PEMULIAAN TANAMAN. Oleh: Ir. Wayan Sudarka, M.P. Ir. Sang Made Sarwadana, M.Si. Dr. Ir. I Gde Wijana, M.S. Ir. Ni Made Pradnyawati, M.P.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMULIAAN TANAMAN. Oleh: Ir. Wayan Sudarka, M.P. Ir. Sang Made Sarwadana, M.Si. Dr. Ir. I Gde Wijana, M.S. Ir. Ni Made Pradnyawati, M.P."

Transkripsi

1 PEMULIAAN TANAMAN Oleh: Ir. Wayan Sudarka, M.P. Ir. Sang Made Sarwadana, M.Si. Dr. Ir. I Gde Wijana, M.S. Ir. Ni Made Pradnyawati, M.P. Edisi Revisi PROGRAM STUDI AGRONOMI JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN

2 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa (Sang Hyang Widhi Wasa), sehingga buku ajar ini dapat penulis wujudkan. Buku ajar ini disusun berdasarkan saduran dari beberapa pustaka yang berkaitan dengan Pemuliaan Tanaman. Tujuan penulisan Buku Ajar Pemuliaan Tanaman ini sebagai pegangan mahasiswa untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang pemuliaan tanaman. Penulis menyadari bahwa buku ajar ini masih jauh dari sempurna, karena terbatasnya pengetahuan penulis dan terbatasnya pustaka pendukung, tetapi sudah direvisi. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan keritik yang bersifat membangun demi lebih sempurnanya buku ajar ini. Akhirnya penulis berharap semoga buku ajar ini bermanfaat bagi pembaca, khususnya untuk menambah pengetahuan dalam bidang pemuliaan tanaman. Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan tulisan ini. Denpasar, 5 Februari 2009 Penulis, 2

3 DATAR ISI JUDUL.. i Halaman KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iii I. SEJARAH, PENGERTIAN DAN TUJUAN PEMULIAAN TANAMAN, PERKEMBANGBIAKAN DAN PUSAT GENETIK TANAMAN 1 II. METODE PEMULIAAN TANAMAN 20 III. METODE SELEKSI PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SENDIRI. 29 IV. METODE SELEKSI PEMULIAAN TANAMAN MEYERBUK SILANG 43 V. METODE PEMULIAAN TANAMAN MEMBIAK VEGETATIF.. 71 VI. PEMULIAAN TANAMAN SECARA IN VITRO. 73. VII. PEMULIAAN KETAHANAN TANAMAN TERHADAP CEKAMAN LINGKUNGAN VIII. PEMULIAAN KETAHANAN TANAMAN TERHADAP TERHADAP HAMA DAN PENYAKIT. 101 IX.PEMULIAAN KELAINAN GENETIK DAN SITOGENETIK X PENGGUNAAN METODE STATISTIKA DALAM PEMULIAAN. 157 DAFTAR PUSTAKA

4 I. SEJARAH, PENGERTIAN DAN TUJUAN PEMULIAAN TANAMAN, PERKEMBANGBIAKAN DAN PUSAT GENETIK TANAMAN Ir. Wayan Sudarka, M.P. 1. Pendahuluan Dalam Bab ini dijelaskan tentang sejarah perkembangan pemuliaan tanaman sebelum dan sesudah Mendel. Pekembangan pesat pemuliaan tanaman setelah tahun 1900, serta berkembangnya revolusi hijau sekitar tahun 1960, dengan diketemukannya varietas unggul baru terutama pada jenis seralia dan hortikultura. Dijelaskan pula tentang pengetian dan tujuan pemuliaan tanaman. Pada mulanya kegiatan pemuliaan tanaman merupakan perpaduan seni dan ilmu pengetahuan yang mempelajari bagaimana memperbaiki genotipe tanaman dalam populasi sehingga lebih bermanfaat bagi manusia. Pemuliaan tanaman pada mulanya hanya didasarkan pada seni saja, yaitu pemilihan dalam populasi tanaman didasarkan atas perasaan, keterampilan, kemampuan serta petunjuk yang terlihat pada tanaman. Tanaman yang terpilih selanjutnya dikembangbiakkan untuk dapat memenuhi kebutuhan petani. Pemuliaan tanaman pada akhirnya dikembangkan sebagai suatu teknologi yang merakit keragaman genetik menjadi suatu bentuk yang lebih bermanfaat bagi manusia. Seleksi yang artinya memilih dilakukan pada setiap tahap program pemuliaan, seperti: memilih plasma nutfah yang akan dijadikan tetua, memilih metode pemuliaan yang tepat, memilih genotipe yang akan diuji, memilih metode pengujian yang tepat, dan memilih galur yang akan dilepas sebagai varietas. Dijelaskan pula tentang tujuan pemuliaan tanaman, yang pada perinsipnya adalah: merakit jenis baru yang berdaya hasil tinggi, mengembangkan varietas yang lebih baik untuk lahan pertanian baru (seperti lahan marginal), mengembangkan varietas baru yang tahan terhadap hama dan penyakit, perbaikan kharakter agronomik dan hortikulturik tanaman, dan peningkatan kualitas hasil tanaman Dalam Bab ini juga dijelaskan perkembangbiakan tanaman, pusat genetika tanaman dan pusat penelitian tanaman budidaya. Pembiakan tanaman dibedakan menjadi pembiakan generatif dan vegetatif. Lebih lanjut dijelaskan pusat genetika tanaman 4

5 didasarkan pada hasil penelitian ahli botani Rusia Vavilop ( ), dimana diketemukan aturan atau ketentuan tetentu mengenai penyebaran geografis tanaman di dunia. 2. Sejarah Perkembangan Pemuliaan Tanaman Manusia kebanyakan tergantung kepada tanaman untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bahan makanan dari ternak berupa daging, susu, telor dan lain-lain, untuk memproduksinya juga memerlukan pakan yang sebagian besar berasal dari tanaman. Dalam membudidayakan tanaman petani selalu memerlukan bahan tanam berupa benih. Hasil tanaman yang diusahakan petani akan tergantung pada benih yang ditanam dan cara membudidayakannya. Dari benih yang baik akan memungkinkan petani mendapatkan hasil yang baik pula. Dari sejak jaman dahulu disadari atau tidak, petani telah memilih benih yang baik sebagai bahan tanam, untuk mendapatkan pertumbuhan yang baik serta hasil sebanyak mungkin. Usaha tersebut sebenarnya merupakan kegiatan pemuliaan tanaman, oleh karena itu perkembangannya tidak terlepas dari sejarah perkembangan pertanian. Di samping itu pula sejarah perkembangan pemuliaan tanaman juga sangat terkait dengan sejarah perkembangan genetika dan sitologi. Bangsa Assyrians dan Babylonian pada permulaan tahun 700 sebelum masehi, telah melakukan persilangan buatan pada tanaman sejenis palem. Bangsa Indian Amerika telah melakukan kegiatan pemuliaan tanaman jagung, jauh sebelum Bangsa Kulit Putih datang ke Amerika. Hooke ( ), Grew ( ) dan Malpighi ( ) merupakan pengguna mikrokup untuk pertama kali, dan merupakan pelopor penelitian permulaan dari sel. Millington (1676) mengemukakan fungsi tepung sari, sebagai organ kelamin jantan. Camerarius (1694) untuk pertama kali mendemontrasikan organ seks pada tanaman. Cotton Mather (1716) menemukan persilangan alami pada tanaman jagung. Sejak itu orang mulai melakukan persilangan pada tanaman untuk memperoleh jenis hibrida yang dipelopori oleh: Fairchild (1717), Joseph Koelreuter ( ) dan Andrew Knight ( ). Brown (1831) menemukan inti sel. Schleiden dan Schwann ( ), mengemukakan teori sel. Remak dan Vircow (1858), 5

6 memberikan ketegasan bahwa semua sel itu terjadi karena adanya pembelahan dari sel sebelumnya. Schweigger-Seidel (1865), La Vallette St. George (1865), menyatakan bahwa sel kelamin (gamet) merupakan sebuah sel. Newport (1854), Pringsheim (1856), dan Thuret (1857) mengemukankan pertama kalinya istilah fertilisasi yaitu bersatunya gamet-gamet. Charles Darwin (1858) mengemukakan teori Seleksi Alam dan Evolusi. Gregor Mendel ( ), mengumumkan hasil penelitian dengan kacang polong, yaitu berupa penurunan sifat dari induk (parents) kepada anak-anaknya (filials), dan dikenal sebagai Hukum Mendel. Tetapi hasil penelitian tersebut belum diakui oleh para ilmuan pada saat tersebut. Strasburger (1875) melaporkan gambaran inti sel secara lengkap. Hertwig (1875), menegaskan bahwa gamet-gamet yang bersatu itu berasal dari induknya masing-masing. Hertwig (1875) dan Strasburger (1877), menegaskan bahwa inti sel (nucleus) mempunyai peranan penting pada fertilisasi maupun pembelahan sel. Dengan demikian terciptalah konsep epigenesis yang menegaskan bahwa setiap organisme baru itu merupakan kreasi baru yang dihasilkan oleh pertumbuhan zigot. Waldeyer (1877), mengemukakan istilah gamet dan kromosom. Fleming (1882), pertama kali memberikan nama kromatin untuk bagian kromosom yang mudah mengisap zat warna. Hjalman Nilson (1890), mengembangkan varietas baru yang berasal dari seleksi turunan tanaman menyerbuk sendiri, dengan cara tersebut pemulia tanaman mulai menggunakan dasar ilmiah untuk pertama kali. Hugo de Vries, Carl Correns dan Tschermak (1900) melakukan kembali penelitian sama dengan yang dilakukan oleh GregorMendel, tetapi pada lokasi yang berbeda. Hasil penelitian ketiga ilmuan tersebut, menunjukkan prinsip yang sama dengan yang dihasilkan oleh Gregor Mendel. Sejak itu Hukum Mendel baru diakui kebenarannya, dan sejak itu pula penelitian Genetika, Sitologi, dan Pemuliaan Tanaman berkembang dengan pesat. Bateson (1900), mengemukakan istilah allerlomorf, homosigot, dan filial. Punnet dan Bateson (1902) menunjukkan adanya peristiwa linkage pada organisme. Shull (1904) mengembangkan galur inbrida pada tanaman jagung. dan mengusulkan istilah heterosis untuk ketegaran hibrida. Haris (1912) mengusulkan penggunaan.chi-square. Winkler (1912), mengusulkan nama genoom untuk sepasang 6

7 kromosom. Edward East`dan Donald F. Jones (1918) mengembangkan varietas hibrida untuk kepentingan para petani. T.J. Jenkin (1919), mengembangkan varietas sintetis pada jagung. Mishiyama (1929), meneliti lebih mendalam tentang sitogenetik tanaman avena. Dustin (1934) menemukan senyawa alkaloid Colchisin. Love (1934), menerangkan rancangan percobaan dan sidik ragam. Crik dan Watson (1953) menemukan molekul DNA sebagai penentu pewariasan sifat pada organisme, dan dari sejak itu pula genetika moderen/ rekayasa genetika berkembang dengan pesat. IRRI (1965) telah melepas varietas unggul padi dengan nama PB5 (IR5) dan IR8 (PB8). Varietas ini berumur genjah, berdaun tegak, respon terhadap pemupukan dan potensi produksi tinggi, dan mempunyai andil besar dalam revolusi hijau (green revolution). Walaupun Genetika dan Sitogenetika merupakan ilmu dasar terpenting dalam pemuliaan tanaman, namun masih diperlukan bantuan ilmu lain, seperti: Botani, Fisiologi, Morfologi, Taksonomi, Sistimatik, Hama dan Penyakit, Statistik, Biokimia dan lain-lain. 2. Pengertian dan Tujuan Pemuliaan Tanaman 2.1. Pengertian pemuliaan Tanaman Pemuliaan tanaman didifinisikan sebagai perpaduan seni dan ilmu pengetahuan yang mempelajari bagaimana memperbaiki genotipe tanaman dalam populasi sehingga lebih bermanfaat bagi manusia. Pada awal perkembangan pemuliaan tanaman hanya didasarkan pada seni saja. Pemuliaan tanaman telah lahir sejak dikenalnya bahan pertanian, yaitu sejak manusia hidup dengan cara mengumpulkan bahan makanan dari alam, berpidah-pindah menjadi menetap sambil bertanam dan beternak. Pada waktu itu orang memilih jernis tanaman atau variasi antar tanaman yang lebih berguna. Pemilihan dalam populasi tanaman didasarkan atas perasaan, keterampilan, kemampuan serta petunjuk yang terlihat pada tanaman. Tanaman yang terpilih selanjutnya dikembangbiakkan untuk dapat memenuhi kebutuhan petani. Jadi memilih (seleksi) dan memelihara (domestikasi) merupakan metode pemuliaan tanaman yang lahir pertama kali. Walaupun didasarkan atas seni, namun hasil 7

8 pemuliaan tanaman di jaman dahulu cukup menakjubkan. Sejak lahirnya teori Seleksi Alam dan Evolusi yang dikemukakan oleh Darwin (1858), dan diketemukannya prinsipprinsip penurunan sifat pada organisme oleh Gregor Mendel (1866), para ahli banyak melakukan penelitian untuk mendapatkan varietas baru, berdasarkan atas seleksi keturunan. Dengaan dukungan ilmu-ilmu lain seperti: Botani, Fisiologi, Morfologi, Taksonomi, Sistimatik, Hama dam Penyakit, Statistik, Biokimia dan lain-lain, pemuliaan tanaman senbagai ilmu berkembang dengan pesat. Mulai abad ke XX telah banyak dibangun pusat-pusat/ lembaga penelitian pemuliaan tanaman, banyaknya terbit majalah tenang pemuliaan tanaman, dan ilmu pemuliaan tanaman banyak diajarkan di Perguruan tinggi. Pemuliaan tanaman sebagai ilmu telah berkembang berdasarkan teori-teori dan hasil riset yang disusun dengan baik. Akhirnya pemuliaan tanaman didifinisikan sebagai suatu metode yang secara sistematik merakit keragaman genetic menjadi suatu bentuk yang lebih bermanfaat bagi manusia. Seleksi yang artinya memilih dilakukan pada setiap tahap program pemuliaan, seperti: memilih plasma nutfah yang akan dijadikan tetua, memilih metode pemuliaan yang tepat, memilih genotipe yang akan diuji, memilih metode pengujian yang tepat, dan memilih galur yang akan dilepas sebagai varietas. Seleksi dapat dilakukan secara efektif pada populasi tergantung pada tempat dan waktu. Perbaikan tanaman pada dasarnya tergantung dari penyusun suatu populasi yang terdiri dari individu-individu dengan genetik berbeda. Seleksi pada umumnya dilakukan untuk memilih tanaman sebagai tetua/ parental, dan mencegah tanaman lain yang berpenampilan kurang baik sebagai tetua. Strategi perbaikan populasi ini terdiri dari dua pekerjaan yang berlawanan, yaitu: a). pengumpulan atau mempertahankan keragaman di dalam populasi, dan b). seleksi yang mengarah pada pengurangan keragaman. Selama beberapa tahun terakhir, seterategi pemuliaan telah berubah dari pendekatan genetika klasik ke pendekatan baru. Pendekatan klasik dimaksudkan sebagai usaha memindahkan gen-gen pengatur sifat tertentu dari beberapa plasma nutfah, ke dalan galur/varietas yang ingin diperbaiki. Pendekatan baru dimaksudkan sebagai pemuliaan populasi, dimana seluruh populasi tanaman dipandang sebagai satuan pemuliaan, dan bukan individu-individu tanaman. Varietas unggul baru dihasilkan dari 8

9 komponen populasi asal yang beraneka. Perndekatan baru merupakan evolusi terarah, yang tidak hanya memanfaatkan pengaruh gen major saja, tetapi juga gen minor. Dengan pendekatan populasi, pemuliaan tanaman didifinisikan sebagai pengurangan frekuensi gen jelek dan peningkatan prekuensi gen baik. Suatu keputusan penting yang pertama diambil dalam setiap program pemuliaan adalah pemilihan plasma nutfah. Plasma nutfah dimaksudkan sebagai suatu substansi yang terdapat dalam setiap kelompok mahluk hidup dan merupakan sifat keturunan yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan atau dirakit untuk menciptakan jenis unggul atau kultivar baru. Plasma nutfah meliputi segala kultivar unggul masa kini atau masa lampau, kultivar primitive, jenis yang sudah dimanfaatkan tetapi belum dibudidayakan, kerabat liar, jenis budidaya atau jenis piaraan. Apabila program pemuliaan tanaman mempunyai tujuan yang luas, maka plasma nutfah yang diinginkan mempunyai keragaman genetik, adaptasi luas, relative tahan terhadap hama dan penyakit tertentu. Tetapi bila program pemuliaan tanaman mempunyai tujuan khusus, informasi yang diperlukan adalah potensi hasil relative dari masing-masing plasma nutfah. Pemilihan yang bijaksana terhadap plasma nutfah permulaan merupakan faktor penting untuk keberhasilan program itu. Pemilihan metode pemuliaan juga merupakan tanggung jawab penting dari pemulia tanaman. Suatu metode telah diketahui efisien baik dengan percobaan atau teoritis untuk tanaman tertentu, mngkin tidak berlaku untuk semua situasi. Effisiensi suatu metode dapat di pengaruhi oleh linkage, intensitas seleksi, besarnya populasi, heritabilitas, dan peran gen (gen action). Waktu yang dibutuhkan untuk setiap siklus pemuliaan harus diperhitungkan. Misalnya di daerah tropika, mungkin diperoleh dua atau tiga generasi setiap tahun, sedang di daerah beriklim sedang mungkin hanya satu kali setahun. Pemulia perlu memiliki pengetahuan dasar yang amat penting untuk melaksanakan program pemuliaan tanaman, yaitu genetika dan sitogenetika. sifat tanaman yang akan diperbaiki, konsumen, perhitungan statistik untuk menganalisis hasil seleksi, uji galur atau populasi Tujuan Pemuliaan Tanaman 9

10 Memuliakan suatu jenis tanaman perlu ditempuh suatu proses, yang terdiri dari: a. Menentukan tujuan program pemulian. Pemulia perlu mengetahui permasalahan yang ada, harapan produsen dan konsumen, dan gagasan pemulia sendiri. b. Penyediaan materi pemuliaan. Tanaman tertentu dapat ditingkatkan penampilannya (seperti daya hasil), harus ada perbedaan/ keragaman genetik di antara materi pemuliaan. c. Penilaian genotipe atau populasi untuk dijadikan varietas baru. Melalui seleksi penggunaan metode seleksi yang efektif tergantung dari macam pembiakan, tanaman dan tujuan serta fasilitas tersedia. Pada sektor ini juga diperhatikan kemampuan tanaman terhadap lingkungan ekstrim. d. Pengujian. Suatu galur atau populasi harapan dilepas menjadi suatu varietas baru, terlebih dahulu harus diadakan pengujian atau adaptasi diberbagai lokasi, musim atau tahun. Maksud pengujian ini untuk melihat kemampuan tanaman terhadap lingkungan di banding dengan varietas unggul yang sudah ada. Menurut Allard (1960), tujuan pemuliaan tanaman secara umum dapat dirinci menjadi lima yaitu: 1. Merakit jenis baru yang berdaya hasil tinggi 2. Mengembangkan varietas yang lebih baik untuk lahan pertanian baru (seperti lahan marginal) 3. Mengembangkan varietas baru yang tahan terhadap hama dan penyakit. 4. Perbaikan kharakter agronomik dan hortikulturik tanaman. 5. Peningkatan kualitas hasil tanaman. Sumbangan pemuliaan tanaman terhadap kemajuan pertanian, antara lain: 1. Peningkatan produktivitas Dengan diciptaknya varietas genjah dan berdaya hasil tinggi, maka produktivitas pertanian dapat ditingkatkan perkesatuan luas (ha) dan perkesatuan waktu (tahun). 2. Perluasan daerah produksi. Dengan merubah sifat tertentu tanaman, maka daerah produksinya dapat diperluas, seperti: pada lahan marginal. 10

11 3. Penggunaan varietas hibrida (hybrid vigor). Dengan diketemukannya varietas hibrida produksi pertanian dapat ditingkatkan, seperti pada tanaman pangan (terutama jagung), hortikultura (cabai besar, tomat, melon, semangka) 4. Tahan terhadap hama dan penyakit Varietas unggul baru yang dihasilkan diharapkan toleran/ tahan terhadap hama dan penyakit, seperti diketemukannya tanaman padi varietas IR-36, IR-64, IR-66, IR-72 toleran terhadap hama wereng dan penyakit virus. 5. Peningkatan kualitas. Varietas unggul yang dihasilkan diharapkan memiliki kualitas hasil tinggi, untuk dapat memenuhi kebutuhan industri dan masyarakat yang makin maju. Misalnya varietas semangka (tanpa biji, rasa manis, warna daging buah menarik), durian bangkok varietas Cane dan Montong (daging buah tebal, aroma tidak terlalu tajam, rasa anak dan manis). 6. Kesesuaian terhadap mesin pemanenan Varietas-varietas yang dihasilkan sebaiknya berbatang pendek, sehingga sesuai dengan mesin pemanenan. 7. Menggalakkan teknologi pertanian modern. Dengan diketemukannya varietas berdaya hasil tinggi, maka akan merubah dari pertanian tradisional ke pertanian moderen. 4. Perkembangbiakan, Pusat Genetik Tanaman, dan Pusat Penelitian Pemuliaan Tanaman Dunia 4.1. Perkembangbiakan Tanaman Pengetahuan tentang perkembang biakan tanaman mempunyai arti penting dan akan sangat membantu para pemuliaan tanaman dalam menentukan alternatif, teknikteknik, dan analisis yang diperlukan untuk mengevaluasi proses pelaksanaan program pemuliaan tanaman. Pengetahuan tetang perkembang biakan tanaman penting sekali, sebagai dasar pengertian dari mekanisme penurunan sifat tanaman tesebut. Perkembangbiakan tanaman dibagi menjadi dua kelompok, yakni: aseksual, yaitu 11

12 perkembangbiakan tanaman dengan menggunakan bagian-bagian vegetatif tanaman, dan seksual, yaitu perkembangbiakan tanaman dengan menggunakan biji. Kelestarian sifat yang dimiliki tanaman atau kelompok tanaman dari generasi ke generasi berikutnya sangat tergantung pada kombinasi gen yang terdapat dalam kromosom sel tanaman. Kombinasi atau kumpulan gen pada suatu individu tanaman disebut genotipe. Perwujudan genotipe yang tampak disebut fenotipe, yakni menampilanm genotipe tertentu pada suatu lingkungan tempat tumbuh tanaman, dalam pemuliaan tanaman hal demikian dikenal sebagai interaksi genotipe dan lingkungan. Jadi fungsi perkembang biakan tanaman adalah pelestarian genotipe atau kombinasi genotipe tertentu pada keturunan. a. Kelompok Aseksual Yang termasuk kelompok ini antara lain: 1) jenis tanaman buah-buahan, seperti: pisang, mangga, jambu air, jambu biji, jeruk, durian, rambutan, sukun, lengkeng, leci, apel, nenas, anggur. 2) Jenis tanaman hias seperti: puring-puringan, kembang kertas, mawar, kamboja, pakis, padan, leli, tulip, beberapa jenis palem, soka, handoang, bintaro, dadap. 3). Jenis tanaman umbi-umbian, seperti : ketela pohon, ketela rambat, kentang, talas, gadung, suweg, ubi sikep, ubiaung, sabrang. 3) tanaman industri, seperti: tebu, panili, kopi, karet, kakao. Perkembangbiakan tanaman secara vegetatif dapat dibedakan menjadi: 1). Pembiakan vegetatif secara alami. (a). Modifikasi batang, terdiri dari: - Umbi lapis (bulbus), merupakan pertumbuhan calon batang yang memendek, menebal, dan membentuk lapisan-lapisan. Umbi lapis yang berkembangn penuh disebut offset. Bulbus dijumpai pada keluarga Liliaceae seperti brambang, lili, bakung dan lain-lain. - Umbi batang (cormus), merupakan pertumbuhan calon batang yang memendek dan menebal, tertapi tidak diikuti oleh lapisan-lapisan. Dijumpai pada bunga gladiul, bawang putih, talas, dan lain-lain. - Rimpang (rhizome), merupakan batang yang tumbuh di bawah permukaan tanah. Rhizome dibedakan menjadi dua yaitu: a). Rhizome tidak berdaging di 12

13 jumpai pada alang-alang, b) Rhizome berdaging dijumpai pada tanaman temutemuan, jahe, kunir, bangle, laos, cana dan lain-lain. - Sulur / stolon/ runner, adalah suatu organ batang yang tumbuh menggantung dari mata tunas dan menjulur di atas permukaan tanah. Sulur beruas-ruas dan bila dipotong-potong akan mudah tumbuh akar dari bukunya. Sulur jumpai pada stroberi, tapak liman dan lain-lain. - Umbi batang (tuber), adalah bagian batang di bawah tanah yang menjulur dan membesar sebagai tempat penyimpanan makanan cadangan, pada bagian kulit banyak di jumpai tunas. Tuber dijumpai pada tanaman kentang. - Tunas pucuk (crown) dan tunas lateral (offshoots) dijumpai pada tanaman nenas. Tunas air (sucker) dijumpai pada tanaman pisang. (b). Modifikasi akar/ umbi akar, adalah akar yang membesar dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan makanan cadangan dan mengandung mata tunas. Umbi akar dijumpai pada ubi jalar, gadung, ubi sikep, ubiaung dan lain-lain. (c). Biji apomiksis, merupakan pembiakan vegetattif yang ditandai dengan terjadinya proses reproduksi seksual yang tidak normal. Tanaman yang dihasilkan dari priristiwa apomiksis disebut apomicts. Tanaman yang tumbuh hanya dari embrio apomicts disebut obligate apomict, sedangkan tanaman yang tumbuh dari biji dengan embrio apomicts dan embrio seksual normal sekaligus isebut facultative apomicts. Peristiwa apomiksis dapat terjadi karena adanya peristiwa partenogenesis dan apogami. Patenogenesis merupakan peristiwa dimana embrio tumbuh dari sel telur yang tidak buahi. Bila sel telur tersebut tidak mengalami pembelahan miosis, maka embrio yang tumbuh bersifat diploid. Tetapi bila embrio tumbuh dari sel telur yang telah mengalami miosis, maka embrio yang tumbuh bersifat haploid. Pristiwa ini banyak dijumpai pada tanaman bawang merah dan apel. Makrosporogenesis merupakan peristiwa pembelahan reduksi dari sel induk megaspora, yang disamping menghasilkan sel telur juga menghasilkan sel antipoda dan sel sinergid. Bila embrio tumbuh berasal dari sel sinergid atau antipoda maka disebut apogami. 13

14 2). Pembiakan vegetatif secara buatan dibedakan menjadi: (a) Layerage, yaitu mengakarkan bagian tanaman yang masih berhubungan dengan tanaman induk. Layerage dibedakan: - Merunduk, yaitu merundukan cabang tanaman di dalam tanah, dan bila sudah tumbuh akar dapat disapih. Contoh pada mawar, anggur, melati dan lain-lain. - Mencangkok (air layerage), mengakarkan bagian tanaman yang telah dihilangkan kambiumnya dan ditambahkan media tumbuh seperti tanah humus. Bila telah tumbuh akar dapat disapih. Contoh pada Jambu air, mangga, sawo dan lain-lain. (b). Setek (cuttage), perbanyakan sengan memotong organ tanaman. Setek dibedakan menjadi: - setek akar, pada jambu biji, sukun, costal batu. - stek daun, pada wijaya kusuma, cocor bebek. - stek batang, pada ketela pohon, panili, dadap, gamal dan lain-lain. (c). Menempel (okulasi), mata tunas batang atas yang ditempelkan pada batang bawah tanpa kayu (kulit dengan mata saja). Okulasi banyak dilakukan pada tanaman buah-buahan, seperti: mangga, rambutan, durian, jeruk. (d). Menyambung (grafting), yaitu mata tunas dari batang atas yang disambungkan pada batang bawah masih mengandung kulit dan kayu. Grating banyak diterapkan pada: kopi, kakao, sawo, melinjo, duku, kembang kertas, dan lain-lain. Semua individu yang berasal dari perbanyakan vegetatif satu individu tanaman, disebut klon Semua keturunan hasil perbanyakan vegetatif mempunyai keseragaman genotipe. Keragaman genotipe dalam populasi tanaman klonal dapat pula terjadi karena kemungkinan adanya mutasi gen, mutasi kromosom atau mutasi genom. Perbaikan tanaman dapat dilakukan dengan melakukan hibiridisasi antar tanaman klonal, selanjutnya dilakukan seleksi pada turunan. Bila didapatkan turunan yang memiliki karakter agronomi/ hortikulturik baik, dapat diperbanyak kembali secara vegetatif. 14

15 b. Kelompok Seksual Perbanyakan secara seksual/ generatif adalah perbanyakan tanaman dengan menggunakan biji yang dihasilkan dari persatuan gamet betina dan gamet jantan. Perbanyakan secara generatif didahului dengan proses pembentukan gamet atau gametagenesis. Gametagenesis dibedakan menjadi dua, yaitu: macrosporogenesis dan microsporogenesis. Makrosporogenesis adalah proses pembentukan gamet betina (n kromosom) dari sel induk megaspor (2n kromosom). Macrosporogenesis terdiri dari: pembelahan miosis sel induk megasprora (2n) menjadi 4 buah sel anak (n), tiga dari sel anak tersebut mengalami degenerasi/ susut sehingga tinggal hanya satu sel anak (n) yang berkembang menjadi bakal biji (ovule). Sel anak yang tersisa mengalami pembelahan inti tiga kali sehinga menjadi sel berinti 8 (delapan). Delapan inti sel tersebut selanjutnya berkembang menjadi antipoda (3 inti), inti kandung lembaga sekuder (2 inti = 2n), synergid (2 inti), dan sel telur (1 inti = 1n). Mikrosporogenesis terdiri dari: pembelahan miosis sel induk microsprora (2n) menjadi 4 buah sel anak (n) dan disebut tepung sari (pollen). Inti dari masing-masing sel tepung sari tersebut membelah satu kali menghasilkan sel berinti dua yaitu inti generatif (n) dan inti vegetatif (n). Inti generatif (n) membelah sekali lagi sehingga menjadi 2 inti generatif masing-masing n kromosom. Bila terjadi penyerbukan yaitu tepung sari jatuh pada kepala putik maka tepungasi akan berkecambah disebut spermatozoid. Bila terjadi pembuahan maka satu inti generatif (n) membuahi sel terlur (n) menjadi zigote (2n) dan satu ini generatif lagi (n) akan membuahi inti kandung lembaga sekunder (2n) menjadi endosperm (3n). Peristiwa pembuahan ini disebut pembuahan ganda (double fertilization) Untuk lebih jelasnya proses macrosporogenesis dan microsporogenesis disajikan pada Gambar berikut. Kelompok tanaman yang melakukan perbanyakan secara seksual, dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: kelompok tanaman menyerbuk sendiri dan kelompok tanaman menyerbuk silang/ bersari bebas. Perbedaan cara penyerbukan ini akan membedakan metode pemuliaan yang diterapkan. 15

16 1). Tanaman menyerbuk sendiri (self-pollinated plants). Penyerbukan sendiri (self pollination) adalah bersatunya tepung sari dengan putik yang masing-masing berasal dari tanaman itu sendiri. Penyerbukan sendiri hanya terjadi pada tanaman berumah satu (monoecious), yaitu bunga jantan dan betina terdapat dalam satu tanaman. Bunga tanaman menyerbuk sendiri dapat berupa bunga lengkap atau bunga sempurna. Bunga lengkap adalah munga yang mempunyai empat organ bunga yaitu kelopak bunga (calyx), mahkota bunga (corolla), benang sari (stament) dan putik.(pistilum). Sedangkan bunga sempurna adalah bunga yang memiliki dua organ kelamin jantan dan betina. Kharakteristik tanaman menyerbuk sendiri, adalah setiap lokus gen tanaman dalam populasi adala.h homosigot. Hal itu terjadi karena: tanaman yang homosigot bila diserbuk sendiri maka turunannya juga akan homsigot. Sedangakan tanaman yang heterosigot bila disebuk sendiri secara terus-menerus akan mendapatkan proporsi tanaman homosigot semakin besar pada keturunan, dan akhirnya akan menjadi homosigot (resesif dan dominant) pada seluruh populasi. Beberapa mekanisme bunga melakukan penyerbukan sendiri adalah: bunga tidak membuka (kleistogamie), tepung sari luruh sebelum bunga membuka, benang sari dan putik ditutup oleh bagian bunga sesudah bunga membuka, dan putik memanjang segera setelah tepung sari masak. Spesies tanaman menyerbuk sendiri kadang-kadang dapat melalukan penyerbukan silang. Persentase terjadinya penyerbukan silang tergantung dari spesies/ varietas dan pengaruh lingkungan. Misalnya kapas umumnya 5-25 % dalam keadaan tertentu dapat mencapai 50 %, padi 0-3% rata-rata 0,5 %, sogum rata-rata 6 %, kedelai rata-rata 1 %, tomat kurang dari 1 %. 2). Tanaman Menyerbuk Silang (cross pollinated plant). Penyerbukan silang (cross pollination) adalah bersatunya tepung sari dengan putik, dimana tepung sari berasal dari tanaman lain yang sifatnya berbeda. Ciri-ciri 16

17 tanaman menyerbuk silang adalah: a). Secara morfologi/ fisik kedudukan putik (pistilum) dan benang sari (stament) sedemikian rupa sehingga mencegah penyerbukan sendiri (herkogamie), seperi pada tanaman panili. b). Tepung sari dan sel telur berbeda masaknya (dichogamie). Protandris yaitu bila bungan jantan masak lebih dahulu dari bunga betina, dan protoginis bila bunga betina masak (putik) lebih dahulu dari bunga jantan. c). Adanya sifat inkompatibilitas yaitu terjadinya penyerbukan pada bunga tetapi tidak dilanjutkan pembuahan, karena adanya hambatan fisiologis. Hambatan fisiologis dapat berupa inaktifnya zat tumbuh (phytohormon) sehingga buluh serbuk sari tidak terbentuk, seperti pada kakao. d). Self-sterility, adalah tidak terjadinya penyerbukan bungan karena bunga jantan tidak berfungsi (mandul) secara genetik. e). Tanaman berumah satu (monoecious), adalah tanaman dimana bunga jantan dan betina tumbuh pada satu tanaman, tetapi letaknya berbeda, seperti pada tanaman jagung. f).tanaman berumah dua (dioecious) adalah tanaman dimana bunga jantan dan betina masingmasing tumbuh pada tanaman berbeda, seperti pada tanaman pepaya. Populasi alami tanaman menyerbuk silang, terdiri atas individu-indidu yang secara genetik heterosigot untuk kebanyakan lokus. Secara genotipik pula berbeda dari satu individu ke individu lainnya, sehingga keragaman genetik dalam populasi sangatlah besar. Jenis tanaman menyerbuk silang antara lain: jagung, rye, apel, apokat, pisang, ceri, anggur, mangga, papaya, durian, beberapa kacang-kacangan, asparagus, bit, kubis, wortel, seledri, sawi, bawang, berambang, bunga matahari, ketela pohon, ketela rambat dan semangka, kelapa dalam, kakao, kopi robusta dan lain-lain. Penyerbukan silang secara alami dapat terjadi karena bantuan: angin (anemophily), serangga (entomophily), air (hydrophily), dan hewan (zoophily) Pusat Genetik Tanaman Spesies liar asal tanaman budidaya dijumpai di beberapa negara di dunia, seperti spesies tanaman pisang di duga berasal dari di Indonesia, tanaman jagung bersasal dari Amerika Tengah, padi dari India, gandum dari Israel, Irak dan Iran. Pengetahuan tentang asal mula tanaman budidaya diteliti oleh akhli botani Rusia Vavilop ( ), dimana diketemukan aturan atau ketentuan tetentu mengenai penyebaran geografis 17

18 tanaman. Vavilop mengkoleksi ribuan tanaman dari seluruh dunia, tempat koleksi disebut sebagai pusat asal tanaman atau pusat gen yang ditunjukkan dalam peta, seperti pada Gambar 1. Hal menarik dalam penyebaran tanaman di dunia, yaitu: 1). Terdapat kemiripan iklim dam tanah antara daerah asal tanaman tadi dengan daerah barunya. 2). Tanaman yang di introduksikan memiliki peluang yang lebih besar untuk berhasil apabila mempunyai daya penyesuaian yang besar pada lingkungan dimana tanaman tersebut ditumbuhkan. Menurut Vavilov didunia ada delapan asal tanaman, yaitu: 1). Berpusat di Cina, terdiri dari: Naked oat (Avena nuda), kacang kedelai (Glycine hispida), Adzuki bean (Phaseolus angularis), kacang buncis (Phaseolus vulgaris), bambu kecil (Phyllostachys sp), Leaf mustard (Brassica junsea), Aprikot (Prunus armeniaca), Pear (Prunus persica), Orange (Cytrus sinensis), Wijen (Sesamum indicum), the Cina (Camellia (Thea) sinensis). 2). Berpusat di India, terdiri dari: padi (Oryza sativa ), African millet (Eleusine coracana), Chik pea (Cicer arietinum), Math bean (Phaseolus aconitifolius), Rice bean (Phaseolus calcaratus ), Horse gram (Dolichos biflorus), Terong (Solanum melongena), kacang panjang (Vigna sinensis), lobak (Raphanus caudatus), Taro yam (Colocasia antiquorum), mentimun (Cucumis sativus), Kapas pohon (Gossypium arboreum), jute (Corchorus olitorius), lada (Piper nigrum), Indigo (Indigofera tinctoria). 2a). Berpusat di Indo-Malayan, terdiri dari: yam (Diocorea sp.), jeruk besar (Citus maxima), pisang (Mussa sp), kelapa (Cocos nucifera), tebu (Saccharum officinarum). 3). Berpusat di Asia Tengah, terdiri dari: gandum roti (Triticum aestivum), Club wheat (Triticum compactum), Shot wheat (Triticum sphaerococum), Rye (Secale cereale), kacang ercis (Pisum sativum), Lentil (Lens esculenta), Chick pea (Cicer arietinum), wijen (Sesamum indicum), Flax (Linum usitatissimum), bunga matahari (Carthamus tinctirius), wortel (Daucus carota), lobak (Raphanus sativus), pear (Pyrus coimunis), apel (Pyrus malus), Walnut (Juglans regia). 4). Berpusat di Timur Tengah, terdiri dari: Einkon wheat (Triticum monococcum), 18

19 Durun wheat (Triticum durum), Pulard wheat (Triticum turgidum), gandum roti (Triticum aestivum), barle (Hordeum vulgare), Rye (Secale cereale), Red oat (Avena byzantina), Chick pea (Cicer arietinum), Lentil (Lens esculenta), kacang ercis (Pisum sativum), Blue alfalfa (Medicago sativa), wijen (Sesamum indicum), Flax (Linum usitatissimum), melon (Cucumis melo), Almond (Amygdalus comunis), Fig (Ficus carica), Pomergranate (Punica granatum), anggur (Vitis vinifera), Apricot (Prunus armeniaca), Pistachio (Pistacia vera). 5). Berpusat di Meditrania, terdiri dari: Durum wheat (Triticum durum), Hulled oat (Avena strigosa), Broad bean (Vicia faba), kubis (Brassica olerace), Olive (Olea europea), Lettuce (Lactuca sativa). 6). Berpusat di Abesinea, terdiri dari: Durun wheat (Triticum durum), Pulard wheat (Triticum turgidum), Emmer (Triticum dicoccum), barle (Hordeum vulgare), Chick pea (Cicer arietinum), Lentil (Lens esculenta), Teff (Eragrostis abyssinica), African millet (Eleusine coracana), kacang ercis (Pisum sativum), Flax (Linum usitatissimum), wijen (Sesamum indicum), Castor bean (Ricinus communis), kopi (Coffea arabica), sorgum (Sorghum vulgare). 7). Berpusat di Meksiko Selatan dan AmerikaTengah, terdiri dari: jagung (Zea mays), kacang buncis (Phaseolus vulgaris), cabai (Capsicum annum), kapas (Gossypium hirsutum), Sisal hemp (Agave sisalana), Waluh/Squash/Gourd (Cucurbita sp.). 8). Berpusat di Amerika Selatan (Peru, Equador, dan Bolivia), terdiri dari: ketela rambat (Ipomoea batatas), ketang (Solanum tuberosum), kacang lima (Phaseolus lunatus), tomat (Lycopersicum esculentum), Kapas/ Sea Island cotton (Gossypium barbadense), papaya (Carica papaya), tembakau (Nicotiana tabacum). 8a). Berpusat di Chili. Terdiri dari: kentang (Solanum tuberosum) 8b). Berpusat di Brasilia dan Paraguae, terdiri dari: ketela pohon/cassava (Manihot utilissima), kacang tanah (Arachis hypogaea), kakao (Theobroma cacao), karet (Hevea brasiliensis), nenas (Ananas comosus), Purple granadilla (Passiflora edulis) Pusat Penelitian Pemuliaan Tanaman di dunia 1). Centro Internacional de Mejoramiento de Maiz Y Trigo (CYMMYT) atau International Maize and Wheat Improvement Centre (IMWIC), berlokasi 19

20 di Meksiko. Lembaga riset ini meneliti jagung dan gandum, didanai oleh Rockefeller dan Ford Foundations Amerika Serikat. 2). International Rice Research Institute (IRRI), berlokasi di Los Banos Philippina. Lembaga ini melakukan penelitian tentang padi, yang juga didanai oleh Rockefeller dan Ford Foundations Amerika Serikat. 3). Centro International Agricultura Tropical (CIAT), berlokasi di Kolumbia Amerika Selatan. Meneliti tanaman dan ternak 4). International Institute for Tropical Agriculture (IITA), berlokasi di Nigeria, Afrika. Lembaga ini meneliti tentang tanaman perkebunan, tanaman pangan dan tanah tropika. 5). International Center for Research for in Sub-Arid Tropics (ICRISAT), berlokasi di Hyderabad, India. Lembaga ini meneliti tanaman sorghum, millet dan leguminosa. 20

21 Gambar 1. Ada delapan pusat genetika tanaman diseluruh dunia (Vavilov, dalam Halloran, 1974). 21

22 DAFTAR PUSTAKA Allard, R.W Principles of Plant Breeding. JohnWilley & Sons Inc. New York, London, Sydney. Crowder, L.V Pemuliaan Tanaman. Fakultas Pertanian UGM. Halloran, G.M.; R. Knight; K.S.Mc. Whirter and D. H.B. Sparrow Plant Breeding. A Course Manual in Plant Breeding. Autralian Vice-Chancellors Committee. A.A.U.C.S. p Knight, R Plant Breeding Vol. I. Agriculture-Short Course, Universitas Mataram. Lombok. Indonesia Australia, Eastern Universities Project. Mangoendijdojo, W Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Penerbit Kanisius (Anggota IKAPI), Yogyakarta. 182 h. Poehlman, J.M Breeding Field Crops. University of Missouri. The Avi Publishing Company, Inc.Westport, Conecticut. Poespodarsono, S Dasar-dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman. Diperbanyak oleh Pusat Antar Universitas, IPB bekerja sama dengan Lembaga sumberdaya Informasi IPB Soetarso Ilmu Pemuliaan Tanaman. Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada Yogyakarta. H Welsh, J.R Dasar-dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Alih bahasa J.P. Mogea. Penerbit Erlangga. Jakarta. 22

23 Gambar Proses macrospogenesis dan microsporogenesis pada tanaman Spermatophyta (Poehlman, 1977) 23

PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN. By Luisa Diana Handoyo, M.Si.

PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN. By Luisa Diana Handoyo, M.Si. PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN By Luisa Diana Handoyo, M.Si. Perkembangbiakan merupakan salah satu ciri kehidupan untuk mempertahankan jenisnya. Oleh karena itu berkembangbiak merupakan ciri yang melekat pada

Lebih terperinci

Cara Perkembangbiakan Tumbuhan

Cara Perkembangbiakan Tumbuhan Cara Perkembangbiakan Tumbuhan Kompetensi Dasar :2.1 Mengidentifikasi cara perkembangbiakan tumbuhan dan hewan Tumbuhan Dapat Berkembang Biak Secara Generatif Maupun Vegetatif 1. Tumbuhan Berkembang Biak

Lebih terperinci

Sistem Reproduksi Tanaman HUBUNGANNYA DENGAN PEMULIAAN TANAMAN

Sistem Reproduksi Tanaman HUBUNGANNYA DENGAN PEMULIAAN TANAMAN Sistem Reproduksi Tanaman HUBUNGANNYA DENGAN PEMULIAAN TANAMAN Sistem Reproduksi Tanaman HUBUNGANNYA DENGAN PEMULIAAN MENGAPA PERKEMBANGBIAKAN TANAMAN PENTING DLM PEMULIAAN TANAMAN? Cara perkembangbiakan

Lebih terperinci

TUGAS PENGGOLONGAN TANAMAN

TUGAS PENGGOLONGAN TANAMAN TUGAS PENGGOLONGAN TANAMAN Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Rekayasa Teknologi Produksi Tanaman AGROTEKNOLOGI Kelas D Disusun Oleh : Widi Elsa Nursuci Lestari 150510150095 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Bahan Tanaman. Oleh : TIM DASAR PRODUKSI TANAMAN

Bahan Tanaman. Oleh : TIM DASAR PRODUKSI TANAMAN Bahan Tanaman Oleh : TIM DASAR PRODUKSI TANAMAN Hartman, dkk (1990). Plant Propagation Acquaah,G. 2001. Principles of Crop Production Sumadi, 2010.Pembiakan Vegetatif. Diktat Bahan Kuliah Metcalfe, D.S

Lebih terperinci

MANFAAT MATA KULIAH. 2.Merancang program perbaikan sifat tanaman. 1.Menilai sifat dan kemampuan tanaman

MANFAAT MATA KULIAH. 2.Merancang program perbaikan sifat tanaman. 1.Menilai sifat dan kemampuan tanaman PEMULIAAN TANAMAN MANFAAT MATA KULIAH Memberikan pengetahuan tentang dasar genetik tanaman dan teknik perbaikan sifat tanaman, sehingga bermanfaat untuk 1.Menilai sifat dan kemampuan tanaman 2.Merancang

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 19. PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN DAN HEWANLATIHAN SOAL BAB 19. Cangkok. Stek. Okulasi. Mengenten

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 19. PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN DAN HEWANLATIHAN SOAL BAB 19. Cangkok. Stek. Okulasi. Mengenten SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 19. PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN DAN HEWANLATIHAN SOAL BAB 19 1. Perkembangbiakan tanaman dengan menempelkan mata tunas dari suatu tanaman ke batang tanaman lainnya yang sejenis

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung Jagung merupakan tanaman semusim yang menyelesaikan satu siklus hidupnya selama 80-150 hari. Bagian pertama dari siklus tersebut merupakan tahap pertumbuhan vegetatif

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Trustinah (1993) sistematika (taksonomi) kacang tanah diklasifikasikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Trustinah (1993) sistematika (taksonomi) kacang tanah diklasifikasikan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi dan Morfologi Menurut Trustinah (1993) sistematika (taksonomi) kacang tanah diklasifikasikan sebagai berikut. Kingdom Divisi Sub-divisi Class Ordo Famili Genus Spesies

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 5. Kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakanlatihan Soal 5.3.

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 5. Kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakanlatihan Soal 5.3. SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 5. Kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakanlatihan Soal 5.3 1. Jenis organisme dan cara reproduksi yang tepat adalah... Jahe -Stolon

Lebih terperinci

Rangkaian proses pengabadian dan pelipatgandaan dari sel dan organisme. Tujuan utama: Mempertahankan keberadaan jenis

Rangkaian proses pengabadian dan pelipatgandaan dari sel dan organisme. Tujuan utama: Mempertahankan keberadaan jenis BAB VIII PEMBIAKAN TANAMAN 1 Lingkup Lingkup dan TIK Reproduksi, pembiakan sexual dan asexual, sertifikasi benih dan bibit tanaman, penanaman benih TIK Mahasiswa mampu menjelaskan pembiakan tanaman secara

Lebih terperinci

Pemuliaan Tanaman dan Hewan

Pemuliaan Tanaman dan Hewan Pemuliaan Tanaman dan Hewan Apakah kamu tahu bahwasanya dewasa ini makin banyak macam-macam tanaman dan hewan apa itu pemuliaan tanaman dan hewan? Berbagai macam tanaman dan hewan yang memiliki bibit unggul

Lebih terperinci

Makalah Pemuliaan Tanaman

Makalah Pemuliaan Tanaman Makalah Pemuliaan Tanaman Pemuliaan Tanaman Menyerbuk Sendiri Disusun oleh: Ahmad Aliudin Hilmi 125040201113002 Ari Romadloni 125040218113015 Ayu Soekardi 125040218113019 Hito Nixon Gozali 125040218113027

Lebih terperinci

PENGGOLONGAN TANAMAN. Tim Pengajar Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran 2011

PENGGOLONGAN TANAMAN. Tim Pengajar Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran 2011 PENGGOLONGAN TANAMAN Tim Pengajar Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran 2011 1 PENGGOLONGAN TANAMAN BERDASARKAN : (A) FAKTOR TANAMAN : 1. Umur Tanaman (Tanaman Setahun, Tahunan, Diperlakukan

Lebih terperinci

PROSES PEMBENTUKAN BIJI PADA ANGIOSPERMAE

PROSES PEMBENTUKAN BIJI PADA ANGIOSPERMAE PROSES PEMBENTUKAN BIJI PADA ANGIOSPERMAE DISUSUN OLEH: PREKDI S. BERUTU NIM: 160301034 Mata Kuliah : Teknologi Benih Dosen Pengampu : Risky Ridha, SP., MP PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan daerah tropis. Ubi kayu menjadi tanaman pangan pokok ketiga setelah padi dan jagung.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman yang termasuk dalam famili Gramineae dan genus Oryza (Grist, 1959). Padi dapat tumbuh pada berbagai lokasi dan iklim yang berbeda.

Lebih terperinci

MATERI 7. PERBANYAKAN VEGETATIF

MATERI 7. PERBANYAKAN VEGETATIF MATERI 7. PERBANYAKAN VEGETATIF Perbanyakan secara vegetatif adalah cara perkembangbiakan tanaman dengan menggunakan bagian-bagian tanaman seperti batang, cabang, ranting, pucuk daun, umbi dan akar, untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mudah diperbanyak dan jangka waktu berbuah lebih panjang. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. mudah diperbanyak dan jangka waktu berbuah lebih panjang. Sedangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan cara generatif dan vegetatif. Perbanyakan tanaman secara generatif biasanya dilakukan melalui biji dan mengalami penyerbukan

Lebih terperinci

Materi 05 Perbanyakan Tanaman: Bahan Tanam dan Pembibitan. Benyamin Lakitan

Materi 05 Perbanyakan Tanaman: Bahan Tanam dan Pembibitan. Benyamin Lakitan Materi 05 Perbanyakan Tanaman: Bahan Tanam dan Pembibitan Benyamin Lakitan Bahan Tanam Bahan tanaman adalah organ utuh atau potongan organ atau tanaman muda yang digunakan sebagai bahan yang ditanam untuk

Lebih terperinci

A. Struktur Akar dan Fungsinya

A. Struktur Akar dan Fungsinya A. Struktur Akar dan Fungsinya Inti Akar. Inti akar terdiri atas pembuluh kayu dan pembuluh tapis. Pembuluh kayu berfungsi mengangkut air dari akar ke daun. Pembuluh tapis berfungsi mengangkut hasil fotosintesis

Lebih terperinci

PEMULIAAN TANAMAN. Kuswanto, 2012

PEMULIAAN TANAMAN. Kuswanto, 2012 PEMULIAAN TANAMAN Kuswanto, 2012 Mata kuliah Wajib PS. Agroekoteknologi Jumlah 3 sks, terdiri : Kuliah 2 sks 70 % Praktikum 1 sks 30 % Komponen Penilaian UTS UAS Praktikum Tugas Terstruktur MANFAAT MATA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai sumber utama protein nabati. Kontribusi kedelai sangat

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai sumber utama protein nabati. Kontribusi kedelai sangat 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu bahan pangan penting di Indonesia sebagai sumber utama protein nabati. Kontribusi kedelai sangat dominan dalam

Lebih terperinci

Produksi Benih Tanaman Pakan

Produksi Benih Tanaman Pakan Reproduksi tanaman adalah suatu proses dimana tumbuhan memperoleh organisme baru sesuai dengan induknya. Reproduksi tanaman dibagi menjadi dua yaitu reproduksi vegetative dan reproduksi generative. Reproduksi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Botani Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Botani Cabai 3 TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Botani Cabai Cabai merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Selatan. Cabai dikenal di Eropa pada abad ke-16, setelah diintroduksi oleh Colombus saat perjalanan pulang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara morfologi tanaman jagung manis merupakan tanaman berumah satu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara morfologi tanaman jagung manis merupakan tanaman berumah satu II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi dan Klasifikasi Jagung Manis Secara morfologi tanaman jagung manis merupakan tanaman berumah satu (monoecious) dengan letak bunga jantan terpisah dari bunga betina pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN UMUM Latar Belakang

I. PENDAHULUAN UMUM Latar Belakang I. PENDAHULUAN UMUM Latar Belakang Pepaya merupakan salah satu komoditi buah penting dalam perekonomian Indonesia. Produksi buah pepaya nasional pada tahun 2006 mencapai 9.76% dari total produksi buah

Lebih terperinci

Keragaman Somaklonal. Yushi Mardiana, SP, MSi Retno Dwi Andayani, SP, MP

Keragaman Somaklonal. Yushi Mardiana, SP, MSi Retno Dwi Andayani, SP, MP Keragaman Somaklonal Yushi Mardiana, SP, MSi Retno Dwi Andayani, SP, MP Mekanisme Terjadinya Keragaman Somaklonal Keragaman somaklonal adalah keragaman genetik tanaman yang terjadi sebagai hasil kultur

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani 3 TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Pepaya (Carica papaya) merupakan tanaman buah-buahan tropika. Pepaya merupakan tanaman asli Amerika Tengah, tetapi kini telah menyebar ke seluruh dunia

Lebih terperinci

BIOTEKNOLOGI TERMINOLOGI DAN MACAM KULTUR JARINGAN

BIOTEKNOLOGI TERMINOLOGI DAN MACAM KULTUR JARINGAN BIOTEKNOLOGI TERMINOLOGI DAN MACAM KULTUR JARINGAN PEMBAGIAN KULTUR JARINGAN Kultur organ (kultur meristem, pucuk, embrio) Kultur kalus Kultur suspensi sel Kultur protoplasma Kultur haploid ( kultur anther,

Lebih terperinci

3. Arbei dan rumput teki berkembang biak secara vegetative alami menggunakan

3. Arbei dan rumput teki berkembang biak secara vegetative alami menggunakan SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 9. PERKEMBANGBIAKAN DAN PENYESUAIANDIRI MAKHLUK HIDUPLatihan soal 9.1 1. Amuba dan bakteri berkembangbiak dengan cara Vivipar Ovipar Fregmentasi Membelah diri Kunci

Lebih terperinci

Dasar Selular Reproduksi dan Pewarisan Sifat

Dasar Selular Reproduksi dan Pewarisan Sifat Dasar Selular Reproduksi dan Pewarisan Sifat A. Siklus sel dan siklus hidup organisme B. Prinsip dasar reproduksi dan pewarisan material genetik: mitosis, meiosis dan fertilisasi C.Pola pewarisan sifat:

Lebih terperinci

BAB II. PEMBENTUKAN DAN PERKEMBANGAN BENIH SECARA GENERATIF

BAB II. PEMBENTUKAN DAN PERKEMBANGAN BENIH SECARA GENERATIF BAB II. PEMBENTUKAN DAN PERKEMBANGAN BENIH SECARA GENERATIF PEMBUNGAAN: Struktur Bunga: Bunga merupakan modifikasi dari tunas vegetatif/batang dengan bagian daun khusus yang berubah fungsi menjadi alat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berasal dari kacang tanah menyebabkan meningkatnya jumlah permintaan.

I. PENDAHULUAN. berasal dari kacang tanah menyebabkan meningkatnya jumlah permintaan. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pertambahan penduduk dan berkembangnya industri pengolahan makanan yang berasal dari kacang tanah menyebabkan meningkatnya jumlah permintaan. Kebutuhan kacang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Wijen secara Umum

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Wijen secara Umum 11 TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Wijen secara Umum Wijen (Sesamum indicum L.) merupakan tanaman setahun yang tumbuh tegak dan bisa mencapai ketinggian 1.5 m 2.0 m. Tanaman wijen berbentuk semak yang berumur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan sesuatu hal yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan sesuatu hal yang sangat vital bagi kehidupan manusia. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pangan merupakan sesuatu hal yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Peningkatan ketahanan pangan merupakan tanggung jawab bersama antara masyarakat dan pemerintah.

Lebih terperinci

KONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA

KONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA KONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA Genetika merupakan salah satu bidang ilmu biologi yang mempelajari tentang pewarisan sifat atau karakter dari orang tua kepada anaknya. Ilmu genetika modern meliputi beberapa

Lebih terperinci

A : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV

A : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV N A M A : JHONI N I M : 111134267 ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV I Ayo Belajar IPA A. StandarKompetensi 2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya B. KompetensiDasar

Lebih terperinci

Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya IPA SD Kelas IV

Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya IPA SD Kelas IV Materi Pembelajaran Ringkasan Materi: Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya IPA SD Kelas IV Berikut ini adalah pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk Sekolah Dasar kelas IV yaitu tentang bagian-bagian

Lebih terperinci

Ciri-ciri Spermatohyta

Ciri-ciri Spermatohyta Ciri-ciri Spermatohyta Memiliki biji Memiliki jaringan pengangkut (xylem dan Floem) Dibedakan atas Gymnospermae (berbiji terbuka), dan Angiospermae (Berbiji tertutup) Gymnospermae (berbiji terbuka) berbiji

Lebih terperinci

sehingga diharapkan dapat menghasilkan keturunan yang memiliki toleransi yang lebih baik dibandingkan tetua toleran (segregan transgresif).

sehingga diharapkan dapat menghasilkan keturunan yang memiliki toleransi yang lebih baik dibandingkan tetua toleran (segregan transgresif). PEMBAHASAN UMUM Sorgum merupakan salah satu tanaman serealia yang memiliki toleransi yang tinggi terhadap kekeringan sehingga berpotensi untuk dikembangkan di lahan kering masam di Indonesia. Tantangan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat Tomat (Lycopersicum esculantum MILL.) berasal dari daerah tropis Meksiko hingga Peru. Semua varietas tomat di Eropa dan Asia pertama kali berasal dari Amerika Latin

Lebih terperinci

LAPORAN GENETIKA SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA

LAPORAN GENETIKA SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA LAPORAN GENETIKA SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA KELOMPOK DIHIBRID 1. AGUSTINA ADHI SURYANI 4401412055 2. AMALIA TRISTIANA 4401412063 3. DINULLAH ALHAQ 4401412126 ROMBEL 01 PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang dapat tumbuh di Indonesia sepanjang tahun. Pemanfaatan ubikayu sebagai

I. PENDAHULUAN. yang dapat tumbuh di Indonesia sepanjang tahun. Pemanfaatan ubikayu sebagai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubikayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan tanaman pangan daerah tropis yang dapat tumbuh di Indonesia sepanjang tahun. Pemanfaatan ubikayu sebagai bahan

Lebih terperinci

BAB VIII PEMBIAKAN TANAMAN

BAB VIII PEMBIAKAN TANAMAN BAB VIII PEMBIAKAN TANAMAN Dept. Agronomi & Hortikultura Faperta IPB Jl. Meranti Kampus Darmaga IPB Bogor 16680 Telp/fax : 0251 629353 1 Lingkup dan TIK Lingkup: Reproduksi, pembiakan seksual dan aseksual,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Agroekologi Tanaman Kacang Panjang. Kacang panjang merupakan tanaman sayuran polong yang hasilnya dipanen

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Agroekologi Tanaman Kacang Panjang. Kacang panjang merupakan tanaman sayuran polong yang hasilnya dipanen II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi dan Agroekologi Tanaman Kacang Panjang Kacang panjang merupakan tanaman sayuran polong yang hasilnya dipanen dalam bentuk polong muda. Kacang panjang banyak ditanam di

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai 3 TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Cabai ditemukan pertama kali oleh Columbus pada saat menjelajahi Dunia Baru. Tanaman cabai hidup pada daerah tropis dan wilayah yang bersuhu hangat. Selang beberapa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. padi karena banyak dibutuhkan untuk bahan pangan, pakan ternak, dan industri.

I. PENDAHULUAN. padi karena banyak dibutuhkan untuk bahan pangan, pakan ternak, dan industri. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kedelai (Glycine max L) merupakan salah satu komoditas pangan penting setelah padi karena banyak dibutuhkan untuk bahan pangan, pakan ternak, dan industri. Sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB III SUB BAB III PEMULIAAN TANAMAN DAN HEWAN

BAB III SUB BAB III PEMULIAAN TANAMAN DAN HEWAN BAB III SUB BAB III PEMULIAAN TANAMAN DAN HEWAN Disusun Oleh : 1. Nofiana Pratiwi (09144600143) 2. Noviana Nur Rochmah (09144600106) PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

FISIOLOGI TUMBUHAN 5 Reproduksi Tumbuhan. Delayota Science Club April 2011

FISIOLOGI TUMBUHAN 5 Reproduksi Tumbuhan. Delayota Science Club April 2011 FISIOLOGI TUMBUHAN 5 Reproduksi Tumbuhan Delayota Science Club April 2011 Reproduksi Tumbuhan Tumbuhan melakukan perkembangbiakan (reproduksi) sebagai bagian dari siklus hidupnya. Reproduksi tumbuhan dibagi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pemuliaan Tanaman Padi

TINJAUAN PUSTAKA Pemuliaan Tanaman Padi TINJAUAN PUSTAKA Pemuliaan Tanaman Padi Peningkatan hasil tanaman dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan teknik bercocok tanam yang baik dan dengan peningkatan kemampuan berproduksi sesuai harapan

Lebih terperinci

PERBANYAKAN TANAMAN. Oleh: Rommy A Laksono. Program Studi Agroteknologi UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA

PERBANYAKAN TANAMAN. Oleh: Rommy A Laksono. Program Studi Agroteknologi UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA PERBANYAKAN TANAMAN Oleh: Rommy A Laksono Program Studi Agroteknologi UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA Metode perbanyakan tanaman ada 3 : 1. Generatif (seksual) : menggunakan organ generatif (biji/benih) 2.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung Jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian (serealia). Tanaman jagung tidak membutuhkan persyaratan khusus untuk tumbuh. Iklim yang dikehendaki

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Taksonomi dan Morfologi Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman pangan dari famili Leguminosae yang berumur pendek. Secara

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Padi

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Padi 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Padi Padi merupakan tanaman yang termasuk ke dalam genus Oryza Linn. Terdapat dua spesies padi yang dibudidayakan, yaitu O. sativa Linn. dan O. glaberrima Steud.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemuliaan tanaman adalah suatu metode yang secara sistematik merakit

I. PENDAHULUAN. Pemuliaan tanaman adalah suatu metode yang secara sistematik merakit 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pemuliaan tanaman adalah suatu metode yang secara sistematik merakit keragaman genetik menjadi suatu bentuk yang bermanfaat bagi kehidupan manusia (Makmur,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS I. B. Kompetensi Dasar : 2.3. Mengidentifikasi cara perkembangbiakan tumbuhan dan hewan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS I. B. Kompetensi Dasar : 2.3. Mengidentifikasi cara perkembangbiakan tumbuhan dan hewan 38 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS I Satuan pendidikan : Sekolah Dasar Negeri Ketanggan 02 Kelas/Semester : VI/2 Materi Pokok : Perkembangbiakan tumbuhan waktu : 2 x 35 menit ( pertemuan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. subdivisio Angiospermae, digolongkan ke dalam kelas Monocotyledonae,

TINJAUAN PUSTAKA. subdivisio Angiospermae, digolongkan ke dalam kelas Monocotyledonae, TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Berdasarkan literatur Grist (1960), tanaman padi dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan ke dalam divisio Spermatophytae dengan subdivisio Angiospermae,

Lebih terperinci

5. PLANTING MATERIAL Acquaah, George Horticulture. Principles and Practices. Chapter 10, 11, 18

5. PLANTING MATERIAL Acquaah, George Horticulture. Principles and Practices. Chapter 10, 11, 18 5. PLANTING MATERIAL Acquaah, George. 2005. Horticulture. Principles and Practices. Chapter 10, 11, 18 BAHAN TANAM Bahan Tanam : bagian tanaman yang digunakan untuk memulai/ mengawali budidaya tanaman

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Klasifikasi tanaman kedelai Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai jenis liar Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani tanaman karet Menurut Sianturi (2002), sistematika tanaman karet adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae

Lebih terperinci

Pokok Bahasan: Pemuliaan untuk Tanaman Menyerbuk Sendiri. Arya Widura R., SP., MSI PS. Agroekoteknologi Universitas Trilogi

Pokok Bahasan: Pemuliaan untuk Tanaman Menyerbuk Sendiri. Arya Widura R., SP., MSI PS. Agroekoteknologi Universitas Trilogi 5 Pokok Bahasan: Pemuliaan untuk Tanaman Menyerbuk Sendiri Arya Widura R., SP., MSI PS. Agroekoteknologi Universitas Trilogi 1. Tanaman menyerbuk sendiri 2. Dasar genetik Pemuliaan Tanaman Menyerbuk Sendiri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat dibutuhkan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat dibutuhkan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat dibutuhkan masyarakat. Kedelai biasanya digunakan sebagai bahan baku pembuatan tempe, tahu, kecap,

Lebih terperinci

PERSILANGAN BUATAN PADA TANAMAN KACANG HIJAU (VIGNA RADIATA (L.) WILCZEK)

PERSILANGAN BUATAN PADA TANAMAN KACANG HIJAU (VIGNA RADIATA (L.) WILCZEK) PERSILANGAN BUATAN PADA TANAMAN KACANG HIJAU (VIGNA RADIATA (L.) WILCZEK) AGUS SUPENO Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Jalan Raya Kendalpayak, Kotak Pos 66, Malang RINGKASAN Persilangan

Lebih terperinci

BAB. Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya

BAB. Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya BAB 2 Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya Pada hari Minggu, Nina dan Siti pergi ke rumah Dimas. Di sana, mereka melihat Dimas sedang bekerja membantu ayah Dimas memindahkan bibit mangga yang dibeli ayahnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di Indonesia setelah padi dan jagung. Dengan perkembangan teknologi, ubi kayu dijadikan

Lebih terperinci

5. Cekaman Lingkungan Biotik: Penyakit, hama dan alelopati 6. Stirilitas dan incompatibilitas 7. Diskusi (presentasi)

5. Cekaman Lingkungan Biotik: Penyakit, hama dan alelopati 6. Stirilitas dan incompatibilitas 7. Diskusi (presentasi) 5. Cekaman Lingkungan Biotik: Penyakit, hama dan alelopati 6. Stirilitas dan incompatibilitas 7. Diskusi (presentasi) 5. CEKAMAN LINGKUNGAN BIOTIK 1. PENYAKIT TANAMAN 2. HAMA TANAMAN 3. ALELOPATI PEMULIAAN

Lebih terperinci

BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO

BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO PENGENALAN DAN PENCANDERAAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO Hendro Winarno PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA Jl. PB. Sudirman 90 Jember, Telp: (0331) 757130,

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis I. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Botani Kacang Tanah Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis Leguminosa yang memiliki kandungan gizi sangat tinggi. Kacang tanah merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.) merupakan jagung yang

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.) merupakan jagung yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.) merupakan jagung yang terbentuk akibat jagung biasa yang mengalami mutasi secara alami. Terdapat gen utama

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut : II. TINJAUAN PUSTAKA.1 Kacang Panjang.1.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Panjang Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut : Kerajaan Divisi Kelas Sub kelas Ordo Famili Genus : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi Tanaman sawi (Brassica juncea L.) masih satu keluarga dengan kubis-krop, kubis bunga, broccoli dan lobak atau rades, yakni famili cruciferae (brassicaceae) olek karena

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. spesies. Klasifikasi tanaman ubikayu adalah sebagai berikut:

II. TINJAUAN PUSTAKA. spesies. Klasifikasi tanaman ubikayu adalah sebagai berikut: 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani ubikayu: taksonomi dan morfologi Dalam sistematika tumbuhan, ubikayu termasuk ke dalam kelas Dicotyledoneae. Ubikayu berada dalam famili Euphorbiaceae yang mempunyai sekitar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan bergizi tinggi sebagai sumber protein nabati dengan harga terjangkau. Di Indonesia, kedelai banyak

Lebih terperinci

KELAS IV SEMESTER 1 TUMBUHAN PENYUSUN : THERESIA DWI KURNIAWATI

KELAS IV SEMESTER 1 TUMBUHAN PENYUSUN : THERESIA DWI KURNIAWATI STRUKTUR DAN FUNGSI BAGIAN KELAS IV SEMESTER 1 TUMBUHAN PENYUSUN : THERESIA DWI KURNIAWATI Daftar Isi.. 1 Kata Pengantar.. 2 Standar Kompetensi. 3 Indikator Pembelajaran... 4 Tujuan Pembelajaran. 4 Bagian-bagian

Lebih terperinci

TINJAUAN MATA KULIAH...

TINJAUAN MATA KULIAH... iii Daftar Isi TINJAUAN MATA KULIAH... xi MODUL 1: RUANG LINGKUP DAN PERKEMBANGAN HORTIKULTURA 1.1 Ruang Lingkup Hortikultura... 1.3 Latihan... 1.17 Rangkuman... 1.18 Tes Formatif 1..... 1.18 Perkembangan

Lebih terperinci

Bab PEWARISAN SIFAT. Bab 5 Pewarisan Sifat 93. (Sumber: i31.photobucket)

Bab PEWARISAN SIFAT. Bab 5 Pewarisan Sifat 93. (Sumber: i31.photobucket) Bab 5 PEWARISAN SIFAT (Sumber: i31.photobucket) Perkembangbiakan generatif akan menghasilkan keturunan yang memiliki sifat-sifat dari induknya. Misalnya pada manusia ditemukan adanya perbedaan dan persamaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan spesies Zea mays L. Jagung merupakan tanaman semusim, sama seperti jenis rumput-rumputan yang lain, akar tanaman

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Kualitatif Karakter kualitatif yang diamati pada penelitian ini adalah warna petiol dan penampilan daun. Kedua karakter ini merupakan karakter yang secara kualitatif berbeda

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 5 Oktober 2011

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 5 Oktober 2011 LAMPIRAN 4 PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 5 Oktober 2011 TATACARA PERMOHONAN REKOMENDASI DAN UJI ADAPTASI ATAU UJI OBSERVASI YANG DILAKUKAN BERSAMAAN DENGAN PENGUJIAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Lingkungan Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Lingkungan Tumbuh TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Capsicum annuum L. merupakan tanaman annual berbentuk semak dengan tinggi mencapai 0.5-1.5 cm, memiliki akar tunggang yang sangat kuat dan bercabang-cabang.

Lebih terperinci

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004 Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004 KENTANG (Disarikan dari PPPVH 2004) Direktorat Perbenihan Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura I. UJI ADAPTASI 1. Ruang Lingkup

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata [Sturt.] Bailey) merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata [Sturt.] Bailey) merupakan salah satu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung manis (Zea mays saccharata [Sturt.] Bailey) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang bernilai ekonomi tinggi karena banyak disukai oleh masyarakat.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Bunga Kedelai Induksi Androgenesis

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Bunga Kedelai Induksi Androgenesis 4 TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Bunga Kedelai Bunga tanaman kedelai termasuk bunga sempurna dengan tipe penyerbukan sendiri yang terjadi pada saat mahkota bunga masih menutup, sehingga kemungkinan kawin silang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Selain sebagai bahan pangan, akhir-akhir ini jagung juga digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Selain sebagai bahan pangan, akhir-akhir ini jagung juga digunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung (Zea mays L.) merupakan komoditas pangan kedua setelah padi di Indonesia. Selain sebagai bahan pangan, akhir-akhir ini jagung juga digunakan sebagai pakan ternak.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Cabai 3 TINJAUAN PUSTAKA Tanaman cabai (Capsicum annuum L.) termasuk ke dalam kingdom Plantae, divisi Spermatophyta, kelas Dicotyledoneae, ordo Solanes, famili Solanaceae, dan genus Capsicum. Tanaman ini berasal

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Pepaya (Carica papaya L.) termasuk dalam famili Caricaceae dan genus Carica. Famili Caricaceae ini terdiri dari empat genus yaitu Carica, Jarilla dan Jacaratial yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.) 4 TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.) Setelah perkecambahan, akar primer awal memulai pertumbuhan tanaman. Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis (Zea mays saccharata [Sturt.] Bailey) merupakan tanaman berumah

TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis (Zea mays saccharata [Sturt.] Bailey) merupakan tanaman berumah 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Jagung Jagung manis (Zea mays saccharata [Sturt.] Bailey) merupakan tanaman berumah satu (monoecious) dengan letak bunga jantan terpisah namun masih pada satu tanaman.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hikam (2007), varietas LASS merupakan hasil rakitan kembali varietas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hikam (2007), varietas LASS merupakan hasil rakitan kembali varietas 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Jagung Manis LASS Menurut Hikam (2007), varietas LASS merupakan hasil rakitan kembali varietas jagung sintetik bernama Srikandi. Varietas LASS juga merupakan hasil

Lebih terperinci

TENTANG MENTERI PERTANIAN,

TENTANG MENTERI PERTANIAN, PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 33/Permentan/OT.140/7/2008 TENTANG HARGA REFERENSI BENIH PENJENIS TANAMAN DAN BIBIT TERNAK LINGKUP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar

TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar Menurut Sarwono (2005) ubijalar tergolong tanaman palawija. Tanaman ini membentuk umbi di dalam tanah. Umbi itulah yang menjadi produk utamanya. Ubijalar digolongkan ke

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman Morfologi tanaman kedelai ditentukan oleh komponen utamanya, yaitu akar, daun, batang, polong, dan biji. Akar kedelai muncul dari belahan kulit biji yang muncul di sekitar

Lebih terperinci

Bioteknologi kultur jaringan dikembangkan karena adanya sifat khusus yang dimiliki oleh sel-sel tumbuhan, sifat tersebut adalah...

Bioteknologi kultur jaringan dikembangkan karena adanya sifat khusus yang dimiliki oleh sel-sel tumbuhan, sifat tersebut adalah... SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 19. PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN DAN HEWANLatihan Soal 19.1 1. Perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif yang menghasilkan individu yang seragam adalah.... Stek dan cangkok Menempel

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 21. KELANGSUNGAN HIDUP MAKHLUK HIDUPLatihan Soal 21.3

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 21. KELANGSUNGAN HIDUP MAKHLUK HIDUPLatihan Soal 21.3 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 21. KELANGSUNGAN HIDUP MAKHLUK HIDUPLatihan Soal 21.3 1. Kemampuan organisme untuk menghasilkan keturunan disebut.... Tingkat reproduksi Reproduksi Tingkat reproduksi sexual Tingkat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA TUMBUHAN

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA TUMBUHAN LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA TUMBUHAN ACARA III PERSILANGAN MONOHIBRID Semester : Ganjil 2015 Oleh : Sungging Birawata A1L114097 / Rombongan 14 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN (Klasifikasi) By Luisa Diana Handoyo, M.Si.

KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN (Klasifikasi) By Luisa Diana Handoyo, M.Si. KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN (Klasifikasi) By Luisa Diana Handoyo, M.Si. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan mahasiswa mampu : Menjelaskan ciri khas tumbuhan lumut, paku dan tumbuhan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. kelas : Monocotyledoneae, ordo : poales, famili : poaceae, genus : Zea, dan

TINJAUAN PUSTAKA. kelas : Monocotyledoneae, ordo : poales, famili : poaceae, genus : Zea, dan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Steenis (2003) dalam taksonomi tumbuhan, tanaman jagung diklasifikasikan dalam kingdom : Plantae, divisio : Anthophyta, kelas : Monocotyledoneae, ordo : poales,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Botani Cabai 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Cabai Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) termasuk ke dalam famili Solanaceae. Terdapat sekitar 20-30 spesies cabai yang telah dikenal, diantaranya C. baccatum, C. pubescent,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Sorgum. Sorgum (Sorgum bicolor [L].Moench) merupakan tanaman yang termasuk di

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Sorgum. Sorgum (Sorgum bicolor [L].Moench) merupakan tanaman yang termasuk di II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Sorgum Sorgum (Sorgum bicolor [L].Moench) merupakan tanaman yang termasuk di dalam famili Graminae bersama dengan padi, jagung, tebu, gandum,

Lebih terperinci