Gambar 1.1. Sebaran gunung lumpur di Jawa Tengah dan Jawa Timur (Istadi dkk, 2009).

Transkripsi

1 1 BAB I BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Mud volcano (Gunung lumpur) adalah fenomena keluarnya material lumpur yang bercampur dengan air dan gas dari bawah permukaan melalui suatu patahan atau rekahan karena adanya perbedaan tekanan. Gunung lumpur merupakan salah satu fenomena alam yang umumnya terjadi di sepanjang jalur patahan aktif di dunia yaitu pada batas zona konvergen. Selain itu, gunung lumpur juga bisa terjadi di tepi benua pasif (Åkesson, 2008), yaitu sekitar 2000 gunung lumpur telah dikonfirmasi terdistribusi di dunia dan jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat (Milkov, 2000). Salah satu diantara gunung lumpur yang baru saja lahir adalah Lumpur Sidoarjo (LUSI). Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak pada jalur patahan aktif, sehingga di Indonesia juga terdapat beberapa manifestasi gunung lumpur yang banyak dijumpai di bagian timur Pulau Jawa (Gambar 1.1). Gambar 1.1. Sebaran gunung lumpur di Jawa Tengah dan Jawa Timur (Istadi dkk, 2009). Salah satu gunung lumpur yang masih aktif mengeluarkan semburan lumpur yang cukup besar adalah Bledug Kuwu yang terletak di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Bledug Kuwu merupakan gunung 1

2 2 lumpur yang menyemburkan material lumpur yang mengandung garam disertai dengan pelepasan air dan gas ke permukaan. Semburan lumpur Bledug Kuwu dapat terjadi dengan selang waktu antara tujuh sampai lima belas kali permenit. Setiap semburan yang dihasilkan dapat melepaskan energi semburan yang berbeda-beda, hal ini ditunjukkan dengan kenampakan bentuk gelembung semburan atau letupan lumpur yang berbeda-beda. Bentuk gelembung letupan tersebut dapat mencapai ketinggian 1-5 meter dan menimbulkan getaran di sekitarnya (Gambar 1.2). Oleh karena besar energi semburan yang dilepaskan berbeda-beda, sehingga getaran yang ditimbulkan di sekitarnya berbeda-beda pula :17:10 09:17: :17:25 09:17: :17:59 09:18:08 Gambar 1.2. Semburan lumpur Bledug Kuwu pada tanggal 29 September 2013 selama satu menit dengan bentuk letupan yang berbedabeda. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan di waktu berikutnya bisa saja terjadi perulangan pelepasan besar energi semburan yang sama. Fenomena 2

3 3 semburan lumpur pada Bledug Kuwu yang menghasilkan getaran tersebut menarik untuk dilakukan kajian penelitian. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelidiki getaran yang ditimbulkan oleh semburan lumpur Bledug Kuwu yaitu dengan metode seismik mikro. Metode ini dapat merekam getaran mikro ( 3 SR) yang terjadi di permukaan akibat adanya aktivitas reservoar di bawah permukaan. Hasil rekaman getaran mikro tersebut ditampilkan dalam bentuk sinyal gelombang seismik dalam fungsi waktu. Penelitian mengenai seismik mikro pernah dilakukan di Bledug Kuwu oleh Sugiantoro (1989) yang bertujuan untuk mempelajari sifat penjalaran gelombang seismik pada medium dua fase dan untuk menentukan kedalaman sumber letusan gelembung (hiposenter). Sugianto (2014) juga telah melakukan penelitian di daerah ini untuk melihat bagaimana dinamika internal erupsi lumpur di Bledug Kuwu dari kedalaman tertentu hingga ke permukaan. Dinamika internal erupsi lumpur di Bledug Kuwu diperoleh melalui analisis pola pergerakan sumber getaran yang dibentuk oleh perubahan arah azimuth, Back-Azimuth, sudut datang gelombang dan kedalaman sumber getaran sebagai fungsi waktu. Sampai saat ini, penelitian mengenai bagaimana karakteristik sinyal seismik akibat getaran yang disebabkan oleh semburan lumpur belum pernah dikaji sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian terkait fenomena Bledug kuwu ini diperlukan untuk mengkaji lebih dalam mengenai karakterisasi sinyal seismik. Pada penelitian ini dengan menggunakan peralatan seismometer short period 3 komponen arah, dilakukan perekaman terhadap getaran yang ditimbulkan oleh semburan lumpur Bledug Kuwu. Data yang dihasilkan berupa rekaman sinyal seismik yang dianalisis dengan menggunakan metode analisis kriteria perbandingan kuantitatif sinyal time-frequency misfit dan goodness-of-fit guna memperoleh karakteristik sinyal seismik semburan Bledug Kuwu. 3

4 Rumusan Masalah Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana karakteristik sinyal seismik gunung lumpur Bledug Kuwu? 2. Bagaimana hasil pengujian secara sistematis sinyal seismik gunung lumpur Bledug Kuwu berdasarkan analisis kriteria time-frequency misfit and goodnessof-fit? 3. Bagaimana hasil perbandingan bentuk gunung lumpur Bledug Kuwu secara visual dengan rekaman seismiknya? 1.3. Batasan Masalah Dalam penelitian ini dilakukan analisis perbandingan kuantitatif antara sinyal-sinyal semburan lumpur menggunakan metode analisis kriteria timefrequency misfit dan goodness-of-fit. Kemudian dilakukan pula pengelompokan sinyal berdasarkan hasil perbandingan terhadap sinyal gunung lumpur Bledug Kuwu tersebut dengan data rekaman video. Data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data rekaman seismik yang diperoleh dari salah satu stasiun pengamat yang diletakan di sekitar sumber semburan lumpur pada tanggal 29 Oktober 2013 dimulai pada pukul 09:01:30 sampai 09:32:08 WIB dengan mengabaikan pengaruh iklim (musim hujan atau kemarau) di daerah penelitian Tujuan Penelitian Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Melakukan karakterisasi sinyal seismik semburan lumpur berdasarkan data rekaman seimik dan rekaman video. 2. Membandingkan secara kuantitatif antara sinyal referensi dengan sinyal event semburan lumpur menggunakan analisis kriteria time-frequency misfit dan goodness-of-fit. 3. Mengelompokan sinyal-sinyal event dari hasil perbandingan secara kuantitatif antara sinyal referensi dengan sinyal event semburan lumpur. 4

5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan memberikan kemudahan bagi penelitian berikutnya dalam mengkaji fenomena yang terjadi di gunung lumpur Bledug Kuwu. 5