang tidak menderita TBC paru sebanyak 72 sampel (91,1%). Hal ini menunjukan bahwa distribusi menurut ventilasi rumah di wilayah kerja Puskesmas Pagimana Kabupaten Banggai Tahun 2012 yang paling banyak presentasinya adalah ventilasi yang tidak memenuhi syarat yaitu sebesar 10,10% dengan jumlah sampel 11 rumah. Berdasarkan instrumen penelitian alasan yang mendudukung mengapa ventilasi yang tidak memenuhi syarat yang paling banyak dikarenakan oleh pengetahuan masyrakat/responden yang menganggap ventilasi itu tidak dapat menimbulkan penyakit, sehingga mereka acuh dengan hal itu. Tabel 4.17 Distribusi Kejadian TBC Paru Menurut Kebiasaan Merokok Di Wilayah Kerja Puskesmas Pagimana Kec. Pagimana Kab. Banggai Tahun 2012 Kejadian TBC Paru No Kebiasaan merokok Menderita TBC Paru Gejala TBC Paru Jumlah (BTA) (Suspek) n % N % n % 1 Ya 16 10, , Tidak 2 6, , Jumlah 18 9, ,

16 51 Berdasarkan tabel tersebut menunjukan bahwa yang paling banyak adalah orang yang aktif merokok dengan jumlah sampel 159 orang. Di mana yang menderita TBC paru (BTA) sebanyak 16 orang (10,1%), dan yang tidak menderita sebanyak 143 orang (89,9%).sedangkan yang paling sedikit adalah sampel yang tidak aktif merokok dengan jumlah 29 orang. Yang mana penderita TBC paru berjumlah 2 orang (6,9%), dan 27 orang (93,1%) tidak menderita TBC paru. Hal ini menunjukan bahwa distribusi menurut kebiasaan meokok di wilayah kerja Puskesmas Pagimana Kabupaten Banggai Tahun 2012 yang paling banyak angka penderita BTA positif adalah sampel yang sering/biasa merokok dengan jumlah 16 orang (10,1%). Berdasarkan instrumen penelitian yang ada di lapangan bahwa hampir semua rata-rata responden yang di wawancarai mengonsumsi rokok baik laki-kai maupun perempuan. 4.3 Pembahasan Dalam penelitian ini ada beberapa karakteristik yg dapat mempengaruhi terjadinya TBC paru yaitu, Umur, jenis kelamin, pekerjaan, tingkat pendidikan, pendapatan, kondisi rumah yang tidak sesuai (ventilasi yang tidak memenuhi syarat), dan kebiasaan merokok. Untuk mengetahui gambaran karakteristik dari TBC Paru maka dapat diuraikan:

17 52 a. Umur Karakteristik umur dapat mempengaruhi kejadian TBC Paru karena semakin tua umur seseorang maka semakin rentan terkena penyakit TBC paru. Faktor umur dalam kejadian penyakit tuberkulosis paru. Risiko untuk mendapatkan tuberkulosis paru dapat dikatakan seperti halnya kurva normal terbalik, yakni tinggi ketika awalnya, menurun karena diatas 2 tahun hingga dewasa memliki daya tahan terhadap tuberkulosis paru dengan baik. Puncaknya tentu dewasa muda dan menurun kembali ketika seseorang atau kelompok menjelang usia tua. Penyakit TB Paru paling sering ditemukan pada usia muda atau usaia produktif (15 50) tahun. Dewasa ini dengan terjaidnya transisi demografi menyebabkan usia harapan hiduplansia menjadi lebih tinggi. Pada usia lanjut lebih dari 55 tahun sistem imunologisseseorang menurun, sehingga sangat rentan terhadap berbagai penyakit, termasuk penyakit TB Paru. b. Jenis kelamin 1. Jenis kelamin dapat juga menyebabkan terjadinya penyakit TBC Paru.Di mana hal ini di karenakan oleh faktor kebiasaan merokok pada laki-laki yang hampir dua kali lipat dibandingkan wanita. Penyakit TB Paru cenderung lebih tinggi pada jenis kelamin laki-laki dibandingkan perempuan (menurut WHO), tetapi sedikitnya dalam periode setahun ada sekitar 1 juta perempuan yang meninggal akibat TBC Paru, dapat disimpulkan bahwa pada kaum perempuan lebih banyak terjadi kematian yang disebabkan oleh TB Paru dibandingkan dengan akibat proses kehamilan dan persalinan. Pada penelitian ini menunjukan bahwa sampel

18 53 yang lebih banyak terdistribusi adalah pada jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 149 sampel. Di mana yang menderita TBC paru sebanyak 13 sampel (8,7%) sedangkan yang suspek TBC paru sebanyak 136 sampel (91,3%). Dan pada jenis kelamin perempuan terdapat 39 sampel, dimana yang menderita TBC paru sebanyak 5 sampel (12,8%) dan yang suspek TBC paru sebanyak 39 sampel (87,2%). Pada jenis kelamin laki-laki penyakit ini lebih tinggi karena merokok tembakau dan minum alkohol sehingga dapat menurunkansistem pertahanan tubuh, sehingga lebih mudah terpapar dengan agent penyebab TB Paru. Berdasarkan instrumen penelitian yang ada bahwa alasan yang mendukung mengapa laki-laki yang banyak dalam hal ini karena laki-laki sebagai kepala rumah tangga lebih banyak beraktivitas di luar sehingga dapat terpapar oleh paparan dari pekerjaan mereka, selain itu diakibatkan juga oleh rokok karena kebanyakan laki-laki yang banyak mengonsumsi rokok. c. Pekerjaan Pekerjaan dapat juga berperan didalam timbulnya penyakit, hubungan antara pekerjaan dengan masalah kesehatan telah lama diketahui yang saat ini menjadi perhatian utama ahli hyperkes pada dasarnya hubungan terjadi disebabkan oleh 3 hal pokok yaitu: 1. Adanya pekerjaan tertentu dan karena itulah banyak macam penyakit yang di deritanya akan berbeda pula 2. Adanya seleksi ilmiah

19 54 Dalam memilih pekerjaan secara alamiah sesesampel yang bertubuh lemah secara naluriah berupaya menghindari macam pekerjaan sedangkan sesesampel yang bertubuh kuat bisa melakukan pekerjaan yang berat. 3. Adanya perbedaan status sosial ekonomi Perbedaan pekerjaan yang dimiliki seseorang menyebabkan terdapat pula perbedaan status sosial ekonomi yang dimiliki ( Notoatmodjo 2007). Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya. Beban yang dimaksud yaitu fisik, mental atau sosial pekerja. Kemampuan para kerja berbeda dari satu dengan lainnya yakni pada keterampilan, keserasian, keadaan gizi, jenis kelamin, usia dan ukuran tubuh. Pekerjaan dalam penelitian TBC Paru di wilayah kerja puskesmas Pagimana adalah pekerjaan sehari hari sampel untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Berdasarkan data yang diolah menunjukan bahwa secara keseluruhan terlihat bahwa pekerjaan nelayan yang dominan terkena penyakit TBC Paru. Hal ini mungkin disebabkan oleh paparan udara yang dapat mempengaruhi paru-paru ataupun sistem pernapasan. Sehingga memudahkan proses terjadinya infeksi paru seperti TBC. Para ahli berpendapat bahwa polusi udara dari mobil, pabrik dan pembangkit listrik berkontribusi dalam memicu perkembangan kanker paru. Secara global sebanyak 5 persen polusi udara diperkirakan menjadi penyebab kematian akibat kanker paru.

20 55 Mengenai para penderita TBC paru tidak berhubungan dengan pekerjaan dikarenakan oleh letak atau lokasi pekerjaan yang tidak menandakan pengaruh untuk terdapat bakteri kuman Tuberculosis. Tetapi lingkungan rumah masyarakat yang tidak kondusif, di mana rumah sebagian masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Pagimana Kecamatan Pagimana di gunakan sebagai penampungan hasil panen tani mereka, hal ini bisa menyebabkan adanya gangguan sistem pernapasan akibat abu atau bakteri-bakteri yang ada di dalam rumah masyarakat tersebut. d. Pendidikan Pendidikan seseorang tentang TBC paru dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan yang memberi pengaruh positif dalam penyembuhan, hal ini sesuai dengan yang dikemukan oleh (Depkes RI, 2002) bahwa tingkat pendidikan yang relatif rendah pada penderita TBC paru menyebabkan keterbatasan informasi tentang gejala dan pengobatan TBC paru. Pendidikan yang rendah tidak menjamin dapat menyebabkan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap ksesehatan diri dalam hal ini berupa pencegahan terhadap masalah penyakit. Berdasarkan instrumen penelitian alasan yang mendukung mengapa pendidikan terakhir paling banyak SMK/SMA akibat terpaparnya asap rokok yang mereka hirup setiap hari,ini di sebabkan oleh pergaulan disaat mereka sekolah yang tidak terkontrol dan keadaan lingkungan tidak kondusif. Dalam penelitian ini di terdapat juga beberapa faktor yang menyebabkan keterbatasan masyarakat kecamatan Pagimana tentang TBC paru yaitu kurangnya pengetahuan mereka tentang bagaimana proses penularan penyakit TBC paru. Hal

21 56 ini di karenakan kurangnya penyuluhan yang di lakukan pemerintah dan dinas kesehatan tentang bahaya proses penularan penyakit TBC paru dan bahaya TBC paru. e. Pendapatan Pendapatan keluarga yang akan mempunyai dampak terhadap pola hidup sehari-hari diantara konsumsi makanan, pemeliharaan kesehatan selain itu juga akan mempengaruhi terhadap kepemilikan rumah (kontruksi rumah). Kepala keluarga yang mempunyai pendapatan dibawah UMR akan mengkonsumsi makanan dengan kadar gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan bagi setiap anggota keluarga sehingga mempunyai status gizi yang kurang dan akan memudahkan untuk terkena penyakit infeksi diantaranya TBC Paru (Mohammad 2008). Penelitian ini telah menunjukan bahwa pendapatan keluarga sangat erat hubungannya dengan penularan TBC karena pendapatan yang kecil membuat sampel tidak hidup layak dengan memenuhi syarat syarat kesehatan. Perubahan pendapatan secara langsung dapat mempengaruhi perubahan konsumsi pangan keluarga karena kandungan gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan bagi setiap anggota keluarga sehingga berpengaruh terhadap sistem daya tahan tubuh dan memudahkan untuk terkena penyakit infeksi diantaranya TBC Paru.

22 57 f. Kondisi rumah (Ventilasi) Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang ventilasi berhadapan antar dua dinding. Aliran udara ini jangan sampai terhalang oleh barangbarang besar, misalnya lemari, dinding, sekat dan lain lain. Secara umum, penilaian ventilasi rumah dengan cara membandingkan antara luas ventilasi dan luas lantai rumah, dengan menggunakan Role meter. Menurut indikator pengawaan rumah, luas ventilasi yang memenuhi syarat kesehatan adalah 10% luas lantai rumah dan luas ventilasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan adalah < 10% luas lantai rumah. Luas ventilasi rumah yang < 10 % dari luas lantai (tidak memenuhi syarat kesehatan)akan mengakibatkan berkurangnya konsentrasi oksigen dan bertambahnya konsentrasikarbondioksida yang bersifat racun bagi penghuninya. Disamping itu, tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan peningkatan kelembaban ruangan karena terjadinya prose spenguapan cairan dari kulit dan penyerapan. Kelembaban ruangan yang tinggi akan menjadi media yang baik untuk tumbuh dan berkembang biaknya bakteri bakteri patogen termasuk kuman tuberkulosis. Selain itu, fungsi kedua ventilasi adalah untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri bakteri, terutama bakteri patogen seperti tuberkulosis, karena di situ selalu terjadialiran udara yang terus menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu mengalir. Selain itu, luas ventilasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan mengakibatkanterhalangngya proses pertukaran aliran udara dan sinar matahari yang masuk ke dalamrumah,

23 58 akibatnya kuman tuberkulosis yang ada di dalam rumah tidak dapat keluar dan ikutterhisap bersama udara pernafasan. Ventilasi mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk menjaga agar aliran udara didalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan oksigen yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya oksigen di dalam rumah, disamping itu kurangnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara di dalam ruangan naik karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan. Kelembaban ini akan menjadi media yang baik untuk pertumbuhan bakteri-bakteri patogen/ bakteri penyebab penyakit, misalnya kuman TB. Pada ventilasi rumah di wilayah kerja Puskesmas Pagimana Kabupaten Banggai Tahun 2012 yang paling banyak presentasinya adalah ventilasi yang tidak memenuhi syarat yaitu sebesar 10,10% dengan jumlah sampel 11 rumah pada penderita TBC Paru BTA positif. Berdasarkan instrumen penelitian alasan yang mendudukung mengapa ventilasi yang tidak memenuhi syarat yang paling banyak dikarenakan oleh pengetahuan masyrakat/responden yang menganggap ventilasi itu tidak dapat menimbulkan penyakit, sehingga mereka acuh dengan hal itu. Sama halnya dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Megawaty Sinale 2011 dengan judul : Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian TBC Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamakmur Kecamatan Tolanguhula Kabupaten Gorontalo Tahun 2011 yang menunjukkan bahwa faktor-faktor yang dapat

24 59 mempengaruhi kejadian TBC paru dapat disebabkan oleh umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, pendapatan keluarga dan kondisi rumah yang tidak sehat. g. Kebiasaan merokok Rokok adalah penyebab terbesar penyakit paru-paru, untuk prosentasenya sebesar 87%, sedangkan untuk penyebab lain oleh radiasi, arsen, zat asbes, nikel, klorometil eter, gas mustard, kromat dan pancaran oven. Neoplasma sel kecil yang mengalami transformasi dan berevolusi menjadi sel kanker (Yesner,2003). Dari hasil penelitian menurut kebiasaan meokok di wilayah kerja Puskesmas Pagimana Kabupaten Banggai Tahun 2012 yang paling banyak angka penderita BTA positif adalah sampel yang sering/biasa merokok dengan jumlah 16 orang (10,1%). Berdasarkan instrumen penelitian yang ada di lapangan bahwa hampir semua ratarata responden yang di wawancarai mengonsumsi rokok baik laki-kai maupun perempuan. Seperti yang sudah dikemukakan di awal bahwa penyebab terbesar adalah merokok. Untuk penyakit kanker paru-paru ini ada pemicu lain terjadinya penyakit ini yaitu penyakit TBC dan pneumonia. Akibat yang dapat timbul adanya kedua penyakit ini yaitu timbulnya perlukaan pada jaringan sel organ paru sehingga di dalam rongga tersebut terjadi pertumbuhan sel abnormal. Kanker paru-paru yang biasanya berkembang dari kasus ini adalah jenis adenocarcinoma (adenoma).

SUMMARY GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA TBC PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAGIMANA KECAMATAN PAGIMANA KABUPATEN BANGGAI TAHUN 2012

SUMMARY GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA TBC PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAGIMANA KECAMATAN PAGIMANA KABUPATEN BANGGAI TAHUN 2012 SUMMARY GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA TBC PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAGIMANA KECAMATAN PAGIMANA KABUPATEN BANGGAI TAHUN 2012 NURHAYATI WADJAH 811408078 ABSTRAK Di Indonesia TBC merupakan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komplek dan heterogen yang disebabkan oleh berbagai etiologi dan dapat. berlangsung tidak lebih dari 14 hari (Depkes, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. komplek dan heterogen yang disebabkan oleh berbagai etiologi dan dapat. berlangsung tidak lebih dari 14 hari (Depkes, 2008). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyebab utama penyakit pada bayi usia 1-6 tahun. ISPA merupakan kelompok penyakit yang komplek dan heterogen yang disebabkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Marisa Kec. Marisa merupakan salah satu dari 16 (enam belas)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Marisa Kec. Marisa merupakan salah satu dari 16 (enam belas) 32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Geografi Puskesmas Marisa Kec. Marisa merupakan salah satu dari 16 (enam belas) Puskesmas yang ada di Kabupeten Pohuwato, dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah pembunuh utama balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti AIDS, malaria, dan campak. Infeksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WHO (World Health Organisation) pada tahun 2014,

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WHO (World Health Organisation) pada tahun 2014, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Tuberkulosis adalah penyakit menular yang ditularkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, merupakan penyebab kematian terutama di negaranegara berkembang di seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Depkes RI, 2011). Mycobacrterium tuberculosis

BAB I PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Depkes RI, 2011). Mycobacrterium tuberculosis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Depkes RI, 2011). Mycobacrterium tuberculosis bersifat tahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi kronis menular yang masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World Health

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki, perempuan, tua, muda, miskin, kaya, dan sebagainya) (Misnadiarly,

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki, perempuan, tua, muda, miskin, kaya, dan sebagainya) (Misnadiarly, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis dan bersifat kronis serta bisa menyerang siapa saja (laki-laki,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Menurut World Health Organization (WHO)

I. PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Menurut World Health Organization (WHO) 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkolosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Menurut World Health Organization (WHO) dalam satu tahun kuman M.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit TB paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit TB paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit TB paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan merupakan penyakit infeksi kronis menular yang menjadi

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA PENDERITA TB PARU TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT TB PARU

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA PENDERITA TB PARU TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT TB PARU PENELITIAN HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA PENDERITA TB PARU TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT TB PARU Fina Oktafiyana*, Nurhayati**, Al Murhan** *Alumni Poltekkes Tanjungkarang ** Dosen Jurusan Keperawatan Tanjungkarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi Directly

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi Directly BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis Paru (TB Paru) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi Directly Observed Treatment Short-course

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bone Bolango. Wilayah kerja Puskesmas Kabila Bone terdiri dari 9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bone Bolango. Wilayah kerja Puskesmas Kabila Bone terdiri dari 9 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Puskesmas Kabila Bone merupakan salah satu puskesmas yang terletak di. Wilayah kerja Puskesmas Kabila Bone terdiri dari 9 desa yaitu : Desa Bintalahe, Desa Botubarani, Desa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di kenal oleh masyarakat. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN. di kenal oleh masyarakat. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular kronis yang telah lama di kenal oleh masyarakat. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, bakteri ini mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis dan paling sering menginfeksi bagian paru-paru.

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis dan paling sering menginfeksi bagian paru-paru. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis dan paling sering menginfeksi bagian paru-paru. Penyebaran penyakit

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi

I. PENDAHULUAN. Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia. Laporan World Health Organitation (WHO) tahun 2010 menyatakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian dengan judul Gambaran Praktik Pencegahan Penularan TB Paru di Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan telah dilaksanakan

Lebih terperinci

melebihi 40-70%, pencahayaan rumah secara alami atau buatan tidak dapat menerangi seluruh ruangan dan menyebabkan bakteri muncul dengan intensitas

melebihi 40-70%, pencahayaan rumah secara alami atau buatan tidak dapat menerangi seluruh ruangan dan menyebabkan bakteri muncul dengan intensitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis paru (TB paru) merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberkulosis. Kuman Tuberkulosis dapat masuk ke dalam tubuh manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor risiko..., Helda Suarni, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor risiko..., Helda Suarni, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Tuberculosis (TBC) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan merupakan salah satu penyakit infeksi kronis

Lebih terperinci

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DI DALAM RUMAH TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS TALAGA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016 Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan World Health Organitation tahun 2014, kasus penularan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan World Health Organitation tahun 2014, kasus penularan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Menurut laporan World Health Organitation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG TB paru merupakan penyakit infeksi kronik dan menular yang erat kaitannya dengan keadaan lingkungan dan prilaku masyarakat. Penyakit TB paru merupakan penyakit infeksi

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat, penyakit ini sering menyerang anak balita, namun juga dapat ditemukan pada orang dewasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini paling sering menyerang organ paru dengan sumber

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan di Kecamatan Pancoran Mas pada bulan Oktober 2008 April 2009 dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut : 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksius dapat disebabkan oleh invasi organisme mikroskopik yang disebut patogen. Patogen adalah organisme atau substansi seperti bakteri, virus, atau parasit

Lebih terperinci

PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DAN FAKTOR RISIKO KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI KELURAHAN SIKUMANA ABSTRAK

PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DAN FAKTOR RISIKO KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI KELURAHAN SIKUMANA ABSTRAK Siprianus Singga, Albertus Ata Maran, PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DAN FAKTOR RISIKO KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI KELURAHAN SIKUMANA 348 PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DAN FAKTOR RISIKO KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI

Lebih terperinci

Kegiatan Pemberantasan Tuberkulosis Paru di Puskesmas Sakti Kabupaten Pidie Tahun 2010)

Kegiatan Pemberantasan Tuberkulosis Paru di Puskesmas Sakti Kabupaten Pidie Tahun 2010) Kegiatan Pemberantasan Tuberkulosis Paru di Puskesmas Sakti Kabupaten Pidie Tahun 21) Mulyadi * ** ** ABSTRACT Keyword: PENDAHULUAN Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan kaitannya dengan kemiskinan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang disebabkan oleh sejenis mikroba atau jasad renik. Mikroba ini

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang disebabkan oleh sejenis mikroba atau jasad renik. Mikroba ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan terhadap penyakit menular masih tetap dirasakan, terutama oleh penduduk di negara yang sedang berkembang. Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang baik dan berkeadilan, sebagaimana diatur dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang baik dan berkeadilan, sebagaimana diatur dalam Undang-undang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak azazi manusia, setiap individu berhak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik dan berkeadilan, sebagaimana diatur dalam Undang-undang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran pernapasan sehingga menimbulkan tanda-tanda infeksi dalam. diklasifikasikan menjadi dua yaitu pneumonia dan non pneumonia.

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran pernapasan sehingga menimbulkan tanda-tanda infeksi dalam. diklasifikasikan menjadi dua yaitu pneumonia dan non pneumonia. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah penyakit yang disebabkan oleh masuknya kuman atau mikroorganisme kedalam saluran pernapasan sehingga menimbulkan tanda-tanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan terutama di Negara berkembang seperti di Indonesia. Penyebaran

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan terutama di Negara berkembang seperti di Indonesia. Penyebaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) sampai saat ini masih menjadi masalah utama kesehatan terutama di Negara berkembang seperti di Indonesia. Penyebaran penyakit Tuberkulosis yang begitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman tuberkulosis ( mycobacterium tuberculosa) yang ditularkan melalui udara (droplet nuclei) saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asam) positif yang sangat berpotensi menularkan penyakit ini (Depkes RI, Laporan tahunan WHO (World Health Organitation) tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Asam) positif yang sangat berpotensi menularkan penyakit ini (Depkes RI, Laporan tahunan WHO (World Health Organitation) tahun 2003 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang tersebar hampir di sebagian besar negara di seluruh dunia dan menjadi masalah kesehatan masyarakat,

Lebih terperinci

ANALISA FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU Dhilah Harfadhilah* Nur Nasry Noor** I Nyoman Sunarka***

ANALISA FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU Dhilah Harfadhilah* Nur Nasry Noor** I Nyoman Sunarka*** ANALISA FAKT RISIKO LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU Dhilah Harfadhilah* Nur Nasry Noor** I Nyoman Sunarka*** * Program Studi Pendidikan Dokter UHO ** Bagian Kimia Bahan Alam Prodi Farmasi

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. tahun 2013 terjadi kenaikan jumlah kasus terinfeksi kuman TB sebesar 0,6 % pada tahun

BAB 1 : PENDAHULUAN. tahun 2013 terjadi kenaikan jumlah kasus terinfeksi kuman TB sebesar 0,6 % pada tahun BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberculosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini merupakan penyebab kematian ke dua setelah HIV. [1]

Lebih terperinci

I. PENENTUAN AREA MASALAH

I. PENENTUAN AREA MASALAH I. PENENTUAN AREA MASALAH Dalam menentukan area masalah, langkah awal yang dilakukan peneliti adalah melakukan observasi dan wawancara dengan tenaga kesehatan di daerah keluarga binaan, berdasarkan data

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan mentalnya akan lambat. Salah satu indikator kesehatan yang dinilai

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan mentalnya akan lambat. Salah satu indikator kesehatan yang dinilai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap tahun lebih dari sepertiga kematian anak di dunia berkaitan dengan masalah kurang gizi, yang dapat melemahkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Ibu yang mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB, yaitu mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman menyerang paru lewat saluran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia kini mengalami beban ganda akibat penyakit tidak menular terus bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit infeksi menular

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. rumah responden beralaskan tanah. Hasil wawancara awal, 364

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. rumah responden beralaskan tanah. Hasil wawancara awal, 364 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan hasil observasi lingkungan ditemukan 80% rumah responden beralaskan tanah. Hasil wawancara awal, 364

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masuk dalam kategori penyakit infeksi yang bersifat kronik. TB menular langsung melalui udara yang tercemar basil Mycobakterium tuberculosis, sehingga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Bintauna Kecamatan Bintauna terletak kurang lebih 100 M 2 dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Bintauna Kecamatan Bintauna terletak kurang lebih 100 M 2 dari 4.1 Gambaran Lokasi Penelitian 4.1.1 Keadaan Geografis BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Puskesmas Bintauna Kecamatan Bintauna terletak kurang lebih 100 M 2 dari jalan trans sulawesi. Wilayah Puskesmas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. wilayah kerja Puskesmas Buhu yang telah melaksanakan kegiatan klinik sanitasi,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. wilayah kerja Puskesmas Buhu yang telah melaksanakan kegiatan klinik sanitasi, 41 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Puskesmas Buhu Penelitian ini di lakukan di Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo yaitu di wilayah kerja Puskesmas Buhu yang telah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia, menurut WHO 9 (sembilan) juta orang penduduk dunia setiap tahunnya

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia, menurut WHO 9 (sembilan) juta orang penduduk dunia setiap tahunnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TBC) saat ini masih menjadi masalah kesehatan dunia, menurut WHO 9 (sembilan) juta orang penduduk dunia setiap tahunnya menderita TBC. Diperkirakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 28 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Pengambilan data dimulai 14 september 2015 sampai 24 september 2015. Sumber penelitian diambil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Nuangan terletak di Wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow. a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tutuyan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Nuangan terletak di Wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow. a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tutuyan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil A. Gambaran Umum Lokasi Puskesmas Nuangan terletak di Wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dengan luas wilayah 337,80 KM 2, dengan batas wilayah: a. Sebelah Utara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok mengganggu kesehatan barangkali merupakan istilah yang tepat, namun tidak populer dan tidak menarik bagi perokok. Banyak orang sakit akibat merokok, tetapi orang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Secara administratif Desa Tabumela terletak di wilayah Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Secara administratif Desa Tabumela terletak di wilayah Kecamatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Keadaan Demografis Secara administratif Desa Tabumela terletak di wilayah Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo, dan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mycobacterium tuberculosis merupakan kuman penyebab penyakit Tuberkulosis yang sampai saat ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di dunia walaupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa, Mycobacterium bovis serta Mycobacyerium avium, tetapi lebih sering disebabkan oleh

Lebih terperinci

S T O P T U B E R K U L O S I S

S T O P T U B E R K U L O S I S PERKUMPULAN PELITA INDONESIA helping people to help themselves * D I V I S I K E S E H A T A N * S T O P T U B E R K U L O S I S INGAT 4M : 1. MENGETAHUI 2. MENCEGAH 3. MENGOBATI 4. MEMBERANTAS PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara manusia dengan lingkungan. Terutama

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara manusia dengan lingkungan. Terutama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi sanitasi lingkungan yang buruk dapat menjadi media penularan penyakit. Terjadinya penyakit berbasis lingkungan disebabkan karena adanya interaksi antara manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disekelilingnya khususnya bagi mereka yang termasuk ke dalam kelompok rentan

BAB I PENDAHULUAN. disekelilingnya khususnya bagi mereka yang termasuk ke dalam kelompok rentan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok adalah salah satu perilaku hidup yang tidak sehat yang dapat merugikan dan sangat mengganggu bagi diri sendiri maupun orang lain disekelilingnya khususnya bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau sering disebut dengan istilah TBC merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau sering disebut dengan istilah TBC merupakan penyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis atau sering disebut dengan istilah TBC merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini biasanya menyerang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang menjadi masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang menjadi masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan di dunia karena Mycobacterieum tuberculosa telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ini menular dan menyebar melalui udara, apabila tidak diobati

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ini menular dan menyebar melalui udara, apabila tidak diobati BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Penyakit ini menular dan menyebar melalui udara, apabila tidak diobati menyebabkan setiap orang yang

Lebih terperinci

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru 1.1 Pengertian Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencanangkan TB sebagai kegawatan dunia (Global Emergency), terutama

BAB I PENDAHULUAN. mencanangkan TB sebagai kegawatan dunia (Global Emergency), terutama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa situasi Tuberkulosis (TB) dunia semakin memburuk, dimana jumlah kasus TB meningkat dan banyak yang tidak berhasil disembuhkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit di seluruh dunia, setelah Human Immunodeficiency Virus (HIV). negatif dan 0,3 juta TB-HIV Positif) (WHO, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. penyakit di seluruh dunia, setelah Human Immunodeficiency Virus (HIV). negatif dan 0,3 juta TB-HIV Positif) (WHO, 2013) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan global utama. Hal ini menyebabkan gangguan kesehatan pada jutaan orang setiap tahunnya dan merupakan peringkat kedua

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kanker paru merupakan penyebab utama mortalitas yang diakibatkan oleh kanker, baik pada pria maupun wanita yang ada di dunia. Prevalensi kanker paru menempati urutan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tuberculosis Pulmonal (TB Paru) 1. Definisi TB Paru Tuberculosis pulmonal atau biasa disebut TB paru adalah penyakit yang disebabkan infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel penelitian, dengan tetap memenuhi kriteria inklusi. Kuesioner ini diuji validitas dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel penelitian, dengan tetap memenuhi kriteria inklusi. Kuesioner ini diuji validitas dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Validitas Kuesioner Sebelum digunakan dalam penelitian, kuesioner disebarkan kepada 30 orang responden non sampel penelitian, dengan tetap memenuhi kriteria

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ukuran dari bakteri ini cukup kecil yaitu 0,5-4 mikron x 0,3-0,6 mikron

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ukuran dari bakteri ini cukup kecil yaitu 0,5-4 mikron x 0,3-0,6 mikron 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tuberkulosis Paru 2.1.1 Etiologi Penyebab dari penyakit ini adalah bakteri Mycobacterium tuberculois. Ukuran dari bakteri ini cukup kecil yaitu 0,5-4 mikron x 0,3-0,6 mikron

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Tuberculosis Paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Menurut data World Health Organization (WHO) bahwa kurang lebih 3

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Menurut data World Health Organization (WHO) bahwa kurang lebih 3 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tuberkulosis masih merupakan masalah utama baik di Indonesia maupun di dunia. Menurut data World Health Organization (WHO) bahwa kurang lebih 3 juta kasus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pneumonia merupakan penyakit infeksi akut saluran pernafasan yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Penyakit ini merupakan infeksi serius yang dapat menyebabkan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. balita yang menderita ISPA adalah kelompok umur bulan yaitu

BAB V PEMBAHASAN. balita yang menderita ISPA adalah kelompok umur bulan yaitu BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Hasil penelitian pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar balita yang menderita ISPA adalah kelompok umur 12-23 bulan yaitu sebanyak 23 balita (44,2%).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu masalah kesehatan yang ada di negara berkembang dan negara maju. Hal ini disebabkan karena masih tingginya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis merupakan penyakit yang mudah menular dimana dalam tahun-tahun terakhir memperlihatkan peningkatan dalam jumlah kasus baru maupun jumlah angka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis paru masih merupakan masalah kesehatan masyarakat terutama di negara - negara berkembang. Setiap tahunnya terdapat 8,6 juta kasus tuberkulosis baru dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi kronik yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat hingga saat ini. Tuberkulosis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikategorikan high burden countries. Kasus baru Tuberkulosis di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikategorikan high burden countries. Kasus baru Tuberkulosis di dunia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Situasi TB di dunia semakin memburuk, sebahagian besar negara di dunia yang dikategorikan high burden countries. Kasus baru Tuberkulosis di dunia mengalami peningkatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. adalah perokok pasif. Bila tidak ditindaklanjuti, angka mortalitas dan morbiditas

I. PENDAHULUAN. adalah perokok pasif. Bila tidak ditindaklanjuti, angka mortalitas dan morbiditas 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rokok telah membunuh 50 persen pemakainya, hampir membunuh enam juta orang setiap tahunnya yang merupakan bekas perokok dan 600.000 diantaranya adalah perokok

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tergantung pada potensi biologinya. Tingkat tercapainya potensi biologi seorang

BAB 1 PENDAHULUAN. tergantung pada potensi biologinya. Tingkat tercapainya potensi biologi seorang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu fase tumbuh kembang yang dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan periode transisi dari masa kanakkanak ke masa dewasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Arah kebijaksanaan dalam bidang kesehatan yang diamanatkan dalam ketetapan MPR R.I No. IVMPR/1999 tentang GBHN 1999/2004 salah satunya adalah meningkatkan mutu sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis Paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri (Mycobacterium Tuberculosis). 1 Organ tubuh manusia yang paling dominan terserang kuman

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab IV ini membahas hasil penelitian yaitu analisa univariat. dan bivariat serta diakhiri dengan pembahasan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab IV ini membahas hasil penelitian yaitu analisa univariat. dan bivariat serta diakhiri dengan pembahasan. 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab IV ini membahas hasil penelitian yaitu analisa univariat dan bivariat serta diakhiri dengan pembahasan. 4.1. ANALISA UNIVARIAT Penelitian dilakukan di Rumah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis : HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI SERTA PERAN KELUARGA TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERAWATAN SUBAN KECAMATAN BATANG ASAM TAHUN 2015 Herdianti STIKES

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah STIKES U Budiyah Vol.1, No.2, Maret 2012

Jurnal Ilmiah STIKES U Budiyah Vol.1, No.2, Maret 2012 HUBUNGAN PENGETAHUAN, STATUS IMUNISASI DAN KEBERADAAN PEROKOK DALAM RUMAH DENGAN PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT PADA BALITA DI PUSKESMAS PEUKAN BADA KABUPATEN ACEH BESAR AGUSSALIM 1 1 Tenaga

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Data Demografi Responden Dalam penelitian ini yang datanya diambil pada bulan Agustus

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Data Demografi Responden Dalam penelitian ini yang datanya diambil pada bulan Agustus BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5. Data Demografi Responden Dalam penelitian ini yang datanya diambil pada bulan Agustus September 24 dengan jumlah sampel yang ada di Poli TB MDR sebanyak 6 pasien, namun dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paru yang disebabkan oleh basil TBC. Penyakit paru paru ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. paru yang disebabkan oleh basil TBC. Penyakit paru paru ini sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang menyerang paru paru yang disebabkan oleh basil TBC. Penyakit paru paru ini sangat menular melalui udara atau sering

Lebih terperinci

meningkat sampai sekurang-kurangnya mencapai usia 60 tahun. Begitu pula menurut Smith (1994) yang menyatakan bahwa di Nepal dan secara umum di

meningkat sampai sekurang-kurangnya mencapai usia 60 tahun. Begitu pula menurut Smith (1994) yang menyatakan bahwa di Nepal dan secara umum di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit penyebab utama ke-dua kematian di seluruh dunia di antara penyakit menular, membunuh hampir 2 juta orang setiap tahun. Sebagian besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak dibawah lima tahun atau balita adalah anak berada pada rentang usia nol sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan di seluruh

Lebih terperinci

6. Umur Responden :...Tahun

6. Umur Responden :...Tahun Lampiran : 1 KUESIONER HUBUNGAN KUALITS LINGKUNGAN FISIK RMAH DENGAN KEJADIAN TB PARU BTA POSITIF DI KECAMATAN CILANDAK KODYA JAKARTA SELATAN TAHUN 2008 A.IDENTITAS RESPONDEN NOMOR: 1.Tanggal Wawancara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Departemen Kesehatan RI (2008) tuberkulosis merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Departemen Kesehatan RI (2008) tuberkulosis merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menurut Departemen Kesehatan RI (2008) tuberkulosis merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycrobacterium tuberculosis. Mikrobakterium ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transisi epidemiologi yang terjadi di Indonesia mengakibatkan perubahan pola penyakit yaitu dari penyakit infeksi atau penyakit menular ke penyakit tidak menular (PTM)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa kehamilan merupakan proses alamiah dan bukan proses patologi tetapi kondisi normal tersebut bisa menjadi abnormal bila disertai dengan penyakit penyerta dalam kehamilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Hal ini sangat penting dalam membantu kita untuk melakukan aktivitas kehidupan serta rutinitas sehari-hari. Bila

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kadang-kadang juga berhenti minum obat sebelum masa pengobatan selesai,

BAB 1 PENDAHULUAN. kadang-kadang juga berhenti minum obat sebelum masa pengobatan selesai, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuberkulosis paru (TB Paru) adalah penyakit infeksi pada paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yaitu suatu bakteri tahan asam (Suriadi dan

Lebih terperinci

GAMBARAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN TB PARU DI KELUARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI I KABUPATEN PEKALONGAN ABSTRAK

GAMBARAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN TB PARU DI KELUARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI I KABUPATEN PEKALONGAN ABSTRAK GAMBARAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN TB PARU DI KELUARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI I KABUPATEN PEKALONGAN 1 Didin Mujahidin ABSTRAK Penularan utama TB Paru adalah bakteri yang terdapat dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. Wilayah Kerja. Poowo, Poowo Barat, Talango, dan Toto Selatan.

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. Wilayah Kerja. Poowo, Poowo Barat, Talango, dan Toto Selatan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Kabila Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. Wilayah Kerja Puskesmas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Penyakit TBC banyak menyerang usia kerja produktif, kebanyakan dari

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Penyakit TBC banyak menyerang usia kerja produktif, kebanyakan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit TBC (Tuberculosis) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dunia. Penyakit TBC banyak menyerang usia kerja produktif, kebanyakan dari kelompok sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1 miliar yang terdiri dari 47% pria, 12% wanita dan 41% anak-anak (Wahyono, 2010). Pada tahun 2030, jumlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indian di Amerika untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad

BAB 1 PENDAHULUAN. Indian di Amerika untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebiasaan merokok merupakan masalah penting dewasa ini. Rokok oleh sebagian orang sudah menjadi kebutuhan hidup yang tidak bisa ditinggalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya terjadi di negara-negara berkembang. Sekitar 5 juta orang mati

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya terjadi di negara-negara berkembang. Sekitar 5 juta orang mati BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah rokok merupakan pembicaraan yang selalu berkembang di dunia. Dari tahun ke tahun prevalensi perokok di dunia semakin meningkat. Jumlah perokok saat ini mencapai

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGGINYA ANGKA KEJADIAN ISPA DI RW. 03 KELURAHAN SUKAWARNA WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA KOTA BANDUNG TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGGINYA ANGKA KEJADIAN ISPA DI RW. 03 KELURAHAN SUKAWARNA WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA KOTA BANDUNG TAHUN 64 LAMPIRAN Arie Wahyudi 0410034 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGGINYA ANGKA KEJADIAN ISPA DI RW. 03 KELURAHAN SUKAWARNA WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA KOTA BANDUNG TAHUN 2007 IDENTIRTAS RESPONDEN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Pengetahuan Kejadian TBC Usia Produktif Kepadatan Hunian Riwayat Imunisasi BCG Sikap Pencegahan

Lebih terperinci