MODEL PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS PADA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP SE-KECAMATAN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODEL PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS PADA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP SE-KECAMATAN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015"

Transkripsi

1

2 MODEL PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS PADA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP SE-KECAMATAN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi strata I Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh: Sri Wuryani NIM : JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)SALATIGA 2015 i

3 ii

4 MODEL PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS PADA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP SE-KECAMATAN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi strata I Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh: Sri Wuryani NIM : JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)SALATIGA 2015 iii

5 iv

6 v

7 vi

8 vii

9 MOTTO Dengan kesederhanaan hidup bukan berarti tidak ada kebahagian, kebahagian ada pada seberapa besar keberartian hidup kita untuk hidup orang lain dan sekitar, seberapa besar kita menginspirasi mereka. Kebahagian ada pada hati yang bersih, lapang dan bersyukur dalam setiap penerimaan... (Tere Liye. Amelia, Serial Anak-Anak Mamak.2013) PERSEMBAHAN: Untuk orang tuaku, para dosenku, Suamiku, Anakku, seluruh saudaraku tercinta di LDK Darul Amal STAIN Salatiga, Alfirdaus family (Khusnul, yani, nurhayati, ika, siti qomariyah), teman-teman PAI angkatan 2010 khususnya kelas PAI C, viii

10 KATA PENGANTAR بسم الله الرحمن الرحيم Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Rahman dan Rahim yang dengan rahmat, taufik, dan hidayah-nya skripsi dengan judul Model Pelaksanaan Supervisi Klinis Pada Guru Pendidikan Agama Islam Di SMP Se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2014/2015 bisa diselesaikan. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Sang teladan utama, Nabi Muhammad SAW, juga kepada para sahabat, keluarga dan orang yang istikomah mengikuti petunjuknya Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak terkait. Sungguh menjadi kebahagiaan yang tiada tara penulis rasakan setelah skripsi ini selesai. Oleh karena itu penulis ucapkan terima kasih setulusnya kepada: 1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M. Pd. selaku Ketua IAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M. Pd. Selakuketua JurusanTarbiyah IAIN Salatiga. 3. Bapak Rasimin, M. Pd., selaku Dekan Prodi PAI. 4. Ibu Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd., selaku pembimbing yang telah mengarahkan, membimbing, memberikan petunjuk dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini. 5. Ibu Muna Erawati, M.Si., selaku dosen pembimbing akademik yang membantu selama menuntut ilmu di IAIN Salatiga ix

11 6. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis. 7. Bapak dan Ibu Penulis (Bapak Sarjono dan Ibu Pawwit), Bapak dan Ibu Mertua (Bapak Suripto dan Ibu Marfu ah), Rudi Yanto (Suami penulis) M.arka AlHafiz(Anak Penulis), Yoko, Dewi, Heru (Kakak penulis), Desi, Sulis, Iwan( Adik penulis) yang senantiasa memberikan dukungan berupa moril, materil, dan spiritual kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 8. Alfirdaus family (Khusnul, Fatimah, Nurhayati, Ika, Siti Qomariyah). Kalian adalah sahabat dan saudara terbaik yang pernah kumiliki. Jazakumullah ahsanul jaza atas dukungan, motivasi, serta inspirasinya. 9. Keluarga Besar Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal. Teruslah berkarya dan berjuang di jalan cinta para pejuang. 10. Teman-teman senasib seperjuangan 2010, khususnya kelas PAI C. Terima kasih atas dukungan dan bantuannya. 11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih atas bantuan dan dorongannya. Atas segala hal tersebut, penulis hanya bisa berdoa, semoga Allah mencatatnya sebagai amal salih yang akan mendapatkan balasan terbaik. Semoga skripsi bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Aamiin. Salatiga, 13 Maret 2015 Penulis x

12 ` ABSTRAK Wuryani, Sri Model Pelaksanaan Supervisi Klinis di SMP Se-Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd Kata Kunci: Model, Pelaksanaan Supervisi Klinis, Guru PAI. Penelitian ini merupakan upaya untuk mendeskripsikan dan menganalisis tentang model pelaksanaan supervisi klinis di SMP se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana model pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2014/2015? (2) Apa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2014/2015? (3) Apakah upaya-upaya yang dilakukan dalam menghadapi kendala pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2014/2015?. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan pengamatan, wawancara yang mendalam, dan dokumentasi. Untuk menjawab pertanyaan tersebut peneliti menggunakan pendekatan kualitatif sesuai dengan analisis, maka yang dilakukan penulis adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan mengadakan triangulasi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa : (1) Model pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam: SMP N 3 (model yang dipakai perkunjungan kelas dan pecakapan pribadi), SMP N 2 (model yang dipakai observasi kelas dan percakapan pribadi), SMP PGRI (model yang dipakai percakapan pribadi). (2) Kendala yang dihadipi dalam pelaksanaan supervisi klinis pendidikan agama Islam SMP N 3: (kendala untuk metode kunjungan kelas siswa dirasa terganggu oleh supervisor yang masuk ke dalam kelas ketika proses belajar mengajar, kendala untuk metode percakapan pribadi memakan banyak waktu), SMP N2(kendala untuk metode observasi kelas guru terlihat canggung dalam mengajar, kendala untuk metode percakapan pribadi minimnya waktu guru ketika tidak mengajar.), SMP PGRI (minimnya jam kosong untuk guru dalam mengajar). (3) Upaya yang dilakukan dalam menghadapi kendala supervisi klinis: SMP N 3 (upaya yang dilakukan untuk metode perkunjungan kelas dengan melakukan pengamatan diluar kelas, upaya yang dilakukan untuk metode percakapan pribadi guru yang di supervisi diajak untuk berdiskusi sesingkat mungkin), SMP N 2(upaya untuk metode observasi kelas dengan membagikan angket kepada peserta didik dimana isinya adalah mengenai bagaimana cara guru itu mengajar, upaya untuk metode percakapan pribadi adalah melakukan pertemuan dengan guru yang bersangkutan berkali kali, SMP PGRI (upaya untuk metode percakapan pribadi melakukan pertemuan dengan guru yang bersangkutan beberapa kali). xi

13 DAFTAR ISI SAMPUL... i LEMBAR BERLOGO... ii JUDUL... iii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv PENGESAHAN KELULUSAN... v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vii KATA PENGANTAR... viii ABSTRAK... x DAFTAR ISI... xii DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 7 C. Tujuan Penelitian... 7 D. Manfaat Penelitian... 8 E. Definisi Operasional... 8 F. Metode Penelitian G. Sistematika Penulisan xii

14 xiii

15 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Supervisi Pendidikan Pengertian Supervisi Pendidikan Tujuan Supervisi Pendidikan Fungsi Supervisi Prinsip-Prinsip Supervisi Macam-Macam Supervisi Teknik Supervisi Tipe-Tipe Supervisi Pendidikan B. Supervisi Klinis Pengertian Supervisi Klinis Tujuan Supervisi Klinis Ciri-Ciri Supervisi Klinis Manfaat Supervisi Klinis Tahapan Supervisi Klinis Bentuk Supervisi Klinis C. Supervisi Pendidikan Agama Islam BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum SMP N 3 Kedu B. Gambaran Umum SMP N 2 Kedu C. Gambaran Umum SMP PGRI Kedu xiv

16 BAB IV PEMBAHASAN A. SMP N 3 KEDU Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru Pendidikan Agama Islam Pembahasan Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru Agama Islam B. SMP N 2 KEDU Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru Pendidikan Agama Islam Pembahasan Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru Agama Islam C. SMP PGRI KEDU Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru Pendidikan Agama Islam Pembahasan Pelaksanaan Supervisi Klinis pada Guru Agama Islam BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN xv

17 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Insrumen Penelitian Lampiran 2 Surat Tugas Pembimbing Skripsi Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Daftar Nilai SKK Lampiran 5 Lembar Bimbingan Skripsi Lampiran 6 Riwayat Hidup Penulis xvi

18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, tuntutan untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri manusia sangatlah penting agar tidak tergeser oleh persaingan yang semakin lama semakin kompleks, salah satuya dengan mendapatkan pendidikan yang benar sehingga potensi manusia dapat berkembang secara maksimal. Pendidikan merupakan kegiatan mengoptimalkan perkembangan potensi, kecakapan dan karakteristik peserta didik (Sukmadinata, 2006:1). Hal ini mendorong lembaga-lembaga sekolah untuk selalu berusaha meningkatkan mutu pendidikan agar lebih berkualitas dan dapat mengikuti perkembangan zaman untuk mencetak para lulusan yang handal, berkualitas, kreatif dan juga beriman dan bertakwa. Kepribadian yang bermoral dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa haruslah tertanam dengan baik dalam diri anak didik, karena kemajuan yang tidak dibarengi dengan kuatnya iman dan takwa maka dapat menyebabkan anak akan terjerumus ke dalam hal-hal yang dapat merusak moral mereka seperti pergaulan bebas, berhura-hura, melakukan aksi kerusakan, pencurian dan lainnya, hal yang itu akan merusak dirinya sendiri dan orang lain. Oleh karena itu, pendidikan agama Islam sangatlah 1

19 2 penting sebagai pendidikan mereka untuk memperkuat dan meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT. Keberhasilan suatu pendidikan didasarkan oleh banyak faktor yang mendukung. Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa terdiri dari faktor internal (faktor dari dalam siswa) yaitu keadaan atau kondisi siswa, faktor internal (faktor dari luar siswa), faktor pendekatan belajar yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran (Muhibbin, 2004:132). Dari faktor-faktor tersebut, faktor pendekatan pembelajaran sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang berintikan interaksi antara peserta didik dengan para pendidik serta sebagai sumber pendidikan (Sukmadinata, 2006:24). Interaksi antara peserta didik dengan para pendidik dan sumber-sumber pendidikan tersebut dapat berlangsung dalam situasi pergaulan (pendidikan), pengajaran, latihan serta bimbingan. Oleh karena itu hendaknya seorang guru harus menyadari bahwa tugas mengajar adalah sebuah pekerjaan yang tidak sederhana dan mudah. Hal ini dikarenakan guru adalah seorang yang mempunyai gagasan dan harus mewujudkan gagasan-gagasan tersebut untuk kepentingan anak didik. Sehingga dapat menunjang hubungan sebaik-baiknya antara guru dengan anak didik. Dalam mengembangkan dan menerapkan keutamaan yang menyangkut agama Islam, kebudayaan, dan keilmuan (Nurdin, 2002:8).

20 3 Guru adalah salah satu unsur penentu keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Tidak semua guru memahami seluk-beluk pelaksanaan kegiatan adanya perkembangan dan kemajuan dunia pembelajaran yang belum diketahui oleh guru tersebut. Guru yang demikian memerlukan bimbingan, pelayanan dan supervisor. Kegiatan utama pendidikan di sekolah yakni bertujuan untuk mewujudkan kegiatan pembelajaran. Seluruh aktifitas organisasi bermuara pada pencapaiaan efesiensi dan efektivitas pembelajaran. Oleh karena itu tugas kepala sekolah sebagai supervisor, yaitu mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan (Mulyasa, 2007:111). Terkait dengan hal itu pemerintah juga mengeluarkan kebijakan sebagaimana tertuang dalam undang-undang SIDIKNAS Bab XIX pasal 66 ayat 1 menyebutkan pemerintah, pemerintah daerah, dewan pendidikan dan komite sekolah/madrasah melakukan pengawasan atas penyelenggaraan pendidikan pada semua jenjang dan jenis pendidikan sesuai dengan kewenangan masing-masing (UU RI no. 20 tahun 2003, 2006:111). Untuk itu, supervisor baik kepala sekolah maupun kantor pengawas wilayah harus dapat berperan memberikan bantuan, motivasi kepada guru-guru sebagai usaha peningkatan kualitas pengajaran dan pembinaan termasuk guru pendidikan agama Islam. Idealnya supervisor harus bisa memberikan teladan bagi bawahannya, menyuruh pada yang ma ruf dan melarang pada yang mungkar, seperti yang tercantum dalam Q.S Ali Imron ayat:104, Allah SWT berfirman yang berbunyi :

21 4 p B é & ö Nä 3 Y Ï i B ` ä 3 t F ø 9 u r Î Ž ö sƒ ø : $ # n < Î ) t b q ã ã ô t ƒ t b r ã ã B ù' t ƒ u r Å $ r ã è p R ùq$ $ Î / Ç ` t ã y 7 Í» s9 ' r é & u r 4 t b ö q y g Z t ƒ u r Ì s3 Y ß J ø 9 $ # Ç Ê É Í È š c q ß sî = ø ÿ ß J ø 9 $ # ã Nè d artinya : dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh dari yang ma ruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung.(departemen Agama RI Al Qur an dan Terjemahnya, 1989:63). Berdasarkan pernyataan itulah, maka seorang guru memerlukan pembinaan(supervisi) secara berkala dan berkelanjutan. Fungsi dari adanya pengawas pada semua jenjang pendidikan itu adalah menyuruh atau mengajak yang ma ruf dan mencegah yang mungkar. Namun dalam kenyataannya, penggunaan aspek administratif lebih diutamakan, karena hal tersebut hanya membutuhkan waktu yang singkat dibanding dengan aspek akademik. Kondisi tersebut terlihat dari peran pengawas(supervisor) yang jarang bertatap muka dengan guru atau kadang-kadang dalam mengadakan survei hanya melalui kunjungan kelas. Semua pengawasan itu hanya menitik beratkan pada aspek administratife dalam pengelolaan mekanisme kegiatan pendidikan yang dikelola oleh sekolah. Sedangkan upaya untuk memperbaiki pembinaan pada aspek kurikulum, kegiatan ekstra dan evaluasi masih kurang diperhatikan. Sehingga permasalahan

22 5 dalam pengajaran yang dialami oleh guru, yakni sebagian besar tidak diketahui oleh pengawas. Jika supervisi dilaksanakan oleh kepala sekolah, maka ia harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga pendidik. Pengawas dan pengendalian merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar para pendidik tidak melakukan penyimpangan dan lebih hati-hati dalam melaksanakan pekerjaanya. Pengawasan dan pengendalian yang dilakukan kepala sekolah terhadap tenaga kependidikanya khususnya adalah guru, itulah yang dinamakan supervisi klinis yang bertujuan meningkatkan kemampuan profesional dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang melalui pembelajaran yang efektif (Mulyasa, 2007:112). Apa yang telah diungkapkan sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah yang menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien. Disamping itu perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya yang diterapkan dalam pendidikan juga bergerak pesat sehingga menuntut penguasaan yang profesional. Menyadari hal tersebut, setiap kepala sekolah dihadapkan pada tantangan untuk melakukan pengembangan pendidikan secara terarah, terencana dan berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

23 6 Sebagai kegiatan pengawasan, supervisi pendidikan saat ini belum sesuai harapan. Meski terbukti tetap dilakukan hingga saat ini, namun hasil dari supervisi ada yang justru tidak mencerminkan gambaran informasi dan data yang sebenarnya. Supervisi telah kehilangan ruhnya sebagai fungsi controling dan pembinaan terhadap guru di sekolah. Supervisi yang apaadanya (natural) telah hilang dari budaya pendidikan. yang lazim pelaksanaan. supervisi di sekolah sudah diketahui jauh-jauh hari sebelumnya. Dengan demikian, tidak ada kejutan lagi dan terkesan sudah dipersiapkan. Dari pemikiran tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut tentang model pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam dengan judul MODEL PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS PADA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP SE-KECAMATAN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

24 7 B. Rumusan Masalah Berdasarkan judul tersebut maka dapat diambil beberapa masalah pokok yang sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut, diantaranya: 1. Bagaimana model pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam di SMP se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2014/2015? 2. Apa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam di SMP se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2014/2015? 3. Apakah upaya-upaya yang dilakukan dalam menghadapi kendala pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam di SMP se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2014/2015? C. Tujuan Penelitian Dengan adanya uraian di atas, maka tujuan dari penelitian ini diantaranya adalah: 1. Untuk mengetahui model pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam di SMP se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2014/ Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam di SMP se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2014/2015.

25 8 3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan dalam menghadapi kendala pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam di SMP se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2014/2015. D. Manfaat Hasil Penelitian Adapun manfaat penelitian ini ada dua: 1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi, wawasan pemikiran dan pengetahuan dalam bidang pendidikan bagi penyusun pada khususnya dan bagi dunia pendidikan pada umumnya. 2. Secara praktis, sepervisor dapat mengevaluasi kinerjanya dalam melakukan bimbingan dan kegiatan sebagai supervisor yang menjadi tanggung jawabnya sebagai supervisor, dapat memberikan bantuan dan dorongan agar semua guru dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi serta meningkatkan kreatifitasnya dalam mengajar. Sehingga guru dapat menemukan inovasi-inovasi baru untuk menunjang pembelajaran yang kreatif. E. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahan pemahaman judul ini, maka penulis perlu memberi pengertian-pengertian dari istilah-istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini:

26 9 1. Supervisi klinis Supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan pada peningkatan mengajar dengan melalui siklus yang sistematik, dalam perencanaan, pengamatan serta analisis yang intensif dan cermat tentang ketrampilan mengajar yang nyata, serta bertujuan mengadakan perubahan dengan cara yang rasional (Sahertian, 2008:36). Supervisi klinis yang dimaksud di sini adalah supervisi yang di fokuskan pada peningkatan mengajar dengan melalui siklus yang sistematik, yang bertujuan mengadakan perubahan secara rasional. 2. Pendidikan Agama Islam Pendidikan agama Islam adalah usaha bimbingan dan usaha terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikan sebagai pandangan hidup ( dikutip 27 Februari 2015). Yang dimaksud penulis dalam penelitian ini adalah bagaimana supervisor memberi atau bimbingan kepada guru pendidikan agama Islam untuk selalu berinovasi dan kreatif dalam mendidik siswa. 3. Guru Pendidikan Agama Islam Secara umum pengertian guru agama dapat diartikan guru yang mengajarkan mata pelajaran agama. Menurut Ahmad D. Marimba bahwa pendidik Islam atau guru agama adalah orang yang bertanggung jawab mengarahkan dan membimbing anak didik berdasarkan hukum-hukum agama Islam. Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa guru agama

27 10 Islam adalah orang yang mengajarkan bidang studi agama Islam. Guru agama juga diartikan sebagai orang dewasa yang memiliki kemampuan agama Islam secara baik dan diberi wewenang untuk mengajarkan bidang studi agama Islam untuk dapat mengarahkan, membimbing dan mendidik peserta didik berdasarkan hukum-hukum Islam untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. ( dikutip 23 Februari 2015). F. Metode penelitian Metodologi penelitian merupakan ilmu yang membahas metode ilmiah dalam proses penelitian. Untuk mendapat hasil penelitian yang baik, cermat dan akurat, maka pada penelitian ini akan digunakan tahap-tahap berikut: 1. Jenis Pendekatan dan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Pemilihan penggunaan pendekatan penelitian kualitatif dalam penelitian ini didasarkan pada fenomena kasus yang akan diteliti yaitu pelaksanaan supervisi pendidikan. Supervisi pendidikan merupakan salah satu kegiatan supervisor guna menjadikan guna memantapkan profesionalisme seorang guru. Hal ini bersesuaian dengan pengertian penelitian kualitatif yaitu proses penelitian dan pemahaman berdasarkan pada metologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia (Iskandar, 2009:11). Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini termasuk pada jenis

28 11 fenomenologi yaitu penelitian yang berorientasi untuk memahami, menggali, dan menafsirkan arti dari peristiwa-peristiwa, fenomena-fenomena dan hubungan dengan orang-orang tertentu. 2. Kehadiran Peneliti Kehadiran peneliti pada penelitian kualitatif sangatlah penting. Karena penelitian harus melakukan pengamatan sekaligus terjun langsung di lapangan untuk mendapatkan hasil yang diperlukan untuk menunjang penelitiannya, maka, peneliti akan melakukan penelitian langsung di SMP se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung. 3. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan oleh penulis di SMP Se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung Provinsi Jawa Tengah. 4. Sumber Data Sumber data adalah subjek yang akan diteliti. Subjek penelitian adalah orang atau siapa saja yang menjadi sumber penelitian ( diakses 17 Februari 2015). a. Data primer Data primer adalah data dari sumber utama. Yaitu data yang diperoleh dari kepala sekolah sebagai supervisor di SMP Se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung. Tentang model pelaksanaan supervisi klinis, kendala yang ditemui dan upaya mengatasinya.

29 12 b. Data sekunder Data sekunder adalah data tambahan untuk menunjang penelitian. Yaitu data yang diperoleh dari waka kurikulum, guru agama SMP, dan data dokumentasi. 5. Pengumpulan Data Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut: a. Metode observasi Observasi adalah metode dengan pengamatan yang dilakukan secara sistematis dan objektif dalam kondisi yang didefinisikan secara tepat dan hasilnya dicatat secara hati-hati (Aritonang, 2007:147). Dalam penelitian ini metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data pelaksanaan supervisi klinis dan juga mendapatkan data tentang lokasi penelitian yaitu gambaran umum SMP se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung. b. Metode Dokumentasi Tobroni (2003:158) mengemukakan metode dokumentasi adalah metode atau alat untuk mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip buku, surat kabar, notulen. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang profil sekolah dan foto-foto kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaa supervisi klinis.

30 13 c. Metode interview atau wawancara Wawancara adalah percakapan langsung dan tatap muka (face to fece) dengan maksud tertentu (Suprayogo dan Tobroni, 2003:167). Sedangkan Moleong dalam Suprayogo dan Tobroni(2003:172) menyatakan, wawancara merupakan metode penggalian data yang paling banyak dilakukan, baik untuk tujuan praktis maupun ilmiah, terutama untuk penelitian social yang bersifat kualitatif. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang bagaimana pelaksanaan supervisi klinis, apa yang menjadi kendala pada pelaksanaan supervisi klinis dan bagaimana tindak lanjut pelaksaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam. Pelaksanaan metode ini dengan cara wawancara yang mendalam dengan para responden. 6. Analisis Data Analisis Data adalah rangkaian kegiatan penelaah, pengelompokan, sistematis, penafsiran dan verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial, akademis, dan ilmiah (Subrayogo dan Tobroni, 2003:191). Menurut Miles dan Huberman dalam Subrayogo dan Tobroni (2003:192), tahap analisis data dalam penelitian kualitatif secara umum dimulai sejak pengumpulan data, reduksi data, penyaji data, dan

31 14 menarikan kesimpulan. Adapun penjelasan tentang empat komponen kegiatan tersebut meliputi: a. Pengumpulan data Pengumpulan data lapangan berwujud kata-kata dilakukan melalui wawancara, dokumentasi, dan observasi. b. Reduksi data Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, trasformasi dan kesan yang muncul dari catatan- catatan lapangan. Dalam proses reduksi data ini peneliti dapat melakukan pemilihan terhadap data yang hendak dikode,mana yang dibuang, mana yang merupakan ringkasan. c. Penyaji data Penyaji data adalah menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan pengambilan tindakan. d. Penarikan kesimpulan/ verifikasi Penarikan kesimpulan sebenarnya hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama kegiatan berlangsung. Keempat langkah-langkah analisis data mulai pengumpulan data, reduksi data, penyaji data, penarikan kesimpulan/verifikasi merupakan satu kesatuan yang jalin-menjalin pada saat sebelum,

32 15 selama, sesudah pengumpulan data dalam dalam bentuk yang sejajar untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis. 7. Pengecekan Keabsahan Data Untuk memperoleh keabsahan data digunakan teknik triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecakan atau sebagai perbandingan data itu (Moleong, 2006:330). Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data triangulasi metode. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Banyak cara yang dapat dipakai dalam mendapatkan derajat kepercayaan suatu informasi dengan sumber, dalam hal ini penulis menggunakan 2 cara yaitu membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, dan juga membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

33 16 G. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk memudahkan serta memberikan gambaran selintas kepada para pembaca, maka penulisan skripsi ini dibuat sistematika sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan Pendahuluan ini berisi beberapa masalah meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, sistematika penulisan. BAB II : Kajian Pustaka Pada bab ini akan membahas konsep dasar supervisi pendidikan, pengertian supervisi, tujuan supervisi, prinsip dan fungsi supervisi, macam supervisi, teknik-teknik supervisi, pengertian supervisi klinis, tujuan supervisi klinis, ciri-ciri supervisi klinis, langkah-langkah supervisi klinis, bentuk-bentuk supervisi klinis. BAB III : Laporan hasil penelitian Pada bab ini berisi tentang A.Profil sekolah SMP se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung. B.Data penelitian, meliputi: 1. Model pelaksanaan supervisi klinis

34 17 pada guru pendidikan agama Islam di SMP se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung. 2. Kendala pelaksanaan supervisi klinis pagu guru pendidikan agama Islam di SMP se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung. 3. Upaya-upaya yang dilakukan dalam menghadapi kendala pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam di SMP se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung. BAB IV : Analisis data Meliputi 1. Pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam di SMP se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung. 2. Kendala pelaksanaan supervisi klinis padu guru pendidikan agama Islam di SMP se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung. 3. Upaya-upaya yang dilakukan dilakukan dalam menghadapi kendala pelaksanaan supervisi klinis pada guru pendidikan agama Islam se Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung. BAB V : Penutup Berisi kesimpulan dan saran.

35 18 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Supervisi Pendidikan 1. Pengertian Supervisi Pendidikan Dilihat dari sudut etimologi supervisi berasal dari kata super dan vision yang masing-masing kata itu berarti atas dan penglihatan. Jadi secara etimologis supervisi berarti penglihatan dari atas. Pengertian seperti itu merupakan arti kiasan yang menggambarkan suatu posisi yang melihat kedudukan paling tinggi daripada yang dilihat (Mulyasa, 2006:4). Kamus besar bahasa indonesia, supevisi berarti pengawasan utama, pengkontrolan utama (Suharso, 2005:506). Sedangkan dalam dictionary ofeducation, Good Carter memberi pengertian supervisi adalah segala usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru dan petugas lainya dalam meperbaiki pengajaran termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, metode mengajar dan evaluasi pengajaran (Sahertian, 2008:17). Banyak pengertian menjabarkan tentang supervisi, setiap pengertian berdasarkan sudut pandang yang berbeda oleh para ahli berikut ini disajikan pandangan oleh para ahli tentang supervisi pendidikan. 18

36 19 a. P. Adam dan Frank G Dickey Supervisi adalah Program yang berencana untuk memperbaiki pelajaran (Mulyasa, 2006:5). b. Bortdman Supervisi adalah suatu usaha menstimulir, mengkoordinir dan membimbing secara berlanjut pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara pribadi maupun secara kelompok agar lebih memahami dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran (Sahertian, 2008:17). c. Mc.Nerney Supervision is the procedures of giving direction to and providing critical evaluations of the instructional process (Mulyasa, 2006:5). Dari beberapa definisi yang dipaparkan dapat diketahui bahwa supervisi pendidikan merupakan pembinaan yang berupa dorongan, bimbingan, bantuan, arahan, penilaian, yang diberikan kepada seluruh staf sekolah secara kontinyu dan profesional sehingga dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik, yang pada akhirnya tujuan pendidikan dapat tercapai yaitu perkembangan pribadi anak secara maksimal.

37 20 2. Tujuan Supervisi Pendidikan Tujuan supervisi adalah mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Tujuan umum supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf sekolah yang lain agar personil tersebut mampu meningkatkan kualitas kinerjanya, terutama dalam melaksanakan tugas yaitu dalam melaksanakan proses pembelajaran (Suharsimi, 2004:19). Secara umum supervisi pembelajaran adalah menolong guru agar mampu melihat persoalan yang dihadapi. Guru yang dapat berdiri sendiri, guru yang dapat atau mampu mengarahkan diri sendiri merupakan tujuan dari supervisi pendidikan sesungguhnya (Mulyasa, 2006:13). Berdasarkan tujuan tersebut sangatlah jelas bahwa supervisi pembelajaran bertujuan sebagai berikut: a) Memperbaiki proses belajar mengajar. b) Perbaikan tersebut dilaksanakan melalui supervisi. c) Yang melakukan supervisi adalah supervisor. d) Sasaran supervisi tersebut adalah guru atau orang lain yang ada kaitanya atau dalam rangka memberikan layanan supervisi kepada guru. e) Dalam rencana jangka panjang maksud supervisi tersebut adalah memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan pendidikan (Imron, 2011:11).

38 21 Jadi supervisi hendaknya dapat menciptakan suatu proses yang lebih baik, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik yaitu dengan meningkatkan mutu para pendidik, meningkatkan pengelola sarana dan prasarana, dan semua hal penunjang kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini juga termasuk menanamkan nilai-nilai moral sebagai dasar dalam pembentukan sikap dan kepribadian subjek didik. 3. Fungsi Supervisi Fungsi utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dan peningkatan kualitas pengajaran. Baik Franseth jane, maupun Ayer dalam bukunya Sahertian yang berjudul konsep dasar dan teknik supervisi pendidikan dalam rangka mengembangkan suberdaya manusia mengemukakan bahwa fungsi utama supervisi ialah membina program pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga selalu ada usaha perbaikan (Sahertian, 2008:21). Supervisi juga berfungsi mengoordinasi, menstimulasi, dan mengarahkan pertumbuhan guru-guru, mengkoordinasikan semua usaha sekolah, memperlengkapi kepemimpinan sekolah, memperluas pengalaman guru-guru, menstimulasi usaha-usaha yang kreatif, situasi belajar mengajar, memberikan pengetahuan dan ketrampilan guru staf, mengintregasikan tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan kemampuan guru (Imron, 2011:12). Setiap guru memiliki potensi dan dorongan untuk berkembang. Kebanyakan potensi-potensi tidak berkembang karena berbagai faktor. Baik faktor objektif maupun fakor subjektif.

39 22 4. Prinsip-Prinsip Supervisi Masalah yang dihadapi dalam melaksanakan supervisi di lingkungan pendidikan ialah bagaimana cara merubah pola pikir yang bersifat otokrat dan korektif menjadi sikap yang konstruktif dan kreatif. Suatu sikap yang menciptakan situasi dan relasi dimana guru-guru merasa aman dan merasa diterima sebagai subjek yang dapat berkembang sendiri. Untuk itu supervisi harus dilaksanakan berdasarkan data, fakta yang objektif. Sahartian ( dalam Konsep dasar Dan Tehnik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, 2008:20) mengemukakan bila demikian, maka prinsip supervisi yang dilakukan adalah : a. Prinsip ilmiah ( scientific) Prinsip ilmiah mengandung ciri-ciri sebagai berikut: 1) Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif yang diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses belajar mengajar. 2) Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data, seperti angket, observasi, percakapan pribadi, dan seterusnya. 3) Setiap kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis, berencana dan kontinyu.

40 23 b. Prinsip Demokratis Servis dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan hubungan kemanusiaan yang akrab dan kehangatan sehingga guru-guru merasa aman untuk mengembangkan tugasnya. Demokratis mengandung makna menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru, bukan berdasarkan atasan dan bawahan, tapi berdasarkan rasa kesejawatan. c. Prinsip Kerjasama Menembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi sharing of idea, sharing of experience, memberi support, mendorong, menstimulasi guru, sehingga mereka merasa tumbuh bersama. d. Prinsip konstruktif dan kreatif Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi kreativitas kalau supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan melalui cara-cara menakutkan. Supervisi yang dilakukan harus berdasarkan inisiatif para guru lebih dulu. Perilaku supervisor harus sedemikian taktis sehingga guru-guru terdorong untuk meminta bantuan dari supervisor. Objek kajiannya adalah kebutuhan profesional guru yang riil dan alami. Dalam pelaksanaanya supervisor harus menggunakan prinsip-prinsip tersebut sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan yang semakin modern untuk menghadapi tantangan yang semakin komplek.

41 24 5. Macam-Macam Supervisi a. Supervisi umum dan supervisi pengajaran Supervisi umum adalah supervisi yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan atau kegiatan yang secara tidak langsung berhubungan dengan usaha perbaikan pengajaran seperti supervisi terhadap kegiatan pengelolaan bangunan dan perlengkapan sekolah atau kantor-kantor pendidikan, supervisi terhadap kegiatan administrasi kantor, supervisi pengelolaan sekolah atau kantor pendidikan dan sebagainya (Purwanto, 2002:89). Supervisi yang diungkapkan tersebut sama pengertiannya dengan yang dimaksud pengertian supervisi administrasi dalam bukunya Suharsimi Arikunto. Beliau mengunggkapkan bahwa supervisi administrasi adalah supervisi yang menitikberatkan pengamatan pada aspek-aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung terlaksananya pembelajaran (Purwanto, 2002:90). Jadi dapat disimpulkan supervisi umum adalah supervisi yang ditujukan pada aspek-aspek pendukung terlaksanannya pembelajaran dengan kegiatan yang tidak langsung berhubungan dengan pengajaran. Sedangkan yang dimaksud dengan supervisi pengajaran adalah kegiatan-kegiatan kepengawasan yang ditujukan untuk memperbaiki baik personil maupun material yang memungkinkan terciptannya situasi belajar

42 25 mengajar lebih baik demi terciptannya tujuan pendidikan (Purwanto, 2002 :89). b. Supervisi Klinis Menurut Richard Waller dalam bukunya Ngalim Purwanto mendefinisikan supervisi klinis adalah supervisi yang memfokuskan pada perbaikan pengajaran dengan melalui siklus yang sistematis dari tahap perencanaan, pengamatan dan analisis intelektual yang intensif terhadap penampilan mengajar sebenarnya dengan tujuan untuk mengadakan modifikasi yang rasional. Selain itu definisi supervisi klinis juga dikemukakan oleh Keith Acheson dan Meredith D. Gall, mereka mendefinisikan supervisi klinis adalah proses membantu guru memperkecil ketidaksesuaian tingkah laku mengajar yang nyata dengan tingkah laku mengajar yang ideal.(purwanto, 2002:90) dari dua definisi diatas maka kita dapat mengetahui bahwa supervisi klinis termasuk dari bagian supervisi pengajaran, karena prosedur pelaksanaannya lebih ditekankan kepada sebab-sebab atau kelemahan yang terjadi pada proses belajar mengajar, dan kemudian secara langsung pula diusahakan bagaimana cara memperbaiki kelemahan atau kekurangan tersebut. c. Pengawas melekat dan pengawas fungsional Istilah pengawas melekat yang berarti suatu kepengawasan yang memang sudah dengan sendirinya(melekat) menjadi tugas dan tanggung jawab semua pimpinan dari pimpinan tingkat paling atas sampai pimpinan tingkat paling bawah dari semua organisasi atau lembaga. Sedangkan yang

43 26 dimaksud dengan pengawas fungsional adalah kegiatan-kegiatan kepengawasan yang dilakukan yang dilakukan orang-orang yang fungsi jabatannya sebagai pengawas (Purwanto, 2002:92). Jadi semua pemimpin bertanggung jawab atas pengawasan atas pelaksanaan semua tugas dan kewajiban yang dilakukan oleh pimpinan bawahannya dalam organisasi kerjanya. Hal ini sesuai dengan definisi pengawasan melekat. Sedangkan supervisi pengawasan bertugas mengawasi khusus bagian-bagian yang telah ditunjuk. 6. Teknik Supervisi Teknik dalam supervisi ini adalah cara-cara yang digunakan dalam kegiatan supervisi. Menurut Bafadal ( diakses 27 Februari 2015), teknik-teknik supervisi itu bisa dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu teknik supervisi individual, dan teknik supervisi kelompok. a. Teknik supervisi individual Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi yang diberikan kepada guru-guru tertentu yang mempunyai masalah khusus yang bersifat perorangan. Teknik supervisi yang bersifat individual antara lain perkunjungan kelas, observasi kelas, percakapan pribadi, saling mengunjungi kelas dan menilai diri sendiri.

44 27 b.teknik supervisi kelompok Teknik supervisi kelompok adalah suatu cara melaksanakan program supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Teknik kelompok dapat dilakukan dengan cara seperti rapat guru, lokakarya, penataran, seminar, diskusi, dan sebagainya. 7. Tipe-Tipe Supervisi Pendidikan Dalam konsep lama, supervisor dilakukan oleh seorang pemimpin, maka dalam tipe-tipe supervisi tidak dapat dilepaskan dari tipe-tipe kepemimpinan, tetapi juga tipe-tipe kepengawasan. Menurut (Arikunto, 2004:14)ada lima tipe supervisi yaitu: a. Tipe Inpeksi Dalam administrasi dan kepemimpinan yang otakratis, supervisi berarti inspeksi. Inspeksi bukanlah suatu pengawasan yang memperbaiki cara dan daya kerja sebagai pendidik dan mengajar. b. Tipe Laisses Faire Tipe ini kebalikan dari tipe sebelumnya. Kalau dalam supervisi inspeksi bawahan diawasi secara ketat dan harus menurut perintah atasan, pada supervisi Laisses Faire para pegawai dibiarkan saja bekerja sekehendaknya tanpa diberi petunjuk yang benar. Misalnya: guru boleh mengajar sebagaimana yang mereka inginkan baik pengembangan materi, pemilihan metode ataupun alat pelajaran.

45 28 c. Tipe Coersive Tipe ini tidak jauh berbeda dengan tipe inspeksi. Sifatnya memaksakan kehendaknya. Apa yang diperkirakannya sebagai sesuatu yang baik, meskipun tidak cocok dengan kondisi atau kemampuan pihak yang disupervisi tetap saja dipaksakan berlakunya. Guru sama sekali tidak diberi kesempatan untuk bertanya mengapa harus demikian. Supervisi ini mungkin masih bisa diterapkan secara tepat untuk hal-hal yang bersifat awal. Contoh supervisi yang dilakukan kepada guru yang baru mulai mengajar. Dalam keadaan demikian, apabila supervisor tidak bertindak tegas, yang disupervisi mungkin menjadi ragu-ragu dan bahkan kehilangan arah yang pasti. d. Tipe Training and Guidance Tipe ini diartikan sebagai memberikan latihan dan bimbingan. Hal yang positif dari supervisi ini yaitu guru dan staf tata usaha selalu mendapatkan latihan dan bimbingan dari kepala sekolah. Sedangkan dari sisi negatifnya kurang adanya kepercayaan pada guru dan karyawan bahwa mereka mampu mengembangkan diri tanpa selalu diawasi, dilatih dan dibimbing oleh atasannya. e. Tipe Demokratis Seperti namanya, tipe ini bersifat demokratis juga dalam pelaksanaan supervisi. Pada tipe ini juga berlaku sistem

46 29 pendistribusian dan pendelegasian. Selain kepemimpinan yang bersifat demokratis, tipe ini juga memerlukan kondisi dan situasi yang khusus. Tanggung jawab bukan hanya seorang pemimpin saja yang memegangnya, tetapi didistribusikan atau didelegasikan kepada para anggota atau warga sekolah sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing-masing. B. Supervisi klinis 1. Pengertian Supervisi klinis Menurut Acheson dan Gall supervisi klinis ialah proses membina guru untuk memperkecil jurang antara perilaku mengajar nyata dengan perilaku mengajar seharusnya yang ideal (Sahertian, 2008:31). Supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan pada peningkatan mengajar dengan melalui siklus yang sistematis, dalam perencanaan, pengamatan serta analisis yang intensif dan cermat tentang penampilan mengajar yang nyata, serta bertujuan mengadakan perubahan dengan cara yang rasional (Sahertian, 2008:36). Jadi supervisi klinis adalah suatu bimbingan yang tertuntun atau terencana oleh kepala sekolah untuk mengetahui kapasitas guru yang sesungguhnya. Dan juga kepala sekolah dapat membantu guru dalam menyelesaikan masalah dalam mengajar dan pastinya memberikan cara untuk mengatasinya. Ibaratkan seorang dokter dengan pasienya, mula-mula

47 30 dicari terlebih dahulu sebab-sebab dan jenis penyakitnya dengan cara menanyakan kepada pasien, apa yang dirasakannya, dibagian mana dan bagaimana rasanya dan sebagainya. Setelah mengetahuinya semua tentunya sang dokter akan mengetahui jenis penyakitnya dan tahu cara pengobatanya, agar penyakit tersebut tidak semakin parah. Tentu saja prosedur yang digunakan oleh supervisor di sekolah tidak sama persis dengan seorang dokter dengan pasiennya tetapi hampir mendekati sama. Dalam supervisi klinis cara memberikan obatnya dilakukan setelah supervisor mengadakan pengamatan lagsung bagaimana cara guru mengajar, dengan cara mengadakan diskusi balikan antara supervisor yang bersangkutan. 2. Tujuan Supervisi Klinis Supervisi klinis difokuskan pada perbaikan pengajaran dengan melalui siklus yang sistematis dari tahap perencanaan, pengamatan, dan analisis intelektual yang intensif terhadap penampilan mengajar sebenarnya dengan tujuan mengadakan modifikasi yang rasional. Tujuan supervisi klinis adalah untuk memperbaiki perilaku guru dalam proses pembelajaran, terutama yang kronis, aspek demi aspek secara intensif, sehingga mereka dapat mengajar dengan baik. Pendapat tersebut menekankan adanya perbaikan perilaku guru terutama yang kronis, karena apabila masalah ini dibiarkan akan tetap menyebabkan instabilitas dalam pembelajaran dikelas. Ini berarti berilaku yang tidak kronis bisa diperbaiki dengan teknik

48 31 supervisi yang lain(pidarta, 1996:26). Sedangkan tujuan supervisi menurut Azhar(1999:26) adalah memperbaiki cara mengajar guru di dalam kelas. Sedangkan menurut Ashen dan Gall tujuan supervisi klinis adalah meningkatkan pengajaran guru kelas(azhar, 1999:32). Tujuan ini diiringi tujuan yang lebih spesifik yaitu: a. Menyediakan umpan balik yang obyektif terhadap guru mengenai pelajaran yang dilaksanakan. b. Mendiagnosa dan membantu memecahkan masalah-masalah pengajaran. c. Membantu guru mengembangkan keterampilannya mengunakan strategi pengajaran. d. Mengoreksi guru untuk kepentingan promosi jabatan ke pentingan lainnya. e. Membantu guru mengembangkan satu sikap positif terhadap pengembangan profesional yang berkesinambungan. Dari konsep tersebut dapat dijelaskan bahwa tujuan supervisi klinis adalah untuk memperbaiki perilaku guru-guru dalam proses belajar terutama yang kronis, secara aspek demi aspek dengan intensif, sehingga mereka dapat mengajar dengan baik. Ini berarti perilaku yang tidak kronis bisa diperoleh dengan teknis yang lain (Azhar, 1999:22).

49 32 Berdasarkan pendapat tersebut, tujuan supervisi klinis secara garis besar sebagai berikut: memperbaiki perilaku guru hanya yang bersifat kronis, artinya perilaku yang tidak kronis bisa diperbaiki dengan teknik supervisi yang lain. Menyediakan umpan balik secara obyektif bagi guru tentang kegiatan proses pembelajaran yang dilakukannya sebagai cermin agar guru dapat melihat apa yang dilakukan. 3. Ciri-Ciri Supervisi Klinis Supervisi klinis memiliki ciri-ciri tersendiri yang membedakan dengan model-model supervisi yang lain. Berikut ini akan diuraikan beberapa supervisi klinis menurut Wahyudi(2006: ) : a. Ada kesempatan antara supervisor dengan guru yang akan disupervisi tentang aspek perilaku yang akan diperbaiki. b. Yang disupervisi atau diperbaiki adalah aspek-aspek perilaku guru dalam proses belajar mengajar yang spesifik. Misalnya cara mentertibkan kelas, teknik bertanya, teknik pengendalian kelas dalam metode keterampilan proses, teknik mengenai anak membandel, dan sebagainya. c. Memperbaiki aspek perilaku diawali dengan perbuatan hipotesis bersama tentang bentuk perbaikan perilaku atau cara mengajar yang baik. Hipotesis ini diambil dari teori-teori dalam proses belajar mengajar.

50 33 d. Hipotesis diuji dengan data hasil pengamatan supervisor tentang aspek perilaku guru yang akan diperbaiki ketika sedang mengajar. hipotesis ini mungkin diterima, ditolak atau direvisi. e. Ada unsur pemberian penguatan terhadap perilaku guru terutama yang sudah berhasil diperbaiki. Agar muncul kesadaran berapa pentingnya bekerja dengan baik serta dilakukan secara berkelanjutan. f. Ada prinsip kerja sama antara supervisor dengan guru yang paling mempercayai dan sama-sama bertanggung jawab. g. Supervisor dilakukan secara kontinyu, artinya aspek-aspek perilaku itu satu-persatu diperbaiki sampai guru itu bekerja dengan baik. Atau kebaikan bekerja guru itu dipelihara agar tidak jelek lagi. Tidak jauh berbeda Wahyudi (2009: ) mengidentifikasi ciri-ciri supervisi klinis adalah sebagai berikut: a. Pada khakikatnya supervisor dan guru sederajat dan saling membantu dalam meningkatkan kemampuan dan sikap profesionalnya. b. Fokus supervisi klinis adalah pada perbaikan cara mengajar dan bukan mengubah kepribadian guru. c. Balikan supervisi klinis didasarkan atas bukti pengamatan dan bukan atas keputusan penilaian yang tidak didukung oleh bukti nyata.

51 34 d. Bersifat kontruktif dan memberi penguatan (reinforcoment) pada pola-pola dan tingkah laku yang berhasil daripada mencela dan menghukum pola-pola tingkah laku yang belum berhasil. e. Tahapan supervisi klinis merupakan suatu kontinuitas dan dibangun atas dasar pengalaman masa lampau. f. Supervisi klinis merupakan suatu proses memberi dan menerima yang dinamis dimana supervisor dan guru merupakan teman sejawat didalam mencari pengertian bersama dalam proses pendidikan. g. Tiap guru mempunyai kebebasan dan tanggung jawab untuk mengemukakan pokok-pokok persoalan, menganalisis cara mengajarnya sendiri dan mengembangkan gaya mengajarnya. h. Supervisor mempunyai kebebasan maupun tanggung jawab untuk menganalisis dan mengevaluasi cara melakukan supervisi sebagaimana kegiatan menganalisis cara mengajar guru. i. Guru mempunyai prakarsa dan tanggung jawab dalam meningkatkan kompetensi pedagogik yaitu kemampuan mengelola pembelajaran. j. Supervisor dan guru bersikap terbuka dalam mengemukakan pendapat dan dilandasi saling menghargai kedudukan masing-masing dan secara bersinergi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran guru.

52 35 Supervisi klinis, bantuan yang diberikan bukan bersifat intruksi atau memerintah. Tetapi menciptakan hubungan manusiawi, sehingga guru-guru memiliki rasa aman. Dengan timbulnya rasa aman diharapkan adanya kesendian untuk menerima perbaikan. Apa yang akan disupervisi itu timbul dari harapan dan dorongan dari guru sendiri karena beliau memang membutuhkan bantuan itu. Tingkah laku yang dilakukan merupakan satuan integritas. Sehingga terlihat kemampuan apa, ketrampilan apa yang spesifik harus diperbaiki. 4. Manfaat Supervisi Klinis Manfaat utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dan peningkatan kualitas pengajaran. Baik Franseth jane, maupun Ayer dalam bukunya Sahertian yang berjudul konsep dasar dan teknik supervisi pendidikan dalam rangka mengembangkan suberdaya manusia mengemukakan bahwa fungsi utama supervisi ialah membina program pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga selalu ada usaha perbaikan (Sahertian, 2008:21). Supervisi juga bermanfaat mengoordinasi, menstimulasi, dan mengarahkan pertumbuhan guru-guru, mengkoordinasikan semua usaha sekolah, memperlengkapi kepemimpinan sekolah, memperluas pengalaman guru-guru, menstimulasi usaha-usaha yang kreatif, situasi belajar mengajar, memberikan pengetahuan dan ketrampilan guru staf, mengintregasikan tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan kemampuan guru (Imron, 2011:12).

53 36 Setiap guru memiliki potensi dan dorongan untuk berkembang. Kebanyakan potensi-potensi tidak berkembang karena berbagai faktor. Baik faktor objektif maupun fakor subjektif. Supervisi memberi dorongan stimulasi dan membantu guru dalam mengembangkan pengetahuan dalam ketrampilan hal mengajar. 5. Tahapan Supervisi Klinis Dalam mengadakan supervisi klinis, kepala sekolah hendaknya tetap bekerja sesuai dengan koridor dan proses yang teratur. Koridor dan proses yang teratur tersebut adalah sebagai berikut: a. Menciptakan hubungan baik antara supervisor dengan guru yang bersangkutan, agar makna supervisi ini menjadi jelas bagi guru sehingga kerjasama dalam partisipasinya meningkat. b. Merencanakan aspek perilaku yang akan diperbaiki serta pada sub pokok bahasan. c. Merencanakan strategi untuk observasi. d. Mengobservasi guru mengajar, boleh memakai alat bantu. e. Menganalisis proses belajar oleh supervisor dan guru secara terpisah. f. Merencanakan pertemuan, boleh juga dengan pihak ketiga yang ingin mengetahui. g. Melaksanakan pertemuan, guru diberi kesempatan menanggapi cara kerja atau mengajar selama dibahas bersama.

54 37 h. Membuat rencana baru bila aspek perilaku itu belum dapat diperbaiki dan mengulangi dari langkah awal sampai akhir (Pidarta, 2002:251). Sedangkan Sahertian(2000:51) menyatakan ada tiga langkah dalam supervisi klinis yaitu: pertemuan awal, observasi, dan pertemuan akhir. Sedangkan Soetjipto dan Kosasi membuat lima langkah atau tahap dalam supervisi klinis yaitu: perencanaan observasi, melaksanakan observasi, melakukan analisis dan melakukan strategi, melakukan pembicaraan tentang hasil supervisi, dan melakukan analisis (Soetjipto dan Kosasih, 1999:68). Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa supervisi klinis itu berorientasi pada tiga hal: melakukan perencanaan secara mendetail termasuk membuat hipotesis, melaksanakan pengamatan secara cermat atau menganalisis hasil pengamatan serta memberikan umpan balik kepada guru yang bersangkutan. Berikut ini adalah langkah-langkah supervisi klinis yang dirangkum dari pendapat Pidarta: a. Pertemuan awal atau perencanaan yang terdiri dari:menciptakan hubungan yang baik dengan cara menjelaskan makna supervisi klinis sehingga partisipasi guru meningkat. 1) Menemukan aspek-aspek perilaku apa dalam proses belajar mengajar yang perlu diperbaiki. 2) Membuat skala prioritas aspek-aspek perilaku yang akan diperbaiki.

55 38 3) Membuat hipotesis sebagai cara atau bentuk perbaikan pada sub topik bahan pelajaran tertentu. b. Persiapan yang terdiri dari: 1) Bagi guru tentang cara mengajar yang baru hipotesis. 2) Bagi supervisor tentang cara dan alat observasi seperti tape recorder, video, daftar cek, dan sebagainya. c. Pelaksanaan yang terdiri dari: 1) Guru mengajar dengan tekanan khusus pada aspek-aspek perilaku yang diperbaiki. 2) Supervisor mengobservasi. 3) Menganalisis hasil mengajar secara terpisah. d. Pertemuan akhir:: 1) Guru memberikan tanggapan, penjelasan atau pengakuan. 2) Supervisor memberi tanggapan atau usulan. 3) Menyimpulkan bersama hasil yang telah dicapai: hipotesis diterima, ditolak, atau direvisi. 4) Menentukan rencana berikutnya 5) Mengulangi memperbaiki aspek yang tadi 6) Meneruskan untuk memperbaiki aspek-aspek yang lain (Pidarta,2002: ).

56 39 Langkah-langkah tersebut merupakan bentuk upaya supervisor untuk meningkatkan kinerja para guru. Karena supervisor merupakan pimpinan bagi para guru yang akan mengevaluasi dan membina. Melalui langkah-langkah tersebut diharapkan mampu mencetak generasi yang unggul dan berakhlak mulia. Sebagai pemimpin supervisor harus benar-benar memperhatikan kondisi riil dilapangan. Kepemimpinan merupakan aspek penting dari pekerjaan supervisor. Para supervisor bertanggung jawab atas kualitas kinerja para guru yang dipimpinnya. Oleh sebab itu, kemampuan memimpin sangat diperlukan untuk mengemban tanggung jawab itu. Prinsip dari kepemimpinan itu sebenarnya telah lama dikenal dalam sejarah umat manusia. Kepemimpinan merupakan salah satu faktor penentu bagi berhasil tidaknya pencapaian tujuan. Dapat dinyatakan bahwa kempampuan supervisor untuk memimpin guru akan sangat dipengaruhi produktivitas unit kerja. 6. Bentuk-Bentuk Supervisi Klinis ada 3 macam bentuk supervisi: a. Supervisi Akademik Menitikberatkan pengamatan supervisor pada masalah-masalah akademik, yaitu hal-hal yang berlangsung berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses mempelajari sesuatu.

57 40 b. Supervisi Administrasi Menitikberatkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dan pelancar terlaksananya pembelajaran. c. Supervisi Lembaga Menyebarkan objek pengamatan supervisor pada aspek-aspek yang berada di sekolah. Supervisi ini dimaksudkan untuk meningkatkan nama baik sekolah atau kinerja sekolah secara keseluruhan. Misalnya: Ruang UKS (Unit Kesehatan Sekolah), Perpustakaan dan lain-lain. ( dikutip 23 Februari 2015) Supervisi akademik, administrasi dan lembaga merupakan suatu rangkaian dalam suatu pendidikan, sehingga ketiganya tidak bisa dipisahkan. Perbaikkan supervisi diarahkan untuk memperbaiki pengajaran. Perbaikkan pengajaran harus dimulai dengan pembinaan dan pengembangan kurikulum yang menjadi sumber materi sajian pelajaran untuk meningkatkan intelektualnya (akademis). Mengajar tidak hanya sekedar mengkomunikasikan pengetahuan agar diketahui subjek didik, tetapi mengajar harus diartikan menolong si pelajar agar dapat belajar. Maka dari itu harus dipersiapkan segala hal yang berhubungan dengan pembelajaran seperti materi, media, ataupun kelengkapan lainnya (administrasi).

58 41 Pengakuan dan penghargaan atas prestasi merupakan salah satu sebab seorang guru mau bekerja ialah bila timbul hasrat untuk diakui. Guru akan merasa bangga kalau ia merasa bahwa dia dipercaya dan diikutsertakan dalam staf. Hasrat untuk ambil bagian dalam bekerja sama adalah hasrat asasi manusia, yaitu kemerdekaan, kebebasan bertindak, merasa bahwa seseorang itu penting dalam satu kelompok. Ikut ambil bagian dalam menyusun dan menetukan kebijakan sekolah mempunyai nilai tambah yaitu guru merasa penting, sebab dia menyumbang pendapat dalam mengambil keputusan (lembaga). C. Supervisi Pendidikan Agama Islam Supervisi pendidikan agama Islam dapat dikatakan juga sebagai pengawasan pendidikan agama Islam. Pengawasan tersebut dilakukan oleh para supervisor yang telah ditunjuk. Pengawas pendidikan agama Islam adalah pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementrian Agama yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah umum dan penyelenggaraan pendidikan di madrasah dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan manajemen pada satuan pendidikan pra sekolah, dasar dan menengah( Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Panduan Tugas jabatan Pengawas pendidikan agama Islam Jakarta: Kementrian agama RI,1999 hal 9).

59 42 Selain pengawas pendidikan agama Islam yang telah ditunjuk oleh pejabat yang berwenang yang ada dalam kementerian agama, supervisi pendidikan agama Islam juga dilakukan oleh kepala sekolah, karena kepala sekolah adalah seorang yang bertanggung jawab atas bawahannya, sehingga tugas membimbing bawahannya adalah tanggung jawab kepala sekolah dan pengawas adalah orang yang bertanggung jawab atas terlaksanaannya kegiatan supervisi, akan tetapi pada pelaksanaannya bekerja sama dengan pihak-pihak yang telah diberi kewenangan seperti guru senior, wakil kepala sekolah dan yang lainnya. Tujuan dari kepengawasan pendidikan agama Islam di sekolah umum adalah membantu meningkatkan efesiensi dan efektifitas pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah umum yang meliputi TK, SD, SMP, SMA/SMK, dan SLB baik negeri maupun swasta di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dengan demikian supervisi klinis pendidikan agama Islam adalah kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh supervisor pendidikan agama Islam dengan memberikan arahan, bimbingan, bantuan dan penilaian untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah.

60 43 BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. SMP N 3 KEDU 1. Gambaran Umum SMP N 3 KEDU a. Tinjauan Historis Sejarah berdirinya SMP Negeri 3 Kedu tepatnya diawali dengan berdirinya tempat yang memiliki luas tanah m 2 dan luas bangunan 837,04 m 2. Bangunan sekolah ini berdiri pada tahun 1998 dan beroperasi sejak tanggal 1 Juli 1998, yang diresmikan oleh Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan nama Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kepala Sekolah pertama kali untuk SMP Negeri 3 Kedu diampu oleh Bapak Djojok Suhardono selaku Kepala SMP Negeri 3 Kedu. Beliau mengampu SMP Negeri 3 Kedu mulai periode Juli 1998 sampai dengan Juli Tabel 1. Nama Pejabat Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Kedu No N a m a Dari sampai dengan 1. Drs. Djojok Suhardono 1998 s/d Muji Waluyo, S.Pd 2000 s/d Mardjaenah, S.Pd 2004 s/d Achmad Rozikin, S.Pd 2008 s/d Drs. Rupadi 2012 s/d sekarang (Arsip SMP N 3 Kedu, 11 November 2014) 43

61 44 Sejak periode pertama sampai periode sekarang SMP Negeri 3 Kedu memiliki kemajuan. Baik dalam kualitas maupun kuantitas mutu pendidikan. Kemajuan ini dapat dilihat sejak dua periode sebelum Drs. Rupadi yakni Mardjaenah, S.Pd. Beliau menjabat sebagai Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Kedu mulai periode 2004 s/d Berbagai kemajuan yakni penataan gedung sekolah, peningkatan kinerja guru dan karyawan sekolah beliau galakkan. Mardjaenah, S.Pd lahir di Magelang 28 Februari 1950, menjabat selama 4 tahun berbagai prestasi dan kemajuan diantaranya pembangunan gedung-gedung sekolah, laboratorium, serta penataan sekolah dengan mutu dan kualitas yang meningkat. Periode 2012/2013, kepala sekolah dijabat oleh Bapak Drs. Rupadi. Beliau disiplin dalam menjalankan tugas-tugas sebagai pegawai.

62 45 b. Visi dan misi 1) Visi Sekolah Terciptanya siswa yang cerdas, terampil dan berakhlak mulia 2) Misi Sekolah a) Melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar secara efektif dan efisien; b) Menumbuhkan semangat berkompetensi antar siswa; c) Mendorong peningkatan potensi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler khususnya olah raga, kepramukaan dan kesenian; d) Mengadakan ketrampilan khusus yang bersifat produktif; e) Melaksanakan kegiatan keagamaan di sekolah; f) Meningkatkan budaya bersih dan disiplin. (Observasi melihat di papan tanggal 11 November 20014). c. Letak Geografis. SMP Negeri 3 Kedu merupakan salah satu sekolah yang berada di Desa Mergowati, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung. SMP Negeri 3 Kedu berlokasi di sebelah akses

63 46 jalan utama yang menghubungkan arah jalan Desa Kutoanyar, Desa Kundisari ke arah Desa Karangtejo, Kedu dan Temanggung, berada dalam Kecamatan Kedu yang mempunyai letak geografis sebelah Barat berbatasan dengan Dusun Ngebrak dan sebelah timur berbatasan dengan Dusun Ngletih, sebelah selatan berbatasan dengan Dusun Salam dan sebelah utara berbatasan dengan Dusun Sambung. Walaupun SMP Negeri 3 Kedu berada di daerah desa pinggiran, namun ketenangan kegiatan belajar mengajar cukup nyaman dengan didukung fasilitas belajar yang memadai. Dengan luas tanah m 2 SMP Negeri 3 Kedu pada tahun 2012/2013 memiliki 10 rombel yang terdiri dari: 3 rombel untuk kelas VII dengan jumlah siswa 87 orang, 3 rombel untuk kelas VIII dengan jumlah siswa 80 orang, dan 4 rombel untuk kelas IX dengan jumlah siswa 94 orang. d. Struktur Organisasi Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Kedu Kabupaten Temanggung yang sekarang adalah Bapak Drs. Rupadi. Dalam melaksanakan tugas, Kepala Sekolah dibantu oleh Wakil Kepala Sekolah, Ketua-Ketua Urusan, Guru, TU dan Karyawan, dan yang tidak kalah penting adalah Komite Sekolah yang turut

64 47 mengawasi arah kebijakan pengembangan sekolah. Untuk lebih jelasnya, struktur organisasi SMP Negeri 3 Kedu Kabupaten Temanggung disajikan pada gambar berikut: (Arsip SMP N 3 Kedu, 11 November 2014) e. Data Sekolah a. Nama penyelenggara Sekolah : Dinas Pendidikan b. Nama Sekolah : SMP N 3 Kedu. c. NSS/NIS/NSM : d. NPSN :

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kegiatan utama pendidikan di sekolah dalam rangka mewujudkan tujuannya adalah kegiatan pembelajaran, sehingga seluruh aktivitas organisasi sekolah bermuara pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Supervisi Akademik Supervisi berasal dari kata super, artinya lebih atau di atas, dan vision artinya melihat atau meninjau (Iskandar & Mukhtar, 2009). Secara etimologis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan. Guru salah satu faktor penentu kualitas pendidikan,

Lebih terperinci

MASALAH SISWA YANG MEROKOK DI SMP NEGERI 3 KERTAK HANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016

MASALAH SISWA YANG MEROKOK DI SMP NEGERI 3 KERTAK HANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 STRATEGI GURU BIMBINGAN dan KONSELING dalam MENANGANI MASALAH SISWA YANG MEROKOK DI SMP NEGERI 3 KERTAK HANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 OLEH ROBY KUSMADANI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan terhadap sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan terhadap sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Supervisi merupakan tahapan proses yang sangat penting bagi suatu organisasi dalam mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan program yang telah direncanakan demi tercapainya

Lebih terperinci

OLEH : KHOIRUN NIKMAH NIM

OLEH : KHOIRUN NIKMAH NIM IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) PADA PELAJARAN PAI KELAS VII DI SMPN 1 KANIGORO BLITAR TAHUN AJARAN 2015-2016 SKRIPSI OLEH : KHOIRUN NIKMAH NIM 2811123119

Lebih terperinci

UPAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMPN 2 SUMBERGEMPOL TULUNGAGUNG

UPAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMPN 2 SUMBERGEMPOL TULUNGAGUNG UPAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMPN 2 SUMBERGEMPOL TULUNGAGUNG SKRIPSI OLEH ROFIQ ARFAN FANANI NIM 3211113157 JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR DI SMKN 1 BANDUNG TULUNGAGUNG SKRIPSI

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR DI SMKN 1 BANDUNG TULUNGAGUNG SKRIPSI UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR DI SMKN 1 BANDUNG TULUNGAGUNG SKRIPSI Oleh: JOHAN EKA SAPUTRA NIM. 3211113099 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH TSANAWIYAH AL-HAMIDI CANGKRING KECAMATAN JENGGAWAH KABUPATEN JEMBER SKRIPSI.

IMPLEMENTASI KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH TSANAWIYAH AL-HAMIDI CANGKRING KECAMATAN JENGGAWAH KABUPATEN JEMBER SKRIPSI. IMPLEMENTASI KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH TSANAWIYAH AL-HAMIDI CANGKRING KECAMATAN JENGGAWAH KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Oleh: DUROTUN NAFISAH NIM: 084 116 022 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

Lebih terperinci

INOVASI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA PERILAKU SISWA DI SMP NEGERI 1 DURENAN TRENGGALEK (TAHUN AJARAN ) SKRIPSI

INOVASI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA PERILAKU SISWA DI SMP NEGERI 1 DURENAN TRENGGALEK (TAHUN AJARAN ) SKRIPSI INOVASI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA PERILAKU SISWA DI SMP NEGERI 1 DURENAN TRENGGALEK (TAHUN AJARAN 2015 2016) SKRIPSI OLEH : LIA RAHMAWATI NIM 2811123128 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH: ADIB KHOLIFATULLAH NIM:

SKRIPSI OLEH: ADIB KHOLIFATULLAH NIM: STATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGOPTIMALKAN PERILAKU AKHLAKUL KARIMAH SISWA KELAS VII DI SMP ISLAM AL-AZHAR KEDUNGWARU TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI OLEH: ADIB KHOLIFATULLAH NIM:

Lebih terperinci

ADAB MURID TERHADAP GURU DALAM PERSPEKTIF KITAB BIDAYATUL HIDAYAH KARANGAN IMAM GHAZALI

ADAB MURID TERHADAP GURU DALAM PERSPEKTIF KITAB BIDAYATUL HIDAYAH KARANGAN IMAM GHAZALI ADAB MURID TERHADAP GURU DALAM PERSPEKTIF KITAB BIDAYATUL HIDAYAH KARANGAN IMAM GHAZALI Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS VII DI SMP ISLAM TERPADU UKHUWAH BANJARMASIN

UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS VII DI SMP ISLAM TERPADU UKHUWAH BANJARMASIN UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS VII DI SMP ISLAM TERPADU UKHUWAH BANJARMASIN OLEH MAULIDAH INSTITTUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN

Lebih terperinci

PERAN GURU PAI DALAM MEMBENTUK AKHLAK SISWA DI MTS MUHAMMADIYAH 2 KELAYAN BANJARMASIN

PERAN GURU PAI DALAM MEMBENTUK AKHLAK SISWA DI MTS MUHAMMADIYAH 2 KELAYAN BANJARMASIN PERAN GURU PAI DALAM MEMBENTUK AKHLAK SISWA DI MTS MUHAMMADIYAH 2 KELAYAN BANJARMASIN OLEH FEBRIYANTI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2017 M/1438 H i PERAN GURU PAI DALAM MEMBENTUK AKHLAK

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK MUHAMMADIYAH 3 BANJARMASIN

IMPLEMENTASI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK MUHAMMADIYAH 3 BANJARMASIN IMPLEMENTASI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK MUHAMMADIYAH 3 BANJARMASIN OLEH AHMAD HUMAIDI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2015/1437 H i IMPLEMENTASI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Lebih terperinci

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI I BANDUNG TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN SKRIPSI

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI I BANDUNG TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN SKRIPSI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI I BANDUNG TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2014-2015 SKRIPSI Oleh: KOKO SUMANTRI NIM. 3211113102 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA

Lebih terperinci

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN MUSLIM PADA SISWA DI SDN KACANGAN II TAHUN 2015 SKRIPSI

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN MUSLIM PADA SISWA DI SDN KACANGAN II TAHUN 2015 SKRIPSI UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN MUSLIM PADA SISWA DI SDN KACANGAN II TAHUN 2015 SKRIPSI OLEH AMINATUS SHOLIKAH NIM. 3211113037 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan kemajuan peradaban. Kemajuan suatu bangsa salah satunya dapat dilihat dari lembaga-lembaga pendidikannya

Lebih terperinci

UPAYA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN SPIRITUAL (SQ) SISWA. (Studi Program Pembiasaan di SMP Negeri 3 Slahung Ponorogo) SKRIPSI

UPAYA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN SPIRITUAL (SQ) SISWA. (Studi Program Pembiasaan di SMP Negeri 3 Slahung Ponorogo) SKRIPSI UPAYA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN SPIRITUAL (SQ) SISWA (Studi Program Pembiasaan di SMP Negeri 3 Slahung Ponorogo) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Lebih terperinci

PEMBINAAN AKHLAK PADA ANGGOTA POLISI MILITER ANGKATAN DARAT DI DENPOM MULAWARMAN BANJARMASIN

PEMBINAAN AKHLAK PADA ANGGOTA POLISI MILITER ANGKATAN DARAT DI DENPOM MULAWARMAN BANJARMASIN PEMBINAAN AKHLAK PADA ANGGOTA POLISI MILITER ANGKATAN DARAT DI DENPOM MULAWARMAN BANJARMASIN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Antasari untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat Guna

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH TERPADU (SDMT) PONOROGO SKRIPSI. Oleh: Riza Zain Prastian NIM.

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH TERPADU (SDMT) PONOROGO SKRIPSI. Oleh: Riza Zain Prastian NIM. MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH TERPADU (SDMT) PONOROGO SKRIPSI Oleh: Riza Zain Prastian NIM.11111462 FAKULTAS AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh. Alex Yunianto NIM

SKRIPSI. Oleh. Alex Yunianto NIM PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KARAKTER SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X DI SMAN PLUS SUKOWONO JEMBER SKRIPSI Oleh Alex Yunianto NIM 060210103134

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU FIQIH TERHADAP KEDISLIPINAN BERIBADAH SISWA KELAS VII DI

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU FIQIH TERHADAP KEDISLIPINAN BERIBADAH SISWA KELAS VII DI PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU FIQIH TERHADAP KEDISLIPINAN BERIBADAH SISWA KELAS VII DI MTs NEGERI KARANGREJO TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 SKRIPSI OLEH: ATIK NUSROTIN NIM. 3211103005 FAKULTAS

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH PEREMPUAN DALAM MENENTUKAN KEBIJAKAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM (STUDI KASUS DI MTS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO) TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang buruk dan tidak berkembang akan berpengaruh juga terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang buruk dan tidak berkembang akan berpengaruh juga terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki makna yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Makna penting pendidikan ini telah menjadi kesepakatan yang luas dari setiap elemen masyarakat.

Lebih terperinci

Penyesuaian Diri Peserta Didik SMAN 1 Kediri SKRIPSI

Penyesuaian Diri Peserta Didik SMAN 1 Kediri SKRIPSI Studi Kasus Dampak Penjurusan Studi Pilihan Orang Tua Terhadap Penyesuaian Diri Peserta Didik SMAN 1 Kediri SKRIPSI Oleh : ACHMAD SAMSUL ARIFIN NIM : 09410010 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMK ISLAM 1 DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK SKRIPSI

STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMK ISLAM 1 DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK SKRIPSI STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMK ISLAM 1 DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Tulungagung Untuk

Lebih terperinci

PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI MI MUHAMMADIYAH 6 NGLEGOK JENANGAN

PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI MI MUHAMMADIYAH 6 NGLEGOK JENANGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI MI MUHAMMADIYAH 6 NGLEGOK JENANGAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Ponorogo Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KARAKTER RELIGIUS PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 2 SUMBERGEMPOL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KARAKTER RELIGIUS PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 2 SUMBERGEMPOL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KARAKTER RELIGIUS PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 2 SUMBERGEMPOL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI OLEH: MASTURI NIM. 3211113120 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Lebih terperinci

PERANAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN DALAM MENANGGULANGI KESULITAN BELAJAR PAI

PERANAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN DALAM MENANGGULANGI KESULITAN BELAJAR PAI PERANAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN DALAM MENANGGULANGI KESULITAN BELAJAR PAI (Studi Siswa MTs N Tanon Kabupaten Sragen) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

KOMPETENSI SUPERVISI KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI MIN 2 TANGGAMUS KECAMATAN GISTING KABUPATEN TANGGAMUS. Tesis.

KOMPETENSI SUPERVISI KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI MIN 2 TANGGAMUS KECAMATAN GISTING KABUPATEN TANGGAMUS. Tesis. KOMPETENSI SUPERVISI KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI MIN 2 TANGGAMUS KECAMATAN GISTING KABUPATEN TANGGAMUS Tesis Diajukan Kepada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Raden

Lebih terperinci

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016/1437 H

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016/1437 H PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PAPAN PLANEL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS DI MIN IZHARUSSALAM BARUH JAYA KECAMATAN DAHA SELATAN KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN OLEH SITI RAHMAH INSTITUT AGAMA

Lebih terperinci

PENERAPAN PRINSIP PEMBERIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT AR-RAHMAN TULUNGAGUNG SKRIPSI. Oleh : ASNA AFIFAH ROSYIDA NIM

PENERAPAN PRINSIP PEMBERIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT AR-RAHMAN TULUNGAGUNG SKRIPSI. Oleh : ASNA AFIFAH ROSYIDA NIM PENERAPAN PRINSIP PEMBERIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT AR-RAHMAN TULUNGAGUNG SKRIPSI Diajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: TSALIS HIDAYATI NIM 11507020. Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

SKRIPSI. Oleh: TSALIS HIDAYATI NIM 11507020. Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA OPERASI HITUNG PERKALIAN DENGAN METODE BERMAIN KARTU PADA SISWA KELAS III MI DADAPAYAM II KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL ASWAJA/KE-NU-AN DI MTS AS SYAFI IYAH POGALAN, TRENGGALEK TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL ASWAJA/KE-NU-AN DI MTS AS SYAFI IYAH POGALAN, TRENGGALEK TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL ASWAJA/KE-NU-AN DI MTS AS SYAFI IYAH POGALAN, TRENGGALEK TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan dan perubahan suatu bangsa. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perubahan adalah pendidikan

Lebih terperinci

OLEH HIDAYATULLAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/1437 H

OLEH HIDAYATULLAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/1437 H KORELASI ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PENERAPAN STRATEGI PAIKEM DENGAN MINAT BELAJAR PADA MATA PELAJARAN ALQURAN HADITS DI KELAS VIII MTsN 1 MARABAHAN KABUPATEN BARITO KUALA OLEH HIDAYATULLAH INSTITUT

Lebih terperinci

PERAN LEMBAGA DAKWAH KAMPUS (LDK) NURUL FATA DALAM MENINGKATKAN AKHLAK AKTIVISNYA DI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN IAIN ANTASARI BANJARMASIN

PERAN LEMBAGA DAKWAH KAMPUS (LDK) NURUL FATA DALAM MENINGKATKAN AKHLAK AKTIVISNYA DI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN IAIN ANTASARI BANJARMASIN PERAN LEMBAGA DAKWAH KAMPUS (LDK) NURUL FATA DALAM MENINGKATKAN AKHLAK AKTIVISNYA DI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN IAIN ANTASARI BANJARMASIN Oleh: Syafi ie NIM. 1101210489 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

Lebih terperinci

PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA PGRI 2 BANJARMASIN

PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA PGRI 2 BANJARMASIN PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA PGRI 2 BANJARMASIN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: SITI RAHMAH

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH (Studi Lapangan di SDIT Darul Falah Sukorejo Ponorogo)

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH (Studi Lapangan di SDIT Darul Falah Sukorejo Ponorogo) IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH (Studi Lapangan di SDIT Darul Falah Sukorejo Ponorogo) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Ponorogo Untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MEDIA BLOG DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( PAI ) DI MADRASAH ALIYAH KANJENG SEPUH SIDAYU - GRESIK

IMPLEMENTASI MEDIA BLOG DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( PAI ) DI MADRASAH ALIYAH KANJENG SEPUH SIDAYU - GRESIK IMPLEMENTASI MEDIA BLOG DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( PAI ) DI MADRASAH ALIYAH KANJENG SEPUH SIDAYU - GRESIK Skripsi Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Sesuai dengan judul penelitian ini yakni, Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Perilaku Keagamaan Siswa di SMA Negeri 1 Tulungagung,

Lebih terperinci

PERAN WALI KELAS DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI MTS MIFTAHUL KHAIR BANTUIL KABUPATEN BARITO KUALA OLEH : YULIANTI SAFITRI

PERAN WALI KELAS DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI MTS MIFTAHUL KHAIR BANTUIL KABUPATEN BARITO KUALA OLEH : YULIANTI SAFITRI PERAN WALI KELAS DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI MTS MIFTAHUL KHAIR BANTUIL KABUPATEN BARITO KUALA OLEH : YULIANTI SAFITRI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/1437 H i WALI

Lebih terperinci

KORELASI TINGKAT KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BIOLOGI TERHADAP MINAT DAN KETUNTASAN BELAJAR SISWA DI SMA SE-KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER SKRIPSI

KORELASI TINGKAT KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BIOLOGI TERHADAP MINAT DAN KETUNTASAN BELAJAR SISWA DI SMA SE-KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER SKRIPSI KORELASI TINGKAT KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BIOLOGI TERHADAP MINAT DAN KETUNTASAN BELAJAR SISWA DI SMA SE-KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah

Lebih terperinci

Oleh: AJI ABDUL MAJID NIM:

Oleh: AJI ABDUL MAJID NIM: PENDIDIKAN KARAKTER YANG TERKANDUNG DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DAN RELEVANSINYA DENGAN PENCAPAIAN KURIKULUM 2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan

Lebih terperinci

EVEKTIVITAS PENERAPAN STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE DALAM PEMBELAJARAN SKI KELAS VIII DI MTs NEGERI MULAWARMAN BANJARMASIN OLEH: A.

EVEKTIVITAS PENERAPAN STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE DALAM PEMBELAJARAN SKI KELAS VIII DI MTs NEGERI MULAWARMAN BANJARMASIN OLEH: A. EVEKTIVITAS PENERAPAN STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE DALAM PEMBELAJARAN SKI KELAS VIII DI MTs NEGERI MULAWARMAN BANJARMASIN OLEH: A.KADIR JAILANI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI FAKULTAS TARBIYAH

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEKNIK SUPERVISI SHARING OF EXPERIENCE

IMPLEMENTASI TEKNIK SUPERVISI SHARING OF EXPERIENCE IMPLEMENTASI TEKNIK SUPERVISI SHARING OF EXPERIENCE DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI DI MA SILAHUL ULUM ASEMPAPAN TRANGKIL PATI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SRONO BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SRONO BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SRONO BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Oleh: Ellys Wahyu Ningsih NIM. 084 121 004 INSTITUT AGAMA

Lebih terperinci

OLEH MUHAMMAD SAMAN SYAFI I NIM

OLEH MUHAMMAD SAMAN SYAFI I NIM IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK DALAM KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI MTsN TAMBAN KECAMATAN TAMBAN KABUPATEN BARITO KUALA OLEH MUHAMMAD SAMAN SYAFI I NIM. 1201210533 INSTITUT AGAMA

Lebih terperinci

UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP PEMECAHAN MASALAH KEBIASAAN MEMBOLOS PADA SISWA SMP MUHAMMADIYAH 4 BANJARMASIN

UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP PEMECAHAN MASALAH KEBIASAAN MEMBOLOS PADA SISWA SMP MUHAMMADIYAH 4 BANJARMASIN UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP PEMECAHAN MASALAH KEBIASAAN MEMBOLOS PADA SISWA SMP MUHAMMADIYAH 4 BANJARMASIN OLEH MARLINA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/1437 H xii

Lebih terperinci

PENGGUNAAN STRATEGI JIGSAW

PENGGUNAAN STRATEGI JIGSAW PENGGUNAAN STRATEGI JIGSAW BERVARIASI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MATERI KONSTITUSI-KONSTITUSI YANG PERNAH BERLAKU DI INDONESIA PADA SISWA KELAS VIII

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN AL-QUR AN DENGAN METODE IQRA DI SD NEGERI NGRECO V TEGALOMBO PACITAN

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN AL-QUR AN DENGAN METODE IQRA DI SD NEGERI NGRECO V TEGALOMBO PACITAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN AL-QUR AN DENGAN METODE IQRA DI SD NEGERI NGRECO V TEGALOMBO PACITAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Ponorogo Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

STRATEGI COPING PADA MAHASISWA KORBAN BROKEN HOME (STUDI KASUS ATAS EMPAT MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM ANGKATAN 2011)

STRATEGI COPING PADA MAHASISWA KORBAN BROKEN HOME (STUDI KASUS ATAS EMPAT MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM ANGKATAN 2011) STRATEGI COPING PADA MAHASISWA KORBAN BROKEN HOME (STUDI KASUS ATAS EMPAT MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM ANGKATAN 2011) OLEH HARTATI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENDEKATAN SALINGTEMAS PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DI SDN KEBUN BUNGA 5 KOTA BANJARMASIN OLEH SALMAN FAUZI

PELAKSANAAN PENDEKATAN SALINGTEMAS PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DI SDN KEBUN BUNGA 5 KOTA BANJARMASIN OLEH SALMAN FAUZI PELAKSANAAN PENDEKATAN SALINGTEMAS PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DI SDN KEBUN BUNGA 5 KOTA BANJARMASIN OLEH SALMAN FAUZI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/1437 H i

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MORAL DAN NILAI AGAMA ISLAM (MONA) PADA ANAK USIA DINI DI KB HJ ISRIATI BAITURRAHMAN 2 MANYARAN SEMARANG TAHUN 2011/2012

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MORAL DAN NILAI AGAMA ISLAM (MONA) PADA ANAK USIA DINI DI KB HJ ISRIATI BAITURRAHMAN 2 MANYARAN SEMARANG TAHUN 2011/2012 PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MORAL DAN NILAI AGAMA ISLAM (MONA) PADA ANAK USIA DINI DI KB HJ ISRIATI BAITURRAHMAN 2 MANYARAN SEMARANG TAHUN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu usaha menciptakan manusia yang mampu berinovasi dengan mengembangkan potensi dalam dirinya. Selain itu, pendidikan juga meningkatkan

Lebih terperinci

Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Universitas Muhammadiyah Ponorogo HALAMAN PERSEMBAHAN Syukur alhamdulillah, skripsi ini saya persembahkan untuk: 1. Ayah dan ibuku tercinta, beliau yang telah membimbingku dalam kehidupan ini dan memberikan segalanya untukku. 2. Adik-adikku,

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBINAAN AKHLAK DI SEKOLAH. (Studi Madrasah Aliyah Muhammadiyah 2 Yanggong Ponorogo)

STRATEGI PEMBINAAN AKHLAK DI SEKOLAH. (Studi Madrasah Aliyah Muhammadiyah 2 Yanggong Ponorogo) STRATEGI PEMBINAAN AKHLAK DI SEKOLAH (Studi Madrasah Aliyah Muhammadiyah 2 Yanggong Ponorogo) SKRIPSI Diajukan Pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Ponorogo Untuk Memenuhi Sebagai Syarat

Lebih terperinci

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/1437 H

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/1437 H PEMBENTUKAN AKHLAK REMAJA MELALUI KELUARGA DI DESA HANTIPAN KECAMATAN PULAU HANAUT KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR ( Studi Kasus Keluarga Pedagang) Oleh NURUL ALFIAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN

Lebih terperinci

FUNGSI LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MAPEL PAI BAGI PESERTA DIDIK DI SMP N 2 GUNTUR DEMAK TAHUN 2012

FUNGSI LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MAPEL PAI BAGI PESERTA DIDIK DI SMP N 2 GUNTUR DEMAK TAHUN 2012 FUNGSI LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MAPEL PAI BAGI PESERTA DIDIK DI SMP N 2 GUNTUR DEMAK TAHUN 2012 SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMP NEGERI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI. Oleh:

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMP NEGERI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI. Oleh: ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMP NEGERI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Oleh: IBNU SALAM AL BASTOMI NIM 1002010101099 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI GAYA KEPEMIMPINAN PADA KOPERASI SEKAR KARTINI JEMBER SKRIPSI. Oleh Ahmad Efendi NIM

IMPLEMENTASI GAYA KEPEMIMPINAN PADA KOPERASI SEKAR KARTINI JEMBER SKRIPSI. Oleh Ahmad Efendi NIM IMPLEMENTASI GAYA KEPEMIMPINAN PADA KOPERASI SEKAR KARTINI JEMBER SKRIPSI Oleh Ahmad Efendi NIM 090210301075 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. masalah pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru merupakan komponen yang palingmenentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan yang harus mendapat perhatian yang sentral, pertama dan utama. Figur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Apabila ditinjau dari data-datanya, maka pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS PESERTA DIDIK DI MTS FUTUHIYYAH 2 MRANGGEN MELALUI PEMBERIAN SOAL OPEN-ENDED

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS PESERTA DIDIK DI MTS FUTUHIYYAH 2 MRANGGEN MELALUI PEMBERIAN SOAL OPEN-ENDED ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS PESERTA DIDIK DI MTS FUTUHIYYAH 2 MRANGGEN MELALUI PEMBERIAN SOAL OPEN-ENDED SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA MINAT MEMBACA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI

KORELASI ANTARA MINAT MEMBACA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI KORELASI ANTARA MINAT MEMBACA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI MTsN NGANTRU TULUNGAGUNG SKRIPSI Oleh: ANIK NADIROH NIM: 3211073040 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH SEKOLAH

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH AHMAD RIBATUL FAWAID NIM

SKRIPSI OLEH AHMAD RIBATUL FAWAID NIM KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN RUANG SISI DATAR SISWA KELAS IX SMP ISLAM SUNAN GUNUNG JATI NGUNUT TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI OLEH AHMAD RIBATUL FAWAID NIM.

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMP ISLAM TERPADU UKHUWAH BANJARMASIN

PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMP ISLAM TERPADU UKHUWAH BANJARMASIN PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMP ISLAM TERPADU UKHUWAH BANJARMASIN OLEH: SRI RISKI HIDAYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 1437 H/ 2016 M KATA PERSEMBAHAN Karya

Lebih terperinci

KOMPETENSI PENGELOLAAN KELAS MAHASISWA PPL JURUSAN TARBIYAH PADA TINGAKAT SMA/MA TAHUN AKADEMIK 2013/2014 FITRIAH

KOMPETENSI PENGELOLAAN KELAS MAHASISWA PPL JURUSAN TARBIYAH PADA TINGAKAT SMA/MA TAHUN AKADEMIK 2013/2014 FITRIAH KOMPETENSI PENGELOLAAN KELAS MAHASISWA PPL JURUSAN TARBIYAH PADA TINGAKAT SMA/MA TAHUN AKADEMIK 2013/2014 SKRIPSI Diajukan oleh FITRIAH MAHASISWA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) ZAWIYAH COT KALA

Lebih terperinci

PERAN GURU DALAM PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI MADRASAH IBTIDAIYAH

PERAN GURU DALAM PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI MADRASAH IBTIDAIYAH PERAN GURU DALAM PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI MADRASAH IBTIDAIYAH (Studi Kasus Pada Guru di Madrasah Ibtidaiyah Maarif 1 Desa Munggung, Kecamatan Pulung, KabupatenPonorogo) SKRIPSI Disusun Oleh

Lebih terperinci

PROGRAM PASCASARJANA (PPs) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 2016 M/1437 H

PROGRAM PASCASARJANA (PPs) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 2016 M/1437 H IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN 4 TAMANSARI KECAMATAN GEDONGTATAAN TESIS Diajukan kepada Program Pascasarjana

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAQ MELALUI METODE ROLE PLAY SISWA KELAS VIII MTS NEGERI 2 KONAWE

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAQ MELALUI METODE ROLE PLAY SISWA KELAS VIII MTS NEGERI 2 KONAWE MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAQ MELALUI METODE ROLE PLAY SISWA KELAS VIII MTS NEGERI 2 KONAWE SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS PADA SISWA KELAS X SMA (Studi Kasus SMA Negeri 1 Kayen Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2013/2014)

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS PADA SISWA KELAS X SMA (Studi Kasus SMA Negeri 1 Kayen Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2013/2014) IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS PADA SISWA KELAS X SMA (Studi Kasus SMA Negeri 1 Kayen Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2013/2014) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajad

Lebih terperinci

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA BANJARMASIN 2015 M/1437 H

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA BANJARMASIN 2015 M/1437 H PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ARTIKULASI DAN TIPE TAKE AND GIVE PADA MATERI FAKTORISASI BENTUK ALJABAR SISWA KELAS VIII MTsN BANJAR SELATAN 01 BANJARMASIN

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TAHFIZH ALQURAN DI SMP ISLAM TERPADU UKHUWAH BANJARMASIN

PEMBELAJARAN TAHFIZH ALQURAN DI SMP ISLAM TERPADU UKHUWAH BANJARMASIN PEMBELAJARAN TAHFIZH ALQURAN DI SMP ISLAM TERPADU UKHUWAH BANJARMASIN OLEH SITI AISYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/1437 H PEMBELAJARAN TAHFIZH ALQURAN DI SMP ISLAM TERPADU UKHUWAH

Lebih terperinci

PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI MTs RAUDHATUSYSUBBAN SUNGAI LULUT KABUPATEN BANJAR

PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI MTs RAUDHATUSYSUBBAN SUNGAI LULUT KABUPATEN BANJAR PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI MTs RAUDHATUSYSUBBAN SUNGAI LULUT KABUPATEN BANJAR OLEH NOOR JANNAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2015 M/1437

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. temuan penelitian dengan cara membandingkan atau mengkonfirmasikan nya. sesuai fokus penelitian dirumuskan sebagai berikut:

BAB V PEMBAHASAN. temuan penelitian dengan cara membandingkan atau mengkonfirmasikan nya. sesuai fokus penelitian dirumuskan sebagai berikut: 89 BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Temuan Hasil Penelitian Pada uraian ini peneliti akan melakukan interpretasi mengenai hasil temuan penelitian dengan cara membandingkan atau mengkonfirmasikan nya sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran atau kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang ada di sekitar kita. tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran atau kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang ada di sekitar kita. tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dewasa ini pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting demi kelangsungan kehidupan. Baik kelangsungan kehidupan seseorang hingga kelangsungan suatu bangsa.

Lebih terperinci

SKRIPSI. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI)

SKRIPSI. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) PENDAPAT M. YUNAN NASUTION TENTANG KEKUATAN DOA TERHADAP PERKEMBANGAN ROHANIAH DALAM BUKU PEGANGAN HIDUP (ANALISIS MATERI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM) SKRIPSI untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK

IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK Slamet Riyadi Madrasah Aliyah Negeri, Rejotangan Kabupaten Tulungagung email: man_ta_1@yahoo.co.id

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA MELALUI MEDIA WAYANG PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SD NEGERI I TAMBAK KECAMATAN MOJOSONGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

Skripsi. Oleh: Fatimah

Skripsi. Oleh: Fatimah ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN METODE RESITASI PADA MATERI PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE SATU JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UIN ANTASARI BANJARMASIN TAHUN AKADEMIK 2016/2017

Lebih terperinci

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN SISWA DI MTs ASSYAFI IYAH GONDANG SKRIPSI OLEH MUH. ALWI DAHLAN NIM.

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN SISWA DI MTs ASSYAFI IYAH GONDANG SKRIPSI OLEH MUH. ALWI DAHLAN NIM. UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN SISWA DI MTs ASSYAFI IYAH GONDANG SKRIPSI OLEH MUH. ALWI DAHLAN NIM. 2811123156 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. manusia yang lebih utama untuk dibina dan dikembangkan secara

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. manusia yang lebih utama untuk dibina dan dikembangkan secara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu sarana penting dan strategis yang mudah diterapkan dalam upaya peningkatan sumber daya manusia (SDM), yang mempunyai tujuan menuntun

Lebih terperinci

UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENCAPAI VISI DAN MISI SEKOLAH (Studi di SD Negeri 03 Pododadi Karanganyar)

UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENCAPAI VISI DAN MISI SEKOLAH (Studi di SD Negeri 03 Pododadi Karanganyar) UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENCAPAI VISI DAN MISI SEKOLAH (Studi di SD Negeri 03 Pododadi Karanganyar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH: LAYLIS ANDRIANA NIM

SKRIPSI OLEH: LAYLIS ANDRIANA NIM ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII-C DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA PADA MATERI PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL DI MTsN BLITAR TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI OLEH: LAYLIS ANDRIANA NIM.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMPN 26 BANJARMASIN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMPN 26 BANJARMASIN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMPN 26 BANJARMASIN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN PAI DI SMPIT UKHUWAH BANJARMASIN. Oleh NOOR FAHMI

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN PAI DI SMPIT UKHUWAH BANJARMASIN. Oleh NOOR FAHMI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN PAI DI SMPIT UKHUWAH BANJARMASIN Oleh NOOR FAHMI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2015 PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN PAI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengawasan proses pembelajaran merupakan salah satu bentuk penjaminan mutu pada satuan pendidikan yang dilakukan secara internal dan eksternal. Pengawasan internal

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MGMP PAI SMK KOTA BANJARMASIN DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU OLEH ABDUSSALIM

EFEKTIVITAS MGMP PAI SMK KOTA BANJARMASIN DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU OLEH ABDUSSALIM EFEKTIVITAS MGMP PAI SMK KOTA BANJARMASIN DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU OLEH ABDUSSALIM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BANJARMASIN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI HAK ANAK DALAM PELAKSANAAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 6 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014)

IMPLEMENTASI HAK ANAK DALAM PELAKSANAAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 6 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014) IMPLEMENTASI HAK ANAK DALAM PELAKSANAAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 6 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam POLA ASUH ORANG TUA PEKERJA PABRIK DALAM PEMBENTUKAN PERILAKU KEAGAMAAN ANAK YANG SEKOLAH DI MTS MIFTAHUL HUDA DESA NGASEM KECAMATAN BATEALIT KABUPATEN JEPARA TAHUN 2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2017 M/1438 H

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2017 M/1438 H PEMBELAJARAN FIQIH PADA MATERI PENDIDIKAN SEKS USIA REMAJA SISWA MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 MODEL BANJARMASIN OLEH YANA ARIANI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2017 M/1438 H i PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH CHOIRUL ANAM FIRMAN THOHARI NIM

SKRIPSI OLEH CHOIRUL ANAM FIRMAN THOHARI NIM IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KREATIFITAS SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IX-D SMP ISLAM AL- AZHAAR KEDUNGWARU TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI OLEH CHOIRUL

Lebih terperinci

HIERARKI PRIORITAS PENDIDIKAN PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN (SEBUAH KAJIAN TAFSIR TAHLILI QS. LUQMAN AYAT 12-15)

HIERARKI PRIORITAS PENDIDIKAN PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN (SEBUAH KAJIAN TAFSIR TAHLILI QS. LUQMAN AYAT 12-15) HIERARKI PRIORITAS PENDIDIKAN PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN (SEBUAH KAJIAN TAFSIR TAHLILI QS. LUQMAN AYAT 12-15) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S.1) Dalam Ilmu

Lebih terperinci

PROBLEMATIKA MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN SOLUSINYA DI SMP ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG

PROBLEMATIKA MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN SOLUSINYA DI SMP ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG PROBLEMATIKA MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN SOLUSINYA DI SMP ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Matematika

Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Matematika ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL TURUNAN FUNGSI ALJABAR PADA KELAS XI IPS MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 BANJARMASIN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Sebagai Syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Sebagai Syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah PENINGKATAN PEMBELAJARAN MEMERANKAN NASKAH DRAMA DENGAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 GATAK SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010 2011 SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Sebagai Syarat Guna

Lebih terperinci