BAB II PEMBAHASAN. penemuan sebuah batu tulis di daerah Rosetta oleh pasukan Prancis yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II PEMBAHASAN. penemuan sebuah batu tulis di daerah Rosetta oleh pasukan Prancis yang"

Transkripsi

1 BAB II PEMBAHASAN A. SEJARAH MESIR KUNO ( SM) Mesir merupakan satu-satunya pusat kebudayaan tertua dan terbesar di benua Afrika yang berasal dari tahun 4000 SM. Hal ini diketahui melalui penemuan sebuah batu tulis di daerah Rosetta oleh pasukan Prancis yang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte. Batu tulis itu berhasil dibaca oleh orang Prancis yang bernama Jean Francois Champollion (1800) sehingga sejak tahun itu terbukalah tabir sejarah Mesir Kuno yang berasal dari tahun 4000 SM. Gambar 1. Peta Peradaban Mesir Sumber: Peradaban ini terpusat disepanjang hilir sungai Nil, hingga ke bagian selatan Mesir yang berbatasan dengan Sudan, peradaban ini selanjutnya 27

2 28 berkembang selama kurang lebih tiga millenium. Sejarahnya mengalir melalui periode kerajaan-kerajaan yang stabil, masing-masing diantarai oleh periode ketidakstabilan yang dikenal sebagai periode menengah. Mesir Kuno mencapai puncak kejayaan pada masa kerajaan baru. Selanjutnya, peradaban ini mulai mengalami kemunduran. Mesir ditaklukan oleh kekuatan-kekuatan asing pada periode akhir. Kekuasaan Fir aun secara resmi dianggap berakhir pada sekitar 3100 SM, ketika Kekaisaran Romawi menaklukan dan menjadikan wilayah Mesir Ptolemeus sebagai bagian provinsi Romawi. Meskipun ini bukanlah pendudukan asing pertama terhadap Mesir, Periode kekuasan Romawi menimbulkan suatu perubahan politik dan agama secara bertahap dilembah sungai Nil, yang secara efektif menandai berakhirnya perkembangan peradaban independen Mesir. Peradaban Mesir Kuno didasari atas kontrol keseimbangan yang baik antara daya alam dan manusia, ditandai terutama oleh : a. Irigasi teratur terhadap lembah Nil. b. Eksplorasi mineral dari lembah dan wilayah gurun di sekitarnya. c. Perkembangan awal sistem tulisan dan sastra independen. d. Organisasi proyek kolektif. e. Perdagangan dengan wilayah Afrika timur, tengah, serta mediterania timur. f. Aktifitas masyarakat yang menunjukkan karakteristik kuat hegomoni kerajaan dan dominasi wilayah terhadap kebudayaan Negara lain.

3 29 1) Periode Zaman Purba dan pra sejarah (sebelum mengenal tulisan) Riset arkeologis intensif setelah bertahun-tahun, membuka banyak rahasia tentang Mesir zaman purba dan prasejarah. Pemahaman kita atas peradaban Mesir kini bisa ditelusuri melewati perkembangan yang panjang hingga tahun 5000 SM dan lebih awal, hampir 2000 tahun sebelum Dinasti ke-1 Mesir. Kita telah menemukan, bahkan sebelum 5000 SM, bukti tentang komunitas awal kaum pemburu/pengumpul di sepanjang Lembah Nil dan di pesisir Danau Qarun di Fayoum, serta tentang penduduk paleolithik yang hidup sekitar tahun lalu. 2) Periode Zaman Sejarah (Telah mengenal tulisan) Proses tersebut berawal dari tahun 4000 SM namun pada tahun 3400 SM seorang penguasa bernama Menes mempersatukan kedua kerajaan Mesir Hilir dan Mesir Hulu menjadi satu kerajaan Mesir yang besar. Mesir merupakan sebuah kerajaan yang diperintah oleh raja yang bergelar Fir aun. Ia berkuasa secara mutlak. Fir aun dianggap dewa dan dipercaya sebagai putra Dewa Osiris. Seluruh kekuasaan berada ditangannya baik sipil, militer maupun agama. Sejak tahun 3400 SM sejarah Mesir diperintah oleh 30 dinasti yang berbeda yang terdiri dari tiga jaman yaitu Kerajaan Mesir Tua yang berpusat di Memphis, Kerajaan Tengah di Awaris dan Mesir Baru di Thebe. Pada masa ini masyarakat sudah dapat mengenal tulisan, berupa tulisan hieroglyph (huruf gambar).

4 30 3) Pembagian Kerajaan Mesir Tua, Tengah, dan Mesir Baru : a. Kerajaan Mesir Tua ( SM) Kerajaan Mesir Tua disebut jaman piramida karena pada masa inilah dibangun piramida-piramida terkenal misalnya piramida Sakarah dari Fir aun Joser. Piramida di Giza adalah makam Fir aun Cheops, Chifren dan Menkawa. Lahirnya kerajaan Mesir Tua setelah Menes berhasil mempersatukan Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Sebagai pemersatu ia digelari Nesutbiti dan digambarkan memakai mahkota kembar. Runtuhnya Mesir Tua disebabkan karena sejak tahun 2500 SM pemerintahan mengalami kekacauan. Bangsa-bangsa dari luar misalnya dari Asia Kecil melancarkan serangan ke Mesir. Para bangsawan banyak yang melepaskan diri dan ingin berkuasa sendiri-sendiri. Akhirnya terjadilah perpecahan antara Mesir Hilir dan Mesir Hulu. b. Kerajaan Mesir Tengah ( SM) Kerajaan Mesir Tengah dikenal dengan tampilnya Sesotris III. Ia berhasil memulihkan persatuan dan membangun kembali Mesir. Tindakannya antara lain membuka tanah pertanian, membangun proyek irigasi, pembuatan waduk dan lain-lain. Ia meningkatkan perdagangan serta membuka hubungan dagang dengan Palestina, Syria dan pulau Kreta. Sesotris III juga berhasil memperluas wilayah ke selatan sampai Nubia (kini Ethiopia). Sejak tahun 1800 SM kerajaan Mesir Tengah diserbu dan ditaklukkan oleh bangsa Hyksos.

5 31 Setelah zaman Kerajaan tengah, Mesir melemah dan terpecah belah dikuasai selama 100 tahun oleh bangsa Hyksos dari Kanaan. Mereka menguasai Mesir Bawah di bagaian utara. Sekitar 1550 SM, satu keluarga bangsa Mesir Atas bangkit dan mengusir bangsa Hyksos serta menyatukan kembali seluruh negeri. Pada 1532 SM, mereka mencatat keberhasilan. Ahmose mendirikan dinasti ke-18 dan menjadi fir aun pertama di Kerajaan Baru, yaitu zaman keemasan Mesir. c. Kerajaan Mesir Baru ( SM) Salah satu fir aun pertama, Thutmosis I, menaklukan Palestina dan daerah Di sebelah barat Eufrat sekitar tahun 1500 SM. Selama pemerintahan Amenhotep III, Kerajaan Baru dengan ibukota Thebes, mencapai zaman kemakmuran. d. Periode Peralihan Pertama Pada kira-kira tahun SM yang digolongkan sebagai Periode Peralihan Pertama, kekuasaan para fir aun mengalami penurunan. Runtuhnya kerajaan Mesir Tua disebabkan karena sejak tahun 2500 SM pemerintahan mengalami kekacauan. Bangsa-bangsa dari luar misalnya dari Asia Kecil melancarkan serangan ke Mesir. Para bangsawan banyak yang melepaskan diri dan ingin berkuasa sendiri-sendiri. Akhirnya, terjadilah perpecahan antara Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Mungkin karena selama puluhan tahun aliran sungai Nil amat berkurang dan terjadi bencana lapar. Dan sekali lagi Mesir dibagi menjadi dua kerajaan.

6 32 e. Periode Peralihan Kedua Kira-kira tahun SM yang disebut Periode Peralihan Kedua, kekuasaan dialihkan ke beberapa raja lokal. Dan Mesir dijajah oleh orang Hyksos dari Timur Tengah. Pada akhir periode ini, Hyksos dikalahkan dan diusir oleh fir aun Thebes. Sekali lagi Mesir menyatu. f. Periode Peralihan Ketiga Selama hampir tiga abad Mesir lumpuh tidak berdaya menghadapi serbuan-serbuan dari Asia, pada tahun 800 SM, Mesir terpaksa harus membayar upeti kepada raja-raja Assyiria. Selanjutnya, pada abad ke-6 SM, Mesir ditaklukkan oleh Persia. g. Periode Akhir Kekuatan Mesir tidak disegani lagi oleh bangsa-bangsa lain. Bahkan Mesir berhasil dijajah dan dikuasai oleh beberapa bangsa; Nubia, Assyria, Persia, dan Yunani (Macedonia). Tahun 332 SM, Raja Macedonia, Alexander Agung menaklukkan Mesir dan memasukannya ke dalam Kerajaan Hellenistiknya. Ketika Alexander meninggal tahun 332 SM, temannya, Jendral Ptolemeus menjadi gubernur Mesir. Pada 305 SM, ia menjadi Raja Mesir, dengan begitu didirikanlah dinasti fir aun Ptolemeus. Para penguasa Hellenistik memegang kekuasaan di Mesir selama hampir 300 tahun. Pada masa terakhir pemerintahan dinasti Ptolemeus, Mesir diperintah oleh seorang fir aun perempuan, Cleopatra VII.

7 33 Tabel tentang Peradaban Masyarakat Mesir Kuno ( SM) : Waktu Peradaban 6000 SM Pertanian dimulai di Lembah Sungai Nil SM Berkembang kota pertama 3000 SM Mesir Atas dan Mesir Bawah disatukan menjadi satu kerajaan 2630 SM Zaman Piramida, piramida didirikan untuk pertama kalinya Kerajaan Tua ( SM) SM Selama pemerintahan dinasti keempat, kekuasaan Mesir meningkat dramatis SM Kerajaan Tengah ( SM) 2040 SM SM Kerajaan Baru ( SM) SM 1285 SM SM Periode Pertengahan Pertama Mesir terbagi menjadi dua kerajaan Sesotris III menyatukan Mesir kembali Periode Pertengahan Kedua Bangsa Hyksos menduduki Mesir Bawah Kekaisaran Mesir mencapai puncak kejayaannya di bawah Tuthmosis I Ramses menyatakan kemenangan di Qadesh melawan bangsa Hittites Periode Pertengahan Ketiga Kekuatan Mesir menurun drastis

8 SM Shosenq I menyerang Israel dan Yudah SM Mesir dibagi menjadi lima kerajaan Periode Akhir SM Mesir diperintah oleh raja dari Nubia 712 SM Bangsa Assyria menaklukkan Mesir 671 SM Bangsa Persia menaklukkan Mesir 525 SM Mesir dikalahkan oleh Alexander 332 SM Agung Sumber: Para petani dan pekerja hidup sederhana, sedangkan kaum bangsawan hidup mewah. Menurut hukum, pria dan wanita berkedudukan setara. Kaum wanita juga boleh memiliki harta benda. Kaum wanita boleh menekuni satu dari empat profesi: pendeta wanita, dukun beranak, penari, atau peratap. Selain kaum bangsawan, para juru tulis dan pendeta adalah jabatan terpenting dalam masyarakat Mesir. Adapula penguasa yang paling unik adalah Amenhotep IV ( SM). Ia menjadikan Aten, sang Matahari, sebagai dewa tunggal Mesir, dan berusaha mengubah agama orang Mesir dengan menyingkirkan banyak dewa lain dan tradisinya yang rumit. Amenhotep IV mengubah namanya menjadi Akhenaten dan membangun ibukota baru di El-Amarna guna menghormati Dewa Aten. Pemaisurinya, Nefertiti, bukan keturunan bangsawan, dan bisa jadi bukan orang Mesir. Ketika Akhenaten wafat, para pendeta dewa lama kembali berkuasa, dan melarang penyembahan atas Aten. Nama Akhenaten disingkirkan dari semua monumen dan catatan. Kota baru yang dibangunnya ditinggalkan dan Akhenaten dianggap seolah tidak pernah ada. Setelah Akhenaten wafat kesuasaan kota baru digantikan oleh raja Tutankhamun.

9 35 Gambar 2. Tutankhamun. Sumber: Microsoft Encarta Kebanyakan penguasa kerajaan baru dimakamkan di lembah raja-raja, di makam batu yang di pahat dalam. Namun, makam-makam ini telah dijarah banyak penjahat. Hanya satu makam yang selamat hingga zaman modern, yaitu makam Raja Tutankhamun, pengganti Akhenaten yang wafat sebelum usia 20 tahun. Mesir tetap kuat, khususnya dibawah pemerintahan Seti I dan anaknya Ramesses II yang agung dari dinasti ke-19 ( SM). Namun, setelah diperintah oleh sejumlah penguasa lemah, para pendeta mengambil alih kekuasaan, dan Mesir jatuh ke tangan banyak penguasa asing. Bangsa Yunani menaklukan Mesir dan berkuasa hingga 300 tahun. Lalu, Mesir menjadi wilayah Romawi. Akibatnya, sejarah dan tulisan Mesir terlupakan. 4) Sistem Kepercayaan Masyarakat Mesir Kuno Agama pada awal masa Mesir Kuno menganut kepercayaan Politeisme yaitu menyembah kepada dewa-dewa. Agama atau kepercayaan

10 36 dari bangsa Mesir kuno dibagi ke dalam cabang-cabang, yang paling utama menjadi resmi Negara adalah kepercayaan terhadap orang-orang dan adanya kehidupan setelah kematian. Masyarakat mesir mengenal terhadap dewa-dewa yang bersifat nasional yaitu Ra (Dewa Matahari), Amon (Dewa Bulan) kemudian menjadi Amon Ra, sebagai lambing pemujaan kepada Ra didirikanlah obelisk yaitu tiang batu yang ujungnya runcing. Obelisk juga dipakai sebagai tempat mencatat kejadian-kejadian. Untuk pemujaan terhadap dewa Amon Ra dibangunlah Kuil Karnak yang sangat indah pada masa Raja Thutmosis III. Selain dewa nasional maka ada dewa-dewa lokal yang dipuja pada daerah-daerah tertentu seperti Dewa Osiris yaitu dewa tertinggi atau dewa kesuburan, Dewi Isis yaitu dewi kecantikan dan juga istri dari Dewa Osiris, Dewa Aris sebagai dewa kesuburan dan Dewa Anubis yaitu dewa kematian. Jadi dengan taat masyarakat Mesir Kuno menyembah para dewa tersebut dan masyarakat lembah sungai Nil mengharap agar tidak menjadi sasaran maut. Kepercayaan yang kedua berkaitan dengan jenazah yang disebut mumi. Dasarnya membuat mumi adalah bahwa manusia tidak dapat menghindari dari kehendak dewa maut. Manusia ingin tetap hidup abadi, agar roh tetap hidup maka jasad sebagai lambing roh harus tetap utuh. Menurut agama resmi Negara, Fir aun (Pharaoh) adalah makhluk suci, dia adalah pengejawantahan dari tuhan-tuhan mereka di muka bumi dan tujuanya adalah untuk menyelenggarakan keadilan dan melindungi mereka di dunia.

11 37 Dewa-dewa pada masa Mesir Kuno diantaranya memiliki perannya masingmasing yaitu: 1. Horus adalah dewa langit dan rohnya mendiami fir aun yang hidup. Matanya adalah matahari dan bulan. 2. Ptah, dewa pencipta, pencipta kesenian. Ia merupakan dewa lokal di ibukota, Memphis. 3. Hathor, dewi cinta dan kecantikan. Tanduknya mengangkat sang matahari ke surga. 4. Isis, saudari dan istri Osiris, adalah ibu dari Horus. Ia memiliki kekuatan sihir hebat. 5. Re-Horakhty, gabungan dari dewa matahari dan Horus, ditunjukan dengan matahari berkepala elang. 6. Osiris adalah dewa maut. Kerajaannya terdapat di barat. Ia menghakimi jiwa manusia menurut pahala yang mereka kumpulkan. Pada kekuasaan Amenhotep IV ( SM). Ia menjadikan Aten, sang Matahari, sebagai dewa tunggal Mesir, dan berusaha mengubah agama orang Mesir dengan menyingkirkan banyak dewa lain dan besistem kepercayaan Monoteisme menyembah kepada satu dewa. Lalu setelah ia meninggal para pendeta mengambil alih kekuasaan dan kembali pada kepercayaan Politeisme. 1. Keadaan Geografis Daerah Mesir terletak di bagian utara benua Afrika. Disebelah utara berbatasan dengan Laut Tengah, di sebelah timur berbatasan dengan laut

12 38 Merah, di sebelah selatan berbatasan dengan Sudan dan di sebelah barat berbatasan dengan Libya. Keberadaan Mesir di benua Afrika merupakan berkah tersendiri. Wilayah Mesir yang dilalui oleh Sungai Nil memiliki tanah yang relatif subur. Sungai Nil bersumber dari suatu mata air yang terletak jauh di tanah tinggi Afrika timur. Banjir yang mengalir ke utara dan setiap tahun mendatangkan banjir inilah yang mengubah padang pasir menjadi lembahlembah yang subur. Lebar lembah itu antara 15 kilometer sampai 50 kilometer. Oleh karena itu, sektor pertanian berkembang pesat di wilayah Mesir. Banyak sejarawan diantaranya adalah Herodotus (ahli sejarah Yunani) menjuluki Mesir sebagai the Give of the Nile dengan melihat potensi alam yang dimiliki Mesir. Letak geografis Mesir terletak di Afrika Utara, dibagian barat daya terdapat Semenanjung Sinai atau Bukit Sinai. Negara ini mempunyai pesisir pantai yaitu Laut Mediterranean dan Laut Merah. berbatasan dengan Libya bagian barat, Sudan dibagian selatan, Semenanjung Gaza, Palestina dan Israel bagian timur. Mesir Kuno terbagi atas dua kerajaan, yang dikenal sebagai Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Berlainan dengan kebiasaan, Mesir Hulu (Upper Egypt) terletak di selatan dan Mesir Hilir (Lower Egypt) di utara, dinamakan sungai Nil. Sungai Nil mengalir ke arah utara dari titik selatan ke laut Mediteranian.

13 39 2. Kondisi Masyarakat Masyarakat Mesir Kuno ketika itu sangat terstratifikasi dan status sosial yang dimiliki seseorang ditampilkan secara terang-terangan. Sebagian besar masyarakat bekerja sebagai petani, namun demikian hasil pertanian dimiliki dan dikelolah oleh negara, kuil, atau keluarga ningrat yang memiliki tanah. Petani juga dikenai pajak tenaga kerja dan dipaksa bekerja membuat irigasi atau proyek konstruksi menggunakan sistem corvée. Seniman dan pengrajin memunyai status yang lebih tinggi dari petani, namun mereka juga berada di bawah kendali negara, bekerja di toko-toko yang terletak di kuil dan dibayar langsung dari kas negara. Juru tulis dan pejabat menempati strata tertinggi di Mesir Kuno, dan biasa disebut "kelas kulit putih" karena menggunakan linen berwarna putih yang menandai status mereka. Perbudakan telah dikenal, namun bagaimana bentuknya belum jelas diketahui. Dalam sektor pertanian kondisi geografi yang mendukung dan tanah di tepi sungai Nil yang subur membuat bangsa Mesir mampu memproduksi banyak makanan, dan menghabiskan lebih banyak waktu dan sumber daya dalam pencapaian budaya, teknologi, dan artistik. Pengaturan tanah sangat penting di Mesir Kuno karena pajak dinilai berdasarkan jumlah tanah yang dimiliki seseorang. Pertanian di Mesir sangat bergantung kepada siklus sungai Nil. Bangsa Mesir mengenal tiga musim: Akhet (banjir), Peret (tanam), dan Shemu (panen). Musim banjir berlangsung dari Juni hingga September, menumpuk lanau kaya mineral yang ideal untuk pertanian di tepi

14 40 sungai. Setelah banjir surut, musim tanam berlangsung dari Oktober hingga Februari. Petani membajak dan menanam bibit di ladang. Irigasi dibuat dengan parit dan kanal. Mesir hanya mendapat sedikit hujan, sehingga petani sangat bergantung dengan sungai Nil dalam pengairan tanaman. Dari Maret hingga Mei, petani menggunakan sabit untuk memanen. Selanjutnya, hasil panen dibersihkan dan diirik untuk memisahkan jerami dari gandum. Proses penampian menghilangkan sekam dari gandum, lalu gandum ditumbuk menjadi tepung, diseduh untuk membuat bir, atau disimpian untuk kegunaan lain. Bangsa Mesir menanam gandum emmer dan barley, serta beberapa gandum sereal lain, sebagai bahan roti dan bir. Tanaman-tanaman Flax ditanam dan diambil batangnya sebagai serat. Serat-serat tersebut dipisahkan dan dipintal menjadi benang, yang selanjutnya digunakan untuk menenun linen dan membuat pakaian. Papirus ditanam untuk pembuatan kertas. Sayursayuran dan buah-buahan dikembangkan di petak-petak perkebunan, dekat dengan permukiman, dan berada di permukaan tinggi. Tanaman sayur dan buah tersebut harus diairi dengan tangan. Sayur-sayuran meliputi bawang perai, bawang putih, melon, squash, kacang, selada, dan tanaman-tanaman lain. Anggur juga ditanam untuk diolah menjadi wine. Mesir Kuno memandang pria dan wanita, dari kelas sosial apapun kecuali budak, sama di mata hukum. Baik pria maupun wanita memiliki hak untuk memiliki dan menjual properti, membuat kontrak, menikah dan bercerai, serta melindungi diri mereka dari perceraian dengan menyetujui

15 41 kontrak pernikahan, yang dapat menjatuhkan denda pada pasangannya bila terjadi perceraian. Dibandingkan bangsa lainnya di Yunani, Roma, dan bahkan tempat-tempat lainnya di dunia, wanita di Mesir Kuno memiliki kesempatan memilih dan meraih sukses yang lebih luas. Wanita seperti Hatshepsut dan Celopatra bahkan bisa menjadi fir aun. Namun, wanita di Mesir Kuno tidak dapat mengambil alih urusan administrasi dan jarang yang berpendidikan. Raja yang memerintah pada masa pemerintahan masyarakat Mesir Kuno yaitu Raja Menes dikenal sebagai pharaoh Mesir pertama yang menyatukan seluruh Mesir kuno untuk pertama kalinya dalam sejarah. Dalam sebuah Negara persatuan kurang lebih pada tahun 3000 SM. Asal usulnya istilah Pharaoh merujuk pada istana dimana Raja Mesir berada, namun pada saat itu menjadi gelar dari raja-raja Mesir. Inilah sebabnya mengapa raja yang memerintah Mesir Kuno mulai disebut Pharaoh. Sebagai pemilik, pengatur dan penguasa dari seluruh Negara dan wilayah-wilayahnya, maka Pharaoh diterima sebagai pengejawantahan dari dewa yang terbesar dalam kepercayaan Mesir kuno yang Politheistik dan menyimpang. Administrasi dari wilayah Mesir, pembagian mereka, pendapatan mereka, singkatnya, seluruh pertanian, jasa dan produksi dalam batas-batas wilayah Negara dikelola dalam kekuasaan Pharaoh. Absolutisme dalam masa kepemimpinannya telah melengkapi penguasannya terhadap Negara dengan kekuasaan yang dapat melakukan semua hal sesuai dengan keinginannya. Tepat pada dinasti pertama kekuasaan

16 42 Raja Menes yang menjadi raja Mesir yang berhasil menyatukan Hulu dan Hilir Mesir, sungai Nil deserahkan kepada publik dengan menggunakan saluran-saluran air. Disamping itu seluruh produksi berada dibawah penguasaan dan seluruh produksi barang dan jasa diberikan untuk kepentingan sang raja. Rajalah yang mendistribusikan dan membagi barang dan jasa dalam proporsi yang diinginkan oleh rakyat. Hal ini tidaklah sulit bagi raja yang telah memiliki suatu kekuasaan di daerah tersebut untuk menempatkan rakyat dalam kepatuhan Raja Mesir atau yang nantinya bernama Pharaoh dan dia mengaku dirinya sebagai makhluk suci yang memegang kekuasaan yang besar dan mencakupi semua kebutuhan rakyatnya dan ia mengubah dirinya menjadi tuhan. Para Pharaoh benar-benar percaya bahwa diri mereka adalah tuhan. Bangsa Mesir kuno sangatlah dipengaruhi oleh lingkungan alam dimana mereka hidup. Keadaan alam Mesir menjaga Negara tersebut terhadap serangan dari luar secara sempurna. Mesir dikelilingi oleh gurun pasir, pegunungan dan lautan disemua sisi. Serangan mungkin dilakukan terhadap Negara tersebut hanya dengan kemungkinan dua jalan, namun mereka dapat dengan mudah untuk mempertahankan diri. Bangsa Mesir menjadi terisolasi dari dunia luar berkat faktor-faktor alam tersebut. Masyarakat Mesir Kuno percaya dan memuja dewa polytheism. Dewa yang dipuja itu ada yang khusus milik masyarakat desa, daerah atau

17 43 kota, bahkan ada dewa yang dihormati oleh seluruh bangsa Mesir. Dewadewa yang dipuja bangsa Mesir di antaranya: a) Dewa Osiris sebagai dewa tertinggi atau dewa kesuburan. b) Dewa Thot (dewa pengetahuan). c) Dewa Anubis (dewa berkepala anjing) sebagai dewa kematian. d) Dewa Apis berwujud sapi. e) Dewa Ra (Dewa Matahari) dan kemudian mnjadi Dewa Amon-Ra (dewa bulan matahari). Akhenaton dan istrinya pernah berupaya menjadikan Amon Ra sebagai satu-satunya dewa yang harus disembah monotheisme, tetapi upaya ini tidak berhasil karena bertentangan dengan kepercayaan masyarakat. 3. Hasil Kebudayaan Hasil kebudayaan Mesir Kuno lebih banyak dalam bidang arsitektur dan seni, diantaranya yaitu huruf hieroglyph, piramida, ilmu hitung. Sphink, Obelisk, Mumi. Selain itu terdapat hasil kebudayaan dari generasi ke generasi. Berikut dijelaskan secara rinci hasil-hasil kebudayaan di Mesir Kuno : a. Tulisan Hieroglyph Huruf Hieroglyph merupakan huruf gambar. Dari huruf Hieroglyph muncul tulisan baru yang disebut Hierotis yang dipergunakan oleh para pendeta Mesir untuk keperluan keagamaan. Sedangkan huruf demotis yang dipergunakan oleh rakyat.

18 44 Huruf hieroglyph itu dipergunakan terus-menerus hingga sampai abad ke-5 sesudah Masehi. Akan tetapi, karena kepercayaan masyarakat Mesir ditindas bangsa Romawi, maka para pendeta tidak sempat lagi mempelajari huruf hieroglyph sehingga akhirnya dilupakan oleh orang Mesir. b. Piramida Diperkirakan pada tahun 3000 SM, Raja-raja Mesir mulai membangun Piramida-piramida. Piramida yang paling besar adalah piramida Raja Khufu (Cheops). Tinggi piramida mencapai 137 meter dan pada bagian depan terdapat patung Sphinx. Dalam proses pembangunan Piramida ini tidak banyak yang dapat diketahui, kemungkinannya dilakukan dengan cara kerja paksa. c. Ilmu Hitung Pada awalnya masyarakat Mesir menggunakan ilmu hitung yang sangat sederhana, khususnya penambahan dan pengurangan. Selanjutnya, dikembangkan perkalian dan pembagian. Pengetahuan ilmu ukur (geometri) mereka telah mencapai tingkat keahlian yang cukup mengagumkan. Mereka sudah mampu mengukur dan menghitung dengan tepat luas segitiga, segi empat, segi lima dan seterusnya. Bahkan mereka telah dapat membuat rumusan untuk mencapai diameter lingkaran. Kepandaian mereka dapat digunakan untuk menghitung isi piramida, silinder dan bahkan isi dari belahan bumi ini.

19 45 d. Sphinx Sphinx adalah patung seekor singa yang berkepala manusia yang didirikan didepan sebuah piramida. Sphinx merupakan lambang kekuasaan dan pemerintahan dari seorang raja Mesir yang dimakamkan pada Piramida tersebut. Kepala Sphinx merupakan lambang kebijaksanaan dan lambang kekuatan dari raja yang memerintah. e. Obelisk Obelisk adalah sebuah tugu batu yang didirikan oleh masyarakat Mesir untuk memuja Dewa Amon-Ra (Bulan-Matahari). Obelisk berbentuk monumen batu ramping yang memiliki empat sisi lancip mengarah ke atas berbentuk piramida. Monumen obelisk pertama dan paling terkenal dibuat di Mesir kuno. Bagi masyarakat Mesir Kuno, obelisk merupakan simbol dewa matahari. Obelisk biasanya dibuat berpasangan dan ditempatkan di pintu masuk kuil dan makam. Puncaknya sering dilapisi emas atau logam lain yang cerah untuk memantulkan sinar matahari. Prasasti hieroglif (tulisan gambar) pada empat sisi obelisk bertuliskan nama-nama fir aun atau penguasa lain yang memerintahkan pembangunan obelisk. f. Mummi Mumi adalah jenazah para raja atau bangsawan yang diawetkan. Pembuatan Mumi ini didasarkan pada kepercayaan masyarakat Mesir bahwa jiwa orang yang telah meninggal akan tetap hidup terus dan berada pada badan dan jasmaninya apabila badan jasmaninya tidak rusak.

20 46 g. Pengawetan Mayat (Ilmu Forensik) Pada zaman Mesir Kuno, jenazah dibuat mumi dengan cara dibalsem. Dengan cara ini, orang yang telah meninggal dipercaya hidup selamanya. Mumi dimasukan ke sebuah peti mati yang biasanya dihiasi mewah. Sampai sekarang metode pengawetan mayat masih digunakan untuk membuat mayat tidak cepat busuk. Seperti di rumah sakit, adat masyarakat, dan sebagai tradisi turun temurun masih digunakan sampai sekarang. h. Sistem Kalender Masyarakat Mesir mula-mula membuat kalender bulan berdasarkan siklus (peredaran) bulan selama 291/2 hari. Karena dianggap kurang tetap kemudian mereka menetapkan kalender berdasarkan kemunculan bintang anjing (Sirius) yang muncul setiap tahun. Mereka menghitung satu tahun adalah 12 bulan, satu bulan 30 hari dan lamanya setahun adalah 365 hari yaitu 12 x 30 hari lalu ditambahkan 5 hari. Mereka juga mengenal tahun kabisat. Penghitungan ini sama dengan kalender yang kita gunakan sekarang yang disebut Tahun Syamsiah (sistem Solar). Penghitungan kalender Mesir dengan sistem Solar kemudian diadopsi (diambil alih) oleh bangsa Romawi menjadi kalender Romawi dengan sistem Gregorian. Sedangkan bangsa Arab kuno mengambil alih penghitungan sistem lunar (peredaran bulan) menjadi tarikh Hijriah. i. Seni Arsitektur Dari peninggalan bangunan-bangunan yang masih bisa disaksikan sampai sekarang menunjukkan bahwa bangsa Mesir telah memiliki

21 47 kemampuan yang menonjol di bidang matematika, geometri dan arsitektur. Peninggalan bangunan Mesir yang terkenal adalah piramida dan kuil yang erat kaitannya dengan kehidupan keagamaan. Piramida dibangun untuk tempat pemakaman Fir aun. Arsitek terkenal pembuat piramida adalah Imhotep. Ilmu arsiterkur sampai sekarang masih digunakan seperti gedung perkantoran, geding pencakar langit, dan bangunan-bangunan lain yang memiliki pondasi yang hebat. B. BUDAYA PEMAKAMAN MESIR KUNO 1. Definisi Budaya Menurut Koentjaraningrat (2000:181) kebudayaan dengan kata dasar budaya berasal dari bahasa sangsakerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Jadi Koentjaraningrat, mendefinisikan budaya sebagai daya budi yang berupa cipta, karsa dan rasa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa itu. Koentjaraningrat juga menerangkan bahwa pada dasarnya banyak sarjana yang membedakan antara budaya dan kebudayaan, dimana budaya merupakan perkembangan majemuk budi daya, yang berati daya dari budi. Namun, pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan singkatan dari kebudayaan, tidak ada perbedaan dari definsi. Jadi, kebudayaan atau disingkat budaya menurut Koentjaraningrat merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.

22 48 Untuk lebih jelasnya mengenai teori budaya, Koentjaraningrat membedakan adanya tiga wujud dari kebudayaan yaitu: (1) Wujud kebudayaan sebagai sebuah kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya. (2) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam suatu masyrakat. (3) Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Menurut Liliweri (2002:89) kebudayaan merupakan pandangan hidup dari sekelompok orang dalam bentuk perilaku, kepercayaan, nilai, dan simbol-simbol yang mereka terima tanpa sadar yang semuanya diwariskan melalui proses komunikasi dari satu generasi ke generasi berikutnya. Lebih lanjut, Taylor dalam Liliweri (2002:62) mendefinisikan kebudayaan tersusun oleh kategori-kategori kesamaan gejala umum yang disebut adat istiadat yang mencakup teknologi, pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, estetika, rekreasional dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan kata lain, kebudayaan mencakup semua yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Hawkins (2012:9) mengatakan bahwa budaya adalah suatu kompleks yang meliputi pengetahuan, keyakinan, seni, moral, adat-istiadat serta kemampuan dan kebiasaan lain yang dimiliki manusia sebagai bagian masyarakat. Lalu, dilain pihak Clifford Geertz mengatakan bahwa kebudayaan merupakan sistem mengenai konsepsi-konsepsi yang diwariskan dalam bentuk simbolik, yang dengan cara ini manusia dapat berkomunikasi,

23 49 melestarikan, dan mengembangkan pengetahuan dan sikapnya terhadap kehidupan (Abdullah, 2006:1). Kebudayaan merupakan cara hidup dari masyarakat yang manapun dan tidak mengenai cara hidup saja (Linton, 2006:18). Budaya pemakaman adalah tata cara ataupun proses dalam memakamkan jenazah yang didasari pada nilai-nilai atau adat didalam daerah tertentu. Sedangkan pada budaya pemakaman masyarakat Mesir Kuno yaitu dengan cara di mumifikasi atau diawetkan. Berbagai kegiatan dalam adat ini adalah: proses mengawetkan tubuh melalui mumifikasi, upacara pemakaman, tempat pemakaman untuk si mayat dan penguburan mayat bersama barangbarang yang akan digunakan oleh almarhum di akhirat. Dari berbagai definisi diatas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa kebudayaan atau budaya merupakan sebuah sistem, dimana sistem itu terbentuk dari perilaku, baik itu perilaku badan maupun pikiran. Hal ini berkaitan erat dengan adanya gerak dari masyarakat, dimana pergerakan yang dinamis dan dalam kurun waktu tertentu akan menghasilkan sebuah tatanan ataupun sistem tersendiri dalam kumpulan masyarakat. 2. Definisi Ritual Ritual merupakan tata cara dalam upacara atau suatu perbuatan keramat yang dilakukan oleh sekelompok umat beragama. Hal ini ditandai dengan adanya berbagai macam unsur dan komponen, yaitu adanya waktu, tempat-tempat dimana upacara dilakukan, alat-alat dalam upacara, serta orang-orang yang menjalankan upacara (Koentjaraningrat, 1985:56).

24 50 Pada dasarnya ritual adalah rangkaian kata, tindakan pemeluk agama dengan menggunakan benda-benda, peralatan dan perlengkapan tertentu, ditempat tertentu dan memakai pakaian tertentu pula (Suprayugo, 2001:41). Begitu halnya dalam ritual upacara kematian, banyak perlengkapan, benda-benda yang harus dipersiapkan dan dipakai. Ritual atau ritus dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan berkah atau rezeki yang banyak dari suatu pekerjaan. Seperti upacara menolak balak dan upacara karena perubahan atau siklus dalam kehidupan manusia seperti kelahiran, pernikahan dan kematian (Bustanuddin, 2007:95). Ritual bukan saja meliputi kegiatan keagamaan, tetapi juga meliputi tata upacara peralihan masyarakat. Ritual dapat dilaksanakan baik dalam lingkup terkecil, yaitu individu, maupun lingkup besar, yaitu kelompok dan masyarakat sosial. Jika dilihat secara umum, pelaksanaan ritual tersebut mempunyai fungsi dan tujuan tertentu, misalnya sebagai wujud dari kewajiban agama dan pendidikan moral sosial, kebutuhan emosional, penguat ikatan sosial, perwujudan rasa hormat, persetujuan dalam suatu acara, atau dapat pula sebagai wujud kesengan pribadi. Sejak zaman prasejarah, manusia percaya tentang adanya kehidupan lain sesudah kematian. Upacara pemakaman dilakukan sebagai simbol masuknya orang mati ke dalam suatu kehidupan dan tempat tinggal yang baru. Dalam upacara tersebut terdapat kepercayaan universal yang diwarnai oleh beberapa ciri khas. Seringkali manusia terikat pada ide-ide religius,

25 51 seperti pertemuan dengan dewa, atau pemasukan diri ke dalam suatu dunia ilahi. Akhirnya, keseluruhan kepercayaan, upacara, dan implikasi moral itu mengakibatkan suatu keyakinan lain bahwa hidup ini bersifat signifikan atau berarti (Leahy, 1996:13-14). Beberapa kajian menyatakan bahwa pemakaman merupakan ritual yang sangat sederhana. Akan tetapi, pemakaman merupakan suatu ritual yang paling mencolok dalam siklus kehidupan manusia sebagai bagian dari fase pemisahan, berbeda dengan fase peralihan dan penggabungan. Pemakaman yang merupakan penggabungan antara kematian dan dunia setelah kematian, merupakan ritual yang paling banyak dijabarkan sehingga dianggap sebagai ritual yang paling penting (Gennep, 1960:146). 3. Upacara Pemakaman Upacara kematian atau pemakaman merupakan warisan budaya nenek moyang. Setiap orang atau keluarga/rumah tangga pasti pernah atau akan mengalami kematian, yang oleh masyarakat disebutnya kesripahan. Mereka melaksanakan upacara kematian jika ada salah satu anggota keluarga atau warga desa yang meninggal dunia, dikatakan sebagai naluri dan merupakan kewajiban tradisi masyarakat. Sudah barang tentu karena sebagai tradisi, maka dilakukannya upacara kematian juga berdasarkan pada aturan-aturan atau norma-norma tertentu. Sebab pada prinsipnya tradisi adalah suatu kebiasaan yang berlakunya berdasarkan norma-norma tertentu.

26 52 Kematian adalah bagian dari setiap orang dan makluk ciptaan Tuhan, yang tidak mungkin dihindari. Kematian pasti akan dialami setiap manusia. Kematian begitu menyengat nyawa, tidak memandang ras, ekonomi, usia, jabatan, dan Agama. Bruce Milne (1982:16) mengatakan kematian merupakan salah satu bentuk hukuman ilahi. Menurut alkitab firman Tuhan, walaupun kematian tidak terelakkan, bukan merupakan akhir dari segala sesuatu. Itu sebabnya manusia yang di beri kesempatan untuk hidup haruslah mempergunakan kesempatan dengan sebaik-baiknya. Adapun tujuan dilaksanakannya upacara kematian adalah untuk menghormati orang yang mati. Menurut kepercayaan masyarakat, orang mati hanyalah mati raganya atau fisiknya, sedang jiwa atau nyawa atau roh tetap terus hidup. Roh orang yang telah mati mempunyai kemampuan dan kekuatan yang luar biasa, jauh di luar kemampuan dan kekuatan orang yang masih hidup. Masyarakat juga percaya bahwa perjalanan roh menuju ke alam baka yang disebutnya alam akhirat, merupakan perjalanan jauh, perjalanan berat yang penuh gangguan dan risiko, perjalanan yang lama, yang semuanya ia tak dapat dibandingkan dengan dunia ini. Semuanya bersifat gaib. Meskipun demikian jika bekal yang dibawa cukup, semuanya akan dapat dihadapi dengan baik. Hal ini dikaitkan dengan perbuatan orang sewaktu masih hidup, yang mana perbuatan baik kelak akan menerima pahala dan sebaliknya perbuatan jahat akan menerima hukuman (Mulyadi dkk, 1983:93).

27 53 Menurut Hertz tentang upacara kematian adalah upacara kematian selalu dilakukan manusia dalam rangka adat istiadat dan struktur sosial dari masyarakatnya yang berwujud sebagai gagasan kolektif (Koentjaraningrat, 1987:71) Upacara kematian juga mengandung nilai-nilai budaya yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam kehidupan bersama dan bekal kehidupan di kemudian hari. Nilai-nilai itu antara lain kegotong-royongan, kemanusiaan, dan religius. Upacara yang bernada kesedihan adalah upacara kematian, yang terkadang menghabiskan uang, terutama di kalangan orang kaya, sebab memberi pesangon atau disebut salawat kepada semua yang hadir di upacara kematian, ada serangkai upacara disini yaitu upacara 3 hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari, 1000 hari. Upacara kematian merupakan masalah yang sosial karena ia tidak hanya melibatkan anggota keluarganya tetapi juga masyarakatnya. Maka dari itu jika ada kematian seluruh warga datang membantu keluarga yang sedang berkabung. Biasanya salah seorang perempuan dari setiap keluarga yang sedang berduka cita sambil membawa sejumlah beras. Sementara itu para lelakinya disamping membantu dalam persiapan penguburan juga mempersiapkan kayu-kayu yang diperlukan untuk masak dalam rangka keselamatan. Bahwa berkaitan dengan konsep kematian mengatakan bahwa kematian adalah sebagai proses penyucian terhadap dosa-dosa yang tidak bisa kita bersihkan sepanjang hidup kita (Jalaluddin, 2006:15). Maksudnya dengan adanya kematian tersebut manusia akan kembali lagi pada proses pensucian.

28 54 Dan hasilnya setelah kita meninggal dunia, masih banyak dosa-dosa kita yang belum terputihkan ketika didunia, baik oleh taubat maupun musibah. Karena itu dari kasih sayang Allah SWT maka Tuhan melakukan lagi proses pembersihan, hanya saja proses pembersihan itu tidak lagi berasal dari amal kita. Sebab setelah mati, putuslah segala amalnya. Menurut Ibnu Qayyim, pada waktu mati ada proses pembersihan terhadap diri kita. Ialah, sakitnya pada saat sakaratul maut. Ia menjadi penebus dari beberapa dosa. Perbuatan dosa yang paling besar pada sakitnya sakaratul maut adalah berbuat dzalim terhadap sesama hamba Allah dan menyakiti hati orang lain (Ibid, 2006:22). Kemudian menurut Ibnu Qayyim, yang menghapus dosa setelah kita meninggal adalah istighfar dari saudara-saudaranya kaum muslimin. Istighfar yang kita kirimkan untuk saudara-saudara kita yang meninggal dunia, menjadi penghapus dosa-dosanya. Dan itulah arti firman Allah: Ta aawanu alal birri wattaqwa yang artinya Hendaknya kamu saling membantu dalam kebajikan dan ketakwaan. Bantulah orang-orang yang sudah mati itu dengan kebajikan kita. Antara lain dengan istighfar. Doa-doa dari orang sholeh juga dapat menjadi pembersih dosa. Kematian adalah salah satu dari dua hal yang di benci umat manusia. Padahal, seandainya manusia tahu, mati itu lebih baik daripada fitnah. Selain mati, hal lain yang dibenci manusia adalah miskin harta. Padahal dengan harta yang sedikit, di akhirat manusia akan lebih mudah di hisab. Orang yang senantiasa melaksanakan perbuatan baik akan terhindar dari segala bahaya dan kesusahan yang akan menimpa dirinya, hal ini karena perbuatan baik

29 55 itulah yang melindungi mereka, begitulah sebaliknya. Segala kesenangan, kebahagiaan dan segala apapun yang tak ternilai harganya akan dimiliki oleh orang yang berbuat kebajikan.orang yang mengejar hawa nafsu hanya untuk kepuasan pribadi adalah orang yang mempunyai pandangan rendah dan nilainya sangat hina. Kalau ia memiliki sifat jahat maka pusat segala kegiatan hidupnya terletak pada kepentingan dirinya belaka yang akibatnya membawa ia tenggelam kedalam neraka. Anggapan bahwa roh itu bersifat abadi, tetap hidup selama-lamanya adalah ajaran seluruh agama dunia (Halimuddin, 1992:37). Diakui oleh ahli filsafat dan dibuktikan oleh ilmu pengetahuan modern. Didalam Al-qur an dan hadist, masalah roh di barzah ini diuraikan dengan lengkap dan terperinci. Firman Allah (Qs: Al-Isra :85) و ي س أ ل ون ك ع ن الر وح ق ل الر وح م ن أ م ر ر ب و م ا أ وت يت م م ن ال ع ل م ا ق ل يا Artinya: Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (Qs. Al-Isra : 85). Masalah roh tidak terjangkau oleh ilmu. Tidak tembus oleh kemampuan berfikir, dalam masalah arwah yang penting adalah iman, bukan rasio, rasio ini kadang berbahaya. Dari sinilah bertolaknya orang yang berpendapat bahwa arwah orang meninggal itu bertempat tinggal di gununggunung, di atas bukit batu karang, di atas pohon-pohon kayu besar. Dari

30 56 sinilah berasalnya anggapan bahwa kayu besar itu sakti, batu basar itu sakti, mata air itu sakti. 4. Prosesi Pemakaman Masyarakat Mesir Kuno Orang Mesir Kuno mempertahankan adat pemakaman yang diyakini sebagai kebutuhan untuk menjamin keabadian setelah kematian. Berbagai kegiatan dalam adat ini adalah: proses mengawetkan tubuh melalui mumifikasi, upacara pemakaman, dan penguburan mayat bersama barangbarang yang akan digunakan oleh almarhum di akhirat. Sebelum periode Kerajaan Lama, tubuh mayat dimakamkan di dalam lubang gurun, cara ini secara alami akan mengawetkan tubuh mayat melalui proses pengeringan. Kegersangan dan kondisi gurun telah menjadi keuntungan sepanjang sejarah Mesir Kuno bagi kaum miskin yang tidak mampu mempersiapkan pemakaman sebagaimana halnya orang kaya. Orang kaya mulai menguburkan orang mati di kuburan batu, akibatnya mereka memanfaatkan mumifikasi buatan, yaitu dengan mencabut organ internal, membungkus tubuh menggunakan kain, dan meletakkan mayat ke dalam Sarkofagus berupa batu empat persegi panjang atau peti kayu. Pada permulaan dinasti keempat, beberapa bagian tubuh mulai diawetkan secara terpisah dalam toples kanopik. Pada periode Kerajaan Baru, orang Mesir Kuno telah menyempurnakan seni mumifikasi. Teknik terbaik pengawetan mumi memakan waktu kurang lebih 70 hari lamanya, selama waktu tersebut secara bertahap dilakukan proses pengeluaran organ internal, pengeluaran

31 57 otak melalui hidung, dan pengeringan tubuh menggunakan campuran garam yang disebut natron. Selanjutnya tubuh dibungkus menggunakan kain, pada setiap lapisan kain tersebut disisipkan jimat pelindung, mayat kemudian diletakkan pada peti mati yang disebut antropoid. Mumi periode akhir diletakkan pada laci besar cartonnage yang telah dicat. Praktik pengawetan mayat asli mulai menurun sejak zaman Ptolemeus dan Romawi, pada zaman ini masyarakat Mesir Kuno lebih menitikberatkan pada tampilan luar mumi. Orang kaya Mesir dikuburkan dengan jumlah barang mewah yang lebih banyak. Tradisi penguburan barang mewah dan barang-barang sebagai bekal almarhum juga berlaku pada semua masyarakat tanpa memandang status sosial. Pada permulaan kerajaan baru, buku kematian ikut disertakan di kuburan, bersamaan dengan patung Shabati yang dipercaya akan membantu pekerjaan mereka di akhirat. Setelah pemakaman, kerabat yang masih hidup diharapkan untuk sesekali membawa makanan ke makam dan mengucapkan do a atas nama si mayat. Menurut penulis Mesir sekarang sudah menjadi peradaban budaya yang sudah berkembang pesat, kita bisa lihat sekarang ini kota Kairo yang sudah sangat modern. Jadi sepertinya kuburan untuk orang-orang Mesir yang berupa piramida yang hanya ada pada dahulu kala, karena sekarang, mayoritas masyarakat Mesir memeluk agama Islam.

32 58 C. BENTUK-BENTUK MAKAM DI MESIR KUNO Bentuk makam pada strata sosial di Mesir Kuno diantaranya ada dua bentuk yaitu piramida (Makam para Raja) dan Mastaba (Makam bangsawan dan rakyat biasa). Penulis akan sedikit menjelaskan tentang pengertian piramida dan Mastaba dibawah ini. Bangunan makam merupakan bangunan yang dibuat secara bertahap mulai dari bentuk yang sederhana sampai mencapai bentuk yang sempurna. Bentuk makam tersebut adalah: Mastaba, piramida, Tangga, piramida bengkok dan akhirnya piramida sempurna. Pada awalnya, wangsa-wangsa pertama orang Mesir membuat bangunan makamnya dengan suatu bentuk yang sederhana, yaitu bentuk yang datar dibagian atasnya dan miring pada sisinya yang terbuat dari bahan batu bata yang dinamakan Mastaba, kata dalam bahasa Arab yang berarti bangku, yang pada mulanya tingginya ± 5,00 m. Mastaba tersebut dihias bata bagian luarnya menurut pola yang geometrik. Didalam Mastaba, biasanya dibawah tanah terdapat beberapa kamar, satu untuk jenazah dan yang lain untuk barang-barang milik orang yang meninggal tersebut. Pada wangsa kedua, kamar yang dibangun semakin banyak, ada yang mencapai 30 buah kamar, dan dinding makamnya dilapis batu gamping. Pada masa wangsa ketiga, bangunan yang terbuat dari bahan batu seluruhnya dibuat dan ini merupakan bentuk piramida Tangga yang pertama. Piramida ini sebetulnya terdiri dari tumpukan Mastaba, sehingga tingginya mencapai ± 60,00 m. Kurang dari 2 abad selanjutnya bentuk piramida menjadi sempurna,

33 59 bangunan masif yang terbuat dari balok-balok batu besar yang ditata menjulang menuju satu titik dengan kemiringan yang sebanding. 1. Makam Piramida (Makam Raja) Piramida adalah monumen yang terkenal di Mesir Kuno. Piramida telah dibangun oleh para raja Mesir pada zaman Kerajaan Tua dan Kerajaan Tengah sebagai simbol kerajaan yang megah. Piramida terdiri atas susunan batu raksasa (sampai kg per batu) yang harus dibawa dari jauh. Pembangunan piramida memerlukan banyak tenaga (ahli bangunan, pemahat, pelukis, arsitek dan budak). Piramida yang paling besar adalah piramida Raja Khufu yang dikerjakan oleh pekerja selama puluhan tahun. Piramida Khufuter bentuk dari 2 juta batu (masing-masing beratnya kg). Piramida berfungsi sebagai kuburan raja Mesir yang sangat megah, mewah, mahal dan rumit secara ilmu arsitektur. Pada zaman ketika pembangunan piramida-piramida, logam perak dan emas sudah dapat dicairkan (Zaman Logam). Emas dan perak tersebut diolah menjadi perhiasan-perhiasan serta patung-patung. Di dalam piramida berisi banyak perhiasan dan patung-patung dari emas, perak, dan permata sehingga menjadi incaran para perampok dan para penjajah. Biasanya para fir aun dan keluarganya sudah mulai membangun piramida pada saat mereka sudah dewasa. Semua dinding dihias dengan gambar dan tulisan yang mengagungagungkan diri mereka sendiri.

34 60 Bentuk piramida yang melancip melambangkan sinar matahari yang menyorot, sehingga fir aun yang dikubur disana dipercaya dapat naik ke surga. Kompleks pengkuburan besar ini menyediakan sangat banyak informasi tentang masyarakat dan kebudayaan Mesir Kuno. Pembangunan piramida tidak dilakukan lagi setelah ujung Kerajaan Tengah. Para raja Mesir selanjutnya menunjukkan kekuatan mereka dengan membangun kuil, yang mereka tunjukan dengan pahatan dan ukiran monumental. Hal lain yang menarik di Mesir adalah mumi (mayat yang diawetkan). Ketika raja meninggal, badannya dimumikan. Segala organ tubuh bagian dalam dikeluarkan termasuk otak (kecuali hati). Sesudah itu bahanbahan kimia dan alami digunakan untuk mengawetkan tubuh kosong fir aun. Proses pengawetanmemerlukan waktu 70 hari. Tubuh dibungkus dengan kain-kain yang berisi jimat sebagai benda kramat yang dapat menghindari segala peristiwa buruk. Sesudah diupacarai oleh para pendeta Mesir, mumi ditempatkan dalam satu peti mayat yang biasanya berisi ukiran emas dan permata. Ini memastikan bahwa badan raja yang utuh berlanjut sebagai sebuah rumah untuk jiwanya. Mayat raja dengan khidmat dikebumikan di kamar penguburan, tepat di pusat piramida. Dinding bagian dalam piramida telah diukir dengan tulisan suci dan mantra, dan kamar telah dilengkapi dengan harta yang mewah untuk digunakan oleh raja dialam baka gerobak perang, makanan, minuman, emas, permata, pakaian. Setelah pemakaman raja, jalan lintasan pintu masuk ke kamar disegel dengan batu untuk melindunginya dari

35 61 perampok. Pada masa ini, Mesir sudah mengenal kepercayaan yaitu ada kehidupan setelah mati. Kepercayaan ini dapat diteliti berkat peninggalan berbentuk batu-batu dan lukisan di dinding piramida yang berisi huruf hieroglif. Ternyata mereka percaya pada istilah surga sebagai wilayah yang mirip dengan keadaan tepi sungai Nil, disebut Ladang-ladang berpapirus (Fields of Reeds), yang segala tanaman tumbuh berlimpah. Dewa Osiris menjaga pintu masuk surga dan hanya mengizinkan masuk roh-roh yang sepanjang hidupnya berkelakuan baik. Sebelum roh-roh mendapat izin masuk surga mereka harus melewati perjalanan dan siksaan yang dahsyat di neraka. Untuk memungkinkan perjalanan ini dapat dilewati dengan baik, banyak upacara dan mantra-mantra harus dikumandangkan. Orang Mesir percaya hidup setelah mati. Awalnya, hanya Fir aun dan keluarga dekatnya saja yang dianggap dapat hidup abadi. Tetapi dalam perkembangan selanjutnya semua orang dapat hidup abadi setelah mati. Masyarakat Mesir menyembah banyak dewa-dewi (politeisme). Dewadewi Mesir kebanyakan merupakan manifestasi dari alam. Tetapi terkadang memiliki kepercayaan animisme, dan kadang-kadang totemisme, yaitu memuja dewa-dewa, roh-roh, dan binatang yang dianggap suci. Bangsa Mesir Kuno sangat memuliakan matahari yang disebut dewa Ra. Matahari dipandang dewa yang sangat berkuasa yang menentukan nasib bangsa Mesir pada masa itu.

36 62 Dibawah ini adalah gambar dan penjelasan didalam piramida : Gambar 3. Piramida Khufu Sumber: Penjelasan pada piramida khufu : a. Jalan masuk b. Jalanan menurun c. Ruang bawah tanah d. Tempat layanan e. Jalanan naik f. Kamar ratu g. Keluar masuknya udara h. Galeri besar i. Ruang depan j. Ruang raja k. Ruang peletakan mumi

37 Makam Raja Awal Makam raja awal yaitu mastaba yang ditemukan di saqqara. Mastaba adalah awal terbentuknya piramida, piramida mencerminkan rumah sesudah kematian, replika istana dan menjadi panggung pemujaan bagi raja. piramida dilengkapi dengan : a) Tempat pemujaan b) Patung penjaga (Sphinx) c) Monumen m (obelisk) d) Pintu-pintu palsu (13 diantara 14) e) Dipenuhi dengan lorong-lorong jebakan yang beracun f) Dilengkapi tangga dan lorong sebagai simbol menuju langit dimana Paraoh bergabung dengan Dewa Piramida yang terkenal pada masa Kerajaan Tua di Giza yaitu : a) Piramida Khufu (Cheops) b) Piramida Khafre (Chepren) c) Piramida Menkure (Mycherinus) 1.2 Makam Raja Pertengahan Makam yang muncul ke atas tanah mulai dihilangkan. Dikembangkan makam di tepi tebing sungai nil di atas gunung karang system hollow out. Muka bangunan disebut grotto dengan cara memotong gunung karang Disusun dalam tiga elemen : a. Kolom-kolom portiko untuk publik b. Kapel untuk pemujaan

38 64 c. Ruang makam Komplek makam yang terkenal pada makam raja pertengahan adalah makam Mentuhotep. 1.3 Makam Raja Baru Makam berupa kuil yang terdiri dari : a. Denah panjang dengan susunan kolom b. Terdapat inner court c. Pencahayaan kurang d. Ruang-ruang terikat oleh sirkulasi dan struktur linier e. Kuil yang terkenal ditemukan di thebes yang disebut kuil Theban f. Kuil sengaja dirancang dengan sistem serial pengalaman melewati ruang g. Ruang luar terbuka dan terang h. Ruang dalam tertutup dan gelap i. Secara psikologis akses begini sebagai bentuk penjabaran ruang masuk selektif j. Hanya raja yang layak berd oa dan berjumpa dengan Tuhan k. Kuil Thebes disebut kuil seratus pintu yang sekarang dikenal dengan nama : Karanak dan Luxor l. Dilengkapi dengan Obelisk : menara yang dipahat dengan tulisan: Hieroglyph riwayat raja

39 65 2. Makam Mastaba Mastaba adalah bangunan yang beratap datar, berbentuk balok dengan sisi-sisi yang miring. Bangunan ini terbuat dari batuan tanah liat. Mastaba menandai situs pemakaman banyak tokoh Mesir Kuno terkenal. Gambar 4. Makam Mastaba Sumber: Microsoft Encarta Kata mastaba berasal dari bahasa Arab untuk menyebut bangku, karena jika dilihat dari kejauhan mastaba terlihat seperti bangku tanah liat. Di dalam mastaba, sebuah ruangan yang digali ke dalam tanah dilapisi dengan batu dan tanah liat. Tubuh jenazah akan diletakkan di dalam ruangan ini. Di bagian atas, lumpur ditumpukkan pada mastaba untuk menandai makam dan menghindari pencurian, dibentuk bujur dengan panjang kira-kira empat kali lebarnya. Walaupun makam ini cukup luas, makam ini terasa sejuk. Hal ini membuat para pemuka agama awal sedikit terganggu karena mastaba memungkinkan jenazah membusuk karena air tidak lagi menguap,

40 66 mencegah pengawetan jenazah. Mastaba adalah tipe kuburan standar pada masa awal Mesir (Periode Predinastik dan Periode Dinasti Awal Mesir). Ketika sebuah mastaba dibangun untuk pemakaman Raja Dinasti Ketiga, Djoser, sang arsitek Imhotep memperluas struktur dasar menjadi berbentuk bujur sangkar, lalu membangun struktur yang mirip dengan mastaba, tapi lebih kecil yang berbentuk bujur sangkar di atasnya, dan kemudian menambahkan struktur bujur sangkar keempat, kelima, dan keenam di atasnya lagi. Bangunan ini adalah Piramida Bertingkat, kuburan berbentuk piramida pertama. Karena itu, mastaba adalah cikal bakal dari Piramida yang terkenal. D. PROSES MENGAWETKAN JENAZAH 1. Mummifikasi Mumi adalah sebuah mayat yang diawetkan, dikarenakan perlindungan dari dekomposisi oleh cara alami atau buatan, sehingga bentuk awalnya tetap terjaga. Ini dapat dicapai dengan menaruh tubuh tersebut di tempat yang sangat kering atau sangat dingin, atau ketiadaan oksigen, atau penggunaan bahan kimiawi. Mumi paling terkenal adalah mumi yang dibalsam dengan tujuan pengawetan tertentu, terutama dalam Mesir Kuno. Orang Mesir percaya bahwa badan adalah tempat Ka (Sang Ruh) seseorang yang sangat penting dalam masa setelah hidup.

41 67 Gambar 5. Proses Mumifikasi Sumber: Mumi sering kita artikan dengan hantu ataupun setan mengerikan yang seluruh tubuhnya dibalut dengan kain putih, tapi tahukah kalian bagaimana makhluk yang telah mati tersebut tidak mengeluarkan bau ataupun badannya menjadi busuk, maka agar tidak mengeluarkan bau dan tidak membusuk maka seorang mumi harus diawetkan. Penulis akan sedikit menjelaskan seberapa pintarnya orang Mesir zaman dulu sehingga dapat membuat mayat yang tidak dapat membusuk. Menurut sejarah, tradisi mengawetkan orang yang sudah meninggal itu sudah dilakukan bangsa Mesir Kuno sejak 3000 tahun SM. Pemakaman di Mesir Kuno tidak dengan cara dikuburkan melainkan hanya dengan diawetkan, karena didaerah Mesir sulit untuk menggali tanah. Tetapi orang Mesir Kuno mempercayai bahwa jiwa orang yang telah mati suatu hari akan

Oleh : Umi Hartati, M.Pd Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

Oleh : Umi Hartati, M.Pd Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Oleh : Umi Hartati, M.Pd Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro PERADABAN LEMBAH SUNGAI NIL MATERI 2 Letak Geografis Daerah Mesir terletak di bagin utara Benua Afrika.

Lebih terperinci

PERADABAN MESIR 1. Keadaan Goegrafis 2. Sistem Pemerintahan

PERADABAN MESIR 1. Keadaan Goegrafis 2. Sistem Pemerintahan PERADABAN MESIR 1. Keadaan Goegrafis Mesir terletak di Benua Afrika bagian utara. Sebagian besar wilayahnya merupakan daerah padang pasir yang tandus. Di tengah-tengah gurun yang tandus tersebut mengalir

Lebih terperinci

SEJARAH SENI RUPA BARAT. Seni Rupa Mesir Kuno. Bandi Sobandi JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2008

SEJARAH SENI RUPA BARAT. Seni Rupa Mesir Kuno. Bandi Sobandi JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2008 SEJARAH SENI RUPA BARAT Seni Rupa Mesir Kuno Bandi Sobandi JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2008 Kondisi Geografi Mesir Pertemuan antara budaya Asia Barat, Eropa Selatan, dan

Lebih terperinci

S E J A R A H P E R K E M B A N G A N A R S I T E K T U R M E S I R

S E J A R A H P E R K E M B A N G A N A R S I T E K T U R M E S I R S E J A R A H P E R K E M B A N G A N A R S I T E K T U R M E S I R A P E R I O D E PERKEMBANGAN SEJARAH 1. PERIODE NEOLITHIC ( 4500-3000 SM ) Bercocok tanam, dometikasi binatang, dan rumah awal 2. PERIODE

Lebih terperinci

ARSITEKTUR MESIR KUNO: STRUKTUR PIRAMIDA CHEOPS/KHUFU

ARSITEKTUR MESIR KUNO: STRUKTUR PIRAMIDA CHEOPS/KHUFU ARSITEKTUR MESIR KUNO: STRUKTUR PIRAMIDA CHEOPS/KHUFU Bangunan untuk Dewanya yaitu kuil Bangunan makam untuk Firaun /Raja yang sudah meninggal Bangunan rumah tinggal untuk orang hidup berdasarkan strata

Lebih terperinci

PERADABAN MESOPOTAMIA

PERADABAN MESOPOTAMIA PERADABAN MESOPOTAMIA 1. Keadaan Gegrafis Mesopotamia adalah daerah Irak yang terletak di antara Sungai Tigris dan Eufrat Daerah ini sangat ideal untuk pemukiman penduduk karena kebutuhan air selalu terpenuhi.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 )

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 ) PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 ) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI 23/2/2017 MATERI

Lebih terperinci

Sejarah Seni Rupa Yunani Kuno 1. Sejarah Yunani Kuno

Sejarah Seni Rupa Yunani Kuno 1. Sejarah Yunani Kuno Sejarah Seni Rupa Yunani Kuno 1. Sejarah Yunani Kuno Yunani kuno tidak diragukan lagi merupakan salah satu peradaban paling berpengaruh dalam sejarah umat manusia. Dari daerah yang terletak di ujung semenanjung

Lebih terperinci

PUSAT-PUSAT PERADABAN TERTUA DI DUNIA DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

PUSAT-PUSAT PERADABAN TERTUA DI DUNIA DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI PUSAT-PUSAT PERADABAN TERTUA DI DUNIA DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 Peradaban Lembah Sungai Indus dan Sungai Gangga Peradaban Lembah Sungai Huang-Ho (Kuning) Peradaban Lembah

Lebih terperinci

MESIR KUNO DAN AMERIKA TENGAH (Suatu Komparasi Wilayah Peradaban Dunia) Hermanto Drs., MM. *) ABSTRAK

MESIR KUNO DAN AMERIKA TENGAH (Suatu Komparasi Wilayah Peradaban Dunia) Hermanto Drs., MM. *) ABSTRAK MESIR KUNO DAN AMERIKA TENGAH (Suatu Komparasi Wilayah Peradaban Dunia) Hermanto Drs., MM. *) ABSTRAK Mesir Kuno adalah suatu peradaban kuno di bagian timur laut Afrika. Peradaban ini terpusat sepanjang

Lebih terperinci

PERADABAN PALMYRA. Sejarah Perkembangan Arsitektur Barat dan Timur

PERADABAN PALMYRA. Sejarah Perkembangan Arsitektur Barat dan Timur PERADABAN PALMYRA Kelompok: 1. Muanisya Sanjaya (37368) 2. Rifan Ridwana (36867) 3. Fauzi Abdul Aziz (37062) 4. Candra Bayu P. (36448) 5. M. Cakra buana (36147) 6. Andhi Ardianto (36625) 7. Wisnu Rizky

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan Mesir Kuno merupakan salah satu kebudayaan tertua dan paling maju di dunia. Peradaban ini terpusat di sepanjang hilir sungai Nil yang merupakan urat nadi

Lebih terperinci

BAB II STUDI TEORITIS TENTANG UPACARA KEMATIAN DAN PERILAKU KEAGAMAAN. dilakukan manusia dalam rangka adat istiadat dan struktur sosial dari

BAB II STUDI TEORITIS TENTANG UPACARA KEMATIAN DAN PERILAKU KEAGAMAAN. dilakukan manusia dalam rangka adat istiadat dan struktur sosial dari 11 BAB II STUDI TEORITIS TENTANG UPACARA KEMATIAN DAN PERILAKU KEAGAMAAN. A. Upacara Kematian Menurut Hertz tentang upacara kematian adalah upacara kematian selalu dilakukan manusia dalam rangka adat istiadat

Lebih terperinci

KARYA SENI RUPA TRADISIONAL MANCANEGARA. Oleh : Arna Ningsih Kelas XII IPA 1 MAN 2 PAREPARE

KARYA SENI RUPA TRADISIONAL MANCANEGARA. Oleh : Arna Ningsih Kelas XII IPA 1 MAN 2 PAREPARE KARYA SENI RUPA TRADISIONAL MANCANEGARA Oleh : Arna Ningsih Kelas XII IPA 1 MAN 2 PAREPARE 1. Karnak (mesir) terdiri dari konglomerasi besar candi hancur, kapel, tiang dan bangunan lain, terutama Candi

Lebih terperinci

MAKALAH PERKEMBANGAN AWAL KEHIDUPAN PENDUDUK AFRIKA. Tugas ini di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kulia Sejarah Afrika

MAKALAH PERKEMBANGAN AWAL KEHIDUPAN PENDUDUK AFRIKA. Tugas ini di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kulia Sejarah Afrika MAKALAH PERKEMBANGAN AWAL KEHIDUPAN PENDUDUK AFRIKA Tugas ini di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kulia Sejarah Afrika Dosen Pembimbing Feri Candra Setiawan M.Pd OLEH KELOMPOK I 1. PATRISIA INCE 2. LIBERTA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Kematian

BAB 1 PENDAHULUAN Kematian BAB 1 PENDAHULUAN Menurut Vitruvius di dalam bukunya Ten Books of Architecture, arsitektur merupakan gabungan dari ketiga aspek ini: firmity (kekuatan, atau bisa dianggap sebagai struktur), venustas (keindahan

Lebih terperinci

Peradaban Kuno Amerika By: M. Yusuf A X.3. Page 1

Peradaban Kuno Amerika By: M. Yusuf A X.3. Page 1 Peradaban Kuno Amerika By: M. Yusuf A X.3 Page 1 Peradaban Amerika Keadaan Alam Penduduk Inka Kerajaan Aztek Maya Page 2 Keadaan Alam : Benua amerika terdiri atas bagian utara, bagian tengah, dan bagian

Lebih terperinci

PERADABAN KUNO ASIA DAN AFRIKA 1

PERADABAN KUNO ASIA DAN AFRIKA 1 Judul PERADABAN KUNO ASIA DAN AFRIKA 1 Mata Pelajaran : Sejarah Kelas : I (Satu) Nomor Modul : Sej.I.03 Penulis: Dra. M.Y. Sri Wuryaningsih Penyunting Materi: Dra. Corry Iriani R., M.Pd. Penyunting Media:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari berbagai suku yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Setiap suku memiliki kebudayaan, tradisi

Lebih terperinci

WA H Y U 1 2. Pdt Gerry CJ Takaria

WA H Y U 1 2. Pdt Gerry CJ Takaria PEREMPUAN DAN NAGA WA H Y U 1 2 WAHYU 12:1-2 Seorang Perempuan sedang Mengandung Berselubung Matahari Bulan di bawah kakinya Mahkota dengan dua belas bintang ARTI DARI LAMBANG Perempuan melambangkan jemaat

Lebih terperinci

Tugas Sejarah Seni Rupa. Budaya Mesir Kuno

Tugas Sejarah Seni Rupa. Budaya Mesir Kuno Tugas Sejarah Seni Rupa Budaya Mesir Kuno Martinus Darma Setiawan 211140010 Desain Produk Lukman Zaman PCSW. S.Kom., M.Kom. 1. PHOENIX Mitos dan legenda memang banyak diperdebatkan. Namun jika kita pikir

Lebih terperinci

László Hankó: Kebahagiaan Marina

László Hankó: Kebahagiaan Marina 1 László Hankó: Kebahagiaan Marina Terjemahan: Mentari Siahaan Dahulu kala hiduplah seorang wanita muda dan cantik bernama Marina. Dia tinggal di sebuah gubuk kecil di tepi pantai bersama suaminya yang

Lebih terperinci

ARSITEKTUR PERSIA KUNO

ARSITEKTUR PERSIA KUNO ARSITEKTUR PERSIA KUNO ANGGOTA KELOMPOK Fajar Rausyanfikr Ramadhan 36558 Bayu Krisna Suryantara 37107 Helmy Ardiansyah 37485 Brilian Echonery 37053 Ahmad Pratama 37063 Muhammad Indra Fatmoko 36535 I Putu

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #20 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #20 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #20 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #20 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

WAHYU 12 PEREMPUAN DAN NAGA. Pdt Gerry CJ Takaria

WAHYU 12 PEREMPUAN DAN NAGA. Pdt Gerry CJ Takaria WAHYU 12 PEREMPUAN DAN NAGA Wahyu 12:1-2 1. Seorang Perempuan sedang Mengandung 2. Berselubung Matahari 3. Bulan di bawah kakinya 4. Mahkota dengan dua belas bintang ARTI DARI LAMBANG Perempuan melambangkan

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat. I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara kepulauan, yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang kaya akan kebudayaan serta adat istiadat, bahasa, kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 13 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 13, oleh Chris

Revelation 11, Study No. 13 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 13, oleh Chris Revelation 11, Study No. 13 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 13, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Jepang terdapat bermacam-macam budaya, salah satunya adalah olahraga. Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki ketertarikan tinggi terhadap suatu olahraga.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Tinjauan Pustaka 1. Definisi Kebudayaan Kata kebudayaan berasal dari kata Sansekerta buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau

Lebih terperinci

ARSITEKTUR PERSIA KUNO

ARSITEKTUR PERSIA KUNO ARSITEKTUR PERSIA KUNO ARSITEKTUR PERSIA KUNO ANGGOTA KELOMPOK Fajar Rausyanfikr Ramadhan 36558 Bayu Krisna Suryantara 37107 Helmy Ardiansyah 37485 Brilian Echonery 37053 Ahmad Pratama 37063 Muhammad Indra

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi Bersyukur kepada sang pencipta tentang apa yang telah di anugerahkan kepada seluruh umat manusia,

Lebih terperinci

BAB IV MAKNA PELAKSANAAN UPACARA ADAT ALAWAU AMANO BAGI KEHIDUPAN ORANG NOLLOTH. A. Mendiskripsikan Upacara Adat Kematian Alawau Amano

BAB IV MAKNA PELAKSANAAN UPACARA ADAT ALAWAU AMANO BAGI KEHIDUPAN ORANG NOLLOTH. A. Mendiskripsikan Upacara Adat Kematian Alawau Amano BAB IV MAKNA PELAKSANAAN UPACARA ADAT ALAWAU AMANO BAGI KEHIDUPAN ORANG NOLLOTH A. Mendiskripsikan Upacara Adat Kematian Alawau Amano Menurut Hertz, kematian selalu dipandang sebagai suatu proses peralihan

Lebih terperinci

SEKOLAH SESUDAH INI. "Dan mereka akan melihat wajah-nya dan nama-nya akan tertulis di dahi mereka."

SEKOLAH SESUDAH INI. Dan mereka akan melihat wajah-nya dan nama-nya akan tertulis di dahi mereka. SEKOLAH SESUDAH INI "Dan mereka akan melihat wajah-nya dan nama-nya akan tertulis di dahi mereka." Sorga adalah sebuah sekolah; bidang studinya, alam semesta; gurunya, Yang tak berkesudahan hari-nya. Cabang

Lebih terperinci

NEGARA MESIR. : Islam, Kristen Mata uang : Pound Mesir

NEGARA MESIR. : Islam, Kristen Mata uang : Pound Mesir NEGARA MESIR Negara : Mesir Ibu kota : Kairo Luas wilayah : 997.739 km2 Bentuk pemerintahan : Republik Jumlah penduduk : 76.117.420 jiwa Lagu kebangsaan : "Hani an be tu da to Samil Ma Kam" Bahasa : Arab

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (4/6)

Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Juru Selamat dan Tuhan Kode Pelajaran : SYK-P04 Pelajaran 04 - YESUS ADALAH JURU SELAMAT DAN TUHAN DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam upaya ini pemerintah berupaya mencerdaskan anak bangsa melalui proses pendidikan di jalur

Lebih terperinci

Arsitektur Dayak Kenyah

Arsitektur Dayak Kenyah Arsitektur Dayak Kenyah Propinsi Kalimantan Timur memiliki beragam suku bangsa, demikian pula dengan corak arsitekturnya. Namun kali ini hanya akan dibahas detail satu jenis bangunan adat yaitu lamin (rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tinggalan budaya masa lalu sebagai hasil kreativitas merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tinggalan budaya masa lalu sebagai hasil kreativitas merupakan buah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tinggalan budaya masa lalu sebagai hasil kreativitas merupakan buah pikiran yang dapat berbentuk fisik (tangible) dan non-fisik (intangible). Tinggalan fisik

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Ritual Ritual adalah tehnik (cara metode) membuat suatu adat kebiasaan menjadi suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama,

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

PERJUANGAN BERDARAH UMAT ALLAH

PERJUANGAN BERDARAH UMAT ALLAH PERJUANGAN BERDARAH UMAT ALLAH Kitab Makabe terutama menceritakan peperangan antara bangsa Yahudi dengan bangsa Siria. Kitab ini menonjolkan sikap sejumlah tokoh Yahudi yang gagah berani, tidak gentar

Lebih terperinci

Ellen White & Tes Kesempurnaan yang Salah

Ellen White & Tes Kesempurnaan yang Salah Ellen White & Tes Kesempurnaan yang Salah Orang-orang yang percaya pada pelayanan Ellen G. White sebagai seorang nabi sejati, seringkali menjadi yang paling sulit untuk menerima Sabat lunar. Alasannya

Lebih terperinci

Danau Toba: Pesona Sumatera Utara

Danau Toba: Pesona Sumatera Utara Danau Toba: Pesona Sumatera Utara Danau Toba yang terletak di Sumatera Utara ini merupakan salah satu danau vulkanik terindah yang dimiliki Indonesia. Dengan luas yang mencapai 1.145 kilometer persegi,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan

BAB V KESIMPULAN. Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan mengacu pada bab pertama serta hasil analisis pada bab empat. Ada empat hal yang penulis simpulkan sehubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan Konfusianisme adalah konsep bakti terhadap orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. dengan Konfusianisme adalah konsep bakti terhadap orang tua. BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Kematian bagi masyarakat Tionghoa (yang tetap berpegang pada tradisi) masih sangat tabu untuk dibicarakan, sebab mereka percaya bahwa kematian merupakan sumber malapetaka

Lebih terperinci

SIMBOL SIMBOL KEBUDAYAAN SUKU ASMAT

SIMBOL SIMBOL KEBUDAYAAN SUKU ASMAT SIMBOL SIMBOL KEBUDAYAAN SUKU ASMAT MAKALAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Komunikasi Lintas Budaya Oleh : Jesicarina (41182037100020) PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Bengkalis, Indragiri Hulu, Kampar, dan wilayah Pekanbaruyang merupakan kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. di Bengkalis, Indragiri Hulu, Kampar, dan wilayah Pekanbaruyang merupakan kekuatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari berbagai suku yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Bangsa bisa disebut juga dengan suku,

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. A. Pelaksanaan Kenduri Arwah sebagai rangkaian dari ritual kematian dalam

BAB III PENYAJIAN DATA. A. Pelaksanaan Kenduri Arwah sebagai rangkaian dari ritual kematian dalam 40 BAB III PENYAJIAN DATA A. Pelaksanaan Kenduri Arwah sebagai rangkaian dari ritual kematian dalam masyarakat Pujud Data yang disajikan adalah data yang diperoleh dari lapangan yang dihimpun melalui observasi,

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN 2.1 Uraina Tentang Seni Kata seni berasal dari kata "SANI" yang kurang lebih artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa". Menurut kajian ilmu di eropa

Lebih terperinci

kebudayaan Cina Peranakan bagi peneliti maupun pemba BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

kebudayaan Cina Peranakan bagi peneliti maupun pemba BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA untuk menambah wawasan dan pemahaman tentang museum Tjong A Fie serta kebudayaan Cina Peranakan bagi peneliti maupun pemba BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dalam Kamus Besar

Lebih terperinci

MESIR KUNO DAN AMERIKA TENGAH (Suatu Komparasi Wilayah Peradaban Dunia) Hermanto Drs., MM. *) ABSTRAK

MESIR KUNO DAN AMERIKA TENGAH (Suatu Komparasi Wilayah Peradaban Dunia) Hermanto Drs., MM. *) ABSTRAK MESIR KUNO DAN AMERIKA TENGAH (Suatu Komparasi Wilayah Peradaban Dunia) Hermanto Drs., MM. *) ABSTRAK Mesir Kuno adalah suatu peradaban kuno di bagian timur laut Afrika. Peradaban ini terpusat sepanjang

Lebih terperinci

Kajian Perhiasan Tradisional

Kajian Perhiasan Tradisional Kajian Perhiasan Tradisional Oleh : Kiki Indrianti Program Studi Kriya Tekstil dan Mode, Universitas Telkom ABSTRAK Kekayaan budaya Indonesia sangat berlimpah dan beragam macam. Dengan keanekaragaman budaya

Lebih terperinci

SEJARAH ARSITEKTUR MESIR

SEJARAH ARSITEKTUR MESIR SEJARAH ARSITEKTUR MESIR Disusun oleh : Dosen : Dr. Ir. Agus Saladin, MA Deanalova Artan Virgoayu 052001400037 Dian Handayani 052001400040 Gladis Istiqomah Suhar P 052001400053 Idfi Febianita Hanan 052001400059

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #38 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #38 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #38 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #38 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

new7wonders 7 Keajaiban Dunia

new7wonders 7 Keajaiban Dunia new7wonders 7 Keajaiban Dunia Mengetahui peninggalan bersejarah atau tempat-tempat unik yang masuk dalam tujuh keajaiban dunia wajib untuk diketahui setiap orang, apalagi jika tujuh keajaiban dunia tersebut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Saparan di Kaliwungu Kendal BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Analisis Pelaksanaan Tradisi Saparan di Kaliwungu Kabupaten Kendal Pelaksanaan tradisi Saparan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional dibangun, namun cukup banyak ditemukan bangunan-bangunan yang diberi sentuhan tradisional

Lebih terperinci

KONTEN BUDAYA NUSANTARA Upacara Adat Rambu Solo - Toraja

KONTEN BUDAYA NUSANTARA Upacara Adat Rambu Solo - Toraja KONTEN BUDAYA NUSANTARA Upacara Adat Rambu Solo - Toraja Upacara pemakaman yang dilangsungkan saat matahari tergelincir ke barat. Jenazah dimakamkan di gua atau rongga di puncak tebing batu. Sebagai tanda

Lebih terperinci

WAHYU 11. Dua Saksi Allah Dan Sangkakala Ketujuh. Pdt Gerry CJ Takaria

WAHYU 11. Dua Saksi Allah Dan Sangkakala Ketujuh. Pdt Gerry CJ Takaria WAHYU 11 Dua Saksi Allah Dan Sangkakala Ketujuh PENDAHULUAN Wahyu 11:1-2 Sebatang buluh berfungsi sebagai alat pengukur. Yohanes disuruh mengukur Bait Suci. Ini bukan kaabah di Yerusalem karena sudah

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 24, in Indonesian Langguage. Seri kitab Wahyu pasal11, Pembahasan No. 24, oleh Chris McCann

Revelation 11, Study No. 24, in Indonesian Langguage. Seri kitab Wahyu pasal11, Pembahasan No. 24, oleh Chris McCann Revelation 11, Study No. 24, in Indonesian Langguage Seri kitab Wahyu pasal11, Pembahasan No. 24, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia dengan semboyan

Lebih terperinci

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa dan agama. Kemajemukan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang ada di Indonesia dan masih terjaga kelestariannya. Kampung ini merupakan kampung adat yang secara

Lebih terperinci

: Para Pengantin Yahushua

: Para Pengantin Yahushua 144.000: Para Pengantin Yahushua Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-nya dan

Lebih terperinci

Dengarkanlah Allah Agar Hidup Selamanya

Dengarkanlah Allah Agar Hidup Selamanya Dengarkanlah Allah Agar Hidup Selamanya Allah seperti ayah yang pengasih. 1Petrus5:6,7 Allah adalah Pencipta kita, dan Ia peduli kepada kita. Seperti ayah yang bijaksana danpengasihmengajar anak-anaknya,

Lebih terperinci

Renungan tentang kehidupan

Renungan tentang kehidupan Renungan tentang kehidupan Author : admin Seorang anak bertanya kepada ayahnya : "Ayah, akan jadi apa orang yang mati?". Sang ayah menjawab : "Akan menjadi tanah". anak : " Lantas untuk apa semua kekayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal 32 ayat (1) dan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MELAYU BATANG KUIS. merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam bagian Kabupaten Deli

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MELAYU BATANG KUIS. merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam bagian Kabupaten Deli BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MELAYU BATANG KUIS 2.1 Identifikasi Kecamatan Batang Kuis, termasuk di dalamnya Desa Bintang Meriah, merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam bagian Kabupaten Deli

Lebih terperinci

Wilangan 17 Kota Emas

Wilangan 17 Kota Emas Wilangan 17 Kota Emas RANI BUKANLAH PECINTA CERITA FANTASI. Dia tidak pernah bermimpi untuk masuk ke dunia kerajaan raja singa yang bisa bicara di balik lemari atau dunia sekolah sihir di balik tembok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bukan sekedar jumlah penduduk saja, melainkan sebagai suatu system yang

BAB I PENDAHULUAN. bukan sekedar jumlah penduduk saja, melainkan sebagai suatu system yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut pandangan yang popular, masyarakat dilihat sebagai kekuatan impersonal yang mempengaruhi, mengekang dan juga menentukan tingkah laku anggota-anggotanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meliputi segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah

BAB I PENDAHULUAN. meliputi segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Kebudayaan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, kebudayaan meliputi segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Sesuai dengan

Lebih terperinci

ANNUAL FENG SHUI FLYING STAR 2009 ( Analisa Feng Shui Bintang Terbang tahun 2009 / kerbau tanah )

ANNUAL FENG SHUI FLYING STAR 2009 ( Analisa Feng Shui Bintang Terbang tahun 2009 / kerbau tanah ) ANNUAL FENG SHUI FLYING STAR 2009 ( Analisa Feng Shui Bintang Terbang tahun 2009 / kerbau tanah ) 1 Tahukah Anda, bahwa keberuntungan Feng Shui Anda tidak akan sama setiap tahunnya??? Anda mungkin telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut

BAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan etnis budaya, dimana setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut memiliki

Lebih terperinci

7 Februari 2013 IBADAH PENYEMBAHAN. Written by Administrator Thursday, 07 March :33 - Last Updated Thursday, 07 March :36

7 Februari 2013 IBADAH PENYEMBAHAN. Written by Administrator Thursday, 07 March :33 - Last Updated Thursday, 07 March :36 Kita adalah rumah doa dan tubuh kita yang sudah dibeli dengan darah Yesus juga adalah rumah doa dan tempat dimana kita memuji TUHAN juga disebut rumah doa karena Firman TUHAN menuliskan kalau TUHAN juga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan pustaka yang berkaitan dengan topik yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG AMIGURUMI. Boneka berasal dari bahasa Portugis yaitu Boneca yang berarti sejenis

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG AMIGURUMI. Boneka berasal dari bahasa Portugis yaitu Boneca yang berarti sejenis BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG AMIGURUMI 2.1 Sejarah Amigurumi Boneka berasal dari bahasa Portugis yaitu Boneca yang berarti sejenis mainan yang dapat berbentuk macam-macam, terutamanya bentuk manusia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I

BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I 1.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu kota besar di Pulau Jawa yang memiliki kekayaan akan peninggalan kebudayaan. Bentuk dari peninggalan kebudayaan dibagi menjadi

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 5. PERADABAN AWAL INDONESIA DAN DUNIALATIHAN SOAL BAB 5. 1, 2 dan 3. 1, 2 dan 4. 1, 2 dan 5.

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 5. PERADABAN AWAL INDONESIA DAN DUNIALATIHAN SOAL BAB 5. 1, 2 dan 3. 1, 2 dan 4. 1, 2 dan 5. SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 5. PERADABAN AWAL INDONESIA DAN DUNIALATIHAN SOAL BAB 5 1. Perhatikan hasil budaya masa pra aksara berikut ini! 1. Kjokken moddinger 2. Abris souche roche 3. Flakes

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #14 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #14 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #14 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #14 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bangsa memiliki ciri khas arsitektur bangunan yang berbeda-beda, baik

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bangsa memiliki ciri khas arsitektur bangunan yang berbeda-beda, baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bangsa memiliki ciri khas arsitektur bangunan yang berbeda-beda, baik arsitektur bangunan kuno maupun arsitektur bangunan modern. Arsitektur bangunan dapat berupa

Lebih terperinci

Jemaat yang bagaimanakah yang ALLAH inginkan? Mengapa Jemaat adalah pusat perhatian ALLAH? Siapakah Kepala Gereja? Bagaimana strata anggota jemaat di

Jemaat yang bagaimanakah yang ALLAH inginkan? Mengapa Jemaat adalah pusat perhatian ALLAH? Siapakah Kepala Gereja? Bagaimana strata anggota jemaat di BAB 2 Jemaat yang bagaimanakah yang ALLAH inginkan? Mengapa Jemaat adalah pusat perhatian ALLAH? Siapakah Kepala Gereja? Bagaimana strata anggota jemaat di hadapan ALLAH? Alkitab menggunakan berbagai ungkapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan strukturstruktur

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan strukturstruktur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan sesuatu yang turun-temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian,

Lebih terperinci

Beberapa pasal terakhir dari kitab Wahyu menggambarkan peristiwa akhir dari Pertentangan Besar:

Beberapa pasal terakhir dari kitab Wahyu menggambarkan peristiwa akhir dari Pertentangan Besar: Lesson 13 for March 26, 2016 Beberapa pasal terakhir dari kitab Wahyu menggambarkan peristiwa akhir dari Pertentangan Besar: Setan dirantai (Wahyu 20:1-3) Masa Penghakiman Seribu Tahun (Wahyu 20:4-6) Penghakiman

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA. A. Upacara Kematian Agama Hindu Di Pura Krematorium Jala Pralaya

BAB V ANALISA DATA. A. Upacara Kematian Agama Hindu Di Pura Krematorium Jala Pralaya BAB V ANALISA DATA A. Upacara Kematian Agama Hindu Di Pura Krematorium Jala Pralaya Upacara kematian ini bersifat wajib bagi keluarga yang telah ditinggal mati. Dalam proses upacara kematian, ada yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi dialihkan oleh Kerajaan Sunda/Pajajaran kepada Kerajaan Sumedanglarang. Artinya, Kerajaan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA. syarat mutlak bagi pendukung suatu kebudayaan, karena akal penyebab adanya

BAB V ANALISA DATA. syarat mutlak bagi pendukung suatu kebudayaan, karena akal penyebab adanya 58 BAB V ANALISA DATA A. Upacara Kematian Sebagaimana yang dipaparkan pada bab II, manusia berakal merupakan syarat mutlak bagi pendukung suatu kebudayaan, karena akal penyebab adanya kebudayaan akan melahirkan

Lebih terperinci

Matematika Pernikahan

Matematika Pernikahan Matematika Pernikahan Pernikahan adalah karunia terpenting yang diberikan kepada umat manusia selama seminggu masa Penciptaan. Setelah menciptakan dunia yang sempurna, dilengkapi dengan segala yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang dinyatakan oleh Prasetya dalam bukunya yang berjudulilmu

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang dinyatakan oleh Prasetya dalam bukunya yang berjudulilmu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, kebudayaan meliputi segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Sesuai dengan yang dinyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Dalam proses penyebarluasan firman Tuhan, pekabaran Injil selalu berlangsung dalam konteks adat-istiadat dan budaya tertentu, seperti halnya Gereja gereja di

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI

BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI Dalam bab ini berisi tentang analisa penulis terhadap hasil penelitian pada bab III dengan dibantu oleh teori-teori yang ada pada bab II. Analisa yang dilakukan akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya tidak lepas dari lingkungan hidup sekitarnya. Lingkungan hidup manusia tersebut menyediakan berbagai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG. Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia,

BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG. Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia, BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG 2.1. Letak Geografis Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia, membentang seperti busur yang ramping sepanjang 3.800 KM. Luas totalnya adalah 377.815

Lebih terperinci

ARSITEKTUR BYZANTIUM

ARSITEKTUR BYZANTIUM ARSITEKTUR BYZANTIUM Seni bangunan ini kemudian disebut sebagai arsitektur klasik, karena prinsip-prinsip, konsep dan romantika bangunan pada jaman itu akan tetap abadi. Salah satu jenis arsitektur yang

Lebih terperinci

DITEBUS OLEH PENGORBANAN BESAR

DITEBUS OLEH PENGORBANAN BESAR DITEBUS OLEH PENGORBANAN BESAR As-Saffat 37:107 Assalamu alaikum! Kitab Suci Al-Qur an memberikan deskripsi ilustrasi mengenai kepatuhan kepada Firman dari Allah di dalam hidup Ibrahim. Kita harus mempertimbangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atas tanah sebagai upacara peniadaan jenazah secara terhormat.

BAB I PENDAHULUAN. atas tanah sebagai upacara peniadaan jenazah secara terhormat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kematian adalah akhir dari kehidupan. Dalam kematian manusia ada ritual kematian yang disebut dengan pemakaman. Pemakaman dianggap sebagai akhir dari ritual kematian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wujud hasil kebudayaan seperti nilai - nilai, norma-norma, tindakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. wujud hasil kebudayaan seperti nilai - nilai, norma-norma, tindakan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan keanekaragaman hasil kebudayaan. Keanekaragaman hasil kebudayaan itu bisa dilihat dari wujud hasil kebudayaan

Lebih terperinci

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Rencana Allah Kehidupan Kristus Teladan Orang-orang Kristen yang Mula-mula

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Rencana Allah Kehidupan Kristus Teladan Orang-orang Kristen yang Mula-mula Ikuti Polanya Bila saudara mau membangun sebuah rumah, apakah yang pertama-tama saudara lakukan? Sebelum saudara dapat memulai pembangunan itu, saudara harus mempunyai suatu rencana. Saudara harus menentukan

Lebih terperinci

Bulan Penuh Rahmat itu Telah Meninggalkan Kita. Written by Mudjia Rahardjo Friday, 15 November :41 -

Bulan Penuh Rahmat itu Telah Meninggalkan Kita. Written by Mudjia Rahardjo Friday, 15 November :41 - Sebuah bulan yang didambakan kehadirannya oleh setiap muslim, yakni bulan Ramadan 1432 H, telah meninggalkan kita dan insya Allah kikta akan bertemu lagi 11 bulan yang akan datang jika Allah memberi kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan. Banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan. Banyak bangunan-bangunan megah yang sengaja dibangun oleh tangan-tangan manusia sebagai wujud berdiamnya Allah di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa, tarian dan adat istiadat yang dimiliki oleh setiap suku bangsa juga sangat beragam. Keanekaragaman

Lebih terperinci