BAB II LANDASAN TEORI. instrumen keungan jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI. instrumen keungan jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI II. 1. Kerangka Teori dan Literatur II Latar belakang Pasar Modal Pasar modal menurut Tjiptono Darmadji (2008) adalah pasar dimana berbagai instrumen keungan jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk utang (obligasi), ekuitas (saham), instrumen derivatif, maupun instrumen lainnya. Berdasarkan Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkan, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Menurut Hendy M. Fakhrudin (2008) Pasar Modal memiliki peran yang cukup besar bagi perekonomian suatu negara, karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar menyediakan fasilitas atau sarana yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal maka pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperolah imbalan (return) sedangkan pihak issuer (dalam hal ini perusahaan) dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu adanya dana dari operasional perusahaan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan 11

2 (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Dengan adanya pasar modal diharapkan aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan perusahaan sehingga perusahaan dapat beroperasi dengan skala yang lebih besar dan pada giliraannya akan meningkatkan pendapatan perusahaan dan kemakmuran masyarakat luas II Efek yang diperdagangkan di Pasar Modal Indonesia Hingga saat ini efek yang diperdagangkan di pasar modal Indonesia adalah : 1. Saham (stock) 2. Saham Preferen (preferrend Stock) 3. Obligasi (bonds) 4. Obligasi Konversi (convertible bond) 5. Right (right) 6. Waran (warrant) II Bursa Efek II Pengertian Bursa Efek Bursa Efek menurut UU Pasar modal no 8. Tahun 1995 adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka. Di Indonesia sendiri terdapat dua lokasi yang pernah menjadi Bursa Efek, yaitu di Jakarta (BEJ) dan Surabaya (BES). Kemudian pada tahun 2009, masingmasing dari Bursa Efek yang berlokasi di Jakarta dan Surabaya melakukan 12

3 penggabungan menjadi PT. Bursa Efek Indonesia yang saat ini berlokasi di Jakarta. Yang dapat menjadi pemegang saham Bursa Efek adalah perusahaan efek yang telah memperoleh izin usaha sebagai perantara pedagang efek. II Peristiwa Suspend saham yang listing di BEI Menurut Fakhruddin (2008), Suspend adalah penghentian sementara perdagangan suatu saham di bursa efek. Penghentian ini merupakan keputusan bursa dalam rangka memberikan perlindungan kepada investor atau dapat pula karena pengenaan sanksi oleh bursa efek kepada suatu emiten. Suspend dapat belangsung dalam waktu singkat misalnya satu sampai dua sesi perdagangan, namun dapat pula berlangsung dalam kurun waktu beberapa hari perdagangan atau bisa juga berbulan - bulan. Peristiwa suspend BEI didasarkan pada peraturan perdagangan efek melalui Keputusan Direksi PT. Bursa Efek Jakarta Nomor: Kep-307/BEJ/ Tentang Perubahan/Penambahan Peraturan Nomor II-A Tentang Perdagangan efek pada bagian V, menyatakan dalam rangka menjaga terlaksananya perdagangan efek yang teratur, wajar efisien. Bursa dapat melakukan penghetian sementara pelaksanaan perdagangan efek di bursa, dalam hal : 1. JATS dan atau JONES tidak berfungsi sebagaimana mestinya 2. Atas permintaan tertulis dari KPEI sehubungan dengan tidak berfungsinya sistem kliring dan penjaminan KPEI 3. Terjadi penurunan atau kenaikan harga - harga saham yang sangat tajam dan 13

4 mendekati ketidak wajaran di bursa (25% < atau -25%<) 4. Terjadinya Force Majeure atau yang sering diterjemahkan sebagai (keadaan memaksa) merupakan keadaan di mana seorang debitur terhalang untuk mendapatkan prestasinya karena keadaan atau peristiwa yang tidak terduga pada saat dibuatnya kontrak, keadaan atau peristiwa tersebut tidak dapat dipertanggung jawabkan, sementara si debitur tersebut tidak dalam keadaan beritikad buruk II. 2. Saham / sekuritas II Pengertian saham / sekuritas Menurut Suad Husnan (2005 : 29), sekuritas merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut, dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya. Menurut PSAK No. 42, saham/efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, obligasi, tanda bukti utang, dan unit penyertaan kontrak investasi kolektif. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas aset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling populer. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika 14

5 memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Dikatakan menarik karena berinvestasi pada saham akan memberikan keuntungan yang beraneka ragam, tergantung dari tipe investor dalam melakukan transaksi jual beli di pasar modal atau bursa efek. Jadi saham merupakan salah satu dari beberapa jenis efek yang pergerakanya paling dinamis dan diperjual - belikan dikarenakan pembentukan harga yang dilakukan oleh kekuatan pasar antara pembeli dan penjual. Adapun kegiatan para investor tergantung pada tujuan mereka sebagai pemodal, yang dapat dikelompokan menjadi 4 kelompok seperti yang dikemukakan oleh Marzuki (2006) : 1. Pemodal yang bertujuan memperoleh dividen Harapan kelompok ini adalah memperoleh dividen yang cukup dan terjamin setiap tahun 2. Pemodal yang bertujuan berdagang Kelompok ini mempunyai harapan untuk mendapatkan capital gain atau keuntungan selisih harga beli dan harga jual suatu saham 3. Pemodal yang ingin memiliki suatu perusahaan Mereka tidak memperhitungkan dividen dan pertumbuhan dalam penilaian sahamnya, akan tetapi biasanya lebih ditekankan kepada kekayaan yang dimiliki perusahaan 4. Pemodal yang merupakan spekulator Kelompok ini menyukai saham saham perusahaan yang belum berkembang yang diyakini akan berkembang dengan baik, dengan menggunakan berbagai informasi 15

6 II Keuntungan dan Kerugian Kepemilikan Saham Berikut ini keuntungan dan kerugian jika melakukan transaksi atau memiliki saham suatu perusahaan menurut Bursa Efek Indonesia (2011). Keutungan jika melakukan transaksi atau memiliki saham pada suatu perusahaan antara lain : 1. Dividen Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham - atau dapat pula berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut. 2. Capital Gain Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. 16

7 Kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari transaksi atau memiliki suatu saham pada perusahaan tertentu ialah : 1. Capital Loss Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli 2. Risiko Likuidasi Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan. Menurut (Damodaran 2006) bisa juga terdapat beberapa alasan mengapa para manajer perusahaan membayar dividen lebih sedikit ke pemegang saham daripada yang tersedia di free cash flow to equity atau bisa saja memutuskan untuk tidak membayarkan dividen alasan manajemen tersebut adalah sebagai berikut : 1. Kebutuhan akan future investment 17

8 Ketika free cash flow atau arus kas bebas tinggi perusahaan cenderung untuk menyimpanya untuk membiyayai atau diinvestasikan pada investasi tak terduga atau memenuhi kebutuhan yang tidak terduga. 2. Faktor pajak Jika dividen dikenai pajak dengan tarif yang lebih tinggi daripada capital gain, perusahaan memilih untuk mempertahankan free cash flow dan membagi dividen lebih sedikit dari yang tersedia. 3. Kepentingan pribadi manajerial Para manajer perusahaan mungkin mendapatkan keuntungan dengan menahan free cash flow daripada membayar nya sebagai dividen. Karena dengan adanya free cash flow yang tinggi para manajer dapat menggunakan untuk meningkatkan fasilitas demi kenyamanan kerja para manajer dan memperbesar perusahaan untuk mempertahanan daya kompetensinya daripada untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham II Corporate Action (Stock Split & Reverse Stock Split) Banyak perusahaan yang memutuskan melakukan corporate action berupa pemecahan saham (stock spilt) atau penggabungan saham (reverse stock spilt). Corporate action lainya yang bisa dilakukan adalah merger, akuisisi, initial public offering (IPO) dan banyak lagi. Keputusan untuk melakukan corporate action dilakukan emiten dalam rangka memenuhi tujuan tujuan tertentu seperti misalnya bertujuan untuk meningkatkan modal perusahaan, meningkatkan likuiditas perdagangan saham maupun tujuan tujuan lainya. 18

9 II Pemecahan Saham (Stock Split) a. Teori Stock Split Menurut Susiyanto (2004) bahwa pemecahan saham (stock split) merupakan aksi emiten yang dilakukan dengan cara memecah nilai nominal saham menjadi nominal yang lebih kecil sesuai dengan rasio stock spilt yang ditentukan. Perubahan nilai nominal tersebut tersebut hanya mengakibatkan penambahan jumlah lembar saham, tetapi tidak mengubah jumlah modal ditempatkan dan modal disetor. Dengan kata lain, aksi pemecahan saham tidak akan mengurangi atau menambah nilai investasi dari pemegang saham / investor. Untuk ilustrasi, jika seorang investor memilik lembar saham X yang akan melakukan stock split dengan perbandingan 2 : 1 atau nilai nominal saham X akan dipecah menjadi dua bagian yang sama, dan harga saham X di pasar saat ini adalah sebesar Rp dan akan melakukan stock split dengan perbandingan 2 : 1 atau nilai nominal saham X akan dipecah menjadi dua bagian yang sama, dan harga saham X di pasar sekarang ini sebesar Rp. 1000, yang berarti investor tersebut memiliki investasi Rp setelah dilakukan pemecahan saham, nilai investasi investor tetap sama yaitu Rp Secara teoritis yang berubah adalah jumlah lembar harga saham yang dimilikinya meningkat menjadi dua kali lipat sehingga menjadi lembar, dan harga saham turun setengahnya menjadi Rp. 500 b. Tujuan pemecahan saham (stock split) Menurut Susiyanto (2004) bahwa tujuan perusahaan melakukan pemecahan saham adalah untuk membuat harga saham menjadi lebih rendah daripada sebelumnya 19

10 (bukan menurunkan harga saham),mensejajarkan harga sahamnya dengan industri sejenis atau yang dianggap memiliki karakteristik yang sama, membentuk harga saham menjadi lebih wajar dan meningkatkan likuiditas saham. II Penggabungan Saham (Reverse Stock Split) a. Teori Reverse Stock Split Menurut Susiyanto (2004) bahwa penggabungan saham (reverse stock spilt) merupakan aksi emiten yang berkebalikan dengan stock spilt, yaitu dengan cara menggambungkan nilai nominal saham menjadi nominal yang lebih besar, sesuai dengan rasio reverse stock split yang telah ditentukan. Dimana perubahan nilai nominal tersebut hanya mengakibatkan pengurangan jumlah lembar saham, tetapi tidak mengubah jumlah modal ditempatkan dan modal disetor (paid in capital). Dengan kata lain seperti halnya stock spilt, aksi reverse stock split juga tidak akan mengurangi atau menambah nilai investasi atau modal dari pemegang saham / investor. Sebagai ilustrasi jika seorang investor memiliki lembar saham A yang akan melakukan reverse stock split dengan perbandingan 2 : 1, atau nilai nominal saham Y akan digabung menjadi dua bagian. Harga saham Y di pasar sekarang adalah Rp. 500, yang berarti investor tersebut memiliki nilai investasi sebesar Rp Secara teoritis yang berubah adalah jumlah lembar saham yang dimilikinya turun setengahnya menjadi lembar, dan harga saham naik dua kali lipat menjadi Rp Mengacu pada jurnal penelitian oleh Amir Hamzah (2006) hasil pengujian dengan menggunakan uji test paired samples, ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kinerja volume saham sesudah dilakukanya reverse 20

11 stock split. Sehingga adanya aksi reverse stock split, tidak mempengaruhi peningkatan kinerja saham menjadi lebih meningkat atau mengalami perbaikan. b. Tujuan Penggabungan Saham (Reverse Stock Split) Menurut Susiyanto (2004) bahwa tujuan perusahaan melakukan aksi penggabungan saham (reverse stock split) adalah untuk membentuk harga saham menjadi lebih tinggi dari sebelumnya (bukan menaikan harga saham), menaikan posisi saham dari saham yang masuk kategori papan pengembangan menjadi ke papan utama dan membentuk harga saham yang lebih wajar. c. Resiko Reverse Stock Split Reverse Stock Split dapat menimbulkan resiko sebagai berikut : 1. Adanya kemungkinan harga saham di pasar akan turun kembali setelah reverse stock split dilaksanakan. 2. Penurunan harga saham yang disebabkan oleh kondisi pasar adalah faktor resiko yang tidak dapat dihindari oleh setiap pemegang saham. Akan tetapi dengan dilaksanakanya reverse stock split diharapkan walaupun terjadi penurunan harga saham karena kondisi pasar danekonomi Indonesia secara umum. 3. Adanya kemungkinan terjadinya pecahan saham serta kepemilikan saham kurang dari satu satuan perdagangan saham II Penetapan Harga Saham Saham dikelompokan pada surat berharga yang memberikan hasil tidak tetap (kecuali untuk jenis saham tertentu) sehingga penetapan harganya cukup sulit. Hal ini karena selain harus memperhatikan kepentingan investor dan pemilik, juga harus 21

12 diperhatikan faktor internal seperti keadaan emiten yang bersangkutan dan eksternal perusahaan seperti perilaku masyarakat, keadaan perekonomian dalam negara, kebijaksanaan pemerintah dan situasi politik. Berikut ini adalah faktor faktor yang dapat menjadi sumber naik atau turunya harga saham sewaktu dinilai : A. Faktor yang dapat diukur dengan angka angka 1. Laba yang diperoleh selama beberapa tahun terakhir 2. Bagian laba yang ditahan 3. Peningkatan nilai harta tetap perusahaan B. Faktor lain yang tidak dapat diukur dengan angka angka : 1. Prospek perusahaan dimasa depan 2. Kualitas manajemen Untuk dapat melakukan penilaian saham dengan baik, diperlukan data data berupa : A. Audited Financial Statement Milik perusahaan beberapa tahun terakhir (lebih panjang periode dinilai lebih baik). Dengan menganalisa financial statement ini dapat dilihat past performance perusahaan dengan baik, karena audited financial perusahaan tersebut diperiksa oleh akuntan public yang tidak memihak B. Prospektus perusahaan Biasanya perusahaan menyajikan propektus selama beberapa periode tahun. Seluruh angka angka dalam proyeksi tersebut dapat digunakan sebagai standar dalam menganalisa financial statement tahun tahun berikutnya. Asumsi asumsi mengenai prospek perekonomian, sektor industri dimana perusahaan 22

13 tersebut berada serta prospek perusahaan itu sendiri agar diperoleh suatu pegangan sebelum melakukan analisis II Pendekatan Dalam Penilaian Saham Berinvestasi dalam saham tentunya akan selalu diikuti dengan berbagai kemungkinan yang berdampak kepada harga saham. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi harga saham dan secara otomatis dapat berpengaruh terhadap keputusan investor. kapan saham naik dan kapan saham turun tak bisa ditentukan dengan sangat akurat dan tepat. Namun investor hanya bisa memprediksi harga saham. Oleh karena itu, investor diharapkan dapat melakukan analisis tentang saham. Analisis ini diperlukan dalam investasi saham, karena investor yang akan selalu berhadapan dengan pasar. Khususnya dalam beberapa tahun berakhir, kondisi pasar sering berada tidak menentu yang disebabkan terjadinya krisis perekonomian dunia. Setiap saham memiliki nilai interinstik. Nilai interinstik adalah nilai yang menurut pertimbangan investasi merupakan nilai riil dari saham saham tersebut. Investor mencoba untuk menentukan nilai intrinsik saham dengan mempertimbangkan unsur unsur fundamental seperti laba, deviden, dan sebagainya. Nilai interinstik suatu saham mengandung unsur kekayaan perusahaan pada saat sekarang dan unsure potensi nilai deviden dan laba dimasa yang akan datang. Investor akan menentukan nilai interinstik saham dengan mempertimbangkan unsur unsur keuangan fundamental dan resiko. Nilai intrinsik suatu saham adalah nilai sekarang yang mengandung unsur kekayaan perusahaan pada saat ini, dan unsur potensi perusahaan untuk menghimpun laba dimasa yang akan datang. Kemudian nilai intrinsik 23

14 tersebut dibandingkan dengan harga pasar yang terjadi di bursa efek, apakah saham tersebut overvalued atau undervalued - Overvalued terjadi pada saat nilai interinsik saham lebih kecil dibandingkan harga pasar sahamnya. Saat saham overvalued sebaiknya investor mengambil posisi jual - Undervalued terjadi pada saat nilai interinsik saham lebih besar dari harga pasar sahamnya. Saat saham undervalued sebaiknya investor mengambil posisi beli Hasil yang diharapkan adalah menemukan saham yang harga pasarnya berbeda dengan nilai intrisiknya, dan investor akan mengambil keputusan sebagai berikut : 1. Membeli saham jika nilai interinsik saham lebih besar dari harga pasarnya 2. Menjual saham jika nilai interinsik saham lebih kecil dari harga pasarnya 3. Tetap memegang saham jika nilai interinsik saham sama dengan harga pasarnya Pendekatan dalam penilaian saham dapat dibedakan menjadi 2 analisa, yaitu sebagai berikut : a. Pendekatan Analisis Teknikal (Technical Analysis) b. Pendekatan Analisis Fundamental (Fundamental Analysis) II Analisis Teknikal (Technical Analysis) Menurut The Dow Theory (Charles H. Dow : 2008), analisis teknikal adalah suatu teori analisis teknikal yang menjelaskan bagaimana menentukan trend harga di bursa saham. Analisis teknikal merupakan metode yang paling dasar dalam investasi saham. Analisis teknikal umumnya mempelajari saham dan bursa dengan didasari pada penawaran (supply) dan permintaan (demand). 24

15 Analisis teknikal (technical analysis) ini menggunakan data pasar yang dipublikasikan seperti harga saham, volume perdagangan, indek harga saham individu maupun gabungan, serta faktor-faktor lain yang bersifat teknis. Manfaat analisis teknikal adalah menentukan posisi Buy, Sell atau wait and see sesuai dengan kondisi pasar, serta menentukan kondisi perdagangan. Dalam analisis teknikal, dapat melihat tren pergerakan harga saham, batas support ressitance, titik balik trend harga (reversal), peramalan harga selanjutnya, dan peramalan periode penting (low or high). Pada umumnya, analisis teknikal cocok untuk investasi jangka pendek, yaitu periode bulanan ataupun kurang dari 1 bulan. Analisis ini juga baik untuk jangka waktu tertentu kapan harus menjual atau membeli saham, tetapi tidak menjamin perusahaan yang sahamnya telah dibeli atau dijual investor dalam posisi keuangan yang baik atau tidak. Beberapa teknik dari analisis teknikal menggunakan harga dan volume untuk memulai dengan mempertimbangkan teori Dow yang dikemukakan oleh Charles Dow, bahwa pergerakan saham dianalogkan dengan pergerakan air. Tiga tipe harga tiap waktu itu adalah : 1. Major trends yaitu arah naik atau turun nya harga saham dalam jangka panjang investor akan membeli saham bila pasang naik, dan menjualnya jika pasang surut. 2. Intermediate trends diidentifikasikan dalam bull market dan bear market. Bull market adalah suatu keadaan dimana trend harga harga saham meningkat dalam periode tertentu, sedangkan Bear market merupakan suatu keadaan dimana trend harga menurun pada periode tertentu 3. Pergerakan singkat disebut juga day to day fluctuation yaitu gerakan yang secara komparatif tidak penting 25

16 Berikut ini adalah beberapa metode yang umumnya digunakan dalam analisis teknikal : 1. Candlestick chart 2. RSI 3. MACD 4. Moving average 5. Bollinger Bands II Analisis Fundamental Menurut L. Thian Hin (2008) menyatakan, Analisis fundamental adalah studi tentang ekonomi, industri, dan kondisi perusahaan untuk memperhitungkan nilai wajar suatu perusahaan. Untuk informasi keuangan perusahaan khususnya yang berkaitan dengan volume penjualan dan keuntungan perusahaan. Sedangkan yang terkait dengan ekonomi secara umum adalah mencakup pertumbuhan ekonomi serta inflasi. Menurut Hendra M. Fakhruddin (2008), analisis fundamental adalah metode analisis saham dengan melakukan analisis data-data atau informasi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan. Analisis fundamental merupakan pendekatan yang sering digunakan investor untuk menganalisa harga saham dari suatu perusahaan (emiten). Analisis fundamental dapat dilakukan dengan cara evaluasi bisnis dan pengukuran dari segi keuangan maupun non keuangan. Dengan memanfaatkan hasil pengukuran tersebut. Investor diharapkan akan dapat melakukan analisa kondisi perusahaan di masa lalu, saat sekarang dan prospeknya di masa depan untuk menentukan nilai perusahaan yang wajar. Dasar 26

17 pemikiran seorang fundamentalis adalah keyakinan bahwa setiap saham memiliki nilai intrinsik tertentu yang mencermikan nilai perusahaan (Value of the firm), tidak hanya pada satu saat tertentu tapi juga harapan akan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan nilainya di masa depan. II Evaluasi Bisnis Mengacu pada pendapat palepu, healy, dan peek (2010) Evaluasi bisnis mengidentifikasikan keuntungan dan resiko resiko utama perusahaan serta memungkinkan penganalisa untuk menilai prospek dan keberlanjutan kinerja perusahaan saat ini dan membuat prediksi atau peramalan yang realistis terhadap kinerja masa depan sebagai acuan untuk pengambilan keputusan investasi. Penilaian bisnis sangat penting untuk pengambilan keputusan investasi. Penilaian tersebut sebaiknya tidak hanya dinilai berdasarkan laporan keuangannya, akan tetapi juga sebaiknya dilihat dari sudut pandang mengenai perusahaan agar investor dapat melihat prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Evaluasi bisnis dilakukan dengan dua cara yaitu : a. Evaluasi bisnis dari segi non keuangan Evaluasi bisnis dari segi non keuangan sangat penting untuk melihat prospek dan keberlanjutan kinerja perusahaan. Karena selain faktor keuangan, ada banyak berbagai aspek yang dapat mendeskripsikan kondisi perusahaan yang akan diinvestasikan baik dari internal maupun eksternal perusahaan, serta mengidentifikasi apa apa saja strategi yang dapat dipakai oleh perusahaan untk mengembangkan bisnis perusahaan dan 27

18 menarik investor. Umumnya analisis yang dipakai adalah analisis SWOT dan analisis Porter b. Evaluasi bisnis dari segi keuangan Evaluasi bisnis dari segi keuangan perusahaan sangat diperlukan, karena biasanya para investor menilai dan menyorot prospek perusahaan dari segi keuangan, apakah keuanganya ada dalam kondisi stabil atau wajar untuk di investasikan. Evaluasi bisnis dari segi keuangan dapat dilakukan dengan berbagai metode. Metode yang dirasa cukup tepat untuk dapat mengevaluasi bagus atau tidaknya perusahaan tersebut umumnya dilakukan dengan melakukan analisis penilaian kewajaran harga saham dan analisis kebangkrutan. Dari sisi keuangan berdasarkan acuan dari Brown dan Reilly ( 2009) pendekatan yang cukup tepat untuk menilai kewajaran harga saham adalah dengan melalui pendekatan Free Operating Cash Flow. berdasarkan acuan dari Gibson (2011) analisis yang cukup tepat untuk memprediksi suatu kemungkinan keadaan keuangan yang memburuk dimasa yang akan datang (mengalami kebangkrutan), adalah dengan menggunakan analisis Kebangkrutan II Analisis SWOT Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi industri/perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan industry / perusahaan. 28

19 Suatu penelitian menunjukkan bahwa kinerja industri atau perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. Faktor internal mencakup strengths dan weaknesses, sedangkan faktor eksternal mencakup opportunities dan threats. Berikut ini adalah penjelasan tentang analisis SWOT : 1. Strengths (kekuatan) Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek, atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek, atau konsep bisnis itu sendiri dalam mencapai tujuan. 2. Weakness (kelemahan) Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam proyek atau konsep bisnis perusahaan yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri dalam mencapai tujuan. 3. Opportunities (peluang) Merupakan kondisi peluang yang akan berkembang dan terjadi di masa yang akan datang dan menguntungkan perusahaan. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek, atau konsep bisnis itu sendiri. Misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah atau kondisi lingkungan sekitar. 4. Threats (ancaman) Merupakan kondisi yang mengancam dan tidak menguntungkan dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi,proyek atau konsep bisnis itu sendiri 29

20 Menurut Hunger & Wheelen (2003), terdapat dua langkah dalam merancang analisis SWOT. Langkah - langkah tersebut adalah demikian : 1. Pengumpulan data Tahapan ini adalah tahapan dimana data data yang berhubungan dengan perusahaan dikumpulkan, baik data internal maupun eksternal untuk menentukan kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan perusahaan. Data yang dipergunakan ada dua jenis yaitu : - Data Internal adalah data yang berasal dari dalam perusahaan seperti laporan keuangan, laporan kegiatan SDM, laporan kegiatan oprasi, budaya perusahaan, nilai nilai yang diyakini menejemen bahkan dari struktur organisasi perusahaan. - Data Eksternal adalah data yang berasal dari luar perusahaan, terdiri dari : a. lingkungan eksternal mikro yaitu seperti pasar, pesaing, pemasok, dan konsumen terhadap perusahaan b. lingkungan eksternal makro yaitu seperti politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi, maupun geologi terhadap perusahaan. 2. Tahap Analisis Tahap analisis adalah tahap mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan yang merupakan faktor internal perusahaan serta peluang dan ancaman yang merupakan faktor eksternal perusahaan. Setelah mengidentifikasikan faktor faktor tersebut, selanjunya adalah merumuskan strategi strategi yang dijalankan perusahaan sesuai dengan faktor internal dan eksternal perusahaan. Strategi 30

21 tersebut dirumuskan dengan menggunakan diagram SWOT. Diagram SWOT tersebut adalah sebagai berikut : Internal Factors (IFAS) STRENGTHS (S) WEAKNESS (W) External Factors (EFAS) OPPORTUNITIES (O) SO Strategies WO Strategies THREATS (T) ST Strategies WT Strategies Tabel 2. 1 Tabel Diagram SWOT SO strategies : adalah strategi strategi dengan menggunakan kekuatan untuk mengambil keutungan dari peluang yang ada ST strategies : adalah strategi strategi dengan menggunakan kekuatan untuk mengatasi atau menghadapi ancaman yang dihadapi perusahaan WO strategies : adalah strategi strategi untuk mengambil keuntungan dari peluang yang ada untuk mengatasi kelemahan yang dimiliki perusahaan. WT strategies : adalah strategi strategi untuk meminimalkan kelemahan dengan menghindari ancaman dari luar perusahaan 31

22 II Analisis Porter Analisis strategi bisnis dapat dilakukan dengan menggunakan analisis Porter. Analisis Porter atau yang dikenal dengan model lima kekuatan Porter (Porter s fiveforces model) adalah suatu kerangkan kerja untuk analisis industri dan pengembangan bisnis strategi yang dikembangkan oleh Michael E. Porter (1979). Lima kekuatan Porter menggambarkan sebuah analisis untuk sebuah persaingan yang terjadi di dalam suatu industri. Persaingan industri tersebut menurut Michael E. Porter dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : 1. Kemungkinan masuknya pesaing baru Intensitas persaingan antarperusahaan akan meningkat jika perusahaan baru dapat dengan mudah masuk ke dalam industri tertentu. mengacu pada pendapat Robinson dan Pearce (2008) sumber utama hambatan terhadap masuknya pendatang baru ke dalam industri terdiri atas kebutuhan untuk mencapai skala ekonomi dengan cepat, diferensiasi produk, persyaratan modal, kerugian biaya yang tidak dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, akses terhadap saluran distribusi, dan kebijakan pemerintah (Robinson, 2008: ). 2. Persaingan antar perusahaan sejenis Strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan dapat berhasil hanya jika mereka memberikan keunggulan kompetitif dibanding strategi yang dijalankan perusahaan pesaing (David, 2006:131). dimensi-dimensi dari persaingan didasarkan oleh harga, kualitas, dan inovasi. jika persaingan antarperusahaan sejenis semakin intensif akan berakibat pada penurunan laba perusahaan dan membuat industri menjadi tidak menarik. 32

23 Intensitas persaingan itu dipengaruhi banyak faktor, misalnya struktur biaya produk. Misalnya kalau semakin besar porsi biaya tetap dalam struktur biaya, maka semakin tinggi intensitas persaingan. Intensitas persaingan juga dipengaruhi oleh tingkat diferensiasi produk dipasar. Semakin homogen produk, biasanya semakin tinggi tingkat persaingan, karena semua menjual barang yang hampir sama, sehingga harga menjadi keunggulan bersaing. 3. Ancaman dari produk subtitusi (threat of substitute products) Produk substitusi (pengganti) adalah barang atau jasa berbeda dari luar industri tertentu yang melakukan fungsi serupa dengan produk yang dihasilkan oleh industri tersebut. produk substitusi menjadi ancaman bagi perusahaan ketika harga produk substitusi lebih rendah atau kualitasnya sama atau bahkan lebih besar dari produk yang disainginya. 4. Kekuatan tawar-menawar pemasok (bargaining power of supplier) Kekuatan tawar-menawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri ketika terdapat sejumlah besar pemasok, hanya ada sedikit barang substitusi, atau biaya untuk mengganti bahan baku sangat mahal. 5. Kekuatan tawar-menawar pembeli (bargaining power of consumer) Ketika konsumen akan membeli dalam jumlah besar, kekuatan tawar menawar konsumen akan mempengaruhi intensitas persaingan industri. kekuatan tawarmenawar yang cukup besar membuat perusahaan pesaing akan menawarkan garansi yang lebih panjang atau jasa khusus untuk mendapatkan kesetiaan pelanggan. dalam kondisi ini, konsumen dapat bernegosiasi tentang harga jual, cakupan garansi, dan paket aksesori hingga ke tingkat yang lebih tinggi. 33

24 bagan analisis Porter menurut Robinson dan pearce (2008) adalah sebagai berikut : Pendatang Baru Ancaman dari pendatang baru Persaingan Industri Pemasok Kekuatan penawaran pemasok Intensitas Persaingan Pembeli Kekuatan penawaran pembeli Subtitusi Ancaman Produk Subtitusi Gambar II. 1 Bagan Analisis Porter Sumber : Robinson dan Pearce Manajemen Strategis (Robinson.2008:125) II Analisis Free Cash Flow Brigham dan Houston (2006 : h.65) menjelaskan pengertian arus kas bebas ( free cash flow) merupakan arus kas yang benar benar tersedia untuk didistribusikan kepada seluruh investor ( pemegang saham dan pemilik utang) setelah perusahaan menempatkan seluruh investasinya pada aktiva tetap, produk baru, dan modal kerja yang dibutuhkan untuk mempertahankan operasi yang sedang berjalan. Model penilaian berdasarkan pada arus kas merupakan suatu model dari pendekatan untuk mengkualifikasikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan 34

25 pendapatan dilihat dari kinerja masa lalu maupun masa yang akan datang. Oleh karena itu besarnya nilai perusahaan juga bergantung pada kemampuan didalam menghasilkan arus kas atau perkiraan arus kas yang akan dihasilakn perusahaan. Menurut Aswath Damodaran (2002 : 385) dalam mengukur nilai perusahaan (value of the firm) didalam pendekatan Free cash flow dapat menggunakan dua jenis pengukuran antara lain : A. Stable Growth Firm Value of the firm secara umum dapat dinilai dengan meng-present value kan expected free cash flows to the firm, dengan rumus sebagai berikut (Damodaran, 2002) : Value of firm = Keterangan : FCF 1 WACC g n : FCF yang diharapkan pada tahun depan : biaya modal rata rata tertimbang : tingkat pertumbuhan yang diharapkan B. Tahap 2 High Growth Firm Jika perusahaan telah mencapai masa pertumbuhan yang stabil sesudah tahun n, dan selanjutnya tumbuh dengan stabil pada tingkat perturnbuhan gn, maka value of the firm dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Damodaran, 2002) : 35

26 Value of firm = Keterangan : FCF t WACC : FCF pada tahun yang ke t : biaya modal rata rata tertimbang Dalam menilai kewajaran nilai saham yang berdasarkan pada arus kas dapat dibedakan menjadi dua model yaitu Free Cash flow to Equity (FCFE) dan Free Cash Flow to the Firm (FCFF). II Free Cash Flow to Equity ( FCFE ) Adalah arus kas yang tersedia untuk didistribusikan kepada kreditur dan pemegang saham. Sedangkan menurut Ashwat Damodaran (2006 : 79) Free cash flow to equity merupakan arus kas yang hanya diperuntunkan bagi investor dalam bisnis tersebut dan setelah arus kas yang terkait dengan hutang (interest payment, principal payment, new debt issues) FCFE adalah ukuran yang digunakan untuk menentukan berapa banyak uang tunai yang tersedia untuk membayar kepada pemegang saham ekuitas perusahaan setelah memperhitungkan semua biaya, reinvestasi, dan pelunasan utang. FCFE umumnya digunakan untuk mengukur kesehatan perusahaan. FCFE menunjukkan apa yang dapat dibayarkan kepada pemegang saham (sebagai dividen atau saham dibeli kembali) tanpa merugikan operasi perusahaan atau peluang pertumbuhan sementara. Sehingga perhitungan ini hanya dapat dipakai oleh perusahaan yang telah membagikan dividen. Rumus FCFE adalah sebagai berikut : 36

27 FCFE = Net Income + Noncash charges (Capital expenditure Depreciation) Change in non cash working capital + (New debt raised Debt repayment) Keterangan dari masing masing komponen FCFE : 1) Net income Adalah laba perusahaan sesudah memperhitungkan semua pendapatan dan beban yang dilaporkan semasa periode Akuntansi. Nilai net income dapat dilihat pada laporan laba rugi 2) Capital expenditure (Capex) Atau yang biasa dikenal dengan belanja modal adalah cerminan investasi bersih perusahaan dalam asset tetap selama periode berjalan. Biasanya didalam laporan keuangan telah dicantumkan Capital expenditure dari perusahaan tersebut. Akan tetapi bila belum diketahui Capex dapat dihitung dengan rumus berikut ini : Net capital spending = Ending net fixed asset beginning net fixed asset + depreciation Capital spending bisa saja menjadi negative jika perusahaan lebih banyak menjual asset daripada membeli asset. 3. ) Depreciation Depreciation atau penyusutan digunakan untuk mengalokasikan harga aktiva berwujud seperti property, mesin, peralatan, dan kendaraan. 37

28 Free Cash Flow to Equity (FCFE) dapat dihitung dengan menggunakan dua model yakni Constant Growth FCFE Model, yang mana model ini dirancang untuk menilai perusahaan yang tumbuh pada tingkat perumbuhan yang stabil serta Two-Stage FCFE Model, dirancang untuk menilai perusahaan yang ekspektasi pertumbuhannya sangat pesat dibandingkan dengan perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang stabil di awal periode, dan mengalami tingkat pertumbuhan yang stabil setelah periode itu. II Free Cash Flow to Firm ( FCFF ) Adalah arus kas yang tersedia untuk didistribusikan kepada pemegang saham, sedangakan Menurut Aswath Damodaran (2002 : 382) pendekatan atau rumus untuk menghitung free cash flow to firm ( FCFF) adalah sebagai berikut : FCFF = Free Cash Flow to Equity + Interest expense ( 1 Tax rate) + Principal repayments New debt issues + Preferred dividends Metode ini digunakan jika kita telah menghitung FCFE, Tetapi berdasarkan keterangan tambahan menurut Ashwat Damodaran, ada metode alternatif yang dapat dipakai yaitu : FCFF = EBIT ( 1 Tax rate ) + Depreciation Capital expenditure Working capital Keterangan : EBIT : laba sebelum bunga dan pajak atau laba operasi 38

29 Tax rate Depreciation : tingkat bunga pajak : penyusutan Capital Expenditure : belanja modal Working capital : perubahaan modal kerja II Komponen - komponen di dalam perhitungan FCFF A. Cost of Equity Cost of Equity adalah tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor saat melakukan investasi atas investasi yang ditanamkannya kedalam suatu perusahaan. Salah satu metode yang banyak digunakan oleh para analisis dan investor dalam menghitung Cost of Equity adalah Capital Asset Pricing Model (CAPM) Capital Asset Pricing Model (CAPM) mencoba untuk menjelaskan hubungan antara risk dan return dari suatu investasi. Dalam penilaian mengenai risiko biasanya saham biasa digolongkan sebagai investasi yang berisiko. Risiko sendiri berarti kemungkinan penyimpangan perolehan aktual dari perolehan yang diharapkan (possibility), sedangkan derajat risiko (degree of risk) adalah jumlah dari kemungkinan fluktuasi (amount of potential fluctuation). CAPM digunakan untuk mengukur tingkat resiko dalam tingkat variance yang tidak terdiversifikasi dan berhubungan dengan tingkat pengembalian yang diharapkan terhadap tingkat resiko atas pengukuran tersebut. Resiko yang tidak terdiversifikasi tersebut dapat diukur dengan Beta (β), sehingga akan didapatkan rumus untuk mencari cost of equity. 39

30 E ( r) = RFR + Equity Beta (Expected (Rm) RFR) Dimana : E ( r) = Expected Return saham Tingkat pengembalian yang diharapkan investor RFR = Risk Free Rate (BI Rate) Ashwat Damodaran (2011) mendeskripsikan Risk free rate sebagai suatu asset dimana investor mengetahui tingkat pengembalian (return) secara pasti dan merupakan tingkat pengembalian bebas risiko yang dapat diperoleh dari jenis investasi yang dikeluarkan oleh pemerintah seperti obligasi, atau tingkat suku bunga yang dikeluarkan oleh Bank Sentral. Beta (β) = Resiko sistematis saham individu Beta, dengan bahasa lainnya dapat disebut sebagai systematic risk, menunjukkan sampai seberapa jauh instrumen investasi tersebut relatif berisiko terhadap portfolio. Beta (β) digunakan sebagai besaran untuk mengukur tingkat resiko pasar (resiko sistematis) terkandung didalam suatu saham dibandingkan dengan pasar. Beta pasar (βm) adalah 1, maka jika sebuah sekuritas memiliki beta yang lebih besar dari beta pasar ( >1) maka sekuritas tersebut memiliki tingkat resiko yang lebih tinggi daripada pasar. Sebaliknya jika beta suatu sekuritas tersebut lebih rendah dari pasar ( < 1 ) maka sekuritas tersebut memiliki tingkat resiko yang lebih rendah daripada pasar. Adapun variabel yang diperlukan untuk mengukur beta adalah harga saham, suku bunga sebagai penentu expected return, 40

31 index harga saham gabungan (IHSG), dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. E (Rm) = Expected return on the market index Tingkat pengembalian dari saham bursa dalam hal ini di Indonesia diwakili oleh pergerakan IHSG sebab IHSG merupakan indikator kunci utama yang menggambarkan pergerakan harga saham di pasar modal Indonesia. B. Cost Of Debt Menurut Ashwat Damodaran (2011) biaya pinjaman atau cost of debt mengukur seluruh jenis biaya yang dihasilkan karena perusahaan melakukan pinjaman dalam rangka membiayai aktivitasnya. Rumus Cost of debt adalah : Cost of debt (Kd) = RFR + Default Spread Country + Default Spread for Firm * (1- Tax) Pengukuran tingkat biaya (Cost) secara umum ditentukan oleh faktor faktor berikut : 1. Tingkat suku bunga yang berlaku Jika tingkat suku bunga meningkat, maka cost of debt juga meningkat 2. Resiko kegagalan (Default Risk) Jika resiko kegagalan naik, maka cost of debt juga meningkat. Salah satu cara untuk mengukur risiko ini adalah dengan menggunakan Bond rating dari perusahaan 41

32 tersebut. Semakin tinggi rating nya, maka semakin murah cost of debt yang didapat. Sedangkan semakin rendah peringkat hutang perusahaan berarti semakin tinggi cost of debt perusahaan. Dibawah ini adalah Bond rating yang dipergunakan pada tahun 2011 : Tabel 2.2 Peringkat Obligasi Default Spreads for rating Classes : 2011 Rating Default Spread Interest Rate On Debt AAA 0.50% 4.00% AA 0.65% 4.15% A+ 0.85% 4.35% A 1.00% 4.50% A- 1.10% 4.60% BBB 1.60% 5.10% BB+ 3.00% 6.50% BB 3.35% 6.85% B+ 3.75% 7.25% B 5.00% 8.50% B- 5.25% 8.75% CCC 8.00% 11.50% CC 10.00% 13.50% C 12.00% 15.50% D 15.00% 18.50% 3. Keuntungan pajak yang diaktifkan dengan utang Sejak bunga adalah tax deductable, maka cost of debt setelah pajak merupakan fungsi dari tingkat pajak. Keuntungan pajak yang diakui dari membayar bunga membuat cost of debt setelah pajak menjadi lebih rendah dari cost of debt setelah pajak. Selanjutnya, keuntungan ini akan meningkat seiring dengan peningkatan tarif pajak. 42

33 C. Weighted Average Cost Of Capital ( WACC ) Penilaian suatu aset perusahaan dilakukan dengan mendiskon arus kas masa depan yang tersedia bagi pemberi hutang dan pemegang saham. Discount rate yang tepat digunakan dalam perhitungan adalah tergantung pada struktur pendanaan (capital structure). Apabila capital structure-nya terdiri dari debt dan equity maka discount rate yang dipakai adalah weighted average cost of capital (WACC) Menurut Weston dan Brigham yang diterjemahkan oleh Sirait, A (2005: h116), Weighted Average Cost Of Capital ( WACC ) adalah rata rata tertimbang dari komponen biaya utang, saham preferen, dan ekutias biasa, yang memiliki rumus: WACC = w d. k d ( 1 T ) + w p. k p + w s.k s Atau dengan alternatif rumus WACC = ( w d. k d ) + (w s. k s ) Keterangan : WACC : biaya rata-rata tertimbang dari modal w d : persentase biaya utang k d : biaya utang T : pajak w p : persentase saham preferen k p : biaya saham preferen 43

34 w s : persentase biaya saham biasa k s : biaya saham biasa II Harga Wajar Saham Harga wajar dari saham tersebut dapat diperoleh dengan menghitung nilai intrinsik harga saham perusahaan dan kemudian membandingkannya dengan market value apakah overvalue atau undervalue. tahapan perhitungan nilai intrinsik adalah sebagai berikut : Tahapan setelah value of firm diketahui : Total Equity = Value of firm Total debt Tahapan setelah Total Equity diketahui : Intrinsik Value = Total Equity Jumlah saham yang beredar Hasil perhitungan nilai wajar harga saham (Intrinsik Value) lalu akan dibandingkan dengan nilai pasar. Jika estimasi nilai saham lebih kecil dari nilai pasar, maka disebut dengan Overvalued / Overpricing stock. Saran untuk investor, sebaiknya saham tersebut dijual. Apabila nilai estimasi saham lebih besar daripada harga pasar disebut dengan Undervalued / Underpricing stock. Saran untuk investor, sebaiknya saham tersebut dibeli. 44

35 II Analisis Kebangkrutan Pada evaluasi perusahaan perlu diprediksi suatu kemungkinan keadaan keuangan yang memburuk dimasa yang akan datang (mengalami kebangkrutan) Salah satu model dikenal dengan Altman s Bankruptcy Pridiction Mode (Z-score) Z=0.717(X1)+0.847(X2)+3.11(X3)+0.420(X4)+0.998(X5) X1 = Net Working Capital / Total Assets Menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan modal kerja bersih dari keseluruhan total aktiva yang dimilikinya. Net working capital diperoleh dari pengurangan Current Assets dengan Current Liabilities X2= Retained earnings / Total Assets Menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba ditahan dari total aktiva perusahaan. Laba ditahan merupakan laba yang tidak dibagikan kepada para pemegang saham. Laba ditahan menunjukan berapa banyak pendapatan perusahaan yang tidak dibayarkan dalam bentuk deviden kepada para pemegang saham X3= EBIT / Total Assets Menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari aktiva perusahaan, sebelum pembayaran bunga pajak X4= Shareholders equity / Total Liabilities Menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban kewajiban dari nilai pasar modal sendiri (saham biasa). Nilai pasar modal sendiri diperoleh 45

36 dengan mengalikan jumlah lembar saham yang biasanya beredar dengan harga pasar perlembar saham biasa. Nilai total hutang diperoleh dengan menjumlahkan kewajiban lancer dengan kewajiban jangka panjang X5= Sales / Total Assets Menunjukan apakah perusahan menghasilkan volume bisnis yang cukup dibandingkan investasi dalam total aktivanya, dan mencerminkan efisiensi manajemen dalam menggunakan keseluruhan aktiva perusahaan untuk menghasilkan penjualan dan mendapatkan laba Z-score Apabila : Z < 1.20 maka kemungkinan kebangkrutan perusahaan besar Z antara 1.20 dan 2.90 maka kemungkinan kebangkrutan perusahaan meragukan (grey area) Z > 2.90 maka kemungkinan kebangkrutan perusahaan kecil II. 3. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai penilaian kewajaran harga saham dan evaluasi keuangan telah banyak dilakukan. Berikut adalah beberapa penelitian kewajaran harga saham dan evaluasi keuangan : 1. Elok Savitri Pusparini (2006) dalam jurnal ilmiah melakukan penelitian kewajaran harga saham terhadap PT. British American Tobacco dengan menggunakan analisis fundamental. Penilaian tersebut menggunakan Penilaian bisnis dengan metode capital 46

37 asset pricing model (CAPM) dan free cash flow to the firm (FCFF). Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk menilai harga wajar saham yang seharusnya berlaku dan memberikan rekomendasi berdasarkan evaluasi hasil rasio perusahaan. Hasil penelitian tersebut memperoleh hasil bahwa nilai saham dinyatakan Undervalued. Undervalued ini menunjukan bahwa industri rokok di indonesia diproyeksikan akan tetap dapat bertumbuh meski dengan angka yang relatif stabil. evaluasi perhitungan rasio juga menunjukan keadaan perusahaan yang cukup baik. 2. Hauriah (2007) dalam jurnal ilmiah melakukan analisis harga saham terhadap PT. Medco Energi Internasional dengan metode FCFF dan PS Radio. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk membandingkan nilai intrinsik saham MedcoEnergi dengan harga pasar di Bursa Efek Indonesia, dan memberikan rekomendasi beli, tahan, atau jual saham antam berdasarkan perbandingan tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa harga saham berada dalam kondisi Overvalued dan menunjukan peluang dan resiko yang tinggi dalam memberikan rekomendasi baik jual maupun beli Antham. 47

38 10

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Saham / Sekuritas. untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Saham / Sekuritas. untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang BAB II LANDASAN TEORI II Kerangka Teori dan Literatur II.1 Saham / Sekuritas II.1.1 Pengertian Saham / Sekuritas Menurut Suad Husnan (2005 : 29), sekuritas merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut. BAB II LANDASAN TEORI II.1 Valuasi II.1.1 Konsep Investasi merupakan suatu komitmen penempatan dana pada periode waktu tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Untuk melakukan penilaian atas nilai wajar dari suatu saham, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

BAB II LANDASAN TEORI. Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai BAB II LANDASAN TEORI II. 1 Laporan Keuangan II. 1. 1. Pengertian Laporan Keuangan Munawir (2004: 2), mendefinisikan laporan keuangan, sebagai berikut:, Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga Saham Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan atas perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal Ada bermacam-macam pengertian pasar modal, namun pada dasarnya pengertian pasar modal adalah sama. Dibawah ini ada

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder

III.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder 38 III.METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang 14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa di perjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa mendatang.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGHITUNGAN. yang paling lazim digunakan ialah Dividend Discounted Model (DDM).Metode ini

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGHITUNGAN. yang paling lazim digunakan ialah Dividend Discounted Model (DDM).Metode ini BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGHITUNGAN IV. 1 Penentuan Skenario Penelitian Ada beberapa metode yang dapat dipakai jika kita sebagai peneliti ataupun analis keuangan di pasar dalam menilai suatu kewajaran

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Berdasarkan jenisnya, data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data aplikatif kuantitatif. Seperti disampaikan oleh peneliti dimuka bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber dana jangka pendek

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Setiap perusahaan yang menjalankan bisnis di bidang apapun, baik manufaktur, jasa, dagang, dan lainnya pasti memiliki aktivitas

Lebih terperinci

menyebabkan harga saham tinggi (Dharmastuti, 2004:17-18). sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham.

menyebabkan harga saham tinggi (Dharmastuti, 2004:17-18). sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham. Untuk mengetahui laba yang diperoleh perusahaan dengan menghitung Laba Per Lembar saham (Earning Per Share)/EPS. EPS merupakan perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan (laba bersih) dan jumlah saham

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 10 BAB 2 Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal a. Pengertian Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pasar Modal 1. Pengertian Pasar Modal Pasar modal merupakan sarana pembentukan modal dan akumulasi dana yang diarahkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM.

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM. PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM. PENGERTIAN PASAR MODAL Bursa efek merupakan arti fisik dari pasar modal. Pada tahun 2007, Bursa Efek Jakarta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Saham Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas

Lebih terperinci

PASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi

PASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi KTSP & K-13 ekonomi K e l a s XI PASAR MODAL Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami karakteristik pasar modal. 2. Memahami

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Situmorang (2008) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Econonic Value Added dan Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti Yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. antara pembeli dan penjual dengan resiko untung atau rugi.

BAB II TINJUAN PUSTAKA. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. antara pembeli dan penjual dengan resiko untung atau rugi. BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal Menurut Undang Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, Pasar Modal adalah kegiatan yang berkaitan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. modal dan menawarkan sahamnya di masyarakat/publik (go public). Perusahan

BAB 1 PENDAHULUAN. modal dan menawarkan sahamnya di masyarakat/publik (go public). Perusahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini pasar modal memegang peranan penting bagi keberlangsungan perusahaan, baik perusahaan perbankan maupun perusahaan non bank. Munculnya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 1. a 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Persinyalan (Signaling Theory) Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi akuntansi memberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham a. Pengertian Saham Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Parwati (2005) melakukan penelitian yang berjudul: Faktor-Faktor yang

BAB II URAIAN TEORITIS. Parwati (2005) melakukan penelitian yang berjudul: Faktor-Faktor yang BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Parwati (2005) melakukan penelitian yang berjudul: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Saham LQ45 di Bursa Efek Jakarta Tahun 2000-2002.

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. jumlah modal kerja bersih yang layak diterima, serta menjamin tingkat likuiditas

II. LANDASAN TEORI. jumlah modal kerja bersih yang layak diterima, serta menjamin tingkat likuiditas II. LANDASAN TEORI 2.1 Modal 2.1.1 Pengertian Setiap perusahaan atau badan usaha membutuhkan modal kerja untuk membiayai operasinya sehari-hari. Pengelolaan modal kerja yang baik harus dapat menjamin jumlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Manajemen Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang dikehendaki, perusahaan harus menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harga saham merupakan salah satu indikator minat dari calon investor untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. lainnya. Laporan neraca dapat menggambarkan posisi keuangan suatu

II. LANDASAN TEORI. lainnya. Laporan neraca dapat menggambarkan posisi keuangan suatu II. LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan diperlukan sebagai bahan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan, dan kondisi keuangan tersebut mengindikasikan kondisi keuangan secara umum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berharga seperti saham, sertifikat saham dan obligasi (Pandji dan Piji,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berharga seperti saham, sertifikat saham dan obligasi (Pandji dan Piji, 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pasar Modal 1. Pengertian Pasar Modal Pasar modal adalah suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, sertifikat saham dan obligasi (Pandji dan Piji,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Harga saham Saham adalah salah satu bentuk efek yang diperdagangkan dalam pasar modal. Saham merupakan surat berharga sebagai tanda pemilikan atas perusahaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, yang termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pengertian dan Pemahaman Dividen

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pengertian dan Pemahaman Dividen BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1 Dividend Payout Ratio II.1.1.1 Pengertian dan Pemahaman Dividen Istilah dividen menurut Darmadji dan Fakhrudin

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Kinerja Operasi PT. Acset Indonusa Tbk Depresiasi dari Rupiah telah menyebabkan memburuknya defisit neraca berjalan. Bank Indonesia memprediksi defisit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan investasi pada beberapa perusahaan melalui pembelian efek-efek yang

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan investasi pada beberapa perusahaan melalui pembelian efek-efek yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan pengalokasian dana secara efisien. Investor dapat melakukan investasi pada beberapa perusahaan melalui pembelian efek-efek yang ditawarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Sejak dahulu, manusia selalu mencari cara untuk dapat meningkatkan taraf hidupnya. Salah satu cara sederhana yang biasanya dilakukan manusia adalah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Penentuan Skenario Penilaian Model penilaian perusahaan yang lazim digunakan adalah dividend discounted model (DDM). Model ini menilai suatu perusahaan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian Pasar Modal. diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian Pasar Modal. diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA Landasan Teori Pengertian Pasar Modal Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor ekonomi pada sebuah negara. Hal tersebut di dukung oleh peranan pasar modal yang sangat strategis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal Pasar modal dapat digunakan sebagai tempat menjual saham bagi perusahaan yang memerlukan dana, begitu juga investor dapat membeli surat berharga di pasar modal.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Profitabilitas Profit dalam kegiatan operasional perusahaan merupakan elemen penting untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan pada masa yang akan datang. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini persaingan dalam dunia bisnis semakin tinggi. Semakin banyak perusahaan baru yang muncul untuk bersaing dengan perusahaan lama. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TIMJAUAN PUSTAKA

BAB II TIMJAUAN PUSTAKA BAB II TIMJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal Secara umum, pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran arus instrumen keuangan jangka panjang, umumnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pasar Modal 2.1.1.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. badan perseroan terhadap suatu perusahaan.wujud saham adalah selembar kertas

II. LANDASAN TEORI. badan perseroan terhadap suatu perusahaan.wujud saham adalah selembar kertas II. LANDASAN TEORI 2.1 Saham Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan perseroan terhadap suatu perusahaan.wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham a. Pengertian Saham Saham menurut Anoraga (2006:57) didefinisikan sebagai surat berharga atas bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori Teori Modigliani Miller (MM) Teori struktur modal modern dimulai pada tahun 1958, ketika Profesor Franco Modigliani dan Merton Miller (MM) menerbitkan apa yang

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Sunarto (2001) yang berjudul Pengaruh Rasio Profitabilitas Dan

BAB II URAIAN TEORITIS. Sunarto (2001) yang berjudul Pengaruh Rasio Profitabilitas Dan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Sunarto (2001) yang berjudul Pengaruh Rasio Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Di BEJ, hasil penelitian menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi lain yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi lain yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Return Saham Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami kenaikan maka investor atau

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Disain Penelitian Jenis penelitian pada tesis ini bukan merupakan penelitian dasar, namun merupakan penelitian terapan/aplikatif yaitu analisis fundamental dan teknikal saham

Lebih terperinci

ANALISA UNTUK INVESTOR

ANALISA UNTUK INVESTOR 1 Pertemuan 11 ANALISA UNTUK INVESTOR Salah satu keputusan yang harus diambil oleh para investor adalah keputusan portfolio pada sekuritas. Ada tiga tipe investor, yaitu investor jangka pendek, investor

Lebih terperinci

PENGARUH CURRENT RATIO

PENGARUH CURRENT RATIO PENGARUH CURRENT RATIO, EARNINGS PER SHARE DAN RASIO PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010 2014 AHSAN ARYA GUNA NPM: 141090292 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan perusahaan-perusahaan saling bersaing untuk dapat menyesuaikan

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan perusahaan-perusahaan saling bersaing untuk dapat menyesuaikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan era globalisasi di Indonesia mengakibatkan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Perkembangan era globalisasia ini menjadikan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini pasar modal memiliki peran yang cukup penting dalam suatu perekonomian suatu negara. Dianggap demikian karena pasar modal dapat menjalankan dua

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Saham dan Pasar Modal Saham adalah bukti penyertaan modal pada sebuah perusahaan. untuk digunakan pihak manajemen dalam membiayai kegiatan operasional. Imbal hasil investasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sebuah negara yang memiliki keuangan yang kuat dan modern, berarti telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini menjadi sangat di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga saham a. Pengertian saham Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercatat sahamnya oleh BEI yaitu, industri real estate and property. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. tercatat sahamnya oleh BEI yaitu, industri real estate and property. Investasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia perekonomian dari masa ke masa semakin pesat, setiap perusahaan bersaing untuk menjadi yang terbaik dan terbesar dibidangnya. Membangun sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis di Indonesia saat ini cukup pesat, maka dibutuhkan ketepatan dalam mengambil keputusan investasi. Investasi dalam suatu perusahaan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Laporan Keuangan 1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan menurut Kieso (2002 : 3) adalah sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Bank Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para

II. TINJAUAN PUSTAKA. membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pasar Modal Pasar modal adalah pasar dimana para investor bertemu untuk menjual atau membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para pelakunya (penjual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan suatu Negara memerlukan dana investasi dalam jumlah yang banyak sehingga perlu ada usaha yang mengarah pada dana investasi yang bersumber dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah Initial Public Offering (IPO). IPO merupakan simbol

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah Initial Public Offering (IPO). IPO merupakan simbol BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketersediaan dana untuk mengembangkan bisnis dalam suatu perusahaan menjadi prasyarat yang harus dipenuhi agar target pengembangan bisnis tercapai. Perolehan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi ke dalam produksi yang efisien dapat

BAB I PENDAHULUAN. tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi ke dalam produksi yang efisien dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan dalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang dapat memberikan kontribusi pada harga saham yang dapat berpengaruh pada Bursa Efek Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi (Harnanto,1984).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu sumber dana eksternal yang sering dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah yang besar untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan dapat menghasilkan laba dan juga mengalami kerugian dalam aktivitasnya. Laba yang diperoleh perusahaan ada dalam dua bentuk yaitu diinvestasikan

Lebih terperinci

Pasar Modal EKO 3 A. PENDAHULUAN B. PRODUK PASAR MODAL PASAR MODAL. materi78.co.nr

Pasar Modal EKO 3 A. PENDAHULUAN B. PRODUK PASAR MODAL PASAR MODAL. materi78.co.nr Pasar Modal A. PENDAHULUAN Pasar modal (capital market) atau bursa efek adalah pasar tempat bertemunya permintaan dan penawaran dana-dana jangka panjang dalam bentuk jual-beli surat berharga. B. PRODUK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangannya, dunia mengalami kemajuan yang pesat. Sama dalam dunia perekonomian seiring dengan perkembangannya perekonomian suatu perusahaan akan mengalami

Lebih terperinci

ANALISIS FUNDAMENTAL UNTUK INVESTASI SAHAM

ANALISIS FUNDAMENTAL UNTUK INVESTASI SAHAM ANALISIS FUNDAMENTAL UNTUK INVESTASI SAHAM Iman Murtono Soenhadji 1 Dalam melakukan analisis dan memilih saham ada 2 aspek yang sering digunakan yaitu: 1. AspekFundamental 2. AspekTeknikal Iman Murtono

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era ekonomi yang modern saat ini, eksistensi pasar modal yang terdapat di Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Salah satu cara untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2012:13) penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2012:13) penelitian kuantitatif adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif deskriptif. Menurut Sugiyono (2012:13) penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal mempunyai peran penting bagi perekonomian negara. Pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal mempunyai peran penting bagi perekonomian negara. Pasar modal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal mempunyai peran penting bagi perekonomian negara. Pasar modal dewasa ini telah menjadi salah satu indikator perkembangan perekonomian sebuah negara. Dan

Lebih terperinci

MATERI 2 PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

MATERI 2 PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. MATERI 2 PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW 1/52 Sekuritas di pasar ekuitas. Sekuritas di pasar obligasi. Sekuritas di pasar derivatif. Reksa dana. Penghitungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. lembar saham biasa (Kieso dkk, 2007:379). berbagai aspek, salah satunya adalah Earnings Per Share (Nachrowi

BAB II LANDASAN TEORI. lembar saham biasa (Kieso dkk, 2007:379). berbagai aspek, salah satunya adalah Earnings Per Share (Nachrowi 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Earning Per Share (EPS) 1. Pengertian Earning Per Share (EPS) Earnings Per Share menunjukkan laba yang dihasilkan oleh setiap lembar saham biasa (Kieso dkk, 2007:379). Dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN PUSTAKA. antara pihak yang membutuhkan modal dengan pihak yang memiliki modal.

BAB II LANDASAN PUSTAKA. antara pihak yang membutuhkan modal dengan pihak yang memiliki modal. BAB II LANDASAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pasar Modal Pasar modal pada hakikatnya adalah suatu kegiatan yang mempertemukan antara pihak yang membutuhkan modal dengan pihak yang memiliki modal.

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL MATERI 2 PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW 1/52 Sekuritas di pasar ekuitas. Sekuritas di pasar obligasi. Sekuritas di pasar derivatif. Reksa dana. Penghitungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pasar Modal Menurut Tandelilin (2001) pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak cara, salah satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industriindustri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis 1. Struktur Modal Struktur modal pada dasarnya berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal maupun sumber eksternal. Sumber dana internal berasal dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Konsep Saham dan Return Saham Pada sebuah perusahaan publik, tujuan dari manajemen adalah memaksimalkan harga saham perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini berkembang pesat, terlebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini berkembang pesat, terlebih dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha dewasa ini berkembang pesat, terlebih dalam menghadapi situasi perekonomian yang semakin terbuka, dimana teknologi berkembang dengan pesat.

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati. masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati. masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham a. Pengertian Saham Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal. Saham (stock

Lebih terperinci

S A H A M. Pertemuan 3

S A H A M. Pertemuan 3 1 Pertemuan 3 S A H A M Suatu perusahaan menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham (stock). Jika suatu perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, maka saham itu disebut saham biasa (common

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal menurut Husnan (2003:3) dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan dana yang cukup besar, dimana pemenuhannya tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan dana yang cukup besar, dimana pemenuhannya tidak hanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor industri jasa dan perdagangan. Perusahaan dituntut untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Untuk menjawab pertanyaan dari studi ini banyak digunakan acuan teori keuangan. Teori yang digunakan untuk landasan perhitungan studi ini adalah teori proses bisnis, financial planning

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam melakukan analisis laporan keuangan, sebenarnya pintu yang paling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam melakukan analisis laporan keuangan, sebenarnya pintu yang paling BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Informasi Akuntansi Keuangan Dalam melakukan analisis laporan keuangan, sebenarnya pintu yang paling mudah dimasuki adalah melalui penguasaan akuntansi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham Dan Harga Saham 2.1.1.1 Saham Saham merupakan surat berharga jangka panjang yang diterbitkan perusahaan (emiten) ke publik untuk diperjualbelikan

Lebih terperinci

II. TIN JAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi

II. TIN JAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi 17 II. TIN JAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi keuangan dari perusahaan. Laporan keuangan yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana ke dalam lembaga investasi dan atau suatu benda dengan harapan

BAB I PENDAHULUAN. dana ke dalam lembaga investasi dan atau suatu benda dengan harapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan kegiatan penanaman modal oleh investor atau pemilik dana ke dalam lembaga investasi dan atau suatu benda dengan harapan mendapatkan keuntungan pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Pasar modal menurut Keppres No.60 tahun 1988 ialah bursa yang merupakan

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Pasar modal menurut Keppres No.60 tahun 1988 ialah bursa yang merupakan 8 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1. Pasar Modal Pasar modal menurut Keppres No.60 tahun 1988 ialah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan penawar dan peminta dana jangka panjang dalam bentuk

Lebih terperinci