BAB II TINJAUAN TEORETIS. dan mencapai tujuan yang telah ditentukan (Herujito, 2001). mengandung arti control yang diterjemahkan ke dalam bahasa

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN TEORETIS. dan mencapai tujuan yang telah ditentukan (Herujito, 2001). mengandung arti control yang diterjemahkan ke dalam bahasa"

Transkripsi

1 11 BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Manajemen Definisi Manajemen Manajemen melibatkan orang-orang sebagai upaya untuk bekerja dan mengelola suatu pekerjaan untuk memperoleh hasil dan mencapai tujuan yang telah ditentukan (Herujito, 2001). to manage adalah kata kerja yang sering digunakan mengandung arti control yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi mengelola, menangani atau mengendalikan. Manajemen menggunakan manusia maupun sumber daya lainnya untuk mencapai sebuah tujuan melalui proses yang meliputi: planning, organizing actuating and controlling (Terry, 1997 dalam Herujito, 2001) Terry, 1997 dalam Herujito, 2001 membagi fungsi-fungsi pokok manajemen ke dalam empat proses, yaitu: a. Planning Planning merupakan kegiatan untuk mengetahui penyebab dan tujuan dalam melakukan tindakan-tindakan selanjutnya.

2 12 b. Organizing Organizing merupakan pembagian pekerjaan antar sesama anggota kelompok dan membuat ketentuan yang berlaku. c. Actuating Kegiatan memotivasi setiap anggota kelompok untuk melakukan pekerjaan berdasarkan tugas yang ditetapkan. d. Controlling Penyesuaian rencana yang sudah dibuat dengan pelaksanaannya Manajemen Kesehatan Manajemen kesehatan menempatkan rumah sakit sebagai tempat dimana perawat mampu mengaplikasikan pelayanan kesehatan. Oleh karena itu perawat harus memahami konsep dan aplikasinya. Konsep yang dimaksud dalam hal ini menurut Arwani, 2005 adalah konsep manajemen keperawatan, dimana dilakukan perencanaan, pengumpulan data, analisa dan menyusun langkahlangkah perencanaan, melakukan pengendalian, pengawasan dan pelaksanaan model keperawatan profesional.

3 13 Sebuah pelayanan keperawatan disebut profesional apabila tim keperawatan mengelola dan menjalankan empat fungsi dalam manajemen, yaitu: perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan motivasi (Nursalam, 2000) Manajemen Keperawatan Definisi Manajemen Keperawatan Manajemen keperawatan didefinisikan sebagai sebuah integrasi sumber-sumber keperawatan, kerjasama/koordinasi sehingga proses manajemen dapat mencapai tujuan, pelayanan keperawatan dan objektivitas asuhan keperawatan (Huber,2000). Ketrampilan manajemen diklasifikasikan menjadi tiga tingkatan sebagai berikut (Swanburg, 2000): 1) Keterampilan intelektual meliputi keterampilan berfikir, penguasaan teori dan kemampuan. 2) Keterampilan teknikal dibagi menjadi prosedur, teknik atau metode. 3) Keterampilan interpersonal dipengaruhi oleh jiwa untuk memimpin dan berinteraksi dengan individu atau kelompok. Adapun definisi manajemen keperawatan yang diungkapkan Gillies (1994) bahwa manajemen keperawatan merupakan proses bekerja untuk memberikan pelayanan keperawatan melalui anggota staf keperawatan, memberikan bantuan dan pengobatan kepada pasien. Sedangkan tugas manajer keperawatan adalah

4 14 memberikan pelayanan keperawatan efektif bagi pasien dan keluarga dengan melakukan perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengontrol material, keuangan dan sumber daya manusia yang ada Prinsip-Prinsip Manajemen Keperawatan Adapun prinsip-prinsip manajemen keperawatan menurut Swanburg (2000), yaitu: Perencanaan; pengorganisasian; mengarahkan dan pemimpin; memotivasi; pembuatan keputusan; Penggunaan waktu yang efektif; Manajer perawat bertugas memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien; Pencapaian tujuan sosial dan perumusan; bagian aktif dari lembaga dimana organisasi itu berfungsi dan divisi keperawatan; sebuah tingkat sosial, disiplin, fungsi dan bidang studi; Budaya organisasi mencerminkan nilai-nilai kepercayaan; pengendalian atau pengevaluasian dan komunikasi yang efektif. 2.2 Perawat Peran Perawat Liliweri (2002) dalam Asmadi (2008) mendefinisikan peran sebagai harapan seseorang terhadap tingkah laku yang sesuai dengan kedudukan atau posisi dalam sebuah sistem. Peran adalah seseorang yang diharapkan memiliki pemahaman dasar terhadap prinsip yang dimiliki seseorang dalam melaksanakan tanggung

5 15 jawab secara efektif dan efisien dalam sebuah sistem (Bastable, 2002). Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992 berbunyi bahwa Perawat merupakan seseorang yang memiliki kemampuan dan memiliki wewenang untuk melaksanakan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang diperoleh dalam tahap pendidikan keperawatan Asmadi (2008) membagi peran perawat menjadi 4 peran utama: pengelola, pelaksana, pendidik dan peneliti. 1. Pelaksana layanan keperawatan (care provider) Pemberian layanan kesehatan yang diberikan oleh perawat berdasarkan kewenangan yang dimiliki dengan memberikan asuhan keperawatan secara langsung terhadap klien (keluarga, individu dan komunitas). Asuhan keperawatan tersebut diberikan di semua tatanan layanan kesehatan kepada klien yang berada dalam lingkup wewenang, berpedoman pada standar keperawatan, penggunaan metodologi proses keperawatan, tanggung jawab, berlandas pada etika keperawatan dan kode etik. Asuhan keperawatan diberikan kepada pasien yang mengalami kelemahan mental dan fisik, tidak memiliki kemauan untuk melaksanakan kegiatan mandiri dalam kehidupan seharihari dan mengalami keterbatasan pengetahuan.

6 16 Asmadi juga menjelaskan bahwa peran perawat sebagai care provider adalah sebagai berikut: - Hak dan kewajiban klien selalu dilindungi agar tetap terlaksanan dengan seimbang; - Memberi rasa aman dan nyaman bagi klien; - Membantu memfasilitas klien dan anggota tim kesehatan lainnya; dan - Mengupayakan mengembalikan kesehatan klien. 2. Pengelola (manager) Sebagai pengelola perawat bertanggung jawab dan berperan mengelola layanan keperawatan pada tatanan pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, puskesmas dan penunjang kesehatan lainnya. Selain itu, tatanan pendidikan juga merupakan tanggung jawab manager berdasarkan konsep manajemen keperawatan. Oleh karena itu, fungsi manajerial keperawatan perawat antara lain: planning, organizing, actuating, staffing, directing, dan controlling. a. Planning (Perencanaan) Kemampuan menetapkan pekerjaan yang wajib dilakukan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan didasarkan atas rencana yang logis dan bukan perasaan merupakan perencanaan yang harus dimiliki seorang menejer keperawatan.

7 17 b. Organizing (Pengorganisasian) Proses ini merupakan mengalokasikan pekerjaan, wewanang, mengatur dan pengelolaan sumber daya keperawatan dalam mencapai tujuan keperawatan. c. Actuating (Gerak aksi) Actuating adalah kegiatan yang dilakukan oleh menejer keperawatan untuk mengawali dan melanjutkan kegiatan yang sudah ditetapkan menggunakan perencanaan dan pengorganisasian untuk mendapatkan tujuan yang sudah direncanakan. d. Staffing (Pengelolaan staf) Fungsi staffing meliputi mempertahankan anggota/staff sesuai posisi yang dibutuhkan dalam pekerjaan keperawatan, menempatkan dan memperoleh. e. Directing (Pengarahan) Kemampuan seorang menejer keperawatan untuk mengarahkan staff keperawatan (perawat) yang berintelektual dan mampu bekerja secara efektif untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. f. Controlling (Pengendalian) Merupakan pemantauan kelanjutan tugas staff keperawatan apakah sudah berjalan sesuai rencana.

8 18 3. Educator (Pendidik dalam keperawatan) Peran perawat bukan hanya sebagai pemberi asuhan keperawatan melainkan juga sebagai pendididkan. Dimana peran perawat tersebut antara lain mendidik masyarakat, keluarga, individu individu dan tenaga keperawatan/kesehatan lainnya. Pendidikan kesehatan yang diberikan perawat diharapkan mampu menciptakan kesehatan yang kondusif bagi individu/masyarakat. Adapun tujuan diberikannya pendidikan kesehatan adalah untuk membangun perilaku kesehatan individu dan masyarakat. Peran perawat sebagai pendidik (educator) harus memiliki kemampuan sebagai berikut: a. Memiliki wawasan ilmu pengetahuan Pendidikan kesehatan yang dilakukan oleh seorang educator untuk memengaruhi orang lain agar dapat berperilaku atau memiliki pengetahuan dan pemahaman yang sesuai dengan yang diharapkan. b. Komunikasi Komunikasi dibagi menjadi komunikasi dua, yaitu verbal dan non-verbal. Kemampuan perawat dalam berkomunikasi akan mempengaruhi keberhasilan proses pendidikan. Keberhasilan tersebut dapat dilihat saat perawat memberikan penjelasan/ informasi kepada klien, menghibur klien, membujuk dan melakukan tugas lainnya. Saat proses

9 19 komunikasi berlangsung perawat diharapkan mampu meyakinkan dan mempengaruhi pihak lain baik itu klien, teman sejawat, maupun tenaga kesehatan lain tentang fungsi, peran serta eksistensi profesi keperawatan. c. Pemahaman psikologis Klien (manusia) adalah sasaran utama dalam pelayanan keperawatan, hal ini berkaitan dengant masyarakat, keluarga dan juga individu. Memengaruhi orang lain Ttidaklah mudah, oleh sebab itu perawat harus mampu memahami psikologis situasi dan orang lain. Oleh karena itu, perawat harus meningkatkan kepeduliannya dan sensitivitas. Perawat melakukan komunikasi terapeutik sehingga menyentuh hati orang lain. d. Menjadi role model/contoh Luasnya wawasan, ilmu pengetahuan dan komunikasi perawat dibuktikan dengan tindakan yang dilakukan. Penilaian orang lain akan meningkat terhadap profesi perawat apabila perkataan yang disampaikan perawat sesuai dengan citra perawat dan perbuatannya. 4. Peneliti dan pengembang ilmu keperawatan Keperawatan merupakan cabang ilmu pengetahuan dan profesi yang harus mengembangkan diri melalui upaya riset. Diharapkan riset keperawatan menjadi referensi meningkatkan

10 20 praktik keperawatan bagi pasien dan dasar pengetahuan ilmiah keperawatan. Menjalankan kewajiban pada masyarakat dengan melakukan perawatan yang efektif dan efisien yaitu dengan praktik berdasarkan riset keperawatan (Patricia dan Arthur, 2002 dalam Asmadi, 2008) Peran Perawat di Rumah sakit Menurut Konsorium Ilmu Kesehatan (1989) dalam Hidayat (2008) peran perawat terdiri atas peran sebagai advokat pasien, educator (pendidik), pemberi asuhan keperawatan, konsultan, koordinator, kolaborator dan pembaharu/peneliti..a. Peran Sebagai Advokat Pasien Peran sebagai advokat adalah membantu keluarga dan pasien dalam menerima informasi ataupun pengambilan persetujuan atas tindakan yang diterima pasien. Selain itu, mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien atas pelayanan yang baik, hak atas informasi penyakit dan hak privasi b. Peran Sebagai Educator Perawat sebagai educator bertujuan menjelaskan tindakan yang diberikan, gejala penyakit yang diderita serta meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan, sehingga

11 21 terjadi perubahan perilaku pasien setelah dilakukan pendidikan kesehatan. c. Peran Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan Pemberian pelayanan keperawatan dilakukan dengan menggunakan proses keperawatan, dimana perawat memperhatikan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan pasien. d. Peran Sebagai Konsultan Perawat berperan menjadi tempat konsultasi terhadap masalah yang dialami pasien dan keluarga dan memberikan tindakan keperawatan yang tepat. Peran sebagai konsultan akan berfungsi apabila ada permintaan pasien mengenai tujuan pelayanan keperawatan ataupun informasi. e. Peran Sebagai Koordinator Tim tenaga kesehatan mengarahkan, mengorganisasi pelayanan kesehatan dan merencanakan sehingga pelaksanaan pelayanan kesehatan lebih optimal dan terarah sesuai kebutuhan yang diperlukan pasien. f. Peran Sebagai Kolaborator Peran sebagai kolaborator yaitu dengan mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan pasien termasuk tukar

12 22 pendapat atau diskusi untuk menentukan bentuk pelayanan selanjutnya. Peran tersebut dilakukan melalui kerjasama tim kesehatan yang terdiri dari perawat, dokter, ahli gizi, fisioterapis, dan tenaga medis lainnya dengan berupaya. g. Peran Sebagai Pembaharu/Peneliti Perawat berperan mengadakan kerja sama, perencanaan, perubahan yang terarah dan sistematis sesuai berdasarkan metode dalam pemberian pelayanan keperawatan Peran Perawat Terhadap Discharge Planning Di rumah sakit, discharge planning merupakan proses pengobatan pasien dan menempatkan perawat sebagai team discharge planner. Kontinuitas perawatan melalui proses discharge planning ditentukan oleh kemampuan dan pengetahuan perawat dalam memberikan proses keperawatan (Naylor, 1990 dalam Yuliana, 2013). Discharge planning dapat mencegah kekambuhan, mengurangi hari/lama perawatan pasien, menurunkan beban keluarga pasien, menurunkan angka mortalitas dan morbiditas serta meningkatkan kondisi kesehatan pasien (Pemila, 2011 dalam Yuliana, 2013).

13 23 Oleh karena itu, pelaksanaan discharge planning membutuhkan peran dan pengetahuan perawat yang baik sehingga apa yang disampaikan dapat dimengerti dan berguna untuk proses perawatan di rumah (Nursalam, 2009). 2.3 Perencanaan Pulang (Discharge Planning) Definisi Perencanaan Pulang (Discharge Planning) Perencanan pulang merupakan suatu proses yang dinamis dan sistematis dari persiapan koordinasi dan penilaian untuk memudahan pengawasan pelayanan kesehatan juga pelayanan sosial sebelum dan sesudah pulang (Carpenito, 1990 dalam Nursalam dan Efendi, 2008). Menurut Hurts (1996) dalam Nursalam dan Efendi (2008) perencanaan pulang merupakan proses yang dinamis yaitu memberikan kesempatan yang cukup bagi tim kesehatan agar di rumah pasien dipersiapkan melakukan perawatan mandiri. Perencanaan pulang didapatkan dari proses interaksi antara perawat profesional, keluarga dan pasien melakukan kolaborasi untuk mengatur kontinuitas dan memberikan keperawatan yang diperlukan oleh pasien dan keluarga dimana perencanaan berpusat pada masalah pasien yaitu pencegahan, rehabilitative, terapeutik serta perawatan rutin (Swenbergh, 2002 dalam Nursalam & Efendi 2008).

14 Tujuan Menurut Jipp dan Siras (1986) dalam Nursalam dan Efendi (2008) tujuan perencanaan pulang adalah sebagai berikut. 1. Menyiapkan pasien dan keluarga secara sosial, psikologis dan fisik. 2. Meningkatkan kemandirian keluarga dan pasien. 3. Membantu rujukan pasien pada sistem pelayanan yang lain. 4. Meningkatkan perawatan yang berkelanjutan pada pasien. 5. Melaksanakan rentang perawatan antar rumah sakit dan masyarakat. 6. Membantu keluarga dan pasien mendapatkan keterampilan, pengetahuan dan sikap untuk mempertahankan status kesehatan pasien Manfaat Menurut Spath (2003) dalam Nursalam dan Efendi 2008 perencanaan pulang mempunyai mempunyai manfaat sebagai berikut. 1. Memberikan kesempatan pengajaran kepada pasien sejak keluar rumah sakit. 2. Membantu kesiapan pasien dan kemandirian selama perawatan di rumah.

15 25 3. Memberikan tindak lanjut secara sistematis yang digunakan untuk menjamin kontinuitas perawatan pasien. 4. Mengevaluasi pengaruh dari intervensi yang terencana pada penyembuhan pasien, mengidentifikasi kekambuhan dan kebutuhan perawatan baru Prinsip-prinsip Menurut Nursalam dan Efendi (2008) prinsip-prinsip yang diterapkan dalam perencanaan pulang adalah sebagai berikiut: 1. Klien merupakan fokus dalam perencanaan pulang. Nilai keinginan dan kebutuhan dari klien perlu dikaji dan dievaluasi. 2. Kebutuhan dari klien diidenfikasi, kebutuhan ini dikaitkan dengan masalah yang mungkin muncul pada saat klien pulang nanti, sehingga kemungkinan masalah yang muncul di rumah dapat segera diantisipasi. 3. Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif. Perencanaan pulang merupakan pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus saling bekerja sama. 4. Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas yang ada. Tindakan atau rencana yang akan dilakukan setelah pulang disesuaikan dengan pengetahuan

16 26 dari tenaga yang tersedia maupun fasilitas yang tersedia di masyarakat. 5. Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sistem pelayanan kesehatan. Setiap klien masuk tatanan pelayanan maka perencanaan pulang harus dilakukan Proses Discharge Planning Proses discharge planning mencakup kebutuhan fisik pasien, psikologis, sosial, budaya, dan ekonomi. Potter dan Perry (2006) dalam Ardiyanti (2014) membagi proses discharge planning atas tiga fase, yaitu akut, transisional, dan pelayanan berkelanjutan. Pada fase akut, perhatian utama medis berfokus pada usaha discharge planning. Pada fase transisional, kebutuhan pelayanan akut selalu terlihat, tetapi tingkat urgensinya semakin berkurang, pasien mulai dipersiapkan untuk pulang dan merencanakan kebutuhan perawatan masa depan. Pada fase pelayanan berkelanjutan, pasien mampu untuk berpartisipasi dalam perencanaan dan pelaksanaan aktivitas perawatan berkelanjutan yang dibutuhkan setelah pemulangan. Potter dan Perry (2006) dalam Ardiyanti (2014) menyusun format discharge planning sebagai berikut:

17 27 1. Pengkajian Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi dan komunikasi data tentang klien (Potter dan Perry, 2005 dalam Ardiyanti, 2014). Menurut Slevin (1986) dalam Ardiyanti (2014) pengkajian discharge planning berfokus pada 4 area yang potensial, yaitu pengkajian fisik dan psikososial, status fungsional, kebutuhan health education dan konseling. 2. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan didasarkan pada pengkajian discharge planning, dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan pasien dan keluarga, mengetahui problem, etiologi (penyebab), support sistem (hal yang mendukung pasien sehingga dilakukan discharge planning). 3. Perencanaan (Intervensi) Perencanaan pemulangan pasien membutuhkan identifikasi kebutuhan pasien. Kelompok perawat berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran yang baik untuk persiapan pulang pasien, yang disingkat dengan METHOD yaitu: a. Medication (obat) Pasien sebaiknya mengetahui obat yang harus dilanjutkan setelah pulang.

18 28 b. Environment (lingkungan) Lingkungan tempat pasien akan pulang dari rumah sakit sebaiknya aman. Pasien juga sebaiknya memiliki fasilitas pelayanan yang dibutuhkan untuk kelanjutan perawatannya. c. Treatment (pengobatan) Perawat harus memastikan bahwa pengobatan dapat berlanjut setelah pasien pulang, yang dilakukan oleh pasien dan anggota keluarga. d. Health Teaching (pengajaran kesehatan) Pasien yang akan pulang sebaiknya diberitahu bagaimana mempertahankan kesehatan, termasuk tanda dan gejala yang mengindikasikan kebutuhan perawatan kesehatan tambahan. e. Outpatient Referal Klien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau agen komunitas lain yang dapat meningkatkan perawatan yang kontinu. f. Diet Pasien Sebaiknya diberitahu tentang pembatasan pada dietnya dan pasien sebaiknya mampu memilih diet yang sesuai untuk dirinya.

19 29 4. Pelaksanaan (Implementasi) Implementasi dalam discharge planning adalah pelaksanaan rencana pengajaran referal. Seluruh pengajaran yang diberikan harus didokumentasikan pada catatan perawat dan ringkasan pulang (discharge summary). Intruksi tertulis diberikan kepada pasien. Demontrasi ulang harus memuaskan, pasien dan pemberi perawatan harus memiliki keterbukaan dan melakukannya dengan alat yang digunakan dirumah. 5. Evaluasi Evaluasi sangat penting dalam proses discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus diteliti dengan cermat untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang sesuai. Keberhasilan program rencana pemulangan tergantung pada enam variabel: a. Derajat penyakit b. Hasil yang diharapkan dari perawatan c. Durasi perawatan yang dibutuhkan d. Jenis-jenis pelayanan yang diperlakukan e. Komplikasi tambahan f. Ketersediaan sumber-sumber untuk mencapai pemulihan.

20 Alur Pelaksanaan Discharge Planning Menurut Nursalam dan Efendi (2008) alur pelaksanaan discharge planning adalah sebagai berikut: Perawat PP dibantu PA Perawat PP dibantu PA Keadaan pasien 1. Klinis & pemeriksaan penunjang lain 2. Tingkat ketergantungan klien Perencanaan Pulang Penyelesaian administrasi Program Health Education - Control & obat/perawatan - Nutrisi - Aktivitas dan istirahat - Perawatan diri Lain-lain Monitor (sebagai program service savety) Oleh: keluarga & petugas Keterangan: Gambar 2.1 Alur Pelaksanaan Discharge Planning PP: Perawat Primer Tugas Perawat Primer: - Membuat perencanaan pulang (discharge planning) - Membuat leaflet. - Memberikan konseling. - Memberikan pendidikan kesehatan. - Menyediakan format discharge - planning. - Mendokumentasikan discharge planning. PA: Perawat Associate Tugas perawat Associaet: Melaksanakan agenda discharge planning (pada saat perawatan dan diakhiri perawatan.

21 Hal-Hal yang Harus Diketahui Klien Sebelum Pulang Menurut Nursalam dan Efendi (2008) hal-hal yang harus diketahui sebelum klien pulang adalah sebagai berikut: 1. Instruksikan tentang penyakit yang diderita, pengobatan yang harus dijalankan serta masalah-masalah atau komplikasi yang dapat terjadi. 2. Informasi tertulis tentang perawatan yang harus dilakukan di rumah. 3. Pengaturan diet khusus dan bertahap yang harus dijalankan. 4. Jelaskan masalah yang mungkin muncul dan cara mengantisipasi. 5. Pendidikan kesehatan yang ditujukan kepada keluarga maupun klien sendiri dapat digunakan metode ceramah, demonstrasi dan lain-lain. 6. Informasi tentang nomor telepon layanan perawatan, dokter dan kunjungan rumah apabila klien memerlukan.

PERENCANAAN PASIEN PULANG (DISCHARGE PLANNING) Mira Asmirajanti, SKp, MKep

PERENCANAAN PASIEN PULANG (DISCHARGE PLANNING) Mira Asmirajanti, SKp, MKep PERENCANAAN PASIEN PULANG (DISCHARGE PLANNING) Mira Asmirajanti, SKp, MKep A. Pengertian Discharge Planning (Perencanaan Pasien Pulang) merupakan komponen sistem perawatan berkelanjutan, pelayanan yang

Lebih terperinci

A. Kriteria Discharge Planning Pemulangan pasien dari Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri dilakukan kepada :

A. Kriteria Discharge Planning Pemulangan pasien dari Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri dilakukan kepada : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan yang profesional serta bermutu dan berkelanjutan di Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri maka perlu dilakukan discharge planning

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Discharge planning merupakan salah satu elemen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Discharge planning merupakan salah satu elemen penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Discharge planning merupakan salah satu elemen penting dalam pelayanan keperawatan. Discharge planning adalah proses mempersiapkan pasien yang dirawat di rumah sakit

Lebih terperinci

BAB I DEFENISI. Tujuan Discharge Planning :

BAB I DEFENISI. Tujuan Discharge Planning : BAB I DEFENISI Pelayanan yang diberikan kepada pasien di unit pelayanan kesehatan rumah sakit misalnya haruslah mencakup pelayanan yang komprehensif (bio-psiko-sosial dan spiritual). Disamping itu pelayanan

Lebih terperinci

PANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN

PANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN PANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Pendidikan pasien dan keluarga membantu pasien berpartisipasi lebih baik dalam asuhan yang diberikan dan mendapat

Lebih terperinci

Disampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014

Disampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014 Disampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014 1 Pelayanan keperawatan kesehatan di rumah merupakan sintesa dari keperawatan kesehatan komunitas dan keterampilan teknikal tertentu yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah suatu istilah yang dipergunakan untuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah suatu istilah yang dipergunakan untuk BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan dan Sikap 2.1.1. Defenisi Pengetahuan Pengetahuan adalah suatu istilah yang dipergunakan untuk menuturkan apabila seseorang mengenal tentang sesuatu. Suatu hal yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. keperawatan yang mempunyai wewenang untuk melaksanakan peran dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. keperawatan yang mempunyai wewenang untuk melaksanakan peran dan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perawat 2.1.1 Definisi Perawat Perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan formal keperawatan yang mempunyai wewenang untuk melaksanakan peran dan fungsinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kurang baik ataupun sakit. Kesehatan adalah kunci utama keadaan

BAB I PENDAHULUAN. kurang baik ataupun sakit. Kesehatan adalah kunci utama keadaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sehat merupakan dambaan setiap insan manusia. Tidak ada seorang pun yang menginginkan dirinya dalam keadaan yang kurang baik ataupun sakit. Kesehatan adalah kunci

Lebih terperinci

PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN DIET PASIEN

PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN DIET PASIEN PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN DIET PASIEN Peran perawat Merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukan dalam sistem, dimana dapat dipengartuhi oleh keadaan

Lebih terperinci

TINJAUAN TEORITIS. peraturan perundang-undangan yang berlaku.

TINJAUAN TEORITIS. peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Peran dan Fungsi Perawat Dalam dunia keperawatan modern respons manusia sebagai pengalaman dan respon orang terhadap sehat dan sakit juga merupakan suatu fenomena perhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan perawat adalah melaksanakan pendidikan kesehatan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan perawat adalah melaksanakan pendidikan kesehatan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawat dalam peran dan fungsinya memiliki banyak kewajiban terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan. Salah satu peran yang dilakukan perawat adalah melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Discharge Planning. menyatakan bahwa discharge planning merupakan proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Discharge Planning. menyatakan bahwa discharge planning merupakan proses 10 2.1 Discharge Planning BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Discharge Planning Discharge planning adalah mekanisme untuk memberikan perawatan kontinu, informasi tentang kebutuhan kesehatan berkelanjutan

Lebih terperinci

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA -Tahun 2005- Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Pengurus Pusat PPNI, Sekretariat: Jl.Mandala Raya No.15 Patra Kuningan Jakarta Tlp: 62-21-8315069 Fax: 62-21-8315070

Lebih terperinci

a. Model dokumentasi ini terdiri dari empat komponen, yaitu : 1) Data Dasar Data dasar berisi semua informasi yang telah dikaji dari klien ketika pert

a. Model dokumentasi ini terdiri dari empat komponen, yaitu : 1) Data Dasar Data dasar berisi semua informasi yang telah dikaji dari klien ketika pert A. Model Dokumentasi Keperawatan Ada 6 model dokumentasi yang dapat digunakan di dalam sistem pelayanan kesehatan di Indonesia yaitu sebagai berikut : 1) SOR (Source Oriented Record), 2) POR (Problem Oriented

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 99 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Hasil penelitian mengungkapkan bahwa partisipan memahami discharge planning sebagai sarana untuk memberikan informasi tentang kebutuhan kesehatan berkelanjutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengelola, pendidik, dan peneliti (Asmadi, 2008). Perawat sebagai pelaksana layanan keperawatan (care provider) harus

BAB I PENDAHULUAN. pengelola, pendidik, dan peneliti (Asmadi, 2008). Perawat sebagai pelaksana layanan keperawatan (care provider) harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawat merupakan tenaga kesehatan yang berinteraksi secara langsung dengan pasien, mempunyai tugas dan fungsi yang sangat penting bagi kesembuhan serta keselamatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana dalam memberikan pelayanan menggunakan konsep multidisiplin.

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana dalam memberikan pelayanan menggunakan konsep multidisiplin. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu sistem pemberi pelayanan kesehatan dimana dalam memberikan pelayanan menggunakan konsep multidisiplin. Kolaborasi multidisiplin yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah profesi kesehatan yang berfokus pada individu,

BAB I PENDAHULUAN. adalah profesi kesehatan yang berfokus pada individu, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tenaga kesehatan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting dalam pencapaian keoptimalan derajat kesehatan. Salah satu tenaga kesehatan yang jumlahnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. baik dalam proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. baik dalam proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perencanaan pemulangan pasien adalah suatu proses dimana pasien mulai mendapat pelayanan kesehatan yang diberikan dengan kesinambungan perawatan baik dalam proses penyembuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kedudukan sosial. Teori peran menggambarkan interaksi sosial dalam. dimasyarakat yang ditetapkan oleh budaya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kedudukan sosial. Teori peran menggambarkan interaksi sosial dalam. dimasyarakat yang ditetapkan oleh budaya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Peran Perawat a) Peran Sudarma (2008) mengatakan bahwa peran merupakan suatu pola tingkah laku, kepercayaan, nilai, sikap yang diharapkan oleh masyarakat, sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. daya secara efisien, efektif, dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. daya secara efisien, efektif, dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang 2.1. Manajemen Keperawatan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Definisi Manajemen Keperawatan Manajemen adalah ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien, efektif, dan rasional untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber-sumber keperawatan dengan menerapkan proses manajemen untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber-sumber keperawatan dengan menerapkan proses manajemen untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Manajemen Keperawatan 2.1.1 Defenisi Manajemen keperawatan merupakan suatu bentuk koordinasi dan integrasi sumber-sumber keperawatan dengan menerapkan proses manajemen

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PASIEN & KELUARGA (PPK)

PENDIDIKAN PASIEN & KELUARGA (PPK) PENDIDIKAN PASIEN & KELUARGA (PPK) STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, ELEMEN PENILAIAN > 8% Terpenuhi 2-79% Terpenuhi sebagian < 2% Tidak terpenuhi Standar PPK. 1 Rumah sakit menyediakan pendidikan untuk menunjang

Lebih terperinci

PEDOMAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (CASE MANAGER)

PEDOMAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (CASE MANAGER) PEDOMAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (CASE MANAGER) RUMAH SAKIT MH THAMRIN CILEUNGSI JL. Raya Narogong KM 16 Limus Nunggal Cileungsi Bogor Telp. (021) 8235052 Fax. (021) 82491331 SURAT KEPUTUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum yang harus diwujudkan melalui pembangunan yang berkesinambungan. Pembangunan kesehatan bertujuan agar tercapainya

Lebih terperinci

RENDAHNYA PERAN PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA PASIEN LOW NURSE S ROLE IN MEETING THE NEEDS OF NUTRITION TO PATIENTS ABSTRAK

RENDAHNYA PERAN PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA PASIEN LOW NURSE S ROLE IN MEETING THE NEEDS OF NUTRITION TO PATIENTS ABSTRAK Jurnal STIKES Vol. 6 No. 2, Desember 2013 RENDAHNYA PERAN PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA PASIEN LOW NURSE S ROLE IN MEETING THE NEEDS OF NUTRITION TO PATIENTS M. Saiful Anwar Selvia David

Lebih terperinci

Peran, Fungsi, Tugas perawat dalam Pengembangan Sistem Pelayanan Kesehatan. Rahmad Gurusinga

Peran, Fungsi, Tugas perawat dalam Pengembangan Sistem Pelayanan Kesehatan. Rahmad Gurusinga Peran, Fungsi, Tugas perawat dalam Pengembangan Sistem Pelayanan Kesehatan Rahmad Gurusinga Sesuai dengan Kepmenkes RI No. 1239 tahun 2001 tentang Registrasi dan Praktek Perawat, perawat adalah seseorang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil Tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang mana

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PASIEN & KELUARGA

PENDIDIKAN PASIEN & KELUARGA PENDIDIKAN PASIEN & KELUARGA STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, ELEMEN PENILAIAN > 8% Terpenuhi 2-79% Terpenuhi sebagian < 2% Tidak terpenuhi Standar PPK. 1 Rumah sakit menyediakan pendidikan untuk menunjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan merupakan salah satu bentuk kinerja nyata untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan merupakan salah satu bentuk kinerja nyata untuk mendapatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan merupakan salah satu bentuk kinerja nyata untuk mendapatkan kepuasan tersendiri seorang pasien dengan demikian pasien merasa puas dan loyal terhadap jasa

Lebih terperinci

PERAN DAN FUNGSI PERAWAT GAWAT DARURAT

PERAN DAN FUNGSI PERAWAT GAWAT DARURAT PERAN DAN FUNGSI PERAWAT GAWAT DARURAT PERAN DAN FUNGSI PERAWAT GAWAT DARURAT A. Peran Perawat Menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 peran perawat terdiri dari : 1. Sebagai pemberi asuhan keperawatan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. asuhan keperawatan yang berkesinambungan (Raden dan Traft dalam. dimanapun pasien berada. Kegagalan untuk memberikan dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. asuhan keperawatan yang berkesinambungan (Raden dan Traft dalam. dimanapun pasien berada. Kegagalan untuk memberikan dan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Discharge Planning 2.1.1 Definisi Perencanaan pulang atau discharge planning merupakan proses terintegrasi yang terdiri dari fase-fase yang di tujukan untuk memberikan asuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pelayanan Kesehatan 1. Pengertian pelayanan Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perawat 2.1.1 Defenisi perawat Perawat (Nurse) berasa dari bahasa latin yaitu kata nutrix yang berarti merawat atau memelihara. Menurut Kusnanto (2003), perawat adalah seorang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORISTIS

BAB II TINJAUAN TEORISTIS BAB II TINJAUAN TEORISTIS 2.1 Perilaku Caring 2.1.1 Pengertian Caring Perawat Menurut Carruth, dalam Nurachmah (2001) asuhan keperawatan yang bermutu yang diberikan oleh perawat dapat dicapai apabila perawat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kabupaten yang melaksanakan upaya penyuluhan, penanganan kasus-kasus

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kabupaten yang melaksanakan upaya penyuluhan, penanganan kasus-kasus BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) 1.1 Defenisi Puskesmas Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) adalah unit fungsional pelayanan kesehatan terdepan sebagai unit pelaksana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Komunikasi Terapeutik 2.1.1 Pengertian Komunikasi Terapeutik Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang dilakukan oleh perawat dan tenaga kesehatan lain yang direncanakan

Lebih terperinci

BAB 7 MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE)

BAB 7 MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE) BAB 7 MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE) GAMBARAN UMUM Memberikan asuhan pasien merupakan upaya yang kompleks dan sangat bergantung pada komunikasi dari informasi. Komunikasi tersebut adalah kepada

Lebih terperinci

PANDUAN PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA

PANDUAN PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA PANDUAN PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA RS.DARMO JLN. RAYA DARMO 90 SURABAYA BAB I PENDAHULUAN A. FALSAFAH PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA Pendidikan pasien dan keluarga membantu pasien berpartisipasi lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah bagian dari kesehatan secara menyeluruh, bukan sekedar

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah bagian dari kesehatan secara menyeluruh, bukan sekedar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan jiwa adalah bagian dari kesehatan secara menyeluruh, bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi pemenuhan kebutuhan perasaan bahagia, sehat, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah salah satu masalah kesehatan yang masih. banyak ditemukan di setiap negara. Salah satunya adalah negara

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah salah satu masalah kesehatan yang masih. banyak ditemukan di setiap negara. Salah satunya adalah negara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gangguan jiwa adalah salah satu masalah kesehatan yang masih banyak ditemukan di setiap negara. Salah satunya adalah negara Indonesia. Berdasarkan data tahun 2001

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu penetahuan dan teknologi dewasa ini sangat mempengaruhi kualitas hidup bagi setiap manusia. Kualitas hidup seorang terlihat dari bagaimana upaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Kerja 2.1.1 Defenisi Kepuasan Kerja Kepuasan kerja merupakan sikap positif terhadap pekerjaan pada diri seseorang. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAYANAN ASUHAN KEPERAWATAN

PEDOMAN PELAYANAN ASUHAN KEPERAWATAN PEDOMAN PELAYANAN ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengertian Asuhan keperawatan adalah Suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktek keperawatan yang langsung diberikan kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan menentukan mutu kehidupan dalam pembangunan nasional. Menurut World Health Organization (WHO),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah nyata terjadi maupun berpotensi untuk terjadi yang mengancam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah nyata terjadi maupun berpotensi untuk terjadi yang mengancam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Intensive Care Unit Intensive care unit (ICU) merupakan suatu area yang sangat spesifik dan canggih di rumah sakit dimana desain, staf, lokasi, perlengkapan dan peralatan, didedikasikan

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (HOSPITAL CASE MANAGER)

PANDUAN PELAKSANAAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (HOSPITAL CASE MANAGER) PANDUAN PELAKSANAAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (HOSPITAL CASE MANAGER) BAB I DEFINISI A. Manajemen Pelayanan Pasien: - Suatu proses kolaboratif mengenai asesmen, perencanaan, fasilitasi, koordinasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat (Sumijatun, 2009). Salah satu bagian integral dari pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat (Sumijatun, 2009). Salah satu bagian integral dari pelayanan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah salah satu sarana yang memberikan pelayanan kesehatan yang memiliki peran dalam peningkatan derajat kesehatan kepada masyarakat (Sumijatun, 2009).

Lebih terperinci

PROGRAM PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA (PPK) / PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT PPK

PROGRAM PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA (PPK) / PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT PPK PROGRAM PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA (PPK) / PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT PPK RUMAH SAKIT AT-TUROTS AL-ISLAMY 2015 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 A LATAR BELAKANG... 3 B TUJUAN BAB II LANDASAN TEORI

Lebih terperinci

International Council of Nurses (1965), perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan keperawatan, berwenang di Negara

International Council of Nurses (1965), perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan keperawatan, berwenang di Negara International Council of Nurses (1965), perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan keperawatan, berwenang di Negara bersangkutan untuk memberikan pelayanan dan bertanggung jawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal jantung merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama dan menjadi penyakit yang terus meningkat kejadiannya. Studi Framingham memberikan gambaran yang jelas

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAYANAN KEDOKTERAN DAN KEPERAWATAN

PEDOMAN PELAYANAN KEDOKTERAN DAN KEPERAWATAN PEDOMAN PELAYANAN KEDOKTERAN DAN KEPERAWATAN 1. PENDAHULUAN Tujuan utama rumah sakit adalah memberikan perawatan yang terbaik untuk pasien. Agar dapat memberikan dukungan dan respon yang baik sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Discharge planning adalah suatu proses dimana pasien mulai mendapat pelayanan kesehatan yang diberikan dengan kesinambungan perawatan baik dalam proses penyembuhan maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Praktik Kolaboratif Definisi praktik kolaboratif menurut Jones (2000) dalam Rumanti (2009) adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang mempertimbangkan

Lebih terperinci

MAKALAH TEORI, TIPE KEPEMIMPINAN, PERAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN

MAKALAH TEORI, TIPE KEPEMIMPINAN, PERAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN MAKALAH TEORI, TIPE KEPEMIMPINAN, PERAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN MUHAMMAD JAMAL MISHBAH 6143027 STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS TAHUN AKADEMIK 2016/2017 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke

Lebih terperinci

PROGRAM PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA RSUP DR. M. DJAMIL PADANG 2013 DAFTAR ISI

PROGRAM PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA RSUP DR. M. DJAMIL PADANG 2013 DAFTAR ISI PROGRAM PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA RSUP DR. M. DJAMIL PADANG 2013 DAFTAR ISI DAFTAR ISI...i I. Pendahuluan...1 1 II. Latar Belakang...1 III. Tujuan...1 IV. Kegiatan pokok...2 V. Cara melaksanakan kegiatan...2

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini, pola pikir masyarakat semakin berkembang sesuai dengan perkembangan dunia saat ini. Demikian juga dalam hal kesehatan, masyarakat

Lebih terperinci

TATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS)

TATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS) TATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS) STANDAR EP DOKUMEN KETERANGAN Pemilik menetapkan regulasi yang mengatur a) sampai dengan g) yang ada di dalam maksud dan tujuan yang dapat berbentuk corporate by-laws, peraturan

Lebih terperinci

PADA TAHUN 2020 MENHHASILKAN PERAWAT PROFESIONAL, PENUH CINTA KASIH DAN MAMPU BERSAING SECARA NASIONAL.

PADA TAHUN 2020 MENHHASILKAN PERAWAT PROFESIONAL, PENUH CINTA KASIH DAN MAMPU BERSAING SECARA NASIONAL. VISI AKPER DIRGAHAYU PADA TAHUN 2020 MENHHASILKAN PERAWAT PROFESIONAL, PENUH CINTA KASIH DAN MAMPU BERSAING SECARA NASIONAL. MISI AKPER DIRGAHAYU 1. MENYELENGGARAKAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI YANG BERKUALITAS

Lebih terperinci

HEALTH RECORDS IN LONG TERM CARE AND REHABILITATION FACILITIES

HEALTH RECORDS IN LONG TERM CARE AND REHABILITATION FACILITIES HEALTH RECORDS IN LONG TERM CARE AND REHABILITATION FACILITIES Isi RK pada Acute care berbeda dengan asuhan jangka panjang ( Long term care dan Rehabilitation care). Pemeliharrannya tidak berbeda Asuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat. ISPA masih menjadi masalah kesehatan yang penting karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Keperawatan adalah salah satu profesi di rumah sakit yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Keperawatan adalah salah satu profesi di rumah sakit yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keperawatan adalah salah satu profesi di rumah sakit yang berperan penting dalam upaya menjaga mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pada standar evaluasi

Lebih terperinci

PERAN PERAWAT HOME CARE. Disampaikan oleh Djati Santosa.

PERAN PERAWAT HOME CARE. Disampaikan oleh Djati Santosa. PERAN PERAWAT HOME CARE Disampaikan oleh Djati Santosa. AWAL PERJALANAN Home Care sesungguhnya merupakan bentuk pelayanan yang sangat sederhana. Kunjungan perawat kepada pasien yang tidak mampu menuju

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 1. Pengertian Peran 1.1 Peran Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Discharge Planning 1. Pengertian Discharge planning Discharge planning/perencanaan pemulangan pasien pada dasarnya merupakan program pemberian pendidikan kesehatan kepada pasien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang strategis. Peran utama rumah sakit terhadap masyarakat adalah memberikan pelayanan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 1. Pengetahuan 1.1 Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menguraikan Konsep Perencanaan Perencanaan adalah suatu proses berkelanjutan yang diawali dengan merumuskan tujuan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan, menentukan personal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran informasi dan dukungan emosional. Dalam bidang keperawatan,

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran informasi dan dukungan emosional. Dalam bidang keperawatan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi dalam kehidupan sehari hari merupakan sarana yang penting untuk menjalin relasi dengan orang lain. Komunikasi juga dapat memberikan pertukaran informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan sebagai fenomena yang harus direspons oleh perawat. Respon yang ada harus bersifat kondusif dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bidan merupakan profesi yang menjalin kemitraan dengan. perempuan dan membantu menyelesaikan permasalahan yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. Bidan merupakan profesi yang menjalin kemitraan dengan. perempuan dan membantu menyelesaikan permasalahan yang terkait BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Bidan merupakan profesi yang menjalin kemitraan dengan perempuan dan membantu menyelesaikan permasalahan yang terkait kesehatan reproduksi perempuan. Pelayanan kebidanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Konsep Caring Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara seseorang berpikir, berperasaan dan bersikap ketika berhubungan dengan orang lain. Caring dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Permenkes RI, 2011). Institusi yang kompleks memiliki arti bahwa rumah sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. (Permenkes RI, 2011). Institusi yang kompleks memiliki arti bahwa rumah sakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi yang sangat kompleks dan berisiko tinggi dalam kondisi lingkungan regional dan global yang sangat dinamis perubahannya (Permenkes RI,

Lebih terperinci

Lampiran 2

Lampiran 2 Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 LEMBAR KUESIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG DISCHARGE PLANNING DENGAN KESIAPAN PERAWAT MEMBERIKAN DISCHARGE PLANNING KEPADA PASIEN

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan nasional untuk memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam Undang-Undang No. 36 tahun

Lebih terperinci

POKJA KUALIFIKASI dan PENDIDIKAN STAFF (KPS)

POKJA KUALIFIKASI dan PENDIDIKAN STAFF (KPS) POKJA KUALIFIKASI dan PENDIDIKAN STAFF (KPS) Elemen Penilaian KPS 1 1. Perencanaan harus mempertimbangkan misi rumah sakit, keragaman pasien, jenis pelayanan dan teknologi yang digunakan dalam asuhan pasien

Lebih terperinci

LTC DAN REHABILATION C

LTC DAN REHABILATION C SUB POKOK lilywi 1 LTC DAN REHABILATION C Asuhan jangka panjang /LTC: u/ jangka waktu lama Penyakit Kronis Usia tua Membutuhkan bantuan dan latihan dalam aktifitas keseharian Rawat inap Asuhan Rehabilitasi:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberikan kepada klien oleh suatu tim multi disiplin. Tim pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. diberikan kepada klien oleh suatu tim multi disiplin. Tim pelayanan kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan bentuk pelayanan yang diberikan kepada klien oleh suatu tim multi disiplin. Tim pelayanan kesehatan merupakan sekelompok

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong dan memperbaiki,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong dan memperbaiki, BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Supervisi 2.1.1 Pengertian Supervisi Menurut Kron (1987) Supervisi adalah merencanakan, mangarahkan, membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong dan memperbaiki, memerintah,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No.36 tahun 2009 yaitu keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha untuk mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan merupakan visi dari Kementerian Kesehatan RI dan telah dirumuskan dalam UU RI No. 36 tahun 2009

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang PKPA di Apotek

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang PKPA di Apotek BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang PKPA di Apotek Setiap manusia berhak atas kesehatan, serta memiliki kewajiban dalam memelihara serta meningkatkan kesehatan tersebut. Kesehatan merupakan salah satu

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA (PPK)

PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA (PPK) PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA (PPK) 1. KEBIJAKAN PPK 2. SKTIM PROMOSI KESEHATAN 3. PEDOMAN PELAYANAN PROMOSI KESEHATAN 4. PEDOMAN PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI 5. PEDOMAN PENGORGANISASIAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN. IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes

STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN. IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes STANDAR ADALAH : Ukuran atau parameter yang digunakan sebagai dasar untuk menilai tingkat kualitas yang telah disepakati dan mampu dicapai dengan ukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ibu, dalam melalui proses tersebut wanita akan mengalami masa masa

BAB I PENDAHULUAN. ibu, dalam melalui proses tersebut wanita akan mengalami masa masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wanita pada dasarnya harus menjalankan kodrat sebagai seorang ibu, dalam melalui proses tersebut wanita akan mengalami masa masa mulai dari kehamilan, persalinan, nifas,

Lebih terperinci

: Evi Karota Bukit, SKp, MNS NIP : : Kep. Jiwa & Kep. Komunitas. : Asuhan Keperawatan Jiwa - Komunitas

: Evi Karota Bukit, SKp, MNS NIP : : Kep. Jiwa & Kep. Komunitas. : Asuhan Keperawatan Jiwa - Komunitas Nama : Evi Karota Bukit, SKp, MNS NIP : 19671215 200003 1 002 Departemen Mata Kuliah Topik : Kep. Jiwa & Kep. Komunitas : Keperawatan Komunitas : Asuhan Keperawatan Jiwa - Komunitas LAPORAN WHO (2002)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan. Pelayanan keperawatan sering dijadikan tolok ukur citra sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan. Pelayanan keperawatan sering dijadikan tolok ukur citra sebuah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelayanan keperawatan merupakan sub sistem dalam sistem pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sudah pasti punya kepentingan untuk menjaga mutu pelayanan. Pelayanan keperawatan

Lebih terperinci

MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIS (MIRM) Djoti Atmodjo

MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIS (MIRM) Djoti Atmodjo MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIS (MIRM) Djoti Atmodjo 2 Regulasi Nasional/ Referensi Regulasi RS: Kebijakan Pedoman/ Panduan SPO 3 Regulasi Nasional/ Referensi Regulasi RS: Kebijakan Pedoman/ Panduan

Lebih terperinci

HOME CARE/HOSPITAL HOME CARE M.HADARANI, S.KEP.NS.MPH

HOME CARE/HOSPITAL HOME CARE M.HADARANI, S.KEP.NS.MPH HOME CARE/HOSPITAL HOME CARE M.HADARANI, S.KEP.NS.MPH PENGERTIAN HOME HEALTH CARE Pel prof dan paraprofesional, juga peralatan yg berhubungan scr medis utk klien dan keluarga di tempat tinggalnya utk memelihara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa globalisasi ini, arus informasi dari satu tempat ke tempat lain semakin cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan tanpa

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Gambaran Model Konseptual Keperawatan Menurut Imogene M. King

PEMBAHASAN Gambaran Model Konseptual Keperawatan Menurut Imogene M. King PEMBAHASAN Gambaran Model Konseptual Keperawatan Menurut Imogene M. King Imogene M. King mengawali teori ini melalui studi literatur dalam keperawatan, ilmu-ilmu perilaku terapan, diskusi dengan beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi baik verbal atau non verbal (Chitty, 2001, dalam Marquis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi baik verbal atau non verbal (Chitty, 2001, dalam Marquis, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Umum 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi sebagai pertukaran kompleks antara pikiran, gagasan, atau informasi baik verbal atau non verbal (Chitty, 2001, dalam Marquis,

Lebih terperinci

KOMPETENSI PERAWAT R. NETY RUSTIKAYANTI

KOMPETENSI PERAWAT R. NETY RUSTIKAYANTI KOMPETENSI PERAWAT R. NETY RUSTIKAYANTI Pembangunan kesehatan Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal Upaya pelayanan/asuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan setiap umat manusia karena aktivitasnya dapat terhambat apabila kondisi kesehatan tidak baik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan oleh Pusat Data dan Informasi Kementrian

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN EDUCATOR PERAWAT DALAM DISCHARGE PLANNING DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PASIEN RAWAT INAP UNTUK KONTROL DI RUMAH SAKIT PARU KABUPATEN JEMBER

HUBUNGAN PERAN EDUCATOR PERAWAT DALAM DISCHARGE PLANNING DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PASIEN RAWAT INAP UNTUK KONTROL DI RUMAH SAKIT PARU KABUPATEN JEMBER HUBUNGAN PERAN EDUCATOR PERAWAT DALAM DISCHARGE PLANNING DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PASIEN RAWAT INAP UNTUK KONTROL DI RUMAH SAKIT PARU KABUPATEN JEMBER SKRIPSI oleh Riza Firman Suryadi NIM 092310101027

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Keperawatan 1. Pengertian perawat Perawat (nurse) berasal dari bahasa latin yaitu kata nutrix yang berarti merawat atau memelihara. Menurut Kusnanto (2003), perawat adalah seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Globalisasi telah memberi dampak positif bagi setiap profesi kesehatan untuk selalu berupaya meningkatkan kinerja profesionalnya dalam kontribusi aterhadap perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. profesional, perawat harus mampu memberikan perawatan dengan penuh kasih

BAB I PENDAHULUAN. profesional, perawat harus mampu memberikan perawatan dengan penuh kasih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keperawatan merupakan suatu seni dan ilmu pengetahuan. Sebagai perawat profesional, perawat harus mampu memberikan perawatan dengan penuh kasih sayang, perhatian dan

Lebih terperinci