Emission dan Economic Dispatch pada Sistem Kelistrikan Micro Grid menggunakan Multiobjective Genetic Algorithm Optimization

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Emission dan Economic Dispatch pada Sistem Kelistrikan Micro Grid menggunakan Multiobjective Genetic Algorithm Optimization"

Transkripsi

1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) Emission dan Economic Dispatch pada Sistem Kelistrikan Micro Grid menggunakan Multiobjective Genetic Algorithm Optimization Primaditya Sulistijono, Ontoseno Penangsang, dan Rony Seto Wibowo Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya Indonesia zenno_379@yahoo.com Abstrak Kebutuhan daya listrik saat ini meningkat pesat seiring dengan perkembangan teknologi. Peningkatan kebutuhan daya listrik ini bertolak belakang dengan menipisnya ketersediaan sumber energi yak dan batu bara. Permasalahan ini berdampak pada ketahanan listrik nasional. Untuk memenuhi kebutuhan daya listrik yang besar dengan cakupan wilayah yang luas diperlukan pembangkit-pembangkit tersebar berskala kecil. Pembangkit tersebar ini diupayakan bersumber pada energi terbarukan untuk meimalkan pemakaian dari sumber energi yak dan batu bara lalu dihubungkan ke grid utama PLN melalui Micro Grid. Oleh karena banyaknya pembangkit tersebar ini maka penting untuk menentukan besarnya pembangkitan daya listrik yang optimal dari masing-masing pembangkitnya sehingga kebutuhan daya listrik dapat dipenuhi dengan biaya dan yang imal. Optimisasi ini dikenal dengan istilah Emission dan Economic Dispatch. Optimisasi ini sudah banyak dilakukan dengan berbagai macam metode Artificial Intelligence. Pada tugas akhir ini, metode Artificial Intelligence yang diaplikasikan yakni Multiobjective Genetic Algorithm. Metode ini diterapkan pada software Matlab. Kata Kunci Emission/Economic Dispatch, Genetic Algorithm, Micro Grid, Multiobjective Optimization. T I. PENDAHULUAN ENAGA listrik merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pertaan daya listrik yang terus bertambah menyebabkan daya listrik yang harus disuplai oleh pembangkit menjadi sangat besar. Sumber energi yang dapat diperbaharui serta ekonomis adalah faktor penentu perkembangan industri yang bisa meningkatkan standar hidup masyarakat. Sejak revolusi industri, kebutuhan energi listrik meningkat tajam [1]. Sebagai bentuk yang baik dalam membangkitkan daya yang besar dengan cakupan wilayah yang luas, sistem pembangkitan tersebar menjadi penting untuk memenuhi pertaan beban, menaikkan keandalan, dan sebagainya. Economic dispatch (ED) merupakan hal penting dalam kontrol dan operasi pada sistem tenaga [2]. Fungsi utama dari ED adalah untuk menjadwalkan pembangkitan dari setiap pembangkit yang beroperasi untuk dapat memenuhi kebutuhan beban pada biaya pembangkitan paling imal [3]. Beberapa sumber energi listrik yang dimodelkan yaitu, mikro, generator diesel, sel, dan sel bahan bakar. Beberapa dari sumber ini adalah energi terbarukan seperti dan sel sehingga masukan bahan bakar hanya diperlukan untuk sumber generator diesel, sel bahan bakar, dan mikro [4]. Untuk memenuhi pertaan beban, energi listrik dapat dihasilkan secara langsung oleh sumber-sumber energi listrik diatas. Sumber-sumber energi listrik ini diintegrasikan ke grid utama melalui sistem Micro Grid. Masing-masing komponen dalam sistem Micro Grid dimodelkan terpisah sesuai dengan karakteristik dan konstrainnya. Grid Utama menyeimbangkan perbedaan antara kebutuhan beban dan keluaran generator dari sumber mikro. Maka, ada biaya pengeluaran untuk membeli energi listrik ketika sumber mikro kekurangan dalam memenuhi kebutuhan beban. Di lain sisi, ada pemasukan dari penjualan energi listrik ketika sumber mikro menghasilkan energi listrik lebih besar dari kebutuhan beban tetapi tarif dari penjualan energi listrik lebih kecil daripada tarif pembeliannya. Ada kemungkinan apabila tidak ada energi listrik yang terjual sama sekali [5]. Selain dari biaya operasi, faktor yang sangat penting untuk dianalisis yaitu terhadap lingkungan. Pembangkit yang bukan bersumber pada energi terbarukan masih memerlukan bahan bakar yak dan batu bara untuk beroperasi. Sehingga berdampak pada pencemaran lingkungan khususnya pada atmosfer. Polusi sulphur oxides (SO 2), carbon oxides (CO 2), dan nitrogen oxides (NO X) pada atmosfer harus diimalkan karena berbahaya [6]. Maka dari itu, penting untuk menentukan pembangkitan daya listrik dengan biaya dan yang imal dari masing-masing pembangkit tersebar dalam sistem Micro Grid. II. SISTEM KELISTRIKAN MICRO GRID A. Model Operasi Sistem Micro Grid Model operasi sistem Micro Grid yang dipakai adalah grid-connected. Dengan tipe operasi ini, PLN diintegrasikan kedalam sistem Micro Grid sehingga pembangkit tersebar yang terpasang tidak secara mandiri menanggung semua beban dalam sistem. Beberapa sumber energi listrik yang dimodelkan dalam sistem Micro Grid ini yaitu, mikro, generator diesel, sel, dan sel bahan bakar seperti pada gambar 1. Beberapa dari sumber energi listrik ini merupakan energi terbarukan seperti dan sel.

2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) Gambar. 1. Sistem Kelistrikan Micro Grid B. Turbin Angin Dalam penelitian ini, digunakan AIR403. Didapatkan persamaan seperti yang ditunjukkan pada persamaan 1 [7]: P 0, WT P av bv c, 2 WT ac ac WT, r 130, P WT WT V ac V ci V V V ci ac r V V V r ac co P J P (1) dimana P WT,r, V ci, dan V co adalah rating daya, kecepatan cut-in dan cut-out. Sedangkan V r dan V ac adalah kecepatan rating dan aktual. J adalah jumlah terpasang. Parameter yang digunakan adalah sebagai berikut: a = 3.4; b = -12; c = 9.2; P WT,r = 130 watt; V ci = 3.5 m/s; V co = 18 m/s; V r = 17.5 m/s. C. Sel Surya keluaran dari modul sel dapat dihitung dengan persamaan 2 [7]: G ING PPV M PSTC (1 k TC Tr ) GSTC dimana P PV adalah daya keluaran dari modul saat radiasi G ING, P STC adalah daya maksimum modul saat STC, G ING adalah rasdiasi aktual, G STC adalah radiasi saat STC 1000 W/m 2, M adalah jumlah modul sel, k adalah koefisien suhu untuk daya modul, T C adalah suhu sel, T r adalah referensi suhu. Dalam penelitian ini, digunakan modul sel SOLAREX MSX-83. Karakteristik dari modul ini yaitu: daya maksimum = 83 W, tegangan saat daya maksimum = 17.1 V, arus saat daya maksimum = 4.84 A, arus short circuit = 5.27 A, and tegangan open circuit = 21.2 V saat STC. D. Sel Bahan Bakar Dalam penelitian ini, digunakan Protone Exchange Membrane (PEM) Fuel Cell 50 kw. Biaya operasi untuk sel bahan bakar ditunjukkan pada persamaan 3 [7]: CF P C * FC FC nl P (3) dimana C nl adalah harga gas alam untuk menyuplai sel bahan bakar, P FC adalah daya listrik netto dari sel bahan bakar, dan η adalah efisiensi sel bahan bakar. (2) E. Turbin Mikro Dalam penelitian ini, digunakan 30 kw Capstone C30 Micro Turbine. Model mikro ini mirip dengan sel bahan bakar. Namun, parameternya dimodifikasi untuk menggambarkan performansi real-nya. Biaya operasi untuk mikro ditunjukkan pada persamaan 4 [7]: CF P C * MT MT nl P (4) dimana C nl adalah harga gas alam untuk menyuplai mikro, P MT adalah daya listrik netto dari mikro, dan η adalah efisiensi mikro. F. Generator Diesel Generator Diesel adalah jenis yang paling umum digunakan dalam teknologi Micro Grid saat ini. Biaya operasi dari sistem dapat dinyatakan sebagai fungsi daya keluaran dan dapat dimodelkan dengan polinomial kuadrat. Biaya operasi untuk generator diesel ditunjukkan pada persamaan 5 [7]: 2 CF P a b P c P DG DG DG (5) dimana a, b, dan c adalah koefisien generator, P DG adalah keluaran daya dari generator diesel. Dalam penelitian ini, digunakan 6-kW diesel generator set (Cums Power) model DNAC 50 Hz. Parameter yang digunakan adalah sebagai berikut: a = , b = , dan c = G. PLN PLN menyeimbangkan perbedaan antara kebutuhan beban dan keluaran generator dari sumber mikro. Maka, ada biaya pengeluaran untuk membeli energi listrik ketika sumber mikro kekurangan dalam memenuhi kebutuhan beban. Di lain sisi, ada pemasukan dari penjualan energi listrik ketika sumber mikro menghasilkan energi listrik lebih besar dari kebutuhan beban tetapi tarif dari penjualan energi listrik lebih kecil daripada tarif pembeliannya. Dalam penelitian ini, total pemasukan dari penjualan daya ke PLN dimodelkan pada persamaan 6: Cp ln Up ln Tjual Up ln TotR Load TotR Ppv Pwt (6) dimana Cpln adalah total harga yang dijual ke PLN, Upln adalah daya yang dijual ke PLN, Tjual adalah tarif jual ke PLN, TotR adalah total daya Renewable Generator, Load adalah total beban, Ppv adalah total daya sel, dan Pwt adalah total daya. Sedangkan total pengeluaran dari pembelian daya PLN dimodelkan pada persamaan 7: Dp ln Vp ln Tbeli Vp ln Load TotR TotG TotG P P P (7) FC MT DG dimana Dpln adalah total harga yang dibeli dari PLN, Vpln

3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) adalah daya yang dibeli dari PLN, Tbeli adalah tarif beli dari PLN, TotG adalah total daya maksimum generator berbahan bakar, P FC adalah daya maksimal dari sel bahan bakar, P MT adalah daya maksimal dari mikro, P DG adalah daya maksimal dari generator diesel. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Tjual = 600, Tbeli = 900, P FC = 50, P MT = 30, dan P DG = 6. III. EMISSION DAN ECONOMIC DISPATCH A. Level Emission Beberapa pembangkit listrik dalam beroperasi akan menghasilkan gas buang yang disebut. Emisi tersebut berupa Sulfur Dioksida (SO 2), Carbon Dioksida (CO 2), dan Nitrogen Oksida (NO X). Dalam penelitian ini, fungsi dari total pembangkit tersebut ditunjukkan dalam persamaan 8 [8]: P E P P P FC FC FC FC MT MT MT MT DG DG DG DG (8) dimana E(P) adalah total generator berbahan bakar, α FC, α MT, dan α DG adalah koefisien non-negatif dari SO 2, β FC, β MT, and β DG adalah koefisien non-negatif dari CO 2, γ FC, γ MT, and γ DG adalah koefisien non-negatif dari NOx. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel 1 [8]: Tabel 1. Faktor dari ketiga pembangkit berbahan bakar Faktor Emisi DG FC MT α β γ B. Economic Dispatch Economic Dispatch merupakan pembagian pembebanan pada pembangkit untuk beroperasi secara ekonomis pada kondisi beban sistem tertentu. Fungsi dari total biaya operasi pembangkit dinyatakan dalam persamaan 9: CF P CF P CF P CF P FC MT DG (9) dimana CF(P) adalah total biaya operasi generator berbahan bakar. C. Constraints Dalam penelitian ini, terdapat dua constraint yaitu equality constraint dan inequality constraint. Constraint ini ada sebagai batasan dan syarat untuk sistem ini beroperasi. Equality Constraint merupakan batasan yang merepresentasikan keseimbangan daya dalam sistem. Fungsi persamaannya dinyatakan dalam persamaan 10: Pnet PL PPV PWT (10) dimana Pnet adalah beban netto dari sistem Micro Grid. Inequality Constraint merupakan batasan yang merepresentasikan kapasitas daya dari pembangkit. Fungsi pertidaksamaannya dinyatakan dalam persamaan 11: P P P FC FC FC P P P MT MT MT P P P (11) DG DG DG dimana P FC adalah daya operasi imum dari pembangkit sel bahan bakar, P FC adalah daya operasi maksimum dari pembangkit sel bahan bakar, P MT adalah daya operasi imum dari pembangkit mikro, P MT adalah daya operasi maksimum dari pembangkit mikro, P DG adalah daya operasi imum dari pembangkit generator diesel, dan P DG adalah daya operasi maksimum dari pembangkit generator diesel. Dalam penelitian ini, parameter yang digunakan adalah sebagai berikut : P FC = 0, P FC = 50, P MT = 0, P MT = 30, P DG = 0, dan P DG = 6. IV. PENERAPAN MULTIOBJECTIVE GENETIC ALGORITHM OPTIMIZATION A. Implementasi dari Algoritma Dalam penelitian ini, terdapat algoritma yang digunakan untuk mengoperasikan sistem kelistrikan Micro Grid model grid-connected secara optimal. Algoritma tersebut adalah sebagai berikut: 1. keluaran dari dihitung sesuai dengan hubungan kecepatan dan daya keluarannya. 2. keluaran dari sel dihitung sesuai dengan efek suhu dan radiasi matahari yang berbeda dari kondisi standar tes. 3. Asumsikan dan sel tidak menghasilkan biaya dan saat beroperasi. 4. Jika total pertaan beban lebih kecil dari daya keluaran sel dan maka daya sisa akan dijual ke PLN. 5. Beban netto dihitung hanya jika daya keluaran dari dan sel lebih kecil dari total pertaan beban. 6. Memilih sumber lainnya dalam memenuhi beban (sel bahan bakar, mikro, atau generator diesel) sesuai dengan fungsi tujuannya. Pembangkit sel bahan bakar merupakan yang paling murah sedangkan pembangkit generator diesel merupakan yang paling mahal. 7. Jika daya keluaran seluruh pembangkit masih tidak cukup dalam memenuhi total pertaan beban maka akan membeli daya dari PLN. B. Multiobjective Genetic Algorithm Multiobjective genetic algorithm digunakan untuk mengoptimasi pembangkitan daya oleh sel bahan bakar, mikro, dan generator diesel ketika beban lebih besar dari pembangkitan sel dan tetapi masih mampu dipenuhi oleh ketiga pembangkit lainnya agar mendapatkan biaya dan yang paling imal.

4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Membangkitkan populasi secara acak, dimana lebar kromosom disesuaikan dengan jumlah objek yang akan di optimasi. Dalam kasus ini, objek yang dioptimasi adalah keluaran daya pembangkit berbahan bakar. Terdapat 3 pembangkit berbahan bakar dalam sistem Micro Grid ini sehingga terdapat 3 gen dalam satu kromosom. Sedangkan kromosom yang dibangkitkan dalam satu populasi adalah Pengkodean kromosom merupakan konversi dari nilai asumsi ke nilai real. Nilai ini diwakili oleh kromosom yang dibangkitkan secara acak tadi. Sedangkan nilai real adalah nilai daya pembangkitan yang sesungguhnya. Dalam kasus ini, pengkodean kromosom adalah representasi dari batasan kapasitas daya keluaran pembangkit berbahan bakar pada (11). 3. Hasil dari pengkodean kromosom dimasukkan ke dalam fungsi biaya dan pembangkitan sehingga didapatkan nilai fitness. Nilai fitness dalam kasus ini ditujukkan pada persamaan 12: fitness 1 [{ w CF( P)} { w S E( P)}] w w (12) dimana CF(P) adalah total biaya operasi generator berbahan bakar, E(P) adalah total generator berbahan bakar, w 1 adalah weight biaya operasi, w 2 adalah weight, dan S adalah scaling factor dari fungsi Parameter yang dipakai adalah sebagai berikut: S = Metode seleksi, pindah silang serta mutasi digunakan untuk menyeleksi individu yang paling optimal dalam populasi tersebut. Probabilitas Pindah Silang yang dipakai adalah 0.8. Sedangkan probabilitas Mutasi yang dipakai adalah Proses akan terus berulang untuk mendapatkan kromosom terbaik. Kromosom terbaik ini direpresentasikan dalam bentuk nilai fitness terbesar. 6. Kromosom terbaik dari seluruh proses tersebut akan muncul setelah iterasi maksimum terpenuhi. Dalam kasus ini, iterasi maksimumnya adalah 25 generasi. A. Studi 1 V. SIMULASI DAN ANALISIS Studi kasus 1 memperlihatkan hasil perhitungan ketika total pertaan beban lebih kecil dari daya keluaran sel dan sehingga sisa daya yang dibangkitkan kedua pembangkit itu akan dijual ke PLN. Data yang dimasukkan dalam simulasi ditunjukkan pada tabel 2: beban Tabel 2. Data masukan studi kasus 1 Radiasi Kecepatan matahari (m/s) (W/m2) (unit) Suhu (Celcius) sel (modul) Dari data diatas, maka didapatkan hasil simulasi pada tabel 3: sel Tabel 3. Hasil simulasi studi kasus 1 Renewable Penjualan Pemasukan Dari hasil simulasi diatas, terlihat perbedaan daya yang dibangkitkan oleh sel dan ketika mendapat variasi masukan yang berbeda. Hal itu disebabkan karena tiap pembangkit mempunyai karakteristik yang berbeda sesuai dengan fungsi pembangkitannya masingmasing. yang dibangkitkan dipengaruhi oleh kecepatan dan jumlah unit. Sedangkan daya yang dibangkitkan sel dipengaruhi oleh radiasi matahari, suhu, dan jumlah modul sel. Berbagai variasi total beban disimulasikan untuk mengetahui berapa sisa daya terbangkit yang mampu dijual ke PLN dan jumlah pemasukan dari penjualan daya tersebut. B. Studi 2, 3, dan 4 Studi kasus 2, 3, dan 4 memperlihatkan hasil perhitungan ketika total pertaan beban lebih besar dari daya keluaran sel dan sehingga dibutuhkan pembangkit berbahan bakar (sel bahan bakar, mikro, dan generator diesel) untuk membantu memenuhi total pertaan beban. Multiobjective genetic algorithm digunakan untuk menentukan pembangkitan yang optimal untuk masing-masing pembangkit berbahan bakar tersebut. Dalam studi kasus 2, yang menjadi prioritas utama yaitu imisasi biaya operasi daripada imisasi sehingga parameter w 1 ditentukan 0.8 sedangkan parameter w 2 ditentukan 0.2. Sedangkan studi kasus 3 berlaku sebaliknya dari studi kasus 2, yang menjadi prioritas utama yaitu imisasi daripada imisasi biaya operasi sehingga parameter w 1 ditentukan 0.2 sedangkan parameter w 2 ditentukan 0.8. Studi kasus 4 merupakan penengah dari studi kasus 2 maupun 3. Dalam studi kasus 4, yang menjadi prioritas untuk diimisasi adalah keduanya yaitu total biaya operasi dan total. Keduanya memiliki kepentingan yang sama. Maka dari itu, parameter w 1 dan parameter w 2 ditentukan seimbang yaitu 0.5. Untuk mengetahui perbedaan daya yang dibangkitkan oleh pembangkit berbahan bakar maka parameter masukan pembangkit renewable disamakan yaitu kecepatan

5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) diasumsikan 17 m/s, jumlah sebanyak 5 unit, radiasi matahari 1500 W/m 2, suhu 70 o C, dan jumlah sel sebanyak 6 modul. Hasil simulasi dengan berbagai variasi total pertaan beban ditunjukkan pada tabel 4, 5, dan 6: beban sel Tabel 4. Hasil simulasi studi kasus 2 sel bahan bakar mikro generator diesel biaya operasi beban sel Tabel 5. Hasil simulasi studi kasus 3 sel bahan bakar mikro generator diesel biaya operasi beban sel Tabel 6. Hasil simulasi studi kasus 4 sel bahan bakar mikro generator diesel biaya operasi Dari hasil simulasi diatas, terlihat perbedaan daya yang dibangkitkan oleh pembangkit berbahan bakar dengan asumsi pembangkitan dari pembangkit renewable besarnya sama dalam berbagai variasi beban. Pembangkit sel bahan bakar dioperasikan paling besar dalam memenuhi total pertaan beban karena memiliki biaya operasi dan yang paling kecil, sedangkan pembangkit generator diesel dioperasikan paling kecil karena memiliki biaya operasi dan yang paling besar. Dalam studi kasus 4, terlihat perbedaan nilai total biaya operasi dan total jika dibandingkan dengan studi kasus 2 dan studi kasus 3. Nilai yang didapatkan dalam studi kasus 4 merupakan nilai tengah dari studi kasus 2 dan studi kasus 3. Terlihat nilai total pada studi kasus 4 lebih besar dari studi kasus 3 tetapi lebih kecil dari studi kasus 2. Sedangkan nilai total biaya operasi pada studi kasus 4 lebih kecil dari studi kasus 3 tetapi lebih besar dari studi kasus 2. C. Studi 5 Studi kasus 5 memperlihatkan hasil perhitungan ketika seluruh pembangkit berbahan bakar dioperasikan maksimal tetapi total pertaan beban lebih besar dari daya keluaran seluruh pembangkit di dalam sistem Micro Grid, sehingga dibutuhkan bantuan daya PLN untuk memenuhi pertaan beban tersebut. Maka dari itu, terdapat biaya tambahan berupa pembelian daya dari PLN. Data yang dimasukkan dalam simulasi ditunjukkan pada tabel 7: beban Tabel 7. Data masukan studi kasus 5 Radiasi Kecepatan matahari (m/s) (W/m2) (unit) Suhu (Celcius) sel (modul) Dari data diatas, maka didapatkan hasil simulasi pada tabel 8: Renewable non- Renewable Tabel 8. Hasil simulasi studi kasus 5 biaya operasi non- Renewable Pembelian Biaya Pembelian Pengeluaran Dari hasil simulasi diatas, terlihat total daya yang dibangkitkan oleh pembangkit berbahan bakar sama yaitu 86. Hal itu dikarenakan pembangkit berbahan bakar dioperasikan sesuai dengan rating maksimalnya. Begitu juga dengan total biaya operasi dan total nya akan mengikuti daya yang dibangkitkan oleh pembangkit berbahan bakar. Karena data masukan pembangkit renewable berbeda maka daya yang dihasilkannya pun berbeda juga. Karena seluruh pembangkit tidak mampu untuk memenuhi pertaan beban maka diperlukan daya tambahan dari PLN. Sehingga terdapat biaya tambahan berupa pembelian daya dari PLN seperti yang diperlihatkan pada tabel diatas. D. Konvergensi Dari hasil simulasi didapatkan kurva konvergensi seperti pada gambar 2: Gambar. 2. Kurva konvergensi Kurva diatas menunjukkan konvergensi dari multiobjective genetic algorithm. Terdapat perubahan nilai fitness pada generasi awal antara 0 sampai 11 tetapi nilai fitness-nya menjadi konvergen pada generasi akhir antara 12 sampai 25. Karena menggunakan formula 1/fungsi tujuan maka semakin

6 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) besar nilai fitness, semakin menuju ke titik optimal. Waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan 25 iterasi ini yaitu sekitar 26 detik. E. Analisis statistik fitness Dari hasil simulasi didapatkan analisis statistik fitness seperti pada tabel 9: Tabel 9. Hasil analisis statistik fitness Tes Fitness MIN MAX MEAN SDV DAFTAR PUSTAKA [1] Imam Robandi, Modern Power System Control, Penerbit ANDI, Yogyakarta, [2] Naoto Yorino, Hafiz Mohd Habibuddin, Zoka Yoshifumi, Sasaki Yutaka, Ohnishi Yuji, Dynamic Economic Dispatch with Generatir s Feasible Operatoin Region, Power and Energy Engineering Conference (APPEEC), 2010 Asia-Pacific, /APPEEC , [3] D. W. Ross, S. Kim, Dynamic Economic Dispatch of Generation, IEEE Trans. on Power Apparatus and Systems, vol. PAS-99, no. 6, pp , Nov [4] Mohamed Faisal A, Koivo Heikki., System modelling and online optimal management of MicroGrid using Mesh Adaptive Direct Search, International Journal of Electrical Power & Energy Systems., Vol. 32,no , pp [5] S. Campanari and E. Macchi. Technical and tariff scenarios effect on microe trigenerative applications. Journal of Engineering for Gas es and Power, 126: , July [6] Morgantown, W, Emission rates for new DG technologies, the Regulatory Assistance Project., Online Available, ProjDocs/DREmsRul/Collfile/DGEmissionsMay2001.pdf. [7] Mohamed, Faisal A. "Microgrid modelling and online management." (2008). [8] M. A. Abido. Enverionmental/economic power dispatch using multiobjective evolutionary algorithms. IEEE Transactions on Power Syst, 18(4): , November Tabel diatas menunjukkan nilai imum, maksimum, ratarata, dan standar deviasi dari fitness. Nilai standar deviasi yang kecil menunjukkan nilai-nilai diatas berkumpul disekitar rata-rata hitungnya (penyebarannya kecil). VI. KESIMPULAN/RINGKASAN Dari hasil analisis aplikasi emission dan economic dispatch pada sistem kelistrikan Micro Grid menggunakan multiobjective genetic algorithm optimization, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Metode ini mampu menentukan pembangkit yang dioperasikan serta besarnya daya yang dibangkitkan berdasarkan pertaan beban dalam sistem Micro Grid sehingga beban dapat dipenuhi dengan biaya dan yang paling imal. 2. Terdapat pemasukan dari penjualan daya ke PLN apabila daya yang terbangkit dari pembangkit renewable lebih besar dari pertaan beban tetapi terdapat pengeluaran dari pembelian daya PLN apabila pertaan beban melebihi total pembangkitan dari seluruh pembangkit dalam sistem Micro Grid. 3. Dengan mengatur nilai weight dari multiobjective genetic algorithm maka didapatkan hasil emission dan economic dispatch yang sesuai dengan yang diprioritaskan. Semakin besar nilai weight maka semakin besar pula prioritasnya. 4. Metode multiobjective genetic algorithm mempunyai nilai penyebaran yang kecil dari nilai rata-rata hitungnya. Metode ini juga sangat efisien dalam pemecahan masalah karena waktunya yang singkat yaitu hanya sekitar 26 detik.

Emission dan Economic Dispatch pada Sistem Kelistrikan Micro Grid Menggunakan Multiobjective Genetic Algorithm Optimization

Emission dan Economic Dispatch pada Sistem Kelistrikan Micro Grid Menggunakan Multiobjective Genetic Algorithm Optimization Emission dan Economic Dispatch pada Sistem Kelistrikan Micro Grid Menggunakan Multiobjective Genetic Algorithm Optimization PRIMADITYA SULISTIJONO 2210100147 DOSEN PEMBIMBING : PROF. IR. ONTOSENO PENANGSANG,

Lebih terperinci

Pengembangan Economic Dispatch Pada Sistem Microgrid Menggunakan Metode Multiobjective Optimization

Pengembangan Economic Dispatch Pada Sistem Microgrid Menggunakan Metode Multiobjective Optimization Pengembangan Economic Dispatch Pada Sistem Microgrid Menggunakan Metode Multiobjective Optimization Ario Pamungkas Harahap 1, Ontoseno Penangsang 2, dan Ardyono Priyadi 3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

Dynamic Economic Dispatch Pada Sistem Kelistrikan Microgrid Dengan Penambahan Media Penyimpan Energi Menggunakan Quadratic Programming

Dynamic Economic Dispatch Pada Sistem Kelistrikan Microgrid Dengan Penambahan Media Penyimpan Energi Menggunakan Quadratic Programming B311 Dynamic Economic Dispatch Pada Sistem Kelistrikan Microgrid Dengan Penambahan Media Penyimpan Energi Menggunakan Quadratic Programming Fakhruddin Wirakusuma, Heri Suryoatmojo, dan Rony Seto Wibowo

Lebih terperinci

Dynamic Optimal Power Flow dengan kurva biaya pembangkitan tidak mulus menggunakan Particle Swarm Optimization

Dynamic Optimal Power Flow dengan kurva biaya pembangkitan tidak mulus menggunakan Particle Swarm Optimization JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-24 Dynamic Optimal Power Flow dengan kurva biaya pembangkitan tidak mulus menggunakan Particle Swarm Optimization Afif Nur

Lebih terperinci

Economic Dispatch untuk Sistem Kelistrikan Microgrid dengan Energy Storage berbasis Adaptive Particle Swarm Optimization

Economic Dispatch untuk Sistem Kelistrikan Microgrid dengan Energy Storage berbasis Adaptive Particle Swarm Optimization B19 Economic Dispatch untuk Sistem Kelistrikan Microgrid dengan Energy Storage berbasis Adaptive Particle Swarm Optimization Nugroho Wicaksono, Heri Suryoatmojo, dan Rony Seto Wibowo Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

Economic Dispatch untuk Grid Mikro Hibrida dengan Distributed Energy Storage Berbasis Metode Quadratic Programming

Economic Dispatch untuk Grid Mikro Hibrida dengan Distributed Energy Storage Berbasis Metode Quadratic Programming JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. (016) ISSN: 337-3539 (301-971 Print) B-485 Economic Dispatch untuk Grid Mikro Hibrida dengan Distributed Energy Storage Berbasis Metode Quadratic Programming Kemas Robby Firmansyah,

Lebih terperinci

Unit Commitment Pada Sistem Pembangkitan Tenaga Angin Untuk Mengurangi Emisi Dengan Menggunakan Particle Swarm Optimization

Unit Commitment Pada Sistem Pembangkitan Tenaga Angin Untuk Mengurangi Emisi Dengan Menggunakan Particle Swarm Optimization B223 Unit Commitment Pada Sistem Pembangkitan Tenaga Angin Untuk Mengurangi Emisi Dengan Menggunakan Particle Swarm Optimization Muhammad Arindra, Rony Seto Wibowo, dan Dedet Candra Riawan Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Penentuan Lokasi dan Pembebanan Optimal Distributed Generation Menggunakan Metode Genetic Algorithm pada Microgrid Tegangan Menengah

Penentuan Lokasi dan Pembebanan Optimal Distributed Generation Menggunakan Metode Genetic Algorithm pada Microgrid Tegangan Menengah TUGAS AKHIR TE141599 Penentuan Lokasi dan Pembebanan Optimal Distributed Generation Menggunakan Metode Genetic Algorithm pada Microgrid Tegangan Menengah Ilham Zuhdy NRP 2208100117 Dosen Pembimbing Prof.

Lebih terperinci

Dynamic Economic Dispatch Menggunakan Pendekatan Penelusuran Ke Depan

Dynamic Economic Dispatch Menggunakan Pendekatan Penelusuran Ke Depan 1 Dynamic Economic Dispatch Menggunakan Pendekatan Penelusuran Ke Depan Sheila Fitria Farisqi, Rony Seto Wibowo dan Sidaryanto Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Optimisasi Dynamic Economic Dispatch Menggunakan Algoritma Artificial Bee Colony

Optimisasi Dynamic Economic Dispatch Menggunakan Algoritma Artificial Bee Colony Optimisasi Dynamic Economic Dispatch Menggunakan Algoritma Artificial Bee Colony Nurlita Gamayanti 1, Abdullah Alkaff 2, Amien Karim 3 Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya,

Lebih terperinci

Kata Kunci-- Ramp Rate, Forward Dynamic Programming, Unit Commitment, Economic Dispatch

Kata Kunci-- Ramp Rate, Forward Dynamic Programming, Unit Commitment, Economic Dispatch Unit Commitment dengan Forward Dynamic Programming Mempertimbangkan Ramp-Rate dan Karakteristik Input-Output Non-Linier Pada Setiap Pembangkit di Microgrid Gana,C.,Penangsang,O., dan Wibowo, R.,S. Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi suatu daerah mengakibatkan kebutuhan tenaga listrik akan semakin meningkat, baik yang berhubungan dengan bidang industri,

Lebih terperinci

OPTIMASI ECONOMIC DISPATCH PEMBANGKIT SISTEM 150 KV JAWA TIMUR MENGGUNAKAN METODE MERIT ORDER

OPTIMASI ECONOMIC DISPATCH PEMBANGKIT SISTEM 150 KV JAWA TIMUR MENGGUNAKAN METODE MERIT ORDER 1/6 OPTIMASI ECONOMIC DISPATCH PEMBANGKIT SISTEM 150 KV JAWA TIMUR MENGGUNAKAN METODE MERIT ORDER SURIYAN ARIF WIBOWO 07100044 Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS,

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) B-34

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) B-34 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-34 Economic dan Emission dispatch pada Sistem Kelistrikan 500 kv Jawa-Bali Menggunakan Composite Generation Cost Function dengan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) A141 Penerapan Batas Ramp-Rate Menggunakan Kombinasi Metode FDP (Forward Dynamic Programming) dan QP (Quadratic Programming) Pada Commitment- Economic Dispatch Riza Fahmi Andriyanto, Ontoseno Penangsang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah ketersediaan yang semakin menipis dan semakin mahal, membuat biaya

BAB I PENDAHULUAN. jumlah ketersediaan yang semakin menipis dan semakin mahal, membuat biaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangkit Listrik di Indonesia pada umumnya merupakan pembangkit listrik thermal. Kebutuhan pembangkit thermal terhadap bahan bakar fosil dengan jumlah ketersediaan

Lebih terperinci

Optimisasi Unit Commitment Mempertimbangkan Fungsi Biaya Tidak Mulus Dengan Firefly Algorithm

Optimisasi Unit Commitment Mempertimbangkan Fungsi Biaya Tidak Mulus Dengan Firefly Algorithm JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 Optimisasi Commitment Mempertimbangkan Fungsi Tidak Mulus Dengan Firefly Algorithm Benny Prastikha Hadhi, Rony Seto Wibowo, Imam Robandi Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-137 Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure Ryan Hidayat dan Bambang

Lebih terperinci

Dynamic Economic Dispatch pada Sistem dengan Wind Turbine dan Media Penyimpanan Energi Mempertimbangkan Energy Cycle Limit

Dynamic Economic Dispatch pada Sistem dengan Wind Turbine dan Media Penyimpanan Energi Mempertimbangkan Energy Cycle Limit JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-265 Dynamic Economic Dispatch pada Sistem dengan Wind Turbine dan Media Penyimpanan Energi Mempertimbangkan Energy Cycle Limit

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) B283 Dynamic Economic Dispatch dengan Mempertimbangkan Kerugian Transmisi Menggunakan Metode Sequential Quadratic Programming Dika Lazuardi Akbar, Ontoseno Penangsang, Ni Ketut Aryani. Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

TESIS FIRMAN YUDIANTO S2 TEKNIK ELEKTRO

TESIS FIRMAN YUDIANTO S2 TEKNIK ELEKTRO TESIS Pulau Rote Merupakan daerah terpencil dan belum dialiri listrik oleh PLN serta apabila dialiri listrik oleh PLN maka akan sering terjadi pemadaman, sehingga energi terbarukan merupakan solusi untuk

Lebih terperinci

Penempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC)

Penempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 B-16 Penempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC) Ahmad Zakaria H, Sjamsjul

Lebih terperinci

Optimisasi Unit Commitment Mempertimbangkan Fungsi Biaya Tidak Mulus Dengan Firefly Algorithm

Optimisasi Unit Commitment Mempertimbangkan Fungsi Biaya Tidak Mulus Dengan Firefly Algorithm JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-30 Optimisasi Commitment Mempertimbangkan Fungsi Tidak Mulus Dengan Firefly Algorithm Benny Prastikha Hadhi, Rony Seto Wibowo,

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik pada abad ini sudah merupakan kebutuhan primer yang tidak bisa tergantikan. Karena pentingnya listrik ini, sistem yang menyuplai dan mengalirkan listrik ini

Lebih terperinci

OPERASI OPTIMUM STAND-ALONE MICROGRID MENGGUNAKAN METODE CUCKOO SEARCH OPTIMIZATION DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KARAKTERISTRIK UMUR BATERAI

OPERASI OPTIMUM STAND-ALONE MICROGRID MENGGUNAKAN METODE CUCKOO SEARCH OPTIMIZATION DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KARAKTERISTRIK UMUR BATERAI TESIS TE142599 OPERASI OPTIMUM STAND-ALONE MICROGRID MENGGUNAKAN METODE CUCKOO SEARCH OPTIMIZATION DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KARAKTERISTRIK UMUR BATERAI VICKY ANDRIA KUSUMA 2214201205 DOSEN PEMBIMBING Prof.

Lebih terperinci

Dynamic Optimal Power Flow Mempertimbangkan Carbon Capture And Storage Plants Menggunakan Metode Multi-Objective Particle Swarm Optimization

Dynamic Optimal Power Flow Mempertimbangkan Carbon Capture And Storage Plants Menggunakan Metode Multi-Objective Particle Swarm Optimization B251 Dynamic Optimal Power Flow Mempertimbangkan Carbon Capture And Storage Plants Menggunakan Metode Multi-Objective Particle Swarm Optimization Yauri Mahaputra, Rony Seto Wibowo, Ni Ketut Aryani Jurusan

Lebih terperinci

Prof.Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng. Vita Lystianingrum B.P, ST., M.Sc.

Prof.Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng. Vita Lystianingrum B.P, ST., M.Sc. Sistem MPPT Untuk PV dan Inverter Tiga Fasa yang Terhubung Jala-Jala Menggunakan Voltage-Oriented Control Andi Novian L. 2210 106 027 Dosen Pembimbing : Prof.Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng. Vita Lystianingrum

Lebih terperinci

Simulasi dan Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh

Simulasi dan Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh B-468 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. (016) ISSN: 337-3539 (301-971 Print) Simulasi dan Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh David Firdaus,

Lebih terperinci

Simulasi Sel Surya Model Dioda dengan Hambatan Seri dan Hambatan Shunt Berdasarkan Variasi Intensitas Radiasi, Temperatur, dan Susunan Modul

Simulasi Sel Surya Model Dioda dengan Hambatan Seri dan Hambatan Shunt Berdasarkan Variasi Intensitas Radiasi, Temperatur, dan Susunan Modul Simulasi Sel Surya Model Dioda dengan Hambatan Seri dan Hambatan Shunt Berdasarkan Variasi Intensitas Radiasi, Temperatur, dan Susunan Modul M. Dirgantara 1 *, M. Saputra 2, P. Aulia 3, Z. Deofarana 4,

Lebih terperinci

Pendekatan Dengan Cuckoo Optimization Algorithm Untuk Solusi Permasalahan Economic Emission Dispatch

Pendekatan Dengan Cuckoo Optimization Algorithm Untuk Solusi Permasalahan Economic Emission Dispatch JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-339 (2301-9271 Print) B-176 Pendekatan Dengan Cuckoo Optimization Algorithm Untuk Solusi Permasalahan Economic Emission Dispatch Agil Dwijatmoko Rahmatullah,

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAIC-BATERAI MENGGUNAKAN BI-DIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ

DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAIC-BATERAI MENGGUNAKAN BI-DIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ G.17 DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAICBATERAI MENGGUNAKAN BIDIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ Soedibyo 1*, Dwiana Hendrawati 2 1 Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

Peramalan Kebutuhan Beban Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Algoritma Genetika

Peramalan Kebutuhan Beban Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Algoritma Genetika Peramalan Kebutuhan Beban Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Algoritma Genetika M. Syafrizal, Luh Kesuma Wardhani, M. Irsyad Jurusan Teknik Informatika - Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Lebih terperinci

Simulasi dan Analisis Sistem Pembangkit Hibrida Mikrohidro/Diesel

Simulasi dan Analisis Sistem Pembangkit Hibrida Mikrohidro/Diesel 1 Simulasi dan Analisis Sistem Pembangkit Hibrida Mikrohidro/Diesel Kho Hie Khwee Laboratorium Konversi Energi Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura e-mail: khohiekhwee@yahoo.com

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA Muhammad Arief Nugroho 1, Galih Hermawan, S.Kom., M.T. 2 1, 2 Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur No. 112-116, Bandung 40132 E-mail

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA DENGAN TOURNAMENT SELECTION SEBAGAI SOLUSI ECONOMIC DISPATCH

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA DENGAN TOURNAMENT SELECTION SEBAGAI SOLUSI ECONOMIC DISPATCH IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA DENGAN TOURNAMENT SELECTION SEBAGAI SOLUSI ECONOMIC DISPATCH Yassir, Fauzan dan Mahalla Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumawe Jln. Banda Aceh Medan km. 80,

Lebih terperinci

BAB V VALIDASI DAN ANALISIS HASIL SIMULASI MODEL SEL BAHAN BAKAR MEMBRAN PERTUKARAN PROTON

BAB V VALIDASI DAN ANALISIS HASIL SIMULASI MODEL SEL BAHAN BAKAR MEMBRAN PERTUKARAN PROTON BAB V VALIDASI DAN ANALISIS HASIL SIMULASI MODEL SEL BAHAN BAKAR MEMBRAN PERTUKARAN PROTON 5.1. Pendahuluan Pada Bab 5 ini akan dibahas mengenai validasi dan analisis dari hasil simulasi yang dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBANGKIT LISTRIK HIBRIDA (PLH), DIESEL DAN ENERGI TERBARUKAN DI PULAU MANDANGIN, SAMPANG, MADURA MENGGUNAKAN SOFTWARE HOMER

ANALISIS PEMBANGKIT LISTRIK HIBRIDA (PLH), DIESEL DAN ENERGI TERBARUKAN DI PULAU MANDANGIN, SAMPANG, MADURA MENGGUNAKAN SOFTWARE HOMER ANALISIS PEMBANGKIT LISTRIK HIBRIDA (PLH), DIESEL DAN ENERGI TERBARUKAN DI PULAU MANDANGIN, SAMPANG, MADURA MENGGUNAKAN SOFTWARE HOMER Sean Yudha Yahya 1, Ir.Soeprapto.,MT 2, Ir.Teguh Utomo.,MT 3 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) B184 PENGGUNAAN RANDOM DRIFT PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (RDPSO) ALGORITHM PADA ECONOMIC DISPATCH MEMPERTIMBANGKAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN UNTUK PENGURANGAN EMISI Mikhael Vidi Santoso, Rony Seto

Lebih terperinci

Dynamic Economic Dispatch Mempertimbangkan Prohibited Operating Zones Menggunakan Algoritma Improved Artificial Bee Colony

Dynamic Economic Dispatch Mempertimbangkan Prohibited Operating Zones Menggunakan Algoritma Improved Artificial Bee Colony JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B -199 Dynamic Economic Dispatch Mempertimbangkan Prohibited Operating Zones Menggunakan Algoritma Improved Artificial Bee Colony

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Generasi pertama dari pembangkit listrik menggunakan kincir air, dinamo, dan alternator. Tenaga air (hydropower) sebagai salah satu sumber energi yang dapat

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODA TAGUCHI UNTUK ECONOMIC DISPATCH PADA SISTEM IEEE 26 BUS

IMPLEMENTASI METODA TAGUCHI UNTUK ECONOMIC DISPATCH PADA SISTEM IEEE 26 BUS IMPLEMETASI METODA TAGUCHI UTUK ECOOMIC DISPATCH PADA SISTEM IEEE 26 BUS Rusilawati,2, Ontoseno Penangsang 2 dan Adi Soeprijanto 2 Teknik elektro, Akademi Teknik Pembangunan asional, Banjarbaru, Indonesia

Lebih terperinci

OPTIMISASI KONSUMSI DAYA MULTI MOTOR INDUKSI TIGA FASA PENGGERAK POMPA AIR MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMISASI KONSUMSI DAYA MULTI MOTOR INDUKSI TIGA FASA PENGGERAK POMPA AIR MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA OPTIMISASI KONSUMSI DAYA MULTI MOTOR INDUKSI TIGA FASA PENGGERAK POMPA AIR MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA ACHMAD SYAHID 220920 1 0 03 Dosen Pembimbing Prof. Ir. Mochamad Ashari, M. Eng, PhD. Heri Suryoatmojo,

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) A160 Optimasi Penentuan Lokasi Kapasitor dan Distributed Generation (DG) Dengan Rekonfigurasi Jaringan Untuk Meningkatkan Keluaran Daya Aktif DG Pada Sistem Distribusi Radial Menggunakan Genetic Algorithm

Lebih terperinci

PENGOPERASIAN OPTIMUM SISTEM TENAGA LISTRIK

PENGOPERASIAN OPTIMUM SISTEM TENAGA LISTRIK PENGOPERASIAN OPTIMUM SISTEM TENAGA LISTRIK Ontoseno Penangsang Text Book : Power Generation Operation and Control Allen J. Wood & Bruce F. Wollenberg Power System Analysis Hadi Saadat INTRODUCTION Acquaint

Lebih terperinci

Optimisasi Economic Dispatch Menggunakan Imperialist Competitive Algorithm (ICA) pada Sistem Tenaga Listrik

Optimisasi Economic Dispatch Menggunakan Imperialist Competitive Algorithm (ICA) pada Sistem Tenaga Listrik Optimisasi Economic Dispatch Menggunakan Imperialist Competitive Algorithm (ICA) pada Sistem Tenaga Listrik Yunitika Trisiana, Imam Robandi, Heri Suryoatmojo Jurusan Teknik Elektro FTI - ITS Abstrak Komponen

Lebih terperinci

Aplikasi micro-genetic Algorithm ( -GA) untuk Penyelesaian Economic Dispatch pada Sistem Kelistrikan Jawa Bali 500 KV

Aplikasi micro-genetic Algorithm ( -GA) untuk Penyelesaian Economic Dispatch pada Sistem Kelistrikan Jawa Bali 500 KV Aplikasi micro-genetic Algorithm ( -GA) untuk Penyelesaian Economic Dispatch pada Sistem Kelistrikan Jawa Bali 500 KV Amir Amruddin 2207100073 Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Imam Robandi, MT. Heri Suryoatmojo,

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (216) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) B27 Optimasi Aliran Daya Satu Phasa Pada Sistem Distribusi Radial 33 Bus IEEE dan Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Aceh Untuk

Lebih terperinci

Optimasi Kendali Distribusi Tegangan pada Sistem Tenaga Listrik dengan Pembangkit Tersebar

Optimasi Kendali Distribusi Tegangan pada Sistem Tenaga Listrik dengan Pembangkit Tersebar Optimasi Kendali Distribusi Tegangan pada Sistem Tenaga Listrik dengan Pembangkit Tersebar Soni Irawan Jatmika 2210 105 052 Pembimbing : 1. Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto, MT. 2. Heri Suryoatmojo, ST. MT.

Lebih terperinci

Manajemen Gangguan Jaringan Distribusi 20 kv Kota Surabaya berbasis Geographic Information System (GIS) menggunakan Metode Algoritma Genetika

Manajemen Gangguan Jaringan Distribusi 20 kv Kota Surabaya berbasis Geographic Information System (GIS) menggunakan Metode Algoritma Genetika JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (01) ISSN: 7-9 (1-971 Print) B-1 Manajemen Gangguan Jaringan Distribusi 0 kv Kota Surabaya berbasis Geographic Information System (GIS) menggunakan Metode Algoritma Genetika

Lebih terperinci

Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : X

Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : X Analisis Penjadwalan Unit-Unit Pembangkit Listrik Dengan Menggunakan Metode Unit Decommitment (PT.PLN Wilayah Riau) Oleh: Zulfatri Aini Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

Lebih terperinci

METODE KOLONI SEMUT PADA DOMAIN KONTINU UNTUK OPTIMISASI PENJADWALAN EKONOMIS UNIT PEMBANGKIT PLTG DI PLTGU PT INDONESIA POWER TAMBAK LOROK

METODE KOLONI SEMUT PADA DOMAIN KONTINU UNTUK OPTIMISASI PENJADWALAN EKONOMIS UNIT PEMBANGKIT PLTG DI PLTGU PT INDONESIA POWER TAMBAK LOROK METODE KOLONI SEMUT PADA DOMAIN KONTINU UNTUK OPTIMISASI PENJADWALAN EKONOMIS UNIT PEMBANGKIT PLTG DI PLTGU PT INDONESIA POWER TAMBAK LOROK Ivan Darren Alber *), Hermawan, and Susatyo Handoko Departemen

Lebih terperinci

Simulasi Maximum Power Point Tracking pada Panel Surya Menggunakan Simulink MATLAB

Simulasi Maximum Power Point Tracking pada Panel Surya Menggunakan Simulink MATLAB Simulasi Maximum Power Point Tracking pada Panel Surya Menggunakan Simulink MATLAB Wahyudi Budi Pramono 1, wi Ana Ratna Wati 2, Maryonid Visi Taribat Yadaka 3 Jurusan Teknik Elektro, Universitas Islam

Lebih terperinci

Optimalisasi Penjadwalan Pembangkit Listrik di Sistem Sorong

Optimalisasi Penjadwalan Pembangkit Listrik di Sistem Sorong Optimalisasi Penjadwalan Pembangkit Listrik di Sistem Sorong 1 Yulianto Mariang, L. S. Patras, ST.,MT, M. Tuegeh, ST.,MT, Ir. H. Tumaliang, MT Jurusan Teknik Elektro-FT, UNSRAT, Manado-95115, Email: jliant_0mariang@yahoo.com

Lebih terperinci

Static Line Rating untuk Integrasi PLTB di Jaringan Tegangan Menengah : Studi Kasus Master Plan Pembangkit Hibrid di Krueng Raya

Static Line Rating untuk Integrasi PLTB di Jaringan Tegangan Menengah : Studi Kasus Master Plan Pembangkit Hibrid di Krueng Raya Static Line Rating untuk Integrasi PLTB di Jaringan Tegangan Menengah : Studi Kasus Master Plan Pembangkit Hibrid di Krueng Raya Idraki Sariyan #1, Hafidh Hasan #2, Syahrizal Syahrizal #3 # Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Metoda Penelitian dengan Metoda Taguchi

Metoda Penelitian dengan Metoda Taguchi Metoda Penelitian dengan Metoda Taguchi Menentukan faktor- faktor yang berhubungan dengan hasil yang ingin dicapai Apabila hasil yang diperoleh belum sesuai dengan yang diharapkan, ubah nilai level masing-masing

Lebih terperinci

ALOKASI PEMBEBANAN UNIT PEMBANGKIT TERMAL DENGAN MEMPERHITUNGKAN RUGI-RUGI SALURAN TRANSMISI DENGAN ALGORITMA GENETIKA PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI

ALOKASI PEMBEBANAN UNIT PEMBANGKIT TERMAL DENGAN MEMPERHITUNGKAN RUGI-RUGI SALURAN TRANSMISI DENGAN ALGORITMA GENETIKA PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI ALOKASI PEMBEBANAN UNIT PEMBANGKIT TERMAL DENGAN MEMPERHITUNGKAN RUGI-RUGI SALURAN TRANSMISI DENGAN ALGORITMA GENETIKA PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI TUGAS AKHIR Diajukan guna memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print) Penentuan Lokasi DG dan Kapasitor Bank dengan Rekonfigurasi Jaringan untuk Memperoleh Rugi Daya Minimal pada Sistem Distribusi Radial Menggunakan Algoritma Genetika Ridho Fuaddi, Ontoseno Penangsang, Dedet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini kebutuhan energi listrik meningkat dengan cepat, akan tetapi perkembangan pembangkit dan saluran transmisi dibatasi ketersediaan sumber daya dan masalah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. alternatif seperti matahari, angin, mikro/minihidro dan biomassa dengan teknologi

II. TINJAUAN PUSTAKA. alternatif seperti matahari, angin, mikro/minihidro dan biomassa dengan teknologi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pembangkit Hibrid Sistem pembangkit hibrid adalah kombinasi dari satu atau lebih sumber energi alternatif seperti matahari, angin, mikro/minihidro dan biomassa dengan teknologi

Lebih terperinci

STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN

STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN I.W.G.A Anggara 1, I.N.S. Kumara 2, I.A.D Giriantari 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

Pemodelan dan Simulasi Sistem Proteksi Microgrid

Pemodelan dan Simulasi Sistem Proteksi Microgrid B48 Pemodelan dan Simulasi Sistem Proteksi Microgrid Christina Tio Trisnasari, Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto, M.T., Dr. Rony Seto Wibowo, S.T., MT. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, listrik telah menjadi salah satu kebutuhan

1 BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, listrik telah menjadi salah satu kebutuhan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, listrik telah menjadi salah satu kebutuhan utama bagi setiap orang. Ketergantungan masyarakat terhadap listrik menunjukkan trend yang

Lebih terperinci

Penempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC)

Penempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC) Penempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC) Oleh : Ahmad Zakaria H. 2207100177 Dosen Pembimbing : Prof. Dr.Ir. Imam Robandi, MT. Ir. Sjamsjul

Lebih terperinci

Penjadwalan Mata Kuliah Menggunakan Algoritma Genetika di Jurusan Sistem Informasi ITS

Penjadwalan Mata Kuliah Menggunakan Algoritma Genetika di Jurusan Sistem Informasi ITS JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-127 Mata Kuliah Menggunakan Algoritma Genetika di Jurusan Sistem Informasi ITS Wiga Ayu Puspaningrum, Arif Djunaidy, dan Retno

Lebih terperinci

Manajemen Hybrid Photovoltaic System Dengan Memanfaatkan Peramalan Beban dan Penyinaran Matahari

Manajemen Hybrid Photovoltaic System Dengan Memanfaatkan Peramalan Beban dan Penyinaran Matahari KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JEMBER LEMBAGA PENELITIAN Jl. Kalimantan No. 37 Jember Telp. 0331-337818, 339385, Fax. 0331-337818 Manajemen Hybrid Photovoltaic System Dengan Memanfaatkan

Lebih terperinci

Analisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit (R.U.) VI Balongan Jawa Barat

Analisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit (R.U.) VI Balongan Jawa Barat JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (013) 1-6 1 Analisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit (R.U.) VI Balongan Jawa Barat Syahrul Hidayat, Ardyono

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PENJADWALAN DOSEN DENGAN FUZZY

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PENJADWALAN DOSEN DENGAN FUZZY PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PENJADWALAN DOSEN DENGAN FUZZY Arief Kelik Nugroho Fakultas Teknik, Universitas PGR Yogyakarta e-mail : ariefkeliknugroho@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Emisi Gas Buang Mesin Diesel Menggunakan Bahan Bakar Solar dan CNG Berbasis Pada Simulasi

Analisis Perbandingan Emisi Gas Buang Mesin Diesel Menggunakan Bahan Bakar Solar dan CNG Berbasis Pada Simulasi JURNAL TEKNIK SISTEM PERKAPALAN Vol. 1, No. 1, (213) 1-5 1 Analisis Perbandingan Emisi Gas Buang Mesin Diesel Menggunakan Bahan Bakar dan Berbasis Pada Simulasi Yustinus Setiawan, Semin dan Tjoek Soeprejitno

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melakukan suatu kegiatan, manusia selalu memanfaatkan energi, baik yang disadari maupun tidak disadari. Namun, setiap kegiatan yang memanfaatkan energi memiliki

Lebih terperinci

OPTIMASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BIOMASA SAWIT DAN DIESEL GENERATOR di PT. ASTRA AGRO LESTARI MENGGUNAKAN SOFTWARE HOMER

OPTIMASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BIOMASA SAWIT DAN DIESEL GENERATOR di PT. ASTRA AGRO LESTARI MENGGUNAKAN SOFTWARE HOMER JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 OPTIMASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BIOMASA SAWIT DAN DIESEL GENERATOR di PT. ASTRA AGRO LESTARI MENGGUNAKAN SOFTWARE HOMER Slamet Baktiman, Heri Suryoatmojo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan meningkatnya kebutuhan akan energi listrik yang terus meningkat dan semakin menipisnya cadangan minyak bumi maka dibutuhkan pula sumber-sumber energi listrik

Lebih terperinci

Economic Load Dispatch Unit Pembangkit Termal Mempertimbangkan Penambahan Pembangkit Tenaga Angin dengan Menggunakan. firefly algorithm,

Economic Load Dispatch Unit Pembangkit Termal Mempertimbangkan Penambahan Pembangkit Tenaga Angin dengan Menggunakan. firefly algorithm, JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-84 Economic Load Dispatch Pembangkit Termal Mempertimbangkan Penambahan Pembangkit Tenaga Angin dengan Menggunakan Firefly Algorithm

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK LENSA KONVEKS TERHADAP DAYA KELUARAN PANEL TENAGA SURYA TUGAS AKHIR

PENGARUH JARAK LENSA KONVEKS TERHADAP DAYA KELUARAN PANEL TENAGA SURYA TUGAS AKHIR PENGARUH JARAK LENSA KONVEKS TERHADAP DAYA KELUARAN PANEL TENAGA SURYA TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 Jurusan Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW Suliono 1) dan Bambang Sudarmanta 2) 1) Program Studi Magister Rekayasa Energi, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

STUDI NUMERIK VARIASI INLET DUCT PADA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR

STUDI NUMERIK VARIASI INLET DUCT PADA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2014) ISSN: 2301-9271 1 STUDI NUMERIK VARIASI INLET DUCT PADA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR Bayu Kusuma Wardhana ), Vivien Suphandani Djanali 2) Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

Desain dan Simulasi Single Stage Boost-Inverter Terhubung Jaringan Satu Fasa Menggunakan Sel Bahan Bakar

Desain dan Simulasi Single Stage Boost-Inverter Terhubung Jaringan Satu Fasa Menggunakan Sel Bahan Bakar JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Desain dan Simulasi Single Stage Boost-Inverter Terhubung Jaringan Satu Fasa Menggunakan Sel Bahan Bakar Mochammad Reza Zakaria, Dedet Candra Riawan, dan

Lebih terperinci

Optimisasi Operasi Sistem Tenaga Listrik dengan Konstrain Kapabilitas Operasi Generator dan Kestabilan Steady State Global

Optimisasi Operasi Sistem Tenaga Listrik dengan Konstrain Kapabilitas Operasi Generator dan Kestabilan Steady State Global Optimisasi Operasi Sistem Tenaga Listrik dengan Konstrain Kapabilitas Operasi Generator dan Kestabilan Steady State Global Johny Custer (2209201007) Dosen Pembimbing : Prof. Ir. Ontoseno Penangsang, M.

Lebih terperinci

Tabel 3.5 Kapasitas Aliran Air Q rata-rata setiap hari dari jam 00 sampai dengan jam05[pdam].

Tabel 3.5 Kapasitas Aliran Air Q rata-rata setiap hari dari jam 00 sampai dengan jam05[pdam]. Tabel 3.5 Kapasitas Aliran Air Q rata-rata setiap hari dari jam 00 sampai dengan jam05[pdam]. Gambar 3.2 Panel Kontrol Pompa Air PDAM Karang Pilang II Surabaya. Formulasi Matematika Optimisasi Konsumsi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN DAN BIAYA PEMBANGKITAN LISTRIK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HIBRIDA DI PULAU SEBESI LAMPUNG SELATAN

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN DAN BIAYA PEMBANGKITAN LISTRIK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HIBRIDA DI PULAU SEBESI LAMPUNG SELATAN UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN DAN BIAYA PEMBANGKITAN LISTRIK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HIBRIDA DI PULAU SEBESI LAMPUNG SELATAN TESIS HERLINA 0706305305 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM MAGISTER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangkit-pembangkit tenaga listrik yang ada saat ini sebagian besar masih mengandalkan kepada sumber energi yang tidak terbarukan dalam arti untuk mendapatkannya

Lebih terperinci

PENENTUAN SLACK BUS PADA JARINGAN TENAGA LISTRIK SUMBAGUT 150 KV MENGGUNAKAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY

PENENTUAN SLACK BUS PADA JARINGAN TENAGA LISTRIK SUMBAGUT 150 KV MENGGUNAKAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY PENENTUAN SLACK BUS PADA JARINGAN TENAGA LISTRIK SUMBAGUT 150 KV MENGGUNAKAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY Tommy Oys Damanik, Yulianta Siregar Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

STUDI PEMILIHAN DESAIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ARUS LAUT (PLTAL) MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

STUDI PEMILIHAN DESAIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ARUS LAUT (PLTAL) MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-114 STUDI PEMILIHAN DESAIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ARUS LAUT (PLTAL) MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia saat ini, dimana hampir semua aktivitas manusia berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia saat ini, dimana hampir semua aktivitas manusia berhubungan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan manusia saat ini, dimana hampir semua aktivitas manusia berhubungan dengan listrik. Tenaga

Lebih terperinci

OPTIMASI RANCANGAN FILTER BANDPASS AKTIF UNTUK SINYAL LEMAH MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK Studi Kasus: Sinyal EEG

OPTIMASI RANCANGAN FILTER BANDPASS AKTIF UNTUK SINYAL LEMAH MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK Studi Kasus: Sinyal EEG OPTIMASI RANCANGAN FILTER BANDPASS AKTIF UNTUK SINYAL LEMAH MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK Studi Kasus: Sinyal EEG Oleh : Ellys Kumala P (1107100040) Dosen Pembimbing Dr. Melania Suweni Muntini, MT JURUSAN

Lebih terperinci

OPTIMISASI PENJADWALAN EKONOMIS PLTG PADA PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CUCKOO SEARCH ALGORITHM

OPTIMISASI PENJADWALAN EKONOMIS PLTG PADA PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CUCKOO SEARCH ALGORITHM OPTIMISASI PENJADWALAN EKONOMIS PLTG PADA PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CUCKOO SEARCH ALGORITHM Ariya Dwi Wardhana *), Tejo Sukmadi, and Munawar Agus Riyadi Departemen Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

OPTIMASI PENDUGAAN PARAMETER DALAM ANALISIS STRESS DAN STRAIN TERHADAP MATERIAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI PENDUGAAN PARAMETER DALAM ANALISIS STRESS DAN STRAIN TERHADAP MATERIAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA OPTIMASI PENDUGAAN PARAMETER DALAM ANALISIS STRESS DAN STRAIN TERHADAP MATERIAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Mike Susmikanti Pusat Pengembangan Informatika Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional Kawasan

Lebih terperinci

BAB 4 SIMULASI DAN ANALISIS

BAB 4 SIMULASI DAN ANALISIS BAB 4 SIMULASI DAN ANALISIS 4.1 Hasil Simulasi Simulasi dan optimasi dengan menggunakan HOMER menghasilkan beberapa konfigurasi yang berbeda sesuai dengan batasan sensitifitas yang diterapkan. Beban puncak

Lebih terperinci

ANALISA ALIRAN DAYA OPTIMAL PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI

ANALISA ALIRAN DAYA OPTIMAL PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI ANALISA ALIRAN DAYA OPTIMAL PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI E D Meilandari 1, R S Hartati 2, I W Sukerayasa 2 1 Alumni Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana 2 Staff Pengajar Teknik Elektro,

Lebih terperinci

ECONOMIC DISPATCH MENGGUNAKAN IMPERIALIST COMPETITIVE ALGORITHM (ICA) PADA SISTEM KELISTRIKAN LOMBOK

ECONOMIC DISPATCH MENGGUNAKAN IMPERIALIST COMPETITIVE ALGORITHM (ICA) PADA SISTEM KELISTRIKAN LOMBOK Dielektrika ISSN 286-9487 63 Vol. 1, No. 1 : 63 68 Pebruari 214 ECONOMIC DISPATCH MENGGUNAKAN IMPERIALIST COMPETITIVE ALGORITHM (ICA) PADA SISTEM KELISTRIKAN LOMBOK Khaerul Hazi1 1, Rosmaliati2 2, Misbahuddin3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan sumber energi listrik terus meningkat seiring meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan sumber energi listrik terus meningkat seiring meningkatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan sumber energi listrik terus meningkat seiring meningkatnya peradaban manusia yang saat ini tidak lepas dari penggunaan peralatan listrik. Pasokan listrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel merupakan bentuk usaha akomodasi pariwisata dengan perkembangan yang cukup pesat di Indonesia. Jumlah hotel terus bertambah setiap tahunnya dan menyumbang devisa

Lebih terperinci

Perhitungan Waktu Pemutus Kritis Menggunakan Metode Simpson pada Sebuah Generator yang Terhubung pada Bus Infinite

Perhitungan Waktu Pemutus Kritis Menggunakan Metode Simpson pada Sebuah Generator yang Terhubung pada Bus Infinite JURNAL TEKNIK ELEKTRO Vol., No., (03) -6 Perhitungan Waktu Pemutus Kritis Menggunakan Metode Simpson pada Sebuah Generator yang Terhubung pada Bus Infinite Argitya Risgiananda ), Dimas Anton Asfani ),

Lebih terperinci

MULTI OBJEKTIF DIRECT CURRENT OPTIMAL POWER FLOW PADA MICROGRID UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMBANGKITAN DAN MEMAKSIMALKAN UMUR BATERAI

MULTI OBJEKTIF DIRECT CURRENT OPTIMAL POWER FLOW PADA MICROGRID UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMBANGKITAN DAN MEMAKSIMALKAN UMUR BATERAI TESIS TE142599 MULTI OBJEKTIF DIRECT CURRENT OPTIMAL POWER FLOW PADA MICROGRID UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMBANGKITAN DAN MEMAKSIMALKAN UMUR BATERAI ANNISAA TARADINI 2215201206 DOSEN PEMBIMBING Dr. Rony

Lebih terperinci

BAB I. bergantung pada energi listrik. Sebagaimana telah diketahui untuk memperoleh energi listrik

BAB I. bergantung pada energi listrik. Sebagaimana telah diketahui untuk memperoleh energi listrik BAB I 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebutuhan energi yang hampir tidak dapat dipisahkan lagi dalam kehidupan manusia pada saat ini adalah kebutuhan energi listrik. Banyak masyarakat aktifitasnya

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 Pengembangan Model Regenerative Brake pada Sepeda Listrik untuk Menambah Jarak Tempuh dengan Variasi Alifiana Buda Trisnaningtyas, dan I Nyoman

Lebih terperinci

BAB IV SIMULASI 4.1 Simulasi dengan Homer Software Pembangkit Listrik Solar Panel

BAB IV SIMULASI 4.1 Simulasi dengan Homer Software Pembangkit Listrik Solar Panel BAB IV SIMULASI Pada bab ini simulasi serta analisa dilakukan melihat penghematan yang ada akibat penerapan sistem pembangkit listrik energi matahari untuk rumah penduduk ini. Simulasi dilakukan dengan

Lebih terperinci

Sistem MPPT Untuk PV dan Inverter Tiga Fasa yang Terhubung Jala-Jala Menggunakan Voltage-Oriented Control

Sistem MPPT Untuk PV dan Inverter Tiga Fasa yang Terhubung Jala-Jala Menggunakan Voltage-Oriented Control JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (203) -6 Sistem MPPT Untuk PV dan Inverter Tiga Fasa yang Terhubung Jala-Jala Menggunakan Voltage-Oriented Control Andi Novian L, Mochamad Ashari, Vita Lystianingrum Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, penelitian mengenai sumber energi terbarukan sangat gencar dilakukan. Sumber-sumber energi terbarukan yang banyak dikembangkan antara lain sumber energi tenaga

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT PENYEMPROT HAMA TANAMAN TIPE KNAPSACK BERBASIS SOLAR PANEL 20 WP

PERANCANGAN ALAT PENYEMPROT HAMA TANAMAN TIPE KNAPSACK BERBASIS SOLAR PANEL 20 WP PERANCANGAN ALAT PENYEMPROT HAMA TANAMAN TIPE KNAPSACK BERBASIS SOLAR PANEL 20 WP Efrizal, Johan Sainima Program Studi Teknik mesin, Fakultas teknik, Universitas Muhammadiyah Tangerang, Jl. Perintis Kemerdekaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu energi primer yang tidak dapat dilepaskan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Peningkatan jumlah penduduk dan pertumbuhan

Lebih terperinci