BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN"

Transkripsi

1 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Perusahaan Profil Perusahaan PT Henta Jaya Mandiri adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi minyak pelumas atau oli mesin yang berdiri di Indonesia sejak tahun PT Henta Jaya Mandiri mempunyai kantor distributor utama yang terletak di Kompleks Ruko Srengseng Mas, Jl. Srengseng raya no. 118Q, Jakarta PT Henta Jaya Mandiri menyalurkan minyak pelumas atau oli khusus untuk alat-alat berat dengan merek dagang FLICKER. Merek dagang FLICKER telah terdaftar di beberapa lembaga departemen di Indonesia, antara lain : Departemen Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi Republik Indonesia Departemen Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Departemen Keuangan Republik Indonesia Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Selain mendistribusikan minyak pelumas untuk alat-alat berat, PT Henta Jaya Mandiri juga mendistribusikan produk-produk lain. Produkproduk tersebut antara lain adalah fluids, greases, additives, dan chemical. 34

2 35 Untuk meningkatkan angka penjualan, PT Henta Jaya Mandiri melakukan ekspansi ke beberapa daerah di Indonesia. Ekpansi dilakukan dengan cara membuka cabang dan melakukan kerjasama dengan agenagen di daerah setempat. Cabang-cabang dan agen-agen distribusi terdapat di daerah Bandung, Semarang, Solo, dan Surabaya yang terletak di pulau Jawa. Untuk di luar pulau Jawa, cabang-cabang dan agen-agen terdapat di Medan, Pekan Baru, Padang, Palembang, Balik Papan, Pontianak, Sampit, Manado, dan Bali. PT Henta Jaya Mandiri memiliki lebih dari 300 orang karyawan yang tersebar di seluruh cabang-cabang perusahaan. Dalam penerimaan karyawan baru, PT Henta Jaya Mandiri mempunyai standar minimal D3 untuk posisi pekerjaan yang membutuhkan keahlian. Untuk beberapa bidang tertentu, seperti tenaga keamanan dan cleaning service, PT Henta Jaya Mandiri menggunakan tenaga outsourcing dari perusahaan lain.

3 Struktur Organisasi Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Henta Jaya Mandiri

4 Sistem yang Sedang Berjalan PT Henta Jaya Mandiri memiliki satu kantor pusat dan lima kantor cabang yang tersebar di pulau Jawa maupun luar pulau Jawa. Kantor pusat berlokasi di Jakarta, sedangkan kantor cabang berlokasi di Bandung, Surabaya, Semarang, Palembang, dan Sampit. Setiap kantor telah memiliki koneksi internet menggunakan layanan ISP (Internet Service Provider) Telkom Speedy dengan download speed 2 Mbps dan upload speed 512 Kbps. Kantor pusat maupun kantor cabang masing-masing memiliki jaringan internal / LAN (Local Area Network) untuk keperluan sharing data antar komputer dalam satu kantor. Data yang dishare oleh satu komputer dapat diakses oleh komputer-komputer yang lainnya. Selain itu, setiap komputer dalam jaringan internal kantor juga dapat mengakses internet. Topologi jaringan internal di setiap kantor sama. Semua komputer dalam satu kantor terhubung langsung dengan switch. Switch itu sendiri terhubung dengan ADSL modem router sebagai gateway agar setiap komputer dapat mengakses internet. Jumlah komputer yang digunakan di setiap kantor berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Kantor pusat memiliki sembilan komputer, kantor cabang Bandung tujuh komputer, kantor cabang Surabaya enam komputer, kantor cabang Semarang enam komputer, kantor cabang Palembang tujuh komputer, dan kantor cabang Sampit delapan komputer.

5 38 Kantor Palembang Kantor Sampit Kantor Semarang Internet Kantor Jakarta Kantor Surabaya Kantor Bandung Gambar 3.2 Topologi Jaringan PT Henta Jaya Mandiri Untuk keperluan komunikasi suara dalam kantor, PT Henta Jaya Mandiri menggunakan sebuah PABX (Private Automatic Branch exchange). Semua telepon analog yang ada di satu kantor terhubung langsung dengan PABX, sehingga telepon yang satu dengan yang lain

6 39 dapat melakukan panggilan menggunakan nomor telepon lokal yang sudah diatur pada PABX. Kemudian, untuk keperluan komunikasi suara antar kantor, PT Henta Jaya Mandiri menggunakan layanan telepon publik Telkom dimana setiap kantor dapat melakukan panggilan ke kantor lainnya menggunakan nomor telepon publik yang diberikan Telkom. Gambar 3.3 Jaringan Komunikasi Suara PT Henta Jaya Mandiri Permasalahan Sistem jaringan yang sedang berjalan pada PT Henta Jaya Mandiri sifatnya masih berdiri sendiri di tiap kantor. Tiap kantor hanya dapat melakukan sharing data dalam jaringan internalnya sendiri. Akses data

7 40 tidak dapat dilakukan secara langsung dari satu kantor ke kantor yang lainnya. Dengan sistem seperti ini, sharing data antar kantor hanya dapat dilakukan secara manual, seperti menggunakan maupun jasa file hosting. Sharing data antar kantor yang dilakukan secara manual menggunakan maupun jasa file hosting tidaklah efisien dilihat dari segi waktu. Hal tersebut dikarenakan pengiriman data tidak secara langsung ke tujuan, melainkan melalui perantara terlebih dahulu. Waktu yang dibutuhkan agar data sampai ke tujuan menjadi lebih lama, yaitu waktu yang dibutuhkan si pengirim untuk upload dan waktu yang dibutuhkan si penerima untuk download. Dilihat dari segi keamanan, menggunakan maupun jasa file hosting juga tidak cukup baik. Pengiriman data melalui internet tidak menjamin kerahasiaan maupun integritas data. Perusahaan akan memiliki resiko yang tinggi akan kebocoran data maupun modifikasi data. Selain komunikasi data, komunikasi suara antar kantor juga sama intensifnya. Sistem sekarang yang masih mengandalkan jalur telepon publik / PSTN (Public Switched Telephone Network) menyebabkan besarnya tagihan telepon yang harus dikeluarkan perusahaan per bulan dikarenakan komunikasi interlokal yang tarifnya relatif tinggi.

8 Analisis Permasalahan Permasalahan yang dihadapi PT Henta Jaya Mandiri disebabkan oleh banyak hal. Analisis permasalahan yang pertama akan dibahas adalah permasalahan terkait komunikasi data. Jaringan internal di setiap kantor yang menggunakan private IP menyebabkan satu host (komputer) di satu kantor tidak dapat mengakses host (komputer) di kantor lainnya dikarenakan private IP tidak dirouting pada jaringan publik / internet. Hal ini lah yang mengakibatkan sharing data tidak dapat dilakukan secara langsung. Kemudian, pengiriman data melalui internet, baik menggunakan maupun file hosting tidak menjamin kerahasiaan data dan juga integritas data. Kerahasiaan data tidak terjamin dikarenakan data yang dikirim melalui internet tidak dienkripsi terlebih dahulu, sehingga seorang hacker dapat dengan mudah membaca data tersebut. Akan sangat fatal jika data yang bocor itu merupakan data penting perusahaan yang sifatnya rahasia. Integritas data juga merupakan satu hal yang penting. Data yang dikirim dari sumber ke tujuan harus dipastikan tidak mengalami perubahan / modifikasi. Pengiriman data melalui internet berpotensi mengalami modifikasi data dikarenakan data yang dikirim tidak menggunakan hash function dimana hash function biasa digunakan untuk mengotentikasi data untuk mencegah terjadinya modifikasi. Analisis permasalahan yang kedua adalah terkait masalah komunikasi suara. Komunikasi suara yang masih menggunakan PSTN cenderung membutuhkan biaya yang cukup besar dikarenakan sistem

9 42 tarif telepon yang perhitungannya dilakukan per menit. Durasi telepon antar kantor yang cukup lama tentunya mengakibatkan tagihan telepon perusahaan membengkak Pemecahan Masalah Dalam era komputerisasi sekarang dan perkembangan perusahaan ke depan, proses komunikasi data yang dilakukan secara manual sudah tidak cukup untuk menangani kebutuhan akan akses data yang cepat, mudah, dan terjamin keamanannya. Jaringan kantor pusat dengan jaringan kantor-kantor cabang sudah harus terhubung satu dengan yang lain sebagai satu jaringan internal perusahaan, sehingga sharing data bisa dilakukan secara langsung dan aman. Ada tiga alternatif untuk memecahkan permasalahan terkait komunikasi data, yaitu dengan menyewa leased line pada telecommunication provider, MPLS (Multiprotocol Label Switching), dan membuat Virtual Private Network (VPN). Tarif leased line Telkom dengan kecepatan 64 kbps dan jarak 25 km adalah Rp per bulan. Semakin jauh jaraknya, maka akan semakin mahal tarif setiap bulannya. Untuk layanan MPLS, Telkom memberi tarif Rp per bulan dengan kecepatan 128 kbps. Dilihat dari segi biaya dan skalabilitas, serta menimbang bahwa setiap kantor sudah memiliki koneksi internet Telkom Speedy 2 Mbps dengan tarif Rp per bulan, maka Site-to-Site VPN merupakan pilihan yang tepat. Dengan Site-to-Site VPN ini, komunikasi data antar

10 43 kantor pusat dengan kantor cabang dapat dilakukan secara langsung melalui internet dan tentunya dilengkapi dengan sistem keamanan yang mampu menjamin kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan data. Kemudian, permasalahan terkait komunikasi suara antar kantor dapat diatasi dengan menggunakan sistem VoIP. Sistem VoIP menggunakan koneksi jaringan data sebagai jalur komunikasinya, sehingga tidak perlu lagi melalui jalur PSTN. Dengan begitu, akan menghemat biaya perusahaan untuk komunikasi suara antar kantor dikarenakan cukup dengan membayar biaya tagihan internet per bulan. 3.2 Perancangan Sistem Jaringan kantor pusat dengan jaringan kantor cabang dihubungkan secara logis menggunakan teknik tunneling. Protokol tunneling yang digunakan adalah Generic Routing Encapsulation (GRE). Dengan protokol GRE, semua data yang lalu lalang di jaringan antar kantor akan dienkapsulasi. Namun, GRE belum menyediakan fasilitas untuk keperluan keamanan data, sehingga diperlukan protokol lain yang ditujukan untuk mengamankan protokol GRE, yaitu IPSec. Protokol IPSec ini berperan dalam proses pengamanan data, seperti enkripsi dan otentikasi data. Penggabungan dua protokol ini disebut GRE over IPSec. Sistem VoIP dibuat dengan memanfaatkan fitur CME (Call Manager Express / Communications Manager Express) pada router Cisco. CME ini berperan sebagai sentral untuk mengatur jalur komunikasi VoIP antar telepon.

11 44 Dengan adanya fitur ini, tidak diperlukan perangkat IP PBX karena sudah digantikan perannya oleh CME. Selain itu, sistem VoIP sendiri membutuhkan signaling protocol untuk melakukan panggilan ke telepon lain melalui koneksi jaringan data. Signaling protocol yang digunakan dalam sistem VoIP ini adalah Skinny Call Control Protocol (SCCP). Untuk mendukung sistem VoIP, setiap kantor membutuhkan perangkat telepon berbasis IP. Namun, dalam perancangan ini akan dicoba untuk menggunakan Analog Telephone Adapter (ATA) dimana tiap ATA dapat terhubung dengan telepon analog. ATA menjadi adapter bagi telepon analog agar dapat berkomunikasi menggunakan VoIP. Telepon analog yang terhubung dengan ATA ditujukan agar dapat berkomunikasi satu dengan yang lain baik dalam kantor maupun antar kantor.

12 Topologi Jaringan Gambar 3.4 Rancangan Topologi PT Henta Jaya Mandiri Gambar 3.5 Topologi Logical VPN PT Henta Jaya Mandiri

13 46 Perancangan VPN ini tidak mengubah topologi jaringan yang telah dimiliki PT Henta Jaya Mandiri secara fisik, melainkan secara logical / logis. Kantor pusat memiliki koneksi multipoint tunnel yang terhubung ke tiap kantor cabang. Untuk sistem VoIP, data suara tidak dilewatkan melalui tunnel, melainkan melalui koneksi internet biasa. Hal ini dikarenakan seluruh data yang melalui tunnel akan dienkapsulasi. Jika data suara dienkapsulasi dengan GRE dan juga IPSec, maka akan mengurangi kualitas suara dari sistem VoIP sendiri. Tiap kantor menggunakan dua ATA dimana tiap ATA dapat terhubung dengan dua telepon analog. Dengan begitu, ada empat telepon pada tiap kantor yang dapat berfungsi menggunakan sistem VoIP ini Subnetting a. Subnetting Jaringan Internal Kantor Kantor pusat Jakarta : 9 komputer dan 2 ATA (11 host) Kantor cabang Bandung : 7 komputer dan 2 ATA (9 host) Kantor cabang Surabaya : 6 komputer dan 2 ATA (8 host) Kantor cabang Semarang : 6 komputer dan 2 ATA (8 host) Kantor cabang Palembang : 7 komputer dan 2 ATA (9 host) Kantor cabang Sampit : 8 komputer dan 2 ATA (10 host)

14 47 Tabel 3.1 Subnet Jaringan Internal Kantor Kantor Network Subnet Mask Host Host Broadcast Address Pertama Terakhir Address Jakarta Bandung Surabaya Semarang Palembang Sampit b. Subnetting Koneksi Tunnel Router kantor pusat menggunakan multipoint tunnel yang akan terhubung ke masing-masing tunnel kantor cabang. Dengan begitu, subnet yang akan digunakan untuk koneksi tunnel adalah sebagai berikut. Tabel 3.2 Subnet Koneksi Tunnel Network Address Subnet Mask Host Pertama Host Terakhir Broadcast Address

15 Keperluan Hardware Diperlukan enam router Cisco 2811 dan dua belas Cisco ATA 186. Tiap kantor akan menggunakan satu router Cisco 2811 dan dua Cisco ATA 186. Produk Cisco dipilih karena memiliki kualitas, baik dari segi performance maupun ketahanan. a. Router Cisco 2811 Gambar 3.6 Router Cisco 2811 Tabel 3.3 Spesifikasi Cisco 2811 Dimensions 4.4 x 44.4 x 41.9 cm Default memory Default and maximum : 64/256-MB compact flash memory 256/768-MB DDR SDRAM with ECC Fixed LAN ports with an RJ-45 port 2 Fast Ethernet (10/100) Console and auxiliary ports RJ-45 connector Fixed USB ports 2 AIM slots (internal) 2 PVDM slots for optional PVDM2 2 Interface card slots 4 slots : each slot can support HWIC, WIC, VIC, or VWIC type modules

16 49 Cisco 2811 memiliki berbagai macam keunggulan sebagai berikut. Security Memiliki fitur on-board encryption Mampu menangani seribu lima ratus VPN tunnels Dilengkapi dengan antivirus dan pencegahan intrusi seperti yang dimiliki Cisco IOS Firewall, serta fitur-fitur keamanan lainnya. Voice Mendukung suara analog dan juga digital (VoIP) Memiliki fitur Cisco CME sebagai pengolah panggilan lokal yang mampu menangani sampai tiga puluh enam IP Phones. Mendukung Remote Site Telephony, sehingga memungkinkan untuk melakukan panggilan ke kantor cabang. Dengan keunggulan yang dimiliki Cisco 2811, maka perusahaan tidak perlu lagi membeli perangkat jaringan lain, seperti firewall dan IP PBX dalam perancangan ini.

17 50 b. Cisco ATA 186 Gambar 3.7 Cisco ATA 186 Tabel 3.4 Spesifikasi Cisco ATA 186 Voice ports with an RJ-11 ports (analog) 2 LAN port with an RJ-45 port Signaling Protocol 1 Ethernet (10BaseT) Skinny Call Control Protocol (SCCP) Session Initiation Protocol (SIP) Cisco ATA 186 memiliki berbagai macam fitur sebagai berikut. Auto-provisioning with Trivial File Transfer Protocol (TFTP) provisioning servers Automatic assignment of IP address, network route IP, and subnet mask via Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) Web configuration through built-in Web server

18 51 Touch-tone telephone keypad configuration with voice prompt Administration password to protect configuration and access Advanced pre-processing to optimize full-duplex voice compression High performance line-echo cancellation eliminates noise and echo Voice Activity Detection (VAD) and Comfort Noise Generation (CNG) save bandwidth by delivering voice, not silence Dynamic network monitoring to reduce jitter artifacts such a packet loss Cisco ATA 186 dipilih karena dalam pengimplementasiannya membutuhkan biaya yang lebih kecil dibandingkan jika menggunakan Cisco IP Phone yang harganya dimulai dari Rp Berikut ini adalah perhitungan biaya yang perlu dikeluarkan perusahaan untuk mengimplementasikan sistem ini. Cisco 2811 Rp ,00 x 6 = Rp ,00 Cisco ATA 186 Rp ,00 x 12 = Rp ,00 Total Rp ,00

19 52 Tabel 3.5 Perhitungan Balik Modal Perusahaan Sekarang Bulan 1 Rp ,00 Bulan 2 Rp ,00 Bulan 3 Rp ,00 Bulan 4 Rp ,00 Bulan 5 Rp ,00 Bulan 6 Rp ,00 Bulan 7 Rp ,00 Bulan 8 Rp ,00 Bulan 9 Rp ,00 Setelah Bulan 1 Rp ,00 Bulan 2 Rp 0,00 Bulan 3 Rp 0,00 Bulan 4 Rp 0,00 Bulan 5 Rp 0,00 Bulan 6 Rp 0,00 Bulan 7 Rp 0,00 Bulan 8 Rp 0,00 Bulan 9 Rp 0,00 Total Rp ,00 Total Rp ,00 Dengan sistem yang sekarang, setiap bulan perusahaan mengeluarkan biaya sekitar Rp untuk keperluan komunikasi antar kantor. Jika sistem VoIP ini diimplementasikan, maka dalam kurun waktu 9 bulan, perusahaan akan balik modal dan untuk seterusnya akan menghemat Rp setiap bulannya.

20 Konfigurasi Agar sistem VPN dan VoIP dapat bekerja, perlu dilakukan konfigurasi pada perangkat router Cisco 2811 di tiap kantor. 1. Konfigurasi Untuk Koneksi Internet Karena Telkom Speedy menggunakan koneksi Point to Point Protocol over Ethernet (PPPoE) untuk para pelanggannya, maka langkah awal yang dilakukan adalah melakukan konfigurasi PPPoE pada setiap router Cisco 2811 agar dapat terkoneksi dengan internet. Namun, ADSL modem router speedy harus diset menjadi bridge mode terlebih dahulu. a. Konfigurasi PPPoE Dialer Router>enable Router#configure terminal Router(config)#interface FastEthernet0/1 Router(config-if)#pppoe enable Router(config-if)#pppoe-client dial-pool-number 1 Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#exit Router(config)#interface Dialer1 Router(config-if)#ip address negotiated Router(config-if)#encapsulation ppp Router(config-if)#dialer pool 1

21 54 Router(config-if)#ppp chap hostname <username speedy> Router(config-if)#ppp chap password <password speedy> Router(config-if)#ip nat outside Router(config-if)#exit Router(config)#access-list 100 permit ip any any Router(config)#ip nat inside source list 100 interface Dialer1 Router(config)#ip route Dialer b. Konfigurasi IP pada Router Kemudian, interface FastEthernet0/0 pada setiap router yang terkoneksi dengan jaringan internal dalam kantor harus diberikan private IP address. Berikut adalah konfigurasi untuk mengassign IP address pada interface FastEthernet0/0. Router(config)#interface FastEthernet0/0 Router(config-if)#ip address <IP address> <subnet mask> Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#ip nat inside Router(config-if)#exit Setiap kantor menggunakan private IP address yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Perinciannya adalah sebagai berikut.

22 55 Jakarta IP address subnet mask Bandung IP address subnet mask Surabaya IP address subnet mask Semarang IP address subnet mask Palembang IP address subnet mask Sampit IP address subnet mask Konfigurasi VPN Setelah terkoneksi dengan internet, langkah selanjutnya adalah melakukan konfigurasi VPN. Konfigurasi VPN yang pertama dilakukan adalah membuat koneksi tunnel pada masing-masing router. Kantor pusat menggunakan multipoint tunnel, sedangkan kantor-kantor cabang menggunakan point-to-point tunnel. Setiap paket data yang melewati tunnel ini akan dienkapsulasi dengan protokol GRE. Berikut adalah konfigurasi untuk membuat tunnel pada router.

23 56 a. Konfigurasi Multipoint Tunnel Konfigurasi ini hanya dilakukan pada router kantor pusat Jakarta. Router(config)#interface Tunnel1 Router(config-if)#tunnel mode gre multipoint Router(config-if)#ip address Router(config-if)#tunnel source Dialer1 Router(config-if)#ip nhrp map <IP address publik kantor Bandung> Router(config-if)#ip nhrp map <IP address publik kantor Surabaya> Router(config-if)#ip nhrp map <IP address publik kantor Semarang> Router(config-if)#ip nhrp map <IP address publik kantor Palembang> Router(config-if)#ip nhrp map <IP address publik kantor Sampit> Router(config-if)#ip nhrp map multicast <IP address publik kantor Bandung> Router(config-if)#ip nhrp map multicast <IP address publik kantor Surabaya>

24 57 Router(config-if)#ip nhrp map multicast <IP address publik kantor Semarang> Router(config-if)#ip nhrp map multicast <IP address publik kantor Palembang> Router(config-if)#ip nhrp map multicast <IP address publik kantor Sampit> Router(config-if)#ip nhrp network-id 1 b. Konfigurasi Point-to-Point Tunnel Router(config)#interface Tunnel1 Router(config-if)#ip address <IP address> <subnet mask> Router(config-if)#tunnel source Dialer1 Router(config-if)#tunnel destination <IP address publik kantor pusat Jakarta> Router(config-if)#exit Konfigurasi point-to-point tunnel ini hanya dilakukan pada router kantor cabang. Tiap tunnel kantor cabang memiliki IP address yang berbeda satu dengan yang lainnya. Perinciannya adalah sebagai berikut. Bandung IP address subnet mask

25 58 Surabaya IP address subnet mask Semarang IP address subnet mask Palembang IP address subnet mask Sampit IP address subnet mask c. Konfigurasi Routing Setelah membuat tunnel pada masing-masing router, langkah selanjutnya adalah melakukan konfigurasi routing agar jaringan internal tiap kantor cabang dapat mengakses jaringan internal kantor pusat secara langsung. Berikut adalah konfigurasi routing pada router. Konfigurasi pada router kantor pusat Jakarta Router(config)#ip route Router(config)#ip route Router(config)#ip route Router(config)#ip route Router(config)#ip route

26 59 Konfigurasi pada router kantor cabang Router(config)#ip route Konfigurasi VPN selanjutnya adalah konfigurasi GRE over IPSec agar protokol GRE mendapat jaminan keamanan dari IPSec dengan enkripsi dan otentikasi data. Untuk dapat menjalankan IPSec, maka diperlukan konfigurasi ISAKMP (Internet Security Association and Key Management Protocol) terlebih dahulu. d. Konfigurasi ISAKMP Router(config)#crypto isakmp policy 10 Router(config-isakmp)#encryption aes Router(config-isakmp)#authentication pre-share Router(config-isakmp)#group 2 Router(config-isakmp)#lifetime 900 Router(config-isakmp)#exit Router(config)#crypto ipsec transform-set datatransform ah-shahmac esp-aes Router(cfg-crypto-trans)#mode transport Router(cfg-crypto-trans)#exit

27 60 Untuk proses negosiasi keamanan antar node (router), diperlukan sebuah Pre-Shared Key (PSK) sebagai bukti otentikasi masing-masing node saat proses negosiasi keamanan berlangsung. Masing-masing router akan memiliki Pre-Shared Key yang berbeda-beda sesuai dengan node yang dituju dimana node yang dituju merupakan IP address publik kantor yang menjadi tujuan. Pre-Shared Key yang digunakan antara kantor yang satu dengan yang lainnya harus sama agar proses negosiasi keamanan dapat berlanjut. Sebagai contoh, Jakarta menggunakan Pre-Shared Key Jakarta-Bandung dengan tujuan IP publik kantor Bandung, maka Bandung juga harus menggunakan Pre-Shared Key Jakarta- Bandung dengan tujuan IP publik kantor Jakarta. Berikut adalah konfigurasi yang dilakukan. Konfigurasi pada router kantor pusat Jakarta Router(config)#crypto isakmp key 0 Jakarta-Bandung address <IP address publik kantor Bandung> Router(config)#crypto isakmp key 0 Jakarta-Surabaya address <IP address publik kantor Surabaya> Router(config)#crypto isakmp key 0 Jakarta-Semarang address <IP address publik kantor Semarang> Router(config)#crypto isakmp key 0 Jakarta-Palembang address <IP address publik kantor Palembang>

28 Router(config)#crypto isakmp key 0 Jakarta-Sampit address <IP address publik kantor Sampit> 61 Konfigurasi pada router kantor cabang Router(config)#crypto isakmp key 0 <pre-shared key> address <IP address publik kantor pusat Jakarta> Tiap kantor cabang menggunakan pre-shared key yang berbeda satu dengan yang lainnya. Perinciannya adalah sebagai berikut. Bandung pre-shared key Jakarta-Bandung Surabaya pre-shared key Jakarta-Surabaya Semarang pre-shared key Jakarta-Semarang Palembang pre-shared key Jakarta-Palembang Sampit pre-shared key Jakarta-Sampit e. Konfigurasi Access-list Selanjutnya, menentukan traffic mana saja pada router yang akan dienkapsulasi dengan IPSec. Dalam perancangan ini, paket GRE yang akan dienkapsulasi dengan IPSec untuk mendapat fasilitas keamanan data. Berikut adalah konfigurasi untuk menentukan traffic paket GRE menggunakan access-list (ACL).

29 62 Konfigurasi pada router kantor pusat Jakarta Router(config)#access-list 101 permit gre host <IP address publik kantor pusat Jakarta> host <IP address publik kantor Bandung> Router(config)#access-list 102 permit gre host <IP address publik kantor pusat Jakarta> host <IP address publik kantor Surabaya> Router(config)#access-list 103 permit gre host <IP address publik kantor pusat Jakarta> host <IP address publik kantor Semarang> Router(config)#access-list 104 permit gre host <IP address publik kantor pusat Jakarta> host <IP address publik kantor Palembang> Router(config)#access-list 105 permit gre host <IP address publik kantor pusat Jakarta> host <IP address publik kantor Sampit>

30 63 Konfigurasi pada router kantor cabang Router(config)#access-list 101 permit gre host <IP address publik kantor cabang> host <IP address publik kantor pusat Jakarta> f. Konfigurasi Crypto Map Kemudian, membuat crypto map pada masing-masing router. Berikut adalah konfigurasinya. Konfigurasi pada router kantor pusat Jakarta Router(config)#crypto map VPN 1 ipsec-isakmp Router(config-crypto-map)#set peer <IP address publik kantor Bandung> Router(config-crypto-map)#set transform-set datatransform Router(config-crypto-map)#set security-association lifetime seconds Router(config-crypto-map)#match address 101 Router(config-crypto-map)#exit Router(config)#crypto map VPN 2 ipsec-isakmp Router(config-crypto-map)#set peer <IP address publik kantor Surabaya> Router(config-crypto-map)#set transform-set datatransform

31 64 Router(config-crypto-map)#set security-association lifetime seconds Router(config-crypto-map)#match address 102 Router(config-crypto-map)#exit Router(config)#crypto map VPN 3 ipsec-isakmp Router(config-crypto-map)#set peer <IP address publik kantor Semarang> Router(config-crypto-map)#set transform-set datatransform Router(config-crypto-map)#set security-association lifetime seconds Router(config-crypto-map)#match address 103 Router(config-crypto-map)#exit Router(config)#crypto map VPN 4 ipsec-isakmp Router(config-crypto-map)#set peer <IP address publik kantor Palembang> Router(config-crypto-map)#set transform-set datatransform Router(config-crypto-map)#set security-association lifetime seconds Router(config-crypto-map)#match address 104 Router(config-crypto-map)#exit Router(config)#crypto map VPN 5 ipsec-isakmp

32 65 Router(config-crypto-map)#set peer <IP address publik kantor Sampit> Router(config-crypto-map)#set transform-set datatransform Router(config-crypto-map)#set security-association lifetime seconds Router(config-crypto-map)#match address 105 Router(config-crypto-map)#exit Konfigurasi pada router kantor cabang Router(config)#crypto map VPN 1 ipsec-isakmp Router(config-crypto-map)#set peer <IP address publik kantor pusat Jakarta> Router(config-crypto-map)#set transform-set datatransform Router(config-crypto-map)#set security-association lifetime seconds Router(config-crypto-map)#match address 101 Router(config-crypto-map)#exit g. Konfigurasi Untuk Mengaktifkan GRE over IPSec Setelah selesai mengkonfigurasi crypto map, langkah selanjutnya adalah mengaktifkannya pada interface yang

33 terkoneksi dengan internet (interface Dialer1) agar paket GRE dapat dienkapsulasi dengan IPSec. Berikut adalah konfigurasinya. 66 Router(config)#interface Dialer1 Router(config-if)#crypto map VPN Router(config-if)#exit 3. Konfigurasi Sistem VoIP Setelah melakukan konfigurasi VPN, langkah selanjutnya adalah melakukan konfigurasi CME agar sistem VoIP dapat berjalan. Konfigurasi ini ditujukan agar setiap telepon dapat melakukan panggilan lokal dalam kantor dengan nomor yang telah diberikan. a. Konfigurasi CME Router(config)#telephony-service Router(config-telephony)#max-dn 4 Router(config-telephony)#max-ephones 2 Router(config-telephony)#ip source-address <IP address interface FastEthernet0/0> port 2000 Router(config-telephony)#create cnf-files Router(config-telephony)#exit

34 67 b. Konfigurasi Ephone-dn Setiap telepon dalam sistem VoIP ini harus memiliki nomor yang berbeda satu dengan yang lainnya. Berikut adalah konfigurasi untuk memasukkan nomor telepon yang akan digunakan dalam sistem VoIP. Router(config)#ephone-dn <ephone-dn tag> Router(config-ephone-dn)#number <nomor telepon> Router(config-ephone-dn)#exit Ephone-dn tag hanya sebagai penanda / label pada nomor telepon yang digunakan dimana dapat digunakan tag dari 1 sampai Di bawah ini adalah daftar nomor telepon pada setiap kantor. Jakarta o ephone-dn 1 : 001 o ephone-dn 2 : 002 o ephone-dn 3 : 003 o ephone-dn 4 : 004 Bandung o ephone-dn 1 : 101 o ephone-dn 2 : 102 o ephone-dn 3 : 103

35 68 o ephone-dn 4 : 104 Surabaya o ephone-dn 1 : 201 o ephone-dn 2 : 202 o ephone-dn 3 : 203 o ephone-dn 4 : 204 Semarang o ephone-dn 1 : 301 o ephone-dn 2 : 302 o ephone-dn 3 : 303 o ephone-dn 4 : 304 Palembang o ephone-dn 1 : 401 o ephone-dn 2 : 402 o ephone-dn 3 : 403 o ephone-dn 4 : 404 Sampit o ephone-dn 1 : 501 o ephone-dn 2 : 502 o ephone-dn 3 : 503 o ephone-dn 4 : 504

36 69 c. Konfigurasi Ephone Selanjutnya, nomor telepon yang sudah dimasukkan harus diassign pada perangkat VoIP (ATA). Karena ATA yang digunakan memiliki dua port telepon analog, maka hanya akan ada dua ephone dimana tiap ephone akan memiliki dua nomor telepon yang akan digunakan masing-masing telepon analog. Berikut adalah konfigurasinya. Router(config)#ephone 1 Router(config-ephone)#mac-address <mac address ATA> Router(config-ephone)#type ata Router(config-ephone)#button 1:12:2 Router(config-ephone)#exit Router(config)#ephone 2 Router(config-ephone)#mac-address <mac address ATA> Router(config-ephone)#type ata Router(config-ephone)#button 1:32:4 Router(config-ephone)#exit d. Konfigurasi Dial-peer Selanjutnya, melakukan konfigurasi dial peer pada setiap router Cisco 2811 agar setiap kantor dapat melakukan panggilan ke kantor lain, sehingga komunikasi suara antar kantor dapat

37 dilakukan melalui jaringan data (internet). Berikut adalah konfigurasi dial peer. 70 Router(config)#dial-peer voice <dial-peer tag> voip Router(config-dial-peer)#destination-pattern <nomor telepon tujuan> Router(config-dial-peer)#session target ipv4:<ip address publik kantor tujuan> Router(config-dial-peer)#exit Setiap router akan memiliki lima dial-peer agar setiap kantor dapat melakukan panggilan ke kantor yang lainnya. Tiap dial-peer harus memiliki tujuan yang merupakan IP address publik kantor lainnya. Kemudian, tiap dial-peer juga harus memiliki nomor telepon yang akan dituju, tetapi cukup dengan formatnya saja. Contoh : Agar kantor pusat Jakarta dapat melakukan panggilan telepon ke kantor cabang Bandung, maka dilakukan konfigurasi pada router Jakarta sebagai berikut. Router(config)#dial-peer voice 1 voip Router(config-dial-peer)#destination-pattern 1..

38 71 Router(config-dial-peer)#session target ipv4:<ip address publik kantor Bandung> Router(config-dial-peer)#exit e. Konfigurasi QoS Untuk menunjang kualitas sistem VoIP, maka perlu untuk melakukan konfigurasi Quality of Service (QoS). Pada konfigurasi QoS ini, data suara (VoIP) mendapat prioritas dan alokasi minimal bandwidth sebesar 300 Kbps. Konfigurasi QoS ini ditujukan untuk meminimalisir jitter pada data suara yang menyebabkan kualitas suara VoIP menjadi kurang baik, seperti suara yang terputus-putus atau kurang jelas. Berikut adalah konfigurasi QoS. Router(config)#class-map VoIP Router(config-cmap)#match dscp ef Router(config-cmap)#exit Router(config)#policy-map VoIP Router(config-pmap)#class VoIP Router(config-pmap-c)#priority Router(config-pmap-c)#exit Router(config-pmap)#class class-default Router(config-pmap-c)#fair-queue

39 72 Router(config-pmap-c)#exit Router(config-pmap)#exit Router(config)#interface FastEthernet0/0 Router(config-if)#service-policy output VoIP Router(config-if)#exit Router(config)#interface Dialer1 Router(config-if)#service-policy output VoIP Router(config-if)#exit Setelah selesai melakukan konfigurasi, simpan semua konfigurasi ke startup configuration file dalam NVRAM router. Router(config)#exit Router#copy running-config startup-config

MODUL 7 VPN PADA CISCO ROUTER

MODUL 7 VPN PADA CISCO ROUTER PRAKTIKUM NEXT GENERATION NETWORK POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA MODUL 7 VPN PADA CISCO ROUTER TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang VPN 2. Mengenalkan pada mahasiswa tentang

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN UJI COBA. untuk menghadapi permasalahan yang ada pada jaringan BPPT adalah dengan

BAB 4 PERANCANGAN DAN UJI COBA. untuk menghadapi permasalahan yang ada pada jaringan BPPT adalah dengan BAB 4 PERANCANGAN DAN UJI COBA 4.1 Perancangan Prototype Jaringan Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumya, solusi yang diberikan untuk menghadapi permasalahan yang ada pada jaringan BPPT adalah

Lebih terperinci

MODUL 8 TEORI DASAR. Packet loss = (P. Packets _ trasnmitte d. sehingga. ini. melakukan. pengiriman

MODUL 8 TEORI DASAR. Packet loss = (P. Packets _ trasnmitte d. sehingga. ini. melakukan. pengiriman PRAKTIKUMM NEXT GENERATION NETWORK POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA MODUL 8 ANALISA QoS PADA VPN TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang VPN 2. Mengenalkan pada mahasiswa tentang

Lebih terperinci

BAB 4 USULAN SOLUSI RANCANGAN DAN KONFIGURASI. 4.1 Usulan Rancangan Koneksi Kantor Cabang

BAB 4 USULAN SOLUSI RANCANGAN DAN KONFIGURASI. 4.1 Usulan Rancangan Koneksi Kantor Cabang BAB 4 USULAN SOLUSI RANCANGAN DAN KONFIGURASI 4.1 Usulan Rancangan Koneksi Kantor Cabang Untuk koneksi dari jaringan kantor - kantor cabang ke jaringan kantor pusat Angkasa Pura II, penulis mengusulkan

Lebih terperinci

KONFIGURASI PADA ROUTER R-Indonesia

KONFIGURASI PADA ROUTER R-Indonesia KONFIGURASI PADA ROUTER R-Indonesia Router>enable Router#configure terminal Router(config)#hostname R-Indonesia R-Indonesia(config)#enable secret cisco R-Indonesia(config)#no ip domain-lookup R-Indonesia(config)#line

Lebih terperinci

BAB 3. ANALISA SISTEM Analisa Sistem merupakan salah satu langkah penting dalam penelitian ini. Analisa Sistem dimaksudkan untuk : 1. Mengidentifikasi Masalah : Masalah dapat didefinisikan sebagai suatu

Lebih terperinci

LAMPIRAN A: MODE ROUTER

LAMPIRAN A: MODE ROUTER LAMPIRAN A: MODE ROUTER Mode Router> Router# Router(config)# Router(config-if)# Router(config-line)# Router(config-router)# User mode Privileged mode Global configuration mode Interface mode Line mode

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI Rancangan jaringan lokal pada PT. Yamatogomu Indonesia

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI Rancangan jaringan lokal pada PT. Yamatogomu Indonesia BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1. Rancangan jaringan lokal pada PT. Yamatogomu Indonesia Gambar 4.1. Rancangan jaringan lokal PT. Yamatogomu Indonesia Berikut adalah alasan penggunaan topologi tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Metodologi (Diagram alir kerangka berpikir) Gambar 3.1

BAB III METODOLOGI 3.1 Metodologi (Diagram alir kerangka berpikir) Gambar 3.1 BAB III METODOLOGI 3.1 Metodologi (Diagram alir kerangka berpikir) Gambar 3.1 Metodologi Pada tahap awal dilakukan pengumpulan data dan informasi untuk mengetahui lebih dalam mengenai sistem jaringan yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM. 4.1 Perancangan Infrastruktur Jaringan

PERANCANGAN SISTEM. 4.1 Perancangan Infrastruktur Jaringan BAB 4. PERANCANGAN SISTEM Tahap ini adalah tahapan untuk merancang jaringan VoIP yang akan diimplementasi di Altros, baik untuk infrastruktur jaringan, Call Manager, Unity Express, endpoint devices, hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Pengantar Tentang VOIP

BAB I PENDAHULUAN. A. Pengantar Tentang VOIP BAB I PENDAHULUAN A. Pengantar Tentang VOIP VoIP (Voice over Internet Protocol) adalah teknologi yang menjadikan media internet untuk bisa melakukan komunikasi suara jarak jauh secara langsung. Sinyal

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM Perancangan Topologi Jaringan Komputer VPN bebasis L2TP dan IPSec

PERANCANGAN SISTEM Perancangan Topologi Jaringan Komputer VPN bebasis L2TP dan IPSec BAB 4. PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan menjelaskan tahap perancangan sistem Virtual Private Network (VPN) site-to-site berbasis L2TP ( Layer 2 Tunneling Protocol) dan IPSec (Internet Protocol Security),

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan VPN Untuk menghubungkan jaringan PT. Finroll dan perusahaan relasinya maka perlu adanya proses tunneling antar perusahaan tersebut. Dikarenakan

Lebih terperinci

I. TUJUAN II. PENDAHULUAN

I. TUJUAN II. PENDAHULUAN No exp : 1 Nama: Fitria Afriana Pratiwi TKJ Kelas : 3 TKJ B Dedicated Router Diagnosa WAN Inst : Pa Rudi SMKN 1 CIMAHI Bu Neti I. TUJUAN a. Siswa dapat mengenal dedicated router b. Siswa dapat mengkonfigurasi

Lebih terperinci

VPN (Virtual Private Network)

VPN (Virtual Private Network) VPN (Virtual Private Network) VPN merupakan metode untuk membangun jaringan yang menghubungkan antar node jaringan secara aman / terenkripsi dengan memanfaatkan jaringan publik (Internet / WAN). Beberapa

Lebih terperinci

MENGATUR PERANGKAT MENGGUNAKAN SOFTWARE

MENGATUR PERANGKAT MENGGUNAKAN SOFTWARE MENGATUR PERANGKAT MENGGUNAKAN SOFTWARE Tujuan Pemelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar ini peserta diklat mampu menjelaskan perangkat menggunakan software. pengaturan Uraian materi 1. CLI Command

Lebih terperinci

AKHMAD FAJRI YUDIHARTO( ) Tugas 3. Vlan Menggunakan 2 Switch

AKHMAD FAJRI YUDIHARTO( ) Tugas 3. Vlan Menggunakan 2 Switch Tugas 3 Vlan Menggunakan 2 Switch Pada topologi di atas menggunakan 2 vlan, dimana vlan 10 pada jaringan 192.168.10.0/24 dan vlan 90 pada jaringan 192.168.90.0/24. Konfigurasi pada switch0 Switch>enable

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Berikut adalah spesifikasi perangkat keras yang akan digunakan dalam rancangan jaringan sesuai acuan topologi external network perusahaan.

Lebih terperinci

ANALISIS PERANCANGAN JARINGAN KOMPUTER

ANALISIS PERANCANGAN JARINGAN KOMPUTER ANALISIS PERANCANGAN JARINGAN KOMPUTER KELOMPOK 7: EKA PARAMITA PUTRI / 1102652 RIZKY SHANDIKA P / 1102656 FUTHY PRATIWI / 1102632 YUMN JAMILAH / 1102637 M. RAHIMAL / 1102638 BONIMUL CHANDRA / 1102650

Lebih terperinci

1 IDN Networking Competition Soal Superlab Cisco IDN Competition 2017

1 IDN Networking Competition Soal Superlab Cisco IDN Competition 2017 1 IDN Networking Competition 2017 www.idn.id Soal Superlab Cisco IDN Competition 2017 Topology A. Physical Topologi 2 IDN Networking Competition 2017 www.idn.id 2. Logical Topologi ISP1 ISP2 ISP3 ISP3

Lebih terperinci

BAB IV DISKRIPSI KERJA PRAKTEK

BAB IV DISKRIPSI KERJA PRAKTEK BAB IV DISKRIPSI KERJA PRAKTEK Dalam kerja praktek ini penulis membuat rancangan jaringan VPN yang dimaksudkan untuk membantu memecahkan masalah pada proses pengiriman data maupun informasi secara aman

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Skenario Uji Coba Dengan rancangan jaringan yang telah dibuat, perlu dilakukan uji coba untuk membuktikan bahwa rancangan load balancing dan failover tersebut dapat berjalan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum Sistem Dalam pengerjaan tugas akhir ini, penulis menggunakan lima kondisi sistem, dari yang menggunakan routing table biasa, sampai yang menggunakan metode

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi saat ini telah menjadi suatu kebutuhan penting terutama teknologi Internet. Internet saat ini telah menjadi kebutuhan pokok bagi perorangan,

Lebih terperinci

Konsep kerja VPN pada dasarnya VPN Membutuhkan sebuah server yang berfungsi sebagai penghubung antar PC. Jika digambarkan kira-kira seperti ini

Konsep kerja VPN pada dasarnya VPN Membutuhkan sebuah server yang berfungsi sebagai penghubung antar PC. Jika digambarkan kira-kira seperti ini Pengertian VPN VPN VPN adalah singkatan dari virtual private network, yaitu Sebuah cara aman untuk mengakses local area network yang berada pada jangkauan, dengan menggunakan internet atau jaringan umum

Lebih terperinci

ROUTING STATIS DAN DINAMIS

ROUTING STATIS DAN DINAMIS 5 ROUTING STATIS DAN DINAMIS A. TUJUAN 1. Mahasiswa memahami konsep routing. 2. Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi static routing. 3. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja routing statis B. Peralatan

Lebih terperinci

BAB 9: VIRTUAL PRIVATE NETWORK

BAB 9: VIRTUAL PRIVATE NETWORK BAB 9: VIRTUAL PRIVATE NETWORK Sumber: Debra Littlejohn Shinder, Computer Networking Essentials, Cisco Press, Indianapolis, 2001. Apakah VPN itu? Virtual Networking: menciptakan tunnel dalam jaringan yang

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 80 BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, solusi yang diberikan untuk menghadapi permasalahan yang sedang dihadapi oleh PT. Solusi Corporindo Teknologi adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian mengenai perencanaan internet protocol virtual private network (IP VPN) dan network management untuk efisiensi koneksi internet dengan sistem intranet menggunakan

Lebih terperinci

Private IP network adalah IP jaringan yang tidak terkoneksi secara langsung ke internet IP addresses Private dapat dirubah sesuai kebutuhan.

Private IP network adalah IP jaringan yang tidak terkoneksi secara langsung ke internet IP addresses Private dapat dirubah sesuai kebutuhan. Badiyanto, S.Kom., M.Kom Private Network Private IP network adalah IP jaringan yang tidak terkoneksi secara langsung ke internet IP addresses Private dapat dirubah sesuai kebutuhan. Tidak teregister menjadi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1. Implementasi GETVPN 4.1.1. Konfigurasi Key Server Saat pertama kali melakukan instalasi router untuk menjadi key server perlu dilakukan global config yang menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan melalui internet ataupun dilakukan secara face-to-face. Data

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan  melalui internet ataupun dilakukan secara face-to-face. Data BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Great Heart Media Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang desain dan periklanan. Perusahaan tersebut menawarkan solusi desain dan pemasaran untuk

Lebih terperinci

BAB 3. Metodologi. 3.1 Metodologi. Gambar 3.1 Kerangka Pikir Perancangan IP Telephony

BAB 3. Metodologi. 3.1 Metodologi. Gambar 3.1 Kerangka Pikir Perancangan IP Telephony BAB 3 Metodologi 3.1 Metodologi Gambar 3.1 Kerangka Pikir Perancangan IP Telephony Masalah yang diindetifikasi adalah mengenai penggunaan telepon konvensional pada kantor yang dalam pengoperasiannya mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK 33 BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK Bab ini membahas tentang proses setting untuk VPN pada Mikrotik dan menampilkan foto-foto hasil yang telah dikerjakan. 4.1 INSTALASI DAN PENGGUNAAN MIKROTIK 4.1.1 Prosedur

Lebih terperinci

Translator. Politeknik Elektronik Negeri Surabaya ITS - Surabaya

Translator. Politeknik Elektronik Negeri Surabaya ITS - Surabaya Network Address Translator Politeknik Elektronik Negeri Surabaya ITS - Surabaya 1 Private Network Private IP network adalah IP jaringan yang tidak terkoneksi secara langsung ke internet IP addresses Private

Lebih terperinci

Tunnel dan Virtual Private Network

Tunnel dan Virtual Private Network Tunnel dan Virtual Private Network Tunnel Tunnel di dalam dunia jaringan diartikan sebagi suatu cara untuk meng enkapsulasi atau membungkus paket IP didalam paket IP yang lain. Dimana titik dibelakang

Lebih terperinci

Oleh karena infrastruktur VPN menggunakan infrastruktur telekomunikasi umum, maka dalam VPN harus menyediakan beberapa komponen, antara lain :

Oleh karena infrastruktur VPN menggunakan infrastruktur telekomunikasi umum, maka dalam VPN harus menyediakan beberapa komponen, antara lain : VPN (Virtual Private Network) Yang dimaksud dengan VPN atau Virtual Private Network adalah suatu jaringan private yang mempergunakan sarana jaringan komunikasi publik (dalam hal ini Internet) dengan memakai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang bersifat convergence dengan teknologi komunikasi lainnya. Salah

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang bersifat convergence dengan teknologi komunikasi lainnya. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat pesat mendorong terbentuknya suatu komunikasi yang bersifat convergence dengan teknologi komunikasi lainnya. Salah satunya adalah

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu melewatkan trafik suara, video dan data yang berbentuk paket melalui jaringan IP. Jaringan IP

Lebih terperinci

voip Di susun : Fariansyah Gunawan Nim : Semester : IV

voip Di susun : Fariansyah Gunawan Nim : Semester : IV voip MATA KULIAH : SISTEM TELEKOMUNIKASI Di susun Nama : Fariansyah Gunawan Nim : 10 313 000 Kelas : G Semester : IV KATA PENGANTAR Assalammualaikum Wr.Wb. Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam kegiatannya. Peranan teknologi informasi akan semakin vital bagi perusahaan besar dan perusahaan

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN. melakukan implementasi infrastruktur jaringan yang baru dan sistem IP Telephony

BAB 4 PERANCANGAN. melakukan implementasi infrastruktur jaringan yang baru dan sistem IP Telephony BAB 4 PERANCANGAN 4.1 Persiapan awal Beberapa hal yang harus dilakukan sebagai persiapan awal sebelum melakukan implementasi infrastruktur jaringan yang baru dan sistem IP Telephony pada PT. XYZ ialah:

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Usulan Perancangan Untuk koneksi jaringan data center dari San Jose dan Freemont, penulis mengusulkan membuat suatu jaringan berbasis VPN-MPLS. Dengan perancangan jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. IMPLEMENTASI DAN ANALISIS PERFORMANSI ETHERNET OVER IP (EoIP) TUNNEL Mikrotik RouterOS PADA LAYANAN VoIP DENGAN JARINGAN CDMA 1

BAB I PENDAHULUAN. IMPLEMENTASI DAN ANALISIS PERFORMANSI ETHERNET OVER IP (EoIP) TUNNEL Mikrotik RouterOS PADA LAYANAN VoIP DENGAN JARINGAN CDMA 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informatika dan telekomunikasi saat ini bergerak semakin pesat. Keduanya saling mendukung dan tidak dapat dipisahkan. Saat ini, kebutuhan akan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan analisis terhadap sistem jaringan yang sedang berjalan dan permasalahan jaringan yang sedang dihadapi oleh PT. Mitra Sejati Mulia Industri,

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI VIRTUAL PRIVATE NETWORK DENGAN PROTOKOL PPTP PADA CISCO ROUTER 2901 (STUDI KASUS PRODI TEKNIK INFORMATIKA UNTAN)

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI VIRTUAL PRIVATE NETWORK DENGAN PROTOKOL PPTP PADA CISCO ROUTER 2901 (STUDI KASUS PRODI TEKNIK INFORMATIKA UNTAN) Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 1, No. 1, (2016) 1 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI VIRTUAL PRIVATE NETWORK DENGAN PROTOKOL PPTP PADA CISCO ROUTER 2901 (STUDI KASUS PRODI TEKNIK INFORMATIKA

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE ENKRIPSI PADA JARINGAN VPN SERVER PPTP (POINT TO POINT TUNNELING PROTOCOL)

ANALISIS PERBANDINGAN METODE ENKRIPSI PADA JARINGAN VPN SERVER PPTP (POINT TO POINT TUNNELING PROTOCOL) ANALISIS PERBANDINGAN METODE ENKRIPSI PADA JARINGAN VPN SERVER PPTP (POINT TO POINT TUNNELING PROTOCOL) Almubah Hendriza Ali Andri Jefri Tenggono Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang ABSTRAK

Lebih terperinci

PERANCANGAN VPN DENGAN GRE OVER IPSEC DILENGKAPI SISTEM VOIP PADA PT HENTA JAYA MANDIRI

PERANCANGAN VPN DENGAN GRE OVER IPSEC DILENGKAPI SISTEM VOIP PADA PT HENTA JAYA MANDIRI PERANCANGAN VPN DENGAN GRE OVER IPSEC DILENGKAPI SISTEM VOIP PADA PT HENTA JAYA MANDIRI Ivan BINUS University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27-Jakarta Barat, 021-5345830, ivan_g_20-05@hotmail.com Riady Charnidy

Lebih terperinci

MODUL 9 MPLS (MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING)

MODUL 9 MPLS (MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING) PRAKTIKUM NEXT GENERATION NETWORK POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA MODUL 9 MPLS (MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING) TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang MPLS 2. Mengenalkan pada

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN IM PLEMENTASI. terdapat jaringan komputer untuk memperlancar arus informasi di dalam

BAB 3 ANALISIS DAN IM PLEMENTASI. terdapat jaringan komputer untuk memperlancar arus informasi di dalam BAB 3 ANALISIS DAN IM PLEMENTASI 3.1 Umum Jaringan komputer bukanlah yang baru pada saat ini, hampir di setiap perusahaan terdapat jaringan komputer untuk memperlancar arus informasi di dalam perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan kebutuhan yang sangat penting, karena melalui komunikasi kita bisa menyampaikan ide atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan kebutuhan yang sangat penting, karena melalui komunikasi kita bisa menyampaikan ide atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan kebutuhan yang sangat penting, karena melalui komunikasi kita bisa menyampaikan ide atau pesan kepada orang lain. Seiring berkembangnya teknologi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Arsitektur Komunikasi Data Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus dikembangkan, dan setiap layanan tersebut memiliki tujuan dan kebutuhan yang berbeda.

Lebih terperinci

Network Tech Support Inside local address Inside global address Outside local address Outside global address DHCP & NAT

Network Tech Support Inside local address Inside global address Outside local address Outside global address DHCP & NAT Modul 28: Overview Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) dirancang untuk memberikan IP address dan memberikan informasi penting konfigurasi jaringan lain secara dinamis. Nework Address Translation

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang dan dapat dilakukan tidak hanya secara langsung tetapi juga. mendukung hal tersebut adalah jaringan komputer.

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang dan dapat dilakukan tidak hanya secara langsung tetapi juga. mendukung hal tersebut adalah jaringan komputer. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuh pesatnya teknologi informasi pada saat ini membuat ruang gerak suatu komunikasi menjadi lebih bebas dan fleksibel. Pada masa lampau suatu komunikasi biasa dilakukan

Lebih terperinci

TUGAS KEAMANAN JARINGAN VPN DI LINUX

TUGAS KEAMANAN JARINGAN VPN DI LINUX TUGAS KEAMANAN JARINGAN VPN DI LINUX Disusun Oleh : NURFAN HERDYANSYAH ( 09.18.055 ) JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA S-1 FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2012 VPN di LINUX VPN

Lebih terperinci

- 1 - Frame Relay. Fitur Frame Relay. Beberapa fitur frame relay adalah sebagai berikut: 1. Kecepatan tinggi. 2. Bandwidth Dinamik

- 1 - Frame Relay. Fitur Frame Relay. Beberapa fitur frame relay adalah sebagai berikut: 1. Kecepatan tinggi. 2. Bandwidth Dinamik - 1 - Frame Relay Frame Relay adalah protokol WAN yang beroperasi pada layer pertama dan kedua dari model OSI, dan dapat diimplementasikan pada beberapa jenis interface jaringan. Frame relay adalah teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. packet-switch, jadi dalam bertelepon menggunakan jaringan IP atau Internet.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. packet-switch, jadi dalam bertelepon menggunakan jaringan IP atau Internet. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu melewatkan trafik suara, video dan data yang berbentuk paket melalui jaringan IP. Jaringan IP sendiri

Lebih terperinci

Vpn ( virtual Private Network )

Vpn ( virtual Private Network ) Vpn ( virtual Private Network ) VPN ( Virtual Private Network ) VPN(Virtual Private Network) adalah sebuah jaringan yang menggunakan infrastruktur telekomunikasi publik, seperti internet untuk menyediakan

Lebih terperinci

PENERAPAN SPANNING TREE PROTOCOL (STP) PADA JARINGAN DI GEDUNG PERTIWI GROUP

PENERAPAN SPANNING TREE PROTOCOL (STP) PADA JARINGAN DI GEDUNG PERTIWI GROUP PENERAPAN SPANNING TREE PROTOCOL (STP) PADA JARINGAN DI GEDUNG PERTIWI GROUP TEKNOLOGI INFORMASI Dosen Pengajar : Enda Wista Sinuraya, ST., MT. Disusun Oleh : Aditya (2106011413 Bimo Bagaskoro (21060114140096)

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknologi yang kita usulkan kepada PT.XYZ adalah : 1. Switch 2911 Integrated Services Router

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknologi yang kita usulkan kepada PT.XYZ adalah : 1. Switch 2911 Integrated Services Router BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Techonology Teknologi yang kita usulkan kepada PT.XYZ adalah : 1. Switch 2911 Integrated Services Router Spesifikasi : a. Memiliki 3 integrated 10/100/1000 port Ethernet

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Hardware Jaringan Pada LPP TVRI, terdapat 2 hal yang paling mencolok, yakni penggunaan 2 buah router yang menggunakan 2 buah vendor yang berbeda dan juga memiliki

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI VOIP SERVER MENGGUNAKAN SOFTWARE PHONE 3CX SYSTEM DENGAN IP PBX NASKAH PUBLIKASI

IMPLEMENTASI VOIP SERVER MENGGUNAKAN SOFTWARE PHONE 3CX SYSTEM DENGAN IP PBX NASKAH PUBLIKASI IMPLEMENTASI VOIP SERVER MENGGUNAKAN SOFTWARE PHONE 3CX SYSTEM DENGAN IP PBX NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Andi Burhanuddin 10.11.3530 kepada JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA

Lebih terperinci

MODUL 6 TUNNELING IPv6 OVER IPv4

MODUL 6 TUNNELING IPv6 OVER IPv4 PRAKTIKUM NEXT GENERATION NETWORK POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA MODUL 6 TUNNELING IPv6 OVER IPv4 TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang dual stack 2. Mengenalkan pada mahasiswa

Lebih terperinci

Perancangan Jaringan dengan Menggunakan IPSec VPN pada PT. Great Heart Media Indonesia

Perancangan Jaringan dengan Menggunakan IPSec VPN pada PT. Great Heart Media Indonesia Perancangan Jaringan dengan Menggunakan IPSec VPN pada PT. Great Heart Media Indonesia RINGKASAN SKRIPSI Oleh : Winky Febri (1200942673) William Budi Wijoyo (1200942780) Alvin Agung (1200943474) Kelas/

Lebih terperinci

a. Local Area Network (LAN)

a. Local Area Network (LAN) Konfigurasi VLAN Untuk Instansi Pendidikan Perguruan Tinggi Ardhiyan Akhsa (15111113) Saat ini penggunaan teknologi jaringan komputer sebagai media komunikasi data semakin meningkat. Seiring dengan semakin

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. B. Pengenalan Cisco Router

METODE PENELITIAN. B. Pengenalan Cisco Router PENDAHULUAN Di suatu instansi atau perusahaan pastinya banyak sekelompok orang yang menghendaki pengambilan data secara illegal ataupun perusakan jaringan pada perusahaan tertentu. Oleh karena itu dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. biaya. Akan tetapi permasalahan keamanan masih menjadi faktor utama.

BAB 1 PENDAHULUAN. biaya. Akan tetapi permasalahan keamanan masih menjadi faktor utama. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Internet merupakan sebuah jaringan global dan terbuka, dimana setiap pengguna dapat saling berkomunikasi dan bertukar informasi. Seiring dengan maraknya penggunaan

Lebih terperinci

BAB 4. PERANCANGAN. Gambar 4.1 Desain Alur Registrasi Sumber: (Hasil olah data Penulis)

BAB 4. PERANCANGAN. Gambar 4.1 Desain Alur Registrasi Sumber: (Hasil olah data Penulis) BAB 4. PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan tahap perancangan, simulasi dan uji coba pertama bagimana fitur Tail End Hop Off (TEHO) pada Cisco IP Telephony mengoptimalisasi jaringan komputer yang

Lebih terperinci

VPLS Tunnel Untuk Kebutuhan Akses Data Pada Backbone Office to Office Menggunakan Mikrotik

VPLS Tunnel Untuk Kebutuhan Akses Data Pada Backbone Office to Office Menggunakan Mikrotik VPLS Tunnel Untuk Kebutuhan Akses Data Pada Backbone Office to Office Menggunakan Mikrotik Aan Choesni Herlingga 1, Agus Prihanto 2 1,2 Prodi D3 Manajemen Informatika, Jurusan Tekni Elektro, Universitas

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM VPN-MPLS MODUL 5 WIDE AREA NETWORK

LAPORAN PRAKTIKUM VPN-MPLS MODUL 5 WIDE AREA NETWORK LAPORAN PRAKTIKUM VPN-MPLS MODUL 5 WIDE AREA NETWORK OLEH: Serco Prayogi Sutarto (201010370311416) Dodik Gaghan Saputra (201010370311430) Stephen Ferry Faridyan (201010370311431) Dicky Fajar Ramadhan (201010370311442)

Lebih terperinci

BAB 5. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB 5. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB 5. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Dalam implementasi sistem jaringan ini akan menerapkan semua yang telah direncangkan dan didesain pada tahap sebelumnya yaitu tahap design dan simulasi. Untuk perangkat

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005/2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005/2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN VPN PADA KONEKSI KANTOR CABANG DAN MOBILE USER DENGAN KANTOR PUSAT

Lebih terperinci

KONFIGURASI JARINGAN/NETWORK PT. SYSTECCO

KONFIGURASI JARINGAN/NETWORK PT. SYSTECCO KONFIGURASI JARINGAN/NETWORK PT. SYSTECCO I. Pendahuluan Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, maka perusahaan tempat kami bekerja sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. terhadap hasil konfigurasi yang telah diimplementasikan. Adapun evaluasi yang

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. terhadap hasil konfigurasi yang telah diimplementasikan. Adapun evaluasi yang BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Bab ini akan membahas secara rinci mengenai langkah-langkah yang dilakukan terhadap rancangan infrastruktur yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah proses implementasi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Uji Coba Skenario 1: Analisis Penggunaan NAT, Firewall, dan Nmap Pada skenario pertama yang terdapat di dalam bab perancangan, penulis akan melakukan uji coba dan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM 08 DYNAMIC ROUTING CISCO, WINDOWS

MODUL PRAKTIKUM 08 DYNAMIC ROUTING CISCO, WINDOWS MODUL PRAKTIKUM 08 DYNAMIC ROUTING CISCO, WINDOWS TUJUAN Setelah praktikum dilaksanakan, peserta praktikum diharapkan memiliki kemampuan 1. Melakukan konfigurasi RIP pada Cisco Router 2. Melakukan konfigurasi

Lebih terperinci

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI KEAMANAN JARINGAN VOICE OVER INTERNET PROTOKOL (VOIP) MENGGUNAKAN VPN TUNNELING PPTP DAN L2TP/IPSEC

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI KEAMANAN JARINGAN VOICE OVER INTERNET PROTOKOL (VOIP) MENGGUNAKAN VPN TUNNELING PPTP DAN L2TP/IPSEC ANALISIS DAN IMPLEMENTASI KEAMANAN JARINGAN VOICE OVER INTERNET PROTOKOL (VOIP) MENGGUNAKAN VPN TUNNELING PPTP DAN L2TP/IPSEC Suci Monalisa Olii Mukhlisulfatih Latief 1 Tajuddin Abdillah 2 SI Sistem Inforrnasi/Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertukaran Informasi antar perusahaan di dunia pada awalnya hanya terbatas di media-media cetak, akan tetapi semakin berkembangnya suatu perusahaan berbanding lurus

Lebih terperinci

Perbandingan Virtual Private Network Protokol Menggunakan Point to Point Tunnel Protocol dan OpenVPN

Perbandingan Virtual Private Network Protokol Menggunakan Point to Point Tunnel Protocol dan OpenVPN Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Perbandingan Virtual Private Network Protokol Menggunakan Point to Point Tunnel Protocol dan OpenVPN Henki Bayu Seta 1),

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 47 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Perangkat Keras Perangkat keras atau hardware terpenting yang dipakai untuk membuat perubahan pada topologi jaringan SMA St. Kristoforus

Lebih terperinci

1. Mahasiswa dapat melakukan instalasi dan konfigurasi 3CX Phone System 2. Mahasiswa dapat mengoperasikan 3CX Phone System

1. Mahasiswa dapat melakukan instalasi dan konfigurasi 3CX Phone System 2. Mahasiswa dapat mengoperasikan 3CX Phone System Tujuan Praktikum 1. Mahasiswa dapat melakukan instalasi dan konfigurasi 3CX Phone System 2. Mahasiswa dapat mengoperasikan 3CX Phone System Pengertian VoIP ( Voice over Internet Protocol ) Voice over Internet

Lebih terperinci

MODUL 7 ANALISA QoS pada MPLS

MODUL 7 ANALISA QoS pada MPLS PRAKTIKUM NEXT GENERATION NETWORK POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA MODUL 7 ANALISA QoS pada MPLS TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang MPLS 2. Mengenalkan pada mahasiswa tentang

Lebih terperinci

PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF

PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF 1 PENDAHULUAN Jaringan komputer merupakan kumpulan komputer yang terhubung secara fisik dan dapat berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Diagram Alir Kerangka Berpikir. Gambar 3.1 Diagram Alir Kerangka Pemikiran

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Diagram Alir Kerangka Berpikir. Gambar 3.1 Diagram Alir Kerangka Pemikiran 3.1 Diagram Alir Kerangka Berpikir BAB 3 METODOLOGI Gambar 3.1 Diagram Alir Kerangka Pemikiran 33 34 Gambar 3.2 Diagram Alir Kerangka Pikiran Lanjutan Proses penelitian yang dibuat dimulai dari studi penelitian

Lebih terperinci

SI IMPLEMENTASI VPN SERVER PADA WINDOWS 7

SI IMPLEMENTASI VPN SERVER PADA WINDOWS 7 SI-34-03 IMPLEMENTASI VPN SERVER PADA WINDOWS 7 0 Daftar Isi A. Apa itu VPN?... 2 B. Cara Kerja VPN... 2 C. Kelebihan dan Kekurangan VPN... 3 D. Manfaat menggunakan VPN... 3 E. Implementasi VPN... 4 a.

Lebih terperinci

Penganalan Routing dan Packet Forwarding

Penganalan Routing dan Packet Forwarding Penganalan Routing dan Packet Forwarding Pengenalan Routing dan Packet Forwarding Pada saat ini jaringan komputer memiliki peran yang signifikan pada kehidupan manusia, jaringan komputer mengubah cara

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI Metode Penelitian

BAB 3 METODOLOGI Metode Penelitian BAB 3 METODOLOGI 3.1. Metode Penelitian Di dalam penelitian ini telah dilakukan observasi untuk mengetahui masalah ataupun keluhan yang dihadapi oleh customer maupun PT. Legreen itu sendiri. Berikut adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan modular dengan berbasis teknologi IP (Internet

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan modular dengan berbasis teknologi IP (Internet BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi membawa perubahan yang sangat mendasar bagi dunia telekomunikasi. Dalam teknologi komunikasi, komunikasi suara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Topologi Jaringan Topologi adalah suatu cara menghubungkan komputer satu dengan komputer yang lainnya maupun perangkat sehingga membentuk sebuah jaringan dan dapat berkomunikasi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN TESTING

IMPLEMENTASI DAN TESTING BAB 5. IMPLEMENTASI DAN TESTING 5.1. Implementasi Topologi jaringan pada gambar 4.1 disusun untuk menghubungkan host pada kantor cabang PT XYZ dengan server. Yang dikonfigurasi pertama kali adalah pengalamatan

Lebih terperinci

Cara Setting IP Address DHCP di

Cara Setting IP Address DHCP di Cara Setting IP Address DHCP di komputer/laptop Anda: Cara Setting IP Address DHCP di komputer/laptop Anda Berikut beberapa langkah mudah untuk mensetting ip address model manual ke model DHCP di komputer/laptop

Lebih terperinci

Bab II. Tinjuan Pustaka

Bab II. Tinjuan Pustaka Bab II Tinjuan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Pemanfaatan teknologi VPN dengan menggunakan protokol PPTP ini juga pernah diimplementasikan oleh mahasiswa dari program Studi Teknik Informatika Stimik

Lebih terperinci

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Memahami dan mampu melakukan konfigurasi jaringan wireless menggunakan router wireless atau access point (AP). 2. Memahami dan mampu melakukan konfigurasi jaringan wireless menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1. Pengujian Metode Dual Stack 4.1.1. Perancangan Jaringan Jaringan dual stack dibuat menggunakan program GNS3 yang diintegrasikan dengan program virtualbox. Model jaringan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTIK. Bab ini membahas tentang proses perancangan dan menampilkan

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTIK. Bab ini membahas tentang proses perancangan dan menampilkan BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTIK Bab ini membahas tentang proses perancangan dan menampilkan screenshot hasil perancangan yang akan dikerjakan pada Kantor MPC (Mail Processing Centre) Pt. Pos Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. sampai dengan tahun 1981, Perusahaan ini berlokasi di Jalan Aipda K.K. Tubun

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. sampai dengan tahun 1981, Perusahaan ini berlokasi di Jalan Aipda K.K. Tubun BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Sekilas Tentang Perusahaan PT. Mulia Knitting Factory berdiri pada tanggal 30 September 1955, didirikan oleh Bapak Phan Wan Shit dan Raden Udjer. Sejak saat berdirinya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. jaringan baru yang dapat mendukung infrastruktur yang ada. Pengamatan yang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. jaringan baru yang dapat mendukung infrastruktur yang ada. Pengamatan yang BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1 Analisis Jaringan Komputer Analisis ini dilakukan untuk menjawab perlu tidaknya perancangan jaringan baru yang dapat mendukung infrastruktur yang ada. Pengamatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dewasa ini pertumbuhan jumlah user internet semakin meningkat. Hal ini dikarenakan perkembangan teknologi internet dan tingkat kebutuhan manusia untuk melakukan pertukaran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1. Rancangan Topologi 4.1.1. Topologi Jaringan Pada Bagian Umum dan Pengadaan Sekretariat Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Desain topologi jaringan komputer yang digunakan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : router, virtual private netwok, point to point protocol, private, server, client, tunnel, failover.

ABSTRAK. Kata kunci : router, virtual private netwok, point to point protocol, private, server, client, tunnel, failover. ABSTRAK Perkembangan akan kebutuhan pengolahan data dan informasi saat ini semakin meningkat, dan dibutuhkan lebih dari satu komputer yang digunakan pada suatu perusahaan. Komunikasi dan pertukaran data

Lebih terperinci