Gambar V.8 Potongan lahan fasilitas 2
|
|
- Liana Muljana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 RUANG KONFERENSI DAN GALERI VIDEO REFERNSI DAN PUSAT INFORMASI GALERI PAMER TEMPORER /RUANG MULTIFUNGSI POTONGAN LAHAN SELATAN-UTARA TAMPAK BARAT Gambar V.8 Potongan lahan fasilitas meter GALERI PAMER RELIK 100 m POTONGAN LAHAN UTARA-SELATAN SEKOLAH PASCA SARJANA PROGRAM STUDI PERANCANGAN ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008 UNVOLUMETRIC ARCHITECTURE: PERANCANGAN FASILITAS WISATA DI KECAMATAN TROWULAN, MOJOKERTO, JAWA TIMUR MAHASISWA : I W. WIMBA ANENGGATA / PEMBIMBING Ir. Dhian Damajani, MT Dr. Ir. Sri Rahayu BUK, MSA 121
2 SAWAH, LADANG TEBU, LADANG JAGUNG Bambu Kuning ANGSANA SITUS PERUMAHAN SEGARAN II Angsana C Plumeria PASIR BATA SITUS SUMUR B A ANGSANA SITUS BALONG DOWO B ANGSANA MAJA D Asam E E PASIR BESI SAWAH BAMBU KUNING SITUS KOLAM SEGARAN m Angsana U Gambar V.9 Tata Hijau Fasilitas 3 Fasilitas Penyimpanan Relik dan Lab LEGENDA SEKOLAH PASCA SARJANA PROGRAM STUDI PERANCANGAN ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008 A PENYIMPANAN RELIK - LABORATORIUM B REST AREA C KAWASAN SITUS PERMUKIMAN D KANTOR BALAI DESA E BIKE-RACK UNVOLUMETRIC ARCHITECTURE: PEMBIMBING PERANCANGAN FASILITAS WISATA Ir. Dhian Damajani, MT DI KECAMATAN TROWULAN, MOJOKERTO, JAWA TIMUR Dr. Ir. Sri Rahayu BUK, MSA MAHASISWA : I W. WIMBA ANENGGATA /
3 POTONGAN LAHAN UTARA-SELATAN POTONGAN LAHAN SELATAN-UTARA SKEMA SUSUNAN KONTAINER meter 100 m TAMPAK SELATAN Gambar V.10 Potongan lahan fasilitas 3 SEKOLAH PASCA SARJANA PROGRAM STUDI PERANCANGAN ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008 UNVOLUMETRIC ARCHITECTURE: PERANCANGAN FASILITAS WISATA DI KECAMATAN TROWULAN, MOJOKERTO, JAWA TIMUR MAHASISWA : I W. WIMBA ANENGGATA / PEMBIMBING Ir. Dhian Damajani, MT Dr. Ir. Sri Rahayu BUK, MSA 123
4 FASILITAS 2 / GALERI PAMER TETAP / OBSERVATORI BATU TIANG - KOLAM SEGARAN FASILITAS 3 / PENYIMPANAN RELIK - LAB ARKEOLOGI SITUS PERMUKIMAN SITUS SUMUR SITUS KANAL FASILITAS 1 / INTERMODAL - AREA PENERIMA KAWASAN ARAH KEPULANGAN UTAMA SITUS BALONG DOWO SITUS BATU TIANG SITUS KOLAM SEGARAN SITUS KANAL ARAH KEDATANGAN UTAMA SITUS MAKAM PUTRI CAMPA SITUS KUBUR PANJANG SITUS KANAL SITUS KANAL Gambar V.11 Perspektif dan detil BATU TIANG/CANCANGAN GAJAH SITUS CANDI MENAKJINGGO SEKOLAH PASCA SARJANA PROGRAM STUDI PERANCANGAN ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG m U UNVOLUMETRIC ARCHITECTURE: PERANCANGAN FASILITAS WISATA DI KECAMATAN TROWULAN, MOJOKERTO, JAWA TIMUR MAHASISWA : I W. WIMBA ANENGGATA / PEMBIMBING Ir. Dhian Damajani, MT Dr. Ir. Sri Rahayu BUK, MSA 124
5 LEMAHGENENG TANGGALREJO KEDUNGWULAN BENDORANGKANG SEKETI MUTERAN KEDUNGLUMPANG TUMENGGUNG BEJIJONG TEGALAN KEJAGAN SIDOMULYO PAKIS WONOSARI TAWANGSARI WONOREJO SOKOANYAR JAMBUMENTE TROWULAN PAKEMULONG SENTONOREJO PANDANSILI BATOKBALUNG KALITANGI KEPITING JATIPASAR JATISUMBER SAMBISARI MERJOYO SELOMALANG KLINTEREJO BLENDREN WATESUMPAK SEMANDING BELOH TEMON TEMBORO KEDUNGMALING GENTEKAN KEBOWUNI KUMITIR BLENDOKULON SITUS GBHRE KAHURIPAN KE MOJOKERTO-SURABAYA WILAYAH WISATA BUDAYA RENCANA INDUK ARKEOLOGI ASUMSI BATAS-BATAS KOTA KUNO ERA MAJAPAHIT F SITUS SITI HINGGIL KE JOMBANG D PETIRTAAN KOLAM SEGARAN E GAPURA CANDI WRINGINLAWANG AMAKAM PUTRI CAMPA-KUBUR PANJANG 0 CANDI MENAKJINGGO BALAI PENYELAMATAN ARCA SITUS LANTAI SEGI ENAM PERMAKAMAN TRALAYA C U B OBYEK-SITUS KEKUNAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM LANSEKAP (RIA 1986) MINTAKAT OBYEK-OBYEK KEKUNAAN TROWULAN DI DALAM JARINGAN JALUR WISATA BUDAYA (RIA 1986) JALUR-JALUR KANAL KUNO INTERPRETASI FOTO UDARA PARIT-IRIGASI-SUNGAI SUTT 4 1 DESTINASI 1. YONI BULAT LEBAKJABUNG 2. YONI BHRE KAHURIPAN 3. YONI TUGU - SUMOBITO 4. YONI GAMBAR - SEDAH 5. SPOT SEGARAN, SITUS PERMUKIMAN ATAU MENAKJINGGO 64 km 16 km 7,5 km PROGRAM 1 DESTINASI 1. SITI HINGGIL 2. SPOT BRAHU-GENTONG 3. YONI BHRE KAHURIPAN 4. GAPURA WRINGINLAWANG 5. SPOT SEGARAN, SITUS PERMUKIMAN ATAU MENAKJINGGO 6-8 jam 4 jam 1 jam 4 jam 3 jam DESTINASI 1. CANDI MENAKJINGGO 2. CANDI TIKUS 3. GAPURA BAJANGRATU 4. MAKAM TROLOYO 5. SPOT SEGI ENAM, KEDATON DAN UMPAK-UMPAK 6. SPOT PENDOPO AGUNG, SITUS PERMUKIMAN DAN PETILASAN R. WIJAYA 7. SPOT SEGARAN DAN SITUS PERMUKIMAN 3 jam 2 jam 1 jam PROGRAM 2 PROGRAM 3 PROGRAM 4 PROGRAM 5 1st DAY 2nd DAY 1st DAY 2nd DAY / / m Gambar V.11 Durasi dan rute wisata yang direkomendasikan SEKOLAH PASCA SARJANA PROGRAM STUDI PERANCANGAN ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008 UNVOLUMETRIC ARCHITECTURE: PERANCANGAN FASILITAS WISATA DI KECAMATAN TROWULAN, MOJOKERTO, JAWA TIMUR MAHASISWA : I W. WIMBA ANENGGATA / PEMBIMBING Ir. Dhian Damajani, MT Dr. Ir. Sri Rahayu BUK, MSA 125
6 Gambar V.13 Model III setara kelas III jalan lokal sekunder. 5.2 Konsep Aksesibilitas dan Jaringan Jalur Wisata Kota kuno Trowulan seluas 9x11 km 2 adalah sebuah kawasan yang sangat luas. Bentang alam dan bukti-bukti keberadaannya tersebar. Pengunjung atau wisatawan yang mengunjungi kawasan ini tentunya berkeinginan untuk dapat menggambarkan kota kuno era Majapahit tersebut. Menanggapi hal itu maka disusunlah sebuah program kunjungan wisata kota kuno Trowulan. Program tersebut intinya mengutamakan kenyamanan dan rekreasi. Kota kuno ini dibatasi oleh empat titik situs yang diyakini dahulunya merupakan tapal batas kota. Kunjungan ke seluruh situs di Trowulan dimulai dari wilayah A. Untuk bagian terluar yang dicapai pertama kali adalah situs Lebakjabung yang berada terdekat dengan gunung Penanggungan (ke arah tenggara). Hal ini dikarenakan gunung adalah yang utama sesuai dengan keyakinan kuno masyarakat Majapahit karena dianggap sebagai rumah para dewa. Kemudian diikuti titik terdekat di sebelah utara yaitu situs Yoni Bhre Kahuripan dan Yoni Tugu Su mobito ke arah barat. Kunjungan keempat atau yang terakhir pada kelompok kunjungan batas terluar 126
7 A B Gambar V.14 Model IIA dan IIB setara kelas II jalan lokal primer. adalah Yoni Gambar ke arah selatan. Kunjungan batas luar ini diakhiri kembali menuju Wilayah A. Total jarak tempuh adalah 64 km. Titik tersebut dijadikan jaringan terluar dari skenario kunjungan. Lebih ke dalam lagi maka disusun 12 titik sebagai rangkaian kunjungan inti berdasarkan kedekatan antar situs. Kelompok ini dibagi dua bagian yaitu yang terpanjang jarak tempuhnya yaitu 16 km untuk mengunjungi empat situs di Wilayah D hingga G saja. Kelompok rute terpendek adalah pada kunjungan Wilayah A hingga C sejauh 7,5 km. Ketiga rute tersebut dapat dibagi lagi untuk menyiasati kenamanan dan waktu maka disusun pula program yang lebih spesifik (lihat Gambar V.12). Moda aksesibilitas pada rute wisata kota kuno ini terdiri atas berjalan kaki, bersepeda, sepeda motor, mobil pribadi, shuttle bus, dan kursi roda khusus untuk rute kunjungan dalam (Wilayah A - C). Kelompok bersepeda dan pejalan kaki sangat diutamakan di dalam merancang jalur aksesibilitas. Pada model-model jalan pengendara sepeda diberikan dedicated lane (lihat Gambar V.13-15). 127
8 Gambar V.15 Model I setara kelas I jalan arteri primer. 5.3 Observatori Situs. Tiap situs-situs yang dikategorikan golongan A ditinjau dan ditata kembali. Umumnya elemen bentang alam yang dibenahi meliputi sekuen, material, konsep penataan vegetasi, dan fasilitas-fasilitas pelengkap yang mengoptimasi faktor keamanan situs dan kenyamanan wisatawan. Pada aspek sekuen pada seluruh situs akan ditelusuri kembali orientasi sumbu-sumbu grid kuno. Secara umum penetrasi wilayah sebagian besar berorientasi dari barat ke timur dan utara-selatan pada dua situs di wilayah B yaitu Bajang Ratu dan Candi Tikus. Urutan-urutan tersebut menghasilkan sebuah lahan I, IIA dan IIB yang dianggap lebih terarah daripada kondisi eksisting saat ini. Hal ini diharapkan dapat menggugah apresiasi pengunjung agar didapatkan gambaran-gambaran tentang fungsi monumenmonumen terkait dengan kesumbuannya dan panorama di sekelilingnya. Guna membuat suatu kontinyuitas terhadap panorama di sekelilingnya tersebut maka beberapa jenis tanaman akan dipindahkan atau ditambahi apabila dinilai kurang memperkuat efek visual. 128
9 Material dan konstruksi yang digunakan secara umum diseragamkan dengan apa yang telah diterapkan dengan fasilitas-fasilitas utama wisata di wilayah A. Di samping itu sebagai situs-situs kunjungan dengan jarak yang relatif saling berjauhan beberapa akan digabungkan dengan situs-situs penting terdekat di dalam satu wilayah. Hal ini terjadi pada wilayah C dan D. Fasilitas pelengkap utama wisatawan adalah adanya anjungan-anjungan yang berorientasi pada kegiatan-kegiatan bersepeda, berolahraga, beristirahat, berdiskusi, presentasi lapangan dan observasi monumen akan diletakkan pada posisi paling potensial di dalam tiap-tiap lahan IIA masing-masing situs. Fasilitas servis tidak ditambahkan secara signifikan karena fasilitas pelayanan yang terdapat di tiap situs masih dinilai memadai. Berikut adalah deskripsi-deskripsi berisi sketsa-sketsa dan rincian terkait. Gambar V.16 Penataan Bentang Alam Situs Candi Brahu dan Candi Gentong (wilayah D) 129
10 Gambar V.17 Penataan Bentang Alam Situs Candi Bajang Ratu (wilayah B) 130
11 Gambar V.18 Penataan Bentang Alam Situs Candi Tikus (wilayah B) 131
12 Gambar V.19 Penataan Bentang Alam Situs Candi Gapura Wringinlawang (wilayah E). 132
Bab V Konsep dan Hasil Rancangan
Bab V Konsep dan Hasil Rancangan 5.1 Konsep Pemintakatan dan Perletakan Fungsi Wilayah A dahulunya merupakan kawasan pusat kota Majapahit. Wilayah tersebut dijadikan perletakan fungsi dan fasilitas wisata
Lebih terperinciSebagai bagian dari suatu sistem bentang alam di wilayah A dan kedekatannya Kolam Segaran maka keduanya berpotensi memiliki hubungan fungsi tertentu. Hingga kini belum dapat disimpulkan fungsi spesifik
Lebih terperinciBab III Gambaran Umum Bentang Alam Trowulan dan Review Rencana Pengembangan Wilayah
Bab III Gambaran Umum Bentang Alam Trowulan dan Review Rencana Pengembangan Wilayah 3.1 Gambaran Umum Bentang Alam Trowulan 1 3.1.1 Elemen-elemen Non Fisik Kawasan Kawasan Kota dan Kecamatan Trowulan adalah
Lebih terperinciBab IV Analisis Pengembangan Fasilitas Wisata Trowulan
Bab IV Analisis Pengembangan Fasilitas Wisata Trowulan 4.1 Analisis Obyek Kunjungan Wisata Budaya Sesuai kategorisasi berdasarkan arahan RIA 1986 wilayah-wilayah yang diprioritaskan adalah wilayah A, B,
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. Istilah kekunaan diartikan pada tinggalan fisik yang bernilai arkeologis atau benda cagar budaya (BCB).
Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Keberadaan situs, relik, dan wilayah kekunaan 1 serta pengembangannya memiliki potensi-potensi konflik teritorial, khususnya pada aspek pengamanan dan pemanfaatan
Lebih terperinciUNVOLUMETRIC ARCHITECTURE: PERANCANGAN FASILITAS WISATA TROWULAN DI KECAMATAN TROWULAN, MOJOKERTO, JAWA TIMUR
HALAMAN JUDUL UNVOLUMETRIC ARCHITECTURE: PERANCANGAN FASILITAS WISATA TROWULAN DI KECAMATAN TROWULAN, MOJOKERTO, JAWA TIMUR TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Aegle marmelos, sosiabilitas, vitalitas, periodisitas
Persebaran dan Karakter Populasi Maja (Aegle marmelos L. Correa) Di Situs Candi Trowulan Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto Isrovievie Vinolia Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan studi berupa temuantemuan yang dihasilkan selama proses analisis berlangsung yang sesuai dengan tujuan dan sasaran studi,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KAWASAN TAMAN WISATA CANDI PENATARAN DI BLITAR JAWA TIMUR
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN KAWASAN TAMAN WISATA CANDI PENATARAN DI BLITAR JAWA TIMUR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Persebaran populasi maja di Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Persebaran populasi maja (Aegle marmelos) Persebaran populasi maja di Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto pada delapan belas (18) situs beserta jumlah maja yang ditemukan,
Lebih terperinciBAB II KONDISI TROWULANMOJOKERTO
21 BAB II KONDISI TROWULANMOJOKERTO A. Letak Geografis Trowulan dahulunya adalah sebuah kraton kerajaan Majapahit, dan memiliki geografis yang sama dengan geografis sekarang. Informasi geografis yang tercantum
Lebih terperinciIntegrasi Budaya dan Alam dalam Preservasi Candi Gambarwetan
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) G-169 Integrasi Budaya dan Alam dalam Preservasi Candi Gambarwetan Shinta Octaviana P dan Rabbani Kharismawan Jurusan Arsitektur,
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Bahruddin Salam Pembimbing : Dr. Ir. Rimadewi Suprihardjo, MIP
TUGAS AKHIR Bahruddin Salam 3610100006 Pembimbing : Dr. Ir. Rimadewi Suprihardjo, MIP JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Lebih terperinciby NURI DZIHN P_ Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD
by NURI DZIHN P_3204100019 Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD Kurangnya minat warga untuk belajar dan mengetahui tentang budaya asli mereka khususnya generasi muda. Jawa Timur memiliki budaya
Lebih terperinciTINJAUAN PULO CANGKIR
BAB II TINJAUAN PULO CANGKIR II.1 GAMBARAN UMUM PROYEK Judul Proyek : Kawasan Rekreasi Kampung Pulo Cangkir dan Sekitarnya. Tema : Arsitektur Tradisional Sunda. Kecamatan : Kronjo. Kelurahan : Pulo Cangkir
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting
BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting Terdapat beberapa hal yang benar-benar harus diperhatikan dalam analisis obyek perancangan terhadap kondisi eksisting
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN
BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN Kerangka kajian yang digunakan dalam proses perancangan Hotel Resort Batu ini secara umum, diuraikan dalam beberapa tahap antara lain: 3.1 Pencarian Ide/Gagasan Tahapan kajian
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. perancangan merupakan paparan deskriptif mengenai langkah-langkah di dalam
BAB III METODE PERANCANGAN Merancang sebuah Griya Seni dan Budaya Terakota sesuai dengan konsep dan teori yang diinginkan tidak terlepas dari metode perancangan. Metode perancangan merupakan paparan deskriptif
Lebih terperinciBAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
163 BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 8.1 Kesimpulan 8.1.1 Menjawab Pertanyaan Penelitian dan Sasaran Penelitian Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian ini dihasilkan pengetahuan yang dapat menjawab
Lebih terperinciKampung Wisata -> Kampung Wisata -> Konsep utama -> akomodasi + atraksi Jenis Wisatawan ---> Domestik + Mancanegara
Kampung Wisata -> suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku.
Lebih terperinciMUSEUM AFFANDI YOGYAKARTA
MUSEUM AFFANDI YOGYAKARTA Oleh : Theresiana Ani Larasati Objek wisata budaya yang banyak dikunjungi oleh wisatawan ketika datang di Yogyakarta adalah Museum Affandi. Museum ini mengingatkan kita pada kegigihan
Lebih terperinciVerifikasi dan Validasi Cagar Budaya Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Verifikasi dan Validasi Cagar Budaya Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Daftar Isi A.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan kegiatan perekonomian yang telah menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan kegiatan perekonomian yang telah menjadi andalan dan prioritas pengembangan bagi beberapa Negara, terlebih lagi bagi Negara berkembang seperti
Lebih terperinciBAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE
BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE Pemograman merupakan bagian awal dari perencanaan yang terdiri dari kegiatan analisis dalam kaitan upaya pemecahan masalah desain. Pemograman dimulai
Lebih terperinciBAB III: TINJAUAN LOKASI
BAB III: TINJAUAN LOKASI 3.1. Tinjauan Taman Wisata Prambanan 3.1.1. Profil Taman Wisata Prambanan Gagasan pendirian PT. TWCBPRB ini diawali dengan adanya Proyek Pembangunan Taman Wisata Candi Borobudur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang turut mengembangkan perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki kekayaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2010). Aksesibilitas adalah konsep yang luas dan fleksibel. Kevin Lynch
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aksesibilitas 2.1.1. Pengertian Aksesibilitas Jhon Black mengatakan bahwa aksesibilitas merupakan suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan pencapaian lokasi dan hubungannya satu
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN Kerangka kajian yang digunakan dalam perancangan Museum Sejarah dan Budaya di Blitar, diuraikan dalam beberapa tahap sebagai berikut : Pertama, proses pencarían ide. Proses Pencarian
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian diperoleh dari survei primer dan sekunder terhadap ketersediaan
66 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Hasil penelitian diperoleh dari survei primer dan sekunder terhadap ketersediaan dan kebutuhan prasarana dan sarana transportasi perkotaan di empat kelurahan di wilayah
Lebih terperinciKabupaten Mojokerto secara topografis terletak di sepanjang Sungai Brantas hingga dataran tinggi di lereng Pegunungan Penanggungan dan Welirang dan
OLEH : AYUARISA IKA WANDINI (3508 100 023) Latar Belakang Kabupaten Mojokerto secara topografis terletak di sepanjang Sungai Brantas hingga dataran tinggi di lereng Pegunungan Penanggungan dan Welirang
Lebih terperinciBAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di
BAB 3 METODA PERANCANGAN Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di kawasan Pantai Panjang Kota Bengkulu ini secara umum mencakup hal-hal sebagai berikut: 3.1 Ide Perancangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi
Lebih terperinciKarakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang
C534 Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang Dian Fajar Novitasari dan Ardy Maulidy Navastara Departemen Perencanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tempat ini ramai dikunjung oleh wisatawan baik dari dalam maupun dari luar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahorok dengan pemandangan alam yang indah, udara yang sejuk, sungai dengan air yang jernih, walaupun keadaan hutannya tidak asli lagi, menjadikan tempat ini ramai
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Simpulan dalam laporan ini berupa konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil analisa pada bab sebelumnya. Pemikiran yang melandasi proyek kawasan transit
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya alam. Dengan demikian, Indonesia memiliki potensi kepariwisataan yang tinggi, baik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Landasan teori ini membahas tentang kosep dan teori-teori yang dijadikan
BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori ini membahas tentang kosep dan teori-teori yang dijadikan landasan atau acuan yang menunjang dalam pembuatan karya tugas akhir ini. Berikut merupakan landasan teori
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Fasilitas Pendukung Kawasan Kampung Inggris Pare
BAB VI HASIL PERANCANGAN Perancangan Fasilitas Pendukung Kawasan Kampung Inggris Pare berdasarkan tema ekowisata, konsep belajar dan bermain bersama alam dan wawasan keislaman menghasilkan perancangan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka
Lebih terperinciKarakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN : 2337-3539 (2301-9271 Print) C-188 Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. kerangka berpikir Arkeologi maka digunakan penelitian kualitatif.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan masalah yang dikaji pada penelitian ini, yang merupakan deskripsi dari peragaan busana pada relief Candi Panataran dengan menggunakan kerangka
Lebih terperincipada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad
Prinsip keseimbangan yang dicapai dari penataan secara simetris, umumnya justru berkembang pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad renesans. Maka fakta tersebut dapat dikaji
Lebih terperinci5.1.1 Perubahan pada denah Perubahan pada struktur dan penutup atap D Interior dan exterior ruangan
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i LEMBAR PENGESAHAN...ii KATA PENGANTAR...iii ABSTRAKSI...v DAFTAR ISI...vi DAFTAR GAMBAR...x DAFTAR TABEL...xi BAB I 1 PENDAHULUAN... 1 1.1 LATAR BELAKANG... 1 1.1.1 Isu Gempa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. 1. Tingginya Mobilitas Penggunaan Jalan di Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Latar belakang permasalahan merupakan beberapa isu yang membutuhkan solusi melalui perancagan sebuah fasilitas bangunan untuk memecahkan masalah tersbut.
Lebih terperinciPENATAAN DAN PENGEMBANGAN SIMPUL CURUG GEDE DI KAWASAN WISATA BATURADEN
P LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SIMPUL CURUG GEDE DI KAWASAN WISATA BATURADEN Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar mengacu kepada tema yang telah diusung yaitu Ekspos Arsitektur untuk Rakyat, dalam tema ini arsitektur haruslah beradaptasi dengan
Lebih terperinciPANTI ASUHAN DAN SEKOLAH UNTUK ANAK TERLANTAR & TUNADAKSA DI KOTA CIANJUR
Tugas Akhir Teknik Arsitektur FTSP PANTI ASUHAN DAN SEKOLAH UNTUK ANAK TERLANTAR & TUNADAKSA DI KOTA CIANJUR YUNA ARIFAH (27312952) Pembimbing: Liliek Setiawan HP, ST., MT DESKRIPSI & LOKASI DESKRIPSI
Lebih terperinciPenerapan Metode Consensus Design pada Penataan Kembali Sirkulasi Kampung Kota di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara
TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Penerapan Metode Consensus Design pada Penataan Kembali Sirkulasi Kampung Kota di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara Sri Aliah Ekawati Prodi Pembangunan Wilayah dan Kota, Fakultas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. keutamaan media interaktif, peranan media interaktif terhadap cagar budaya/objek
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini, akan dijelaskan mengenai pengertian dan juga teori-teori tentang istilah-istilah yang akan digunakan, seperti pengertian dari cagar budaya, objek wisata, cagar budaya
Lebih terperinciPengkaj ian Teori 8
DAFTAR ISI Lembar Pengesahan Lembar Persembahan Kata Pengantar Abstraksi Daftar Isi Daftar Gambar i ii iii v vi x BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1.1.1. Kebutuhan akan Fasilitas Pariwisata Kota
Lebih terperinciVI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan
116 VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar perencanaan adalah mengembangkan laboratorium lapang PPDF sebagai tempat praktikum santri sesuai dengan mata pelajaran yang diberikan dan juga dikembangkan
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Sekolah Dasar Islam Khusus Anak Cacat Fisik di Malang memiliki dasar konsep dari beberapa penggambaran atau abstraksi yang terdapat pada
Lebih terperinciTAMAN REKREASI RAWA PERMAI DI TUNTANG SALATIGA
TUGAS AKHIR PERIODE 38 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TAMAN REKREASI RAWA PERMAI DI TUNTANG SALATIGA Dosen Pembimbing : 1. Ir. Sri Hartuti W,MT 2. Bharoto, ST, MT Diajukan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota adalah daerah terbangun yang memiliki jumlah penduduk dan intensitas penggunaan ruang yang cenderung tinggi sehingga kota senantiasa menjadi pusat aktivitas bagi
Lebih terperinciLAMPIRAN KUESIONER PENILAIAN PENGUNJUNG TERHADAP ATRIBUT PENGELOLAAN 4A PADA OBJEK WISATA CANDI KALASAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
LAMPIRAN KUESIONER PENILAIAN PENGUNJUNG TERHADAP ATRIBUT PENGELOLAAN 4A PADA OBJEK WISATA CANDI KALASAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Nama responden : Usia : Jenis Kelamin : Pria Wanita Pendidikan : SD SMP
Lebih terperinciPenerapan Tema Cablak pada Rancangan Rumah Budaya Betawi
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) G-15 Penerapan Tema Cablak pada Rancangan Rumah Budaya Betawi Alivia Bianca Bella Diena dan Murtijas Sulistijowati Jurusan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA
BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA 3.1 TINJAUAN UMUM WILAYAH YOGYAKARTA 3.1.1 Kondisi Geografis dan Aministrasi Kota Yogyakarta terletak di bagian tengah-selatan Pulau Jawa dengan luas 32,50 km2. Kota
Lebih terperinciArahan Pengembangan Kawasan Wisata Cagar Budaya Trowulan, Kabupaten Mojokerto
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No.1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Arahan Pengembangan Kawasan Wisata Cagar Budaya Trowulan, Kabupaten Mojokerto Bahruddin Salam 1), Rima Dewi Suprihardjo 2)
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KAWASAN REKREASI PERENG PUTIH BANDUNGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN KAWASAN REKREASI PERENG PUTIH BANDUNGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
Lebih terperinciBAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa
BAB 6 HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Perancangan Hasil perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu adalah penerapan konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam perancangan desain Transportasi Antarmoda ini saya menggunakan konsep dimana bangunan ini memfokuskan pada kemudahan bagi penderita cacat. Bangunan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat... 3 II. TINJAUAN PUSTAKA
ABSTRAK Ida Bagus Surya Mahayana.NIM.1417151017. Perencanaan Jalur Sepeda Sebagai Tujuan Wisata Desa di Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar. Pembimbing I: Ir. Ida Ayu Mayun, M.P. Pembimbing II: Ir. Anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang murah untuk mencari oleh oleh dan menjadi tujuan utama bagi pengunjung
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu kota besar yang memiliki banyak potensi untuk dikembangkan adalah kota Yogyakarta. Dengan jumlah penduduk yang cukup padat dan banyaknya aset wisata yang
Lebih terperinciPelestarian Cagar Budaya
Pelestarian Cagar Budaya KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BALAI PELESTARIAN CAGAR BUDAYA JAWA TIMUR 2016 Sebelum kita bahas pelestarian cagar budaya, kita perlu tahu Apa itu Cagar Budaya? Pengertian
Lebih terperinciGALERI FOTO DI BANDUNG LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 STUDIO TUGAS AKHIR PERANCANGAN/SKRIPSI SEMESTER I TAHUN 2007/2008
GALERI FOTO DI BANDUNG LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 STUDIO TUGAS AKHIR PERANCANGAN/SKRIPSI SEMESTER I TAHUN 2007/2008 Sebagai Bagian Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Oleh: Lunalda Kanzeila
Lebih terperinciBAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG
BAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG 4.1 Sejarah Kawasan Kambang Iwak Palembang Menurut Ir. Ari Siswanto, MCRP, pengamat perkotaan dari Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Sriwijaya,
Lebih terperincimempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan saat ini sangat ramai dibicarakan karena berkembangnya sektor pariwisata maka pengaruh terhadap sektor lainnya sangat besar, oleh karena itu permintaan
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis
Lebih terperinciPERENCANAAN LANSKAP WISATA SEJARAH DAN BUDAYA KOMPLEKS CANDI GEDONG SONGO, KABUPATEN SEMARANG MUTIARA SANI A
PERENCANAAN LANSKAP WISATA SEJARAH DAN BUDAYA KOMPLEKS CANDI GEDONG SONGO, KABUPATEN SEMARANG MUTIARA SANI A34203015 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PERENCANAAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan bentuk industri pariwisata yang belakangan ini menjadi tujuan dari sebagian kecil masyarakat. Pengembangan industri pariwisata mempunyai peranan penting
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN
digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 4.1. Deskripsi Lokasi Perumahan Taman Nirwana terletak di pinggir kota Klaten. Untuk mencapai lokasi dapat dilalui dengan kendaraan bermotor sedang,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Studi Elemen Preservasi Kawasan Kota dengan studi kasus Koridor Jalan Nusantara Kecamatan Karimun Kabupaten Karimun diantaranya menghasilkan beberapa kesimpulan:
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Kawasan 6.1.1 Rancangan Obyek Dalam Tapak Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena kesesuian dengan fungsi dan kriteria obyek perancangan
Lebih terperincidengan view sungai Serayu sebagai daya tariknya. Resort yang menjadi sarana akomodasi wisata arung jeram memiliki fasilitas penunjang lainnya, yaitu
DESAIN PREMIS Resort arung jeram di wisata arung jeram sungai Serayu Banjarnegara dirancang sebagai sarana akomodasi di kawasan tersebut. Potensi alam yang ada berupa sungai Serayu yang memiliki jeram
Lebih terperinciBAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW. Pelaksanaan PA6 ini dimulai dari tema besar arsitektur muka air, Riverfront
BAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW Proses Perancangan Arsitektur 6 (PA6) merupakan obyek riset skripsi untuk pendidikan sarjana strata satu (S1) bagi mahasiswa peserta skripsi alur profesi. Pelaksanaan PA6
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut beberapa data statistik dan artikel di berbagai media, pariwisata di Indonesia sejauh ini dapat dikatakan kurang dikenal di mancanegara, maupun di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan aktivitas yang sangat padat. Pasar ini merupakan pusat batik dan tekstil yang menjadi tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan itu membuat seseorang harus membagi waktu untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman modern ini, kebutuhan akan rekreasi atau refreshing menjadi salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi. Karena setiap hari manusia melakukan aktivitas yang
Lebih terperinciVI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET
42 VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET Pengembangan konsep dalam studi perencanaan kawasan ini akan terbagi ke dalam empat sub konsep, yaitu perencanaan lanskap pedestrian shopping street,
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Pusat Industri Jajanan dan Pengembangan Bioteknologi Tempe di Sanan Kota Malang ini adalah dengan melakukan perancangan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bali sebagai pusat pengembangan kepariwisataan di Indonesia telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali sebagai pusat pengembangan kepariwisataan di Indonesia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan daerah lainnya di Indonesia. Hal tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penelitian yang akan dilakukan, rumusan masalah yang menjadi topik
1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini diuraikan mengenai latar belakang kegiatan penelitian yang akan dilakukan, rumusan masalah yang menjadi topik pembahasan yang akan diteliti, serta tujuan dan
Lebih terperinciTAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata
1.1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata saat ini menjadi sebuah kebutuhan bagi berbagai elemen masyarakat. Pariwisata dalam UU NOMOR
Lebih terperinciV. KONSEP Konsep Dasar Pengembangan Konsep
37 V. KONSEP Konsep Dasar Konsep dasar dalam perencanaan ini adalah merencanakan suatu lanskap pedestrian shopping streets yang dapat mengakomodasi segala aktivitas yang terjadi di dalamnya, khususnya
Lebih terperinciXIANG SHAN MEDITATION CENTER (HEALING ARCHITECTURE) ANTON HERMAN
XIANG SHAN MEDITATION CENTER (HEALING ARCHITECTURE) LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 TUGAS AKHIR SEMESTER A TAHUN AJARAN 2013 / 2014 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Oleh
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Letak Geografis Site Site yang akan dibangun berlokasi di sebelah timur Jalan Taman Siswa dengan koordinat 07 o 48 41.8 LS 110 o 22 36.8 LB. Bentuk site adalah persegi panjang
Lebih terperinciBAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan
BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Candi adalah salah satu peninggalan budaya dari zaman purba di Indonesia. Candi-candi tersebut banyak ditemukan di Pulau Jawa, Bali dan Kalimantan. Candi Borobudur
Lebih terperinciHOTEL BINTANG TIGA DI BANDUNG
HOTEL BINTANG TIGA DI BANDUNG LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 STUDIO TUGAS AKHIR PERANCANGAN/ SKRIPSI SEMESTER II TAHUN 2006/ 2007 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Oleh
Lebih terperinciBab VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kawasan stasiun Pasar Nguter, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Bab VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan temuan penelitian mengenai elemen ROD pada kawasan stasiun Pasar Nguter, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: -
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Hasil Perancangan Hasil perancangan Museum Sejarah dan Budaya di Blitar adalah penerapan konsep arsitektur candi Penataran. Konsep dasar ini dicapai dengan cara mengambil filosofi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. Diagram 6 : skema hubungan fasilitas
BAB IV ANALISIS IV.1 Analisis Bangunan IV.1.1 Organisasi Ruang Berdasarkan hasil studi banding, wawancara, dan studi persyaratan ruang dan karakteristik kegiatan di dalamnya, hubungan fasilitas dapat dilihat
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Metode perancangan dalam seminar ini yaitu berupa penjelasan dari awal proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan obyek perancangan
Lebih terperinciEvaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang
TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang Desti Rahmiati destirahmiati@gmail.com Arsitektur, Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciBAB III DATA LOKASI. Perancangan Arsitektur Akhir Prambanan Hotel Heritage & Convention. 3.1 Data Makro
BAB III DATA LOKASI 3.1 Data Makro 3.1.1 Data Kawasan wilayah Kabupaten Sleman yaitu : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Magelang (Provinsi Jawa Tengah) Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menjawab sasaran yang ada pada bab pendahuluan. Makam merupakan salah satu elemen penting pembentuk sebuah
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menjawab sasaran yang ada pada bab pendahuluan. Makam merupakan salah satu elemen penting pembentuk sebuah kota, sebagai untuk mengebumikan jenazah makam juga
Lebih terperinciKAWASAN WISATA TELAGA SARANGAN SEBAGAI WISATA PERMAINAN AIR DAN WISATA KULINER
BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Judul REDESAIN KAWASAN WISATA TELAGA SARANGAN SEBAGAI WISATA PERMAINAN AIR DAN WISATA KULINER Untuk menjabarkan mengenai pengertian judul di atas maka kalimat judul dapat
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang
Lebih terperinci-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berlibur merupakan salah satu kebutuhan yang harus terpenuhi bagi masyarakat urban pada saat ini guna melepas kejenuhan dari padatnya aktivitas perkotaan. Banyaknya
Lebih terperinci