ANALISIS TINDAK TUTUR NOVEL PARA ABDI SAMI CECATURAN KARYA MAS NGABEHI WASESA PANGRAWIT. Muntolib Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK
|
|
- Leony Lie
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS TINDAK TUTUR NOVEL PARA ABDI SAMI CECATURAN KARYA MAS NGABEHI WASESA PANGRAWIT Muntolib Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) bagaimana jenis tindak tutur Bahasa Jawa yang terdapat dalam novel Para Abdi Sami Cecaturan karya Mas Ngabehi Wasesa Pangrawit, (2) bagaimana bentuk tindak tutur berdasarkan prinsip kerjasama yang terdapat dalam novel Para Abdi Sami Cecaturan karya Mas Ngabehi Wasesa Pangrawit, (3) bagaimana bentuk tindak tutur berdasarkan prinsip kesopanan yang terdapat dalam novel Para Abdi Sami Cecaturan karya Mas Ngabehi Wasesa Pangrawit. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tindak tutur yang dikemukakan oleh Gazdar (dalam F.X. Nadar). Pragmatik adalah beberapa aspek yang tidak dapat dijelaskan dengan acuan langsung pada kondisi sebenarnya dari kalimat yang dituturkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Subjek penelitian ini adalah teks novel Para Abdi Sami Cecaturan karya Mas Ngabehi Wasesa Pangrawit. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode simak bebas libat cakap, metode catat, metode analisis data, instrumen penelitian dan teknik pustaka. Dari penelitian ini dapat diketahui: jenis tindak tutur, bentuk tindak tutur berdasarkan prinsip kerjasama dan bentuk tindak tutur berdasarkan prinsip kesopanan pada novel Para Abdi Sami Cecaturan karya Mas Ngabehi Wasesa Pangrawit. Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa pada novel yang berjudul Para Abdi Sami Cecaturan banyak menggunakan bentuk pragmatik. Hal ini dapat dilihat berdasarkan jenis tindak tutur, bentuk tindak tutur berdasarkan prinsip kerja sama dan prinsip kesopanan. Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa pada novel Para Abdi Sami Cecaturan ditemukan bentuk pragmatik yaitu sebagai berikut: lima tindak lokusi, lima tindak ilokusi, dua tindak perlokusi. Berdasarkan prinsip kerjasama terdapat empat aturan atau maksim, yaitu: dua bentuk maksim kuantitas, satu bentuk maksim kualitas, satu bentuk maksim hubungan, satu bentuk maksim cara. Berdasarkan prinsip kesopanan terdapat enam maksim atau bentuk aturan, yaitu: satu bentuk maksim kebijaksanaan, dua bentuk maksim penghargaan/pujian, satu bentuk maksim kesederhanaan, satu bentuk maksim kesepakatan, satu bentuk maksim simpati, satu bentuk maksim kedermawanan. Kata kunci: tindak tutur, novel Para Abdi Sami Cecaturan karya Mas Ngabehi Wasesa Pangrawit Jurnal Program Studi Pendidikan Bahsa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 46
2 A. PENDAHULUAN Pragmatik yang merupakan prinsip-prinsip penggunaan bahasa, belum banyak diketahui oleh sebagian besar pemakai bahasa Jawa, khususnya oleh para guru dan mahasiswa. Untuk itu, mengenai pragmatik ini perlu ada permasalahan khusus yaitu penjelasan tentang topik-topik yang berhubungan dengan pragmatik, bentuk-bentuk pragmatik, pragmatik dalam tindak berbahasa, pragmatik dan semantik sebagai wacana, fungsi bahasa dan penentu berbahasa, serta pragmatik dalam pelajaran bahasa. Pengetahuan, pengertian dan pemahaman tentang hakikat pragmatik sangat penting bagi seseorang, khususnya bagi mahasiswa dan guru bahasa Jawa. Bentuk pragmatik sering kali ditemukan pada cerita pendek, koran, majalah, dan novel. Novel dan kumpulan cerita Jawa Emas Sumawur ing Baluarti yang penulis teliti adalah novel karya Partini B. cetakan pertama yang di dalamnya terdapat beberap ajudul novel Ngunlandara dan novel Para Abdi Sami Cecaturan. Novel dan kumpulan cerita Jawa Emas Sumawur ing Baluarti membahas cerita berbahasa Jawa, yang disampaikan penulisnya dalam bentuk cerita mengenai kehidupan kita sehari-hari seperti kebutuhan dalam rumah tangga sehingga kita dapat dengan mudah mengambil hikmah dan pelajaran dari cerita-cerita tersebut. Novel dan kumpulan cerita Jawa Emas Sumawur ing Baluarti cetakan Desember 2010 mempunyai topik-topik yang berhubungan dengan pragmatik, bentuk-bentuk pragmatik, pragmatik dalam tindak berbahasa dan terdapat fungsi tindak tutur yang timbul dari wacana novel dan cerita Jawa tersebut. Novel yang dikaji berjudul Para Abdi Sami Cecaturan karya Mas Ngabehi Wasesa Pangrawit. Novel ini menceritakan tentang, dan keluarga besarnya. Dalam novel tersebut diceritakan tentang kerukunan dan gotong royong keluarga tersebut, hal ini tampak ketika hendak pindah rumah. Selain itu, rasa kekeluargaan dalam keluarga tersebut sangat tinggi. Berdasarkan uraian di atas, alasan yang membuat penulis mengangkat judul analisis tindak tutur dalam novel Para Abdi Sami Cecaturan karya Mas Ngabehi Wasesa Pangrawit adalah sebagai berikut: Alasan yang pertama yaitu ketertarikan penulis untuk mengkaji tindak tutur bahasa Jawa pada percakapan yang terdapat di dalam novel dikarenakan isi Jurnal Program Studi Pendidikan Bahsa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 47
3 cerita yang terdapat di dalamnya sangat baik berupa kejujuran, kerukunan, dan kebersamaan dalam rumah tangga. Bahasa yang digunakan bervariasi, ada katakata yang mempunyai tingkat tutur yang tinggi mudah dipahami dan ada kata-kata yang mempunyai tindak tutur yang rumit, contohnya: Ayo, Bune, kowe saikine sing kupir. Cem,ayo Makne Kampret, kowe saiki sing kol. Jadi penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara umum tentang penggunaan tindak tutur khususnya penggunaan tindak tutur bahasa Jawa. Alasan yang kedua yaitu, pada era globalisasi pemahaman tentang strategi tindak tutur bahasa ini dapat membantu mengurangi kesalahpahaman dalam berkomunikasi antar orang awam dengan para kaum terpelajar, karena para pelajar mempunyai cara-cara tertentu yang mereka anggap tepat untuk menyampaikan gagasan mereka. Alasan yang ketiga yaitu, penelitian tentang pragmatik masih sedikit dan jarang ditemukan, dikarenakan para peneliti jarang mengangkat topik penelitian tentang pragmatik, khususnya pragmatik penggunaan bahasa Jawa. Alasan yang keempat yaitu, mengenai penggunaan tindak tutur berbahasa yang terdapat pada novel adalah pada kenyataannya para penutur menggunakan rangkaian tutur dengan makna berbeda-beda untuk mengungkapkan hal-hal yang menjadi keinginan mereka, menawarkan maupun berbagai kegunaan lainnya, jelas disadari atau tidak para tokoh akan menggunakan tindak tutur berbahasa tertentu. B. TINJAUAN PUSTAKA 1. Hakekat Bahasa Block dan Trager memberikan definisi bahwa bahasa adalah sistem lambang-lambang vokal yang bersifat arbitrer dan juga memberikan definisi bahwa bahasa adalah alat-alat untuk menyampaikan pikiran, perasaan seseorang kepada orang lain. (Lubis, 2011: 1) 2. Fungsi Bahasa Menurut Lubis (2011: 4) fungsi bahasa terbagi atas lima bagian, yaitu: Personal, Interpersonal, Direktif, Referensional, dan Imajinatif. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahsa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 48
4 3. Wacana dan Pragmatik Wacana adalah kesatuan bahasa yang lengkap (Lubis, 2011: 23). Sedangkan pragmatik adalah beberapa aspek yang tidak dapat dijelaskan dengan acuan langsung pada kondisi sebenarnya dari kalimat yang dituturkan (dalam F.X. Nadar, 2009: 5). 4. Bentuk-bentuk Pragmatik Pragmatik adalah telaah makna dalam hubungannya dengan situasi ujaran. Pragmatik menelaah ucapan-ucapan khusus dalam situasi-situasi khusus dan terutama sekali memusatkan perhatian pada aneka ragam cara yang merupakan wadah aneka konteks sosial performansi bahasa, dapat mempengaruhi tafsiran atau interpretasi. Pragmatik menelaah bukan saja pengaruh-pengaruh fonem suprasegmental, dialek, dan register, tetapi justru memandang performansi ujaran pertama-tama sebagai suatu kegiatan sosial yang ditata oleh aneka ragam konvensi sosial. Austin telah membagi tindak tutur menjadi tiga jenis, yaitu: tindak lokusi, tindak ilokusi dan tindak perlokusi. (Tarigan, 1990: 33-37). C. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, penulis menggunakan variabel penelitian novel Para Abdi Sami Cecaturan karya Mas Ngabehi Wasesa Pangrawit. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah penggunaan tindak tutur bahasa Jawa dalam setiap percakapan antar tokoh yang diceritakan dalam novel Para Abdi Sami Cecaturan karya Mas Ngabehi Wasesa Pangrawit. Data adalah keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian. Data ada dua yaitu data kulitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka yang diperoleh dari rekaman, pengamatan, wawancara atau bahan tertulis. Data kuantitatif adalah data berbentuk angka yang diperoleh dari perhitungan data kualitatif (Dekdikbud, 1996: 113). Menurut Moelong (2012:157) sumber data kualitatif adalah kata kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain lain. Sumber data adalah asal data diperoleh. Data penelitian digolongkan menjadi data primer dan data sekunder. Data primer atau data tangan pertama adalah data yanng diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan Jurnal Program Studi Pendidikan Bahsa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 49
5 alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Dalam penelitian ini, yang dijadikan data adalah kutipankutipan dari awal pembahasan pragmatik dalam novel Para Abdi Sami Cecaturan karya Mas Ngabehi Wasesa Pangrawit. Dan yang dijadikan sumber data novel Para Abdi Sami Cecaturan karya Mas Ngabehi Wasesa Pangrawit. Teknik pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperoleh (Nazir, 2003: 174). Dalam penelitian yang dilaksanakan menggunakan bermacam-macam metode yang menunjang terselenggaranya penelitian tersebut. Metode-metode tersebut adalah: 1. Teknik Simak Bebas Libat Cakap Dalam teknik ini peneliti hanya berperan sebagai pengamat penggunaan bahasa oleh para penutur yang terdapat di dalam novel. Peneliti tidak terlibat dalam peristiwa petuturan yang bahasanya sedang diteliti. Dia tidak bertindak sebagai pembicara yang berhadapan dengan mitra wicara, dia hanya sebagai pemerhati yang penuh minat tekun membaca apa yang dikatakan oleh para tokoh yang terdapat di dalam novel. 2. Metode Catat Metode ini sangatlah mutlak dalam penelitian, metode ini untuk mendokumentasikan seluruh data yang berhubungan dengan objek penelitian, metode catat menghindarkan dari data yang tercecer, hilang atau lupa. Instrumen adalah alat evaluasi atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2010: 192). Instrumen atau alat data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi peneliti sebagai instrumen utama (human instrument), instrumen bantu meliputi alat tulis dan nota pencatat untuk mencatat data berhubungan dengan fokus penelitian, komputer dan buku novel. Selain itu penulis juga menggunakan buku-buku yang sesuai atau relevan dengan judul analisis yang penulis lakukan. Teknik analisis data adalah proses mengatur susunan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan suatu uraian dasar (Patton dalam Moleong, 2012: 248). Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif interpretatif (kualitatif), yaitu data yang diperoleh melalui Jurnal Program Studi Pendidikan Bahsa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 50
6 pencatatan diidentifikasikan dan dijelaskan yang kemudian hasilnya ditafsirkan secara pragmatik. Penelitian ini bersifat deskriptif, menjelaskan bentuk-bentuk pragmatik pada novel yang berdasarkan tindak tutur, berdasarkan implikatur, rujukan dan berdasarkan kesopanan. Dalam menganalisa data, langkah-langkahnya sebagai berikut: 1. Membaca novel. Setelah beberapa novel dipilah-pilah, novel yang terpilih dibaca untuk memahami makna dari wacana. 2. Mengelompokkan novel. Setelah novel dibaca, kemudian dikelompokkan berdasarkan tindak tutur wacananya dan yang tidak memiliki tindak tutur dipisahkan dari yang memiliki tindak tutur. 3. Menganalisa novel. Novel dianalisis berdasarkan tingkat tindak tutur dan penggunaan tindak tutur. D. PEMBAHASAN DATA 1. Bentuk Tindak Tutur Novel Para Abdi Sami Cecaturan karya Mas Ngabehi Wasesa Pangrawit a. Tindak Tutur Lokusi Pada Novel yang berjudul Para Abdi Sami Cecaturan, ujaran lokusi terdapat pada percakapan sebagai berikut: Biyang Nala : Mungguh tresnane Kangmasmu nyang aku, aku mula ya ora maido, malah nganti tangga teparo ngunekake kene, uripe prasasat mimi mintuna. Ora Dhi, kae tongtonan apa, delengane kok rame? : Hla, kae sing diarani dhunlop. Hla nek lumebu ing kono, rame lan lucu banget, Mbakyu. Wis peteng kanthik dalane pating bleser pirang-pirang, wong sok bisa kesasar-sasar. Arep mlebet apa, Mbakyu, mangga? : Kanggo wong-wong saaku kowe, wis ora ana lucu lan ramene. Wis bosen, Truk. Sing bisa seneng lan rame lumebu mrono kuwi rak tumprape panganten anyar utawa wong kang lagi perlip-perlipan. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahsa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 51
7 Biyang Nala : O,dadi kowe wis bosen karo aku, wis bo. Artinya: Biyang Nala : Sungguh kecintaanya Kakakmu padaku, aku juga tidak menyalahkan, malah sampai tetangga bilang begini, hidupnya itu tergantung orang tua. Tidak Dik, itu pertunjukan apa, kelihatannya kok rame? : Ya, itu yang dinamakan dunlop. Ya kalau masuk di situ, rame dan lucu sekali,mbak. Sudah gelap sampai jalannya tidak jelas banyak sekali, orang sampai bisa terjebak. Mau masuk apa Mbak, silakan? : Untuk orang-orang seumuran aku kamu, sudah tidak ada lucu dan ramainya. Sudah bosan,truk. Yang bisa senang dan ramai masuk sana itu seperti pengantin baru dan orang yang sedang pendekatan. Biyang Nala : O, jadi kamu sudah bosan dengan aku, sudah bo Ujaran lokusi tampak pada tuturan yaitu pada kata untuk orang orang seumuran aku-kamu, sudah tidak ada lucu dan ramenya. Sudah bosan,truk, yang bisa senang dan rame masuk sana itu seperti pengantin baru dan orang yang sedang pendekatan. Tuturan di atas diperkuat oleh tuturan Biyang Nala yang mengatakan jadi kamu sudah bosan dengan aku, sudah bo.. tanpa memberikan maksud lain. b. Tindak Tutur Ilokusi Pada Novel yang berjudul Para Abdi Sami Cecaturan, ujaran ilokusi terdapat pada percakapan sebagai berikut: : Ambok aja usah kedawa-dawa mengkono. Cekake ana ing omah lawas aku wis bosen. Kepingin ganti hawa, Kang. : Ha, iya, nek mung bosen umah wae iya ora dadi ngapa, anggere aja bosen bojo. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahsa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 52
8 : Wayah ambok aja sing-sing, kang diomongke mengkono, ta, Kang! Luwih becik aku tulungana anggone tata-tata ana ing omah. Ing besuk malam bakda, kowe lan mbakyu takaturi mrene, prelu seneng-seneng lan ropyanropyan. : Ha, iya, ta, kae mbakyumu malah wis miwiti pasang gambar mbarang. Artinya : : Tidak usah diperpanjang seperti itu. Jelasnya di rumah yang lama aku sudah bosan. Ingin ganti suasana, Kang. : Ha, iya, kalau hanya bosan rumah tidak jadi masalah, asal jangan bosan istri. : Halah jangan yang tidak-tidak, yang dibicarakan seperti itu sih, Kang! lebih baik aku dibantu rapi-rapi rumah. Besok malam lebaran, kamu dan kakak (perempuan) aku undang ke sini, ikut senang-senang dan rame-rame. : Ha, iya, sih, itu mbakyumu, malah sudah memulai memasang gambar segala. Pada tuturan di atas, penutur telah melakukan tindak ilokusi. Hal ini dipertegas karena penutur melakukan suatu tindakan dan menyatakan sesuatu kepada yaitu meminta jangan diperpanjang masalahnya. Dalam tuturannya tersebut, penutur juga meminta tolong kepada lawan tutur yaitu agar mau mengerti keadaan yang sudah bosan di rumah lama dan ingin membangun rumah baru. Penutur juga menyuruh agar mau membantunya untuk rapi-rapi di rumah yang baru. Tuturan tersebut termasuk dalam ilokusi karena ada penutur, ada lawan tutur, dan tempat kejadian tuturan tersebut yaitu di rumah. Penutur Jurnal Program Studi Pendidikan Bahsa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 53
9 dan lawan tutur juga telah memberikan tanggapan kepada penutur yaitu ikut membantu menata rumah. Akan berbeda jika lawan tutur ridak memberikan tanggapan yang relevan, maka ungkapan tersebut melanggar tindak ilokusi. c. Tindak Tutur Perlokusi Pada Novel Para Abdi Sami Cecaturan, ujaran perlokusi terdapat pada percakapan sebagai berikut: : Kowe kuwi iya pancen uwong mung sarak. Wong pindhah omah wae kathik ngarepake bakda. Cacade omahmu ing banggur Jawa nomer 8, apa hah? : Ambok aja usah kedawa-dawa mengkono. Cekake ana ing omah lawas aku wis bosen, kepengen ganti hawa, Kang. : Ha, iya, nek mung bosen umah wae iya ora dadi ngapa, anggere aja bosen bojo. Artinya : : Kamu itu iya memang orang serakah. Orang pindah rumah saja harus menunggu bakda. Rusaknya rumahmu di Banggur Jawa nomor 8 apa hah? : Mbok tidak usah diperpanjang seperti itu. Yang jelas di rumah yang lama aku sudah bosan, ingin ganti suasana,kang. : Ha, iya, kalau hanya bosan rumah tidak jadi masalah, asal jangan bosan istri. Pada tuturan di atas, penutur telah melakukan tindak perlokusi. Penutur mengatakan kepada lawan tutur yaitu agar jangan diperpanjang cacian atas dirinya. Penutur mempertegas tuturannya kepada lawan tutur bahwa dirinya ingin pindah rumah karena Jurnal Program Studi Pendidikan Bahsa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 54
10 di rumah yang lama sudah bosan dan ingin ganti suasana di rumah yang baru. Dari tuturan di atas, penutur telah mempengaruhi lawan tutur yaitu dan lawan tutur terpengaruh atas tuturan. mengatakan ha, iya, kalau hanya bosan rumah tidak jadi masalah. Tuturan di atas dapat melanggar tindak perlokusi bila penutur hanya mengatakan sesuatu tanpa mengikutsertakan maksud. Dalam tuturan tersebut juga terdapat waktu, lawan tutur, dan tempat kejadian. Namun, dalam tuturan tersebut telah jelas penutur mampu mempengaruhi lawan tutur sehingga tuturan di atas termasuk dalam tindak perlokusi. 2. Berdasarkan prinsip kerjasama, terdapat 4 aturan atau maksim percakapan atau bentuk pragmatik, yaitu: a. Maksim Kuantitas Pada Novel Para Abdi Sami Cecaturan, maksim kuantitas terdapat pada percakapan sebagai berikut: : Sapa, Truk, sing kenclung? : Set, landa jejerku iki, wong sampanye duwekku jare ditenggak wani. Artinya: : Siapa, Truk, yang tidak waras? : Set, landa sebelahku ini, orang sampanye punyaku, katanya berani ditenggak. Pada tuturan di atas, penutur telah melakukan maksim kuantitas. Penutur telah mengeluarkan perkataan siapa, Truk, yang tidak waras?. Dari ungkapan tersebut menunjukkan bahwa menanyakan hal secukupnya. Hal ini diperkuat dengan jawaban dari lawan tutur yaitu. menjawab pertanyaan secukupnya sesuai dengan pertanyaan yaitu dengan menjawab set, landa sebelahku ini. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahsa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 55
11 b. Maksim Kualitas Maksim kualitas adalah bentuk maksim yang menempatkan bahwa setiap peserta pembicara harus menyatakan yang sebenarnya. Pada Novel Para Abdi Sami Cecaturan, maksim kualitas terdapat pada percakapan sebagai berikut: Artinya : : Kang, sing takomongake mau, mupangatku ing bab anane kaum wanita dadi warga guminterad. Ora kok mupakan anane wanita melu-melu nyang pulitik. Mulane ing kene saiki tak terangake panimeku sing cetha. Aku mupakat anane wanita dadi warga guminterad anggere aja ngrambah nyang pulitik. Awit yen sing dadi warga guminterad kuwi sawijining wanita ahli pulitik, wah, kaanane ing guminterad mesthi bakal luwih rewel katimbang kaya dene kaanane ing saiki kiyi, Kang. : Kang, yang aku bilang tadi, kesepakatanku mengenai bab kaum wanita yang menjadi warga pejabat. Tidak setuju adanya wanita ikut-ikutan politik. Makanya di sini sekarang ku jelaskan pendapatku yang jelas. Aku setuju adanya wanita menjadi pejabat kalau saja tidak merambah ke politik. Jadi kalau yang jadi pejabat itu salah satunya wanita ahli politik, wah, keadaan di kalangan pejabat pasti bakal tambah rewel seperti keadaan kita sekarang, Kang. Pada tuturan di atas, penutur telah melaksanakan maksim kualitas karena penutur telah mengatakan pernyataan yang sebenarnya. Hal ini tampak pada tuturan menyatakan yang sebenarnya yaitu Kang, yang aku bilang tadi, kesepakatanku mengenai bab kaum wanita yang menjadi warga pejabat. Tidak setuju adanya wanita ikut-ikutan politik. Dari tuturan tersebut telah melakukan maksim Jurnal Program Studi Pendidikan Bahsa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 56
12 kualitas. Akan berbeda jika penutur tidak setuju dengan hal yang telah dibicarakannya dan penutur menambah maksud tertentu, maka tuturan di atas tidak memenuhi maksim kualitas. c. Maksim Hubungan atau Rerefensi Pada Novel Para Abdi Sami Cecaturan, maksim hubungan atau referensi terdapat pada percakapan sebagai berikut: : Weh, pikiranku pating bleser, Truk.Ana kaanane guminterad sing saiki kiyi, akeh sing rewel, sebab saka politik. Mara terangna sing nganti cetha wela-wela, truk : Murih cethane saiki tak critani dhisik, mula bukane dianakake guminterad sing kanthi cekak banget kae. Dianakake guminterad kuwi sanyatane karepe ora liyo mung arep nganakake sawijining babadan pangreh kang tansah migatekake lan mbecikake kaanane kutha kono. Artinya : : Wah, pikiranku tidak karuan, Truk. Ada keadaan pejabat yang sekarang ini, banyak yang nakal, dikarenakan politik. Jadi jelaskan yang sejelas-jelasnya,truk. : Jadi kejelasannya ku ceritakan dulu, awal buka diadakan pejabat yang jelas sekali itu. Diadakannya pejabat itu sebenarnya suatu keinginan yang tidak lain hanya mengadakan salah satu bentuk pemerintahan yang mau memperhatikan dan membenarkan keadaan kota itu. Pada tuturan di atas, penutur dan lawan tutur telah menjalankan bentuk maksim hubungan atau referensi. Hal ini nampak pada tuturan Penutur Wah, pikiranku tidak karuan, Truk. Ada keadaan pejabat yang sekarang ini, banyak yang nakal, dikarenakan politik. Jadi jelaskan yang sejelas-jelasnya,truk.. lawan tutur pun memberikan kontribusi sesuai dengan permintaan penutur yaitu Jurnal Program Studi Pendidikan Bahsa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 57
13 dengan menjelaskan jadi kejelasannya ku ceritakan dulu, awal buka diadakan pejabat yang jelas sekali itu. Diadakannya pejabat itu sebenarnya suatu keinginan yang tidak lain hanya mengadakan salah satu bentuk pemerintahan yang mau memperhatikan dan membenarkan keadaan kota itu. d. Maksim Cara atau Pelaksana Pada novel Para Abdi Sami Cecaturan, maksim cara atau pelaksanaan terdapat pada percakapan sebagai berikut: Artinya : : Sapa, Truk, sing kenclung? : Set, landa jejerku iki, wong sampanye duwekku jare ditenggak wani. : Kang, anggonmu motret oleh pira, lan kira-kira apa iya dadi? : Anggonku motret ambah kaping nem, Truk nanging dadi utawa orane, lha, kuwi embuh. : Siapa, Truk, yang tidak waras? : Set, landa sebelahku ini, orang sampanye punyaku, katanya berani ditenggak. : Tidak Kang, kamu memotret dapat berapa, dan kirakira apa iya jadi? : Aku memotret sudah enam kali, Truk, tetapi jadi atau tidak, ya, itu tidak tahu. Pada tuturan di atas, penutur dan lawan tutur telah melakukan tindak maksim cara atau pelaksana karena kedua penutur tersebut telah melakukan pembicaraan yang sesuai, dilakukan secara langsung, tidak kabur, dan tidak berlebihan. Ungkapan itu dilakukan oleh penutur yang menanyakan siapa, Truk, yang tidak waras? dan Jurnal Program Studi Pendidikan Bahsa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 58
14 lawan tutur menjawab set, landa sebelahku ini. Berdasarkan tuturan tersebut, maka maksim cara atau pelaksana terpenuhi. 3. Berdasarkan prinsip kesopanan, terdapat enam maksim atau aturan bentuk pragmatik a. Maksim Kebijaksaan Pada novel Para Abdi Sami Cecaturan, maksim kebijaksanaan terdapat pada percakapan sebagai berikut: : We, lha, kae kenangapa, Kang, sajake kok mencakmencak nesu nyang sopir? Ayo, Mbakyu, utawa Makne kampret, Kang padha diparani. Kang, Kang, sajake ko nesu temenan, kenang apa, kenang apa? : Sing ora nepsu wae sapa, supir kathik kurang ajare ngantek ngono! Hla, wong ditakoni becik-becik, kathik ngeguyu. Apa dikira yen aku ora duwe dhuwit apa! Ing mengko pitakonku cara mlayune kurang jangkep, Bang, sewane taksi dari sini sampai rumah bapak saya berapa? : O, iya mamper nek si sopir kuwi mau gumuyu, ora sebab cara mlayune kurang jangkep, nanging pitakonmu kliru. Artinya : : Wah, lha itu kenapa, Kang, kelihatannya kok marahmarah kepada sopir? Ayo, Mbakyu, atau ibunya kampret, Kang dijemput. Kang, Kang, kelihatannya kok marah beneran, ada apa, ada apa? : Yang tidak marah siapa, sopir memang tidak sopan seperti itu! Lha, orang ditanya baik-baik,malah tertawa! Apa dikira kalau aku tidak punya uang apa? Padahal per- tanyaanku kalau cara larinya sudah jelas, ya. Heh, dengarkan, apa larinya kurang cepat, Bang, sewa taksi dari sini sampai rumah bapak saya berapa..? Jurnal Program Studi Pendidikan Bahsa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 59
15 : O, iya jelas kalau si sopir itu tadi tertawa, bukan dikarenakan cara larinya kurang cepat, tetapi pertanyaanmu yang salah. Pada tuturan di atas, penutur dan lawan tutur telah melaksanakan tindak maksim kebijaksanaan. Hal tersebut dapat diketahui dari tuturan yang bermaksud menolong dan memperkecil kerugian kepada orang lain yaitu yang sedang marah kepada sopir taksi. Pada tuturan wah, lha itu kenapa, Kang, kelihatannya kok marah-marah kepada sopir? Ayo, Mbakyu, atau ibunya kampret, Kang dijemput. Kang, Kang, kelihatannya kok marah beneran, ada apa, ada apa? dan pada tuturan O, iya jelas kalau si sopir itu tadi tertawa, bukan dikarenakan cara larinya kurang cepat, tetapi pertanyaanmu yang salah. Dari tuturan di atas terbukti bahwa penutur telah memperkecil kerugian kepada dan penutur bermaksud memperbesar keuntungan kepada yaitu agar orang tidak marah dan tidak terjadi masalah yang bertambah panjang. b. Maksim Kemurahan atau Pujian Pada novel Para Abdi Sami Cecaturan, maksim kemurahan atau maksim pujian terdapat pada percakapan sebagai berikut: : Bisa uga mengkono, Kang. Banjur dongeng Terang Bulan saikine tak cekak wae. Yaiku mangkene, sarana prau jangkung, Kasim karo Rohaya banjur pada ninggal saka Pulau Sowabah kono, nganti tumekane ing Malakah. Ana ing kene padha ganti panganggo, Kang. Kasim nganggo pantalon malah sepaton barang. Rahayu nganggo cara wong wadon bangsa Padhang, iya nganggo selop. Gumunku lakune utawa tandang tanduke kok iya banjur wis kepenak wae, inggatose kulinane mung nganggo cawet utawa sarung saka sandhuwure dhadha tekan ing sandhuwure dhengkul.. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahsa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 60
16 : Weh, semune wong-wong ing Sawabah kuwi luwih maju tinimbang wong lumrah ing Batawi kene sebab wong Betawi kene yen kabener bakda riyadi, akeh sing sikile mlecet jalaran padha nganggo sepatu lan selop. Artinya : : Bisa juga seperti itu, Kang. Selanjutnya dongeng Terang Bulan sekarang ku percepat saja. Yaitu seperti ini, dengan perahu jangkung, Kasim dan Rohaya terus melarikan diri dari Pulau Sowabah itu, sampai di Malaka. Di sini mereka ganti pakaian, Kang. Kasim memakai pantalon juga sepatu. Rahayu memakai gaya wanita Padang, iya memakai selop. Herannya, jalannya atau tindakannya seperti enak saja, yang biasanya hanya memakai celana dalam atau sarung dari atas dada sampai di atas lutut. : Wah, sepertinya orang-orang di Sawobah itu lebih maju daripada orang di Betawi sini karena orang Betawi sini kalau hari lebaran banyak yang kakinya lecet karena memakai sepatu dan selop Pada tuturan di atas, penutur telah bermaksud melakukan bentuk maksim pujian atau penghargaan kepada orang orang di Pulau Sowabah yang sedang diceritakan oleh lawan tutur yaitu. mengatakan Wah, sepertinya orang-orang di Sawobah itu lebih maju daripada orang di Betawi sini karena orang Betawi sini kalau hari lebaran banyak yang kakinya lecet karena memakai sepatu dan selop. Dari tuturan tersebut, bermaksud mengurangi keuntungan bagi diri sendiri yaitu memuji orang orang di Pulau Sowabah dan membuat pengorbanan bagi diri sendiri yaitu lebih memuji orang orang Sowabah daripada orang di tempatnya sendiri yaitu Betawi. c. Maksim Kesederhanaan Jurnal Program Studi Pendidikan Bahsa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 61
17 Pada novel Para Abdi Sami Cecaturan maksim kesederhanaan terdapat pada percakapan sebagai berikut: Biyang Nala : Hla, kae sing diarani dhunlop. Hla nek lumebu ing kono, rame lan lucu banget, Mbakyu. Wis peteng kanthik dalane pating bleser pirang-pirang, wong sok bisa kesasar-sasar. Arep mlebet apa, Mbakyu, mangga? : Kanggo wong-wong saaku kowe, wis ora ana lucu lan ramene. Wis bosen, Truk. Sing bisa seneng lan rame lumebu mrono kuwi rak tumprape panganten anyar utawa wong kang lagi perlip-perlipan. : O,dadi kowe wis bosen karo aku, wis bo. Artinya: : Ya, itu yang dinamakan Dunlop. Ya kalau masuk di situ, rame dan lucu sekali,mbak. Sudah gelap sampai jalannya tidak jelas banyak sekali, orang sampai bisa terjebak. Mau masuk apa Mbak, silakan? : Untuk orang-orang seumuran aku kamu, sudah tidak ada lucu dan ramenya. Sudah bosan,truk. Yang bisa senang dan rame masuk sana itu seperti pengantin baru dan orang yang sedang pendekatan. Biyang Nala : O, jadi kamu sudah bosan dengan aku, sudah bo Pada tuturan di atas, penutur telah bermaksud melakukan maksim kesederhanaan kepada diri sendiri karena penutur telah memuji diri sendiri sedikit mungkin dan melakukan kecaman kepada diri sendiri sebanyak mungkin. Hal ini tampak pada tuturan yaitu Untuk orang-orang seumuran aku kamu, sudah tidak ada lucu dan ramenya. Sudah bosan,truk. Yang bisa senang dan rame masuk sana itu seperti pengantin baru dan orang yang sedang pendekatan.. Penutur lain yaitu Biyang Nala juga menambah bentuk kecaman terhadap Jurnal Program Studi Pendidikan Bahsa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 62
18 dengan mengatakan O, jadi kamu sudah bosan dengan aku, sudah bo... dari tuturan tersebut penutur dan lawan tutur Biyang Nala telah sama-sama melakukan bentuk tindak maksim kesederhanaan. d. Maksim Kesepakatan atau Kecocokan Pada novel Para Abdi Sami Cecaturan, maksim kesepakatan atau kecocokan terdapat pada percakapan sebagai berikut: : Ambok aja usah kedawa-dawa mengkono. Cekake ana ing omah lawas aku wis bosen. Kepingin ganti hawa, Kang. : Ha, iya, nek mung bosen umah wae iya ora dadi ngapa, anggere aja bosen bojo. : Wiyah, ambok aja sing-sing kang diomongake mengkono ta, Kang! Luwih becik aku tulungana anggone tata ing omah. Ing besuk malem bakda, kowe lan mbakyu takaturi mrene, perlu seneng-seneng lan ropyan-ropyan. : Ha, iya ta, kae mbakyumu malah wis miwiti pasang gambar mbarang. Artinya : : Tidak usah diperpanjang seperti itu. Jelasnya di rumah yang lama aku sudah bosan. Ingin ganti suasana, Kang. : Ha, iya, kalau hanya bosan rumah tidak jadi masalah, asal jangan bosan istri. : Halah jangan yang tidak-tidak, yang dibicarakan seperti itu sih, Kang! lebih baik aku dibantu rapi-rapi rumah. Besok malam, kamu dan kakak : Ha,iya itu mbakyu malah sudah mulai memasang gambar. Tuturan seperti pada kalimat Ha, iya, kalau hanya bosan rumah tidak jadi masalah, asal jangan bosan istri. dan Ha,iya itu Jurnal Program Studi Pendidikan Bahsa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 63
19 mbakyu malah sudah mulai memasang gambar. Dari ungkapan tersebut, penutur telah melakukan kesepakatan atas tuturan yang ingin ganti rumah, menata rumah dan meminta tolong pada untuk membantunya. Berbeda jika tidak berkenan membantu, maka tuturan tersebut melanggar maksim kesepakatan. E. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dapat ditarik simpulan bahwa pada novel Para Abdi Sami Cecaturan ditemukan bentuk pragmatik yaitu sebagai berikut: lima tindak lokusi, lima tindak ilokusi, dua tindak perlokusi. Berdasarkan prinsip kerjasama terdapat empat aturan maksim, yaitu: dua bentuk maksim kuantitas, satu bentuk maksim kualitas, satu bentuk maksim hubungan, satu bentuk maksim cara. Berdasarkan prinsip kesopanan terdapat enam maksim atau bentuk aturan, yaitu: satu bentuk maksim kebijaksanaan, dua bentuk maksim penghargaan/pujian, satu bentuk maksim kesederhanaan, satu bentuk maksim kesepakatan, satu bentuk maksim simpati, satu bentuk maksim kedermawanan. 2. Saran Penulis sangat menyadari terhadap beberapa kekurangan pengetahuan analisis tindak tutur bahasa. Oleh karena itu, penulis mengharapkan beberapa saran dan kritik dari para pembaca yang berhubungan dengan analisis kebahasaan. Dengan hasil analisis terhadap tindak tutur dari novel Para Abdi Sami Cecaturan karya Mas Ngabehi Wasesa Pangrawit semoga bisa dijadikan sedikit tambahan ilmu pengetahuan tentang analisis tindak tutur bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Bagi peneliti pragmatik lainnya, dapat menggunakan kajian dan objek yang berbeda. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahsa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 64
20 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, edisi revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Depdikbud Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka F.X. Nadar Pragmatik dan Penelitian Pragmatik Edisi I. Yogyakarta: Graha Ilmu Lubis, A. Hamid Hasan Analisis Wacana Pragmatik, edisi revisi. Bandung: Angkasa. Moloeng, J. Lexy Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Nazir, Mohammad Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Tarigan, Henry Guntur Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahsa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 65
Tindak Tutur Ekspresif dalam Novel Emas Sumawur Ing Baluarti Karya Partini B
Tindak Tutur Ekspresif dalam Novel Emas Sumawur Ing Baluarti Karya Partini B Oleh: Ismatul Firdaus Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa ismafrds@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciANALISIS TINDAK TUTUR DALAM NOVEL JARING KALAMANGGA KARYA SUPARTO BRATA
ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM NOVEL JARING KALAMANGGA KARYA SUPARTO BRATA Oleh: Riyana Widya Hapsari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa e-mail: Riyana.hapsari197@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai media penyampaian informasinya. dipergunakan dalam wacana humor. Penggunaan bahasa yang biasa saja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini, surat kabar telah menjadi kebutuhan bagi manusia. Melalui surat kabar kita bisa memperoleh berbagai informasi yang sedang aktual atau sedang hangat
Lebih terperinciAnalisis Kalimat Majemuk dalam Cerita Bersambung Ngoyak Lintang Karya Al Aris Purnomo
Analisis Kalimat Majemuk dalam Cerita Bersambung Ngoyak Lintang Karya Al Aris Purnomo Oleh: Feni Astuti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa fenia228@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciAnalisis Tindak Tutur Direktif dalam Novel Ngulandara Karya Margana Djajaatmadja
Analisis Tindak Tutur Direktif dalam Novel Ngulandara Karya Margana Djajaatmadja Oleh: Fattrika Susseptiana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Fattrika29@gmail.com Abstrak: Penelitian ini
Lebih terperinciPRINSIP KESOPANAN DAN PARAMETER PRAGMATIK CERITA BERSAMBUNG ARA-ARA CENGKAR TANPA PINGGIR DALAM MAJALAH DJAKA LODANG TAHUN 2010
PRINSIP KESOPANAN DAN PARAMETER PRAGMATIK CERITA BERSAMBUNG ARA-ARA CENGKAR TANPA PINGGIR DALAM MAJALAH DJAKA LODANG TAHUN 2010 Oleh: Agus Suraningsih program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa e-mail:
Lebih terperinciAnalisis Tindak Tutur Direktif dan Ekspresif dalam Novel Kembang Saka Persi Karya Soebagijo I. N.
Analisis Tindak Tutur Direktif dan Ekspresif dalam Novel Kembang Saka Persi Karya Soebagijo I. N. Oleh: Riswanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa riez_t@yahoo.com Abstrak: Analisis Tindak
Lebih terperinciAnalisis Kesalahan Kebahasaan pada Lembar Kerja Siswa Kuncaraning Widya Bagelen Kelas X SMA Kabupaten Purworejo
Analisis Kesalahan Kebahasaan pada Lembar Kerja Siswa Kuncaraning Widya Bagelen Kelas X SMA Kabupaten Purworejo Oleh: Mahasih Hesti Rochayati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa mahesti0509@gmail.com
Lebih terperinciOnomatope dalam Novel Emas Sumawur Ing Baluwarti Karya Partini B.
Onomatope dalam Novel Emas Sumawur Ing Baluwarti Karya Partini B. Oleh: Isna Siti Mulyani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa isnasitimulyani27@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk:
Lebih terperinciCampur Kode pada Tuturan Siswa dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jawa Kelas XI di SMK Batik Sakti 1 Kebumen
Campur Kode pada Tuturan Siswa dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jawa Kelas XI di SMK Batik Sakti 1 Kebumen Oleh: Siyam Thohiroh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa siyam_thohiroh@yahoo.com
Lebih terperinciAlih Kode dan Campur Kode dalam Roman Kadurakan Ing Kidul Dringu Karya Suparto Brata
Alih Kode dan Campur Kode dalam Roman Kadurakan Ing Kidul Dringu Karya Suparto Brata Oleh: Yuliana Wardani program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa y.adinda@ymail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan:
Lebih terperinciTINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS
TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA Oleh Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK Berdasarkan observasi penulis saat melakukan kegiatan PPL. Anak terlihat cenderung pasif melakukan kegiatan
Lebih terperinciANAFORA GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL GARUDA PUTIH KARYA SUPARTO BRATA
i ANAFORA GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL GARUDA PUTIH KARYA SUPARTO BRATA SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Nama : Nila Haryu Kurniawati NIM : 2102407144 Prodi : Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciCampur Kode dalam Percakapandi LingkunganHome IndustriDesa Bugel Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo Jawa Tengah
Campur Kode dalam Percakapandi LingkunganHome IndustriDesa Bugel Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo Jawa Tengah Oleh: Dina Kurniawati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa dinakurniawati131@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pandangannya selama hidup dalam masyarakat. Dalam hidup bermasyarakat manusia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Humor adalah sesuatu yang lucu dan menyenangkan. Keberadaan humor bermanfaat bagi manusia untuk terbebas dari belenggu kesengsaraan, kecemasan, dan kekejaman
Lebih terperinciTINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM WACANA KOLOM PAK RIKAN DI KORAN MINGGUAN DIVA
TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM WACANA KOLOM PAK RIKAN DI KORAN MINGGUAN DIVA SKRIPSI disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Nama : Ikasari Indah Hibridani NIM : 2102406042 Prodi : Pendidikan
Lebih terperinciAnalisis Deiksis dalam Komik Angkara Tan Nendra Karya Resi Wiji S. dalam Majalah Panjebar Semangat
Analisis Deiksis dalam Komik Angkara Tan Nendra Karya Resi Wiji S. dalam Majalah Panjebar Semangat Oleh: Anis Cahyani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa namakuaniscahyani@yahoo.com Abstrak:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur terdapat dalam komunikasi bahasa. Tindak tutur merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindak tutur terdapat dalam komunikasi bahasa. Tindak tutur merupakan produk dari suatu ujaran kalimat dalam kondisi tertentu dan merupakan kesatuan terkecil
Lebih terperinciAnalisis Onomatope Dalam Roman Dhahuru Ing Loji Kepencil Karya Suparto Brata
Analisis Onomatope Dalam Roman Dhahuru Ing Loji Kepencil Karya Suparto Brata Oleh: Ervina Novitasari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa ervinan08@gmail.com Abstrak : Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan pikiran manusia. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif bagi manusia. Tanpa bahasa, sulit
Lebih terperinciPROSIDING SEMNAS KBSP V
PENYIMPANGAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM LIRIK LAGU BOJO GALAK Putri Haryanti, Tety Bekti Sulistyorini, Hari Kusmanto, dan Laili Etika Rahmawati Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Lebih terperinciFrase Nominal dan Frase Verbal pada Novel Pinatri Ing Teleng Ati Karya Tiwiek SA
Frase Nominal dan Frase Verbal pada Novel Pinatri Ing Teleng Ati Karya Tiwiek SA Oleh: Alip Rahman Sulistio Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa aliprahman16@gmail.com Abstrak: Penelitian ini
Lebih terperinciAnalisis Tindak Tutur Komisif Bahasa Jawa Dalam Roman III Cocak Nguntal Elo Karya Suparto Brata Tahun 2009
Analisis Tindak Tutur Komisif Bahasa Jawa Dalam Roman III Cocak Nguntal Elo Karya Suparto Brata Tahun 2009 Oleh: Dwi Septi Purwaningsih Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Jawa dwisepti216@gmail.com
Lebih terperinciKAJIAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM NOVEL KADURAKAN ING KIDUL DRINGU KARYA SUPARTO BRATA
KAJIAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM NOVEL KADURAKAN ING KIDUL DRINGU KARYA SUPARTO BRATA Oleh: Astuti Kurnia Salmi program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa astuti.kurniasalmi@yahoo.com ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciAnalisis Tindak Tutur Komisif Bahasa Jawa dalam Cerbung Tresna Kagiles Ila-Ila karya Mbah Brintik pada Majalah Jayabaya Tahun 2011
Analisis Tindak Tutur Komisif Bahasa Jawa dalam Cerbung Tresna Kagiles Ila-Ila karya Mbah Brintik pada Majalah Jayabaya Tahun 2011 Oleh : Tri Wahyuningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi atau interaksi sosial. Sebagai alat komunikasi, bahasa dapat
Lebih terperinciAnalisis Tuturan Imperatif Bahasa Jawa di Desa Sruweng Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen
Analisis Tuturan Imperatif Bahasa Jawa di Desa Sruweng Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen Oleh: Nur Khabibah Program Studi Pendidikan dan Sastra Jawa Nurkhabibah1159@gmail.com Abstrak: Penelitian ini
Lebih terperinciANALISIS DEIKSIS DALAM NOVEL LINTANG PANJER RINA KARYA DANIEL TITO DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA. Diyah Agustiyan Universitas Muhammadiyah Purworejo
ANALISIS DEIKSIS DALAM NOVEL LINTANG PANJER RINA KARYA DANIEL TITO DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA Diyah Agustiyan Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK DiyahAgustiyan. 2012. Analisis Deiksisdalam Novel
Lebih terperinciKESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW
KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW Syamsul Arif Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Kesantunan berbahasa merupakan hal yang penting dalam kegiatan berkomunikasi.
Lebih terperinciTINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah
0 TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7 Naskah Publikasi Ilmiah Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi
BAB II KERANGKA TEORI Kerangka teori ini berisi tentang teori yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi tindak tutur;
Lebih terperinciREALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA DENGAN GURU DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA
REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA DENGAN GURU DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciAnalisis Sosiologi Sastra dalam Novel Purnama Kingkin Karya Sunaryata Soemardjo
Analisis Sosiologi Sastra dalam Novel Purnama Kingkin Karya Sunaryata Soemardjo Oleh: Dwi Ratnasari Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa duwiratnasari42@yahoo.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciREFERENSI DALAM WACANA BERBAHASA JAWA DI SURAT KABAR
REFERENSI DALAM WACANA BERBAHASA JAWA DI SURAT KABAR SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Winiar Faizah Aruum 2102406672 JURUSAN BAHASA DAN SASTRA JAWA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS
Lebih terperinciAnalisis Tindak Tutur Bahasa Jawa di Pasar Sampang Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap
Analisis Tindak Tutur Bahasa Jawa di Pasar Sampang Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap Oleh: Agus Setiaji Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa agussetiaji94 @yahoo.com Abstrak: Penelitian ini
Lebih terperinciAnalisis Tindak Tutur Direktif dalam Novel Kadurakan Ing Kidul Dringu Karya Suparto Brata
Analisis Tindak Tutur Direktif dalam Novel Kadurakan Ing Kidul Dringu Karya Suparto Brata Oleh: Dwi Apriyanti Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa dwiapriyanti02@gmail.com Abstrak:Penelitian
Lebih terperinciTINDAK TUTUR DIREKTIF DAN KOMISIF PADA LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DI SMP NEGERI 2 COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI
1 TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN KOMISIF PADA LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DI SMP NEGERI 2 COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property
7 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kesopanan Berbahasa Kesopanan berbahasa sangat diperlukan bagi penutur dan petutur. Menurut Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property associated with
Lebih terperinciAnalisis Nilai Moral Rubrik Wacan Bocah dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Juni-Desember 2013 dan Relevansinya dengan Kehidupan Sekarang
Analisis Nilai Moral Rubrik Wacan Bocah dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Juni-Desember 2013 dan Relevansinya dengan Kehidupan Sekarang Oleh: Imroati Hasanah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
Lebih terperinciPELANGGARAN PRINSIP KESOPANAN DALAM REMBUK DESA DI KELURAHAN JATIROTO KABUPATEN WONOGIRI
PELANGGARAN PRINSIP KESOPANAN DALAM REMBUK DESA DI KELURAHAN JATIROTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciPELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA PADA SINETRON PREMAN PENSIUN. Veria Septianingtias STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA PADA SINETRON PREMAN PENSIUN Veria Septianingtias STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung verianingtias@gmail.com Abstrak Penelitian ini mengkaji prinsip kerja sama pada sinetron
Lebih terperinciANALISIS DEIKSIS DALAM NOVEL EMPRIT ABUNTUT BEDHUG KARYA SUPARTO BRATA
ANALISIS DEIKSIS DALAM NOVEL EMPRIT ABUNTUT BEDHUG KARYA SUPARTO BRATA Oleh: Gumilang Laksana program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa laksanagumilang@yahoo.com Abstrak. Penelitian ini bertujuan:
Lebih terperinciTINDAK TUTUR PENOLAKAN PADA WACANA ARISAN KELUARGA DI KALANGAN MASYARAKAT BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA NASKAH PUBLIKASI
TINDAK TUTUR PENOLAKAN PADA WACANA ARISAN KELUARGA DI KALANGAN MASYARAKAT BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan
Lebih terperinciAnalisis Semiotik Syair-Syair Tembang Campursari karya Didi Kempot pada Volume 1, 2, 3
Analisis Semiotik Syair-Syair Tembang Campursari karya Didi Kempot pada Volume 1, 2, 3 Oleh: Aditya Apriliyani Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Tyaapriliyani559@gmail.com Abstrak: Penelitian
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Alokasi Waktu : SMP N 1 BERBAH. : Bahasa Jawa : VIII/ Ganjil : 2 X 40 menit A. Standar Kompetensi : 4. Mengungkapkan gagasan
Lebih terperinciTINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA TERHADAP SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 6 SUNGAI PENUH DALAM PROSES PEMBELAJARAN TAHUN AJARAN 2016/2017
ABSTRAK TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA TERHADAP SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 6 SUNGAI PENUH DALAM PROSES PEMBELAJARAN TAHUN AJARAN 2016/2017 Kamaruddin, Aripudin, dan Teja Pratama* FKIP Universitas
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
37 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti memberikan sejumlah penguraian tentang bagaimana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sebuah interaksi sosial akan terjalin dengan baik jika syarat syarat tertentu
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Sebuah interaksi sosial akan terjalin dengan baik jika syarat syarat tertentu terpenuhi. Salah satunya adalah kesadaran terhadap bentuk sopan santun. Kesopansantunan
Lebih terperinciTindak Tutur Direktif dalam Novel Sala Lelimengan Karya Suparto Brata
Tindak Tutur Direktif dalam Novel Sala Lelimengan Karya Suparto Brata Oleh: Abdul Kholiq Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Kholiqabdul510@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciOleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK
REALISASI PRINSIP KESOPANAN BERBAHASA INDONESIA DI LINGKUNGAN SMA MUHAMMADIYAH PURWOREJO TAHUN 2012 DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA DI SMA Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciTINDAK TUTUR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XII SMK NEGERI 1 NARMADA. Munawir Guru SMK Negeri 1 Narmada
TINDAK TUTUR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XII SMK NEGERI 1 NARMADA Munawir Guru SMK Negeri 1 Narmada Abstrak Guru sebagai insan akademik memiliki peranan untuk menyampaikan materi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur (speech art) merupakan unsur pragmatik yang melibatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tindak tutur (speech art) merupakan unsur pragmatik yang melibatkan pembicara, pendengar atau penulis pembaca serta yang dibicarakan. Dalam penerapannya, tindak
Lebih terperinciABSTRACT: Kata kunci: kesantunan, tuturan, imperatif. maksim penghargaan, maksim kesederhanaan,
ABSTRACT: KESANTUNAN TUTURAN IMPERATIF MAHASISWA KELAS A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM RIAU ANGKATAN 2007 Oleh: Rika Ningsih This research
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Desa Babadan terletak di ujung Utara Kecamatan Pagentan Kabupaten
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Desa Babadan terletak di ujung Utara Kecamatan Pagentan Kabupaten Banjarnegara. Satu desa terdiri dari lima dusun, yakni Dusun Penusupan, Cundukan, Babadan, Wringin,
Lebih terperinciANALISIS PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN DALAM KOLOM SING LUCU PADA MAJALAH PANJEBAR SEMANGAT EDISI FEBRUARI-JUNI TAHUN 2012
ANALISIS PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN DALAM KOLOM SING LUCU PADA MAJALAH PANJEBAR SEMANGAT EDISI FEBRUARI-JUNI TAHUN 2012 Oleh: Hidayatul Mukaromah program studi pendidikan bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Baryadi (2005: 67) sopan santun atau tata krama adalah salah satu wujud penghormatan seseorang kepada orang lain. Penghormatan atau penghargaan terhadap
Lebih terperinciKajian Moral Dalam Novel Katresnan Kang Angker Karya Pĕni
Kajian Moral Dalam Novel Katresnan Kang Angker Karya Pĕni Oleh: Khoirul Makhin Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Khoirulmahin@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Untuk
Lebih terperinciAnalisis Deiksis Cerita Bersambung Evelyn karya Dyah Katrina dalam Majalah Djaka Lodang Tahun 2014
Analisis Deiksis Cerita Bersambung Evelyn karya Dyah Katrina dalam Majalah Djaka Lodang Tahun 2014 Oleh: Inarotul Ainiyah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa MuInaez@gmail.com Abstrak: Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia yang lain. Kebutuhan akan bahasa sudah jauh sebelum manusia mengenal
Lebih terperinciSKRIPSI. oleh. Nama. : Elok Wahyuni. : Bahasa dan Sastra Jawa NIM. Program. Jurusan FAKULTAS
PEROLEHAN BAHASAA JAWA ANAK PLAYGROUP AULIYAA KENDAL USIA 3-4 TAHUN SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Nama NIM : Elok Wahyuni : 2102407065 Program studi :Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciSKRIPSI. Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Oleh Aditya Nugraha NIM
ANALISIS TINDAK TUTUR PENJUAL DAN PEMBELI DI PASAR SURONEGARAN DAN PASAR KONGSI PURWOREJO SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN KEMAMPUAN NEGOSIASI DI KELAS X SMK SKRIPSI Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata Pelajaran Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 4 WATES : VII/ Gasal : Bahasa Jawa : Unggah-ungguh : 80 menit A. Kompetensi Inti
Lebih terperinciANALISIS KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL KIRTI NJUNJUNG DRAJAT KARYA R. Tg. JASAWIDAGDA
ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL KIRTI NJUNJUNG DRAJAT KARYA R. Tg. JASAWIDAGDA Oleh: Anggit Hajar Maha Putra program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa anggitzhajar@yahoo.com Abstrak:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial dan anggota masyarakat memerlukan bahasa sebagai media komunikasi untuk berinteraksi dengan makhluk lainnya untuk mengungkapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada masa sekarang ini walaupun pada kira-kira dua dekade yang silam ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pragmatik merupakan cabang ilmu linguistik yang semakin dikenal pada masa sekarang ini walaupun pada kira-kira dua dekade yang silam ilmu ini jarang atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. itu dengan baik kepada pendengar atau pembaca. media ini pihak yang melakukan tindak tutur adalah penutur (pem bicara) dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita.karena bahasamerupakan alat komunikasi untuk menyampaikan pesan dari diri seseorang kepada orang lain,
Lebih terperinciUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
DIKSI DALAM NOVEL CLEMANG-CLEMONG KARYA SUPARTO BRATA SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh Nama : Ria Hutaminingtyas NIM : 2102405609 Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Jurusan
Lebih terperinciREALISASI BENTUK TINDAK TUTUR DIREKTIF MENYURUH DAN MENASIHATI GURU-MURID DI KALANGAN ANDIK TK DI KECAMATAN SRAGEN WETAN. Naskah Publikasi Ilmiah
0 REALISASI BENTUK TINDAK TUTUR DIREKTIF MENYURUH DAN MENASIHATI GURU-MURID DI KALANGAN ANDIK TK DI KECAMATAN SRAGEN WETAN Naskah Publikasi Ilmiah Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Interaksi sosial memainkan peran dalam masyarakat individu atau kelompok. Interaksi diperlukan untuk berkomunikasi satu sama lain. Selain itu, masyarakat membutuhkan
Lebih terperinciAnalisis Psikologis dan Nilai Moral dalam Roman T Spookhuis Karya Suparto Brata
Analisis Psikologis dan Nilai Moral dalam Roman T Spookhuis Karya Suparto Brata Oleh: Syahriyatun Nikmah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa syahriyatun@gmail.com Abstrak: penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciKALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN MASYARAKAT DESA SOMOPURO KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI
KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN MASYARAKAT DESA SOMOPURO KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan sesuai dengan norma norma dan nilai nilai sosial dan saling
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesantunan dalam berbahasa di lingkungan masyarakat dan sekolah sangatlah penting, karena dengan bertutur dan berkomunikasi dengan santun dapat menjaga nilai diri sebagai
Lebih terperinciPENERAPAN MAKSIM TUTUR DALAM TINDAK TUTUR CERAMAH PENGAJIAN RUTIN HARI MINGGU MALAM SENIN DI MASJID BAITURROHMAN BULAN JANUARI JUNI TAHUN 2014
PENERAPAN MAKSIM TUTUR DALAM TINDAK TUTUR CERAMAH PENGAJIAN RUTIN HARI MINGGU MALAM SENIN DI MASJID BAITURROHMAN BULAN JANUARI JUNI TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah
Lebih terperinciBUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PAMERAN BUKU MURAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 TANGGAL 27 NOVEMBER 2014
1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PAMERAN BUKU MURAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 TANGGAL 27 NOVEMBER 2014 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Sejenis Sebelumnya Penelitian tentang humor mengenai prinsip kerjasama sudah penah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, antara lain Rini Devi Ellytias (2013)
Lebih terperinciTINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF PADA TUTURAN KHOTBAH SALAT JUMAT DI LINGKUNGAN MASJID KOTA SUKOHARJO
TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF PADA TUTURAN KHOTBAH SALAT JUMAT DI LINGKUNGAN MASJID KOTA SUKOHARJO Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Progam Studi Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciNILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN DONGENG-DONGENG ASIA KANGGO BOCAH-BOCAH SERI 1, 2, DAN 3
NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN DONGENG-DONGENG ASIA KANGGO BOCAH-BOCAH SERI 1, 2, DAN 3 Oleh:Fitriani Syarifah program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa anncil@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mutlak memiliki kemampuan untuk dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial mutlak memiliki kemampuan untuk dapat berkomunikasi antara sesama manusia lainnya. Salah satu media yang digunakan dalam berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana terpenting dalam segala jenis komunikasi yang terjadi di dalam kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah,
Lebih terperinciTINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO
TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang
II. LANDASAN TEORI 2.1 Pragmatik Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang itu salah satunya yaitu tentang pragmatik. Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari
Lebih terperinciPEMERTAHANAN DAN PERGESERAN BAHASA JAWA DALAM PERCAKAPAN MEDIA SOSIAL JEJARING FACEBOOK
PEMERTAHANAN DAN PERGESERAN BAHASA JAWA DALAM PERCAKAPAN MEDIA SOSIAL JEJARING FACEBOOK Oleh: Nita Sulistya Wati program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa niech_chan@yahoo.com Abstrak Penelitian
Lebih terperinciBENTUK UJARAN BAHASA JAWA TATARAN FONOLOGI ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT BERAT SMP LUAR BIASA NEGERI SEMARANG (KAJIAN PSIKOLINGUISTIK)
BENTUK UJARAN BAHASA JAWA TATARAN FONOLOGI ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT BERAT SMP LUAR BIASA NEGERI SEMARANG (KAJIAN PSIKOLINGUISTIK) SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Nama : Anggun Setyorini
Lebih terperinciREALISASI TINDAK KESANTUNAN KOMISIF DI KALANGAN MASYARAKAT PEDAGANG PASAR TRADISIONAL NASKAH PUBLIKASI
REALISASI TINDAK KESANTUNAN KOMISIF DI KALANGAN MASYARAKAT PEDAGANG PASAR TRADISIONAL NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI
ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Diajukanoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesopanan merupakan adat sopan santun, tingkah laku (tutur kata) yang baik
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesopanan merupakan adat sopan santun, tingkah laku (tutur kata) yang baik tata krama (Departemen Pendidikan Nasional, 2008: 1493). Kesopanan juga merupakan
Lebih terperinciWatak dan Nilai Moral Tokoh Utama novel Ngulandara dalam Kumpulan Novel Emas Sumawur ing Baluarti Karya Partini B
Watak dan Nilai Moral Tokoh Utama novel Ngulandara dalam Kumpulan Novel Emas Sumawur ing Baluarti Karya Partini B Oleh: Emy Setiyowati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa emy_setiyowati@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi antar sesama dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menyampaikan maksud dan tujuan kepada orang lain sehingga dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan pesan secara cepat dan ringkas, situasi atau kejadian-kejadian tertentu.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Suatu kenyataan bahwa manusia mempergunakan bahasa sebagai sarana
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu kenyataan bahwa manusia mempergunakan bahasa sebagai sarana komunikasi. Bahasa adalah milik manusia dan merupakan satu ciri pembeda utama umat manusia dengan
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. percakapan tidak tertulis bahwa apa yang sedang dipertuturkan itu saling
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Implikatur Penutur dan mitra tutur dapat secara lancar berkomunikasi karena mereka berdua memiliki kesamaan latar belakang pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gagasan, pendapat, perasaan, keinginan dan harapannya. Komunikasi yang terjalin diharapkan dapat dipahami maknanya oleh orang-orang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Bahasa digunakan oleh manusia di dalam sebuah interaksi. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efektif bagi manusia. Melalui bahasa, manusia dapat menyampaikan
Lebih terperinciANALISIS STRUKTURAL DAN MORALITAS TOKOH DALAM DONGENG PUTRI ARUM DALU KARANGAN DHANU PRIYO PRABOWO
ANALISIS STRUKTURAL DAN MORALITAS TOKOH DALAM DONGENG PUTRI ARUM DALU KARANGAN DHANU PRIYO PRABOWO Oleh : Novyta Kumayroh program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa Novyta_kumayroh@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Pada umumnya seluruh kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Linguistik memiliki berbagai cabang disiplin ilmu. Cabang-cabang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Linguistik memiliki berbagai cabang disiplin ilmu. Cabang-cabang tersebut diantaranya adalah fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik dan sebagainya. Berbeda
Lebih terperinciA. RUMAH PANGGANG PE A. OMAH PANGGANG PE
A. OMAH PANGGANG PE Cakrik omah panggang pe iki minangka cakrik omah jawa kang prasaja dhewe yen katandhingake karo cakrik-cakrik liyane. Dumadi saka papat utawa enem saka. Saka kang separo rada endhek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jenis interaksi antarmanusia sangat beragam. Salah satu contoh interaksi terjadi pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Pokok Bahasan Jenis interaksi antarmanusia sangat beragam. Salah satu contoh interaksi terjadi pada acara temu wicara di televisi dalam bentuk komunikasi. Komunikasi dalam acara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat utama dalam komunikasi dan memiliki daya ekspresi dan informatif yang besar. Bahasa sangat dibutuhkan oleh manusia karena dengan bahasa manusia
Lebih terperinciANALISIS TINDAK TUTUR DAN GAYA BAHASA PADA DIALOG-DIALOG NASKAH DRAMA REPUBLIK BAGONG KARYA N. RINATIARNO
ANALISIS TINDAK TUTUR DAN GAYA BAHASA PADA DIALOG-DIALOG NASKAH DRAMA REPUBLIK BAGONG KARYA N. RINATIARNO Ida Hamidah dan Yusuf Maulana Akbar Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Lebih terperinciAnalisis Kalimat Interogatif pada Novel Garuda Putih Karya Suparto Brata
Analisis Kalimat Interogatif pada Novel Garuda Putih Karya Suparto Brata Oleh: Aprilliyanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa aprilliyanti92@yahoo.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinci