ANALISIS PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA, DAN KURS TERHADAP JKSE DAN KLSE PERIODE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA, DAN KURS TERHADAP JKSE DAN KLSE PERIODE"

Transkripsi

1 ANALISIS PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA, DAN KURS TERHADAP JKSE DAN KLSE PERIODE Harwin Wardhana Dirapradja Evy Steelyana W. Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, (021) , ABSTRAK Tujuan penelitian ialah untuk meneliti secara empiris pengaruh variabel-variabel makroekonomi inflasi, suku bunga, dan kurs terhadap indeks harga saham di Indonesia dan Malaysia, yaitu Jakarta Stock Exchange dan Kuala Lumpur Stock Exchange. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data time series dari inflasi di Indonesia dan Malaysia, suku bunga SBI, suku bunga BNM, kurs rupiah, kurs ringgit, IHSG, dan KLSE yang berjumlah 48 selama periode Data dikumpulkan melalui metode dokumentasi. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi berganda. Hasil penelitian menemukan bahwa hanya kurs ringgit yang tidak berpengaruh terhadap KLSE, sedangkan inflasi di Indonesia, suku bunga SBI, kurs rupiah berpengaruh signifikan terhadap IHSG serta inflasi di Malaysia dan suku bunga BNM berpengaruh signifikan terhadap KLSE. Penelitian ini hanya menggunakan tiga variabel makroekonomi, sehingga penelitian selanjutnya perlu menemukan variabel makroekonomi lain yang diduga berpengaruh terhadap IHSG dan KLSE. Kata kunci : Inflasi, Suku Bunga, Kurs, IHSG, KLSE 71

2 ABSTRACT The purpose of research is to examines the effects of variables of macroeconomic inflation, interest rate, and exchange rate for composite index at Indonesia and Malaysia, on Jakarta Stock Exchange and Kuala Lumpur Stock Exchange. Data that used in this research are time series data from inflation at Indonesia and Malaysia, interest rate of SBI, interest rate of BNM, exchange rate of rupiah, exchange rate of ringgit, IHSG, and KLSE which amounts to 48 during period Data collected by documentation method. Multiple regression model is applied in this research and the results shows only exchange rate of ringgit is insignificant on KLSE. The effects of inflation at Indonesia, interest rate of SBI, exchange rate of rupiah are significant on IHSG. Inflation at Malaysia and interest rate of BNM have significant effects on KLSE. This research only uses three variables macroeconomic, so for the next research need to find others variable macroeconomic that suspected to have effects on IHSG and KLSE. Key words : Inflation, Interest Rate, Exchange Rate, IHSG, KLSE PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan dan perkembangan perekonomian di Indonesia dan Malaysia selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini bisa terjadi karena status kedua negara yang secara geografis berbatasan dan masih dalam satu wilayah regional yakni Asia Tenggara. Pertumbuhan ekonomi suatu negara atau daerah dipengaruhi oleh akumulasi modal, sumber daya alam, sumber daya manusia (human resources). Salah satu indikator dalam menunjang bertumbuhnya ekonomi suatu negara adalah investasi. Dalam berinvestasi, terdapat dua macam jenis aset, yaitu aset riil dan aset finansial. Aset riil contohnya tanah, emas, dan properti, sedangkan aset finansial umumnya terdapat di dunia perbankan dan pasar modal seperti saham, reksadana, dan obligasi yang memiliki pendapatan tetap. Dengan adanya berbagai instrumen investasi yang tersedia di pasar modal, akan memberikan masyarakat dan investor alternatif maupun tambahan instrumen investasi. Investasi dapat dilakukan dalam jangka panjang, dan juga dalam jangka pendek.dengan adanya pasar modal aktivitas perekonomian diharapkan meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan, sehingga perusahaan dapat beroperasi dengan skala yang lebih besar dan selanjutnya akan meningkatkan pendapatan perusahaan dan kemakmuran masyarakat luas. Fungsi dari pasar modal sendiri adalah untuk pendanaan perusahaan dari hasil penjualan obligasi dan penerbitan saham. Banyak investor yang melirik saham sebagai salah satu pilihan investasi karena laba atau profit yang dihasilkan dari transaksi saham bisa sangat tinggi dan berlipat lipat dari modal awal investor meskipun diikuti dengan risiko terhadap kerugian yang tinggi pula. Ini sesuai dengan prinsip umum dari investasi yaitu high return, high risk. Indeks Harga Saham Gabungan atau yang biasa disingkat IHSG merupakan indikator atas perubahan harga dari seluruh saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Bila IHSG mengalami positif (kenaikan), investor mendapatkan keuntungan. Sebaliknya, bila negatif, investor akan mengalami kerugian. Hal yang sama juga berlaku di Kuala Lumpur Stock Exchange (KLSE) yang merupakan indikator atas perubahan harga seluruh saham yang diperdagangkan di Bursa Malaysia. Akibatnya, harga saham secara keseluruhan (dalam kasus ini IHSG dan KLSE) sering kali disebut sebagai leading indikator ekonomi bagi Indonesia dan Malaysia, menyatakan indikasi awal atas kejadian ekonomi di kemudian hari.

3 Perkembangan pasar modal di Indonesia maju dalam beberapa tahun terakhir, hal ini dapat dilihat dari nilai kapitalisasi dan IHSG setiap tahunnya. Berdasarkan sumber dari BAPEPAM mengenai Statistik Pasar Modal bulan Desember 2012, terjadi kenaikan kapitalisasi pasar padatahun 2006 sampai 2007 dan tahun 2008 sampai 2011, tetapi terjadi penurunan nilai kapitalisasi pasar yang cukup besar tahun 2007 sebesar Rp ,20 miliar menjadi Rp ,53 miliar pada tahun Indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami penurunan pada tahun 2008 perubahannya sebesar (1.390,42). Penurunan nilai kapitalisasi pasar dan IHSG disebabkan oleh gejolak krisis keuangan global. Namun demikian, dengan jumlah penduduk terbesar dan PDB yang sudah mencapai US$ 900 miliar yang merupakan terbesar di ASEAN, Bursa Efek Indonesai (BEI) berpotensi untuk menjadi bursa terbesar di ASEAN di masa mendatang dengan catatan Bursa Efek Indonesia akan terus meningkatkan kinerja melalui berbagai cara, antara lain dengan meningkatkan jumlah investor di pasar modal yang masih sedikit mengingat emiten yang hanya berjumlah sekitar 490 perusahaan. Di Malaysia sendiri perkembangan pasar modal memperlihatkan potensi peningkatan yang cukup baik. Menurut data World Federation of Exchange per Maret 2009, emiten yang tergabung dalam Bursa Malaysia tercatat mencapai 968 emiten mengungguli Singapura dengan 765 emiten dan Thailand dengan 527 emiten. Sedang di sisi kapitalisasi, Bursa Malaysia mencapai US$ 197 miliar, salah satu yang terbesar di negara-negara ASEAN. Menurut proyeksi OECD, kawasan ASEAN dalam kurun waktu akan menjadi kawasan yang dinamis dengan rata-rata pertumbuhan 5,6% - sedikit di bawah rata-rata pertumbuhan pra krisis 2008 sebesar 6,1%. Kawasan ASEAN menjadi salah satu kawasan yang pertama kali pulih dari imbas krisis Prospek ekonomi ASEAN yang cerah ditambah tingkat suku bunga yang relatif tinggi sejalan dengan tren peningkatan arus modal portofolio ke pasar modal negara-negara ASEAN, tak terkecuali Indonesia dan Malaysia. Salah satu faktor sektoral yang menentukan dalam hal ini adalah tingkat keterbukaan dan daya saing pasar modal dari suatu negara. Di dalam penelitian ini, peneliti akan membahas mengenai pengaruh dari tingkat inflasi, suku bunga, dan nilai kurs masing-masing negara Indonesia dan Malaysia terhadap indeks harga sahamnya yaitu Indeks Harga Saham Gabungan di Indonesia dan Kuala Lumpur Stock Exchange di Malaysia. Di dalam pasar sekunder maupun aktivitas perdagangan sehari hari, harga-harga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Dengan kata lain harga saham terbentuk oleh supply dan demand atas saham tersebut. Supply dan demand tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut (kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, dan nilai tukar mata uang. Secara teori, tingkat bunga dan harga saham memiliki hubungan yang negatif (Tandelilin, 2010). Tingkat bunga yang terlalu tinggi akan mempengaruhi nilai sekarang (present value) aliran kas perusahaan, sehingga kesempatan investasi yang ada tidak akan menarik lagi. Demikian pula halnya dengan inflasi, tingkat inflasi yang tinggi biasanya dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang terlalu panas (overheated). Artinya, kondisi ekonomi mengalami permintaan atas produk yang melebihi kapasitas penawaran produknya, sehingga harga harga cenderung mengalami kenaikan. Inflasi yang terlalu tinggi juga akan menyebabkan penurunan daya beli uang (purchasing power of money). Di samping itu, inflasi yang tinggi juga bisa mengurangi tingkat pendapatan riil yang diperoleh investor dari investasinya. Berbeda dengan inflasi yang berfluktuasi tetapi tidak stabil, perkembangan kurs yang terjadi juga berfluktuasi tetapi masih fluktuasi yang terjadi masih cukup stabil. Jika nilai mata uang melemah maka akan mendorong investor asing untuk masuk dan menanamkan modalnya ke negara yang nilai mata uangnya lemah. Hubungan antara saham dan kurs mempunyai hasil dan mekanisasi yangsaling berlawanan. Para investor mengalokasikan kekayaan mereka diantara aset aset alternatif termasuk uang domestik, sekuritas domestik maupun asing. Peran nilai tukar adalah untuk menyeimbangkan antara pemenuhan (supply) dan kebutuhan (demand) aset yang ada. Oleh karena itu setiap perubahan kebutuhan dan pemenuhan dari aset akan mengubah keseimbangan nilai tukar. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka pokok permasalahan dalam penelitian yang disusun dalam bentuk skripsi ini berjudul Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, dan Kurs Terhadap Indeks Harga Saham di Pasar Modal (Studi Kasus Pada Jakarta Stock Exchange dan Kuala Lumpur Stock Exchange Periode )

4 Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh inflasi di Indonesia terhadap Indeks Harga Saham Gabungan? 2. Bagaimana pengaruh suku bunga di Indonesia terhadap Indeks Harga Saham Gabungan? 3. Bagaimana pengaruh kurs atau nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika terhadap Indeks Harga Saham Gabungan? 4. Bagaimana pengaruh inflasi di Indonesia, suku bunga di Indonesia, dan kurs rupah terhadap dolar Amerika secara bersama-sama (simultan) terhadap Indeks Harga Saham Gabungan? 5. Bagaimana pengaruh inflasi di Malaysia terhadap Kuala Lumpur Stock Exchange? 6. Bagaimana pengaruh suku bunga di Malaysia terhadap Kuala Lumpur Stock Exchange? 7. Bagaimana pengaruh kurs ringgit terhadap dolar Amerika terhadap Kuala Lumpur Stock Exchange? 8. Bagaimana pengaruh inflasi di Malaysia, suku bunga di Malaysia, dan kurs ringgit terhadap dolar Amerika secara bersama-sama (simultan) terhadap Kuala Lumpur Stock Exchange? Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk menjelaskan pengaruh inflasi di Indonesia terhadap IHSG disertai dengan bukti empiris. 2. Untuk menjelaskan pengaruh suku bunga di Indonesia terhadap IHSG disertai dengan bukti empiris. 3. Untuk menjelaskan pengaruh kurs atau nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika terhadap IHSG disertai dengan bukti empiris. 4. Untuk menjelaskan pengaruh inflasi di Indonesia, suku bunga di Indonesia, dan kurs rupiah terhadap dolar Amerika secara simultan terhadap IHSG disertai dengan bukti empiris. 5. Untuk menjelaskan pengaruh inflasi di Malaysia terhadap KLSE disertai dengan bukti empiris. 6. Untuk menjelaskan pengaruh suku bunga di Malaysia terhadap KLSE disertai dengan bukti empiris. 7. Untuk menjelaskan pengaruh kurs ringgit terhadap dolar Amerika terhadap KLSE disertai dengan bukti empiris. 8. Untuk menjelaskan pengaruh inflasi di Malaysia, suku bunga di Malaysia, dan kurs ringgit terhadap dolar Amerika secara simultan terhadap KLSE disertai dengan bukti empiris. Tinjauan Pustaka Semakin pesatnya perkembangan peran perdagangan di dunia internasional, maka semakin menarik pula perhatian dan pemikiran dari para akademisi dan pelaku pasar modal. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya penelitian yang telah dilakukan dalam ruang lingkup pasar modal. Pada penelitian ini, penulis merujuk kepada berbagai penelitian berkaitan pasar modal yang telah dilakukan sebelumnya. Salah satu penelitian sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Murtianingsih (2012). Murtianingsih (2012) meneliti hubungan variabel ekonomi makro: inflasi, suku bunga BI, dan nilai tukar mata uang terhadap pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menemukan bahwa inflasi, suku bunga BI, dan nilai tukar mata uang terhadap Dolar berpengaruh signifikan terhadap pergerakan IHSG. Sementara pengaruh secara parsial menghasilkan: inflasi berpengaruh positif terhadap IHSG meskipun tidak signifikan, sedangkan suku bunga BI dan nilai tukar mata uang rupiah terhadap Dolar berpengaruh negatif secara signifikan terhadap IHSG. Di kesempatan lain, Serkan Yilmaz Kandir (2008) meneliti tentang pengaruh indikator makro ekonomi terhadap dua belas portofolio saham yang diteliti. Dalam penelitian tersebut Kandir menggunakan indikator makro ekonomi berupa tingkat inflasi, tingkat bunga, dan nilai kurs sebagai variabel independen. Kesimpulan dari hasil penelitian tersebut adalah tingkat inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap tiga dari dua belas portofolio yang diteliti dan berpengaruh secara positif. Tingkat bunga mempengaruhi secara negatif return semua portofolio yang diteliti. Sedangkan nilai kurs mempengaruhi secara positif terhadap return dari semua portofolio yang ada.

5 Saeed Samadi (2012) memfokuskan penelitiannya pada pengaruh kurs, harga emas dunia, inflasi, likuiditas, dan harga minyak terhadap returntehran Stock Exchange. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa harga emas, inflasi, nilai kurs berpengaruh signifikan terhadap return saham dan harga minyak dan likuiditas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham di Tehran Stock Exchange. Kewal (2012) memfokuskan penelitiannya pada pengaruh inflasi, suku bunga, kurs, dan pertumbuhan PDB terhadap IHSG. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda dan periode penelitian dari tahun Hasil penelitian menemukan bahwa hanya kurs yang berpengaruh secara signifikan terhadap IHSG, sedangkan tingkat inflasi, suku bunga SBI dan pertumbuhan PDB tidak berpengaruh terhadap IHSG. Olweny dan Omondi (2011) memfokuskan penelitiannya pada pengaruh nilai kurs, suku bunga, dan fluktuasi inflasi terhadap Nairobi Securities Exchange. Periode penelitian dari tahun 2001 sampai Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga variabel ekonomi yaitu kurs, suku bunga, dan inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap Nairobi Securities Exchange. Sedangkan itu, Zohaib Khan (2012) meneliti pengaruh suku bunga, kurs, dan inflasi terhadap return saham di Indeks KSE100. Periode penelitian dari 31 Juli 2001 sampai dengan 30 Juni Metode penelitian dengan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inflasi dan suku bunga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham di Indeks KSE100, sedangkan kurs berpengaruh secara signifikan terhadap return saham di Indeks KSE100. Terdapat persamaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang terletak pada penggunaan beberapa variabel makroekonomi sebagai variabel independen yang meliputi variabel inflasi, suku bunga, dan kurs yang diuraikan pada masing-masing negara Indonesia dan Malaysia. Penelitian ini memfokuskan dan menitikberatkan pada pengujian dampak variabel makro ekonomi terhadap variabel dependen yang berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu terhadap KLSEdan IHSG sebagai tolak ukur seluruh saham yang bergerak di bursa yang merujuk pada aktifitas pasar konvensional di Malaysia dan Indonesia. Periode penelitian ini adalah dari tahun 2010 sampai METODE PENELITIAN Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dan Kuala Lumpur Stock Exchange (KLSE) yang tercatat di Bursa Malaysia pada tahun 2010 sampai tahun Penelitian ini dilakukan untuk dapat mengetahui sejauh mana pengaruh faktor-faktor makro ekonomi yang diwakili inflasi, suku bunga, dan kurs terhadap IHSG dan KLSE. Sedangkan risiko sistematis diukur oleh Beta. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksplanatif asosiatif, dimana hubungan antar variabel tersebut dirumuskan dalam hipotesis penelitian yang akan diuji kebenarannya. Objek penelitian skripsi ini adalah IHSG dan KLSE periode 2010 sampai 2013, analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda, analisis linier berganda dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi IHSG dan KLSE. Desain Penelitian Desain penelitian mencakup cara atau langkah dan prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data, pengolahan data, sampai kepada analisis data sehingga permasalahan data dapat dipecahkan atau dapat solusinya. Jenis risetnya adalah riset deskriptif dengan metode kuantitatif. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari data historis Bursa Efek Indonesia, Bank Indonesia, Bursa Malaysia, Bank Negara Malaysia, serta Department of Statistics Malaysia melalui pengutipan data dan keterangan dari pihak pihak yang berkompeten.

6 Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif time series (runtut waktu) yang bersumber dari data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui informasi yang didapatkan dari buku, dokumen, maupun situs lembaga tertentu. Dalam penelitian ini data kuantitatif berupa : 1. Data perubahan atau pergerakan saham seluruh emiten di BEI dan Bursa Malaysia yang diukur pada setiap akhir bulan; 2. Laju inflasi yang tercatat dan diterbitkan oleh Bank Indonesia dan Departemen Statistik Malaysia tiap akhir bulan; 3. Tingkat bunga BI dan BNM dihitung dari rata rata SBI satu bulanan 4. Nilai kurs Rupiah dan Ringgit terhadap dolar Amerika yang digunakan adalah kurs tengah BI dan BNM; 5. Data saham yang beredar selama Sumber data penelitian diperoleh dari : a. Indonesian Capital Market Directory tahun b. Indonesia Stock Exchange tahun c. Literatur literatur yang terkait dengan penelitian inflasi, suku bunga, dan kurs (jurnal ilmiah, buku, berita, majalah ilmiah dan lain lain) d. Yahoo Financeuntuk memperoleh data mengenai Indeks Harga Saham Gabungan dan Kuala Lumpur Stock Exchange e. Situs resmi Bank Indonesiadan Departemen Statistik Malaysia untuk memperoleh data inflasi f. Situs resmi Bank Indonesia dan Bank Negara Malaysia untuk memperoleh data suku bunga dan nilai kurs masing-masing negara. Penentuan Jumlah Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Malaysia. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Indeks Harga Saham Gabungan di BEI dan KLSE di Bursa Malaysia. Penentuan IHSG dan KLSE sebagai sampel berdasarkan metode purposive sampling yakni pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan. Pemilihan sampel berdasarkan kriteria tertentu diharapkan dapat menunjang hasil penelitian. IHSG dan KLSE dipilih berdasarkan kriteria kriteria tertentu yang diinginkan antara lain : a. Merupakan salah satu indeks harga saham di BEI dan Bursa Malaysia; b. Merupakan indeks yang menggunakan harga saham seluruh emiten yang tercatat di BEI dan Bursa Malaysia yang diukur pada setiap akhir bulan; c. Merupakan indeks yang mencerminkan kinerja pasar modal (BEI dan Bursa Malaysia) secara umum. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi yaitu cara pengumpulan data yang diperoleh sumber sumber, baik berupa dokumen atau catatan catatan yang sudah ada dan telah dipublikasikan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data data yang dikumpulkan berhubungan dengan karakteristik Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Kuala Lumpur Stock Exchange (KLSE) yang menjadi sampel penelitian serta berhubungan dengan variabel variabel yang diperlukan untuk membantu dalam pelaksanaan penelitian. Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif, untuk memperkirakan secara kuantitatif pengaruh dari beberapa variabel independen secara bersama sama (simultan) maupun secara parsial (individu) terhadap variabel dependen. Hubungan fungsional antara variabel independen dengan variabel dependen dapat dilakukan dengan metode regresi berganda (multiple regression), yang digunakan untuk menguji adanya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

7 HASIL DAN BAHASAN Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F) Pengujian F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen yang dalam kasus ini adalah IHSG dan KLSE. Hasil dari pengujian koefisien regresi akan ditampilkan sebagai berikut. Tabel Hasil Uji Koefisien Regresi secara Simultan (Uji F) IHSG ANOVA a Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression , ,119 18,624,000 b Residual , ,337 Total , a. Dependent Variable: IHSG b. Predictors: (Constant), Kurs Rupiah, Suku Bunga SBI, Inflasi di Indonesia Hasil pengolahan data yang menggunakan SPSS pada tabel menunjukkan nilai uji F sebesar 18,624 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05). Hal ini dapat disimpulkan bahwa variabel inflasi di Indonesia, suku bunga SBI, dan kurs rupiah terhadap dolar Amerika berpengaruh positif signifikan secara simultan terhadap IHSG. Tabel Hasil Uji Koefisien Regresi secara Simultan (Uji F) KLSE ANOVA a Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression , ,307 26,900,000 b Residual , ,031 Total , a. Dependent Variable: KLSE b. Predictors: (Constant), Kurs Ringgit, Inflasi di Malaysia, Suku Bunga BNM Hasil pengolahan data yang menggunakan SPSS pada tabel di atas menunjukkan nilai uji F sebesar 26,900 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05). Hal ini dapat disimpulkan bahwa variabel inflasi di Malaysia, suku bunga BNM, dan kurs ringgit terhadap dolar Amerika berpengaruh positif signifikan secara simultan terhadap KLSE. Pengujian Koefisien Regresi secara parsial (Uji t) Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial, dengan asumsi variabel independen yang lain konstan. Hasil uji koefisien regresi secara parsial dapat dilihat pada tabel berikut.

8 Tabel Hasil Uji Koefisien Regresi secara Parsial (Uji t) IHSG Unstandardized Coefficients T Sig. Model B 1 (Constant) 6338,302 5,477,000 Inflasi di Indonesia 250,326 3,886,000 Suku Bunga SBI -969,786-6,066,000 Kurs Rupiah,247 2,681,010 a. Dependent Variable: IHSG Sumber: Output SPSS Berdasarkan hasil pengujian di atas, dapat dijelaskan bahwa semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Penjelasan dari pengaruh parsial dari masing-masing variabel independen dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut: 1) Uji Pengaruh Inflasi di Indonesia terhadap IHSG. Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan hasil t hitung sebesar 3,886 dan nilai signifikansi t 0,000 (p < 0,05). Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, yaitu inflasi di Indonesia berpengaruh positif dan signifikan terhadap IHSG. Sehingga, besar kecilnya inflasi di Indonesia mempengaruhi nilai dan harga saham perusahaan yang terdaftar dalam indeks saham IHSG. Hasil penelitian ini didukung dan konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Serkan Yilmaz Kandir (2008) yang menemukan bahwa tingkat inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap tiga dari dua belas portofolio yang diteliti dan berpengaruh positif. 2) Uji Pengaruh Suku Bunga SBI terhadap IHSG. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan hasil t hitung sebesar -6,066 dan nilai signifikansi t sebesar 0,000 (p < 0,05). Dengan demikian, Ho ditolak dan Ha diterima, yaitu suku bunga SBI berpengaruh negatif dan signifikan terhadap IHSG. Hal ini bisa disebabkan karena meningkatnya suku bunga mengakibatkan para investor cenderung tertarik untuk memilih menyimpan uangnya di bank daripada berinvestasi saham di pasar modal, sehingga menyebabkan harga saham menurun. Hasil penelitian ini konsisten dengan Kandir (2008) yang menemukan bahwa tingkat bunga mempengaruhi secara negatif return semua portofolio yang diteliti. 3) Uji Pengaruh Kurs Rupiah terhadap IHSG. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan hasil t hitung sebesar 2,681 dan nilai signifikansi t sebesar 0,010 (p <0,05). Dengan demikian, Ho ditolak dan Ha diterima, yaitu kurs rupiah berpengaruh positif dan signifikan terhadap IHSG. Hal ini mengindikasikan bahwa hubungan antara kurs rupiah dan harga saham memiliki persamaan arah, artinya semakin kuat nilai rupiah terhadap dolar Amerika (rupiah terapresiasi) maka akan meningkatkan harga saham, dan sebaliknya. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Kandir (2008) yang menunjukkan bahwa nilai kurs berpengaruh secara positif terhadap return dari semua portofolio yang ada.

9 Tabel Hasil Uji Koefisien Regresi secara Parsial (Uji t) KLSE Unstandardized Coefficients T Sig. Model B 1 (Constant) -931,533-1,565,125 Inflasi di Malaysia -43,790-2,182,035 Suku Bunga BNM 570,478 8,684,000 Kurs Ringgit 290,707 1,902,064 a. Dependent Variable: KLSE Berdasarkan hasil pengujian di atas, dapat dijelaskan bahwa tidak semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Penjelasan dari pengaruh parsial dari masingmasing variabel independen dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut: 1) Uji Pengaruh Inflasi di Malaysia terhadap KLSE. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan hasil t hitung sebesar -2,182 dan nilai signifikansi t sebesar 0,035 (p < 0,05). Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, yaitu inflasi di Malaysia berpengaruh negatif dan signifikan terhadap KLSE. Sehingga, besar kecilnya inflasi di Malaysia mempengaruhi nilai dan harga saham perusahaan yang terdaftar dalam indeks saham KLSE. 2) Uji Pengaruh Suku Bunga BNM terhadap KLSE. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan hasil t hitung sebesar 8,684 dan nilai signifikansi t sebesar 0,000 (p < 0,05). Dengan demikian, Ho ditolak dan Ha diterima, yaitu suku bunga BNM berpengaruh positif dan signifikan terhadap KLSE. Hal ini mengindikasikan bahwa hubungan antara suku bunga BNM dan harga saham memiliki persamaan arah, artinya semakin besar suku bunga BNM maka akan meningkatkan harga saham, dan sebaliknya. 3) Uji Pengaruh Kurs Ringgit terhadap KLSE. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan didapatkan hasil t hitung sebesar 1,902 dan nilai signifikansi t sebesar 0,064 (p > 0,05). Dengan demikian, Ho diterima dan Ha ditolak, yaitu kurs ringgit terhadap dolar Amerika tidak berpengaruh signifikan terhadap KLSE. Emiten-emiten yang berorientasi ekspor atau emiten berskala multinasional yang menerima dampak positif dari kenaikan dolar Amerika dan harga saham dari emiten tersebut cenderung naik, sedangkan emiten-emiten yang kegiatan operasional perusahaannya masih berbasis di negara sendiri dan menggunakan mata uang ringgit sebagai mata uang transaksionalnya tidak menerima dampak dari kenaikan dolar Amerika. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data statistik, pengujian hipotesis, dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Secara parsial inflasi di Indonesia mempunyai pengaruh positif secara signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Dengan demikian, jika inflasi di Indonesia meningkat maka akan menyebabkan peningkatan pada IHSG. Sebaliknya, jika inflasi di Indonesia turun, maka akan mengakibatkan penurunan pada IHSG. Besarnya tingkat pengaruh inflasi di Indonesia tersebut sebesar 250, Secara parsial suku bunga SBI mempunyai pengaruh negatif secara signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Dengan demikian, kenaikan tingkat suku bunga SBI akan menyebabkan penurunan pada IHSG.

10 Sebaliknya, penurunan tingkat suku bunga SBI akan menyebabkan naiknya tingkat IHSG. Besarnya pengaruh suku bunga SBI terhadap IHSG sebesar 969, Secara parsial kurs rupiah terhadap dolar Amerika mempunyai pengaruh positif secara signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Dengan demikian, jika kurs rupiah menguat maka akan menyebabkan peningkatan pada IHSG. Sebaliknya, jika kurs rupiah melemah, maka akan mengakibatkan penurunan pada IHSG. Besarnya tingkat pengaruh kurs rupiah tersebut sebesar 0, Secara parsial inflasi di Malaysia mempunyai pengaruh negatif secara signifikan terhadap Kuala Lumpur Stock Exchange. Dengan demikian, kenaikan tingkat inflasi di Malaysia akan menyebabkan penurunan pada KLSE. Sebaliknya, penurunan tingkat inflasi di Malaysia akan menyebabkan naiknya tingkat KLSE. Besarnya pengaruh inflasi di Malaysia terhadap KLSE sebesar 43, Secara parsial suku bunga BNM mempunyai pengaruh positif secara signifikan terhadap Kuala Lumpur Stock Exchange. Dengan demikian, jika suku bunga BNM meningkat maka akan menyebabkan peningkatan pada KLSE. Sebaliknya, jika tingkat suku bunga BNM menurun, maka akan mengakibatkan penurunan pada KLSE. Besarnya tingkat pengaruh suku bunga BNM tersebut sebesar 570, Secara parsial kurs ringgit terhadap dolar Amerika tidak berpengaruh signifikan terhadap Kuala Lumpur Stock Exchange. Dengan demikian berapapun perubahan yang terjadi pada kurs ringgit tidak menyebabkan perubahan signifikan pada indeks saham KLSE. 7. Dari hasil pengujian koefisien regresi secara simultan (uji f), tingkat inflasi di Indonesia, suku bunga SBI, dan kurs rupiah menunjukkan adanya pengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Tingkat pengaruh secara simultan tersebut sebesar 52,9%. Artinya secara simultan seluruh variabel independen mampu menjelaskan variabilitas IHSG cukup besar, dan sisanya sebesar 47,1% menunjukkan variabilitas IHSG yang dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar variabel tersebut. 8. Dari hasil pengujian koefisien regresi secara simultan (uji f), tingkat inflasi di Malaysia, suku bunga BNM, dan kurs ringgit menunjukkan adanya pengaruh signifikan terhadap Kuala Lumpur Stock Exchange. Tingkat pengaruh secara simultan tersebut sebesar 62,3%. Artinya secara simultan seluruh variabel independen mampu menjelaskan variabilitas KLSE cukup besar, dan sisanya sebesar 37,7% menunjukkan variabilitas KLSE yang dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar variabel tersebut. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini tidak terlepas dari beberapa keterbatasan, antara lain sebagai berikut: 1. Penelitian ini hanya menggunakan tiga variabel, yaitu inflasi, suku bunga, dan kurs sebagai faktor yang mempengaruhi IHSG dan KLSE. Sementara faktor-faktor yang mempengaruhi kedua indeks saham tersebut tentunya lebih banyak selain yang digunakan dalam penelitian ini. 2. Periode pengamatan yang digunakan hanya empat tahun, yaitu selama tahun Penelitian ini hanya menggunakan dua indeks saham di negara yang berbeda sebagai studi kasus, yaitu Indeks Harga Saham Gabungan di Indonesia dan Kuala Lumpur Stock Exchange di Malaysia. Saran Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian yang ada pada penelitian ini, maka peneliti mengajukan saran-saran antara lain: 1. Bagi pemerintah Pemerintah kedua negara, Indonesia dan Malaysia harus bijak dalam mengendalikan kondisikondisi makroekonomi (termasuk inflasi dan suku bunga) agar perekonomian kedua negara tetap stabil, sehingga dapat meningkatkan gairah dan minat investasi di dalam negeri, khususnya di bidang pasar modal. 2. Bagi investor Investor di Indonesia dan Malaysia sebaiknya memperhatikan faktor tingkat inflasi, suku bunga, dan nilai kurs masing-masing negara sebelum mengambil keputusan dalam berinvestasi. Informasi-informasi tersebut telah terbukti berpengaruh terhadap pergerakan IHSG maupun KLSE secara simultan dan hampir semua dari faktor-faktor tersebut juga dapat mempengaruhi IHSG dan KLSE secara parsial, sehingga dapat digunakan sebagai bagian dari pertimbangan untuk memprediksi IHSG dan kemudian dapat mengambil keputusan dalam berinvestasi.

11 3. Bagi peneliti berikutnya Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas batasan-batasan yang ada pada penelitian ini, seperti memperpanjang periode penelitian, menambah variabel-variabel lain yang diteliti, dan menggunakan indeks harga saham di negara-negara lain sebagai model penelitian. REFERENSI Buku Darmadji, T., Fakhrudin HM. (2011). Pasar Modal di Indonesia. (edisi 3). Jakarta: Salemba Empat. Ismail. (2010). Manajemen Perbankan Dari Teori Menuju Aplikasi. (edisi pertama). Jakarta: Kencana. Putong, I. (2010). Economics Pengantar Mikro dan Makro. (edisi 4). Jakarta: Mitra Wacana Media. Sujarweni, (2014). SPSS Untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Sukirno, S. (2013). Makroekonomi Teori Pengantar. (edisi ketiga). Jakarta: Rajawali Pers. Tendelilin, E. (2010). Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi. (edisi pertama). Yogyakarta: Kanisius. Jurnal dan Karya Ilmiah Kandir, Serkan Yilmaz (2008). Macroeconomic Variables, Firm Characteristics, and Stock Returns: Evidence from Turkey. International Research Journal of Finance and Economics. 16: Kewal, S. S. (2012). Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, dan Pertumbuhan PDB Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Jurnal Ekonomi Khan, Z. (2012). Impact of Interest Rate, Exchange Rate, and Inflation on Stock Returns of KSE 100 Index. Journal Economy. 3(5): Murtianingsih. (2012). Variabel Ekonomi Makro dan Indeks Harga Saham Gabungan. Jurnal Manajemen dan Akuntansi. 1(3). Olweny, T., Omondi, K. (2011). The Effect of Macro-Economic Factors on Stock Return Volatility in Nairobi Stock Exchange, Kenya. Journal Economics and Finance. 1(10): Samadi, S. (2012). The Relationship Between Macroeconomic Variables and Stock Returns in the Tehran Stock Exchange. Journal of Academic Research in Business and Social Sciences. 2(6). Skripsi Muzayin, A. (2009). Pengaruh Inflasi, Suku Bunga Domestik, Suku Bunga Luar Negeri, dan Kurs Terhadap Indeks Harga Saham (Studi Pada JII dan IHSG Tahun ). Yogyakarta: Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Pratikno, D. (2009). Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, SBI, dan Indeks Dow Jones Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Medan: Sekolah PascaSarjana Universitas Sumatera Utara. Lain-lain Bank Indonesia (mulai diakses 26 Desember 2013) Bank Negara Malaysia (mulai diakses 3 April 2014)

12 Bursa Efek Indonesia - (mulai diakses 25 Desember 2013) Bursa Malaysia (mulai diakses 3 April 2014) Department Statistics of Malaysia - (mulai diakses 3 April 2014) Indonesia Stock Exchange. (2010). Buku Panduan Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia Tahun Indonesia Stock Exchange, Jakarta. ( diakses 5 April 2014). Yahoo Finance (mulai diakses 25 Desember 2013) RIWAYAT PENULIS Harwin Wardhana Dirapradja lahir di Pontianak pada tanggal 8 Januari Saat ini penulis sedang mengerjakan tugas akhir skripsi dalam rangka menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Ekonomi jurusan Akuntansi pada tahun Penulis juga telah menyelesaikan kursus pelatihan brevet pajak A dan B pada tahun 2014.

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inflasi di Indonesia, suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia), dan kurs rupiah terhadap dolar Amerika terhadap Indeks Harga

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA Leo Tumpak Pardosi 1 leopard_xl@yahoo.co.id Quinci Fransiska

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Rupiah. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Rupiah. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Indeks harga saham gabungan (IHSG) merupakan suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Terdapat beberapa faktor yang bisa mempengaruhi IHSG, salah satunya faktor makroekonomi. Tujuan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN MAKRO EKONOMI TERHADAP HARGA SAHAM (STUDI KASUS PERUSAHAAN INDEKS KOMPAS 100) PERIODE

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN MAKRO EKONOMI TERHADAP HARGA SAHAM (STUDI KASUS PERUSAHAAN INDEKS KOMPAS 100) PERIODE ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN MAKRO EKONOMI TERHADAP HARGA SAHAM (STUDI KASUS PERUSAHAAN INDEKS KOMPAS 100) PERIODE 2011-2013 Irfan Egi Febrianto (1401126871) Author, Binus University, Jakarta,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 63 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Data Penelitian Data dari variabel-variabel yang akan digunakan dalam analisis pada penelitian ini akan penulis sajikan dalam bentuk tabelaris sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain mengorbankan sesuatu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain (Amin, 2012). Untuk

PENDAHULUAN. seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain (Amin, 2012). Untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki dua fungsi dalam perekonomian suatu Negara, yang pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu instrumen ekonomi yang dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu instrumen ekonomi yang dewasa ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu instrumen ekonomi yang dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pasar modal dianggap sebagai sarana pembentuk modal dan

Lebih terperinci

PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Nama : Yopi Atul Improh Atik NPM : 11208317 Pembimbing : Dr. Izzati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bursa saham (stock market) adalah mekanisme surat surat berharga yang

BAB I PENDAHULUAN. bursa saham (stock market) adalah mekanisme surat surat berharga yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu negara dimana pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan investasi para pemegang dana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya bagi para pelaku ekonomi. Dewasa ini pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) BAGUS ANANTO

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) BAGUS ANANTO ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) BAGUS ANANTO 20208230 PART ONE PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Pasar modal merupakan tempat kegiatan perusahaan

Lebih terperinci

: Hendriyansyah NPM : Pembimbing : Dr, Waseso Segoro, IR. MM

: Hendriyansyah NPM : Pembimbing : Dr, Waseso Segoro, IR. MM PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR PERBANKAN DI LQ45 PERIODE JANUARI 2010 JULI 2015 Nama : Hendriyansyah NPM : 18212059 Pembimbing : Dr,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak peneliti dan analis saham menyatakan bahwa, turun-naiknya Indeks Harga Saham di pasar modal ada hubungannya dengan perkembangan ekonomi makro yang

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. diambil dari hasil penelitian ini adalah:

BAB VI PENUTUP. diambil dari hasil penelitian ini adalah: BAB VI PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan pada hasil analisa data, kesimpulan yang bisa diambil dari hasil penelitian ini adalah: 1. Pengaruh Simultan a. Secara bersama-sama (simultan) variabel bebas yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh inflasi, suku

Lebih terperinci

kapan saja di seluruh wilayah dunia. Salah satunya yaitu dengan berinvestasi di pasar modal. Keberadaan pasar modal di Indonesia sangat penting sebaga

kapan saja di seluruh wilayah dunia. Salah satunya yaitu dengan berinvestasi di pasar modal. Keberadaan pasar modal di Indonesia sangat penting sebaga PENGARUH INDEKS BURSA ASIA TENGGARA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA Nurul Hidayah Email: uchihasukangemil@yahoo.com Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana untuk menghubungkan investor (pemodal) dengan perusahaan atau institusi pemerintah. Investor merupakan pihak yang mempunyai kelebihan dana,

Lebih terperinci

ABSTRACT ANALYSIS OF MACRO ECONOMIC INDICATORS CONCERNING SYARIAH S STOCK VOLATILITY IN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) PERIOD

ABSTRACT ANALYSIS OF MACRO ECONOMIC INDICATORS CONCERNING SYARIAH S STOCK VOLATILITY IN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) PERIOD ABSTRACT ANALYSIS OF MACRO ECONOMIC INDICATORS CONCERNING SYARIAH S STOCK VOLATILITY IN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) PERIOD 2009-2013 By ANNISA NOERLITA INDRA DEWI The purpose of this research is to analyzing

Lebih terperinci

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Fica Marcellyna (ficamarcellyna@ymail.com) Titin Hartini Jurusan Akuntansi STIE MDP Abstrak: Tujuan penelitian

Lebih terperinci

ABSTRAK. Tingkat Inflasi, Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Nilai Tukar Rupiah, Harga Minyak Dunia, IHSG

ABSTRAK. Tingkat Inflasi, Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Nilai Tukar Rupiah, Harga Minyak Dunia, IHSG ABSTRAK Terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi IHSG yaitu faktor makro dan mikro ekonomi. Faktor makro ekonomi tersebut diantaranya adalah Tingkat Inflasi, Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor ekonomi pada sebuah negara. Hal tersebut di dukung oleh peranan pasar modal yang sangat strategis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Dalam hal ini pasar modal memiliki peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Dalam hal ini pasar modal memiliki peranan yang 19 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran aktif lembaga pasar modal sangat diperlukan dalam membangun perekonomian suatu negara. Dalam hal ini pasar modal memiliki peranan yang strategis dalam perekonomian

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Pengaruh Tingkat Suku Bunga (BI Rate) Terhadap Hasil Investasi Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Di Indonesia Berdasarkan hasil pengujian data pada tabel Coefficients

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR (RUPIAH/USD) DAN TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (Periode Januari 2010-Desember 2012)

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR (RUPIAH/USD) DAN TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (Periode Januari 2010-Desember 2012) ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR (RUPIAH/USD) DAN TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (Periode Januari 2010-Desember 2012) HELMY SYAMSURI STIE-YPUP Makassar ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH INFLASI, BI RATE DAN KURS TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN M. Taufiq & Batista Sufa Kefi *)

PENGARUH INFLASI, BI RATE DAN KURS TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN M. Taufiq & Batista Sufa Kefi *) PENGARUH INFLASI, BI RATE DAN KURS TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN M. Taufiq & Batista Sufa Kefi *) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh inflasi, BI rate dan kurs terhadap Indeks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan melakukan kegiatan usahanya dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan melakukan kegiatan usahanya dengan tujuan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan melakukan kegiatan usahanya dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba. Laba tersebut merupakan salah satu sumber daya perusahaan yang sangat penting

Lebih terperinci

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia.

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia. i ABSTRAK Fella (0552228) Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia. Krisis moneter yang terjadi sejak tahun 1997, berakibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pasar modal merupakan lahan untuk mendapatkan modal investasi, sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan uangnya. Setiap investor dalam

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Pengaruh Debt To Asset Ratio (DAR) dan Fixed Assets Turn Over (FATO) terhadap Return On Asset (ROA) pada Perusahaan Property & Real Eastate yang Terdaftar di Bursa Efek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari masyarakat yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari masyarakat yang ingin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari masyarakat yang ingin berinvestasi di

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR MAKRO EKONOMI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE

PENGARUH FAKTOR MAKRO EKONOMI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE PENGARUH FAKTOR MAKRO EKONOMI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2006-2015 INFLUENCES OF MACROECONOMIC FACTORS TO INDONESIA STOCK EXCHANE (IDX) COMPOSITE

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS MODEL APT PADA SAHAM SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI ANALISIS MODEL APT PADA SAHAM SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI ANALISIS MODEL APT PADA SAHAM SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH SWY LASTRI M. PURBA 080501128 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI MEDAN

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : IHSG, Nilai Tukar, Suku Bunga, Inflasi

Abstrak. Kata kunci : IHSG, Nilai Tukar, Suku Bunga, Inflasi Judul : Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga dan Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Nama : Sangga Yoga Wismantara NIM : 1315251131 Abstrak Pasar modal memiliki peran penting

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. heteroskedastisitas, uji autokorelasi, uji normalitas dan uji multikolinearitas.

BAB V PEMBAHASAN. heteroskedastisitas, uji autokorelasi, uji normalitas dan uji multikolinearitas. BAB V PEMBAHASAN A. Uji Asumsi klasik Analisis data yang dilakukan yaitu anilisis regresi berganda dengan menggunakan bantuan program SPSS. Untuk mendapatkan estimasi yang terbaik terlebih dahulu harus

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting terutama terkait dengan arus permodalan dan pertumbuhan ekonomi. Pasar modal merupakan indikator

Lebih terperinci

Dewi Kumala Sari Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100 Depok.

Dewi Kumala Sari   Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100 Depok. ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (ANALISIS FUNDAMENTAL), INFLASI, DAN TINGKAT SUKU BUNGA BI (BI RATE) TERHADAP HARGA SAHAM PT. KAWASAN INDUSTRI JABABEKA Tbk Dewi Kumala Sari Email: saira_se7en@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh inflasi di Indonesia, rasio Bank Indonesia (BI rate) dan nilai tuka rupiah (kurs) terhadap Jakarta Islamic Index (JII).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengetahui perubahan-perubahan harga saham setiap pada tahun dasar.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengetahui perubahan-perubahan harga saham setiap pada tahun dasar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indeks harga saham adalah ukuran yang disalurkan pada perhitungan statistik untuk mengetahui perubahan-perubahan harga saham setiap pada tahun dasar. Indeks harga saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Pasar modal merupakan. yang bersangkutan (Ang,1997). Pasar Modal memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Pasar modal merupakan. yang bersangkutan (Ang,1997). Pasar Modal memiliki peran penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan salah satu instrumen ekonomi dewasa ini yang mengalami perkembangan sangat pesat. Pasar modal merupakan indikatorkemajuan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ke sektor-sektor yang produktif. Pembiayaan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ke sektor-sektor yang produktif. Pembiayaan pembangunan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat akumulasi dana bagi pembiayaan pembangunan melalui mekanisme pengumpulan dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari penelitian yang akan dilakukan yang berhubungan dengan pengaruh. manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. dari penelitian yang akan dilakukan yang berhubungan dengan pengaruh. manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB I PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan ini akan dibahas mengenai latar belakang dari penelitian yang akan dilakukan yang berhubungan dengan pengaruh faktor makro ekonomi terhadap harga saham properti.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Suku Bunga Acuan, Nilai Kurs Tengah, dan Return Saham.

ABSTRAK. Kata Kunci: Suku Bunga Acuan, Nilai Kurs Tengah, dan Return Saham. ABSTRAK Inflasi merupakan salah satu fenomena yang mengindikasikan adanya kebijakan moneter yang tidak tepat sasaran atau krisis moneter yang memang sedang terjadi. Hal tersebut dapat memacu melemahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sektor Properti Sektor properti merupakan sektor yang rentan terhadap perubahan dalam perekonomian, sebab sektor properti menjual produk yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami peningkatan yang semakin pesat sejak krisis ekonomi global pada tahun 1998 yang tidak hanya melanda di negara

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA & PEMBAHASAN. Dari analisis deskriptif menggunakan program SPSS 12.0 For Windows didapatkan

BAB IV ANALISIS DATA & PEMBAHASAN. Dari analisis deskriptif menggunakan program SPSS 12.0 For Windows didapatkan 4.1 Pengujian Statistik Deskriptif BAB IV ANALISIS DATA & PEMBAHASAN Dari analisis deskriptif menggunakan program SPSS 12.0 For Windows didapatkan hasil gambaran data sebagai berikut : Tabel 4.1 Pengujian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau emiten). Dengan adanya pasar modal, pihak yang memiliki kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. atau emiten). Dengan adanya pasar modal, pihak yang memiliki kelebihan dana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang penting terhadap perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key words : Rate of deposit interest, US foreign exchange, gold price, composite index. viii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Key words : Rate of deposit interest, US foreign exchange, gold price, composite index. viii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The unstable economic condition of Indonesia which is caused by the economic global crisis affect price stocks in capital market. There are others investment alternative which investor can choose

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. a. Pengaruh Simultan Variabel Makroekonomi terhadap IHSG

BAB V PEMBAHASAN. a. Pengaruh Simultan Variabel Makroekonomi terhadap IHSG BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pengaruh Simultan a. Pengaruh Simultan Variabel Makroekonomi terhadap IHSG Berdasarkan hasil dari analisa regresi uji F didapat nilai signifikansi sebesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan 1997, kinerja pasar modal mengalami penurunan tajam bahkan diantaranya mengalami kerugian. Kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana pembentukan modal dan alokasi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana pembentukan modal dan alokasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu sarana pembentukan modal dan alokasi dana yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat guna menunjang pembiayaan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perjalanannya kegiatan pasar modal di Indonesia sudah mulai menunjukkan pertumbuhan secara pesat, termasuk di Indonesia. Definisi dari Pasar Modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai indikator utama perekonomian (leading indicator of economy) mengurangi beban negara (Samsul, 2006: 43).

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai indikator utama perekonomian (leading indicator of economy) mengurangi beban negara (Samsul, 2006: 43). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai indikator utama perekonomian (leading indicator of economy) negara dalam perekonomian modern seperti saat ini, pasar modal memiliki peran yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu negara dimana pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses penghimpunan dan pengalokasian dana masyarakat terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Proses penghimpunan dan pengalokasian dana masyarakat terutama dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses penghimpunan dan pengalokasian dana masyarakat terutama dalam perekonomian suatu negara saat ini ditunjang oleh peranan penting pasar modal dimana pasar modal

Lebih terperinci

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied I. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied Descriptive Reasearch), yaitu penelitian yang dilakukan dengan maksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari pasar modal menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. dari pasar modal menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal pada dasarnya merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau surat-surat berharga jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk utang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... iii

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... iii ABSTRACT This study aims to identify and analyze the effect of the global stock indices and foreign exchange rates against the Composite Stock Price Index. The population used in this study are the factors

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kegiatan tersebut dan juga mengharapkan dana yang diinvestasikan akan

BAB I PENDAHULUAN. dari kegiatan tersebut dan juga mengharapkan dana yang diinvestasikan akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Investasi merupakan hal yang sangat menarik untuk dilakukan. Tujuan investor dalam melakukan investasi adalah memperoleh keuntungan dari kegiatan tersebut dan

Lebih terperinci

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. ANALISIS PENGARUH INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA (BI RATE), NILAI TUKAR (KURS), DAN INDEKS DOW JONES TERHADAP INDEKS LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2015 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Setiap individu BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Investasi adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Setiap individu maupun institusi melakukan investasi untuk mewujudkan tujuan mereka di masa depan.

Lebih terperinci

PENGARUH HARGA BAWANG MERAH IMPOR TERHADAP PERMINTAAN IMPOR BAWANG MERAH DI INDONESIA TAHUN

PENGARUH HARGA BAWANG MERAH IMPOR TERHADAP PERMINTAAN IMPOR BAWANG MERAH DI INDONESIA TAHUN PENGARUH HARGA BAWANG MERAH IMPOR TERHADAP PERMINTAAN IMPOR BAWANG MERAH DI INDONESIA TAHUN 2002-2012 Julika Rahma Siagian Program Studi Ilmu Ekonomi, Pasca Sarjana, Medan Sumatera Utara Universitas Negeri

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam dunia investasi selalu mengandung unsur ketidakpastian atau risiko. Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang

Lebih terperinci

Pengaruh Suku Bunga, Inflasi dan Kurs terhadap Perkembangan Harga Saham PT. Telkom Tbk Menggunakan Analisis Regresi

Pengaruh Suku Bunga, Inflasi dan Kurs terhadap Perkembangan Harga Saham PT. Telkom Tbk Menggunakan Analisis Regresi Pengaruh Suku Bunga, Inflasi dan Kurs terhadap Perkembangan Harga Saham PT. Telkom Tbk Menggunakan Analisis Regresi Novita Homer 1, Jantje D. Prang 2, Nelson Nainggolan 3 1 Program Studi Matematika, FMIPA,

Lebih terperinci

Pengaruh Inflasi dan Suku Bunga SBI terhadap ISHG Di Bursa Efek Jakarta

Pengaruh Inflasi dan Suku Bunga SBI terhadap ISHG Di Bursa Efek Jakarta Pengaruh Inflasi dan Suku Bunga SBI terhadap ISHG Di Bursa Efek Jakarta WURI PURNAMASARI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA I.PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, hampir semua

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. estimasi yang terbaik, terlebih dahulu data sekunder tersebut harus dilakukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. estimasi yang terbaik, terlebih dahulu data sekunder tersebut harus dilakukan 56 BAB IV 4.1 Analisis Data HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Uji Asumsi Klasik Analisis data yang dilakukan yaitu analisis regresi berganda dengan menggunakan bantuan SPSS for Windows versi 18.0. Untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. bunga dan nilai tukar di Indonesia dan Malaysia. Dipilihnya kedua negara tersebut

BAB III OBYEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. bunga dan nilai tukar di Indonesia dan Malaysia. Dipilihnya kedua negara tersebut BAB III OBYEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek penelitian yang berkaitan dengan judul penelitian ini adalah volatilitas harga saham syariah, pertumbuhan PDB, tingkat inflasi, tingkat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. bulanan kurs rupiah, suku bunga (BI rate), Jakarta Islamic Index (JII) dan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. bulanan kurs rupiah, suku bunga (BI rate), Jakarta Islamic Index (JII) dan 55 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Dalam penelitian ini mengunakan data sekunder berbentuk time series yang bersumber dari Bank Indonesia (BI) dan www.duniainvetasi.com. Adapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya alam, tetapi juga sumber daya berupa dana yang tidak sedikit jumlahnya. Pemerintah akan

BAB I PENDAHULUAN. daya alam, tetapi juga sumber daya berupa dana yang tidak sedikit jumlahnya. Pemerintah akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perekonomian suatu negara dituntut untuk dapat memiliki sumber daya yang memenuhi setiap kebutuhan dari negara tersebut. Bukan hanya sumber daya

Lebih terperinci

PENGARUH BI RATE, FED RATE, DAN KURS RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) (Studi pada Bursa Efek Indonesia Periode )

PENGARUH BI RATE, FED RATE, DAN KURS RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) (Studi pada Bursa Efek Indonesia Periode ) PENGARUH BI RATE, FED RATE, DAN KURS RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) (Studi pada Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2015) Ria Wijayaningsih Sri Mangesti Rahayu Muhammad Saifi Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Ekonomi dunia telah mengalami perubahan radikal dalam dua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Ekonomi dunia telah mengalami perubahan radikal dalam dua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ekonomi dunia telah mengalami perubahan radikal dalam dua dasawarsa terakhir ini dimana jarak geografis dan budaya suatu negara dengan negara lainnya semakin

Lebih terperinci

PENGARUH RISIKO INVESTASI TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUBSEKTOR FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

PENGARUH RISIKO INVESTASI TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUBSEKTOR FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN PENGARUH RISIKO INVESTASI TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUBSEKTOR FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2012-2015 Dewi Khamala Rizkiani 21212951 AKUNTANSI PEMBIMBING :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang (Tandelilin, 2010: 2). Menurut bentuknya investasi

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang (Tandelilin, 2010: 2). Menurut bentuknya investasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang di lakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Fluktuasi Kurs (US Dollar dan Euro) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia

Analisis Pengaruh Fluktuasi Kurs (US Dollar dan Euro) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Analisis Pengaruh Fluktuasi Kurs (US Dollar dan Euro) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Nama : Andro THG Damanik NPM : 28212121 Kelas : 3EB02 Jurusan : Akuntansi Pembimbing :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Langkah awal perkembangan transaksi saham syariah pada pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Langkah awal perkembangan transaksi saham syariah pada pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan kegiatan investasi telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal itu seiring dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang bagaimana praktek berinvestasi

Lebih terperinci

Christian, Pengaruh Kurs (USD/IDR), Suku Bunga SBI, Dan Tingkst Inflasi Terhadap Indeks

Christian, Pengaruh Kurs (USD/IDR), Suku Bunga SBI, Dan Tingkst Inflasi Terhadap Indeks Pengaruh Kurs (USD/IDR), Suku Bunga SBI, dan Tingkat Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan yang Tercatat dalam Bursa Efek Indonesia The Effect of The Exchange Rates (USD/IDR), The SBI Interest Rate,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal tidak hanya dimiliki negara-negara industri, bahkan banyak negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal tidak hanya dimiliki negara-negara industri, bahkan banyak negaranegara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi, hampir semua negara menaruh perhatian besar terhadap pasar modal yang memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian suatu negara. Di beberapa

Lebih terperinci

Embun Rahmawati. Universitas Bina Nusantara Palem Puri No 2 Rt 005/007, Pondok Aren Tangerang 15229, , 1 Murtedjo, Ak.

Embun Rahmawati. Universitas Bina Nusantara Palem Puri No 2 Rt 005/007, Pondok Aren Tangerang 15229, , 1 Murtedjo, Ak. Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Inflasi Terhadap Realisasi Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah di DKI Jakarta Embun Rahmawati Universitas

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengaruh nilai tukar rupiah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengaruh nilai tukar rupiah BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengaruh nilai tukar rupiah per dollar AS, tingkat suku bunga (SBI), tingkat inflasi, indeks Hang Seng dan indeks Dow

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan komitmen sejumlah dana dengan tujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan komitmen sejumlah dana dengan tujuan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan komitmen sejumlah dana dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang. Setiap investor atau orang yang melakukan investasi pada

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH INFLASI TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS BANK MUAMALAT INDONESIA DAN BANK CENTRAL ASIA (BCA) TAHUN

ANALISIS PENGARUH INFLASI TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS BANK MUAMALAT INDONESIA DAN BANK CENTRAL ASIA (BCA) TAHUN ANALISIS PENGARUH INFLASI TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS BANK MUAMALAT INDONESIA DAN BANK CENTRAL ASIA (BCA) TAHUN 2007-2011 Ravika Fauziah Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Berikut ringkasan beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal dewasa ini telah berkembang dengan sangat pesat. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal dewasa ini telah berkembang dengan sangat pesat. Pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal dewasa ini telah berkembang dengan sangat pesat. Pasar modal merupakan suatu alternatif bagi para pemodal untuk berinvestasi. Perkembangan pasar modal

Lebih terperinci

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif dan instrumen lainnya. Pasar modal merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional. 1

BAB I PENDAHULUAN. dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi di pasar modal dewasa ini sangat dilirik oleh para investor, hal ini dikarenakan adanya perkembangan perekonomian dimana pertumbuhan ekonomi suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melebihi batas maksimum yang diindikasikan dengan tingginya debt to equity

BAB I PENDAHULUAN. melebihi batas maksimum yang diindikasikan dengan tingginya debt to equity BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Pembiayaan dari sebuah perusahaan diperoleh dari dua sumber yaitu sumber dari dalam perusahaan (internal) berupa laba dan dari luar perusahaan (eksternal) berupa hutang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara, karena pasar modal merupakan salah satu sarana investasi dana jangka

BAB I PENDAHULUAN. negara, karena pasar modal merupakan salah satu sarana investasi dana jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu alat penggerak perekonomian pada suatu negara, karena pasar modal merupakan salah satu sarana investasi dana jangka panjang. Untuk

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) Bagus Ananto Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Abstrak Penelitian ini menganalisa

Lebih terperinci

PENGARUH TOTAL ASSET TURNOVER (TAT) DAN NET PROFIT MARGIN (NPM) TERHADAP RETURN ON EQUITY (ROE) PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK

PENGARUH TOTAL ASSET TURNOVER (TAT) DAN NET PROFIT MARGIN (NPM) TERHADAP RETURN ON EQUITY (ROE) PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK PENGARUH TOTAL ASSET TURNOVER (TAT) DAN NET PROFIT MARGIN (NPM) TERHADAP RETURN ON EQUITY (ROE) PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK RAHMI SRI GUSTIANI 133402065 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang penting terhadap perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran yang penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal memiliki dua fungsi penting yaitu pertama sebagai sarana pendanaan atau sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian suatu negara merupakan salah satu hal yang penting bagi keberlangsungan negara tersebut. Sebuah negara yang berkembang pasti menghadapi berbagai masalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN oleh PT. Danareksa Investment Management yang pada saat itu mengeluarkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN oleh PT. Danareksa Investment Management yang pada saat itu mengeluarkan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Reksa Dana Syariah Di Indonesia Reksa Dana Syariah diperkenalkan pertama kali pada tahun 1997 oleh PT. Danareksa Investment Management yang pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki dana

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki dana (Investor) dengan pihak yang memerlukan dana (Emiten). Investor menanamkan dananya dengan mengharapkan

Lebih terperinci

Analisis Faktor Fundamental dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Analisis Faktor Fundamental dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI) Analisis Faktor Fundamental dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI) Ledi Lasni Jurusan Akuntansi Falkultas Ekonomi, Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan proporsi dana atau sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini dan di masa mendatang. Kapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran aktif lembaga pasar modal merupakan sarana untuk mengalokasikan sumber daya ekonomi secara optimal dengan mempertemukan kepentingan investor selaku pihak

Lebih terperinci

PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, KURS DAN RISIKO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM. Ariyani Indriastuti Jurusan Manajemen STIE SEMARANG dan

PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, KURS DAN RISIKO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM. Ariyani Indriastuti Jurusan Manajemen STIE SEMARANG dan PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, KURS DAN RISIKO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM Ariyani Indriastuti Jurusan Manajemen STIE SEMARANG dan Zumrotun Nafiah Jurusan Akuntansi STIE SEMARANG Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ditopang oleh banyaknya permintaan akan hunian yang semakin tinggi sejalan

I. PENDAHULUAN. ditopang oleh banyaknya permintaan akan hunian yang semakin tinggi sejalan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor properti merupakan sektor yang menarik mengingat sektor ini sangat ditopang oleh banyaknya permintaan akan hunian yang semakin tinggi sejalan dengan peningkatan

Lebih terperinci