BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) SEBAGAI CATU DAYA PADA BTS MAKROSEL TELKOMSEL
|
|
- Yuliana Liana Dharmawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) SEBAGAI CATU DAYA PADA BTS MAKROSEL TELKOMSEL 3.1 Survey Lokasi Langkah awal untuk merancang dan membuat Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) harus dilakukan Survey lokasi tempat PLTS tersebut akan dipasang, sebagai dasar apakah PLTS tersebut memungkinkan dapat di pasang dan menghasilkan daya maksimal yang di butuhkan untuk mensupplai beban di lokasi tersebut. Adapun alat ukur yang digunakan terlihat pada tabel 3.1 dibawah ini. Tabel 3.1 Alat Ukur yang digunakan untuk pengukuran data No. Nama Alat ukur Fungsi 1 Meteran (100 Meter) Untuk mengukur luas lokasi site 2 GPS 3 Solar Power Meter / Solarimeter/ Phyranometer 4 Anemometer 5 Termohygrometer 6 Tang Ampere / Multimeter 7 Solar Pathfinder Untuk mengukur Titik kordinat lokasi site, Arah mata Angin, ketinggian dari permukaan laut, Azimuth (Kemiringan Site),Tracking dll Untuk Mengukur Intensitas Matahari (W/m 2 ) Untuk Mengukur Kecepatan Angin (m/s) dan Arah angin Untuk mengukur suhu ( o C) dan Kelembaban udara (%) Untuk mengukur Tegangan(Volt), Arus (A), Tahanan (Ohm). Untuk mengukur shading/bayangan benda yang menghalangi sinar matahari. 60
2 61 8 Kompas Untuk mengukur arah mata angin dan Azimuth Menentukan Titik Kordinat Langkah pertama untuk mengetahui posisi lokasi yang akan kita datangi adalah dengan menentukan titik kordinat posisi lokasi tersebut, kemudian dapat kita lihat dengan bantuan Google Earh letak posisi lokasi yang kita cari seperti terlihat pada gambar 3.1 dibawah ini. Gambar 3.1 Lokasi Site Bukit Ketok Kemudian setelah kita mengetahui posisi lokasi yang kita cari, untuk mengetahui Titik kordinat, ketinggian lokasi, untuk itu kita menggunakan GPS. Seperti terlihat pada gambar 3.2a dan 3.2b di bawah ini.
3 62 Titik Kordinat 01 o LS 105 o BT Ketinggian 26 Mdpl Gambar 3.2a Menunjukkan titik kordinat dan ketinggian lokasi terhadap permukaan laut Titik Kordinat 01 o LS 105 o BT Gambar 3.2b Menunjukkan titik kordinat lokasi Menentukan Arah mata Angin Untuk mengetahui arah mata angin di lokasi tersebut, untuk itu digunakan Kompas untuk mengetahui arah utara, selatan, timur
4 63 dan barat serta menentukan Azimuth titik Lokasi terhadap Arah mata angin. Seperti terlihat pada gambar 3.3 di bawah ini. Gambar 3.3 Menunjukan Posisi Arah Mata Angin dan Azimuth 16 o Setelah itu kita dapat membuat layout lokasi dari hasil pengukuran kompas yang didapat sesuai dengan arah mata angin dan nilai Azimuthnya Pengukuran luas lahan Dalam pembahasasan skripsi ini, untuk lokasi yang akan dipasang sistem PLTS adalah lokasi BTS Telkomsel existing yang selama ini hanya menggunakan Genset sebagai supplai Utama di lokasi Bukit Ketok (SLT004) Propinsi Bangka Belitung. Pengukuran yang dilakukan adalah menentukan luas lokasi site dan jarak antara peralatan existing yang sudah terpasang dilokasi untuk menentukan apakah PLTS dapat di pasang di lokasi tersebut. Setelah mendapatkan hasil pengukuran, buat layout lokasi terebut seperti pada gambar 3.4 dibawah ini.
5 64 Gambar 3.4 Layout lokasi Bukit Ketok Pengukuran Intensitas Matahari Pengukuran besarnya Intensitas Matahari (W/m 2 ) dilakukan selama 1 hari dengan interval 1 Jam dari Pukul 06:00 sampai dengan 17:00 dengan menggunakan Solar Power meter seperti pada gambar 3.5 dibawah ini Pukul 06:00 Pukul 07:00
6 65 Pukul 08:00 Pukul 09:00 Pukul 10:00 Pukul 11:00 Pukul 12:00 Pukul 13:00 Pukul 14:00 Pukul 15:00
7 66 Pukul 16:00 Pukul 17:00 Gambar 3.5 menunjukkan Pengukuran intensitas Matahari Data Pengukuran Intensitas Matahari yang di dapat selama 1 hari dapat dilihat pada tabel 3.2 dibawah ini. Tabel 3.2 Menunjukan hasil Pengukuran intensitas Matahari No Jam Intensitas Matahari (W/m2) Keterangan 1 6: Cerah 2 7: Cerah 3 8: Cerah 4 9: Cerah 5 10: Cerah 6 11: Cerah 7 12: Cerah 8 13: Cerah 9 14: Cerah 10 15: Cerah 11 16: Cerah 12 17: Cerah Rata - Rata Kemudian didapat kurva hasil pengukuran Intensitas Matahari dapat dilihat pada gambar 3.6 dibawah ini.
8 67 Gambar 3.6 menunjukkan kurva hasil Pengukuran Intensitas matahari Pengukuran Kecepatan Angin Pengukuran besarnya Kecepatan Angin(m/s) dilakukan selama 2 hari dengan interval 1 Jam dari Pukul 06:00 sampai dengan 17:00 dengan menggunakan Alat ukur Anemometer seperti pada gambar 3.7 dibawah ini Pukul 06:00 Pukul 07:00 Pukul 08:00 Pukul 09:00
9 68 Pukul 10:00 Pukul 11:00 Pukul 12:00 Pukul 13:00 Pukul 14:00 Pukul 15:00 Pukul 16:00 Pukul 17:00 Gambar 3.7 menunjukkan Pengukuran Kecepatan Angin
10 69 Data Pengukuran Kecepatan Angin yang di dapat selama 1 hari dapat dilihat pada tabel 3.3 dibawah ini. Tabel 3.3 Menunjukan hasil Pengukuran Kecepatan Angin No Jam Kecepatan Angin (m/s) Keterangan 1 6: Cerah 2 7: Cerah 3 8: Cerah 4 9: Cerah 5 10: Cerah 6 11: Cerah 7 12: Cerah 8 13: Cerah 9 14: Cerah 10 15: Cerah 11 16: Cerah 12 17: Cerah Rata - Rata Kemudian didapat kurva hasil pengukuran Intensitas Matahari dapat dilihat pada gambar 3.8 dibawah ini. Gambar 3.8 menunjukkan kurva hasil Pengukuran Kecepatan Angin
11 Pengukuran Suhu & Kelembaban udara Pengukuran besarnya Suhu ( o C) dan Kelembaban udara (%r.h) dilakukan selama 1 hari dengan interval 1 Jam dari Pukul 06:00 sampai dengan 17:00 dengan menggunakan Alat ukur Termohygrometer seperti pada gambar 3.9 dibawah ini Pukul 06:00 Pukul 07:00 Pukul 08:00 Pukul 09:00 Pukul 10:00 Pukul 11:00 Pukul 12:00 Pukul 13:00
12 71 Pukul 14:00 Pukul 15:00 Pukul 16:00 Pukul 17:00 Gambar 3.9 menunjukkan Pengukuran Suhu & Kelembaban udara Data Pengukuran Kecepatan Angin yang di dapat selama 1 hari dapat dilihat pada tabel 3.4 dibawah ini. Tabel 3.4 Menunjukan hasil Pengukuran Suhu & Kelembaban Udara No Jam Suhu Kelembaban Uara Keterangan ( o C) (%) 1 6: Cerah 2 7: Cerah 3 8: Cerah 4 9: Cerah 5 10: Cerah 6 11: Cerah 7 12: Cerah 8 13: Cerah 9 14: Cerah 10 15: Cerah 11 16: Cerah 12 17: Cerah Rata - Rata
13 72 Kemudian didapat kurva hasil pengukuran Intensitas Matahari dapat dilihat pada gambar 3.10 dibawah ini. Gambar 3.10 menunjukkan kurva hasil Pengukuran Suhu dan Kelembaban udara Pengukuran Beban Perangkat BTS Telkomsel Pengukuran Tegangan dan Arus dilakukan Pada saat perangkat BTS di suplai dengan baterai. Sesuai Pengukuran Manual ( Menggunakan Tang Ampere ) (tidak termasuk lampu tower & Lampu Penerangan) Tegangan Baterai : 48,6 Volt Total Arus Perangkat BTS : 38,7 A Total Daya Perangkat BTS : 1880,8 Watt 3.2 Perancangan sistem kapasitas PLTS berdasarkan perhitungan Sistem PLTS dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu tanpa baterai dan yang menggunakan baterai (Strong,Steven J and Wiliam G. Scheller, 1993). Pada penelitian ini akan dibahas mengenai sistem PLTS yang menggunakan baterai sebagai penyimpan energi listrik. Sistem PLTS ini dapat diterapkan pada BTS Makrosel Telkomsel. Serta menganalisis
14 73 faktor yang mempengaruhi besarnya energi listrik yang dihasilkan sel surya berkaitan dengan waktu kerja sistem PLTS. Pada sistem PLTS yang akan dirancang, terdiri dari Array Photovoltaic, Regulator (Charger Controller), Baterai dan Inverter. Sistem yang akan dirancang menggunakan prinsip kerja satu arah, yaitu dalam satu waktu tertentu beban hanya dipasok oleh sel surya saja (sebagai contoh keadaan pada pagi hari sampai sore hari), kemudian pada waktu yang lain beban hanya dipasok dari sumber baterai yang sudah di charging penuh pada saat sistem yang dipasok oleh sel surya bekerja (sebagai contoh keadaan pada malam hari). Gambar 3.8 menjelaskan sistem PLTS yang akan dirancang. Array BCR Inverter Beban Baterai Gambar 3.11 Sistem PLTS Beban Total pada BTS Makrosel Telkomsel Langkah awal dalam perancangan sistem PLTS pada BTS makrosel Telkomsel adalah penentuan beban harian pada BTS makrosel Telkomsel. Dari penentuan beban total harian tersebut akan didapatkan kurva beban listrik harian pada BTS makrosel Telkomsel. Beban total harian merupakan jumlah energi yang dibutuhkan oleh beban listrik pada BTS Makrosel Telkomsel setiap harinya. Beban terpasang, daya terpasang, lama penggunaan beban, serta kebutuhan energi setiap hari pada BTS makrosel Telkomsel dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut.
15 74 a. Peralatan AC (220 V) Tabel 3.5. Data Beban Pada BTS makrosel Telkomsel. No Item Jumlah Daya (Watt) Waktu Energi (Unit) Satuan Total (hour) (Wh/day) 1 Penerangan Rumah Baterai Lampu Indikator OBL Stop Kontak Jumlah Beban AC 1060 Efisiensi Inverter 95% Ekivalen Beban DC (AC) 1115 b. Peralatan DC (48 V) No Item Jumlah Daya (Watt) Waktu Energi (Unit) Satuan Total (hour) (Wh/day) 1 Perangkat BTS (Radio) Transmission Link Ekivalen Beban DC (DC) Total Beban Ekivalen AC + DC *keterangan : Data dari BTS Makrosel Telkomsel site Bukit Ketok, Propinsi Bangka Belikung. Total Arus Beban dalam 1 hari : I Beban (dlm 1 hari) = Total Energi / (Teg.Beban x 24 Jam) = Wh / (48 V x 24 Jam) = 37,4 Amp Setelah menentukan kebutuhan beban total harian, didapatkan kurva beban harian. Kurva beban listrik harian BTS Makrosel Telkomsel dapat dilihat pada gambar.3.12
16 75 Gambar 3.12 Kurva Beban Listrik harian BTS Makrosel Telkomsel Beban Sistem yang Disuplai Penentuan kebutuhan total beban BTS Makrosel Telkomsel merupakan langkah awal dalam merancang sistem PLTS. Penentuan kebutuhan total beban harian telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Pada sistem PLTS yang dirancang, PLTS mensuplai sebesar 100% dari energi keseluruhan. Besar energi beban yang akan disuplai oleh PLTS adalah sebesar : E A = 100% x E B = 100% X Wh = Wh Asumsi rugi-rugi (losses) pada sistem dianggap sebesar 15%, karena keseluruhan komponen sistem yang digunakan masih baru (Mark Hankins, 1991 : 68). Total energi sistem yang disyaratkan adalah sebesar : E T = E A + rugi-rugi sistem = E A + (15% x E A ) = Wh + (15% x 43115) = Wh Jadi total energi sistem yang disyaratkan sebesar Wh.
17 Perhitungan Kapasitas Daya Modul Surya Kapasitas daya modul sel surya dapat diperhitungkan dengan memperhatikan beberapa faktor, yaitu kebutuhan energi sistem yang disyaratkan, insolasi matahari, dan faktor penyesuaian (adjustment factor). Kebutuhan energi sistem yang disyaratkan telah dihitung dalam bahasan sebelumnya, yaitu sebesar Wh. Insolasi matahari bulanan yang terendah adalah pada bulan Desember yaitu 4,00 (sumber NASA terlampir). Diambil data insolasi matahari yang terendah dikarenakan agar PLTS dapat memenuhi kebutuhan beban setiap saat. gambar 3.13 berikut merupakan kurva insolasi matahari untuk daerah Bangka Belitung (Bukit Ketok), pada titik lintang Selatan (Latitude) N dan titik Bujur Timur (Longitude) 105,733 0 E, Indonesia dalam kurun waktu satu tahun. Gambar Kurva insolasi Matahari Bulanan untuk daerah Bangka Belitung (Bukit Ketok) Faktor penyesuaian pada kebanyakan instalasi PLTS adalah 1,1 (Mark Hankins, 1991 Small Solar Electric System for Africa page 68). Kapasitas daya modul surya yang dihasilkan adalah :
18 77 E T = x Faktor Penyesuaian Insolasi Matahari Wh = x 1,1 = Wp 4,00 h Perhitungan Kapasitas Battery Charge Regulator (BCR) / Controller Beban pada sistem PLTS mengambil energi dari BCR. Kapasitas arus yang mengalir pada BCR dapat ditentukan dengan mengetahui beban maksimal yang terpasang. Beban maksimal yang terjadi sebesar W dengan beban maksimal tegangan sistem adalah 48 Volt, maka kapasitas arus yang mengalir di BCR adalah : I maks = P maks / Vs = W/ 48 V = 284 A Jadi Kapasitas BCR yang digunakan harus lebih besar dari 284 A Perhitungan Kapasitas Baterai. Satuan energi (dalam WH) dikonversikan menjadi Ah yang sesuai dengan satuan kapasitas baterai sebagai berikut : AH = ET / Vs = Wh / 48 V = 1033 Ah Hari otonomi yang ditentukan adalah tiga hari, jadi baterai hanya menyimpan energi dan menyalurkannya pada hari itu juga. Besarnya deep of discharge (DOD) pada baterai adalah 80% (Mark Hankins, 1991 : 68). Kapasitas baterai yang dibutuhkan adalah : Cb = (AH x 3) / DOD = (1033 x 3) / 0,8 = 3873 Ah
19 78 Lama Pengisian / charging Baterai : Waktu (t) dalam Jam = Kapasitas Baterai / Arus Pengisian = 3873 Ah / 284 A = 13 Jam Lama Back up Baterai / Discharge baterai : Waktu (t) dalam Jam = Kapasitas Baterai / Arus Beban = 3873 Ah / 37,4 A = 103 Jam ( ± 4 Hari) Perhitungan Inverter Spesifikasi inverter harus sesuai dengan Battery Charge Regulator (BCR) yang digunakan. Berdasarkan tegangan sistem dan perhitungan BCR, maka tegangan masuk (input) dari inverter 48 VDC. Tegangan keluaran (output) dari inverter yang tersambung ke beban adalah 220 VAC. Arus yang mengalir melewati inverter sebesar : I inv = 155 W / 220 V = 0,7 A 3.3 Kapasitas PLTS Terpasang Modul Surya. Modul sel surya yang digunakan memiliki produk merk Solar World, dengan type SW170 (data spesifikasi pada lampiran 1) dengan spesifikasi teknis terlihat pada table 3.6 dibawah ini. Table 3.6 Data Spesifikasi teknis Modul Solar Cell NO ITEM SATUAN 1 Daya maksimum (Pmax) 170 Wp 2 Toleransi Daya ± 3 % 3 Tegangan Open Circuit (Voc) 44,2 Volt 4 Maximum Power Point Voltage (Vmpp) 5 Maximum Power Point Current ( Impp) 35,5 Volt 4,79 A
20 79 6 Arus hubung singkat ( Isc) 5,2 A Dari data teknis peralatan diketahui besar tegangan Maksimum modul solar cell (PV) sebesar 35,5 Volt, tegangan beban (Vbeban) sebesar 48 Volt dan Arus maksimum(imp) sebesar 4,79 A sedangkan kapasitas daya listrik setiap modul PV pada kondisi standar adalah 170 Wp (Watt Peak) Dari data diatas dapat diperoleh jumlah modul PV yang dihubungkan seri sebanyak : = 48 / 35,5 = 1,35 jadi yang dignakan 2 Modul PV Tegangan maksimum(vmp) tanpa beban sebesar : Jumlah seri (Js) x Tegangan Maks (Vmp) per modul = 2 x 35,5 = 71 Volt Arus beban yang mengalir sebesar : Vbeban J s VMax Daya maks (Pmax) beban / Teg maks tanpa beban = Wp / 71 Volt = 192 A Berdasarkan arus beban yang mengalir, maka jumlah modul yang dihubungkan parallel sebanyak : Arus beban yang mengalir / Arus maksimum per modul = 192 A / 4,79 A = 40 jadi 40 Modul. Sehingga daya total yang dihasilkan dari sistem ini sebesar : Arus beban x Teg maks tanpa beban = 192 x 71 = Wp Jadi jumlah modul solar cell (PV) yang digunakan sebayak 2 modul yang terhubung seri, dan 40 modul yang terhubung parallel jadi jumlah total seluruh modul yang digunakan dalam sistem ini sebanyak (2 x 40) = 80 Modul solar cell dengan kemampuan daya maksimum per modul sebesar 170 Wp, sehingga modul solar cell (PV) memberikan daya maksimum ke beban sebesar 80 x 170 Wp =
21 Wp. Seperti terlihat pada Gambar 3.14 dibawah ini.( detail layout dan proposed solar cell terlihat pada lampiran 2) Gambar 3.14 Proposed Modul Solar cell yang digunakan Baterai. Sesuai dengan hasil perhitungan, Kapasitas baterai yang dibutuhkan sebesar 3873 Ah, jadi kapasitas baterai yang digunakan sesuai dengan produk baterai merk BAE di pasaran adalah 2000 Ah, dengan Tegangan 2V (data spesifikasi pada lampiran 3). karena tegangan sistem yang digunakan adalah 48V, maka baterai yang digunakan sebanyak 48 buah, dipasang secara seri sebanyak 24 buah. Dan di pasang secara parallel 2 Bank system 48 Volt. Jadi total kapasitasnya menjadi 4000 Ah. Dapat dilihat pada gambar 3.15 di bawah ini.
22 81 Gambar 3.15 Menunjukkan Baterai yang digunakan Battery Charger Regulator (BCR) / Controller. Battery Charger Regulator (BCR) mempunyai dua fungsi utama. Fungsi pertama sebagai titik pusat sambungan ke beban, modul sel surya dan baterai. Fungsi kedua adalah sebagai pengatur sistem agar penggunaan daya listriknya aman dan efektif, sehingga semua komponen-komponen sistem aman dari perubahan level tegangan. BCR yang digunakan adalah merk Apollo T-80HVdengan kapasitas 80 A per modul yang di jual dipasaran (data spesifikasi teknis dapat dilihat pada lampiran 4), sehingga untuk memenuhi besarnya arus yang dibutuhkan sebesar 284 A, maka modul controller yang di pasang sebanyak : 284 A / 80 A = 3,55 A jadi modul controller yang dipasang sebanyak 4 Buah,Tegangan masukan DC 48V, seperti terlihat pada gambar 3.16 di bawah ini.
23 82 Gambar 3.16 menunnjukkan BCR/ Controller & Junction Box yang digunakan Inverter Inverter berfungsi untuk merubah arus dan tegangan listrik DC (Direct Current) yang dihasilkan Array PV menjadi arus dan tegangan listrik AC (Alternating Current). Inverter yang digunakan adalah inverter merk STECA dengan kapasitas 2A, daya 400 VA Tegangan masukan DC 48V, dan Tegangan keluaran AC 220V. seperti terlihat pada gambar 3.17 di bawah ini (data spesifikasi teknis pada lampiran 5) Gambar 3.17 Menunnjukkan Inverter yang digunakan
24 Kontinuitas sistem PLTS Kapasitas masing-masing komponen sistem PLTS telah diperhitungkan pada pembahasan sebelumnya. Apabila setiap komponen yang terpasang telah memenuhi spesifikasi dalam perhitungan, maka kontinuitas sistem PLTS untuk BTS makrosel Telkomsel dapat terpenuhi. Pada Tabel 3.7 perbandingan antara kapasitas masing-masing komponen dalam perhitungan dan kapasitas yang terpasang pada sistem PLTS untuk BTS Makrosel Telkomsel. Tabel 3.7 Perbandingan kapasitas terpasang dan terhitung. Kapasitas yang Kapasitas yang terpasang Peralatan PLTS ditentukan Modul Sel Surya Wp Wp (80 x 170 Wp) Baterai 3873 Ah 4000 Ah BCR 284 A 320 A Inverter 0,7 A 2 A Dari tabel 3.7 masing-masing peralatan sistem PLTS untuk BTS makrosel Telkomsel telah memenuhi persyaratan, sehingga kontinuitas sistem PLTS untuk BTS Makrosel Telkomsel dapat terjamin. 3.5 Analisis kapasitas PLTS berdasarkan Tingkat Insolasi Matahari Beban yang mampu disuplai. Perancangan sistem PLTS yang direncanakan,sistem PLTS mampu mensuplai listrik 100% dari beban total selama satu hari, yang disesuaikan kapasitas modul PLTS, dan dari pengambilan data insolasi terendah yaitu 4,00, maka kapasitas modul surya dapat mensuplai beban sebesar W ( hasil perhitungan kapasitas modul surya dengan menggunakan data insolasi terendah ). Kapasitas modul surya yang didapat tersebut berkaitan dengan pengambilan data insolasi matahari, merupakan data insolasi yang terendah. Apabila yang diambil data insolasi yang tertinggi dan
25 84 kapasitas modul tetap sebesar W, maka besar beban yang dapat disuplai akan berbeda. Berikut akan dianalisa apabila data insolasi matahari yang diambil adalah yang tertinggi, yaitu 5,47 (berdasarkan data NASA pada lampiran 6), maka besar beban yang dapat disuplai dapat diketahui yaitu sebesar : Kapasitas Daya Modul Surya x Insolasi matahari E T = Faktor Penyesuaian x 5,47 = 1,1 = Wh E = E A + Rugi-rugi sistem = E A + ( 15% x E A ) Maka, E A = E T / 1,15 = Wh / 1,15 = Wh E A = % x E B % = E A / E B = Wh / Wh x 100% = 136 % Energi beban yang dapat disuplai sistem PLTS dengan data insolasi matahari yang tertinggi adalah sebesar 136% dari energi keseluruhan Energi yang dihasilkan Modul Salah satu faktor yang dapat menentukan daya keluaran modul surya adalah tingkat insolasi matahari yang diterima oleh Modul. Hasil keluaran (output) maksimum dari modul surya dapat ditentukan.
26 85 Rating modul surya berdasarkan kapasitas modul yang terpasang adalah Watt. Berikut ini akan dianalisa energi yang dihasilkan oleh modul surya berkaitan dengan data insolasi matahari yang terendah dan yang tertinggi. Apabila data yang digunakan adalah data insolasi matahari yang terendah, yaitu 4,00 maka energi yang dihasilkan modul dapat dihitung sebagai berikut : Eout = Ei x insolasi Matahari = W x 4,00 = Wh Energi yang dihasilkan modul adalah Wh. Apabila data yang digunakan adalah data insolasi matahari yang tertinggi, yaitu 5,47 Maka energi yang dihasilkan modul dapat dihitung sebagai berikut : Eout = Ei x insolasi Matahari = W x 5,47 = Wh Energi yang dihasilkan modul adalah Wh Perbandingan berdasarkan tingkat Insolasi matahari Pada Tabel 3.4. dapat dilihat perbandingan antara besar beban yang mampu disuplai oleh PLTS dan energi yang dihasilkan oleh modul berdasarkan tingkat insolasi matahari yang terendah dan tingkat insolasi matahari yang tertinggi. Semakin tinggi tingkat insolasi matahari, maka beban yang mampu disuplai PLTS dan energi yang dihasilkan modul surya akan lebih besar.
27 86 Tabel 3.8 Perbandingan tingkat insolasi matahari terendah dan tertinggi. Tingkat Insolasi Terendah 4,00 Tingkat insolasi Tertinggi 5,47 Beban yang mampu di suplai PLTS 100% 136% Energi yang dihasilkan Modul Surya Wh Wh. 3.6 Perancangan Rangka Support Dudukan Solar Cell Dalam membuat rangka support dudukan solar cell ada beberapa hal yang harus di ketahui adalah dimensi Modul solar cell yang digunakan, jumlah modul surya yang digunakan, dan Luas Lahan yang tersedia sehingga Rangka support dudukan solar cell dapat disesuaikan dengan kondisi yang ada. Seperti terlihat pada Gambar 3.18a-e dibawah ini. Gambar 3.18a desain Pondasi rangka support solar cell
28 87 Gambar 3.18b desain rangka support solar cell Tampak atas Gambar 3.18c desain rangka support solar cell Tampak samping
29 88 Gambar 3.18d desain rangka support solar cell Tampak Depan Gambar 3.18e Proposed Layout penempatan solar cell
30 Perancangan Rumah Baterai Rumah baterai dibuat sebagai tempat penempatan Baterai agar terhindar dari hujan, panas dan pengaruh dari lingkungan luar yang dapat merusak baterai tersebut. Seperti terlihat pada gambar 3.19a-b di bawah ini. Gambar 3.19a Desain Rumah Baterai tampak samping dan Atas
31 Gambar 3.19b Desain Rumah Baterai tampak Depan dan Belakang 90
STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN
STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN I.W.G.A Anggara 1, I.N.S. Kumara 2, I.A.D Giriantari 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM HIBRID PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN JALA-JALA LISTRIK PLN UNTUK RUMAH PEDESAAN
PERANCANGAN SISTEM HIBRID PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN JALA-JALA LISTRIK PLN UNTUK RUMAH PEDESAAN Ahmad Munawar* Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro - Fakultas Teknik Elektro Universitas Negeri
Lebih terperinciDASAR TEORI. Kata kunci: grid connection, hybrid, sistem photovoltaic, gardu induk. I. PENDAHULUAN
PERANCANGAN HYBRID SISTEM PHOTOVOLTAIC DI GARDU INDUK BLIMBING-MALANG Irwan Yulistiono 1, Teguh Utomo, Ir., MT. 2, Unggul Wibawa, Ir., M.Sc. 3 ¹Mahasiswa Teknik Elektro, ² ³Dosen Teknik Elektro, Universitas
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM HIBRID PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN JALA-JALA LISTRIK PLN UNTUK RUMAH PERKOTAAN
PERANCANGAN SISTEM HIBRID PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN JALA-JALA LISTRIK PLN UNTUK RUMAH PERKOTAAN Liem Ek Bien, Ishak Kasim & Wahyu Wibowo* Dosen-Dosen Jurusan Teknik Elektro - Fakultas Teknologi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini meliputi waktu dan tempat penelitian, alat dan bahan, rancangan alat, metode penelitian, dan prosedur penelitian. Pada prosedur penelitian akan dilakukan beberapa
Lebih terperinciDESAIN SISTIM ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK LABORATORIUM LISTRIK DASAR
97, Inovtek, Volume 3, Nomor 1, Juni 2013, hlm. 97-24 DESAIN SISTIM ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK LABORATORIUM LISTRIK DASAR Zainal Abidin, Johny Custer Jurusan Teknik Elektro Politeknik
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI DAN PERENCANAAN RANCANG BANGUN SOLAR TRACKER
BAB III DESKRIPSI DAN PERENCANAAN RANCANG BANGUN SOLAR TRACKER 3.1 Deskripsi Plant Sistem solar tracker yang penulis buat adalah sistem yang bertujuan untuk mengoptimalkan penyerapan cahaya matahari pada
Lebih terperinciMateri Sesi Info Listrik Tenaga Surya. Politeknik Negeri Malang, Sabtu 12 November 2016 Presenter: Azhar Kamal
Materi Sesi Info Listrik Tenaga Surya Politeknik Negeri Malang, Sabtu 12 November 2016 Presenter: Azhar Kamal Pengantar Presentasi ini dipersiapkan oleh Azhar Kamal untuk acara Sesi Info Listrik Tenaga
Lebih terperinciSistem PLTS Off Grid Komunal
PT. REKASURYA PRIMA DAYA Jl. Terusan Jakarta, Komp Ruko Puri Dago no 342 kav.31, Arcamanik, Bandung 022-205-222-79 Sistem PLTS Off Grid Komunal PREPARED FOR: CREATED VALID UNTIL 2 2 mengapa menggunakan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN KOMBINASI SOLAR HOME SYSTEM DENGAN LISTRIK PLN
SUPLY PLN SHS MCB 2 MCB 1 BEBAN Gambar 3.10 Panel daya (kombinasi solar home system dengan listrik PLN) BAB IV ANALISA DAN KOMBINASI SOLAR HOME SYSTEM DENGAN LISTRIK PLN 4.1 ANALISA SOLAR HOME SYSTEM Analisa
Lebih terperinciSistem PLTS OffGrid. TMLEnergy. TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat. TMLEnergy. We can make a better world together CREATED
TMLEnergy TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat Jl Soekarno Hatta no. W: 541 www.tmlenergy.co.id C, Bandung, Jawa Barat W: www.tmlenergy.co.id E: marketing@tmlenergy.co.id E: marketing@tmlenergy.co.id
Lebih terperinciBAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG
BAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG 3.1 RANGKAIAN SOLAR HOME SISTEM Secara umum sistem pemabangkit daya listrik fotovoltaik dapat dibedakan atas 2 (dua) jenis[2]: a. Sistem langsung, yaitu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitianinimenggunakanmetodeeksperimendanlokasipenelitianberte mpat di LAB Listrik Tenaga jurusanpendidikanteknikelektro, FPTK UPI.Adapunlangkah langkahpenelitian
Lebih terperinciPERANCANGAN STAND ALONE PV SYSTEM DENGAN MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) MENGGUNAKAN METODE MODIFIED HILL CLIMBING
PERANCANGAN STAND ALONE PV SYSTEM DENGAN MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) MENGGUNAKAN METODE MODIFIED HILL CLIMBING Oleh : FARHAN APRIAN NRP. 2207 100 629 Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Mochamad Ashari,
Lebih terperinciUNJUK KERJA PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK TENAGA MATAHARI PADA JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH Itmi Hidayat Kurniawan 1*, Latiful Hayat 2 1,2
UNJUK KERJA PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK TENAGA MATAHARI PADA JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH Itmi Hidayat Kurniawan 1*, Latiful Hayat 2 1,2 Prodi Teknik Elekro, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciUji Karakteristik Sel Surya pada Sistem 24 Volt DC sebagai Catudaya pada Sistem Pembangkit Tenaga Hybrid
208 Satwiko S / Uji Karakteristik Sel Surya Pada Sistem 24 Volt Dc Sebagai Catudaya Pada Sistem Pembangkit Tenaga Uji Karakteristik Sel Surya pada Sistem 24 Volt DC sebagai Catudaya pada Sistem Pembangkit
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Metode penelitian memuat informasi mengenai tempat dan waktu penelitian, metode pengumpulan data, jenis data yang dikumpulkan, tahapan penelitian, studi literatur
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI PENGGUNAAN PANEL SURYA (SOLAR CELL) SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK ALTERNATIF UNTUK POMPA AKUARIUM DAN PEMBERI MAKAN OTOMATIS
NASKAH PUBLIKASI PENGGUNAAN PANEL SURYA (SOLAR CELL) SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK ALTERNATIF UNTUK POMPA AKUARIUM DAN PEMBERI MAKAN OTOMATIS TUGAS AKHIR Disusun untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi
Lebih terperinciJurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: STUDI PENGARUH PENGGUNAAN BATERAI PADA KARAKTERISTIK PEMBANGKITAN DAYA SOLAR CELL 50 WP
Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: 2355-3553 STUDI PENGARUH PENGGUNAAN BATERAI PADA KARAKTERISTIK PEMBANGKITAN DAYA SOLAR CELL 50 WP Ambo Intang Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Tamansiswa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangkit-pembangkit tenaga listrik yang ada saat ini sebagian besar masih mengandalkan kepada sumber energi yang tidak terbarukan dalam arti untuk mendapatkannya
Lebih terperinciMuhamad Fahri Iskandar Teknik Mesin Dr. RR. Sri Poernomo Sari, ST., MT
ANALISIS INTENSITAS CAHAYA MATAHARI DENGAN SUDUT KEMIRINGAN PANEL SURYA PADA SOLAR WATER PUMP Muhamad Fahri Iskandar 24411654 Teknik Mesin Dr. RR. Sri Poernomo Sari, ST., MT Latar Belakang Konversi energi
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEL SURYA UNTUK KONSUMEN RUMAH TANGGA DENGAN BEBAN DC SECARA PARALEL TERHADAP LISTRIK PLN
NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEL SURYA UNTUK KONSUMEN RUMAH TANGGA DENGAN BEBAN DC SECARA PARALEL TERHADAP LISTRIK PLN Diajukan Oleh: ABDUR ROZAQ D 400 100 051 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIK DI DUSUN GUNUNG BATU DESA TANGKIL KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR
PERANCANGAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIK DI DUSUN GUNUNG BATU DESA TANGKIL KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR Oleh, Budi Mulyawan 1), H. Didik Notosudjono 2), Evyta Wismiana 3)
Lebih terperinciOleh : Aries Pratama Kurniawan Dosen Pembimbing : Prof. Dr.Ir. Mochamad Ashari, M.Eng Vita Lystianingrum ST., M.Sc
OPTIMALISASI SEL SURYA MENGGUNAKAN MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) SEBAGAI CATU DAYA BASE TRANSCEIVER STATION (BTS) Oleh : Aries Pratama Kurniawan 2206 100 114 Dosen Pembimbing : Prof. Dr.Ir. Mochamad
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN MINI REFRIGERATOR THERMOELEKTRIK TENAGA SURYA. Pada perancangan ini akan di buat pendingin mini yang menggunakan sel
BAB III PERANCANGAN MINI REFRIGERATOR THERMOELEKTRIK TENAGA SURYA 3.1 Tujuan Perancangan Pada perancangan ini akan di buat pendingin mini yang menggunakan sel surya sebagai energy tenaga surya. Untuk mempermudah
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM MONITORING DAN OPTIMASI BERBASIS LABVIEW PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DAN ANGIN. Irwan Fachrurrozi
1 PERANCANGAN SISTEM MONITORING DAN OPTIMASI BERBASIS LABVIEW PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DAN ANGIN Irwan Fachrurrozi 2206100084 Jurusan Teknik Elektro FTI, Istitut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciPenyusun: Tim Laboratorium Energi
Penyusun: Tim Laboratorium Energi Prodi D-IV Teknik Otomasi Listrik Industri Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Jakarta-Tahun 2013 DAFTAR ISI BAB Pokok Bahasan Halaman 1 Pengujian Pembangkit Listrik
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL...
iv DAFTAR ISI ABSTRAK... Error! KATA PENGANTAR... Error! DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii BAB I PENDAHULUAN... Error! 1.1 Latar Belakang... Error! 1.2 Rumusan Masalah... Error!
Lebih terperinciP R O P O S A L. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), LPG Generator System
P R O P O S A L CV. SURYA SUMUNAR adalah perusahaan swasta yang bergerak dibidang pengadaan dan penjualan energi listrik dengan menggunakan tenaga surya (matahari) sebagai sumber energi utamanya. Kami
Lebih terperinciPerancangan dan Realisasi Kebutuhan Kapasitas Baterai untuk Beban Pompa Air 125 Watt Menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Juli 2015 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.3 No.2 Perancangan dan Realisasi Kebutuhan Kapasitas Baterai untuk Beban Pompa Air 125 Watt
Lebih terperinciPERENCANAAN PERKAMPUNGAN SURYA (SOLAR RURAL) 20 kwp SISTEM SENTRALISASI DI KABUPATEN BENGKALIS
PERENCANAAN PERKAMPUNGAN SURYA (SOLAR RURAL) 20 kwp SISTEM SENTRALISASI DI KABUPATEN BENGKALIS Zulkifli Teknik Mesin Politeknik Bengkalis Jl. Batin Alam Sei-Alam, Bengkalis -Riau zulkifli@polbeng.ac.id
Lebih terperinciProf.Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng. Vita Lystianingrum B.P, ST., M.Sc.
Sistem MPPT Untuk PV dan Inverter Tiga Fasa yang Terhubung Jala-Jala Menggunakan Voltage-Oriented Control Andi Novian L. 2210 106 027 Dosen Pembimbing : Prof.Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng. Vita Lystianingrum
Lebih terperinci5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Rangkaian Elektronik Lampu Navigasi Energi Surya Rangkaian elektronik lampu navigasi energi surya mempunyai tiga komponen utama, yaitu input, storage, dan output. Komponen input
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboraturium Daya dan Alat Mesin Pertanian (Lab
18 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboraturium Daya dan Alat Mesin Pertanian (Lab DAMP) Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung
Lebih terperinciAPLIKASI SEL SURYA SEBAGAI ENERGI LAMPU SUAR TANDA PELABUHAN
103, Inovtek, Volume 3, Nomor 1, Juni 2013, hlm. 103-24 APLIKASI SEL SURYA SEBAGAI ENERGI LAMPU SUAR TANDA PELABUHAN Khairuddin Syah, Stephan, Jefri Lianda Jurusan Teknik Elekro Politeknik Negeri Bengkalis
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan PENDAHULUAN
Rancang Bangun Sistem Kontrol dan Monitoring Sel Surya dengan Raspberry Pi Berbasis Web Sebagai Sarana Pembelajaran di Akademi Teknik dan Penerbangan Surabaya Hartono Indah Masluchah Program Studi Diploma
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN DAN DED PLTS KOMUNAL DI KABUPATEN SIGI
JIMT Vol. 13 No. 1 Juni 2016 (Hal. 108 117) Jurnal Ilmiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X STUDI KELAYAKAN DAN DED PLTS KOMUNAL DI KABUPATEN SIGI Maryantho Masarrang 1 1 Fakultas Teknik, Jurusan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PANEL SURYA PADA LAMPU LALU LINTAS YANG DITERAPKAN DI SIMPANG LEGENDA MALAKA BATAM
IMPLEMENTASI PANEL SURYA PADA LAMPU LALU LINTAS YANG DITERAPKAN DI SIMPANG LEGENDA MALAKA BATAM Firman Agung Darma Kesuma, Moh.Mujahidin.,ST,MT Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Maritim
Lebih terperinciPEMANFAATAN SEL SURYA DAN LAMPU LED UNTUK PERUMAHAN
PEMANFAATAN SEL SURYA DAN LAMPU LED UNTUK PERUMAHAN Jatmiko, Hasyim Asy ari, Mahir Purnama Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan meningkatnya kebutuhan akan energi listrik yang terus meningkat dan semakin menipisnya cadangan minyak bumi maka dibutuhkan pula sumber-sumber energi listrik
Lebih terperinciPerencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Secara Mandiri Untuk Rumah Tinggal
Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Secara Mandiri Untuk Rumah Tinggal Sandro Putra 1) ; Ch. Rangkuti 2) 1), 2) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti E-mail: xsandroputra@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai analisa yang akan dibutuhkan dalam pembuatan perangkat lunak sistem uji pembangkit listrik tenaga surya. Komponen-komponen
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI TERBARUKAN DAN MODEL JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH
16 BAB 3 PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI TERBARUKAN DAN MODEL JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH Model jaringan listrik mikro arus searah dirancang menggunakan dua pembangkit energi terbarukan, yaitu
Lebih terperinciDiajukan untuk memenuh salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro OLEH :
PERENCANAAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DAN TAMAN DI AREAL KAMPUS USU DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TENAGA SURYA (APLIKASI PENDOPO DAN LAPANGAN PARKIR) Diajukan untuk memenuh salah satu persyaratan dalam
Lebih terperinciANALISIS TEKNIK DAN EKONOMI POWER HIBRIDA (PHOTOVOLTAIC-PLN) DI JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK BRAWIJAYA MALANG
ANALISIS TEKNIK DAN EKONOMI POWER HIBRIDA (PHOTOVOLTAIC-PLN) DI JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK BRAWIJAYA MALANG Liky Saputra Mulia¹, Ir. Mahfud Shidiq, MT.², Ir. Soeprapto, MT.³ ¹Mahasiswa Teknik Elektro,
Lebih terperinciLAMPIRAN. dan paralel, kapasitas setiap panel 100 Wp. Harga untuk setiap 15 kwp
LAMPIRAN Komponen PLTH Grup Barat A. Panel Surya Panel surya yang berada di PLTH tediri dari 150 unit yang tersusun seri dan paralel, kapasitas setiap panel 100 Wp. Harga untuk setiap 15 kwp adalah$15.540,
Lebih terperinciPENGUJIAN PANEL FOTOVOLTAIK DENGAN VARIASI SUDUT KEMIRINGAN
PENGUJIAN PANEL FOTOVOLTAIK DENGAN VARIASI SUDUT KEMIRINGAN Dohardo P.H. Simanullang 1, Azriyenni Azhari Zakri 2 1 TeknikElektro S1, FakultasTeknik, Universitas Riau 2 Dosen JurusanTeknik Elektro, FakultasTeknik,
Lebih terperinciPANEL SURYA dan APLIKASINYA
PANEL SURYA dan APLIKASINYA Suplai energi surya dari sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi sebenarnya sangat luar biasa besarnya yaitu mencapai 3 x 10 24 joule pertahun. Jumlah energi sebesar
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS Perancangan Sistem Pembangkit Listrik Sepeda Hybrid Berbasis Tenaga Pedal dan Tenaga Surya
BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Perancangan Sistem Pembangkit Listrik Sepeda Hybrid Berbasis Tenaga Pedal dan Tenaga Surya 4.1.1. Analisis Radiasi Matahari Analisis dilakukan dengan menggunakan data yang
Lebih terperinciDESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAIC-BATERAI MENGGUNAKAN BI-DIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ
G.17 DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAICBATERAI MENGGUNAKAN BIDIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ Soedibyo 1*, Dwiana Hendrawati 2 1 Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciSTUDI KOMPARASI MPPT ANTARA SOLAR CONTROLLER MPPT M10-20A DENGAN MPPT TIPE INCREMENTAL CONDUCTANCE SEBAGAI CHARGER CONTROLLER LAPORAN TUGAS AKHIR
STUDI KOMPARASI MPPT ANTARA SOLAR CONTROLLER MPPT M10-20A DENGAN MPPT TIPE INCREMENTAL CONDUCTANCE SEBAGAI CHARGER CONTROLLER LAPORAN TUGAS AKHIR Oleh : JUSAK SETIADI PURWANTO 09.50.0029 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk energi yang lain. Saat ini kebutuhan energi, khususnya energi listrik terus meningkat dengan pesat,
Lebih terperinciABSTRAK. Kata-kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan
Rancang Bangun Sistem Kontrol dan Monitoring Solar Cell Dengan Raspberry Pi Berbasis Web Sebagai Sarana Pembelajaran di Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan Surabaya Prasetyo Iswahyudi Indah Masluchah
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Blok Diagram Alat Blok Diagram alat merupakan salah satu hal terpenting dalam perencanaan alat, karena dari blok diagram inilah dapat diketahui cara kerja rangkaian secara
Lebih terperinciLatar Belakang dan Permasalahan!
Latar Belakang dan Permasalahan!! Sumber energi terbarukan sangat bergantung pada input yang fluktuatif sehingga perilaku sistem tersebut tidak mudah diprediksi!! Profil output PV dan Load yang jauh berbeda
Lebih terperinciPERHITUNGAN EFISIENSI POMPA SENTRIFUGAL PADA SOLAR WATER PUMP
SKRIPSI / TUGAS AKHIR PERHITUNGAN EFISIENSI POMPA SENTRIFUGAL PADA SOLAR WATER PUMP HOTBER MANGANTAR (23411404) JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI Latar Belakang Perkembangan berjalan dengan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Pada peneliatian ini langkah-langkah yang dilakukan mengacu pada diagram alir di bawah ini: Mulai Persiapan Alat dan Bahan Menentukan Sudut Deklinasi,
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR RECTIFIER
BAB II TEORI DASAR RECTIFIER 2.1 Teori Umum Penyearah (Rectifier) adalah alat yang digunakan untuk mengubah sumber arus bolak-balik (Alternating Curent) menjadi sinyal sumber arus searah (Direct Curent).
Lebih terperinciAnalisis Performa Modul Solar Cell Dengan Penambahan Reflector Cermin Datar
Analisis Performa Modul Solar Cell Dengan Penambahan Reflector Cermin Datar Made Sucipta1,a*, Faizal Ahmad2,b dan Ketut Astawa3,c 1,2,3 Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Udayana,
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK MENINGKATKAN DAYA KELUARAN
Studi Eksperimental Pengaruh Sudut Kemiringan... (Nabilah dkk.) STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK MENINGKATKAN DAYA KELUARAN Inas Nabilah
Lebih terperinciINTENSITAS CAHAYA MATAHARI TERHADAP DAYA KELUARAN PANEL SEL SURYA
INTENSITAS CAHAYA MATAHARI TERHADAP DAYA KELUARAN PANEL SEL SURYA Hasyim Asy ari 1, Jatmiko 2, Angga 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol
Lebih terperinciSOLUSI KOMUNIKASI BERTENAGA MATAHARI Aplikasi Fotovoltaik Pada Base Transceiver Station
SOLUSI KOMUNIKASI BERTENAGA MATAHARI Aplikasi Fotovoltaik Pada Base Transceiver Station Nelly Malik Lande Balai Besar Teknologi Energi-Bppt Kawasan Puspiptek Gd.620-622 Cisauk-Tangerang 15314 Banten Indonesia
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PENERAPAN
BAB III PERANCANGAN DAN PENERAPAN 3.1 Perancangan Sistem Perancangan pada tugas akhir ini dilakukan untuk memberikan solusi atas permasalahan yang ada di lapangan. Permasalahan yang ada adalah pihak costumer
Lebih terperinciAbstrak 1. PENDAHULUAN
PERANCANGAN DAN APLIKASI PEMBANGKIT LISTRIK HYBRIDA ENERGI SURYA DAN ENERGI BIOGAS DI KAMPUNG HAUR GEMBONG KAB. SUMEDANG Nasrun Hariyanto, MT Jurusan Teknik Elektro Konsentrasi Teknik Energi Elektrik Institut
Lebih terperinciRANCANG SUPPLY K LISTRIK JURUSAN MEDAN AKHIR. Oleh : FABER HENDRA FRISKA VOREZKY
RANCANG BANGUN PLTS UNTUK SUPPLY TEKS BERJALAN ( RUNNING TEXTT ) DI DEPAN BENGKEL TEKNIK K LISTRIK LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Syarat untuk Menyelesaikann Pendidikan Program Diploma II II Oleh
Lebih terperinciENERGI TERBARUKAN DENGAN MEMANFAATKAN SINAR MATAHARI UNTUK PENYIRAMAN KEBUN SALAK. Subandi 1, Slamet Hani 2
ENERGI TERBARUKAN DENGAN MEMANFAATKAN SINAR MATAHARI UNTUK PENYIRAMAN KEBUN SALAK Subandi 1, Slamet Hani 2 1,2 Jurusan Teknik Elektro Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Kampus ISTA Jl. Kalisahak
Lebih terperinciKata Kunci : Solar Cell, Modul Surya, Baterai Charger, Controller, Lampu LED, Lampu Penerangan Jalan Umum. 1. Pendahuluan. 2.
PERENCANAAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DAN TAMAN DI AREAL KAMPUS USU DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TENAGA SURYA (APLIKASI DI AREAL PENDOPO DAN LAPANGAN PARKIR) Donny T B Sihombing, Ir. Surya Tarmizi Kasim
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN PENGUJIAN PANEL SURYA
61 BAB IV PERHITUNGAN DAN PENGUJIAN PANEL SURYA Sebuah sel PV terhubung dengan sel lain membentuk sebuah modul PV dan beberapa modul PV digabungkan membentuk sebuah satu kesatuan (array) PV, seperti terlihat
Lebih terperinciPelatihan Sistem PLTS Maret 2015 PELATIHAN SISTEM PLTS INVERTER DAN JARINGAN DISTRIBUSI. Rabu, 25 Maret Oleh: Nelly Malik Lande
PELATIHAN SISTEM PLTS INVERTER DAN JARINGAN DISTRIBUSI Rabu, 25 Maret 2015 Oleh: Nelly Malik Lande POKOK BAHASAN TUJUAN DAN SASARAN PENDAHULUAN PENGERTIAN, PRINSIP KERJA, JENIS-JENIS INVERTER TEKNOLOGI
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Spesifikasi Baterai Berikut ini merupakan spesifikasi dari baterai yang digunakan: Merk: MF Jenis Konstruksi: Valve Regulated Lead Acid (VRLA)
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.. Spesifikasi Sistem 4... Spesifikasi Panel Surya Model type: SPU-50P Cell technology: Poly-Si I sc (short circuit current) = 3.7 A V oc (open circuit voltage) = 2 V FF (fill
Lebih terperinciPENGUJIAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER DAYA LISTRIK KOMBINASI DARI SOLAR PANEL DAN TURBIN SAVONIUS
PENGUJIAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER DAYA LISTRIK KOMBINASI DARI SOLAR PANEL DAN TURBIN SAVONIUS Sefta Risdiara 1), Chalilillah Rangkuti 2) 1 2) Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Lebih terperinciPERANCANGAN ALAT PENYEMPROT HAMA TANAMAN TIPE KNAPSACK BERBASIS SOLAR PANEL 20 WP
PERANCANGAN ALAT PENYEMPROT HAMA TANAMAN TIPE KNAPSACK BERBASIS SOLAR PANEL 20 WP Efrizal, Johan Sainima Program Studi Teknik mesin, Fakultas teknik, Universitas Muhammadiyah Tangerang, Jl. Perintis Kemerdekaan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI EVALUASI PENGGUNAAN SEL SURYA DAN INTENSITAS CAHAYA MATAHARI PADA AREA GEDUNG K.H. MAS MANSYUR SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI EVALUASI PENGGUNAAN SEL SURYA DAN INTENSITAS CAHAYA MATAHARI PADA AREA GEDUNG K.H. MAS MANSYUR SURAKARTA Diajukan oleh : ANGGA AGUNG PRIHARTOMO D 400 060 067 JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek PROSES PENYIMPANAN ENERGI PADA PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO-UNDIP
Makalah Seminar Kerja Praktek PROSES PENYIMPANAN ENERGI PADA PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO-UNDIP Mira Erviana 1, Dr.Ir. Joko Windarto, M.T 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciJurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
STUDI EVALUASI KINERJA PLTH Surya-Genset PADA BTS(Base Transceiver Station) PT. Telkomsel DI KECAMATAN LEMBAH BAWANG KABUPATEN BENGKAYANG Tri Susanto D01107018 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 ALAT PRAKTIKUM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 ALAT PRAKTIKUM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA Sesuai pembahasan pada bab sebelumnya, dan dengan mengikuti tahapantahapan yang telah dicantumkan hasil akhir alat yang di
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN SOLAR CHARGER CONTROLER TERHADAP STABILITAS SOLAR CELL SEBAGAI PENSUPLAY POMPA AIR PADA KEBUN SALAK DIMUSIM KEMARAU
Pengaruh Penggunaan Solar Charger Controler... (Suyanto) PENGARUH PENGGUNAAN SOLAR CHARGER CONTROLER TERHADAP STABILITAS SOLAR CELL SEBAGAI PENSUPLAY POMPA AIR PADA KEBUN SALAK DIMUSIM KEMARAU Muhammad
Lebih terperinciRANCANG BANGUN LAMPU PENERANGAN UMUM DENGAN SUMBER ENERGI MATAHARI DI DAERAH LOKASI PENGUNGSIAN GUNUNG SINABUNG
RANCANG BANGUN LAMPU PENERANGAN UMUM DENGAN SUMBER ENERGI MATAHARI DI DAERAH LOKASI PENGUNGSIAN GUNUNG SINABUNG LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Menyelesaikan Program Diploma
Lebih terperinciBAB IV SIMULASI 4.1 Simulasi dengan Homer Software Pembangkit Listrik Solar Panel
BAB IV SIMULASI Pada bab ini simulasi serta analisa dilakukan melihat penghematan yang ada akibat penerapan sistem pembangkit listrik energi matahari untuk rumah penduduk ini. Simulasi dilakukan dengan
Lebih terperinciANALISIS KARAKTERISTIK ELECTRICAL MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA SKALA LABORATORIUM
ANALISIS KARAKTERISTIK ELECTRICAL MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA SKALA LABORATORIUM M Denny Surindra Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Polines Jl.Prof. H. Sudartho, SH, Semarang
Lebih terperinciPaul Togan Advisor I : Advisor II :
Perencanaan Sistem Penyimpanan Energi dengan Menggunakan Battery pada Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) di Desa Ketapang, Kabupaten Lombok Timur, NTB Paul Togan 2205100061 Advisor I : Prof. Ir.
Lebih terperinciMANAJEMEN ENERGI HIBRID BIOGAS DAN ENERGI SURYA PADA SUPLAI TENAGA LISTRIK INDUSTRI PETERNAKAN
MANAJEMEN ENERGI HIBRID BIOGAS DAN ENERGI SURYA PADA SUPLAI TENAGA LISTRIK INDUSTRI PETERNAKAN Zainal Abidin Program Studi Teknik Elektro, Universitas Islam Lamongan, Jawa Timur inal9474@gmail.com ABSTRACT
Lebih terperinciANALISA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA PULAU BALANG LOMPO
Analisa Pembangkit Listrik Tenaga Surya Pulau Balang Lompo... Abdul Hafid, dkk ANALISA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA PULAU BALANG LOMPO Abdul Hafid 1, Zainal Abidin 2, Saddam Husain 2, Rahmat Umar 3
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM MONITORING BEBAN DAN INDIKATOR GANGGUAN PADA RUMAH MANDIRI BERBASIS MIKROKONTROLLER
Rancang Bangun Sistem Monitoring Beban dan Indikator RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING BEBAN DAN INDIKATOR GANGGUAN PADA RUMAH MANDIRI BERBASIS MIKROKONTROLLER Donny Prasetyo Santoso 1*,Indhana Sudiharto.
Lebih terperinciPerancangan Sistem Propulsi Fishing Boat 8M Displacement Dengan Solar Cell Sebagai Energi Alternatif
Perancangan Sistem Propulsi Fishing Boat 8M Displacement Dengan Solar Cell Sebagai Energi Alternatif Oleh : Nama : Mukty Baktiar Nrp : 4211105006 Jurusan : Teknik Sistem Perkapalan BAB I PENDAHULUAN 1.1
Lebih terperinciPenerapan Teknologi Sel Surya dan Turbin Angin Untuk Meningkatkan Efisiensi Energi Listrik di Galangan Kapal
Penerapan Teknologi Sel Surya dan Turbin Angin Untuk Meningkatkan Efisiensi Energi Listrik di Galangan Kapal MIZZA FAHRIZA RAHMAN 4107100082 DOSEN PEMBIMBING Ir. TRIWILASWANDIO WP., M.Sc. 19610914 198701
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Sistem hibrida yang memadukan PLTS dengan pembangkit lain saat ini sudah banyak diteliti dan dikembangkan aplikasinya. Berikut adalah tinjauan mutakhir dari
Lebih terperinciPENINGKATAN EFISIENSI MODUL SURYA 50 WP DENGAN PENAMBAHAN REFLEKTOR
PENINGKATAN EFISIENSI MODUL SURYA 50 WP DENGAN PENAMBAHAN REFLEKTOR Muchammad dan Hendri Setiawan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Kampus Undip Tembalang, Semarang 50275, Indonesia
Lebih terperinciRooftop Solar PV System
TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat W : www.tmlenergy.co.id E : marketing@tmlenergy.co.id T : TMLEnergy We can make a better world together PREPARED FOR: Rooftop Solar PV System
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditunjukkan pada Gambar 2.1. Sedangkan, arus dan kurva karakteristik sel. surya ditunjukkan pada Gambar 2.2.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Spesifikasi Sel Surya 2.1.1 Karakteristik Sel Surya Skema sel surya secara sederhana yang terhubung pada tegangan ditunjukkan pada Gambar 2.1. Sedangkan, arus dan kurva karakteristik
Lebih terperinciTugas Makalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Tugas Makalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) DI SUSUN OLEH KELOMPOK IV 1. AHMAD 102504014 2. ACHMAD RIFAI 102504005 3. NURSI 102504022 4. RENRA RIANDA H. 102504034 5. MUKHLIS 092504015 JURUSAN
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PANEL SURYA YANG DITERAPKAN PADA DAERAH TERPENCIL DI RUMAH TINGGAL DI DESA SIBUNTUON, KECAMATAN HABINSARAN
IMPLEMENTASI PANEL SURYA YANG DITERAPKAN PADA DAERAH TERPENCIL DI RUMAH TINGGAL DI DESA SIBUNTUON, KECAMATAN HABINSARAN, Muhammad Mujahidin,ST.,MT, Deny Nusyirwan,ST.,M.Sc Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciPENGARUH FILTER WARNA KUNING TERHADAP EFESIENSI SEL SURYA ABSTRAK
PENGARUH FILTER WARNA KUNING TERHADAP EFESIENSI SEL SURYA ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh filter warna kuning terhadap efesiensi Sel surya. Dalam penelitian ini menggunakan metode
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek SISTEM INSTALASI PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO UNDIP SEMARANG
Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM INSTALASI PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO UNDIP SEMARANG Widianto Stevanus Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Abstrak - Sebagaimana
Lebih terperinciPerancangan Modifikasi Air Conditioner dan Penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebagai Sumber Catu Daya
Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Januari 2015 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.3 No.1 Perancangan Modifikasi Air Conditioner dan Penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Lebih terperinciPENGARUH KEBERSIHAN MODUL SURYA TERHADAP UNJUK KERJA PLTS
E-Journal SPEKTRUM Vol. 2, E-JournalSPEKTRUM PENGARUH KEBERSIHAN MODUL SURYA TERHADAP UNJUK KERJA PLTS P.A. Sujana 1, I.N.S. Kumara 2, I.A.D Giriantari 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciPLTS Terpusat Komunal (Off-grid)
PLTS Terpusat Komunal (Off-grid) Konfigurasi, komponen, dan instalasi Page 1 Topik pembahasan 1. Gambaran umum PLTS off-grid terpusat 2. Konfigurasi PLTS off-grid terpusat: DC coupling AC coupling 3. Komponen
Lebih terperinciII. Tinjauan Pustaka. A. State of the Art Review
Perbandingan Penggunaan Motor DC Dengan AC Sebagai Penggerak Pompa Air Yang Disuplai Oleh Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Agus Teja Ariawan* Tjok. Indra. P, I. W. Arta. Wijaya. Jurusan Teknik
Lebih terperincipusat tata surya pusat peredaran sumber energi untuk kehidupan berkelanjutan menghangatkan bumi dan membentuk iklim
Ari Susanti Restu Mulya Dewa 2310100069 2310100116 pusat peredaran pusat tata surya sumber energi untuk kehidupan berkelanjutan menghangatkan bumi dan membentuk iklim Tanpa matahari, tidak akan ada kehidupan
Lebih terperinci