DESAIN SISTEM PENGUKURAN GULA DARAH MENGGUNAKAN METODE NON-INVASIVE BERBASIS SPEKTROFOTOMETER SEDERHANA. Muhammad Sainal Abidin

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DESAIN SISTEM PENGUKURAN GULA DARAH MENGGUNAKAN METODE NON-INVASIVE BERBASIS SPEKTROFOTOMETER SEDERHANA. Muhammad Sainal Abidin"

Transkripsi

1 DESAIN SISTEM PENGUKURAN GULA DARAH MENGGUNAKAN METODE NON-INVASIVE BERBASIS SPEKTROFOTOMETER SEDERHANA Muhammad Sainal Abidin Teknik Elektromedik Stikes Mandala Waluya Kendari Abstrak Kadar gula dalam darah manusia harus selalu selalu dikontrol. Jumlah kadar gula darah yang kurang ataupun berlebih dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Kadar gula dalam darah manusia harus selalu dikontrol. Jumlah kadar gula darah yang kurang ataupun berlebih dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Untuk mengontrol jumlahnya, maka kadar gula darah harus selalu diukur secara berkala. Untuk dapat mengukurnya, maka dikembangkan sistem pengukuran gula darah dengan menggunakan metode Non-Invasive yang berbasis spektrofotometer sederhana. Sampel yang digunakan adalah urin yang merupakan hasil keluaran dari sistem ekskresi yang mengandung zat-zat berlebih di dalam tubuh termasuk gula yang berlebih pada darah. Sumber cahaya pada sistem menggunakan LED dengan beberapa variasi warna untuk mendapatakan panjang gelombang yang berbeda. Dari variasi panjang gelombang yang dilakukan, panjang gelombang dari LED biru memberikan hasil pengukuran yang paling baik dibandingkan dengan LED yang lain. Sistem spektrofotometer yang dikembangkan telah berhasil mengkorelasikan kadar gula yang terdapat pada darah dengan kadar gula yang terdapat pada urin. Hasil pengukuran menunjukkan sistem dapat mengukur kadar gula pada urin untuk konsentrasi di atas 90 mg/dl. Kata kunci: Gula darah, urin, spektrofotometer PENDAHULUAN Penyakit Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu dari empat penyakit tidak menular tertinggi yang berakibat pada kematian, dengan tiga penyakit lainnya adalah penyakit jantung, penyakit kanker dan pembuluh darah. Selain itu penyakit diabetes juga dapat menyebabkan beberapa penyakit turunan seperti hipertensi dan penyakit jantung. Saat ini diperkirakan sekitar 285 juta orang menderita diabetes di seluruh dunia dan diprediksi akan meningkat menjadi 366 juta pada tahun 2030 [1]. Di Indonesia sendiri, pada tahun 2012 tercatat lebih dari 8 juta jiwa mengidap penyakit diabetes, dan 84% tidak menyadari bahwa mereka menderita diabetes [2]. Diketahui juga, bahwa tingginya tingkat glukosa darah dalam jangka panjang dapat beresiko merusak jaringan dan organ tubuh [3]. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengukur kadar gula darah. Teknik pengukuran tersebut masing memiliki kelebihan dan kekurangan baik itu dari segi akurasi, kompleksitas sistem yang dibutuhkan maupun dari segi biaya. Secara garis besar teknik pengukuran gula darah terbagi menjadi dua metode, yaitu metode Invasive dan metode Non-Invasive. Metode Invasive merupakan metode yang 1

2 2 banyak digunakan untuk mengetahui kadar gula dalam darah. Namun, karena pada metode Invasive menggunakan sampel berupa darah pasien, maka metode ini dianggap masih kurang efektif karena adanya rasa sakit yang dirasakan oleh pasien pada saat dilakukan pengambilan sampel darah serta sterilisasi alat yang digunakan untuk mengambil sampel darah tersebut. Ditambah lagi, telah banyak laporan yang menyatakan terjadinya infeksi yang dialami oleh pasien pada saat pengambilan sampel darah. Infeksi terjadi karena tubuh penderita diabetes tidak mampu memproduksi insulin. Insulin sangat penting dalam proses penyerapan dan pengolahan glukosa dalam sel-sel tubuh untuk menghasilkan energi. Kekurangan energi pada bagian luka atau sel yang rusak akan menyebakan penyembuhan yang lama bahkan dapat menyebabkan terjadinya infeksi [4]. Oleh karena itu, dibutuhkan metode Non-Invasive untuk mengukur kadar gula dalam darah. Pada metode Non-Invasive, teknik pengukuran yang dapat dilakukan dengan atau tanpa mengambil sampel dari pasien. Pada pengukuran tanpa mengambil sampel dari pasien dilakukan dengan menggunakan sensor Photoplethysmography. Namun pengukuran menggunakan sensor ini tidak dapat memberikan hasil pengukuran yang akurat karena sensor yang ditempatkan pada organ tubuh pasien (jari/daun telinga) akan memberikan hasil pembacaaan yang berbeda-beda bergantung pada kondisi fisik pasien dan bukan konsentrasi gula di dalam darah pasien [5]. Sedangkan pada pengukuran dengan mengambil sampel dari pasien adalah melakukan pengukuran konsentrasi gula yang terkandung pada urin pasien. Sebagaimana telah diketahui bahwa zat-zat belebih di dalam tubuh akan dikeluarkan melalui sistem ekskresi. Salah satu sistem ekskresi pada manusia adalah ginjal, dimana ginjal akan mengeluarkan zat-zat berlebih dalam tubuh melalui urin. Pengukuran kadar gula dalam suatu larutan, termasuk urin, telah dilakukan oleh beberapa peneliti seperti Walter Ames Compton (benedict solution) dan Adam Ernestt (urin strip). Metode penelitian yang mereka lakukan adalah dengan mencampurkan larutan benedict ke dalam larutan yang mengandung gula. Dengan pencampuran larutan benedict tersebut, warna dari larutan akan berubah dengan tingkat perubahan warnanya bergantung dari kadar gula yang terdapat dalam larutan tersebut. Dengan prinsip ini maka dapat dilakukan pengukuran kadar glukosa dalam darah dengan menggunakan sistem spektrofotometer sederhana. Spektrofotometer merupakan suatu metode yang memanfaatkan interaski antara suatu spektrum cahaya dengan materi. Perkembangan yang begitu pesat pada bidang instrumentasi juga memberikan dampak dalam perkembangan peralatan termasuk dalam bidang instrumentasi analitis. Dengan perkembangan tersebut, maka sistem spektrofotometer dapat dibuat dengan lebih baik. Sistem spektrofotometer yang dibangun menggunakan sumber cahaya dari Light Emitting Diode (LED) dan sensor cahaya untuk mendeteksi perubahan intensitas cahaya setelah melewati sampel. Mikrokontroler digunakan untuk melakukan pengolahan data sensor cahaya secara digital sehingga hasil pengukuran dapat langsung ditampilkan pada LCD/komputer. METODE PENELITIAN 1. Peracangan Sistem Dalam perancangan sistem pengukuran glukosa darah dengan menggunakan metode non-nvasive terdapat dua tahap utama, yaitu perancangan hardware dan perancangan software. a. Perancangan Hardware Sistem yang dibangun menggunakan prinsip spektrofotometer, sehingga pada bagian perancangan hardware terbagi menjadi beberapa bagian

3 3 utama seperti yang ditunjukkan pada berikut: Rangkaian sensor cahaya Sensor cahaya yang digunakan adalah jenis sensor OPT101. Jenis sensor ini memiliki sensistifitas yang lebih baik dibandingkan dengan jenis sensor cahaya lainnya seperti LDR dan photodioda. Keluaran dari sensor ini berupa tegangan yang besarnya berbanding lurus terhadap intensitas cahaya yang diterimanya [6]. Gambar 1 Blok diagram perancangan sistem Rangkaian sumber cahaya Untuk mengukur glukosa dalam urin diperlukan sumber cahaya monokromatis. Dengan penggunaan LED yang warnanya bervariasi maka panjang gelombangnya pun akan berbeda sehingga daya tembus cahaya terhadap sampel juga akan berbeda. Hal ini akan menyebabkan pembacaan sensor cahaya akan berbeda pula untuk setiap warna LED yang digunakan pada keadaan konsentrasi awal larutan standar yang digunakan. Perbedaan pembacaan ini akan menyulitkan pengkalibrasian alat serta penentuan warna LED yang tepat agar dihasilkan pembacaan yang akurat. Agar pembacaan sensor warna sama untuk setiap warna LED yang digunakan pada konsentrasi awal larutan standar yang digunakan, maka perlu dilakukan pengaturan intensitas cahaya dari dengan cara merangkai LED secara seri dengan sebuah potensiometer Gambar 3 Rangkaian sensor cahaya Rangkaian penguat sinyal Tegangan yang dihasilkan oleh sensor cahaya akan berbeda-beda bergantung pada warna LED yang digunakan. Oleh karena itu diperlukan rangkaian penguat operasional untuk menguatkan Vo agar ADC yang digunakan dapat maksimal. Besarnya penguatan yang digunakan bergantung pada tegangan keluaran yang dihasilkan pada saat dilakukan pengukuran larutan standar dengan konsentrasi terendah hingga diperoleh tegangan keluaran sebesar 5 volt. Gambar 4 Rangkaian penguat sinyal Gambar 2 Rangkaian sumber cahaya Rangkaian sistem minimum Untuk melakukan pengolahan sinyal sensor cahaya yang telah dikuatkan agar dapat merepresentasikan konsenstrasi kadar glukosa dalam larutan baik urin maupun larutan uji standar, maka

4 4 diperlukan rangkaian sistem minimum. Rangkaian sistem minimum yang buat menggunakan mikrokontroler dari jenis AVR yaitu ATmega8. AVR ATmega8 adalah mikrokontroler CMOS 8-bit berasitektur AVR RSIC yang memiliki 8K byte in-sistem programmable Flash. Mikrokontroler dengan konsumsi daya rendah ini mampu mengeksekusi instruksi dengan kecepatan maksimum 16 MIPS pada frekuensi 16 MHz [7]. Rangkaian Regulator Gambar 7 Rangkaian regulator 5 volt DC Tegangan yang digunakan pada sistem bersumber dari adaptor 9 volt. Sehingga untuk menyuplai tegangan pada sistem yang membutuhkan tegangan sumber sebesar 5 volt, maka digunakan rangkaian regulator (Gambar 7). b. Perancangan Software Pada tahap perancangan dan pembuatan software diawali dengan membuat flowchart yang kemudian dilanjutkan dengan membuat program. Gambar 5 Rangkaian sistem minimum mikrokontroler ATnega8 Mikrokontroler ATmega8 juga dilengkapi dengan ADC internal dengan resolusi sebesar 10 bit, sehingga dalam pengolahan sinyal tidak diperlukan lagi rangkaian ADC internal. Hasil pengolahan data dari mikrokotroler dapat langsung ditampilkan ke LCD dan dapat pula ditampilkan pada komputer melalui rangkaian RS232 (Error! Reference source not found.). Gambar 8 Flow chart pembuatan software Gambar 6 Rangkaian converter TTL ke RS Pembuatan Larutan Uji Pembuatan larutan uji bertujuan untuk mengkalibrasi sistem yang dibangun. Larutan uji dibuat menggunakan gula bubuk oral dengan range konsentrasi antara mg/dl yang dimaksudkan agar meningkatkan akurasi pada saat dilakukan pengkalibrasian. Gula oral yang digunakan memiliki konsentrasi 50 mg/dl. Untuk memperoleh larutan uji dengan berbagai variasi, dapat dilakukan dengan metode pengenceran dari larutan dengan

5 5 konsentrasi tertinggi. Konsentrasi tertinggi dari larutan uji yang digunakan adalah 500 mg/dl. Konsentrasi tersebut diperoleh dengan cara melarutkan 0,5 mg gula oral ke dalam 100 ml liter aquades. Campuran antara gula oral dan aquades kemudian diaduk menggunakan pengaduk magnetik sekitar 5 menit agar diperoleh larutan yang homogen. Setelah diperoleh larutan gula yang homogen, maka dapat dilakukan proses pengenceran untuk memperoleh larutan dengan berbagai variasi konsentrasi. Gambar 9 Proses pembuatan larutan uji (a) Gula oral, (b) Proses Penimbangan (c) Magnetik Stirer Larutan uji kemudian dicampurkan dengan larutan benedict lalu dipanaskan dengan cara memasukkan tabung reaksi yang berisi larutan uji ke dalam air panas (100 0 C). Saat dipanaskan, larutan benedict akan bereaksi dengan gula dan menghasilkan perubahan warna (kekeruhan). Perubahan warna yang terjadi bergantung pada konsntrasi gula yang terdapat di dalam larutan tersebut. 3. Pengkalibrasian dan Pengujian Sistem Pengkalibrasian sistem dilakukan dengan cara membandingkan konsentrasi gula yang sebenarnya berdasarkan perhitungan pada saat proses pembuatan larutan terhadap tegangan yang terukur dengan menggunakan sistem yang telah dibuat. Hasil pengukuran tersebut kemudian diplot ke dalam grafik dan dilakukan perhitungan untuk mendapatkan persamaan garis dari masing-masing hasil pengkuran yang menggunakan beberapa jenis LED. Untuk menentukan jenis LED yang cocok digunakan, maka dilakukan pengukuran kembali pada larutan uji dengan variasi konsentrasi. Vo dari masingmasing hasil pengukuran kemudian dikonversi ke dalam besaran konsentrasi (mg/dl) menggunakan persamaan garis yang telah diperoleh sebelumnya. Sumber cahaya yang memberikan hasil pengukuran dengan kesalahan/error terkecil kemudian digunakan untuk pengukuran selanjutnya. Untuk melakukan pengujian sistem, maka dilakukan pengkuran dengan sampel berupa urin. Pengukuran ini bertujuan untuk mengkorelasikan konsentrasi gula pada darah dengan konsentrasi gula yang terdapat pada urin. Urin yang akan diukur terlebih dahulu harus dipreparasi dengan prosedur yang sama pada proses pembuatan larutan uji dimana urin direaksikan dengan larutan benedict dengan perbandingan 1:5 (1 ml urin dan 5 ml larutan benedict). Sedangkan untuk konsentrai gula yang terdapat pada darah diperoleh dari hasil pengkuran menggunakan alat ukur gula darah Invasive. Data yang diperoleh kemudian diplot ke dalam grafik untuk mengetahui korelasi gula yang terdapat pada darah dan gula yang terdapat pada urin.

6 6 HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Sensor Cahaya Sensor cahaya akan mendeteksi perubahan intensitas cahaya yang diakibatkan oleh sampel. Sampel diletakkan diantara sumber cahaya dan sensor cahaya (Gambar 10). Gambar 11 Rangkaian penguat operasional Non-Inverting Gambar 10 Pengukuran sampel oleh sensor cahaya Posisi antara sumber cahaya, sampel, dan sensor cahaya harus sejajar karena akan mempengaruhi intensitas cahaya yang akan mengenai sampel dan intensitas cahaya yang akan diterima oleh sensor cahaya. Sensor cahaya akan mengeluarkan tegangan (Vo) yang besarnya bergantung pada tingkat kekeruhan pada sampel. Untuk medapatkan titik awal pengukuran yang sama, maka intensitas cahaya dari masingmasing warna LED yang digunakan diatur menggunakan potensiometer. Berdasarkan dari hasil pengukuran, LED yang menghasilkan pembacaan terkecil adalah LED berwarna putih. Tegangan keluaran oleh sensor cahaya pada saat dilakkukan pengukuran sampel air bening menggunakan adalah 3,36 volt. Oleh karena itu digunakan rangkaian penguat operasional non-inveting agar Vo mencapai 5 volt dengan penguatan: R 2 Vo 1 Vi R1 R 560 R 273,33 2 5V 1 3,36 2 Atau penguatan sebesar: 273,33 G ,48 kali 2. Sistem Secara Keseluruhan Tegangan keluaran dari sensor cahaya kemudian dihubungkan dengan mikrokontroler untuk dilakukan pengolahan data secara digital sehingga hasil pengkuran dapat langsung ditampilkan pada LCD karakter maupun komputer. V Gambar 12 Sistem spektroskopi sederhana pengukuran kadar glukosa

7 7 3. Pengujian Larutan Uji Larutan uji yang diencerkan secara bertahap mamiliki tingkat kecerahan warna yang menurun seiring dengan berkurangnya konsentrasi gula dalam larutan tersebut. Log Vo (volt) 1 Merah Orange Hijau Putih Biru IR Konsentrasi (mg/dl) Gambar 13 Hasil perubahan warna larutan uji (a) 61,04 mg/dl, (b) 107,32 mg/dl, (c) 243,84 (d) 331,71 mg/dl, (e) 451,25 mg/dl Sampel yang telah mengalami perubahan warna kemudian diukur dengan sistem yang telah dibuat sehingga dapat menampilkan data seperti pada Gambar 14. Gambar 15 Grafik hubungan antara konsentrasi larutan dan Vo Gambar di atas merupakan grafik hubugan antara konsentrasi gula pada larutan terhadap Vo dari sensor cahaya untuk masing-masing sumber cahaya. Vo yang merupakan sumbu y pada grafik diatas, nilainya di ubah ke dalam log agar garis grafik yang semula berbentuk eksponensial menjadi garis lurus untuk memudahkan dalam penentuan jenis LED memberikan hasil pengukuran yang paling baik. 4. Pengukuran sampel urine Setelah dilakukan pengujian sistem menggunakan larutan uji, maka pengukuran dilanjutkan pada pengukuran urin. Pengkuran pada sampel urin bertujuan untuk mencari korelasi antara gula yang terukur pada darah (menggunakan alat ukur invarsiv) dan gula yang terukur pada urin. Pada pengkuran ini, prosedur yang dilakukan sama dengan prosedur pada saat melakukan pengukuran pada sampel uji. Gambar 14 Pengukuran sampel

8 8 pada range di atas 100 mg/dl yang merupakan nilai glukosa darah pada tubuh manusia setelah puasa (8 jam setelah makan). Sebab urin akan mengandung gula apabila kadar gula di dalam tubuh telah melebihi ambang batas yang diperbolehkan oleh sistem tubuh manusia meskipun pada beberapa kasus tertentu, gula juga terdapat pada urin orang sehat namun pada konsentrasi yang rendah [22]. KESIMPULAN Gambar 16 Sampel urin Gambar 17 Sampel urin setelah dipreparasi: gula di bawah 100 mg/dl (a, b, c), gula diatas 100mg/dL (d, e) Gula Urin (mg/dl) Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Telah dibuat sistem pengukuran gula darah dengan mengunakan sistem spektrofotometer sederhana. 2. Penyerapan cahaya oleh suatu laruran gula dengan variasi konsentrasi akan menurun secara eksponensial seiring bertambahnya konsentrasi gula pada larutan tersebut. 3. Sumber cahaya yang memberikan hasil pengukuran terbaik adalah LED berwarna Biru dengan rata-rata persentase kesalahan pengukuran sebesar 5,8%. 4. Adanya korelasi antara gula yang terdapat pada urin dengan gula yang terdapat pada darah. 5. Sistem yang dibangun dapat mengukur kadar gula yang terdapat pada urin jika gula darah seseorang di atas 90 mg/dl Gula Darah (mg/dl) Gambar 18 Korelasi antara hasil pengukuran gula pada darah dan gula pada urin Pada pengukuran sampel urin, hubungan antara konsentrasi gula pada darah dan urin mulai terukur dengan baik DAFTAR PUSTAKA [1] S.Y. Hui Kit, N.M Kassim, Non- Invasive blood glucose measurement using temperature-based approach, J. Technol. Sci. Eng. 64 (2013)

9 9 [2] World Health Organization, Diabetes Factsheet No 132, Geneva (Switzerland): WHO, [3] P.S. Shrivastava, J. Ramasamy, Role of self-care in management of diabetes mellitus, J. Diabetes Metabolism, 12 (2013)14. [4] S. John. The Pursuit of Non-Invasive Glucose: Hunting the Deceitful Turkey [5] M. C. Pande, A. K. Joshi, Non- Invasive Optical Blood Glucose Measurement, International Journal of Engineering Research and Applications. 3 (2013) [6] Texas Instruments., Data Sheet OP101: Monolithic Photodiode and Single-Supply Transimpedance Amplifier [7] Atmel., Data Sheet Atmega

Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 1, Januari 2013 ISSN

Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 1, Januari 2013 ISSN RANCANG BANGUN ALAT UKUR KADAR GULA DARAH NON- INVASIVE BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN MENGUKUR TINGKAT KEKERUHAN SPESIMEN URINE MENGGUNAKAN SENSOR FOTODIODA Eko Satria, Wildian Jurusan Fisika

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM ALAT PENGUKURAN DETAK JANTUNG PORTABLE BERBASIS SENSOR PHOTOPLETISIMOGRAF. Sulaiman 1, Sosiawati Teke 2

DESAIN SISTEM ALAT PENGUKURAN DETAK JANTUNG PORTABLE BERBASIS SENSOR PHOTOPLETISIMOGRAF. Sulaiman 1, Sosiawati Teke 2 DESAIN SISTEM ALAT PENGUKURAN DETAK JANTUNG PORTABLE BERBASIS SENSOR PHOTOPLETISIMOGRAF Sulaiman, Sosiawati Teke 2 Teknik Elektromedik Stikes Mandala Waluya Kendari Email: suleman.baharuddin@yahoo.com,

Lebih terperinci

Analisa Kadar Glukosa Darah Berdasarkan Perbedaan Temperatur Antara Tragus dan Antihelix

Analisa Kadar Glukosa Darah Berdasarkan Perbedaan Temperatur Antara Tragus dan Antihelix Analisa Kadar Glukosa Darah Berdasarkan Perbedaan Temperatur Antara Tragus dan Antihelix Kemalasari 1, Mauridhi Hery Purnomo Research Group on Biomedical Engineering 1 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. DIAGRAM ALUR PENELITIAN Metode penelitian merupakan sebuah langkah yang tersusun secara sistematis dan menjadi pedoman untuk menyelesaikan masalah. Metode penelitian merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Oksigen merupakan gas yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia membutuhkan kadar oksigen yang cukup dalam tubuh untuk dapat bertahan hidup. Sehingga perlu

Lebih terperinci

Sistem Identifikasi Kualitas Bahan Bakar Minyak Menggunakan Deret Light Emitting Diode

Sistem Identifikasi Kualitas Bahan Bakar Minyak Menggunakan Deret Light Emitting Diode Sistem Identifikasi Kualitas Bahan Bakar Minyak Menggunakan Deret Light Emitting Diode Nurseno Aqib Fadwi Adi 2209100156 Dosen Pembimbing 1 Dr. Muhammad Rivai, ST., MT. Dosen Pembimbing 2 Ir. Siti Halimah

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PENDETEKSI KADAR ALKOHOL PADA MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN SENSOR MQ-3 BERBASIS ATmega328

RANCANG BANGUN ALAT PENDETEKSI KADAR ALKOHOL PADA MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN SENSOR MQ-3 BERBASIS ATmega328 RANCANG BANGUN ALAT PENDETEKSI KADAR ALKOHOL PADA MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN SENSOR MQ-3 BERBASIS ATmega328 Pande Made Agus Yudi Adnyana 1, I B Alit Swamardika 2, Pratolo Rahardjo 3 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014. Perancangan alat penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Elektronika

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2011 sampai dengan bulan Juli 2012 yang dilaksanakan di laboratorium Elektronika dan Robotika

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT UKUR TINGKAT KEKERUHAN ZAT CAIR BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 MENGGUNAKAN SENSOR FOTOTRANSISTOR DAN PENAMPIL LCD

RANCANG BANGUN ALAT UKUR TINGKAT KEKERUHAN ZAT CAIR BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 MENGGUNAKAN SENSOR FOTOTRANSISTOR DAN PENAMPIL LCD RANCANG BANGUN ALAT UKUR TINGKAT KEKERUHAN ZAT CAIR BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 MENGGUNAKAN SENSOR FOTOTRANSISTOR DAN PENAMPIL LCD Yefri Hendrizon, Wildian Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi,

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM ANTROPOMETRI DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER. 2 Teknik Elektromedik Stikes Mandala Waluya Kendari

DESAIN SISTEM ANTROPOMETRI DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER.   2 Teknik Elektromedik Stikes Mandala Waluya Kendari DESAIN SISTEM ANTROPOMETRI DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER La Ode Hasnuddin Sagala 1, La Juni 2 1 Universitas Haluoleo Email: hasnuddinsagala@yahoo.com, 2 Teknik Elektromedik Stikes Mandala Waluya Kendari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi banyak bermunculan ide yang mendorong manusia untuk melakukan otomatisasi dan digitalisasi pada perangkat perangkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. alat pendeteksi frekuensi detak jantung. Langkah langkah untuk merealisasikan

BAB III METODE PENELITIAN. alat pendeteksi frekuensi detak jantung. Langkah langkah untuk merealisasikan BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini, akan dilakukan beberapa langkah untuk membuat alat pendeteksi frekuensi detak jantung. Langkah langkah untuk merealisasikan alat pendeteksi frekuensi detak

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN ANALISA

BAB IV DATA DAN ANALISA BAB IV DATA DAN ANALISA 4.1 Hasil Perancangan Berikut ini adalah hasil perancangan universal gas sensor menggunakan analog gas detector gas MQ-2 dan arduino uno r3 ditampilkan pada LCD 16x2. Gambar 4.1

Lebih terperinci

Pengaruh Kadar Gula Dalam Darah Manusia Terhadap Sudut Putar Sumbu Polarisasi Menggunakan Alat Polarmeter Non-Invasive

Pengaruh Kadar Gula Dalam Darah Manusia Terhadap Sudut Putar Sumbu Polarisasi Menggunakan Alat Polarmeter Non-Invasive Pengaruh Kadar Gula Dalam Darah Manusia Terhadap Sudut Putar Sumbu Polarisasi Menggunakan Alat Polarmeter Non-Invasive 1) Muhammad Lailia Nurafik, 2) Sutrisno, 3) Yoyok Adisetio Laksono Jurusan Fisika

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENDETEKSI KADAR GULA DALAM DARAH SECARA NON-INVASIVE BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega 8535 TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN PENDETEKSI KADAR GULA DALAM DARAH SECARA NON-INVASIVE BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega 8535 TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PENDETEKSI KADAR GULA DALAM DARAH SECARA NON-INVASIVE BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega 8535 TUGAS AKHIR Untuk memenuhi persyaratan mencapai pendidikan Diploma III (DIII) Disusun Oleh : Oktaria

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PENGUKUR KADAR GULA DARAH

RANCANG BANGUN ALAT PENGUKUR KADAR GULA DARAH RANCANG BANGUN ALAT PENGUKUR KADAR GULA DARAH Riza Tamridho Departermen Teknik Elektro Abstrak- Diabetes adalah penyakit metabolik yang dapat mempengaruhi hampir setiap sistem organ dalam tubuh. Diperkirakan

Lebih terperinci

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam penulisan tugas akhir ini metode yang digunakan dalam penelitian adalah : 1. Metode Perancangan Metode yang digunakan untuk membuat rancangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. adalah alat Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) berbasis mikrokontroler.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. adalah alat Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) berbasis mikrokontroler. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pembuatan Alat 4.1.1 Perangkat Keras (Hardware) Perangkat keras (hardware) yang telah berhasil dibuat pada penelitian ini adalah alat Negative Pressure Wound Therapy

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Dasar Perancangan Sistem Perangkat keras yang akan dibangun adalah suatu aplikasi mikrokontroler untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input

Lebih terperinci

SISTEM PENDETEKSI KADAR ALKOHOL BERBASIS MIKROKONTROLLER PADA MINUMAN BERALKOHOL DENGAN TAMPILAN LCD

SISTEM PENDETEKSI KADAR ALKOHOL BERBASIS MIKROKONTROLLER PADA MINUMAN BERALKOHOL DENGAN TAMPILAN LCD Fibusi (JoF) Vol. 2. 1, April 2014 1 SISTEM PENDETEKSI KADAR ALKOHOL BERBASIS MIKROKONTROLLER PADA MINUMAN BERALKOHOL DENGAN TAMPILAN LCD A. F. Mustapa 1, Waslaluddin 2*, A. Aminudin 3* 1,2,3 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

APLIKASI ATMEGA 8535 DALAM PEMBUATAN ALAT UKUR BESAR SUDUT (DERAJAT)

APLIKASI ATMEGA 8535 DALAM PEMBUATAN ALAT UKUR BESAR SUDUT (DERAJAT) APLIKASI ATMEGA 8535 DALAM PEMBUATAN ALAT UKUR BESAR SUDUT (DERAJAT) Ery Safrianti 1, Rahyul Amri 2, Setiadi 3 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus Bina Widya, Jalan Subrantas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan aktivitas yang sangat penting untuk mempertahankan kebugaran seseorang. Ketika olahraga biasanya kebanyakan orang akan lebih mengkhawatirkan mengenai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply, 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN 1.1 Hasil dan Pembahasan Secara umum, hasil pengujian ini untuk mengetahui apakah alat yang dibuat dapat bekerja sesuai dengan perancangan yang telah ditentukan. Pengujian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN SISTEM 3.1 Rangkaian Blok Diagram Fungsi Setiap Blok Gambar 3.1 Rangkaian Blok Diagram Blok Suplay Blok Fotodioda : Sebagai Sumber Tegangan : Sebagai pendeteksi cahaya Blok Mikrokontroller

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilaksanakan di Laboratorium Biofisika dan Laboratorium Teknobiomedik,

BAB III METODE PENELITIAN. dilaksanakan di Laboratorium Biofisika dan Laboratorium Teknobiomedik, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Rancang bangun alat Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) dilaksanakan di Laboratorium Biofisika dan Laboratorium Teknobiomedik, Departemen Fisika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air merupakan sumber kehidupan, tidak hanya manusia makhluk hidup lainnya juga membutuhkan air. Air sebagai komponen lingkungan hidup yang akan mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap alkohol yang dikonsumsinya. Apabila orang tersebut. penyakit kanker, keracunan, bahkan kematian. Selain berdampak buruk

BAB I PENDAHULUAN. terhadap alkohol yang dikonsumsinya. Apabila orang tersebut. penyakit kanker, keracunan, bahkan kematian. Selain berdampak buruk BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penggunaan alkohol (Etanol) sebagai salah satu komposisi dalam suatu minuman sudah dikenal luas. Sekarang minuman beralkohol dapat kita temui di minimarket. Setiap orang

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Rancang bangun alat akan dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi Medis Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga,

Lebih terperinci

Desain Alat Ukur Kekeruhan Air Menggunakan Metode Transmisi Cahaya dengan Lock-In Amplifier

Desain Alat Ukur Kekeruhan Air Menggunakan Metode Transmisi Cahaya dengan Lock-In Amplifier Desain Alat Ukur Kekeruhan Air Menggunakan Metode Transmisi Cahaya dengan Lock-In Amplifier Ade Kurniawati1,a), Rini Puji Astuti1,b) dan Hendro2,c) 1 Magister Pengajaran Fisika, Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS HASIL KARAKTERISASI LED

BAB IV PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS HASIL KARAKTERISASI LED BAB IV PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS HASIL KARAKTERISASI LED 4.1 Kalibrasi DAC Gambar 4.1. Diagram blok proses kalibrasi DAC Gambar 4.1 memperlihatkan diagram blok proses kalibrasi DAC. Komputer dihubungkan

Lebih terperinci

JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG RANCANG BANGUN ALAT UKUR TINGKAT KEKERUHAN ZAT CAIR BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 MENGGUNAKAN SENSOR FOTOTRANSISTOR DAN PENAMPIL LCD SKRIPSI Karya tulis sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci

Pemasangan CO 2 dan Suhu dalam Live Cell Chamber

Pemasangan CO 2 dan Suhu dalam Live Cell Chamber 1 Pemasangan CO 2 dan Suhu dalam Live Cell Chamber Septian Ade Himawan., Ir. Nurussa adah, MT., Ir. M. Julius St., MS. Abstrak Abstrak Sel merupakan kumpulan materi paling sederhana dan unit penyusun semua

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan alat pemisah dan penghitung barang otomatis terdapat beberapa permasalahan yang harus diselesaikan penulis. Adapun permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PDAM memanfaatkan sungai sebagai sumber air baku. Pada kenyataannya air yang dihasilkan PDAM yang telah dikonsumsi oleh masyarakat selama ini masih menemukan beberapa

Lebih terperinci

Input ADC Output ADC IN

Input ADC Output ADC IN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Hasil Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil yang diperoleh dari pengujian alat-alat meliputi mikrokontroler, LCD, dan yang lainnya untuk melihat komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN diperkuat oleh rangkainan op-amp. Untuk op-amp digunakan IC LM-324. 3.3.2.2. Rangkaian Penggerak Motor (Driver Motor) Untuk menjalankan motor DC digunakan sebuah IC L293D. IC L293D dapat mengontrol dua

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Diagram alir metodologi perancangan

Gambar 3.1. Diagram alir metodologi perancangan 19 BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Perancangan Berikut merupakan diagram alur kerja yang menggambarkan tahapantahapan dalam proses rancang bangun alat pemutus daya siaga otomatis pada Peralatan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Permasalahan Pada saat kita mencuci pakaian baik secara manual maupun menggunakan alat bantu yaitu mesin cuci, dalam proses pengeringan pakaian tersebut belum

Lebih terperinci

Rancang Bangun Alat Pengocok Bahan Kimia Otomatis (Automatic Chemical Shaker) Berbasis Mikrokontroler ATMega16

Rancang Bangun Alat Pengocok Bahan Kimia Otomatis (Automatic Chemical Shaker) Berbasis Mikrokontroler ATMega16 Rancang Bangun Alat Pengocok Bahan Kimia Otomatis (Automatic Chemical Shaker) Berbasis Mikrokontroler ATMega16 Iful Amri1,a), Retno Maharsi2,b), Mitra Djamal1,c), Abdul Rajak1,d) dan Nina S. Aminah1,e)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengidap diabetes. Baik pria maupun wanita, tua maupun muda, tinggal di kota

BAB 1 PENDAHULUAN. mengidap diabetes. Baik pria maupun wanita, tua maupun muda, tinggal di kota 14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah pengidap diabetes di Indonesia menurut data WHO pada tahun 2009 mencapai 8 juta jiwa dan diprediksi akan meningkat menjadi lebih dari 21 juta jiwa

Lebih terperinci

ALAT PENDETEKSI DETAK JANTUNG DAN SUHU TUBUH MENGGUNAKAN IC ATMEGA 16. Fajar Ahmad Fauzi

ALAT PENDETEKSI DETAK JANTUNG DAN SUHU TUBUH MENGGUNAKAN IC ATMEGA 16. Fajar Ahmad Fauzi ALAT PENDETEKSI DETAK JANTUNG DAN SUHU TUBUH MENGGUNAKAN IC ATMEGA 16 Fajar Ahmad Fauzi Prodi D3 Teknik Elektromedik, Fakultas Vokasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Kampus Politeknik UMY, Jln. Hos.

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan sensor optik berbasis mikrokontroler ATMega 8535 dengan

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan sensor optik berbasis mikrokontroler ATMega 8535 dengan IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Telah direalisasikan alat ukur massa jenis minyak kelapa sawit menggunakan sensor optik berbasis mikrokontroler ATMega 8535 dengan tampilan ke komputer.

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. daripada meringankan kerja manusia. Nilai lebih itu antara lain adalah kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. daripada meringankan kerja manusia. Nilai lebih itu antara lain adalah kemampuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman modern seperti sekarang ini, selain untuk meringankan kerja manusia, alat-alat yang digunakan oleh manusia diharapkan mempunyai nilai lebih daripada meringankan

Lebih terperinci

Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) Berbasis Mikrokontroler At Mega 328 Sebagai Alat Pendeteksi Kekeruhan Air

Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) Berbasis Mikrokontroler At Mega 328 Sebagai Alat Pendeteksi Kekeruhan Air Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) Berbasis Mikrokontroler At Mega 328 Sebagai Alat Pendeteksi Kekeruhan Air Trisha Gustiya1,a), Rouf1,b), Dian Nur Aini1,c), dan Hendro2,d) 1 Fakultas Matematika

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Akuisisi data merupakan sistem yang digunakan untuk mengambil,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Akuisisi data merupakan sistem yang digunakan untuk mengambil, 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Akuisisi Data Akuisisi data merupakan sistem yang digunakan untuk mengambil, mengumpulkan dan menyiapkan data yang sedang berjalan, kemudian data tersebut diolah lebih lanjut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai bulan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penalitian Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai bulan Juni 2012 yang dilaksanakan di Laboratorium Biofisika Departemen Fisika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Pendahuluan Diabetes mellitus atau kencing manis merupakan penyakit yang ditandai oleh meningkatnya kadar gula darah.

BAB 1 PENDAHULUAN Pendahuluan Diabetes mellitus atau kencing manis merupakan penyakit yang ditandai oleh meningkatnya kadar gula darah. BAB 1 PENDAHULUAN Pendahuluan Diabetes mellitus atau kencing manis merupakan penyakit yang ditandai oleh meningkatnya kadar gula darah. Diabetes mellitus menempati posisi ke empat sebagai penyebab kematian

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM 27 BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Diagram Blok Sistem Diagram merupakan pernyataan hubungan yang berurutan dari satu atau lebih komponen yang memiliki satuam kerja tersendiri dan setiap

Lebih terperinci

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller Tanu Dwitama, Daniel Sutopo P. Politeknik Batam Parkway Street, Batam Centre, Batam 29461, Indonesia E-mail: tanudwitama@yahoo.co.id, daniel@polibatam.ac.id

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAKAN ROBOT BERODA TIGA UNTUK PEMBERSIH LANTAI

PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAKAN ROBOT BERODA TIGA UNTUK PEMBERSIH LANTAI PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAKAN ROBOT BERODA TIGA UNTUK PEMBERSIH LANTAI Muhammad Firman S. NRP 2210 030 005 Muchamad Rizqy NRP 2210 030 047 Dosen Pembimbing Ir. Rusdhianto Effendie AK, M.T NIP. 19570424

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN THERMOHYGROMETER DIGITAL MENGGUNAKAN SISTEM MIKROPENGENDALI ARDUINO DAN SENSOR DHT22

RANCANG BANGUN THERMOHYGROMETER DIGITAL MENGGUNAKAN SISTEM MIKROPENGENDALI ARDUINO DAN SENSOR DHT22 E.14 RANCANG BANGUN THERMOHYGROMETER DIGITAL MENGGUNAKAN SISTEM MIKROPENGENDALI ARDUINO DAN SENSOR DHT22 Arief Hendra Saptadi *, Danny Kurnianto, Suyani Program Studi DIII Teknik Telekomunikasi Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan perkembangan dan kemajuan teknologi modern pada saat ini yang begitu pesat, membuat semua orang selalu ingin mencari tahu, mempelajari serta membuat alat-alat

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI 3.1 Pendahuluan Pada tugas akhir ini akan membahas tentang pengisian batere dengan metode constant current constant voltage. Pada implementasinya mengunakan rangkaian konverter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran ph makin dibutuhkan, bukan hanya oleh perusahaan berskala besar tetapi juga perusahaan berskala kecil misalnya tambak ikan dan udang milik warga perseorangan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November 23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November 2014 di Laboratorium Pemodelan Fisika dan Laboratorium Elektronika Dasar Jurusan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 RANCANGAN PERANGKAT KERAS 3.1.1. DIAGRAM BLOK SISTEM Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem Thermal Chamber Mikrokontroler AT16 berfungsi sebagai penerima input analog dari sensor

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, pembuatan alat dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN ANALISIS SINYAL PHOTOPLETHYSMOGRAPH UNTUK GULA DARAH DESIGN AND ANALYSIS PHOTOPLETHYSMOGRAPH SIGNAL FOR BLOOD GLUCOSE MEASURMENT

PERANCANGAN DAN ANALISIS SINYAL PHOTOPLETHYSMOGRAPH UNTUK GULA DARAH DESIGN AND ANALYSIS PHOTOPLETHYSMOGRAPH SIGNAL FOR BLOOD GLUCOSE MEASURMENT ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 2017 Page 864 PERANCANGAN DAN ANALISIS SINYAL PHOTOPLETHYSMOGRAPH UNTUK GULA DARAH DESIGN AND ANALYSIS PHOTOPLETHYSMOGRAPH SIGNAL FOR BLOOD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan perkembangan teknologi elektronika saat ini, telah banyak peralatan elektronika yang dirancang untuk membantu pekerjaan manusia. Pada bidang industri,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM. kadar karbon monoksida yang di deteksi oleh sensor MQ-7 kemudian arduino

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM. kadar karbon monoksida yang di deteksi oleh sensor MQ-7 kemudian arduino BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1 Perancangan Sistem Dalam bab ini akan dibahas mengenai pembuatan rangkaian dan program. Seperti pengambilan data pada pengujian emisi gas buang dengan

Lebih terperinci

1. Dapat mengerti prinsip-prinsip dasar mengenai teknik spektrofotometri (yaitu prinsip dasar

1. Dapat mengerti prinsip-prinsip dasar mengenai teknik spektrofotometri (yaitu prinsip dasar LAPORAN PRAKTIKUM III PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) NAMA PRODI : IKA WARAZTUTY DAN IRA ASTUTI : MAGISTER ILMU BIOMEDIK TGL PRATIKUM : 17 MARET 2015 TUJUAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan 23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT III.1. Analisa Masalah Rotating Display adalah alat untuk menampilkan informasi berupa tulisan bergerak dengan menggunakan motor DC. Hal ini berkaitan dengan

Lebih terperinci

Perancangan Monitoring ph dan Kelembaban dalam Live Cell Chamber

Perancangan Monitoring ph dan Kelembaban dalam Live Cell Chamber 1 Perancangan Monitoring dan Kelembaban dalam Live Cell Chamber Mudito A. Wardhana 1, M. Julius St. 2, dan Nurussa adah 2 Abstrak Sel merupakan kumpulan materi paling sederhana dan unit penyusun semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembangkitan energi listrik. Upaya-upaya eksplorasi untuk. mengatasi krisis energi listrik yang sedang melanda negara kita.

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembangkitan energi listrik. Upaya-upaya eksplorasi untuk. mengatasi krisis energi listrik yang sedang melanda negara kita. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan Indonesia merupakan salah satu kawasan yang memiliki banyak sumber energi alam yang dapat digunakan sebagai energi alternatif untuk pembangkitan energi listrik.

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Blok Diagram Blok diagram ini dimaksudkan untuk dapat memudahkan penulis dalam melakukan perancangan dari karya ilmiah yang dibuat. Secara umum blok diagram dari

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT UKUR SUHU DAN KADAR ALKOHOL MENGGUNAKAN SENSOR LM35 DAN SENSOR MQ-3

RANCANG BANGUN ALAT UKUR SUHU DAN KADAR ALKOHOL MENGGUNAKAN SENSOR LM35 DAN SENSOR MQ-3 RANCANG BANGUN ALAT UKUR SUHU DAN KADAR ALKOHOL MENGGUNAKAN SENSOR LM35 DAN SENSOR MQ-3 Dolpfy Latupeirissa 1), Verna A. Suoth 1), Hesky S. Kolibu 1) 1) Program Studi Fisika, FMIPA Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

Gambar 1.6. Diagram Blok Sistem Pengaturan Digital

Gambar 1.6. Diagram Blok Sistem Pengaturan Digital Gambar 1.6. Diagram Blok Sistem Pengaturan Digital 10 Bab II Sensor 11 2.1. Pendahuluan Sesuai dengan banyaknya jenis pengaturan, maka sensor jenisnya sangat banyak sesuai dengan besaran fisik yang diukurnya

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. bertempat di Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas

III. METODOLOGI PENELITIAN. bertempat di Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan dari bulan Maret 2013, bertempat di Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jantung merupakan organ terpenting dalam tubuh manusia, karena jantung merupakan organ utama yang mensirkulasikan darah ke seluruh tubuh. Jantung memompakan darah ke

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. [10]. Dengan pengujian hanya terbatas pada remaja dan didapatkan hasil rata-rata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. [10]. Dengan pengujian hanya terbatas pada remaja dan didapatkan hasil rata-rata BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Sebelumnya pernah dilakukan penelitian terkait dengan alat uji kekuatan gigit oleh Noviyani Agus dari Poltekkes Surabaya pada tahun 2006 dengan judul penelitian

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Jantung adalah organ yang sangat penting yang terdapat di dalam tubuh manusia. Fungsinya adalah untuk mensirkulasikan darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Frekuensi denyut jantung dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penjelasan mengenai sistem instrumen alat ukur kelembaban, dapat dilihat dalam bentuk Blok diagram berikut: Power Supply 5Vdc Sensor Kelembaban HCZ-H6 Non Inverting Amplifier

Lebih terperinci

FABRIKASI SENSOR PERGESERAN BERBASIS MACROBENDING SERAT OPTIK

FABRIKASI SENSOR PERGESERAN BERBASIS MACROBENDING SERAT OPTIK FABRIKASI SENSOR PERGESERAN BERBASIS MACROBENDING SERAT OPTIK Oleh; Hadziqul Abror NRP. 1109 100 704 Pembimbing: Dr. Melania Suweni Muntini, M.T Ruang Sidang Fisika, 20 Maret 2012 Outline Pendahuluan Tinjauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Krisis energi bukanlah permasalahan yang baru, namun sudah menjadi hal yang diprediksikan pasti akan terjadi. Sumber energi minyak yang selama ini menjadi andalan akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak cukup memproduksi insulin atau ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini membahas tentang perancangan sistem yang mencakup perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras ini meliputi sensor

Lebih terperinci

Disusun Oleh: Kevin Yogaswara ( ) Meitantia Weni S B ( ) Pembimbing: Ir. Rusdhianto Effendi AK., MT.

Disusun Oleh: Kevin Yogaswara ( ) Meitantia Weni S B ( ) Pembimbing: Ir. Rusdhianto Effendi AK., MT. Disusun Oleh: Kevin Yogaswara (2207 030 006) Meitantia Weni S B (2207 030 055) Pembimbing: Ir. Rusdhianto Effendi AK., MT. PROGRAM STUDI DIII TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Universitas Indonesia. Alat hot plate stirrer magnetik dibangun menggunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Universitas Indonesia. Alat hot plate stirrer magnetik dibangun menggunakan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Rancang bangun hot plate stirrer magnetik terkendali temperatur dan kecepatan pengaduk yang dirancang oleh Muhamad Aulia Rahman dari Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Penyaji Minuman Otomatis Berbasis Mikrokontroler ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, serta kanker dan Diabetes Melitus

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK. Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK. Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi 68 BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1. Gambaran Umum Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi perangkat elektronik. Perancangan rangkaian elektronika terdiri

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan dan implementasi timbangan digital daging ayam beserta harga berbasis mikrokontroler ini terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram BAB III PERENCANAAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan lebih rinci mengenai perencanaan dalam pembuatan alat. Penulis membuat rancangan secara blok diagram sebagai pembahasan awal. 3.1 Perencanaan Secara

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT PENGUSIR NYAMUK MENGGUNAKAN FREKUENSI ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLLER

PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT PENGUSIR NYAMUK MENGGUNAKAN FREKUENSI ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLLER PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT PENGUSIR NYAMUK MENGGUNAKAN FREKUENSI ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLLER DESIGN AND REALIZATION MOSQUITO REPELLENT DEVICES USING MICROCONTROLLER BASED ULTRASONIC WAVE FREQUENCY

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran Umum Perangkat keras dari proyek ini secara umum dibagi menjadi dua bagian, yaitu perangkat elektronik dan mekanik alat pendeteksi gempa.perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

OTOMATISASI SISTEM PEMISAHAN MINYAK DAN AIR PADA GATHERING STATION

OTOMATISASI SISTEM PEMISAHAN MINYAK DAN AIR PADA GATHERING STATION OTOMATISASI SISTEM PEMISAHAN MINYAK DAN AIR PADA GATHERING STATION A. Sofwan dan Artdhita F. P. Institut Sains dan Teknologi Nasional Jl. Bhumi Srengseng Sawah - Jagakarsa - Jakarta Selatan, 12640 E-mail:

Lebih terperinci

Uji benedict (Semikuantitatif) Tujuan : Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin. Dasar teori :

Uji benedict (Semikuantitatif) Tujuan : Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin. Dasar teori : Uji benedict (Semikuantitatif) Tujuan : Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin Dasar teori : Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS. pengukuran bahan bakar minyak pada tangki SPBU ini terbagi dalam dua

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS. pengukuran bahan bakar minyak pada tangki SPBU ini terbagi dalam dua BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS 4.1. Perangkat keras Perangkat keras yang digunakan dalam sistem monitoring pengukuran bahan bakar minyak pada tangki SPBU ini terbagi dalam dua bagian yang saling berhubungan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GRAFIK... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar

Lebih terperinci