DESAIN MANUAL SISTEM JAMINAN HALAL TERINTEGRASI STANDAR RUMAH PEMOTONGAN UNGGAS (Studi Kasus di Rumah Potong Ayam Wataslim) BAGUS PURNOMO EKO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DESAIN MANUAL SISTEM JAMINAN HALAL TERINTEGRASI STANDAR RUMAH PEMOTONGAN UNGGAS (Studi Kasus di Rumah Potong Ayam Wataslim) BAGUS PURNOMO EKO"

Transkripsi

1 DESAIN MANUAL SISTEM JAMINAN HALAL TERINTEGRASI STANDAR RUMAH PEMOTONGAN UNGGAS (Studi Kasus di Rumah Potong Ayam Wataslim) BAGUS PURNOMO EKO DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Manual Sistem Jaminan Halal Terintegrasi Standar Rumah Pemotongan Unggas (Studi Kasus Di Rumah Potong Ayam Wataslim) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Juni 2016 Bagus Purnomo Eko NIM F

4 ABSTRAK BAGUS PURNOMO EKO. Desain Manual Sistem Jaminan Halal Terintegrasi Standar Rumah Pemotongan Unggas (Studi Kasus di Rumah Potong Ayam Wataslim). Dibimbing oleh MUSLICH. Rumah potong ayam berskala kecil umumnya memiliki keterbatasan dalam memproduksi produk yang aman, sehat, utuh, dan halal. Diperlukan sebuah desain manual sederhana yang sesuai dengan proses bisnis RPA tersebut. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendesain dokumen Manual Sistem Jaminan Halal (SJH) yang terintegrasi dengan Standar Rumah Pemotongan Unggas, mengimplementasikan, serta memberikan usulan perbaikan untuk memaksimalkan implementasi manual. Tahapan pada penelitian ini yaitu identifikasi data primer, identifikasi proses bisnis, penyusunan manual terintegrasi, implementasi manual, dan memberikan usulan perbaikan. Aspek yang terdapat di dalam desain manual terintegrasi yaitu kebijakan halal, tim manajemen halal, ayam yang disembelih, mutu daging ayam, fasilitas produksi, higiene karyawan dan RPA, prosedur tertulis aktivitas kritis, penanganan produk yang tidak memenuhi kriteria, pelatihan dan edukasi, kemampuan telusur, audit internal, dan kaji ulang manajemen. Berdasarkan data hasil penelitian, aspek standar mutu daging ayam dan fasilitas produksi (lokasi bangunan, persyaratan sarana, peralatan, dan tata letak bangunan) belum dapat diimplementasikan. Usulan perbaikan yang diberikan kepada RPA Wataslim untuk perbaikan standar mutu daging ayam yang dihasilkan yaitu menambahkan proses sortasi dan grading pasca penyembelihan untuk memenuhi standar tingkat mutu fisik, mengirimkan sampel daging ayam ke laboratorium tersertifikasi untuk dilakukan pengujian mutu maksimum mikrobiologis, menyediakan wadah penyimpanan daging ayam segar yang berguna juga sebagai wadah pengemas yang aman, menyediakan dokumen label informasi produk. Usulan perbaikan untuk fasilitas bangunan yang dapat diberikan yaitu membangun bangunan RPA dengan konstruksi dan desain layout bangunan yang sesuai persyaratan Standar RPU serta melengkapi peralatan dan perlengkapan higiene RPA sesuai persyaratan. Kata kunci: Desain manual, sistem jaminan halal, standar rumah potong unggas.

5 ABSTRACT BAGUS PURNOMO EKO. Design of Integrated Manual Halal Assurance System and Chicken Slaughterhouse Standard (Case Study in Chicken Slaughterhouse Wataslim). Supervised by MUSLICH. Generally, small scale chickens slaughterhouse has limits for producing healthy, secure, undamage, and halal products. Therefore, need a simple manual design that are suitable for chickens slaughterhouse bussiness. This research purposes are designing manual documents for halal assurance system that integrated with chickens slaughterhouse standard, implementing, giving improvement options to maximize its implementations. This research was done by identifying premier data, bussiness process, composing integrated manual, implementations, and giving improvement options. There are some aspect on integrated manual design such as halal policy, halal management team, slaughtered chickens, chickens meat quality, handling non conforming product, critical activites procedures, training and educating, traceability, internal audit, and management review. Research result, showed that chickens meat standard quality and producing facility aspect (building location, facility and equipment, and building layout) haven t been implemented yet. The options for Wataslim chickens slaughterhouse to improve chickens meats quality are adding sortation and grading process after slaughtering process to ensure chickens meat physical quality, sending chicken meats sample to certified laboratorium to microbial identifying or constructing it own private laboratory, provide a box for fresh meats that also to ensure its own safety, provide product informations label. The option for improving production facility are build chickens slaughterhouse with build construction and layout design that comply with the standard chickens slaughterhouse, also completing tools and chickens slaughterhouse hygience equipment that comply with the regulation. Keywords: Manual design, halal assurance system, chicken slaughterhouse standard.

6

7 DESAIN MANUAL SISTEM JAMINAN HALAL TERINTEGRASI STANDAR RUMAH PEMOTONGAN UNGGAS (Studi Kasus di Rumah Potong Ayam Wataslim) BAGUS PURNOMO EKO Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada Departemen Teknologi Industri Pertanian DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

8

9 Judul Skripsi Nama NIM : Desain Manual Sistem Jaminan Halal Terintegrasi Standar Rumah Pemotongan Unggas (Studi Kasus Di Rumah Potong Ayam Wataslim) : Bagus Purnomo Eko : F Disetujui oleh Dr. Ir. Muslich, M.Si Pembimbing Diketahui oleh Prof. Dr. Ir. Nastiti Siswi Indrasti Ketua Departemen Tanggal lulus :

10 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta ala atas segala karunia-nya sehingga penyusunan skripsi dengan judul Desain Manual Sistem Jaminan Halal Terintegrasi Standar Rumah Pemotongan Unggas (Studi Kasus Di Rumah Potong Ayam Wataslim) dapat diselesaikan. Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan teristimewa kepada Dr. Ir Muslich, M.Si selaku dosen pembimbing atas perhatian, motivasi, dan bimbingannya selama penelitian dan penyelesaian skripsi ini. Pak Wahyu dan keluarga, beserta para karyawan di Rumah Potong Ayam Wataslim atas bantuannya kepada penulis selama penelitian dan pengumpulan data. Ungkapan terima kasih kepada kedua orang tua, adik, dan keluarga besar yang tidak pernah berhenti memberikan doa dan motivasi kepada penulis. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada teman-teman seperjuangan di Departemen TIN 47. Tak lupa pula ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada keluarga besar penghuni Kostan Bu Yoyoh atas pertemanan yang tak mengenal perjalanan waktu, serta pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Juni 2016 Bagus Purnomo Eko

11 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL xii LAMPIRAN xii PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan 1 METODOLOGI 2 Identifikasi Data Primer 2 Identifikasi Proses Bisnis 2 Penyusunan Manual Terintegrasi 2 Implementasi Manual 2 Usulan Perbaikan 2 HASIL DAN PEMBAHASAN 3 Keadaan Umum RPA 3 Proses Bisnis 3 Penyusunan Manual Terintegrasi 5 Implementasi Manual 5 Usulan Perbaikan 12 SIMPULAN DAN SARAN 13 Simpulan 13 Saran 13 DAFTAR PUSTAKA 14 LAMPIRAN 16 RIWAYAT HIDUP 33

12 DAFTAR TABEL 1. Ringkasan implementasi manual pada RPA Wataslim DAFTAR GAMBAR 1. Struktur Organisasi Tim Manajemen Halal LAMPIRAN 1. Diagram alir aktivitas produksi RPA Wataslim 2. Manual SJH Terintegrasi Standar Rumah Potong Unggas 3. Desain layout bangunan RPA Wataslim 4. Usulan desain layout RPA Wataslim 5. Checklist pertanyaan untuk audit internal

13 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Produksi daging ayam, khususnya ayam buras di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Berdasarkan data dari Direktorat Jendral Peternakan, produksi daging ayam buras untuk tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 adalah , , , dan ton per tahun. Angka ini diprediksi akan terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk Indonesia. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah daging ayam yang selama ini beredar di pasaran telah memenuhi persyaratan mutu aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH). Persoalan lain yang ditemui adalah masih banyak Rumah Potong Ayam (RPA) dengan skala kecil yang belum mempunyai sertifikat halal yang diterbitkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). RPA sebagai unit usaha yang bergerak di bidang pemotongan daging ayam sangat bertanggung jawab dalam menjaga kehalalan daging ayam yang beredar di masyarakat. Salah satu tahap kritis ditinjau dari aspek kehalalannya, yaitu tahap penyembelihan. Tahap ini menentukan kehalalan daging atau bagian lain dari ayam yang dihasilkan. Sistem Jaminan Halal (SJH) RPA di Indonesia diatur oleh MUI dalam bentuk Pedoman Pemenuhan Kriteria SJH di Rumah Potong Hewan (HAS 23103). Untuk mendapatkan sertifikasi halal dari MUI, RPA harus memenuhi kriteria SJH serta kebijakan dan prosedur sertifikasi. Selain dari sisi kehalalan, dewasa ini masyarakat mulai peduli terhadap jaminan keamanan pangan. Oleh karena itu, usaha rumah pemotongan ayam harus memenuhi persyaratan standar RPA. Persyaratan standar RPA diatur di dalam Standar Rumah Pemotongan Unggas (SNI ). Untuk memenuhi tuntutan masyarakat akan jaminan kehalalan dan kualitas produk daging ayam, perlu adanya suatu desain SJH yang terintegrasi Standar Rumah Pemotongan Unggas (RPU). Bagi RPA berskala besar dengan pengalaman implementasi sistem manajemen mutu dan fasilitas yang memadai umumnya tidak terlalu sulit untuk mendesain manual integrasi SJH dengan Standar RPU. Namun bagi pelaku usaha skala kecil seperti RPA Wataslim hal tersebut sulit dilakukan karena berbagai kendala antara lain modal, sumber daya, fasilitas, dan teknologi. Oleh karena itu, RPA Wataslim memerlukan desain manual terintegrasi yang sederhana dan disesuaikan dengan proses bisnis yang diterapkan, mudah diimplementasikan, namun tetap sesuai dengan pedoman pemenuhan kriteria SJH dan persyaratan Standar RPU. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mendesain Manual SJH Terintegrasi Standar RPU sesuai proses bisnis perusahaan, mengimplementasikan, serta memberikan usulan perbaikan untuk memaksimalkan implementasi manual yang telah disusun.

14 2 METODOLOGI Penelitian ini dilakukan di RPA Wataslim yang beralamat di Jl. Jati Kemuning No.3, Jakarta Timur. Identifikasi Data Primer Tahapan ini berupa pengumpulan data primer dari RPA Wataslim dengan cara identifikasi langsung di lapangan. Data yang dikumpulkan yakni keadaan umum perusahaan yang meliputi sejarah, lokasi, tenaga kerja, kapasitas pemotongan, struktur organisasi, bahan baku, dan konsumen RPA Wataslim. Identifikasi Proses Bisnis Tahapan identifikasi proses bisnis dilakukan dengan cara mengamati secara langsung aktivitas di lokasi tempat penelitian, yaitu di RPA Wataslim. Aktivitas yang perlu diamati yaitu proses bisnis pra penyembelihan, saat penyembelihan, dan pasca penyembelihan. Penyusunan Manual Terintegrasi Manual SJH terintegrasi Standar RPU disusun dengan mengintegrasikan pedoman pemenuhan kriteria SJH di Rumah Potong Hewan (HAS 23103) dengan persyaratan Standar RPU. Manual disusun sesuai dengan proses bisnis yang dilakukan RPA Wataslim dan dibuat sederhana agar mudah dalam implementasinya. Implementasi Manual Implementasi manual dilakukan untuk mengetahui efektifitas manual SJH yang terintegrasi Standar RPU. Tahapan ini dilakukan dengan menerapkan seluruh aspek pada manual terintegrasi yang telah disusun. Kemudian mengidentifikasi aspek yang dapat diterapkan dan yang tidak dapat diterapkan. Usulan Perbaikan Usulan perbaikan diformulasikan setelah pihak manajemen RPA Wataslim melakukan implementasi manual. Usulan tersebut dapat dijadikan rujukan untuk melakukan perbaikan yang dapat berupa perbaikan desain layout RPA dan kelengkapan fasilitas. Usulan perbaikan disusun dengan tujuan untuk memaksimalkan implementasi desain manual yang telah disusun.

15 3 HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum RPA RPA Wataslim merupakan salah satu usaha tempat pemotongan ayam berskala kecil yang menghasilkan produk berupa daging ayam (karkas) segar. Manajemen RPA Wataslim dipimpin oleh Wahyu Trianto. Nama Wataslim sendiri berasal dari nama orang tua pemilik RPA yang mendirikan usaha rumah pemotongan ayam ini pada tahun RPA Wataslim beralamat di Jl. Jati Kemuning No.3, Kecamatan Jakarta Timur. RPA Wataslim masih dikategorikan sebagai Usaha Kecil Menengah (UKM). Bangunan seluas m 2 digunakan sebagai tempat produksi dengan fasilitas pemotongan ayam secara manual, yakni dengan menggunakan pisau sebagai alat penyembelih ayam. Pemilik RPA Wataslim mempekerjakan tiga tenaga kerja pada lini produksi mulai dari tahap penyembelihan, penirisan darah, pencabutan bulu, penanganan jeroan, sampai menghasilkan daging karkas. Kapasitas rata-rata pemotongan adalah 100 ekor ayam per hari. Berdasarkan kapasitas produksi tersebut RPA Wataslim berpenghasilan kotor berkisar antara Rp Rp per bulan. Ayam yang disembelih di RPA Wataslim adalah ayam berjenis ayam buras (kampung) dengan bobot rata-rata 1,2 kg/ekor. Ayam tersebut dikirim oleh pemasok ayam buras dari wilayah Solo Surakarta, Jawa Tengah dengan menggunakan truk pengangkut ayam. RPA Wataslim memiliki konsumen tetap yakni salah satu restoran di Jakarta dan beberapa rumah makan di wilayah Jakarta Timur. Manajemen RPA Wataslim dipimpin oleh pemilik RPA yang bertanggung jawab atas segala aktivitas produksi dan daging karkas halal yang dihasilkan. Manajemen puncak juga berperan ganda sebagai auditor halal internal. Pada pembagian tugas operasionalnya, manajemen puncak bertugas pada proses pra penyembelihan yang meliputi pengadaan, penerimaan, dan pemeriksaan ayam potong. Selanjutnya, tiga karyawan yang dipekerjaan bertugas pada proses penyembelihan, penanganan pasca penyembelihan, dan proses distribusi karkas langsung ke konsumen. Petugas penyembelih juga berperan ganda sebagai supervisor halal yang memastikan ayam sudah melalui proses penyembelihan secara halal. Tata cara proses penyebelihan secara rinci dibahas pada subbab proses bisnis. Seluruh proses yang dikerjakan para karyawan tersebut tetap dalam pengawasan manajemen puncak. RPA Wataslim telah memperoleh sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia Provinsi DKI Jakarta pada tahun Namun demikian RPA Wataslim belum menerapkan SJH sesuai dengan HAS Proses Bisnis Proses bisnis yang dilakukan di RPA Wataslim dapat dibagi menjadi tiga bagian, yakni pra penyembelihan, penyembelihan, dan pasca penyembelihan. Proses bisnis pra penyembelihan meliputi tahapan pengadaan, penerimaan, dan pemeriksaan ante-mortem. Proses bisnis pasca penyembelihan meliputi tahapan

16 4 pengemasan dan distribusi ke konsumen. Diagram alir proses bisnis RPA Wataslim dapat dilihat di lampiran 1. Pra penyembelihan Sebelum proses penyembelihan dilakukan, ada beberapa tahapan proses yang harus dilakukan terlebih dahulu, yakni pengadaan dan penerimaan ayam potong, serta pemeriksaan awal (ante-mortem). Pemeriksaan ante-mortem adalah pemeriksaan kesehatan hewan potong sebelum disembelih yang dilakukan oleh petugas pemeriksa berwenang (HAS 23103). Tahapan ini dilakukan oleh pemilik RPA Wataslim sendiri sebagai auditor halal internal. Pengadaan ayam dilakukan dengan cara membeli langsung dari pasar. Truk pengangkut yang mengangkut ayam potong dari wilayah Solo dan sekitarnya menurunkan ayam antara pukul WIB di pasar. Setelah menyelesaikan administrasi, ayam langsung diangkut ke tempat produksi menggunakan mobil angkut jenis pick up. Di tempat produksi, ayam potong diperiksa / disortir terlebih dahulu. Ayam yang sakit dan yang mati dipisahkan dari ayam yang sehat. Ayam yang sakit dikembalikan ke supplier, dan ayam yang mati dimusnahkan menggunakan insenerator. Jauhnya jarak antara pemasok ayam dengan tempat produksi menyebabkan beberapa ekor ayam mengalami stres bahkan sampai mati. Oleh karena itu, sesuai kaidah kesejahteraan hewan, ayam harus diistirahatkan pada waktu yang cukup. Untuk kelengkapan administrasi, pihak manajemen puncak mencatat jumlah ayam potong yang masuk dalam keadaan hidup dan dalam keadaan mati dalam bentuk dokumen pembelian. Penyembelihan RPA Wataslim masih menggunakan sistem penyembelihan manual yang dilakukan oleh satu orang petugas penyembelih. Penyembelihan secara manual dilakukan dengan menggunakan peralatan tradisional seperti pisau atau badik. Proses penyembelihan di RPA Wataslim sudah sesuai dengan pedoman SJH di Rumah Potong Hewan (RPH). Setiap ayam disembelih di bagian leher bagian depan dengan mengucapkan bismillaahi rrahmaani rrahiim, dilakukan secara cepat dan tepat sasaran tanpa mengangkat pisau, dan posisi hewan menghadap kiblat. Petugas penyembelih yang berperan ganda sebagai supervisor halal memastikan telah terpotongnya tiga saluran (pembuluh darah, saluran makanan, dan saluran pernafasan), serta darah ayam berwarna merah dan mengalir deras saat disembelih. Untuk kepentingan administrasi, pihak manajemen puncak menyimpan dokumentasi proses penyembelihan yang sesuai persyaratan halal dan penyembelihan yang tidak sesuai persyaratan halal. Pasca penyembelihan Setelah proses penyembelihan, supervisor halal memastikan ayam mati. Untuk unggas, biasanya membu-tuhkan waktu minimal 3 menit antara proses penyembelihan dengan proses selanjutnya. Tahapan ini disebut pemeriksaan akhir (post-mortem). Pemeriksaan post-mortem adalah pemeriksaan kesehatan karkas setelah disembelih yang dilakukan oleh petugas pemeriksa berwenang. Namun, di RPA Wataslim pemeriksaan post-mortem dilakukan oleh petugas penyembelih. Proses perendaman air panas dilakukan setelah ayam dipastikan mati. Setelah itu, diikuti proses pencabutan bulu, pengeluaran jeroan, dan penanganan jeroan.

17 5 Berdasarkan pedoman kriteria SJH, ruang penanganan karkas dan jeroan harus dipisah. Hal ini belum sesuai dengan proses pasca penyembelihan di RPA Wataslim. Penanganan karkas dan jeroan berada di dalam satu ruangan. Setelah produk berupa daging karkas halal dihasilkan, selanjutnya dilakukan pengemasan dingin. Daging ayam dimasukkan ke dalam wadah keranjang berbahan plastik, ditambahkan batu es, dan ditutup rapat untuk menjaga daging karkas tetap segar. Selanjutnya daging karkas didistribusikan langsung ke konsumen menggunakan mobil pick up yang telah dibersihkan sebelumnya. Hal ini sudah sesuai dengan kriteria SJH, akan tetapi berdasarkan Standar RPU, mobil untuk mengangkut ayam dengan daging harus dibedakan. Dokumentasi proses pasca penyembelihan disimpan pihak manajemen. Penyusunan Manual Terintegrasi Manual SJH terintegrasi Standar RPU disusun untuk memenuhi kriteria produk halal yang terdapat pada HAS dan persyaratan Standar RPU. Manual disusun sesuai keadaan dan kebutuhan RPA Wataslim. Aspek yang dapat diintegrasikan dalam manual tersebut yaitu kebijakan halal, tim manajemen halal, ayam yang disembelih, mutu daging ayam, fasilitas produksi, higiene karyawan dan RPA, prosedur tertulis, penanganan produk tidak memenuhi kriteria, pelatihan dan edukasi, kemampuan telusur, audit internal, dan kaji ulang manajemen. Desain manual SJH terintegrasi Standar RPU disajikan pada lampiran 2. Implementasi Manual Implementasi manual dilakukan untuk mengetahui efektivitas manual terintegrasi yang telah disusun saat diaplikasikan di RPA Wataslim. Hasil dari tahap implementasi manual yang tidak dapat diterapkan secara keseluruhan akan digunakan untuk usulan perbaikan. Ringkasan implementasi manual di RPA Wataslim disajikan pada tabel 1. Kebijakan halal Dalam penyusunan sistem jaminan produk halal, komitmen dan janji pihak produsen untuk beroperasi secara halal adalah yang paling diutamakan. Kebijakan halal merupakan pernyataan tertulis berupa komitmen manajemen puncak untuk secara konsisten memproduksi produk yang halal untuk dikonsumsi (LPPOM MUI 2004). Kebijakan halal dibuat dengan jelas untuk selanjutnya menjadi dasar untuk menyusun dan mengimplementasikan manual SJH terintegrasi Standar RPU. Manajemen RPA Wataslim telah berkomitmen untuk menghasilkan produk yang halal dan aman dikonsumsi dan memenuhi konsistensi dalam penggunaan dan pengadaan bahan baku serta konsistensi dalam proses produksi halal dan aman yang didokumentasikan dalam kebijakan halal. Manajemen RPA Wataslim juga telah mensosialisasikan kebijakan halalnya kepada seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) yang berhubungan dengan RPA. Sosialisasi dilakukan dengan cara menyampaikan langsung kepada para karyawan, supplier, dan konsumen.

18 6 Tabel 1 Ringkasan implementasi implementasi manual pada RPA Wataslim Hasil Implementasi No Aspek manual Dapat diterapkan Diterapkan sebagian Tidak dapat diterapkan Dokumentasi 1 Kebijakan halal - - Kebijakan tertulis 2 Tim manajemen Struktur - - halal organisasi 3 Ayam yang - - Dokumen 4 disembelih Mutu karkas dan daging ayam Fasilitas produksi Higiene karyawan dan RPA Prosedur Tertulis aktivitas kritis Penanganan produk tidak memenuhi kriteria Pelatihan dan edukasi pembelian Dokumen penjualan Dokumen kepemilikan Prosedur tertulis Prosedur tertulis Prosedur tertulis Dokumen pelatihan dan edukasi Prosedur tertulis 10 Kemampuan telusur Audit internal - - Hasil audit 12 Kaji ulang manajemen - - Notulensi Tim manajemen halal Berdasarkan pedoman SJH, keanggotaan tim manajemen halal memiliki kriteria persyaratan yang harus dipatuhi, serta tugas, tanggung jawab, dan wewenang yang harus ditaati. Poin-point tersebut tercantum di dalam manual terintegrasi. Struktur tim manajemen halal RPA Wataslim telah dibentuk secara langsung oleh pemilik RPA dimana seluruh bagian yang terlibat dalam aktivitas produksi masuk di dalamnya. Secara struktural, pemilik usaha RPA berada pada posisi manajemen puncak sekaligus berperan pada posisi auditor halal internal. Dalam penerapan dan keberlanjutan sistem jaminan halal, manajemen puncak dibantu oleh karyawan yang diperlukan yaitu petugas pengadaan ayam potong, petugas penyembelih, dan petugas distribusi. Struktur tim manajemen halal disajikan dalam bentuk bagan organisasi, yang dilengkapi dengan garis koordinasi antar unit. Struktur tim manajemen halal RPA Wataslim dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini.

19 7 Wahyu Trianto (Pemilik RPA) LPPOM MUI Wahyu Trianto (Auditor Halal Internal) Petugas Pengadaan bahan baku Petugas Penyembelihan Petugas Distribusi Gambar 1 Struktur Organisasi Tim Manajemen Halal Ayam yang disembelih Untuk menghasilkan daging karkas ayam yang aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH), RPA sebagai tempat produksi tentunya juga harus menggunakan ayam yang bermutu baik sebagai bahan baku utama. Pengendalian dan perlakuan terhadap ayam sebelum penyembelihan juga harus diperhatikan. Berdasarkan HAS 23103, syarat ayam yang diperbolehkan untuk disembelih adalah ayam dengan keadaan hidup dan memenuhi standar kesehatan hewan yang dibuktikan dengan hasil pemeriksaan ante mortem oleh pihak yang berwenang. Sementara pada persyaratan pengendaliannya, ayam yang akan disembelih diharuskan mempunyai waktu istirahat yang cukup sesuai kaidah kesejahteraan hewan yang berlaku. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi ayam mengalami stres saat disembelih. Ayam yang disembelih di RPA Wataslim sudah memenuhi persyaratan halal sesuai manual yang telah disusun. Di tempat produksi, ayam langsung diperiksa keadaannya. Penemuan ayam mati langsung dipisahkan dari ayam yang masih hidup. Ayam yang disembelih adalah ayam yang hidup saja. Pada pengendaliannya, ayam sudah diperlakukan dengan baik. Ayam yang datang ke tempat produksi mendapatkan waktu istirahat yang cukup (12 jam) sampai waktu penyembelihan keesokan hari nya. Rekam informasi didokumentasikan di dalam dokumen pembelian. Mutu daging ayam Daging karkas yang baik adalah daging yang terjamin aman, sehat, utuh, dan halal. Untuk itu, karkas ayam harus memenuhi kriteria SJH dan persyaratan standar mutu karkas dan daging ayam seperti tertera di dalam manual. Berdasarkan pedoman pemenuhan kriteria SJH, daging ayam yang dihasilkan RPA Wataslim sudah memenuhi kriteria produk halal. Standar mutu karkas dan daging ayam mempersyaratkan daging ayam pada tingkat mutu fisik, maksimum mutu mikrobiologis, pengemasan, pelabelan, dan penyimpanan. Dari kelima persyaratan tersebut, tidak semua poin dapat diimplementasikan. Pada RPA Wataslim tidak ada proses seleksi mutu/grading sehingga semua daging karkas ayam yang dihasilkan berada pada satu tingkatan mutu yang sama. Hal ini

20 8 disebabkan permintaan konsumen yang tidak terlalu mempermasalahkan tingkatan mutu. Tidak adanya dokumen yang menyatakan daging ayam lolos syarat mutu mikrobiologis karena pihak manajemen tidak pernah melakukan uji laboratorium pada produk daging ayam yang dihasilkan. Pada penanganannya, karkas ayam disimpan sesuai persyaratan SJH, yaitu terpisah dari produk non halal atau najis. Akan tetapi, berdasarkan persyaratan mutu karkas dan daging ayam, kemasan yang digunakan untuk menyimpan karkas belum sesuai. Karkas ayam hanya diwadahi keranjang plastik dan ditutupi terpal. Hal ini dapat menyebababkan daging ayam rawan terkontaminasi cemaran seperti dari zat warna terpal dan atau dari lingkungan luar. Selain itu kemasan juga tidak dilengkapi label sesuai standar pelabelan pada produk daging ayam. Fasilitas Produksi Fasilitas produksi adalah segala sesuatu yang mendukung dan memperlancar proses produksi guna menghasilkan produk daging karkas. Fasilitas produksi RPA meliputi kompleks bangunan dengan desain dan konstruksi khusus yang memenuhi persyaratan teknis dan higiene tertentu, lokasi dan lingkungan kompleks bangunan RPA, sarana, dan peralatan yang digunakan untuk menghasilkan daging karkas. Keempat bagian fasilitas produksi tersebut harus disediakan dan dipelihara untuk menjamin terjaganya kehalalan dan keamanan produk daging karkas yang dihasilkan. Lokasi dan lingkungan Berdasarkan pedoman pemenuhan kriteria SJH, RPA Wataslim sudah memenuhi kriteria lokasi dan lingkungan. Fasilitas RPA Wataslim hanya digunakan untuk produksi daging halal saja yaitu produksi daging karkas, tidak pernah bercampur dengan produksi daging non halal. Lokasi RPA Wataslim yang berada di wilayah Jakarta Timur terpisah secara nyata dari RPH/peternakan babi terdekat yakni RPH babi di kawasan Jakarta Barat, sehingga tidak terjadi kontaminasi silang antara RPA dengan RPH/peternakan babi. Akan tetapi, berdasarkan persyaratan lokasi yang diatur di dalam Standar RPU, RPA Wataslim sangat tidak sesuai persyaratan. Syarat lokasi RPU memperbolehkan pembangunan RPA tidak berada di bagian kota padat penduduk dan letaknya lebih rendah dari pemukiman penduduk, tidak berada dekat industri logam dan kimia, tidak berada di daerah rawan banjir, dan bebas dari asap, debu, dan kontaminan lainnya, serta memiliki lahan yang cukup luas untuk mengembangkan RPA. Sementara RPA Wataslim berada pada lokasi padat penduduk yang memungkinkan menimbulkan gangguan atau cemaran lingkungan. Oleh karena itu diperlukan usulan desain lokasi dan lingkungan RPA yang sesuai persyaratan standar RPU. Persyaratan sarana Persyaratan sarana di RPA diatur dalam standar persyaratan sarana RPU. Berdasarkan poin-poin standar persyaratan sarana RPU, seperti akses jalan, sumber air bersih, sumber tenaga listrik, fasilitas air panas, sarana mencuci tangan dan mencuci sepatu boot, serta kendaraan pengangkut daging karkas yang tertera di dalam manual, persyaratan sarana mencuci tangan dan mencuci sepatu boot serta kendaraan pengangkut daging karkas tidak dapat diimplementasikan.

21 9 Standar persyaratan sarana RPU mempersyaratkan sarana mencuci tangan di setiap tahap proses pemotongan yang didisain sedemikian rupa agar tangan tidak menyentuh kran air setelah selesai mencuci tangan, dilengkapi dengan sabun, pengering tangan (lap, kertas tissue, atau pengering mekanik), dan tempat sampah tertutup yang dioperasikan dengan menggunakan kaki. Sementara di RPA Wataslim hanya terdapat dua kran air multifungsi yaitu di ruang produksi dan di parkiran. RPA Wataslim menggunakan kendaraan pengangkut daging karkas yang digunakan juga untuk mengangkut ayam potong yang sudah dibersihkan sebelumnya. Perlu adanya rekonstruksi saluran air ulang untuk memenuhi sarana mencuci tangan yang sesuai ketentuan standar persyaratan sarana RPU. Persyaratan bangunan dan tata letak Rumah potong ayam adalah kompleks bangunan dengan desain dan konstruksi khusus untuk memenuhi persyaratan teknis dan higiene tertentu untuk digunakan sebagai tempat pemotongan ayam (SNI ). Persyaratan bangunan dan desain tata letak diatur dalam standar RPU yang tertera pada manual. Kompleks RPA minimal terdiri dari bangunan utama, tempat penurunan ayam hidup, kantor administrasi dan kantor dokter hewan, tempat istirahat pegawai, ruang ganti pakaian, kamar mandi dan WC, sarana penanganan limbah, insenerator, tempat parkir, rumah jaga, menara air, dan gardu listrik. Selain itu, kompleks RPA harus dilengkapi dengan ruang pembekuan cepat, ruang penyimpanan beku, ruang pengolahan daging, dan laboratorium. Ruang bangunan utama dibagi menjadi dua daerah yaitu daerah kotor (penurunan ayam dan pemeriksaan ante mortem, penyembelihan, pencelupan ke air panas, pencabutan bulu, pencucian karkas, pengeluaran jeroan dan pemeriksaan post mortem, serta penanganan jeroan) dan daerah bersih (pencucian karkas, pendinginan karkas, penimbangan karkas, pengemasan, dan penyimpanan segar). Ruang-ruang pada kompleks RPA juga harus memenuhi persyaratan tertentu seperti tata ruang, dinding, lantai, langit-langit, ventilasi, dan lampu penerangan seperti yang tercantum di dalam manual. Dari sisi persyaratan bangunan dan tata letak, karena kendala ekonomi dan keterbatasan ruang, kompleks RPA Wataslim belum dapat mengimplementasikan salah satu persyaratan aspek fasilitas produksi ini. Desain bangunan RPA Wataslim masih sangat sederhana yang terdiri dari bangunan utama sebagai ruang produksi, kantor dan ruang pegawai, gudang, kamar mandi dan WC, serta parkiran. Pembagian daerah kotor dan daerah bersih pada bangunana utama juga belum ada. Sarana penanganan limbah yang belum terpenuhi khususnya penanganan limbah padat. Serta desain konstruksi bangunan yang belum memenuhi persyaratan higiene. Oleh karena itu perlu dilakukan redesain kompleks bangunan RPA untuk memenuhi persyaratan Standar RPU yang baik. Desain layout bangunan RPA Wataslim dapat dilihat pada lampiran 3. Peralatan dan perlengkapan Peralatan merupakan benda-benda yang digunakan untuk membantu proses produksi. Dengan begitu peralatan melakukan kontak langsung dengan bahan baku atau produk. Peralatan yang digunakan di RPA Wataslim terdiri dari peralatan penyembelihan manual. Jika tidak dijaga higienenya, peralatan tersebut akan menjadi sumber kontaminan yang baik.

22 10 Berdasarkan pedoman pemenuhan kriteria SJH, peralatan penyembelihan yang digunakan di RPA Wataslim sudah memenuhi ketentuan, yaitu tajam, tidak terbuat dari kuku/taring/tulang, ukuran yang disesuaikan dengan leher ayam, dan tidak diasah di depan hewan yang akan disembelih. Akan tetapi beberapa persyaratan peralatan dan perlengkapan pada Standar RPU belum dapat diimplementasikan dengan baik. Pada RPA Wataslim, penanganan dan pemrosesan daging karkas dilakukan di lantai yang seharusnya dilakukan di atas meja produksi. Sarana untuk membersihkan peralatan tidak dilengkapi dengan desinfektan. Karyawan yang bekerja tidak dilengkapi dengan perlengkapan standar pekerja seperti sepatu boot, penutup kepala, dan sarung tangan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan dana untuk pengalokasian peralatan tersebut. Higiene karyawan dan RPA RPA sebagai salah satu industri yang bergerak dibidang pangan sudah seharusnya memperhatikan aspek higiene perusahaan dan karyawan. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan kontaminasi terhadap produk dan menjamin kesehatan karyawan. Selain melengkapi sarana sanitasi, perusahaan sebaiknya menerapkan persyaratan higiene yang diatur di dalam Standar RPU. Dalam menjaga higiene karyawan dan perusahaan, RPA Wataslim telah mengimplementasikan beberapa persyaratan sesuai Standar RPU. RPA Wataslim memiliki peraturan hanya karyawan dan petugas yang berwenang yang dapat memasuki bangunan utama RPA. Tamu yang hendak masuk harus mendapat izin terlebih dahulu dari pemilik RPA. Setiap karyawan yang bekerja di RPA Wataslim dipastikan sehat oleh pemilik RPA, akan tetapi belum ada jadwal rutin pemeriksaan kesehatan para karyawan. Selain itu pihak manajemen juga memastikan karyawan telah mendapat pengetahuan tentang higiene dan mutu. Dalam pendokumentasiannya, RPA Wataslim belum memiliki dokumen peraturan pelaksanaan sanitasi dan higiene. Oleh karena itu diperlukan prosedur tertulis berupa standar operasional pelaksanaan sanitasi di RPA seperti yang tertera di manual sehingga higiene produk tetap terjaga baik. Prosedur tertulis aktivitas kritis Prosedur aktivitas kritis merupakan tata cara dan persyaratan yang mencakup proses bisnis yang dilakukan di RPA Wataslim mulai dari proses pra penyembelihan, proses penyembelihan, daan proses pasca penyembelihan. Setiap aktivitas memiliki persyaratan prosedur sesuai yang tertera di dokumen HAS Dalam implementasinya, RPA Wataslim belum memiliki prosedur tertulis untuk setiap aktivitas kritis mulai dari pra penyembelihan, penyembelihan, dan pasca penyembelihan. Hal ini disebabkan belum adanya kepedulian pihak manajemen puncak akan aktivitas-aktivitas kritis tersebut yang dapat menjadikan suatu produk menjadi kategori produk non halal. Untuk itu disarankan RPA Wataslim untuk mencantumkan prosedur tertulis untuk setiap aktivitas kritis guna menghasilkan daging ayam yang terjamin kehalalan dan keamanannya. Prosedur tertulis tersebut setidaknya harus dievaluasi efektivitasnya setahun sekali untuk menjadi tindakan koreksi yang diperlukan.

23 11 Penanganan produk yang tidak memenuhi kriteria Pedoman pemenuhan kriteria SJH untuk RPA mengharuskan perusahaan mempunyai prosedur tertulis untuk menangani produk yang tidak memenuhi kriteria (tidak halal atau menggunakan fasilitas produksi yang tidak memenuhi kriteria). Salah satu cara penanganan produk yang tidak memenuhi kriteria yaitu membuat prosedur penarikan kembali. Prosedur penarikan kembali adalah suatu metode untuk mengidentifikasi, menempatkan, dan menarik kembali produk yang tidak memenuhi persyaratan halal yang telah beredar di pasar (Apriyantono et al. 2003). Pihak manajemen RPA Wataslim telah menerapkan persyaratan yang terdapat pada prosedur penanganan produk yang tidak memenuhi kriteria seperti yang tertera di manual, yaitu hanya menjual daging karkas yang dipastikan halal ke konsumen. Apabila terbukti telah menjual daging karkas non halal, pihak RPA Wataslim akan menarik kembali produknya dan siap menerima konsekuensi yang berlaku. Dokumentasi prosedur penanganan produk yang tidak memenuhi kriteria disimpan manajemen puncak sebagai bukti rekaman. Pelatihan dan edukasi Pelatihan dan edukasi bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mengenai penerapan SJH dan Standar RPU. Pelatihan ditujukan untuk semua karyawan yang terlibat dalam aktivitas kritis. Karena RPA Wataslim termasuk golongan perusahaan pemegang sertifikat halal yang belum pernah mengikuti pelatihan dari LPPOM MUI, pelatihan dapat dilakukan sebelum perpanjangan sertifikat halal. Pelatihan dapat dilakukan dengan cara memberikan pemahaman materi SJH dan Standar RPA sesuai proses bisnis di RPA Wataslim dilanjutkan dengan evaluasi pemahaman peserta. Bukti pelaksanaan pelatihan nantinya harus disimpan dalam bentuk dokumen pelatihan dan edukasi. Kemampuan telusur Kemampuan telusur bertujuan untuk menjamin daging ayam yang dihasilkan berasal dari ayam yang halal, disembelih sesuai persyaratan halal, dan prosedur produksi yang terjamin keamanannya. Kemampuan telusur dapat berupa prosedur tertulis, dokumen pembelian bahan, dan pelabelan pada produk yang dihasilkan. Aspek kemampuan telusur di RPA Wataslim belum diterapkan sepenuhnya. Pendokumentasian data hanya dilakukan pada saat pembelian ayam dan penjualan daging karkas. Sementara dokumen dan label produk tidak lengkap. Dokumen penjualan yang ada hanya dokumen transaksi dari konsumen. Fungsi pelabelan masih belum diterapkan mengingat usaha RPA yang tergolong kecil dan belum adanya edukasi tentang pentingnya kemampuan telusur tersebut. Audit internal Audit internal dilakukan dengan tujuan memverifikasi pemenuhan aspek dan persyaratan yang tertera di dalam manual terintegrasi terhadap pelaksanaan nya di lapangan. Dalam implementasinya, audit internal dilakukan oleh auditor halal internal yang menjabat sebagai manajemen puncak RPA Wataslim. Seluruh dokumen yang berkaitan dengan produksi daging karkas di RPA Wataslim diperiksa sesuai keperluan audit. Untuk mempermudah pelaksanaan audit, disusun checklist pertanyaan yang dapat menilai berbagai aspek yang terdapat pada

24 12 manual. Hasil checklist pertanyaan audit internal dapat dilihat pada lampiran 5. Berdasarkan hasil audit, aspek mutu daging ayam dan fasilitas belum memenuhi persyaratan SJH. Hasil audit berupa perbaikan dan revisi proses produksi halal yang tidak sesuai pedoman SJH dan Standar RPU. Selain itu, manajemen RPA Wataslim belum pernah melaporkan bukti hasil audit kepada LPPOM MUI sesuai persyaratan aspek audit internal yang diharuskan. Kaji ulang manajemen Kaji ulang manajemen bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas implementasi manual SJH yang terintegrasi Standar RPU. Pada pelaksanaannya, manajemen RPA Wataslim melakukan evaluasi untuk melihat efektifitas implementasi pemenuhan kriteria SJH yang terintegrasi Standar RPU. Kaji ulang juga memberikan jaminan bahwa seluruh kriteria SJH dan persyaratan Standar RPU telah dipenuhi dan tahapan berproduksi secara halal telah dilaksanakan dengan baik. Jika ada aspek yang belum terpenuhi, diharapkan segera diadakan tindakan perbaikan yang disampaikan langsung kepada petugas yang bertanggung jawab untuk setiap aktivitas. Bukti dari kaji ulang manajemen dipelihara pihak manajemen dalam bentuk dokumen kaji ulang manajemen. Usulan Perbaikan Secara keseluruhan terdapat 12 aspek manual terintegrasi yang diimplementasikan di RPA Wataslim. Hasil implementasi menunjukkan ada beberapa aspek yang belum dapat diterapkan secara menyeluruh. Oleh karena itu perlu adanya saran dan usulan perbaikan untuk memaksimalkan penerapan aspek tersebut. Aspek yang belum dapat diimplementasikan secara maksimal yaitu mutu daging ayam dan fasilitas produksi yang meliputi lokasi bangunan, sarana, bangunan dan tata letak, serta peralatan dan perlengkapan. Seperti yang telah disebutkan, mutu karkas dan daging ayam, produk daging ayam RPA Wataslim belum memenuhi standar tingkat mutu fisik, maksimum mutu mikrobiologis, pengemasan, pelabelan dan penyimpanan daging ayam berdasarkan poin-poin standar mutu karkas dan daging ayam. Usulan yang dapat diberikan yaitu menambahkan sortasi dan grading pada proses bisnis pasca penyembelihan untuk memenuhi standar tingkat mutu fisik, mengirimkan sampel daging ayam ke laboratorium tersertifikasi untuk dilakukan pengujian maksimum mutu mikrobiologis atau membangun fasilitas laboratorium sendiri, menyediakan wadah penyimpanan daging ayam segar yang berguna juga sebagai wadah pengemas yang aman. Label yang memuat informasi produk dapat disubstitusi dengan menyertakan dokumen yang berisikan informasi yang wajib dicantumkan di label. Pelabelan juga berguna untuk kemampuan telusur produk. RPA Wataslim merupakan tempat pemotongan ayam yang masih tergolong usaha kecil. Kelengkapan fasilitas produksi menjadi syarat mutlak untuk menjamin kehalalan dan keamanan produk. Beberapa aspek fasilitas produksi di RPA Wataslim seperti lokasi bangunan, persyaratan sarana, peralatan, dan tata letak bangunan masih belum sesuai persyaratan Standar RPU. Keterbatasan biaya merupakan salah satu penyebabnya. Usulan perbaikan yang dapat ditawarkan yaitu membangun bangunan RPA dengan konstruksi dan desain layout bangunan

25 13 yang sesuai persyaratan Standar RPU serta melengkapi peralatan dan perlengkapan higiene RPA sesuai persyaratan. Sketsa usulan desain tata letak bangunan dapat dilihat di lampiran 4. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Desain manual intergasi sistem jaminan halal dengan standar RPA disusun mengacu pada dokumen HAS dan Standar RPU, serta Standar Mutu Karkas dan Daging Ayam. Pembuatan manual integrasi telah disesuaikan dengan proses bisnis di RPA Wataslim sehingga menjadi lebih sederhana dan mudah diimplementasikan. Berdasarkan implementasi yang dilakukan, aspek yang diintegrasikan yakni kebijakan halal, tim manajemen halal, ayam yang disembelih, mutu daging ayam, fasilitas produksi, higiene karyawan dan RPA, prosedur tertulis aktivitas kritis, penanganan produk yang tidak memenuhi kriteria, pelatihan dan edukasi, kemampuan telusur, audit internal, dan kaji ulang manajemen. Dari 12 aspek tersebut, tidak seluruhnya dapat diimplementasikan. Persyaratan mutu daging ayam dan persyaratan fasilitass produksi yang meliputi lokasi RPA, sarana, peralatan, dan tata letak bangunan belum dapat diimplementasikan secara keseluruhan. Hal ini disebabkan beberapa faktor seperti keterbatasan finansial dan sumber daya manusia, serta kurangnya pengetahuan dan kepedulian tentang syarat teknis produksi yang aman. Usulan perbaikan diberikan kepada RPA Wataslim untuk memenuhi aspek yang tertera di dalam manual sehingga dapat diimplementasikan. Saran RPA Wataslim diharapkan dapat memenuhi seluruh aspek yang tertera di dalam manual integrasi khususnya persyaratan fasilitas RPA dan mutu daging ayam. Untuk memenuhi aspek manual, RPA Wataslim dapat melengkapi fasilitas sarana dan perlengkapan RPA, menambahkan tahap seleksi mutu produk, dan melakukan uji laboratorium untuk produk daging ayam yang dihasilkan. Pelaksanaan implementasi manual integrasi juga harus dilakukan secara konsisten untuk menghasilkan produk yang terjamin aman, sehat, utuh, dan halal.

26 14 DAFTAR PUSTAKA Apriyantono A, Hermanianto J, Nurwahid Pedoman Produksi Halal. Departemen Agama Republik Indonesia. Badan Standar Nasional Standar Nasional Indonesia (SNI) Standar Rumah Potong Unggas. Jakarta: Badan Standar Nasional. Badan Standar Nasional Standar Nasional Indonesia (SNI)3924:2009. Mutu Karkas dan Daging Ayam. Jakarta: Badan Standar Nasional. Direktorat Jendral Peternakan Produksi Daging Ayam Buras Menurut Provinsi. [diunduh 2016 Feb 12]. Tersedia pada: id/asem2015-nak/prod_dagingayamburas_prop_2015.pdf LPPOM MUI Panduan Penyusunan Sistem Jaminan Halal. Jakarta: LPPOM MUI. LPPOM MUI Pedoman Pemenuhan Kriteria Sistem Jaminan Halal di Rumah Potong Hewan (HAS 23103). Jakarta: LPPOM MUI.

27 Lampiran 1 Diagram alir aktivitas produksi RPA Wataslim 15

28 16 LAMPIRAN Lampiran 2 Manual SJH Terintegrasi Standar RPU Manual Sistem Jaminan Halal (SJH) Terintegrasi Standar Rumah Pemotongan Unggas Rumah Potong Ayam (RPA) Wataslim) Jl. Jati Kemuning No. 3 Jakarta Timur

29 17 PENDAHULUAN Profil RPA Rumah Potong Ayam (RPA) Wataslim didirikan pertama kali oleh keluarga Wataslim pada tahun 1987 dan masih beroperasi sampai sekarang dengan pengelola bernama Wahyu Trianto, keturunan keluarga Wataslim. RPA Wataslim beralamat di Jl. Jati Kemuning No.3 Jakarta Timur. RPA Wataslim merupakan salah satu rumah pemotongan ayam yang menghasilkan produk daging karkas segar utuh yang diproduksi secara halal. RPA Wataslim mempekerjakan tenaga kerja sebanyak tiga orang dengan penghasilan kotor berkisar antara Rp Rp per bulan. Kapasitas ratarata pemotongan RPA Wataslim adalah 100 ekor ayam per hari. Ayam yang dipotong di RPA Wataslim berjenis ayam kampung (buras) yang sebagian besar berasal dari daerah Solo dan sekitarnya. Konsumen utama RPA Wataslim adalah salah satu restoran bakmi di Jakarta dan beberapa rumah makan di wilayah Jakarta Timur. Tujuan Manual ini disusun sebagai panduan bagi pemilik RPA Wataslim dalam mengimplementasikan pedoman Sistem Jaminan Halal (SJH) dan persyaratan standar Rumah Pemotongan Unggas (RPU) demi menghasilkan kualitas daging ayam yang aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH). Ruang Lingkup Manual ini merupakan dokumen yang menjadi panduan implementasi pemenuhan kriteria SJH yang dibuat berdasarkan dokumen HAS dan Standar Rumah Pemotongan Unggas (SNI ). Manual ini berlaku untuk seluruh tahap proses bisnis yang dilakukan di RPA Wataslim mulai dari pra penyembelihan, saat penyembelihan, dan pasca penyembelihan.

30 18 KRITERIA SISTEM JAMINAN HALAL Kebijakan Halal Kebijakan halal yang terintegrasi Standar Rumah Pemotongan Unggas KEBIJAKAN HALAL RPA WATASLIM RPA Wataslim berkomitmen tinggi menghasilkan daging karkas yang halal dan aman dikonsumsi dan memenuhi konsistensi dalam penggunaan dan pengadaan bahan baku serta konsistensi dalam proses produksi halal dan aman sesuai dengan kriteria sertifikasi halal HAS dan Standar Rumah Pemotongan Unggas. Kami akan mencapainya dengan membentuk tim manajemen halal dan melaksanakan dengan sungguh-sungguh prosedur operasional yang telah ditetapkan. Jakarta, Wahyu Trianto Pemilik Sosialisasi kebijakan halal Sosialisasi kebijakan halal dilakukan melalui pemberitahuan secara langsung kepada seluruh pegawai serta memberi memo kepada para pemasok bahan baku dan para konsumen. Panduan halal Panduan halal adalah pedoman RPA Wataslim dalam melaksanakan kegiatan pemotongan ayam yang halal. Panduan halal yang disusun mencakup pengertian halal dan haram, dasar Al Qur an/al Hadist, dan Fatwa MUI. Pada dasarnya semua hewan yang ada di bumi ini adalah halal untuk dikonsumsi, kecuali yang jelas-jelas diharamkan dalam Al Qur an dan Al Hadist, seperti hewan buas, hewan bertaring dan berkuku tajam, hewan yang hidup di dua alam, hewan yang dilarang membunuhnya, hewan yang disuruh membunuhnya, dan hewan menjijikkan. Diharamkan bagi kalian bangkai, darah, daging babi, hewan yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang kalian sempat menyembelihnya. Dan diharamkan pula bagi kalian binatang yang disembelih di sisi berhala (Al Maidah : 3). Diterangkan juga di dalam Al Qur an surah Al

31 19 Baqarah : Hai orang-orang yang beriman, makanlah diantara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepada kalian dan bersyukurlah keada Allah, jika benar-benar kepada-nya kalian menyembah. Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagi kalian bangkai, darah, daging babi dan binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barang siapa dalam keadaan terpaksa, sedangkan ia tidak berkehendak dan tidak melampaui batas, maka tidaklah berdosa. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Pengasih. Struktur tim manajemen halal Tim Manajemen Halal Wahyu Trianto (Pemilik RPA) LPPOM MUI Wahyu Trianto (Auditor Halal Internal) Petugas Pengadaan bahan baku Petugas Penyembelihan Petugas Distribusi Gambar 1 Struktur Organisasi Tim Manajemen Halal Persyaratan tim manajemen halal Persyaratan tim manajemen halal adalah sebagai berikut: 1. Sehat jasmani dan rohani 2. Merupakan bagian dari pengelola RPA Wataslim (terlibat dalam proses bisnis RPA Wataslim). 3. Memahami aktivitas kritis proses pemotongan ayam secara halal. 4. Memiliki kemampuan dalam memeriksa proses pemotongan, mulai dari pra penyembelihan, saat penyembelihan, hingga pasca penyembelihan. 5. Memahami tata cara penyembelihan sesuai Syari at Islam (khusus petugas penyembelih). Tugas, tanggung jawab, dan wewenang tim manajemen halal Tugas, tanggung jawab, dan wewenang tim manajemen halal adalah sebagai berikut: 1. Menyusun manual pedoman SJH terintegrasi Standar RPU untuk RPA Wataslim. 2. Mengkoordinasikan pelaksanaan SJH dan Standar RPU pada RPA Wataslim.

32 20 3. Membuat laporan rekam pelaksanaan SJH yang terintegrasi dengan Standar RPU pada RPA Wataslim. 4. Merumuskan kebijakan RPA Wataslim yang berkaitan dengan kehalalan dan keamanan produk yang dihasilkan. 5. Memberikan dukungan penuh bagi pelaksanaan SJH terintegrasi Standar RPU pada RPA Wataslim. Fasilitas Produksi Lokasi dan lingkungan 1. Fasilitas RPA Wataslim hanya dikhususkan untuk produksi daging halal, tidak bercampur dengan pemotongan hewan non halal. 2. Lokasi RPA Wataslim terpisah secara nyata dari RPH/peternakan babi, yaitu RPA tidak berlokasi dalam 1 site dengan RPH babi, tidak bersebelahan dengan site RPH babi, dan berjarak cukup jauh dari peternakan babi, sehingga tidak terjadi kontaminasi silang antara RPA dengan RPH/peternakan babi. 3. Pembangunan RPA tidak bertentangan dengan Rancangan Umum Tata Ruang (RUTR), Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) setempat, dan atau Rencana Bagian Wilayah Kota (RBWK). 4. Tidak berada di bagian kota padat penduduk dan letaknya lebih rendah dari pemukiman penduduk, serta tidak menimbulkan gangguan atau pencemaran lingkungan. 5. Tidak berada dekat industri logam dan kimia, tidak berada di daerah rawan banjir, dan bebas dari asap, debu, dan kontaminan lainnya. 6. Memiliki lahan yang cukup luas untuk mengembangkan RPA. Sarana 1. RPA Wataslim memiliki sarana jalan yang baik yang dapat dilalui kendaraan pengangkut ayam hidup dan daging karkas. 2. Sumber air yang cukup dan memenuhi persyaratan baku mutu air minum. Persediaan air minimum yang harus disediakan yaitu liter/ekor/hari. 3. Sumber tenaga listrik yang cukup. 4. Persediaan fasilitas air panas dengan suhu minimal 82 o C sebagai persyaratan sarana proses produksi. 5. Sarana untuk mencuci tangan yang didisain sedemikian rupa agar tangan tidak menyentuh kran air setelah selesai mencuci tangan, dilengkapi dengan sabun dan pengering tangan seperti lap yang senantiasa diganti, kertas tissue atau pengering mekanik (hand drier). Jika menggunakan kertas tissue, maka disediakan pula tempat sampah tertutup yang dioperasikan dengan menggunakan kaki. Sarana untuk mencuci tangan tersebut disediakan disetiap tahap proses pemotongan, dan diletakkan ditempat yang mudah dijangkau, ditempat penurunan unggas hidup, di dekat pintu masuk bangunan utama, kantor administrasi dan kantor dokter hewan, ruang istirahat pegawai dan/atau kantin serta kamar mandi/wc. 6. Selain sarana mencuci tangan, pada pintu masuk bangunan utama juga harus dilengkapi sarana mencuci sepatu boot, yang dilengkapi sabun, desinfektan, dan sikat sepatu.

Manual SJH. Dokumen perencanaan yang menggambarkan cara perusahaan memenuhi 11 kriteria SJH Berfungsi sebagai panduan bagi perusahaan

Manual SJH. Dokumen perencanaan yang menggambarkan cara perusahaan memenuhi 11 kriteria SJH Berfungsi sebagai panduan bagi perusahaan MANUAL SJH STANDAR Manual SJH Dokumen perencanaan yang menggambarkan cara perusahaan memenuhi 11 kriteria SJH Berfungsi sebagai panduan bagi perusahaan dalam menerapkan SJH Prinsip Manual Sistem Menuliskan

Lebih terperinci

SERTIFIKASI HALAL OLEH LPPOM DAN MUI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) adalah

SERTIFIKASI HALAL OLEH LPPOM DAN MUI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) adalah IV. SERTIFIKASI HALAL OLEH LPPOM DAN MUI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) adalah lembaga yang berfungsi membantu Majelis Ulama Indonesia

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. masyarakat umum (SNI, 1999). Tujuan utamanya didirikan RPU adalah untuk

KAJIAN KEPUSTAKAAN. masyarakat umum (SNI, 1999). Tujuan utamanya didirikan RPU adalah untuk 1 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Rumah Pemotongan Hewan Unggas Rumah pemotongan unggas (RPU) adalah komplek bangunan dengan desain dan kontruksi khusus yang memenuhi persyaratan teknis dan higiene tertentu

Lebih terperinci

apoteker123.wordpress.com 1 dari 5 DAFTAR PERIKSA Halal Assurance System 23000:1 PERTANYAAN PERIKSA HASIL PERIKSA

apoteker123.wordpress.com 1 dari 5 DAFTAR PERIKSA Halal Assurance System 23000:1 PERTANYAAN PERIKSA HASIL PERIKSA 1 Kebijakan Halal Apakah pimpinan perusahaan memilik kebijakan tertulis yang menunjukkan bahwa perusahaan berkomitmen untuk memproduksi produk halal secara konsisten? Apakah kebijakan halal disosialisasikan

Lebih terperinci

2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal

2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

MANUAL Sistem Jaminan Halal

MANUAL Sistem Jaminan Halal MANUAL Sistem Jaminan Halal Perusahaan : (Diisi Nama Perusahaan) Disusun Oleh : Manual SJH 0 HALAMAN PENGESAHAN Manual Sistem Jaminan Halal Perusahaan [.] ini merupakan dokumen perusahaan terhadap pemenuhan

Lebih terperinci

SISTEM JAMINAN HALAL (S J H)

SISTEM JAMINAN HALAL (S J H) SISTEM JAMINAN HALAL (S J H) 2014 MANUAL SISTEM JAMINAN HALAL [PERUSAHAAN ] Disiapkan oleh, Disahkan oleh, (Ketua Tim Manajemen Halal) (Perwakilan Manajemen) DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 Halaman Pengesahan...

Lebih terperinci

PERANAN NOMOR KONTROL VETERINER (NKV) SEBAGAI PERSYARATAN DASAR UNTUK PRODUKSI PANGAN HEWANI YANG AMAN, SEHAT, UTUH DAN HALAL (ASUH)**

PERANAN NOMOR KONTROL VETERINER (NKV) SEBAGAI PERSYARATAN DASAR UNTUK PRODUKSI PANGAN HEWANI YANG AMAN, SEHAT, UTUH DAN HALAL (ASUH)** PERANAN NOMOR KONTROL VETERINER (NKV) SEBAGAI PERSYARATAN DASAR UNTUK PRODUKSI PANGAN HEWANI YANG AMAN, SEHAT, UTUH DAN HALAL (ASUH)** Oleh : Dr.drh. I Wayan Suardana, MSi* *Dosen Bagan Kesmavet Fakultas

Lebih terperinci

Badan Standardisasi Nasional

Badan Standardisasi Nasional Standar Nasional Indonesia SNI 01-6159 1999 Rumah Pemotongan Hewan Badan Standardisasi Nasional Rumah Pemotongan Hewan Pendahuluan Penetapan standar Rumah Pemotongan Hewan merupakan hal penting yang perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. energi. Makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia haruslah makanan. dalam Al-Qur an surat Al-Baqarah ayat 172:

BAB I PENDAHULUAN. energi. Makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia haruslah makanan. dalam Al-Qur an surat Al-Baqarah ayat 172: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, makanan mempunyai peranan yang penting bagi manusia. Peran tersebut antara lain untuk mempertahankan kelangsungan hidup, melindungi

Lebih terperinci

III. TINJAUAN PUSTAKA

III. TINJAUAN PUSTAKA III. TINJAUAN PUSTAKA A. PANGAN HALAL Pangan di dalam UU RI No. 7 Tahun 1996 Tentang Pangan didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berasal dari sumber daya hayati dan air, baik yang diolah maupun yang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KONSEP MODEL SISTEM JAMINAN HALAL PRODUK DAGING AYAM DI RUMAH POTONG AYAM 1

PENGEMBANGAN KONSEP MODEL SISTEM JAMINAN HALAL PRODUK DAGING AYAM DI RUMAH POTONG AYAM 1 PENGEMBANGAN KONSEP MODEL SISTEM JAMINAN HALAL PRODUK DAGING AYAM DI RUMAH POTONG AYAM 1 WAHYUNI AMELIA WULANDARI 2, WIWIT ESTUTI 3 dan GUNAWAN 2 2 BPTP Bengkulu, Jl. Irian Km 6,5 Kota Bengkulu 38119 3

Lebih terperinci

Keputusan Menteri Agama R.I. Nomor 518 Tahun 2001 Tanggal 30 Nevember 2001 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENETAPAN PANGAN HALAL

Keputusan Menteri Agama R.I. Nomor 518 Tahun 2001 Tanggal 30 Nevember 2001 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENETAPAN PANGAN HALAL Keputusan Menteri Agama R.I. Nomor 518 Tahun 2001 Tanggal 30 Nevember 2001 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENETAPAN PANGAN HALAL MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

IV. MACAM DAN SUMBER PANGAN ASAL TERNAK

IV. MACAM DAN SUMBER PANGAN ASAL TERNAK IV. MACAM DAN SUMBER PANGAN ASAL TERNAK Pada umumnya sumber pangan asal ternak dapat diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) macam, yaitu berupa daging (terdiri dari berbagai spesies hewan yang lazim dimanfaatkan

Lebih terperinci

PENERAPAN RANTAI PASOK HALAL PADA KOMODITAS DAGING AYAM DI KABUPATEN PONOROGO

PENERAPAN RANTAI PASOK HALAL PADA KOMODITAS DAGING AYAM DI KABUPATEN PONOROGO PENERAPAN RANTAI PASOK HALAL PADA KOMODITAS DAGING AYAM DI KABUPATEN PONOROGO Tian Nur Ma rifat 1), Arief Rahmawan 2) Universitas Darussalam Gontor, email : tiannurm@unida.gontor.ac.id Universitas Darussalam

Lebih terperinci

SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 13 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 13 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 13 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH POTONG HEWAN DAN RUMAH POTONG UNGGAS BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN BANDUNG

Lebih terperinci

AUDIT INTERNAL UNTUK MENJAWAB 11 KRITERIA SJH

AUDIT INTERNAL UNTUK MENJAWAB 11 KRITERIA SJH AUDIT INTERL UNTUK MENJAWAB 11 KRITERIA SJH 1. Ringkasan Hasil Audit Internal : 1a. Waktu Audit Internal : 1b. Auditor : 1c. Auditee : 1d. Temuan : 1e. Tindakan Koreksi : Form Laporan Berkala 2. Ringkasan

Lebih terperinci

Sertifikasi dan Sistem Jaminan Halal

Sertifikasi dan Sistem Jaminan Halal Sertifikasi dan Sistem Jaminan Halal Apa itu Perbuatan Hukum asal perbuatan adalah terikat dengan hukum syara. (Wajib, Sunnah, Mubah, Makruh, Haram) Hukum Halal/Haram Menjadi dasar dalam proses Sertifikasi

Lebih terperinci

MANUAL SISTEM JAMINAN HALAL [PERUSAHAAN ]

MANUAL SISTEM JAMINAN HALAL [PERUSAHAAN ] MANUAL SISTEM JAMINAN HALAL [PERUSAHAAN ] Disiapkan oleh, Disahkan oleh, (Ketua Tim Manajemen Halal) (Perwakilan Manajemen) Daftar Isi... 1 Halaman Pengesahan... 2 1. Pendahuluan...3 1.1 Informasi Umum

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN GOOD SLAUGHTERING PRACTICES DAN STANDARD SANITATION OPERATING PROCEDURE DI RUMAH PEMOTONGAN HEWAN KELAS C SKRIPSI DIANASTHA

EVALUASI PELAKSANAAN GOOD SLAUGHTERING PRACTICES DAN STANDARD SANITATION OPERATING PROCEDURE DI RUMAH PEMOTONGAN HEWAN KELAS C SKRIPSI DIANASTHA EVALUASI PELAKSANAAN GOOD SLAUGHTERING PRACTICES DAN STANDARD SANITATION OPERATING PROCEDURE DI RUMAH PEMOTONGAN HEWAN KELAS C SKRIPSI DIANASTHA DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS

Lebih terperinci

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG RUMAH POTONG UNGGAS

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG RUMAH POTONG UNGGAS WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG RUMAH POTONG UNGGAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan RPHU Rawa Kepiting berbentuk kompleks dengan beberapa

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan RPHU Rawa Kepiting berbentuk kompleks dengan beberapa 1 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian Kawasan RPHU Rawa Kepiting berbentuk kompleks dengan beberapa bangunan yang didesain dan dibangun khusus yang memenuhi persyaratan teknis dan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN xxix HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel daging ayam beku yang diambil sebagai bahan penelitian berasal dari daerah DKI Jakarta sebanyak 16 sampel, 11 sampel dari Bekasi, 8 sampel dari Bogor, dan 18 sampel dari

Lebih terperinci

MAKANAN DAN MINUMAN DALAM ISLAM OLEH : SAEPUL ANWAR

MAKANAN DAN MINUMAN DALAM ISLAM OLEH : SAEPUL ANWAR MAKANAN DAN MINUMAN DALAM ISLAM OLEH : SAEPUL ANWAR Konsep dasar halal dan haram dalam islam Halal dan Haram adalah Hak absolut Allah dan RasulNya Kejelasan halal dan haram Dalam islam sesuatu itu terbagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR

BAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR BAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR 6.1 Gambaran Lokasi Usaha Pedagang Ayam Ras Pedaging Pedagang di Pasar Baru Bogor terdiri dari pedagang tetap dan pedagang baru yang pindah dari

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB XV PENGENDALIAN MUTU SELAMA PROSES KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU

Lebih terperinci

RPA objectives, development, principles, management and food safety

RPA objectives, development, principles, management and food safety RPA objectives, development, principles, management and food safety TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Peserta dapat menjelaskan tentang prinsip dan manajemen RPA agar menghasilkan daging yang berkualitas dan aman

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93

2016, No Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2154, 2016 KEMEN-KP. Sertifikat Kelayakan Pengolahan. Penerbitan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72/PERMEN-KP/2016 TENTANG

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau

I. PENDAHULUAN. diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di desa Pandanarum kecamatan Sutojayan kabupaten Blitar, khususnya di rumah potong ayam yang ada di desa Pandanarum.

Lebih terperinci

Mutu karkas dan daging ayam

Mutu karkas dan daging ayam Standar Nasional Indonesia Mutu karkas dan daging ayam ICS 67.120.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi...

Lebih terperinci

[Pengelolaan Rumah Potong Unggas]

[Pengelolaan Rumah Potong Unggas] SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN [AGRIBISNIS TERNAK UNGGAS] [Pengelolaan Rumah Potong Unggas] [Endang Sujana, S.Pt., MP.] KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

Seleksi dan Penyembelihan Hewan Qurban yang Halal dan Baik. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI

Seleksi dan Penyembelihan Hewan Qurban yang Halal dan Baik. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI Seleksi dan Penyembelihan Hewan Qurban yang Halal dan Baik Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI Pendahuluan Dan makanlah makanan yang Halal lagi Baik dari apa yang

Lebih terperinci

FORMULIR PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA. Kabupaten / Kota Propinsi Nomor P-IRT. Penanggungjawab :

FORMULIR PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA. Kabupaten / Kota Propinsi Nomor P-IRT. Penanggungjawab : Sub Lampiran 1 FORMULIR PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA Nama dan alamat fasilitas yang diperiksa Kabupaten / Kota Propinsi Nomor P-IRT Pemilik Fasilitas (Perusahaan atau Perorangan)

Lebih terperinci

Persyaratan Sertifikasi Halal. Kebijakan dan Prosedur HAS 23000:2

Persyaratan Sertifikasi Halal. Kebijakan dan Prosedur HAS 23000:2 Persyaratan Sertifikasi Halal Kebijakan dan Prosedur HAS 23000:2 Tujuan : Peserta memahami prinsip-prinsip dari Kebijakan dan Prosedur dalam Sertifikasi Halal. Peserta dapat menerapkan Prinsip-prinsip

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN TEKNIS DAN FINANSIAL USAHA RUMAH PEMOTONGAN BABI DI KOTA BANDUNG

ANALISIS KELAYAKAN TEKNIS DAN FINANSIAL USAHA RUMAH PEMOTONGAN BABI DI KOTA BANDUNG ANALISIS KELAYAKAN TEKNIS DAN FINANSIAL USAHA RUMAH PEMOTONGAN BABI DI KOTA BANDUNG OLEH YANSHEN M SITANGGANG 200110080081 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN Hasil dan Pembahasan Keadaan Umum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masing-masing berlokasi di Denpasar dan Tabanan, Tempat Pemotongan Ayam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masing-masing berlokasi di Denpasar dan Tabanan, Tempat Pemotongan Ayam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tempat Pemotongan Ayam Daging ayam di Bali seluruhnya disediakan oleh pihak swasta, yang terdiri dari 2 unit Rumah Pemotongan Unggas (RPU) yang berbentuk perusahaan masing-masing

Lebih terperinci

DESAIN INTEGRASI SISTEM JAMINAN HALAL DAN CARA PRODUKSI MAKANAN YANG BAIK UNTUK USAHA KECIL (Studi Kasus di UKM Faza Grup) RAHMY ARDANI

DESAIN INTEGRASI SISTEM JAMINAN HALAL DAN CARA PRODUKSI MAKANAN YANG BAIK UNTUK USAHA KECIL (Studi Kasus di UKM Faza Grup) RAHMY ARDANI DESAIN INTEGRASI SISTEM JAMINAN HALAL DAN CARA PRODUKSI MAKANAN YANG BAIK UNTUK USAHA KECIL (Studi Kasus di UKM Faza Grup) RAHMY ARDANI DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan nilai gizi yang tinggi dan disukai oleh anak-anak maupun orang dewasa

I. PENDAHULUAN. dengan nilai gizi yang tinggi dan disukai oleh anak-anak maupun orang dewasa I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Telur puyuh adalah produk utama yang dihasilkan oleh ternak puyuh dengan nilai gizi yang tinggi dan disukai oleh anak-anak maupun orang dewasa serta harga relatif murah.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi 2.1.1 Pengertian Industri Farmasi Industri farmasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan

Lebih terperinci

Analisa Mikroorganisme

Analisa Mikroorganisme 19 Analisa Mikroorganisme Pemeriksaan awal terhadap 36 sampel daging ayam dan 24 sampel daging sapi adalah pemeriksaan jumlah mikroorganisme. Hasil yang diperoleh untuk rataan jumlah mikroorganisme daging

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 965/MENKES/SK/XI/1992 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 965/MENKES/SK/XI/1992 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 965/MENKES/SK/XI/1992 TENTANG CARA PRODUKSI KOSMETIKA YANG BAIK MENTERI KESEHATAN, Menimbang : a. bahwa langkah utama untuk menjamin keamanan kosmetika adalah penerapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ayam broiler merupakan komoditi ternak yang mempunyai prospek

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ayam broiler merupakan komoditi ternak yang mempunyai prospek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ternak ayam broiler merupakan komoditi ternak yang mempunyai prospek sangat menjanjikan untuk dikembangkan di Indonesia, salah satunya di daerah Sumatera Barat. Apabila

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Rumah Pemotongan Hewan (RPH) merupakan bangunan atau kompleks bangunan yang dibuat menurut bagan tertentu di suatu kota yang digunakan sebagai tempat

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017

- 1 - PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 - 1 - PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENERBITAN SERTIFIKAT PENERAPAN PROGRAM MANAJEMEN MUTU TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN GROBOGAN MEMILIH DAGING ASUH ( AMAN, SEHAT, UTUH, HALAL )

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN GROBOGAN MEMILIH DAGING ASUH ( AMAN, SEHAT, UTUH, HALAL ) DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN GROBOGAN MEMILIH DAGING ASUH ( AMAN, SEHAT, UTUH, HALAL ) Diterbitkan : Bidang Keswan dan Kesmavet Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Grobogan Jl. A. Yani No.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 APA ITU CPPOB? adalah cara produksi yang memperhatikan aspek keamanan pangan, antara lain dengan cara : a. mencegah tercemarnya pangan

Lebih terperinci

KIAT MEMILIH PRODUK HALAL

KIAT MEMILIH PRODUK HALAL Serial artikel sosialisasi halalan toyyiban PusatHalal.com Materi 5 KIAT MEMILIH PRODUK HALAL Oleh DR. Anton Apriyantono Mengkonsumsi pangan yang halal dan thoyyib (baik, sehat, bergizi dan aman) adalah

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI

LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI SISTEM INFORMASI KETELUSURAN HALAL DALAM SISTEM DISTRIBUSI DAGING AYAM DI JAWA BARAT Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun Ketua : Dr. Dwi Purnomo, STP., MT

Lebih terperinci

MENERAPKAN HIGIENE SANITASI

MENERAPKAN HIGIENE SANITASI BAHAN AJAR PELATIHAN JURU SEMBELIH HALAL KODE UNIT KOMPETENSI : A. 016200.006.01 MENERAPKAN HIGIENE SANITASI BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 1 DAFTAR ISI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik Oleh Mahasiswi Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Airlangga, Jurnal EKonomi, 2016, hal. 1.

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik Oleh Mahasiswi Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Airlangga, Jurnal EKonomi, 2016, hal. 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wanita tentu ingin selalu tampil cantik di mana pun dan kapan pun. Banyak yang dilakukan untuk mendapatkan tampilan yang diinginkan agar terlihat menawan. Hal yang paling

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan penyusunan dan penelitian tugas akhir ini dilakukan di Usaha Kecil Menengah

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan penyusunan dan penelitian tugas akhir ini dilakukan di Usaha Kecil Menengah 20 BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan penyusunan dan penelitian tugas akhir ini dilakukan di Usaha Kecil Menengah (UKM) Chrisna Snack, Perumahan Josroyo 19 RT 7 RW

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENANGANAN DAGING DAN HEWAN POTONG SERTA HASIL IKUTANNYA DI RUMAH POTONG HEWAN (RPH) DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti "diizinkan" atau "boleh ". Istilah ini dalam kosakata sehari-hari lebih sering

BAB I PENDAHULUAN. berarti diizinkan atau boleh . Istilah ini dalam kosakata sehari-hari lebih sering BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Halal,حلال) halāl, halaal) adalah istilah bahasa Arab dalam agama Islam yang berarti "diizinkan" atau "boleh ". Istilah ini dalam kosakata sehari-hari lebih

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.214, 2012 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LINGKUNGAN HIDUP. Peternakan. Kesehatan. Veteriner. Hewan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5356) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN PANGAN AMAN DAN HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

TATA CARA PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA

TATA CARA PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA 5 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.03.1.23.04.12.2207 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TATA CARA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang dan sedang berusaha mencapai

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang dan sedang berusaha mencapai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang dan sedang berusaha mencapai pembangunan sesuai dengan yang telah digariskan dalam propenas. Pembangunan yang dilaksakan pada hakekatnya

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 65 TAHUN 2014 TENTANG PEMOTONGAN HEWAN RUMINANSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

II. KETENTUAN HUKUM TERKAIT KEAMANAN PANGAN. A. UU Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

II. KETENTUAN HUKUM TERKAIT KEAMANAN PANGAN. A. UU Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 II. KETENTUAN HUKUM TERKAIT KEAMANAN PANGAN A. UU Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 dalam BAB XA mengenai Hak Asasi Manusia pada pasal

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 038 TAHUN 2016

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 038 TAHUN 2016 PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 038 TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN SEGAR HASIL PERTANIAN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

NOMOR 215 TAHUN 2016 TENTANG BAB I PENDAHULUAN

NOMOR 215 TAHUN 2016 TENTANG BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 215 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA KATEGORI JASA PROFESIONAL, ILMIAH DAN TEKNIS GOLONGAN POKOK

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice 113 LAMPIRAN 113 114 Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice 1 Lokasi Lokasi produksi harus jauh dari tempattempat yang menjadi sumber cemaran, seperti: tempat pembuangan sampah,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.295, 2014 PERINDUSTRIAN. Produk Halal. Jaminan. Bahan. Proses. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5604) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI

Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2012 DAFTAR ISI 1. Apa Kandungan gizi dalam Daging ayam? 2. Bagaimana ciri-ciri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN I.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Di Indonesia, Usaha Kecil Menengah (UKM) memiliki peranan penting dalam lajunya perekonomian masyarakat. UKM sangat berperan dalam peningkatan lapangan pekerjaan.

Lebih terperinci

MENERAPKAN TEKNIK PENYEMBELIHAN HEWAN

MENERAPKAN TEKNIK PENYEMBELIHAN HEWAN BAHAN AJAR PELATIHAN JURU SEMBELIH HALAL KODE UNIT KOMPETENSI : A. 016200.011.01 MENERAPKAN TEKNIK PENYEMBELIHAN HEWAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 DAFTAR

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PROSEDUR DAN LEMBAR KERJA

PENGEMBANGAN PROSEDUR DAN LEMBAR KERJA PENGEMBANGAN PROSEDUR DAN LEMBAR KERJA BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Direktorat Surveilan dan Penyuluhan 1 PROSEDUR Direktorat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR.../PERMEN-KP/2017 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENERBITAN SERTIFIKAT CARA PENANGANAN IKAN YANG BAIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran LAMPIRAN Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran No Parameter Bobot Nilai A Kondisi umum sekitar restoran 1 Lokasi 1 0 Jarak jasaboga minimal 500 m dari sumber pencemaran seperti tempat sampah umum,

Lebih terperinci

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL P

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL P LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.181, 2015 LINGKUNGAN HIDUP. Perikanan. Hasil. Jaminan Mutu. Keamanan. Sistem. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5726). PERATURAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Tempat Penjualan Daging Ayam Sampel daging ayam yang diteliti diperoleh dari pasar-pasar di Kota Tangerang Selatan. Selama pengambilan kuisioner terdapat 24 pedagang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Kreasi Lutvi merupakan sebuah perusahaan yang memproduksi makanan ringan keripik singkong. UD. Kreasi Lutvi berdiri pada tahun 1999. Sejarah

Lebih terperinci

SERTIFIKASI HALAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK OLAHAN KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DAERAH

SERTIFIKASI HALAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK OLAHAN KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DAERAH 86 SERTIFIKASI HALAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK OLAHAN KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DAERAH Pujiati Utami Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh PO BOX

Lebih terperinci

Gambaran Pelaksanaan Rumah Pemotongan Hewan Babi (Studi Kasus di Rumah Pemotongan Hewan Kota Semarang)

Gambaran Pelaksanaan Rumah Pemotongan Hewan Babi (Studi Kasus di Rumah Pemotongan Hewan Kota Semarang) Gambaran Pelaksanaan Rumah Pemotongan Hewan Babi (Studi Kasus di Rumah Pemotongan Hewan Kota Semarang) *) **) Michelia Rambu Lawu *), Sri Yuliawati **), Lintang Dian Saraswati **) Mahasiswa Bagian Peminatan

Lebih terperinci

BAB V PRAKTEK PRODUKSI YANG BAIK

BAB V PRAKTEK PRODUKSI YANG BAIK BAB V PRAKTEK PRODUKSI YANG BAIK Good Manufacturing Practice (GMP) adalah cara berproduksi yang baik dan benar untuk menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu dan keamanan. Telah dijelaskan sebelumnya

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG PEMOTONGAN HEWAN DAN PENANGANAN DAGING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. b. c.

Lebih terperinci

Produksi Daging Unggas yang Sehat dan Higienis

Produksi Daging Unggas yang Sehat dan Higienis Produksi Daging Unggas yang Sehat dan Higienis Pasar merupakan tempat bertemunya para penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli. Secara umum berdasarkan kelas mutu pelayanan terbagi menjadi

Lebih terperinci

g. Pemeliharaan dan Program Higiene Sanitasi

g. Pemeliharaan dan Program Higiene Sanitasi g. Pemeliharaan dan Program Higiene Sanitasi Fokus Menghindari Pencemaran dan Penurunan Mutu Produk Pemeliharaan dan Pembersihan Prosedur Pembersihan dan Sanitasi Program Pengendalian Hama (Mencegah, Pemasangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan semua produk hasil pengolahan jaringan yang dapat dimakan dan tidak

I. PENDAHULUAN. dan semua produk hasil pengolahan jaringan yang dapat dimakan dan tidak I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daging adalah semua jaringan hewan, baik yang berupa daging dari karkas, organ, dan semua produk hasil pengolahan jaringan yang dapat dimakan dan tidak menimbulkan gangguan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 tentang Ketentuan dan Tata cara Pelaksanaan Pemberian Izin Usaha

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. Penerapan sanitasi dan higiene diruang penerimaan lebih dititik beratkan pada penggunaan alat dan bahan sanitasi.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri obat jadi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri obat jadi dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi 2.1.1 Pengertian Industri Farmasi Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri

Lebih terperinci

PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA

PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Direktorat Produksi 2010 Pendahuluan Dalam rangka menghadapi era globalisasi, maka produk perikanan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar stan-stan yang ada di kantin SMP-SMA Karangturi. Jumlah stan di kantin SMP-SMA Karangturi Agustus 2008 Februari 2009:

Lampiran 1. Daftar stan-stan yang ada di kantin SMP-SMA Karangturi. Jumlah stan di kantin SMP-SMA Karangturi Agustus 2008 Februari 2009: 7 LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar stan-stan yang ada di kantin SMP-SMA Karangturi Jumlah stan di kantin SMP-SMA Karangturi Agustus 2008 Februari 2009: a. Kuliner (makanan berat) 1. De Pot Gang-gang Sulai 2.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STANDAR SERTIFIKASI PENYEMBELIHAN HALAL DAN URGENSINYA. A. Analisis Terhadap Standar dan Prosedur Sertifikasi Penyembelihan Halal

BAB IV ANALISIS STANDAR SERTIFIKASI PENYEMBELIHAN HALAL DAN URGENSINYA. A. Analisis Terhadap Standar dan Prosedur Sertifikasi Penyembelihan Halal 60 BAB IV ANALISIS STANDAR SERTIFIKASI PENYEMBELIHAN HALAL DAN URGENSINYA A. Analisis Terhadap Standar dan Prosedur Sertifikasi Penyembelihan Halal 1. Analisis terhadap standar sertifikasi penyembelihan

Lebih terperinci

INSTRUKSI KERJA PENANGANAN PASCAPANEN MANGGA GEDONG GINCU

INSTRUKSI KERJA PENANGANAN PASCAPANEN MANGGA GEDONG GINCU PENANGANAN PENDAHULUAN Instruksi kerja merupakan dokumen pengendali yang menyediakan perintah-perintah untuk pekerjaan atau tugas tertentu dalam penanganan pascapanen mangga Gedong Gincu. 1. Struktur kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk daging. Di Indonesia sendiri, daging yang paling banyak digemari

BAB I PENDAHULUAN. produk daging. Di Indonesia sendiri, daging yang paling banyak digemari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, dan pengalaman

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci