KARAKTERISTIK HIDRO-METEOROLOGI DAS-DAS DI UPT PSAWS BONDOYUDO-MAYANG: APLIKASI STATISTIK UNTUK ANALISIS DATA RENTANG WAKTU
|
|
- Teguh Dharmawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 J. Sains MIPA, April 2010, Vol. 16, No. 1, Hal.: ISSN KARAKTERISTIK HIDRO-METEOROLOGI DAS-DAS DI UPT PSAWS BONDOYUDO-MAYANG: APLIKASI STATISTIK UNTUK ANALISIS DATA RENTANG WAKTU Indarto, Sri Wahyuningsih dan Ishak Affandi Laboratorium Teknik Pengendalian dan Konservasi Lingkungan, FTP Universitas Negeri Jember Kampus - Tegalboto, Jember indarto@ftp.unej.ac.id Diterima 17 November 2009, disetujui untuk diterbitkan 10 Januari 2010 ABSTRACT This study demonstrated the application of statistical method to describe the hydrometeorology characteristic in 6 (six) River Flow Area (RFA) at UPT PSAWS Bondoyudo Mayang (Jember and Lumajang districs) East Java. The main input data are the time series of rain fall and daily debit. The data were obtained from the measurement station place on each river flow area. The physical characteristic of RFA which include RFA wide, contour, topography, river chain, rice field usage and land type processed from the water resources database available. The RFA daily rain fall was calculated based on its arithmetic mean of some rain stations in RAF area. The daily debit data were taken from debit station measurement placed on RAF outlet. The data were then imported to River Analysis Package (RAP) software. The calculations in RAP include general statistic values such as maximum, minimum, mean, media, quantile, standard deviation, coefficient variance and skewness; occurring frequency, Base flow Indice (BFI) and Flood Flow Indice (FFI). The results of analysis were in the form of graph and table. The result showed that there is a difference in the hydrometeorology characteristic among RAFs although in the same climate region. The result will be useful in the administration of RAF. Keywords: time seris analysis, DAS, River Analysis Package (RAP), Hydro-meteoroloyi ABSTRAK Penelitian ini mendemontrasikan aplikasi metode statistik untuk mendeskripsikan karakteristik hidrometeorologi pada 6 (enam) DAS di wilayah UPT PSAWS Bondoyudo Mayang (Kab. Jember dan Kab. Lumajang) di Jawa Timur. Data masukan utama adalah data rentang-waktu (time-series) berupa hujan dan debit harian. Data diperoleh dari stasiun pengukuran yang terpasang pada masing-masing DAS. Karakteristik fisik DAS (yang mencakup: Luas DAS, kontur, topografi, jaringan sungai, peruntukan lahan, dan jenis tanah) diolah dari database sumberdaya air yang tersedia. Hujan harian DAS dihitung dengan rerata aritmatik dari beberapa stasiun hujan di wilayah DAS. Data debit harian diambil dari stasiun pengukuran debit (AWLR) yang terpasang pada outlet DAS. Selanjutnya, data-data tersebut diimport ke dalam perangkat lunak River Analysis Package (RAP). Perhitungan di dalam RAP mencakup: nilai statiktik umum (maksimum, minimum, rerata, median, quantile, standard deviasi (SDT), koefisien variasi, dan skewness); frekuensi kejadian; dan indek aliran dasar (Base flow Indice/BFI) dan Flood Flow Indice (FFI). Hasil analisis selanjutnya ditampilkan dalam tabel dan grafik. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan karakteristik hidro-meteorologi diantara DAS-DAS meskipun dalam suatu wilayah iklim yang sama. Hasil penelitian berguna sebagai dasar pengelolaan DAS. Kata Kunci: analisis rentang waktu, DAS, River Analysis Package (RAP), hidro-meteorologi 1. PENDAHULUAN Pemahaman terhadap fenomena hidrologi yang terjadi di dalam suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) sangat diperlukan sebagai dasar pengelolaan DAS 1,2). Analisis keruangan (spatial analysis) 3) dan analisis rentang waktu (time series analysis) 4) dapat digunakan untuk mendeskripsikan variabilitas fenomena hidrologi 2010 FMIPA Universitas Lampung 35
2 Indarto dkk Karakteristik Hidro-Meteorologi DAS-DAS Di UPT PSAWS Bondoyudo-Mayang yang bervariasi terhadap ruang dan waktu. Kedua jenis analisis tersebut pada hakekatnya merupakan penerapan metode statistik terhadap data yang bervariasi sebagai fungsi ruang (spatial variability) dan data yang bervariasi sepanjang waktu (time variability). Berbagai metode statistik telah dikembangkan dan digunakan sebagai alat analisis dalam pengelolaan sumberdaya air pada level DAS. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik hidro-meteorologi pada 6 (enam) DAS di wilayah Kab. Jember dan Lumajang (Jawa Timur) Komponen Hidrograf Hidrograf adalah grafik yang menggambarkan kondisi aliran(debit) sungai sebagai fungsi waktu 1). Gambar (1) menunjukkan hidrograf aliran harian untuk kasus DAS Rawatamtu. Kondisi air sungai berflukstuasi naik turun mengikuti waktu, yang dinyatakan sebagai debit (flow, streamflow, atau discharge) yaitu: volume air / satuan waktu tertentu. Sumbu (y) menggambarkan besarnya debit dan sumby (x) menggambarkan periode rentang waktu. Debit biasanya diukur pada lokasi tertentu secara kontinyu dengan alat AWLR (Automatic Water Level Recorder). Debit dinyatakan dalam satuan (m 3 /detik) atau liter/detik). Gambar 1. Hidrograf aliran harian DAS Rawatamtu dari tanggal 05/01/1997 s/d 26/03/1997 Saat musim penghujan debit di sungai cenderung naik, yang ditandai dengan naiknya kurva pada hidrograf aliran (Gambar 2.a). Sebaliknya, pada saat musim kemarau debit di sungai cenderung menurun, sebagai fungsi hujan yang juga semakin berkurang, dan ditandai dengan penurunan hidrograf (Gambar 2b). Gambar 2a. Hidrograf aliran DAS Rawatamtu (musim penghujan) Gambar 2b. Hidrograf aliran DAS Rawatamtu (musim kemarau) Sampai saat tertentu di musim kemarau, debit sungai cenderung stabil meski tidak ada hujan lagi 3,5). Aliran semacam ini tidak berasal dari hujan yang jatuh sesaat, tetapi berasal dari akumulasi aliran air di bawah permukaan tanah dan mata air yang mengalir ke sungai. Kondisi debit semacam ini dikatakan sebagai aliran dasar (Baseflow). Pada gambar (3b), kondisi aliran dasar diperlihatkan pada akhir segmen kurva dari tanggal 05/09/1997 s/d 13/10/1997, yang merupakan periode kering untuk DAS tersebut. Pola aliran, yang ditunjukkan oleh rekaman data debit untuk suatu sungai berbeda dengan sungai lain, yang tergantung pada banyak variabel dan interaksi antar variabel di dalam DAS. Hujan yang jatuh di dalam DAS, kondisi peruntukan lahan, jenis tanah, kerapatan jaringan sungai, topografi, dan pemanfaatan aliran sungai untuk memenuhi kebutuhan hidup (irigasi, industri, perkebunan, dll) akan berpengaruh pada pola debit yang teramati sebagai data trentang waktu. Oleh karena itu pengamatan terhadap data debit merupakan salah cara untuk dapat memahami perilaku sungai dan proses hidrologi yang ada di daerah atas yang member aliran ke sungai tersebut. Perbandingan karakteristik data debit dari berbagai sungai utama di dalam DAS, dapat membantu kita untuk memahami persamaan dan perbedaan antara satu DAS dengan DAS lainnya FMIPA Universitas Lampung
3 J. Sains MIPA, April 2010, Vol. 16, No. 1 Informasi tersebut selanjutnya dapat digunakan sebagai masukan bagi pengelolaan DAS River Analysis Package (RAP) RAP merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan untuk menganalisis data rentang waktu (time series) 6). Termasuk data rentang waktu adalah data hujan dan data debit harian 7,8). Gordon et al. 1) memberikan pengantar aplikasi analisis rentang waktu dalam konteks manajemen Daerah Aliran Sungai (DAS). Sebagian besar konsep tersebut diadopsi dalam Perangkat lunak RAP 6). RAP memfasilitasi dengan teknik analisis rentang waktu untuk data debit yang mencakup tujuh aspek, yaitu : (i) Statistik umum (General Statistics) (ii) Kurva durasi banjir (Flow Duration Curve /FDC) (iii) Analisis debit musiman (High/Low flow spell analysis) (iv) Analisis kenaikan dan penurunan hidrograf (Rates of rise and fall) (v) Analisis baseflow (Baseflow separation) (vi) Indeks Colwells (Colwells Indice) (vii) Analisis Frequensi Banjir (Flood Frequency analysis) Nilai statistik umum mencakup tiga kategori evaluasi: ringkasan, distribusi, dan nilai lain. Nilai statistik dapat dihitung untuk seluruh periode, untuk tahun tertentu, tiap tahun, tiap bulan dan tiap musim. Nilai ringkasan mencakup: minimum (MIN), maksimum (MAX), percentile(p10, P90), rerata (MDF), median (MED). Nilai rerata merupakan ukuran dari pusat kecenderungan, dihitung dengan rumus (jumlah nilai/jumlah hari). Median juga merupakan ukuran pusat kecenderungan. Median adalah nilai tengah dari semua data yang terekam (nilai yang frekuensinya lebih dari 50%). Untuk data aliran (debit) harian, median biasanya lebih rendah dari nilai rerata-nya karena distribusi data debit mempunyai nilai kemiringan grafik (skewness) cenderung negatif dengan batas bawah NOL dan tidak ada batas atas. Distribusi mencakup nilai: Standard Deviation (SD), Coefficient of variation (CV), Kemiringan atau Skewness (skew = mean/median), variability (VAR), S_log, dan Lanes Variability Index (Lane). SD menyatakan seberapa lebar distribusi nilai terhadap nilai reratanya. Satuan SD sama dengan data input. CV = (Mean/SD). CV untuk debit harian dihitung dari nilai rerata debit harian dibagi nilai SD. Skewness (Skw) menyatakan seberapa jauh perbedaan antara mean dan median. Skewness dapat digunakan untuk membedakan DAS-DAS yang mempunyai respon cepat dan almbat terhadap hujan. DAS dengan respon cepat, maka waktu antara terjadinya hujan dan terbentuknya debit di sungai relative cepat (banjir terjadi dengan cepat). Misalnya, DAS yang berukuran kecil (relatif tidak luas atau luasnya sekitar 200km 2 ), maka normalnya debit aliran dasar (base flow) nya juga sangat kecil, dan terjadi perubahan drastic besarnya debit ketika kejadian banjir. Debit banjir yang hanya beberapa kejadian akan menyumbang besar terhadap nilai rerata debit di DAS tersebut (karena debit hariannya sangat kecil). Akibatnya, nilai rerata cenderung naik (karena pengaruh beberapa kejadian banjir yang besar), dan nilai median relatif rendah (karena debit harian umumnya kecil). Konsekuensinya, nilai skewness untuk DAS kecil tersebut cenderung lebih besar daripada DAS yang ukurannya lebih luas. Variabilitas (variability) didasarkan pada nilai median. VAR = (range nilai)/ (nilai median). Range ditentukan oleh pengguna dengan ukuran percentile dari aliran, RAP memberikan nilai default setting untuk range adalah selisih antara nilai percentile 10 dan percentile 90. Kurva durasi banjir (Flow Duration Curves/FDC) merupakan metode sederhana untuk menyatakan kisaran (range) dari suatu seri data rentang-waktu. Analisis FDC dapat juga diterapkan untuk data renatng waktu yang lain (selain debit). FDC dibuat dengan merangking semua data yang ada di dalam rentaang waktu tersebut dan memplotkannya dengan nilai prosentase kemunculannya dari 0% sampai 100%. Herman 3,4) dan Marsh 6) menjelaskan metode FDC sebagai berikut: FDC is a simple way of representing the range and spread of data in a time series. It is created by taking all the data in a time period and ranking them from largest to smallest. The ranked data is plotted against a percentage value from 0% to 100%. The percentage is the proportion of the time that that flow is exceeded. FDC is usually shaped like a backward S with low probability of high flows, a central reasonably linear section of the curve and a flattening off with high probability of low flow. The central section of the plot is usually linear, and the slope (as well as linearity) of this section tells us something about the flow regime. Finally, the results are compared for two watersheds by means of tables and figures of FDC curves. Uraian lebih detail tentang ke tujuh teknik analisis yang tersedia di dalam RAP dapat ditemukan di dalam tulisan 3,4,6) FMIPA Universitas Lampung 37
4 Indarto dkk Karakteristik Hidro-Meteorologi DAS-DAS Di UPT PSAWS Bondoyudo-Mayang 2. METODE PENELITIAN 2.1. Lokasi Studi Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel enam (6) DAS di wilayah UPT PSAWS Bondoyudo Mayang (eks. Balai PSAWS Bondoyudo-mayang) yang berada di wilayah administratif Kab. Jember dan Kab. Lumajang. Gambar (3) memperlihatkan: Digital Elevation Model (DEM) yang dibagi ke dalam beberapa kelas ketinggian, batas DAS, jaringan sungai, titik outlet (AWLR), titik stasiun hujan, dan batas UPT (Balai). Peta indek menunjukkan (9) Sembilan wilayah UPT (Balai) yang ada di Jawa Timur. UPT Bondoyudo-Mayang mencakup dua Kabupaten (Jember dan Lumajang). Urutan nama DAS sebagai berikut: (1) Rawatamtu; (2)Mayang; (3)Wonorej; (4) Karang Asam; (5)Mujur;(6) Sanenrejo. Selanjutnya di dalam tulisan ini digunakan simbol: DAS-1 s.d DAS-6. Gambar 3. Lokasi penelitian: Enam (6) DAS di UPT PSAWS Bondoyudo Mayang Data yang digunakan Data geografis Semua data geografis diolah dari database GIS yang terdapat di Lab. Teknik Pengendalian dan Konservasi Lingkungan (Lab. TPKL), FTP, UNEJ. Layer yang diolah mencakup: peta kontur, DEM, jaringan sungai, peruntukan lahan, jenis tanah, hidro-geologi, batas administratif, lokasi stasiun hujan, lokasi stasiun pengukur debit (AWLR), lokasi stasiun iklim. Semua layer selanjutnya dipotong (clip) sebatas wilayah UPT. Pengolahan data menggunakan OSS-GIS Mapwindow. Batas DAS diturunkan secara otomatis dari DEM, hasilnya ditampilkan dalam Gambar 3. Analisis lebih lanjut terhadap DEM dan jaringan sungai yang terbentuk di dalam DAS, dengan CatchmentSIM menghasilkan parameter karakteristis DAS sebagai berikut: Downslope distance vs % pixel; Drainage density vs threshold; Bifurcation ratio; Cumulative stream length vs stream orders; Hypsometric curve. Penurunan grafik dilakukan untuk masing-masing DAS, selanjutnya dibandingkan karakteristik masing-masing DAS Data hujan Data hujan harian yang digunakan adalah Hujan Harian Rerata (HHR) untuk masing-masing DAS. HHR diperoleh dari rerata aritmatik data hujan harian yang diperoleh dari beberapa stasiun di sekitar DAS. Rekaman data HHR yang digunakan adalah : 1 Januari 1997 sampai dengan 31 Desember Data debit Data Debit Harian Rerata (DHR) diperoleh dari rekaman AWLR yang terpasang pada Outlet masingmasing DAS. Studi ini menggunakan rekaman data debit harian dari: 1 Januari 1996 sampai 31 Desember FMIPA Universitas Lampung
5 J. Sains MIPA, April 2010, Vol. 16, No Karakteristik fisik ke (6) Enam DAS Karakteristik fisik DAS yang mencakup: topografi, peruntukan lahan, jenis tanah, hidro-geologi diviualisasikan dalam prosentase luas (Tabel 1; Tabel 2 dan Tabel 3) Analisis data hujan dan data debit Data HHR dan DHR selanjutnya diurutkan sebagai data time series dari: 1 Januari 1997 s/d 31 Desember 2005, data excel selanjulnya diformat dalam file (*.csv) dengan dua kolom (kolom 1berisi: tanggal, kolom 2 berisi: nilai data). File (*.csv) ini selanjutnya diimport ke dalam RAP. Analisis dilakukan di dalam perangkat lunak RAP Analisis data hujan Data rentang waktu untuk Hujan Mingguan Rerata (HWR), Hujan Bulanan Rerata (HBR) dan Hujan Tahunan Rerata (HTR) diperoleh dari kumulatif HHR. Data HWR, HBR dan HTR diolah dengan fasilitas Timeseries-manager (TSM) yang ada di dalam RAP. Data ini ditentukan dari data rentang waktu HHR. Analisis statistik umum yang mencakup nilai: rerata, maksimal, minimal, median, skewness, standard deviasi, koefisien variasi, variability, lane variability indek, S_log, dan percentile dilakukan terhadap data rentang waktu tersebut (HHR, HBR, dan HTR). Selanjutnya hasil analisis ditampilkan dalam tabel. Frekuensi kejadian hujan yang melebihi nilai tertentu divisualisasikan dalam bentuk grafik dan dibandingkan antar ke enam DAS Analysis data debit Analisis data debit menggunakan fasilitas yang ada pada perangkat lunak RAP. Analisis di dalam RAP meliputi: (1) nilai statistik umum rerata, maksimal, minimal, median, skewness, standard deviasi, koefisien variasi, variability, lane variability indek, S_log, dan percentile, (2) High and low spell analysis, (3) rate of rise and fall, (4) baseflow analysis, (5) Colwell s Indice, (5) dan Flow Duration Curve (FDC). Hasil analisis untuk ke enam(6) DAS tersebut selanjutnya diperbandingkan dalam bentuk tabel dan grafik. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Karakteristik Fisik Karakteristik topografi DAS Kenampakan visual (Gambar 3) menunjukkan bahwa DAS-1 & DAS-3 berbentuk triangle melebar. Berbeda dengan (DAS-2, DAS-4 dan DAS-5) yang berbentuk sempit dan memanjang ke arah hilir. Bentuk DAS-6, memanjang dan agak melabar sehingga berbeda dengan ke 5 DAS sebelumnya (Tabel1). Tabel 1. Ringkasan karakteristik topografi. No Karakterisitk Prosentase per luas DAS (%) 1 Luas DAS (km 2 ) Bentuk DAS Triangle melabar Memanjang Triangle melabar Memanjang Memanjang Elips memanjang 3 Panjang sungai utama (km) Bifurcation ratio 3,69 3,67 3,82 3,70 3,65 4,18 5 Nilai (R) pada bifurcation ratio 1,00 1,00 1,00 0,99 0,99 1,00 Cumulative stream length (-177) (-114) (-175) (-132) (-143) (-128) 6 vs stream order (%) (R) (0,94) (0,96) (0,95) (0,90) (0,73) (0,71) 7 Jenis hypsometric curve Monadock Monadock Monadock monadock monadock monadock 8 Ketinggian (m) FMIPA Universitas Lampung 39
6 Indarto dkk Karakteristik Hidro-Meteorologi DAS-DAS Di UPT PSAWS Bondoyudo-Mayang Peruntukan lahan Sebelas (11) jenis peruntukan lahan teridentifikasi, mencakup: pemukiman, sawah irigasi, sawah tadah hujan, kebun, hutan, semak belukar, ladang, tanah kosong, rawa, danau (bendungan), sungai. Prosentase luas tujuh jenis peruntukan lahan utama diberikan dalam Tabel 2 yang mencakup: pemukiman, sawah irigasi, sawah tadah hujan, kebun, hutan, semak belukar dan perladangan. Komposisi masing-masing jenis peruntukan lahan untuk tiap DAS juga berbeda beda. Tabel 2. Peruntukan lahan utama pada enam (6) DAS. No Peruntukan Lahan Prosentase per luas DAS (%) 1 Pemukiman Sawah Irigasi Sawah Tadah Hujan Kebun Hutan Semak belukar Ladang Jenis lapisan tanah Wilayah UPT PSAWS Bondoyudo-Mayang Mediteran, Regosol dan Aluvial. memiliki tanah yang berjenis: Andosol, Grumosol, Tabel 3. Prosentase luas jenis tanah pada enam (6) DAS No Tanah Prosentase luas (%) Jenis Tipe 1 Aluvial Sedang Andosol Ringan Grumosol Sangat Berat Mediteran Sangat Berat Das6 Das5 Das4 Das3 Das2 Das1 (a) Skala logaritmik (b) Skala biasa Gambar 4. Prosentase kejadian hujan lebih dari batas tertentu (%) FMIPA Universitas Lampung
7 J. Sains MIPA, April 2010, Vol. 16, No. 1 Wilayah ini didominasi oleh tanah Mediteran (55,8%). Prosentase luas jenis tanah untuk tiap DAS diberikan dalam Tabel 3. DAS-6 didominasi oleh jenis tanah Andosol Karakteristik hujan Periode rekaman yang seragam untuk data HHR pada ke enam DAS adalah: dari 1 januari 1997 s/d 31 desember Data rentang waktu tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam RAP dan dijadikan sebagai dasar analisis Hujan Harian Rerata (HHR). Analisis dilakukan dengan membandingkan nilai statistik umum dan bentuk grafik frekuensi kejadian. Analisis frekuensi kejadian dilakukan dengan memanfaatkan fungsi FDC yang ada di dalam RAP. Dua grafik pada Gambar (4) menampilkan prosentase kejadian hujan harian yang lebih dari batas tertentu, (a) dalam skala logaritmik dan (b) skala biasa. Pada skala logaritmik terlihat bahwa ada tiga kelompok, yaitu: (1) DAS-6 relatif berbeda dengan das lainnya, (2) Kemudian, DAS-1, DAS-2, dan DAS-3, relatif sama grafiknya, dan(3) DAS 4 dan DAS-5 berdeda dengan dua kelompok terdahulu. Hasil perhitungan nilai statistik umum untuk HHR, HBR dan HTR, diberikan berturut-turut dalam Tabel 4, Tabel 5 dan Tabel 6. Tabel 4. Nilai statistik HHR. Nilai statistik Hujan Harian Rerata (HHR) dalam (mm/hari) Min Max P P MDF Med CV STD Tabel 4 menunjukkan nilai statistik HHR yang relatif berbeda untuk DAS-6. Nilai rerata HHR untuk ke lima DAS lain antara (5 s/d 6,5) mm/hari. Nilai CV dan SD juga relatif seragam untuk ke lima DAS (antara 1,6 s/d 1,7). Bentuk grafik FDC HHR untuk DAS-6 juga berbeda dari ke lima DAS lainnya. Hujan bulanan rerata (HBR) pada ke enam DAS berkisar antara 0 s/d 600 mm per bulan. Ada bulan kering dimana tidak ada hujan sama sekali (musim kemarau), sebaliknya pada musim penghujan, hujan bulanan dapat mencapai lebih dari 600mm Tabel 5. DAS 4 dan DAS 5 mendapatkan hujan bulanan yang relatif tinggi, yang ditunjukan oleh nilai rerata dan median yang lebih tinggi dari DAS lain. DAS 6 terlihat menerima hujan bulanan yang lebih kecil dibanding ke lima DAS lain. Tabel 5. Nilai statistik HBR Nilai statistik Hujan Bulanan Rerata (HBR) dalam (mm/bulan) Min Max MDF Med CV STD FMIPA Universitas Lampung 41
8 Indarto dkk Karakteristik Hidro-Meteorologi DAS-DAS Di UPT PSAWS Bondoyudo-Mayang Hujan tahunan berkisar antara 700 mm s/d 3700 mm. Hujan terkecil terekam pada DAS-6, sedangkan terbesar terekam pada DAS-3. Variabilitas hujan dari satu tahun ke tahun relatif kecil untuk semua DAS, hal ini ditunjukkan oleh CV yang relatif kecil. Hal ini juga diperkuat dengan nilai rerata dan median yang tidak jauh selisihnya. Gambar 5 menampilkan: (a) prosentase hujan bulanan yang melebihi nilai tertentu dan (b) prosentase hujan tahunan yang melebihi nilai tertentu(% time exceeded). Kedua grafik menunjukkan bahwa DAS-6 menerima hujan bulanan dan tahunan yang lebih kecil dari DAS lain. Sebaliknya DAS-5 menerima hujan bulanan dan tahunan yang terbesar. Tabel 6. Nilai statistik HTR, periode 1/1/1997 s/d 1/1/2004. Nilai Statistic Hujan Tahunan Rerata (Htr) dalam (mm/tahun) Min Max MDF Med CV STD Hujan Bulanan (mm) Hujan Tahunan (mm) Gambar 5. Frekuensi kejadian hujan lebih dari (% time value exceeded) untuk ke enam sub-das Karakteristik Debit Nilai statistik umum debit harian untuk periode 1/1/1997 s/d 31/12/2005 diberikan dalam Tabel 7. Grafik FDC untuk masing-masing DAS, diberikan dalam Gambar 6 dan Gambar 7. Tabel 7. Nilai statistik umum DHR, periode 1/1/1997 s/d 1/1/2005. Min Max P P MDF FMIPA Universitas Lampung
9 J. Sains MIPA, April 2010, Vol. 16, No. 1 Med CV STD Skw Var (a) DAS 1( Semua periode ) (b) DAS 1(Bulan: Feb, Mar & Sept) (a) DAS 2( Semua periode) (b) DAS 2(Bulan : Jan,Feb & Jun & Agt) 2010 FMIPA Universitas Lampung 43
10 Indarto dkk Karakteristik Hidro-Meteorologi DAS-DAS Di UPT PSAWS Bondoyudo-Mayang (a) DAS 3( Semua periode) (b) DAS 3(Bulan : Jan, Feb & Agt,Sept) Gambar 6. FDC untuk: DAS-1, DAS-2, dan DAS-3 (a) DAS 4( Semua Periode ) (a) DAS 4(Feb, Mar & Agt, Sept) (a) DAS 5( Semua periode) (b) DAS 5(Jan, April & Agt, sept) FMIPA Universitas Lampung
11 J. Sains MIPA, April 2010, Vol. 16, No. 1 (a) DAS 6( Semua periode) (b) DAS 6 (Feb, Mar & Agt, Sept) Gambar 7. FDC untuk: DAS-4, DAS-5, dan DAS-6 Analisis FDC untuk ke enam DAS (Gambar 6 dan Gambar 7) dilakukan untuk semua periode rekaman (Grafik a) dan untuk tiap-tiap bulan (Grafik b). Analisis FDC untuk masing-masing bulan (Grafik b), selanjutnya diplot untuk membandingkan kondisi debit pada musim penghujan dan pada musim kering untuk tiap-tiap DAS. Tiap grafik (b) terdiri dari tiga sampai dengan empat kurva. Dua kurva pada bagian atas dari grafik (b) memperlihatkan FDC puncak musim penghujan. Diasumsikan bahwa musim penghujan terjadi antara bulan yang umumnya terjadi antara Oktober s/d April. Selanjutnya, dua kurva pada bagian bawah grafik (b) menunjukkan puncak musim penghujan. Diasumsikan musim penghujan terjadi dari bulan Oktober sampai dengan April. Dari Gambar 6 dan Gambar 7, terlihat bahwa bentuk kurva FDC berbeda untuk tiap DAS, yang menunjukkan karakteristik spesifik masing-masing DAS. Grafik b untuk masing-masing DAS, juga menunjukkan perbedaan waktu puncak musim penghujan dan musim kemarau. Pada DAS-1, musim penghujan mencapai puncak (ditunjukkan dengan debit yang relative lebih besar) pada bulan Februari dan Maret. Sementara musim kemarau mencapai puncak pada bulan Sepetmber. Pada DAS-2, musim penghujan menghasilkan debit besar untuk bulan Januari dan Februari. Sedangkan musim kemarau menghasilkan debit minimal pada bulan Juni dan Agustus. Pada DAS-3, puncak musim penghujan terjadi pada bulan Januari s/d Februari. Puncak musim kemarau pada bulan agustus dan sepetember. Pada DAS-4, musim penghujan mencappai puncaknya pada bulan Februari dan Maret. Sedangkan musim kemarau mencapai peak minimum pada bulan Agustus sampai September. Keadaan DAS-6 hampir sama dengan DAS-4. Hasil analisis terhadap baseflow disajikan dalam Tabel 8. Analisis baseflow menggunakan koefisien alpha = Tabel 8. Hasil analisis Base flow, periode 1/1/1997 s/d 1/1/2005 Luas DAS(km 2 ) BFI FFI MDBF KESIMPULAN Hasil analisis menunjukkan bahwa ke enam (6) DAS di wilayah UPT PSAWS Bondoyudo-Mayang memiliki karakteristik fisik dan hidro-klimatologi yang bervariasi dan spesifik untuk masing-masing DAS. Penelitian menunjukkan bahwa metode statistik yang sederhana terhadap data rentang waktu juga dapat digunakan untuk menggambarkan karakteristik fenomena alam yang berbeda-beda antar DAS FMIPA Universitas Lampung 45
12 Indarto dkk Karakteristik Hidro-Meteorologi DAS-DAS Di UPT PSAWS Bondoyudo-Mayang UCAPAN TERIMA KASIH Penelitian ini didanai oleh Hibah Penelitian Fundamental DP2M -DIKTI, Tahun Anggaran 2008 s/d DAFTAR PUSTAKA 1. Gordon, N.D., McMahon, T.A. and Finlayson, B.L., Stream Hydrology: an Introduction for Ecologists. John Wiley and Sons, 526 pp. 2. Wilby, R.L., Wedgbrow, C.S. and Fox, H.R Seasonal predictability of the summer hydrometeorology of the River Thames, UK. J. Hydrology., 295 (1-4): Harman, C., 2005a. River Analysis Package: Help Manual. Cooperative Research Centre for Catchment Hydrology, University of Melbourne, Melbourne Australia. 4. Harman, C., 2005b. Time Series Analysis: River Analysis Package. Help Manual, Cooperative Research Centre for Catchment Hydrology, University of Melbourne, Melbourne Australia. 5. Thattai, D., Kjerfve, B., Heyman, W. D. 2003: Hydrometeorology and Variability of Water Discharge and Sediment Load in the Inner Gulf of Honduras, Western Caribbean. J. Hydrometeor., 4: Marsh, N., River Analysis Package (RAP) User Guide. CRC for Catchment Hydrology, Australia. 7. da Silva, R., Renato, and Avissar, R. 2006: The Hydrometeorology of a Deforested Region of the Amazon Basin. J. Hydrometeor., 7: Khaliq, M.N., Ouarda,.B.M.J.T., Ondo, J.-C., Gachon, P. and Bobée, B Frequency analysis of a sequence of dependent and/or non-stationary hydro-meteorological observations: A review. J. Hydrology., 329 (3-4): FMIPA Universitas Lampung
Analisa Statistik untuk Studi Karakteristik Hidrologi Das-Das di Jawa Timur
Analisa Statistik untuk Studi Karakteristik Hidrologi Das-Das di Jawa Timur INDARTO 1, SRI WAHYUNINGSIH 2, ISHAK AFFANDI 3 1,2,3 Laboratorium Teknik Pengendalian dan Konservasi Lingkungan, FTP, UNEJ, Jember
Lebih terperinciKARAKTERISTIK FISIK-HIDRO-KLIMATOLOGI (8) DELAPAN DAS DI WILAYAH UPT PSAWS SAMPEAN BARU
KARAKTERISTIK FISIK-HIDRO-KLIMATOLOGI 8) DELAPAN DAS DI WILAYAH UPT PSAWS SAMPEAN BARU Indarto 1), Budi Soesanto 2),Sri Wahyuningsih 3) 1), 2), 3) Laboratorium Teknik Pengendalian dan Konservasi Lingkungan,
Lebih terperinciSTUDI KARAKTERISTIK FISIK HIDRO-KLIMATOLOGI DAS-DAS DI UPT PSAWS MADURA SKRIPSI
STUDI KARAKTERISTIK FISIK HIDRO-KLIMATOLOGI DAS-DAS DI UPT PSAWS MADURA SKRIPSI Oleh: Fandi Alif Utomo NIM 071710201004 JURUSAN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2011 STUDI
Lebih terperinciTEKNOLOGI PERTANIAN. Studi Pemisahan Baseflow menggunakan Metode Grafis dan Metode Recursive Digital Filter (RDF) di Wilayah UPT PSDA Lumajang
1 TEKNOLOGI PERTANIAN Studi Pemisahan Baseflow menggunakan Metode Grafis dan Metode Recursive Digital Filter (RDF) di Wilayah UPT PSDA Lumajang Baseflow Separation Study Using Graphics and Recursive Digital
Lebih terperinciANALISIS TIME SERIES DATA DEBIT SUNGAI DI BALAI SAMPEAN BARU MENGGUNAKAN RAP (RIVER ANALYSIS PACKAGE) SKRIPSI
ANALISIS TIME SERIES DATA DEBIT SUNGAI DI BALAI SAMPEAN BARU MENGGUNAKAN RAP (RIVER ANALYSIS PACKAGE) SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program
Lebih terperinciStudi Pendahuluan Pemisahan Aliran Dasar Menggunakan Metode Grafis dan Metode RDF (Recursive Digital Filter) di Wilayah UPT PSDA Pasuruan, Jawa Timur
1 Priyanto, et.al., Studi Pendahuluan Pemisahan Aliran Dasar Menggunakan Metode Grafis dan Metode RDF... TEKNOLOGI PERTANIAN Studi Pendahuluan Pemisahan Aliran Dasar Menggunakan Metode Grafis dan Metode
Lebih terperinciKARAKTERISTIK FISIK DAN KURVA DURASI ALIRAN PADA 15 DAS DI JAWA TIMUR
KARAKTERISTIK FISIK DAN KURVA DURASI ALIRAN PADA 15 DAS DI JAWA TIMUR Physical properties and Flow Duration Curves of 15 Watersheds in East Java Indarto, Suhardjo Widodo, Agung Priyo Subakti Laboratorium
Lebih terperinci1 Ramadhiningtyas, et.al., Studi Pemisahan Baseflow Menggunakan Metode Grafis dan Metode RDF...
1 Ramadhiningtyas, et.al., Studi Pemisahan Baseflow Menggunakan Metode Grafis dan Metode RDF... TEKNOLOGI PERTANIAN Studi Pemisahan Baseflow Menggunakan Metode Grafis Dan Metode RDF (Recursive Digital
Lebih terperinciTahun Penelitian 2005
Sabtu, 1 Februari 27 :55 - Terakhir Diupdate Senin, 1 Oktober 214 11:41 Tahun Penelitian 25 Adanya peningkatan intensitas perubahan alih fungsi lahan akan berpengaruh negatif terhadap kondisi hidrologis
Lebih terperinciMODEL HIDROGRAF BANJIR NRCS CN MODIFIKASI
MODEL HIDROGRAF BANJIR NRCS CN MODIFIKASI Puji Harsanto 1, Jaza ul Ikhsan 2, Barep Alamsyah 3 1,2,3 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jalan Lingkar Selatan,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sungai Banjaran merupakan anak sungai Logawa yang mengalir dari arah
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi Studi Sungai Banjaran merupakan anak sungai Logawa yang mengalir dari arah Utara ke arah Selatan dan bermuara pada sungai Serayu di daerah Patikraja dengan
Lebih terperinciANALISIS DEBIT DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BATANGHARI PROPINSI JAMBI
Analisis Debit DI Daerah Aliran Sungai Batanghari Propinsi Jambi (Tikno) 11 ANALISIS DEBIT DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BATANGHARI PROPINSI JAMBI Sunu Tikno 1 INTISARI Ketersediaan data debit (aliran sungai)
Lebih terperinciANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI BATANG LUBUH KABUPATEN ROKAN HULU PROPINSI RIAU
ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI BATANG LUBUH KABUPATEN ROKAN HULU PROPINSI RIAU Rismalinda Prodi Teknik Sipil Universitas Pasir Pengaraian Email : rismalindarisdick@gmailcom Abstrak Kabupaten Rokan Hulu terletak
Lebih terperinciANALISIS ALIRAN DASAR MENGGUNAKAN PERBANDINGAN 3 METODE GRAFIS DAN 6 METODE RDF DI DAS WILAYAH UPT PSDA MALANG
ANALISIS ALIRAN DASAR MENGGUNAKAN PERBANDINGAN 3 METODE GRAFIS DAN 6 METODE RDF DI DAS WILAYAH UPT PSDA MALANG Yusky Ali 1,Indarto 2, Muharjo Pudjojono 3 1 Dept of Agricultural Engineering, FTP, Universitas
Lebih terperinciMAKALAH SEMINAR NASIONAL. Oleh : Indarto, Boedi Susanto, Hisbullah Huda
MAKALAH SEMINAR NASIONAL STUDI TENTANG KARAKTERISTIK FISIK DAN FREKUENSI BANJIR PADA 5 DAS DI JAWA TIMUR Study on Physical Properties and Flood Frequency Analysis of 5 Watersheds in East Java Oleh : Indarto,
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Penelitian ini menggunakan data curah hujan, data evapotranspirasi, dan peta DAS Bah Bolon. Data curah hujan yang digunakan yaitu data curah hujan tahun 2000-2012.
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA AIR SE JAWA TIMUR (SISDA- JATIM)
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA AIR SE JAWA TIMUR (SISDA- JATIM) Peneliti : Dr. Indarto, STP, DEA 1 Mahasiswa Terlibat : Hisbullah Huda 1, Agung Priyo Subakti 1, Charis Hernanto 1, Aulia Nafiza
Lebih terperinciIndarto Laboratorium Teknik Pengendalian dan Konservasi Lingkungan (lab TPKL) Program Studi Teknik Pertanian - UNEJ
STUDI TENTANG KARAKTERISTIK FISIK DAN HIDROLOGI PADA 15 DAS DI JAWA TIMUR Study on The Physical Characteristics and Hydrology of 15 Watershed in East Java Indarto Laboratorium Teknik Pengendalian dan Konservasi
Lebih terperinciPENDUGAAN TINGKAT SEDIMEN DI DUA SUB DAS DENGAN PERSENTASE LUAS PENUTUPAN HUTAN YANG BERBEDA
Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 217 ISBN: 978 62 361 72-3 PENDUGAAN TINGKAT SEDIMEN DI DUA SUB DAS DENGAN PERSENTASE LUAS PENUTUPAN HUTAN YANG BERBEDA Esa Bagus Nugrahanto Balai Penelitian dan
Lebih terperinciANALISIS POTENSI DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR STUDI KASUS: DAS. CITARUM HULU - SAGULING
No. Urut : 071/S2-TL/TPL/1997 ANALISIS POTENSI DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR STUDI KASUS: DAS. CITARUM HULU - SAGULING TI SIS Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Menyelesaikan Program Magister Pada
Lebih terperinciAPLIKASI HISTOGRAM UNTUK ANALISIS VARIABILITAS TEMPORAL DAN SPASIAL HUJAN BULANAN: STUDI DI WILAYAH UPT PSDA DI PASURUAN JAWA TIMUR
APLIKASI HISTOGRAM UNTUK ANALISIS VARIABILITAS TEMPORAL DAN SPASIAL HUJAN BULANAN: STUDI DI WILAYAH UPT PSDA DI PASURUAN JAWA TIMUR Program Studi Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian - Universitas
Lebih terperinciAnalisis Pola Hujan dan Musim di Jawa Timur Sebagai Langkah Awal Untuk Antisipasi Bencana Kekeringan
Jurnal APLIKASI Volume 10, Nomor 2, Agustus 2012 Analisis Pola Hujan dan Musim di Jawa Timur Sebagai Langkah Awal Untuk Antisipasi Bencana Kekeringan Didik Harijanto, Kuntjoro, Saptarita, S. Kamilia Aziz
Lebih terperinciANALISIS DAN PEMETAAN DAERAH KRITIS RAWAN BENCANA WILAYAH UPTD SDA TUREN KABUPATEN MALANG
Jurnal Reka Buana Volume 1 No 2, Maret-Agustus 2015 9 ANALISIS DAN PEMETAAN DAERAH KRITIS RAWAN BENCANA WILAYAH UPTD SDA TUREN KABUPATEN MALANG Galih Damar Pandulu PS. Teknik Sipil, Fak. Teknik, Universitas
Lebih terperinciTEKNOLOGI PERTANIAN Studi Baseflow Menggunakan Perbandingan 6 Metode RDF (Recursive Digital Filter) (Studi Kasus di DAS Wilayah UPT PSDA Bondowoso)
1 Ratnasari, et.al., Analisis Baseflow Menggunakan Perbandingan 6 Metode RDF... TEKNOLOGI PERTANIAN Studi Baseflow Menggunakan Perbandingan 6 Metode RDF (Recursive Digital Filter) (Studi Kasus di DAS Wilayah
Lebih terperinciTEKNOLOGI PERTANIAN Studi Pendahuluan Pemisahan Baseflow: Studi Kasus 6 Metode RDF (Recursive Digital Filter) di Wilayah UPT PSDA Pasuruan, Jawa Timur
1 Zahroni, et.al., Studi Pendahuluan Pemisahan Baseflow... TEKNOLOGI PERTANIAN Studi Pendahuluan Pemisahan Baseflow: Studi Kasus Metode RDF (Recursive Digital Filter) di Wilayah UPT PSDA Pasuruan, Jawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) (catchment, basin, watershed) merupakan daerah dimana seluruh airnya mengalir ke dalam suatu sungai yang dimaksudkan. Daerah ini umumnya
Lebih terperinci(Simulated Effects Of Land Use Against Flood Discharge In Keduang Watershed)
perpustakaan.uns.ac.id SIMULASI PENGARUH TATA GUNA LAHAN TERHADAP DEBIT BANJIR DI DAS KEDUANG (Simulated Effects Of Land Use Against Flood Discharge In Keduang Watershed) SKRIPSI Disusun Sebagai Salah
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Analisis karakteristik DTA(Daerah Tangkapan Air ) Opak
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis karakteristik DTA(Daerah Tangkapan Air ) Opak 1. Luas DTA (Daerah Tangkapan Air) Opak Dari hasil pengukuran menggunakan aplikasi ArcGis 10.1 menunjukan bahwa luas
Lebih terperinciTEKNOLOGI PERTANIAN STUDI PENDAHULUAN PENERAPAN METODE AMBANG BATAS UNTUK ANALISIS POTENSI BANJIR DI wilayah JAWA TIMUR (Preliminary study on the apllication of Threshold Level Method to study the potential
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di saluran Ramanuju Hilir, Kecamatan Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung.
39 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di saluran Ramanuju Hilir, Kecamatan Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung. PETA LOKASI PENELITIAN Gambar 7. Lokasi
Lebih terperinciBAB VI. POLA KECENDERUNGAN DAN WATAK DEBIT SUNGAI
BAB VI. POLA KECENDERUNGAN DAN WATAK DEBIT SUNGAI Metode Mann-Kendall merupakan salah satu model statistik yang banyak digunakan dalam analisis perhitungan pola kecenderungan (trend) dari parameter alam
Lebih terperinciSTUDI PENDAHULUAN TENTANG ANALISIS DEBIT BANJIR MENGGUNAKAN THRESHOLD LEVEL METHOD(TLM)
STUDI PENDAHULUAN TENTANG ANALISIS DEBIT BANJIR MENGGUNAKAN THRESHOLD LEVEL METHOD(TLM) SKRIPSI Oleh Tino Bachtiar NIM. 091710201015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS
Lebih terperinciTEKNOLOGI PERTANIAN Studi Pendahuluan Pemisahan Aliran Dasar Menggunakan "Metode Grafis dan Filter" di Wilayah Administratif UPT PSDA Bondowoso
TEKNOLOGI PERTANIAN Studi Pendahuluan Pemisahan Aliran Dasar Menggunakan "Metode Grafis dan Filter" di Wilayah Administratif UPT PSDA Bondowoso Preliminary Study on Baseflow Separation Using Graphical
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HIDROLOGI
54 BAB IV ANALISIS HIDROLOGI 4.1 TINJAUAN UMUM Perencanaan bendungan Ketro ini memerlukan data hidrologi yang meliputi data curah hujan. Data tersebut digunakan sebagai dasar perhitungan maupun perencanaan
Lebih terperinciVARIABILITAS SPASIAL HUJAN DI WILAYAH UPT PSDA DI MALANG THE SPATIAL VARIABILITIES OF RAINFALLS IN THE UPT PSDA IN MALANG
Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol.6, No. 3: 171-180 VARIABILITAS SPASIAL HUJAN DI WILAYAH UPT PSDA DI MALANG THE SPATIAL VARIABILITIES OF RAINFALLS IN THE UPT PSDA IN MALANG Askin 1, Sri Wahyuningsih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard km 3 : 97,5% adalah air
BAB I PENDAHULUAN I. Umum Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard km 3 : 97,5% adalah air laut, 1,75% berbentuk es dan 0,73% berada di daratan sebagai air sungai, air danau, air tanah dan sebagainya.
Lebih terperinciANALISIS DAN PEMETAAN DAERAH KRITIS RAWAN BENCANA WILAYAH UPTD SDA TUREN KABUPATEN MALANG
Jurnal Reka Buana Volume 1 No 2, Maret 2016 - Agustus 2016 73 ANALISIS DAN PEMETAAN DAERAH KRITIS RAWAN BENCANA WILAYAH UPTD SDA TUREN KABUPATEN MALANG Galih Damar Pandulu PS. Teknik Sipil, Fak. Teknik,
Lebih terperinciPENDUGAAN DEBIT PUNCAK MENGGUNAKAN WATERSHED MODELLING SYSTEM SUB DAS SADDANG. Sitti Nur Faridah, Totok Prawitosari, Muhammad Khabir
PENDUGAAN DEBIT PUNCAK MENGGUNAKAN WATERSHED MODELLING SYSTEM SUB DAS SADDANG Sitti Nur Faridah, Totok Prawitosari, Muhammad Khabir Program Studi Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Daerah aliran sungai (DAS) Cilamaya secara geografis terletak pada 107 0 31 107 0 41 BT dan 06 0 12-06 0 44 LS. Sub DAS Cilamaya mempunyai luas sebesar ± 33591.29
Lebih terperinciESTIMASI DEBIT ALIRAN BERDASARKAN DATA CURAH HUJAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS : WILAYAH SUNGAI POLEANG RORAYA)
JURNAL TUGAS AKHIR ESTIMASI DEBIT ALIRAN BERDASARKAN DATA CURAH HUJAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS : WILAYAH SUNGAI POLEANG RORAYA) Oleh : LAODE MUH. IQRA D 111 10 310 JURUSAN
Lebih terperinci1 Riastuti, et.al., Studi Pendahuluan Pemisahan Baseflow: Kalibrasi 6 Metode RDF di Wilayah Unit Pelaksana... TEKNOLOGI PERTANIAN
TEKNOLOGI PERTANIAN Studi Pendahuluan Pemisahan Baseflow: Studi Kasus 6 Metode RDF (Recursive Digital Filter) di Wilayah UPT PSDA Lumajang, Jawa Timur Preliminary Study of Baseflow Separation: Case Study
Lebih terperinciTommy Tiny Mananoma, Lambertus Tanudjaja Universitas Sam Ratulangi Fakultas Teknik Jurusan Sipil Manado
Analisis Debit Banjir Di Sungai Tondano Berdasarkan Simulasi Tommy Tiny Mananoma, Lambertus Tanudjaja Universitas Sam Ratulangi Fakultas Teknik Jurusan Sipil Manado Email:tommy11091992@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. KARAKTERISTIK DAS 4.1.1. Parameter DAS Parameter fisik DAS Binuang adalah sebagai berikut: 1. Luas DAS (A) Perhitungan luas DAS didapatkan dari software Watershed Modelling
Lebih terperinciTabel 4.31 Kebutuhan Air Tanaman Padi
Tabel 4.31 Kebutuhan Air Tanaman Padi Kebutuhan Tanaman Padi UNIT JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGST SEPT OKT NOV DES Evapotranspirasi (Eto) mm/hr 3,53 3,42 3,55 3,42 3,46 2,91 2,94 3,33 3,57 3,75 3,51
Lebih terperinciListrik Mikro Hidro Berdasarkan Potensi Debit Andalan Sungai
Listrik Mikro Hidro Berdasarkan Potensi Debit Andalan Sungai Sardi Salim Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo sardi@ung.ac.id Abstrak Pembangkit listrik mikrohidro adalah
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING
BIDANG ILMU PERTANIAN LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL PENGELOLAAN BANJIR BERBASIS AGROEKOLOGI, TATA AIR DAN N1LAI EKONOMI LAHAN DAERAH ALIRAN WAY SEPUTIH HULU - LAMPUNG TENGAH Drs. Mohamad Amin,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HIDROLOGI
BAB IV ANALISIS HIDROLOGI 4.1 Tinjauan Umum Dalam menganalisistinggi muka air sungai, sebagai langkah awal dilakukan pengumpulan data-data. Data tersebut digunakan sebagai dasar perhitungan stabilitas
Lebih terperinciPETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU
KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Sub DAS pada DAS Bekasi Hulu Berdasarkan pola aliran sungai, DAS Bekasi Hulu terdiri dari dua Sub-DAS yaitu DAS Cikeas dan DAS Cileungsi. Penentuan batas hilir dari DAS Bekasi
Lebih terperinciRINGKASAN PROGRAM PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN ANGGARAN TAHUN 2013
RINGKASAN PROGRAM PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN ANGGARAN TAHUN 2013 PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI LAHAN KRITIS DAN EROSI (SILKER) MENGGUNAKAN FREE OPEN SOURCES SOFTWARE FOSS-GIS ILWIS Tahun ke 1 dari
Lebih terperinciEXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN KARAKTERISTIK HIDROLOGI DAN LAJU EROSI SEBAGAI FUNGSI PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN
EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN KARAKTERISTIK HIDROLOGI DAN LAJU EROSI SEBAGAI FUNGSI PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN DESEMBER, 2014 KATA PENGANTAR Sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 21/PRT/M/2010
Lebih terperinciBAB V ANALISA DATA. Dalam bab ini ada beberapa analisa data yang dilakukan, yaitu :
37 BAB V ANALISA DATA Dalam bab ini ada beberapa analisa data yang dilakukan, yaitu : 5.1 METODE RASIONAL 5.1.1 Analisa Curah Hujan Dalam menganalisa curah hujan, stasiun yang dipakai adalah stasiun yang
Lebih terperinciAnalisis Hidrologi untuk Pendugaan Debit Banjir dengan Metode Nakayasu di Daerah Aliran Sungai Way Besai
TekTan Jurnal Ilmiah Teknik Pertanian Analisis Hidrologi untuk Pendugaan Debit Banjir dengan Metode Nakayasu di Daerah Aliran Sungai Way Besai Hydrological Analysis For Prediction of Flood Discharge By
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA. Dalam bab ini ada beberapa analisa data yang dilakukan, yaitu :
BAB IV ANALISA DATA Dalam bab ini ada beberapa analisa data yang dilakukan, yaitu : 4.1 ANALISA CURAH HUJAN Dalam menganalisa curah hujan, stasiun yang dipakai adalah stasiun yang langsung berhubungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hidrologi merupakan salah satu cabang ilmu bumi (Geoscience atau
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Analisis Hidrologi Hidrologi merupakan salah satu cabang ilmu bumi (Geoscience atau Science de la Terre) yang secara khusus mempelajari tentang siklus hidrologi atau siklus air
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gabungan antara karakteristik hujan dan karakteristik daerah aliran sungai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Curah hujan tidak bekerja sendiri dalam membentuk limpasan (runoff). Gabungan antara karakteristik hujan dan karakteristik daerah aliran sungai (DAS) sangat mempengaruhi
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Data 5.1.1 Analisis Curah Hujan Hasil pengolahan data curah hujan di lokasi penelitian Sub-DAS Cibengang sangat berfluktuasi dari 1 Januari sampai dengan 31 Desember
Lebih terperinciBAB IV ANALISA Kriteria Perencanaan Hidrolika Kriteria perencanaan hidrolika ditentukan sebagai berikut;
BAB IV ANALISA Analisa dilakukan berdasarkan data-data yang diperoleh. Data tersebut berupa data hasil pengamatan dilapangan dan data lain baik termasuk gambar guna memberikan gambaran kondisi wilayah.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan
15 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Sub-sub DAS Keyang, Slahung, dan Tempuran (KST); Sub DAS Kali Madiun, DAS Solo. Sebagian besar Sub-sub DAS KST secara administratif
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Geomorfologi Daerah Aliran Sungai Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung memiliki Stasiun Pengamatan Aliran Sungai (SPAS) yang merupakan satu-satunya alat pendeteksi
Lebih terperinci2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Dalam melaksanakan kegiatannya, manusia selalu membutuhkan air bahkan untuk beberapa kegiatan air merupakan sumber utama.
Lebih terperinciPERENCANAAN EMBUNG MANDIRADA KABUPATEN SUMENEP. Oleh : M YUNUS NRP :
PERENCANAAN EMBUNG MANDIRADA KABUPATEN SUMENEP Oleh : M YUNUS NRP : 3107100543 BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI BAB VII PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA METODOLOGI ANALISA HIDROLOGI ANALISA HIDROLIKA
Lebih terperinciPENGERTIAN HIDROLOGI
PENGERTIAN HIDROLOGI Handout Hidrologi - Dr. Ir. Dede Rohmat, M.T., 2009 1 Pengertian Hidrologi (Wikipedia Indonesia) Hidrologi (berasal dari Bahasa Yunani: Yδρoλoγια, Yδωρ+Λoγos, Hydrologia, "ilmu air")
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. paket program HEC-HMS bertujuan untuk mengetahui ketersediaan air pada suatu
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Konsep Dasar dan Metode Penggunaan model Soil Moisture Accounting (SMA) yang terdapat dalam paket program HEC-HMS bertujuan untuk mengetahui ketersediaan air pada suatu
Lebih terperinciANALISIS UNIT RESPON HIDROLOGI DAN KADAR AIR TANAH PADA HUTAN TANAMAN DI SUB DAS CIPEUREU HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SANDY LESMANA
ANALISIS UNIT RESPON HIDROLOGI DAN KADAR AIR TANAH PADA HUTAN TANAMAN DI SUB DAS CIPEUREU HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SANDY LESMANA DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciGambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu.
25 IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak dan luas DAS Cisadane segmen Hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisadane secara keseluruhan terletak antara 106º17-107º BT dan 6º02-6º54 LS. DAS Cisadane segmen hulu berdasarkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PERHITUNGAN DAN ANALISA. Data hidrologi adalah kumpulan keterangan atau fakta mengenai fenomena
BAB IV HASIL PERHITUNGAN DAN ANALISA 4.1 Ketersediaan Data Hidrologi 4.1.1 Pengumpulan Data Hidrologi Data hidrologi adalah kumpulan keterangan atau fakta mengenai fenomena hidrologi (hydrologic phenomena).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikapundung yang meliputi area tangkapan (catchment area) seluas 142,11 Km2 atau 14.211 Ha (Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air
Lebih terperinciANALISIS DEBIT BANJIR RANCANGAN BANGUNAN PENAMPUNG AIR KAYANGAN UNTUK SUPLESI KEBUTUHAN AIR BANDARA KULON PROGO DIY
ANALISIS DEBIT BANJIR RANCANGAN BANGUNAN PENAMPUNG AIR KAYANGAN UNTUK SUPLESI KEBUTUHAN AIR BANDARA KULON PROGO DIY Edy Sriyono Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Janabadra Jalan Tentara
Lebih terperinciBab IV Metodologi dan Konsep Pemodelan
Bab IV Metodologi dan Konsep Pemodelan IV.1 Bagan Alir Metodologi Penelitian Bagan alir metodologi penelitian seperti yang terlihat pada Gambar IV.1. Bagan Alir Metodologi Penelitian menjelaskan tentang
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI DAN ANALISIS HIDROLOGI
BAB IV METODOLOGI DAN ANALISIS HIDROLOGI 4.1 Umum Secara umum proses pelaksanaan perencanaan proses pengolahan tailing PT. Freeport Indonesia dapat dilihat pada Gambar 4.1 Gambar 4.1 Bagan alir proses
Lebih terperinciPENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP DEBIT PUNCAK PADA SUBDAS BEDOG DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. R. Muhammad Isa
PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP DEBIT PUNCAK PADA SUBDAS BEDOG DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA R. Muhammad Isa r.muhammad.isa@gmail.com Slamet Suprayogi ssuprayogi@ugm.ac.id Abstract Settlement
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
digilib.uns.ac.id BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyiapan Data Dalam menentukan profil muka aliran dan panjang arus balik air di saluran drainase Ngestiharjo dan Karangwuni, peneliti menggunakan metode
Lebih terperinciBab V Analisa dan Diskusi
Bab V Analisa dan Diskusi V.1 Pemilihan data Pemilihan lokasi studi di Sungai Citarum, Jawa Barat, didasarkan pada kelengkapan data debit pengkuran sungai dan data hujan harian. Kalibrasi pemodelan debit
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PROGRAM ALOKASI AIR(PAA) BERBASIS OPEN OFFICE CALC. Arif Faisol 1), Indarto 2) :
PENGEMBANGAN PROGRAM ALOKASI AIR(PAA) BERBASIS OPEN OFFICE CALC Arif Faisol 1), Indarto 2) 1) Jurusan Teknologi Pertanian Universitas Negeri Papua, Jl. Gunung Salju Amban, Manokwari 98314 E-mail : merak_41@yahoo.com
Lebih terperinciANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI BONAI KABUPATEN ROKAN HULU MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIDROGRAF SATUAN NAKAYASU. S.H Hasibuan. Abstrak
Analisa Debit Banjir Sungai Bonai Kabupaten Rokan Hulu ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI BONAI KABUPATEN ROKAN HULU MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIDROGRAF SATUAN NAKAYASU S.H Hasibuan Abstrak Tujuan utama dari penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DAS (Daerah Aliran Sungai) Daerah aliran sungai adalah merupakan sebuah kawasan yang dibatasi oleh pemisah topografis, yang menampung, menyimpan dan mengalirkan curah hujan yang
Lebih terperinciDEBIT SUNGAI PROGO RUAS BANJARSARI KALIJOSO KABUPATEN MAGELANG
DEBIT SUNGAI PROGO RUAS BANJARSARI KALIJOSO KABUPATEN MAGELANG DWI SAT AGUS YUWONO Staff Pengajar Fakultas Teknik Universitas Tidar Magelang ABSTRACT Hydrology data are very important to determine discharge
Lebih terperinciPENERAPAN TEORI RUN UNTUK MENENTUKAN INDEKS KEKERINGAN DI KECAMATAN ENTIKONG
Abstrak PENERAPAN TEORI RUN UNTUK MENENTUKAN INDEKS KEKERINGAN DI KECAMATAN ENTIKONG Basillius Retno Santoso 1) Kekeringan mempunyai peranan yang cukup penting dalam perencanaan maupun pengelolaan sumber
Lebih terperinciPENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN DAN KERUSAKAN HUTAN TERHADAP KOEFISIEN PENGALIRAN DAN HIDROGRAF SATUAN
Spectra Nomor 9 Volume V Januari 7: 5-64 PENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN DAN KERUSAKAN HUTAN TERHADAP KOEFISIEN PENGALIRAN DAN HIDROGRAF SATUAN Ibnu Hidayat P.J. Kustamar Dosen Teknik Pengairan FTSP
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Daerah Aliran Sungai 1. Wilayah Administrasi Sub-DAS Serayu untuk bendungan ini mencakup wilayah yang cukup luas, meliputi sub-das kali Klawing, kali Merawu, Kali Tulis
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Diagram Alir Penyusunan Tugas Akhir
III-1 BAB III METODOLOGI 3.1. Tinjauan Umum Metodologi yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir dapat dilihat pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Diagram Alir Penyusunan Tugas Akhir III-2 Metodologi dalam perencanaan
Lebih terperinciANALISA HIDROLOGI dan REDESAIN SALURAN PEMBUANG CILUTUNG HULU KECAMATAN CIKIJING KABUPATEN MAJALENGKA
ANALISA HIDROLOGI dan REDESAIN SALURAN PEMBUANG CILUTUNG HULU KECAMATAN CIKIJING KABUPATEN MAJALENGKA Ai Silvia Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Majalengka Email: silviahuzaiman@gmail.com
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Kata kunci: presipitasi; tren
STUDI VARIABILITAS CURAH HUJAN STASIUN PENGAMATAN KATULAMPA BERDASARKAN DATA OBSERVASI TAHUN 1981-2006 RAINFALL VARIABILITY ANALYSIS OF KATULAMPA RAIN STATION IN BOGOR, 1981-2006 Astrid Wulandari 1 dan
Lebih terperinciPOLA DISTRIBUSI HUJAN JAM-JAMAN PADA STASIUN HUJAN PASAR KAMPAR
POLA DISTRIBUSI HUJAN JAM-JAMAN PADA STASIUN HUJAN PASAR KAMPAR 1 Adiyka Fasanovri Asfa, 2 Yohanna Lilis Handayani, 2 Andy Hendri 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau 2 Dosen
Lebih terperinciPOLA ALIRAN BATANG ANAI DI PROVINSISUMATERA BARAT. Elma Yulius 1), Eko Darma 2)
50 POLA ALIRAN BATANG ANAI DI PROVINSISUMATERA BARAT Elma Yulius 1), Eko Darma 2) 1,2) Fakultas Teknik, Universitas Islam 45 Bekasi Jl. Cut meutia No. 83 Bekasi Telp. 021-88344436 Email: elma_yulius04@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB V ANALISA DATA. Analisa Data
BAB V ANALISA DATA 5.1 UMUM Analisa data terhadap perencanaan jaringan drainase sub sistem terdiri dari beberapa tahapan untuk mencapai suatu hasil yang optimal. Sebelum tahapan analisa dilakukan, terlebih
Lebih terperinciII. IKLIM & METEOROLOGI. Novrianti.,MT_Rekayasa Hidrologi
II. IKLIM & METEOROLOGI 1 Novrianti.,MT_Rekayasa Hidrologi 1. CUACA & IKLIM Hidrologi suatu wilayah pertama bergantung pada iklimnya (kedudukan geografi / letak ruangannya) dan kedua pada rupabumi atau
Lebih terperinci4. BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA
4. BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. TINJAUAN UMUM Dalam rangka perencanaan bangunan dam yang dilengkapi PLTMH di kampus Tembalang ini sebagai langkah awal dilakukan pengumpulan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS HIDROLOGI
BAB III ANALISIS HIDROLOGI 3.1 Data Hidrologi Dalam perencanaan pengendalian banjir, perencana memerlukan data-data selengkap mungkin yang berkaitan dengan perencanaan tersebut. Data-data yang tersebut
Lebih terperinciPerencanaan Sistem Drainase Kebon Agung Kota Surabaya, Jawa Timur
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-1 Perencanaan Sistem Drainase Kebon Agung Kota Surabaya, Jawa Timur Made Gita Pitaloka dan Umboro Lasminto Jurusan Teknik Sipil,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Wilayah Letak dan Batas Letak suatu wilayah adalah lokasi atau posisi suatu tempat yang terdapat di permukaan bumi. Letak suatu wilayah merupakan faktor yang sangat
Lebih terperinciHasil dan Analisis. Simulasi Banjir Akibat Dam Break
Bab IV Hasil dan Analisis IV. Simulasi Banjir Akibat Dam Break IV.. Skenario Model yang dikembangkan dikalibrasikan dengan model yang ada pada jurnal Computation of The Isolated Building Test Case and
Lebih terperinciESTIMASI DEBIT PUNCAK BERDASARKAN BEBERAPA METODE PENENTUAN KOEFISIEN LIMPASAN DI SUB DAS KEDUNG GONG, KABUPATEN KULONPROGO, YOGYAKARTA
ESTIMASI DEBIT PUNCAK BERDASARKAN BEBERAPA METODE PENENTUAN KOEFISIEN LIMPASAN DI SUB DAS KEDUNG GONG, KABUPATEN KULONPROGO, YOGYAKARTA Adzicky Samaawa samaawaadzicky@gmail.com M. Pramono Hadi mphadi@ugm.ac.id
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Daerah Aliran Sungai (DAS) Definisi daerah aliran sungai dapat berbeda-beda menurut pandangan dari berbagai aspek, diantaranya menurut kamus penataan ruang dan wilayah,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS
BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Pengolahan Data Hidrologi 4.1.1 Data Curah Hujan Data curah hujan adalah data yang digunakan dalam merencanakan debit banjir. Data curah hujan dapat diambil melalui pengamatan
Lebih terperinciBAB II KONDISI WILAYAH STUDI
II-1 BAB II 2.1 Kondisi Alam 2.1.1 Topografi Morfologi Daerah Aliran Sungai (DAS) Pemali secara umum di bagian hulu adalah daerah pegunungan dengan topografi bergelombang dan membentuk cekungan dibeberapa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pengertian Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh penulis, adalah sebagai berikut :. Hujan adalah butiran yang jatuh dari gumpalan
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Karakter Daerah Tangkapan Air Merden
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Karakter Daerah Tangkapan Air Merden 1. Luas DTA (Daerah Tangkapan Air) Merden Dari hasil pengukuran menggunakan aplikasi ArcGis 10.3 menunjukan bahwa luas DTA
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HIDROLOGI. dalam perancangan bangunan-bangunan pengairan. Untuk maksud tersebut
BAB IV ANALISA HIDROLOGI 4.1 Uraian Umum Secara umum analisis hidrologi merupakan satu bagian analisis awal dalam perancangan bangunan-bangunan pengairan. Untuk maksud tersebut akan diperlukan pengumpulan
Lebih terperinciBAB III ANALISA HIDROLOGI
BAB III ANALISA HIDROLOGI 3.1 Data Curah Hujan Data curah hujan yang digunakan untuk analisa hidrologi adalah yang berpengaruh terhadap daerah irigasi atau daerah pengaliran Sungai Cimandiri adalah stasiun
Lebih terperinci