BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Belajar dalam Konteks Pembelajaran Belajar merupakan proses orang memperoleh kecakapan, keterampilan, dan sikap. Belajar dimulai dari masa kecil akhir hayat seseorang. Gage dalam (dalam Dany Maulana, 2006:7) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses di mana organisme berubah perilakunya diakibatkan pengalaman, sedangkan menurut Gedler dalam (dalam Dany Maulana, 2008:7) berpendapat bahwa belajar merupakan proses untuk memperoleh berbagai pengetahuan, keterampilan dan sikap. Menurut Winkel dalam (dalam Dany Maulana, 2008:7) belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan yang menghasilkan perubahanperubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa definisi belajar adalah perubahan perilaku seseorang akibat pengalaman yang ia dapat melalui pengamatan, pendengaran, membaca, dan meniru. Adapun ciriciri belajar menurut William Burton dalam Hamalik (2005:31) sebagai berikut: 1. Proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereaksi, dan melampaui. 2. Proses situasi melalui bermacammacam ragam pengalaman dan mata pelajaranmata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu. 3. Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan murid. 4. Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan murid sendiri yang mendorong motivasi yang kontinu. 5. Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh hereditas dan lingkungan. 11

2 12 6. Proses belajar dan hasil usaha belajar secara materiil dipengaruhi oleh perbedaanperbedaan individual dikalangan muridmurid. 7. Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalamanpengalaman dan hasilhasil yang diinginkan disesuaikan dengan kematangan murid. 8. Proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui status dan kemajuan. 9. Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur. 10. Hasilhasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain, tetapi dapat didiskusikan secara tepisah. 11. Proses belajar berlangsung secara efektif di bawah bimbingan yang merangsang dan membimbing tanpa tekanan dan paksaan. 12. Hasilhasil belajar adalah polapola perbuatan, nilainilai, pengertianpengertian, sikapsikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan. 13. Hasilhasil belajar diterima oleh murid apabila memberi kepuasan pada kebutuhannya dan berguna serta bermakna baginya. 14. Hasilhasil belajar dilengkapi dengan serangkaian pengalamanpengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang baik. 15. Hasilhasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian dengan kecepatan yang berbedabeda. 16. Hasilhasil belajar yang telah dicapai adalah bersifat komplek dan dapat berubahubah (adaptabel). Jadi tidak sederhana dan statis. Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antar peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik (dalam Muhammad Yusuf, 2009:25). Menurut Kartini (dalam Muhammad Yusuf, 2009:26) pembelajaran dapat didefiniskan sebagai pengorganisasian atau penciptaan atau pengaturan suatu kondisi lingkungan yang sebaikbaiknya, yang memungkinkan terjadinya belajar pada siswa. Dari pengertian diatas dapat diartikan bahwa pembelajaran adalah proses belajar yang terjadi pada kondisi lingkungan yang kondusif yang diatur sedemikian rupa. Untuk mencapai kondisi yang menjadikan siswa belajar maka diperlukan suatu model pembelajaran. Model pembelajaran merupakan suatu rencana mengajar yang memperhatikan

3 13 pola (tahapan kegiatan guru dan siswa dalam peristiwa pembelajaran) pembelajaran tertentu, dalam pola tersebut dapat terlihat kegiatan gurusiswa. Dalam pengajaran keteknikan akan lebih efektif bila diselenggarakan melalui pembelajaran yang termasuk rumpun pemrosesan informasi, model pembelajaran ini bertitik tolak dari prinsipprinsip pengolahan informasi, yaitu merujuk pada caracara bagaimana manusia menangani rangsangan dari lingkungan, mengorganisasi data, mengenal masalah dan mencoba mencari solusinya serta mengembangkan konsepkonsep dan bahasa untuk menangani masalah tersebut. Pada beberapa model pembelajaran ada yang berhubungan dengan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah sehingga dalam belajar siswa menekankan pada produktifitas berfikir, salah satunya adalah model pembelajaran inkuiri. 2.2 Hasil Belajar Sudjana (dalam Adela, 2006:22) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar merupakan hal yang penting yang akan dijadikan sebagai tolak ukur sejauh mana keberhasilan seorang siswa dalam belajar. Dari hasil belajar, guru dapat menilai apakah sistem pembelajaran yang diberikan berhasil atau tidak, untuk selanjutnya bisa diterapkan atau tidak dalam proses pembelajaran. Menurut Sudjana (dalam Adela, 2006: 22) hasil belajar dibagi dalam tiga ranah yaitu: a. Ranah Kognitif

4 14 Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri atas enam aspek yaitu pengetahuan/ ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. b. Ranah Afektif Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. c. Ranah Psikomotorik Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yaitu gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan/ ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif. Hasil belajar yang diharapkan terjadi pada diri siswa meliputi sejumlah kemampuan yang dapat memberikan gambaran atas kegiatan dalam belajar. Untuk itu, hasil belajar diklasifikasikan oleh para ahli sebagai berikut: 1) Howard Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yaitu: (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, dan (c) sikap dan citacita. (Nana Sudjana dalam, Adela 2006 : 30). 2) Gagne mengemukakan pembagian hasil belajar sebagai berikut: (a) keterampilan motorik, (b) sikap, (c) informasi verbal, (d) strategi kognitif dan (e) keterampilan intelektual. (Moch Ali dalam, Adela 2006 : 30). 3) Dalam Sistem Pendidikan Nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar Benyamin S. Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Dalam penelitian ini, dengan mempertimbangkan waktu dan tujuan maka hasil belajar yang diukur hanya dari aspek kognitif. Hasil belajar memiliki hubungan erat dengan proses belajar. Dimana proses belajar adalah proses kegiatan siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan

5 15 dan pengalaman belajar dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan hasil belajar merupakan gambaran kemampuan yang ditunjukan oleh adanya perubahan tingkah laku setelah siswa mengikuti proses belajar. Faktorfaktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya tetapi secara umum dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu: a. Faktor intern meliputi faktor jasmaniah dan faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan). b. Faktor ekstern meliputi faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, keadaan ekonomi keluarga, suasana rumah, pengertian orang tua), faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar belajar diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah) dan faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat). 2.3 Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Definisi Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Menurut Ahmadi, Inkuiri berasal dari kata inquire yang berarti menanyakan, meminta keterangan, atau penyelidikan, dan inkuiri berarti penyelidikan (dalam Muhammad Yusuf, 2009:35). Siswa diprogramkan agar selalu aktif secara mental maupun fisik. Materi yang disajikan guru bukan begitu

6 16 saja diberikan dan diterima oleh siswa, tetapi siswa diusahakan sedemikian rupa sehingga mereka memperoleh berbagai pengalaman dalam rangka menemukan sendiri konsepkonsep yang direncanakan oleh guru (dalam Muhammad Yusuf, 2009:35). Inkuiri adalah suatu metode yang digunakan dalam pembelajaran dan mengacu pada suatu cara untuk mempertanyakan, mencari pengetahuan, informasi atau mempelajari suatu gejala. Wayne Welch (dalam Susilawati, 2004:31) berpendapat bahwa metode penyelidikan ilmiah sebagai proses inkuiri. Ia juga mengidentifikasi lima sifat dari proses inkuiri, yaitu pengamatan, pengukuran, eksperimentasi, komunikasi, dan prosesproses mental. Dalam pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri, guru harus membimbing siswa terutama siswa yang belum pernah mempunyai pengalaman belajar dengan kegiatankegiatan inkuiri. Atas dasar kegiatankegiatan yang dilaksanakan, W.R Romey membedakan inkuiri menjadi dua tingkat (dalam Susilawati, 2004:32), yaitu : a. Inkuiri dengan aktivitas terstruktur Dalam inkuiri dengan Aktivitas terstruktur siswa memperoleh petunjukpetunjuk lengkap yang mengarahkan pada prosedur yang didesain untuk memperoleh sesuatu konsep atau prinsip tertentu. b. Inkuiri dengan aktivitas tidak terstruktur Dalam inkuiri dengan Aktivitas Tidak Terstruktur, hanya terdapat penyajian masalah, dan siswa secara bebas memilih dan menggunakan prosedurprosedur masingmasing, menyusun data yang diperolehnya, menganalisisnya dan kemudian menarik kesimpulan. Sedangkan Carin dan Sund berpendapat bahwa pembelajaran model inkuiri mencakup inkuiri induktif terbimbing dan tak terbimbing, inkuiri deduktif, dan pemecahan masalah (dalam Susilawati, 2004:33). Diantara modelmodel inkuiri yang lebih cocok untuk siswa siswa SMK adalah inkuiri induktif terbimbing,

7 17 dimana siswa terlibat aktif dalam pembelajaran tentang konsep atau suatu gejala melalui pengamatan, pengukuran, pengumpulan data untuk ditarik kesimpulan. Pada inkuiri induktif terbimbing, guru tidak lagi berperan sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi, tetapi guru membuat rencana pembelajaran atau langkahlangkah percobaan. Siswa melakukan percobaan atau penyelidikan untuk menemukan konsepkonsep yang telah ditetapkan guru. Menurut Gulo (dalam A.M Sardiman, 2004:21), peranan utama guru dalam menciptakan kondisi pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut: a. Motivator, yang memberikan rangsangan supaya siswa aktif dan gairah berpikir. b. Fasilitator, yang menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses berpikir siswa. c. Penanya, untuk menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka perbuat dan memberikan keyakinan pada diri sendiri. d. Administrator, yang bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan di dalam kelas. e. Pengarah, yang memimpin arus kegiatan berpikir siswa pada tujuan yang diharapkan. f. Manajer, yang mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas. g. Rewarder, yang memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai dalam rangka peningkatan semangat heuristik pada siswa LangkahLangkah Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Menurut Sanjaya (dalam Muhammad Yusuf, 2009:30) menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing mengikuti langkahlangkah sebagai berikut: A. Orientasi Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang kondusif. Hal yang dilakukan dalam tahap orientasi ini adalah:

8 18 Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa Menjelaskan pokokpokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkahlangkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa. B. Merumuskan masalah Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung tekateki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk memecahkan tekateki itu. Tekateki dalam rumusan masalah tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam pembelajaran inkuiri, oleh karena itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir. C. Merumuskan hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak

9 19 (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji. D. Mengumpulkan data Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pemgumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. E. Menguji hipotesis Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan. F. Merumuskan kesimpulan

10 20 Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan. Enam langkah pada inkuiri terbimbing ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Para siswa akan berperan aktif melatih keberanian, berkomunikasi dan berusaha mendapatkan pengetahuannya sendiri untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Tugas guru adalah mempersiapkan skenario pembelajaran sehingga pembelajarannya dapat berjalan dengan lancar Kelebihan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Menurut Suryobroto (dalam A.M Sardiman, 2004:24) ada beberapa kelebihan pembelajaran inkuiri antara lain : 1. Membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan keterampilan dan proses kognitif siswa. 2. Membangkitkan gairah pada siswa misalkan siswa merasakan jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan kadangkadang kegagalan. 3. Memberi kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuan. 4. Membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui prosesproses penemuan. 5. Siswa terlibat langsung dalam belajar sehingga termotivasi untuk belajar. 6. Strategi ini berpusat pada anak, misalkan memberi kesempatan kepada mereka dan guru berpartisipasi sebagai sesama dalam mengecek ide. Guru menjadi teman belajar, terutama dalam situasi penemuan yang jawabanya belum diketahui Kekurangan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

11 21 Kelemahan inkuiri menurut Suryobroto (dalam A.M Sardiman, 2004:26) adalah sebagai berikut: 1. Dipersyaratkan keharusan ada persiapan mental untuk cara belajar ini. 2. Pembelajaran ini kurang berhasil dalam kelas besar, misalnya sebagian waktu hilang karena membantu siswa menemukan teoriteori atau menemukan bagaimana ejaan dari bentuk katakata tertentu. 3. Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pembelajaran secara tradisional jika guru tidak menguasai pembelajaran inkuiri. 2.4 Pengertian Kompetensi Kompetensi bukanlah merupakan temuan baru, akan tetapi istilah kompetensi sudah lahir sejak pendidikan berkembang di lembagalembaga pendidikan dalam kapasitas guru dan siswasiswa, sesuatu hal yang membingungkan sebagian orang bahwa kompetensi dikaitkan dengan penerapan kurikulum di sekolah. Secara definisi kompetensi adalah kemampuan dasar yang dapat dilakukan siswa pada tahap pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Kemampuan dasar ini akan dijadikan sebagai landasan melakukan proses pembelajaran dan penilaian siswa. Kompetensi merupakan target, sasaran, standar bagimana yang telah digariskan oleh Bloom dan Gagne dalam teoriteorinya terdahulu, dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa penekanannya adalah mencapai sasaran atau tujuan pembelajaran. Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir d.an bertindak yang bersifat dinamis, berkembang, dan dapat diraih setiap waktu. Kebiasaan berpikir dan bertindak secara konsisten dan terusmenerus memungkinkan seseorang menjadi kompeten,

12 22 dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikapsikap dasar dalam melakukan sesuatu. Kebiasaan berpikir dan bertindak itu didasari oleh budi pekerti luhur baik dalam kehidupan pribadi, sosial, kemasyarakatan, keberagamaan, dan kehidupan berbangsa dan bernegara. Gordon menjelaskan beberapa aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi (dalam Yamin Martinis, 2010:45) sebagai berikut : 1. Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran dalam bidang kognitif. 2. Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman kognitif 3. Kemampuan (skill), yaitu sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. 4. Nilai (value), yaitu suatu standar perilaku yang diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. 5. Sikap (attitude), yaitu perasaan (senangtidak senang, sukatidak suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar. 6. Minat (interest), yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan. 2.5 Kompetensi Menganalisis Rangkaian Elektronik (MRE) Definisi Kompetensi Menganalisis Rangkaian Elektronik Salah satu standar kompetensi dalam kurikulum di SMKN 12 Bandung, pada program keahlian Elektronika Pesawat Udara (EPU), yaitu Menganalisis Rangkaian Elektronik (MRE) yang dipelajari oleh kelas X pada semester satu dan dua. Dalam kompetensi MRE menekankan siswa agar bisa menganalisis berbagai rangkaian elektronika yang ditunjang dengan penguasaan komponenkomponen elektronika, baik komponen aktif maupun komponen pasif. Karena dalam kompetensi menganalisis rangkaian elektronika diberikan konsepkonsep dasar rangkaian seriparalel komponen dan perhitungan rangkaian elektronika yang dapat menuntun siswa untuk menguasai secara professional dalam hal

13 23 menganalisis rangkaian elektronik. Kompetensi menganalisis rangkaian elektronika, terdapat beberapa materi yang diajarkan kepada siswa diantaranya kompoen pasif (resistor, kapasitor, induktor, dan transformator), komponen aktif (dioda, transistor bipolar, dan thyristor). Adapun beberapa kompetensi dasar yang ada dalam silabus menganalisis rangkaian elektronik, diantaranya: 1. Mengidentifikasi komponen pasif, materi pembelajaran tentang resistor, kapasitor, induktor, transformator. 2. Mengukur besaran listrik dalam rangkaian pasif, materi pembelajaran resistor, kapasitor, induktor, dan transformator. 3. Mengidentifikasi macammacam dioda, materi pembelajaran macammacam dioda. 4. Mengidentifikasi macammacam transistor, materi pembelajaran transistor bipolar. 5. Mengidentifikasi macammacam thyristor, materi pembelajaran macammacam thyristor. 6. Menguji kondisi komponen aktif, materi pembelajaran dioda, bipolar transistor, dan thyristor. Yang akan dijadikan bahan pembelajaran dalam penelitian ini, yaitu kompetensi dasar mengidentifikasi komponen pasif, dengan materi pembelajarannya tentang resistor dan kapasitor Mengidentifikasi Komponen Pasif

14 24 Dalam dunia elektronika terdapat 2 jenis komponen, yaitu komponen pasif dan komponen aktif. Komponen pasif adalah komponen yang digunakan tidak memerlukan panjar atau bias, sedangkan komponen aktif adalah komponen yang dalam penggunaannya memerlukan panjar atau bias. Yang termasuk komponen pasif yaitu resistor (R), kapasitor (C), induktor (L), dan transformator. Materi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah resistor dan kapasitor Materi Resistor Definisi Resistor Resistor disebut juga dengan tahanan atau hambatan, merupakan komponen yang bisa menghambat arus listrik. Resistansi adalah kemampuan tahanan atau hambatan. Resistor atau tahanan adalah bendanya, sedangkan resistansi atau perlawanan listrik adalah kemampuan untuk menahan (melawan) jalannya arus listrik yang melewati resistor atau tahanan. Besarnya resistansi dinyatakan dalam satuan ohm (Ω), kilo ohm (kω), dan mega ohm (MΩ) dicantumkan pada setiap resistor dalam bentuk lambang bilangan atau cincin kode warna. Untuk menyatakan resistansi sebaiknya disertakan batas kemampuan dayanya. Berbagai macam resistor dibuat dari bahan yang berbeda dengan sifatsifat yang berbeda juga. Resistor dalam teori dan praktek ditulis dengan huruf atau simbol R. (a) (b) Gambar.2.1. Lambang dan Bentuk Resistor. (a). Bentuk resistor, (b). Lambang resistor.

15 Macammacam Resistor a. Resistor Karbon (arang) Merupakan resistor yang paling banyak digunakan, karena membuatnya mudah dan murah. Toleransinya cukup memadai untuk berbagai jenis keperluan. Kelemahannya adalah dayanya terbatas, daya tertinggi untuk resistor karbon adalah 3 watt. b. Resistor Kawat (wire wound) Resistor ini terdiri dari kawat nikelin atau manganine yang digulung pada sebuah rangka dari keramik atau porselin. Daya kemampuannya dapat mencapai beberapa ratus watt. Resistor ini mempunyai nilai sangat tepat dan kemampuan menerima arus lebih besar dibanding dengan resistor karbon. Tetapi kelemahannya adalah untuk membuat resistor yang besar memerlukan kawat yang panjang dan mahal c. Resistor Serbuk Besi ( Iron Core) Bahan yang digunakan untuk resistor ini adalah serbuk besi dicampur dengan bahan lain. Maksud pembuatan resistor semacam ini agar dapat dilalui arus yang besar dan biasanya digunakan pada pesawat pemancar yang masih menggunakan tabung elektron. Menurut kegunaannya, resistor dapat dibedakan sebagai berikut a. Resistor tetap

16 26 Resistor tetap adalah resistor yang nilai resistansinya tetap. Resistor ini banyak digunakan dalam alat elektronika. b. Resistor tidak tetap/variabel Merupakan resistor yang nilai resistansinya tidak tetap atau dapat dirubahubah. Dalam teknik radio banyak digunakan sebagai pengatur volume dan pengatur nada Karakteristik Resistor Karakteristik berbagai macam resistor dipengaruhi oleh bahan yang digunakan. Resistansi resistor komposisi tidak stabil sebab jika suhu naik resistansi turun. Kurang sesuai apabila digunakan dalam rangkaian elektronika tegangan tinggi dan arus besar. Resistansi sebuah resistor komposisi berbeda antara kenyataan dari resistansi nominalnya. Jika perbedaan nilai sampai dengan 10 % tentu kurang baik pada rangkaian yang memerlukan ketepatan tinggi. Dilihat dari ukuran fisik sebuah resistor yang satu dengan lainnya tidak berarti sama besar nilai hambatannya Secara teori sebuah resistor dinyatakan memiliki resistansi murni, tetapi pada prakteknya sebuah resistor mempunyai sifatsifat tambahan induktif dan kapasitif. Pada dasarnya bernilai rendah resistor cenderung mempunyai sifat induktif dan resistor bernilai tinggi mempunyai sifat tambahan kapasitif. Fungsi resistor adalah a. Untuk mengatur kuat arus listrik. b. Untuk membagi tegangan.

17 27 c. Sebagai unsur pemanas pada alatalat listrik. Kerusakan resistor dapat berupa : a. Karena mendapat panas yang berlebihan sehingga mengakibatkan nilai resistansinya berubah. b. Karena putus, mengakibatkan nilai resistansinya sangat besar atau tak hingga c. Karena bocor (terhubung singkat) mengakibatkan nilai resistansinya sangat kecil atau nol Kode Warna Resistor Pada resistor tetap yang terbuat dari karbon, nilai resistansinya dapat dibaca langsung pada badannya. Terdapat gelanggelang berwarna pada badan resistor, ada yang terdiri dari 4 gelang dan ada yang 5 gelang. Warna pada gelanggelang resistor tersebut artinya seperti tabel di bawah. (a) (b) Gambar.2.2. Resistor dengan Gelang Warna (a). Resistor 5 gelang, (b). Resistor 4 gelang. Tabel. 2.1.Gelang warna resistor Warna Gelanggelang A B C D E 4 Glg 5 Glg 4 Glg 5 Glg 4 Glg 5 Glg 4 Glg 5 Glg 5 Glg

18 28 Hitam % Coklat % Merah % Jingga % Kuning Hijau % Biru % Ungu % Abuabu % Putih % Emas % % Perak % % Tak berwarna Keterangan : 20 % 20 % 4 Gelang Gelang A : Angka ke1 Gelang B : Angka ke2 Gelang C : faktor pengali Gelang D : Toleransi 5 Gelang Gelang A : Angka ke1 Gelang B : Angka ke2 Gelang C : Angka ke3 Gelang D : faktor pengali Gelang E : Toleransi

19 Cara Pembacaan Resistansi Resistor Berdasarkan kode warna di atas, kita dapat menentukan nilai resistansi resistor. Cara pembacaan nilai resistansi menurut kode warna gelanggelang yang ada di badan resistor yang terdapat pada gambar 2.2 diatas, sebagai berikut: 4 Gelang Gelang A : Angka ke1 Gelang B : Angka ke2 Gelang C : faktor pengali Gelang D : Toleransi 5 Gelang Gelang A : Angka ke1 Gelang B : Angka ke2 Gelang C : Angka ke3 Gelang D : faktor pengali Gelang E : Toleransi Jadi Nilai resistansi = AB x C ; D Contoh : Jika ada resistor tetap dengan kode warna cokelat, merah, jingga, emas. Maka nilai resistansinya Gelang A : Cokelat = 1 Gelang B : Merah = 2 Gelang C : Jingga = 10 3 Jadi nilai resistansinya = 12 x 10 3 ; 5 % = 12 KΩ ; 5 % (tahanan 12 KΩ dengan toleransi 5 %). Dengan jangkauan nilai resistansi Ω s.d Ω Gelang D : Emas = 5 % Komponen Kapasitor Pengertian Kapasitor

20 30 Kondensator atau kapasitor ialah suatu komponen listrik/elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik. Kapasitas kondensator diukur dalam satuan Farad (f). Kondensator elekrolit mempunyai dua kutub yaitu positip dan negatip (bipolar), sedangkan kondensator kering misalnya kondensator mika, kondensator kertas tidak membedakan kutub positip dan kutub negatip (non polar). (a) (b) Gambar.2.3. Salah satu contoh macammacam Kapasitor (a) Kapasitor elektrolit (Elco), (b) Kapasitor polikarbonat metal Pembacaan Kapasitansi Kapasitor Pembacaan kapasitas kapasitor dapat dilaksanakan dengan: 1. Membaca harga yang tertera pada badan kapasitor 2. Membaca kode warna yang terdapat pada badan kapasitor. Untuk cara yang kedua pembacaannya hampir sama dengan pembacaan kode warna pada resistor (tahanan), tetapi ada sedikit perbedaan. Untuk memudahkan pelaksanaannya kita gunakan tabel 2.2 seperti dibawah ini:

21 31 Tabel. 2.2.Kode warna kapasitor A B C (pf) D Toleransi D E Teg.Kerja Warna A B C Kondensator E Angka Angka Faktor keramik ke I ke II Perkalian Kurang Lebih dari dari (Volt) 10 pf 10 pf Hitam 0 2 pf ±20% Coklat ,1 pf ±1% 100 Merah ±2% 200 Orange ±2,5% 300 Kuning Hijau 5 5 0,5 pf ±5% 500 Biru Ungu Abuabu ,25 pf 800 Putih pf 900 Perak Emas Gambar.2.4.Urutan kode warna pada kapasitor

22 32 Contoh : Menurut gambar 2.3 gelang warna sebuah kapasitor: 1 = merah = 2 2 = hijau = 5 3 = orange = x = merah =±2% 5 = kuning =400 V Jadi nilai kapasitansinya, 25000pf, toleransi ±2%, tegangan kerja 400 V Macammacam Kapasitor Berdasarkan kegunaannya kondensator kita bagi dalam 3, yaitu : 1. Kondensator tetap (nilai kapasitasnya tetap tidak dapat diubah) : Kapasitor tetap merupakan kapasitor yang mempunyai nilai kapasitas yang tetap. Kapasitor ini dapat dibedakan dari bahan yang digunakan sebagai lapisan diantara lempenglempeng logam yang disebut dielektrikum. Dielektrikum tersebut dapat berupa keramik, mika, mylar, kertas, polyester ataupun film. Pada umumnya kapasitor yanng terbuat dari bahan diatas nilainya kurang dari 1 mikrofarad (1mf). 2. Kondensator elektrolit (Electrolite Condenser = Elco) : Kondensator elektrolit atau Electrolytic Condenser (sering disingkat Elco) adalah kondensator yang biasanya berbentuk tabung, mempunyai dua kutub kaki berpolaritas positif dan negatif, ditandai oleh kaki yang panjang positif

23 33 sedangkan yang pendek negatif atau yang dekat tanda minus ( ) adalah kaki negatif. Nilai kapasitasnya dari 0,47 µf (mikrofarad) sampai ribuan mikrofarad dengan voltase kerja dari beberapa volt hingga ribuan volt. 3. Kondensator variabel (nilai kapasitasnya dapat diubahubah) : Kapasitor tidak tetap adalah kapasitor yang memiliki nilai kapasitansi atau kapasitas yang dapat diubahubah. Biasanya nilai kapasitansinya dapat diubahubah dengan cara memutar porosnya dengan obeng. 2.6 Penelitian Lain yang Relevan Dari penelitian yang dilakukan oleh Henik Ismawati menyatakan bahwa berdasarkan peningkatan prosentase jawaban dari setiap indikator ketrampilan proses sains yang digunakan, memperlihatkan bahwa sebagian besar model pembelajaran inkuiri terbimbing telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. 2.7 Asumsi Dasar Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 56), asumsi adalah : Suatu tempat berpijak yang kuat bagi masalah yang akan kita teliti. Adapun asumsi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Model pembelajaran merupakan salah satu faktor utama yang dapat membantu proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 2. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal yang datang dari individu itu sendiri dan faktor eksternal yang datang dari guru dan lingkungan.

24 34 3. Setiap siswa memiliki potensi untuk mencapai prestasi belajar yang optimal. 4. Dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing, siswa akan lebih memahami materi sehingga akan terjadi peningkatan hasil belajar siswa karena siswa sendiri yang menemukan konsepkonsep yang dipelajari.

BAB I PENDAHULUAN. Pemberlakuan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Pemberlakuan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemberlakuan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), menuntut siswa untuk memiliki kompetensi khusus dalam semua mata pelajaran setelah proses pembelajaran.

Lebih terperinci

Dalam materi pembelajaran ini akan dibatas tiga komponen passif yakin

Dalam materi pembelajaran ini akan dibatas tiga komponen passif yakin BAB I. KOMPONEN PASIF ELEKTRONIKA ANALOG Elektronika adalah suatu bentuk piranti kelistrikan yang menggunakan arus lemah, sehingga tegangan operasionalnya umummnya menggunakan tegangan rendah. Secara umum

Lebih terperinci

Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.

Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung. 3. Kapasitor (Kondensator) Kondensator (Capasitor) adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator

Lebih terperinci

KOMPONEN PASIF. Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

KOMPONEN PASIF. Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KOMPONEN PASIF ELK-DAS.23 20 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Rangkaian Listrik. Modul Praktikum. A. AVO Meter

Rangkaian Listrik. Modul Praktikum. A. AVO Meter Modul Praktikum Rangkaian Listrik A. AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. O artinya

Lebih terperinci

ELEKTRONIKA DASAR. Oleh : ALFITH, S.Pd, M.Pd

ELEKTRONIKA DASAR. Oleh : ALFITH, S.Pd, M.Pd ELEKTRONIKA DASAR Oleh : ALFITH, S.Pd, M.Pd Komponen pasif adalah komponen elektronika yang dalam pengoperasiannya tidak memerlukan sumber tegangan atau sumber arus tersendiri. Komponen pasif menggunakan

Lebih terperinci

ELEKTRONIKA DASAR 105J

ELEKTRONIKA DASAR 105J 1 105J 1. TEORI DASAR Kapasitor (Kondensator) yang dalam rangkaian elektronika dilambangkan dengan huruf "C" adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi/muatan listrik di dalam medan listrik, dengan

Lebih terperinci

Elektronika Dasar. Materi PERANTI ELEKTRONIKA (Resistor) Drs. M. Rahmad, M.Si Ernidawati, S.Pd. M.Sc. Oleh. Peranti/mrd/11 1

Elektronika Dasar. Materi PERANTI ELEKTRONIKA (Resistor) Drs. M. Rahmad, M.Si Ernidawati, S.Pd. M.Sc. Oleh. Peranti/mrd/11 1 Elektronika Dasar Oleh Drs. M. Rahmad, M.Si Ernidawati, S.Pd. M.Sc Materi PERANTI ELEKTRONIKA (Resistor) Peranti/mrd/11 1 PERTANYAAN Mengapa perlu mempelajari Komponen Elektronika? Apakah yang dimaksud

Lebih terperinci

Penggunaan RLC Meter Dalam Pengukuran

Penggunaan RLC Meter Dalam Pengukuran JOB SHEET Penggunaan Meter Dalam Pengukuran I. Tujuan Praktikum. Mahasiswa dapat mempergunakan Meter. 2. Mahasiswa terampil mempergunakan Meter dengan baik dan benar. 3. Mahasiswa dapat menggunakan Meter

Lebih terperinci

RESISTOR DAN HUKUM OHM

RESISTOR DAN HUKUM OHM MODUL I RESISTOR DAN HUKUM OHM I. Tujuan Praktikum 1. Mampu mengenali bentuk dan jenis resistor. 2. Mampu menghitung nilai resistansi resistor melalui urutan cincin warnanya. 3. Mampu merangkai resistor

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan keterampilan, sikap dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Belajar Banyak ahli pendidikan yang mengungkapkan pengertian belajar menurut sudut pandang mereka masing-masing. Berikut ini kutipan pendapat beberapa ahli pendidikan tentang

Lebih terperinci

Tabel 1.1 Nilai warna pada cincin resistor

Tabel 1.1 Nilai warna pada cincin resistor 1. RINGKASAN TEORI Pada dasarnya semua bahan memiliki sifat resistif namun beberapa bahan seperti tembaga, perak, emas dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang sangat kecil. Bahan-bahan tersebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) a. Pengertian Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) Strategi pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran

Lebih terperinci

KOMPONEN AKTIF. Resume Praktikum Rangkaian Elektronika

KOMPONEN AKTIF. Resume Praktikum Rangkaian Elektronika Resume Praktikum Rangkaian Elektronika 1. Pertemuan kesatu Membahas silabus yang akan dipelajari pada praktikum rangkaian elektronika. Membahas juga tentang komponen-komponen elektronika, seperti kapasitor,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. a. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. a. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori 1. Model pembelajaran inkuiri a. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri Model pembelajaran menurut Trianto (2007;14) adalah suatu perencanaan atau

Lebih terperinci

ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI. Ketua kelas: Lutfi: Ario : Souma: Yusriadi: Irul :

ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI. Ketua kelas: Lutfi: Ario : Souma: Yusriadi: Irul : ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI Ketua kelas: Lutfi: 085746960548 Ario : 085649402658 Souma: 085736094454 Yusriadi: 085255880024 Irul : 085728120453 Yusron Sugiarto, STP, MP, MSc. yusronsugiarto.lecturer.ub.ac.id

Lebih terperinci

Resistor. Gambar Resistor

Resistor. Gambar Resistor Resistor Resistor merupakan komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat

Lebih terperinci

Konduktor dan isolator

Konduktor dan isolator Konduktor dan isolator Arus listrik adalah nama yang diberikan untuk aliran elektronelektron (atau pembawa (carrier) muatan negatif). Elektronelektron berputar (to orbit) mengelilingi inti (nucleus) atom.

Lebih terperinci

BAB II KOMPONEN MULTIVIBRATOR MONOSTABIL. Didalam membuat suatu perangkat elektronik dibutuhkan beberapa jenis

BAB II KOMPONEN MULTIVIBRATOR MONOSTABIL. Didalam membuat suatu perangkat elektronik dibutuhkan beberapa jenis BAB II KOMPONEN MULTIVIBRATOR MONOSTABIL Didalam membuat suatu perangkat elektronik dibutuhkan beberapa jenis komponen. Banyak sedikitnya jenis komponen yang di pakai pada perangkat elektronik tergantung

Lebih terperinci

Komponen Pasif. Kegiatan Belajar 1: Komponen Elektronika Pasif

Komponen Pasif. Kegiatan Belajar 1: Komponen Elektronika Pasif Kegiatan Belajar 1: Komponen Elektronika Pasif Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan Memahami dasar-dasar Elektronika Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan 1. Mengenal komponen elektronika pasif 2. Menjelaskan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa ahli mendefinisikan tentang pengertian belajar atau lerning, baik

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa ahli mendefinisikan tentang pengertian belajar atau lerning, baik II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dalam Konteks Pembelajaran Beberapa ahli mendefinisikan tentang pengertian belajar atau lerning, baik secara umum maupun secara khusus. Penafsiran tersebut berbeda satu

Lebih terperinci

MAKALAH Speaker Aktif. Disusun oleh : Lentera Fajar Muhammad X MIA 9/18. SMA 1 KUDUS Jl. Pramuka 41 telp. (0291)

MAKALAH Speaker Aktif. Disusun oleh : Lentera Fajar Muhammad X MIA 9/18. SMA 1 KUDUS Jl. Pramuka 41 telp. (0291) MAKALAH Speaker Aktif Disusun oleh : Lentera Fajar Muhammad X MIA 9/18 SMA 1 KUDUS Jl. Pramuka 41 telp. (0291) 431368. KUDUS-59319 1 Kata Pengantar Bismillahirrahmanirrahim. Segala puji hanya milik Allah

Lebih terperinci

Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor

Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor - 1 Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor Missa Lamsani Hal 1 SAP Pengelompokan bahan-bahan elektrik dari sifat-sifat listriknya. Pengertian resistivitas dan nilai resistivitas bahan listrik : konduktor,

Lebih terperinci

SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA)

SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA) SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA) 1. Komponen elektronik yang berfungsi untuk membatasi arus listrik yang lewat dinamakan A. Kapasitor D. Transistor B. Induktor

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 9 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori 1. Model Guided Discovery Learning a. Pengertian Guided Discovery Learning Menurut Newhall J (dalam Eggen P, 2012, h.177) model pembelajaran

Lebih terperinci

MODUL IV KOMPONEN ELEKTRONIKA

MODUL IV KOMPONEN ELEKTRONIKA MODUL IV KOMPONEN ELEKTRONIKA Jika kita membuka sebuah alat elektronika seperti radio, tape, vcd player atau yang lain maka kita akan mendapati pemandangan yang cukup rumit dengan beberapa kabel bersliweran

Lebih terperinci

KAPASITOR (KONDENSATOR)

KAPASITOR (KONDENSATOR) 1 KAPASITOR (KONDENSATOR) Kapasitor (Kondensator) yang dalam rangkaian elektronika dilambangkan dengan huruf "C" adalah suatu komponen elektronika yang dapat menyimpan energi/muatan listrik di dalam medan

Lebih terperinci

BAB III KOMPONEN ELEKTRONIKA

BAB III KOMPONEN ELEKTRONIKA BAB III KOMPONEN ELEKTRONIKA Komponen elektronika dapat dibagi menjadi 2 yaitu: 1. Komponen Pasif: merupakan komponen yang dapat bekerja tanpa sumber tegangan. a. Resistor b. Kapasitor c. Induktor 2. Komponen

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Gagne menyatakan hasil belajar berupa: 1. Informasi Verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam

BAB II KAJIAN TEORI. Gagne menyatakan hasil belajar berupa: 1. Informasi Verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Belajar IPA 1. Hasil Belajar Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Gagne menyatakan hasil

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika 2.1.1.1 Pengertian Matematika Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

BAB 2. KOMPONEN PASIF

BAB 2. KOMPONEN PASIF RESISTOR BAB 2. KOMPONEN PASIF Pada dasarnya semua bahan memiliki sifat resistif namun beberapa bahan seperti tembaga, perak, emas dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang sangat kecil. Bahan material

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah menentukan model atau metode mengajar tentang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu kata yang tidak asing lagi bagi semua orang terutama bagi para pelajar. Kegiatan belajar merupakan bagian

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN FISIKA BAB XVI KOMPONEN PASIF ELEKTRONIKA Prof. Dr. Susilo, M.S KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

ELEKTRONIKA DASAR. Mengenal Komponen Pasif Elektronika

ELEKTRONIKA DASAR. Mengenal Komponen Pasif Elektronika ELEKTRONIKA DASAR Mengenal Komponen Pasif Elektronika Komponen Elektronika Komponen Pasif Komponen AKTIF KOMPONEN PASIF RESISTOR KAPASITOR INDUKTOR 1. RESISTOR Resistor komponen pasif elektronika yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan IPA Pendidikan IPA merupakan disiplin ilmu yang di dalamnya terkait dengan ilmu pendidikan dan IPA itu sendiri. Sebelum mengetahui lebih jelas mengenai pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Belajar Hasil belajar adalah hasil akhir baik berupa perilaku, maupun pengetahuan (kognitif) yang terjadi setelah proses pembelajaran dalam rangka memperoleh suatu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Hamalik (2009: 155) hasil belajar tampak sebagai

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Hamalik (2009: 155) hasil belajar tampak sebagai BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Menurut Hamalik (2009: 155) hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa,

Lebih terperinci

Sementara itu, Forrest W. Parkay dan Beverly Hardeastle Stanford dalam

Sementara itu, Forrest W. Parkay dan Beverly Hardeastle Stanford dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan perilaku yang terjadi pada diri seseorang. Sejalan dengan itu, R. Gagne dalam Susanto (2013:1)

Lebih terperinci

SMPK 6 PENABUR ULANGAN AKHIR SEMESTER 2 ( )

SMPK 6 PENABUR ULANGAN AKHIR SEMESTER 2 ( ) SMPK 6 PENABUR ULANGAN AKHIR SEMESTER 2 (2015-2016) HARI/TANGGAL : Rabu, 1 Juni 2016 BIDANG STUDI : Prakarya Rekayasa (Elektro) KELAS : 7 (TUJUH) WAKTU : 90 menit Petunjuk : Pilihlah jawaban yang paling

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 1 CIMAHI Kelas/Semester : X / 2 Mata Pelajaran : Dasar dan Pengukuran Listrik Topik : Elemen Pasif Rangkaian Listrik Alokasi Waktu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungannya (Slameto, 2010). Menurut Gredler dalam Aunurrahman. sebelumnya tidak mengetahui sesuatu menjadi mengetahui.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungannya (Slameto, 2010). Menurut Gredler dalam Aunurrahman. sebelumnya tidak mengetahui sesuatu menjadi mengetahui. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Hakikat Belajar dan Pembelajaran Belajarmerupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Hakekat Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan yang diharapkan karena itu pendidikan

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 3 KOMPONEN ELEKTRONIKA. Create : Defi Pujianto, S,Kom

PERTEMUAN KE 3 KOMPONEN ELEKTRONIKA. Create : Defi Pujianto, S,Kom PERTEMUAN KE 3 KOMPONEN ELEKTRONIKA Create : Defi Pujianto, S,Kom Resistor Merupakan kokponen elektronika yang berfungsi untuk mengatur serta menghambat arus listrik Resistor di bagi menjadi dua yaitu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah proses perubahan tingkah laku seseorang dalam bertindak atau beraktifitas menuju pembenaran, dari

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ahmadi dalam Ismawati (2007) mengatakan bahwa Inkuiri berasal dari kata

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ahmadi dalam Ismawati (2007) mengatakan bahwa Inkuiri berasal dari kata II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoretis 1. Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Ahmadi dalam Ismawati (2007) mengatakan bahwa Inkuiri berasal dari kata inquire yang berarti menanyakan, meminta keterangan,

Lebih terperinci

KOMPONEN ELEKTRONIKA. By YOICETA VANDA, ST., MT.

KOMPONEN ELEKTRONIKA. By YOICETA VANDA, ST., MT. KOMPONEN ELEKTRONIKA By YOICETA VANDA, ST., MT. 1.PENDAHULUAN Pengertian Elektronika Elektronika adalah ilmu pengetahuan dan teknologi(iptek) tentang pengendalian partikel bermuatan di dalam ruang hampa,

Lebih terperinci

METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS. Oleh : Ari Yanto )

METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS. Oleh : Ari Yanto ) METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS Oleh : Ari Yanto ) Email : ari.thea86@gmail.com Abstrak Salah satu masalah yang dihadapi oleh tenaga pengajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Hasil Belajar IPA Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. Eggen dan Kauchak (dalam Trianto, 2007: 42) mengemukakan bahwa

BAB II KAJIAN TEORITIS. Eggen dan Kauchak (dalam Trianto, 2007: 42) mengemukakan bahwa 6 BAB II KAJIAN TEORITIS 1.1 Pembelajaran Kooperatif Eggen dan Kauchak (dalam Trianto, 2007: 42) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Konsep Belajar dan Mengajar Belajar merupakan proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. Inkuiri berasal dari bahasa inggris inquiry yang artinya pertanyaan atau

II. KAJIAN PUSTAKA. Inkuiri berasal dari bahasa inggris inquiry yang artinya pertanyaan atau 9 II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Strategi Pembelajaran Inkuiri Inkuiri berasal dari bahasa inggris inquiry yang artinya pertanyaan atau pemeriksaan, penyelidikan. Trowbridge & Bybee (1986) mengemukakan Inquiry

Lebih terperinci

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR 3.1 Prinsip Kerja Sensor LDR LDR (Light Dependent Resistor) adalah suatu komponen elektronik yang resistansinya berubah ubah tergantung pada intensitas cahaya. Jika intensitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktif dan pendekatan keterampilan proses, guru berperan sebagai fasilitator dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktif dan pendekatan keterampilan proses, guru berperan sebagai fasilitator dan 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kreativitas Belajar Belajar mengandung arti suatu kegiatan yang dilakukan guru dan siswa secara bersama-sama. Dalam konsep pembelajaran dengan pendekatan cara belajar siswa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Landasan Teori 1. Hakikat Belajar Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Konsep Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungan. Hamalik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. lingkungan. Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. lingkungan. Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakekat Belajar Belajar pada hakekatnya adalah suatu interaksi antara individu dengan lingkungan. Lingkungan menyediakan rangsangan

Lebih terperinci

Menurut Wina Sanjaya (2007 : ) mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi ciri utama dari metode inkuiri, yaitu :

Menurut Wina Sanjaya (2007 : ) mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi ciri utama dari metode inkuiri, yaitu : A. Pengertian Metode Inkuiri Inquiri berasal dari bahasa inggris inquiry, yang secara harafiah berarti penyelidikan. Piaget, dalam (E. Mulyasa, 2007 : 108) mengemukakan bahwa metode inkuiri merupakan metode

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pada sub bab ini, peneliti akan membahas mengenai teori - teori yang berkaitan dengan variabel yang sudah ditentukan. Adapaun teori yang berkaitan dengan variabel

Lebih terperinci

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME A. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Mata pelajaran Matematika

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. R= ρ l A. Secara matematis :

PEMBAHASAN. R= ρ l A. Secara matematis : PEMBAHASAN 1. Rangkaian DC a.) Dasar-dasar Rangkaian Listrik Resistor (hambatan) Resistor adalah komponen elektronik dua saluran yang didesain untuk menahan arus listrik dengan memproduksi penurunan tegangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut pendapat Witherington dalam Sukmadinata (2007: 155) Berdasarkan pendapat Witherington, belajar selalu dikaitkan dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut pendapat Witherington dalam Sukmadinata (2007: 155) Berdasarkan pendapat Witherington, belajar selalu dikaitkan dengan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Konsep Belajar dan Mengajar Menurut pendapat Witherington dalam Sukmadinata (2007: 155) Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setelah proses berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. setelah proses berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap proses pembelajaran, terutama pembelajaran di sekolah akan dilihat hasil belajarnya. Untuk mengetahui hasil belajar siswa bisa dilakukan melalui tes, misalnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Pengertian Belajar Pendapat tentang pengertian belajar ada bermacam-macam. Pendapat tersebut lahir

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Pengertian Belajar Pendapat tentang pengertian belajar ada bermacam-macam. Pendapat tersebut lahir BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Belajar Pendapat tentang pengertian belajar ada bermacam-macam. Pendapat tersebut lahir berdasarkan sudut pandang yang berbeda-beda. Menurut Slameto

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Diskusi 1. Pengertian Diskusi Dalam kegiatan pembejaran dengan metode diskusi merupakan cara mengajar dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau

Lebih terperinci

I. Tujuan Praktikum. kapasitor. muatan listrik pada kapasitor. 1. Mengetahui bentuk dan jenis Kapasitor.

I. Tujuan Praktikum. kapasitor. muatan listrik pada kapasitor. 1. Mengetahui bentuk dan jenis Kapasitor. SRI SUPATMI,S.KOM I. Tujuan Praktikum 1. Mengetahui bentuk dan jenis Kapasitor. 2.Mengetahui cara membaca nilai kapasitansi suatu kapasitor. 3.Memahami prinsip pengisian dan pengosongan muatan listrik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Kajian Tentang Model Pembelajaran Cooperative Learning a. Pengertian Model Pembelajaran Menurut Agus Suprijono (2009: 46) mengatakan bahwa model pembelajaran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di SD. Menurut

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di SD. Menurut 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematika di SD 1. Pengertian Matematika Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di SD. Menurut Subariah (2006:1) Matematika merupakan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

TM - 2 LISTRIK. Pengertian Listrik

TM - 2 LISTRIK. Pengertian Listrik TM - 2 LISTRIK Pengertian Listrik Kelistrikan adalah sifat benda yang muncul dari adanya muatan listrik. Listrik, dapat juga diartikan sebagai berikut: - Listrik adalah kondisi dari partikel sub-atomik

Lebih terperinci

1. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari komponen. a. b. c. d. e.

1. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari komponen. a. b. c. d. e. TUGAS MANDIRI KELAS XI SCI Jum at 2 September 2016 1. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari komponen. 2. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar Menurut Slameto dalam Hamdani (2010: 20), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS Pembahasan pada bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka yang berisi teori dan pendapat para ahli yang bisa mendukung penelitian, hasil penelitian yang

Lebih terperinci

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan masing-masing Komponen Elektronika tersebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. pengertian, tipe hasil belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, serta

BAB II KAJIAN TEORI. pengertian, tipe hasil belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, serta 11 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 HASIL BELAJAR Pada sub bab ini akan dibahas tentang hasil belajar yang meliputi: pengertian, tipe hasil belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, serta upaya dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu. 2

BAB II KAJIAN TEORI. penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu. 2 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Belajar Untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang belajar terutama belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas pengertian belajar. Belajar

Lebih terperinci

dul Rangkaian Listrik 2017 MODUL I HUKUM OHM

dul Rangkaian Listrik 2017 MODUL I HUKUM OHM MODUL I HUKUM OHM Hukum dasar elektronika yang wajib dipelajari dan dimengerti oleh setiap Engineer Elektronika ataupun Penghobi Elektronika adalah Hukum Ohm, yaitu hukum dasar yang menyatakan hubungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Matematika

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Matematika 4 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Hakekat Pembelajaran Matematika 2.1.1. Pengertian Belajar Belajar adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Kajian Teori BAB II TINJAUAN TEORITIS 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray a) Pengertian model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray Menurut Isjoni (2010, h.15 ) model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemasangan atau pembuatan barang-barang elektronika dan listrik.

BAB I PENDAHULUAN. pemasangan atau pembuatan barang-barang elektronika dan listrik. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan membandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran lain yang sudah diketahui

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengetahuan dan kecakapan. Menurut Wina Sanjaya (2006:113) belajar. di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengetahuan dan kecakapan. Menurut Wina Sanjaya (2006:113) belajar. di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah. 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar Menurut Witherington dalam Hanafiah dan Suhana (2009:7) belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons baru yang berbentuk

Lebih terperinci

BAB II PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING KAITANYA DENGAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA

BAB II PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING KAITANYA DENGAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA 7 BAB II PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING KAITANYA DENGAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA A. Teori Belajar Dan Prestasi Belajar 1. Teori Belajar Menurut Gagne (Dahar, 1996: 11) Belajar dapat didefinisikan

Lebih terperinci

BAB II MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN HASIL BELAJAR. bertujuan untuk membantu siswa dalam mengembangkan disiplin intelektual

BAB II MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN HASIL BELAJAR. bertujuan untuk membantu siswa dalam mengembangkan disiplin intelektual 1 BAB II MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN HASIL BELAJAR A. Model Pembelajaran Inkuiri Model pembelajaran inkuiri adalah model pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa dalam mengembangkan disiplin

Lebih terperinci

yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan

yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THE POWER OF TWO PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI KELAS VIII-B DI SMP NEGERI 1 BOLAANG Tjitriyanti Potabuga 1, Meyko

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Metode Demonstrasi 2.1.1.1 Hakekat Metode Demonstrasi Metode demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban

Lebih terperinci

MODUL 8 RESISTOR & HUKUM OHM

MODUL 8 RESISTOR & HUKUM OHM MODUL 8 RESISTOR & HUKUM OHM TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mengukur nilai tahan suatu resistor menggunakan ohmmeter dan pembacaan kode warna resistor 2. Menentukan tahanan dalam dari voltmeter dan amperemeter 3.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Pembelajaran Problem Posing Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa adalah menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar Aunurrahman ( 2012 : 35 ) belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA Menurut H. W. Fowler (Trianto 2010:136), IPA adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan

Lebih terperinci

Pengantar Elektronika RESISTOR ( TAHANAN) STIMIK AKBA 2011

Pengantar Elektronika RESISTOR ( TAHANAN) STIMIK AKBA 2011 Pengantar Elektronika RESISTOR ( TAHANAN) STIMIK AKBA 2011 Pengertian : Resistor adalah komponen elektronik dua saluran yang didesain untuk menahan arus listrik dengan memproduksi penurunan tegangan diantara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu pengetahuan alam atau sains (science) diambil dari kata latin Scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Dalam bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Alam disebut natural science, natural yang artinya berhubungan dengan alam dan science artinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia diera global seperti saat ini menjadi kebutuhan yang amat menentukan bagi masa depan seseorang dalam kehidupannya, yang menuntut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi (bentukan) kita sendiri.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Sekolah Dasar (SD)/Madrasah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 1.1 Kajian Teoritik 2.1.1 Hasil Belajar Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Slameto

Lebih terperinci