PENINGKATAN POPULASI DAN KERAGAMAN JENIS HUTAN KOTA DENGAN PERAN SERTA MASYARAKAT DI KOTA JAMBI
|
|
- Glenna Atmadjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENINGKATAN POPULASI DAN KERAGAMAN JENIS HUTAN KOTA DENGAN PERAN SERTA MASYARAKAT DI KOTA JAMBI Hamzah, Rike Puspitasari Tamin, dan Nursanti Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi ABSTRAK Di Kota Jambi hutan kota juga belum dibangun dan dikelola dengan baik. Kota Jambi belum rindang dengan pepohonan terutama pada tempat-tempat di bagian pinggiran kota. Tempat-tempat tersebut belum banyak mendapat perhatian, namun di sisi lain lebih mudah ditata karena tidak banyak berbenturan dengan bangunan kota yang sudah ada dan populasi pohonnya masih rendah. Untuk itu tempat-tempat tersebut perlu mendapat prioritas sebelum meningkatnya tantangan terhadap pembangunan hutan kota tersebut. Pembangunan hutan kota perlu melibatkan masyarakat, mengingat hutan yang dibangun berada di dekat atau di tengah pemukiman masyarakat dan bahkan lahannya sering merupakan miliki masyarakat. Masyarakat perlu diajak bertukar pikiran dan berdiskusi tentang pentingnya hutan kota. Langkah ini sangat penting mengingat selain pemerintah, masyarakat selalu memegang peranan penting dalam pembangunan hutan kota. Setelah itu mereka diajak bekerjasama dalam menyiapkan bibit, menentukan lokasi penanaman, melakukan penanaman dan pemeliharan tanaman. Pada setiap diskusi tim pengabdian perlu menanamkan rasa memiliki dari masyarakat akan hutan kota yang dibangun. Dengan demikian masyarakat tentunya akan memelihara dan menjaga tanaman dari berbagai gangguan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di Kelompok Tani Jaya Bersama Kelurahan Bagan Pete Hidayah Kelurahan Kenali Asam Bawah Kecamatan Kotabaru Kota Jambi. Kata Kunci : hutan kota, mahoni, asam jawa PENDAHULUAN Kota Jambi merupakan salah kota di Indonesia yang berkembang dengan pesat. Secara administratif kota ini terdiri atas 8 kecamatan dan 62 kelurahan, dengan luas 205,35 km2. Untuk mengantisipasi perkembangan pengelolaan kota, dalam waktu dekat ini akan dilakukan pemekaran dengan membentuk beberapa kecamatan baru. Kota Jambi memiliki penduduk sebanyak jiwa atau kepadatan 2.772,09 jiwa per km2 (BPS Kota Jambi, 2014). Jumlah penduduk ini tentunya akan terus bertambah dan akan membutuhkan tambahan tempat tinggal, tempat berusaha, tempat rekreasi dan sebagainya namun menghuni ruang dengan luas lahan yang tetap. Sebagai kota yang sedang berkembang pesat, Kota Jambi sebagaimana kota-kota lainnya mulai menghadapi padatnya bangunan yang menjulang tinggi, kemacetan lalu lintas, masalah sampah, kawasan kumuh, pedagang kaki lima yang menutupi badan jalan serta polusi yang berupa kebisingan, debu di udara dan pencemaran air (Dahlan, 1992). Pada lokasi tertentu sering terjadinya genangan air yang cukup dalam setelah hujan, sebagai akibat areal yang semula berfungsi sebagai resapan air telah berubah menjadi bangunan. Untuk menghadapi situasi dan permasalahan tersebut Kota Jambi perlu membuat rencana pembangunan kota yang di antaranya mengatur tata ruang, pengendalian penduduk, penanganan dan pengolahan sampah, resapan air dan pembangunan areal yang dapat menjadi paru-paru kota guna menjaga kesehatan lingkungan dan mengatasi polusi. Paruparu kota berupa komunitas pohon yang tumbuh di perkotaan yang saat ini populer dikenal sebagai hutan kota. Di Kota Jambi hutan kota juga belum dibangun dan dikelola dengan baik. Kota 44
2 Jambi belum rindang dengan pepohonan terutama pada tempat-tempat di bagian pinggiran kota. Tempat-tempat tersebut belum banyak mendapat perhatian, namun di sisi lain lebih mudah ditata karena tidak banyak berbenturan dengan bangunan kota yang sudah ada dan populasi pohonnya masih rendah. Untuk itu tempat-tempat tersebut perlu mendapat prioritas sebelum meningkatnya tantangan terhadap pembangunan hutan kota tersebut. Pembangunan hutan kota perlu melibatkan masyarakat, mengingat hutan yang dibangun berada di dekat atau di tengah pemukiman masyarakat dan bahkan lahannya sering merupakan miliki masyarakat. Masyarakat perlu diajak bertukar pikiran dan berdiskusi tentang pentingnya hutan kota. Langkah ini sangat penting mengingat selain pemerintah, masyarakat selalu memegang peranan penting dalam pembangunan hutan kota. Setelah itu mereka diajak bekerjasama dalam menyiapkan bibit, menentukan lokasi penanaman, melakukan penanaman dan pemeliharan tanaman. Pada setiap diskusi tim pengabdian perlu menanamkan rasa memiliki dari masyarakat akan hutan kota yang dibangun. Dengan demikian masyarakat tentunya akan memelihara dan menjaga tanaman dari berbagai gangguan. Wilayah bagian barat Kota Jambi merupakan salah satu tempat yang masih tersedia ruang bagi dilakukannya penanaman tanaman hutan kota. Bagian kiri dan kanan jalan yang masuh daerah miliki jalan (DMJ) belum banyak memiliki tanaman pinggir jalan. Di daerah ini juga terdapat sebuah lembaga pendidikan Hidayah dengan santri yang cukun banyak dan lahan cukup luas namun belum rindang dan di lahan bagian belakangnya belum ditumbuhi pepohonan. Di samping bertujuan meningkatkan populasi pohon, pembangunan hutan kota perlu pula meningkatlkan keragaman jenis pohon. Keragaman pohon ini penting mengingat suatu jenis memiliki sifat khas tertentu yang tidak dimiliki oleh jenis-jenis lainnya. Ada pohon yang memiliki perakaran dalam, ada yang mempunyai kemampuan menyerap debu atau karbodioksida dengan baik dan ada pula yang berfungsi sebagai penghasil pakan satwa. Permasalahan Mitra Sebagian masyarakat perkotaan belum mengerti apa yang dimaksud dengan hutan kota dan belum memahami akan pentingnya hutan kota bagi kehidupan di kota. Hal yang sama terjadi pada mitramitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat tentang hutan kota. Mitra pengabdian belum mengetahui jenis-jenis tanaman yang dapat tumbuh baik pada wilayah perkotaan serta belum mengetahui sifat-sifat tajuk dari berbagai jenis tanaman. Selain itu mitra tidak mengetahui lokasi penanaman yang tepat agar setelah pohon besar tidak menganggu fasilitasfasilitas umum seperti jaringan kabel listrik, rambu-rambu lalu lintas, iklan dan sebagainya. Rambu-rambu lalu lintas fungsinya sangat penting bagi keselamatan dan kelancaran tarnsportasi. Jaringan listrik harus bebas dari bersentuhan dengan tajuk tanaman agar tidak terjadi bahaya kebakaran dan sengatan arus listrik. Tanaman hutan kota juga tidak boleh menutup papan iklan atau reklame agar pesan iklan atau reklame tersebut tetap terbaca dengan baik oleh masyarakat. Solusi yang Ditawarkan Untuk mengatasi terbatasnya pemahaman mitra terhadap arti, fungsi dan pembangunan hutan kota, maka ditawarkan beberapa solusi terhadap permasalahan tersebut di antaranya : 1. Menjelaskan kepada mitra tentang apa yang dimaksud dengan hutan kota. 2. Menjelaskan kepada mitra tentang fungsi dan penting hutan kota bagi mitra maupun masyarakat perkotaan secara umum. 3. Menjelaskan kepada mitra tentang jenisjenis tumbuhan yang dapat digunakan untuk dijadikan sebagai komponen hutan kota. 4. Menjelaskan kepada mitra tentang pengadaan benih, pembibitan, penanaman dan pemeliharaan tanaman 45
3 mahoni ( Swietenia macrophylla), Dadap ( Erythrina cristagalli) dan bintangur laut ( Calophyllum innophyllum) dalam pembangunan hutan kota. 5. Mendemonstrasikan kepada mitra pengunduhan buah, ekstraksi benih, pengeringan benih, pembersihan benih, pengemasan dan penyimpanan benih beberapa jenis tanaman serta pengecambahan, penyapihan, pemeliharaan bibit, penentuan lokasi penanaman, penanaman dan pemeliharaan tananam. METODE PELAKSANAAN Waktu dan Tempat Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di Kelompok Tani Jaya Bersama Kelurahan Bagan Pete Kecamatan Kotabaru Kota Jambi. Waktu kegiatan dimulai sejak persiapan akan berlangsung selama 9 (sembilan) bulan yaitu dari bulan Maret 2015 sampai dengan bulan November Kelompok sasaran Adapaun kelompok sasaran dilaksanakannya kegiatan pengabdian yaitu Kelompok Tani Jaya Bersama Kelurahan Bagan Pete Kecamatan Kotabaru dan di Pesantren Pondok Karya Pembangunan (PKP) Al-Hidayah Kelurahan Kenali Asam Bawah Kecamatan Kotabaru Kota Jambi Metode Penyuluhan Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberi pemahaman akan hutan kota, fungsi dan pentingnya hutan bagi masyarakat yang hidup di kota. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan penyuluhan. Penyuluhan pertama-tama dilakukan dengan mempresentasikan bahan penyuluhan dalam format power point kepada mitra. Setelah presentasi dilakukan diskusi dua arah secara informal dan kekeluargaan guna menciptakan terjadinya sambung rasa atau keakraban antara tim pengabdian dan mitra. Penyuluhan paling tidak dilakukan dua kali. Di bagian awal kegiatan dilakukan penyuluhan dengan materi penjelasan tentang pengertian hutan kota, fungsi dan manfaat hutan kota, pemilihan jenis penyusun hutan kota, pengadaan benih, penaburan benih dan pembibitan. Di bagian pertengahan kegiatan dilakukan penyuluhan kedua dengan materi penentuan waktu tanam, pembuatan lubang tanam, pupuk dasar, penanaman dan pemeliharaan. Pada kedua penyuluhan yang akan dilaksanakan, dilakukan inisisasi pembentukan kelembagaan pada mitra yang nantinya menjadi pengelola dari hutan kota yang dibangun. Demonstrasi Setelah penyuluhan pertama dilakukan demonstrasi tentang pengunduhan buah, ekstraksi benih pengeringan, pembersihan, sortasi, pengemasan dan penyimpanan benih. Benih yang akan disediakan adalah mahoni, dadap dan bintangur laut. Selanjutnya dilakukan kegiatan penaburan benih pada bak kecambah (dari papan) dengan media kecambah pasir sungai. Bak tabur diberi naungan dengan paranet sehingga intensitas cahaya yang masuk sebesar sekitar 30 %. Bak tabur disiram setiap hari agar terjaga kelembabannya. Penanaman dilakukan bila bibit sudah siap tanam dan curah hujan masih cukup tinggi agar ketersedian air tanah cukup untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Penentuan titik tanam dilakukan dengan mempertimbangan kondisi lokasi. Kegiatan setelah penanaman adalah pemeliharaan tanaman. Pemeliharaan tanaman meliputi kegiatan pengendalian gulma yang dilakukan sekali setiap dua bulan. Pengendalian hama dan penyakit tanaman merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan jika ada gejala serangan pada tanaman. Selain itu pemeliharan yang dilakukan adalah penunggalan batang (singling), yaitu jikan batang bercabang dua atau lebih maka cabang batang dipotong sehingga meninggalkan satu batang saja pada tanaman. 46
4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengertian hutan kota berdasarkan PP No. 63 Tahun 2002 Tentang Hutan Kota adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-pohon yang kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada tanah negara maupun tanah hak, yang ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang. Hutan kota dapat berbentuk taman, kebun raya, arboretum, perindang tepi jalan, tempat rekreasi, bantaran sungai, halaman-halaman kantor, hotel, rumah sakit, sekolah, pekarangan rumah dan lapangan olah raga serta bahkan termasuk pepohonan yang tumbuh di pemakanan. Bibit Tanaman hutan yang dipilih untuk kegiatan pengabdian ini adalah bibit mahoni (Swietenia macrophylla King.) dan bibit asam jawa ( Tamarindus indica L.). Mahoni merupakan pohon pengahasil kayu untuk tujuan kayu pertukangan dengan karakteristik kayu yang memiliki warna dan penampakan serat yang indah sehingga bernilai ekonomis tinggi. Mahoni menjadi salah satu pohon andalan untuk dikembangkan sebagai bahan baku industri kehutanan yang dapat ditanam sebagai tanaman pokok maupun tanaman pengisi pada Hutan Tanaman Industri (HTI), Hutan Tanaman Rakyat (HTR), Hutan Rakyat (HR), Hutan Kota (HK) maupun tanaman peneduh jalan (Mindawati dan Megawati, 2013). Asam jawa merupakan tanaman yang mudah ditemukan di sekitar kita terutama di pinggir jalan raya. Tanaman asam jawa digunakan sebagai tanaman peneduh pinggir jalan karena tanaman ini memiliki daun yang kecil sehingga dalam perawatannya mudah dan juga tanaman ini memiliki batang dan akar yang keras sehingga tidak mudah tumbang bila terkena angin. Buah dari tanaman asam jawa ini biasanya digunakan sebagai bumbu masakan dan dan juga sebagai penambah rasa asam. Tanaman asam jawa ini memiliki manfaat dan khasiat bagi tubuh yang bisa digunakan sebagai obat herbal untuk mengobati berbagai macam penyakit. Persiapan Pembibitan Pada tahap persiapan ini meliputi persiapan alat dan bahan yang digunakan untuk pembibitan, yang terdiri dari pembuatan naungan, media perkecambahan dan media pembibitan. Pada kegiatan pengabdian ini benih mahoni yang digunakan adalah benih yang diambil dari pohon induk di hutan kampus Universitas Jambi kampus Mendalo. Sedangkan untuk benih asam jawa diperoleh dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BP-DAS) Batanghari. Pembibitan tanaman mahoni mulai dari tahap persiapan sampai pada pemeliharaan tanaman dilakukan di Kecamatan Kotabaru Kota Jambi. Tim pengabdian bersama santri wanita PKP Al- Hidayah mengecambahkan, menyapih, dan memelihara dan membudidayakan bibit mahoni dan asam jawa untuk pengkayaan hutan kota dalam hal ini penanaman pengkayaan dilakukan di Kelompok Tani Jaya Bersama Kelurahan Bagan Pete Kecamatan Kotabaru Kota Jambi. Kegiatan ini dilakukan secara bersamaan dengan kegiatan penyuluhan. Kegiatan Penyuluhan Kegiatan penyuluhan dilakukan di dua lokasi. Lokasi pertama, penyuluhan dilakukan kepada santriwati Pesantren Kecamatan Kotabaru Kota Jambi yang berjumlah 32 orang santriwati. Pemilihan santriwati sebagai respoden karena lokasi yang disediakan untuk kegiatan pembibitan dilakukan di wilayah santriwati. Di PKP Al-Hidayah antara santriwan dan santriwati dilakukan pemisahan lingkungan baik untuk ruang belajar maupun asrama. 47
5 Gambar 1. Para Santriwati PKP Al-Hidayah yang Mengikuti Kegiatan Penyuluhan Materi Penyuluhan berisi tentang bagaimana membuat pembibitan mahoni dan asam jawa meliputi tahapan kegiatan : deskripsi tanaman, persyaratan tumbuh, teknik budidaya (ekstraksi benih, penyimpanan benih, perkecambahan, persemaian, pemeliharaan di persemaian), teknik penanaman (penyiapan lahan, sistem penanaman, jarak tanam, pembuatan lubang tanam, pengangkutan bibit, penanaman, pemeliharaan) ceramah materi penyuluhan yang diberikan dan aktif dalam kegiatan diskusi bersama. Gambar 2. Suasana Kegiatan Penyuluhan dimana Anggota Tim Pengabdian Sedang Memaparkan Materi Penyuluhan Kegiatan yang kedua dilakukan di kelompok Tani Jaya Bersama Kelurahan Bagan Pete Kecamatan Kotabaru. Hampir sama dengan kegiatan penyuluhan pengabdian di lokasi PKP Al-Hidayah, anggota kelompok Tani Jaya Bersama juga sangat antusias dalam mendengarkan isi Gambar 3. Ketua Tim Pengabdian Sedang Memberikan Materi Penyuluhan di Kelompok Tani Jaya Bersama 48
6 Kegiatan Demonstrasi Pembibitan dan Penanaman Kegiatan demonstrasi pembibitan mahoni dimulai dari bagaimana cara mengektrasi benih mahoni. Kegiatan ekstraksi dilakukan dengan cara kering yaitu buah diperam kemudian dijemur di bawah sinar matahari selama 1 4 hari hingga merekah atau bisa dilakukan pemecahan secara manual sampai benih keluar dari buah. Sayap benih dipotong sebagian tetapi tidak sampai merusak struktur bagian dalam benih. Sebelum penyimpanan, kadar air benih harus diturunkan terlebih dahulu dengan cara dijemur selama 1 2 hari lalu lering anginkan selama 1 hari hingga kadar air mencapai 5 8 %, kemudian benih disimpan dalam wadah kedap udara. Gambar 4. Suasana Demonstrasi Teknik Ekstraksi Benih Mahoni Kegiatan selanjutnya yaitu bagaimana membuat bedeng persemaian. Persemaian dapat dibuat secara permanen untuk penyediaan bibit dalam jumlah banyak atau persemaian sementara untuk areal tanam terbatas. Selanjutnya mengecambahkan benih mahoni di dalam bak tabur. Tahapan dari kegiatan pengecambahan benih mahoni ini antara lain : (1) media dilakukan sterilisasi. Media semai merupakan campuran tanah dan pasir halus dengan perbandingan 1 : 1 atau 2 : 1 yang ditaruh pada bak kecambah; (2) ukuran bak kecambah 5 x 1 m atau 2 x 1 m. Perkecambahan benih dilakukan dengan cara menabur benih dan membenamkannya dalam media sedalam 2/3 bagian dengan posisi sayap di atas; (3) bak kecambah diberi naungan dari paranet 60%. Untuk menjaga kelembabab pada bedeng tabur, dilakukan penyiraman dua kali atau lihat kondisi media; (4) benih yang sudah berkecambah selanjutnya disapih ke dalam kantong plastik/polybag ukuran 8 x 15 cm. Gambar 5. Beberapa Santriwati Sedang Mempraktekan Cara Mengecambahkan Benih Mahoni 49
7 Langkah kegiatan selanjutnya yaitu penyapihan semai ke dalam polybag. Halhal yang harus diperhatikan dalam kegiatan ini antara lain : penyapihan semai dari bak kecambah ke dalam polybag harus dilakukan hati-hati agar akar tidak patah/rusak; semai ditanam secara berdiri tegak dan akar semai tidak melipat; penyapihan dilakukan pada pagi atau sore hari di bawah naungan; bibit yang telah disapih dipindahkan dan disusun pada bedeng sapih berukuran 5 x 1 m untuk dipelihara menjadi bibit sampai siap tanam. Gambar 6. Bibit Mahoni dan Asam Jawa yang Siap Untuk Ditanam Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan penanaman bibit mahoni dan asam jawa di lingkutan PKP Al-Hidayah. Kegiatan penanaman meiputi kegiatan : penyiapan lahan, penentuan jarak tanam, pembuatan lubang tanam, pengangkutan bibit, dan penanaman bibit. Gambar 7. Suasana Penanaman Mahoni dan Asam Jawa di Pesantren Pondok Karya Pembangunan (PKP) Al - Kecamatan Kotabaru Kota Jambi 50
8 KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan uraian mengenai kegiatan BOPTN di Kelompok Tani Jaya Bersama Kelurahan Bagan Pete Kecamatan Kotabaru Kota Jambi dalam pengecambahan benih mahoni dan asam jawa serta penanaman bibit mahoni dan asam jawa disimpulkan bahwa respons dari mitra yaitu Kelompok Tani Jaya Bersama Kelurahan Bagan Pete Kecamatan Kotabaru Kota Jambi dalam kegiatan pengabdian BOPTN ini cukup positif dan memiliki animo yang tinggi untuk melakukan kegiatan pembibitan dan penanaman. Setelah kegiatan ini dilakukan diharapkan kelompok Tani Mitra tetap mau melanjutkan pembibitan dan perbanyakan serta penanaman mahoni dan asam jawa. Selain itu diharapkan anggota kelompok tani dan para santriwan santriwati tetap bersemangat dan disiplin dalam memelihara tanaman yang telah ditanam di lahan mereka agar bisa menjadikan hutan kota di Provinsi Jambi sebagaimana mestinya. UCAPAN TERIMA KASIH Tim pelaksana mengucapkan terima kasih banyak kepada Fakultas Kehutanan Universitas Jambi atas dukungan dana melalui Dana DIPA PNBP Universitas Jambi Nomor : DIPA/ /2015 Tanggal 15 April 2015 untuk kegiatan pengabdian ini. Hal yang sama disampaikan kepada LPPM, Univeristas Kelompok Tani Jaya Bersama Kelurahan Bagan Pete Kecamatan Kotabaru Kota Jambi, Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Jambi atas bantuan, fasilitasi dan kerjasamanya. DAFTAR PUSTAKA Dahlan, E.N., Hutan Kota untuk Pengelolaan dan Peningkatan Kualitas Lingkungam Hidup. Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), Jakarta. Fakuara, Y Konsepsi Pengembangan Hutan Kota. Laporan Penelitian Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. 51
Sumber : Manual Pembibitan Tanaman Hutan, BPTH Bali dan Nusa Tenggara.
Penyulaman Penyulaman dilakukan apabila bibit ada yang mati dan perlu dilakukan dengan segera agar bibit sulaman tidak tertinggal jauh dengan bibit lainnya. Penyiangan Penyiangan terhadap gulma dilakukan
Lebih terperinciPEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1
PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan
Lebih terperinciTeknik Membangun Persemaian Pohon di Desa
Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa @ 2012 Penyusun: 1. Ujang S. Irawan, Senior Staff Operation Wallacea Trust
Lebih terperinciOleh : Iskandar Z. Siregar
3 MODULE PELATIHAN PERSEMAIAN Oleh : Iskandar Z. Siregar ITTO PROJECT PARTICIPATORY ESTABLISHMENT COLLABORATIVE SUSTAINABLE FOREST MANAGEMENT IN DUSUN ARO, JAMBI Serial Number : PD 210/03 Rev. 3 (F) FACULTY
Lebih terperinciPenanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk
Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...
Lebih terperinciPembuatan Pembibitan Tanaman
LEMBAR INFORMASI No. 1 - Agustus 2012 Pembuatan Pembibitan Tanaman Gambar 1. Pembibitan tanaman Pembibitan tanaman adalah tahapan untuk menyiapkan bahan tanam berupa bibit tanaman baru yang berasal dari
Lebih terperinciPEDOMAN PENGUNDUHAN BENIH PADA PANEN RAYA DIPTEROKARPA 2010
PEDOMAN PENGUNDUHAN BENIH PADA PANEN RAYA DIPTEROKARPA 2010 PUSAT LITBANG HUTAN DAN KONSERVASI ALAM DEPARTEMEN KEHUTANAN Desember 2009 PENDAHULUAN Pembungaan dan pembuahan jenis-jenis dipterokarpa tidak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Perencanaan Hutan Kota Arti kata perencanaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Fak. Ilmu Komputer UI 2008) adalah proses, perbuatan, cara merencanakan (merancangkan).
Lebih terperinciTEKNIK PENGADAAN BIBIT ULIN DENGAN PEMOTONGAN BIJI BERULANG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KEDIKLATAN
TEKNIK PENGADAAN BIBIT ULIN DENGAN PEMOTONGAN BIJI BERULANG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KEDIKLATAN Oleh : Ir. Suwignyo Widyaiswara Balai Diklat Kehutanan Samarinda Abstrak Ulin adalah salah satu jenis pohon
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. menjadi suatu kawasan hunian yang berwawasan ligkungan dengan suasana yang
TINJAUAN PUSTAKA Penghijauan Kota Kegiatan penghijauan dilaksanakan untuk mewujudkan lingkungan kota menjadi suatu kawasan hunian yang berwawasan ligkungan dengan suasana yang asri, serasi dan sejuk dapat
Lebih terperinciPENCAMPURAN MEDIA DENGAN INSEKTISIDA UNTUK PENCEGAHAN HAMA Xyleborus morstatii Hag. PADA BIBIT ULIN ( Eusideroxylon zwageri T et.
PENCAMPURAN MEDIA DENGAN INSEKTISIDA UNTUK PENCEGAHAN HAMA Xyleborus morstatii Hag. PADA BIBIT ULIN ( Eusideroxylon zwageri T et. B) DI PERSEMAIAN Balai Besar Penelitian Dipterokarpa RINGKASAN Kendala
Lebih terperinciCara Menanam Tomat Dalam Polybag
Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,
Lebih terperinciUSAHA PEMBIBITAN JABON YANG DISUSUN OLEH NAMA: ELISKA ERLIANDA NPM:
USAHA PEMBIBITAN JABON YANG DISUSUN OLEH NAMA: ELISKA ERLIANDA NPM: 10712014 POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG 2012 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan Tanaman hutan sebelumnya belum di usahakan
Lebih terperinciI b M KELURAHAN KAMPUNG BARUH KECAMATAN TABIR DALAM PERBANYAKAN BIBIT DAN PENANAMAN PEMERKAYAAN TANAMAN AREN (Arenga pinnata (Wurmb.) Merr.
I b M KELURAHAN KAMPUNG BARUH KECAMATAN TABIR DALAM PERBANYAKAN BIBIT DAN PENANAMAN PEMERKAYAAN TANAMAN AREN (Arenga pinnata (Wurmb.) Merr.) Hamzah dan Yulfita Farni Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciCara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag
Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas
Lebih terperinciKegiatan Pembelajaran 2. Penyiapan Tempat Pesemaian. A. Deskripsi
Kegiatan Pembelajaran 2. Penyiapan Tempat Pesemaian A. Deskripsi Kegiatan pembelajaran penyiapan tempat pesemaian berisikan uraian materi: Persyaratn tempat persemaian, sistem tempat pesemaian, perbedaan
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI Kelurahan Tegalgede merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember yang berjarak sekitar 2 km dari kampus UNEJ. Batas-Batas wilayah Kelurahan
Lebih terperinciBibit yang berkualitas merupakan salah satu faktor utama yang mampu menunjang keberhasilan
1 Mempersiapkan Bibit di Persemaian Bibit yang berkualitas merupakan salah satu faktor utama yang mampu menunjang keberhasilan suatu kegiatan rehabilitasi. Apabila bibit yang digunakan berkualitas tinggi
Lebih terperinciPenanganan bibit Acacia mangium (mangium) dengan perbanyakan generatif (biji)
Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit Acacia mangium (mangium) dengan perbanyakan generatif (biji) ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Riau Jalan H.R Subrantas Km 15 Simpang Baru Panam. Penelitian ini berlangsung
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agronomi dan di lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. secara alami. Pengertian alami disini bukan berarti hutan tumbuh menjadi hutan. besar atau rimba melainkan tidak terlalu diatur.
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Hutan Kota Hutan dalam Undang-Undang No. 41 tahun 1999 tentang kehutanan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi
Lebih terperinciTEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH
TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH Oleh: Dr. Desi Hernita BPTP Jambi Duku Kumpeh memiliki rasa manis, legit, daging buah bening, tekstur daging kenyal, tidak berserat, dan hampir tidak berbiji. Rasa
Lebih terperinciPeluang Usaha Budidaya Cabai?
Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai
Lebih terperinciCara Menanam Cabe di Polybag
Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat
Lebih terperinciTINGKAT PENERAPAN SISTEM BUDIDAYA MANGROVE PADA MASYARAKAT PULAU UNTUNG JAWA, KEPULAUAN SERIBU
TINGKAT PENERAPAN SISTEM BUDIDAYA MANGROVE PADA MASYARAKAT PULAU UNTUNG JAWA, KEPULAUAN SERIBU Diarsi Eka Yani (diarsi@ut.ac.id) PS Agribisnis, FMIPA, Universitas Terbuka ABSTRAK Abrasi pantai yang terjadi
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi tentang analisis dan interpretasi hasil penelitian. Pada tahap ini akan dilakukan analisis permasalahan prosedur budidaya kumis kucing di Klaster Biofarmaka
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Green house Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret 2016. B. Penyiapan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian.
31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini jenis penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek penelitian serta adanya
Lebih terperinciTEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi
TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi Benih cabai hibrida sebenarnya dapat saja disemaikan dengan
Lebih terperinciTEKNIK PENANAMAN, PEMELIHARAAN, DAN EVALUASI TANAMAN
TEKNIK PENANAMAN, PEMELIHARAAN, DAN EVALUASI TANAMAN Isi Materi Teknik Tk ikpenanaman Teknik Pemeliharaan Tanaman Evaluasi Hasil Penanaman Faktor Keberhasilan Penanaman Kesesuaian Tempat Tumbuh/Jenis Kesesuaian
Lebih terperinciOleh : Iskandar Z. Siregar
MODULE PELATIHAN 2 TEKNOLOGI PERBENIHAN Oleh : Iskandar Z. Siregar ITTO PROJECT PARTICIPATORY ESTABLISHMENT COLLABORATIVE SUSTAINABLE FOREST MANAGEMENT IN DUSUN ARO, JAMBI Serial Number : PD 210/03 Rev.
Lebih terperinciPerkembangbiakan Tanaman
SERI LEMBARAN FAKTA TENTANG Penyimpanan Benih & Perkembangbiakan Tanaman Dikembangkan oleh Yayasan IDEP Dengan dukungan dari the Seed Savers Network Apakah Anda ingin menanam tanaman yang lebih sehat sambil
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Buku Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa ( BPKPM ) ini merupakan
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Buku Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa ( BPKPM ) ini merupakan petunjuk praktis bagi para mahasiswa dalam melaksanakan kerja praktek di lapangan secara terjadwal dan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. 5.1 Tata Ruang Lahan Daerah Penelitian. Menurut penataan ruang Kaupaten Lebak lokasi penambangn ini
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tata Ruang Lahan Daerah Penelitian Menurut penataan ruang Kaupaten Lebak lokasi penambangn ini diperuntukan untuk perkebunan dan budidaya. Disebelah timur lokasi tambang pada jarak
Lebih terperinciIII. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,
23 III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Lebih terperinciBUDIDAYA KEMIRI DI LERENG PEGUNUNGAN GAWALISE DESA UWEMANJE KABUPATEN SIGI SULAWESI TENGAH. Yusran 1), Erniwati 1), Sustri 1) 1
32 BUDIDAYA KEMIRI DI LERENG PEGUNUNGAN GAWALISE DESA UWEMANJE KABUPATEN SIGI SULAWESI TENGAH Yusran 1), Erniwati 1), Sustri 1) 1 Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako Email: yusran _ysrn@yahoo.ca ABSTRAK
Lebih terperinciBudidaya Tanaman Obat. Elvira Syamsir
Budidaya Tanaman Obat Elvira Syamsir Budidaya Tanaman Obat untuk Murid Sekolah Dasar Pengarang: Elvira Syamsir ilustrator: yanu indaryanto Penerbit: Seafast Center IPB DISCLAIMER This publication is made
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE. beralamat di Jl. H.R. Soebrantas No. 155 Km 18 Kelurahan Simpang Baru Panam,
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl.
Lebih terperinciS i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n
T E N T A N G P E R M A K U L T U R S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n A PA ITU P ERMAKULTUR? - MODUL 1 DESA P ERMAKULTUR Desa yang dirancang dengan Permakultur mencakup...
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
16 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber (DRT), Sei. Sinepis, Provinsi Riau. Waktu pelaksanaan penelitian
Lebih terperinciDari kedua faktor tersebut diperoleh 9 kombinasi, adapun kombinasi perlakuannya sebagai berikut:
m. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini akan dilaksanakan di rumah Kasa Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau, Jalan Bina widya, Kelurahan Simpang Baru, Kecamatan Tampan,
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN
LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA Nomor 19 Tahun 2013 SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PENGHIJAUAN KOTA SAMARINDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. WALIKOTA
Lebih terperinciPENDAMPINGAN PEMBUATAN RUMAH PUPUK KOMPOS DI KAMPUNG BELAKANG KAMAL JAKARTA BARAT
PENDAMPINGAN PEMBUATAN RUMAH PUPUK KOMPOS DI KAMPUNG BELAKANG KAMAL JAKARTA BARAT 1 Anggraeni Dyah S., 2 Putri Suryandari, 3 Sri Kurniasih Program Studi Arsitektur Universitas Budi Luhur anggraeni.dyah@budiluhur.ac.id
Lebih terperinciI. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten
I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,
Lebih terperinciIII. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR
20 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Kenteng Rt 08 Rw 02, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Lebih terperinciBercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO)
Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO) Menanam tomat dalam pot atau polybag dapat menjadi salah satu solusi pemanfaatan lahan sempit
Lebih terperinciMenanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur
Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP. Menyempitnya lahan-lahan pertanian ternyata bukan suatu halangan untuk mengusahakan budidaya tanaman sayuran. Sistem vertikultur
Lebih terperinciTeknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur
Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur Oleh Liferdi Lukman Balai Penelitian Tanaman Sayuran Jl. Tangkuban Perahu No. 517 Lembang Bandung 40391 E-mail: liferdilukman@yahoo.co.id Sesuai dengan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian III. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut
Lebih terperinciAgroteknologi Tanaman Rempah dan Obat
Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B.
III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan milik Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan di laboratorium. Pengamatan pertumbuhan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. A 2 : 120 g/tanaman. A 3 : 180 g/tanaman
III. MATERI DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR.
Lebih terperincimencintai, melestarikan dan merawat alam untuk kualitas hidup lebih baik Talaud Lestari
mencintai, melestarikan dan merawat alam untuk kualitas hidup lebih baik Talaud Lestari Didukung oleh: Talaud Lestari Mencintai, melestarikan dan merawat alam untuk kualitas hidup lebih baik harus segera
Lebih terperinciPertumbuhan Bibit Cempaka (Magnolia elegans (Blume.) H.Keng) pada Tempat Sapih Politub dan Polibag 1
Pertumbuhan Bibit Cempaka (Magnolia elegans (Blume.)H.Keng). Hanif Nurul Hidayah dan Arif Irawan Pertumbuhan Bibit Cempaka (Magnolia elegans (Blume.) H.Keng) pada Tempat Sapih Politub dan Polibag 1 Hanif
Lebih terperinciUNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN
BUDIDAYA BINUANG (Octomeles sumatrana Miq.) UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN Binuang (Octomeles sumatrana Miq.) for Forest Plantation Establishment Rizki Ary Fambayun Balai Besar Penelitian Bioteknologi
Lebih terperinciSYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO
SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,
Lebih terperinciBUDIDAYA SUKUN 1. Benih
BUDIDAYA SUKUN Sukun merupakan tanaman tropis sehingga hampir disemua daerah di Indonesia ini dapat tumbuh. Sukun dapat tumbuh di dataran rendah (0 m) hingga dataran tinggi (700 m dpl). Pertumbuhan optimal
Lebih terperinciI. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang
I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang bertempat di Lapangan (Green House) dan Laboratorium Tanah Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciUSAHA KEBUN KAYU DENGAN JENIS POHON CEPAT TUMBUH
USAHA KEBUN KAYU DENGAN JENIS POHON CEPAT TUMBUH Atok Subiakto PUSKONSER, Bogor Antusias masyarakat menanam jabon meningkat pesat Mudah menanamnya Dapat ditanam dimana saja Pertumbuhan cepat Harga kayu
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Agronomi dan lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Lebih terperinciBUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )
BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) PENDAHULUAN Blimbing manis dikenal dalam bahasa latin dengan nama Averhoa carambola L. berasal dari keluarga Oralidaceae, marga Averhoa. Blimbing manis
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Sanggar Penelitian, Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Parung Farm yang terletak di Jalan Raya Parung Nomor 546, Parung, Bogor, selama satu bulan mulai bulan April sampai dengan Mei 2011. Bahan
Lebih terperinciLanskap Perkotaan (Urban Landscape) HUTAN KOTA. Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Ir. Siti Nurul Rofiqo Irwan, MAgr, PhD.
Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) HUTAN KOTA Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Ir. Siti Nurul Rofiqo Irwan, MAgr, PhD. Tujuan Memahami makna dan manfaat hutan kota pada penerapannya untuk Lanskap Kota. Memiliki
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2012 dilaksanakan di Kebun Kelompok Wanita Tani Ilomata Desa Huntu
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL JAKARTA
DEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL JAKARTA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL Nomor : P. 14 /V-PTH/2007 TENTANG TATA USAHA
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. penelitian ini dilakukan di Gang Metcu, Desa Guru Singa, Kecamatan
III. BAHAN DAN METODE 3.1.Tempat dan Waktu Penelitian penelitian ini dilakukan di Gang Metcu, Desa Guru Singa, Kecamatan Brastagi, Kabupaten Karo, dan jarak penelitian 15 km dari letak gunung sinabung
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jalan H.R. Soebrantas No.
Lebih terperinciBUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 05 TAHUN 2014 TENTANG GARIS SEMPADAN SUNGAI, DAERAH MANFAAT SUNGAI, DAERAH PENGUASAAN SUNGAI DAN BEKAS SUNGAI DENGAN
Lebih terperinciGambar 1. Tata Letak Petak Percobaan
16 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian di lapang dilakukan sejak dari bulan Mei sampai dengan Agustus 2009. Lokasi penelitian terletak di kebun percobaan pertanian organik
Lebih terperinciSumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May
10 MODULE PELATIHAN PENANAMAN DURIAN Oleh : Ulfah J. Siregar ITTO PROJECT PARTICIPATORY ESTABLISHMENT COLLABORATIVE SUSTAINABLE FOREST MANAGEMENT IN DUSUN ARO, JAMBI Serial Number : PD 210/03 Rev. 3 (F)
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian
10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim
Lebih terperinciInti dari kegiatan rehabilitasi adalah menanam bibit di lapangan. Apabila penanaman dilakukan dengan
2 Menanam Bibit di Lapangan Inti dari kegiatan rehabilitasi adalah menanam bibit di lapangan. Apabila penanaman dilakukan dengan cara yang benar dan waktu yang tepat maka peluang tumbuhnya bibit di lapangan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah
Lebih terperinciSTUDI AWAL PERBANYAKAN VEGETATIF NYAWAI (Ficus variegata) DENGAN METODE STEK
STUDI AWAL PERBANYAKAN VEGETATIF NYAWAI (Ficus variegata) DENGAN METODE STEK Preliminary Research on Vegetative Propagation of Nyawai (Ficus variegata) by Cutting Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan
Lebih terperinci2 METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan. Rancangan Penelitian
5 2 METODE PENELITIAN Penelitian ini terdiri atas: 1) Pengaruh alelopati daun dan ranting jabon terhadap pertumbuhan, produksi rimpang dan kandungan kurkumin tanaman kunyit, 2) Pengaruh pemupukan terhadap
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu
13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung, yaitu penyemaian benih dan penanaman
Lebih terperinciTATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di
III. TATA LAKSANA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di laboratorium fakultas pertanian UMY. Pengamatan pertumbuhan tanaman bawang merah dan
Lebih terperinciRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah : SD Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) Kelas : III (tiga) Tema : Keragaman Semester : I (satu) Standar Kompetensi 1. Memahami ciri-ciri dan kebutuhan
Lebih terperinciMakalah. Tanaman Buah dalam Pot. Tabulampot
Makalah Tanaman Buah dalam Pot Tabulampot Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia tiap tahunnya menunjukan angka peningkatan. Lahan di Indonesia yang dulunya luas pun kini menjadi
Lebih terperinciSERANGAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BIBIT MERANTI (Shorea leprosula Miq.) DI PERSEMAIAN. NGATIMAN Balai Besar Penelitian Dipterokarpa
SERANGAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BIBIT MERANTI (Shorea leprosula Miq.) DI PERSEMAIAN NGATIMAN Balai Besar Penelitian Dipterokarpa Ringkasan Pemeliharaan bibit meranti (Shore leprosula Miq.) di persemaian
Lebih terperinciBAGIAN KETUJUH PEDOMAN PENANAMAN TURUS (KANAN - KIRI) JALAN NASIONAL GERAKAN NASIONAL REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN (GERHAN) BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.03/MENHUT-V/2004 TANGGAL : 22 JULI 2004 BAGIAN KETUJUH PEDOMAN PENANAMAN TURUS (KANAN - KIRI) JALAN NASIONAL GERAKAN NASIONAL REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kakao Kakao merupakan tanaman yang menumbuhkan bunga dari batang atau cabang. Karena itu tanaman ini digolongkan kedalam kelompok tanaman Caulifloris. Adapun sistimatika
Lebih terperinciBenih panili (Vanilla planifolia Andrews)
Standar Nasional Indonesia Benih panili (Vanilla planifolia Andrews) ICS 65.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3
Lebih terperinciBenih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica)
Standar Nasional Indonesia Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica) ICS 65.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi...
Lebih terperinciTeknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB
Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB 1/7 Pepaya merupakan tanaman buah-buahan yang dapat tumbuh di berbagai belahan dunia dan merupakan kelompok tanaman hortikultura
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. = 0 minggu = 1 minggu = 2 minggu = 3 minggu = 4 minggu = 5 minggu = 6 minggu = 7 minggu = 8 minggu P 1 P 2 P 3 P 4 P 5 P 6 P 7 P 8
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium dan lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri sultan Syarif Kasim Riau, Jalan H.R
Lebih terperinciMenembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)
Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Pengolahan Tanah Sebagai persiapan, lahan diolah seperti kebiasaan kita dalam mengolah tanah sebelum tanam, dengan urutan sebagai berikut.
Lebih terperinciAris Sudomo. Balai Penelitian Kehutanan Ciamis. Jl. Raya Ciamis-Banjar Km 4 Po Box 5 Ciamis 46201; Telp. (0265) ABSTRAK
TEKNIK PEMBIBITAN TISUK (Hibiscus macrophyllus Roxb ex Hornem) (Seeding Process Technique of Hibiscus macrophyllus Roxb ex Hornem) Aris Sudomo Balai Penelitian Kehutanan Ciamis Jl. Raya Ciamis-Banjar Km
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Waktu penelitian selama 2 bulan, yang dimulai Februari sampai
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2002 TENTANG HUTAN KOTA
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2002 TENTANG HUTAN KOTA UMUM Pembangunan kota sering dicerminkan oleh adanya perkembangan fisik kota yang lebih banyak ditentukan
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.
III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. 3.2 Bahan dan alat Bahan
Lebih terperinciBibit Sehat... Kebun Kopi Selamat
PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO Jalan Raya Dringu Nomor 81 Telp. (0335) 420517 PROBOLINGGO 67271 Bibit Sehat... Kebun Kopi Selamat Oleh : Ika Ratmawati, SP POPT Perkebunan Pendahuluan Kabupaten Probolinggo
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Perternaka UIN Suska Riau. Pelaksanaan penelitian ini berlangsung dari tanggal
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3. 1. Tempat dan waktu Penelitian dilaksanakan di Kebun percobaan Fakultas Pertanian dan Perternaka UIN Suska Riau. Pelaksanaan penelitian ini berlangsung dari tanggal
Lebih terperinciAGROFORESTRI TEMBESU (Fagraea fragrans) BERBASIS KELAPA SAWIT DI KABUPATEN MUARO JAMBI
AGROFORESTRI TEMBESU (Fagraea fragrans) BERBASIS KELAPA SAWIT DI KABUPATEN MUARO JAMBI Nursanti, Fazriyas, Albayudi, Cory Wulan Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Jambi email: nursanti@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinci