Analisis Perencanaan Secara Ekonomi Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid Terbarukan (Studi Kasus: Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Perencanaan Secara Ekonomi Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid Terbarukan (Studi Kasus: Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta)"

Transkripsi

1 Analisis Perencanaan Secara Ekonomi Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid Terbarukan (Studi Kasus: Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta) Lia Kamelia, Khusnul Kharisma, Afaf Fadhil UIN Sunan Gunung Djati Bandung Jl. A.H. Nasution Abstrak Pembangunan PLTH di Indonesia membutuhkan perencanaan dan perhitungan yang tepat sehingga diharapkan dapat membangun pembangkit listrik hibrid menggunakan energi terbarukan yang sesuai seperti yang diharapkan. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam proses pembangunan pembangkit listrik adalah keadaan topografi suatu wilayah, misalnya kecepatan angin dan intensitas penyinaran matahari. Lokasi yang dipilih pada penelitian ini adalah Gunung Kidul, Yogyakarta. Salah satu alasannya karena kondisi alam di daerah tersebut sangat berpotensi menghasilkan energi, terutama energi panas matahari dan energi tenaga angin. Setelah ditemukan lokasi yang tepat untuk penerapan PLTH, dilakukan analisis beban dan energi yang dihasilkan oleh sistem pembangkit. Analisis tersebut disimulasikan menggunakan software HOMER yang outputnya berupa analisis kelistrikan, arus keuangan (cash flow), emisi serta kelayakan investasi. Energi yang dihasilkan pembangkit digunakan untuk distribusi air, kelistrikan rumah tangga serta penerangan jalan. Total beban yang harus dipenuhi yaitu sebesar 157,36 kwh dalam sehari pemakaian atau 4.720,86 kwh dalam sebulan. Dari hasil simulasi HOMER, pembangkit listrik yang direkomendasikan yaitu 40 kw PV, 5 kincir angin 50 kw, 240 buah baterai 12 VDC serta inverter 400 kw. Dari kedua pembangkit listrik tersebut dihasilkan energi sebesar kwh/tahun yang didapat dari PV yang menghasilkan energi sebesar kwh/tahun dan tenaga angin yang menghasilkan kwh/tahun. Dari output sebesar itu, diperoleh harga perkwh energi sebesar $0,152/kWh. Sistem pembangkit akan mencapai BEP pada tahun ke-14 setelah sistem berjalan dan setelah tahun ke-15, keuntungan pertahunnya sebesar Rp Kata kunci : Gunung Kidul, HOMER, Perencanaan, PLTH. 1. Pendahuluan Penggunaan pembangkit listrik energi terbarukan (Renewable Energy) merupakan hal yang sangat mendesak.terlebih biaya beban listrik PLN semakin mahal seiring berjalannya waktu, ditambah faktor semakin menipisnya bahan minyak atau fosil yang digunakan untuk menghasilkan listrik negara. Pembangkit listrik energi terbarukan juga bisa menjadi solusi bagi daerah-daerah yang tidak terjangkau jaringan listrik PLN. Tak hanya itu, pembangkit listrik energi terbarukan juga bisa menjadi sarana investasi, dikarenakan sumber daya penghasil energi yang mudah diperoleh secara bebas di alam seperti sinar matahari, air dan angin. Pembangkit listrik energi terbarukan juga berpotensi untuk dikembangkan di daerah Kabupaten Gunung Kidul, provinsi Daerah Istimewa Yogyakartayang mana daerah tersebut merupakan daerah yang memiliki kondisi geografis berupa pegunungan karst yang terjal dan kering.dengan kondisi geografis yang demikian, daerah tersebut sering dilanda kekeringan ketika musim kemarau berkepanjangan.akibatnya, masyarakat Gunung Kidul sulit TELKA, Vol.3, No.1, Mei 2017, pp. 13~27 13

2 14 mengembangkan lahan yang mereka miliki untuk kegiatan pertanian maupun peternakan karena sulitnya akses air. Dengan kondisi seperti itu, dibutuhkan suatu perancangan energi listrik yang baik untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga masyarakat, pompa air untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah penduduk dan pengairan/irigasi lahan pertanian. Salah satu alternatif pemenuhan kebutuhan listrik tersebut yaitu dengan memanfaatkan beberapa potensi energi yang mungkin bisa diterapkan, diantaranya tenaga surya teknologi photovoltaic (PV) dan tenaga angin (wind energy) yang dikemas dalam bentuk pembangkit listrik tenaga hibrid (PLTH). Berdasarkan deskripsi diatas, maka dibutuhkan suatu perencanaan optimal pasokan listrik menggunakan prinsip hibriddan energi terbarukan yang secara teknis maupun keekonomiannya yang diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan listrik di Gunung Kidul. Perencanaan tersebut diperoleh berdasarkan data kecepatan angin dan intensitas penyinaran matahari di Gunung Kidul.Simulasi dan penghitungan efektifitas energi menggunakan perangkat lunak khusus yaitu HOMER(Hybrid Optimization Model for Electric Renewable). Tujuan penelitian yang dilakukan adalah merencanakansistem pembangkit listrik hybrid energi terbarukan yang efektif dan efisien dan menghitung nilai ekonomi dan investasi dari pembangkit tersebut. 2. Metode Penelitian Metodologi Penelitian yang digunakan meliputi berbagai tahapan,seperti digambarkan pada Gambar 1. Asumsi yang digunakan pada analisis kebutuhan listrik dalam penelitian ini adalah : a. Pembangkit listrik energi terbarukan dikembangankan suatu pembangkit yang mandiri dan mampu mensuplai kebutuhan masyarakat sekitar. b. Infrastruktur minimal yaitu pompa air, penerangan jalan dan listrik rumah tangga yang digunakan untuk keseharian masyarakat sekitar sebanyak 20 rumah. c. Analisis demand diasumsikan untuk perencanaan jangka pendek yaitu 1 tahun. d. Beban puncak diabaikan, sehingga digunakan beban rata-rata harian. Parameter yang digunakan dalam analisis kebutuhan listrik terbagi menjadi tiga bagian, yaitu parameter beban kebutuhan air, parameter beban sosial dan parameter beban rumah tangga.parameter-parameter tersebut ditunjukkan oleh tabel 1. Tabel 1. Parameter Beban Jenis Beban Parameter Jumlah Beban Kebutuhan air Pompa Air Submarsif 3 Beban Sosial Lampu Penerangan Jalan 12 Beban Rumah Tangga (untuk 20 rumah) Televisi Seterika Charger Handphone Rice Cooker Pompa Air Lampu Hemat Energi Lampu Tak Terduga %

3 15 Gambar 1. Diagram alir penelitian Asumsi yang digunakan pada analisis perancangan pasokan dalam penelitian ini adalah : a. Pasokan listrik utama yang digunakan pada pembangkit ini menggunakan Photovoltaicdan angin. b. Pasokan listrik berlebih akan disimpan pada baterai sebagai cadangan energi. c. Photovoltaic yang digunakan tidak dipengaruhi oleh jenis modul surya. d. Photovoltaic yang dirancang merupakan sistem off-grid atau isolated system. e. Pembangkit listrik tenaga angin menggunakan Turbin tipe BWC Excel-S dengan daya 10 kw AC. f. Baterai yang digunakan bertipe Vision 6FM200D yang memiliki tegangan 12 Volt dan arus 200 AH. g. Data intensitas cahaya dan kecepatan angin diperoleh dari NASA dan digunakan sebagai sample parameter energi. h. Inverter yang digunakan memiliki ukuran 400 kw dengan efisiensi 90%. 2.1 Simulasi Konfigurasi Pembangkitan Optimal Pada tahap ini dilakukan simulasi dengan menggunakan bantuan perangkat lunak HOMER 2.68 Beta untuk mencari konfigurasi pembangkit listrik tenaga hibrid (PLTH) yang dapat memenuhi kebutuhan listrik.pada tahapan ini dibuat beberapa simulasi konfigurasi yang memenuhi kebutuhan listrik.

4 16 Beberapa hal yang dianalisis pada simulasi pembangkitan energi menggunakan perangkat lunak HOMER diantaranya: Cost Summary atau rincian biaya yang dikeluarkan untuk mendirikan suatu pembangkit yang mengacu pada komponen yang digunakan. Cost summary bisa berupa biaya sekarang (net present) maupun biaya tahunan (annual) dari masing-masing komponen yang digunakan oleh sistem. Analisis energi baik yang dihasilkan maupun digunakan oleh beban. HOMER juga akan menganalisa perbandingan produksi energi antara setiap pembangkit yang dihasilkan, baik dalam kwh maupun dalam persentase. Penyimpanan Energi. HOMER akan menghitung kebutuhan penggunaan baterai sebagai penyimpan energi sementara sebelum digunakan oleh beban. Dari simulasi juga akan diketahui losses (energi yang terbuang) maupun depletion (kekosongan baterai) yang terjadi. Emmision. HOMER juga akan menganalisa jumlah emisi yang dihasilkan oleh pembangkit listrik apabila sumber energi yang digunakan mengandung emisi, misalnya penggunaan generator diesel maupun batu bara. Analisis Ekonomis. Parameter utama dalam analisis ekonomi adalah adanya laba yang didapat.biaya pemasangan, perawatan, dan sebagainya harus tidak lebih besar dari pada output materi yang didapatkan. Untuk menentukan nilai investasi sebuah proyek, harus diketahui kriteria/konsep yang lazin dipergunakan untuk menentukan kelayakan investasi. Konsep-konsep tersebut diantaranya yaitu NPV, IRR maupun BEP. Berdasarkan Net Present Value (NPV) atau nilai sekarang dari sebuah kegiatan ekonomi dapat diketahui dengan menghitung antara selisih antara pemasukan dengan pengeluaran yang memperhitungkan juga diskon faktor atau nilai mata uang.npv dapat diketahui apabila terdapat parameter perkiraan biaya modal, O&M serta keuntungan yang direncanakan. n NPV = NBi (1 + i) n i=1 Atau NPV= n NBi i=1 (1+i) n (1) Dimana, NB i n C = net benefit = benefit - cost = diskon faktor = waktu dalam tahun = biaya investasi + biaya operasi Sedangkan kriteria kelayakan investasi ditinjau dari indikasi NPV yaitu: NPV > 0 (nol) usaha/proyek layak untuk dilaksanakan. NPV < 0 (nol) usaha/proyek tidak layak untuk dilaksanakan. NPV = 0 (nol) usaha/proyek berada dalam keadaan BEP dimana TR=TC dalam bentuk present value. Analisa BEP atau Break Even Point merupakan alat yang digunakan untuk menentukan besaran harga dan anggaran yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan untuk mencapai kesetaraan antara modal dan pendapatan. Untuk menganalisa BEP dapat diketahui dengan rumus: BEP = Total fixed cost (2) Cost per unit variable cost

5 17 Kriteria investasi layak ditinjau dari sudut BEP yaitu semakin cepat waktu yang ditempuh untuk mencapai BEP, maka investasi yang dilakukan semakin layak untuk dilakukan.sedangkan, sebaliknya, semakin lama waktu yang ditempuh suatu proyek untuk mencapai BEP, maka investasi yang dilakukan cenderung tidak layak untuk dilakukan. 3. Hasil dan Analisis 3.1. Pemetaan Lokasi Berdasarkan analisis kebutuhan maka perencanaan pembangkit listrik tenaga hybrid ini di zona selatan, kabupaten Gunung Kidul. Pemilihan zona selatan ini didasarkan atas 2 alasan yaitu [2]: 1. Alasan teknis Daerah zona selatan berada di dekat pantai dengan ketinggian mdpl sehingga sangat cocok untuk dipasang pembangkit listrik tenaga angin. Selain itu, kawasan zona selatan merupakan kawasan yang kepadatan penduduknya paling rendah jika dibandingkan dengan 2 zona yang lainnya, sehingga keberadaan pembangkit listrik tidak akan mengganggu kehidupan sosial masyarakat setempat. Zona Selatan ini meliputi Kecamatan Saptosari, Paliyan, Girisubo, Tanjungsari, Tepus, Rongkop, Purwosari, Panggang, Ponjong bagian selatan, dan Kecamatan Semanu bagian selatan. 2. Alasan kebutuhan Daerah zona selatan merupakan zona yang paling sering dilanda kekeringan karena terbatasnya akses dari ibukota kabupaten Gunung Kidul, Wonosari, maka untuk memenihi kebutuhan masyarakat, PDAM setempat harus sering menyediakan mobil tangki khusus untuk mencukupi kebutuhan air bersih di daerah tersebut.kesulitan air juga membuat masyarakat zona selatan tidak bisa mengembangkan pertaniannya, kecuali hanya tanaman-tanaman yang tidak membutuhkan air yang banyak seperti kebun jati, palawija dan umbi-umbian. Siteplan PLTH terletak di kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung Kidul dengan koordinat garis lintang 7 58'11.79"LS dan garis bujur '17.25"BT. Lokasi ini dipilih sebagai siteplan lokasi PLTH Gunung Kidul karena beberapa alasan, diantaranya [1][2]: 1. Lokasi terletak di daerah rural yang belum banyak rumah penduduk. 2. Kondisi daerah Tepus yang sering dilanda kekeringan parah, terutama di musim kemarau, sehingga harus mengandalkan bantuan pemerintah untuk distribusi bantuan air bersih. 3. Kondisi lahan masih belum termanfaatkan secara optimal. Kebanyakan masyarakat setempat hanya menggunakan lahan untuk menanam pohon jati atau tanaman lain yang tidak membutuhkan banyak air. 4. Lokasi siteplan PLTH hanya berjarak km dari lokasi sumber air di sungai bawah tanah Seropan yang terletak di kecamatan Semanu. 5. Kontur tanah yang relatif datar sehingga tidak mengganggu intensitas penyinaran matahari ataupun kecepatan angin.

6 18 Gambar 2. Siteplan PLTH di Kecamatan Tepus, Gunung Kidul 3.2 Analisis Beban Beban penggunaan energi listrik yang didapat dari PLTH diharapkan mampu untuk memenuhi permasalahan pemenuhan air di masyarakat, kebutuhan operasional PLTH, sosial kemasyarakatan serta beberapa rumah tangga masyarakat yang membutuhkan Beban Pengairan Kebutuhan untuk pengairan dari sumber air sampai ke kolam penampungan/bak air.untuk memompa air dari sungai bawah tanah tersebut digunakan pompa khusus yang memiliki daya dorong air kuat.pompa air yang memungkinkan digunakan pada kondisi seperti ini yaitu pompa air tanam (submersive) yang berdaya listrik 750 watt sejumlah 3 buah Beban Sosial Kebutuhan untuk sosial berupa penyediaan lampu penerangan jalan yang ditempatkan di 12 titik sekitar lokasi PLTH.Penerangan menggunakan lampu hemat energi yang membutuhkan daya listrik masing-masing sebesar 23 watt Beban Rumah Tangga Beban listrik rumah tangga dibagi kepada 20 rumah tangga (RT) kurang mampu dengan ketentuan penggunaan listrik berdaya 900 VA/RT. Estimasi penggunaan listrik skala kecil bagi setiap rumah tangga ditunjukkan pada tabel 2. Penggunaan listrik tak terduga sebanyak 25% ditujukan untuk aktivitas ekonomi masyarakat setempat.penggunaan tak terduga bisa dipergunakan untuk memompa air menuju kandang ternak untuk kebutuhan peternakan ataupun perairan ladang. Analisis konsumsi listrik rumah tangga dapat diperoleh beban total penggunaan harian ditunjukkan pada tabel 3.

7 19 Tabel 2. Estimasi penggunaan Listrik rumah tangga No Penggunaan Jumlah Watt 1 Televisi Seterika Charger Handphone Rice Cooker Pompa Air Lampu Hemat Energi Lampu Tak Terduga 25% 350 Tabel 3 Estimasi Beban Rumah Tangga No Penggunaan Jumlah Watt Lama Pemakaian kwh 1 Televisi jam 0,66 2 Seterika jam 0,25 3 Charger Handphone jam 0,48 4 Rice Cooker jam 0,6 5 Pompa Air jam 0,15 6 Lampu Hemat Energi jam 1,2 7 Lampu jam 3,6 8 Tak Terduga 25% jam 0, Total 962,5 6, Sehingga beban yang dibutuhkan selama 1 bulan (dengan estimasi 1 bulan sama dengan 30 hari) adalah 6,962 kwh x 30 hari = 208,856 kwh Beban Total Beban total adalah jumlah keseluruhan antara beban sosial, beban pengairan serta beban rumah tangga. Penggunaan listrik secara total dapat digambarkan pada tabel 4. Tabel 4. Estimasi Beban Total Sistem No Beban Jumlah Watt Lama Pemakaian KHW 1 Pompa air tanam jam 13,5 2 Lampu PJU jam 3,312 3 Beban rumah tangga ,5 24 jam 140,55 Total beban 157,362 Total penggunaan energi listrik selama 1 bulan yaitu sebesar 157,362kWH x 30 hari = 4.720,86 kwh. Dengan estimasi satu bulan adalah 30 hari.

8 Desain Pembangkit Sistem Pembangkit Pertimbangan instrumen sistem pembangkit listrik yang digunakan pada pembangkit listrik tenaga hibrid yaitu: PV 40 kw Untuk mendapatkan energi listrik maksimal dengan biaya yang rendah, maka PV yang digunakan adalah Astronergy 260 Silver Poly.Tipe ini dipilih karena memiliki kelebihan yaitu teknologi relatif mudah dan lebih murah jika dibandingkan dengan produk lainnya, memiliki garansi selama 10 tahun dan kompatibel untuk diterapkan di daerah tropis seperti Indonesia. Untuk membangun pembangkit listrik tenaga surya yang berdaya listrik sebesar W maka dibutuhkan paket panel yang berisi 25 modul PV sebanyak 7 buah atau sama dengan sel surya. Sedangkan biaya modal yang harus dikeluarkan untuk membeli sebanyak 7 paket solar sel yang berisi 25 modul per paketnya adalah $ Luas yang dibutuhkan untuk memasang sebanyak 1 buah panel PV adalah 1,64 m 2. Sehingga untuk memasang seluruh modul surya hanya akan mengabiskan lahan sebanyak 11,49 m 2. Wind 50 kw Untuk mendapatkan energi listrik maksimal dengan biaya yang rendah, maka kincir angin yang digunakan memiliki spesifikasi sebagai berikut [5] : - Model : BWC Excel-s 10 kw AC (kebisingan rendah) - Tipe : 3-blade upwind, horizontal axis - Merk : Bergey Wind Power - Power : 8,9 kw (pada kecepatan 11 m/s) - Alternator : Magnet Permanen - Tinggi tower : meter - Diameter Rotor : 7 meter - Sistem proteksi : AutoFurl - Harga : $7.000 (Harga per 28 Juli 2016) Sehingga untuk memenuhi kebutuhan sebanyak 50 kw AC maka dibutuhkan biaya modal sebanyak $7000 x 5 = $ Inverter Inverter yang digunakan sebanyak satu buah. Tegangan masukan inverter adalah 34 volt DC dan tegangan keluarannya adalah 120 volt AC. Harga : $2.079,20 (Harga per 28 Juli 2016) Baterai Baterai untuk menyimpan cadangan arus listrik yang dihasilkan adalah baterai yang bertegangan 12 Volt dengan kapasitas 200 AH. Baterai ini memiliki tipe Vision 6FM200D. Baterai disusun dengan konfigurasi 2 rangkaian seri dan 65 paralel untuk membentuk 24 volt dari total 130 buah baterai. Total biaya modal untuk seluruh baterai adalah $ Hasil Simulasi Pembangkit Menggunakan Software HOMER Hasil proyeksi kebutuhan listrik bulanan sistem pembangkit PLTH dibutuhkan energi listrik sebesar 4.720,86 kwh per bulan. Untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut, maka dilakukan simulasi desain alternatif yang mampu menyuplai energi dengan jumlah yang lebih besar dari energi yang dibutuhkan. Simulasi dilakukan sebanyak 5 kali.

9 21 Gambar 3. Diagram Pembangkit, Inverter dan Baterai a. Simulasi 1 Dengan 70 PV dan 2 Kincir Angin Simulasi pertama menggunakan 70 kw PV, 2 kincir angin tipe BWC Excel-S 10 kw serta 100 buah baterai dengan tipe Vision 6FM2000.Dari simulasi ini, HOMER merekomendasikan 2 sistem alternatif pembangkitan, yaitu, pertama, 70 kw PV dengan 2 buah kincir angin.sedangkan pada alternatif kedua yaitu 70 kw PV saja tanpa kincir angin. Pada alternatif simulasi kedua yang menggunakan 70 kw PV dan 2 kincir angin, sistem pembangkit menghasilkan Cost of Energy (biaya untuk menghasilkan per-kwh energi) sebesar $0,161/kWH. Dan total biaya NPC(Net Present Cost) yang harus dikeluarkan sebesar $ b. Simulasi 2Dengan 60 PV dan 3 Kincir Angin Simulasi kedua menggunakan 60 kw PV, 3 kincir angin tipe BWC Excel-S 10 kw serta 100 baterai dengan tipe Vision 6FM2000.Dari simulasi ini, HOMER kembali merekomendasikan 2 sistem alternatif pembangkitan, yaitu, pertama, 70 kw PV dengan 2 kincir angin.alternatif kedua yaitu 70 kw PV saja tanpa kincir angin. Pada alternatif kedua dengan menggunakan 70 kw PV dengan 2 kincir angin, sistem pembangkit menghasilkan Cost of Energysebesar $0,163/kWH. Dan total biaya NPC(Net Present Cost) yang harus dikeluarkan sebesar $ Biaya COE dan NPC pada simulasi kedua ini lebih murah dibandingkan dengan biaya COE dan NPC pada simulasi pertama. c. Simulasi 3Dengan 50 PV dan 4 Kincir Angin Simulasi ketiga yang menggunakan 50 kw PV, 4 kincir angin tipe BWC Excel-S 10 kw serta 100 baterai dengan tipe Vision 6FM2000, HOMER tetap merekomendasikan 2 sistem alternatif pembangkitan, yaitu 50 kw PV dengan 4 kincir angin dan tanpa kincir angin. Bedanya, alternatif pembangkitan tanpa kincir angin menggunakan 240 buah baterai 12 volt, sedangkan alternatif yang dengan kincir angin menggunakan 150 buah baterai 12 volt. Pada alternatif sistem 70 kw PV dan 2 kincir angin, sistem pembangkit menghasilkan Cost of Energy(COE) sebesar $0,148/kWH. Dan total biaya Net Present Cost yang harus dikeluarkan sebesar $ Pada simulasi ketiga ini, COE dan NPC semakin rendah jika dibandingkan dengan dua simulasi sebelumnya. d. Simulasi 4 Dengan 30 PV dan 6 Kincir Angin Pada simulasi menggunakan 30 kw PV, 6 kincir angin tipe BWC Excel-S 10 kw serta 100 baterai dengan tipe Vision 6FM2000, HOMER gagal merekomendasikan sistem pembangkitan. Sehingga tidak dapat diketahui optimalisasi sistem pembangkitnya. Pada simulasi keempat ini, diketahui bahwa sistem pembangkit dalam kondisi infeasible atau energi yang dihasilkan tidak mencukupi untuk menjalankan beban (demand). Jika terjadi hal ini, HOMER merekomendasikan untuk menambah kapasitas PV atau kincir angin,

10 22 menambahkan generator, menambah baterei sebagai penyimpan energi sementara ataupun mengurangi beban listrik yang digunakan. Masalah ini juga terjadi pada simulasi pada PV dengan kapasitas 30 kw dan dibawahnya.hal ini disebabkan karena pada sistem hibrid tersebut, PV memiliki efektifitas lebih tinggi dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga angin. e. Simulasi 5 Dengan 40 PV dan 5 Kincir Angin Simulasi kelima dengan menggunakan 40 kw PV, 5 kincir tipe BWC Excel-S 10 kw serta 100 baterai dengan tipe Vision 6FM2000, HOMER hanya merekomendasikan satu-satunya sistem alternatif pembangkitan, yaitu 40 kw PV dengan 5 kincir angin. Dari semua simulasi yang ada, simulasi ini yang dipilih untuk ditanamkan sebagai sistem pada pembangkit listrik tenaga hibrid dengan alasan: a. Sistem hibrid yang seimbang dan sebanding antara PV dan pembangkit tenaga angina dengan perbandingan kapasitas yaitu 40 kw: 50 kw. b. Meskipun keandalan pembangkit tenaga angin relatif rendah dibandingkan pembangkit PV, namun mampu bekerja secara terus menerus selama 24 jam. Berbeda dengan PV yang hanya bekerja pada siang hari dan off di malam hari. c. Pembangkit tenaga angin menghasilkan daya output AC yang bisa langsung dipergunakan oleh beban tanpa proses konversi menggunakan inverter. Berdasarkan hasil simulasi HOMER menggunakan sistem pembangkit 40 kw PV dengan 5 kincir angin yang diproyeksikan untuk memenuhi kebutuhan listrik (demand) di Kecamatan Tepus, kabupaten Gunung Kidul sebesar 4.720,86 kwh per bulan. Maka diperoleh desain sistem pembangkit listrik PLTH.seperti yang ditunjukkan dalam gambar 4. Gambar 4. Simulasi HOMER yang Dipilih Berdasarkan gambar 4, didapat simulasi menggunakan 40 kw PV, 5 buah kincir angin, 240 buah baterai sebagai penyimpan energi serta inverter dengan kapasitas 400 kw didapatkan hasil simulasi berupa [4] : 1. Initial capital atau total biaya modal yang dikeluarkan di awal untuk instalasi sistem pembangkit sebesar $ Operating cost atau biaya operasional sistem pembangkit yaitu sebesar $2.787 per tahun atau $232,25 per bulan. 3. Total NPC (Net Present Cost) atau total biaya yang dikeluarkan sistem pembangkit selama kurun waktu tertentu. Total NPC diantaranya biaya modal awal, biaya penggantian perangkat/komponen, perawatan sistem, dikurangi dengan salvage (kisaran nilai sistem pembangkit). Total NPC pada simulasi ini yaitu $ Renewable Fraction atau komposisi dari energy terbarukan menunjukkan angka 1.00 yang artinya sistem pembangkit menggunakan 100% energi terbarukan. 5. Cost of Energy atau biaya produksi energi dalam setiap kilo watt hour (kwh). Semakin rendah COE maka semakin tinggi keuntungan sistem pembangkit. Dalam simulasi diatas, biaya energi per-kwh adalah $ 0, Capacity Shortage adalah persentase dimana kapasitas daya yang ada tidak mampu mensuplai daya untuk kerja sistem pembangkit dan beban. Dalam simulasi diatas capacity shortagenya 0,09 atau 9%.

11 Analisa Sistem Pembangkit Dengan menggunakan data-data dan desain yang sudah diinputkan di HOMER, maka selanjutnya dilakukan simulasi yang akan menghasilkan konfigurasi paling optimal dari sistem pembangkit energi yang akan dibangun [5]. Konfigurasi komponen yang didapatkan pada rata-rata penyinaran matahari 4,802 kwh/m 2 /d, rata-rata kecepatan angin 3,327 m/s dan baterai 12 Volt 200 AH sebanyak 130 buah adalah 40 kw PV, 5 buah kincir angin, 240 Baterai, dan 400 kw konverter. Pada simulasi tersebut didapatkan bahwa NPC (Net Present Cost) atau nilai saat ini dari semua biaya yang muncul selama masa pakai dikurangi semua pendapatan sebesar $66,432 dan COE (Cost of Energy) atau biaya rata-rata per kwh dari energi listrik yang dihasilkan oleh sistem sebesar $0,169/kWh Analisa Kelistrikan Dari hasil simulasi diketahui bahwa sistem pembangkit menghasilkan energi setara 77,494 kwh per tahun.dari kedua pembangkit tersebut, sistem PLTS mampu menghasilkan listrik lebih baik daripada pembangkit listrik tenaga angin dengan 73% dibanding 27%. Produksi listrik akan mencapai puncak pada musim kemarau, tepatnya pada bulan Agustus yang mencapai lebih dari 12 kw. Sedangkan produksi listrik paling rendah terjadi pada bulan Desember yang hanya mampu memproduksi listrik dibawah 6 kw saja. Selama satu tahun, energi listrik yang tidak termanfaatkan (excess electricity) mencapai 17,7% atau kwh. Hal ini bisa terjadi karena berlebihnya pasokan energi yang dihasilkan pembangkit, sedangkan baterai sudah dalam kondisi penuh.solusi dari excess electricity biasanya dengan menambah pasokan baterai atau langsung digunakan oleh perangkat listrik untuk mengaktifkan beban [1]. Unmet electric load atau nilai dimana beban listrik yang tidak terpenuhi oleh sistem mencapai 6,8 persen atau kwh per tahunnya. Sedangkan hasil simulasi HOMER yang menunjukkan bahwa renewable fraction di angka 1,00 artinya pembangkit listrik yang digunakan 100% merupakan pembangkit listrik yang menggunakan energi terbarukan [1][7]. Kelistrikan PV Listrik yang dihasilkan oleh panel surya 40 kwh mampu mengasilkan keluaran energi sebesar 155 kwh per hari atau setara dengan kwh per tahunnya. Berdasarkan simulasi, panel surya menghasilkan energi antara jam 6 pagi sampai jam 6 sore, atau ketika adanya sinar matahari. Semakin terik matahari bersinar maka energi yang dihasilkan juga akan semakin besar. Ketika matahari terbenam, maka PV tidak akan menghasilkan energi sama sekali. Dalam satu tahun, sistem akan beroperasi selama jam (hours of operation). Puncak panas sinar matahari yang ditandai dengan warna merah pada simulasi diatas menunjukkan wattpeak atau kondisi dimana PV mampu mengasilkan energy maksimum mendekati 40 kw.sedangkan pada simulasi energi maksimum mencapai 38 kw. Kelistrikan Kincir Angin Sistem pembangkit listrik tenaga angin yang digunakan yaitu BWC Excel-S yang memiliki output energi sebanyak 50 kw. Sedangkan output sebenarnya ketika sistem beroperasi hanya mencapai 2,4 kw saja, atau 4,78% dari kapasitas output sebenarnya. Berbeda dengan PV yang optimalisasi energinya dilihat menggunakan variabel siang dan malam, pembangkit tenaga angin ini memiliki optimalisasi energi berdasarkan musim. Ketika musim kemarau, angin cenderung berhembus kencang, maka energi yang dihasilkan oleh sistem pembangkit listrik tenaga angin ini juga akan besar, sedangkan di musim penghujan dimana angin yang berhembus tidak terlalu kencang, maka energi yang dihasilkan juga sedikit. Kincir angin BWC Excel-S mampu menghasilkan energi pada kondisi puncak (maximum output) sebesar 59,6 kw. Dan dapat beroperasi selama hari dalam setahun.

12 24 Kelistrikan Baterai Sistem pembangkit listrik tenaga hibrid menggunakan 240 buah baterai dengan 2 rangkaian seri dan 120 buah baterai dirangkai parallel.dua rangkaian seri tersebut menghasilkan tegangan 24 Volt AC. Berdasarkan hasil simulasi menggunakan HOMER dapat diketahui bahwa pada bulan Mei sampai Oktober baterai berada dalam kondisi penuh.hal ini dikarenakan pembangkit listrik tenaga angin mampu bekerja optimal sehingga kapasitas baterai tidak mampu menampung seluruh energi listrik yang masuk (full of charge). Ketika baterai dalam keadaan full of charge maka kelebihan energi selama satu tahun sebanyak kwh akan terbuang percuma, solusinya adalah menambah beban (demand) agar tidak ada energi yang terbuang. Sebaliknya, ketika baterai dalam keadaan hamper habis dan tidak ada suplai energi (storage depletion) maka energi yang ada dalam baterai akan semakin tergerus sebanyak 346 kwh per tahun. Total input energi selama satu tahun mencapai kwh dan output yang digunakan oleh beban selama satu tahun mencapai kwh per tahun. Sehingga annual throughput atau energi rata-rata yang melalui baterai sebanyak kwh per tahun Analisa Ekonomi a. Net Present Biaya yang harus dikeluarkan pada saat sistem mulai untuk beroperasi (capital).biaya ini meliputi capital (modal awal), replacement (penggantian), O&M (pengoperasian dan perawatan), fuel (biaya bahan bakar), dan salvage (sisa nilai barang) [6]. Biaya pengeluaran terbesar untuk PV sebesar $ Total sistem membutuhkan biaya awal sebesar $ Dan Net Present sebesar $ b. Biaya Tahunan (Annualized) Biaya tahunan yang dikeluarkan setiap tahunnya digambarkan pada Gambar 5. Total biaya setelah dipotong salvage (nilai sisa barang) adalah $8.106, sehingga rata-rata biaya yang dikeluarkan setiap bulannya yaitu $675,5. c. Nilai Investasi Total penggunaan energi listrik selama 1 bulan: 157,362 KWH x 30 hari = 4720,86 kwh. Apabila dikomersialkan dengan harga jual dibawah ketetapan PLN, maka akan didapat: Tarif tenaga listrik PLN berdasarkan Tariff Adjustment PLN Agustus 2016: Gol. Tarif R-1/TR (1300 VA) biaya pemakaian : Rp ,12/kWH Gol. Tarif P-1/TR (1300 VA) biaya pemakaian : Rp ,12/kWH Gol. Tarif L/TR biaya pemakaian : Rp ,78/kWH Sehingga total biaya yang harus dibayarkan apabila dihitung menggunakan tarif resmi PLN diperlihatkan pada tabel 4.

13 25 Gambar 5. Cash Flow SummaryDalam Satu Tahun Tabel 4. Perhitungan Biaya Listrik Menggunakan Tarif PLN Beban kwh kwh/bulan Rp/kHW Rp/bulan Submersive Water Pump 13, , ,9 Public Lamp 3,312 99, , ,52 Beban Rumah tangga 140, , , Jumlah 157, , , ,5 Sedangkan biaya rata-rata per kwh menggunakan perhitungan tarif resmi PLN yaitu biaya total penggunaan listrik selama satu bulan dibagi dengan total penggunaan daya selama satu bulan: = Rp ,5 / 4720,86 kwh = Rp ,88/kWH Sedangkan nilai jual PLTH harus dibawah nilai jual PLN agar nilai ekonomi tetap terjaga, maka diasumsikan harga jual listrik PLTH/kWH adalah Rp ,00. Sehingga tarif listrik PLTH perbulannya apabila listrik tersebut memungkinkan untukdijual ke masyarakat adalah dengan mengalikan antara total penggunaan daya listrik selama satu bulan dengan harga jual listrk PLTH sebesar Rp ,00/kWh: = 4720,86 kwh x Rp ,00 = Rp ,00 Dikonversikan ke kurs dollar (US$) dengan asumsi mata uang rupiah stabil pada angka Rp , maka akan didapat nominal perhitungan pendapatan PLTH selama sebulan adalah: = Rp ,00 / Rp ,00 = $454,6 Sedangkan untuk menutup biaya modal awal (initial capital) maka dihitung dengan membagi antara initial capital dengan keuntungan sistem PLTH perbulan: = $ / $454,6 per bulan = 176,36 bulan.

14 26 Sehingga dari pembagian antara modal awal dibagi pemasukan bulanan pada perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem pembangkit listrik tenaga hibrid akan balik modal setelah 176,36 bulan. Atau 14 tahun dihitung sejak bulan pertama PLTH beroperasi dan dapat menjual energi listriknya ke masyarakat. Keuntungan kotor investasi adanya sistem pembangkit per tahunnya dapat diperoleh pada tahun ke-15 sebanyak: Rp ,00 x 12 bulan = Rp ,00 Sedangkan keuntungan bersih dapat dihitung dengan mempertimbangkan penggantian komponen setiap pembangkit yang perlu diganti atau diremajakan berdasarkan life time masingmasing komponen. Investasi pembangkit dianggap layak apabila memenuhi parameter investasi, diantaranya yaitu minimum BEP (Break Event Point).Semakin cepat suatu proyek investasi mencapai titik BEP maka investasi semakin layak.sedangkan dalam proyek instalasi pembangkit listrik, batas maksimal titik BEP yaitu 20 tahun. Angka 20 tahun didapat berdasarkan analisis tentang perubahan nilai mata uang (inflasi maupun deflasi) serta kemajuan teknologi yang memunculkan teknologi baru yang semakin efektif dan efisien menggantikan teknologi yang lama [7]. Dalam hal ini, analisis perencanaan PLTH Gunung Kidul hanya membutuhkan waktu 14 tahun untuk mencapai BEP, sehingga investasi yang dilakukan masih sangat feasible untuk direalisasikan. Penggunaan sumber daya energi terbarukan murni akan menghasilkan energi yang ramah lingkungan, hal ini bisa dilihat dari tidak adanya emisi atau polutan membahayakan yang dihasilkan dari proses konversi energi seperti terlihat pada gambar 6. Gambar 6. Emisi yang Dihasilkan Sistem Pembangkit(Simulasi HOMER) Pada gambar hasil uji emisi menggunakan software HOMER menunjukkan emisi yang dihasilkan sebesar 0 kg per tahun, artinya sistem pembangkit tidak menghasilkan polutan. Sehingga sistem PLTH ini aman untuk diterapkan karena tidak membawa dampak buruk terhadap lingkungan.tidak adanya generator diesel membuat pembangkit ini tidak menghasilkan emisi karbon dioksida (CO 2) hasil dari pembakaran. 4. Kesimpulan 1. Total energi yang dihasilkan sistem pembangkit hibrid sebesar kwh/tahun dan mampu untuk mencukupi beban penggunaan listrik sebesar kwh/tahun. 2. Penggunaan PV sebagai pembangkit listrik jauh lebih optimal dengan energi yang dihasilkan sebanyak kwh/tahun dibandingkan dengan pembangkit tenaga angin yang hanya kwh/tahun. Persentase energi yang dihasilkan antara PV dengan pembangkit tenaga angin adalah 73% : 27%.

15 27 3. Berdasarkan hasil simulasi menggunakan software HOMER didapat bahwa harga (cost) per kwh listrik yang dihasilkan PLTH lebih murah dibandingkan dengan listrik utility (PLN) dengan selisih yang dihasilkan yaitu sebesar Rp. 125,88/kWh jika listrik dari PLTH dijual dengan harga Rp /kWh. 4. Keuntungan dari investasi sistem pembangkit listrik tenaga hibrid akan diperoleh setelah proyek berjalan selama 14 tahun. Nilai investasi yang diperoleh sebesar Rp ,00 per tahun. Daftar Pustaka [1] Department of Settlements and Regional Infrastructure Atlas Gunung Kidul Regency, Maret [2] BPS Kabupaten Gunung Kidul, Gunung Kidul Dalam Angka 2013, [3] HOMER, Users Guide HOMER Contextual Help, [4] NSW Department of Planning, Discussion Paper On Planning For Renewable Energy Generation: Solar Energy, Consultation Draft Not Government Policy, April 2010 [5] Tidball, Rick; Joel Bluestein; Nick Rodriguez; Stu Knoke, Cost and Performance Assumptions for Modeling Electricity Generation Technologies,NREL Laboratory, ICF International Fairfax Virginia, 2010 [6] Yayienda, Nibras Fitrah, Energy and Problem Analysis of High Voltage System in Pandansimo Hybrid Power, Department of Engineering Physics ITS Surabaya, [7] Marsudi, Djiteng, Operasi Sistem Tenaga Listrik, Graha Ilmu, 2006.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 45 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid Bayu Baru Pandansimo PLTH Bayu Baru merupakan realisasi dari Sistem Inovasi Daerah (SIDA) yang diprakarsai oleh Kementrian Riset

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBANGKIT LISTRIK HIBRIDA (PLH), DIESEL DAN ENERGI TERBARUKAN DI PULAU MANDANGIN, SAMPANG, MADURA MENGGUNAKAN SOFTWARE HOMER

ANALISIS PEMBANGKIT LISTRIK HIBRIDA (PLH), DIESEL DAN ENERGI TERBARUKAN DI PULAU MANDANGIN, SAMPANG, MADURA MENGGUNAKAN SOFTWARE HOMER ANALISIS PEMBANGKIT LISTRIK HIBRIDA (PLH), DIESEL DAN ENERGI TERBARUKAN DI PULAU MANDANGIN, SAMPANG, MADURA MENGGUNAKAN SOFTWARE HOMER Sean Yudha Yahya 1, Ir.Soeprapto.,MT 2, Ir.Teguh Utomo.,MT 3 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA Diajukan oleh: FERI SETIA PUTRA D 400 100 058 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB I. bergantung pada energi listrik. Sebagaimana telah diketahui untuk memperoleh energi listrik

BAB I. bergantung pada energi listrik. Sebagaimana telah diketahui untuk memperoleh energi listrik BAB I 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebutuhan energi yang hampir tidak dapat dipisahkan lagi dalam kehidupan manusia pada saat ini adalah kebutuhan energi listrik. Banyak masyarakat aktifitasnya

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. melakukan pengambilan data yang berupa daya yang dihasilkan dari PLTH dan

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. melakukan pengambilan data yang berupa daya yang dihasilkan dari PLTH dan 66 BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data Pada penelitian ini telah dilakukan dengan tujuan untuk pengambilan data primer selama waktu yang ditentukan. Penelitian dan pengambilan data ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV SIMULASI 4.1 Simulasi dengan Homer Software Pembangkit Listrik Solar Panel

BAB IV SIMULASI 4.1 Simulasi dengan Homer Software Pembangkit Listrik Solar Panel BAB IV SIMULASI Pada bab ini simulasi serta analisa dilakukan melihat penghematan yang ada akibat penerapan sistem pembangkit listrik energi matahari untuk rumah penduduk ini. Simulasi dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengambilan Data Pada penelitian ini penulis mengambil data di PT. Perkebunan Nusantara Pabrik Gula Pangka di Jalan Raya Pangka Slawi, Kecamatan Pangkah, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian utama saat ini adalah terus meningkatnya konsumsi energi di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian utama saat ini adalah terus meningkatnya konsumsi energi di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, energi listrik merupakan kebutuhan penting dalam kelangsungan hidup manusia. Masalah di bidang tersebut yang sedang menjadi perhatian utama saat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Alat Penelitian Untuk menganalisis data dari hasil penelitian ini dengan menggunakan software HOMER. 1.2 Bahan Penelitian Bahan yang menjadi objek penelitian antara lain:

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS OPTIMASI MODEL JARINGAN DISTRIBUSI PLTH DI WILAYAH BENGKUNAT

BAB 4 ANALISIS OPTIMASI MODEL JARINGAN DISTRIBUSI PLTH DI WILAYAH BENGKUNAT 36 BAB 4 ANALISIS OPTIMASI MODEL JARINGAN DISTRIBUSI PLTH DI WILAYAH BENGKUNAT 4.1 Analisis Pembangkitan Energi PLTH Konfigurasi PLTH paling optimal dari hasil simulasi dan optimasi dengan HOMER adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini tenaga listrik merupakan kebutuhan yang sangat esensial bagi masyarakat. Tenaga listrik sudah menjadi kebutuhan utama dalam berbagai lini kehidupan, baik

Lebih terperinci

Analisa Teknis-Ekonomis Pemanfaatan Genset dan Panel Surya sebagai Sumber Energi Listrik Mandiri untuk Rumah Tinggal

Analisa Teknis-Ekonomis Pemanfaatan Genset dan Panel Surya sebagai Sumber Energi Listrik Mandiri untuk Rumah Tinggal Analisa Teknis-Ekonomis Pemanfaatan Genset dan Panel Surya sebagai Sumber Energi Listrik Mandiri untuk Rumah Tinggal Wayan G. Santika 1, a * dan Putu Wijaya Sunu 1,b 1 Jurusan Teknik Mesin - Politeknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangkit-pembangkit tenaga listrik yang ada saat ini sebagian besar masih mengandalkan kepada sumber energi yang tidak terbarukan dalam arti untuk mendapatkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel merupakan bentuk usaha akomodasi pariwisata dengan perkembangan yang cukup pesat di Indonesia. Jumlah hotel terus bertambah setiap tahunnya dan menyumbang devisa

Lebih terperinci

LAMPIRAN. dan paralel, kapasitas setiap panel 100 Wp. Harga untuk setiap 15 kwp

LAMPIRAN. dan paralel, kapasitas setiap panel 100 Wp. Harga untuk setiap 15 kwp LAMPIRAN Komponen PLTH Grup Barat A. Panel Surya Panel surya yang berada di PLTH tediri dari 150 unit yang tersusun seri dan paralel, kapasitas setiap panel 100 Wp. Harga untuk setiap 15 kwp adalah$15.540,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN DAN BIAYA PEMBANGKITAN LISTRIK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HIBRIDA DI PULAU SEBESI LAMPUNG SELATAN

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN DAN BIAYA PEMBANGKITAN LISTRIK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HIBRIDA DI PULAU SEBESI LAMPUNG SELATAN UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN DAN BIAYA PEMBANGKITAN LISTRIK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HIBRIDA DI PULAU SEBESI LAMPUNG SELATAN TESIS HERLINA 0706305305 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM MAGISTER

Lebih terperinci

REEVALUASI KELUARAN DAYA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HIBRID DI BANTUL DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE HOMER

REEVALUASI KELUARAN DAYA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HIBRID DI BANTUL DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE HOMER REEVALUASI KELUARAN DAYA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HIBRID DI BANTUL DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE HOMER Mukhamad Khumaidi Usman 1, Agus Suprihadi 2, 12 DIII Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Tegal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketersediaan sumber energi tak terbarukan berupa energi fosil yang semakin berkurang merupakan salah satu penyebab terjadinya krisis energi dunia. Fenomena ini juga

Lebih terperinci

PENGUJIAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER DAYA LISTRIK KOMBINASI DARI SOLAR PANEL DAN TURBIN SAVONIUS

PENGUJIAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER DAYA LISTRIK KOMBINASI DARI SOLAR PANEL DAN TURBIN SAVONIUS PENGUJIAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER DAYA LISTRIK KOMBINASI DARI SOLAR PANEL DAN TURBIN SAVONIUS Sefta Risdiara 1), Chalilillah Rangkuti 2) 1 2) Jurusan Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini sebagian besar pembangkit listrik di dunia masih menggunakan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, batu bara dan gas bumi sebagai bahan bakarnya.

Lebih terperinci

Studi Perencanaan Pembangkit Listrik Hibrida di Pulau Panjang Menggunakan Software HOMER

Studi Perencanaan Pembangkit Listrik Hibrida di Pulau Panjang Menggunakan Software HOMER Studi Perencanaan Pembangkit Listrik Hibrida di Pulau Panjang Menggunakan Software HOMER Ade Irawan, Chairul Saleh, Ibnu Kahfi Bachtiar Jurusan Teknik Elektro, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Kepulauan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penting pada kehidupan manusia saat ini. Hampir semua derivasi atau hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. penting pada kehidupan manusia saat ini. Hampir semua derivasi atau hasil 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak bumi merupakan sumber energi fosil yang memegang peranan penting pada kehidupan manusia saat ini. Hampir semua derivasi atau hasil olahannya dimanfaatkan

Lebih terperinci

Penerapan Teknologi Sel Surya dan Turbin Angin Untuk Meningkatkan Efisiensi Energi Listrik di Galangan Kapal

Penerapan Teknologi Sel Surya dan Turbin Angin Untuk Meningkatkan Efisiensi Energi Listrik di Galangan Kapal Penerapan Teknologi Sel Surya dan Turbin Angin Untuk Meningkatkan Efisiensi Energi Listrik di Galangan Kapal MIZZA FAHRIZA RAHMAN 4107100082 DOSEN PEMBIMBING Ir. TRIWILASWANDIO WP., M.Sc. 19610914 198701

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan bakar fosil sebagai bahan bakar pembangkitannya. meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus-menerus meningkat

BAB I PENDAHULUAN. bahan bakar fosil sebagai bahan bakar pembangkitannya. meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus-menerus meningkat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan energi yang tersimpan dalam arus listrik, dimana energi listrik ini sangat dibutuhkan untuk menghidupkan peralatan elektronik yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian Mulai Perumusan Masalah Studi Pustaka Validasi Pengumpulan data Pemodelan & Simulasi PLTH secara Off-Grid Pemodelan & Simulasi PLTH secara

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ENERGI HIBRID DI WADUK LODAN KECAMATAN SARANG KABUPATEN REMBANG MENGGUNAKAN SOFTWARE HOMER

ANALISIS SISTEM ENERGI HIBRID DI WADUK LODAN KECAMATAN SARANG KABUPATEN REMBANG MENGGUNAKAN SOFTWARE HOMER NASKAH PUBLIKASI ANALISIS SISTEM ENERGI HIBRID DI WADUK LODAN KECAMATAN SARANG KABUPATEN REMBANG MENGGUNAKAN SOFTWARE HOMER Naskah Publikasi ini disusun guna memenuhi Tugas Akhir pada Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan energi listrik tersebut terus dikembangkan. Kepala Satuan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan energi listrik tersebut terus dikembangkan. Kepala Satuan BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Energi merupakan kebutuhan penting bagi manusia, khususnya energi listrik, energi listrik terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah populasi manusia

Lebih terperinci

DASAR TEORI. Kata kunci: grid connection, hybrid, sistem photovoltaic, gardu induk. I. PENDAHULUAN

DASAR TEORI. Kata kunci: grid connection, hybrid, sistem photovoltaic, gardu induk. I. PENDAHULUAN PERANCANGAN HYBRID SISTEM PHOTOVOLTAIC DI GARDU INDUK BLIMBING-MALANG Irwan Yulistiono 1, Teguh Utomo, Ir., MT. 2, Unggul Wibawa, Ir., M.Sc. 3 ¹Mahasiswa Teknik Elektro, ² ³Dosen Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melakukan suatu kegiatan, manusia selalu memanfaatkan energi, baik yang disadari maupun tidak disadari. Namun, setiap kegiatan yang memanfaatkan energi memiliki

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Informasi Umum 4.1.1 Profil Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul merupakan salah satu kabupaten yang berada di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terletak antara 07

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMIS ENERGI LISTRIK TENAGA SURYA DESA TERTINGGAL TERPENCIL

KAJIAN EKONOMIS ENERGI LISTRIK TENAGA SURYA DESA TERTINGGAL TERPENCIL KAJIAN EKONOMIS ENERGI LISTRIK TENAGA SURYA DESA TERTINGGAL TERPENCIL Oleh Aditya Dewantoro P (1) Hendro Priyatman (2) Universitas Muhammadiyah Pontianak Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin Tel/Fax 0561

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk energi yang lain. Saat ini kebutuhan energi, khususnya energi listrik terus meningkat dengan pesat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik adalah energi yang tersimpan dalam arus listrik, dimana energi listrik ini di butuhkan peralatan elektronik agak mampu bekerja seperti kegunaannya. Sehingga

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN Pembangkit Listrik Tenaga Surya Sistem 48 V

BAB IV PEMBAHASAN Pembangkit Listrik Tenaga Surya Sistem 48 V 47 BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Pembangkit Listrik Tenaga Surya Sistem 48 V Pembangkit Listrik Tenaga Surya Sistem 48 V (PLTS sistem 48 V) adalah suatu pembangkit listrik yang mengubah energi matahari menjadi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Penelitian ini dilakukan di Pantai Setro jenar, Kec.Bulus Pesantren, Kebumen,

BAB IV ANALISIS DATA. Penelitian ini dilakukan di Pantai Setro jenar, Kec.Bulus Pesantren, Kebumen, BAB IV ANALISIS DATA A. Data Wilayah Penelitian ini dilakukan di Pantai Setro jenar, Kec.Bulus Pesantren, Kebumen, Jawa Tengah. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui potensi dari kecepatan angin. Letak

Lebih terperinci

renewable energy and technology solutions

renewable energy and technology solutions renewable energy and technology solutions PT. REKAYASA ENERGI TERBARUKAN Pendahuluan Menjadi perusahaan energi terbarukan terbaik di Indonesia dan dapat memasuki pasar global serta berperan serta membangun

Lebih terperinci

Rumah Mandiri Energi Menggunakan Tenaga Surya dan Biogas

Rumah Mandiri Energi Menggunakan Tenaga Surya dan Biogas Rumah Mandiri Energi Menggunakan Tenaga Surya dan Biogas Kunaifi 1, Devi Nuryadi 2 1 Energy Research Centre (EnReach) UIN Suska Riau 2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Suska Riau

Lebih terperinci

OTOMATISASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) UNTUK PENINGKATAN KINERJA

OTOMATISASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) UNTUK PENINGKATAN KINERJA OTOMATISASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) UNTUK PENINGKATAN KINERJA Mohamad Aman, Widhiatmaka, Tweeda Augusta Fitarto, Yohanes Gunawan, Guntur Tri Setiadanu Pusat Penelitan dan Pengembangan Teknologi

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEL SURYA UNTUK KONSUMEN RUMAH TANGGA DENGAN BEBAN DC SECARA PARALEL TERHADAP LISTRIK PLN

NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEL SURYA UNTUK KONSUMEN RUMAH TANGGA DENGAN BEBAN DC SECARA PARALEL TERHADAP LISTRIK PLN NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEL SURYA UNTUK KONSUMEN RUMAH TANGGA DENGAN BEBAN DC SECARA PARALEL TERHADAP LISTRIK PLN Diajukan Oleh: ABDUR ROZAQ D 400 100 051 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Sistem PLTS OffGrid. TMLEnergy. TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat. TMLEnergy. We can make a better world together CREATED

Sistem PLTS OffGrid. TMLEnergy. TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat. TMLEnergy. We can make a better world together CREATED TMLEnergy TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat Jl Soekarno Hatta no. W: 541 www.tmlenergy.co.id C, Bandung, Jawa Barat W: www.tmlenergy.co.id E: marketing@tmlenergy.co.id E: marketing@tmlenergy.co.id

Lebih terperinci

P R O P O S A L. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), LPG Generator System

P R O P O S A L. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), LPG Generator System P R O P O S A L CV. SURYA SUMUNAR adalah perusahaan swasta yang bergerak dibidang pengadaan dan penjualan energi listrik dengan menggunakan tenaga surya (matahari) sebagai sumber energi utamanya. Kami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era modern ini tingkat pengembangan teknologi sangat penting terutama pada pemanfaatan energi listrik untuk kebutuhan listrk. Penggunaan tenaga listrik sangat

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI ENERGI ANGIN DALAM MENDUKUNG KELISTRIKAN KAWASAN PERBATASAN STUDI KASUS : DESA TEMAJUK KECAMATAN PALOH KABUPATEN SAMBAS

ANALISIS POTENSI ENERGI ANGIN DALAM MENDUKUNG KELISTRIKAN KAWASAN PERBATASAN STUDI KASUS : DESA TEMAJUK KECAMATAN PALOH KABUPATEN SAMBAS ANALISIS POTENSI ENERGI ANGIN DALAM MENDUKUNG KELISTRIKAN KAWASAN PERBATASAN STUDI KASUS : DESA TEMAJUK KECAMATAN PALOH KABUPATEN SAMBAS M. Husni Tambrin D0110702 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Dari hasil pengamatan dan pencatatan dari kwh meter pada PLTS bisa dilakukan perhitungan biaya efisiensi yang dihasilkan dari penggunaan PLTS dari jumlah kwh penggunaan

Lebih terperinci

Latar Belakang dan Permasalahan!

Latar Belakang dan Permasalahan! Latar Belakang dan Permasalahan!! Sumber energi terbarukan sangat bergantung pada input yang fluktuatif sehingga perilaku sistem tersebut tidak mudah diprediksi!! Profil output PV dan Load yang jauh berbeda

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Pembangkit Listrik Hybrid (Sel Surya dan Diesel Generator) Pada Kapal Tanker

Perencanaan Sistem Pembangkit Listrik Hybrid (Sel Surya dan Diesel Generator) Pada Kapal Tanker B394 Perencanaan Sistem Pembangkit Listrik Hybrid (Sel Surya dan Diesel Generator) Pada Kapal Tanker Dhear P. Putri, Eddy S. Koenhardono, dan Indra R. Kusuma Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 51 BAB 4 ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Wilayah Penelitian ini dilakukan di Pantai Samas, Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta, yang merupakan daerah pesisir

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Secara Mandiri Untuk Rumah Tinggal

Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Secara Mandiri Untuk Rumah Tinggal Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Secara Mandiri Untuk Rumah Tinggal Sandro Putra 1) ; Ch. Rangkuti 2) 1), 2) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti E-mail: xsandroputra@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) SEBAGAI CATU DAYA PADA BTS MAKROSEL TELKOMSEL

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) SEBAGAI CATU DAYA PADA BTS MAKROSEL TELKOMSEL BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) SEBAGAI CATU DAYA PADA BTS MAKROSEL TELKOMSEL 3.1 Survey Lokasi Langkah awal untuk merancang dan membuat Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Lebih terperinci

PERANCANGAN STAND ALONE PV SYSTEM DENGAN MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) MENGGUNAKAN METODE MODIFIED HILL CLIMBING

PERANCANGAN STAND ALONE PV SYSTEM DENGAN MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) MENGGUNAKAN METODE MODIFIED HILL CLIMBING PERANCANGAN STAND ALONE PV SYSTEM DENGAN MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) MENGGUNAKAN METODE MODIFIED HILL CLIMBING Oleh : FARHAN APRIAN NRP. 2207 100 629 Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Mochamad Ashari,

Lebih terperinci

PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIC ( PV)

PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIC ( PV) PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIC ( PV) Muamar Mahasiswa Program Studi D3 Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bengkalis E-mail : - Jefri Lianda Dosen Jurusan Teknik Elektro Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki banyak sumber daya energi terbaharukan yang bila dimaksimalkan mampu menjawab kebutuhan energi listrik terutama di daerah pelosok yang jauh dari

Lebih terperinci

ANALISIS PELUANG PENGHEMATAN EKONOMI SISTEM FOTOVOLTAIK TERHUBUNG JARINGAN LISTRIK PADA KAWASAN PERUMAHAN DI KOTA PANGKAL PINANG

ANALISIS PELUANG PENGHEMATAN EKONOMI SISTEM FOTOVOLTAIK TERHUBUNG JARINGAN LISTRIK PADA KAWASAN PERUMAHAN DI KOTA PANGKAL PINANG ANALISIS PELUANG PENGHEMATAN EKONOMI SISTEM FOTOVOLTAIK TERHUBUNG JARINGAN LISTRIK PADA KAWASAN PERUMAHAN DI KOTA PANGKAL PINANG Wahri Sunanda, Rika Favoria Gusa Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Potensi biogas di kawasan peternakann Pantai Baru Bantul Yogyakarta. Dalam perhitungan suatu pembangkit listrik tenaga biogas dari kototran sapi diperlukan

Lebih terperinci

BAB 4 SIMULASI DAN ANALISIS

BAB 4 SIMULASI DAN ANALISIS BAB 4 SIMULASI DAN ANALISIS 4.1 Hasil Simulasi Simulasi dan optimasi dengan menggunakan HOMER menghasilkan beberapa konfigurasi yang berbeda sesuai dengan batasan sensitifitas yang diterapkan. Beban puncak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik pada saat ini merupakan sumber energi yang sangat dibutuhkan dalam kelangsungan hidup. Dengan berkembangnya teknologi yang ada di dunia berbanding lurus

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Persepsi Masyarakat Mengenai Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Ciesek

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Persepsi Masyarakat Mengenai Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Ciesek VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Persepsi Masyarakat Mengenai Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Ciesek Persepsi yang diberikan masyarakat terhadap pembangunan PLTMH merupakan suatu pandangan

Lebih terperinci

Sistem PLTS Off Grid Komunal

Sistem PLTS Off Grid Komunal PT. REKASURYA PRIMA DAYA Jl. Terusan Jakarta, Komp Ruko Puri Dago no 342 kav.31, Arcamanik, Bandung 022-205-222-79 Sistem PLTS Off Grid Komunal PREPARED FOR: CREATED VALID UNTIL 2 2 mengapa menggunakan

Lebih terperinci

MODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN DAN SURYA SKALA KECIL UNTUK DAERAH PERBUKITAN

MODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN DAN SURYA SKALA KECIL UNTUK DAERAH PERBUKITAN MODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN DAN SURYA SKALA KECIL UNTUK DAERAH PERBUKITAN Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang Email: isdiyarto@yahoo.co.id Abstrak. Energi terbarukan

Lebih terperinci

Rhama Nurhian Syah, Studi Kelayakan Penggunaan Atap Sel Surya Sebagai Sumber Energi Listrik Di Stasiun Kereta Api Jember

Rhama Nurhian Syah, Studi Kelayakan Penggunaan Atap Sel Surya Sebagai Sumber Energi Listrik Di Stasiun Kereta Api Jember STUDI KELAYAKAN PENGGUNAAN ATAP SEL SURYA SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK DI STASIUN KERETA API JEMBER (STUDY OF FEASIBILITY THE USE OF SOLAR CELLS ROOF AS A ELECTRICAL ENERGY SOURCE IN JEMBER RAILWAY STATION

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN ENERGI MATAHARI SEBAGAI ENERGI LISTRIK LAMPU PENGATUR LALU LINTAS

PEMBERDAYAAN ENERGI MATAHARI SEBAGAI ENERGI LISTRIK LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PEMBERDAYAAN ENERGI MATAHARI SEBAGAI ENERGI LISTRIK LAMPU PENGATUR LALU LINTAS Djoko Adi Widodo, Suryono, Tatyantoro A., Tugino. 2009. Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang Abstrak.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN KOMBINASI SOLAR HOME SYSTEM DENGAN LISTRIK PLN

BAB IV ANALISA DAN KOMBINASI SOLAR HOME SYSTEM DENGAN LISTRIK PLN SUPLY PLN SHS MCB 2 MCB 1 BEBAN Gambar 3.10 Panel daya (kombinasi solar home system dengan listrik PLN) BAB IV ANALISA DAN KOMBINASI SOLAR HOME SYSTEM DENGAN LISTRIK PLN 4.1 ANALISA SOLAR HOME SYSTEM Analisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1 Sumber energi di Indonesia (Overview Industri Hulu Migas, 2015)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1 Sumber energi di Indonesia (Overview Industri Hulu Migas, 2015) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan suatu wilayah membutuhkan peranan energi untuk dapat berkembang dengan baik, khususnya energi listrik. Dapat diketahui bahwa listrik sangat bermanfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dan memiliki jumlah penduduk sekitar 230 juta jiwa yang merupakan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia. Dengan

Lebih terperinci

PENGHEMATAN ENERGI PADA INDUSTRI SEMEN Studi Kasus : Pemasangan VSD S pada Fan

PENGHEMATAN ENERGI PADA INDUSTRI SEMEN Studi Kasus : Pemasangan VSD S pada Fan J. Tek. Ling. Vol. 10 No. 1 Hal. 62-68 Jakarta, Januari 2009 ISSN 1441-318X PENGHEMATAN ENERGI PADA INDUSTRI SEMEN Studi Kasus : Pemasangan VSD S pada Fan Teguh Prayudi Peneliti di Pusat Teknologi Lingkungan

Lebih terperinci

12/18/2015 ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN

12/18/2015 ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN Demi matahari dan cahaya siangnya. (QS Asy Syams :1) Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-nya manzilah-manzilah (tempattempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu

Lebih terperinci

Simulasi dan Analisis Sistem Pembangkit Hibrida Mikrohidro/Diesel

Simulasi dan Analisis Sistem Pembangkit Hibrida Mikrohidro/Diesel 1 Simulasi dan Analisis Sistem Pembangkit Hibrida Mikrohidro/Diesel Kho Hie Khwee Laboratorium Konversi Energi Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura e-mail: khohiekhwee@yahoo.com

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HYBRID MICROHYDRO PV ARRAY (STUDI KASUS DUSUN SADAP BANGKA TENGAH)

DESAIN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HYBRID MICROHYDRO PV ARRAY (STUDI KASUS DUSUN SADAP BANGKA TENGAH) DESAIN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HYBRID MICROHYDRO PV ARRAY (STUDI KASUS DUSUN SADAP BANGKA TENGAH) Rizki Malindo@Akie Iskandar akieiskandar93@gmail.com Teknik Elektro, Universitas Bangka Belitung,

Lebih terperinci

STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN

STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN I.W.G.A Anggara 1, I.N.S. Kumara 2, I.A.D Giriantari 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKUTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKUTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN TUGAS AKHIR OPTIMASI PEMBANGKIT LISTRIK HIBRID (DIESEL- SURYA-ANGIN) DI DESA SI ONOM HUDON 7 KECAMATAN PARLILITAN KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA Diajukan untuk memenuhi persyaratan

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM FOTOVOLTAIK BAGI PELANGGAN RUMAH TANGGA DI KOTA PANGKALPINANG

PERENCANAAN SISTEM FOTOVOLTAIK BAGI PELANGGAN RUMAH TANGGA DI KOTA PANGKALPINANG PERENCANAAN SISTEM FOTOVOLTAIK BAGI PELANGGAN RUMAH TANGGA DI KOTA PANGKALPINANG Wahri Sunanda 1, Rika Favoria Gusa 2 Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 1,2 wahrisunanda@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Rasio elektrifikasi di Indonesia pada akhir 2012 telah mencapai 75,83% atau naik hampir 2,9% dibandingkan dengan rasio elektrifikasi pada 2011, yakni sebesar 72,93%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebutuhan terhadap energi listrik terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi yang saat ini sedang berada dalam tren positif. Listrik merupakan salah

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS PEMBANGKIT LISTRIK HYBRID (DIESEL- ANGIN) DI PULAU KARIMUN JAWA

STUDI ANALISIS PEMBANGKIT LISTRIK HYBRID (DIESEL- ANGIN) DI PULAU KARIMUN JAWA STUDI ANALISIS PEMBANGKIT LISTRIK HYBRID (DIESEL- ANGIN) DI PULAU KARIMUN JAWA Ditto Adi Permana 1, Unggul Wibawa, Ir., M.Sc. 2, Teguh Utomo, Ir., MT. 3 ¹Mahasiswa Teknik Elektro, ² ³Dosen Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkantoran, maupun industrisangat bergantung pada listrik. Listrik

BAB I PENDAHULUAN. perkantoran, maupun industrisangat bergantung pada listrik. Listrik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Listrik telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat modern. Hampir semua aktivitas manusia, baik di rumah tangga, perkantoran,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pengembangan energi ini di beberapa negara sudah dilakukan sejak lama.

I. PENDAHULUAN. Pengembangan energi ini di beberapa negara sudah dilakukan sejak lama. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring perkembangan zaman, ketergantungan manusia terhadap energi sangat tinggi. Sementara itu, ketersediaan sumber energi tak terbaharui (bahan bakar fosil) semakin menipis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini meliputi waktu dan tempat penelitian, alat dan bahan, rancangan alat, metode penelitian, dan prosedur penelitian. Pada prosedur penelitian akan dilakukan beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan berkembangnya perekonomian dan industri, maka disadari pula pentingnya penghematan energi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik telah menjadi kebutuhan mendasar dan sangat penting bagi kehidupan manusia di masa kini. Pertumbuhan penduduk yang meningkat di Indonesia mempengaruhi kebutuhan

Lebih terperinci

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian 4.1.1 Data Beban Pada umumnya, beban yang ada di setiap ruangan di GKN Yogyakarta pada blok A, B, dan C berupa lampu penerangan yang terdiri dari beberapa

Lebih terperinci

PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MATAHARI. Asep Najmurrokhman, Een Taryana, Kiki Mayasari, M Fajrin.

PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MATAHARI. Asep Najmurrokhman, Een Taryana, Kiki Mayasari, M Fajrin. PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MATAHARI Asep Najmurrokhman, Een Taryana, Kiki Mayasari, M Fajrin. Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani Abstrak Penyediaan tenaga listrik untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Bab IV Analisis Kelayakan Investasi

Bab IV Analisis Kelayakan Investasi Bab IV Analisis Kelayakan Investasi 4.1 Analisis Biaya 4.1.1 Biaya Investasi Biaya investasi mencakup modal awal yang diperlukan untuk mengaplikasikan sistem tata udara dan penyediaan kebutuhan air panas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berikut beberapa penelitian mengenai keandalan sistem tenaga listrik yang pernah dilakukan sebagai rujukan penulis guna mendukung penyusunan

Lebih terperinci

II. Tinjauan Pustaka. A. State of the Art Review

II. Tinjauan Pustaka. A. State of the Art Review Perbandingan Penggunaan Motor DC Dengan AC Sebagai Penggerak Pompa Air Yang Disuplai Oleh Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Agus Teja Ariawan* Tjok. Indra. P, I. W. Arta. Wijaya. Jurusan Teknik

Lebih terperinci

3.1.1 Jenis Data Sifat Data Sumber Data Metode Pengumpulan Data Definisi Operasional

3.1.1 Jenis Data Sifat Data Sumber Data Metode Pengumpulan Data Definisi Operasional DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i LEMBAR PENGESAHAN...ii LEMBAR PERNYATAAN...iii KATA PENGANTAR...iv DAFTAR ISI...viii DAFTAR TABEL...xi DAFTAR GAMBAR...xii DAFTAR LAMPIRAN...xiii INTISARI...xiv ABSTRACT...xv

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM KOGENERASI

BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM KOGENERASI 24 BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM KOGENERASI 4.1. Metodologi Dalam penelitian ini, mencakup pemilihan sistem kogenerasi dan evaluasi nilai ekonomi. Pemilihan sistem kogenerasi yang diimplementasikan mempertimbangkan

Lebih terperinci

Analisis Teknis dan Ekonomis Pada Kapal Wisata Dengann Menggunakan HybridSystem Di Alun-Alun Sungai Kapuas

Analisis Teknis dan Ekonomis Pada Kapal Wisata Dengann Menggunakan HybridSystem Di Alun-Alun Sungai Kapuas 6 Analisis Teknis dan Ekonomis Pada Kapal Wisata Dengann Menggunakan HybridSystem Di Alun-Alun Sungai Kapuas Ferdyanto Program Magister Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura. e-mail :

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HIBRIDA DI PULAU PANJANG

STUDI KELAYAKAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HIBRIDA DI PULAU PANJANG http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/gravity ISSN 2442-515x, e-issn 2528-1976 GRAVITY Vol. 3 No. 1 (2017) STUDI KELAYAKAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HIBRIDA DI PULAU PANJANG Andri Suherman 1*, Widia Tri

Lebih terperinci

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dikerjakan kurang lebih selama dua minggu yang dimulai dari tanggal 16-27 Januari 2017 dengan judul analisis potensi sumber

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAIC-BATERAI MENGGUNAKAN BI-DIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ

DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAIC-BATERAI MENGGUNAKAN BI-DIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ G.17 DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAICBATERAI MENGGUNAKAN BIDIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ Soedibyo 1*, Dwiana Hendrawati 2 1 Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik merupakan kebutuhan utama pada semua sektor kehidupan. Seiring bertambahnya kebutuhan manusia, maka meningkat pula permintaan energi listrik. Suplai

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN Pada Bab ini akan dijelaskan secara rinci hasil optimalisasi untuk system pembangkit listrik tenaga hybrid dan dapat melayani beban sesuai variable profil beban yang dimasukkan

Lebih terperinci

OLEH :: INDRA PERMATA KUSUMA

OLEH :: INDRA PERMATA KUSUMA STUDI PEMANFAATAN BIOMASSA LIMBAH KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKAR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP DI KALIMANTAN SELATAN (STUDI KASUS KAB TANAH LAUT) OLEH :: INDRA PERMATA KUSUMA 2206 100 036 Dosen Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dua, yaitu energi terbarukan (renewable energy) dan energi tidak

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dua, yaitu energi terbarukan (renewable energy) dan energi tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terkenal sebagai negara yang kaya dengan potensi sumber daya alamnya terutama energi, baik yang berasal dari hasil tambang, air dan udara. Berdasarkan jenisnya

Lebih terperinci

PANEL SURYA dan APLIKASINYA

PANEL SURYA dan APLIKASINYA PANEL SURYA dan APLIKASINYA Suplai energi surya dari sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi sebenarnya sangat luar biasa besarnya yaitu mencapai 3 x 10 24 joule pertahun. Jumlah energi sebesar

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ENERGI HIBRID DI WADUK LODAN KECAMATAN SARANG KABUPATEN REMBANG MENGGUNAKAN SOFTWARE HOMER

ANALISIS SISTEM ENERGI HIBRID DI WADUK LODAN KECAMATAN SARANG KABUPATEN REMBANG MENGGUNAKAN SOFTWARE HOMER TUGAS AKHIR ANALISIS SISTEM ENERGI HIBRID DI WADUK LODAN KECAMATAN SARANG KABUPATEN REMBANG MENGGUNAKAN SOFTWARE HOMER Disusun Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

MEMBUAT SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK GABUNGAN ANGIN DAN SURYA KAPASITAS 385 WATT. Mujiburrahman

MEMBUAT SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK GABUNGAN ANGIN DAN SURYA KAPASITAS 385 WATT. Mujiburrahman MEMBUAT SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK GABUNGAN ANGIN DAN SURYA KAPASITAS 385 WATT Mujiburrahman Fakultas Teknik Universitas Islam Kalimantan MAAB Jl. Adhyaksa No 2 Kayu Tangi Banjarmasin Email : Mujiburrahman.4646@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN. yang penulis rancang ditunjukkan pada gambar 3.1. Gambar 3.

BAB III METODE PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN. yang penulis rancang ditunjukkan pada gambar 3.1. Gambar 3. 29 BAB III METODE PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN 3.1 Konsep Perancangan Sistem Adapun blok diagram secara keseluruhan dari sistem keseluruhan yang penulis rancang ditunjukkan pada gambar 3.1.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemanfaatan potensi..., Andiek Bagus Wibowo, FT UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemanfaatan potensi..., Andiek Bagus Wibowo, FT UI, Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan telekomunikasi selular di Indonesia masih akan terus berkembang mengingat masih adanya area area yang mengalami blankspot atau tidak adanya layanan jaringan

Lebih terperinci

BAB 3 STUDI IMPLEMENTASI PLTH DI PULAU SEBESI LAMPUNG SELATAN

BAB 3 STUDI IMPLEMENTASI PLTH DI PULAU SEBESI LAMPUNG SELATAN 26 BAB 3 STUDI IMPLEMENTASI PLTH DI PULAU SEBESI LAMPUNG SELATAN 3.1 Kondisi Geografi dan administrasi Pulau Sebesi terletak di Teluk Lampung dan dekat Gunung Krakatau (Pulau Rakata) tepatnya pada posisi

Lebih terperinci