BAB III KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB III KAJIAN PUSTAKA 3.1. Teori Efisiensi Pasar Fama mendefinisikan pasar yang efisien adalah pasar di mana harga sekuritas-sekuritasnya mencerminkan secara penuh informasi yang tersedia. Hipotesis pasar efisien menyatakan bahwa tidak ada informasi masa lalu yang dapat digunakan untuk memprediksi pergerakan harga saham di masa yang akan datang. Bentuk efisiensi pasar: 1) Bentuk lemah (Weak Form), hipotesis harga surat berharga saat ini betul-betul mengambarkan seluruh informasi yang terkandung dalam harga-harga surat berharga di masa lalu. 2) Bentuk setengah kuat (Semi Strong Form), hipotesis bahwa harga surat berharga betul-betul menggambarkan seluruh informasi yang dipublikasikan. Informasi tersebut dapat berupa : a. Informasi yang dipublikasikan yang hanya mempengaruhi harga sekuritas dari perusahaan yang mempublikasikan seperti pembagian dividen, dll. b. Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga sekuritas sejumlah perusahaan, seperti kebijakan moneter. c. Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga-harga seluruh sekuritas, seperti kebijakan pajak. 19

2 20 3) Bentuk kuat (Strong Form), hipotesis bahwa harga surat berharga benar-benar menggambarkan seluruh informasi baik yang dipublikasikan maupun tidak. Hartono (2005) mengemukakan bahwa pengujian efisiensi pasar dari aspek informasi hanya melibatkan dua buah faktor saja, yaitu abnormal return dan kecepatan reaksi. Reaksi pasar diukur dengan return tidak normal (abnormal return). Return normal menunjukkan return dari kegiatan transaksi normal seharihari. Jika ada pengumuman yang masuk ke pasar yang mempunyai kandungan informasi (information content), maka total return yang terjadi adalah penjumlahan return normal dengan return tidak normal akibat informasi tersebut Teori Sinyal (Signalling Theory) Perusahaan yang handal menyampaikan sinyal-sinyal yang kredibel tentang kualitas perusahaannya ke pasar modal untuk membedakan dirinya dari perusahaan lain (Bhattacharya dan Amy, 2003). Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2001) dalam Sukwadi (2006) adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang perusahaan itu. Kandungan Informasi dalam sinyal tersebut diharapkan direspon secara positif dalam bentuk investasi pada perusahaan. Informasi tersebut direspon oleh investor yang pada akhirnya tercermin dalam fluktuasi harga saham (Santosa, 2009 dalam Pratiwi dan Ulupui, 2013:471) Strategi Manajemen Kata strategi berasal dari kata Yunani strategos yang mana stratos adalah pasukan dan ago adalah memimpin. Pemaknaannya adalah bagaimana seorang jendral militer menyatukan pasukannya dan bertindak sebagai pimpinan pasukan. 20

3 21 Adapun perbedaan mendasar strategi bisnis dengan strategi militer adalah strategi militer didasarkan atas asumsi konflik sedangkan strategi bisnis dirumuskan, dilaksanakan dan dinilai dengan asumsi kompetisi. Setiap perusahaan semestinya melakukan pendekatan proaktif dan berupaya mempengaruhi, mengantisipasi lalu memulai daripada merespon suatu peristiwa dalam industrinya (David, 2011: 53). Strategi bersaing Mudrajad (2006) menulis definisi pesaing dilihat dari berbagai perspektif. Perspektif industri, pesaing merupakan organisasi yang membuat produk atau jasa yang sama. Perspektif kelompok stratejik, kelompok stratejik adalah kumpulan perusahaan yang bersaing dalam sebuah industri yang mempunyai kesamaan strategi dan sumber daya. Daya saing strategis dicapai apabila sebuah perusahaan dengan baik merumuskan serta menerapkan strategi penciptaan nilai. Strategi bersaing merupakan posisi perusahaan relatif dibandingkan dengan para pesaingnya dalam pasar yang dipilih. Strategi bersaing generik dari Porter terbagi atas tiga jenis strategi yaitu : Strategi Kepemimpinan Biaya (Cost Leadership), digunakan apabila organisasi ingin menjadi pemimpin pasar berbasis biaya rendah dengan basis pelanggan luas Strategi Diferensiasi (Differentiation), digunakan apabila perusahaan ingin bersaing dengan pesaingnya dalam hal keunikan produk dan jasa yang ditawarkan Strategi Fokus (berbasis biaya atau diferensiasi), digunakan apabila perusahaan ingin melayani kebutuhan spesifik ceruk pasar (market niche). 21

4 Produk dan Inovasi Kotler (2012:337) membagi sistem produk dalam suatu perusahaan ke dalam produk mix, yang terdiri dari empat dimensi yaitu product mix width, product line length, depth, consistency. Keluasan produk (width) mengacu pada jumlah product line dalam suatu perusahaan. The length of a product mix dimaksudkan jumlah dari produk yang ada. Kedalaman (depth) merupakan ragam varian yang ditawarkan dari setiap produk yang ditawarkan pada product line, seperti varian wangi, formula. Konsistensi product mix menggambarkan hubungan kedekatan beragam product line secara fungsi, persyaratan produksi, saluran distribusi atau hal lainnya. Keempat dimensi product mix ini memberikan peluang bagi perusahaan untuk memperluas bisnis dalam empat cara. Menambah product lines, memperluas product width, memperdalam varian produk, serta melanjutkan product line consistency. Milbier dalam Ensiklopedia Bisnis dan Keuangan (2007) menjelaskan product mix sebagai paduan produk di suatu perusahaan yang terorganisasi dalam suatu sistem tertentu, yang terdiri dari product lines dan spesifik produk. Product line adalah sekelompok produk yang ada dalam product mix yang berhubungan satu sama lain. Produk tersebut memiliki fungsi yang sama, dijual ke pelanggan yang sama, dipasarkan di outlet yang sama, atau memiliki kisaran harga tertentu. Suatu produk yaitu suatu unit yang jelas berbeda secara ukuran, harga, disain ataupun atribut lainnya. Baird et. al dalam Ensiklopedia Bisnis dan Keuangan (2007) mengklasifikasikan produk dalam dua bagian yaitu produk konsumen dan produk 22

5 23 bisnis. Produk Konsumen adalah produk yang dibeli untuk pemakaian pribadi sehari-hari. Produk ini dapat dikelompokkan dalam empat kategori berdasarkan kebiasan konsumen berbelanja. Produk konsumen juga dapat dibedakan berdasarkan daya tahannya, yaitu produk yang tahan lama (durable) dan non durable. 1) Convenience product, adalah barang yang didapat konsumen secara mudah. Kebanyakan barang yang tidak tahan lama, bernilai rendah dan sering dibeli dalam jumlah sedikit. Kelompok produk ini dapat dibagi dalam tiga kategori. a. Staples goods atau Barang bahan pokok, yaitu barang kebutuhan dasar yang sudah direncanakan dibeli sebelum berbelanja, seperti beras, susu. b. Impulse goods, adalah barang-barang yang dibeli tanpa perencanaan sebelumnya seperti makanan ringan. c. Emergency Goods, adalah barang yang dibeli ketika dibutuhkan segera, karena hal tidak terduga, seperti jasa ambulan. 2) Shopping product, produk ini dibeli setelah konsumen membandingkan beragam produk dan merk dari beberapa ritel lalu memutuskan suatu produk yang akan dibeli. Biasanya produk ini bernilai tinggi dibandingkan convenience, frekuensi pembelian produk ini jarang dan merupakan produk tidak tahan lama. Contoh produk ini yaitu komputer, peralatan rumah tangga. 3) Specialty product, produk yang dicari karena memiliki karakteristik dan identifikasi yang dimiliki merk tersebut. Pembeli menyadari apa yang diinginkan dan mau berupaya untuk memperolehnya. Contoh: produk perhiasan yang mahal. 23

6 24 4) Unsought Goods, merupakan produk yang tidak diketahui oleh konsumen, selain itu konsumen tidak begitu tertarik membelinya, contoh: asuransi jiwa. Produk Bisnis adalah barang yang digunakan untuk menjalankan usaha dan menghasilkan produk akhir. Tidak seperti produk konsumen yang dikelompokkan berdasarkan kebiasan pembelian, pengelompokan ini berdasarkan pemakaian. a. Instalasi (instalation) adalah barang-barang modal besar yang dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama dan mengalami penyusutan beberapa tahuan seperti sistem konveyor, robot, mesin dengan komputerisasi. b. Peralatan tambahan (accessory equipment) adalah barang-barang modal yang berjangka waktu pendek dan digunakan dalam kegiatan operasional produksi, seperti komputer, mesin lainnya. c. Bahan baku (raw material) adalah barang-barang yang dibeli dalam bentuk mentah atau awal, untuk diproses menghasilkan produk akhir, seperti besi, kayu. d. Material suku cadang (component parts and processed materials) adalah barang-barang yang dipasang atau ditempatkan pada produk akhir tanpa proses lebih lanjut, seperti batere. e. Pemeliharaan, perbaikan dan persediaan operasional (maintenance, repair, operating supplies), yaitu barang ini tidak secara langsung ditambahkan di produk akhir, seperit bola lampu, oli, kertas. 24

7 25 f. Layanan bisnis (business service) layanan ini untuk menjalankan perusahaan, contoh: layanan biro hukum. Klasifikasi ini tidak selalu sama bagi konsumen, tergantung dari situasi demografis dan perilaku konsumen. Beberapa produk dapat juga termasuk dalam dua klasifikasi, tergantung bagaimana produk tersebut dipakai. Inovasi Produk (Product) Definisi inovasi menurut Sehested dan Sonnenberg (2011) adalah sesuatu yang baru, menciptakan nilai tambah dan manfaat. Inovasi menurut O Sullivan (2009) adalah proses membangun perubahan pada produk, layanan, dan proses, besar dan kecil, radikal dan bertahap, yang menghasilkan sesuatu yang baru dan berkontribusi bagi organisasi tertentu serta memberi nilai tambah bagi pelanggan. Penulis menyimpulkan bahwa inovasi ialah perombakan suatu hal yang sudah ada, mengganti dengan hal yang baru, yang sesuai (relevant) dengan konteks masa kini. Wheelright dan Clark (1992) dalam O Sullivan (2009:15) membagi tingkat perubahan pengembangan produk baru atas empat hal: 1) Incremental improvements, perbaikan bertahap 2) Additions to product families, penambahan pada turunan produk 3) Next-generation products, produk generasi lanjutan 4) New core products, produk baru dengan desain yang radikal. Ulrich dan Eppinger (2008) dalam Puotunen (2013) membagi rancangan produk baru dalam empat kategori. 25

8 26 1) New product platform, konsep dasar produk baru yang memerlukan upaya besar dalam menciptakan product family sebagai landasan dari derivative products. 2) Derivatives of existing product platform, produk turunan dari produk yang sudah ada, memperluas product family dengan satu atau dua produk baru dengan pasar yang sudah ada. 3) Incremental improvements to existing, tambahan produk baru hasil dari modifikasi produk yang sudah ada dengan penambahan beberapa fitur. Hal ini dibuat dengan tujuan menjaga product line tetap baru dan kompetitif. 4) Fundamentally new product, menggunakan teknologi baru secara radikal, produk baru dengan target pasar yang baru, memiliki risiko tinggi, namun dapat meningkatkan hasil pada jangka panjang. Return Saham Return saham merupakan pendapatan yang diperoleh oleh pemegang saham sebagai hasil dari investasinya di suatu perusahaan. Return saham dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: return realisasi (realized return) dan return yang diharapkan (expected return). Return realisasi merupakan return yang sudah terjadi (sesungguhnya) dan dihitung berdasarkan data historis. Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa yang mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi dan dapat diestimasi dengan menggunakan pendekatan mean adjusted model, market model dan market adjusted model. 26

9 27 Secara umum ada dua komponen return saham, yaitu yield atau dividen dan capital gain. Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Capital gain (loss) adalah peningkatan atau penurunan harga saham atau perubahan harga. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Menghitung capital gain atau Ri adalah sebagai berikut: Return aktual (harian) Saham Return aktual (harian) saham adalah tingkat pengembalian atas investasinya di suatu saham selama periode waktu pengamatan. R it = (harga saham penutupan i,t - harga saham penutupan i,t 1 ) harga saham penutupan i,t 1 R it = Return Saham untuk perusahaan i pada waktu t Return pasar Rm! = IHSG! IHSG!!! IHSG!!! Rm t = Return pasar, return ekspektasi pada periode t IHSG t = Indeks Harga Saham Gabungan pada periode t IHSG t-1 = Indeks Harga Saham Gabungan pada periode t-1 Dalam penelitian ini return saham berupa dividen tidak dimasukkan dalam perhitungan karena variabel yang akan diteliti adalah pergerakan harga saham aktual harian yang dibandingkan sebelum dan sesudah pengumuman peluncuran produk baru. 27

10 28 Abnormal Return Abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan return ekspektasi (return yang diinginkan oleh investor). Dengan demikian return tidak normal (abnormal return) adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi (actual return) dengan return. Dihitung perbedaan antara return saham individual (R it ) dan return pasar (Rm t ), menggunakan Market-adjusted model (Jogiyanto 2012 dalam Paramadina 2013). Abnormal Return (AR it ) = R it Rm t AR it = abnormal return emiten i pada hari t R it = Return Saham untuk perusahaan i pada waktu t Rm t = Return pasar, return ekspektasi pada periode t Cumulative Abnormal Return CAR i = Cumulative Average Abnormal Return (CAR) selama periode peristiwa. AR it = abnormal return pada hari t Cumulative Average Abnormal Return CAAR i = t=t 2 AR it t=t 1 t=t 2 t=t 1 AAR it Cumulative Average Abnormal Return (CAAR) selama periode peristiwa pada sampel penelitian. AAR it = average abnormal return pada hari t. 28

11 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dengan menggunakan metode event study di empat Industri besar (Computer, Chemical & Pharmaceuticals, Photographic, Electrical) di Amerika, menunjukkan ada pengaruh peluncuran produk baru terhadap peningkatan nilai perusahaan. Informasi peluncuran produk baru didapat dari The Wall Street Journal, dengan pengamatan event window lima hari, tiga hari dan satu hari sebelum dan sesudah tanggal peluncuran produk baru. Chaney, Devinney, Russel (1991). Eddy et. al (1993) meneliti sinyal keuangan dan peluncuran produk baru. Fokus industri yaitu perusahaan perangkat keras komputer, sejumlah 16 perusahaan dengan 166 peluncuran produk baru. Metode penelitian dengan event study dengan periode waktu tujuh minggu sebelum pengumuman dan enam minggu setelah pengumuman. Hasil penelitan menunjukkan peningkatan cumulative average return secara signifikan 12 hari sebelum pengumuman dan berakhir beberapa hari setelah pengumuman. Penelitian pada industri komputer di Amerika oleh Bayus et. al (2003) mengkaji pengaruh peluncuran produk baru pada indikator inti nilai perusahaan, yaitu tingkat keuntungan dan ukuran perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keuntungan dari peluncuran produk baru berasal dari turunnya biaya selling and general administrative. Penelitian lainnya mengenai produk baru dari perusahaan di industri farmasi di Amerika oleh Sharma dan Lacey (2004), mengkaji reaksi pasar dengan metode penelitian event study. Hasil analisis empiris menunjukkan abnormal 29

12 30 return signifikan pada satu hari sebelum peristiwa, pada hari peristiwa dan satu hari setelah peristiwa peluncuran produk baru, yaitu produk dengan berita positif. Sebaliknya, produk dengan pemberitaan negatif, menghasilkan abnormal return negatif pula, pada periode waktu yang sama. Penelitian lain oleh Srinivasan et. al (2007) dengan fokus pada enam manufaktur mobil terdepan di Amerika, mengkaji pengaruh inovasi produk dan investasi marketing terhadap Return saham untuk jangka pendek dan jangka panjang. Penelitian tersebut menggunakan Fama & French (1992) model untuk menjelaskan return saham terdiri dari ukuran perusahaan, return pasar dan rasio book to market. Hasil penelitian menujukkan peluncuran produk baru memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Pengaruh tersebut lebih tinggi ketika peluncuran produk baru tersebut didukung dengan investasi iklan yang cukup besar. Penelitian lain mengkaji return saham terhadap inovasi dengan menggunakan model Fama-French oleh Sood & Tellis (2009). Sumber data informasi produk baru diambil dari FACTIVA, Lexis-Nexis, PR Newswire, Business Newswire, dengan jumlah sampel 69 perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan Return lebih tinggi untuk perusahaan kecil dibandingkan dengan perusahaan besar. Perusahaan yang meluncurkan produk baru mendapatkan return lebih besar dibandingkan kompetitor di semua tahapan (Initiation, Development, Commercialization). Pada penelitian Koku (2009) di industri komputer, dikaji reaksi pasar terhadap peluncuran produk baru dengan pengelompokan sampel berdasarkan isi 30

13 31 informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa reaksi pasar positif dan signifikan terhadap peluncuran dan inovasi produk dengan informasi yang rinci, dibandingkan dengan produk baru tanpa informasi yang rinci. Dmitri dan Joel (2010) meneliti konsistensi reaksi pasar terhadap peluncuran produk baru dan kinerja bisnis dari produk tersebut yaitu produk yang sukses dan produk gagal. Hasil penelitian menunjukkan reaksi pasar terhadap produk yang sukses konsisten 65 persen. Pasar bereaksi terhadap produk industri (industrial product) dibandingkan produk untuk konsumen (consumer product). Selain itu, Lyandres (2006) meneliti interaksi persaingan perusahaan, leverage yang optimal dan efektivitas strategi. Interaksi persaingan dikelompokkan berdasarkan Competitive Strategy Measure CSM yaitu Strategic Substitutes dan Strategic Complements. Indikator yang digunakan Market Leverage, Book Leverage, Market to Book, Asset, Profit margin, collateral, dividend. Hasil penelitian secara empiris menunjukkan bahwa tingkat interaksi persaingan merupakan faktor penentu penting dari rasio market leverage dan book leverage. Interaksi kompetitif antara perusahaan secara positif mempengaruhi leverage yang optimal pada saat utang memberikan manfaat strategis. Penelitian Sundaram et. al (1996) mengkaji interaksi perusahaan dengan kompetitornya dengan indikator Competitive Strategy Measure. Analisis empiris menjelaskan reaksi pasar modal terhadap perusahaan yang mengumumkan perubahan dalam biaya pengembangan dan riset dalam konteks persaingan strategis, dan karakterisik persaingan perusahaan. Industri yang mendominasi yaitu industri penerbangan, kimia, farmasi, produk medis. Hasil penelitian 31

14 32 menunjukkan efek positif bagi perusahaan yang bersaing dalam strategic substitutes karena pengumuman pembiayaan pengembangan dan riset. Perusahaan dalam kategori strategic complements, mendapatkan efek negatif. Pada penelitian Chen et al. (2002), mengkaji peluncuran produk baru terhadap nilai perusahaan terkait dengan interaksi persaingan perusahaan. Periode penelitian Januari 1991 sampai dengan Desember 1995, sumber informasi peluncuran produk baru diambil dari Dow Jones News Retrieval Service database, dengan sampel dari 39 sektor, dan perusahaan sejumlah 101. Hasil penelitian menujukkan ada pengaruh positif bagi perusahaan yang berada di kelompok Strategic Substitutes, namun tidak signifikan untuk perusahaan yang berada di kelompok Strategic Complements. Pengelompokkan interaksi persaingan perusahaan merujuk pada Sundaram et. al (1996) yaitu Competitive Strategy Measure (CSM) Kerangka Pemikiran Penelitian ini mengkaji kandungan informasi penting bagi investor pada saat peristiwa peluncuran produk baru oleh emiten pada sektor non keuangan di Bursa Efek Indonesia. Kandungan informasi peristiwa peluncuran produk baru dikaji dari adanya abnormal return saham selama periode pengamatan, sebelum dan sesudah peristiwa peluncuran produk baru. Interaksi persaingan emiten akan mengungkapkan daya saing suatu bisnis akan dikaji melalui pendekatan strategi kompetitif. Emiten peluncur produk baru dan kompetitor dalam sub sektor yang sama digolongkan dalam dua kelompok yaitu Strategic Substitutes SS dan Strategic Complements SC dengan indikator 32

15 33 Competitive Strategy Measure (CSM). Indikator CSM mengikuti proksi seperti dalam penelitian Sundaram et al. (1996). Nilai CSM ialah hasil perhitungan koefisien korelasi dari rasio perubahan quarterly net income dan perubahan quarterly sales emiten peluncur produk baru dengan perubahan quarterly sales kompetitor pada sub sektor yang sama. CSM negatif, lebih kecil dari 0 menunjukkan korelasi lemah. Maka emiten termasuk dalam Strategic Substitutes, diartikan produk dapat digantikan oleh produk kompetitor. CSM lebih besar dari 0, menunjukkan korelasi kuat. Maka emiten termasuk Strategic Complements, diartikan produk kompetitor saling melengkapi. Selanjutnya dengan pendekatan strategi kompetitif, dalam setiap kelompok emiten peluncur produk baru (announcing firms) yaitu SS dan SC akan didapat perhitungan Cumulative Abnormal Return (CAR) saham selama periode event. Kerangka pemikiran ditunjukkan pada gambar 3.1. CAR bagi emiten peluncur produk baru yaitu FCAR, yang mana kode F sebagai identifikasi announcing firms. Hasil FCAR dari kedua kelompok tersebut akan dibandingkan. Demikian juga untuk kompetitor, akan didapat perhitungan CAR selama periode event. Kemudian CAR emiten peluncur produk baru (announcing firms) FCAR dibandingkan dengan CAR Rival. 33

16 34 Gambar 3.1 Skema Pemikiran Penelitian 3.7. Perumusan Hipotesis Perusahaan yang handal menyampaikan sinyal-sinyal yang kredibel tentang kualitas perusahaannya ke pasar modal untuk membedakan dirinya dari perusahaan lain (Bhattacharya dan Amy, 2003). Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2001) dalam Sukwadi (2006) adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang perusahaan itu. Kandungan Informasi dalam sinyal tersebut diharapkan direspon secara positif dalam bentuk investasi pada perusahaan. Informasi tersebut direspon oleh investor yang pada akhirnya tercermin dalam fluktuasi harga saham (Santosa, 2009 dalam Pratiwi dan Ulupui, 2013:471). 34

17 35 Beberapa penelitan menunjukkan adanya peningkatan return saham atas peristiwa peluncuran produk baru. Penelitian Chaney et. al (1991) di empat Industri besar (Computer, Chemical & Pharmaceuticals, Photographic, Electrical) di Amerika, menunjukkan ada pengaruh peluncuran produk baru terhadap peningkatan nilai perusahaan. Penelitian Eddy et al. (1993) khusus di industri komputer menunjukkan peningkatan return saham signifikan atas peluncuran produk baru. Penelitian Koku (2009), peluncuran produk baru di industri komputer menunjukkan reaksi pasar positif dan signifikan. Penelitian Sharma dan Lacey (2004), pengkajian informasi peluncuran produk baru di industri farmasi, abnormal return positif signifikan. Berdasarkan penjelasan tersebut maka hipotesis pertama adalah: H 1a Peluncuran produk baru mengandung informasi bagi investor. H 1b Peluncuran produk baru, ceteris paribus, berpengaruh signifikan terhadap return saham emiten peluncur produk baru. Sundaram et. al (1996) mengkaji interaksi perusahaan terhadap kompetitornya dengan indikator Competitive Strategy Measure. Hasil penelitian menunjukkan efek positif bagi perusahaan yang bersaing dalam Strategic Substitutes. Perusahaan dalam kategori Strategic Complements, mendapatkan efek negatif. Chen et al. (2002) mengkaji peluncuran produk baru terhadap nilai perusahaan, dan hasilnya berpengaruh positif bagi perusahaan di kelompok Strategic Substitutes, namun tidak signifikan untuk perusahaan yang berada di kelompok Strategic Complements. Strategi bersaing merupakan posisi perusahaan relatif dibandingkan dengan para pesaingnya dalam pasar yang dipilih. Lyandres 35

18 36 (2006) meneliti interaksi persaingan perusahaan, leverage yang optimal dan efektivitas strategi. Interaksi persaingan dikelompokkan berdasarkan Competitive Strategy Measure CSM yaitu Strategic Substitutes dan Strategic Complements. Hipotesis kedua dan ketiga dinyatakan sebagai berikut: H 2 Terdapat perbedaan signifikan return saham emiten peluncur produk baru pada kelompok Strategic Substitutes dengan Strategic Complements. H 3a Terdapat perbedaan signifikan return saham antara emiten dan kompetitor (emiten di sub sektor yang sama) di kelompok Strategic Substitutes. H 3b Terdapat perbedaan signifikan return saham antara emiten dan kompetitor di kelompok Strategic Complements. 36

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Disain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, komparatif, non ekperimental. Dilihat dari pengendalian variable, penelitian ini termasuk ex post

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian negara-negara. Agenda berskala internasional yang diadakan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian negara-negara. Agenda berskala internasional yang diadakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengaruh globalisasi di berbagai negara semakin meluas dalam berbagai aspek dan dimensi. Globalisasi membuka peluang dan menjadi tantangan bagi perekonomian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dengan penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dengan penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Investasi Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Bursa Efek Indonesia bulan Mei Berdasarkan penelitian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Bursa Efek Indonesia bulan Mei Berdasarkan penelitian yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Pratama (2011), peneliti menganalisis data yang telah dikumpulkan berupa return dan abnormal return pada sampel saham LQ 45 yang terdaftar di Bursa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) Pasar dapat dikatakan efisien apabila harga sekuritas mencapai harga keseimbangan yang baru

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis) BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis) Pasar efisien adalah jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alternatif investasi pada financial assets, sedangkan emiten sebagai pihak yang. memperjualbelikan sekuritas (Tandelilin, 2010:26).

BAB I PENDAHULUAN. alternatif investasi pada financial assets, sedangkan emiten sebagai pihak yang. memperjualbelikan sekuritas (Tandelilin, 2010:26). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia pasar modal, ada dua pihak yang memiliki kepentingan yaitu investor dan emiten. Investor sebagai pihak yang kelebihan dana dapat melakukan alternatif investasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Andri Yuwono (2013), meneliti mengenai Reaksi pasar modal di Bursa Efek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Andri Yuwono (2013), meneliti mengenai Reaksi pasar modal di Bursa Efek BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Andri Yuwono (2013), meneliti mengenai Reaksi pasar modal di Bursa Efek Indonesia terhadap pengumuman peristiwa bencana banjir yang melanda daerah khusus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia. Sampel yang digunakan merupakan perwakilan dari populasi. Teknik

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia. Sampel yang digunakan merupakan perwakilan dari populasi. Teknik BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Penentuan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang digunakan merupakan perwakilan dari populasi.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar saham baru setelah stock split

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar saham baru setelah stock split BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian pemecahan saham (stock split) Menurut Jogiyanto (2000 : 415), stock split adalah memecah selembar saham menjadi n lembar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Hendrianto (2012) Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Hendrianto (2012) Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Sinyal Menurut Hendrianto (2012) Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan hal yang penting bagi investor dalam menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan hal yang penting bagi investor dalam menetapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi merupakan hal yang penting bagi investor dalam menetapkan keputusannya untuk berinvestasi. Hipotesis pasar modal efisien menyatakan bahwa pasar yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) merupakan tempat diperjualbelikannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) merupakan tempat diperjualbelikannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pasar Modal a. Pengertian Pasar Modal Pasar modal (capital market) merupakan tempat diperjualbelikannya berbagai instrumen keuangan jangka panjang, seperti

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Beaver (1968) melakukan penelitian secara general membahas tentang manfaat informasi pengumuman laba terhadap reaksi investor serta bagaimana reaksi

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 11.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 11. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 11 http://www.deden08m.com KONSEP PASAR MODAL EFISIEN 3/42 Dalam konteks keuangan, konsep pasar yang efisien lebih ditekankan pada aspek informasi, artinya pasar yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Efisiensi Pasar Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia (Tandelilin, 2010:219). No one

Lebih terperinci

1BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang dapat mempengaruhi atau memancing reaksi pasar. Reaksi pasar

1BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang dapat mempengaruhi atau memancing reaksi pasar. Reaksi pasar 1BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Objek Penelitian Objek yang akan dianalisis pada penelitian ini adalah efektifitas aksi korporasi. Sebuah aksi korporasi yang efektif akan memberikan sinyal kandungan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Return Saham Menurut Jogiyanto (2000:107), return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa : 1. Return realisasi (realized

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pada penelitan ini, peneliti merujuk pada penelitian sebelumnya yang bermanfaat untuk dijadikan sebagai pembanding. Penelitian yang dijadikan rujukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi melakukan penyesuaian terhadap kondisi organisasi dengan. lingkungan. Dalam kondisi demikian, kemampuan manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN. organisasi melakukan penyesuaian terhadap kondisi organisasi dengan. lingkungan. Dalam kondisi demikian, kemampuan manajemen untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keadaan perekonomian dewasa ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan dunia usaha. Dengan adanya perkembangan tersebut maka akan timbul berbagai persaingan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk mendapatkan laba. Untuk memperolehnya

I. PENDAHULUAN. Tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk mendapatkan laba. Untuk memperolehnya I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk mendapatkan laba. Untuk memperolehnya diperlukan pengelolan perusahaan yang baik agar dapat memberikan manfaat yang maksimal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merger dan akuisisi. Merger merupakan salah satu strategi perusahaan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merger dan akuisisi. Merger merupakan salah satu strategi perusahaan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Merger dan Akuisisi. Kondisi perekonomian dengan persaingannya untuk mempertahankan bisnis perusahaan mendorong semakin aktifnya transaksi di pasar modal, sehingga

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap 37 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap Peristiwa Stock Split yang Terjadi di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang termasuk kategori eksperimental dari pengujian teori Efficient Market Hypothesis dan event study.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya pada BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Investasi Teori investasi menjelaskan bahwa keputusan investasi selalu menyangkut dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Landasan teori adalah landasan berpikir yang bersumber dari suatu teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Landasan teori adalah landasan berpikir yang bersumber dari suatu teori BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Landasan teori adalah landasan berpikir yang bersumber dari suatu teori yang sering diperlukan sebagai tuntunan untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam sebuah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 8 BAB II LANDASAN TEORI, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Efficient Market Hypothesis (EMH) Konsep pasar efisien membahas bagaimana pasar merespon informasi dan mempengaruhi harga sekuritas. Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik jangka pendek maupun jangka panjang agar dapat terus bertahan dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. baik jangka pendek maupun jangka panjang agar dapat terus bertahan dan mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Memasuki Era pasar bebas, persaingan diantara perusahaan-perusahaan yang ada akan menjadi semakin ketat. Hal ini mendorong pemilik/manajemen perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. investor institusi, akan mampu memperoleh return tidak normal (abnormal

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. investor institusi, akan mampu memperoleh return tidak normal (abnormal BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Efisiensi Pasar Modal Konsep pasar efisien pertama kali dikemukakan dan dipopulerkan oleh Fama (1970). Suatu pasar dikatakan efisien

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP ABNORMAL RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN MEMPERHATIKAN UKURAN PERUSAHAAN PERIODE

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP ABNORMAL RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN MEMPERHATIKAN UKURAN PERUSAHAAN PERIODE PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP ABNORMAL RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN MEMPERHATIKAN UKURAN PERUSAHAAN PERIODE 2006-2008 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-syarat Guna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai peran penting dalam menunjang perekonomian di suatu negara. Di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai peran penting dalam menunjang perekonomian di suatu negara. Di BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal Pasar modal adalah tempat untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi. Pasar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset atau lebih dengan harapan pada waktunya nanti pemilik modal memperoleh sejumlah keuntungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dividen merupakan pembagian keuntungan yang dilakukan perusahaan kepada pemegang saham. Secara spesifik keuntungan perusahaan diperoleh dari laba bersih yang dihasilkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dengan

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dengan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dengan biaya yang lebih murah. Di samping itu, para investor juga menggunakan pasar modal sebagai sarana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan studi peritiwa (event study). Event study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar modal terhadap suatu peristiwa (event) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan tetapi yang

BAB I PENDAHULUAN. mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan tetapi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal (Capital market) adalah suatu pengertian abstrak yang mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan tetapi yang kepentingannya saling mengisi,

Lebih terperinci

diperoleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang Bentuk dari current income (keuntungan lancar) berupa keuntungan yang

diperoleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang Bentuk dari current income (keuntungan lancar) berupa keuntungan yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Return Saham Return (kembalian) adalah tingkat keuntungan yang dinikmati pemodal atas investasi yang dilakukannya (Sugeng Wahyudi, 2003). Return dapat berupa return realisasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. diakibatkan adanya informasi yang masuk ke pasar. Semakin cepat informasi baru yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. diakibatkan adanya informasi yang masuk ke pasar. Semakin cepat informasi baru yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) Pasar dikatakan efisien apabila harga sekuritas mencapai harga keseimbangan baru yang diakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia dalam perkembangannya telah menunjukan. sebagai bagian dari instrumen perekonomian, dimana indikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia dalam perkembangannya telah menunjukan. sebagai bagian dari instrumen perekonomian, dimana indikasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia dalam perkembangannya telah menunjukan sebagai bagian dari instrumen perekonomian, dimana indikasi yang dihasilkannya banyak dipicu oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecil (Akhmad dan Ramadyansari, 2013). Pasar modal merupakan fasilitas yang

BAB I PENDAHULUAN. kecil (Akhmad dan Ramadyansari, 2013). Pasar modal merupakan fasilitas yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal mempunyai peranan penting sebagai salah satu sumber pembiayaan dana usaha di Indonesia, sedangkan disisi lain, pasar modal merupakan wahana investasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014 Pemilihan Umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi Jabatan politik tertentu. Dalam Pemilu, para pemilih dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham yang beredar, sesuai dengan faktor pemecahnya (split factor).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham yang beredar, sesuai dengan faktor pemecahnya (split factor). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pemecahan Saham (Stock Splits) 2.1.1.1 Pengertian Pemecahan Saham Menurut Abdul Halim (2007 : 98), stock split (pemecahan saham) adalah perubahan nilai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2010. Teknik pemilihan sampel

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. adalah perkembangan politik. Sebagai contoh, dengan terpilihnya Donald

BAB I PEDAHULUAN. adalah perkembangan politik. Sebagai contoh, dengan terpilihnya Donald 1 BAB I PEDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya adalah perkembangan politik. Sebagai contoh, dengan terpilihnya Donald Trump sebagai presiden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak diperjualbelikan dengan tujuan mendapatkan return dan capital gain,

BAB I PENDAHULUAN. banyak diperjualbelikan dengan tujuan mendapatkan return dan capital gain, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas (saham),

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. antara pembeli dan penjual dengan resiko untung atau rugi.

BAB II TINJUAN PUSTAKA. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. antara pembeli dan penjual dengan resiko untung atau rugi. BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal Menurut Undang Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, Pasar Modal adalah kegiatan yang berkaitan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang

Lebih terperinci

I. Pendahuluan. dapat dipilih oleh seorang investor dalam mengalokasikan dana yang

I. Pendahuluan. dapat dipilih oleh seorang investor dalam mengalokasikan dana yang 1 I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan zaman yang semakin pesat, ada banyak cara yang dapat dipilih oleh seorang investor dalam mengalokasikan dana yang dimilikinya. Salah satunya

Lebih terperinci

MATERI 7 EFISIENSI PASAR. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

MATERI 7 EFISIENSI PASAR. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. MATERI 7 EFISIENSI PASAR Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW Konsep efisiensi pasar membahas tentang bagaimana pasar merespon informasi yang mempengaruhi pergerakan harga sekuritas menuju ke arah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha di Indonesia berkembang cukup baik, ini dapat dilihat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha di Indonesia berkembang cukup baik, ini dapat dilihat dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia usaha di Indonesia berkembang cukup baik, ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang di negara ini, dari skala kecil sampai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para

II. TINJAUAN PUSTAKA. membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pasar Modal Pasar modal adalah pasar dimana para investor bertemu untuk menjual atau membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para pelakunya (penjual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investor yaitu laba dan rugi. Setiap investor selalu berupaya mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. investor yaitu laba dan rugi. Setiap investor selalu berupaya mendapatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam setiap investasi terdapat dua kemungkinan yang diperoleh investor yaitu laba dan rugi. Setiap investor selalu berupaya mendapatkan laba atau profit dimana dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efisiensi pasar. Efisiensi pasar membahas bagaimana pasar merespon

BAB I PENDAHULUAN. efisiensi pasar. Efisiensi pasar membahas bagaimana pasar merespon BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan tempat bagi perusahaan memperoleh dana untuk kegiatan operasi dan ekspansi perusahaan dengan biaya yang lebih murah dibandingkan sumber

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Laba sebagai Indikator Kinerja Perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Laba sebagai Indikator Kinerja Perusahaan BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Laba sebagai Indikator Kinerja Perusahaan Menurut PSAK no. 1, tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Signaling Theory 2.1.1. Pengertian Signaling Theory Menurut Jama an (2008) Signaling Theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan pada dasarnya membutuhkan pembiayaan untuk kegiatan operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah satunya dapat diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam pengalokasian dana masyarakat. Menurut Jogiyanto (2008), pasar modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam pengalokasian dana masyarakat. Menurut Jogiyanto (2008), pasar modal A. Landasan Teori 1.Pasar Modal BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pasar modal mempunyai peranan penting dalam perekonomian terutama dalam pengalokasian dana masyarakat. Menurut Jogiyanto (2008), pasar modal merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba atas usaha yang dijalankannya dan menjaga kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba atas usaha yang dijalankannya dan menjaga kelangsungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya setiap perusahaan didirikan bertujuan untuk memperoleh laba atas usaha yang dijalankannya dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Kendala yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return

BAB I PENDAHULUAN. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return saham dapat berupa return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode

III. METODE PENELITIAN. Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode Februari Juli yaitu indeks yang terdiri dari 45 perusahaan yang tercatat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal merupakan merupakan pasar yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal merupakan merupakan pasar yang melakukan kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar Modal merupakan merupakan pasar yang melakukan kegiatan memperjual-belikan instrumen keuangan jangka panjang, seperti surat utang (obligasi), ekuiti (saham),

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 1. a 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Persinyalan (Signaling Theory) Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi akuntansi memberikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Hartono (2014:623), studi peristiwa (event study) merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Hartono (2014:623), studi peristiwa (event study) merupakan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Event Study Menurut Hartono (2014:623), studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. atau perusahaan. Pasar saham adalah instrumen bisnis trading jangka pendek dan

BAB 1 PENDAHULUAN. atau perusahaan. Pasar saham adalah instrumen bisnis trading jangka pendek dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan salah satu kegiatan penting dalam perekonomian suatu negara atau perusahaan. Pasar saham adalah instrumen bisnis trading jangka pendek dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. keuntungan selama periode tertentu. Keputusan investasi adalah suatu keputusan

BAB 2 LANDASAN TEORI. keuntungan selama periode tertentu. Keputusan investasi adalah suatu keputusan 12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menanamkan modal baik dalam uang maupun benda pada suatu objek dengan tujuan memperoleh

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, kesimpulan yang dapat diambil dari analisis data melalui pembuktian terhadap hipotesis yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISTILAH...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISTILAH... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISTILAH... i iii v vi vii viii I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksplanatori, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguji suatu teori atau hipotesis guna memperkuat atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Efisiensi pasar didefinisikan oleh Beaver (1989) sebagai hubungan antara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Efisiensi pasar didefinisikan oleh Beaver (1989) sebagai hubungan antara BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hipotesis Pasar Efisien Efisiensi pasar didefinisikan oleh Beaver (1989) sebagai hubungan antara harga-harga sekuritas dengan informasi. Pengertian pasar efisien adalah pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diterimanya adalah informasi yang benar. Sistem perdagangan di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. diterimanya adalah informasi yang benar. Sistem perdagangan di Bursa Efek 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan Bursa Efek Indonesia saat ini tidak dapat dipisahkan dari peran investor yang melakukan transaksi di Bursa Efek Indonesia. Sebelum seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha selain bank. Di samping itu perkembangan pasar modal juga

BAB I PENDAHULUAN. usaha selain bank. Di samping itu perkembangan pasar modal juga BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pasar modal Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi perhatian banyak pihak, khusunya masyarakat bisnis. Hal ini disebabkan oleh kegiatan pasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Return Saham Salah satu faktor yang memotivasi investor dalam melakukan kegiatan investasi yaitu adanya return saham yang merupakan imbalan atas keberanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal dikatakan efisiensi secara informasional apabila harga sekuritassekuritasnya

BAB I PENDAHULUAN. modal dikatakan efisiensi secara informasional apabila harga sekuritassekuritasnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu faktor yang mendukung kepercayaan pemodal terhadap pasar modal adalah persepsi mereka akan kewajaran harga sekuritas (saham). Dalam keadaan seperti

Lebih terperinci

BAB X MANAJEMEN PEMASARAN

BAB X MANAJEMEN PEMASARAN BAB X MANAJEMEN PEMASARAN UTILITAS Utilitas adalah kemampuan barang atau jasa untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan pelanggan Pemasaran menciptakan utilitas waktu, tempat dan kepemilikan. Utilitas waktu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Singapura dapat disimpulkan dari hasil penelitian terhadap return saham

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Singapura dapat disimpulkan dari hasil penelitian terhadap return saham 93 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan di 2 negara yaitu Indonesia dan Singapura dapat disimpulkan dari hasil penelitian terhadap return saham menunjukan bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Harga saham Saham adalah salah satu bentuk efek yang diperdagangkan dalam pasar modal. Saham merupakan surat berharga sebagai tanda pemilikan atas perusahaan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAPAT DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

PENGARUH PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAPAT DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE PENGARUH PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAPAT DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2005-2008 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang berjudul Perbedaan Abnormal Return dan Trading

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang berjudul Perbedaan Abnormal Return dan Trading BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pada penelitian ini menggunakan rujukan dari beberapa penelitian terdahulu sebagai berikut : 1. I Made Joni Suparsa dan Ni Made Dwi Ratnadi (2013) telah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan adalah barang yang dibeli/diproduksi/dimiliki oleh perusahaan yang akan dijual kembali sebagai aktivitas atau kegiatan normal perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tingkat Suku Bunga Acuan ( BI Rate)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tingkat Suku Bunga Acuan ( BI Rate) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Tingkat Suku Bunga Acuan ( BI Rate) Tingkat suku bunga acuan atau BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Hal ini karena pasar modal merupakan sarana yang dapat menggalang perolehan

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 15 BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 3.1. Kajian Teori 3.1.1. Capital Assets Pricing Model (CAPM) Model penetapan harga aset modal (Capital Assets Pricing Model) yang biasa disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini pasar modal memiliki peran yang cukup penting dalam suatu perekonomian suatu negara. Dianggap demikian karena pasar modal dapat menjalankan dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Return merupakan salah satu faktor yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. misalnya isu efisiensi pasar. Efisiensi bentuk pasar terbagi menjadi tiga bagian,

BAB I PENDAHULUAN. misalnya isu efisiensi pasar. Efisiensi bentuk pasar terbagi menjadi tiga bagian, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan pasar modal yang sangat pesat saat ini, telah memotivasi para peneliti untuk melakukan penelitian yang tekait dengan pasar modal, misalnya isu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut John E. Junarsin (http://cwma.or.id), ketika sebuah perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut John E. Junarsin (http://cwma.or.id), ketika sebuah perusahaan 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kebijakan Dividen Menurut John E. Junarsin (http://cwma.or.id), ketika sebuah perusahaan memperoleh laba bersih (net income) dan tingkat cash flows pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lurus dengan risiko yang diperoleh. Return setiap jenis asset akan dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. lurus dengan risiko yang diperoleh. Return setiap jenis asset akan dijadikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa datang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alternatif bagi perusahaan (Lubis, 2006). Dari sudut pandang ekonomi, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. alternatif bagi perusahaan (Lubis, 2006). Dari sudut pandang ekonomi, pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi terutama di negara-negara yang menganut sistem ekonomi pasar. Pasar modal telah menjadi salah satu sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan dalam penelitian ini didasarkan pada penelitian-penelitian sebelumnya. Berikut ini merupakan beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memperoleh modal. Bagi perusahaan go public, beberapa

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memperoleh modal. Bagi perusahaan go public, beberapa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Modal merupakan hal yang penting bagi perusahaan dalam mengembangkan kegiatan operasionalnya. Terdapat berbagai cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peneliti Terdahulu Pada penelitian ini menggunakan hasil dari para penelitian terdahulu sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut panelitian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan dananya adalah sektor properti. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan sektor properti

BAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan dananya adalah sektor properti. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan sektor properti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal di Indonesia yang pesat menunjukan bahwa kepercayaan pemodal untuk menginvetasikan dananya di pasar modal cukup baik. Banyaknya pilihan saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian pasar modal Secara umum, pasar modal adalah sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga

Lebih terperinci

BAB II. Kajian Pustaka. perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan jangka panjang dengan menjual

BAB II. Kajian Pustaka. perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan jangka panjang dengan menjual BAB II Kajian Pustaka 2.1 Tinjauan pustaka 2.1.1 Pasar Modal Menurut Jogiyanto (2014,29-30), pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan jangka panjang dengan menjual saham atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembalian yang akan diperoleh (expected return) untuk suatu periode tertentu

BAB I PENDAHULUAN. pengembalian yang akan diperoleh (expected return) untuk suatu periode tertentu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi di pasar modal yang dijadikan para investor dalam pengambilan keputusan berinvestasi adalah pengumuman dividen. Informasi ini terkait dengan prediksi manajemen

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Investasi adalah mengorbankan asset yang dimiliki sekarang untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Investasi adalah mengorbankan asset yang dimiliki sekarang untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Investasi Pasar Modal Investasi adalah mengorbankan asset yang dimiliki sekarang untuk mendapatkan asset pada masa yang akan datang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama, yaitu hasil yang diharapkan (expected return) dan risiko investasi. Pada

BAB I PENDAHULUAN. utama, yaitu hasil yang diharapkan (expected return) dan risiko investasi. Pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investor dalam melakukan investasi akan mempertimbangkan dua hal utama, yaitu hasil yang diharapkan (expected return) dan risiko investasi. Pada umumnya investor

Lebih terperinci

MATERI 7 EFISIENSI PASAR

MATERI 7 EFISIENSI PASAR MATERI 7 EFISIENSI PASAR Prof. DR. H. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW Konsep efisiensi pasar membahas tentang bagaimana pasar merespon informasi yang mempengaruhi pergerakan harga sekuritas menuju ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrument keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan,

Lebih terperinci