INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS DENGAN PESERTA DIDIK REGULER (NORMAL) DI SMP NEGERI 23 PADANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS DENGAN PESERTA DIDIK REGULER (NORMAL) DI SMP NEGERI 23 PADANG"

Transkripsi

1 INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS DENGAN PESERTA DIDIK REGULER (NORMAL) DI SMP NEGERI 23 PADANG Aulia Mailiana 1, Adiyalmon, S. Ag, M.Pd 2, Delmira Syafrini, MA 3. Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Abstrac The majority of learners with special needs who are less able to communicate well with students of regular (normal). Learners with special needs (tuna bronze) communicate using sign language, learners with special needs (disabled) just sitting in the classroom when their friends again play outside of the classroom, while the students with special needs (tuna barrel) learners which is difficult to control the emotions and difficult to adapt to the existing environment, this study aims to describe the form of social interaction between learners with special needs learners regular (normal) in SMP 23 Padang. This type of research used in this research is descriptive research with quantitative analysis are located in Champaign Junior High School 23. The informants in this study amounted to 17 people includes 7 people with special needs learners, learners regular 7 (normal), 1 the inclusion teacher, and 2 teacher subjects through the study of engineering documentation, observation and interviews. Accuracy of data is tested using the data triagulasi, the data were analyzed with an interactive model that consists of data collection, data reduction, data display and conclusion. The results of this study are: interaction between learners with special needs learners regular (normal) is more directed to associative interactions, as seen when the learning activities in the classroom has been going well, as in the teaching and learning activities of learners regular (normal ) would help learners with special needs to be able to understand the lessons that are poorly understood as explained by the subject teachers. While the shape of the interaction of learners with special needs learners regular (normal) outside the classroom more leads kapada dissociative forms of interaction, as seen when participants with special needs learners prefer to remain aloof from friends that this normal due to learners with special needs do not trust myself to be able to build a good interaction with other regular friends. Key word: Students with special needes, reguler students (normal) 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Pembimbing I 3 Pembimbing II

2 PENDAHULUAN Menurut Tarmansyah (2009:143) pengertian inklusi secara luas juga berarti melibatkan seluruh peserta didik tanpa terkecuali, seperti: 1. Anak yang menggunakan bahasa ibu, dan bahasa minoritas yang berbeda dengan bahasa pengantar yang digunakan di dalam kelas 2. Anak yang beresiko putus sekolah karena bencana, konflik, bermasalah dalam sosial ekonomi, atau tidak berprestasi dengan baik. 3. Anak yang berasal dari golongan agama atau kasta yang berbeda. 4. Anak yang sedang hamil. 5. Anak yang beresiko putus sekolah karena kesehatan tubuh yang rentan penyakit kronis seperti asma, kelainan jantung bawaan, alergi, terinfeksi HIV dan AIDS. 6. Anak yang berusia sekolah tetapi tidak sekolah. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa, pengertian inklusi secara sempit adalah mengikut sertakan anak berkebutuhan khusus seperti anak yang memiliki kesulitan melihat, mendengar, tidak dapat berjalan, lamban dalam belajar bersama dengan anak sebayanya. Sedangkan secara luas pengertian inklusi adalah layanan pendidikan yang menerima semua anak berkebutuhan khusus tanpa memandang perbedaan fisik, intelektual, sosial, emosi, bahasa atau kondisi-kondisi lainnya seperti anak yang beresiko putus sekolah karena sakit, kelaparan, anak yang berasal dari golongan minoritas, anak yang terinfeksi HIV/AIDS atau anak yang sedang hamil untuk belajar di sekolah reguler di kelas yang sama. Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan pada tanggal 2 September 2013 di SMP Negeri 23 Padang, penulis menemukan bahwa masih ada sebagian khusus yang kurang bisa berkomunikasi secara baik dengan peserta didik reguler (normal). Penulis akan meneliti interaksi sosial peserta didik yang berkebutuhan khusus dengan peserta didik reguler (normal) di SMP 23 Negeri Padang yang jenis kelainannya yaitu: tuna rungu, tuna daksa, dan tuna laras. Sementara itu yang penulis temui di lapangan peserta didik yang berkebutuhan khusus (tuna runggu) berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat, peserta didik berkebutuhan khusus (tuna daksa) hanya berdiam diri di dalam kelas saat temanteman mereka lagi main di luar kelas, sedangkan khusus (tuna laras) peserta didik yang sulit mengendalikan emosi serta sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan yang ada. Untuk itu penulis mendesripsikan bentuk interaksi khusus dengan peserta didik reguler (normal), karena penulis melihat sekilas peserta didik tersebut memiliki kelebihan serta kekurangan yang agak sulit diterima lingkungannya. Hal ini tentu saja akan berdampak terhadap proses pembelajaran di SMP 23 Padang.Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: mendiskripsikan bentuk interaksi sosial antara peserta didik berkebutuhan khusus dengan peserta didik reguler (normal) di SMP Negeri 23 Padang. KAJIAN TEORI Menurut Moh Asrori, (2004:87) interaksi sosial merupakan suatu pertukaran antara pribadi yang masing-masing orang menunjukkan perilakunya satu sama lain dalam kehadiran mereka dan masing-masing perilaku mempengaruhi satu sama lain. Saat berinteraksi dengan orang lain, seseorang akan menemukan rasa diterima, dibutuhkan dan dihargai. Sedangkan menurut Ahmadi (2007:49) interaksi sosial adalah suatu hubungan antara individu atau lebih, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis antara orang perseorangan, perseorangan dengan kelompok, dan antara kelompok dan kelompok yang saling mempengaruhi. Dalam penelitian ini, interaksi yang dimaksud adalah interaksi antara individu dengan individu. Individu disini maksudnya peserta didik berkebutuhan khusus dengan peserta didik regular (normal). Sedangkan menurut Gilin dan Gilin (dalam Soekanto, 2003:56) ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial, yang sebagai berikut:

3 1. Proses-proses asosiatif (kerjasama, akomodasi, asimilasi) a. Kerjasama (cooperation) Kerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut, kesadaran akan adanya kepentingankepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerjasama yang berguna. b. Akomodasi (accommodation) Suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya. c. Asimilasi (assimilation) Merupakan suatu proses sosial dalam taraf kelanjutan, yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara individu atau kelompok dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingankepentingan dan tujuan bersama. 2. Proses-proses disosiatif (persaingan kontravensi dan pertentangan, pertikaian) a. Persaingan (competition) Persaingan dapat diartikan sebagai suatu proses sosial, dimana individu atau kelompok yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa menjadi pusat perhatian umum dengan cara menarik perhatian atau mempertajam prasangka yang telah ada, tanpa menggunakan kekerasan atau ancaman. Persaingan ada dua tipe yaitu yang bersifat pribadi dan yang tidak bersifat pribadi. b. Kontravensi (contravention) Merupakan bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian, kontravensi merupakan sikap mental yang tersembunyi terhadap orangorang lain atau terhadap unsur-unsur kebudayaan golongan tertentu. c. Pertentangan (pertikaian atau conflict) Pribadi maupun kelompok menyadari adanya perbedaan-perbedaan misalnya: dalam ciri-ciri badaniah, emosi, unsurunsur kebudayaan, pola-pola prilaku, dan seterusnya dengan pihak lain. Ciri tersebut dapat mempertajam perbedaan yang ada sehingga menjadi suatu pertentangan atau (conflict). Menjelaskan bahwa dalam kehidupan masyarakat harus ada aksi dan reaksi, tanpa adanya aksi dan reaksi tersebut maka interaksi sosial antara seseorang dengan orang lain tidak akan berjalan dengan baik sebagaimana mestinya. Selanjutnya penulis melihat bagaimana interaksi khusus dengan teman sebayanya di SMP Negeri 23 Padang, apabila interaksi ini berjalan dengan baik maka terbentuklah suatu kerjasama antar peserta didik dan apabila interaksi sosial ini tidak berjalan dengan baik maka terjadilah suatu perselisihan atau terbentuknya kelompok-kelompok tertentu, sehingga mengakibatkan tidak adanya kesesuaian antara peserta didik yang satu dengan peserta didik lainnya atau interaksi yang baik. Fokus dalam penelitian ini akan melihat serta mengkaji tentang bentuk interaksi peserta didik berkebutuhan khusus dengan peserta didik reguler (normal) dengan menggunakan proses asosiatif dan disosiatif. Persyaratan yang harus dipenuhi supaya proses sosial dapat dikatakan interaksi sosial menurut Sarwono (1991:86), adalah: 1. Kontak sosial Kontak sosial merupakan hubungan antara satu orang atau lebih melalui percakapan dengan saling mengerti maksud dan tujuan masingmasing dalam kehidupan masyarakat. Kontak sosial ini ada yang langsung dan ada yang tidak langsung. Kontak sosial secara langsung adalah dengan pertemuan, bertatap muka dan berdialog antara individu satu dengan yang lainnya. Sementara itu,

4 percakapan melalui telepon, radio, surat dan alat komunikasi lainnya merupakan kontak sosial tidak langsung. Saat terjadinya kontak sosial, dapat menciptakan hubungan yang positif karena adanya saling pengertian, menguntungkan, dapat berlangsung lama, berulang-ulang dan mengarah pada kerjasama. Sebaliknya, dapat pula menciptakan hubungan negatif yang dapat mengakibatkan pertentangan akibat tidak adanya saling pengertian dan merugikan kedua belah pihak. 2. Komunikasi sosial Komunikasi sosial merupakan suatu hubungan sosial yang didalamnya terjadi banyak penafsiran terhadap perilaku dan sikap masing-masing orang yang sedang berhubungan. Dengan kata lain, dapat diartikan sebagai persamaan pandangan antara individu-individu yang saling berinteraksi. Menurut Walgito (1999:58-64) faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial yaitu: 1) Faktor Imitasi, merupakan dorongan untuk meniru orang lain, misalnya dalam hal tingkah laku, mode pakaian dan lain-lain. 2) Faktor Sugesti, yaitu pengaruh psikis, baik yang datang dari dirinya sendiri maupun dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik dari orang lain. 3) Faktor Identifikasi, merupakan suatu dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain. 4) Faktor Simpati, merupakan suatu perasaan tertarik kepada orang lain. Interaksi sosial yang berdasarkan atas rasa simpati akan jauh lebih mendalam bila dibandingkan dengan interaksi baik atas sugesti maupun imitasi. Selain empat faktor di atas dengan pengertian yang sama, satu faktor lagi yang mempengaruhi interaksi sosial adalah ajaran evolusionisme. Ajaran evolusionisme ini mengandung pengertian bahwa proses perubahan dan perkembangan manusia selalu dipengaruhi alam sekitar sekaligus mempengaruhi tingkah laku manusia itu sendiri Abu Ahmadi (2009:62-64). METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, yang dilaksanakan pada tanggal,,,,,,,,,, di SMP Negeri 23 Padang, dalam penelitian ini yang menjadi informan kunci adalah peserta dan peserta didik reguler (normal), langkah yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu melakukan observasi, wawancara dan mengambil dokumentasi di setiap kegiatan, Miles dan Hubermen (Sugiyono, 2011:137) menjelaskan bahwa dalam penelitian kualitatif ada 3 tahapan analisis ada 3 tahapan analisis, yaitu: (1)Reduksi Data (Data Reductions), Reduksi data merupakan proses merangkul, memilih hal-hal yang paling pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang tidak perlu dari data yang diperoleh dari lapangan. (2), Penyajian Data (Display Data), Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori atau dalam bentuk teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data dapat mempermudah dalam memahami apa yang terjadi, merencanakan apa yang akan dilakukan selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. (3), Penarikan Kesimpulan (Verifikasi), Penarikan kesimpulan merupakan analisis lanjutan dari reduksi data dan display data sehingga data dapat disimpulkan dalam bentuk deskriptif sebagai laporan penelitian, dan tahap ini terakhir dari data yang sudah ada disimpulkan. HASIL DAN PEMBAHASAN Berikut ini digambarkan bentuk interaksi antara khusus dengan peserta didik reguler (normal) yang terjalin di sekolah: 5.1. Bentuk Interaksi sosial peserta didik berkebutuhan khusus dengan peserta didik reguler (normal) di SMP N 23 Padang Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis antara orang perseorangan, perseorangan dengan kelompok, dan antara kelompok dan kelompok yang saling mempengaruhi.

5 Begitu juga interaksi yang terjadi di SMP N 23 Padang antara khusus dengan peserta didik reguler (normal), bentuk interaksi mereka mengarah pada dua bentuk interaksi baik asosaitif ataupun disosiatif. Interaksi yang berbentuk asosiatif berupa adanya tutor teman sebaya sebagai bentuk kerjasama antara peserta dengan peserta didik reguler (normal) dalam belajar, dijelaskan sebagai berikut: Interaksi Sosial Peserta Didik Berkebutuhan Khusus dengan Peserta Didik Reguler (normal) di dalam kelas a. Tutor Teman Sebaya Tutor teman sebaya merupakan sebuah prosedur peserta didik mengajar peserta didik lainnya, tipe satu pengajar dan pembelajar dari usia yang sama, tipe dua pengajar yang lebih tua usianya dari pembelajaran, tipe lain adalah pertukaran usia pengajar yang terjadi di SMP Negeri 23 Padang, yang mana tujuan dari tutor teman sebaya tersebut adalah untuk membantu peserta dalam memahami pelajaran yang telah dijelaskan oleh guru agar peserta didik berkebutuhan khusus dapat mencapai hasil yang maksimal. Berdasakan hasil wawancara dengan peserta dengan peserta didik reguler (normal) ternyata peserta didik berkebutuhan khusus bisa membina hubungan yang baik dalam belajar dan peserta didik berkebutuhan khususpun bisa bekerjasama dalam bentuk tutor teman sebaya dalam belajar, peserta didik berkebutuhan khusus menjalaninya dengan senang hati. Peserta didik reguler (normal) bersedia untuk menerangkan kembali pelajaran yang telah diberikan oleh guru kepada peserta didik berkebutuhan khusus, tentang pelajaran apa yang belum dipahami oleh peserta didik berkebutuhan khusus. Dari hasil keterangan yang telah penulis temukan menyatakan bahwa peserta didik penyandang tuna rungu merasa sulit untuk berkomunikasi yang baik dengan peserta didik reguler (normal), dalam kegiatan belajar ada teman yang mendampingi peserta didik berkebutuhan tersebut yang bertujuan untuk membantu khusus memahami pelajaran yang belum dipahami dengan baik. Berdasarkan keterangan yang penulis temukan dilapangan menyatakan bahwa kegiatan tutor teman sebaya dalam belajar itu merupakan salah satu komunikasi yang dilakukan oleh peserta didik berkebutuhan khusus dengan peserta didik reguler (normal), hal ini terlihat saat peserta melakukan komunikasi dengan peserta didik reguler secara langsung, atau indivudu dengan individu melakukan interaksi dengan baik melalui komunikasi. Jadi dengan adanya komunikasi yang dijalin oleh khusus dengan peserta didik reguler lebih mengarah kepada bentuk interaksi asosiatif yang mana asosiatif itu merupakan kerjasama yang dilakukan oleh khusus dengan peserta didik reguler (normal) atau komunikasi yang dilakukan oleh individu dengan individu dalam pencapaian hasil yang maksimal. b. Diskusi dalam Kelompok Hasil keterangan dari wawancara yang penulis

6 lakukan, penulis menemukan bahwa peserta didik berkebutuhan khusus penyandang tuna laras, agak sulit mendekatkan diri pada teman yang reguler (normal) karena peserta didik berkebutuhan khusus ini memiliki ego yang tinggi dalam belajar, peserta didik berkebutuhan khusus mudah cepat marah dan kurang bisa mengendalikan emosinya. Tetapi meskipun peserta didik berkebutuhan tersebut berprilaku seperti itu, peserta didik reguler (normal) masih mau membantunya dalam kegiatan belajar. Simmel mengemukakan komunikasi adalah salah satu interaksi, dimana partisipan memakai bahasa atau simbol-simbol lain. Melalui sarana-sarana itu mereka saling mempengaruhi secara timbal balik. Bentuk interaksi ini disebut dengan interaksi asosiatif yang artinya kerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingankepentingan yang sama dan pada saat bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingankepentingan tersebut, kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerjasama yang berguna, hal ini dikemukakan oleh Gilin dan Gilin (dalam Soekanto, 2003:56). Jadi antara peserta dengan peserta didik reguler bisa menciptakan suatu hubungan interaksi yang baik yang mana bentuk interaksi yang diciptakannya adalah antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok sehingga terbentuklah suatu kerjasama diantara peserta didik berkebutuuhan khusus dengan peserta didik reguler (normal) tersebut. Namun dalam interaksi di luar kelas terutama teman bermain hubungan mereka lebih bersifat disosiatif, karena adanya jarak antara khusus dengan peserta didik reguler (normal) mengalami kesulitan, bahkan peserta didik berkebutuhan khusus menjadi minder dan kurang percaya diri akibat diolok-olokkan peserta didik reguler (normal), berikut akan dijabarkan interaksi disosiatif yang terjadi di luar kelas Interaksi Sosial Peserta Didik Berkebutuhan Khusus dengan Peserta Didik Reguler (normal) di Luar Kelas a. Teman dalam bermain di luar Kelas Berdasarkan hasil temuan dilapangan ternyata peserta didik reguler (normal) mau serta bersedia untuk memahami karakter dan keterbatasan dari peserta didik berkebutuhan khusus, hal ini terlihat saat peserta didik reguler mau menerima peserta untuk menjadi temannya dalam bermain. Tetapi ada sebagian dari peserta didik berkebutuhan khusus tidak mau bergabung, merasa dicemoohkan sehingga mengakibatkan peserta didik berkebutuhan khusus lebih memilih untuk menyendiri, karena peserta didik berkebutuhan khusus merasa minder untuk mendekatkan diri dengan teman reguler. Meskipun diantara mereka ada perbedaan, peserta didik

7 reguler terus saja mengajak khusus untuk ikut bergabung dengan peserta didik reguler. Ternyata bentuk interaksi peserta didik berkebutuhan khusus dengan peserta didik reguler lebih mengarah kepada bentuk interaksi disosiatif, menurut Gilin dan Gilin (dalam Soekanto, 2003:56) merupakan bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian, kontravensi merupakan sikap mental yang tersembunyi terhadap orangorang lain atau terhadap unsurunsur kebudayaan golongan tertentu. Pribadi maupun kelompok menyadari adanya perbedaan-perbedaan misalnya: dalam ciri-ciri badaniah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola prilaku, dan seterusnya dengan pihak lain. Ciri tersebut dapat mempertajam perbedaan yang ada. Berdasarkan hasil temuan dilapangan, ternyata tidak mau bergabung dengan peserta didik reguler (normal), khusus lebih memilih berteman dengan teman sebangkunya. Peserta didik berkebutuhan khusus ini kurang mau berteman dengan teman dari reguler karena khusus lebih memilih untuk menyendiri dan berteman dengan teman tertentu saja atau lebih senang membentuk gab (kelompok), karena khusus menyadari adanya perbedaan-perbedaan di dalam diri peserta didik berkebutuhan khusus sehingga membuat peserta didik berkebutuhan khusus susah untuk bergabung di luar kelas atau bermain dengan peserta didik reguler (normal). b. Kegiatan Olah Raga Olahraga merupakan aktivitas yang sangat penting untuk mempertahankan kebugaran seseorang, olahraga juga merupakan salah satumetode penting untuk mereduksi stress. Olahraga juga merupakan suatu perilaku aktif yang menggiatkan metabolisme dan mempengaruhi fungsi kelenjar di dalam tubuh untuk memproduksi sistem kekebalan tubuh dalam upaya mempertahankan tubuh dari gangguan penyakit serta sress. Oleh karena itu, sangat dianjurkan kepada setiap orang untuk melakukan kegiatan olahraga secara rutin dan terstruktur dengan baik. Keterangan yang didapatkan peserta didik berkebutuhan khusus mengungkapkan bahwa peserta lebih memilih untuk menghindar dari teman-teman reguler karena peserta didik berkubutuhan khusus menyadari kelemahan yang dimilikinya, peserta didik berkebutuhan khusus ini takut akan terjadi kesalahpahaman, tetapi teman-teman reguler ada juga yang sering memberikan perhatian kepada khusus tersebut. Sementara diantara mereka ingin melakukan dan mencoba untuk berkomunikasi dengan baik, tetapi anak berkebutuhan khusus lebih memilih untuk menyendiri dibendingkan harus bergabung dengan peserta didik reguler meskipun peserta didik sering diajak untuk bergabung dalam berolahraga dan bermain khusus sering menolak ajakan tersebut, karena mengakui peserta didik reguler sering memperolok-olokkan khusus. Jadi dapat diketahui bahwa khusus

8 tidak mau bergabung dengan peserta didik reguler (normal) diakibatkan karena peserta didik reguler (normal) suka mengolokolokkan khusus, sehingga mengakibatkan khusus lebih suka menyendiri dari pada bergabung dengan peserta didik reguler (normal). Serta peserta didik berkebutuhan khusus mau berteman hanya dengan kelompok teman reguler yang tertentu saja sementara teman reguler yang lainnya dijauhi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa interaksi yang terjadi antara khusus dengan peserta didik reguler (normal) baik bentuk asosiatif ataupun disosiatif berdasarkan keterangan yang didapat dilapangan menyatakan bahwa, dalam kegiatan tutor teman sebaya dan diskusi kelompok dalam belajar di dalam kelas sudah berjalan dengan baik, peserta didik berkebutuhan kusus bisa menjalin komunikasi yang baik dengan satu orang teman maupun dalam kelompok karena dalam kegiatan belajar mengajar peserta didik reguler (normal) mau membantu khusus untuk dapat memahami pelajaran yang kurang dipahami setelah diterangkan oleh guru mata pelajaran. Sementara interaksi yang terjadi di luar kelas dan dalam kegiatan olahraga termasuk kedalam interaksi disosiatif, yang menyatakan bahwa perserta didik berkebutuhan khusus lebih memilih untuk tetap menyendiri atau mengasingkan diri dari teman-teman reguler (normal) atau membuat suatu perkumpulan atau gab, ini disebabkan karena peserta didik berkebutuhan khusus tidak percaya diri untuk dapat membina interaksi yang baik dengan teman lainnya. Peserta didik berkebutuhan khusus lebih memilih untuk menjauh dari peserta didik lainnya saat diluar kelas atau membentuk suatu kumpulan berupa gab (kelompok) dengan khusus lainnya, hal ini disebabkan karena peserta didik berkebutuhan khusus takut bakal jadi bahan olok-olokkan temnanya yang normal. 6.2 Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Diharapkan kepada sekolah, untuk dapat meningkatkan perannya dalam memberi kesempatan pada anak-anak yang berkebutuhan khusus untuk mengikuti pendidikan di sekolah ini sebagai wujud peningkatan pelaksanaan pendidikan inklusi di sekolah ini. 2. Diharapkan kepada guru, untuk lebih memberikan perhatian yang lebih baik pada khusus untuk mengikuti proses pembelajaran, dan khusus bagi guru non GPK juga ikut berperan lebih baik dalam memperhatikan berbagai kesulitan yang dihadapi khusus untuk mengatasi hambatan yang disebabkan peserta didik normal atau reguler. 3. Dengan diselenggarakannya pendidikan inklusi di SMP N 23 Padang ini, diharapkan kepada peserta didik berkebutuhan khusus dapat mengambil kesempatan ini untuk dijadikan peluang dalam menjalin hubungan yang lebih baik dengan peserta didik reguler(normal), sekaligus menimba pengetahuan dari guru-guru yang mengajar di sekolah ini. 4. Diharapkan pada peneliti berikutnya untuk meneliti tentang hambatan yang dialami khusus dengan peserta didik reguler (normal) dalam berinteraksi. DAFTAR PUSTAKA Tarmansyah Perspektif Pendidikan Insklusif Pendidikan untuk Semua. Padang : UNP Press Soejono,Soekanto Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. Raja Grafindo Veeger Realitas Sosial. Jakarta. PT: Gramedia Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan, R & D. Bandung: Alfabeta.

9

PROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS XI DKV DI SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL

PROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS XI DKV DI SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL PROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS XI DKV DI SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL Oleh : MARDIANSYAH NIM. 11060308 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DI SMK NEGERI 5 PADANG. (Studi Deskriptif Kuantitatif di Kelas XI SMK Negeri 5 Padang) Oleh:

PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DI SMK NEGERI 5 PADANG. (Studi Deskriptif Kuantitatif di Kelas XI SMK Negeri 5 Padang) Oleh: PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DI SMK NEGERI 5 PADANG. (Studi Deskriptif Kuantitatif di Kelas XI SMK Negeri 5 Padang) Oleh: Robi Nofendra Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah

Lebih terperinci

PROFIL HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI SMK NEGERI 1 SIJUNJUNG

PROFIL HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI SMK NEGERI 1 SIJUNJUNG PROFIL HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI SMK NEGERI 1 SIJUNJUNG By: Didi Volanda * Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd.,Kons ** Fifi Yasmi, S,Pd, I.,M.Pd ** Program Bimbingan dan Konseling, STKIP

Lebih terperinci

Interaksi sosial dalah suatu hubungan social yang dinamis antara orang perorangan, antara individu dan kelompok manusia, dan antar kelompok manusia.

Interaksi sosial dalah suatu hubungan social yang dinamis antara orang perorangan, antara individu dan kelompok manusia, dan antar kelompok manusia. 1. Pengertian Interaksi Sosial Interaksi sosial dalah suatu hubungan social yang dinamis antara orang perorangan, antara individu dan kelompok manusia, dan antar kelompok manusia. 2. Proses Interaksi Sosial

Lebih terperinci

PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA PENDIDIKAN INKLUSI DI SMK NEGERI 4 PADANG

PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA PENDIDIKAN INKLUSI DI SMK NEGERI 4 PADANG PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA PENDIDIKAN INKLUSI DI SMK NEGERI 4 PADANG Oleh: Endrawati * Fitria Kasih** Rahma Wira Nita**

Lebih terperinci

FAKTOR PENDORONG INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DENGAN GURU MATA PELAJARAN DI SMA NEGERI 2 SOLOK SELATAN JURNAL PENELITIAN

FAKTOR PENDORONG INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DENGAN GURU MATA PELAJARAN DI SMA NEGERI 2 SOLOK SELATAN JURNAL PENELITIAN FAKTOR PENDORONG INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DENGAN GURU MATA PELAJARAN DI SMA NEGERI 2 SOLOK SELATAN JURNAL PENELITIAN Oleh: GENDRI ZATION NPM: 11060079 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH

Lebih terperinci

Oleh: Cici Fitri Rahayu* Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

Oleh: Cici Fitri Rahayu* Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MEMBANTU PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA PENDIDIKAN INKLUSI (Studi di SMK Negeri 4 Padang) Oleh: Cici Fitri Rahayu*

Lebih terperinci

KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT E JURNAL

KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT E JURNAL KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT E JURNAL WILDA GUSRITA NPM : 10060188 PROGRAM STUDI BIMBINGAN

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 4 Nomor 3 September 2015 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman :27-38 PERSEPSI GURU DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) PENYELENGGARA PENDIDIKAN

Lebih terperinci

INTERAKSI MAHASISWA PINDAH PROGRAM STUDI DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT

INTERAKSI MAHASISWA PINDAH PROGRAM STUDI DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT 1 INTERAKSI MAHASISWA PINDAH PROGRAM STUDI DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT Rahmat Hidayat 1, Isnaini 2, Yenita Yatim 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA PENGAJARAN IPS SEJARAH DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMPN 9 PADANG. Oleh: Muhammad Sofwan 1 Zafri 2 RantiNazmi 3

PENGGUNAAN MEDIA PENGAJARAN IPS SEJARAH DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMPN 9 PADANG. Oleh: Muhammad Sofwan 1 Zafri 2 RantiNazmi 3 PENGGUNAAN MEDIA PENGAJARAN IPS SEJARAH DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMPN 9 PADANG Oleh: Muhammad Sofwan 1 Zafri 2 RantiNazmi 3 Prodi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This study

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) PERSEPSI GURU KELAS TERHADAP ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD PAYAKUMBUH Oleh : Desi Kurniawati 1, Kasiyati 2, Amsyaruddin 3 Abstract The background of this study was the difference in perception or perspective

Lebih terperinci

PROFIL KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DENGAN TEMAN SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 27 PADANG. Oleh: Elmayyeti* Fitria Kasih** Nofrita**

PROFIL KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DENGAN TEMAN SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 27 PADANG. Oleh: Elmayyeti* Fitria Kasih** Nofrita** PROFIL KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DENGAN TEMAN SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 27 PADANG Oleh: Elmayyeti* Fitria Kasih** Nofrita** *Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

Lebih terperinci

PROFIL BENTUK KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

PROFIL BENTUK KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT 1 PROFIL BENTUK KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT Nofi Yani 1, Ahmad Zaini 2, Septya Suarja 2. 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan

Lebih terperinci

PROFIL KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 3 KOTA SOLOK ABSTRACT

PROFIL KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 3 KOTA SOLOK ABSTRACT 1 PROFIL KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 3 KOTA SOLOK Dian Setiani 1, Fitria Kasih 2, Mori Dianto 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

Lebih terperinci

INTERAKSI SOSIAL PERUSAHAAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN MASYARAKAT (Corporate Social Interaction With The Community Plant Oil Palm)

INTERAKSI SOSIAL PERUSAHAAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN MASYARAKAT (Corporate Social Interaction With The Community Plant Oil Palm) INTERAKSI SOSIAL PERUSAHAAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN MASYARAKAT (Corporate Social Interaction With The Community Plant Oil Palm) Herianja 1, Azhar 1, Agussabti 1* 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas

Lebih terperinci

POLA INTERAKSI SOSIAL ANTAR MAHASISWA PAPUA DENGAN MAHASISWA LAINNYA YANG BERDOMISILI DI RUSUNAWA UNTAN: Studi Di Rusunawa Universitas Tanjungpura

POLA INTERAKSI SOSIAL ANTAR MAHASISWA PAPUA DENGAN MAHASISWA LAINNYA YANG BERDOMISILI DI RUSUNAWA UNTAN: Studi Di Rusunawa Universitas Tanjungpura POLA INTERAKSI SOSIAL ANTAR MAHASISWA PAPUA DENGAN MAHASISWA LAINNYA YANG BERDOMISILI DI RUSUNAWA UNTAN: Studi Di Rusunawa Universitas Tanjungpura Oleh: LUBERTA LITA NIM. E51111008 Program Studi Sosiologi

Lebih terperinci

PERAN SHADOW TEACHER DALAM LAYANAN KHUSUS KELAS INKLUSI DI SDN PERCOBAAN 1 KOTA MALANG

PERAN SHADOW TEACHER DALAM LAYANAN KHUSUS KELAS INKLUSI DI SDN PERCOBAAN 1 KOTA MALANG PERAN SHADOW TEACHER DALAM LAYANAN KHUSUS KELAS INKLUSI DI SDN PERCOBAAN 1 KOTA MALANG Dewi Anggraeni Iswandia Dr. H. Kusmintardjo, M.Pd Dr. H. A. Yusuf Sobri, S. Sos, M.Pd Administrasi Pendidikan Fakultas

Lebih terperinci

PERAN GURU BK DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL PESERTA DIDIK KELAS VIII MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DI SMP NEGERI 12 PADANG

PERAN GURU BK DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL PESERTA DIDIK KELAS VIII MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DI SMP NEGERI 12 PADANG PERAN GURU BK DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL PESERTA DIDIK KELAS VIII MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DI SMP NEGERI 12 PADANG ARTIKEL E JURNAL YULLY HASMI YELVI NPM:10060026 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PELAKSANAAN LAYANAN PENGUASAAN KONTEN OLEH GURU BK DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMKN 2 PAYAKUMBUH By:

PELAKSANAAN LAYANAN PENGUASAAN KONTEN OLEH GURU BK DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMKN 2 PAYAKUMBUH By: 1 PELAKSANAAN LAYANAN PENGUASAAN KONTEN OLEH GURU BK DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMKN 2 PAYAKUMBUH By: M. Alfi Syafri ABSTRACT Student Guidance and Counseling, STKIP

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU KELAS DALAM MEMAHAMI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DI SD NEGERI 08 ALAHAN PANJANG KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK ARTIKEL

PERSEPSI GURU KELAS DALAM MEMAHAMI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DI SD NEGERI 08 ALAHAN PANJANG KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK ARTIKEL PERSEPSI GURU KELAS DALAM MEMAHAMI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DI SD NEGERI 08 ALAHAN PANJANG KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK ARTIKEL Oleh: TIA MARIATI 11060240 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

Lebih terperinci

Profil Peserta Didik Slow Learner dan Implikasinya Pada Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMPN 18 Padang ABSTRACT

Profil Peserta Didik Slow Learner dan Implikasinya Pada Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMPN 18 Padang ABSTRACT 1 Profil Peserta Didik Slow Learner dan Implikasinya Pada Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMPN 18 Padang Riza Hasan 1, Rahma Wira Nita 2, Yasrial Chandra 2 1 Mahasiswa Program Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

INTERAKSI SOSIAL 1. Pengertian Interaksi Sosial Interaksi sosial berasal dari istilah dalam bahasa Inggris social interaction yang berarti saling

INTERAKSI SOSIAL 1. Pengertian Interaksi Sosial Interaksi sosial berasal dari istilah dalam bahasa Inggris social interaction yang berarti saling INTERAKSI SOSIAL 1. Pengertian Interaksi Sosial Interaksi sosial berasal dari istilah dalam bahasa Inggris social interaction yang berarti saling bertindak. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI. (Studi Situs SMAN 2 Karanganyar) TESIS

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI. (Studi Situs SMAN 2 Karanganyar) TESIS PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI (Studi Situs SMAN 2 Karanganyar) TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PEMBERIAN PENGUATAN OLEH GURU PEMBIMBING TERHADAP PESERTA DIDIK DALAM LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 26 PADANG. Oleh : Ismi Auldra Efendi*

PEMBERIAN PENGUATAN OLEH GURU PEMBIMBING TERHADAP PESERTA DIDIK DALAM LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 26 PADANG. Oleh : Ismi Auldra Efendi* PEMBERIAN PENGUATAN OLEH GURU PEMBIMBING TERHADAP PESERTA DIDIK DALAM LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 26 PADANG Oleh : Ismi Auldra Efendi* Asmaiwaty Arief** Nofrita** * Mahasiswa Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL FERA ARDANTI. Z NPM. 10060140 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

Lebih terperinci

PERANAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK YANG MEMPEROLEH HASIL BELAJAR RENDAH

PERANAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK YANG MEMPEROLEH HASIL BELAJAR RENDAH PERANAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK YANG MEMPEROLEH HASIL BELAJAR RENDAH (Studi Deskriptif Pada Kelas VIII di SMP Negeri 2 Pancung Soal) JURNAL Diajukan untuk menyusun

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA KETERAMPILAN GURU BK DALAM MEMBERIKAN LAYANAN INFORMASI DI SMP N 1 PASAMAN

FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA KETERAMPILAN GURU BK DALAM MEMBERIKAN LAYANAN INFORMASI DI SMP N 1 PASAMAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA KETERAMPILAN GURU BK DALAM MEMBERIKAN LAYANAN INFORMASI DI SMP N 1 PASAMAN Wahyu Sahara 1, Fifi Yasmi 2,Citra Imelda Usman 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan Konseling STKIP

Lebih terperinci

APPLICATION METHOD AND PLANNED LEARNING MEDIA SOCIOLOGY TEACHER (Case Study: SMA N 1 North Bayang South Coastal District)

APPLICATION METHOD AND PLANNED LEARNING MEDIA SOCIOLOGY TEACHER (Case Study: SMA N 1 North Bayang South Coastal District) APPLICATION METHOD AND PLANNED LEARNING MEDIA SOCIOLOGY TEACHER (Case Study: SMA N 1 North Bayang South Coastal District) Mega Nelvia Sari 1 Drs Wahidul Basri, M.Pd 2 Faishal Yasin, S.Sos 3 Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia berinteraksi dengan lingkungannya (Tirtarahardja &Sula, 2000: 105).

BAB I PENDAHULUAN. manusia berinteraksi dengan lingkungannya (Tirtarahardja &Sula, 2000: 105). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dilahirkan dengan sejumlah kebutuhan yang harus dipenuhi dan potensi yang harus dikembangkan. Dalam upaya memenuhi kebutuhannya itu maka manusia berinteraksi

Lebih terperinci

PENGARUH PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN INTI TERHADAP PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA KARTIKA 1-5 PADANG

PENGARUH PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN INTI TERHADAP PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA KARTIKA 1-5 PADANG PENGARUH PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN INTI TERHADAP PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA KARTIKA 1-5 PADANG Novri Yanti 1 Liza Husnita, M.Pd 2 Erningsih, S.Sos 3 Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM INTERAKSI SOSIAL SISWA SUKU JAWA DAN BALI (SUKU PENDATANG) DENGAN SISWA SUKU BUGIS LUWU (SUKU SETEMPAT) DI SMA NEGERI 1 SUKAMAJU KECAMATAN SUKAMAJU KABUPATEN LUWU UTARA Fatniyanti Pendidikan Sosiologi

Lebih terperinci

Keyword: Social Support, Counselor School, Deaf Students

Keyword: Social Support, Counselor School, Deaf Students 1 DUKUNGAN SOSIAL GURU BK PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU DI SMK NEGERI 6 PADANG Okta Wilda 1, Rahma Wira Nita 2, Triyono 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan konseling STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen

Lebih terperinci

PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM OLEH GURU BK DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN KURANJI PADANG. Oleh: Gustia Manasari * Fitria Kasih ** Nofrita **

PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM OLEH GURU BK DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN KURANJI PADANG. Oleh: Gustia Manasari * Fitria Kasih ** Nofrita ** PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM OLEH GURU DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN KURANJI PADANG Oleh: Gustia Manasari * Fitria Kasih ** Nofrita ** *Mahasiswabimbingandankonseling STKIP PGRI Sumatera Barat **Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

KECERDASAN INTERPERSONAL PESERTA DIDIK KELAS XI DI SMK NEGERI 6 PADANG. Oleh: Imelda Gustina. Afrizal Sano Gusneli

KECERDASAN INTERPERSONAL PESERTA DIDIK KELAS XI DI SMK NEGERI 6 PADANG. Oleh: Imelda Gustina. Afrizal Sano Gusneli KECERDASAN INTERPERSONAL PESERTA DIDIK KELAS XI DI SMK NEGERI 6 PADANG Oleh: Imelda Gustina Afrizal Sano Gusneli Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT The fact showing that

Lebih terperinci

PROSES SOSIAL E K O N U G R O H O, S. P T, M. S C FA K U LTA S P E T E R N A K A N U N I V E R S I TA S B R AW I J AYA S E M E S T E R G A N J I L

PROSES SOSIAL E K O N U G R O H O, S. P T, M. S C FA K U LTA S P E T E R N A K A N U N I V E R S I TA S B R AW I J AYA S E M E S T E R G A N J I L PROSES SOSIAL EKO NUGROHO, S.PT, M.SC FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA SEMESTER GANJIL 2013/2014 Pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama Perubahan-perubahan dalam struktur

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS DIKELAS VII 1 SMP PERTIWI SITEBA PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS DIKELAS VII 1 SMP PERTIWI SITEBA PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014 1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS DIKELAS VII 1 SMP PERTIWI SITEBA PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014 Eli Puteri Wati 1 Ranti Nazmi 2 Meldawati 3 Program Studi

Lebih terperinci

P ERANAN TUTOR SEBAYA DALAM MEMBANTU PROSES PEMBELAJARAN BAGI SISWA TUNARUNGU DI SMP N 23 PADANG

P ERANAN TUTOR SEBAYA DALAM MEMBANTU PROSES PEMBELAJARAN BAGI SISWA TUNARUNGU DI SMP N 23 PADANG Volume 2 Nomor 3 September 2013 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman :727-735 P ERANAN TUTOR SEBAYA DALAM MEMBANTU PROSES PEMBELAJARAN BAGI SISWA

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK

Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT PENDATANG DENGAN MASYARAKAT PRIBUMI (Studi Kasus di Jorong Bukit Subur Nagari Ranah Palabi Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasraya). Watini 1 DrZusmelia M.Si 2 MarleniM.Pd 3

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMA N 12 PADANG. Oleh: Dedi Miswar. Fitria Kasih Rahma Wira Nita

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMA N 12 PADANG. Oleh: Dedi Miswar. Fitria Kasih Rahma Wira Nita EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMA N 12 PADANG Oleh: Dedi Miswar Fitria Kasih Rahma Wira Nita Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

Lebih terperinci

Abstrak. v Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. v Universitas Kristen Maranatha Abstrak Menjadi guru bagi siswa dengan tuna grahita harus mampu mengajar dengan penuh kesabaran, dikarenakan harus menangani siswa dengan kemampuan intelegensi rendah dan menimbulkan keterbatasan dalam

Lebih terperinci

PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI ASRAMA PUTRA SMAN 1 LUBUK SIKAPING KABUPATEN PASAMAN

PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI ASRAMA PUTRA SMAN 1 LUBUK SIKAPING KABUPATEN PASAMAN PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI ASRAMA PUTRA SMAN 1 LUBUK SIKAPING KABUPATEN PASAMAN Fuji Fulanda 1, Ahmad Zaini 2, Citra Imelda Usman 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan konseling

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGASUHAN ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA SMA

HUBUNGAN ANTARA PENGASUHAN ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA SMA HUBUNGAN ANTARA PENGASUHAN ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA SMA Lita Afrisia (Litalee22@gmail.com) 1 Yusmansyah 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT The research objective was to determine

Lebih terperinci

KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL

KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL SILVIA HAPPY NPM:11060213 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI HAMBATAN-HAMBATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS III A SEKOLAH INKLUSI SDN GIWANGAN YOGYAKARTA

IDENTIFIKASI HAMBATAN-HAMBATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS III A SEKOLAH INKLUSI SDN GIWANGAN YOGYAKARTA IDENTIFIKASI HAMBATAN-HAMBATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS III A SEKOLAH INKLUSI SDN GIWANGAN YOGYAKARTA IDENTIFICATION OF OBSTACLES IN LEARNING TEACHER IN CLASS III A SCHOOL INCLUSION SDN GIWANGAN

Lebih terperinci

PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK PINDAHAN DALAM BELAJAR DI MTs TI BATANG KABUNG PADANG. Oleh: Hermina Mirawati*) Asmaiwaty Arief**)) Yusnetti**))

PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK PINDAHAN DALAM BELAJAR DI MTs TI BATANG KABUNG PADANG. Oleh: Hermina Mirawati*) Asmaiwaty Arief**)) Yusnetti**)) PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK PINDAHAN DALAM BELAJAR DI MTs TI BATANG KABUNG PADANG Oleh: Hermina Mirawati*) Asmaiwaty Arief**)) Yusnetti**)) *Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

Lebih terperinci

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK Nelly Oktaviyani (nellyokta31@yahoo.com) 1 Yusmansyah 2 Ranni Rahmayanthi Z 3 ABSTRACT The purpose of this study

Lebih terperinci

STUDI TENTANG KESULITAN BELAJAR GEOGRAFI SISWA DI SMA NEGERI I SIBERUT SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

STUDI TENTANG KESULITAN BELAJAR GEOGRAFI SISWA DI SMA NEGERI I SIBERUT SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI STUDI TENTANG KESULITAN BELAJAR GEOGRAFI SISWA DI SMA NEGERI I SIBERUT SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan S1 (Strata

Lebih terperinci

STRATEGI GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN AGAMA BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI (SLBN) MUARA BUNGO ABSTRACT

STRATEGI GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN AGAMA BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI (SLBN) MUARA BUNGO ABSTRACT STRATEGI GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN AGAMA BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI (SLBN) MUARA BUNGO Nuraini 1, Adiyalmon 2, Erningsih 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi

Lebih terperinci

FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MURID KELAS II SDN KRATON

FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MURID KELAS II SDN KRATON 12 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 1 Tahun ke-6 2017 FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MURID KELAS II SDN KRATON SUPPORTING AND INHIBITING FACTORS OF EARLY READING

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA JAWA BERBASIS BUDAYA LOKAL. (Studi Situs di SMP Negeri 2 Jiken Kabupaten Blora) TESIS

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA JAWA BERBASIS BUDAYA LOKAL. (Studi Situs di SMP Negeri 2 Jiken Kabupaten Blora) TESIS PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA JAWA BERBASIS BUDAYA LOKAL (Studi Situs di SMP Negeri 2 Jiken Kabupaten Blora) TESIS Diajukan kepada Program Studi Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Universitas

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SEMEN PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN JURNAL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SEMEN PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN JURNAL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SEMEN PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN JURNAL ILMIAH diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (Strata I) DESI MELIA

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM INTERAKSI SOSIAL SISWA AKSELERASI DAN SISWA REGULER SMP NEGERI 2 PANGKAJENE KABUPATEN PANGKEP Andi Fitriani. M Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk interaksi

Lebih terperinci

PROSES SOSIAL dan INTERAKSI SOSIAL. Slamet Widodo

PROSES SOSIAL dan INTERAKSI SOSIAL. Slamet Widodo DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS TRUNOJOYO PROSES SOSIAL dan INTERAKSI SOSIAL Slamet Widodo 1 PROSES SOSIAL Cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang perorangan saling bertemu dan menentukan

Lebih terperinci

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL Proses sosial adalah cara-cara berhubungan/komunikasi apabila individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentu-bentuk hubungan tersebut

Lebih terperinci

Peran Guru BK dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Tinggal Kelas di SMA Negeri 2 Solok Selatan. By:

Peran Guru BK dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Tinggal Kelas di SMA Negeri 2 Solok Selatan. By: 1 1 Peran Guru BK dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Tinggal Kelas di SMA Negeri 2 Solok Selatan By: Wiza Pitri Yeni* Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd. Kons** Septya Suarja, M.Pd ** *Student

Lebih terperinci

KENDALA GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SMP NEGERI 23 PADANG ABSTRACT

KENDALA GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SMP NEGERI 23 PADANG ABSTRACT 1 KENDALA GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SMP NEGERI 23 PADANG Endang Sari 1, Ahmad Zaini 2, Septya Suarja 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI

Lebih terperinci

UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER ARTIKEL. Gusri Defriani NPM :

UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER ARTIKEL. Gusri Defriani NPM : UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER ARTIKEL Gusri Defriani NPM : 10060220 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA

Lebih terperinci

The Counselor Role in Developing the Talents of Students Through the Placement Services in the Fields SMP 27 By:

The Counselor Role in Developing the Talents of Students Through the Placement Services in the Fields SMP 27 By: 1 The Counselor Role in Developing the Talents of Students Through the Placement Services in the Fields SMP 27 By: *Student ** lecturers Intan Rahma Pertiwi * Dr. Helma., M.Pd ** Ahmad Zaini., S.Ag.M.Pd**

Lebih terperinci

DESKRIPSI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING SISWA KELAS VIII.1 SMP KARTIKA 1-7 PADANG ABSTRACT

DESKRIPSI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING SISWA KELAS VIII.1 SMP KARTIKA 1-7 PADANG ABSTRACT DESKRIPSI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING SISWA KELAS VIII.1 SMP KARTIKA 1-7 PADANG Nofri Wahyu Ningsih*), Rahmi**), Alfi Yunita**), *) Mahasiswi Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI

Lebih terperinci

PENYEBAB KETIDAKHADIRAN PESERTA DIDIK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMP NEGERI 11 PADANG. Oleh. Mita Fauzia. Afrizal Sano. Ahmad Zaini ABSTRACT

PENYEBAB KETIDAKHADIRAN PESERTA DIDIK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMP NEGERI 11 PADANG. Oleh. Mita Fauzia. Afrizal Sano. Ahmad Zaini ABSTRACT PENYEBAB KETIDAKHADIRAN PESERTA DIDIK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMP NEGERI 11 PADANG Oleh Mita Fauzia Afrizal Sano Ahmad Zaini ABSTRACT This study aimed to describe the causes of absenteeism of

Lebih terperinci

penutup, dan melengkapi data-data yang sudah di

penutup, dan melengkapi data-data yang sudah di A. Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Desain penelitian adalah suatu proses berurutan yang memberikan gambaran keseluruhan dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengumpulan data, analisis serta

Lebih terperinci

Hambatan Guru Bimbingan dan Konseling dalam Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok di SMA Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman

Hambatan Guru Bimbingan dan Konseling dalam Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok di SMA Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman Hambatan Guru Bimbingan dan Konseling dalam Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok di SMA Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman Oleh: Peninas Saputri Student Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang

I. PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Latar Belakang Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang lain pada manusia ternyata sudah muncul sejak ia lahir,

Lebih terperinci

PROFIL KEPRIBADIAN REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DI KELURAHAN BUNGO PASANG TABING PADANG Oleh:

PROFIL KEPRIBADIAN REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DI KELURAHAN BUNGO PASANG TABING PADANG Oleh: PROFIL KEPRIBADIAN REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DI KELURAHAN BUNGO PASANG TABING PADANG Oleh: Novrisa Putria Gusti Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACK This research was motivated by

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) PERSEPSI GURU TERHADAP ANAK YANG MENGALAMI GANGGUAN PERILAKU DALAM KEGIATAN SEKOLAH Oleh: Yuda Pramita Amelia Abstract This research background of differences in perception or perspective teachers of children

Lebih terperinci

PENDAYAGUNAAN ALAT PERAGA DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI SDN 3 MOJOREBO WIROSARI GROBOGAN TESIS

PENDAYAGUNAAN ALAT PERAGA DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI SDN 3 MOJOREBO WIROSARI GROBOGAN TESIS PENDAYAGUNAAN ALAT PERAGA DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI SDN 3 MOJOREBO WIROSARI GROBOGAN TESIS Diajukan Kepada Program Studi Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DENGAN TEMAN SEBAYA DI SMK NEGERI 4 PADANG By:

KOMUNIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DENGAN TEMAN SEBAYA DI SMK NEGERI 4 PADANG By: 1 1 KOMUNIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DENGAN TEMAN SEBAYA DI SMK NEGERI 4 PADANG By: * Student ** lectures Meri Handayani * Ahmad Zaini, S.Ag, M.Pd ** Citra Imelda Usman,M.Pd.,Kons ** Program Bimbingan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data

BAB III METODE PENELITIAN. kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode kualitatif, metode kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti

Lebih terperinci

INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X SMA MUHAMMADIYAH

INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X SMA MUHAMMADIYAH INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X SMA MUHAMMADIYAH Ani Supatmawati, Sulistyarini, Parijo Program Studi Pendidikan Sosiologi FKIP UNTAN Email : anie_adena@yahoo.com

Lebih terperinci

ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) SLOW LEARNERS

ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) SLOW LEARNERS ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) SLOW LEARNERS (Penelitian dilakukan di SDN Sumurjalak Plumpang Tuban) Midya Yuli Amreta 1) midyaamreta2@gmail.com

Lebih terperinci

INTERAKSI SOSIAL ANTAR WARGA KOMPLEK SERUNI INDAH III KELURAHAN DALAM BUGIS KECAMATAN PONTIANAK TIMUR

INTERAKSI SOSIAL ANTAR WARGA KOMPLEK SERUNI INDAH III KELURAHAN DALAM BUGIS KECAMATAN PONTIANAK TIMUR INTERAKSI SOSIAL ANTAR WARGA KOMPLEK SERUNI INDAH III KELURAHAN DALAM BUGIS KECAMATAN PONTIANAK TIMUR Retna Sherlie, Rustiyarso, Supriadi Program Studi Pendidikan Sosiologi FKIP UNTAN Pontianak Email :

Lebih terperinci

MASALAH-MASALAH PESERTA DIDIK PINDAH SEKOLAH KE SMA ADABIAH PADANG. Oleh: Sefriani. Fitria Kasih Yusnetti ABSTRACT

MASALAH-MASALAH PESERTA DIDIK PINDAH SEKOLAH KE SMA ADABIAH PADANG. Oleh: Sefriani. Fitria Kasih Yusnetti ABSTRACT MASALAH-MASALAH PESERTA DIDIK PINDAH SEKOLAH KE SMA ADABIAH PADANG Oleh: Sefriani Fitria Kasih Yusnetti Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT The problem in this study is

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN HASIL ALAT UNGKAP MASALAH (AUM) OLEH GURU BK DI SMP NEGERI DAN SWASTA DI KECAMATAN PADANG UTARA KOTA PADANG

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN HASIL ALAT UNGKAP MASALAH (AUM) OLEH GURU BK DI SMP NEGERI DAN SWASTA DI KECAMATAN PADANG UTARA KOTA PADANG EFEKTIVITAS PEMANFAATAN HASIL ALAT UNGKAP MASALAH (AUM) OLEH GURU BK DI SMP NEGERI DAN SWASTA DI KECAMATAN PADANG UTARA KOTA PADANG Oleh: Kurnia Dewi Putri Mahasiswa program studi BK STKIP PGRI Sumatera

Lebih terperinci

UPAYA GURU PEMBIMBING DAN GURU MATA PELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMP PERTIWI 2 PADANG

UPAYA GURU PEMBIMBING DAN GURU MATA PELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMP PERTIWI 2 PADANG UPAYA GURU PEMBIMBING DAN GURU MATA PELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMP PERTIWI 2 PADANG Oleh: Lina Nofriani* Fitria Kasih** Rahma Wira Nita** Mahasiswa

Lebih terperinci

KOMUNIKASI EDUKATIF DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN KEARSIPAN KELAS XI KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK BHAKTI KARYA 1 MAGELANG ABSTRAK Oleh: Brigitta Indriani

Lebih terperinci

ARTIKEL ADE AGUS PUTRA NPM.

ARTIKEL ADE AGUS PUTRA NPM. HAMBATAN-HAMBATAN GURU MATA PELAJARAN IPS DALAM MENERAPKAN KURIKULUM 2013 PADA PROSES PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 1 MANDAU KABUPATEN BENGKALIS KELURAHAN TALANG MANDI - DURI ARTIKEL ADE AGUS PUTRA NPM. 10070181

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI. KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES INTERAKSI Rika Yessica Rahma,M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Penyiaran

SOSIOLOGI KOMUNIKASI. KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES INTERAKSI Rika Yessica Rahma,M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Penyiaran Modul ke: SOSIOLOGI KOMUNIKASI Fakultas Ilmu Komunikasi KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES INTERAKSI Rika Yessica Rahma,M.Ikom Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN INTERAKSI SOSIAL Interaksi

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF KEMAMPUAN PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DI SMA NEGERI 12 KERINCI JAMBI

STUDI DESKRIPTIF KEMAMPUAN PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DI SMA NEGERI 12 KERINCI JAMBI STUDI DESKRIPTIF KEMAMPUAN PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DI SMA NEGERI 12 KERINCI JAMBI Acil Kencana Putra Rm 1 Yos Sudarman, S.P.d., M.Pd. 2 Harisnal Hadi, M.Pd 3 Email : Acilvivant@gmail.com

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DI SMP N 1 SUNGAI AUR PASAMAN BARAT ARTIKEL MISRAINI NPM

FAKTOR PENYEBAB PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DI SMP N 1 SUNGAI AUR PASAMAN BARAT ARTIKEL MISRAINI NPM FAKTOR PENYEBAB PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DI SMP N 1 SUNGAI AUR PASAMAN BARAT ARTIKEL MISRAINI NPM. 11070009 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA PENDIDIKAN INKLUSI DI SMK NEGERI 4 PADANG ARTIKEL

FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA PENDIDIKAN INKLUSI DI SMK NEGERI 4 PADANG ARTIKEL FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA PENDIDIKAN INKLUSI DI SMK NEGERI 4 PADANG ARTIKEL Oleh: GUSMIZA NURLELY NPM: 10060209 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH

Lebih terperinci

PERSIAPAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF SISWA SDLB NEGERI 40 KABUPATEN SOLOK

PERSIAPAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF SISWA SDLB NEGERI 40 KABUPATEN SOLOK Jurnal Pendidikan Rokania Vol. I (No. 1/2016) 20-26 20 PERSIAPAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF SISWA SDLB NEGERI 40 KABUPATEN SOLOK Oleh Nia Purnama Sari Dosen Program Studi Pendidikan Jasmani

Lebih terperinci

MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DAN PROGRAM LAYANAN OLEH GURU BK (Studi di SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG) JURNAL RANI ETA PUTRI NPM:

MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DAN PROGRAM LAYANAN OLEH GURU BK (Studi di SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG) JURNAL RANI ETA PUTRI NPM: 0 MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DAN PROGRAM LAYANAN OLEH GURU BK (Studi di SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG) JURNAL RANI ETA PUTRI NPM: 10060099 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rake Sarasin, Yogyakarta, 2000, hal. 6. 2

Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rake Sarasin, Yogyakarta, 2000, hal. 6. 2 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara penelitian, ilmu tentang alat-alat dalam suatu penelitian.1 Oleh karena itu metode penelitian membahas tentang konsep

Lebih terperinci

PELAKSANAAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DAN PENGAJARAN REMEDIAL OLEH GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN

PELAKSANAAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DAN PENGAJARAN REMEDIAL OLEH GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN PELAKSANAAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DAN PENGAJARAN REMEDIAL OLEH GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN (Studi Deskriptif Analitis pada Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 28 Padang) Oleh: Mita Anggela

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB GURU STRES PADA CARA BELAJAR ANAK TUNAGRAHITA DI SLB KECAMATANSUNGAI AUR KABUPATEN PASAMAN BARAT. Oleh: Miswanti *

FAKTOR PENYEBAB GURU STRES PADA CARA BELAJAR ANAK TUNAGRAHITA DI SLB KECAMATANSUNGAI AUR KABUPATEN PASAMAN BARAT. Oleh: Miswanti * FAKTOR PENYEBAB GURU STRES PADA CARA BELAJAR ANAK TUNAGRAHITA DI SLB KECAMATANSUNGAI AUR KABUPATEN PASAMAN BARAT Oleh: Miswanti * Marwisni Hasan ** Ahmad Zaini ** * Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada orang tua yang mengikutsertakan anak usia dini dalam kegiatan pembelajaran di Kelompok Bermain

Lebih terperinci

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SOSIOLOGII YANG BERSERTIFIKASI DI SMAN 1 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SOSIOLOGII YANG BERSERTIFIKASI DI SMAN 1 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SOSIOLOGII YANG BERSERTIFIKASI DI SMAN 1 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL OLEH : SISRY PURNAMA SARI NPM :10070254 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB KURANG LANCARNYA REMAJA AWAL DALAM MELAKSANAKAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN DI SMP NEGERI 25 PADANG JURNAL

FAKTOR PENYEBAB KURANG LANCARNYA REMAJA AWAL DALAM MELAKSANAKAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN DI SMP NEGERI 25 PADANG JURNAL FAKTOR PENYEBAB KURANG LANCARNYA REMAJA AWAL DALAM MELAKSANAKAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN DI SMP NEGERI 25 PADANG JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 SIJUNJUNG ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 SIJUNJUNG ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 SIJUNJUNG ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diramalkan. Setiap masa yang dilalui merupakan tahap-tahap yang saling

BAB I PENDAHULUAN. diramalkan. Setiap masa yang dilalui merupakan tahap-tahap yang saling BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam serangkaian periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lansia. Semua individu mengikuti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kelahiran seorang anak di dunia ini adalah kebanggaan tersendiri bagi keluarga, manusia tidak dapat meminta anaknya berwajah cantik atau tampan sesuai dengan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI DISCOVERY LEARNING PADA SISWA SMP NASKAH PUBLIKASI

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI DISCOVERY LEARNING PADA SISWA SMP NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI DISCOVERY LEARNING PADA SISWA SMP NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM STRATEGI MENGAJAR GURU DALAM MENGENALI PERBEDAAN KEMAMPUAN BELAJAR SISWA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 1 WOTU KABUPATEN LUWU TIMUR Yosiani Iring Pendidikan Sosiologi FIS-UNM

Lebih terperinci

MASALAH YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DI SEKOLAH DASAR NEGERI 05 LEMBAH MELINTANG KABUPATEN PASAMAN BARAT Oleh:

MASALAH YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DI SEKOLAH DASAR NEGERI 05 LEMBAH MELINTANG KABUPATEN PASAMAN BARAT Oleh: MASALAH YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DI SEKOLAH DASAR NEGERI 05 LEMBAH MELINTANG KABUPATEN PASAMAN BARAT Oleh: *Mahasiswa **Dosen Pembimbing Bertha Ivhone* Helma** Rahma Wira Nita* Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak manusia dilahirkan di dunia, ia telah memiliki naluri untuk berbagi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak manusia dilahirkan di dunia, ia telah memiliki naluri untuk berbagi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak manusia dilahirkan di dunia, ia telah memiliki naluri untuk berbagi dengan sesamanya. Hubungan dengan sesamanya merupakan suatu kebutuhan bagi setiap

Lebih terperinci

PROFIL KONTROL DIRI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI KELAS XI SMA NEGERI 1 RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR. Oleh: Resci Nova Linda*)

PROFIL KONTROL DIRI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI KELAS XI SMA NEGERI 1 RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR. Oleh: Resci Nova Linda*) PROFIL KONTROL DIRI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI KELAS XI SMA NEGERI 1 RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR Oleh: Resci Nova Linda*) Fitria Kasih**) Rahma Wira Nita**) *Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP

Lebih terperinci

UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI MASALAH INTERAKSI ANTAR KELOMPOK TEMAN SEBAYA DI MTs MUHAMMADIYAH LAKITAN KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI MASALAH INTERAKSI ANTAR KELOMPOK TEMAN SEBAYA DI MTs MUHAMMADIYAH LAKITAN KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI MASALAH INTERAKSI ANTAR KELOMPOK TEMAN SEBAYA DI MTs MUHAMMADIYAH LAKITAN KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL FEBRIMA WINDA NPM. 11060292 PROGRAM STUDI BIMBINGAN

Lebih terperinci

MAKALAH PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

MAKALAH PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL MAKALAH PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Proses sosial merupakan aspek dinamis dari kehidupan masyarakat. Dimana di dalamnya terdapat suatu proses hubungan

Lebih terperinci