ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL KIRTI NJUNJUNG DRAJAT KARYA R. Tg. JASAWIDAGDA

Transkripsi

1 ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL KIRTI NJUNJUNG DRAJAT KARYA R. Tg. JASAWIDAGDA Oleh: Anggit Hajar Maha Putra program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) wujud penanda kohesi gramatikal antarkalimat yang terdapat dalam novel Kirti Njunjung Drajat Karya R. Tg. Jasawidagda; (2) wujud penanda kohesi leksikal antarkalimat yang terdapat dalam novel Kirti Njunjung Drajat Karya R. Tg. Jasawidagda. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah novel yang berjudul Kirti Njunjung Drajat Karya R. Tg. Jasawidagda, terdiri dari sebelas bab yang diterbitkan oleh KIBLAT (Anggota IKAPI), Bandung pada tahun Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah buku-buku wacana dan nota pencatat data. Teknik pengumpulan data digunakan teknik simak, teknik pustaka dan teknik catat. Teknik analisis data digunakan teknik lesap, teknik ganti dan teknik BUL (bagi unsur langsung). Teknik penyajian analisis data menggunakan metode penyajian formal dan informal. Hasil penelitian ini yaitu: (1) wujud penanda kohesi aspek gramatikal meliputi: reference (pengacuan) yang didominasi pengacuan persona I tunggal bebas yaitu kula saya, subtitution (penyulihan), ellipsis (pelesapan), dan conjungtion (perangkaian) yang terdiri dari konjungsi koordinatif lan dan, mbokmenawa kalau dan konjungsi adversatif nanging tetapi ; (2) wujud penanda kohesi aspek leksikal meliputi: sinonim (persamaan kata), antonim (lawan kata), hiponimi, repetisi (pengulangan) yang ditemukan yaitu repetisi epizeukis, dan repetisi tautotes, kolokasi (sanding kata), dan ekuivalensi. Kata kunci: kohesi gramatikal, leksikal dan novel Pendahuluan Secara garis besar, sarana komunikasi verbal dibedakan menjadi dua macam, yaitu sarana komunikasi yang berupa bahasa lisan dan sarana komunikasi yang berupa bahasa tulis (Sumarlam, 2009: 1). Dengan demikian, wacana atau tuturan pun dibagi menjadi dua macam, yaitu wacana lisan dan wacana tulis. Kedua macam wacana itu masing-masing memerlukan metode dan teknik kajian yang berbeda. Wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hierarti gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar (Abdul Chaer, 2007: 267). Wacana dikatakan lengkap karena di dalamnya terdapat konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh, yang bisa dipahami oleh pembaca (dalam wacana tulis) atau oleh pendengar (dalam wacana lisan) tanpa keraguan apa pun. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 45

2 Sebuah karya sastra novel menarik untuk dikaji dan merupakan sebuah tantangan karena komunikasi yang ada di dalamnya bersifat abstrak. Abstrak dalam hal ini artinya apa yang ingin disampaikan penulis belum tentu sama dengan apa yang dipahami oleh pembaca setelah membacanya. Dalam memahami karya sastra novel tidaklah cukup hanya dengan memahami makna kata-katanya saja tetapi juga harus dibekali dengan pengetahuan-pengetahuan pendukung seperti sosial, budaya, dan pemahaman terhadap masyarakat pemakai bahasa itu sendiri apalagi novel yang dikaji ini berbahasa Jawa. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan Penanda kohesi gramatikal antarkalimat yang terdapat pada novel Kirti Njunjung Drajat karya R. Tg. Jasawidagda. Mendeskripsikan penanda kohesi leksikal antarkalimat yang terdapat pada novel Kirti Njunjung Drajat karya R. Tg. Jasawidagda. Adapun alasan dalam penelitian ini penulis ingin lebiih lanjut mengkaji wujud penanda, penanda kohesi gramatikal dan leksikal antarkalimat yang terdapat dalam novel Kirti Njunjung Drajat karya R. Tg. Jasawidagda. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Deskripsi kualitatif yaitu penelitian yang kerjanya menyajikan data berdasarkan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang ada (Arikunto, 2010: 20). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah novel yang berjudul Kirti Njunjung Drajat karya R. Tg. Jasawidagda yang berisi 192 halaman yang dibagi menjadi sebelas bab yang diterbitkan KIBLAT (Anggota IKAPI), Bandung pada tahun Penelitian ini mengungkap tentang penanda kohesi gramatikal dan leksikal, dalam novel Kirti Njunjung Drajad karya R. Tg. Jasawidagda. Data yang diteliti berupa satuan gramatikal yang berwujud kata sampai dengan kalimat. Kemudian kata dan kalimat itu disajikan berdasarkan objek penelitian pada saat sekarang dan berdasarkan fakta-fakta yang ada dalam novel Kirti Njunjung Drajad karya R. Tg. Jasawidagda. Hasil analisis tersebut berbentuk kata-kata bukan angka, sehingga penelitian ini dapat digolongkan dalam penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data, penulis menggunakan teknik simak, teknik pustaka dan teknik catat. Dalam menganalisis, penulis menggunakan teknik BUL, teknik lesap dan teknik ganti. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 46

3 Berdasarkan hasil penelitian menerangkan bahwa kohesi gramatikal pada novel Kirti Njunjung Drajad karya R. Tg. Jasawidagda adalah pengacuan (referensi), penyulihan (substitusi), pelesapan (elipsis), dan kata penghubung (konjungsi), Sedangkan aspek leksikal pada Novel Kirti Njunjung Drajad karya R. Tg. Jasawidagda adalah repetisi, sinonimi, antonim, hiponimi, kolokasi dan ekuivalensi. Kepaduan makna secara semantis akan menyebabkan wacana membentuk suatu kesatuan makna. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Kohesi Gramatikal Kohesi gramatikal adalah perpaduan wacana dari segi bentuk atau struktur lahir wacana (Sumarlam, 2009: 23). Wacana karya sastra pada novel Kirti Njunjung Drajad karya R. Tg. Jasawidagda banyak terdapat penanda aspek gramatikal yang berfungsi sebagai pendukung kepaduan sebuah wacana. Berikut ini adalah contoh penanda kohesi gramatikal yang terdapat dalam novel Kirti Njunjung Drajad karya R. Tg. Jasawidagda. Wis pirang taun, Le, olehmu magang? (KND : 14) Sudah berapa tahun kamu bekerja? Konteks situasi pada kalimat di atas adalah Mas Bei Mangunripta yang sedang dalam perjalanan bertemu dengan keluarga Darba di dalam kereta, Mas Bei bertanya kepada Darba tentang pekerjaannya. Pada data tersebut terdapat enklitik mu mu yang merupakan pronomina persona II terikat lekat kanan mengacu pada data Darba. Kemudian data dianalisis dengan teknik lesap hasilnya menjadi sebagai berikut : Wis pirang taun le oleh Ø magang? (KND : 14) Sudah berapa tahun Ø bekerja? Setelah mengalami teknik lesap data di atas, maka kalimat tersebut masih bisa berterima tetapi tidak gramatikal karena tidak begitu jelas subjeknya. Data di atas setelah diuji dengan teknik ganti pada pronomina persona orang kedua mu kamu, menjadi sebagai berikut : Wis pirang taun, Le, olehmu magang? (KND : 14) kowe Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 47

4 sampeyan panjenengan Sudah berapa tahun kamu bekerja? kamu kamu anda Dari data di atas, pronomina persona II tunggal bebas mu kamu ternyata hanya dapat diganti dengan kowe kamu karena kowe masih dalam tingkat tuturan yang sama dan kalimat tersebut masih gramatikal. Akan tetapi mu kamu tidak dapat diganti dengan pronomina persona sampeyan dan penjenengan kamu karena kalimatnya menjadi tidak gramatikal. 2. Kohesi Leksikal Kohesi leksikal adalah hubungan antarunsur dalam wacana secara semantis (Sumarlam, 2009: 35). Kohesi leksikal diperoleh dengan cara memilih kosa kata yang serasi (Tarigan, 2009: 98). Wacana karya sastra pada novel Kirti Njunjung Drajad terdapat penanda aspek leksikal, yang berfungsi untuk mendapatkan efek intensitas makna bahasa, kejelasan informasi serta keindahan bahasa lainnya. Berikut ini adalah contoh penanda kohesi leksikal yang terdapat dalam novel Kirti Njunjung Drajad karya R. Tg. Jasawidagda. Den Bei Dhistrik inggih Iajeng jumeneng sarwi ngasta gelas, tamu sanesipun sumerep ing sasmita, lajeng sami ngadeg nyepeng gelas. (KND : 24) Den Bei Dhistrik juga terus berdiri dengan membawa gelas, tamu yang lainnya lalu sama berdiri memegang gelas. Berdasarkan kutipan di atas, konteks situasinya menjelaskan bahwa Mas Bei Mangunripta yang mengajak semua tamu untuk minum bersama. Berdasarkan kutipan yang ditampilkan di atas terlihat bahwa kata jumeneng berdiri bersinonim dengan kata ngadeg berdiri. Dapat ditarik kesimpulan bahwa sinonim di atas merupakan sinonim kata dengan kata. Kemudian data di atas dianalisis dengan teknik lesap menjadi sebagai berikut. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 48

5 Den Bei Dhistrik inggih Iajeng Ø sarwi ngasta gelas, tamu sanesipun sumerep ing sasmita, lajeng sami Ø nyepeng gelas. (KND : 24) Den Bei Dhistrik juga terus Ø dengan membawa gelas, tamu yang lainnya lalu sama Ø memegang gelas. Setelah mengalami pelepasan pada data di atas ternyata terlihat bahwa kalimat tersebut menjadi tidak gramatikal. Hal ini menunjukkan kehadiran kata jumeneng berdiri dan ngadeg berdiri sangat diperlukan. Teknik ganti sudah tidak diperlukan lagi karena kedua kata tersebut sudah saling menggantikan. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, terdapat kohesi gramatikal dan kohesi leksikal pada novel Kirti Njunjung Drajat. Berikut ini kesimpulan hasil analisis kohesi gramatikal dan kohesi leksikal antarkalimat pada novel Kirti Njunjung Drajat. 1. Kohesi gramatikal Kohesi gramatikal antarkalimat pada novel Kirti Njunjung Drajat meliputi; (a) pengacuan (referensi), seperti: kula saya,kowe kamu,sampeyan kamu, panjenengan kamu,-mu mu, -ku ku ; (b) penyulihan (substitusi), seperti: lare kalih dua anak,; (c) pelesapan (ellipsis), seperti: Darba Darba ; (d) kata penghubung (konjungsi), seperti: nanging tetapi dan amargi walaupun. 2. Kohesi leksikal Kohesi leksikal pada novel Kirti Njunjung Drajat meliputi; (a) repetisi, seperti: ketok terlihat; (b) sinonim, seperti:linggih = njagong duduk = duduk; (c) antonim, seperti: gedhe >< cilik besar >< kecil; (d) hiponimi, seperti: serat kabar surat kabar dengan jenis-jenis surat kabar; (e) kolokasi, seperti: kursi,lenggah, pandhapi kursi,duduk,pendopo ; (f) ekuivalensi, seperti: gumun heran dan gumunipun herannya. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 49

6 Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Sumarlam Analisis Wacana. Surakarta: Pustaka Cakra Surakarta. Tarigan, Henry Guntur Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 50