PEMROSESAN DATA MAGNETOTELLURIK DENGAN MEMPERHITUNGKAN CROSSPOWER
|
|
- Herman Lesmana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMROSESAN DATA MAGNETOTELLURIK DENGAN MEMPERHITUNGKAN CROSSPOWER MENGGUNAKAN MATLAB Yunus Daud 1, Ratna Dewi 2, Dzil Mulki Heditama 3, Andi Rusbiyanto 4 dan Danang Swastiko 5 5 Departemen Fisika, FMIPA UI, Kampus UI Depok danang.swastiko@sci.ui.ac.id Abstrak Metode magnetotellurik adalah salah satu metode geofisika yang digunakan untuk memetakan resitivitas batuan di bawah permukaan bumi. Metode ini biasa digunakan pada daerah prospek panas bumi. Di tengah penggunaannya yang massive di Indonesia, keberadaan software pengolahan data MT masih terbatas pada software yang dikeluarkan oleh produsen alat MT itu sendiri. Penulis berupaya mengembangkan software untuk mengolah data MT berbasis MATLAB. Penelitian yang penulis lakukan difokuskan pada metode seleksi data parsial (crosspower) yang merupakan bagian dari metode statistik yang digunakan untuk menghilangkan data yang menyimpang. Untuk mendapatkan pengukuran berulang, data MT pada domain waktu dibagi kedalam sejumlah segmen. Setiap segmen di asumsikan sebagai satu kali pengukuran. Dari sejumlah segmen tersebut, kemudian dilakukan regresi linier sehingga menghasilkan satu nilai impedansi. Data crosspower adalah data parsial yang diperoleh dari pengolahan langsung setiap segmen sehingga menghasilkan satu nilai respon untuk setiap segmen tersebut. Setelah dilakukan seleksi crosspower, penulis melakukan perbandingan antara data yang dihasilkan oleh pengolahan menggunakan program berbasis MATLAB dengan data hasil seleksi program komersil MTEditor. Hasil inversi dari kedua program tersebut memiliki kesesuaian. Nilai kesalahan relatif terhadap kurva yang dihasilkan MTEditor, turun dari 67.04% menjadi 40.35% setelah dilakukan seleksi. Kurva hasil seleksi memiliki trend yang lebih jelas dan bentuk yang lebih baik. Abstract Magnetotelluric method is one of geophysical method used to map the subsurface resistivity. This method is often used for geothermal prospecting. However, in the middle of massive usage in Indonesia, for the availability of the software to carry out MT data processing is limited on the software produced by the producers of the MT equipment it selves. Hence, author tried to develop software to process MT data base on MATLAB. This research is focused on the method to select partial data (crosspower) involving statistical method to remove the outlier. Time domain MT data is divided in to segments to get a number of measurement. One segment is assumed as one measurement. From these segments, we can perform linear regression that produce one value of impedance. Crosspower data is the partial MT data obtained by direct process from each segment. Comparison is carry out to the data obtained by this software and MTEditor. Inversion result from both softwares are similar to each other. The relative error compared with MTEditor curve is decrease after selection process. The mean literature error before crosspower selections is 64.04%, and become % after selections. Trend and shape of the curve are also getting better. Keywords: magnetotelluric, crosspower, linear regression 1. PENDAHULUAN Energi panas bumi di Indonesia sedang berkembang. Kegiatan eksplorasi panas bumi tengah dilakukan di beberapa wilayah kerja. Salah satu metode geofisika yang banyak digunakan dalam kegiatan eksplorasi ini adalah metode magnetotellurik (MT). Penelitian mengenai pembuatan program pengolahan data magnetotlelurik sudah dilakukan oleh peneliti sebelumnya secara berkesinambungan di bawah koordinasi Laboratorium Geothermal, yaitu Heditama(2010), Rusbiyanto(2011) dan Dewi(2012). Pengembangan yang dilakukan telah mempertimbangkan faktor kalibrasi dan perhitungan remote reference. Pembuatan program yang dilakukan penulis merupakan pengembangan dari program yang dibuat oleh peneliti sebelumnya. Pembuatan program ini penting untuk dilakukan demi berkembangnya penelitian mengenai pengolahan data Magnetotellurik serta terpenuhinya kebutuhan akan software pengolahan data MT. Pengolahan data magnetotellurik melibatkan konsep dari teori elektromagnetik, analisis time series, dan teori sistem linear untuk mengurangi variasi alami dari medan listrik dan medan magnet yang direkam dari permukaan bumi sehingga dapat dijadikan bahan untuk mempelajari sifat lapisan dalam bumi (Hermance, 1973). Algorita pengolahan data MT secara keseluruhan adalah sebagai berikut(smirnov, 2002):
2 1. Koreksi outlier pada time-series dan mengisi jeda/gap dengan nilai tebakan. 2. Transformasi spektral pada data MT. 3. Pengolahan regresi linear untuk mendapatkan nilai impedansi. Metode regresi linier pada MT digunakan dalam menentukan nilai impedansi.elektrik. Untuk memperoleh pengukuran berulang, data MT yang berupa data time-series di bagi ke dalam sejumlah segmen dimana setiap segmen tersebut diasumsikan sebagai sekali pengukuran. Pembagian data ini dilakukan sebelum dilakukan Hanning Window. Dengan pembagian time-series ke dalam sejumlah segmen, kita memiliki sistem over-determined dengan sejumlah data medan listrik dan medan magnet. Untuk mendapatkan satu nilai impedansi dari sistem over-determined tersebut dilakukanlah regresi linier. Fungsi transfer metode magneto telluric untuk memperoleh tensor impedansi adalah sebagai berikut (Smirnov, 2002): (2.24) Dimana [Z] merepresentasikan tensor impedansi. Persamaan tersebut dapat ditulis kembali dalam bentuk sebagai berikut: Data yang diperolah pada pengukuran menggunakan metode MT berupa medan listrik dan magnet. Oleh karena itu, pada persamaan tersebut, E x, dan E y berlaku sebagai fariabel terikat, Hy, dan Hx, sebagai fariabel bebas. Persamaan 28 dan 29 sesuai dengan bentuk umum persamaan regresi berganda. Dengan metopde regresi linier biasa (ordinary leat square), persamaan tersebut dapat diselesaikan dengan meminimalisir kuadrat dari fugsi error yang secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut. Metode regresi linier biasa sangat mudah terpengaruh oleh noise, oleh karena itu dalam pengolahan data MT digunakan metode regresi lain yang lebih tahan terhadapa gangguan noise. Metode regresi tersebut adalah robust regression. Ada beberapa metode robust yang masing-masing memiliki perbedaan breakdown point, yaitu jumlah terkecil dari error kasar yang dapat menyebabkan kesalahan penaksiran karenannya. Breakdown point dari metode kuadrat terkecil adalah nol. Metode robust yang sering digunakan dalam MT adalah Huber M-estimator yang memiliki breakdown point sebesar 30% (Smirnov, 2002). M-Estimator ini dilakukan dengan cara memodifikasi error function dan turunannya. Dimana untuk metode kuadrat terkecil dilakukan dengan cara menurunkan kuadrtat dari fungsi error, sedangkan M- estimator dilakukan dengan cara menurunkan fungsi error dibagi nilai taksiran robust. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut: n i= 1 ei ρ = s n i= 1 xi i ρ s β = minimal () Dimana s adalah nilai taksiran robust. Metode Huber M-estimator ini memiliki nilai s = (median e i - median(e i ) )/0,6745. Untuk setiap metode robust, nilai s berbeda-beda. Robust processing adalah prosedur yang baik untuk menghilangkan outlier dan oleh karenanya dapat mencegah efek yang berbahaya dari data point yang mengandung banyak noise (Bhattacharya and Shalivahan, 1999). Prosedur robust processing dilakukan dengan cara membagi-bagi data MT yang berupa time-series kedalam segmen-segmen dengan ukuran sama. Satu segmen ini diasumsikan sebagai satu kali pengukuran. Setiap segmen nantinya akan diolah sehingga menghasilkan satu data parsial dari satu data point respon fungsi transfer MT. Data parsial ini disebut sebagai crosspower. 2. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap, dimana tahap pertama dari penelitian ini adalah pembuatan program dengan menggunakan software MATLAB. Tahap selanjutnya adalah pembuatan Graphic User Interface (GUI) agar program yang Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap, dimana tahap pertama dari penelitian ini adalah pembuatan program dengan menggunakan software MATLAB. Tahap selanjutnya adalah pembuatan Graphic User Interface (GUI) agar program yang dibuat lebih mudah digunakan oleh pengguna program nantinya. Tahap terakhir dari penelitian ini adalah melakukan beberapa perbandingan yaitu perbandingan antara hasil pengolahan data sebelum dan sesudah dilakukan seleksi, serta perbandingan antara hasil pengolahan data menggunakan software berbasis MATLAB dengan software komersil termasuk hasil inversinya. Pembutan program berbasis matlab dilakukan untuk mengubah data lapangan berupa time series menjadi data MT berupa grafik reistivitas semu terhadap frekuensi dan fase terhadap frekuensi. Pembuatan program ini melibatkan beberapa tahap yaitu sebagai berikut:
3 1. Linear Trend Removal Sebelum melakukan Transformasi Fourier, ada beberapa hal yang harus dilakukan terhadap sinyal. Salah satunya linear trend removal yaitu proses yang dilakukan untuk menghilangkan linear trend dari vektor atau matriks. MATLAB memiliki fungsi khusus untuk melakukan remove linear trend tersebut, yaitu detrend. 2. Hanning Window Untuk menghilangkan kebocoran spectral pada saat transformasi fourier, maka dilakukan windowing pada data time series. Windowing ini dilakukan dengan mengalikan time series tersebut dengan fungsi hanning window. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian ini adalah berupa sebuah program pengolahan data MT dimana dengan menggunakan program tersebut pengguan dapat melakukan pengolahan data dengan memperhitungkan dan melakukan variasi nilai crosspower. Selain itu, pengguna juga dapat melakukan seleksi terhadap data yang dinilai tidak baik atau menyimpang. Tampilan dari program berbasis MATLAB ini ditunjukan oleh Gambar Fast Fourier Transform Dalam data MT, frekuensi merepresentasikan kedalaman objek. Oleh karena itu, time series MT ditransformasi menggunakan Fast Fourier Transform(FFT) sehingga menghasilkan koefisien fourier yang memiliki domain frekuensi. 4. Regresi Linier Tiga proses diawal dilakukan pada data dalam keadaaan terbagi-bagi menjadi sejumlah segmen, sehingga jumlah data hasil FFT untuk masing-masing frekuensi adalah sejumlah segmen tersebut. Untuk menghasilkan satu nilai impedansi yang mewakilinya sejumlah data tersebut diregresikan. Persamaan yang diubah menjadi persamaan regresi adalah persamaan 1 (Smirnov, 2002) (1a) (1b) (1c) (1d) Selain di lakukan regresi linier sehingga menghasilkan satu nilai, data keluaran dari tiga proses awal tersebut juga dilakukan perhitungan langsung menggunakan persamaan 1 sehingga menghasilkan nilai impedansi sejumlah segmen. 5. Perhitungan Rho-Phase Nilai resistivitas semu dan fase tersebut dapat diperoleh dari persamaan berikut (Answorth, 2008): (2a) Gbr. 1 Tampilan Program Seleksi Crosspower Seleksi crosspower dilakukan satu per satu untuk setiap frekuensi. Frekuensi yang akan seleksi ditentukan oleh nilai yang diberikan pengguna pada kolom Frekuensi Evaluasi. Program akan membaca nilai tersebut dan memunculkan nilai crosspower dari frekuensi yang bersangkutan pada kolom sebelah kanan. Setelah frekuensi yang akan dievaluasi ditentukan. Pengguna dapat melakukan pemilihan data crosspower dengan memberikan nilai crosspower yang akan dimatikan pada kolom Segmen Seleksi. Dengan menekan tombol Perbaharui, maka grafik rho-phase pada kolom sebelah kiri akan diperbaharui dengan milai resitivitas semu dan fase yang baru (yang perhitungannya tidak melibatkan segmen yang telah ditentukan pengguna). Proses tersebut dilakukan pada semua nilai frekuensi sehingga menghasilkan kurva yang baik. Perbandingan antara kurva sebelum dan sesudah seleksi crosspower nampak pada Gambar 2. (2b) (2c) (2d) Persamaan 2 dipergunakan untuk menghitung resistivitas semu dari data impedansi, baik yang dihasilkan dari regresi linier maupun yang dihasilkan dari tiap-tiap segmen untuk di tampilkan sebagai data crosspower. Gbr. 2a Kurva Resistivitas Semu Sebelum Seleksi
4 lebih turun dan sesuai dengan kurva resistivitas semu yang cenderung naik. Gbr. 2b Kurva Resistivitas Semu Setelah Seleksi Pada grafik resitivitas semu,sebelum dilakukan seleksi crosspower, bentuk kurva cenderung spiky pada frekuensi rendah hingga sedang. Kurva rho apparent tersebut mulai terlihat terganggu mulai dari nilai frekuensi sebesar 100Hz hingga frekuensi yang lebih rendah. Namun,secara umum trend kurva sudah terlihat, yaitu menurun hingga pada nilai frekuensi sebesar 50Hz kemudian cenderung datar dan sedikit naik. Kurva tersebut memiliki rentang antara 1 hingga 10 Ω.m. Kurva TE dan TM cenderung menyatu atau tidak terjadi static sift. Rentang nilai resistivitas tersebut masih dapat diterima karena resitivitas yang ditampilkan adalah resistivitas semu, bukan resistivitas sebenarnya. Untuk membandingkan hasil seleksi MTEditor dan PowerSelector penulis membuat grafik yang berisi kurva hasil pengolahan menggunakan PowerSelector dan hasil pengolahan menggunakan MTEditor. Dengan demikian, jika ada perbedaan secara langsung dapat diketahui dari grafik tersebut. Seperti yang terlihat pada Gambar 3, tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kurva hasil pengolahan antara MTEditor dan PowerSelector pada. Kurva fase dari pengolahan kedua software juga hampir berimpit di semua titik. Pada periode rendah, kurva fase hasil pengolahan PowerSelector Gbr. 3 Perbandingan Hasil Pengolahan Dari semua data yang ada, penulis menghitung kesalahan referensi dari tiap-tiap data dan kemudian merata-ratakannya untuk setiap kurva sebelum seleksi crosspower dan sesudah seleksi. Hasilnya menunjukkan adanya penurunan kesalahan reverensi dari semua kurva. Secara rinci data tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. Setelah dilakukan pengolahan data dan menghasilkan kurva apparent resistivity, penulis melakukan inversi pada tujuh titik yang padanya dilakukan pengolahan baik menggunakan PowerSelector maupun menggunakan MTEditor. Analisis hasil inversi bertujuan untuk melihat adanya perbedaan yang akan terjadi jika software digunakan secara simultan hingga menghasilkan resistivitas sebenarnya. Tabel 1 Kesalahan Referensi Data Station Rho TE Rho TM Phase TE Phase TM Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Rerata
5 Inversi dilakukan menggunakan software WinGLink. Hasil inversi dari data hasil pengolahan menggunakan PowerSelector ditunjukkan oleh Gambar 4a dan Gambar 4b menunjukan hasil inverse dari data oelahan SSMT Gbr 4a. Hasil Inversi Data PowerSelector Gbr 4a. Hasil Inversi Data PowerSelector Hasil inversi data yang diolah menggunakan MTEditor ditunjukkan oleh Gambar 4b. Secara umum hasil inversi dari data yang dilah menggunakan kedua software tersebut memiliki kemiripan. Dari Gambar 4.a dan Gambar 4.b dapat terlihat adanya kesamaan tersebut. Secara umum pada posisi dangkal terdapat resistivitas rendah yang nilainya dan kedalamannya raltif sama antara kedua hasil inversi tersebut. Keduanya, memiliki nilai resistivitas sebenarnya (true resistivity) yang berkisar antara 4 Ω.m hingga 15 Ω.m yang mencapai posisi terdalam yang serupa yaitu 3500 m. Bentuk dari anomali resistivitas rendah juga sangat mirip dengan bagian tengah benda anomali mencapai posisi yang lebih dalam. Keduanya memiliki benda anomali resistivita tinggi pada posisi dangkal di antara titik 04 dan titik 05. Pada posisi dalam kedua hasil inversi ini juga memiliki nilai resistivitas yang hampir sama dengan kisaran harga antara 20 Ω.m hingga 70 Ω.m. Perbedaan yang terjadi antara 2 hasil inversi ini diakibatkan oleh adanya perbedaan yang terdapat pada kurva hasil pengolahan yang telah dijelaskan sebelumnya. Selain itu, perbedaan juga terjadi akibat adanya perbedaan kurva model dan kurva data pada proses inversi. Dengan software berbasis MATLAB ini, pengguna dapat menentukan jumlah crosspower yang digunakan. Penulis melakukan fariasi terhadap parameter jumlah crosspower ini untuk menenentukan nilai yang optimal untuk data yang digunakan. Data yang digunakan penulis adalah data real yang diperoleh dari pengukuran di lapangan panas bumi. Data tersebut diukur menggunakan alat MT yang diproduksi oleh Phoenix Geophysics. Alat tersebut menghasilkan data digital dengan beberapa jenis yang dibedakan dengan ekstensi dari file data tersebut. Setiap jenis data memiliki sampling rate pengukuran data di lapangan yang berbeda-beda. Data yang digunakan adalah data dengan ekstensi.ts3 dengan sampling rate yang tinggi yaitu 2400 Hz. Fariasi crosspower mwnggunakan data tersebut menunjukkan bahwa nilai crosspower yang optimum atau dengan kata lain menghasilkan kurva resistivitas semu dan fase paling baik adalah crosspower dengan nilai KESIMPULAN Penelitian ini telah menghasilkan program pengolahan data magnetotellurik khusunya program yang mampu menghasilkan data crosspower dan melakukan seleksi terhadap data parsial (crosspower) tersebut. Kurva resistivitas semu dan faseserta hasil inversi dari data yang diolah menggunakan program berbasis MATLAB pada penelitian ini memiliki trend dan rentang nilai yang sama dengan kurva yang dihasilkan oleh program komersial MTEditor.Kurva restivitas semu dan fase hasil seleksi crosspower memiliki trend yang lebih smooth dibandingkan dengan kurva sebelum dilakukan seleksi crosspower. Kesalahan literatur mengalami penurunan setalah dilakukan seleksi crosspower. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dr Eng. Yunus Daud M.Sc, Dzil Mulki Heditama, dan Ratna Dewi yang telah memimbing dan mengarahkan sehingga penelitian ini dapat diselesaikan. Terimkasih juga penulis haturkan kepada orang tua penulis, teman-teman Fisika UI yang telah memeberikan bantuan serta dorongan sehingga penulis dapat tetap semangat sampai bisa menyelesaikan penelitian ini. DAFTAR ACUAN [1] Bhattacharya, Bimalendu B., and Shalivahan Application of Robust Processing of Magnetotelluric Data Using Single and Remote Reference Sites. India: Indian School of Mines. [2] Hermance, John F Processing of Magnetotelluric Data. Amsterdam: Nort- Holland Publishing Company. [3] Smirnov, M. Y Magnetotelluric Data Processing with a Robust Statistical Procedure Having a High Breakdown Point. Geophys. J. Int.152, 1-7. [4] Unsworth Magnetotelluric Field Techniques. Geophysics.
6
Gambar 3.1 Lintasan Pengukuran
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif analitik yaitu metode mengumpulkan data tanpa melakukan akuisisi data secara langsung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian untuk mempelajari karakteristik panas bumi di sepanjang lintasan
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian untuk mempelajari karakteristik panas bumi di sepanjang lintasan Garut-Pangalengan, Jawa Barat ini menggunakan metode deskriptif analitik, hal
Lebih terperinciNoise Elimination Technique in Magnetotelluric Data Using Digital Filter and Time Series Data Selection
Noise Elimination Technique in Magnetotelluric Data Using Digital Filter and Time Series Data Selection Mohamad Lutfi Ismail 1, Dzil Mulki Heditama 2,3, Ratna Dewi 1,3, Yunus Daud 1,2 and Wambra Aswo Nuqramadha
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi potensi panas bumi di sekitar daerah Tegal dengan menggunakan metode deskriptif analitik. Data sekunder yang
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
digilib.uns.ac.id BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan April 2015 hingga bulan November 2015 di PT.Elnusa.Tbk dan FMIPA UNS Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciPEMODELAN RESISTIVITAS BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN METODE MAGNETOTELLURIK (STUDI DAERAH GUNUNGMERAKSA-TASIM, SUMATERA SELATAN)
132 E. W. Sugiyo et al., Pemodelan Resistivitas Bawah Permukaan PEMODELAN RESISTIVITAS BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN METODE MAGNETOTELLURIK (STUDI DAERAH GUNUNGMERAKSA-TASIM, SUMATERA SELATAN) Endar Widi
Lebih terperinciDATA TIME SERIES PADA METODE MAGNETOTELLURIK (MT) MENJADI DATA RESISTIVITAS FASE MENGGUNAKAN MATLAB SKRIPSI DZIL MULKI HEDITAMA
UNIVERSITAS INDONESIA PEMROSESAN DATA TIME SERIES PADA METODE MAGNETOTELLURIK (MT) MENJADI DATA RESISTIVITAS SEMU DAN FASE MENGGUNAKAN MATLAB SKRIPSI DZIL MULKI HEDITAMA 0706262306 FAKULTAS MATEMATIKA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan suatu kawasan yang terbentuk akibat pertemuan tiga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan suatu kawasan yang terbentuk akibat pertemuan tiga lempeng yang besar, yaitu Lempeng Benua Eurasia, Lempeng Samudra Hindia- Australia, dan Lempeng
Lebih terperinciREDUKSI NOISE PADA PEMROSESAN DATA MAGNETOTELLURIK (MT) DENGAN MENGGUNAKAN REMOTE REFERENCE SKRIPSI ANDY RUSBIYANTO
UNIVERSITAS INDONESIA REDUKSI NOISE PADA PEMROSESAN DATA MAGNETOTELLURIK (MT) DENGAN MENGGUNAKAN REMOTE REFERENCE SKRIPSI ANDY RUSBIYANTO 0706262104 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Koordinat Titik Pengukuran Audio Magnetotellurik (AMT)
BAB III METODE PENELITIAN A. Koordinat Titik Pengukuran Audio Magnetotellurik (AMT) Pengukuran audio magnetotellurik (AMT) dilakukan pada 13 titik yang berarah dari timur ke barat. Titik pengukuran pertama
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakasanakn pada bulan Februari 2015 hingga Maret 2015 dan
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilakasanakn pada bulan Februari 2015 hingga Maret 2015 dan bertempat di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia,
Lebih terperinciINVERSI 1-D PADA DATA MAGNETOTELLURIK DI LAPANGAN X MENGGUNAKAN METODE OCCAM DAN SIMULATED ANNEALING
Inversi 1-D... INVERSI 1-D PADA DATA MAGNETOTELLURIK DI LAPANGAN X MENGGUNAKAN METODE OCCAM DAN SIMULATED ANNEALING R. Aldi Kurnia Wijaya 1), Ayi Syaeful Bahri 1), Dwa Desa Warnana 1), Arif Darmawan 2)
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA PEMROSESAN DATA MAGNETOTELLURIK DENGAN MEMPERHITUNGKAN FAKTOR KALIBRASI MENGGUNAKAN MATLAB SKRIPSI RATNA DEWI
UNIVERSITAS INDONESIA PEMROSESAN DATA MAGNETOTELLURIK DENGAN MEMPERHITUNGKAN FAKTOR KALIBRASI MENGGUNAKAN MATLAB SKRIPSI RATNA DEWI 0806326304 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. pegunungan dengan lintasan 1 (Line 1) terdiri dari 8 titik MT yang pengukurannya
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1. Pengolahan Data 1 Dimensi Dalam penelitian ini dilakukan pengolahan data terhadap 21 titik pengamatan yang tersebar pada tiga lintasan, yaitu Lintasan 1, Lintasan 2 dan
Lebih terperinciANALISIS DERET WAKTU UNTUK PENINGKATAN KUALITAS DATA MAGNETOTELURIK (STUDI KASUS LAPANGAN GEOTHERMAL)
Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 19 November 2016 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor ANALISIS DERET WAKTU UNTUK PENINGKATAN KUALITAS DATA MAGNETOTELURIK (STUDI
Lebih terperinciPADA TENSOR IMPEDANSI MAGNETOTELLURIK
IMPLEMENTASI METODE DEKOMPOSISI GROOM-BAILEY PADA TENSOR IMPEDANSI MAGNETOTELLURIK TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana di Program Studi Fisika, Institut Teknologi
Lebih terperinciSkrip GNU Octave sederhana untuk menghitung respon Magnetotellurik dengan algoritma rekursif
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 Skrip GNU Octave sederhana untuk menghitung respon Magnetotellurik dengan
Lebih terperinciIdentifikasi geological strike dan dimensionalitas berdasarkan analisis phase tensor untuk pemodelan 2D magnetotelurik di lapangan panas bumi GYF
Youngster Physics Journal ISSN: 2302-7371 Vol. 6, No. 2, April 2017, Hal. 115-122 Identifikasi geological strike dan dimensionalitas berdasarkan analisis phase tensor untuk pemodelan 2D magnetotelurik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan energi saat ini semakin meningkat khususnya di wilayah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan akan energi saat ini semakin meningkat khususnya di wilayah Indonesia. Hal ini terlihat dari pertumbuhan jumlah penduduk dan industri di Indonesia yang bertambah
Lebih terperinciExploration Geophysics Laboratory, Departement of Physics, The University of Indonesia. PT. NewQuest Geotechnology, Indonesia
Study of Static Shift Correction for Magnetotelluric (MT) Data using Averaging and CoKriging Methods upon 3-Dimensional Forward Model of Geothermal Field Diajeng Liati 1, Agus Sulistyo 2, Wambra Aswo Nuqramadha
Lebih terperinciYoungster Physics Journal ISSN : Vol. 6, No. 3, Juli 2017, Hal
Youngster Physics Journal ISSN : 2302 7371 Vol. 6, No. 3, Juli 2017, Hal. 205-212 Pemodelan 2 dimensi data magnetotellurik berdasarkan analisis phase tensor dalam penentuan geoelectrical strike dan dimensionalitas
Lebih terperinciSURVEI MEGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI LILI-SEPPORAKI, KABU- PATEN POLEWALI MANDAR, PROVINSI SULAWESI BARAT. Muhammad Kholid, Harapan Marpaung
SURVEI MEGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI LILI-SEPPORAKI, KABU- PATEN POLEWALI MANDAR, PROVINSI SULAWESI BARAT Muhammad Kholid, Harapan Marpaung KPP Bawah Permukaan Pengukuran Magnetotelurik (MT) telah
Lebih terperinciPOSITRON, Vol. IV, No. 2 (2014), Hal ISSN :
Aplikasi Metode Magnetotellurik Untuk Pendugaan Reservoir Panas Bumi (Studi Kasus: Daerah Mata Air Panas Cubadak, Sumatera Barat) Hezliana Syahwanti 1), Yudha Arman 1), Okto Ivansyah 2) dan Muhammad Kholid
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 P a g e
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metode Magnetotellurik (MT) adalah metode geofisika pasif yang digunakan untuk mengetahui keadaan bawah permukaan dengan menggunakan induksi elektromagnetik di bawah
Lebih terperinciSTUDI EFEK STATIK PADA DATA MAGNETOTELLURIK (MT) MENGGUNAKAN PEMODELAN INVERSI 2-D
STUDI EFEK STATIK PADA DATA MAGNETOTELLURIK (MT) MENGGUNAKAN PEMODELAN INVERSI -D Hendra Grandis Kelompok Keilmuan Geofisika Terapan Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB Jalan Ganesha 10 Bandung
Lebih terperinciFENOMENA ELEKTROKINETIK DALAM SEISMOELEKTRIK DAN PENGOLAHAN DATANYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGURANGAN BLOK. Tugas Akhir
FENOMENA ELEKTROKINETIK DALAM SEISMOELEKTRIK DAN PENGOLAHAN DATANYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGURANGAN BLOK Tugas Akhir Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains di Program
Lebih terperinciPemodelan Sistem Geotermal Daerah Telomoyo dengan Menggunakan Data Magnetotellurik
Pemodelan Sistem Geotermal Daerah Telomoyo dengan Menggunakan Data Magnetotellurik Zulimatul Safa ah Praromadani 1, Yunus Daud 1, Edi Suhanto 2, Syamsu Rosid 1, Supriyanto 1 1 Laboratorium Geothermal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Informasi tentang pemasangan iklan di suatu radio (antara lain mengenai, jam berapa suatu iklan ditayangkan, dalam sehari berapa kali suatu iklan ditayangkan dan berapa
Lebih terperinciPerbandingan Estimasi Selubung Spektral dari Bunyi Voiced Menggunakan Metoda Auto-Regressive (AR) dengan Weighted-Least-Square (WLS) ABSTRAK
Perbandingan Estimasi Selubung Spektral dari Bunyi Voiced Menggunakan Metoda Auto-Regressive (AR) dengan Weighted-Least-Square (WLS) Bogerson/0322076 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof.
Lebih terperinciAPLIKASI SPLINE TRUNCATED DALAM REGRESI NONPARAMETRIK SKRIPSI FIKA KHAIRANI
APLIKASI SPLINE TRUNCATED DALAM REGRESI NONPARAMETRIK SKRIPSI FIKA KHAIRANI 120823020 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 APLIKASI
Lebih terperinciSurvei Magnetotellurik (MT) dan Time Domain Electro Magnetic (TDEM) Daerah Panas Bumi Dua Saudara, Provinsi Sulawesi Utara
Survei Magnetotellurik (MT) dan Time Domain Electro Magnetic (TDEM) Daerah Panas Bumi Dua Saudara, Provinsi Sulawesi Utara Ahmad Zarkasyi, Yadi Supriyadi, Sri Widodo Pusat Sumber Daya Geoogi, Badan Geologi,
Lebih terperinciSurvei Magnetotellurik (MT) dan Time Domain Electro Magnetic (TDEM) Daerah Panas Bumi Lainea, Provinsi Sulawesi Tenggara
Survei Magnetotellurik (MT) dan Time Domain Electro Magnetic (TDEM) Daerah Panas Bumi Lainea, Provinsi Sulawesi Tenggara Ahmad Zarkasyi*, Sri Widodo** Pusat Sumber Daya Geoogi, Badan Geologi, KESDM *zarkasyiahmad@gmail.com,
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Cadzow filtering adalah salah satu cara untuk menghilangkan bising dan
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penerapan Cadzow Filtering Cadzow filtering adalah salah satu cara untuk menghilangkan bising dan meningkatkan strength tras seismik yang dapat dilakukan setelah koreksi NMO
Lebih terperinciANALISIS NILAI TAHANAN JENIS BERDASARKAN PEMODELAN 2D MAGNETOTELLURIK DAERAH PROSPEK PANAS BUMI
ANALISIS NILAI TAHANAN JENIS BERDASARKAN PEMODELAN 2D MAGNETOTELLURIK DAERAH PROSPEK PANAS BUMI Disusun Oleh: RIFA AZHAR HANIFA M0211065 SKRIPSI JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciMelalui persamaan di atas maka akan terbentuk pola radargram yang. melukiskan garis-garis / pola pendekatan dari keadaan yang sebenarnya.
BAB IV SIMULASI DAN ANALISIS 4.1 Pembuatan Data Sintetis Dalam karya tulis ini pembuatan data sintetis mengikuti pola persamaan (3.1) Melalui persamaan di atas maka akan terbentuk pola radargram yang melukiskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dependen disebut dengan regresi linear sederhana, sedangkan model regresi linear
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis regresi linear merupakan metode statistika yang digunakan untuk membentuk model hubungan antara variabel dependen (terikat; respon) dengan satu atau lebih variabel
Lebih terperinciINVERSI GEOFISIKA (geophysical inversion) Dr. Hendra Grandis
INVERSI GEOFISIKA (geophysical inversion) Dr. Hendra Grandis Teknik Geofisika FTTM - ITB Tujuan kuliah Memberikan landasan teori dan konsep pemodelan inversi geofisika (linier dan non- linier) serta penerapannya
Lebih terperinciPEMODELAN INVERSI DATA MAGNETOTELLURIK 1-D MENGGUNAKAN METODA GENETIC ALGORITHM (GA) DRAFT TESIS
PEMODELAN INVERSI DATA MAGNETOTELLURIK 1-D MENGGUNAKAN METODA GENETIC ALGORITHM (GA) DRAFT TESIS Oleh NIA MAHARANI NIM : 22405003 Program Studi Sains Kebumian INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2007 v ABSTRAK
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGUKURAN LAPANGAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA SEISMOELEKTRIK
BAB IV HASIL PENGUKURAN LAPANGAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA SEISMOELEKTRIK 4.1 Data Hasil Pengukuran Lapangan Dalam bab ini akan dijelaskan hasil-hasil yang diperoleh dari pengukuran langsung di lapangan
Lebih terperinciPENERAPAN FORWARD MODELING 2D UNTUK IDENTIFIKASI MODEL ANOMALI BAWAH PERMUKAAN
PENERAPAN FORWARD MODELING 2D UNTUK IDENTIFIKASI MODEL ANOMALI BAWAH PERMUKAAN Syamsuddin1, Lantu1, Sabrianto Aswad1, dan Sulfian1 1 Program Studi Geofisika Jurusan Fisika FMIPA Universitas Hasanuddin
Lebih terperinciSURVEI MEGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI BUKIT KILI GUNUNG TALANG, KABUPATEN SOLOK, SUMATERA BARAT. Muhammad Kholid, Harapan Marpaung
SURVEI MEGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI BUKIT KILI GUNUNG TALANG, KABUPATEN SOLOK, SUMATERA BARAT Muhammad Kholid, Harapan Marpaung KPP Bawah Permukaan Survei magnetotellurik (MT) telah dilakukan didaerah
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengambilan Contoh Dasar Gambar 16 merupakan hasil dari plot bottom sampling dari beberapa titik yang dilakukan secara acak untuk mengetahui dimana posisi target yang
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Gambar 1 Alur metode penelitian.
akan menggunakan bantuan aplikasi pemrosesan audio (Rochesso 2007). Penambahan Derau Derau merupakan suara-suara yang tidak diinginkan. Munculnya derau dapat menurunkan kualitas suatu berkas audio. Penambahan
Lebih terperinciSURVEI MAGNETOTELURIK (MT) DAERAH PANAS BUMI SUMANI, PROVINSI SUMATERA BARAT
SURVEI MAGNETOTELURIK (MT) DAERAH PANAS BUMI SUMANI, PROVINSI SUMATERA BARAT Ahmad Zarkasyi,Nizar Muhamad, Yuanno Rezky Kelompok Penyelidikan Panas Bumi, Pusat Sumber Daya Geoogi SARI Riset tentang sistem
Lebih terperinciBAB III. TEORI DASAR. benda adalah sebanding dengan massa kedua benda tersebut dan berbanding
14 BAB III. TEORI DASAR 3.1. Prinsip Dasar Metode Gayaberat 3.1.1. Teori Gayaberat Newton Teori gayaberat didasarkan oleh hukum Newton tentang gravitasi. Hukum gravitasi Newton yang menyatakan bahwa gaya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan pada : Waktu : Juni 2014 Maret 2015 Tempat : Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung
Lebih terperinciBAB III METODE PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN DATA SEISMOELEKTRIK. palu. Dari referensi pengukuran seismoelektrik di antaranya yang dilakukan oleh
BAB III METODE PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN DATA SEISMOELEKTRIK 3.1 Metode Pengambilan Data Ada beberapa konfigurasi pengukuran yang digunakan dalam pengambilan data seismoelektrik di lapangan. Konfigurasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pemotong an Suara. Convert. .mp3 to.wav Audacity. Audacity. Gambar 3.1 Blok Diagram Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Penelitian yang dilakukan dapat dijelaskan melalui blok diagram seperti yang terlihat pada Gambar 3.1. Suara Burung Burung Kacer Burung Kenari Pengambil an
Lebih terperinciJony Sitepu/ ABSTRAK
PERBANDINGAN ESTIMASI SELUBUNG SPEKTRAL DARI BUNYI VOICED MENGGUNAKAN METODE AUTO-REGRESSIVE (AR) DENGAN OPTIMIZATION OF THE LIKELIHOOD CRITERION (OLC) Jony Sitepu/0422166 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciSURVEI GEOFISIKA TERPADU (AUDIO MAGNETOTELURIK DAN GAYA BERAT) DAERAH PANAS BUMI MALINGPING KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN
SURVEI GEOFISIKA TERPADU (AUDIO MAGNETOTELURIK DAN GAYA BERAT) DAERAH PANAS BUMI MALINGPING KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN Oleh: Yadi Supriyadi, Asep Sugianto, dan Sri Widodo Kelompok Penyelidikan Panas
Lebih terperinciPENGOLAHAN DATA MANUAL DAN SOFTWARE GEOLISTRIK INDUKSI POLARISASI DENGAN MENGGUNAKAN KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE
PENGOLAHAN DATA MANUAL DAN SOFTWARE GEOLISTRIK INDUKSI POLARISASI DENGAN MENGGUNAKAN KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE Try Fanny Poerna Maulana 115.140.058 Program Studi Teknik Geofisika, Universitas Pembangunan
Lebih terperinciANALISIS INVERSI 2D METODE OCCAM UNTUK MEMODELKAN RESISTIVITAS BAWAH PERMUKAAN DATA MAGNETOTELLURIK
Analisis Inversi 2D ANALISIS INVERSI 2D METODE OCCAM UNTUK MEMODELKAN RESISTIVITAS BAWAH PERMUKAAN DATA MAGNETOTELLURIK Satrio Budiraharjo 1), Widya Utama 1), Dwa Desa Warnana 1), Arif Darmawan 2) 1 Teknik
Lebih terperinciInversi 3D Data Magnetotellurik Menggunakan Data Inversi 1D Magnetotellurik Sebagai Model Awal
Inversi 3D Data Magnetotellurik Menggunakan Data Inversi 1D Magnetotellurik Sebagai Model Awal Wahyu Noor Ichwan Departemen Fisika, FMIPA, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia E-Mail: wahyu.noor@ui.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Geofisika merupakan cabang ilmu kebumian yang menerapkan konsep
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Geofisika merupakan cabang ilmu kebumian yang menerapkan konsep ilmu fisika untuk mempelajari bumi. Selain untuk keilmuan, studi geofisika juga bermanfaat untuk eksplorasi
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS INDONESIA KOREKSI PERGESERAN STATIK DATA MAGNETOTELLURIC (MT) MENGGUNAKAN METODE GEOSTATISTIK, PERATA-RATAAN, DAN TIME DOMAIN ELECTROMAGNETIC AGUS SULISTYO 0606067976 FAKULTAS MATEMATIKA DAN
Lebih terperinciMODUL METODE MAGNETOTELLURIK
MODUL METODE MAGNETOTELLURIK Asnin Nur Salamah, Rizandi Gemal Parnadi, Heldi Alfiadi, Zamzam Multazam, Mukhlis Ahmad Zaelani, Nanda Tumangger, Surya Wiranto Jati, Andromeda Shidiq 10210045, 10210001, 10210004,
Lebih terperinciMETODE ORDINARY LEAST SQUARES DAN LEAST TRIMMED SQUARES DALAM MENGESTIMASI PARAMETER REGRESI KETIKA TERDAPAT OUTLIER
Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 03, No. 3 (2014), hal 163-168. METODE ORDINARY LEAST SQUARES DAN LEAST TRIMMED SQUARES DALAM MENGESTIMASI PARAMETER REGRESI KETIKA TERDAPAT OUTLIER
Lebih terperinciMetode Geolistrik (Tahanan Jenis)
Metode Geolistrik (Tahanan Jenis) Kata kunci : Pemodelan Inversi, Resistivitas, Tahanan Jenis. Metode geolistrik merupakan metode geofisika yang mempelajari sifat kelistrikan di bawah permukaan Bumi untuk
Lebih terperinciGambar 3.1 Lokasi lintasan pengukuran Sumber: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian ini dibahas mengenai proses pengolahan data apparent resistivity dan apparent chargeability dengan menggunakan perangkat lunak Res2dInv dan Rockwork 15 sehingga
Lebih terperinciSTUDI STRUKTUR BAWAH PEMUKAAN PADA ZONA SESAR DENGAN METODE MAGNETOTELLURIK
STUDI STRUKTUR BAWAH PEMUKAAN PADA ZONA SESAR DENGAN METODE MAGNETOTELLURIK Muhammad Syukri Laboratorium Geofisika, Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Syiah Kuala m.syukri@gmail.com ABSTRAK Struktur bawah
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN. Metode HVSR (Horizontal to Vertical Spectral Ratio) merupakan metode yang
IV. METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode HVSR (Horizontal to Vertical Spectral Ratio) merupakan metode yang efektif, murah dan ramah lingkungan yang dapat digunakan pada wilayah permukiman.
Lebih terperinciPOSITRON, Vol. V, No. 1 (2015), Hal ISSN :
Identifikasi Struktur Bawah Permukaan Berdasarkan Metode Magnetotellurik di Kawasan Panas Bumi Wapsalit Kabupaten Buru Provinsi Maluku Siti Masyitah Fitrida 1*), Joko Sampurno 1), Okto Ivansyah 2), Muhammad
Lebih terperinciBAB III APLIKASI MODEL
BAB III APLIKASI MODEL 3.1 Data Data yang akan digunakan untuk membangun yield curve adalah data yang diterbitkan secara mingguan oleh Danareksa Research Institute di situs Danareksa di bagian Debt Research
Lebih terperinciSURVEI GEOFISIKA TERPADU AUDIO MAGNETOTELIK DAN GAYA BERAT DAERAH PANAS BUMI KALOY KABUPATEN ACEH TAMIANG, PROVINSI ACEH
SURVEI GEOFISIKA TERPADU AUDIO MAGNETOTELIK DAN GAYA BERAT DAERAH PANAS BUMI KALOY KABUPATEN ACEH TAMIANG, PROVINSI ACEH Oleh: Asep Sugianto, Yadi Supriyadi, dan Sri Widodo Kelompok Penyelidikan Panas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deret Fourier Dalam bab ini akan dibahas mengenai deret dari suatu fungsi periodik. Jenis fungsi ini sering muncul dalam berbagai persoalan fisika, seperti getaran mekanik, arus
Lebih terperinciBAB III PENGOLAHAN DATA
BAB III PENGOLAHAN DATA Tahap pengolahan data pada penelitian ini meliputi pemilihan data penelitian, penentuan titik pengamatan pada area homogen dan heterogen, penentuan ukuran Sub Citra Acuan (SCA)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai potensi sumber daya alam dengan jumlah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki berbagai potensi sumber daya alam dengan jumlah yang melimpah. Anugrah ini merupakan hal yang harus termanfaatkan secara baik demi kebaikan kehidupan
Lebih terperinciUJM 3 (2) (2014) UNNES Journal of Mathematics.
UJM 3 (2) (2014) UNNES Journal of Mathematics http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm DETEKSI OUTLIER MENGGUNAKAN DIAGNOSA REGRESI BERBASIS ESTIMATOR PARAMETER ROBUST Suyanti, YL Sukestiyarno Jurusan
Lebih terperinciPEMODELAN INVERSI DATA GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR PERLAPISAN BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANASBUMI MATALOKO. Abstrak
PEMODELAN INVERSI DATA GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR PERLAPISAN BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANASBUMI MATALOKO Eko Minarto* * Laboratorium Geofisika Jurusan Fisika FMIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperincigeofisika yang cukup popular. Metode ini merupakan metode Nondestructive Test yang banyak digunakan untuk pengamatan dekat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Perumusan Masalah 1.1.1 Latar belakang Ground Penetrating Radar (GPR) merupakan salah satu metode eksplorasi geofisika yang cukup popular. Metode ini merupakan
Lebih terperinciKETEPATAN PENGKLASIFIKASIAN FUNGSI DISKRIMINAN LINIER ROBUST DUA KELOMPOK DENGAN METODE FAST MINIMUM COVARIATE DETERMINANT (FAST MCD)
KETEPATAN PENGKLASIFIKASIAN FUNGSI DISKRIMINAN LINIER ROBUST DUA KELOMPOK DENGAN METODE FAST MINIMUM COVARIATE DETERMINANT (FAST MCD) Budyanra Jurusan Statistika, Sekolah Tinggi Ilmu Statistik, Jakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi menggunakan kaidah atau prinsip-prinsip fisika. Secara umum, metode geofisika dibagi menjadi dua kategori
Lebih terperinciPERBANDINGAN METODE FUZZY
PERBANDINGAN METODE FUZZY DENGAN REGRESI LINEAR BERGANDA DALAM PERAMALAN JUMLAH PRODUKSI (Studi Kasus : Produksi Kelapa Sawit di PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) Medan Tahun 2011-2012) SKRIPSI SISKA
Lebih terperinciManifestasi Panas Bumi Gradien Geothermal Eksplorasi Panas Bumi Analisis Geologi
DAFTAR ISI Halaman SARI.. i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI.. v DAFTAR GAMBAR. viii DAFTAR TABEL... xi BAB I PENDAHULUAN.. 1 1.1. Latar Belakang Penelitian... 1 1.2. Identifikasi dan Batasan
Lebih terperinciPENGENALAN SUARA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN MODEL PROPAGASI BALIK
ABSTRAK PENGENALAN SUARA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN Dosen Jurusan Teknik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar Pada penelitian ini dibuat sebuah sistem pengenalan suara manusia dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan tentang latar belakang penelitian dibuat, rumusan masalah, batasan masalah yang akan dibahas, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian yang
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
22 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki fungsi sebagai penghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit
Lebih terperinciPERBANDINGAN REGRESI ROBUST PENDUGA MM DENGAN METODE RANDOM SAMPLE CONSENSUS DALAM MENANGANI PENCILAN
E-Jurnal Matematika Vol. 3, No.2 Mei 2014, 45-52 ISSN: 2303-1751 PERBANDINGAN REGRESI ROBUST PENDUGA MM DENGAN METODE RANDOM SAMPLE CONSENSUS DALAM MENANGANI PENCILAN NI PUTU NIA IRFAGUTAMI 1, I GUSTI
Lebih terperinciPemodelan Inversi Data Geolistrik untuk Menentukan Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Daerah Panasbumi Mataloko
JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 3, NOMOR JUNI 007 Pemodelan Inversi Data Geolistrik untuk Menentukan Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Daerah Panasbumi Mataloko Eko Minarto Laboratorium Geofisika
Lebih terperinciPERBANDINGAN METODE LEAST TRIMMED SQUARES DAN PENDUGA-S DALAM MENGATASI DATA PENCILAN DENGAN SIMULASI DATA SKRIPSI
PERBANDINGAN METODE LEAST TRIMMED SQUARES DAN PENDUGA-S DALAM MENGATASI DATA PENCILAN DENGAN SIMULASI DATA SKRIPSI ANDOS NIKI S. M. SEMBIRING 090803032 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. Program Studi S1 Teknobiomedik, Departemen Fisika, Fakultas Sains dan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi Medis, Program Studi S1 Teknobiomedik, Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi,
Lebih terperinciBAB III CONTOH KASUS. Pada bab ini akan dibahas penerapan metode robust dengan penaksir M
BAB III CONTOH KASUS Pada bab ini akan dibahas penerapan metode robust dengan penaksir M dan penaksir LTS. Berikut ini akan disajikan aplikasinya pada data yang akan diolah menggunakan program paket pengolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar belakang.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang. Alam menyediakan sumber daya untuk keperluan kehidupan manusia, manusia modern membutuhkan sumber daya alam tersebut untuk menunjang kemajuan tehnologi, dengan tehnologi
Lebih terperinciPEMODELAN 2-DIMENSI DATA MAGNETOTELLURIK DI DAERAH PROSPEK PANASBUMI GUNUNG ENDUT, BANTEN SKRIPSI
UNIVERSITAS INDONESIA PEMODELAN 2-DIMENSI DATA MAGNETOTELLURIK DI DAERAH PROSPEK PANASBUMI GUNUNG ENDUT, BANTEN SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana RANGGA ZANUAR 0303020627
Lebih terperinciDigital Audio Watermarking dengan Fast Fourier Transform
Digital Audio Watermarking dengan Fast Fourier Transform Otniel 13508108 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,
Lebih terperinciSPECGRAM & SPECGRAMDEMO
SPECGRAM & SPECGRAMDEMO Pertemuan 2 Praktikum Pengantar Pemrosesan Bahasa Alami Download materi: http://bit.ly/nlp_8 Syeiva Nurul Desylvia (syeiva.nd@gmail.com) Spectra dan Domain Frekuensi Fourier Analysis:
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. A. Hasil Model Radial Basis Function Neural Network (RBFNN) Langkah-langkah untuk menentukan model terbaik Radial Basis Function
BAB IV PEMBAHASAN A. Hasil Model Radial Basis Function Neural Network (RBFNN) Langkah-langkah untuk menentukan model terbaik Radial Basis Function Neural Network (RBFNN) untuk diagnosis penyakit jantung
Lebih terperinciAplikasi Fuzzy Goal Programming (Studi Kasus: UD. Sinar Sakti Manado) Application Of Fuzzy Goal Programming (Case Study: UD. Sinar Sakti Manado)
Aplikasi Fuzzy Goal Programming (Studi Kasus: UD. Sinar Sakti Manado) Felliks F. Tampinongkol 1, Altien J. Rindengan 2, Luther A. Latumakulita 3 1 Program Studi Matematika, FMIPA, UNSRAT Manado, fftampinongkol09@gmail.com
Lebih terperinciAplikasi Transformasi Hartley pada Analisa Kontinuasi Data Gravitasi dan Geomagnet
222 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY Aplikasi Transformasi Hartley pada Analisa Kontinuasi Data Gravitasi dan Geomagnet Syamsu Rosid dan Benny Irawan Departemen Fisika, FMIPA Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fosil, seperti minyak dan gas bumi, merupakan masalah bagi kita saat ini. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebutuhan energi di Indonesia khususnya energi listrik semakin berkembang. Energi listrik sudah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses pengumpulan data, peneliti sering menemukan nilai pengamatan
4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pencilan Dalam proses pengumpulan data, peneliti sering menemukan nilai pengamatan yang bervariasi (beragam). Keberagaman data ini, di satu sisi sangat dibutuhkan dalam
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dimulai pada Bulan April 2015 hingga Mei 2015 dan bertempat di
30 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dimulai pada Bulan April 2015 hingga Mei 2015 dan bertempat di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Kementrian Energi
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. langsung melihat database yang digunakan dengan cara menekan tombol open
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Program Peramalan 4.1.1 Tampilan Layar Pada saat pertama kali menjalankan program peramalan ini, user akan dihadapkan pada tampilan program seperti Gambar 4.1. Pada kondisi
Lebih terperincie-issn : Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains Didaktika
STUDI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER (Study kasus Stadion Universitas Brawijaya, Malang) ABSTRAK: Arif Rahman Hakim 1, Hairunisa 2 STKIP
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Perangkat Lunak Dalam mengetahui perangkat lunak yang dibuat bisa sesuai dengan metode yang dipakai maka dilakukan pengujian terhadap masin-masing komponen perangkat.
Lebih terperinciJudul : Perbandingan Metode MCD Bootstrap dan. Analisis Regresi Linear Berganda. Pembimbing : 1. Dra. Ni Luh Putu Suciptawati,M.Si
Judul : Perbandingan Metode MCD Bootstrap dan LAD Bootstrap Dalam Mengatasi Pengaruh Pencilan Pada Analisis Regresi Linear Berganda Nama : Ni Luh Putu Ratna Kumalasari Pembimbing : 1. Dra. Ni Luh Putu
Lebih terperinciJurnal OFFSHORE, Volume 1 No. 1 Juni 2017 : ; e -ISSN :
Metode Inversi Avo Simultan Untuk Mengetahui Sebaran Hidrokarbon Formasi Baturaja, Lapangan Wine, Cekungan Sumatra Selatan Simultaneous Avo Inversion Method For Estimating Hydrocarbon Distribution Of Baturaja
Lebih terperinciBAB III. ANALISIS. Proses Penyisipan Tanda Air
BAB III. ANALISIS Bab ini menjelaskan tentang analisis dari sistem yang akan dibangun, tentang bagaimana teknik Time Base Modulation digunakan dalam praktek serta metode yang dipakai untuk melakukan pemanjangan
Lebih terperinciPENERAPAN BOOTSTRAP DALAM METODE MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT (MCD) DAN LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
PENERAPAN BOOTSTRAP DALAM METODE MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT (MCD) DAN LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA Ni Putu Iin Vinny Dayanti 1, Ni Luh Putu Suciptawati 2, Made
Lebih terperinciAnalisis Kecepatan Seismik Dengan Metode Tomografi Residual Moveout
ISSN 2302-8491 Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 4, Oktober 2016 Analisis Kecepatan Seismik Dengan Metode Tomografi Residual Moveout Imelda Murdiman *, Elistia Liza Namigo Laboratorium Fisika Bumi, Jurusan
Lebih terperinci