I b M KELURAHAN KAMPUNG BARUH KECAMATAN TABIR DALAM PERBANYAKAN BIBIT DAN PENANAMAN PEMERKAYAAN TANAMAN AREN (Arenga pinnata (Wurmb.) Merr.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "I b M KELURAHAN KAMPUNG BARUH KECAMATAN TABIR DALAM PERBANYAKAN BIBIT DAN PENANAMAN PEMERKAYAAN TANAMAN AREN (Arenga pinnata (Wurmb.) Merr."

Transkripsi

1 I b M KELURAHAN KAMPUNG BARUH KECAMATAN TABIR DALAM PERBANYAKAN BIBIT DAN PENANAMAN PEMERKAYAAN TANAMAN AREN (Arenga pinnata (Wurmb.) Merr.) Hamzah dan Yulfita Farni Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi ABSTRAK Aren (Arenga pinnata (Wurmb.) Merr.) di Kelurahan Kampung Baruh Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin Provinsi Jambi merupakan tanaman yang menjadi sumber penghasilan penting bagi masyarakat sejak waktu yang lama. Sejak lima tahun terakhir populasi tanaman di kelurahan tersebut menurun drastis akibat mengalami kematian karena sudah berumur tua serta tidak adanya upaya penanaman kembali yang di antaranya akibat sulitnya perbanyaan tanaman. Sekitar lima belas tahun yang lalu ada upaya penanaman aren unggul yang diintroduksi dari daerah lain. Aren introduksi itu tumbuh baik akan tetapi nira yang dihasilkan tidak memuaskan atau jauh lebih rendak dibandingkan dengan yang dihasilkan aren lokal setempat. Akibat dari dari kedua hal di atas jumlah pohon aren yang ada hanya sekitar 30 batang dengan jumlah petani 6 orang. Sehubungan dengan itu dilaksanakan IbM dalam perbanyakan bibit dan penanaman pemerkayaan. Masyarakat diberikan penyuluhan dan pelatihan tentang upaya mematahkan dormansi benih aren, melakukan pengecambahan, penyapihan dan pembibitan yang baik. Pematahan dormansi dilakukan dengan mengampelas benih sehingga benih dapat mengabsorbsi (menyerap) air dengan baik sehingga proses perkecambahan dapat berlangsung. Setelah pengampelasan benih dikecambahkan pada bak tabur yang berupa campuran pasir dan abu serbuk gergaji (1:1). Setelah benih berkecambah dilakukan penyapihan ke media pembibitan dalam polybag ukuran 55 cm x 25 cm, berupa campuran top soil dan pupuk kandang (2:1). Empat bulan setelah penyapihan bibit aren sudah dapat dipindahkan ke tempat penanaman. Masyarakat dibimbing dan didampingi melakukan penanaman pada minggu kedua bulan November Sampai minggu ketiga Desember 2013, tanaman aren tumbuh baik dan dipelihara dengan telaten oleh masyarakat. Oleh karena telah dilatih dalam memecahkan dormansi aren, masyarakat diminta untuk terus melakukan perbanyakan aren secara terus menerus. Kata kunci : aren, dormansi, Kampung Baruh, pembibitan dan penanaman PENDAHULUAN Latar Belakang Masyarakat yang berada di dalam dan di sekitar kelurahan Kampung Baruh umumnya banyak menggantungkan pencaharian pada hasil sumberdaya hutan. Hal yang sama juga masih terjadi pada sebagian besar masyarakat perdesaan Indonesia saat ini, walau jarak desa sudah cukup jauh dari hutan. Hasil hutan yang diambil masyarakat secara garis besar digolongkan atas hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu (HHBK). Hasil hutan bukan kayu yang potensial untuk dijadikan sumber pendapatan masyarakat perdesaan di antaranya adalah bambu, rebung, rotan, jernang, tengkawang, madu dan damar, kolang kaling dan nira aren. Di antara hasil hutan non kayu tersebut nira yang dihasilkan tumbuhan aren (Arenga pinnata (Wurmb.) Merr.) dapat diolah untuk menghasilkan produk berupa gula aren maupun gula semut. Aren biasanya tumbuh baik di sepanjang pinggir sungai (tanah aluvial) pada areal hutan maupun areal kebun penduduk perdesaan. Tumbuhan ini termasuk ke dalam kelompok monokotil dari keluarga/famili palmae. Setelah berumur 6-7 tahun tanaman ini telah mencapai tinggi sekitar tujuh meter dan telah mengeluarkan tandan buah dan tandan manggar (bunga jantan) pada ketinggian empat meter (Sunanto, 1983). Tandan buah dan manggar selanjutnya dihasilkan lagi Tanaman Aren (Arenga Pinnata (Wurmb.) Merr) 51

2 pada bagian batang yang lebih tinggi. Tumbuhan aren dapat mencapai tinggi 20 meter dan satu pohon aren dapat mengeluarkan 20 tandan buah dan 10 tandan manggar selama hidupnya (Phang Wien Ho, 1983). Tandan buah akan menghasilkan buah dan biji sebagai alat perkembangbiakan aren (Van Steenis, 1981). Pada bulan puasa (Ramadhan) masyarakat perdesaan biasa memanfaatkan buah aren pada tingkat kematangan tertentu untuk diolah menjadi kolang kaling. Kolang kaling, yang disebut beluluk oleh masyarakat lokal Jambi, merupakan menu berbuka puasa yang banyak digemari masyarakat perdesaan bahkan masyarakat perkotaan. Tandan manggar (bunga jantan) biasa dimanfaatkan petani aren untuk menghasilkan nira melalui proses penyadapan. Nira merupakan minuman yang lezat jika dikonsumsi dalam bentuk nira segar. Masyarakat perdesaan biasa mengolah nira secara sederhana menjadi gula aren. Gula aren mempunyai nilai ekonomi tinggi pada masyarakat karena berfungsi sebagai pemanis pada makanan (Heyne, 1987). Saat ini pengolahan nira yang lebih baik telah dilakukan di banyak tempat di Indonesia guna menghasilkan produk dalam bentuk gula semut (Apandi, 2008). Gula semut nilai ekonominya lebih tinggi daripada gula aren karena harga lebih mahal dan pangsa pasarnya jauh lebih besar. Akhir-akhir ini gula semut banyak diekspor ke Jepang (Kusumanto, 2010). Di Jambi, nira aren umumnya dimanfaatkan penduduk untuk diolah menjadi gula aren. Gula aren dihasilkan berbentuk kepingan ¼ bola dengan diamater ± 9-10 cm dan tinggi ± 2,5 3,0 cm. Dua keping (sepasang) gula aren dikemas dalam satu pembungkus dengan mempertemukan bagian dasar kepingan gula (bagian yang datar). Pembungkus gula Tanaman aren yang sudah berumur tua hanya memiliki usia produktif beberapa tahun lagi. Kondisi ini tentunya sangat disayangkan mengingat selama ini tanaman aren telah menjadi penopang dibuat dari daun waru (Hibiscus sp.) atau dari daun pisang (Musa sp.) Penjualan gula dilakukan dalam satuan bungkus tersebut. Tumbuhan aren di perdesaan Jambi Aluvial banyak tumbuh di sepanjang Sungai Batanghari dan anak-anak sungainya (terutama sungai-sungai Tembesi, Bungo, Tebo, Merangin, Tabir, Pelepat, Batang Asai, Limun dan Jujuhan). Lahan yang terdapat di sepanjang pinggir sungai umumnya merupakan tanah (Darmawijaya, 1980). Tanah ini umumnya subur karena selalu terjadi akumulasi nutrisi tanaman saat terjadi banjir. Areal perdesaan di sepanjang sungai Tabir merupakan salah satu tempat yang banyak ditumbuhi oleh aren. Salah satu lokasi di sepanjang sungai tersebut yang dahulunya banyak terdapat tumbuhan aren adalah Kelurahan Kampung Baruh, Kecamatan Tabir, Kabupaten Merangin. Masyarakat di daerah tersebut mengenal pohon aren sebagai pohon enau. Kelurahan Kampung Baruh memiliki penduduk sebanyak 832 kepala keluarga (KK) dengan jiwa. Di kelurahan ini, masyarakat yang banyak melakukan penyadapan aren berlokasi di RT 8, RT 9, RT 10 dan RT 11 dengan luas wilayah sekitar ha. Lokasi penghasil aren ini berjarak sekitar 2 km dari pasar ibu kota kecamatan, dengan kondisi jalan 1 km jalan aspal dan 1 km lagi jalan berbatu yang telah dilakukan pengerasan. Dahulu terdapat cukup banyak petani aren di kelurahan ini, namun saat ini hanya tersisa sebanyak sepuluh orang petani saja dengan pohon yang disadap sekitar tiga puluh batang. Petani-petani aren tersebut dahulunya membentuk wadah organisasi bersama dalam bentuk Kelompok Tani Tanjung Enau Lestari dan Kelompok Tani Ujung Tanjung. Berkurangnya jumlah petani secara drastis ini disebabkan oleh terbatasnya jumlah tanaman aren yang tersedia. Tanaman yang ada saat ini pun sudah berumur tua. ekonomi masyarakat yang sangat penting. Tanaman aren disadap setiap hari (pagi dan sore) dan setiap manggar/pohon rata-rata dapat disadap selama tiga bulan. Penyadapan aren relatif tidak Tanaman Aren (Arenga Pinnata (Wurmb.) Merr) 52

3 menghabiskan banyak waktu sehingga petani penyadap tetap dapat bekerja sebagai petani tanaman lainnya seperti padi sawah dan lain-lain. Pengolahan nira menjadi gula dapat dilakukan pada malam hari. Satu batang pohon aren dapat menghasilkan 6 10 bungkus (12 20 keping) gula aren per hari atau rata-rata delapan bungkus. Pada tingkat petani satu bungkus gula aren berharga Rp ,- sehingga satu batang aren dapat memberikan penerimaan petani sebanyak Rp ,- setiap harinya. Angka ini cukup besar mengingat karena didapat setiap hari dan waktu yang diperlukan relatif tidak banyak serta petani dapat menyadap sampai empat pohon aren. Gula aren petani selalu habis terjual di pasar, bahkan banyak pedagang dari luar daerah selalu kekurangan pasokan gula aren untuk dijual di tempat lain. Menurut petani aren setempat, dengan menyadap empat batang pohon aren saja pengahasilannya bisa untuk mengdupkan satu keluarga. Sekitar lima belas tahun yang lalu pemerintah bersama masyarakat setempat pernah mengadakan penanaman aren unggul (introduksi) guna menjaga agar populasi aren yang tinggi tetap terpelihara dan usaha masyarakat menjadi lestari. Aren yang ditanam tersebut tumbuh cukup baik, akan tetapi manggar aren tersebut memberikan hasil nira yang tidak memuaskan. Kemungkinan aren yang ditanam tersebut tidak sesuai dengan kondisi setempat, akibatnya pohon-pohon aren tersebut tidak lagi dipelihara dan akhirnya mati. Petani aren selanjutnya hanya memelihara aren lokal yang selama ini dapat tumbuh baik dan telah terbukti dapat menghasilkan manggar serta nira yang cukup banyak. Berdasarkan atas kondisi tersebut upaya pelestarian tumbuhan aren lokal menjadi program sangat penting untuk dilakukan. Gula aren yang bernilai ekonomis tinggi dapat memberikan pendapatan yang besar bagi petani aren. Buahnya yang dapat diolah untuk menghasilkan kolang kaling yang juga bernilai ekonomi tinggi membuat tumbuhan ini memiliki nilai guna yang tinggi pada masyarakat. Oleh karena itu masyarakat perlu diajak berpartisipasi dan menjadi pelaku utama dalam kegiatan penanaman aren dalam bentuk memperkaya tanaman yang sudah ada. Kegiatan ini tentunya dimulai dengan upaya penyediaan bibit yang berkualitas dan dilanjutkan dengan kegiatan penanaman dan pemeliharaan yang baik. Sampai tahun 1995 masih cukup banyak petani di kelurahan Kampung Baruh yang menyadap aren dan memproduksi gula aren. Hal ini terjadi karena populasi tanaman aren masih cukup banyak dan selalu memiliki manggar yang dapat disadap. Saat ini populasi tanaman aren sudah sangat rendah, telah berumur tua (kurang produktif) dan tidak terdapat banyak tanaman muda (permudaan) yang dapat menjadi pohon yang dapat disadap di masa yang akan datang. Kondisi ini menyebabkan usaha penyadapan aren dan produksi gula aren menjadi terbatas serta mengancam kelestarian usaha penyadapan aren dan industri gula aren petani. Sejak kegagalan program penanaman aren unggul sekitar tahun 1995, upaya penanaman oleh pihak terkait belum pernah dilakukan lagi. Di bawah pohon aren yang sudah disadap terdapat beberapa anakan aren dengan tinggi sekitar 15 cm. Anakan ini tidak dapat tumbuh dengan baik karena kondisi tapak dipadati oleh perakaran pohon induk sehingga perakaran anakan tidak dapat berkembang dan dan berfungsi baik. Permudaan yang ada kebanyakan berasal dari biji aren yang dimakan oleh musang (luwak), kemudian keluar dari tubuh luwak bersama kotoran lalu berkecambah dan tumbuh menjadi tanaman baru. Permudaan yang berasal dari benih yang keluar dari tubuh musang (luwak), tumbuh tersebar dengan jarak yang tidak teratur dan lokasinya relatif jauh dari pemukiman penduduk. Hal ini membuat permudaan tersebut tidak dipelihara seperti pemagaran. Akibatnya permudaan tersebut sebagian besar dimakan oleh ternak dan mati sebelum tumbuh lebih besar. Hanya Tanaman Aren (Arenga Pinnata (Wurmb.) Merr) 53

4 sebagian kecil dari permudaan ini yang survive sehingga pohon aren yang dapat disadap jumlahnya selalu terbatas. Beberapa petani telah berusaha mencoba untuk melakukan penanaman. Akan tetapi upaya ini terkendala oleh lambatnya benih aren berkecambah. Lapisan luar kulit benih yang keras mencegah absorbsi air sehingga benih dalam kondisi dormansi (Pratiwi dan Alrasyid, 1996). Lamanya benih aren berkecambah membuat petani tidak meneruskan langkah-langkah yang diperlukan dalam upaya penanaman. Tujuan Kegiatan Tujuan dilaksanakannya kegiatan IbM Kelurahan Kampung Baruh dalam perbanyakan bibit dan penanaman pemerkayaan tanaman aren ini antara lain : 1. Menjelaskan kepada anggota kelompok tani Tanjung Enau Lestari dan kelompok tani Ujung Tanjung Kelurahan Kampung Baruh sebagai mitra tentang pentingnya usaha untuk melestarikan tumbuhan aren. 2. Menjelaskan kepada mitra tentang perlunya upaya pembibitan aren guna menunjang pelestarian tanaman aren, mengingat benih aren lambat berkecambah karena kerasnya kulit benih yang berakibat absorbsi air menjadi terhalang. 3. Mendemonstrasikan kepada mitra upaya mengatasi sulitnya benih aren berkecambah dengan mengampelas dan mengikir lapisan luar kulit biji yang menjadi penghalang absorbsi air. Hal ini didasarkan atas penelitian Saleh (2004) bahwa pengampelasan dapat membuat 46,95 % benih aren berkecambah. 4. Mengajak mitra untuk mengecambahkan benih yang sudah diampelas/dikikir pada bak kecambah yang berisi media kecambah berupa campuran pasir dan serbuk gergaji (perbandingan 1 : 1) dan melakukan pemeliharaan terhadap bak pengecamabahan. 5. Mendemonstrasikan kepada mitra tentang pembuatan media pembibitan yang berupa campuran top soil, pupuk kandang dan pasir dengan perbandingan 2 : 1 : 1. Media pembibitan selanjutnya dimasukkan ke dalam polibag ukuran 15 cm x 25 cm dan ditempatkan pada bedengan pembibitan ukuran 1 m x 3 m dan diberi naungan atap yang terbuat dari paranet dengan cahaya tembus 25 %. 6. Mendemonstrasikan kepada mitra kegiatan penyapihan kecambah dari bak kecambah maupun dari anakan yang tumbuh di bawah pohon induk ke media pembibitan dalam polibag. 7. Mendemonstrasikan kepada mitra pengaturan jarak tanam, pembuatan lubang tanam dan penanaman bibit aren di lokasi penanaman. 8. Mengajak mitra untuk melakukan pemeliharaan tanaman aren. Kegiatan pemeliharaan meliputi pemagaran tanaman guna menghindari gangguan ternak, pengendalian hama serangga, pengendalian penyakit jamur atau bakteri dan pengendalian gulma. Manfaat Kegiatan Manfaat dilaksanakannya kegiatan IbM Kelurahan Kampung Baruh dalam perbanyakan bibit dan penanaman pemerkayaan tanaman aren ini antara lain: 1. Mitra mengetahui cara mematahkan dormansi benih aren. 2. Mitra terampil untuk melaksanakan pematahan dormansi benih aren. 3. Mitra mengetahui cara pembuatan bedeng dan media tabur benih aren. 4. Mitra terampil dalam mengecambahkan benih aren. 5. Mitra mengetahui dan terampil membuat media pembibitan aren. 6. Mitra mengetahui dan terampil dalam pembibitan dan penanaman aren. METODE PELAKSANAAN IbM Waktu dan Tempat IbM Kelurahan Kampung Baruh dalam perbanyakan bibit dan penanaman pemerkayaan tanaman aren dilaksanakan dari awal bulan April 2013 sampai dengan akhir bulan Desember Pelaksanaan kegiatan IbM Kelurahan Kampung Baruh dalam perbanyakan bibit dan penanaman Tanaman Aren (Arenga Pinnata (Wurmb.) Merr) 54

5 pemerkayaan tanaman aren ini dilakukan di Kelurahan Kampung Baruh Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin Provinsi Jambi. Kelompok Sasaran Adapaun kelompok sasaran dilaksanakannya kegiatan IbM Kelurahan Kampung Baruh dalam perbanyakan bibit dan penanaman pemerkayaan tanaman aren ini adalah petani-petani yang saat ini menyadap tanaman aren, petani-petani yang sebelumnya pernah menyadap dan masyarakat yang belum pernah menyadap tanaman aren. Pemuka masyarakat dan aparat kelurahan juga merupakan sasaran kegiatan IbM ini mengingat perannya yang besar dalam kehidupan bermasyarakat di desa tersebut. Metode yang Digunakan Metode yang digunakan dalam program IbM ini adalah metode pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tergabung dalam kelompok tani Aren yakni melalui penyuluhan, demonstrasi di lapangan serta pendampingan terhadap mitra dalam upaya pembibitan tanaman aren mulai dari persiapan benih sampai pada pemeliharaan tanaman di lapangan. Penyuluhan dilakukan dengan tujuan untuk memberikan informasi, pengetahuan dan pemahaman petani tentang pembibitan dan pebanyakan tanaman aren. Dalam penyuluhan dijelaskan secara rinci tentang pentingnya pembibitan aren dalam upaya pelestarian aren, tahapan persiapan yang perlu dilakukan dalam pembibitan, faktor-faktor yang menentukan keberhasilan pembibitan, aklimatisasi serta pemeliharaan bibit. Demonstrasi, yaitu pemberian bekal keterampilan dengan praktek secara langsung kepada mitra. Demonstrasi yang dilakukan berupa cara pengampelasan dan mengikir lampisan luar kulit biji aren dalam mempercepat perkecambahan biji, cara mengecambahkan biji dalam media perkecambahan, pembuatan media pembibitan, kegiatan penyapihan kecambah dari bak kecambah ke media pembibitan, serta demontrasi pengaturan jarak tanam, pembuatan lubang tanam dan penanaman bibit aren di lokasi penanaman. Pendampingan dalam kegiatan ini berupa pendampingan terhadap kelompok tani dalam penanaman bibit yang sudah siap tanam. Penanaman diawali dengan pemilihan lokasi tanam pada milik petani agar bibit ditanam pada tempat dengan tapak yang sesuai. Melakukan pemantauan dan evaluasi hasil kegiatan dari awal kegiatan. Kriteria evaluasi adalah jumlah kehadiran dan persentase kehadiran kelompok tani pada waktu ceramah, diskusi, demonstrasi serta kemauan dari kelompok tani untuk menanam bibit yang telah dihasilkan di lahan mereka. HASIL DAN PEMBAHASAN Petani aren di Kelurahan Kampung Baruh hanya mengandalkan tanaman aren yang masih ada dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa ada upaya untuk melakukan perbanyakan tanaman. Kondisi tanaman aren yang masih tersisa umumnya sudah tua dan tidak produktif lagi sehingga lama kelamaan tidak bisa mencukupi kebutuhan petani dalam memproduksi nira aren. Tidak adanya upaya petani dalam perbanyakan tanaman dikarenakan kurangnya pengetahuan petani tentang teknologi dalam mempercepat pembibitan aren, terutama teknologi atau cara mengatasi masa dormansi benih aren yang sangat lama. Dengan masa dormansi yang lama ini menyebabkan petani tidak termotivasi melakukan pembibitan karena mereka mengangggap waktu dormansi yang lama ini tidak efektif dalam menunjang pekerjaan mereka. Padahal pohon aren merupakan pohon yang menghasilkan bahan-bahan industri sudah sejak lama dikenal. Hampir semua bagian atau produk tanaman ini dapat dimanfaatkan dan mempunyai nilai ekonomi. Semua bagian pohon aren dapat diambil manfaatnya, mulai dari bagian fisik pohon maupun hasil produksinya. Hampir semua dari bagian fisik pohon ini dapat dimanfaatkan, missal : akar (untuk obat tradisional), batang (untuk berbagai peralatan dan bangunan), daun muda atau Tanaman Aren (Arenga Pinnata (Wurmb.) Merr) 55

6 jamur (untuk pembungkus atau penggani kertas rokok). Hasil produksinya juga dapat dimanfaatkan misalnya buah aren muda (untuk pembuatan kolang kaling sebagai bahan pelengkap bahan minuman dan makanan) air nira (untuk bahan pembuatan gula merah atau cuka), pati atau tepung dalam batang (untuk bahan pembuatan berbagai macam makanan dan minuman) (Sunanto,1993). Mengingat ada banyak manfaat (multiguna) yang dapat diperoleh dari tanaman aren maka untuk menjaga kelestarian aren di lokasi pengabdian perlu ada upaya untuk melakuan perbanyakan dan pembibitan tanaman aren. Hasil observasi di lapangan menunjukkan bahwa petani aren di kelurahan Kampung Baruh belum melakukan perbanyakan aren dengan cara pembibitan baik dari benih ataupun dari anakan, hal ini terlihat dari kondisi pohon aren yang produktif hanya tinggal beberapa batang saja sehingga akan mempengaruhi produksi nira dan usaha petani dalam memproduksi gula aren. Perbanyakan aren dapat dilakukan secara generative yaitu melalui bijinya. Agar diperoleh keturunan yang baik benih diambil dari pohon induk yang memiliki kriteria batang pohon yang besar dengan pelepah daun tidak merunduk dan rimbun dan pohon harus memiliki produktivitas yang tinggi. Pohon induk yang produktif adalah pohon yang produksi nira dari mayang jantan pertama dan keduanya tinggi. Persiapan Pembibitan Pada tahap persiapan ini meliputi persiapan alat dan bahan yang digunakan untuk pembibitan, yang terdiri dari pembuatan naungan, media perkecambahan dan media pembibitan. Pada kegiatan pengabdian ini benih yang digunakan adalah benih yang diambil dari pohon induk yang masih produktif yang berasal dari Kelurahan Kampung Baruh sendiri. Hal ini dilakukan mengingat pernah dilakukan introduksi benih dari luar beberapa tahun yang lalu memberikan hasil yang tidak memuaskan, yang kemungkinan disebabkan oleh ketidaksesuaian dengan lokasi secara ekologis. Pembibitan tanaman aren mulai dari tahap persiapan sampai pada pemeliharaan tanaman dilakukan sebagian di Kampus Universitas Jambi di Mendalo. Hal ini dilakukan mengingat benih aren yang memiliki masa dormansi dan setelah dilakukan perlakuan pengampelasan memerlukan waktu berkecambah 60 hari. Setelah dilakukan penyapihan sampai benih siap tanam memerlukan waktu 3 bulan. Demonstrasi tentang semua tahapan dalam pembibitan dilakukan pada petani mitra bersamaan dengan pelaksanaan penyuluhan. Kegiatan Penyuluhan Diskusi dan ceramah pada waktu penyuluhan diketahui bahwa sesunguhnya petani sangat antusias untuk menerima materi penyuluhan diberikan terutama tentang teknik untuk memecahkan masalah dormansi benih aren yang selama ini belum pernah mereka ketahui. Hal ini menunjukkan bahwa petani di lokasi pengabdian mempunyai sikap terbuka terhadap inovasi teknologi yang disampaikan. Petani mitra berperan serta aktif terhadap semua kegiatan penyuluhan dan demonstrasi pembibitan yang dijelaskan dan didemonstrasikan oleh Tim Pelaksana IbM. Kegiatan Demonstrasi Pembibitan dan Penanaman Pada kegiatan ini dilakukan demontrasi cara mengatasi lamanya benih aren berkecambah dengan cara mngampelas benih aren guna menghilangkan lapisan luar yang menghambat perkecambahan. Selain pengampelasan upaya untuk menghilangkan lapisan luar benih dapat pula dilakukan dengan cara pengikiran benih. Setelah dilakukan pengampelasan/pengikiran, benih selanjutnya ditabur pada media kecambah. Bahan yang diperlukan untuk pembuatan media kecambah campuran pasir dan serbuk gergaji (pebandingan 1:1) dan kotak kayu ukuran 1 m x 2 m. Setelah Tanaman Aren (Arenga Pinnata (Wurmb.) Merr) 56

7 benih berkecambah dilakukan penyapihan ke media pembibitan. Media pembibitan berupa top soil, pupuk kandang dan pasir (2:1:1) dimasukkan ke dalam polibag ukuran 10 cm x 15 cm. Penyapihan kecambah dilakukan setelah kecambah memiliki perakaran sepanjang 5 cm. Penyapihan bibit cabutan yang dilakukan oleh petani di lokasi pengabdian berupa perbanyakan dari permudaan yang tumbuh dan tersebar jauh dari pemukiman. Melalui penyuluhan dan demonstrasi petani dilatih untuk bisa melakukan pemindahan permudaan ke media pembibitan yang berupa top soil, pupuk kandang dan pasir (2:1:1) yang dimasukkan kedalam polibag ukuran 10 cm x 15 cm. Setelah 3 bulan bibit sudah dapat dipindahkan ke lokasi penanaman. Penananam bibit dilakukan di lahan petani oleh petani sendiri kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pemeliharaan yang juga dilakukan oleh petani sendiri. Kegiatan penanaman oleh petani didampingi oleh tim pelaksana IbM. Penanaman diawali dengan pemilihan lokasi tanam pada lahan milik masyarakat agar bibit ditanam pada tempat dengan tapak yang sesuai. Selanjutnya dilakukan pembuatan lubang tanam dengan ukuran 30 cm x 30 cm x 20 cm dan jarak lubang tanam 4 m x 8 m. Respons mitra terhdap pelakasanaan kegiatan Respons dari mitra yakni petani aren Kelurahan Kampung Baruh dalam kegiatan pengabdian ini cukup positif. Hal ini terlihat dari keaktifan mitra dalam kegiatan tanya jawab saat dilakukan kegiatan penyuluhan dan keseriusan mitra dalam mengikuti pembuatan media pembibitan dan penanam bibit aren di lapangan. Petani juga mau secara aktif ikut dalam melakukan penyapihan bibit cabutan yang tersebar tidak merata di sekitar lokasi pelksanaan IbM serta bersedia melakukan penanaman bibit di lahan mereka dan melakukan pemeliharan terhadap bibit yang sudah ditanam. Monitoring dan Evaluasi a. keberhasilan Program - Keberlanjutan pembinaan tetap dilakukan kepada ke dua kelompok tani seperti konsultasi mengenai pembibitan tanaman aren serta pemeliharaan bibit dengan cara bimbingan langsung oleh tim pengabdian (staf dosen) maupun instansi terkait (PPL). b. Ketepatan Solusi - Penyuluhan dan demonstrasi : hasil evaluasi setelah dilakukan penyuluhan dan demonstrasi menunjukkan lebih dari 70 % petani mampu menjelaskan tahaptahap dan cara-cara pembibitan tanaman aren dengan benar dan petani ikut aktif berpartisipasi melakukan sendiri pembibitan dari anakan aren yang tumbuh di lokasi pengabdian. - Penanaman : Benih aren yang diperbanyak berasal dari Kelurahan Kampung Baruh yang diambil dari pohon induk yang sehat dan produktif dengan harapan akan menghasilkan bibit yang baik dan berproduksi dimasa yang akan datang. Benih yang telah diambil di lokasi pengabdian selanjutnya diperbanyak atau dibibitkan di Kampus UNJA Mendalo melalui beberapa tahapan yakni persiapan yang terdiri dari pembuatan naungan, media kecambah dan pembuatan media pembibitan. Selain perbanyakan dari benih, petani mitra juga melakukan penyapihan dari permudaan yang tersebar di lahan. Setelah mencapai tinggi sekitar 30 cm bibit aren diangkut ke lokasi pengabdian. Setelah seminggu di lokasi bibit ditanam pada November 2013 pada lahan yang sudah disiapkan. Produktivitas Produktivitas program IbM Kelurahan Kampung Baruh dalam pembibitan dan perbanyakan tanaman aren ditunjukkan oleh dihasilkannya bibit aren dari benih lokal yang menunjukkan pertumbuhan yang baik. Selain itu produktivitas kegiatan IbM ini ditunjukkan pula oleh dibuatkannya leaflet pentingnya pembibitan aren mengingat nilai ekonomi aren yang tinggi. Tanaman Aren (Arenga Pinnata (Wurmb.) Merr) 57

8 Gambaran hitungan nilai ekonomi aren berupa setipa pohon aren rata-rata akan menghasilkan gula aren dalam bentuk cetak rata-rata sebanyak 8 pasang / 8 bungkus setiap harinya. Harga jual gula aren dari petani Rp ,- per pasang. Dengan demikian setiap pohon dapat memberikan penghasilan sebanyak Rp ,- per hari. Jika seorang petani memiliki 4 pohon yang disadap maka setiap hari akan didapat penghasilan sebanyak Rp ,- per hari. Bila jumlah pohon yang disadap diperbanyak maka bisa memberikan penghasilan yang lebih menjanjikan di masa yg akan datang. Penyuluhan tentang pembibitan dan perbanyakan aren telah berhasil membuat mampunya sebagian petani menerapkan cara-cara pembibitan tersebut. Kemampuan sebagian petani ini akan menyebar kepada petani-petani lain mengingat keakraban hubungan antar petani. Pada kegiatan IbM ini dihasilkan pula artikel pembibitan dan perbanyak aren. Artikel ini makin menunjukkan produktivitas yang tinggi dari kegiatan IbM ini karena informasi yang diberikan akan menyebar luas kepada pihak-pihak terkait. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan uraian mengenai kegiatan IbM di Kampung Baruh Kecamatan Tabir dalam Perbanyakan Bibit dan Penanaman Pemerkayaan Tanaman Aren ( Arenga pinnata (Wurmb Merr) disimpulkan bahwa respons dari mitra yaitu kelompok Tani Tanjung Enau Lestari dan Kelompok Tani Unjung Tanjung dalam kegiatan pengabdian ini cukup positif dan memiliki animo yang tinggi untuk melakukan kegiatan pembibitan dan penanaman. Setelah kegiatan ini dilakukan diharapkan kelompok Tani Mitra tetap mau melanjutkan pembibitan dan perbanyakan serta penanaman aren. Selain itu diharapkan petani tetap bersemangat dan disiplin dalam memelihara tanaman telah ditanam di lahan mereka agar bisa meningkatakan ekonomi petani dimasa mendatang. UCAPAN TERIMA KASIH Tim pelaksana mengucapkan terima kasih banyak kepada Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DP2M) Dirjen Dikti Kemendiknas atas dukungan dana untuk kegiatan IbM ini. Hal yang sama disampaikan kepada LPPM Univeristas dan Bapak Lurah serta Aparat Kelurahan Kampung Baruh atas bantuan, fasilitasi dan kerjasamanya. DAFTAR PUSTAKA Apandi, Y., Cara Membuat Gula Aren. Kiblat Buku Utama, Bandung. Darmawijaya, M. I., Klasifikasi Tanah : dasar teori bagi peneliti tanah dan pe;aksana pertanian. UGM Press, Yogyakarta. Heyne, K Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid II. Cetakan ke-1. Badan Penelitian dan Pengembangan Hutan, Departemen Kehutanan, Jakarta. Kusumanto, D., Menjadimilyarder dengan 1 heltar kebun. http//ketahananpangannunukan.blogs pot.com/2009/09/menjadi-liyarderdengan-1hektar-kebun. html. Diakses 8 Maret Kusumanto, D., Mencetak milyarder dari kebun aren. http//kebunaren.blogspot.com/2010/0 6/mencetak-milyarder-dari-kebunaren-html. Diakses 4 Juni Phang Wien Ho, A Guide to the Botanic Gardens Jungle. Pusat Sains Singapura. ISBN Pratiwi dan H. Alrasyid, Teknik budidaya aren (Arenga pinnata (wurmb.) Merr.). Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam, Bogor. Tanaman Aren (Arenga Pinnata (Wurmb.) Merr) 58

9 Saleh, M. S., Pematahan dormansi benih aren secara fisik pada berbagai lama ekstraksi. Agrosains 6 (2) : Sunanto, H., Aren : budidaya dan mutigunanya. Kanisius, Yogyakarta. Van Steenis, CGGJ Flora untuk sekolah di Indonesia. PT Pradnya Paramita Tanaman Aren (Arenga Pinnata (Wurmb.) Merr) 59

AREN. Gambar 1. Pohon Industri Produk Turunan Aren Sumber : BPTP Banten (2005)

AREN. Gambar 1. Pohon Industri Produk Turunan Aren Sumber : BPTP Banten (2005) I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aren atau enau (Arrenga pinnata Merr) merupakan salah satu tanaman perkebunan jenis palma yang memiliki potensi nilai ekonomi yang tinggi dan dapat tumbuh subur di wilayah

Lebih terperinci

Stratifikasi III. METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data Waktu dan Tempat Penelitian

Stratifikasi III. METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data Waktu dan Tempat Penelitian DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN... ii KATA PENGANTAR... iii ABSTRAK... v ABSTRACT... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xi I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1

Lebih terperinci

IbM KELOMPOK PKK DUSUN SUKAREJO DAN DUSUN KARANGHARJO DALAM PEMANFAATAN PEKARANGAN DENGAN INTRODUKSI PADI METODE SRI DI POT BERBASIS MOL PUEYEM

IbM KELOMPOK PKK DUSUN SUKAREJO DAN DUSUN KARANGHARJO DALAM PEMANFAATAN PEKARANGAN DENGAN INTRODUKSI PADI METODE SRI DI POT BERBASIS MOL PUEYEM IbM KELOMPOK PKK DUSUN SUKAREJO DAN DUSUN KARANGHARJO DALAM PEMANFAATAN PEKARANGAN DENGAN INTRODUKSI PADI METODE SRI DI POT BERBASIS MOL PUEYEM Lizawati, Elis Kartika dan Buhaira Staf Pengajar Fakultas

Lebih terperinci

PENINGKATAN POPULASI DAN KERAGAMAN JENIS HUTAN KOTA DENGAN PERAN SERTA MASYARAKAT DI KOTA JAMBI

PENINGKATAN POPULASI DAN KERAGAMAN JENIS HUTAN KOTA DENGAN PERAN SERTA MASYARAKAT DI KOTA JAMBI PENINGKATAN POPULASI DAN KERAGAMAN JENIS HUTAN KOTA DENGAN PERAN SERTA MASYARAKAT DI KOTA JAMBI Hamzah, Rike Puspitasari Tamin, dan Nursanti Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi ABSTRAK Di

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNOLOGI MIKOTRIDERM BERBASIS 3 in 1 DALAM PEMBIBITAN KARET RAKYAT

PENERAPAN TEKNOLOGI MIKOTRIDERM BERBASIS 3 in 1 DALAM PEMBIBITAN KARET RAKYAT PENERAPAN TEKNOLOGI MIKOTRIDERM BERBASIS 3 in 1 DALAM PEMBIBITAN KARET RAKYAT Elis Kartika, Arzita, Wilma Yunita dan Gusniwati Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi ABSTRAK Desa Mujahirin

Lebih terperinci

Sumber : Manual Pembibitan Tanaman Hutan, BPTH Bali dan Nusa Tenggara.

Sumber : Manual Pembibitan Tanaman Hutan, BPTH Bali dan Nusa Tenggara. Penyulaman Penyulaman dilakukan apabila bibit ada yang mati dan perlu dilakukan dengan segera agar bibit sulaman tidak tertinggal jauh dengan bibit lainnya. Penyiangan Penyiangan terhadap gulma dilakukan

Lebih terperinci

BUDIDAYA KEMIRI DI LERENG PEGUNUNGAN GAWALISE DESA UWEMANJE KABUPATEN SIGI SULAWESI TENGAH. Yusran 1), Erniwati 1), Sustri 1) 1

BUDIDAYA KEMIRI DI LERENG PEGUNUNGAN GAWALISE DESA UWEMANJE KABUPATEN SIGI SULAWESI TENGAH. Yusran 1), Erniwati 1), Sustri 1) 1 32 BUDIDAYA KEMIRI DI LERENG PEGUNUNGAN GAWALISE DESA UWEMANJE KABUPATEN SIGI SULAWESI TENGAH Yusran 1), Erniwati 1), Sustri 1) 1 Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako Email: yusran _ysrn@yahoo.ca ABSTRAK

Lebih terperinci

PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT MELALUI USAHA KOMPOS BOKASHI, BUDIDAYA SAYUR DAN JAMUR MERANG ABSTRAK

PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT MELALUI USAHA KOMPOS BOKASHI, BUDIDAYA SAYUR DAN JAMUR MERANG ABSTRAK PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT MELALUI USAHA KOMPOS BOKASHI, BUDIDAYA SAYUR DAN JAMUR MERANG Mariati, Rosita Sipayung, Riswanti, dan Era Yusraini Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Aren (Arenga pinnata) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang

I. PENDAHULUAN. Aren (Arenga pinnata) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aren (Arenga pinnata) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang dapat tumbuh di daerah-daerah perbukitan dengan curah hujan yang relatif tinggi. Awalnya aren merupakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN MUTU PRODUK OLAHAN PENGRAJIN GULA AREN DESA MONGIILO

PENINGKATAN MUTU PRODUK OLAHAN PENGRAJIN GULA AREN DESA MONGIILO PENINGKATAN MUTU PRODUK OLAHAN PENGRAJIN GULA AREN DESA MONGIILO Zuchri Abdussamad Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo Email : zuchriabdussamad@yahoo.com ABSTRAK Masyarakat Desa Mongiilo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman aren ( Arenga pinnata Merr) adalah salah satu jenis tumbuhan palma yang memproduksi buah, nira dan pati atau tepung di dalam batang. Hasil produksi aren ini

Lebih terperinci

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013, ISSN:

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013, ISSN: PEMANFAATAN PEKARANGAN UNTUK BUDIDAYA TANAMAN JAHE MERAH UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA PETANI DI KELURAHAN TALANG BABAT KECAMATAN MUARA SABAK BARAT KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR 1 Madyawati Latief,

Lebih terperinci

PEREMAJAAN POHON AREN UNTUK KEBERLANGSUNGAN SUMBERDAYA LINGKUNGAN DI CIMANGGU LANGKAPLANCAR PANGANDARAN

PEREMAJAAN POHON AREN UNTUK KEBERLANGSUNGAN SUMBERDAYA LINGKUNGAN DI CIMANGGU LANGKAPLANCAR PANGANDARAN JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya ISSN 1412-6982 e-issn : 2443-3977 Volume 14 Nomor 2 Desember 2016 PEREMAJAAN POHON AREN UNTUK KEBERLANGSUNGAN SUMBERDAYA LINGKUNGAN DI CIMANGGU LANGKAPLANCAR

Lebih terperinci

TEKNIK PENGADAAN BIBIT ULIN DENGAN PEMOTONGAN BIJI BERULANG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KEDIKLATAN

TEKNIK PENGADAAN BIBIT ULIN DENGAN PEMOTONGAN BIJI BERULANG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KEDIKLATAN TEKNIK PENGADAAN BIBIT ULIN DENGAN PEMOTONGAN BIJI BERULANG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KEDIKLATAN Oleh : Ir. Suwignyo Widyaiswara Balai Diklat Kehutanan Samarinda Abstrak Ulin adalah salah satu jenis pohon

Lebih terperinci

Pembuatan Pembibitan Tanaman

Pembuatan Pembibitan Tanaman LEMBAR INFORMASI No. 1 - Agustus 2012 Pembuatan Pembibitan Tanaman Gambar 1. Pembibitan tanaman Pembibitan tanaman adalah tahapan untuk menyiapkan bahan tanam berupa bibit tanaman baru yang berasal dari

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

TEKNIK BUDIDAYA ROTAN PENGHASIL JERNANG

TEKNIK BUDIDAYA ROTAN PENGHASIL JERNANG TEKNIK BUDIDAYA ROTAN PENGHASIL JERNANG ASPEK : SILVIKULTUR Program : Pengelolaan Hutan Tanaman Judul RPI : Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu Pertukangan Koordinator RPI : Dr. Tati Rostiwati Judul

Lebih terperinci

MAKALAH. Budidaya Tanaman Aren (Arenga pinnata Merr.) sebuah alternatif dalam upaya peningkatan. pendapatan masyarakat. Oleh:

MAKALAH. Budidaya Tanaman Aren (Arenga pinnata Merr.) sebuah alternatif dalam upaya peningkatan. pendapatan masyarakat. Oleh: 3 MAKALAH Budidaya Tanaman Aren (Arenga pinnata Merr.) sebuah alternatif dalam upaya peningkatan pendapatan masyarakat. Disampaikan pada Seminar Nasional Agroforestri ke 4 : Pengembangan Teknologi Agroforestri

Lebih terperinci

Silvikultur intensif jenis rotan penghasil jernang (bibit, pola tanam, pemeliharaan)

Silvikultur intensif jenis rotan penghasil jernang (bibit, pola tanam, pemeliharaan) Silvikultur intensif jenis rotan penghasil jernang (bibit, pola tanam, pemeliharaan) Teknik Pembibitan Generatif dan Teknik Penanaman Rotan Jernang Paket Iptek Silvikultur Intensif Page 87 Program : Penelitian

Lebih terperinci

I. PELAKSANAAN KEGIATAN A.

I. PELAKSANAAN KEGIATAN A. LAPORAN PELAKSANAAN PEMAGANGAN AREN DI WANAWIYATA WIDYAKARYA MITRA MANDALA KAMPUNG HARIANG DESA HANANG KECAMATAN SOBANG KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN TAHUN 2016 Latar Belakang Aren (Arenga pinnata Merr.)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi atau ahli bidang ilmu lainnya yang mungkin tidak setuju dengan statement

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi atau ahli bidang ilmu lainnya yang mungkin tidak setuju dengan statement BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan negara agraris, walau sekarang ini banyak para ahli ekonomi atau ahli bidang ilmu lainnya yang mungkin tidak setuju dengan statement

Lebih terperinci

Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa

Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa @ 2012 Penyusun: 1. Ujang S. Irawan, Senior Staff Operation Wallacea Trust

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di UPTD Pengembangan Teknologi Lahan Kering Desa Singabraja, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Waktu pelaksanaan penelitian mulai

Lebih terperinci

Makalah Penunjang pada Ekspose Hasil-hasil Penelitian : Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Hutan. Padang, 20 September

Makalah Penunjang pada Ekspose Hasil-hasil Penelitian : Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Hutan. Padang, 20 September PENGARUH UMUR SEMAI TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT SUREN DI PERSEMAIAN 1) Oleh: Agus Sofyan 2) dan Syaiful Islam 2) ABSTRAK Suren (Toona sureni Merr), merupakan jenis yang memiliki pertumbuhan cepat dan kegunaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. 1) Persyaratan Tumbuh Aren (Arenga pinnata)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. 1) Persyaratan Tumbuh Aren (Arenga pinnata) 7 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Tinjauan Pustaka 1. Aren a. Budidaya 1) Persyaratan Tumbuh Aren (Arenga pinnata) Menurut peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia No. 133 tahun 2013

Lebih terperinci

BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF. (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2

BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF. (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2 BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF 1 M. Syarif, 2 Wiwaha Anas Sumadja dan 1 H. Nasution 1 (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2 (Staf Pengajar Fakultas

Lebih terperinci

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013, ISSN:

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013, ISSN: PEMANFAATAN LIMBAH DRUM CAT MENJADI DEKOMPOSTER SISTEM KIPAS SEBAGAI TEKNOLOGI UNTUK MENGOLAH LIMBAH PERTANIAN 1 Elis Kartika, Made Deviani Duaja, Lizawati, Gusniwati and Arzita 2 ABSTRAK Tujuan dari penyuluhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Penulisan

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Penulisan BAB I PENDAHULUAN Peningkatan produksi karet yang optimal harus dimulai dengan pemilihan klon yang unggul, penggunaan bibit yang berkualitas sebagai batang bawah dan batang atas serta pemeliharaan yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan/industri berupa pohon batang lurus dari famili Arecaceae. Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang berasal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian. 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini jenis penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek penelitian serta adanya

Lebih terperinci

I.5 RAZALI YUSUF ARY PRIHARDHYANTO KEIM PURWANINGSIH DEDY DARNAEDI TEGUH TRIONO

I.5 RAZALI YUSUF ARY PRIHARDHYANTO KEIM PURWANINGSIH DEDY DARNAEDI TEGUH TRIONO REVITALISASI AREN (ARENGA PINNATA (WURMB) MERR.) (PALMAE; CARYOTEAE) SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN PEMANIS ALAMI DALAM RANGKA MENDUKUNG KEMANDIRIAN GULA NASIONAL: KAJIAN DI PROPINSI JAWA BARAT I.5 RAZALI YUSUF

Lebih terperinci

TINGKAT PENERAPAN SISTEM BUDIDAYA MANGROVE PADA MASYARAKAT PULAU UNTUNG JAWA, KEPULAUAN SERIBU

TINGKAT PENERAPAN SISTEM BUDIDAYA MANGROVE PADA MASYARAKAT PULAU UNTUNG JAWA, KEPULAUAN SERIBU TINGKAT PENERAPAN SISTEM BUDIDAYA MANGROVE PADA MASYARAKAT PULAU UNTUNG JAWA, KEPULAUAN SERIBU Diarsi Eka Yani (diarsi@ut.ac.id) PS Agribisnis, FMIPA, Universitas Terbuka ABSTRAK Abrasi pantai yang terjadi

Lebih terperinci

USAHA PEMBIBITAN JABON YANG DISUSUN OLEH NAMA: ELISKA ERLIANDA NPM:

USAHA PEMBIBITAN JABON YANG DISUSUN OLEH NAMA: ELISKA ERLIANDA NPM: USAHA PEMBIBITAN JABON YANG DISUSUN OLEH NAMA: ELISKA ERLIANDA NPM: 10712014 POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG 2012 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan Tanaman hutan sebelumnya belum di usahakan

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Pengolahan Tanah Sebagai persiapan, lahan diolah seperti kebiasaan kita dalam mengolah tanah sebelum tanam, dengan urutan sebagai berikut.

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. = 0 minggu = 1 minggu = 2 minggu = 3 minggu = 4 minggu = 5 minggu = 6 minggu = 7 minggu = 8 minggu P 1 P 2 P 3 P 4 P 5 P 6 P 7 P 8

MATERI DAN METODE. = 0 minggu = 1 minggu = 2 minggu = 3 minggu = 4 minggu = 5 minggu = 6 minggu = 7 minggu = 8 minggu P 1 P 2 P 3 P 4 P 5 P 6 P 7 P 8 III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium dan lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri sultan Syarif Kasim Riau, Jalan H.R

Lebih terperinci

Majalah INFO ISSN : Edisi XV, Nomor 3, Oktober 2013

Majalah INFO ISSN : Edisi XV, Nomor 3, Oktober 2013 IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK TANI TERNAK KAMBING SEDAYU DESA MARGOREJO, KABUPATEN KUDUS C. S Utama, B. Sulistiyanto dan S. Sumarsih ABSTRAK Tujuan kegiatan adalah untuk membentuk/mengembangkan sekelompok

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. perkebunan, khususnya pada sektor tanaman karet. Penduduk di Desa Negeri

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. perkebunan, khususnya pada sektor tanaman karet. Penduduk di Desa Negeri IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Negeri Baru yang merupakan salah satu desa berpotensial dalam bidang perkebunan, khususnya pada sektor tanaman karet. Penduduk di Desa Negeri

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KOMPOS AKTIF DALAM BUDIDAYA PEPAYA ORGANIK DI DESA KASANG PUDAK

PEMANFAATAN KOMPOS AKTIF DALAM BUDIDAYA PEPAYA ORGANIK DI DESA KASANG PUDAK PEMANFAATAN KOMPOS AKTIF DALAM BUDIDAYA PEPAYA ORGANIK DI DESA KASANG PUDAK Margarettha, Hasriati Nasution, dan Muhammad. Syarif Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi Abstrak Masyarakat kota

Lebih terperinci

IbM Kelompok Tani Buah Naga

IbM Kelompok Tani Buah Naga IbM Kelompok Tani Buah Naga Wiwik Siti Windrati, Sukatiningsih, Tamtarini dan Nurud Diniyah Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember Jl. Kalimantan 37 Kampus Tegalboto Jember ABSTRAK Tujuan dari

Lebih terperinci

BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK DI DUSUN SIDODADI DAN DUSUN SUKA MAJU DENGAN MENGGUNAKAN KOMPOS BERBASIS MOL REBUNGCOT.

BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK DI DUSUN SIDODADI DAN DUSUN SUKA MAJU DENGAN MENGGUNAKAN KOMPOS BERBASIS MOL REBUNGCOT. BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK DI DUSUN SIDODADI DAN DUSUN SUKA MAJU DENGAN MENGGUNAKAN KOMPOS BERBASIS MOL REBUNGCOT. Gusniwati dan Dedy Antoni Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi Abstrak Tujuan

Lebih terperinci

Oleh : Iskandar Z. Siregar

Oleh : Iskandar Z. Siregar 3 MODULE PELATIHAN PERSEMAIAN Oleh : Iskandar Z. Siregar ITTO PROJECT PARTICIPATORY ESTABLISHMENT COLLABORATIVE SUSTAINABLE FOREST MANAGEMENT IN DUSUN ARO, JAMBI Serial Number : PD 210/03 Rev. 3 (F) FACULTY

Lebih terperinci

Pengaruh Pemberian Kompos Kotoran Sapi Terhadap Pertumbuhan Anakan Salam (Syzygium Polyanthum) Di Persemaian

Pengaruh Pemberian Kompos Kotoran Sapi Terhadap Pertumbuhan Anakan Salam (Syzygium Polyanthum) Di Persemaian Kamaludin Fakultas Pertanian Universitas Kapuas Sintang e-mail : kamaludinkamal27@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi kompos kotoran sapi yang terbaik dalam

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Agronomi dan lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Pakcoy Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH Budidaya bawang merah umumnya menggunakan umbi sebagai bahan tanam (benih). Pemanfaatan umbi sebagai benih memiliki beberapa kelemahan

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR LUDY K. KRISTIANTO, MASTUR dan RINA SINTAWATI Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ABSTRAK Kerbau bagi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tinggi. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya manfaat yang bisa diambil dari

I. PENDAHULUAN. tinggi. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya manfaat yang bisa diambil dari I. PENDAHULUAN Aren merupakan salah satu tanaman yang memiliki nilai komersil yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya manfaat yang bisa diambil dari tanaman aren. Manfaat tersebut tidak hanya

Lebih terperinci

TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi

TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi Benih cabai hibrida sebenarnya dapat saja disemaikan dengan

Lebih terperinci

M.Yazid, Nukmal Hakim, Guntur M.Ali, Yulian Junaidi, Henny Malini Dosen Fakutas Pertanian Universitas Sriwijaya ABSTRAK

M.Yazid, Nukmal Hakim, Guntur M.Ali, Yulian Junaidi, Henny Malini Dosen Fakutas Pertanian Universitas Sriwijaya ABSTRAK PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI PEMBUATAN DAN APLIKASI PESTISIDA NABATI PADA DEMPLOT SAYURAN ORGANIK DI KELURAHAN TALANG KERAMAT KABUPATEN BANYUASIN M.Yazid, Nukmal Hakim, Guntur M.Ali,

Lebih terperinci

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih BUDIDAYA SUKUN Sukun merupakan tanaman tropis sehingga hampir disemua daerah di Indonesia ini dapat tumbuh. Sukun dapat tumbuh di dataran rendah (0 m) hingga dataran tinggi (700 m dpl). Pertumbuhan optimal

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SERTIFIKASI BENIH DAN PENGAWASAN MUTU BENIH TANAMAN AREN (Arenga pinnata,merr.)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SERTIFIKASI BENIH DAN PENGAWASAN MUTU BENIH TANAMAN AREN (Arenga pinnata,merr.) 2013, No.1178 4 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SERTIFIKASI BENIH DAN PENGAWASAN MUTU BENIH TANAMAN AREN

Lebih terperinci

PENCAMPURAN MEDIA DENGAN INSEKTISIDA UNTUK PENCEGAHAN HAMA Xyleborus morstatii Hag. PADA BIBIT ULIN ( Eusideroxylon zwageri T et.

PENCAMPURAN MEDIA DENGAN INSEKTISIDA UNTUK PENCEGAHAN HAMA Xyleborus morstatii Hag. PADA BIBIT ULIN ( Eusideroxylon zwageri T et. PENCAMPURAN MEDIA DENGAN INSEKTISIDA UNTUK PENCEGAHAN HAMA Xyleborus morstatii Hag. PADA BIBIT ULIN ( Eusideroxylon zwageri T et. B) DI PERSEMAIAN Balai Besar Penelitian Dipterokarpa RINGKASAN Kendala

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.43/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2017 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM DENGAN

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Gedung Meneng, Kecamatan raja basa, Bandar Lampung

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK

PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK ( Piper ningrum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Tanaman

Lebih terperinci

Menengok kesuksesan Rehabilitasi Hutan di Hutan Organik Megamendung Bogor Melalui Pola Agroforestry

Menengok kesuksesan Rehabilitasi Hutan di Hutan Organik Megamendung Bogor Melalui Pola Agroforestry Menengok kesuksesan Rehabilitasi Hutan di Hutan Organik Megamendung Bogor Melalui Pola Agroforestry Oleh : Binti Masruroh Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGUNDUHAN BENIH PADA PANEN RAYA DIPTEROKARPA 2010

PEDOMAN PENGUNDUHAN BENIH PADA PANEN RAYA DIPTEROKARPA 2010 PEDOMAN PENGUNDUHAN BENIH PADA PANEN RAYA DIPTEROKARPA 2010 PUSAT LITBANG HUTAN DAN KONSERVASI ALAM DEPARTEMEN KEHUTANAN Desember 2009 PENDAHULUAN Pembungaan dan pembuahan jenis-jenis dipterokarpa tidak

Lebih terperinci

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di III. TATA LAKSANA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di laboratorium fakultas pertanian UMY. Pengamatan pertumbuhan tanaman bawang merah dan

Lebih terperinci

JUDUL KEGIATAN WIRAUSAHA PENJUALAN TANAMAN OBAT SEBAGAI ORNAMENTAL HERBS

JUDUL KEGIATAN WIRAUSAHA PENJUALAN TANAMAN OBAT SEBAGAI ORNAMENTAL HERBS PKMK-2-4-1 JUDUL KEGIATAN WIRAUSAHA PENJUALAN TANAMAN OBAT SEBAGAI ORNAMENTAL HERBS Felix Yanwar, Heru Supriyanto, Lanjar Setiawan PS Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor,

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP. Menyempitnya lahan-lahan pertanian ternyata bukan suatu halangan untuk mengusahakan budidaya tanaman sayuran. Sistem vertikultur

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH PETERNAKAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM USAHATANI SAYUR-SAYURAN ORGANIK DI TIMOR TENGAH UTARA

PEMANFAATAN LIMBAH PETERNAKAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM USAHATANI SAYUR-SAYURAN ORGANIK DI TIMOR TENGAH UTARA PEMANFAATAN LIMBAH PETERNAKAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM USAHATANI SAYUR-SAYURAN ORGANIK DI TIMOR TENGAH UTARA Amirudin Pohan dan Yohanes Leki Seran Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTT ABSTRAK Pengembangan

Lebih terperinci

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n T E N T A N G P E R M A K U L T U R S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n A PA ITU P ERMAKULTUR? - MODUL 1 DESA P ERMAKULTUR Desa yang dirancang dengan Permakultur mencakup...

Lebih terperinci

ALKOHOL TEKNIS : NILAI TAMBAH YANG MENJANJIKAN DARI AREN

ALKOHOL TEKNIS : NILAI TAMBAH YANG MENJANJIKAN DARI AREN ALKOHOL TEKNIS : NILAI TAMBAH YANG MENJANJIKAN DARI AREN Oleh : Irene Christine Mandang, S.Hut Penyuluh Kehutanan Kabupaten Minahasa Tenggara PENDAHULUAN Tanaman Aren telah lama dikenal oleh masyarakat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Dalam taksonomi tumbuhan, tebu tergolong dalam Kerajaan Plantae, Divisi Magnoliophyta, Kelas Monocotyledoneae, Ordo Glumaceae, Famili Graminae, Genus

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Riau Jalan H.R Subrantas Km 15 Simpang Baru Panam. Penelitian ini berlangsung

MATERI DAN METODE. Riau Jalan H.R Subrantas Km 15 Simpang Baru Panam. Penelitian ini berlangsung III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agronomi dan di lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Buku Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa ( BPKPM ) ini merupakan

I. PENDAHULUAN. Buku Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa ( BPKPM ) ini merupakan 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Buku Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa ( BPKPM ) ini merupakan petunjuk praktis bagi para mahasiswa dalam melaksanakan kerja praktek di lapangan secara terjadwal dan

Lebih terperinci

PERSEMAIAN CABAI. Disampaikan Pada Diklat Teknis Budidaya Tanaman Cabai. Djoko Sumianto, SP, M.Agr

PERSEMAIAN CABAI. Disampaikan Pada Diklat Teknis Budidaya Tanaman Cabai. Djoko Sumianto, SP, M.Agr PERSEMAIAN CABAI Disampaikan Pada Diklat Teknis Budidaya Tanaman Cabai Djoko Sumianto, SP, M.Agr BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN (BBPP) KETINDAN 2017 Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)/ Kompetensi Dasar :

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1. Kabupaten Banyuasin Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Selatan.

Lebih terperinci

RENCANA OPERASI PENYINGKIR HALANGAN (BROP) PEMBUATAN DEMPLOT KEBUN TERPADU

RENCANA OPERASI PENYINGKIR HALANGAN (BROP) PEMBUATAN DEMPLOT KEBUN TERPADU RENCANA OPERASI PENYINGKIR HALANGAN (BROP) PEMBUATAN DEMPLOT KEBUN TERPADU YAYASAN SEKA APRIL 2009 RANGKUMAN EKSEKUTIF Apa: Untuk mengurangi ancaman utama terhadap hutan hujan dataran rendah yang menjadi

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Karangsewu terletak di Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun batas wilayah Desa Karangsewu adalah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum, Geografis, dan Iklim Lokasi Penelitian Desa Ciaruten Ilir merupakan desa yang masih berada dalam bagian wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten

Lebih terperinci

AGROFORESTRI TEMBESU (Fagraea fragrans) BERBASIS KELAPA SAWIT DI KABUPATEN MUARO JAMBI

AGROFORESTRI TEMBESU (Fagraea fragrans) BERBASIS KELAPA SAWIT DI KABUPATEN MUARO JAMBI AGROFORESTRI TEMBESU (Fagraea fragrans) BERBASIS KELAPA SAWIT DI KABUPATEN MUARO JAMBI Nursanti, Fazriyas, Albayudi, Cory Wulan Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Jambi email: nursanti@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

Sosialisasi dan Pelatihan Budidaya Tanamanan Markisa Kuning Pemanfaatan Pekarangan di Kota Medan

Sosialisasi dan Pelatihan Budidaya Tanamanan Markisa Kuning Pemanfaatan Pekarangan di Kota Medan Sosialisasi dan Pelatihan Budidaya Tanamanan Markisa Kuning Pemanfaatan Pekarangan di Kota Medan Suswati Asmah Indrawati (Dosen Jurusan Agroteknologi Universitas Medan Area) Beby Masitoh (Dosen Jurusan

Lebih terperinci

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, 23 III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

Pengembangan Teknologi Bibit Tumbuhan Berpotensi Ekonomi Di Kawasan Hutan Kemasyarakatan Sungai Wain Balikpapan

Pengembangan Teknologi Bibit Tumbuhan Berpotensi Ekonomi Di Kawasan Hutan Kemasyarakatan Sungai Wain Balikpapan Kode : I. 57 KE : 3 (Kalimantan) LAPORAN KEMAJUAN TAHAP I PROGRAM INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA TAHUN 2012 Pengembangan Teknologi Bibit Tumbuhan Berpotensi Ekonomi Di Kawasan Hutan

Lebih terperinci

PERMUDAAN ALAM dan PERMUDAAN BUATAN

PERMUDAAN ALAM dan PERMUDAAN BUATAN Laboratorium Silvikultur &Agroforestry Jurusan Budidaya Hutan FakultasKehutanan, UGM PERMUDAAN ALAM dan PERMUDAAN BUATAN SILVIKULTUR Metode Permudaan Metode permudaan merupakan suatu prosedur dimana suatu

Lebih terperinci

Gambar 1. Tata Letak Petak Percobaan

Gambar 1. Tata Letak Petak Percobaan 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian di lapang dilakukan sejak dari bulan Mei sampai dengan Agustus 2009. Lokasi penelitian terletak di kebun percobaan pertanian organik

Lebih terperinci

EKSPLORASI DAN IDENTIFIKASI KARAKTER FENOTIPIK TANAMAN ENAU (Arenga pinnata Merr.) DI KABUPATEN PESISIR SELATAN OLEH AZFANI NELZA

EKSPLORASI DAN IDENTIFIKASI KARAKTER FENOTIPIK TANAMAN ENAU (Arenga pinnata Merr.) DI KABUPATEN PESISIR SELATAN OLEH AZFANI NELZA EKSPLORASI DAN IDENTIFIKASI KARAKTER FENOTIPIK TANAMAN ENAU (Arenga pinnata Merr.) DI KABUPATEN PESISIR SELATAN OLEH AZFANI NELZA 07112032 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011 ABSTRAK EKSPLORASI

Lebih terperinci

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU ( Nicotiana tabacum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Penanam dan penggunaan

Lebih terperinci

AREN (Arenga pinnata MERR)

AREN (Arenga pinnata MERR) AREN (Arenga pinnata MERR) Aren (Arenga pinnata MERR) adalah tanaman perkebunan yang sangat potensial untuk mengatasi kekurangan pangan. Tanaman ini mudah beradaptasi pada berbagai agroklimat, mulai dari

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MEDIA TANAM TOP SOIL DAN PUPUK KANDANG PADA WADAH BAMBU TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT MUCUNA BRACTEATA

PERBANDINGAN MEDIA TANAM TOP SOIL DAN PUPUK KANDANG PADA WADAH BAMBU TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT MUCUNA BRACTEATA PERBANDINGAN MEDIA TANAM TOP SOIL DAN PUPUK KANDANG PADA WADAH BAMBU TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT MUCUNA BRACTEATA Sylvia Madusari, Toto Suryanto, April Kurniawan Abstrak Penggunaan bambu sebagai wadah media

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 AREN (Arenga pinnata) Pohon aren (Arenga pinnata) merupakan pohon yang belum banyak dikenal. Banyak bagian yang bisa dimanfaatkan dari pohon ini, misalnya akar untuk obat tradisional

Lebih terperinci

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH BUDIDAYA DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DI PT. BINA PRATAMA REFNI YANTI ERMONA N0. BP 0801111034

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Kabupaten Bantul, Daerah istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Kabupaten Bantul, Daerah istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Penelitian Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

Lebih terperinci

TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH

TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH Oleh: Dr. Desi Hernita BPTP Jambi Duku Kumpeh memiliki rasa manis, legit, daging buah bening, tekstur daging kenyal, tidak berserat, dan hampir tidak berbiji. Rasa

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal memiliki potensi sumberdaya alam yang tinggi dan hal itu telah diakui oleh negara-negara lain di dunia, terutama tentang potensi keanekaragaman hayati

Lebih terperinci

TATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas

TATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas III. TATA CARA PENELTIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian telah dilaksanakan pada Bulan Juli 2016 November

Lebih terperinci

Teknik Pembenihan Acacia Spp. (Akasia) Bebas Penyakit

Teknik Pembenihan Acacia Spp. (Akasia) Bebas Penyakit Teknik Pembenihan Acacia Spp. (Akasia) Bebas Penyakit 1 / 5 Tanaman Acacia spp. termasuk tanaman yang peka terhadap serangan hama dan penyakit terutama yang disebabkan oleh jenis jamur dan bakteri. Pembangunan

Lebih terperinci

Penanganan bibit Acacia mangium (mangium) dengan perbanyakan generatif (biji)

Penanganan bibit Acacia mangium (mangium) dengan perbanyakan generatif (biji) Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit Acacia mangium (mangium) dengan perbanyakan generatif (biji) ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci