VARIASI PERTUMBUHAN PADA UJI PROVENAN ULIN DI BONDOWOSO (Variation of growth in ironwood provenance test in Bondowoso) ABSTRACT ABSTRAK
|
|
- Sucianty Tanudjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 VARIASI PERTUMBUHAN PADA UJI PROVENAN ULIN DI BONDOWOSO (Variation of growth in ironwood provenance test in Bondowoso) Prastyono Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Jl. Palagan Tentara Pelajar Km 15, Purwobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta ABSTRACT Provenance test of ironwood (Eusideroxylon zwageri T. et B.) was established in 2006 in Bondowoso. Stem diameter and tree height was measured at 6.5 years of age. The trial was arranged in a Randomized Complete Block Design, which comprised of 4 provenances, 3 replicates with 25 tree plots and spacing 5x5 m. There was significant difference in stem diameter and tree height among provenances. Provenance of Durian Luncuk (Jambi) showed the best performance in terms of survival and tree growth. This information is very useful to determine suitable provenance to be used for plantation program of ironwood in the similar environmental conditions to KHDTK Sumberwringin, Bondowoso. Keywords: ironwood, Eusideroxylon zwageri, provenance test, growth traits ABSTRAK Uji provenan ulin (Eusideroxylon zwageri T. et B.) dibangun pada tahun 2006 di Bondowoso. Diameter pangkal batang dan tinggi tanaman diukur pada umur 6,5 tahun. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap berblok, yang terdiri dari 4 provenan, 3 blok dan 25 treeplot dengan jarak tanam 5 x 5 m. Hasil penelitan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata di antara provenan yang diuji untuk tinggi tanaman dan diameter pangkal batang. Provenan Durian Luncuk (Jambi) menunjukkan daya hidup dan pertumbuhan terbaik untuk sifat pertumbuhan diamater pangkal batang dan tinggi tanaman dibandingkan dengan tiga provenan lainnya. Informasi ini sangat berguna untuk menentukan provenan yang sesuai untuk program penanaman ulin pada lokasi dengan kondisi lingkungan yang mirip dengan KHDTK Sumberwringin, Bondowoso. Kata kunci: ulin, Eusideroxylon zwageri, uji provenan, sifat pertumbuhan I. PENDAHULUAN Degradasi hutan di Indonesia saat ini dalam tingkat yang sangat mengkhawatirkan. Menurut Sumargo et al. (2011), terjadi pengurangan luas hutan Indonesia seluas 15,15 juta ha pada periode tahun , atau 1,51 juta ha per tahun. Berdasarkan lokasinya, laju deforestasi terbesar terjadi di Kalimantan yaitu sebesar 0,55 juta ha per tahun dan Sumatera dengan laju deforestasi sebesar 0,37 juta ha per tahun. Degradasi hutan tersebut menjadi ancaman yang serius terhadap keberadaan sumberdaya genetik hutan. Kegiatan eksploitasi hutan alam yang bersifat ekstraktif dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia menyebabkan kemerosotan secara kualitas maupun 73
2 Wana Benih Vol. 15 No. 2, September 2014, kuantitas hutan pada level genetik, jenis, maupun ekosistem. Konsesi pengusahaan hutan alam, perkebunan, pertambangan, pemukiman dan transmigrasi, serta kelemahan birokrasi merupakan beberapa faktor yang menyebabkan angka fragmentasi dan degradasi hutan alam tropis Indonesia semakin tidak dapat dikendalikan (Curran et al., 2004). Degradasi hutan akan mengarah pada kemungkinan kepunahan suatu jenis, atau pengurangan jumlah individu penyusun vegetasi di areal yang hilang. Salah satu jenis yang saat ini terancam adalah ulin (Eusideroxylon zwageri T. et B.), yang merupakan salah satu jenis pohon penyusun hutan tropika basah yang tersebar di Sumatera Bagian Selatan, Kepulauan Bangka-Belitung dan hampir seluruh wilayah Kalimantan. Eksploitasi ulin yang tidak terkendali dan tidak mempertimbangkan aspek kelestarian, menyebabkan jenis ini mengalami penurunan populasi yang sangat mengkhawatirkan sehingga dimasukkan dalam kategori vulnerable (VU A1cd+2cd ver 2.3) oleh IUCN (2011). Selain itu, ulin juga telah dievaluasi untuk dimasukkan dalam Appendix II CITES. Oleh karena itu, konservasi sumberdaya genetik dan budidaya terhadap jenis ini perlu segera dilakukan. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Yogyakarta telah melakukan serangkaian kegiatan penelitian ulin untuk menyelamatkan keanekaragaman genetik dan program pemuliaan ulin sejak tahun Pada tahun 2006 uji provenan ulin dibangun di Bondowoso, Jawa Timur dengan tujuan untuk mengkonservasi dan mengetahui kinerja tanaman ulin dari beberapa provenan. Tulisan ini menyajikan variasi sifat pertumbuhan tanaman ulin pada plot uji provenan pada umur 6,5 tahun. II. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Sumberwringin. KHDTK Sumberwringin secara administrasi pemerintahan berada di Desa Wringinanom, Kecamatan Sukosari, Kabupaten Bondowoso, Propinsi Jawa Timur. Lokasi tersebut berada pada ketinggian 800 mdpl dengan jenis tanah andosol. Secara umum lokasi ini termasuk dalam klasifikasi tipe iklim B (Klasifikasi Schmidt dan Ferguson) dengan curah hujan rata-rata adalah mm/th dan suhu udara 20 C - 28 C (BBPBPTH, 2011). Pengukuran dilakukan pada bulan Juni B. Bahan dan alat Bahan penelitian yang digunakan adalah uji provenan ulin di Petak 9, 102 dan 103 KHDTK Sumberwringin yang dibangun pada bulan Desember Uji provenan dibangun dengan menggunakan rancangan acak lengkap berblok (Randomized Complete Block Design), yang terdiri dari 4 provenan, 3 blok dan 25 treeplot dengan jarak tanam yang digunakan adalah 74
3 Variasi Pertumbuhan pada Uji Provenan Ulin di Bondowoso Prastyono 5 x 5 meter. Provenan ulin yang diuji berasal dari Sanggau (Kalimantan Barat), Belitung (Bangka Belitung), Durian Luncuk (Jambi) dan Samboja (Kalimantan Timur). Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah galah ukur, kaliper, peta tanaman dan tally sheet untuk pengukuran tanaman. C. Pengukuran Pengukuran sifat pertumbuhan tanaman dilakukan pada umur 6,5 tahun. Karakter/sifat yang diukur adalah persen hidup, diameter pangkal batang (10 cm dari pangkal batang) dan tinggi tanaman. D. Analisis Data Data hasil pengukuran diuji dengan analisis varians dan apabila hasilnya menunjukkan perbedaan yang nyata, maka dilakukan uji lanjutan dengan DMRT (Duncan s Multiple Range Test). Model analisis varians yang digunakan adalah sebagai berikut (Williams et al., 2002): Y ijk = m + B i + P j + e ijk dimana: Y ijk : pengamatan pada blok ke-i, provenan ke-j dan ulangan ke-k m : rerata umum B i : pengaruh blok ke-i P j : pengaruh provenan ke-j e ijk : eror III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Persen Hidup Persen hidup merupakan indikasi kemampuan tumbuh dan adaptasi tanaman terhadap kondisi lingkungan tempat tumbuh dan merupakan salah satu kriteria seleksi, terutama pada waktu introduksi jenis dan provenan pada lahan yang memiliki perbedaan lingkungan dengan tempat asalnya. Tanaman ulin pada plot uji provenan di Bondowoso menunjukkan persentase hidup yang cukup tinggi untuk semua provenani yang diuji. Hal ini karena kondisi lingkungan di plot uji provenan ulin memenuhi kriteria persyaratan tumbuh ulin, diantaranya adalah tanah yang berdrainase baik, kelembaban udara relatif tinggi dan curah hujan tahunan mm (Sidiyasa, 2011). Provenan Durian Luncuk, menunjukkan persentase hidup tertinggi, sebesar 88%, diikuti oleh provenan Samboja, Belitung dan Sanggau berturut-turut sebesar 83%, 76% dan 60%. Persentase hidup tanaman ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan persentase 75
4 Wana Benih Vol. 15 No. 2, September 2014, hidup tanaman pada saat tanaman berumur 1 sampai 3 tahun dimana semua provenan memiliki persentase hidup di atas % (Hakim, 2007; Hakim et al., 2010). Persentase hidup tanaman mengalami penurunan seiring dengan pertambahan umur tanaman. Kecenderungan yang sama juga terjadi pada uji provenan ulin lainnya yang ditanam pada tahun 2004 dengan materi berasal dari provenan yang berbeda dengan provenan pada plot uji dalam penelitian ini sebagaimana dilaporkan oleh Hakim (2007). Hal ini kemungkinan disebabkan oleh faktor lingkungan seperti intensitas cahaya, iklim mikro, lantai hutan, tanaman pesaing, tanah dan faktor biotis (Daniel et al., 1987). Menurut Soerianegara and Lemmens (1994), tanaman ulin pada tingkat semai dan sapling membutuhkan banyak naungan, namun pada tingkat tiang dan pohon muda membutuhkan cukup cahaya untuk pertumbuhan dan pada tingkat pohon membutuhkan cahaya penuh. Qirom (2006) melaporkan bahwa tanaman ulin umur 6 bulan memiliki persentase hidup lebih dari 90% pada tapak dengan intensitas cahaya 11,1-21,8% sedangkan pada intensitas cahaya 64,6-75,3% persentase hidup tanaman hanya 60%. B. Variasi Sifat Pertumbuhan Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan (Zobel and Talbert, 1984). Menurut Loveless (1991), faktor genetik tanaman yang berpengaruh terhadap pertumbuhan meliputi umur tanaman, kondisi fisiologis tanaman seperti status hormon dan kemampuan adaptasi terhadap lingkungan yang meliputi cahaya matahari, suhu dan kelembaban serta ketersediaan unsur hara dan air serta kompetisi antar tanaman. Menurut Aubry et al. (1998), sifat pertumbuhan seperti tinggi dan diameter batang telah menjadi fokus dalam beberapa program pemuliaan karena mudah dalam pengukuran dan memiliki kontribusi yang penting pada sifat kayu (log). Oleh karena itu pengukuran terhadap kedua sifat pertumbuhan tersebut memiliki nilai penting dalam kegiatan pemuliaan ulin karena ulin merupakan salah satu jenis kayu pertukangan dengan nilai ekonomi yang tinggi. Hasil pengukuran sifat pertumbuhan tanaman pada uji provenan ulin di Bondowoso pada umur 6,5 tahun menunjukkan bahwa tanaman dari provenan Durian Luncuk (Jambi), selain memiliki persentase hidup tertinggi, juga menunjukkan kinerja pertumbuhan yang paling baik untuk sifat pertumbuhan tinggi tanaman dan diameter pangkal batang. Rata-rata diameter pangkal batang dan tinggi tanaman dari provenan Durian Luncuk (Jambi) berturutturut sebesar 21,3 mm dan 131,2 cm, diikuti oleh Belitung (Bangka Belitung) sebesar 16,6 mm dan 120,1 cm, Samboja (Kalimantan Timur) sebesar 15,5 mm dan 98,1 cm serta Sanggau (Kalimantan Barat) sebesar 13,2 mm dan 75,2 cm. Hasil analisis varians (Tabel 1) menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata di antara provenan yang diuji terhadap tinggi tanaman dan diameter pangkal batang. Untuk mengetahui provenan mana yang berbeda, dilakukan uji lanjutan DMRT (Duncan s Multiple Range Test) dengan hasil sebagaimana disajikan pada Tabel 2. 76
5 Variasi Pertumbuhan pada Uji Provenan Ulin di Bondowoso Prastyono Tabel 1. Analisis varians diameter pangkal batang dan tinggi tanaman ulin pada uji provenan di Bondowoso pada umur 6,5 tahun Sumber variasi db Rerata Kuadrat Diameter Pangkal Batang Tinggi Tanaman Blok 2 9,38 ns 1519,06 ns Provenan 3 34,62** 1848,36* Error 6 3,42 329,79 Keterangan: * = berbeda nyata pada taraf uji 5% ** = berbeda nyata pada taraf uji 1% ns = tidak beda nyata pada taraf uji 5% Tabel 2. Hasil uji DMRT diameter pangkal batang dan tinggi tanaman ulin pada uji provenan di Bondowoso pada umur 6,5 tahun Provenan Rata-rata Diameter Pangkal Batang (mm) Sanggau-Kalimantan Barat b b Belitung-Bangka Belitung b a Durian Luncuk-Jambi a a Samboja-Kalimantan Timur b ab Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% Hasil uji lanjutan DMRT menunjukkan bahwa terdapat dua kelompok provenan dengan diameter pangkal batang yang berbeda nyata, kelompok pertama adalah provenan Durian Luncuk (Jambi) adapun tiga provenan lainnya berada pada satu kelompok lainnya. Untuk tinggi tanaman terdapat 3 kelompok provenan dimana provenan Durian Luncuk (Jambi) dan Belitung (Bangka Belitung) berada pada kelompok yang sama sedangkan Sanggau (Kalimantan Barat) berada pada kelompok sendiri. Provenan Samboja (Kalimantan Timur) tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dengan dua kelompok provenan yang lainnya. Variasi sifat pertumbuhan antar provenan ulin merupakan konsekuensi logis dari adanya variasi genetik antar provenan yang diuji. Letak geografi dari masing-masing provenan ulin yang berjauhan menyebabkan adanya variasi genetik antar provenan (Zobel and Talbert, 1984). Hal ini didukung oleh hasil penelitian Sulistyawati et al. (2005), Rimbawanto et al. (2006) dan Widyatmoko et al. (2011) yang melaporkan bahwa terdapat keragaman genetik antar provenan ulin. Variasi genetik yang tinggi dari masing-masing provenan ini menyebabkan terjadinya variasi pada sifat pertumbuhan tanaman. Wahjono dan Imanuddin (2011) melaporkan bahwa dari keempat propinsi penyebaran ulin di Kalimantan, riap ratarata ulin berdiameter >10 cm di hutan alam di Kalimantan Tengah adalah paling tinggi yaitu sebesar 0,27 cm/th, diikuti oleh Kalimantan Barat sebesar 0,24 cm/th, Kalimantan Timur sebesar 0,20 cm/th dan Kalimantan Selatan sebesar 0,19 cm/th. Namun demikian 77
6 Wana Benih Vol. 15 No. 2, September 2014, menurut Soerianegara (1970), pertumbuhan diameter dan tinggi tanaman sebenarnya lebih kuat dipengaruhi oleh faktor lingkungan daripada faktor genetik karena pertumbuhan diameter tanaman merupakan fungsi dari ruang tumbuh. Tanaman yang ditanam dengan jarak tanam yang lebar akan mendapatkan cahaya yang lebih banyak dan pertumbuhan tanaman cenderung ke samping atau pertumbuhan diameter (Marjenah, 2000). Sedangkan menurut Lakitan (1996) faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman adalah suhu dan intensitas cahaya. Laju pertumbuhan tinggi tanaman lebih cepat jika tanaman tumbuh pada tapak dengan intensitas cahaya rendah untuk memperoleh cahaya yang cukup untuk aktivitas fisiologisnya (Marjenah, 1998). Oleh karena tanaman ulin ditanam pada tapak dan jarak tanam yang relatif seragam, maka variasi sifat pertumbuhan yang muncul merupakan ekspresi dari variasi genetik masing-masing provenan. Informasi ini penting untuk menentukan provenan yang cocok untuk pengembangan penanaman ulin pada lokasi dengan kondisi lingkungan seperti pada KHDTK Sumberwringin, Bondowoso. Berdasarkan hasil penelitian ini, provenan Durian Luncuk (Jambi) menunjukkan persentase hidup dan kinerja pertumbuhan yang terbaik. Namun demikian, karena ulin memiliki daur hidup yang panjang (Soerianegara and Lemmens, 1994) dan pertumbuhan yang lambat (Peluso, 1992; Soerianegara and Lemmens, 1994; Efendi, 2006; Junaidah et al., 2006; Wahjono dan Imanuddin (2011), menyebabkan sifat kuantitaif pertumbuhan pada umur 6,5 tahun kemungkinan besar masih bisa berubah seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Oleh karena itu perlu dilakukan pengukuran lebih lanjut untuk melihat konsistesi sifat kuantitaif pertumbuhan tanaman ulin sampai umur tanaman mencapai sepertiga daur. IV. KESIMPULAN DAN SARAN Terdapat variasi kinerja pertumbuhan antar provenan ulin di Bondowoso. Provenan Durian Luncuk (Jambi) menunjukkan persentase hidup dan kinerja pertumbuhan yang paling baik pada umur 6,5 tahun diikuti oleh provenan Belitung (Bangka Belitung) dan Samboja (Kalimantan Timur). Provenan Sanggau (Kalimantan Barat) menunjukkan persentase hidup dan pertumbuhan yang kurang menjanjikan dibandingkan dengan tiga provenan lainnya. UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih kepada Mudji Susanto, Lukman Hakim dan Anis Fauzi yang telah melakukan eksplorasi materi genetik dan membangun plot uji provenan ini; Burhan Ismail, Yuliah, Rusdi Elvia, Peri Mandala Putra dan Budiono yang telah membantu melakukan pengumpulan data di lapangan. 78
7 Variasi Pertumbuhan pada Uji Provenan Ulin di Bondowoso Prastyono DAFTAR PUSTAKA Aubry, C.A., W.T. Adams, W.T. and T.Y. Fahey Determination of relative economic weights for multitrait selection in coastal Douglas-fir. Can. J. For. Res. 28: BBPBPTH Sekilas Tentang Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Sumberwringin. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Yogyakarta. Curran, L.M., S.N. Trigg, A.K. McDonald, D. Astiano, Y.M. Hardiono, P. Siregar, I. Caniago and Kasischke Lowland forest loss in protected areals of Indonesia Borneo. Science 303(5660): Daniel, T.W., J.A. Helms and F.S. Baker Principle of Silviculture. Terjemahan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Efendi, R Teknik Silvikultur Ulin. Prosiding Workshop Sehari: Peran Litbang Dalam Pelestarian Ulin. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman dan Tropenbos Internasional Indonesia. Samarinda, 20 Desember Hakim, L Evaluasi awal variasi pertumbuhan empat provenan ulin (Eusideroxylon zwageri T. et B.) Kalimantan di Bondowoso. Thesis Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta Hakim, L., A. Fiani, Prastyono, B. Ismail, D.E. Pramono dan A. Setiawan Konservasi sumber daya genetik jenis Eboni (Diospyros celebica) dan ulin (Eusideroxylon zwagery). Laporan Hasil Penelitian. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Yogyakarta. Tidak dipublikasikan. IUCN IUCN Red List of Threatened Species. Version diakses pada tanggal 16 December Junaidah, A. W. Nugroho, H. Siahaan dan A. Sofyan Status Penelitian dan Pengembangan Ulin (Eusideroxylon zwageri T et. B) di Sumatera Bagian Selatan. Prosiding Workshop Sehari: Peran Litbang Dalam Pelestarian Ulin. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman dan Tropenbos Internasional Indonesia. Samarinda. Lakitan, B Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta Loveless, A. R Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik. Gramedia. Jakarta. Marjenah Pertumbuhan dan Respon Morfologi Shorea pauciflora dan Shorea selanica Terhadap Perbedaan Intensitas Cahaya. Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian Universitas Mulawarman. Samarinda. Marjenah Pengaruh Perbedaan Intensitas Cahaya Terhadap Aktivitas Fisiologis Semai Shorea pauciflora dan Shorea selanica. Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian Universitas Mulawarman. Samarinda. Peluso, N. L The Ironwood Problem: (Mis) Management and Development of an 79
8 Wana Benih Vol. 15 No. 2, September 2014, Extractive Rain Forest Product. Conservation Biology 6(2): Qirom, M.A Peranan Litbang dalam mendukung kegiatan pelestarian jenis ulin di Kalimantan Selatan. Prosiding workshop sehari: Peran Litbang danalam pelestarian ulin. Kerjasama Pusat Litbang Pengembangan Hutan Tanaman dan Tropenbos International Indonesia. Samarinda, 20 Desmber Rimbawanto, A., A. Y. P. B. C. Widyatmoko dan Harkingto Keragaman Populasi E. zwageri Kalimantan Timur berdasarkan Penanda RAPD. Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan 3(3): Sidiyasa, K Sebaran, potensi dan pengelolaan ulin di Indonesia. Prosiding Lokakarya Nasional Status Konservasi dan Formulasi Strategi Konservasi Jenis-jenis Pohon yang Terancam Puna (Ulin, eboni dan Michelia). Bogor, Januari Soerianegara, I. and R. H. M. Lemmens Timber Trees : Major Commercial Timbers. PROSEA. Bogor. Soerianegara, I Pemuliaan Hutan. Laporan No 104. Lembaga Penelitian Hutan Bogor. Sulistyawati, P., A.Y.P.B.C. Widyatmoko dan A. Rimbawanto Studi keragaman genetik empat populasi Eusideroxylon zwageri menggunakan penanda RAPD. Prosiding Seminar Nasional Peningkatan Produktivitas Hutan: Peran Konservasi Sumber Daya Genetik, Pemuliaan dan Silvikultur dalam Mendukung Rehabilitasi Hutan. Fakultas Kehutanan UGM dan ITTO. Yogyakarta. Sumargo, W., S.G. Nanggara, F.A. Nainggolan dan I. Apriani Potret keadaan hutan Indonesia periode tahun Forest Watch Indonesia. Wahjono, D. dan R. Imanuddin Sebaran, Potensi dan Pertumbuhan/Riap Ulin (Eusideroxylon zwageri Teijsm & Binn) di Hutan Alam Bekas tebangan di Kalimantan. Prosiding Lokakarya Nasional Status Konservasi dan Formulasi Strategi Konservasi Jenis-jenis Pohon yang Terancam Puna (Ulin, eboni dan Michelia). Bogor, Januari Widyatmoko, A.Y.P.B.C., I.L.G. Nurtjahjaningsih dan Prastyono Studi Keragaman Genetik pada Beberapa Jenis Terancam Punah (Endangered Species) Menggunakan Penanda RAPD. Prosiding Lokakarya Nasional Status Konservasi dan Formulasi Strategi Konservasi Jenis-jenis Pohon yang Terancam Puna (Ulin, eboni dan Michelia). Bogor, Januari Williams, E. R., A. C. Matheson and C. E. Harwood Experimental Design and Analysis For Tree Improvement. Second edition. CSIRO Publishing. Victoria. 80
EVALUASI UJI PROVENAN MERBAU
EVALUASI UJI PROVENAN MERBAU (Intsia bijuga) UMUR 6 TAHUN DI KHDTK SUMBERWRINGIN, BONDOWOSO Provenance Test Evaluation Of 6 Years Old Of Merbau (Intsia bijuga) At KHDTK Sumberwringin, Bondowoso Burhan
Lebih terperinciVARIASI SIFAT PERTUMBUHAN ULIN (Eusideroxylon zwageri T. et B.) PADA UJI KETURUNAN DI BONDOWOSO
Variasi Sifat Pertumbuhan Ulun (Eusideroylon zwageri T.et B.) (Prastyono dan Mudji Susanto) VARIASI SIFAT PERTUMBUHAN ULIN (Eusideroxylon zwageri T. et B.) PADA UJI KETURUNAN DI BONDOWOSO VARIATION IN
Lebih terperinciAri Fiani ABSTRACT. Keywords: Pulai Population, growth variation, plant height, stem diametre ABSTRAK
PERTUMBUHAN ENAM POPULASI PULAI (Alstonia scholaris) UMUR 4 dan 11 BULAN DI GUNUNG KIDUL Growth of Six Populations of Pulai (Alstonia scholaris) at 4 and 11 Months Old in Gunung Kidul Balai Besar Penelitian
Lebih terperinciUJI PROVENANSI EBONI (Diospyros celebica Bakh) FASE ANAKAN
194 UJI PROVENANSI EBONI (Diospyros celebica Bakh) FASE ANAKAN Provenances test of Ebony (Diospyros celebica Bakh) in seedling phase Muh. Restu Abstract The study was conducted to determine growth variability
Lebih terperinciPERTUMBUHAN LIMA PROVENAN PULAI GADING (Alstonia scholaris) UMUR 6 BULAN DI SUMBER KLAMPOK, BALI
Pertumbuhan Lima Provenan Pulai Gading (Alstonia scholaris) (Mashudi) PERTUMBUHAN LIMA PROVENAN PULAI GADING (Alstonia scholaris) UMUR 6 BULAN DI SUMBER KLAMPOK, BALI GROWTH OF 5 PROVENANCES AT 6 MONTHS
Lebih terperinciKata kunci : Umur pertumbuhan, Dipterocarpaceae, mersawa, Anisoptera costata Korth
PERTUMBUHAN BIBIT MERSAWA PADA BERBAGAI TINGKAT UMUR SEMAI 1) Oleh : Agus Sofyan 2) dan Syaiful Islam 2) ABSTRAK Degradasi hutan Indonesia meningkat dari tahun ke tahun dalam dekade terakhir. Degradasi
Lebih terperinciPENGARUH KLON DAN WAKTU OKULASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERSENTASE HIDUP OKULASI JATI (Tectona grandis )
PENGARUH KLON DAN WAKTU OKULASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERSENTASE HIDUP OKULASI JATI (Tectona grandis ) Effect of Clone and Budgraft Time on Growth and Survival Rate Teak (Tectona grandis) Sugeng Pudjiono
Lebih terperinciSTRATEGI PENYELAMATAN EBONI (Diospyros celebica Bakh.) DARI ANCAMAN KEPUNAHAN. Edi Kurniawan
Strategi Penyelamatan Eboni (Diospyros celebica Bakh.) dari... STRATEGI PENYELAMATAN EBONI (Diospyros celebica Bakh.) DARI ANCAMAN KEPUNAHAN Balai Penelitian Kehutanan Makassar, Jl. Perintis Kemerdekaan
Lebih terperinciVARIASI GENETIK UJI PROVENAN MERBAU SAMPAI UMUR 3 TAHUN DI BONDOWOSO, JAWA TIMUR
VARIASI GENETIK UJI PROVENAN MERBAU SAMPAI UMUR 3 TAHUN DI BONDOWOSO, JAWA TIMUR (Genetic Variation of Provenances Test of Merbau until 3 years old in Bondowoso, East Java) Tri Pamungkas Yudohartono dan
Lebih terperinciAsrianny, Arghatama Djuan. Laboratorium Konservasi Biologi dan Ekowisata Unhas. Abstrak
Pola Penyebaran dan Struktur Populasi Eboni (Diospyros celebica Bakh.) di Hutan Pendidikan Universitas Hasanuddin, Kabupaten Maros Propinsi Sulawesi Selatan Asrianny, Arghatama Djuan Laboratorium Konservasi
Lebih terperinciSTUDI ADAPTASI DAN KINERJA PERTUMBUHAN CENDANA (SANTALUM ALBUM L) PADA UMUR 11 TAHUN DI WATUSIPAT KABUPATEN GUNUNG KIDUL
J. Solum Vol. XIV No. 2, Juli 2017: 83-88 ISSN 1829-7994 STUDI ADAPTASI DAN KINERJA PERTUMBUHAN CENDANA (SANTALUM ALBUM L) PADA UMUR 11 TAHUN DI WATUSIPAT KABUPATEN GUNUNG KIDUL Yayan Hadiyan dan Yuliah
Lebih terperinciMakalah Penunjang pada Ekspose Hasil-hasil Penelitian : Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Hutan. Padang, 20 September
PENGARUH UMUR SEMAI TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT SUREN DI PERSEMAIAN 1) Oleh: Agus Sofyan 2) dan Syaiful Islam 2) ABSTRAK Suren (Toona sureni Merr), merupakan jenis yang memiliki pertumbuhan cepat dan kegunaan
Lebih terperinciLATAR BELAKANG JATI PURWOBINANGUN 5/13/2016
JATI PURWOBINANGUN LATAR BELAKANG Jati merupakan salah satu primadona hutan rakyat di Indonesia Estmasi hutan rakyat dengan jenis utama jati mencapai 1.2 juta ha dari 1.7 juta hutan jati di Indonesia (
Lebih terperinciPERTUMBUHAN ANAKAN ALAM EBONI (Diospyros celebica Bakh.) DARI TIGA POPULASI DI PERSEMAIAN. C. Andriyani Prasetyawati *
Pertumbuhan Anakan Alam Eboni (Diospyros celebica Bakh) C. Andriyani Prasetyawati PERTUMBUHAN ANAKAN ALAM EBONI (Diospyros celebica Bakh.) DARI TIGA POPULASI DI PERSEMAIAN C. Andriyani Prasetyawati * Balai
Lebih terperinciPENYUSUNAN PERSYARATAN TUMBUH JENIS ULIN (Eusideroxylon wageri T. & B.) DENGAN PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) Suyanto 1) ; Syam ani 2)
PENYUSUNAN PERSYARATAN TUMBUH JENIS ULIN (Eusideroxylon wageri T. & B.) DENGAN PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) Suyanto 1) ; Syam ani 2) 1) 2) Dosen Fakultas Kehutanan, Universitas Lambung Mangkurat
Lebih terperinciPENAMPILAN TANAMAN KONSERVASIEX-SITU EBONI (Diospyros celebica Bakh.) Budi Santoso dan Chairil Anwar Balai Penelitian Kehutanan, Ujung Pandang
Berita Biologi. Volume 6. Nomor 2, Agustus 2002 PENAMPILAN TANAMAN KONSERVASIEX-SITU EBONI (Diospyros celebica Bakh.) Budi Santoso dan Chairil Anwar Balai Penelitian Kehutanan, Ujung Pandang ABSTRAK Kegiatan
Lebih terperinciUniversitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Samarinda. Indonesia. ABSTRACT
Jurnal AGRIFOR Volume XII Nomor 2, Oktober 2013 ISSN : 1412 6885 STUDI TEGAKAN JENIS ULIN (Eusideroxylon zwageri Teijesm & Binnend) SEBAGAI SUMBER PENGHASIL BENIH DARI TEGAKAN BENIH TERSELEKSI DI KECAMATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menutupi banyak lahan yang terletak pada 10 LU dan 10 LS dan memiliki curah
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Hutan hujan tropis merupakan salah satu tipe vegetasi hutan tertua yang menutupi banyak lahan yang terletak pada 10 LU dan 10 LS dan memiliki curah hujan sekitar 2000-4000
Lebih terperinciMakalah Penunjang pada Ekspose Hasil-hasil Penelitian : Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Hutan. Padang, 20 September )
KARAKTERISTIK TANAH PADA SEBARAN ULIN DI SUMATERA DALAM MENDUKUNG KONSERVASI 1) Oleh : Agung Wahyu Nugroho 2) ABSTRAK Ulin (Eusideroxylon zwageri T. et B.) merupakan salah satu jenis pohon yang hampir
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. secara ketat. Cendana sudah dieksploitasi sejak abad ke-3. Namun eksploitasi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cendana (Santalum album Linn.) merupakan salah satu spesies dari 22 spesies dari marga Santalum yang ada di dunia dan tumbuh secara alami di Indonesia. Kelebihan kayu cendana
Lebih terperinciCAPAIAN KEGIATAN LITBANG
Balai Besar CAPAIAN KEGIATAN LITBANG 10-14 CAPAIAN RENSTRA 10-14 B2PD 1. Pengelolaan Hutan Alam /sub kegiatan A. Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari 1) pembinaan/pengayaan intensif di hutan alam pasca
Lebih terperinciKESIMPULAN DAN REKOMENDASI SIDANG
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI SIDANG 133 PROSIDING Workshop Nasional 2006 134 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI SIDANG PERTAMA KESIMPULAN 1. Ramin dan ekosistemnya saat ini terancam kelestariannya. Hal ini disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara kepulauan yang terdiri dari tujuh belas ribu pulau. Pulau yang satu dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terletak di antara dua benua, Asia dan Australia, merupakan negara kepulauan yang terdiri dari tujuh belas ribu pulau. Pulau yang satu dengan lainnya dipisahkan
Lebih terperinciEKSPLORASI ANAKAN ALAM EBONI (Diospyros celebica Bakh.) DI TIGA KABUPATEN DI SULAWESI SELATAN. C. Andriyani Prasetyawati dan Edi Kurniawan
Eksplorasi Anakan Alam Eboni (Diospyros celebica Bakh.). EKSPLORASI ANAKAN ALAM EBONI (Diospyros celebica Bakh.) DI TIGA KABUPATEN DI SULAWESI SELATAN Balai Penelitian Kehutanan Makassar, Jl. Perintis
Lebih terperinciOleh/By : Deddy Dwi Nur Cahyono dan Rayan Balai Besar Penelitian Dipterokarpa ABSTRACT
PERBANDINGAN SEMAI EMPAT PROVENANS Shores Gysbertsiana BURCK DI PERSEMAIAN (Growth Comparison of Four Provenances of Shorea gysbertsiana Burck in Nursery) Oleh/By : Balai Besar Penelitian Dipterokarpa
Lebih terperinciPOLA PERTUMBUHAN PULAI DARAT
POLA PERTUMBUHAN PULAI DARAT (Alstonia angustiloba Miq) DI KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN 1) Oleh : Imam Muslimin 2) dan Abdul Hakim Lukman 2) ABSTRAK Pertumbuhan dan perkembangan tanaman pulai
Lebih terperinciDemplot sumber benih unggulan lokal
Demplot sumber benih unggulan lokal Demplot sumber benih unggulan lokal Pembangunan Demplot Sumber Benih Jenis Bambang Lanang Pembangunan Demplot Sumber Benih Jenis Tembesu Demplot Sumber Benih Unggulan
Lebih terperinciABSTRACT STRUCTURE AND COMPOSITION OF THE VEGETATION IN HEPANGAN AGROFORESTRY SYSTEM AT GUMAY ULU AREA LAHAT DISTRICT SOUTH SUMATERA
ABSTRACT STRUCTURE AND COMPOSITION OF THE VEGETATION IN HEPANGAN AGROFORESTRY SYSTEM AT GUMAY ULU AREA LAHAT DISTRICT SOUTH SUMATERA Allen Adilla Akbar*, Erny Poedjirahajoe**, Lies Rahayu W.F.*** The area
Lebih terperinciTEKNIK PENGADAAN BIBIT ULIN DENGAN PEMOTONGAN BIJI BERULANG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KEDIKLATAN
TEKNIK PENGADAAN BIBIT ULIN DENGAN PEMOTONGAN BIJI BERULANG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KEDIKLATAN Oleh : Ir. Suwignyo Widyaiswara Balai Diklat Kehutanan Samarinda Abstrak Ulin adalah salah satu jenis pohon
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di dalam areal Hak Pengusahaan Hutan (HPH) PT. Sari Bumi Kusuma, Unit S. Seruyan, Kalimantan Tengah. Areal hutan yang dipilih untuk penelitian
Lebih terperinciRIAP TANAMAN ULIN (Eusideroxylon zwageri Teijsm & Binn) DI KHDTK SAMBOJAKECAMATAN SAMBOJA KABUPATEN KUTAI KERTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Jurnal AGRIFOR Volume XVI Nomor 1, Maret 2017 ISSN P : 1412-6885 ISSN O : 2503-4960 RIAP TANAMAN ULIN (Eusideroxylon zwageri Teijsm & Binn) DI KHDTK SAMBOJAKECAMATAN SAMBOJA KABUPATEN KUTAI KERTANEGARA
Lebih terperinciPERTUMBUHAN TANAMAN UJI KETURUNAN JATI PADA UMUR 7 TAHUN DI GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA
Hamdan Adma Adinugraha. Pertumbuhan Tanaman Uji Keturunan Jati Pada Umur 7 Tahun Di Gunung Kidul, Yogyakarta PERTUMBUHAN TANAMAN UJI KETURUNAN JATI PADA UMUR 7 TAHUN DI GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA 1. Hamdan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Habitat merupakan lingkungan tempat tumbuhan atau satwa dapat hidup dan berkembang biak secara alami. Kondisi kualitas dan kuantitas habitat akan menentukan komposisi,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. (MacKinnon, 1997). Hakim (2010) menyebutkan, hutan tropis Pulau Kalimantan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pulau Kalimantan merupakan pulau terbesar ketiga di dunia dan menjadi salah satu pulau yang memiliki keragaman biologi dan ekosistem yang tinggi (MacKinnon, 1997). Hakim
Lebih terperinciINVENTARISASI TEGAKAN TINGGAL WILAYAH HPH PT. INDEXIM UTAMA DI KABUPATEN BARITO UTARA KALIMANTAN TENGAH
INVENTARISASI TEGAKAN TINGGAL WILAYAH HPH PT. INDEXIM UTAMA DI KABUPATEN BARITO UTARA KALIMANTAN TENGAH Oleh/by MUHAMMAD HELMI Program Studi Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat
Lebih terperinciKOMPOSISI TEGAKAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMANENAN KAYU DI HUTAN ALAM
KOMPOSISI TEGAKAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMANENAN KAYU DI HUTAN ALAM Muhdi Staf Pengajar Program Studi Teknologi Hasil Hutan Departemen Kehutanan USU Medan Abstract A research was done at natural tropical
Lebih terperinciPENGARUH NAUNGAN DAN ASAL BENIH TERHADAP DAYA HIDUP DAN PERTUMBUHAN ULIN ( Eusideroxylon zwagery T. et B.)
PENGARUH NAUNGAN DAN ASAL BENIH TERHADAP DAYA HIDUP DAN PERTUMBUHAN ULIN ( Eusideroxylon zwagery T. et B.) The Effect of Shading and Seed Source on Survival and Growth of Ulin (Eusideroxylon zwagery T.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kering tidak lebih dari 6 bulan (Harwood et al., 1997). E. pellita memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Eucalyptus pellita F. Muell (E. pellita) merupakan spesies cepat tumbuh yang mampu beradaptasi dengan lingkungan tropis yang lembab dengan musim kering tidak lebih
Lebih terperinciEVALUASI KETAHANAN HIDUP TANAMAN UJI SPESIES DAN KONSERVASI EK-SITU DIPTEROCARPACEAE DI RPH CARITA BANTEN
EVALUASI KETAHANAN HIDUP TANAMAN UJI SPESIES DAN KONSERVASI EK-SITU DIPTEROCARPACEAE DI RPH CARITA BANTEN Evaluation of Survival Plantation Try Species of Dipterocarpaceae in Carita Forest Resort Banten
Lebih terperinciDiro Eko Pramono I. PENDAHULUAN
APLIKASI SEDERHANA SIG PADA PEMBANGUNAN PLOT KONSERVASI EKS SITU JABON DI GUNUNG KIDUL Simple Aplication SIG at Establihsment of Ex situ Plot of Conservation Jabon at Gunung Kidul Balai Besar Penelitian
Lebih terperinciMANUAL PEMBANGUNAN PLOT KONSERVASI EKS-SITU JENIS-JENIS TANAMAN PENGHASIL GAHARU
MANUAL PEMBANGUNAN PLOT KONSERVASI EKS-SITU JENIS-JENIS TANAMAN PENGHASIL GAHARU Oleh: Lukman Hakim Kementerian Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi
Lebih terperinciBAB I BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Selama periode jumlah penduduk bertambah sebanyak 3,25
BAB I BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan kayu untuk bahan bangunan, furniture, dan peralatan rumah tangga terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk di Indonesia. Selama periode
Lebih terperinciSELEKSI POHON INDUK JENIS MERANTI (Shorea spp) PADA AREAL TEGAKAN BENIH IUPHHK-HA PT. SUKA JAYA MAKMUR KABUPATEN KETAPANG
SELEKSI POHON INDUK JENIS MERANTI (Shorea spp) PADA AREAL TEGAKAN BENIH IUPHHK-HA PT. SUKA JAYA MAKMUR KABUPATEN KETAPANG (A parental tree selection of Shorea spp at a seed stand area IUPHHK-HA of PT.
Lebih terperinciKey words : Eusideroxylon zwageri, genetic diversity, conservation.
KERAGAMAN GENETIK DAN UPAYA KONSERVASI ULIN (Eusideroxylon zwageri) DI INDONESIA Oleh/by: Henti Hendalastuti R. & Iskandar Z. Siregar Fakultas Kehutanan IPB, Kampus Darmaga, Bogor ABSTRACT Ulin/belian
Lebih terperinciDedi Setiadi * dan Mudji Susanto Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan
VARIASI GENETIK PADA KOMBINASI UJI PROVENANS DAN UJI KETURUNAN Araucaria cunninghamii DI BONDOWOSO-JAWA TIMUR [Genetic variation on Provenance -Progeny Test of Araucaria cunninghamii at Bondowoso-East
Lebih terperinciPENINGKATAN RIAP PERTUMBUHAN TANAMAN TEMBESU MELALUI BEBERAPA PERLAKUAN SILVIKULTUR
PENINGKATAN RIAP PERTUMBUHAN TANAMAN TEMBESU MELALUI BEBERAPA PERLAKUAN SILVIKULTUR Oleh: Agus Sofyan 1), Abdul Hakim Lukman 1), Junaidah 2) dan Nasrun S. 3) 1) Peneliti pada Balai Penelitian Kehutanan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan salah satu jenis primata penghuni
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan salah satu jenis primata penghuni hutan tropis sumatera yang semakin terancam keberadaannya. Tekanan terhadap siamang terutama
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Berkurangnya luas hutan (sekitar 2 (dua) juta hektar per tahun) berkaitan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berkurangnya luas hutan (sekitar 2 (dua) juta hektar per tahun) berkaitan erat dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan devisa negara, yang pada masa lalu didominasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perhutani sebanyak 52% adalah kelas perusahaan jati (Sukmananto, 2014).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perum Perhutani merupakan sebuah badan usaha yang diberikan mandat oleh pemerintah untuk mengelola hutan tanaman yang ada di Pulau Jawa dan Madura dengan menggunakan
Lebih terperinciUJI PERTANAMAN GENETIK MATERI PEMULIAAN POHON
UJI PERTANAMAN GENETIK MATERI PEMULIAAN POHON Sub pokok bahasan Tujuan uji genetik Uji spesies Uji provenans Uji keturunan Tujuan uji pertanaman genetik Uji pertanaman genetik diperlukan untuk dapat mengevaluasi
Lebih terperinciTANAMAN ULIN (Eusideroxylon zwageri T. & B) PADA UMUR 8,5 TAHUN DI ARBORETUM BALAI BESAR PENELITIAN DIPTEROKARPA SAMARINDA
TANAMAN ULIN (Eusideroxylon zwageri T. & B) PADA UMUR 8,5 TAHUN DI ARBORETUM BALAI BESAR PENELITIAN DIPTEROKARPA SAMARINDA Balai Besar Penelitian Dipterokarpa RINGKASAN Penanaman ulin yang ada di Arboretum
Lebih terperinciUJI KETURUNAN PULAI DARAT (Alstonia angustiloba Miq.) UNTUK MENDUKUNG PENYEDIAAN SUMBER BENIH UNGGUL
UJI KETURUNAN PULAI DARAT (Alstonia angustiloba Miq.) UNTUK MENDUKUNG PENYEDIAAN SUMBER BENIH UNGGUL Alstonia Angustiloba PROGENY TRIAL TO SUPPORT THE PROVISION OF IMPROVED SEED Mashudi 1 dan Hamdan Adma
Lebih terperinciPENINGKATAN KUALITAS JATI PADA PERTANAMAN UJI KETURUNAN DI PERUM PERHUTANI KPH NGAWI DAN KPH CEPU
Prosiding Symbion (Symposium on Biology Education), Prodi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Ahmad Dahlan, 27 Agustus 2016 p-issn: 2540-752x e-issn: 2528-5726 PENINGKATAN KUALITAS JATI PADA PERTANAMAN
Lebih terperinciBaharinawati W.Hastanti 2
Implementasi Sistem Silvikultur TPTI : Tinjauan eberadaan Pohon Inti dan ondisi Permudaannya (Studi asus di Areal IUPHH PT. Tunas Timber Lestari, Provinsi Papua) 1 Baharinawati W.Hastanti 2 BP Manokwari
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Hutan rawa gambut adalah salah satu komunitas hutan tropika yang terdapat di
PENDAHULUAN Latar Belakang Hutan rawa gambut adalah salah satu komunitas hutan tropika yang terdapat di Indonesia. Hutan rawa gambut mempunyai karakteristik turnbuhan maupun hewan yang khas yaitu komunitas
Lebih terperinciKERAGAMAN PERTUMBUHAN TANAMAN MERANTI MERAH (Shorea leprosula Miq.) PADA BERBAGAI TAPAK
11/1/13 MAKALAH SEMINAR/EKSPOSE HASIL PENELITIAN TAHUN 13 BALAI BESAR PENELITIAN DIPTEROKARPA SAMARINDA KERAGAMAN PERTUMBUHAN TANAMAN MERANTI MERAH (Shorea leprosula Miq.) PADA BERBAGAI TAPAK Oleh: Asef
Lebih terperinciPENGARUH MEDIA TANAM DAN EMPAT INTENSITAS NAUNGAN PADA PERTUMBUHAN BIBIT KHAYA ANTOTECHA
PENGARUH MEDIA TANAM DAN EMPAT INTENSITAS NAUNGAN PADA PERTUMBUHAN BIBIT KHAYA ANTOTECHA ADITYA HANI Balai Penelitian Kehutanan Ciamis Jl. Ciami-Banjar Km 4. Po Box 5. Telp. 0265 771352 e-mail : adityahani@gmail.com
Lebih terperinciPERTUMBUHAN TIGA KELAS MUTU BIBIT MERANTI MERAH PADA TIGA IUPHHK DI KALIMANTAN
PERTUMBUHAN TIGA KELAS MUTU BIBIT MERANTI MERAH PADA TIGA IUPHHK DI KALIMANTAN (Growth of three seedling quality classes of red meranti at three IUPHHK in Kalimantan) Oleh/By : Burhanuddin Adman Balai
Lebih terperinciSugeng Pudjiono Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan
VARIASI GENETIK PERTUMBUHAN SEMAI ACACIA MANGIUM DARI 10 FAMILI TERBAIK SETIAP SUB GALUR PADA 4 KEBUN BENIH SEMAI GENERASI KEDUA (Genetic variation of seedling growth of Acacia mangium from the best 10
Lebih terperinciPENGARUH DIAMETER BIDANG PANGKAS DAN TINGGI PANGKASAN TERHADAP KEMAMPUAN BERTUNAS PULAI
PENGARUH DIAMETER BIDANG PANGKAS DAN TINGGI PANGKASAN TERHADAP KEMAMPUAN BERTUNAS PULAI (Alstonia scholaris) Effect of cutting at the various basal diameter and various height to sprouting ability of Alstonia
Lebih terperinciPENGARUH ASAL BAHAN DAN MEDIA STEK TERHADAP PERTUMBUHAN STEK BATANG TEMBESU
PENGARUH ASAL BAHAN DAN MEDIA STEK TERHADAP PERTUMBUHAN STEK BATANG TEMBESU (Fragraea fragarans ROXB) 1) Oleh : Agus Sofyan 2) dan Imam Muslimin 2) ABSTRAK Tembesu (Fragraea fragrans ROXB) merupakan jenis
Lebih terperinciRespon Tanaman Jabon (Anthocephalus cadamba) terhadap Pemupukan Lanjutan (NPK)
JURNAL SILVIKULTUR TROPIKA Vol. 03 Agustus 2011 Vol. 03 No. 01 Agustus 2011, Hal. 71 77 Respon Tanaman Jabon (Anthocephalus cadamba) 71 ISSN: 2086-8227 Respon Tanaman Jabon (Anthocephalus cadamba) terhadap
Lebih terperinciPENDAHULUAN. tinggi. Keadaan ini dapat dijadikan modal Indonesia dalam menanggapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati sangat tinggi. Keadaan ini dapat dijadikan modal Indonesia dalam menanggapi persaingan global yang semakin
Lebih terperinciLokasi Kajian Metode Penelitian Lanjutan Metode Penelitian
Pinus merkusii strain Kerinci: Satu-satunya jenis pinus yang menyebar melewati khatulistiwa ke bagian bumi lintang selatan hingga sekitar o L.S. Belum dikembangkan atau dibudidayakan secara luas di Indonesia.
Lebih terperinciEVALUASI PLOT KONSERVASI EX SITU JABON DARI POPULASI LOMBOK BARAT DI GUNUNG KIDUL SAMPAI UMUR 18 BULAN
EVALUASI PLOT KONSERVASI EX SITU JABON DARI POPULASI LOMBOK BARAT DI GUNUNG KIDUL SAMPAI UMUR 18 BULAN Evaluation of Ex Situ Conservation Plot of Jabon from West Lombok Provenance in Gunung Kidul until
Lebih terperinciTEKNIK REHABILITASI (REVEGETASI) LAHAN GAMBUT TERDEGRADASI Sumbangsih Pengalaman dan Pembelajaran Restorasi Gambut dari Sumatera Selatan dan Jambi
TEKNIK REHABILITASI (REVEGETASI) LAHAN GAMBUT TERDEGRADASI Sumbangsih Pengalaman dan Pembelajaran Restorasi Gambut dari Sumatera Selatan dan Jambi Oleh Bastoni dan Tim Peneliti Balai Litbang LHK Palembang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli
` I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli dan dikelola dengan sistem zonasi. Kawasan ini dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat disediakan dari hutan alam semakin berkurang. Saat ini kebutuhan kayu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan kayu meningkat setiap tahun, sedangkan pasokan yang dapat disediakan dari hutan alam semakin berkurang. Saat ini kebutuhan kayu dunia diperkirakan sekitar
Lebih terperinciPENDAHULUAN. termasuk ekosistem terkaya di dunia sehubungan dengan keanekaan hidupan
PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagian besar hutan yang ada di Indonesia adalah hutan hujan tropis, yang tidak saja mengandung kekayaan hayati flora yang beranekaragam, tetapi juga termasuk ekosistem terkaya
Lebih terperinciPENYIAPAN BENIH UNGGUL UNTUK HUTAN BERKUALITAS 1
PENYIAPAN BENIH UNGGUL UNTUK HUTAN BERKUALITAS 1 Arif Irawan 2, Budi Leksono 3 dan Mahfudz 4 2,4 Balai Penelitian kehutanan Manado, Jl. Raya Adipura Kel. Kima Atas, Kec. Mapanget Manado, E-mail : arif_net23@yahoo.com
Lebih terperinciProses Pemulihan Vegetasi METODE. Waktu dan Tempat Penelitian
4 praktek perambahan masyarakat lokal melalui aktivitas pertanian atau perladangan berpindah dan mampu menyerap tenaga kerja yang lebih banyak. Hal ini sesuai dengan karakteristik usaha kehutanan yang
Lebih terperinciJurnal Ilmu Pertanian Indonesia, April 2010, hlm ISSN
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, April 2010, hlm. 14-19 ISSN 0853 4217 Vol. 15 No.1 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI JABON (Anthocephalus cadamba Roxb Miq) PADA MEDIA
Lebih terperinciUniversitas Lambung Mangkurat Banjarbaru 2 )Mahasiswa Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan. Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru ABSTRACT
PENENTUAN HUBUNGAN TINGGI BEBAS CABANG DENGAN DIAMETER POHON MERANTI PUTIH (Shorea bracteolata Dyer) DI AREAL HPH PT. AYA YAYANG INDONESIA, TABALONG, KALIMANTAN SELATAN Oleh/by EDILA YUDIA PURNAMA 1) ;
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Primata merupakan salah satu satwa yang memiliki peranan penting di alam
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Primata merupakan salah satu satwa yang memiliki peranan penting di alam (Supriatna dan Wahyono, 2000), dan Sumatera merupakan daerah penyebaran primata tertinggi, yaitu
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rata-rata intensitas cahaya dan persentase penutupan tajuk pada petak ukur contoh mahoni muda dan tua
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Intensitas cahaya dan penutupan tajuk Cahaya digunakan oleh tanaman untuk proses fotosintesis. Semakin baik proses fotosintesis, semakin baik pula pertumbuhan tanaman (Omon
Lebih terperinciKESESUAIAN TEMPAT TUMBUH BEBERAPA JENIS TANAMAN HUTAN PADA LAHAN BERGAMBUT TERBUKA DI KEBUN PERCOBAAN LUBUK SAKAT, RIAU
Kesesuaian Tempat Tumbuh Beberapa Jenis (Kamindar Ruby) KESESUAIAN TEMPAT TUMBUH BEBERAPA JENIS TANAMAN HUTAN PADA LAHAN BERGAMBUT TERBUKA DI KEBUN PERCOBAAN LUBUK SAKAT, RIAU (Site Suitability of Several
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian tentang Perkembangan Tegakan Pada Hutan Alam Produksi Dalam Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII) dilaksanakan di areal
Lebih terperinciPENGARUH POHON INDUK, NAUNGAN DAN PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT SUREN (Toona sinensis Roem.) RIKA RUSTIKA
PENGARUH POHON INDUK, NAUNGAN DAN PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT SUREN (Toona sinensis Roem.) RIKA RUSTIKA DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PERNYATAAN Dengan ini
Lebih terperinciBalai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan
Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan - 2011 Sekilas Tentang Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Sumberwringin, Bondowoso - Jawa Timur SEKILAS TENTANG Kawasan Hutan Dengan Tujuan
Lebih terperinci2 dilakukan adalah redesign manajemen hutan. Redesign manajemen hutan mengarah pada pencapaian kelestarian hutan pada masing-masing fungsi hutan, teru
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keterpurukan sektor kehutanan sudah berjalan hampir 14 tahun belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Masih besarnya angka laju kerusakan hutan serta bangkrutnya
Lebih terperinciKEPADATAN INDIVIDU KLAMPIAU (Hylobates muelleri) DI JALUR INTERPRETASI BUKIT BAKA DALAM KAWASAN TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA BUKIT RAYA KABUPATEN MELAWI
KEPADATAN INDIVIDU KLAMPIAU (Hylobates muelleri) DI JALUR INTERPRETASI BUKIT BAKA DALAM KAWASAN TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA BUKIT RAYA KABUPATEN MELAWI Individual Density of Boenean Gibbon (Hylobates muelleri)
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Hutan dapat diberi batasan sesuai dengan sudut pandang masing-masing pakar. Misalnya dari sisi ekologi dan biologi, bahwa hutan adalah komunitas hidup yang terdiri dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama Hutan Tanaman Industri (HTI). jenis tanaman cepat tumbuh (fast growing) dari suku Dipterocarpaceae
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan kayu dari tahun ke tahun semakin meningkat. Kebutuhan kayu yang semakin meningkat tersebut bila tidak diimbangi dengan usaha penanaman kembali maka degradasi
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Volume Pohon pada Jarak Tanam 3 m x 3 m. Bardasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, Pada sampel populasi untuk
34 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Volume Pohon pada Jarak Tanam 3 m x 3 m Bardasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, Pada sampel populasi untuk jarak tanam 3 m x 3 m terdapat 3 plot dengan jumlah
Lebih terperinciPERTUMBUHAN TIGA PROVENANS MAHONI ASAL KOSTARIKA. Growth of Three Provenances of Mahogany from Costarica
PERTUMBUHAN TIGA PRVENANS MAHNI ASAL KSTARIKA Growth of Three Provenances of Mahogany from Costarica Asep Rohandi dan/ and Nurin Widyani Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Bogor Jl. Pakuan Ciheuleut
Lebih terperinciUJI SPESIES MERANTI (Shorea spp) DI IUPHHK-HA PT. SUKA JAYA MAKMUR KABUPATEN KETAPANG
UJI SPESIES MERANTI (Shorea spp) DI IUPHHK-HA PT. SUKA JAYA MAKMUR KABUPATEN KETAPANG Species Trials of Meranti (Shorea spp) at IUPHHK-HA PT. Jaya Suka Makmur Ketapang Regency Peri Gunawan, Abdurrani Muin,
Lebih terperinciUJI JARAK TANAM PADA TANAMAN Eucalyptus pellita F. Muel DI KABUPATEN BANYUASIN, SUMATERA SELATAN. Imam Muslimin 1* dan Suhartati 2 ABSTRAK
Uji Jarak Tanam pada Tanaman Eucalyptus pellita F. Muel Imam Muslimin dan Suhartati UJI JARAK TANAM PADA TANAMAN Eucalyptus pellita F. Muel DI KABUPATEN BANYUASIN, SUMATERA SELATAN Imam Muslimin 1* dan
Lebih terperinciIV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota
IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Pembentukan Taman Kupu-Kupu Gita Persada Taman Kupu-Kupu Gita Persada berlokasi di kaki Gunung Betung yang secara administratif berada di wilayah Kelurahan
Lebih terperinciRESPONS PERTUMBUHAN ANAKAN JELUTUNG MERAH
RESPONS PERTUMBUHAN ANAKAN JELUTUNG MERAH (Dyera costulata Hook.f) YANG DITANAM PADA LAHAN KERING DAN LAHAN BASAH DI KABUPATEN KAPUAS KALIMANTAN TENGAH Oleh/by SULAIMAN BAKRI Program Studi Budidaya Hutan
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN JENIS MERANTI (SHORE SPP) PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA PROPINSI KALIMANTAN BARAT
KEANEKARAGAMAN JENIS MERANTI (SHORE SPP) PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA PROPINSI KALIMANTAN BARAT Diversity of Species Meranti (Shore spp) In Protected Forest Area Ambawang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. umumnya disebabkan oleh beberapa hal seperti berkurangnya luas kawasan hutan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dua dekade terakhir ini, industri pulp dan kertas di Indonesia berkembang pesat sehingga menyebabkan kebutuhan bahan baku meningkat dengan cepat. Sementara itu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. unsur unsur utamanya terdiri atas sumberdaya alam tanah, air, vegetasi serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur unsur utamanya terdiri atas sumberdaya alam tanah, air, vegetasi serta sumberdaya manusia.das
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kayu jati (Tectona grandis L.f.) merupakan salah satu jenis kayu komersial
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kayu jati (Tectona grandis L.f.) merupakan salah satu jenis kayu komersial yang diminati dan paling banyak dipakai oleh masyarakat, khususnya di Indonesia hingga
Lebih terperinciPENTINGNYA PLASMA NUTFAH DAN UPAYA PELESTARIANNYA Oleh : DIAN INDRA SARI, S.P. (Pengawas Benih Tanaman Ahli Pertama BBPPTP Surabaya)
PENTINGNYA PLASMA NUTFAH DAN UPAYA PELESTARIANNYA Oleh : DIAN INDRA SARI, S.P. (Pengawas Benih Tanaman Ahli Pertama BBPPTP Surabaya) I. PENDAHULUAN Plasma nutfah merupakan sumber daya alam keempat selain
Lebih terperinciSTATUS DAN STRATEGIPEMULIAAN POHON EBONI (Diospyros celebica Bakh.)
Berita Biologi, Volume 6, Nomor 2. Agustus 2002 STATUS DAN STRATEGIPEMULIAAN POHON EBONI (Diospyros celebica Bakh.) Budi Santoso Balai Penelitian Kehutanan, Ujung Pandang ABSTRAK Sejak tahun 1990 eboni
Lebih terperinciMakalah Utama pada Ekspose Hasil-hasil Penelitian : Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Hutan. Padang, 20 September )
KONSERVASI TANAH DAN AIR: PEMANFAATAN LIMBAH HUTAN DALAM REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN TERDEGRADASI 1) Oleh : Pratiwi 2) ABSTRAK Di hutan dan lahan terdegradasi, banyak dijumpai limbah hutan berupa bagian
Lebih terperinciPERSEBARAN TUMBUHAN OBAT PASAK BUMI (Eurycoma longifolia Jack.) DI JALUR UTAMA PATROLI TAMAN HUTAN RAYA (TAHURA) SULTAN SYARIF HASYIM PROVINSI RIAU
PERSEBARAN TUMBUHAN OBAT PASAK BUMI (Eurycoma longifolia Jack.) DI JALUR UTAMA PATROLI TAMAN HUTAN RAYA (TAHURA) SULTAN SYARIF HASYIM PROVINSI RIAU THE DISTRIBUTION OF MEDICINAL PLANTS OF PASAK BUMI Eurycoma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan hutan di Sumatera Utara memiliki luas sekitar 3.742.120 ha atau sekitar 52,20% dari seluruh luas provinsi, luasan kawasan hutan ini sesuai dengan yang termaktub
Lebih terperinciPENCAMPURAN MEDIA DENGAN INSEKTISIDA UNTUK PENCEGAHAN HAMA Xyleborus morstatii Hag. PADA BIBIT ULIN ( Eusideroxylon zwageri T et.
PENCAMPURAN MEDIA DENGAN INSEKTISIDA UNTUK PENCEGAHAN HAMA Xyleborus morstatii Hag. PADA BIBIT ULIN ( Eusideroxylon zwageri T et. B) DI PERSEMAIAN Balai Besar Penelitian Dipterokarpa RINGKASAN Kendala
Lebih terperinciin Gunung Kidul at 7 Months Old ABSTRAK
KARAKTERISASI DAN EVALUASI PLOT KONSERVASI EX SITU BINUANG (Octomeles sumatrana Miq.) DARI PROVENAN PASAMAN SUMATERA BARAT DI GUNUNG KIDUL PADA UMUR 7 BULAN Characterization and Evaluation Ex Situ Conservation
Lebih terperinci