I Made Eka Santosa, Ainun Jaariah, Muhammad Arsani Star Pengajar STIKES Mataram ABSTRACT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "I Made Eka Santosa, Ainun Jaariah, Muhammad Arsani Star Pengajar STIKES Mataram ABSTRACT"

Transkripsi

1 PENGARUH TERAPI KOMPRES HANGAT DENGAN JAHE TERHADAP PERUBAHAN INTENSITAS NYERI PADA LANSIA YANG MENDERITA ARTHRITIS REUMATOID DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PUSPAKARMA MATARAM I Made Eka Santosa, Ainun Jaariah, Muhammad Arsani Star Pengajar STIKES Mataram ABSTRACT ISSN : Vol. 2 No. 1 Januari-Maret Nyeri adalah perasaan tidak nyaman yang betul-betul subyektif dan hanya orang yang menderitanya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasinya.salah satu tindakan peredaan nyeri pada pasien yang mengalami nyeri arthritis rheumatoid adalah dengan terapi kompres hangat dan masase terapi jahe dimana menyebabkan pengeluaran endorphin pada tahap modulasi nyeri yang dapat menyebabkan vasodiltasi sehingga dapat meningkatkan aliran darah dan rasa nyeri pun bisa berkurang dan berhenti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh terapi kompres hangat dengan pemberian masase terapi jahe terhadap perubahan intensitas nyeri pada lansia yang menderita arthritis reumatoid di PantiSosialTresnaWerdha Puspakarma Mataram. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian two group pre-post test design. Tehnik pengambilan sampel yaitu menggunakan tehnik total sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 24 responden. Analisa data menggunakan uji statistic t-test. Berdasarkan hasil uji statistic didapatkan ada pengaruh terapi kompres hangat dan masase terapi jahe dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh ( =0.001, <0.05) dan pemberian terapi massage jahe diperoleh dengan nilai ( =0.034, <0.05) terhadap perubahan intensitas nyeri pada lansia yang menderita artritis reumatoid, maka Ho di tolak. Dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh terapi kompres hangat dengan pemberian masase terapi jahe terhadap perubahan intensitas nyeri pada lansia yang menderita arthritis rheumatoid dipantisosial Tresna Werdha Puspakarma Mataram, Oleh karena itu, disarankan kepada perawat maupun tenaga kesehatan lainnya sangat penting untuk memberikan KIE (Komunikasi Informasi dan edukasi) tentang pemberian kompres hangat dan pemberian masase terapi jahe pada penderita athritis reumatoid. Kata kunci: Kompres Hangat, Masase Terapi Jahe, Intensitas Nyeri PENDAHULUAN Proses menua (Aging Process) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Darmojo, 2004). Salah satu perubahan fisik pada lanjut usia adalah gangguan muskuloskletal dimana kekuatan muskular mulai merosot sekitar usia 40 tahun, dengan suatu kemunduran yang dipercepat setelah usia 60 tahun. Perubahan

2 I MADE EKA SANTOSA AINUN JAARIAH MUHAMMAD ARSANI 02 gaya hidup dan penurunan penggunaan sistem muskuloskletal adalah penyebab utama untuk kehilangan kekuatan otot. Salah satu penyakit yang sering terjadi pada sistem muskuloskletal adalah artritis reumatoid. Artritis reumatoid adalah kondisi dimana sendi terasa nyeri akibat inflamasi ringan yang timbul karena gesekan ujung-ujung tulang penyusun sendi.nyeri dapat digambarkan sebagai suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang sudah atau berpotensi terjadi (Price, 2005). Menurut data yang didapatkan di Panti Sosial Tresna Werda Puspakarma Mataram didapatkan penyakit terbanyak yang dirawat selama 3 tahun terakhir yaitu, artritis reumatoid, hipertensi, gastritis dan osteoartritis. Dari hasil studi pendahuluan di Panti Sosial Tresna Werda Puspakarma Mataram di dapatkan jumlah lansia yang mengalami penyakit artritis reumatoid dari tahun sebanyak 24 orang. Penanganan artritis reumatoid secara umum yaitu secara farmakologis dan nonfarmakologis. Obat farmakologik adalah bentuk pengendalian nyeri yang paling sering digunakan. Namun dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk memberikan terapi nonfarmakologi karena mengingat bahwa terapi farmakologi itu sendiri memiliki efek samping yang cukup banyak seperti depresi pernafasan, mual dan muntah, dan konstipasi. Selain itu, obat farmakologi juga dapat menimbulkan toleransi, ketergantungan, dan ketagihan. Situasi ini mendorongdikembangkannyasejumlahmetode nonfarmakologik untuk mengatasi nyeri. Dengan demikian peneliti berusaha memberikan terapi kompres hangat dan masase terapi jahe yang kiranya patut menjadi salah satu alternatif sebagai pengontrol nyeri supaya terhindar dari resiko efek samping yang dapat merusak organ tubuh pasien yang mengalaminyeri pada penderita atritis rematoid,demi melanjutkan kehidupan yang lebih produktif. Aplikasi panas adalah tindakan sederhana yang telah lama diketahui sebagai metode yang efektif untuk mengurangi nyeri atau kejang otot. Panas dapat disalurkan melalui konduksi (botol air panas, bantalan pemanas listrik, lampu, kompres basah panas), atau konveksi (whirlpool, sitz bath, berendam air panas), atau konversi (ultrasonografi, diatermi)(price, 2005). Salah satu tanaman yang sering dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional oleh masyarakat Indonesia adalah jahe. Tanaman ini sering digunakan sebagai obat alternative misalnya dengan cara menumbuk kemudian menyeduhkanya dengan air panas dan airnya diminum untuk mengobati masuk angin. Selain itu, jahe juga dapat mengobati berbagai macam penyakit seperti : batuk, mengurangi bau amis asi, membangkitkan nafsu makan, mulas, rematik, perut kembung, sakit kepala, gatal (Sutriano K, 19998). Jahe yang nama ilmiahnya zingider officinale sudah tidak asing bagi kita, sifat khas jahe di sebabkan adanya minyak atsiri dan oleoresin jahe. Aroma harum jahe di sebabkan oleh minyak atsiri, sedangkan oleoresinya

3 I MADE EKA SANTOSA AINUN JAARIAH MUHAMMAD ARSANI menyebabkan rasa pedas. Minyak jahe berisi gingero yang berbau harum khas jahe, berkhasiat mencegah dan mengobati penyakit radang sendi tulang sperti artritis. Secara umum, komponen senyawa kimia yang terkandung dalam jahe terdiri dari minyak menguap (volatile oil), minyak tidak menguap (non volatile oil), dan pati. Minyak atsiri termaksud jenis minyak menguap dan, merupakan suatu komponen yang memberi bau yang khas. Kandungan minyak tidak menguap disebut oleoresin (gingeraol, shogaols) yaitu suatu komponen yang memberikan rasa pahit dan pedas (prasetyo, Y.T, 2003). Berdasarkanfenomena diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul perbedaan pengaruh terapi kompres hangat dengan pemberian masase terapi jahe terhadap perubahan intensitas nyeri pada lansia yang menderita artritis reumatoid di Panti Sosial Tresna Werdha Puspakarma Mataram. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui perbedaan pengaruh terapi kompres hangat dengan pemberian masaseterapi jahe terhadap perubahan intensitas nyeri pada lansia yang menderita artritis reumatoid di Panti Sosial Tresna Werdha Puspakarma Mataram 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi Intensitas NyeriArthritis Rematoid Lansia Pada Kelompok Perlakuan Sebelum Pemberian Terapi Kompres Hangat Dan Masase Terapi Jahe Di Panti 03 Sosial Tresna Werdha Puspakarma Mataram b. Mengidentifikasi Intensitas NyeriArthritis Rematoid Lansia Pada Kelompok Perlakuan Setelah Pemberian TerapiKompres Hangat Dan Masase Terapi Jahe Di Panti Sosial Tresna Werdha Puspakarma Mataram c. Menganalisis perbedaan pengaruh terapi kompres hangat dengan pemberian masase terapi jahe terhadap perubahan intesitas nyeri pada lansia yang menderita artritis reumatoiddi Panti Sosial Tresna Werdha Puspakarma Mataram METODE PENELITIAN Populasi, Sampel dan Sampling Populasi penelitian Populasi adalah setiap subjek (misalnya manusia; klien) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2011). Pada penelitian ini populasi yang diambil adalah semua lansia yang mengalami nyeri artritis reumatoid di Panti Sosial Tresna Werdha Puspakarma Mataram yang berjumlah sebanyak 24 orang. Sampel adalah terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2011).Sampel dalam penelitian ini adalah lansia yang mengalami nyeri artritis reumatoid di Panti Sosial Tresna Werdha Puspakarma Mataram yang berjumlah 24 responden.

4 Teknik sampling Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan objek penelitian (Nursalam, 2011). Dalam penelitian ini teknik sampel yang digunakan adalah total sampling Rancangan penelitiian Desain penelitian merupakan sesuatu yang sangat penting dalam penelitian, karena desain penelitan pada dasarnya merupakan strategi untuk mendapatkan data yang dibutuhkan bagi keperluan pengujian hipotesis atau menjawab pertanyaan penelitian dan sebagai alat untuk mengontrol atau mengendalikan berbagai variabel dalam penelitian. Desain penelitian pada hakekatnya merupakan strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian (Nursalam, 2008). Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan kuasi eksperimen dengan menggunakan rancangan two group pre-post test design. Pengumpulan Data dan Pengolahan Data Pengumpulan data merupakan suatu proses pendekatan kepada subyek atau responden dan proses pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu penilainan (Nursalam, 2011). Instrumen Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah (Arikunto, 2006).Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah denganpedoman observasi yang di validkan dengan wawancara. Observasi adalah meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra (Arikunto, 2006).Pada teknik pengumpulan data menggunakan observasi terstruktur peneliti menggunakan pendekatan berdasarkan kategori sistem yang telah dibuat oleh peneliti untuk mengobservasi suatu peristiwa dan prilaku dari subyek (Nursalam, 2008). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lembar observasi berupa Skala Bourbonaisuntuk mengukur intensitas nyeri saat Pre-Test dan Post-test dengan melihat respon subyek; apabila responden terlihat berkomunikasi dengan baik maka termasuk nyeri ringan, apabila responden terlihat mendesis, menyeringai, menunjukan lokasi nyeri, dapat mendiskripsikan nyeri, dan bisa mengikuti perintah dengan baik maka termasuk nyeri sedang, dan apabila responden tidak mengikuti perintah tetapi dapat merespon terhadap tindakan, dapat menunjukan lokasi nyeri, tidak dapat mendiskripsikanya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi, napas panjang maka termasuk nyeri berat. Analisa Data Analisa pada penelitian ini menggunakan uji t-test dengan tingkat kemaknaan α < 0.05 hasil dari perhitungan tersebut untuk memperoleh nilai signifikan dapat dikonsultasikan ke tabel harga t. Ha diterima apabila t hitung lebih besar dari t tabel.

5 adalah: Rumus uji t menurut Arikunto (2010) t Keterangan : t Md xd Σx 2 d N Md 2 x d N( N 1) = koefisien t = mean dari perbedaan pre test dengan post test (post test-pre test) = deviasi masing-masing subyek (d- Md) = jumlah kuadrat deviasi = subyek pada sampel d.b = ditentukan dengan N-1 HASIL PENELITIAN Identifikasi Intensitas Nyeri Arthritis Reumatoid Sebelum Diberikan Kompres Hangat Dan Terapi Masase Jahe Tabel 1.;Distribusi Intensitas Nyeri Responden Sebelum Diberikan Perlakuan Intensitas nyeri Perlakuan Kompres hangat Terapi masase jahe Jumlah Frek % Frek % Frek % 4 16,6 4 16,6 8 33,3 Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri 2 8,3 2 8,3 4 16,6 berat Total Sumber: Data Primer Dari Tabel 1.1 menunjukkan bahwa intensitas nyeri pada kelompok lansia sebelum diberikan terapi kompres hangat sebagian besar yaitu dalam kategori nyeri ringan sebanyak 4 responden (16,67%), nyeri sedang sebanyak 6 responden (25%), dan nyeri berat 2 responden (8,33%). Pada kelompok lansia sebelum diberikan terapi masase jahe yaitu dalam kategori nyeri ringan sebanyak 4 responden (16,67%), nyeri sedang sebanyak 6 responden (25%), dan nyeri berat 2 responden (8,33%), dan di dapatkan dari keseluruhan kelompok sebelum diberikan perlakuan dari kategori nyeri ringan 8 responden (33,33%) nyeri sedang sebanyak 12 responden (50%) dan nyeri berat 4 responden (16,67%) Identifikasi Intensitas Nyeri Arthritis Reumatoid Setelah Diberikan Perlakuan Kompres Hangat Dan Terapi Masase Jahe Tabel.1.2Distribusi Intensitas Nyeri Intensitas nyeri Responden Setelah Perlakuan Diberikan Perlakuan Kompres hangat Terapi masase jahe Jumlah Frek % Frek % frek % Nyeri ringan 8 33,3 5 20, ,1 Nyeri 4 16,6 7 29, ,8 sedang Nyeri berat Total Sumber : Data Primer Dari Tabel 4.2 menunjukkan bahwa intensitas nyeri pada kelompok lansia setelah diberikan terapi kompres hangat dan terapi masase jahe berturut-turut dan diobservasi, pada kelompok lansia yang diberi kompres hangat dalam kategori nyeri ringan sebanyak 8 responden (33,33%), nyeri sedang sebanyak 4 responden (16,67%). Pada kelompok lansia yang diberikan terapi masase jahe yaitu dalam kategori nyeri ringan sebanyak 5 responden (20,83%), nyeri sedang sebanyak 7 responden (29,17%), dan

6 di dapatkan dari keseluruhan kelompok responden setelah diberikan perlakuan dari kategori nyeri ringan 13 responden (54,17%) nyeri sedang sebanyak 11 responden (45,83%). Analisa Perbedaan Pengaruh Terapi Kompres Hangat Dengan Pemberian Terapi Masase Jahe Terhadap Perubahan Intesitas Nyeri Pada Lansia Yang Menderita Artritis Rheumatoid. Tabel 1.3 Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum Diberikan Perlakuan Dan Setelah Diberikan Perlakuan Terapi Kompres Hangat DanTerapi Masase Jahe. Intensitas nyeri Perlakuan Kompres hangat Terapi masase jahe Pre test Post test Pre test Post test Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat Total Sumber : Data Primer Pada Tabel 1.3 dapat dijelaskan hasil penelitian perbedaan pengaruh terapi kompres hangat dengan terapi masase jahe sebelum dan sesudah diberikan perlakuan terhadap perubahan intensitas nyeri pada lansia yang menderita arthritis rheumatoid di Panti Sosial Tresna Werdha Puspakarma Mataram. Uji T Berpasangan Pengaruh Terapi Kompres Hangat Berdasarkan hasil uji statistik dengan uji T berpasangan yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi kompres hangat dengan taraf signifikan 0,05, diperoleh hasil nilai ( =0.001, <0.05). Hal ini menunjukan bahwa ada pengaruh terapi kompres hangat terhadap perubahan intensitas nyeri pada lansia yang menderita penyakit artritis reumatoid di Panti Sosial Tresna Werdha Puspakarma Mataram. Uji T Berpasangan Pengaruh Terapi Massage Jahe Berdasarkan hasil uji statistik dengan uji T berpasangan yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi masase jahe dengan taraf signifikan 0,05, diperoleh hasil nilai ( =0.034, <0.05). Hal ini menunjukan bahwa ada pengaruh terapi masase jahe terhadap perubahan intensitas nyeri pada lansia yang menderita penyakit artritis reumatoid di Panti Sosial Tresna Werdha Puspakarma Mataram.. PEMBAHASAN Mengidentifikasi Intensitas Nyeri Arthritis Reumatoid Sebelum Diberikan Kompres Hangat Dan Masase Terapi Jahe Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Puspakarma Mataram Berdasarkan tabel 1.1 menunjukan bahwa sebelum di berikan terapi kompres hangat dan terapi masase jahe responden merasakan nyeri dengan nilai skala yang berbeda-beda, yaitu dari keseluruhan didapatkan responden dengan kategori nyeri sedang.hal ini dimungkinkan karena secara alami, nyeri adalah pengalaman yang bersifat sangat pribadi/personal (Kenworthy et al, 2002) sehinggamasing-masing individu akan mempersepsikan nyerinya dengan berbeda pula tergantung pada faktor-faktor lain yang mempengaruhi nyeri. Faktor-faktor psikologis

7 dan kognitif berinteraksi dengan faktor-faktor neurofisiologis dalam mempersepsikan nyeri, diantaranya pengalaman masa lalu dengan nyeri, usia, budaya, ansietas, makna nyeri dan gaya koping (Potter & Perry, 2005). Keadaan ini menunjukkan bahwa nyeri yang timbul merupakan tanda peringatan bahwa terjadi kerusakan jaringan sehingga nyeri merupakan mekanisme fisiologis yang bertujuan untuk melindungi diri dan harus menjadi pertimbangan utama keperawatan saat mengkaji nyeri (Perry & Potter, 2005). Sensasi nyeri terjadi ketika merasakan nyeri, individu bereaksi terhadap nyeri dengan cara yang berbeda. Toleransi individu terhadap nyeri merupakan titik yaitu terdapat suatu ketidakinginan untuk menerima nyeri dengan tingkat keparahan yang lebih tinggi dan durasi yang lebih lama. Toleransi bergantung pada sikap, motivasi dan nilai yang diyakini seseorang (Perry & Potter, 2005). Pasien akan menunjukkan berbagai prilaku atau gerakan tubuh yang khas dan ekspresi wajah yang mengindikasikan nyeri meliputi: klien terlihat mendesis, memegang bagian tubuh yang terasa nyeri dan ekspresi wajah yang menyeringai tetapi masih dapat menunjukkan lokasi nyeri serta dapat mendiskusikan rasa nyeri yang dialami dan dapat mengikuti perintah dengan baik. Nyeri yang dirasakan bersifat subyektif dan sangat bersifat individual. Mengidentifikasi Intensitas Nyeri Arthritis Rumattoid Setelah Diberikan Kompres Hangat Dan Terapi Massage Jahe Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Puspakarma Mataram Berdasarkan tabel 1.2 menunjukan setelah dilakukan kompres hangat dan terapi massage jahe di dapatkan responden dengan kategori nyeri ringan dan nyeri sedang. Hasil rata-rata tingkat nyeri sesudah diberikan perlakuan kompres hangat dan terapi Massage jahe terdapat penurunantingkat nyeri responden di bandingkan sebelum diberikan perlakuan.hasil tersebut menunjukkan bahwa kompres hangat dan terapi massagejahe berpengaruh didalam menurunkan intensitas nyeri yang dialami para responden. Hasil penelitian ini diperkuat dengan pernyataan Hidayat, (2006) yang mengungkapkan bahwa kompres hangat merupakan tindakan keperawatan dengan memberikan kompres hangat yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman.tindakan ini dapat dilakukan pada pasien yang mengalami nyeri, resiko terjadi infeksi luka, dan kerusakan fisik (mobilitas), tetapi pada kompres hangat digunakan pada permukaan jaringan yang tertutup (bengkak) tidak memerlukan prinsip steril.teori gate control mengatakan bahwa stimulasi kulit mengaktifkan transmisi serabut saraf sensori A-beta yang lebih besar dan lebih cepat. Proses ini menurunkan transmisi nyeri melalui serabut C dan deta-a berdiameter kecil. Gerbang sinap menutup transmisi impuls nyeri. Kompres menggunakan air hangat akan meningkatkan aliran darah, dan meredakan

8 nyeri dengan menyingkirkan produk-produk inflamasi, seperti bradikinin, histamin, dan prostaglandin yang menimbulkan nyeri lokal. Panas akan merangsang serat saraf yang menutup gerbang sehingga transmisi impuls nyeri ke medula spinalis dan ke otak dihambat. Sedangkan Untuk pemberian terapi massage jahe, Hasil penelitian ini diperkuat dengan pernyataan Prasetyo,(2003) yang mengungkapkan bahwa kandungan gingerol pada jahe yang memberikan rasa pedas dan panas, bekerja langsung ke pusat saraf dimana menyebabkan pengeluaran endorphin yang dapat mengakibatkan terjadinya vasodilitasi sehingga dapat meningkatkan aliran darah ke bagian sendi dan memblok transmisi stimulus nyeri. Cara lainnya adalah dengan mengaktifkan transmisi serabut saraf sensori A-beta yang lebih besar dan lebih cepat, sehingga menurunkan transmisi nyeri melalui serabut C dan A-delta berdiameter kecil sekaligus menutup gerbang sinap untuk transmisi impuls nyeri. Menganalisa perbedaan pengaruh kompres hangat dengan masase terapijahe terhadap penurunan intensitas nyeri arthritis reumatoid pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Puspakarma Mataram Berdasarkan Hasil perhitungan menggunakan Hasil analisa statistik dengan Uji T-tes untuk mengetahui perbedaan pengaruh terapi kompres hangat dan terapi massage jahe dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh hasil nilai signifikan pada kompres hangat = 0,001, sedangkan hasil nilai signifikan pada terapi terapi massage jahe = 0,034. Maka dapat diartikan bahwa ada perbedaan pengaruhterapi kompres hangat dan terapi massage jahe terhadap perubahan intensitas nyeri arthritis reuamtoiddi Panti Sosial Tresna Werdha Puspakarma Mataram. Dari hasil perhitungan menunjukan kedua terapi non farmakologi berpengaruh untuk menurunkan nyeri namun bila dilihat bahwa kompres hangat lebih berpengaruh dalam menurunkan nyeri arthritis reumatoid dengan taraf signifikan 0,001 dibandingkan dengan terapi massage jahe dengan taraf signifikansi 0,034. Kompres hangat lebih berpengaruh dari terapi massage jahe dikarenakan pada kompres hangat pada saat terjadinya nyeri, air hangat akan meningkatkan aliran darah, dan meredakan nyeri dengan menyingkirkan produk-produk inflamasi, seperti bradikinin, histamin, dan prostaglandin yang menimbulkan nyeri lokal. Sedangkan pada terapi massage jahe kandungan gingerol pada jahe yang memberikan rasa pedas dan panas, bekerja langsung ke pusat saraf dimana menyebabkan pengeluaran endorphin yang dapat mengakibatkan terjadinya vasodilitasi sehingga dapat meningkatkan aliran darah ke bagian sendi dan memblok transmisi stimulus nyeri. Cara lainnya adalah dengan mengaktifkan transmisi serabut saraf sensori A-beta yang lebih besar dan lebih cepat, sehingga menurunkan transmisi nyeri melalui serabut C dan A-delta berdiameter kecil sekaligus menutup gerbang sinap untuk transmisi impuls nyeri. Jadi kompres hangat lebih berpengaruh dikarenakan pada saat terjadinya nyeri lebih cepat di blok karena

9 proses mekanisme untuk penurunan nyerinya kompres hangat lebih dekat dari pada terapi massage jahe, sehingga kompres hangat lebih berpengaruh. Dengan demikian pemberian kompres hangat dan terapi massage jahe dapat dijadikan sebagai alternatif pilihan untuk menurunkan intensitas nyeri arthritis reumatoid pada lansia secara non farmakologis yang relatif tidak menimbulkan efek samping. KESIMPULAN A. Sebelum diberikan terapi kompres hangat dan terapi masase jahe didapatkan responden dengan kategori nyeri sedang. B. Setelah diberikan kompres hangat dan terapi masase jahe di dapatkan responden dengan kategori nyeri ringan dan kategori nyeri sedang C. Berdasarkan Hasil uji statistik yang telah dilakukan, dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh hasil nilai signifikan pada kompres hangat = 0,001, sedangkan hasil nilai signifikan pada terapi massage jahe = 0,034. Dapat diartikan bahwa ada perbedaan pengaruhterapi kompres hangat dan terapi massage jahe, maka Ha diterima. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V. Rineka Cipta: Jakarta. Arikunto,S.2006.Prosedur penelitian suatu pendekatan peraktek.jakarta:rineka medika Brunner & Suddarth. (2004). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah vol 1. Jakarta: EGC Chayatin,M., Santoso Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep Dan Aplikasi Edisi 2. Salemba Medika: Jakarta. Darmojo, B. (2006). Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan UsiaLanjut) Edisi Ke- 3, Balai Pustaka FKUI, Jakarta. Hegner,B.R., Caldwell,E Asisten Keperawatan Suatu Pendekatan Proses Keperawatan. Ed.6. EGC: Jakarta. Hidayat, A.A Pengantar kebutuhan dasar manusia : aplikasi konsep dan proses keperawatan. jakarta : salemba mediak Irianto,K Struktur Dan Fungsi Tubuh Manusia Paramedis, Bandung: Yrama Widya. Kenworthy. (2002). Common Foundation Studies in Nursing, Third Edition, Churchill Livingstone, USA Kozier,B., Berman,A Buku Ajar Praktek Keperawatan Klinis.Ed. 5. EGC: Jakarta. Lukito, Jahe dan hasil olahannya.jakarta: pustaka sinar harapan. Lukman., Ningsih,N Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Muskuloskletal, Salemba Medika: Jakarta. Maheshwari H.2002.Pemanfaatan obat alami: Potensi dan prospek pengembangan (online). rudct.tripod.com./sem2_012/hera_ma heshwari.htm Mubarak, Wahit Iqbal dan Chayatin, Nurul, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta: Salemba Medika. Notoatmodjo, S Metodologi Penelitian Kesehatan. Ed. Rev. Rineka Cipta: Jakarta.

10 Nugroho,W Keperawatan Gerontik Dan Geriatrik, Edisi 3. EGC: Jakarta. Nursalam Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, Dan Instrument Penelitian Keperawatann Edisi 2. Salemba Medika: Jakarta. Nursalam Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, Dan Instrument Penelitian Keperawatann.Jakarta:Salemba Medika Brunner & Suddarth, Edisi 8. EGC: Bandung. Sony Prabowo, Sp.A.(2013). Jahe Obat Tradisional Multiguna, ObatTradisionalMultiguna/, Diaksestanggal 28 Februari 2013 Stanley,M., Beare,P.G Keperawatan Gerontik Edisi 2. EGC; Jakarta. Paimin F.B. dan Murhananto budidaya pengolahan perdagangan jahe, jakarta: Penebar swadaya. Potter,P.A., Perry,A.G Fundamental Keperawatan Edisi 4. EGC: Jakarta. Prasetyo, Y.T Khasiat Dan Manfaat Jahe si rimpang ajaib. Jakarta: EGC. Price,S.A., Wilson,L.M Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6. EGC: Jakarta. Stanley mickey & beare patricia gauntlet Buku ajar keperawatan gerontik, editor bahasa indonesia: indah nurchaidah edisi 2,EGC : Jakarta. Sutrisno, K Jahe rimpang dengan sejuta khasiat,(online) pangan.com Sukandar E.Y, Tren dan paradigma dunia farmasi industri-klinik-teknologi kesehatan. Disampaikan dalam orasi ilmiah dies natalias ITB. _ilmiah-dies-45. pdf. Setiadi Konsep Dan Penulisan Riset Keperawatan Ed 1. Yogyakarta: Graha Ilmu. Smeltzer,S.C., Bare,B.G Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah

Eva Marvia, Nia Firdianty, IGA Mirah Adhi Staf Pengajar STIKES Mataram ABSTRAK

Eva Marvia, Nia Firdianty, IGA Mirah Adhi Staf Pengajar STIKES Mataram ABSTRAK PERBEDAAN PENGARUH TERAPI KOMPRES HANGAT DAN TEKNIK SLOW- STROKE BACK MASSAGE TERHADAP PERUBAHAN INTENSITAS NYERI PADA LANSIA YANG MENGALAMI PENYAKIT OSTEOARHRITIS DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PUSPAKARMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan dan menjadi beban tanggungan baik oleh keluarga, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan dan menjadi beban tanggungan baik oleh keluarga, masyarakat, 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Usila atau usia lanjut merupakan kelompok yang rentan yang selalu ketergantungan dan menjadi beban tanggungan baik oleh keluarga, masyarakat, dan negara. Melihat kenyataan

Lebih terperinci

Wa Ode Yuliastri 1* STIKES Mandala Waluya Kendari, Indonesia *

Wa Ode Yuliastri 1* STIKES Mandala Waluya Kendari, Indonesia * EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMPRES JAHE (Zingiber officinale) TERHADAP PENURUNAN NYERI RHEUMATOID ARTHRITIS PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RUMBIA KABUPATEN BOMBANA Wa Ode Yuliastri 1* STIKES Mandala

Lebih terperinci

PENGGUNAAN JAHE MERAH MENURUNKAN TINGKAT NYERI SENDI LUTUT PADA LANSIA. (Red Ginger Decrease the Level of the Knee Joint Pain in Elderly) Suci Murni*

PENGGUNAAN JAHE MERAH MENURUNKAN TINGKAT NYERI SENDI LUTUT PADA LANSIA. (Red Ginger Decrease the Level of the Knee Joint Pain in Elderly) Suci Murni* PENGGUNAAN JAHE MERAH MENURUNKAN TINGKAT NYERI SENDI LUTUT PADA LANSIA (Red Ginger Decrease the Level of the Knee Joint Pain in Elderly) Suci Murni* * Mahasiswa Jurusan Keperawatan Program Studi D-IV Keperawatan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Kompres Jahe, Nyeri Lutut, Lansia Daftar Pustaka: 36 buah ( )

ABSTRAK. Kata kunci: Kompres Jahe, Nyeri Lutut, Lansia Daftar Pustaka: 36 buah ( ) ABSTRAK Yunistiah Podungge. 201. Pengaruh Kompres Jahe Terhadap Nyeri Lutut Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalate Kota Gorontalo. Skripsi, Jurusan Ilmu Keperawatan, Universitas Negeri Gorontalo.

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP INTENSITAS NYERI PUNGGUNG IBU HAMIL TRIMESTER

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP INTENSITAS NYERI PUNGGUNG IBU HAMIL TRIMESTER PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP INTENSITAS NYERI PUNGGUNG IBU HAMIL TRIMESTER Dewi Rahmawati Abyu,Retno Dewi Prisusanti, AKBID Wijaya Kusuma Malang, Jln. Letjend S.Parman No.26A Malang Email

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKATAN NYERI DISMENORE DENGAN PERLAKUAN KOMPRES HANGAT PADA MAHASISWI DI STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN. Fifi Hartaningsih, Lilin Turlina

PERBEDAAN TINGKATAN NYERI DISMENORE DENGAN PERLAKUAN KOMPRES HANGAT PADA MAHASISWI DI STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN. Fifi Hartaningsih, Lilin Turlina PERBEDAAN TINGKATAN NYERI DISMENORE DENGAN PERLAKUAN KOMPRES HANGAT PADA MAHASISWI DI STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN Fifi Hartaningsih, Lilin Turlina Korespondensi: Lilin Turlina, d/a : STIKes Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dilihat dari data Departemen Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dilihat dari data Departemen Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dilihat dari data Departemen Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika melaporkan bahwa terdapat sekitar 35 juta pasien rematik (Purwoastuti, 2009). Di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (lansia) adalah kelompok usia 60 tahun ke atas dan mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (lansia) adalah kelompok usia 60 tahun ke atas dan mengalami perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lanjut usia (lansia) adalah kelompok usia 60 tahun ke atas dan mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial (Notoatmodjo, 2007). Usia lanjut dikatakan

Lebih terperinci

PENGARUH SENAM ERGONOMIS TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI PADA LANSIA DENGAN OSTEOARTRITIS DI PSTW PUSPAKARMA MATARAM

PENGARUH SENAM ERGONOMIS TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI PADA LANSIA DENGAN OSTEOARTRITIS DI PSTW PUSPAKARMA MATARAM PENGARUH SENAM ERGONOMIS TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI PADA LANSIA DENGAN OSTEOARTRITIS DI PSTW PUSPAKARMA MATARAM Ni Made Sumartywati, Sukardin, Febriati Astuti Star Pengajar STIKES Mataram ABSTRAK Jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Nyeri pada penderita artritis reumatoid adalah gejala yeng sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Nyeri pada penderita artritis reumatoid adalah gejala yeng sering BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Nyeri pada penderita artritis reumatoid adalah gejala yeng sering terjadi pada lansia. Nyeri pada penyakit pada penyakit artritis reumatoid terutama disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup,

Lebih terperinci

Nora Haryani, Gambaran Pengetahua

Nora Haryani, Gambaran Pengetahua GAMBARAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA PENDERITA ARTRITIS REUMATOID TERHADAP PERAWATAN NYERI SENDI DI DESA PAYA KULBI KECAMATAN KARANG BARU KABUPATEN ACEH TAMIANG Nora Hayani 1 1 Dosen Prodi D-III

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (2010) dikutip dalam Andarmoyo (2013) menyatakan bahwa nyeri merupakan

BAB I PENDAHULUAN. (2010) dikutip dalam Andarmoyo (2013) menyatakan bahwa nyeri merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri merupakan bentuk ketidaknyamanan yang bersifat sangat individual dan tidak dapat dibagi dengan orang lain. Tamsuri (2007) mendefenisikan nyeri sebagai suatu keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hingga kematian. Proses menua berlangsung secara alamiah dalam tubuh yang

BAB I PENDAHULUAN. hingga kematian. Proses menua berlangsung secara alamiah dalam tubuh yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses menua (aging process) adalah akumulasi secara progresif dari berbagai perubahan patofisiologi organ tubuh yang berlangsung seiring dengan berlalunya waktu dan

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS STIMULASI KULIT DENGAN TEKNIK KOMPRES HANGAT DAN DINGIN TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI KALA I FASE AKTIF PERSALINAN FISIOLOGIS

EFEKTIFITAS STIMULASI KULIT DENGAN TEKNIK KOMPRES HANGAT DAN DINGIN TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI KALA I FASE AKTIF PERSALINAN FISIOLOGIS EFEKTIFITAS STIMULASI KULIT DENGAN TEKNIK KOMPRES HANGAT DAN DINGIN TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI KALA I FASE AKTIF PERSALINAN FISIOLOGIS Zulfa Khusniyah 1, Hajar Dewi Rizqi 1 Prodi S1 Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002). Nyeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. progresif. Perubahan serviks ini memungkinkan keluarnya janin dan produk

BAB I PENDAHULUAN. progresif. Perubahan serviks ini memungkinkan keluarnya janin dan produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persalinan atau partus merupakan proses fisiologis terjadinya kontraksi uterus secara teratur yang menghasilkan penipisan dan pembukaan serviks secara progresif. Perubahan

Lebih terperinci

Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang

Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang pp PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNANTEKANANDARAH PADA LANSIA PENDERITAHIPERTENSIDI PANTISOSIAL WARGA TAMA INDRALAYA TAHUN 2014 Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sesungguhnya maupun potensi kerusakan jaringan. Setiap orang pasti

BAB 1 PENDAHULUAN. sesungguhnya maupun potensi kerusakan jaringan. Setiap orang pasti BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nyeri merupakan suatu pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan yang sesungguhnya maupun potensi kerusakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. organ dan jaringan tubuh terutama pada sistem muskuloskeletal dan jaringan

BAB 1 PENDAHULUAN. organ dan jaringan tubuh terutama pada sistem muskuloskeletal dan jaringan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tubuh manusia terdapat 230 sendi yang menghubungkan 206 tulang, perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsurangsur

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsurangsur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsurangsur yang

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014 PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh: Tresna Komalasari ABSTRAK Teknik relaksasi dengan

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Gumarang Malau, 2 Johannes 1 Akademi Keperawatan Prima Jambi 2 STIKes

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPRES HANGAT DI SUPRA PUBIK TERHADAP PEMULIHAN KANDUNG KEMIH PASCA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI SPINAL DI RSUD BATANG

PENGARUH KOMPRES HANGAT DI SUPRA PUBIK TERHADAP PEMULIHAN KANDUNG KEMIH PASCA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI SPINAL DI RSUD BATANG PENGARUH KOMPRES HANGAT DI SUPRA PUBIK TERHADAP PEMULIHAN KANDUNG KEMIH PASCA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI SPINAL DI RSUD BATANG Skripsi ARI WIJAYANTO NIM : 11.0758.S TAUFIK NIM : 11.0787. S PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada tahun 2000 jumlah lansia di Indonesia diproyeksikan sebesar

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada tahun 2000 jumlah lansia di Indonesia diproyeksikan sebesar BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada tahun 2000 jumlah lansia di Indonesia diproyeksikan sebesar 7,28% dan pada tahun 2020 menjadi sebesar 11,43% (Maryam, 2008). Semakin seseorang bertambah usia maka

Lebih terperinci

JURNAL. Vira Julyanatien Igirisa, Rany Hiola, Nasrun Pakaya Jurusan Keperawatan, FIKK UNG ABSTRAK

JURNAL. Vira Julyanatien Igirisa, Rany Hiola, Nasrun Pakaya Jurusan Keperawatan, FIKK UNG   ABSTRAK PENGARUH KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN NYERI PENDERITA GOUT ARTRITIS PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PILOLODAA KEC. KOTA BARAT KOTA GORONTALO JURNAL Vira Julyanatien Igirisa, Rany Hiola,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa yang ditandai oleh perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Instalasi gawat darurat merupakan salah satu unit di rumah sakit yang dapat memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui standart tim kesehatan

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK MANAJEMEN STRESS TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRESS PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PUSPAKARMA MATARAM ABSTRAK

PENGARUH TEKNIK MANAJEMEN STRESS TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRESS PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PUSPAKARMA MATARAM ABSTRAK ISSN : 2477 0604 Vol. 2 No. 2 Oktober-Desember 2016 31-44 PENGARUH TEKNIK MANAJEMEN STRESS TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRESS PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PUSPAKARMA MATARAM 1 I Made Eka Santosa,

Lebih terperinci

Yenny Safitri Dosen STIKes Tuanku Tambusai Riau

Yenny Safitri Dosen STIKes Tuanku Tambusai Riau PENGARUH AIR REBUSAN JAHE MERAH (ZINGIBER OFFICINALE ROSC) TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PENDERITA ARTHRITIS RHEUMATOID DI DESA EMPAT BALAI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUOK Yenny Safitri Dosen STIKes Tuanku

Lebih terperinci

Lilin Turlina*, Heny Ekawati** ABSTRAK

Lilin Turlina*, Heny Ekawati** ABSTRAK PERBEDAAN EFEKTIFITAS KOMPRES PANAS DAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI RSUD Dr.SOEGIRI KABUPATEN LAMONGAN Lilin Turlina*, Heny Ekawati** ABSTRAK Semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyangga tubuh. Bisa dibayangkan apabila tidak jeli untuk menjaga kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. menyangga tubuh. Bisa dibayangkan apabila tidak jeli untuk menjaga kesehatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Punggung adalah bagian tubuh yang paling keras, punggung harus bekerja selama 24 jam sehari. Dalam posisi duduk, berdiri, bahkan tidur punggung harus bekerja keras

Lebih terperinci

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI Rofli Marlinda *)Rosalina, S.Kp.,M.Kes **), Puji Purwaningsih, S.Kep., Ns **) *) Mahasiswa PSIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh seorang ibu berupa pengeluaran hasil konsepsi yang hidup didalam uterus melalui vagina ke dunia luar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercatat paling pesat di dunia dalam kurun waktu Pada tahun 1980

BAB I PENDAHULUAN. tercatat paling pesat di dunia dalam kurun waktu Pada tahun 1980 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laju pertumbuhan jumlah penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia tercatat paling pesat di dunia dalam kurun waktu 1980-2025. Pada tahun 1980 penduduk lansia di Indonesia

Lebih terperinci

INFOKES, VOL. 3 NO. 1 Februari 2013 ISSN :

INFOKES, VOL. 3 NO. 1 Februari 2013 ISSN : TERDAPAT PENGARUH PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP TINGKAT NYERI PADA PASIEN POST OPERASI DENGAN ANESTESI UMUM DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Oleh: Satriyo Agung, Annisa Andriyani, Dewi

Lebih terperinci

DESKRIPTIF TENTANG KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG BERISIKO TERJADINYA JATUH PADA LANSIA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG

DESKRIPTIF TENTANG KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG BERISIKO TERJADINYA JATUH PADA LANSIA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG DESKRIPTIF TENTANG KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG BERISIKO TERJADINYA JATUH PADA LANSIA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG 1 Lisa Agustina ABSTRAK Jatuh merupakan masalah fisik yang sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jaringan aktual dan potensial yang menyebabkan seseorang mencari. perawatan kesehatan ( Smeltzer & Bare, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. jaringan aktual dan potensial yang menyebabkan seseorang mencari. perawatan kesehatan ( Smeltzer & Bare, 2012). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang dirasakan mengganggu dan menyakitkan, sebagai akibat adanya kerusakan jaringan aktual dan potensial yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. periode dewasa akhir atau usia tua. Lansia merupakan bagian dari anggota

BAB I PENDAHULUAN. periode dewasa akhir atau usia tua. Lansia merupakan bagian dari anggota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk lanjut usia (lansia) merupakan penduduk yang telah memasuki periode dewasa akhir atau usia tua. Lansia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat

Lebih terperinci

Kata Kunci : Intensitas nyeri, Transcutan Electric Neurogenic Stimulator (TENS), Terapi es

Kata Kunci : Intensitas nyeri, Transcutan Electric Neurogenic Stimulator (TENS), Terapi es GASTER, Vol. 7, No. Agustus (56-573) PERBANDINGAN KEEFEKTIFAN STIMULASI SARAF ELEKTRIK TENS DAN TERAPI ES TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN SIMPLE FRAKTUR DIRUANG PREMEDIKASI INSTALASI BEDAH

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajad

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. menunjukkan penurunan bila dibandingkan dengan rata-rata tingkat

BAB V PEMBAHASAN. menunjukkan penurunan bila dibandingkan dengan rata-rata tingkat BAB V PEMBAHASAN A. Tingkat Dismenorea Pada Kelompok Eksperimen Sebelum dan Setelah Diberi Terapi Musik Klasik Mozart Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai rata-rata tingkat dismenorea sebelum

Lebih terperinci

BAB I. tahun dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2000, jumlah

BAB I. tahun dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2000, jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia akan mengalami peningkatan jumlah penduduk usia lanjut secara dramatis pada abad 21 nanti. Berdasarkan data proyeksi penduduk tahun 1990-2025 dari Badan Pusat

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Fadhil Al Mahdi STIKES Cahaya Bangsa Banjarmasin *korespondensi

Lebih terperinci

Manajemen Nyeri Pada Lansia Dengan Pendekatan Non Farmakologi

Manajemen Nyeri Pada Lansia Dengan Pendekatan Non Farmakologi Manajemen Pada Lansia Dengan Pendekatan Non Farmakologi Siti Aisyah 1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya 1 Kutipan: Aisyah, Siti. (2017). Manajemen Pada Lansia Dengan Pendekatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 2007). Sebagaimana dalam hirarki kebutuhan Maslow, kenyamanan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 2007). Sebagaimana dalam hirarki kebutuhan Maslow, kenyamanan merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007). Sebagaimana dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri

BAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang pasti pernah mengalami nyeri itu merupakan alasan yang paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri biasanya menderita

Lebih terperinci

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia. PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI RENDAM KAKI AIR HANGAT PADA LANSIA DI UPT PANTI SOSIAL PENYANTUNAN LANJUT USIA BUDI AGUNG KUPANG Yasinta Asana,c*, Maria Sambriongb, dan Angela M. Gatumc

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah rangkaian proses fisiologis yang berakhir dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah rangkaian proses fisiologis yang berakhir dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah rangkaian proses fisiologis yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses yang fisiologis pada umumnya dimulai dengan adanya kontraksi

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana

Lebih terperinci

Menurut beberapa teori keperawatan, kenyamanan adalah kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Pernyataan tersebut

Menurut beberapa teori keperawatan, kenyamanan adalah kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Pernyataan tersebut Konsep kenyamanan Menurut beberapa teori keperawatan, kenyamanan adalah kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Pernyataan tersebut didukung oleh Kolcaba yang mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, peraikan lingkungan hidup,

Lebih terperinci

Jurnal Harapan Bangsa Vol. 1 No. 1, Juli 2013

Jurnal Harapan Bangsa Vol. 1 No. 1, Juli 2013 PENGARUH TERAPI RANGE OF MOTION (ROM) DALAM MENURUNKAN SKALA NYERI PENYAKIT ARTRITIS RHEUMATOID PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WARGA TAMA INDRALAYA TAHUN 2012 Oleh : Sasono Mardiono Dosen Program

Lebih terperinci

STASE KDM LAPORAN PENDAHULUAN (LP) NYERI

STASE KDM LAPORAN PENDAHULUAN (LP) NYERI STASE KDM LAPORAN PENDAHULUAN (LP) NYERI Oleh : Meivita Dewi Purnamasari, S.Kep KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: RITA SUNDARI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: RITA SUNDARI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PROSES PENUAAN TERHADAP TINGKAT KEMAMPUAN KELUARGA DALAM MERAWAT LANSIA DENGAN GANGGUAN ELIMINASI DI KELURAHAN SEWUKAN MAGELANG NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: RITA

Lebih terperinci

Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Nyeri Pasien Post Seksio Sesaria Di Rsi Sunan Kudus Kabupaten Kudus Tahun 2016

Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Nyeri Pasien Post Seksio Sesaria Di Rsi Sunan Kudus Kabupaten Kudus Tahun 2016 Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Nyeri Pasien Post Seksio Sesaria Di Rsi Sunan Kudus Kabupaten Kudus Tahun 2016 Heny Siswanti 1*, Ummi Kulsum 2* 1,2 Program Studi Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang berusia di atas 60 tahun (UU 13

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang berusia di atas 60 tahun (UU 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang berusia di atas 60 tahun (UU 13 Tahun 1998). Secara biologis penduduk lansia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN RASA NYAMAN (NYERI) Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Dasar Profesi

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN RASA NYAMAN (NYERI) Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Dasar Profesi LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN RASA NYAMAN (NYERI) Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Dasar Profesi Di Susun Oleh: EKO BUDIARTO NIM : 2016131022 PROGRAM PROFESI NERS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Definisi Hipertensi adalah apabila tekanan sistoliknya diatas 140 mmhg dan tekanan diastolik diatas 90 mmhg. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke,

Lebih terperinci

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN Oleh : Isa Khasani dan Nisa Amriyah Abstrak Sectio caesarea merupakan salah satu pembedahan

Lebih terperinci

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000). BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Lansia mengalami proses menua (aging process) secara alami yang tidak dapat dihindari (Hawari, 2007). Namun pengaruh proses menua sering menimbulkan bermacam-macam

Lebih terperinci

PENGARUH RENDAM KAKI MENGGUNAKAN AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA BENDUNGAN KECAMATAN KRATON PASURUAN

PENGARUH RENDAM KAKI MENGGUNAKAN AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA BENDUNGAN KECAMATAN KRATON PASURUAN PENGARUH RENDAM KAKI MENGGUNAKAN AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA BENDUNGAN KECAMATAN KRATON PASURUAN Intan Pratika M *) Abstrak Desain penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terapi intravena adalah suatu cara dari pengobatan untuk memasukan obat atau vitamin ke dalam tubuh pasien (Darmawan, 2008). Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kasus yang belum terselesaikan. Disisi lain juga telah terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. kasus yang belum terselesaikan. Disisi lain juga telah terjadi peningkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi ini masalah kesejahteraan kesehatan di Indonesia dihadapkan pada situasi beban ganda, dimana pada satu sisi penyakit menular masih merupakan masalah

Lebih terperinci

TERAPI WEWANGIAN MINYAK ESSENSIAL BUNGA MAWAR (ROSE) DENGAN CARA INHALASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DAN TERHADAP RASA NYERI

TERAPI WEWANGIAN MINYAK ESSENSIAL BUNGA MAWAR (ROSE) DENGAN CARA INHALASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DAN TERHADAP RASA NYERI LAMPIRAN xiii TERAPI WEWANGIAN MINYAK ESSENSIAL BUNGA MAWAR (ROSE) DENGAN CARA INHALASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DAN TERHADAP RASA NYERI PADA PASIEN POST OPERSI FAM A. Pengertian

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA Oleh : Diyono 1 Sriyani Mugiarsih 2 Budi Herminto 3 Abstract Background. Pain is an unpleasant sensory

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI PADA LANSIA DENGAN ARTRITIS REUMATOID

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI PADA LANSIA DENGAN ARTRITIS REUMATOID PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI PADA LANSIA DENGAN ARTRITIS REUMATOID Dina Dewi SLI 1, Setyoadi, 2, Ni Made Widastra 3 1, 2, 3 Jurusan Keperawatan, Universitas Brawijaya,

Lebih terperinci

PERBEDAAN SKALA NYERI PADA IBU INPARTU KALA I FASE AKTIF DENGAN MASASE PUNGGUNG DAN TANPA MASASE PUNGGUNG

PERBEDAAN SKALA NYERI PADA IBU INPARTU KALA I FASE AKTIF DENGAN MASASE PUNGGUNG DAN TANPA MASASE PUNGGUNG PERBEDAAN SKALA NYERI PADA IBU INPARTU KALA I FASE AKTIF DENGAN MASASE PUNGGUNG DAN TANPA MASASE PUNGGUNG Kiftiyah Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto Email : kiftiyah83@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis (Maramis, 2009). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis (Maramis, 2009). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia merupakan suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadap lingkungan. Penurunan yang terjadi berbagai

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES JAHE TERHADAP INTENSITAS NYERI GOUT ARTRITIS PADA LANSIA DI PSTW BUDI SEJAHTERA KALIMANTAN SELATAN

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES JAHE TERHADAP INTENSITAS NYERI GOUT ARTRITIS PADA LANSIA DI PSTW BUDI SEJAHTERA KALIMANTAN SELATAN Senna Qobita Dwi Putri, DKK, Pengaruh Pemberian Kompres Jahe PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES JAHE TERHADAP INTENSITAS NYERI GOUT ARTRITIS PADA LANSIA DI PSTW BUDI SEJAHTERA KALIMANTAN SELATAN Senna Qobita Dwi

Lebih terperinci

CHARISA CHAQ ( S) RIZKA YUNI FARCHATI ( S)

CHARISA CHAQ ( S) RIZKA YUNI FARCHATI ( S) EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMPRES ES PRA INJEKSI INTRAMUSKULAR KONTRASEPSI SUNTIK TERHADAP PENURUNAN RESPON NYERI KLIEN DI PUSKESMAS KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN Skripsi CHARISA CHAQ (08.0257.S) RIZKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki umur harapan hidup penduduk yang semakin meningkat seiring dengan perbaikan kualitas hidup dan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. IGD hendaknya berdasarkan dengan sistem triage. Triage adalah cara

BAB I PENDAHULUAN. IGD hendaknya berdasarkan dengan sistem triage. Triage adalah cara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi sorotan banyak negara. Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan dalam pengobatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2011, pada tahun UHH adalah 66,4

BAB I PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2011, pada tahun UHH adalah 66,4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan di bidang ekonomi, perbaikan lingkungan hidup dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pada peningkatan usia harapan hidup (life expectancy) seseorang.

Lebih terperinci

MAKALAH KEPERAWATAN PALIATIF MANAJEMEN NYERI

MAKALAH KEPERAWATAN PALIATIF MANAJEMEN NYERI MAKALAH KEPERAWATAN PALIATIF MANAJEMEN NYERI DISUSUN OLEH KELOMPOK VI: SYAHRURAMADHOAN SUMARNI PUTRI NADYA ALKHAERANI NURUL HIKMAH NURZAKIA ARIFANY OKTAVIA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

Lebih terperinci

Mata Ajar                   : Keperawatan Komunitas. Pokok Pembahasan    : Rematik (Artritis reumatoid dan Osteoartritis)

Mata Ajar                   : Keperawatan Komunitas. Pokok Pembahasan    : Rematik (Artritis reumatoid dan Osteoartritis) SAP Rematik Ditulis pada Kamis, 24 Maret 2016 02:51 WIB oleh damian dalam katergori SAP tag SAP, gout, rematik, endokrin http://fales.co/blog/sap-rematik.html SATUAN ACARA PENYULUHAN Mata Ajar : Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuat sayatan serta diakhiri dengan penutupan dan penjahitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu proses yang alami dan normal. Selama hamil seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun psikologis. Perubahan-perubahan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. terhadap intensitas nyeri ibu nifas post sectio caesarea di RSUD Surakarta

BAB V PEMBAHASAN. terhadap intensitas nyeri ibu nifas post sectio caesarea di RSUD Surakarta BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Univariat Penelitian dengan judul Perbedaan terapi musik dan relaksasi terhadap intensitas nyeri ibu nifas post sectio caesarea di RSUD Surakarta telah dilaksanakan pada bulan

Lebih terperinci

STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN Nurhafizah* Erniyati** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU **Dosen Departemen Keperawatan Maternitas

Lebih terperinci

Arifal Aris Dosen Prodi S1 keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

Arifal Aris Dosen Prodi S1 keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)-STIMULASI SENSORI TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA PASURUAN BERLOKASI DI BABAT KABUPATEN LAMONGAN Arifal Aris Dosen Prodi

Lebih terperinci

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN OLEH : NOVANA AYU DWI PRIHWIDHIARTI 010214A102 PROGRAM

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES HANGAT TERHADAP NYERI PERSENDIAN OSTEOARTRITIS

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES HANGAT TERHADAP NYERI PERSENDIAN OSTEOARTRITIS PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES HANGAT TERHADAP NYERI PERSENDIAN OSTEOARTRITIS PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA BUDHI DHARMA PONGGALAN UMBULHARJO YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: ANI DWI PRATINTYA

Lebih terperinci

PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI

PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI Anas Tamsuri*, Ahmad Subadi.** *) Dosen Akper Pamenang Pare **) Perawat Magang

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN GERAK KAKI (STRETCHING)

PENGARUH LATIHAN GERAK KAKI (STRETCHING) ISSN 2085-0921 PENGARUH LATIHAN GERAK KAKI (STRETCHING) TERHADAP PENURUNAN NYERI SENDI EKSTREMITAS BAWAH PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA SEJAHTERA GBI SETIA BAKTI KEDIRI Yohanita Pamungkas Mahasiswa STIKES

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Kushariyadi, 2011). Indonesia menempati urutan ke-4 besar negara dengan

BAB I PENDAHULUAN. (Kushariyadi, 2011). Indonesia menempati urutan ke-4 besar negara dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bertambahnya penduduk lanjut usia (lansia) akan mempengaruhi peningkatan di dunia dibandingkan dengan kelompok usia lainnya. Penduduk lanjut usia merupakan penduduk

Lebih terperinci

KOMPRES HANGAT MENURUNKAN NYERI PERSENDIAN OSTEOARTRITIS PADA LANJUT USIA

KOMPRES HANGAT MENURUNKAN NYERI PERSENDIAN OSTEOARTRITIS PADA LANJUT USIA KOMPRES HANGAT MENURUNKAN NYERI PERSENDIAN OSTEOARTRITIS PADA LANJUT USIA Ani Dwi Pratintya, Harmilah, Subroto Poltekkes Kemenkes Yogyakarta E-mail: any_tintya@yahoo.co.id Abstract: The purpose of this

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 1, Februari 2011

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 1, Februari 2011 PENGARUH TEKNIK DISTRAKSI RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI DI PKU MUHAMMADIYAHGOMBONG Endah Estria Nurhayati 1, Herniyatun 2,Safrudin ANS 3 1,2,3Jurusan

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PEMAKAIAN ANTIBIOTIKA AMOXICILLIN DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO TAHUN 2014

TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PEMAKAIAN ANTIBIOTIKA AMOXICILLIN DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO TAHUN 2014 TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PEMAKAIAN ANTIBIOTIKA AMOXICILLIN DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO TAHUN 2014 Dewi Rashati 1, Avia Indriaweni 1 1. Akademi Farmasi Jember Korespondensi :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghilangnya secara perlahan lahan kemampuan jaringan lunak untuk. memperbaiki kerusakan yang dideritanya disebut menua aging

BAB I PENDAHULUAN. menghilangnya secara perlahan lahan kemampuan jaringan lunak untuk. memperbaiki kerusakan yang dideritanya disebut menua aging BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan kejadian yang akan dialami oleh semua orang yang diberi umur panjang, dan tidak dapat dihindari oleh siapapun. Proses menghilangnya secara perlahan

Lebih terperinci

PERBEDAAN KOMPRES HANGAT DAN KOMPRES DINGIN TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I FASE AKTIF

PERBEDAAN KOMPRES HANGAT DAN KOMPRES DINGIN TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I FASE AKTIF PERBEDAAN KOMPRES HANGAT DAN KOMPRES DINGIN TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I FASE AKTIF Betty Purwaningtyas Akademi Kebidanan Pamenang Pare, Kediri ABSTRAK Keluhan nyeri yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia,

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Luka bakar adalah suatu kerusakan integritas pada kulit atau kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia, radiasi dan arus listrik. Berat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Operasi atau pembedahan merupakan salah satu bentuk terapi pengobatan dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan ancaman terhadap integritas tubuh dan jiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden kecelakaan merupakan penyebab utama orang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden kecelakaan merupakan penyebab utama orang mengalami 19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insiden kecelakaan merupakan penyebab utama orang mengalami fraktur dan bisa menyebabkan kematian lebih dari 1,25 juta orang setiap tahunnya, dimana sebagian besar

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI KOMPRES HANGAT TERHADAP NYERI HAID (DISMENOREA) PADA SISWI SMK PERBANKAN SIMPANG HARU PADANG

PENGARUH TERAPI KOMPRES HANGAT TERHADAP NYERI HAID (DISMENOREA) PADA SISWI SMK PERBANKAN SIMPANG HARU PADANG PENGARUH TERAPI KOMPRES HANGAT TERHADAP NYERI HAID (DISMENOREA) PADA SISWI SMK PERBANKAN SIMPANG HARU PADANG Asmita dahlan, Tri Veni Syahminan STIKes Ranah Minang Padang, Padang, Sumatera Barat Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan merupakan jenis gangguan mental paling sering terjadi di dunia dengan prevalensi lebih dari 15%, dengan persentase wanita lebih banyak dibandingkan pria

Lebih terperinci

PERBEDAAN EFEKTIFITAS MASSAGE DAN KOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN NYERI SENDI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MONTONG KABUPATEN TUBAN

PERBEDAAN EFEKTIFITAS MASSAGE DAN KOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN NYERI SENDI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MONTONG KABUPATEN TUBAN PERBEDAAN EFEKTIFITAS MASSAGE DAN KOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN NYERI SENDI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MONTONG KABUPATEN TUBAN ( The Differences Of Effectiveness Between Massage And Warm

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI

SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI OLEH ANDITA NOVTIANA SARI FLAMINGO 1 P17420509004 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG PRODI KEPERAWATAN MAGELANG 2011 SATUAN ACARA PENYULUHAN

Lebih terperinci