SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Matematika

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Matematika"

Transkripsi

1 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK STATISTIKA SEMESTER GASAL KELAS XI IPA-A MA TAJUL ULUM TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Matematika Oleh: FARIDATUL MUNIROH NIM FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010 i

2 ABSTRAK Faridatul Muniroh (NIM: ). Implementasi model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi pokok statistika semester gasal kelas XI IPA-A MA Tajul Ulum tahun pelajaran 2009/2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah implementasi model pembelajaran TAI dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas XI IPA A Majul Ulum pada materi pokok statistika. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) pada peserta didik kelas XI IPA A MA Tajul Ulum. Dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran dan observasi secara langsung di kelas XI IPA A dapat diketahui bahwa metode yang digunakan oleh guru bidang studi mata pelajaran matematika yang belum secara penuh mengedepankan pembelajaran aktif dan cenderung terjadi komunikasi satu arah artimya peserta didik cenderung pasif dalam pembelajaran, hal ini dapat dilihat dari kesiapan dan aktivitas pada saat pembelajaran berlangsung, hal ini juga tampak dengan adanya hasil belajar yang belum optimal artinya belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 65. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan satu kelas untuk menerapkan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) yaitu kelas XI IPA A yang jumlahnya ada 37 peserta didik. Setelah dilaksanakan tindakan melalui model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dengan menciptakan suasana pembelajaran aktif maka suasana kelas menjadi hidup, peserta didik menjadi aktif dan hasil belajar maksimal. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap prasiklus, siklus I dan siklus II. Pada tahap prasiklus, peserta didik yang tergolong aktif baru mencapai 50% dan rata-rata hasil belajar 64,14 dengan ketuntasan klasikal 61%. Pada siklus I, setelah dilaksanakan tindakan, aktivitas belajar peserta didik meningkat menjadi 67% dan rata-rata hasil belajar 76,31 dengan ketuntasan klasikal 64%. Sedangkan pada siklus II setelah diadakan refleksi pelaksanaan tindakan pada siklus II aktivitas belajar peserta didik mengalami peningkatan yaitu dapat dipersentasekan menjadi 89% dengan rata-rata hasil belajar adalah 77,77 dan ketuntasan klasikal mencapai 89%. Dari tiga tahap tersebut jelas bahwa ada peningkatan setelah diterapkan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dengan sebelumnya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti membuktikan bahwa ada peningkatan aktivitas dan hasil belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dengan implementasi model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI). Hasil penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada semua pihak (peserta didik, guru, orang tua) untuk dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika. ii

3 iii

4 iv

5 MOTTO عن عبداالله بن مسعود قال النبي صلىاالله عليه وسلم لاحسد إلا فى اثنتين رجل اتاه االله مالا فسلط على هلكته في الحق ورجل اتاه االله الحكمة فهو يقضي بها 1 ويعلمها Dari Abdullah bin Mas ud RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, Tidak ada iri hati, kecuali kepada dua orang, yaitu orang yang diberi Allah harta kemudian dipergunakannya dalam kebenaran, dan orang yang diberi Allah hikmah (ilmu) kemudian dipergunakannya dengan baik dan diajarkannya. 1 Abi Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim ibn al-mugirah al Bukhari, Sahih Bukhari, Jilid 1, (Kairo: Dar al-fikr, 1981), hlm. 32. v

6 PERSEMBAHAN Dengan tidak mengurangi rasa syukurku kepada Allah swt, Tuhan sumber segala muara esensi. Kupersembahkan totalitas usaha, karya, dan buah pikiran Skripsi ini untuk: Bapak dan Ibu tercinta (Ma shum & Muslimah), yang telah memberikan motivasi dan mengorbankan segalanya serta doa yang selalu dipanjatkan demi kesuksesan ananda. Robbighfir lii waaliwaalidayya warhamhuma kama Robbayaanii shoghiro Saudara-saudaraku tersayang : Mas Khibrul Bahri dan adik Fatkhatul Bariroh yang telah memberikan semangat pada diriku untuk mencapai cita-cita. Mbah Supatmi (nenek ananda) yang selalu melantunkan doa dan segala pengorbananya demi ananda serta seluruh keluarga ananda. Pakde Drs. H. Fadllan dan budhe Mafrukhatul Khaeriyah, S.Ag. yang telah menjadi orang tua kedua ananda. Teman- teman seperjuangan, Harir, Atik, Lina, Yuli, dan semua teman-teman paket Matematika angkatan 2005 yang telah memberikan dorongan dan membantu dalam penyusunan skripsi ini. Almamaterku, IAIN Walisongo Semarang, Kampus yang berbasis, Diniyah, Ukhuwah dan Ilmiah. vi

7 DEKLARASI Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan. Semarang, 10 Desember 2009 Deklarator Faridatul Muniroh NIM vii

8 KATA PENGANTAR Segenap puja dan puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, dan bimbingan serta kekuatan lahir batin kepada diri peneliti, sehingga skripsi ini yang merupakan hasil dari sebuah usaha ilmiah dan proses akademik yang cukup panjang dapat terselesaikan sebagaimana mestinya. Sholawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad saw, sosok historis yang membawa proses transformasi dari masa yang gelap gulita ke arah alam yang sangat terang benderang dan berperadaban ini, juga kepada para keluarga, sahabat serta semua pengikutnya yang setia disepanjang zaman. Penelitian yang berjudul Implementasi model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi pokok statistika semester gasal kelas XI IPA-A MA Tajul Ulum tahun pelajaran 2009/2010. Ini pada dasarnya disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Oleh karena itu, karya ilmiah ini merupakan kulminasiformal akademik yang sudah barang tentu tetap disertai akuntabilitas akademik juga dan bukan hanya untuk memenuhi kewajiban akademik tetapi juga sebagai media untuk memberikan wacana dan solusi dalam dunia kependidikan. Cukup terharu rasanya ketika peneliti telah menyelesaikan proses akademik dan penyusunan skripsi ini. Karena dengan media ini peneliti telah banyak belajar, berfikir, berimajinasi, mencurahkan segenap kemampuan dalam hal pemikiran, kreativitas dan ketelitian untuk memenuhi kebutuhan curiosity (rasa ingin tahu) peneliti atas problematika hasil belajar peserta didik yang rendah dalam mengarungi suatu setting pertempuran intelektualitas yang cukup menantang sehingga dapat mencari dan menemukan identitas diri sebagai seorang manusia yang dianugerahi akal oleh Sang Kholiq. Oleh karenanya, peneliti semakin sadar akan berbagai kelemahan, kebodohan dan keterbatasan yang ada dalam diri peneliti. viii

9 Dalam proses penyusunan penelitian tersebut, peneliti banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkan peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada hamba-hamba Allah yang telah membantu peneliti sehingga karya sederhana ini bisa menjadi kenyataan, bukan hanya angan dan keinginan semata. Peneliti ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada : 1. Prof. DR. H. Abdul Jamil, MA., Rektor IAIN Walisongo Semarang. 2. Prof. DR. H. Ibnu Hadjar, M. ED., Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo. 3. Minhayati Saleh, S.Si, M.Sc., selaku Pembimbing I (Bidang Materi), yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan fikirannya serta dengan tekun dan sabar memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 4. Drs. H. Abdul Wahid, M.Ag, selaku Pembimbing II (Bidang Metodologi), yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan fikirannya serta dengan tekun dan sabar memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Fakhrur Rozi, M.Ag., selaku Wali Studi selama Peneliti menuntut ilmu di IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama ini. 6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah membimbing, mendidik dan memberikan pencerahan untuk selalu berpikir kritis-edukatif, transformatif-inovatif dalam menggali ayat-ayat qauliyyah dan kauniyyah selama berada di lingkungan Kampus IAIN Walisongo Semarang. 7. Ali Mas udi, S.Ag., Kepala sekolah Ma Tajul Ulum yang telah memberikan ijin kepada peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini. 8. Priyono Atmojo, S.T., Wakil Kepala Kurikulum MA Tajul Ulum yang telah memberikan pengarahan, informasi dan bantuan dalam penelitian ini. 9. Asmat, S.Si., Guru Mata Pelajaran Matematika MA Tajul Ulum yang telah memberikan informasi dan membantu penelitian ini. ix

10 10. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, namun tak terlupakan bantuannya yang turut dalam penyelesaian penelitian ini. Akhirnya, semoga segala bantuannya yang tidak ternilai ini mendapatkan balasan dari Allah SWT dengan balasan yang sepantasnya, dan semoga penelitian ini bermanfaat khususnya bagi peneliti sendiri. Semarang, 10 Desember 2009 Peneliti x

11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i ABSTRAK... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv MOTTO... v PERSEMBAHAN... vi DEKLARASI... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I : PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Penegasan Istilah... 3 C. Rumusan Masalah... 5 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 5 E. Kajian Penelitian Yang Relevan... 6 BAB II : LANDASAN TEORI... 8 A. Deskripsi Teori Pengertian Belajar Pembelajaran Matematika Aktivitas dan Hasil Belajar Model Pembelajaran TAI Statistika B. Kerangka Berpikir C. Hipotesis Tindakan BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian B. Subjek Penelitian C. Waktu dan Tempat Penelitian D. Rencana Tindakan xi

12 E. Kolaborator F. Teknik Pengumpulan Data 35 G. Teknik Analisis Data. 36 H. Indikator Keberhasilan.. 39 BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.. 40 A. Persiapan Penelitian B. Pra Siklus C. Hasil Penelitian Siklus I Siklus II D. Pembahasan E. Keterbatasan Penelitian BAB V : SIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP A. Simpulan B. Saran C. Penutup DAFTAR PUSTAKA xii

13 DAFTAR TABEL No Nama Tabel Halaman Tabel 1. Hasil Analisis Niai Pra Siklus Tabel 2. Aktivitas Peserta Didik Pada Pra Siklus. 41 Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Siklus I.. 41 Tabel 4. Jadwal Pelaksanaan Siklus II Tabel 5. Hasil Analisis Niai Pra Siklus Tabel 6. Aktivitas Peserta Didik Pada Pra Siklus.. 54 Tabel 7. Aktivitas Peserta Didik. 55 Tabel 8. Perkembangan Hasil Belajar Peserta Didik.. 56 xiii

14 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Riset Aksi Model John Elliot 27 Gambar 2. Salah satu kelompok sedang antusias mengerjakan lembar kerja 43 Gambar 3. Guru sedang memberikan bimbingan kepada kelompok yang membutuhkan 43 Gambar 4. Guru berkeliling untuk memberikan bimbingan kepada kelompok yang membutuhkan 49 Gambar 5. Suasana pada saat diskusi kelompok 49 Gambar 6. Tim super ketika mendapatkan hadiah 51 xiv

15 DAFTAR LAMPIRAN 1. Daftar Nama Peserta Didik Tahun Pelajaran 2009/ Nilai Pra Siklus 3. RPP Siklus I 4. RPP Siklus II 5. Lembar Kerja Siklus I 6. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siklus I 7. Lembar Kerja Siklus II 8. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siklus II 9. Kuis Siklus I 10. Kunci Jawaban Siklus I 11. Kuis Siklus II 12. Kunci Jawaban Siklus II 13. Evaluasi Siklus I 14. Kunci Jawaban Evaluasi Siklus I 15. Evaluasi Siklus II 16. Kunci Jawaban Evaluasi Siklus II 17. Daftar Nama Anggota Kelompok Siklus I 18. Daftar Nama Anggota Kelompok Siklus II 19. Instrument Observasi Kegiatan Guru Siklus I 20. Instrument Observasi Kegiatan Guru Siklus II 21. Instrument Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus I 22. Instrument Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus II 23. Instrument Observasi Kegiatan Diskusi Kelompok Siklus I 24. Instrument Observasi Kegiatan Diskusi Kelompok Siklus II 25. Kriteria Penghargaan Tim Siklus I 26. Kriteria Penghargaan Tim Siklus I 27. Hasil Belajar Siklus I 28. Hasil Belajar Siklus II 29. Pedoman Wawancara xv

16 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika, sejak peradaban manusia bermula, memainkan peranan yang sangat vital dalam kehidupan sehari-hari. Matematika juga merupakan subjek yang sangat penting dalam sistem pendidikan di seluruh dunia. 1 Pendidikan merupakan salah satu hal penting untuk menentukan maju mundurnya suatu bangsa, maka untuk menghasilkan sumber daya manusia sebagai subjek dalam pembangunan yang baik, diperlukan modal dari hasil pendidikan itu sendiri. Kurikulum, guru dan pengajaran atau proses belajar dan mengajar adalah tiga variabel utama yang saling berkaitan dalam strategi pelaksaan pendidikan di sekolah. 2 Dalam proses belajar mengajar di kelas terdapat keterkaitan yang erat antara guru, peserta didik, kurikulum, sarana dan prasarana. Guru mempunyai tugas untuk memilih model dan media pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang disampaikan demi tercapainya tujuan pendidikan karena sampai saat ini masih banyak ditemukan kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik di dalam mempelajari matematika. Salah satu kesulitan itu terdapat dalam materi statistika pada peserta didik kelas XI IPA A semester gasal. Matematika merupakan mata pelajaran yang bersifat abstrak, sehingga guru dituntut untuk mempunyai kemampuan mengupayakan metode yang tepat sesuai dengan tingkat perkembangan mental peserta didik. Untuk itu diperlukan model dan media pembelajaran yang dapat membantu peserta didik mencapai kompetensi dasar dan indikator pembelajaran, khusus untuk mata pelajaran matematika pemahaman konsep yang baik sangatlah penting karena 1 Moch. Masykur dan Abdul Halim Fathani, Mathematical Intelligence: Cara cerdas Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan Belajar, (Jogjakarta: PT Arruz Media, 2007), hlm Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2000), hlm. 1.

17 2 untuk memahami konsep yang baru diperlukan pra syarat pemahaman konsep sebelumnya. Berdasarkan wawancara secara langsung dengan bapak Priyono Atmojo, S.T selaku waka kurikulum sekaligus salah satu guru mata pelajaran matematika, tanggal 7 Desember 2008, menjelaskan bahwa minat peserta didik dalam mengikuti pelajaran semakin berkurang. Hal ini karena daya tangkap peserta didik yang rata-rata lemah. Ketika peserta didik diberi tugas tidak sedikit dari mereka yang hanya mencontek tanpa mau memahami maksudnya. Lebih jauh berdiskusi mengenai keadaan peserta didiknya dalam belajar matematika, menyatakan bahwa minat/semangat peserta didik dalam melaksanakan tugas guru, daya tangkap peserta didik dalam menerima pelajaran, kemampuan peserta didik dalam belajar mandiri, dirasa masih rendah belum sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dan belum sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh matematika itu sendiri yaitu peserta didik mampu belajar mandiri, mengembangkan sense of mathematics, dan memiliki kemampuan berpikir tinggi (higher level thinking). Ini dibuktikan pada 2 tahun sebelumnya yaitu tahun pelajaran 2007/2008 dan 2008/2009, peserta didik yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hanya 61% walaupun KKM yang ditentukan masih 65. KKM untuk mata pelajaran matematika pada tahun pelajaran 2009/2010 juga mengalami kenaikan yaitu 70. Peserta didik juga kurang aktif selama proses pembelajaran berlangsung. 3 Khususnya saat peserta didik belajar materi statistika, mereka banyak mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan rumus dalam penyelesaian masalah. Meskipun guru sudah mencoba memberikan tugas sebelum materi diberikan tapi pada kenyataannya hanya peserta didik tertentu saja yang mengerjakan sendiri. Hal ini juga ditunjukan dari hasil belajar pada tes materi statistika rata-rata dari tahun prlajaran 2007/2008 dan tahun pelajaran 2008/2009 masih di bawah KKM yaitu Pembelajaran menggunakan model TAI, peserta didik ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil (4 sampai 5 peserta didik) yang heterogen 3 Wawancara dan observasi langsung pada hari Sabtu, 7 Desember 2008.

18 3 dan selanjutnya diikuti dengan pemberian bantuan secara individu bagi peserta didik yang memerlukannya. Dengan pembelajaran kelompok, diharapkan para peserta didik dapat meningkatkan pikiran kritisnya, kreatif, dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi. 4 dengan menggunakan model pembelajaran ini diharapkan dapat menimbulkan minat sekaligus kreativitas dan motivasi peserta didik dalam mempelajari matematika, sehingga peserta didik dapat memperoleh manfaat yang maksimal baik dari proses maupun hasil belajarnya. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah Implementasi Model Pembelajaran Team- Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Pokok Statistika Semester Gasal Kelas XI IPA-A MA Tajul Ulum Tahun Pelajaran 2009/2010. B. Penegasan Istilah 1. Implementasi Implementasi menurut kamus besar Bahasa Indonesia berarti pelaksanaan, penerapan. Implementasi menurut E. Mulyasa, Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap Model Pembelajaran Trianto berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. 6 4 Amin Suyitno, Pemilihan Model-model Pembelajaran dan Penerapannya di SMP: Bahan Pelatihan Sertifikasi Guru-guru Pelajaran Matematika, (Semarang: UNNES, 2004) hlm E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktik, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007), hlm. 1.

19 4 3. TAI TAI singkatan dari Team Assisted Individualization 7 yang termasuk dalam model pembelajaran kooperatif. Dalam model pembelajaran TAI, peserta didik ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil (4 sampai 5 peserta didik) yang heterogen dan selanjutnya diikuti dengan pemberian bantuan secara individu bagi peserta didik yang memerlukannya. 8 Dengan belajar kelompok, diharapkan peserta didik dapat meningkatkan pikiran kritisnya, kreatif, dan menumbuhkan sosial yang tinggi. 4. Hasil Belajar Persepektif hasil belajar menurut Chatarina, merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. 9 Nilai hasil belajar didapat dari semua pekerjaan peserta didik yang meliputi lembar kerja, kuis dan tes evaluasi setelah penerapan model pembelajaran TAI. 5. Peserta didik Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. 10 Peserta didik yang peneliti maksud adalah semua peserta didik pada kelas XI IPA A MA Tajul Ulum Brabo tahun pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 37. Karena selama penelitian ada 1 peserta didik yang tidak pernah berangkat karena sakit maka subjek yang diteliti hanya 36 peserta didik. 6. Statistika Statistika adalah pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan data, pengolahan atau penganalisisannya dan penarikan 7 Robert E. Slavin, Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik, terj. Nurulita Yusron, (Bandung: Nusa Media, 2008), hlm Amin Suyitno, loc. cit. 9 Catharina Tri Ambani dkk., Psikologi Belajar, (Semarang: Universitas Negeri Semarang Press, 2006), hlm Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003, hlm. 3.

20 5 kesimpulan berdasarkan kumpulan data dan penganalisisan yang dilakukan. 11 Materi ini diajarkan pada kelas XI IPA semester gasal. Pada penelitian ini difokuskan pada sub materi pokok statistika yaitu ukuran penyebaran kumpulan data yang meliputi jangkauan dan simpangan dikarenakan kesulitan yang sering dialami peserta didik adalah pada sub materi tersebut yang menuntut adanya materi pra syarat dari sub-sub sebelumnya. C. Rumusan Masalah Apakah implementasi model pembelajaran TAI dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas XI IPA-A MA Tajul Ulum pada materi pokok statistika? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini diharapkan dapat: 1. Meningkatkan aktivitas belajar peserta didik kelas XI IPA-A semester gasal MA Tajul Ulum tahun pelajaran 2009/ Meningkatkan hasil peserta didik kelas XI IPA-A semester gasal MA Tajul Ulum tahun pelajaran 2009/2010. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak. 1. Manfaat Bagi Peserta Didik a. Meningkatkan keaktifan belajar peserta didik. b. Meningkatkan hasil belajar peserta didik. 2. Manfaat Bagi Guru a. Memperoleh suatu kreativitas variasi pembelajaran yang lebih menekankan pada aktivitas peserta didik yang sesuai dengan tuntutan kurikulum satuan pendidikan. b. Guru memiliki kemampuan penelitian tindakan kelas yang inovatif. 11 Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2001), hlm. 3.

21 6 3. Manfaat Bagi Peneliti a. Mendapatkan pengalaman langsung pelaksanaan model pembelajaran TAI. b. Memberi pengalaman dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas. 4. Manfaat Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan yang bermanfaat bagi sekolah sehingga dapat dijadikan sebagai kajian bahan bersama agar dapat meningkatkan kualitas MA Tajul Ulum. E. Kajian Penelitian Yang Relevan Penelitian ini dilatar belakangi oleh penelitian yang dilakukan penelitipeneliti terdahulu yang hasilnya telah dibuktikan keshahihannya. Penelitian Faiqotul Himah dengan judul Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Teams Assisted Individualization (TAI) dengan Authentic Assesment pada Sub Pokok Bahasan Operasi Bilangan Pecahan di Kelas VII A Semester Ganjil SMP Negeri 2 Arjasa Tahun Ajaran 2006/2007 menunjukkan bahwa aktivitas peserta didik mengalami peningkatan setiap pertemuan. Selain aktivitas, hasil belajar peserta didik pun mengalami peningkatan. 12 Penelitian Faizin yang berjudul Meningkatkan hasil belajar siswa pada sub materi pokok pecahan kelas VII D Semester I MTs N Petarukan Tahun Ajaran 2008/2009 Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) memberikan hasil bahwa hasil belajar dan aktivitas belajar meningkat pada setiap siklus. Pada siklus ke dua menunjukkan bahwa rata-rata nilai 7,61 dengan ketuntasan klasikal 77,5 % serta rata-rata aktivitas belajar menunjukkan 74% Faiqotul Himah, Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Teams Assisted Individualization (TAI) dengan Authentic Assesment pada Sub Pokok Bahasan Operasi Bilangan Pecahan di Kelas VII A Semester Ganjil SMP Negeri 2 Arjasa Tahun Ajaran 2006/2007, Skripsi Universitas Jember, (Jember: FKIP Universitas Jember, 2008), diambil dari /go.php?id=gdlhub-gdl-grey-2008-faiqotulhi-481&phpsessid=7556b7345f7a0ef9e18c9ff28c80 810c. 13 Faizin, Meningkatkan hasil belajar siswa pada sub materi pokok pecahan kelas VII D Semester I MTs N Petarukan Tahun Ajaran 2008/2009 Menggunakan Model Pembelajaran

22 7 Skripsi Muhammad Halimi yang berjudul Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa Pada Materi Kubus dan Balok Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dengan Pemanfaatan Alat Peraga Pada Peserta Didik Kelas VIII Semester II SMPN I Bawang Kabupaten Batang menunjukkan bahwa hasil belajar dan aktivitas belajar peserta didik mengalami peningkatan pada setiap siklus. Indikator tercapai pada siklus ke dua yaitu nilai rata-rata peserta didik 67,5 dengan ketuntasan belajar 86,04% dan peserta didik aktif sebanyak 100%. 14 Skripsi Cita Retno Wulandari, mahasiswa UMS, yang berjudul Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Teams Assisted Individualization) pada Pembelajaran Matematika Ditinjau dari Minat Belajar Siswa Pokok Bahasan Aritmetika Sosial (Siswa Kelas VII SMP N I Manyaran Tahun Pelajaran 2005/2006) menyimpulkan bahwa metode TAI lebih tepat digunakan pada minat belajar sedang dan rendah dan kurang tepat digunakan pada minat belajar tinggi. Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan metode TAI memberikan peningkatan prestasi belajar matematika pada pokok bahasan aritmetika sosial. 15 Berkaca dari penelitian yang telah ada, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian menggunakan model pembelajaran yang sama yaitu TAI tetapi untuk materi pokok dalam pelajaran matematika yang berbeda yaitu statistika. Peneliti akan mengadakan penelitian pada MA Tajul Ulum yang mana rata-rata minat belajar peserta didik masih tergolong sedang dan rendah. Penelitian yang akan dilaksanakan ini tergolong penelitian tindakan kelas. Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI), Skripsi Unnes, (Semarang: Jurusan Matematika FMIPA UNNES, 2009), hlm. vi, t.d. 14 Muhammad Halimi, Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa Pada Materi Kubus dan Balok Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dengan Pemanfaatan Alat Peraga Pada Peserta Didik Kelas VIII Semester II SMPN I Bawang Kabupaten Batang, Skripsi Unnes, Semarang: Jurusan Matematika Fakultas MIPA UNNES, 2008), hlm. vii, t.d. 15 Cita Retno Wulandari, Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Teams Assisted Individualization) pada Pembelajaran Matematika Ditinjau dari Minat Belajar Siswa Pokok Bahasan Aritmetika Sosial (Siswa Kelas VII SMP N I Manyaran Tahun Pelajaran 2005/2006), Skripsi UMS, (Surakarta: FKIP UMS, 2006), diambil dari

23 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Belajar Para pakar psikologi telah banyak yang memberikan definisi tentang belajar. Berikut terdapat beberapa definisi tentang belajar, antara lain dapat diuraikan sebagai berikut. Cronbach mendefinisikan belajar dalam bukunya Sardiman yaitu Learning is shown by a change in behavior as a result of experience. Sedangkan menurut Spears Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction. Adapun Geoch memberikan pendapatnya bahwa Learning is a change in performance as a result of practice. 1 Dari ketiga definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya mengamati, membaca, meniru, mendengar, dan lain sebagainya. أن ال تعلم هوتغييرفى ذهن المتعلم يطرأ على خبرة سابقة فيحد ث فيها 2 تغيير اجد يد ا Belajar adalah merupakan perubahan tingkah laku pada hati (jiwa) peserta didik berdasarkan pengetahuan yang sudah dimiliki menuju perubahan baru. يعرف ال تعلم با نه تغير فىالا داء أوتعديلفى الس لو ك عن طريق الخب رة 3 والمران Dinamakan belajar dikarenakan adanya perubahan tindakan atau penyesuaian tingkah laku melalui pengetahuan dan latihan. 1 Sardiman A. M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2006), hlm Saleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid, Tarbiyah wa Turuqu Tadris, Jilid I, (Mesir: Darul Ma arif, 1968), hlm Jabir Abdul Hamid Jabir, Sikulujiyah at Ta allum, (Mesir: Darun Nahzah al Arabiyah, 1978), hlm. 8.

24 9 Learning is acquiring new knowledge, behaviors, skills, values, preferences or understanding, and may involve synthesizing different types of information. 4 Belajar adalah memperoleh pengetahuan, perilaku, keterampilan, nilai, kesukaan atau pemahaman baru, dan melibatkan perpaduan jenis-jenis informasi yang berbeda. Dalam bukunya Catharina Tri Anni dkk., konsep tentang belajar telah banyak didefinisikan oleh para pakar psikologi. Gagne dan Berliner menyatakan bahwa belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman. Morgan et. al. menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman. Slavin menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan relatif individu yang disebabkan oleh pengalaman. Dari keempat pengertian tersebut tampak bahwa konsep tentang belajar mengandung 3 unsur utama, yaitu (1) belajar berkaitan dengan perubahan perilaku, (2) perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman, dan (3) perubahan perilaku karena bersifat relatif permanen. 5 Unsur utama dari belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dengan pengetahuan yang sudah dimiliki dan adanya latihan. Latihan yang dimaksud adalah serangkaian kegiatan yang disebut proses atau aktivitas belajar. Aktivitas belajar dapat berupa kegiatan mengamati, membaca, meniru, mendengar dan lain sebagainya. Perubahan yang terjadi dalam belajar bersifat relatif permanen. 2. Pembelajaran Matematika Menurut Undang-undang RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Amin Suyitno berpendapat bahwa pembelajaran adalah upaya menciptakan Oktober Catharina Tri Anni dkk., Psikologi Belajar, (Semarang: Universitas Negeri Semarang Press, 2006), hlm. 2.

25 10 iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan peserta didik serta peserta didik dengan peserta didik. 6 Istilah matematika berasal dari kata Yunani mathein atau manthenein, yang artinya mempelajari. 7 Menurut R. Soedjadi, matematika adalah ilmu pengetahuan eksak yang teroganisir secara sistematis, terstruktur serta menggunakan aturan-aturan yang ketat dengan mengungkap beberapa fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk. 8 Matematika memiliki karakteristik tersendiri dibanding dengan disiplin ilmu yang lain. Terdapat enam karakteristik matematika sebagai berikut. a. Memiliki objek kajian abstrak. b. Bertumpu pada kesepakatan. c. Berpola pikir deduktif. d. Memiliki simbol yang kosong dari arti. e. Memperhatikan semesta pembicaraan. f. Konsisten dalam sistemnya. 9 Proses belajar matematika akan terjadi secara lancar bila dilakukan secara kontinu. Itu disebabkan karena kehirarkisan matematika itu sendiri sehingga belajar matematika yang terputus-putus akan mengganggu terjadinya proses belajar. 10 Secara umum, tugas guru matematika di antaranya adalah: a. Bagaimana materi pelajaran itu diberikan kepada peserta didik sesuai dengan standar kurikulum. b. Bagaimana proses pembelajaran berlangsung dengan melibatkan peran peserta didik secara penuh dan aktif, dalam artian proses pembelajaran yang berlangsung dapat berjalan dengan menyenangkan Amin Suyitno, op. cit., hlm Moch. Masykur, op. cit., hlm R. Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, 2000), hlm Ibid., hlm Herman Hudojo, Strategi Mengajar Belajar Matematika, (Malang: IKIP Malang, 1990), hlm R. Soedjadi, op. cit., hlm. 78.

26 11 Pembelajaran matematika adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara pendidik dengan peserta didik dan peserta didik dengan peserta didik serta sumber belajar dalam lingkungan belajar pada mata pelajaran matematika. Dalam proses pembelajaran matematika lebih banyak menggunakan aktivitas mental dan pikiran. Matematika itu bersifat hierarki sehingga belajar matematika yang terputus-putus akan mengganggu proses belajar. Tidak jarang dalam belajar matematika harus mengusai materi prasyarat terlebih dahulu. Semisal peserta didik mempelajari perkalian maka peserta didik terlebih dahulu harus menguasai materi prasyaratnya yaitu penjumlahan. 3. Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar a. Aktivitas Belajar Aktivitas belajar dapat didefinisikan sebagai berbagai aktivitas yang diberikan pada pebelajar dalam situasi belajar-mengajar. 12 Aktivitas dalam proses belajar-mengajar dapat berupa tanya jawab, mengemukakan ide, mencari sumber belajar, dan segala kegiatan pada waktu pembelajaran. Proses pembelajaran, yang dilakukan dalam kelas, merupakan keaktifan mentransformasikan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. 13 Sehingga, proses pembelajaran pada hakikatnya untuk mengembangkan keaktifan dan kreativitas peserta didik, melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. 14 Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada peserta didik sehingga peserta didik ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran, dapat mengembangkan caracara belajar sendiri, berperan dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses itu sendiri. 12 Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hlm Martinis Yamin, Mengembangkan Kompetensi Pebelajar, (Jakarta: UI Press, 2004), hlm Mulyasa, op. cit., hlm. 62.

27 12 Mc. Keache, sebagaimana yang dikutip oleh Martinis Yamin, mengemukakan 6 aspek terjadinya keaktifan peserta didik. 1) Partisipasi peserta didik dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran. 2) Tekanan pada aspek afektif dalam belajar. 3) Partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, terutama yang berbentuk interaksi antar peserta didik. 4) Kekompakan kelas sebagai kelompok belajar. 5) Kebebasan belajar yang diberikan kepada peserta didik, kesempatan untuk berbuat serta mengambil keputusan penting dalam proses pembelajaran. 6) Pemberian waktu untuk menanggulangi masalah pribadi peserta didik, baik berhubungan maupun tidak berhubungan dengan pembelajaran. 15 Menurut Gagne dan Briggs (1979), juga dikutip oleh Martinis Yamin, menjelaskan rangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk menumbuhkan keaktifan dan partisipasi peserta didik dalam kelas meliputi 9 aspek: 1) Memberikan motivasi atau menarik perhatian peserta didik, sehingga mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. 2) Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar) kepada peserta didik. 3) Mengingatkan kompetensi prasyarat. 4) Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep) yang akan dipelajari. 5) Memberi petunjuk kepada peserta didik cara mempelajarinya. 6) Memunculkan keaktifan dan partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. 7) Memberikan umpan balik (feed back). 8) Melakukan tagihan-tagihan terhadap peserta didik berupa tes sehingga kemampuan peserta didik selalu terpantau dan terukur. 9) Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir pembelajaran. 16 Aktivitas merupakan hal yang penting dalam proses pembelajaran. Segala kegiatan dalam proses pembelajaran adalah aktivitas belajar karena pada hakikatnya dalam proses pembelajaran adalah untuk mengembangkan kreativitas dan aktivitas peserta didik melalui interaksi 15 Martinis Yamin, op. cit., hlm Ibid., hlm

28 13 dan pengalaman belajar. Sehingga tanpa adanya aktivitas tidak akan tercipta proses belajar. Partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran merupakan salah satu aspek terjadinya keaktifan peserta didik. Partisipasi ini terutama yang berbentuk interaksi antar peserta didik dan mereka diberi banyak kesempatan untuk berinteraksi dengan peserta didik lainnya. Ini dapat dilakukan dengan penempatan peserta didik dalam kelompok-kelompok kecil. Sehingga dalam kelompokkelompok kecil ini, peserta didik akan lebih leluasa untuk saling bertanya dan mengemukakan idenya. b. Hasil Belajar Menurut Chatarina, hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. 17 Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku itu sesuai dengan apa yang dipelajari peserta didik. Sehingga jika peserta didik mempelajari tentang konsep, maka perubahan yang didapat adalah pemahaman konsep. Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni: 1) Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik meliputi: a) Aspek fisiologis, kondisi umum jasmani dan tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas peserta didik dalam mengikuti pelajaran. Demikian juga keadaan panca indera peserta didik. b) Aspek psikologis, banyak aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran peserta didik. Namun yang dianggap paling esensial adalah intelegensi, sikap, bakat, minat dan motivasi peserta didik dalam belajar. 17 Catharina Tri Ambani dkk., op. cit., hlm. 5.

29 14 2) Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar peserta didik, meliputi: a) Lingkungan sosial; lingkungan sosial disini termasuk sekolah, masyarakat, tetangga dan teman-teman sepermainan dapat mempengaruhi semangat belajar seorang peserta didik. b) Lingkungan nonsosial; meliputi gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat keluarga peserta didik dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan peserta didik. 3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar peserta didik yang meliputi strategi dan metode yang digunakan peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. 18 Hasil belajar merupakan perubahan yang diperoleh peserta didik setelah terjadi aktivtas belajar. Hasil belajar dapat berupa aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu internal, eksternal, dan pendekatan belajar. Faktor internal berasal dari diri peserta didik sendiri. Faktor eksternal ikut memberikan kontribusi dalam menentukan keberhasilan dalam proses belajar, faktor ini berasal dari luar peserta didik. Faktor yang terakhir yaitu pendekatan belajar juga memberikan andil dalam menentukan keberhasilan maupun kegagalan dalam proses belajar. Setiap peserta didik berbeda-beda, faktor mana yang paling mempengaruhi mereka dalam menentukan hasil belajar yang diperoleh. 4. Model Pembelajaran TAI a. Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif atau Cooperative Learning adalah sebuah grup kecil yang bekerja bersama sebagai sebuah tim untuk 18 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995), hlm. 132.

30 15 memecahkan masalah (solve a problem), melengkapi latihan (complete a task), atau untuk mencapai tujuan tertentu (accomplish a common goal). 19 Cooperative learning refers to a variety of teching methods in which students work in small group to help one another learn academic content. 20 Pembelajaran kooperatif adalah suatu variasi metode pembelajaran dimana peserta didik bekerja dalam kelompok kecil untuk membantu peserta didik yang lain mempelajari materi pelajaran. Pembelajaran kooperatif memiliki karakteristik dan prinsip-prinsip tertentu yang membedakannya dengan strategi pembelajaran yang lainnya. Adapun karakteristik pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut. 1) Pembelajaran secara tim. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim dengan tim merupakan tempat mencapai tujuan sehingga tim harus mampu membuat setiap peserta didik belajar. Kriteria keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh keberhasilan tim. Setiap kelompok bersifat heterogen baik kemampuan akademik, jenis kelamin dan latar belakang sosial. 2) Didasarkan pada manajemen kooperatif. Fungsi perencanaan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang. Fungsi pelaksanaan menunjukkan bahwa pembelajaarn harus dilaksanakan sesuai perencanaan. Fungsi organisasi menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pekerjaan bersama antar setaip anggota tim, oleh sebab itu perlu diatur tugas dan tanggung jawab setiap anggota. Fungsi kontrol menunjukkan dalam pembelajaran 19 Mutadi, Pendekatan Efektif dalam Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Depag, 2007), hlm Robert E. Slavin, Cooperative Learning : Theory, Research, and Practice, (London: Allymand Bacon, 1995), p. 2.

31 16 kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui tes maupun nontes. 3) Kemauan untuk bekerja sama. Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan kelompok. Oleh sebab itu, prinsip bekerja sama perlu ditekankan dalam proses pembelajaran kooperatif. 4) Keterampilan bekerja sama. Kemauan bekerja sama itu kemudian dipraktikkan melalui aktivitas dan kegiatan yang tergambarkan dalam keterampilan bekerja sama. Dengan demikian, peserta didik didorong untuk mau dan sangggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain. 21 Pembelajaran kooperatif memiliki prinsip-prinsip dasar dalam pelaksanaannya. Adapun empat prinsip dasar tersebut adalah: 1) Prinsip ketergantungan positif (positive interdependence). Hakikat ketergantungan positif artinya tugas kelompok tidak mungkin bisa diselesaikan manakala ada anggota yang tak bisa menyelesaikan tugasnya, dan semua ini memerlukan kerja sama yang baik dari masing-masing anggota kelompok. 2) Tanggung jawab perseorangan (individual accountability). Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan kelompoknya karena keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya sehingga setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya. 3) Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction). Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan informasi dan saling membelajarkan. 21 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2008), hlm

32 17 4) Partisipasi dan komunikasi (participation communication). Pembelajaran kooperatif melatih peserta didik untuk dapat mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Untuk dapat melakukan partisipasi dan komunikasi, peserta didik perlu dibekali dengan kemampuan-kemampuan berkomunikasi. 22 Penerapan pembelajaran kooperatif memiliki beberapa keuntungan, yaitu: 1) mengurangi kecemasan, seperti menghilangkan perasaan terisolasi dan panik, menggantikan bentuk persaingan dengan saling kerjasama, melibatkan peserta didik untuk aktif di dalam proses belajar, dan menciptakan suasana kelas yang lebih rileks dan tidak terlalu resmi, 2) belajar melalui komunikasi, seperti berbicara, mendengarkan, berdiskusi, berdebat, adu gagasan, konsep dan keahlian, memiliki rasa peduli, tanggung jawab terhadap teman serta belajar menghargai perbedaan etnik, kemampuan dan cacat fisik, 3) pembelajaran kooperatif memungkinkan peserta didik dapat belajar bersama, saling membantu, mengintegrasikan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki. 23 Berikut adalah model faktor-faktor yang mempengaruhi perolehan pembelajaran dalam pembelajaran kooperatif. Tujuan kelompok yang didasarkan pada pembelajaran anggota kelompok Motivasi untuk belajar Motivasi untuk mendorong teman satu kelompok untuk belajar Penjelasan Terperinci (Pengajaran oleh teman) Menjadikan Teman sebagai model Perluasan kognitif Pembelajaran Motivasi untuk membantu teman satu kelompok untuk belajar Praktik oleh teman Pembenaran dan koreksi oleh teman Ibid., hlm Mutadi., op. cit., hlm Slavin, op. cit., hlm. 93.

33 18 Di samping keuntungan, pembelajaran kooperatif juga memiliki keterbatasan, diantaranya: 1) Untuk memahami dan mengerti filosofis pembelajaran kooperatif memang butuh waktu. 2) Ciri utama dari pembelajaran kooperatif adalah peserta didik bahwa peserta didik saling membelajarkan. 3) Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif didasarkan kepada hasil kerja kelompok. 4) Keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu cukup panjang. 5) Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk peserta didik, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara individual. 25 Model Pembelajaran kooperatif ada beberapa tipe, diantaranya: 1) Model pembelajaran kooperatif tipe STAD, 2) Model pembelajaran kooperatif tipe TGT, 3) Model pembelajaran kooperatif tipe TAI, 4) Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, 5) Model pembelajaran kooperatif tipe CIRC, dan lain-lain. Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning adalah pembelajaran dimana peserta didik ditempatkan pada kelompokkelompok kecil untuk bekerja sama mencapai tujuan bersama. Keberhasilan individu tergantung pada keberhasilan kelompok. Dengan pembelajaran kooperatif peserta didik diharapkan peserta didik dapat menumbuhkan sikap sosial dan kreativitasnya dalam tim. 25 Wina Sanjaya, op. cit., hlm

34 19 b. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Slavin membuat model ini dengan beberapa alasan. Pertama, model ini mengkombinasikan keunggulan kooperatif dan program pengajaran individual. Kedua, model ini memberikan tekanan pada efek sosial dari belajar kooperatif. Ketiga, TAI disusun untuk memecahkan masalah dalam program pengajaran, misalnya dalam hal kesulitann belajar peserta didik secara individual. 26 Model Pembelajaran Team- Assisted Individualization (TAI) termasuk model pembelajaran kooperatif. Dasar pemikiran model pembelajaran TAI adalah untuk mengkombinasikan pembelajaran individu dan pembelajaran kelompok. TAI dirancang untuk memuaskan kriteria berikut ini untuk menyelesaikan masalah-masalah teoritis dan praktis dari sistem pengajaran individual: 1) Dapat meminimalisir keterlibatan guru dalam pemeriksaan dan pengelolaan rutin. 2) Guru setidaknya akan menghabiskan separuh dari waktunya untuk mengajar kelompok-kelompok kecil. 3) Para peserta didik akan termotivasi untuk mempelajari materi yang diberikan dengan cepat dan akurat. 4) Dengan membuat para peserta didik bekerja dalam kelompok kooperatif, dengan status yang sejajar, program ini akan membangun kondisi yang menumbuhkan sikap positif. 27 Model pembelajaran TAI terdiri dari delapan komponen, yaitu: 1) Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang beranggotakan 4 sampai 5 peserta didik. 2) Placement test, yakni pemberian pre-test kepada peserta didik atau melihat rata-rata nilai harian peserta didik agar guru mengetahui kelemahan peserta didik pada bidang tertentu. 26 Rachmadi Widdiharto, Model-model Pembelajaran Matematika SMP, http : mat.um.ac.idalatperagapbmmodelpembelajaran1.pdf.pdf, hlm Robert E. Slavin, Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik, terj. Nurulita Yusron, (Bandung: Nusa Media, 2008), hlm

35 20 3) Student Creative, melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya. 4) Team Study, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual kepada peserta didik yang membutuhkannya. 5) Team Scores and Team Recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok dan pemberian kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan memberikan dorongan semangat kepada kelompok yang dipandang kurang berhasil. 6) Teaching Group, yakni pemberian materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok. 7) Facts Test, yaitu pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh peserta didik. 8) Whole-class Units, yaitu pemberian materi oleh guru kembali di akhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah. 28 Dalam model pembelajaran TAI memiliki delapan komponen penting, yaitu teams, placement test, student creative, team study, team scores and team recognition, teaching group, facts test, dan whole class units. Untuk penerapan model pembelajaran TAI dalam kelas maka delapan komponen tersebutlah yang merupakan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk penerapannya. 5. Statistika Statistika adalah pengetahuan yang berhubungan dengan caracara pengumpulan data, pengolahan atau penganalisisannya dan penarikan kesimpulan berdasarkan kumpulan data dan penganalisisan yang dilakukan Amin Suyitno, op. cit., hlm Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2001), hlm. 3.

36 21 Materi pokok statistika ini diajarkan pada kelas XI IPA semester gasal. Adapun standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam materi pokok statistika adalah sebagai berikut. SK : Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan dan sifat-sifat peluang dalam pemecahan masalah. KD : 1. Membaca data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis, lingkaran dan ogive. 2. Menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis, lingkaran dan ogive serta penafsirannya. 3. Menghitung ukuran pemusatan, ukuran letak, dan ukuran penyebaran data, serta penafsirannya. Untuk penelitian ini, penulis mengambil KD ke-3 dengan indikator peserta didik dapat menghitung ukuran penyebaran data yang meliputi jangkauan data dan simpangan. Hal ini dikarenakan kebanyakan peserta didik mengalami kesulitan dalam materi pokok statistika pada KD ke-3 tersebut. 1) Jangkauan Data a) Jangkauan Jangkauan (J) adalah selisih dari statistik maksimum dan statistik minimum. J = x n x 1 Sifat jangkauan: - mudah ditentukan, - hanya melibatkan nilai data terbesar dan terkecil, - peka terhadap satu nilai data ekstrim. b) Jangkauan Antar-kuartil atau Hamparan Jangkauan antar-kuartil atau hamparan adalah selisih antara kuartil atas dengan kuartil bawah. H = Q 3 Q 1

37 22 Sifat jangkauan antar-kuartil: - tidak peka terhadap nilai data yang ekstrim, - hanya melibatkan dua kuartil saja. c) Simpangan kuartil Simpangan kuartil Q d adalah setengah dari selisih antara kuartil atas dan kuartil bawah. Q d = 21 (Q 3 Q 1 ) Contoh: Data berikut ini adalah data berat badan peserta didik kelas XI di suatu SMA (kg) Tentukan jangkauan, jangkauan antar-kuartil, dan simpangan kuartil. Jawab: Data terurut: 48, 48, 49, 51, 54, 55, 56, 59, 60, 61, 63, 63 x min = 48, Q 1 = 50, Q 2 = 55,5, Q 3 = 60,5, x max = 63 jadi, J = x max x min = = 15 H = Q 3 Q 1 = 60,5 50 = 5,5 Q d = 21 (Q 3 Q1 ) = 1 2 (60,5-50) = 2, ) Simpangan a) Simpangan Rata-rata Simpangan rata-rata dari data x 1, x 2, x 3, x 4, x n didefinisikan sebagai: S r xi x = n Contoh: Tentukan simpangan rata-rata untuk data 3, 2, 1, 2, 2, 1, 4, 5! 30 B.K. Noormandiri, Matematika untuk SMA Kelas XI Program Ilmu Alam, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm

38 23 S r = Jawab: Rataan hitung data di atas adalah x = 2,5 maka 3 2, , , , , , , ,5 8 = 1,125. Apabila datanya adalah data berkelompok maka simpangan ratarata dinyatakan dengan rumus berikut. S r = f i x x i f i Contoh: Hitunglah simpangan rata-rata data pada tabel berikut. Interval Jawab: Frekuensi Interval f i x i f i.x i x x i x f i x i x x = f x i f i i = 34.

39 24 Jadi, simpangan rata-rata tersebut adalah fi xi x 158 S r = = = 5,27. f 30 i b) Ragam/Varians Jika diketahui data x..., 1, x2, x3, xn maka ragam (R) didefinisikan sebagai berikut. R ( x x) 2 2 i xi = = atau R n n 2 xi n di mana = data ke - i, x = rataan, dan n = banyak data. x i c) Simpangan Baku Jika diketahui data 1, x2, x3, xn maka simpangan baku (s) x..., didefinisikan sebagai: ( x x) i s = atau n s 2 xi = n 2 xi n di mana x i = data ke-i, x = rataan, dan n = banyak data. Melihat bentuk rumus tersebut, tampak bahwa simpangan baku adalah akar kuadrat dari ragam. Untuk menghitung simpangan baku data berkelompok dapat kita gunakan rumus: s = f i ( x x) di mana xi = nilai tengah kelas f i = frekuensi kelas x = rataan hitung 31 i f i 2 31 Ibid., hlm

40 25 B. Kerangka Berfikir Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar peserta didik yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan pendekatan belajar. Faktor internal meliputi kemampuan masing-masing individu yang dapat ditingkatkan melalui belajar. Adapun faktor eksternal diantaranya adalah guru, lingkungan sosial peserta didik, dan kurikulum. Ada satu lagi faktor yang tidak kalah penting dalam upaya untuk memaksimalkan pencapaian hasil belajar peserta didik, yaitu pendekatan belajar. Dengan demikian keberadaan model pembelajaran sangatlah penting untuk mendukung proses belajarmengajar. Matematika adalah mata pelajaran momok bagi sebagian besar peserta didik. Materi statistika termasuk materi aplikasi. Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan dan mengabstraksi suatu konsep, ide, rumus, hukum dalam situasi yang baru. 32 Selama ini peserta didik kurang aktif dalam proses belajar-mengajar dan kurang bisa mengemukakan ide. Maka dari itu perlu adanya model pembelajaran yang dapat membantu peserta didik berkembang lebih baik. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan adanya kelompok-kelompok kecil. Dengan pembelajaran kelompok, diharapkan para peserta didik dapat meningkatkan pikiran kritis, kreatif, dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi. Team Assisted Individualization (TAI) merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif, yang dapat digunakan oleh guru sebagai alternatif dalam pembelajaran. Model ini memiliki kelebihan yaitu selain bisa mengembangkan kemampuan individu juga bisa megembangkan kemampuan kelompoknya. TAI diimplementasikan dalam pembelajaran matematika bertujuan untuk membantu peserta didik meningkatkan kemampuan penalaran dan analisis guna mengatasi masalah-masalah peserta didik sehingga hasil belajar yang diperoleh dapat meningkat. 32 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Sinar Baru Al gesindo, 1987), hlm. 51.

41 26 Melalui model pembelajaran TAI diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar peserta didik kelas XI IPA MA. C. Hipotesis Tindakan Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis tindakan yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah Implementasi model pembelajaran TAI dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik pada materi pokok statistika kelas XI IPA-A semester gasal MA.

42 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dilaksanakan termasuk penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar peserta didik meningkat. 1 Penelitian ini terdiri dari dua siklus dan di awali dengan pra siklus. Setiap siklus terdiri dari empat aspek, yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Siklus-siklus dalam penelitian ini mengadopsi model dari John Elliot yang dapat dilihat dari diagram gambar berikut. Gambar 1: Riset Aksi Model John Elliot 2 B. Subjek Penelitian Subjek yang akan diteliti ialah peserta didik yang mendapat pembelajaran statistika kelas XI IPA A semester gasal MA Tajul Ulum tahun 1 Zainal Aqib dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Yrama Widya, 2008), hlm

43 28 pelajaran 2009/2010. Jumlah awal peserta didik kelas XI IPA A ada 38 yang semuanya putri. Satu peserta didik keluar dan yang satu tidak mengikuti pembelajaran dari awal penelitian yakni sampai penelitian ini berakhir dikarenakan sakit. Sehingga subjek yang diambil hanya 36 peserta didik. C. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 30 Juli 2009 sampai dengan 13 Agustus Adapun penelitian ini dilaksanakan di MA Tajul Ulum yang terletak di jalan Ponpes Sirojuth Tholibin desa Brabo kecamatan Tanggungharjo kabupaten Grobogan. D. Rencana Tindakan Kegiatan dirancang dengan penelitian tindakan kelas. Kegiatan diterapkan dalam upaya menumbuhkan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran sebagai langkah untuk menghitung dan menafsirkan data-data statistika tercapainya kompetensi dasar yang diharapkan. Tahapan langkah disusun dalam 3 tahap penelitian yaitu pra siklus, siklus 1, dan siklus 2. Pra siklus dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran yang belum menggunakan model pembelajaran matematika TAI. Sedangkan siklus 1 dan siklus 2 terdiri atas perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebagai langkah-langkah besar yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: a. Pra Siklus Dalam pra siklus ini peneliti akan melihat pembelajaran matematika pada materi pokok statistika dua tahun sebelumnya yang pelaksanaannya belum menggunakan model pembelajaran TAI yaitu tahun pelajaran 2007/2008 dan 2008/2009. Hasil belajar dan ketuntasan klasikal pada 2 tahun sebelumnya kemudian dirata-rata sebagai nilai pra siklus. Hal ini dilakukan sebagai dasar untuk membandingkan keberhasilan pembelajaran menggunakan model pembelajaran matematika dengan model pembelajaran TAI pada siklus 1 dan siklus 2.

44 29 b. Siklus 1: Langkah-langkah besar dalam siklus 1 ini mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi akan dijelaskan sebagai berikut: 1) Perencanaan a) Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang telah disiapkan dalam bentuk RPP, lembar kerja, soal kuis, dan soal evaluasi. Selain itu perencanaan disini juga menyiapkan peserta didik benarbenar berada pada suasana penyadaran diri untuk melakukan pemecahan masalah yang menekankan pada aktivitas peserta didik dalam setiap proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TAI. Persiapan ini akan ditemukan terlebih dahulu antara guru dan peserta didik di luar jam pelajaran. RPP ini pada materi ukuran penyebaran kumpulan data. b) RPP harus menggambarkan pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran TAI. c) Menyusun lembar observasi untuk guru, kelompok dan peserta didik. d) Membentuk kelompok dalam kelas. e) Menentukan kolaborasi dengan guru mitra. f) Guru sudah memberi tugas untuk mempelajari materi jangkauan data di rumah dari buku paket yang telah dimiliki peserta didik. 2) Pelaksanaan Tindakan Guru mitra dengan didampingi peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disiapkan oleh peneliti. Adapun langkah-langkah pembelajaran statistika dengan menggunakan model pembelajaran TAI pada siklus 1 ini secara garis besar adalah sebagai berikut: a) Guru memberikan apersepsi tentang statistika.

45 30 b) Guru memberikan motivasi mengenai pentingnya materi statistika dalam kehidupan sehari-hari. c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. d) Guru menyajikan materi pelajaran secara singkat (komponen teaching group). Materi yang disajikan adalah jangkauan data yang meliputi jangkauan, jangkauan antar kuartil, dan simpangan kuarti. Guru juga mengingatkan kembali statsitik lima serangkai yang merupakan materi pra syarat untuk jangkuan data. e) Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 peserta didik yang heterogen. Pengelompokan ini berdasarkan diskusi dengan kolaborator. f) Guru membagikan lembar kerja peserta didik untuk dikerjakan secara individu. g) Peserta didik menukarkan hasil pekerjaannya kepada anggota kelompok untuk dikoreksi dan saling diskusi. h) Guru berkeliling mengawasi kegiatan kelompok untuk memberikan pendampingan kepada individual maupun kelompok secara bergantian. i) Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melapor kepada guru tentang hambatan yang dialami anggota kelompoknya. Jika diperlukan, guru dapat memberikan bantuan secara individual (mengadopsi komponen team study). j) Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota telah memahami materi. k) Guru memberikan kuis secara individu, tindakan mengadopsi komponen facts tests. l) Guru harus mengumumkan hasilnya dan menetapkan kelompok terbaik sampai yang kurang berhasil (komponen team score dan team recognition).

46 31 m) Menjelang akhir waktu, guru memberikan latihan pendalaman secara klasikal dengan menekankan strategi pemecahan masalah (mengadopsi komponen whole-class units). n) Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. o) Guru memberikan tes evaluasi secara individu. 3) Pengamatan Guru dan peneliti melakukan pengamatan: a) Selama proses pembelajaran untuk mengetahui tentang aktivitas peserta didik dalam melakukan kegiatan pembelajaran dan hasil evaluasi/tes. b) Dengan mencatat keberhasilan dan hambatan-hambatan yang dialami dalam proses pembelajaran yang belum sesuai dengan harapan penelitian. 4) Refleksi a) Secara kolaboratif guru mitra dan peneliti menganalisis dan mendiskusikan hasil pengamatan. Selanjutnya membuat suatu refleksi mana yang perlu dipertahankan dan mana yang perlu diperbaiki untuk siklus ke-2 nantinya. b) Merekapitulasi nilai dari lembar kerja, kuis, dan evaluasi pada siklus 1. c) Membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus 1. c. Siklus 2 : Untuk pelaksanaan siklus 2 secara teknis sama dengan pelaksanaan siklus 1. Langkah-langkah besar dalam siklus 2 ini yang perlu ditekankan mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi akan dijelaskan sebagai berikut:

47 32 1) Perencanaan Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang disiapkan untuk siklus 2 dengan melakukan revisi sesuai hasil refleksi siklus 1. 2) Pelaksanaan Tindakan Guru mitra dengan didampingi peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disiapkan oleh peneliti dan direvisi berdasarkan evaluasi pada siklus 1. Adapun langkahlangkah pembelajaran model pembelajaran TAI sama dengan langkahlangkah pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 dengan materi yang berbeda yaitu menentukan simpangan data baik data tunggal maupun data kelompok. Adapun rincian kegiatan pembelajarannya sebagai berikut. a) Guru memberikan apersepsi. b) Guru memberikan motivasi mengenai pentingnya materi statistika dalam kehidupan sehari-hari. c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. a. Guru menyajikan materi pelajaran secara singkat (komponen teaching group). Materi yang disajikan adalah simpangan data yang meliputi simpangan rata-rata, ragam/varians, dan simpangan baku. Guru juga mengingatkan kembali tentang rata-rata yang merupakan materi pra syarat untuk simpangan data. d) Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 peserta didik yang heterogen. Kelompok diskusi sama dengan siklus 1 atau bisa berubah sesuai refleksi pada siklus 1. e) Guru membagikan lembar kerja peserta didik untuk dikerjakan secara individu. f) Peserta didik menukarkan hasil pekerjaannya kepada anggota kelompok untuk dikoreksi dan saling diskusi.

48 33 g) Guru berkeliling mengawasi kegiatan kelompok untuk memberikan pendampingan kepada individual maupun kelompok secara bergantian. h) Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melapor kepada guru tentang hambatan yang dialami anggota kelompoknya. Jika diperlukan, guru dapat memberikan bantuan secara individual (mengadopsi komponen team study). i) Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota telah memahami materi menghitung simpangan rata-rata, ragam/varians, dan simpangan baku. j) Guru memberikan kuis secara individu, tindakan mengadopsi komponen facts tests. k) Guru harus mengumumkan hasilnya dan menetapkan kelompok terbaik sampai yang kurang berhasil (komponen team score dan team recognition). l) Menjelang akhir waktu, guru memberikan latihan pendalaman secara klasikal dengan menekankan strategi pemecahan masalah (mengadopsi komponen whole-class units). m) Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. n) Guru memberikan tes/evalusi secara individual. 3) Pengamatan Guru dan peneliti melakukan pengamatan: a) Selama proses pembelajaran untuk mengetahui tentang aktivitas peserta didik dalam melakukan kegiatan pembelajaran dan hasil evaluasi/tes. b) Dengan mencatat keberhasilan dan hambatan-hambatan yang dialami dalam proses pembelajaran yang belum sesuai dengan harapan penelitian.

49 34 4) Refleksi Refleksi pada siklus kedua ini dilakukan untuk melakukan penyempurnaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TAI yang diharapkan dapat menumbuhkan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar peserta didik. E. Kolaborator Penelitian secara kolaboratif telah didukung oleh beberapa pakar di antaranya Burn, Kemmis dan McTaggart. Kolaborasi dalam penelitian tindakan dapat dilakukan dengan mahasiswa, sejawat dalam jurusan/sekolah/lembaga yang sama; sejawat dari lembaga/sekolah lain; sejawat dengan wilayah keahlian berbeda, sejawat dalam disiplin ilmu berbeda dan sejawat di negara lain. 3 Kolaborasi (kerja sama) dalam PTK antara guru dan peneliti menjadi hal yang penting dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tindakan. 4 Dalam penelitian kolaborasi, pihak yang melakukan tindakan adalah guru itu sendiri, sedangkan yang diminta melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan guru yang sedang melakukan tindakan. 5 Dalam penelitian yang bersifat kolaboratif, kedudukan antara peneliti dan guru mempunyai peran yang saling membutuhkan dan saling melengkapi untuk mencapai tujuan. Peran kerjasama (kolaborasi) sangat menentukan keberhasilan PTK terutama pada kegiatan mendiagnosis masalah, menyusun usulan, melaksanakan penelitian (melaksanakan tindakan, observasi, merekam 3 Suwarsih Madya, Teori dan Praktik Penelitian Tindakan (Action Research), (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi Mahasiswa IAIN Walisongo, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2008), hlm. 7, t.d. 5 Ibid.

50 35 data, evaluasi, dan refleksi), menganalisis data, menyeminarkan hasil, dan menyusun laporan akhir. 6 Adapun kerjasama di sini berupa sudut pandang dan pelaksanaan tindakan dari kolabolator dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu, peneliti memerlukan kolabolator yang dapat memberikan masukan-masukan demi tercapainya tujuan penelitian. Yang menjadi kolaborator disini adalah Bapak Asmat, S.Si yang merupakan guru mata pelajaran matematika kelas XI IPA A. F. Teknik Pengumpulan Data 1) Metode Wawancara Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. 7 Metode wawancara digunakan untuk mengetahui permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran. 2) Metode Dokumentasi Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. 8 Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan daftar nama peserta didik dari kelas XI IPA A MA Tajul Ulum dan nilai peserta didik 2 tahun sebelumnya pada materi pokok statistika sebagai nilai pra siklus. Dalam metode dokumentasi ini juga akan diambil foto pada saat pembelajaran. 3) Metode Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, 6 Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Bumi Aksara, 2007), hlm Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: CV Alfabeta, 2008), hlm Ibid., hlm. 82.

51 36 kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. 9 Tes digunakan untuk mendapatkan hasil belajar peserta didik setelah melakukan pembelajaran pada materi pokok statistika dengan model TAI, baik pada siklus 1 maupun siklus 2. 4) Metode Observasi Menurut S. Margono, observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. 10 Pengamatan dilakukan pada setiap siklus dengan menggunakan instrument pengamatan. Pengamatan siklus I dipakai untuk direfleksikan pada siklus 2. Metode ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai pengelolaan pembelajaran dengan model pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) oleh guru dan aktivitas peserta didik serta aktivitas diskusi kelompok. G. Teknik Analisis Data Data penelitian yang terkumpul, setelah ditabulasi kemudian dianalisis untuk mencapai tujuan-tujuan penelitian. Analisis yang digunakan adalah teknik deskriptif analitik, dengan penjelasan sebagai berikut. 1) Data kuantitatif diolah dengan menggunakan deskriptif persentase. Nilai yang diperoleh peserta didik dirata-rata untuk ditemukan keberhasilan individu dan keberhasilan klasikal sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. a. Rumus Rata-rata Untuk menghitung nilai rata-rata digunakan rumus: _ x x = N Keterangan: x = rata-rata nilai. 9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), Cet. 16, hlm Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 173.

52 37 x = jumlah seluruh nilai. N = jumlah peserta didik. 11 b. Rumus Ketuntasan Belajar Individu Data hasil belajar individu ditentukan dari penggabungan seluruh hasil pekerjaan peserta didik dengan persentase 25% untuk lembar kerja, 25% untuk kuis, dan 50% untuk tes evaluasi. Ketuntasan belajar individu: ( ) ( ) ( ) 25 x Lembar Kerja + 25 x Kuis + 50 x Evaluasi Nilai Akhir = 100 Peserta didik dikatakan tuntas belajar apabila nilai yang dicapai peserta didik minimal 70. c. Rumus Ketuntasan Belajar klasikal Data yang diperoleh dari hasil belajar dapat ditentukan ketuntasan belajar klasikal menggunakan analisis deskriptif persentase dengan perhitungan: Ketuntasan belajar klasikal: peserta didik seluruh yang tuntas belajar x100% peserta didik Keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan atau mencapai nilai minimum 70 sekurangkurangnya 75% dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut. 2) Data kualitatif yang berasal dari observasi dan wawancara dikalsifikasikan berdasarkan aspek-aspek yang dijadikan fokus analisis, untuk kemudian dikaitkan dengan data kuantitatif sebagai dasar untuk mendiskripsikan keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan model Team Assited Individualization ditandai semakin meningkatnya aktivitas dan hasil belajar peserta didik. 11 Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 1996), hlm. 67.

53 38 a. Perhitungan persentase pengelolaan pembelajaran oleh guru. Jumlah Skor Persentase (%)= x100% SMI Keterangan: SMI = skor maksimum ideal. Kriteria Pedoman Konversi: Tingkat Pengelolaan Pembelajaran Kriteria 85 % % Pembelajaran Sangat Baik 70 % - 84 % Pembelajaran Baik 60 % - 69 % Pembelajaran Cukup Baik 50 % - 59 % Pembelajaran Kurang Baik <50 % Pembelajaran Tidak Baik b. Perhitungan persentase aktivitas diskusi kelompok. Jumlah Skor Persentase (%)= x100% SMI Keterangan: SMI = skor maksimum ideal. Kriteria Pedoman Konversi: Tingkat Pengelolaan Pembelajaran Kriteria 85 % % Kelompok Sangat Baik 70 % - 84 % Kelompok Baik 60 % - 69 % Kelompok Cukup Baik 50 % - 59 % Kelompok Kurang Baik <50 % Kelompok Tidak Baik c. Perhitungan persentase aktivitas peserta didik. Jumlah Skor Persentase (%)= x100% SMI Keterangan: SMI = skor maksimum ideal.

54 39 Kriteria Pedoman Konversi: Tingkat Pengelolaan Pembelajaran Kriteria 85 % % Peserta Didik Sangat Aktif 70 % - 84 % Peserta Didik Aktif 60 % - 69 % Peserta Didik Cukup Aktif 50 % - 59 % Peserta Didik Kurang Aktif <50 % Peserta Didik Tidak Aktif H. Indikator Keberhasilan Indikator dalam penelitian ini adalah tercapainya kompetensi dasar dalam pembelajaran matematika yang ditandai dengan: 1. Aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran meningkat ditandai dengan 75% peserta didik mencapai kriteria aktif. 2. Hasil belajar peserta didik meningkat ditandai dengan tercapainya KKM dengan ketuntasan klasikal 75%.

55 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Peneliti mengadakan beberapa persiapan yang diperlukan sebelum pelaksanaan penelitian. Adapun persiapan yang peneliti lakukan sebelum penelitian adalah sebagai berikut. 1. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah melalui wawancara dengan guru pelajaran matematika yang dilaksanakan pada bulan Desember Peneliti meminta persetujuan kepada kepala madrasah. Kepala madrasah memberikan ijin dan selanjutnya disuruh menghadap ke waka kurikulum. Pada waka kurikulum peneliti memperlihatkan proposal penelitian. Peneliti juga menyerahkan surat ijin riset kepada bagian yang ditunjuk yaitu bagian administrasi. 3. Melakukan observasi lanjutan untuk mencari informasi tentang subjek penelitian dengan mencatat daftar nama peserta didik kelas XI IPA A tahun pelajaran 2009/2010. B. Pra Siklus Untuk mengetahui kondisi awal (pra siklus), peneliti menggunakan nilai tes ulangan harian peserta didik pada materi statistika pada dua tahun pelajaran sebelumnya, yaitu tahun pelajaran 2007/2008 dan 2008/2009 yang selanjutnya dicari rata-ratanya. Adapun hasil analisis yang diperoleh adalah sebagai berikut. Tabel 1. Hasil Analisis Nilai Pra Siklus Peserta didik Rata-rata Kelas Ketuntasan 61% Nilai rata-rata kelas materi statistika pada tahun pelajaran 2007/2008 dan 2008/2009 adalah dan ini menunjukkan masih di bawah kriteria

56 41 ketuntasan minimal (KKM) pada tahun pelajaran tersebut yaitu 65 sedangkan untuk KKM pada tahun pelajaran 2009/2010 mengalami peningkatan yaitu 70. Aktivitas peserta didik yang tergolong aktif masih sangat rendah yaitu hanya 50% sedangkan yang lainnya tergolong cukup dan kurang aktif. Tabel 2. Aktivitas Peserta didik Pada Pra Siklus Aktif 50% Cukup Aktif 26% Kurang aktif 24% C. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas XI IPA A tahun pelajaran 2009/2010, setelah dilakukan segala persiapan, maka dilanjutkan langkah berikutnya yaitu pelaksanaan penelitian. Penelitian ini dirancang dalam 2 siklus yang didahului dengan pra siklus. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Siklus I a. Implementasi Tindakan Penelitian yang telah dilakukan akhirnya diperoleh data-data yang dapat diuraikan sebagai berikut. Tabel 3. Jadwal pelaksanaan siklus I Hari/ Tanggal Waktu Jam ke- Implementasi Tindakan Materi( Jangkauan data, Jangkauan antar-kuartil/ Ahad, 2 x 40 3&4 Hamparan dan 2 Agustus 2009 Simpangan Kuartil) LKP (Mengerjakan, Senin, 3 Agustus x 40 1&2 Diskusi, Koreksi) Kuis Evaluasi Deskripsi pelaksanaan tindakan pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan I Pertemuan I dilaksanakan pada:

57 42 Hari/Tanggal : Ahad, 2 Agustus 2009 Waktu : WIS Implementasi Tindakan : Materi( Jangkauan data, Jangkauan antar-kuartil/ Hamparan dan Simpangan Kuartil) LKP (Mengerjakan, Diskusi, Koreksi) Pembelajaran dimulai dengan ucapan salam dari guru yang dilanjutkan dengan jawaban salam secara serempak oleh peserta didik. Guru memberikan apersepsi yang merupakan pra syarat untuk materi jangkauan data yaitu statistik lima serangkai. Guru bertanya kepada peserta didik, Terdiri dari apa saja statistik lima serangkai itu?, peserta didik menjawab secara bersama-sama, x max, x min, Q 1, Q 2, dan Q 3, Pak. Guru mengatakan kepada peserta didik bahwa pembelajaran kali ini akan menggunakan model pembelajaran TAI yang sudah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya dan menjelaskan tentang tanggung jawab tim. Guru membagi kelas dalam 8 kelompok yang terdiri dari 4 kelompok dengan jumlah anggota 4 peserta didik (kelompok 1, 2, 4, dan 8 ) dan 4 kelompok dengan jumlah anggota 5 peserta didik (kelompok 3, 5, 6, dan 7). Pada waktu pembagian kelompok suasana cukup gaduh karena peserta didik masih ada yang kebingungan mencari kelompoknya. Setelah peserta didik berada dalam kelompoknya masingmasing, guru membagikan lembar kerja yang harus dikerjakan peserta didik secara individu dalam kelompoknya masing-masing. Peserta didik terlihat sangat antusias dalam mengerjakan tiap soal dalam lembar kerja. WIS = Waktu Istiwa, MA Tajul Ulum menggunakan waktu istiwa dalam proses pembelajaran.

58 43 Gambar 2. Salah satu kelompok sedang antusias mengerjakan lembar kerja. Guru berkeliling memberikan bimbingan kepada kelompok maupun individu yang membutuhkan. Salah satu anggota dari kelompok 7, Nurul Azizah, mengacungkan jari dan menanyakan kepada guru apa yang dia dan kelompoknya kurang paham, Pak, untuk soal no 1, Q 1 terletak pada data ke-., Q 1 =, itu maksudnya gimana?. Guru pun menjawab sambil menunjuk lembar kerja, ini merupakan letak dari Q 1 dan yang ini maksudnya adalah nilai dari Q 1. Kelompok 7 pun memahami maksud dari soal no 1. Gambar 3. Guru sedang memberikan bimbingan kepada kelompok yang membutuhkan. Setelah waktu untuk pengerjaan lembar kerja habis maka guru memberikan lembar jawab dari lembar kerja tersebut. Anggota tim menggunakan lembar jawab untuk memeriksa jawaban teman se-tim, dan semua bertanggung

59 44 jawab atas keseluruhan jawaban pada akhir kegiatan sebagai tanggung jawab bersama. Diskusi terjadi pada saat peserta didik saling mempertanyakan jawaban yang dikerjakan teman sekelompoknya. Guru memfasilitasi dan sebagai sumber terakhir bagi peserta didik yang bertanya. Masih terdapat peserta didik yang bingung dalam memberikan nilai lembar kerja walaupun sudah ada panduannya sehingga guru tetap harus menjelaskan cara penilaian lembar kerja. Pertemuan pertama berakhir sampai pemberian nilai lembar kerja masing-masing peserta didik. Sebelum menutup pelajaran, guru tidak lupa memberika motivasi dan semangat kepada peserta didik untuk mendalami materi sebagai persiapan meghadapi kuis dan evaluasi pada pertemuan berikutnya. 2) Pertemuan II Pertemuan I dilaksanakan pada: Hari/Tanggal : Senin, 3 Agustus 2009 Waktu : WIS Implementasi Tindakan : Kuis Evaluasi Guru mengucapkan salam sebagai pembuka pelajaran dan dijawab secara serempak oleh peserta didik. Guru memberikan waktu selama 5 menit untuk persiapan, dilanjutkan pemberian soal kuis untuk dikerjakan secara individu. Setelah mengerjakan kuis selesai dilanjutkan dengan mengerjakan evaluasi yang terdiri dari 3 soal uraian, 1 soal data tunggal, 1 soal data tunggal berbobot dan 1 soal untuk data berkelompok. Setelah selesai mengerjakan evaluasi, guru tetap memberikan motivasi untuk tetap belajar dan meminta kepada peserta didik untuk mempelajari materi pertemuan berikutnya yaitu simpangan. Karena waktu yang tidak cukup

60 45 untuk memberikan penghargaan tim maka pengumuman hanya ditempel pada papan pengumuman yang ada di kelas. b. Observasi Pada tahap observasi ini, peneliti mengamati pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru, aktivitas diskusi kelompok dan juga aktivitas peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran. 1) Pengamatan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Hasil pengamatan peneliti selama proses pembelajaran berlangsung adalah sebagai berikut: a) Guru telat masuk kelas karena ada koordinasi dengan kepala sekolah untuk persiapan akreditasi. b) Suara guru sudah terdengar sampai ke belakang. c) Guru telah memberikan apersepsi sebelum pembelajaran dimulai tetapi belum meyampaikan tujuan pembelajaran. d) Pemberian motivasi dan semangat kepada peserta didik sangat bagus serta materi pelajaran telah dikuasai sehingga penyampaiannya cukup runtut. e) Guru belum terampil menerapkan model pembelajaran TAI. f) Pengelolaan kelas dan pemberian arahan serta bimbingan cukup bagus. g) Kemampuan guru membimbing peserta didik dalam mengerjakan soal dan menjawab pertanyaan cukup baik sehingga dapat tercipta komunikasi yang timbal balik. h) Perhatian guru kepada peserta didik selama proses pembelajaran masih kurang merata. i) Waktu yang diperlukan guru masih kurang tepat sehingga molor. j) Guru telah menyimpulkan hasil pembelajaran.

61 46 Skor yang diperoleh guru dari lembar observasi kegiatan guru pad siklus I ini adalah 56 atau 70% dengan kriteria baik. 2) Pengamatan aktivitas peserta didik. Hasil pengamatan terhadap aktivitas peserta didik adalah sebagai berikut: a) Peserta didik terlihat cukup antusias dalam mengikuti KBM. b) Peserta didik masih kurang lancar dalam mengemukakan ide untuk memecahkan masalah. c) Peserta didik terlihat aktif dalam belajar individu tetapi untuk diskusi masih kurang aktif. d) Peserta didik cukup aktif dalam menannggapi pertanyaan dari guru tetapi kurang aktif dalam menanggapi pertanyaan dari teman. e) Peserta didik terlihat belum begitu aktif dalam bertanya. f) Peserta didik cukup aktif dalam mencari sumber belajar. g) Peserta didik terlihat lancar menjawab beberapa pertanyaan dari guru. 3) Pengamatan kegiatan diskusi kelompok. Hasil pengamatan yang didapat peneliti pada saat terjadi diskusi kelompok adalah: a) Peserta didik belum mampu berdiskusi dengan baik dalam kelompoknya. b) Ada 2 kelompok yang tidak bertanya. c) Kelompok mampu mengerjakan lembar kerja dengan baik tapi kurang mampu dalam mengerjakan kuis. d) Setiap kelompok penuh percaya diri dalam megerjakan lembar kerja kecuali kelompok 2. c. Refleksi

62 47 Setelah pembelajaran pada siklus I selesai dan telah diketahui aktivitas maupun hasil belajar peserta didik maka diperoleh beberapa refleksi selama siklus I ini berlangsung. Adapun hasil refleksi yang diperoleh pada siklus I adalah sebagai berikut. 1) Guru belum memanfaatkan waktu secara optimal. 2) Pembagian kelompok belum heterogen tingkat kemampuannya. 3) Peserta didik kurang aktif bertanya. 4) Belum adanya pemberian kriteria penghargaan kepada masing-masing kelompok. 5) Aktivitas peserta didik belum mencapai indikator yang ditentukan. 6) Hasil belajar peserta didik belum mencapai indikator yang ditentukan. Peneliti mendiskusikan dan melakukan refleksi dengan guru mitra untuk merumuskan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk perbaikan siklus II. Adapun rancangan tindakan siklus II untuk memperbaiki siklus I adalah: 1) Mengubah anggota kelompok dengan mempertimbangkan nilai yang diperoleh peserta didik pada siklus I. 2) Guru harus memnfaatkan waktu secara optimal dengan masuk kelas tepat waktu. 3) Pemerataan perhatian kepada peserta didik maupun kelompok diskusi. 4) Mengupayakan adanya pemberian kriteria penghargaan kepada masing-masing kelompok dengan lebih mengoptimalkan waktu. 2. Siklus II a. Implementasi Tindakan

63 48 Penelitian yang telah dilakukan akhirnya diperoleh datadata yang dapat diuraikan sebagai berikut. Tabel 4. Jadwal pelaksanaan siklus I Hari/ Tanggal Waktu Jam ke- Implementasi Tindakan Materi( Simpangan rata-rata, Ragam/Varians dan Kamis, 2 x 40 5&6 Simpangan Baku) 6 Agustus 2009 LKP (Mengerjakan, Diskusi, Koreksi) Kuis Ahad, 9 Agustus x 40 3&4 Evaluasi Penghargaan Tim x i Deskripsi pelaksanaan tindakan pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan I Pertemuan I dilaksanakan pada: Hari/Tanggal : Kamis, 6 Agustus 2009 Waktu : WIS Implementasi Tindakan : Materi( Simpangan rata-rata, Ragam/ Varians dan Simpangan Baku ) LKP (Mengerjakan, Diskusi, Koreksi) Kuis Guru memulai pelajaran dengan salam, kemudian seacra serempak dijawab oleh peserta didik. Guru memberikan apersepsi yang merupakan pra syarat untuk materi simpangan yaitu nilai ratarata baik data tunggal maupun data berkelompok. Guru bertanya kepada peserta didik kepada peserta didik, Bagaimana rumus ratarata untuk data tunggal?, peserta didik menjawab secara bersamasama,, Pak.. Guru mengatakan kepada peserta didik n bahwa pembelajaran kali ini tetap menggunakan model

64 49 pembelajaran TAI yang sudah diketahui oleh peserta didik. Guru membagi kelas dalam 8 kelompok yang terdiri dari 4 kelompok dengan jumlah anggota 4 peserta didik (kelompok 2, 3, 6 dan 8 ) dan 4 kelompok dengan jumlah anggota 5 peserta didik (kelompok 1, 4, 5, dan 7). Pada waktu pembagian kelompok suasana cukup tenang walaupun masih ada 1 peserta didik yang kebingungan mencari kelompoknya. Setelah peserta didik berada dalam kelompoknya masingmasing, guru membagikan lembar kerja yang harus dikerjakan peserta didik dalam kelompoknya. Setiap peserta didik mendapatkan masing-masing lembar kerja walaupun ini dikerjakan dalam kelompok. Peserta didik mengerjakan lembar kerja sesuai dengan tingkat kemampuannya sehingga hasil yang diperoleh setiap anggota tidak sama dan terjadi diskusi antar anggota kelompok jika ada kesulitan. Gambar 4. Guru berkeliling untuk memberikan bimbingan kepada kelompok yang membutuhkan. Guru berkeliling memberikan bimbingan kepada kelompok maupun individu yang membutuhkan. Salah satu anggota dari kelompok 2, Istianatul Fatkiyah, bertanya kepada guru apa yang dia dan kelompoknya kurang paham, Pak, untuk soal no 3, tanda dua garis tegak itu maksudnya bagaimana?. Guru pun menjawab, Itu membacanya mutlak yang artinya akan menghasilkan nilai positif walaupun

65 50 bilangan yang dikurangi lebih kecil dari bilangan yang mengurangi. Kelompok 2 pun memahami maksud dari soal no 3. Gambar 5. Suasana pada saat diskusi kelompok. Setelah waktu untuk pengerjaan lembar kerja habis maka guru memberikan jawaban lembar kerja tersebut sebagai acuan koreksi. Anggota tim menggunakan lembar jawab yang digunakan untuk memeriksa jawaban teman setim, dan semua bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban pada akhir kegiatan sebagai tanggung jawab bersama. Diskusi terjadi pada saat peserta didik saling mempertanyakan jawaban yang dikerjakan teman sekelompoknya. Guru memfasilitasi dan sebagai sumber terakhir bagi peserta didik yang bertanya. Setelah pemberian nilai lembar kerja masingmasing peserta didik, kegiatan dilanjutkan dengan pemberian kuis yang dikerjakan secara individu. Suasana menjadi hening ketika pengerjaan soal kuis yang hanya terdiri 1 soal. Sebelum menutup pelajaran, guru tidak lupa menyimpulkan hasil pembelajaran dan memberika motivasi serta semangat kepada peserta didik untuk mendalami materi sebagai persiapan menghadapi evaluasi.

66 51 2) Pertemuan II Pertemuan I dilaksanakan pada: Hari/Tanggal : Ahad, 9 Agustus 2009 Waktu : WIS Implementasi Tindakan : Evaluasi Penghargaan Tim Guru mengucapkan salam sebagai pembuka pelajaran dan dijawab secara serempak oleh peserta didik. Guru memberikan waktu selama 5 menit untuk persiapan terlebih dahulu. Guru memberikan soal evaluasi untuk dikerjakan secara individu. Soal evaluasi teridiri dari 3 soal uraian, 1 soal data tunggal, 1 soal data tunggal berbobot dan 1 soal untuk data berkelompok. Setelah selesai mengerjakan evaluasi, guru mengumumkan keberhasilan kelompok yang dihitung dari rata-rata nilai lembar kerja dan nilai kuis pada pertemuan sebelumnya. Tim super diperoleh kelompok 8, tim sangat baik adalah kelompok 1, 6, 7, sedangkan kelompok 2, 3, 4, 5 tergolong Tim Baik. Sebagai penutup guru tetap memberikan motivasi dan semangat untuk tetap belajar. Gambar 6. Tim Super ketika mendapatkan hadiah. b. Observasi Pada tahap observasi ini, peneliti mengamati pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru, aktivitas diskusi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika, sejak peradaban manusia bermula, memainkan peranan yang sangat vital dalam kehidupan sehari-hari. Matematika juga merupakan subjek yang sangat

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK STATISTIKA SEMESTER GASAL KELAS XI IPA-A MA TAJUL ULUM TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

أن ا ھور ذھن ا م طرأ رة ا د ث! رف ا $&% ر ا)داء أودل ا + ك ن طرق ا.-ة 3

أن ا ھور ذھن ا م طرأ رة ا د ث! رف ا $&% ر ا)داء أودل ا + ك ن طرق ا.-ة 3 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Belajar Para pakar psikologi telah banyak yang memberikan definisi tentang belajar. Berikut terdapat beberapa definisi tentang belajar, antara lain

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat. guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Matematika.

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat. guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Matematika. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VII MTs NU BANAT KUDUS PADA MATERI POKOK OPERASI BILANGAN PECAHAN SEMESTER I TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATERI SHALAT FARDHU PADA PESERTA DIDIK KELAS II MI NU 34 ROWOBRANTEN RINGINARUM KENDAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dilaksanakan termasuk penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KETERCAKUPAN MATERI KURIKULUM RUMPUN PAI DI MADRASAH ALIYAH BERDASARKAN PERATURAN MENTERI AGAMA (PERMENAG) RI NOMOR.

IMPLEMENTASI KETERCAKUPAN MATERI KURIKULUM RUMPUN PAI DI MADRASAH ALIYAH BERDASARKAN PERATURAN MENTERI AGAMA (PERMENAG) RI NOMOR. IMPLEMENTASI KETERCAKUPAN MATERI KURIKULUM RUMPUN PAI DI MADRASAH ALIYAH BERDASARKAN PERATURAN MENTERI AGAMA (PERMENAG) RI NOMOR. 2 TAHUN 2008. (STUDI PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI PEMALANG) SKRIPSI Digunakan

Lebih terperinci

TAMRINUT THULLAB UNDAAN LOR KUDUS TAHUN AJARAN

TAMRINUT THULLAB UNDAAN LOR KUDUS TAHUN AJARAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI POKOK ARITMATIKA SOSIAL DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING MELALUI PEMANFAATAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PADA KELAS VIIA SEMESTER I MTs NU TAMRINUT

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan memahami

BAB II KAJIAN TEORI. melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan memahami BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoretis 1. Pemahaman Konsep Matematika Salah satu tujuan mata pelajaran matematika dalam kurikulum 2006 yaitu bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan memahami konsep

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization Abstrak. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization

Lebih terperinci

: Pembelajaran Kooperatif tipe TAI, Keaktifan dan Hasil Belajar.

: Pembelajaran Kooperatif tipe TAI, Keaktifan dan Hasil Belajar. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Ponorogo Tahun Pelajaran 2013/2014 Novi Oktavia 1 dan Drs. Jumadi,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam menyusun sebuah laporan Penelitian Tindakan Kelas, tentunya penulis tidak dapat hanya mengandalkan pengetahuan pribadi yang dimiliki tanpa bantuan sumber-sumber yang relevan

Lebih terperinci

PERAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAKNYA (Studi di SMP Annindlomiyah Desa Wonorejo, Kec. Kaliwungu, Kab.

PERAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAKNYA (Studi di SMP Annindlomiyah Desa Wonorejo, Kec. Kaliwungu, Kab. PERAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAKNYA (Studi di SMP Annindlomiyah Desa Wonorejo, Kec. Kaliwungu, Kab. Kendal) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) PADA PEMBELAJARAN PAI MATERI POKOK PUASA WAJIB KELAS V SEMESTER GENAP DI SD NURUL

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012 Yolanda Dian Nur Megawati & Annisa Ratna Sari Halaman

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012 Yolanda Dian Nur Megawati & Annisa Ratna Sari Halaman MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 BANJARNEGARA TAHUN AJARAN 2011/2012

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja sama dalam kelompok-kelompok

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Berkaitan dengan penelitian ini, peneliti akan menunjukkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang

Lebih terperinci

Syahriani S.Pd.,M.Pd Dosen Non PNS Jurusan Biologi Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Alauddin Makassar. Abstrak

Syahriani S.Pd.,M.Pd Dosen Non PNS Jurusan Biologi Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Alauddin Makassar. Abstrak Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Biologi pada Siswa Kelas XI MA Madani Alauddin Pao-Pao Kabupaten Gowa Syahriani S.Pd.,M.Pd Dosen Non PNS Jurusan Biologi

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 4 No. 1 Maret 2017, hal 39-44 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT Hj. Annisa NIP.

Lebih terperinci

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA SISWA KELAS XI IPS 2 MAN MOJOKERTO KABUPATEN MOJOKERTO Syifa ur Rokhmah Jurusan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DAN AKTIVITAS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DAN AKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV SDN KAUMAN 2 SKRIPSI OLEH : SHELVIANA ZAHROH

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat. Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata Satu (S.I) Dalam Ilmu Syari'ah.

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat. Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata Satu (S.I) Dalam Ilmu Syari'ah. TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI TEMBAKAU DENGAN PERUBAHAN HARGA SEPIHAK (Studi Kasus Di Desa Sugihmanik Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Oleh Moh Arwani NIM

SKRIPSI. Disusun Oleh Moh Arwani NIM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF DENGAN METODE DRILL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK NILAI PECAHAN DARI SUATU BILANGAN DI MI FALAQIYAH

Lebih terperinci

SKRIPSI M A S D U K I NIM

SKRIPSI M A S D U K I NIM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS V DALAM MATA PELAJARAN PAI MATERI POKOK BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN MEMANFAATKAN MEDIA AUDIO VISUAL SD NEGERI KANDRI 01 KEC. GUNUNGPATI KOTA SEMARANG SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

*

* PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA DI KELAS X SMA NEGERI 10 PEKANBARU Sulastri Sibarani

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Biologi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Biologi PENERAPAN MEDIA VISUAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI POKOK PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA KELAS V SEMESTER I MI MIFTAHUL HUDA TEGALSAMBI TAHUNAN JEPARA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang. pengetahuan, kebiasaan sikap, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang. pengetahuan, kebiasaan sikap, dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia memiliki beragam makna bila ditinjau dari berbagai segi yaitu segi pengajaran, pembelajaran, serta kurikulum. Pendidikan berarti tahapan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu efektif juga dapat diartikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu efektif juga dapat diartikan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Efektivitas Pembelajaran Dalam kamus bahasa indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu efektif

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang II. KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas

Lebih terperinci

Wenni Hastuti Universitas PGRI Yogyakarta

Wenni Hastuti Universitas PGRI Yogyakarta UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS VIIID SMP N 1 NGLUWAR MAGELANG Wenni Hastuti Universitas PGRI

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN MEMANFAATKAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL DI KELAS VIII B MTs NU 08 GEMUH

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Ilmu Pendidikan Matematika.

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Ilmu Pendidikan Matematika. PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING (INQUIRY LEARNING) DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA MATERI POKOK KUBUS DAN BALOK UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan kegiatan observasi awal pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan diskusi kepada guru mata pelajaran IPS, kelas VII A menunjukkan beberapa permasalahan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII HOMESCHOOLING KAK SETO SEMARANG

PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII HOMESCHOOLING KAK SETO SEMARANG PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII HOMESCHOOLING KAK SETO SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dalam Ilmu Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA ( PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Colomadu Tahun 2011/2012 ) Oleh

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 LENDAH Joko Prayitno 11144100066 Pendidikan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI), motivasi belajar, dan hasil belajar.

Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI), motivasi belajar, dan hasil belajar. UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 IMOGIRI

Lebih terperinci

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif Jurnal Matematika Vol. 3 No. 2, Desember 2013. ISSN: 1693-1394 Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif Tri Wahyuningsih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tiga kelas, yaitu kelas VII, VIII dan IX. yang telah disesuaikan dengan perkembangan kurikulum.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tiga kelas, yaitu kelas VII, VIII dan IX. yang telah disesuaikan dengan perkembangan kurikulum. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang SMP Negeri 2 Susukan merupakan salah satu sekolah menengah pertama yang berada di Kabupaten Semarang. SMP Negeri 2 Susukan terletak di Dusun Wonosari, Desa Koripan,

Lebih terperinci

oleh: ARFI AH RAHMAH RAMADHONA NIM:

oleh: ARFI AH RAHMAH RAMADHONA NIM: LAPORAN TUGAS AKHIR Topik Tugas Akhir: Penelitian Pendidikan Matematika PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VI SDN TEGAL GONDO MALANG TUGAS AKHIR Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadipribadi manusia yang berkualitas. Masyarakat

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP CAHAYA DAN SIFATNYA DENGAN MODEL KOOPERATIVE TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP CAHAYA DAN SIFATNYA DENGAN MODEL KOOPERATIVE TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP CAHAYA DAN SIFATNYA DENGAN MODEL KOOPERATIVE TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION Sidik Nuryanto 1), Kuswadi 2), Sadiman 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Slamet

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan hasil belajar yang dilakukanya

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA PADA SUB-POKOK BAHASAN PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI KELAS VII C SMP NEGERI 2 ARJASA TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat Guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Pendidikan Biologi

SKRIPSI. Oleh : Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat Guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Pendidikan Biologi IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN SQ3R (SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW ) DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN KELAS XI SMA YATPI (YAYASAN TAMAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN USAHA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. sebagai suatu susunan, pendekatan, atau kaidah-kaidah untuk mencapai

BAB II KAJIAN TEORI. sebagai suatu susunan, pendekatan, atau kaidah-kaidah untuk mencapai BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Tinjauan Tentang Teknik Cek Kosong a. Pengertian Teknik Pembelajaran Hamdani menjelaskan bahwa teknik pembelajaran diartikan sebagai suatu susunan, pendekatan,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Donny Youngki Rangkuti NIM

SKRIPSI. Oleh : Donny Youngki Rangkuti NIM ` PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SUB POKOK BAHASAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI DARSONO JEMBER

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DISERTAI TEHNIK PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS DI KELAS

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH NURUL FITRI A1D PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2014

SKRIPSI OLEH NURUL FITRI A1D PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2014 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA DI KELAS IV SD NEGERI NO.76/IX MENDALO DARAT SKRIPSI OLEH

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam. Oleh: ABDUL MUIZ NIM:

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam. Oleh: ABDUL MUIZ NIM: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PEER TUTORING (TUTOR SEBAYA) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X DI MAN DEMAK DALAM PELAJARAN FIKIH MATERI POKOK ZAKAT SEMESTER I TAHUN

Lebih terperinci

Oleh: Asis Nuansa Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta 2015 ABSTRAK

Oleh: Asis Nuansa Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta 2015 ABSTRAK UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION PADA SISWA KELAS VIIIA MTS SUDIRMAN GETASAN KAB. SEMARANG

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

ANALISIS STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) ANALISIS STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PELAJARAN MATEMATIKA SDN CANDIPARI I PORONG

Lebih terperinci

Skripsi. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S-1) dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

Skripsi. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S-1) dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN FIQIH POKOK MATERI MAKANAN DAN MINUMAN MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA KELAS VIIIA MTs ASY-SYARIFIYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, manusia membutuhkan pendidikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, manusia membutuhkan pendidikan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan senantiasa menjadi perhatian utama dan pertama dalam rangka memajukan kehidupan dari generasi ke generasi sejalan dengan tuntutan kemajuan masyarakat itu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Peneliti mengadakan beberapa persiapan yang diperlukan sebelum pelaksanaan penelitian. Adapun persiapan yang peneliti lakukan sebelum penelitian

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Program Strata I (S1) Dalam Ilmu Tarbiyah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Program Strata I (S1) Dalam Ilmu Tarbiyah STUDI KOMPARASI TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG IMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH ANTARA YANG DIAJAR DENGAN METODE KOOPERATIF JIGSAW DAN METODE CERAMAH DI KELAS XI SMA UNGGULAN NURUL ISLAMI MIJEN SEMARANG

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana S.1 Dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Guru Kelas MI.

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana S.1 Dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Guru Kelas MI. MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN PESERTA DIDIK PADA MATERI PECAHAN SEDERHANA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) DI KELAS IV MI BANGUNREJO PATEBON KENDAL TAHUN

Lebih terperinci

Ega Gradini 1. Abstrak

Ega Gradini 1. Abstrak Ega Gradini, Penerapan Model Pembelajaran,... Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Berbantukan Worksheet Untuk Meningkatkan Kemampuan Trigonometri Mahasiswa

Lebih terperinci

AHMAD MUZAMIL NIM A54B090016

AHMAD MUZAMIL NIM A54B090016 PENGGUNAAN METODE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS III SDN 2 BANDUNGAN JATINOM SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS XI IPS 5 SMA NEGERI 7 MALANG Nenis Julichah 1, Marhadi

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Guru Mardasah Ibtidaiyah.

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Guru Mardasah Ibtidaiyah. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SUMBER DAYA ALAM DAN TEKNOLOGI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DI KELAS IV MI NU

Lebih terperinci

PENGARUH METODE ACTIVE LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK PADA SISWA KELAS VIII SMP DAARUL QUR AN COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENGARUH METODE ACTIVE LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK PADA SISWA KELAS VIII SMP DAARUL QUR AN COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PENGARUH METODE ACTIVE LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK PADA SISWA KELAS VIII SMP DAARUL QUR AN COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan

Lebih terperinci

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar. UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS VII A SMP N 3 SENTOLO Estiningsih Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri,

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, 6 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Konsep Belajar IPS a. Hakikat Belajar Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. murid setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 1. anak setelah melakukan suatu kegiatan belajar. 2

BAB II KAJIAN TEORI. murid setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 1. anak setelah melakukan suatu kegiatan belajar. 2 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoretis 1. Hasil Belajar Matematika a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki murid setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Lebih terperinci

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam Ilmu Tarbiyah.

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam Ilmu Tarbiyah. PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQH KOMPETENSI DASAR MEMPRAKTIKKAN SHALAT TARAWIH DAN WITIR SISWA KELAS III SEMESTER II DI MI NU 01 ROWOBRANTEN KECAMATAN RINGINARUM

Lebih terperinci

APLIKASI METODE BEYOND CENTERS AND CIRCLES TIME (BCCT) DALAM PEMBELAJARAN MATERI IMAN DAN TAKWA DI PLAYGROUP MASYITHOH KALIWUNGU KENDAL

APLIKASI METODE BEYOND CENTERS AND CIRCLES TIME (BCCT) DALAM PEMBELAJARAN MATERI IMAN DAN TAKWA DI PLAYGROUP MASYITHOH KALIWUNGU KENDAL APLIKASI METODE BEYOND CENTERS AND CIRCLES TIME (BCCT) DALAM PEMBELAJARAN MATERI IMAN DAN TAKWA DI PLAYGROUP MASYITHOH KALIWUNGU KENDAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI POKOK VIRUS KELAS X MA SUNNIYYAH SELO GROBOGAN

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI POKOK VIRUS KELAS X MA SUNNIYYAH SELO GROBOGAN EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI POKOK VIRUS KELAS X MA SUNNIYYAH SELO GROBOGAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KELILING DAN LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INTRUCTION

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KELILING DAN LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INTRUCTION MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KELILING DAN LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INTRUCTION (TAI) SISWA KELAS III SDN DARSONO 02 SKRIPSI Oleh Erick

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD DALAM MATERI BILANGAN BULAT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 4 SDN CODO 2 WAJAK SKRIPSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD DALAM MATERI BILANGAN BULAT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 4 SDN CODO 2 WAJAK SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD DALAM MATERI BILANGAN BULAT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 4 SDN CODO 2 WAJAK SKRIPSI OLEH MUHAMMAD RIZQI FAHRUDDIN NIM. 201010430311570 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jaya Abadi, 2006), hlm Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Cet. I, (Jakarta: PT. Raja. Grafindo Persada, 1999), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Jaya Abadi, 2006), hlm Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Cet. I, (Jakarta: PT. Raja. Grafindo Persada, 1999), hlm. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.

Lebih terperinci

Tiamsa Napitupulu Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan

Tiamsa Napitupulu Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI EKONOMI SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN Tiamsa Napitupulu Guru Mata

Lebih terperinci

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Tutik Yuliarni 7 Abstrak. Proses pembelajaran masih

Lebih terperinci

belajar sejarah siswa. Sehingga, model pembelajaran Team Assisted

belajar sejarah siswa. Sehingga, model pembelajaran Team Assisted 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Pengaruh Pengertian pengaruh menurut WJS. Poerwadarminto (2002:349) yaitu daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Rustiamah NIM

SKRIPSI. Oleh Rustiamah NIM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS IIIA SD N BACIRO GONDOKUSUMAN YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SISWA KELAS VIIIC SMP MUHAMMADIYAH 1 MINGGIR Dian Safitri Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Rusman (2011:201) Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif adalah teori kontruktivisme. Soejadi dalam Teti Sobari,

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR Topik Tugas Akhir Penelitian Pendidikan Matematika

LAPORAN TUGAS AKHIR Topik Tugas Akhir Penelitian Pendidikan Matematika LAPORAN TUGAS AKHIR Topik Tugas Akhir Penelitian Pendidikan Matematika ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PERSAMAAN GARIS LURUS DI KELAS VIII-H SMPN 11 MALANG TUGAS AKHIR Diajukan Kepada

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 3, November 2014 PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION Meizha Istiqomah

Lebih terperinci

PROBLEMATIKA IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS VII DI MTS MIFTAHUL FALAH SAMBIREJO WIROSARI GROBOGAN

PROBLEMATIKA IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS VII DI MTS MIFTAHUL FALAH SAMBIREJO WIROSARI GROBOGAN PROBLEMATIKA IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS VII DI MTS MIFTAHUL FALAH SAMBIREJO WIROSARI GROBOGAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi

Lebih terperinci

PROSIDING ISBN :

PROSIDING ISBN : P 40 UPAYA PENINGKATAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SIDOMULYO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SDN KESAMBEN 06 KABUPATEN BLITAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SDN KESAMBEN 06 KABUPATEN BLITAR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SDN KESAMBEN 06 KABUPATEN BLITAR SKRIPSI OLEH: CATUR YULI ASTUTI 09390310 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA PEMBELAJARAN SEJARAH. Yusni Pakaya Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA PEMBELAJARAN SEJARAH. Yusni Pakaya Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA PEMBELAJARAN SEJARAH Yusni Pakaya Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo Abstrak : Untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran sejarah di

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. pengertian dari belajar itu sendiri. Belajar merupakan suatu. aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

BAB II KAJIAN TEORI. pengertian dari belajar itu sendiri. Belajar merupakan suatu. aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Tentang Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa baik di dalam kelas maupun di luar kelas, namun perlu kiranya mengetahui

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DENGAN TSTS (TWO STAY TWO STRAY) PADA MATERI POKOK ASAM, BASA DAN GARAM TERHADAP HASIL BELAJAR

Lebih terperinci

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KORMIANA MS Guru SMP Negeri 3 Tapung kormiiana342@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah memperoleh. pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk perangsang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah memperoleh. pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk perangsang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran Matematika Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : YUNITA MANDHAYANTI NIM

SKRIPSI. Oleh : YUNITA MANDHAYANTI NIM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HIMPUNAN KELAS VII D SMP NEGERI 11 JEMBER TAHUN AJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan,

BAB I PENDAHULUAN. yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa. Interaksi yang bernilai edukatif

Lebih terperinci

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD Suciono Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan, kab. Langkat Abstract: This study aims to determine whether

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999),

BAB I PENDAHULUAN. hlm Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999), 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UU No. 20 tahun 2003 mendefinisikan pembelajaran adalah proses interaksi siswa (peserta didik) dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM STRATEGI INDEX CARD MATCH DAN SMALL GROUP DISCUSSION PADA MATA PELAJARAN QUR AN HADITS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM STRATEGI INDEX CARD MATCH DAN SMALL GROUP DISCUSSION PADA MATA PELAJARAN QUR AN HADITS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM STRATEGI INDEX CARD MATCH DAN SMALL GROUP DISCUSSION PADA MATA PELAJARAN QUR AN HADITS ( Studi Pada Kelas VII MTs Asy-Syafi iyyah Jatibarang-Brebes ) SKRIPSI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan( S.Pd ) Pada Progam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan( S.Pd ) Pada Progam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TEAM ASSISTEND INDIVIDUALIZATION TERHADAP KEMAMPUAN MENJELASKAN PESAWAT SEDERHANA SISWA KELAS 5 SDN PELAS KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR Okmi Muji Rahayu 1, Suhartono 2, M. Chamdani 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan selalu dilaksanakan oleh pemerintah. Indonesia. Salah satu upaya yang ditempuh untuk meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan selalu dilaksanakan oleh pemerintah. Indonesia. Salah satu upaya yang ditempuh untuk meningkatkan mutu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan selalu dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Salah satu upaya yang ditempuh untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia ini. Terlebih dalam era industrialisasi sekarang ini. Tak terkecuali

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN MEDIA DOMAT (DOMINO MATEMATIKA) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD MUHAMMADIYAH 4 BATU SKRIPSI

ANALISIS PENGGUNAAN MEDIA DOMAT (DOMINO MATEMATIKA) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD MUHAMMADIYAH 4 BATU SKRIPSI ANALISIS PENGGUNAAN MEDIA DOMAT (DOMINO MATEMATIKA) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD MUHAMMADIYAH 4 BATU SKRIPSI OLEH : AULIYA AMIROH 201010430311477 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TYPE CIRC (COOPERATIVE, INTEGRATED, READING AND COMPOSITION)

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TYPE CIRC (COOPERATIVE, INTEGRATED, READING AND COMPOSITION) PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TYPE CIRC (COOPERATIVE, INTEGRATED, READING AND COMPOSITION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 5 SD NEGERI SURUH 02 KABUPATEN SEMARANG

Lebih terperinci