Manual SJH. Dokumen perencanaan yang menggambarkan cara perusahaan memenuhi 11 kriteria SJH Berfungsi sebagai panduan bagi perusahaan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Manual SJH. Dokumen perencanaan yang menggambarkan cara perusahaan memenuhi 11 kriteria SJH Berfungsi sebagai panduan bagi perusahaan"

Transkripsi

1 MANUAL SJH STANDAR

2 Manual SJH Dokumen perencanaan yang menggambarkan cara perusahaan memenuhi 11 kriteria SJH Berfungsi sebagai panduan bagi perusahaan dalam menerapkan SJH

3 Prinsip Manual Sistem Menuliskan apa yang dikerjakan Mengerjakan apa yang dituliskan

4 Metode Implementasi SJH SJH harus dituliskan dalam Manual SJH Penerapan SJH dapat secara independen maupun terintegrasi dengan sistem manajemen lainnya. Metode dan pendekatan penerapan sesuai kreasi dan kondisi perusahaan (asalkan memenuhi kriteria SJH).

5 Manfaat Manual SJH : Memudahkan dalam mempelajari pengoperasian SJH di sebuah perusahaan. Sebagai acuan saat pelatihan pada orang yang akan bertanggung jawab menjalankan sistemnya. Mempermudah alur komunikasi antara sesama staf yang bertanggung jawab.

6 Manfaat Manual SJH (Lanjutan) : Menjadi dasar dalam evaluasi, revisi dan pengembangan sistem lebih lanjut. Menjadi acuan penilaian kinerja bagi Tim MHI. Menghilangkan ketergantungan pada personal menjadi tergantung pada Sistem.

7 Garis Besar Isi Manual SJH : Kebijakan Halal Penugasan Tim Manajemen Halal Prosedur tertulis untuk semua aktivitas yang berkaitan dengan penjaminan produk halal. Dokumentasi pelaksanaan aktifitas

8 Ruang Lingkup Manual SJH Semua fasilitas produksi untuk menghasilkan produk halal atau terdapat aktivitas yang dapat mempengaruhi kehalalan produk. Dapat mencakup : Pabrik (milik sendiri / maklon), Kantor pusat, Fasilitas produksi di luar pabrik (misal : pembuatan premiks bahan, pengemasan, penyimpanan), dll.

9 Karakteristik Manual SJH Manual SJH harus dibuat terpisah dari dokumen manual sistem yang lain. Namun prosedur tertulis dan dokumentasi aktivitas dapat diintegrasikan dengan prosedur atau dokumentasi sistem yang lain. Misal Prosedur dan dokumentasi pada : Pengembangan produk baru, penggunaan bahan baru, pembelian, pemeriksaan bahan datang, produksi, penyimpanan dan ketertelusuran produk digabungkan dengan prosedur sistem manajemen mutu dan keamanan pangan

10 Format Manual SJH Dalam penerapan SJH, tidak ada cara baku yang dapat berlaku untuk semua perusahaan Setiap perusahaan mempunyai kebijakan, prosedur dan proses bisnis yang berbeda. Setiap perusahaan dapat menentukan sendiri cara yang sesuai untuk menulis Manual SJH dan menerapkannya sesuai dengan kebutuhan/keadaan perusahaan.

11 Karakteristik Manual SJH (Lanjutan) Disusun sesuai dengan proses bisnis perusahaan Isi Manual SJH harus mencerminkan kebijakan dan prosedur yang secara riil berlaku di perusahaan dalam penerapan SJH.

12 Cara penulisan Manual SJH : Format Bebas Format Kuesioner Model Template

13 Format Bebas Perusahaan menentukan sendiri format dan isi Manual SJH secara bebas. Manual SJH dianggap cukup apabila menggambarkan cara perusahaan memenuhi 11 kriteria SJH. Cocok untuk Perusahaan yang telah menerapkan sistem manajemen mutu, sistem keamanan pangan atau sistem yang lain. Penulisan prosedur/dokumentasi aktivitas tertentu pada Manual SJH dapat dibuat deskripsi singkat atau ringkasannya saja, sedangkan detailnya dapat merujuk pada nomor dan judul dari prosedur/dokumentasi yang dimaksud.

14 Format Kuesioner Untuk perusahaan yang kesulitan dalam menyusun format Manual SJH bebas. Kuesioner Manual SJH telah disiapkan oleh LPPOM MUI dan berisi pertanyaan-pertanyaan yang mengacu pada 11 kriteria SJH. Perusahaan harus menjawab pertanyaan dalam kuesioner sesuai dengan kondisi penerapan SJH yang sesungguhnya di perusahaan. Perusahaan tidak perlu menjawab pertanyaan yang tidak relevan dengan kondisi atau bisnis proses perusahaan. Penulisan prosedur/dokumentasi aktivitas tertentu dapat dibuat deskripsi singkat atau ringkasannya saja, sedangkan detailnya dapat merujuk pada nomor dan judul dari prosedur/dokumentasi yang dimaksud.

15 Format Template Hanya diperuntukkan bagi perusahaan kecil yang tidak mempunyai pengalaman yang cukup dalam penerapan sistem dan menghadapi keterbatasan sumberdaya. Template Manual SJH telah disiapkan oleh LPPOM MUI dan dapat langsung diisi oleh perusahaan. Pada kondisi tertentu, isi template Manual SJH dapat direvisi sesuai dengan kondisi perusahaan dan kemudahan penerapannya.

16 Penyusunan Manual SJH Manual SJH disusun sepenuhnya oleh perusahaan sesuai dengan kebutuhan dan keadaan perusahaan.

17 HAP : Halal Assurance Point

18 Beberapa Kasus dalam Fasilitas Purchasing Team Intermediate Warehouse Intermediate Product Toll Manufacturer New Product Research Team Manufacturer Coding by Distributor

19 Alternatif Manual SJH untuk Perusahaan dengan Beberapa Lokasi Pabrik Manual SJH dapat dibuat hanya satu dan berlaku untuk semua pabrik. Jika proses bisnis atau prosedur operasi berbeda antar pabrik, maka Manual SJH spesifik untuk masing-masing pabrik. Pembuatan Manual SJH untuk perusahaan yang memiliki beberapa lokasi pabrik dapat juga dibuat di kantor pusat jika terdapat aktivitas kritis, misalnya proses pembelian, pemilihan bahan baru dan pengembangan produk baru.

20 Perusahaan yang Memiliki Tempat Maklon (Produk maupun sebagian proses) Manual SJH harus berlaku untuk pabrik tempat maklonnya. Prosedur tertulis aktivitas tertentu yang dilakukan di tempat maklon dapat mengacu/mengikuti prosedur yang berlaku di tempat maklon.

21 Contoh Ketentuan Pembuatan Manual SJH Perusahaan Yang Memiliki Tempat Maklon Bila perusahaan yang mengajukan sertifikasi halal adalah pemilik produk, maka: Manual SJH dapat dibuat oleh pemilik produk saja dan isi Manual SJH disesuaikan dengan penerapan SJH di pemilik produk dan di tempat maklon. Pemilik produk harus mempersyaratkan agar tempat maklon mempunyai komitmen dan prosedur tertulis yang dapat menjamin produk yang dihasilkan dapat memenuhi kriteria SJH. Manual SJH dapat dibuat oleh pemilik produk dan tempat maklon. Fasilitas produksi tempat maklon harus tercantum dalam ruang lingkup Manual SJH pemilik produk.

22 Contoh Ketentuan Pembuatan Manual SJH Perusahaan Yang Memiliki Tempat Maklon (Lanjutan) Bila perusahaan yang mengajukan sertifikasi halal adalah tempat maklon, maka Manual SJH dibuat oleh tempat maklon dan pemilik produk tidak perlu membuat Manual SJH. Ketentuan ini berlaku walaupun tempat maklon tidak memiliki produk yang disertifikasi halal.

23 Contoh Rencana Penerapan SJH : No. Kriteria SJH Rencana Penerapan SJH 1. Manajemen Puncak harus menetapkan dan mensosialisasikan kebijakan halal kepada seluruh pemangku kepentingan perusahaan. 2. Manajemen Puncak harus menetapkan Tim Manajemen Halal dan mencakup semua bagian yang terlibat dalam aktivitas kritis. 3. Pelatihan (internal atau eksternal) harus dilaksanakan secara terjadwal minimal setahun sekali atau lebih sering jika diperlukan. Kebijakan halal ditetapkan dan disosialisasikan ke seluruh pemangku kepentingan perusahaan melalui poster, pelatihan, briefing, dan memo internal. Manajemen puncak menunjuk Tim Manajemen Halal dan Struktur Tim Manajemen Halal terdiri dari semua bagian yang terlibat dalam aktivitas kritis. Pelatihan eksternal dilaksanakan secara terjadwal minimal dua tahun sekali atau jika terdapat penggantian Tim Manajemen Halal. Pelatihan internal dilaksanakan secara terjadwal minimal setahun sekali.

24 Contoh Rencana Penerapan SJH : No. Kriteria SJH Rencana Penerapan SJH 4. Perusahaan harus mempunyai dokumen pendukung untuk semua bahan yang digunakan. Semua bahan yang digunakan untuk proses produksi dilengkapi dengan dokumen pendukung yang valid, kecuali bahan tidak kritis. 5. Merk/nama produk tidak boleh menggunakan nama yang mengarah pada sesuatu yang diharamkan atau ibadah yang tidak sesuai dengan syariah Islam. Perusahaan hanya memproduksi produk halal dengan merk/nama produk yang tidak menggunakan nama yang mengarah pada sesuatu yang diharamkan atau ibadah yang tidak sesuai dengan syariah Islam. 6. Fasilitas produksi tidak boleh digunakan secara bergantian untuk menghasilkan produk halal dan produk yang mengandung babi atau turunannya. Fasilitas produksi di pabrik milik sendiri digunakan khusus untuk menghasilkan produk halal. Fasilitas produksi di pabrik maklon dapat digunakan secara bergantian untuk menghasilkan produk yang lain tetapi bahannya tidak berasal dari babi/ turunannya.

25 Contoh Rencana Penerapan SJH : No. Kriteria SJH Rencana Penerapan SJH 7. Perusahaan harus mempunyai prosedur tertulis mengenai pelaksanaan aktivitas kritis. Prosedur tertulis aktivitas kritis harus disosialisasikan ke semua pihak yang terlibat dalam aktivitas kritis 8. Perusahaan harus mempunyai prosedur tertulis untuk menjamin kemampuan telusur produk yang disertifikasi. Perusahaan mengembangkan prosedur aktivitas kritis sesuai dengan kriteria SJH dan mensosialisasikan ke semua pihak yang terlibat dalam penerapan prosedur. Perusahaan mengembangkan prosedur kemampuan telusur (traceability) yang dapat menjamin kemampuan telusur produk yang disertifikasi dan mensosialisasikan ke semua pihak yang terlibat dalam penerapan prosedur.

26 Contoh Rencana Penerapan SJH : No. Kriteria SJH Rencana Penerapan SJH 9. Produk yang tidak memenuhi kriteria - Penanganan produk yang tidak memenuhi tidak dijual ke konsumen yang kriteria di area pabrik yaitu produk mempersyaratkan produk halal. - dipisahkan untuk menghindari terjadi Produk yang tidak memenuhi kriteria kontaminasi silang dengan bahan/ produk dan terlanjur dijual, harus ditarik halal, selanjutnya produk akan dimusnahkan. 10. Audit internal dilakukan secara terjadwal setidaknya enam bulan sekali atau lebih sering jika diperlukan 11. Manajemen Puncak harus melakukan kajian terhadap efektifitas pelaksanaan SJH satu kali dalam satu tahun atau lebih sering jika diperlukan. - Bila produk yang tidak memenuhi kriteria sudah terlanjur dijual, maka produk tersebut akan ditarik dari pasaran Audit Halal Internal dilakukan secara terjadwal setiap enam bulan sekali, dilakukan secara terintegrasi dengan audit internal sistem ISO 9001 dan Kaji ulang manajemen dilakukan setiap akhir tahun atau lebih sering jika diperlukan, yang dihadiri oleh manajemen puncak/wakilnya dan tim manajemen halal. Pelaksanaan kaji ulang manajemen dilakukan bersamaan dengan kaji ulang sistem ISO 9001 dan

27 Contoh Surat Penetapan Tim Manajemen Halal

28 Contoh Poster Kebijakan Halal Dan Edukasi Halal

29 Contoh Isi Poster Kebijakan Halal KEBIJAKAN HALAL Kami berkomitmen tinggi untuk hanya menghasilkan produk halal, dengan hanya menggunakan bahan yang telah disetujui oleh LPPOM MUI dan diproduksi dengan menggunakan peralatan yang bebas dari najis. Kami akan mencapainya dengan membentuk tim manajemen halal dan melaksanakan dengan sungguh-sungguh semua prosedur operasional...,... Pimpinan Perusahaan, (...)

30 Contoh Isi Poster Halal Haram PENGERTIAN HALAL HARAM Mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal adalah wajib hukumnya bagi orang Islam. Pengertian halal haram : (i) Halal adalah Boleh. (ii) Haram adalah sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT dengan larangan yang tegas. Contoh bahan haram : (i) Babi, termasuk seluruh bagian tubuhnya dan produk turunannya, (ii) Khamr (minuman beralkohol), (iii) Hasil samping khamr yang diperoleh hanya dengan pemisahan secara fisik, (iv) Darah, (v) Bangkai, (vi) Bagian dari tubuh manusia, binatang buas, dll.

31 Contoh Poster Praktek Penerapan SJH Sistem Produksi Halal di PT Evigo Suksesindo : Menjaga semua fasilitas produksi dan peralatan dalam keadaan bersih sebelum dan sesudah digunakan. Menjaga kebersihan diri sebelum dan selama bekerja sehingga tidak mengotori produk yang dihasilkan. Tidak boleh membawa produk tidak halal di area produksi. Tidak boleh membawa/memelihara hewan peliharaan di area produksi. Tidak boleh menggunakan peralatan produksi untuk kepentingan lain. Menyimpan bahan dan produk di tempat yang bersih dan menjaganya supaya terhindar dari najis. Memastikan kendaraan yang digunakan untuk mengangkut produk halal dalam kondisi baik dan tidak digunakan untuk mengangkut produk lain yang diragukan kehalalannya.

32 Materi Pelatihan Internal Pengetahuan Halal Haram Pengetahuan Benda Najis Pengetahuan Sertifikasi Halal Penerapan Sistem Jaminan Halal (SJH)

33 Format Daftar Bahan Halal

34 Sistematika Manual SJH Berdasarkan sistem yang sudah dibuat dan diterapkan, tuliskan rencana penerapan SJH di perusahaan dan pastikan hal tersebut sudah memenuhi kriteria SJH pada HAS

35 Sistematika Dokumentasi SJH I. Kendali dokumen II. Pendahuluan III. Kriteria SJH IV. Lampiran-lampiran

36 I. Kendali Dokumen 1. Halaman Pengesahan 2. Daftar Distribusi Dokumen (Copy Terkontrol / Tidak Terkontrol) 3. Daftar Revisi Dokumen

37 II. Pendahuluan 1. Informasi Umum Perusahaan Berisi informasi perusahaan : nama, alamat, jenis usaha/produk, sejarah, kapasitas produksi, tempat maklon (jika ada), jumlah lini produksi, jumlah tenaga kerja, jangkauan pasar, dll. 2. Tujuan Penyusunan Manual Agar menjadi pedoman penerapan SJH untuk menjaga kesinambungan proses produksi halal 3. Ruang Lingkup menjadi panduan implementasi SJH di Perusahaan sesuai HAS untuk seluruh unit Perusahaan yang terkait dengan proses produksi halal, termasuk maklon dan gudang sewa.

38 III. Kriteria SJH Menuliskan tentang Kriteria SJH yang diimplementasikan perusahaan

39 1. Seluruh Kriteria SJH 1. Kebijakan Halal 2. Tim Manajemen Halal 3. Training and edukasi 4. Bahan 5. Produk 6. Fasilitas Produksi 7. Prosedur tertulis untuk aktifitas kritis 8. Penanganan produk yang tidak memenuhi kriteria 9. Kemampuan telusur (Traceability) 10. Audit Internal 11. Manajemen Review

40 III. Contoh Lampiran-Lampiran Surat Pengangkatan Tim Manajeman Halal Internal. Daftar Lembaga Sertifikasi Halal yang diakui oleh MUI Daftar Bahan Tidak Kritis (Positif List) Jadwal Audit Internal Contoh Form Audit Internal dan Laporan Berkala ke LPPOM MUI. Contoh Form

41 Evaluasi Implementasi SJH Untuk memelihara implementasi SJH, perusahaan harus melakukan : INTERNAL AUDIT Minimal Setiap 6 bulan sekali LAPORAN BERKALA setiap 6 bulan sekali kepada LPPOM MUI MANAGEMENT REVIEW minimal setiap setahun sekali

42

MANUAL Sistem Jaminan Halal

MANUAL Sistem Jaminan Halal MANUAL Sistem Jaminan Halal Perusahaan : (Diisi Nama Perusahaan) Disusun Oleh : Manual SJH 0 HALAMAN PENGESAHAN Manual Sistem Jaminan Halal Perusahaan [.] ini merupakan dokumen perusahaan terhadap pemenuhan

Lebih terperinci

SISTEM JAMINAN HALAL (S J H)

SISTEM JAMINAN HALAL (S J H) SISTEM JAMINAN HALAL (S J H) 2014 MANUAL SISTEM JAMINAN HALAL [PERUSAHAAN ] Disiapkan oleh, Disahkan oleh, (Ketua Tim Manajemen Halal) (Perwakilan Manajemen) DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 Halaman Pengesahan...

Lebih terperinci

AUDIT INTERNAL UNTUK MENJAWAB 11 KRITERIA SJH

AUDIT INTERNAL UNTUK MENJAWAB 11 KRITERIA SJH AUDIT INTERL UNTUK MENJAWAB 11 KRITERIA SJH 1. Ringkasan Hasil Audit Internal : 1a. Waktu Audit Internal : 1b. Auditor : 1c. Auditee : 1d. Temuan : 1e. Tindakan Koreksi : Form Laporan Berkala 2. Ringkasan

Lebih terperinci

apoteker123.wordpress.com 1 dari 5 DAFTAR PERIKSA Halal Assurance System 23000:1 PERTANYAAN PERIKSA HASIL PERIKSA

apoteker123.wordpress.com 1 dari 5 DAFTAR PERIKSA Halal Assurance System 23000:1 PERTANYAAN PERIKSA HASIL PERIKSA 1 Kebijakan Halal Apakah pimpinan perusahaan memilik kebijakan tertulis yang menunjukkan bahwa perusahaan berkomitmen untuk memproduksi produk halal secara konsisten? Apakah kebijakan halal disosialisasikan

Lebih terperinci

MANUAL SISTEM JAMINAN HALAL [PERUSAHAAN ]

MANUAL SISTEM JAMINAN HALAL [PERUSAHAAN ] MANUAL SISTEM JAMINAN HALAL [PERUSAHAAN ] Disiapkan oleh, Disahkan oleh, (Ketua Tim Manajemen Halal) (Perwakilan Manajemen) Daftar Isi... 1 Halaman Pengesahan... 2 1. Pendahuluan...3 1.1 Informasi Umum

Lebih terperinci

MANUAL SJH PT EVIGO INDONESIA MAN-SJH-01

MANUAL SJH PT EVIGO INDONESIA MAN-SJH-01 MANUAL SJH PT EVIGO INDONESIA MAN-SJH-01 JAKARTA 2014 Halaman 1 dari 26 HALAMAN PENGESAHAN Manual Sistem Jaminan Halal (SJH) PT EVIGO INDONESIA ini merupakan dokumen perencanaan penerapan Sistem Jaminan

Lebih terperinci

Sertifikasi dan Sistem Jaminan Halal

Sertifikasi dan Sistem Jaminan Halal Sertifikasi dan Sistem Jaminan Halal Apa itu Perbuatan Hukum asal perbuatan adalah terikat dengan hukum syara. (Wajib, Sunnah, Mubah, Makruh, Haram) Hukum Halal/Haram Menjadi dasar dalam proses Sertifikasi

Lebih terperinci

SERTIFIKASI HALAL OLEH LPPOM DAN MUI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) adalah

SERTIFIKASI HALAL OLEH LPPOM DAN MUI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) adalah IV. SERTIFIKASI HALAL OLEH LPPOM DAN MUI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) adalah lembaga yang berfungsi membantu Majelis Ulama Indonesia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT GIA sebagai perusahaan perisa yang berlokasi di Cianjur. Waktu penelitian dimulai sejak Juli 2010 sampai Maret 2011.

Lebih terperinci

III. TINJAUAN PUSTAKA

III. TINJAUAN PUSTAKA III. TINJAUAN PUSTAKA A. PANGAN HALAL Pangan di dalam UU RI No. 7 Tahun 1996 Tentang Pangan didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berasal dari sumber daya hayati dan air, baik yang diolah maupun yang

Lebih terperinci

Persyaratan Sertifikasi Halal. Kebijakan dan Prosedur HAS 23000:2

Persyaratan Sertifikasi Halal. Kebijakan dan Prosedur HAS 23000:2 Persyaratan Sertifikasi Halal Kebijakan dan Prosedur HAS 23000:2 Tujuan : Peserta memahami prinsip-prinsip dari Kebijakan dan Prosedur dalam Sertifikasi Halal. Peserta dapat menerapkan Prinsip-prinsip

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PROFIL RESPONDEN Identifikasi permasalahan proses sertifikasi halal diperoleh berdasarkan hasil diskusi bersama pakar LPPOM MUI, pengamatan langsung selama kegiatan magang, dan

Lebih terperinci

NOMOR 215 TAHUN 2016 TENTANG BAB I PENDAHULUAN

NOMOR 215 TAHUN 2016 TENTANG BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 215 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA KATEGORI JASA PROFESIONAL, ILMIAH DAN TEKNIS GOLONGAN POKOK

Lebih terperinci

PANDUAN UMUM SISTEM JAMINAN HALAL LPPOM MUI

PANDUAN UMUM SISTEM JAMINAN HALAL LPPOM MUI PANDUAN UMUM SISTEM JAMINAN HALAL LPPOM MUI LEMBAGA PENGKAJIAN PANGAN OBAT-OBATAN DAN KOSMETIKA MAJELIS ULAMA INDONESIA 2008 Kata Pengantar Sistem Jaminan Halal mulai diberlakukan oleh Lembaga Pengkajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN I.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Di Indonesia, Usaha Kecil Menengah (UKM) memiliki peranan penting dalam lajunya perekonomian masyarakat. UKM sangat berperan dalam peningkatan lapangan pekerjaan.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KONSEP MODEL SISTEM JAMINAN HALAL PRODUK DAGING AYAM DI RUMAH POTONG AYAM 1

PENGEMBANGAN KONSEP MODEL SISTEM JAMINAN HALAL PRODUK DAGING AYAM DI RUMAH POTONG AYAM 1 PENGEMBANGAN KONSEP MODEL SISTEM JAMINAN HALAL PRODUK DAGING AYAM DI RUMAH POTONG AYAM 1 WAHYUNI AMELIA WULANDARI 2, WIWIT ESTUTI 3 dan GUNAWAN 2 2 BPTP Bengkulu, Jl. Irian Km 6,5 Kota Bengkulu 38119 3

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dilakukan dengan cara wawancara dengan manajemen PT GIA yang terdiri dari direktur dan manajer umum, dan dilanjutkan dengan

Lebih terperinci

Keputusan Menteri Agama R.I. Nomor 518 Tahun 2001 Tanggal 30 Nevember 2001 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENETAPAN PANGAN HALAL

Keputusan Menteri Agama R.I. Nomor 518 Tahun 2001 Tanggal 30 Nevember 2001 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENETAPAN PANGAN HALAL Keputusan Menteri Agama R.I. Nomor 518 Tahun 2001 Tanggal 30 Nevember 2001 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENETAPAN PANGAN HALAL MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 69 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data, observasi dan wawancara maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Persyaratan telah tertulis dalam kebijakan perusahaan (baik pada

Lebih terperinci

MENU CEROL DAN KEBIJAKAN BARU

MENU CEROL DAN KEBIJAKAN BARU 1 MENU CEROL DAN KEBIJAKAN BARU 1. Pengajuan persetujuan bahan baru di Cerol 2. Pengajuan Surat Keterangan di Cerol 3. Pengiriman Laporan Berkala di Cerol 4. Kebijakan mengenai Daftar Bahan yang Disetujui

Lebih terperinci

MAKANAN DAN MINUMAN DALAM ISLAM OLEH : SAEPUL ANWAR

MAKANAN DAN MINUMAN DALAM ISLAM OLEH : SAEPUL ANWAR MAKANAN DAN MINUMAN DALAM ISLAM OLEH : SAEPUL ANWAR Konsep dasar halal dan haram dalam islam Halal dan Haram adalah Hak absolut Allah dan RasulNya Kejelasan halal dan haram Dalam islam sesuatu itu terbagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agroindustri semakin berkembang pesat. Seiring dengan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. Agroindustri semakin berkembang pesat. Seiring dengan berkembangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era modern ini, sektor industri di Indonesia terutama di bidang Agroindustri semakin berkembang pesat. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi tentang produk yang akan digunakan, informasi dapat didefenisikan

BAB I PENDAHULUAN. informasi tentang produk yang akan digunakan, informasi dapat didefenisikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini konsumen semakin kritis dalam mencari dan menggali informasi tentang produk yang akan digunakan, informasi dapat didefenisikan sebagai isi dari apa yang

Lebih terperinci

SOP-1 TANGGUNG JAWAB KEPEMIMPINAN KJPP ATAS MUTU

SOP-1 TANGGUNG JAWAB KEPEMIMPINAN KJPP ATAS MUTU SOP-1 TANGGUNG JAWAB KEPEMIMPINAN KJPP ATAS MUTU Histori Tanggal Versi Pengkinian Oleh Catatan 00 KETENTUAN 1.1 Pimpinan KJPP menetapkan dan melaksanakan kebijakan dan prosedur yang mengacu pada SPM, standard

Lebih terperinci

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI PROSEDUR NO DOKUMEN : P-AAA--05 STATUS DOKUMEN : MASTER COPY NO : NOMOR REVISI : 00 TANGGAL EFEKTIF : 01 JULI 2011 DIBUAT OLEH : DIPERIKSA OLEH : DISETUJUI OLEH : DOKUMEN KONTROL MANAJEMEN REPRESENTATIF

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta dan sekitar 87%

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta dan sekitar 87% 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta dan sekitar 87% beragama Islam merupakan potensi pasar yang sangat besar bagi produk-produk halal. Apabila

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM JAMINAN HALAL DAN HIGIENE SANITASI JASA BOGA DI CV MUTIARA DUTA MAS GANI RAMDANI

IMPLEMENTASI SISTEM JAMINAN HALAL DAN HIGIENE SANITASI JASA BOGA DI CV MUTIARA DUTA MAS GANI RAMDANI IMPLEMENTASI SISTEM JAMINAN HALAL DAN HIGIENE SANITASI JASA BOGA DI CV MUTIARA DUTA MAS GANI RAMDANI DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.295, 2014 PERINDUSTRIAN. Produk Halal. Jaminan. Bahan. Proses. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5604) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Tinjauan Penerapan Formulasi & Produksi Kosmetika

Tinjauan Penerapan Formulasi & Produksi Kosmetika Tinjauan Penerapan Formulasi & Produksi Kosmetika Dra. Dewi Rijah Sari, M.Si., Apt. Pekan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker Indonesia BSD City, 8 September 2017 Agenda Pendahuluan Pasar Kosmetika di Indonesia

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik Oleh Mahasiswi Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Airlangga, Jurnal EKonomi, 2016, hal. 1.

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik Oleh Mahasiswi Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Airlangga, Jurnal EKonomi, 2016, hal. 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wanita tentu ingin selalu tampil cantik di mana pun dan kapan pun. Banyak yang dilakukan untuk mendapatkan tampilan yang diinginkan agar terlihat menawan. Hal yang paling

Lebih terperinci

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008 Checklist Audit Mutu ISO 9001:2000 Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008 :2008 4. 4.1 4.1 4.1 Sistem Manajemen Mutu Persyaratan Umum Apakah organisasi menetapkan dan mendokumentasikan sistem manajemen mutu

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. sesuai standar ISO 9001 di PT X. dan rekomendasi dari penulis kepada

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. sesuai standar ISO 9001 di PT X. dan rekomendasi dari penulis kepada BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan penutup yang berisi simpulan untuk menjawab pertanyaan dengan justifikasi hasil penelitian penerapan sistem manajemen mutu sesuai standar ISO 9001 di PT

Lebih terperinci

2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal

2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI

LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI SISTEM INFORMASI KETELUSURAN HALAL DALAM SISTEM DISTRIBUSI DAGING AYAM DI JAWA BARAT Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun Ketua : Dr. Dwi Purnomo, STP., MT

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner penelitian Nomor Kuesioner...

Lampiran 1. Kuesioner penelitian Nomor Kuesioner... 67 Lampiran Kuesioner penelitian Nomor Kuesioner... KUESIONER PENELITIAN Mohon kesediaan Ibu untuk mengisi daftar pernyataan di bawah ini pada kolom yang tersedia sesuai dengan keadaan yang dirasakan.

Lebih terperinci

SERTIFIKASI HALAL DALAM PRODUK KULINER UMKM

SERTIFIKASI HALAL DALAM PRODUK KULINER UMKM SERTIFIKASI HALAL DALAM PRODUK KULINER UMKM UMKM ( Usaha Mikro Kecil dan Menengah ) merupakan pelaku ekonomi nasional yang mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan perekonomian. Karena. kegiatan

Lebih terperinci

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) MEA

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) MEA Konferensi Tingkat Tinggi Association of South East Asia Nations (ASEAN) ke-9 tahun 2003 menyepakati Bali Concord II yang memuat 3 pilar untuk mencapai vision 2020 yaitu ekonomi, sosial, budaya, dan politik

Lebih terperinci

Sistem manajemen halal

Sistem manajemen halal RSNI4 RSNI4 99001:2016 Rancangan Standar Nasional Indonesia 4 Sistem manajemen halal Pengguna dari RSNI ini diminta untuk menginformasikan adanya hak paten dalam dokumen ini, bila diketahui, serta memberikan

Lebih terperinci

Borang Klarifikasi dan Rencana Tindakan Koreksi Kode:

Borang Klarifikasi dan Rencana Tindakan Koreksi Kode: KTS Old 1 Dokumen OTK masih mencantumkan jabatan rangkap, hubungan antar struktur belum sesuai Memperbaiki dokumen OTK 1 Tahun ( 20 September 2013) OTK masih belum diperbarui Masih dalam proses OB New

Lebih terperinci

2013, No BAB I PENDAHULUAN

2013, No BAB I PENDAHULUAN 2013, No.233 6 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN ARSIP ELEKTRONIK BAB I PENDAHULUAN A. Umum Kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemborongan (paket). Dalam kegiatan pengangkutan terhadap jasa tenaga kerja bongkar

BAB I PENDAHULUAN. pemborongan (paket). Dalam kegiatan pengangkutan terhadap jasa tenaga kerja bongkar BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Tenaga kerja bongkar muat adalah salah satu bentuk pekerjaan melalui pemborongan (paket). Dalam kegiatan pengangkutan terhadap jasa tenaga kerja bongkar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Populasi umat Muslim di seluruh dunia saat ini semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Populasi umat Muslim di seluruh dunia saat ini semakin meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Populasi umat Muslim di seluruh dunia saat ini semakin meningkat. Jumlah populasi muslim telah mencapai seperempat dari total populasi dunia dan diperkirakan

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam. Bab 10 Makanan dan Minuman dalam Islam

Pendidikan Agama Islam. Bab 10 Makanan dan Minuman dalam Islam Pendidikan Agama Islam Bab 10 Makanan dan Minuman dalam Islam Bagan Makanan dan Minuman dalam Islam Konsep Dasar Halal dan Haram dalam Islam Hidangan Islami Sertifikasi Halal 1. Halal dan Haram adalah

Lebih terperinci

KIAT MEMILIH PRODUK HALAL

KIAT MEMILIH PRODUK HALAL Serial artikel sosialisasi halalan toyyiban PusatHalal.com Materi 5 KIAT MEMILIH PRODUK HALAL Oleh DR. Anton Apriyantono Mengkonsumsi pangan yang halal dan thoyyib (baik, sehat, bergizi dan aman) adalah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara

Lebih terperinci

DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000

DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000 DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000 Dokumen? Media dan informasi pendukungnya (ISO 9000:2000) Dokumen dapat berupa: Hard copy (hasil cetakan) Soft copy (file elektronik) Rekaman suara Gambar

Lebih terperinci

Sumber: ISO Environmental Management System Self-Assesment Checklist, GEMI (1996)

Sumber: ISO Environmental Management System Self-Assesment Checklist, GEMI (1996) Sumber: ISO 14001 Environmental Management System Self-Assesment Checklist, GEMI (1996) DAFTAR ISI Pengantar Prinsip-Prinsip Standar ISO 14001 Cara Menggunakan Cheklist Interpretasi Penilaian Standar ISO

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii iii iv vii xiv xx BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara

Lebih terperinci

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK HASIL PERIKANAN KUESIONER LAMPIRAN APLIKASI SERTIFIKASI AWAL/RE-SERTIFIKASI PRODUK/PERLUASAN RUANG LINGKUP*

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK HASIL PERIKANAN KUESIONER LAMPIRAN APLIKASI SERTIFIKASI AWAL/RE-SERTIFIKASI PRODUK/PERLUASAN RUANG LINGKUP* LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK HASIL PERIKANAN F-LSPro 07.02.00.02 FORMULIR Terbitan : 01 Revisi : 01 Tanggal : 4 Mei 2015 KUESIONER LAMPIRAN APLIKASI SERTIFIKASI AWAL/RE-SERTIFIKASI PRODUK/PERLUASAN RUANG

Lebih terperinci

-Y::YY.1T:r:::Y.:lY-lifl.ii::-.

-Y::YY.1T:r:::Y.:lY-lifl.ii::-. LEMBAGA PENGKAJIAN PANGAN, OBAT.OBATAN DAN KOSMETIKA Gedung Majelis Ulama Indonesia Lt. III, Jl. Proklamasi No. 5 1, Menteng, Jakarta Pusat Telp. : 62-2 I 39 1,891 7 (Hunting), 319,02666 Fax. : 62-21 392.4661

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Agama Islam sebagai raḥmatallil ālamīn sesungguhnya telah

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Agama Islam sebagai raḥmatallil ālamīn sesungguhnya telah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran Agama Islam sebagai raḥmatallil ālamīn sesungguhnya telah mengatur segala aspek kehidupan manusia, mulai dari hal-hal yang besar hingga bagian terkecil dalam

Lebih terperinci

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar Kata Pengantar Pertama-tama, kami mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang atas izinnya revisi Pedoman Komisi Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP), yaitu Pedoman KNAPPP

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.590, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Manajemen Mutu. Laboraturium. Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit. Pedoman PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang halal, karena setiap makanan yang kita konsumsi akan mendarah. daging dalam tubuh dan menjadi sumber energi yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang halal, karena setiap makanan yang kita konsumsi akan mendarah. daging dalam tubuh dan menjadi sumber energi yang penting untuk BAB I PENDAHULUAN A LATAR BELAKANG MASALAH Dalam Islam umat muslim diwajibkan mengkonsumsi makanan yang halal, karena setiap makanan yang kita konsumsi akan mendarah daging dalam tubuh dan menjadi sumber

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lampiran Jawaban Tugas Tertulis 12. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Enginer. Kode Modul F45.QAE

DAFTAR ISI. Lampiran Jawaban Tugas Tertulis 12. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Enginer. Kode Modul F45.QAE DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... 1 BAB I KONSEP PENILAIAN... 2 1.1 Latar Belakang... 2 1.2 Tujuan... 2 1.3 Metoda Penilaian... 2 BAB II PELAKSANAAN PENILAIAN... 4 2.1 Kunci Jawaban Tugas-Tugas (Teori)... 4

Lebih terperinci

Catatan informasi klien

Catatan informasi klien Catatan informasi klien Ikhtisar Untuk semua asesmen yang dilakukan oleh LRQA, tujuan audit ini adalah: penentuan ketaatan sistem manajemen klien, atau bagian darinya, dengan kriteria audit; penentuan

Lebih terperinci

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN 5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. 7. 8. 1.1 UMUM Persyaratan SMM ini untuk organisasi adalah: Yang membutuhkan kemampuan untuk menyediakan produk secara konsisten yang sesuai dengan persyaratan pelanggan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap orang berhak mendapat perlindungan

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN PANGAN AMAN DAN HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

MENU CEROL DAN KEBIJAKAN BARU

MENU CEROL DAN KEBIJAKAN BARU 1 MENU CEROL DAN KEBIJAKAN BARU 1. Pengajuan approval bahan baru di Cerol 2. Pengajuan Surat Keterangan di Cerol 3. Pengiriman Laporan Berkala di Cerol 4. Kebijakan mengenai Daftar Bahan yang Disetujui

Lebih terperinci

DIREKTORAT INSPEKSI DAN SERTIFIKASI OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK DAN PRODUK KOMPLEMEN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

DIREKTORAT INSPEKSI DAN SERTIFIKASI OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK DAN PRODUK KOMPLEMEN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DIREKTORAT INSPEKSI DAN SERTIFIKASI OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK DAN PRODUK KOMPLEMEN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN Adalah kegiatan yang dilakukan untuk menilai semua aspek, mulai dari pengadaan bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar dalam membantu perekonomian rakyat. UKM Menurut UU No. 20 tahun 2008 Usaha Kecil dan Menengah adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar dalam membantu perekonomian rakyat. UKM Menurut UU No. 20 tahun 2008 Usaha Kecil dan Menengah adalah usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran UKM telah teraktualisasi sejak masa krisis sampai saat sekarang ini. Selama masa krisis hingga saat ini, keberadaan UKM mampu menjadi motor penggerak utama ekonomi

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA. Sampel uji diterima oleh Manajer Teknis. Kaji ulang terhadap permintaan pemeriksaan Permintaan Ditolak NOT OK

BAB V ANALISA DATA. Sampel uji diterima oleh Manajer Teknis. Kaji ulang terhadap permintaan pemeriksaan Permintaan Ditolak NOT OK BAB V ANALISA DATA 5.1 Perbaikan Alur Kerja Penanganan Sampel Uji Sesudah Proses Akreditasi ISO 17025:2008 5.1.1 Alur Kerja Penanganan Sampel Uji Sebelum Proses Akreditasi Sampel uji diterima oleh Manajer

Lebih terperinci

ANALISIS GAP AUDIT INTERNAL UNTUK MELIHAT KESIAPAN CV. BINA RAKSA DALAM MENERAPKAN ISO 9001:2000

ANALISIS GAP AUDIT INTERNAL UNTUK MELIHAT KESIAPAN CV. BINA RAKSA DALAM MENERAPKAN ISO 9001:2000 ANALISIS GAP AUDIT INTERNAL UNTUK MELIHAT KESIAPAN CV. BINA RAKSA DALAM MENERAPKAN ISO 9001:2000 Hendang Setyo Rukmi Ambar Harsono Boga Kascaryanjati Teknik Industri Institut Teknologi Nasional hendang@itenas.ac.id

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN 4. Sistem Manajemen Mutu (=SMM) 4.1 Persyaratan Umum Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara suatu SMM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obat Jadi dan Industri Bahan Baku Obat. Definisi dari obat jadi yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obat Jadi dan Industri Bahan Baku Obat. Definisi dari obat jadi yaitu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Industri Farmasi 1. Pengertian Industri Farmasi Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 245/MenKes/SK/V/1990 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Pemberian Izin

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017

- 1 - PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 - 1 - PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENERBITAN SERTIFIKAT PENERAPAN PROGRAM MANAJEMEN MUTU TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB III USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) DAN SERTIFIKASI HALAL

BAB III USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) DAN SERTIFIKASI HALAL BAB III USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) DAN SERTIFIKASI HALAL A. UMKM Makanan dan Minuman di Surabaya Usaha mikro kecil menengah (UMKM) merupakan pelaku ekonomi nasional yang mempunyai peran yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hukum syara yang saling berseberangan. Setiap muslim diperintahkan hanya untuk

BAB I PENDAHULUAN. hukum syara yang saling berseberangan. Setiap muslim diperintahkan hanya untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah muslim terbesar didunia, lebih kurang 80% penduduknya menganut agama Islam. Dalam Islam, halal dan haram adalah bagian

Lebih terperinci

ISO 9001:2000. Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu

ISO 9001:2000. Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu Quality Mangement System ISO 9000 series.. Published by International Organization for Stantardization (ISO) a world wide federation of national

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan BAB IV PEMBAHASAN Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan keekonomisan suatu perusahaan. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

Lebih terperinci

Lampiran 1 CHECK LIST PRAKUALIFIKASI CSMS

Lampiran 1 CHECK LIST PRAKUALIFIKASI CSMS Lampiran 1 CHECK LIST PRAKUALIFIKASI CSMS PRAKUALIFIKASI CSMS 3.1. PROFIL KONTRAKTOR 1. Nama Perusahaan : Alamat Pos : Nomor Telephone/Fax :... Email : 2. Anggota Direksi NO JABATAN NAMA PENDIDIKAN TERAKHIR

Lebih terperinci

Sistem Manajemen Mutu Sarana Pelayanan Kesehatan

Sistem Manajemen Mutu Sarana Pelayanan Kesehatan Sistem Manajemen Mutu Sarana Pelayanan Kesehatan Hanevi Djasri, dr, MARS Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PMPK) FK-UGM www.mutupelayanankesehatan.net Pengertian sistem Suatu rangkaian fungsi Suatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Muslim Atas Pencantuman Sertifikat Halal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Muslim Atas Pencantuman Sertifikat Halal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Muslim Atas Pencantuman Sertifikat Halal Pada Restoran Di Wilayah Yogyakarta Timbulnya kesadaran konsumen akan makanan halal

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM BAGI PENYEDIA JASA Elemen-elemen yang harus dilaksanakan oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, budaya serta teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, budaya serta teknologi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, budaya serta teknologi saat ini, maka kebutuhan hidup manusia kian berkembang pula. Tidak hanya kebutuhan akan

Lebih terperinci

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU -1- LAMPIRAN VII PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU 1. Lingkup Sistem Manajemen

Lebih terperinci

Sistem manajemen mutu Persyaratan

Sistem manajemen mutu Persyaratan SNI ISO 9001-2008 Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen mutu Persyaratan ICS 03.120.10 Badan Standardisasi Nasional SNI ISO 9001-2008 Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iv Pendahuluan... vi 0.1

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM JAMINAN HALAL DAN SISTEM HIGIENE SANITASI DI RUMAH MAKAN SOP AYAM PAK MIN KLATEN DI BOGOR YOYOK SETYO HARTOYO

IMPLEMENTASI SISTEM JAMINAN HALAL DAN SISTEM HIGIENE SANITASI DI RUMAH MAKAN SOP AYAM PAK MIN KLATEN DI BOGOR YOYOK SETYO HARTOYO IMPLEMENTASI SISTEM JAMINAN HALAL DAN SISTEM HIGIENE SANITASI DI RUMAH MAKAN SOP AYAM PAK MIN KLATEN DI BOGOR YOYOK SETYO HARTOYO DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM JAMINAN HALAL DAN STANDAR NASIONAL INDONESIA SEPATU KULIT DI PABRIK SEPATU KULIT CATENZO AHMAD WALIYUDDIN

IMPLEMENTASI SISTEM JAMINAN HALAL DAN STANDAR NASIONAL INDONESIA SEPATU KULIT DI PABRIK SEPATU KULIT CATENZO AHMAD WALIYUDDIN IMPLEMENTASI SISTEM JAMINAN HALAL DAN STANDAR NASIONAL INDONESIA SEPATU KULIT DI PABRIK SEPATU KULIT CATENZO AHMAD WALIYUDDIN DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

PENERAPAN RANTAI PASOK HALAL PADA KOMODITAS DAGING AYAM DI KABUPATEN PONOROGO

PENERAPAN RANTAI PASOK HALAL PADA KOMODITAS DAGING AYAM DI KABUPATEN PONOROGO PENERAPAN RANTAI PASOK HALAL PADA KOMODITAS DAGING AYAM DI KABUPATEN PONOROGO Tian Nur Ma rifat 1), Arief Rahmawan 2) Universitas Darussalam Gontor, email : tiannurm@unida.gontor.ac.id Universitas Darussalam

Lebih terperinci

KLAUSUL-KLAUSUL DALAM DOKUMEN ISO 9001

KLAUSUL-KLAUSUL DALAM DOKUMEN ISO 9001 KLAUSUL-KLAUSUL DALAM DOKUMEN ISO 9001 Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc Email: rahadiandimas@yahoo.com PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA KLAUSUL-KLAUSUL ISO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini konsumen semakin kritis dalam mencari dan menggali

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini konsumen semakin kritis dalam mencari dan menggali BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini konsumen semakin kritis dalam mencari dan menggali informasi tentang produk yang akan mereka gunakan. Informasi tentang produk dapat diperoleh melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas beragama Islam terbesar di dunia. Sebanyak 87,18 % dari

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas beragama Islam terbesar di dunia. Sebanyak 87,18 % dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki penduduk dengan mayoritas beragama Islam terbesar di dunia. Sebanyak 87,18 % dari 237.641.326 penduduk Indonesia

Lebih terperinci

BAGIAN I. INFORMASI UMUM

BAGIAN I. INFORMASI UMUM Lampiran 2 Format Aplikasi Template berikut harus digunakan untuk elaborasi proposal proyek. Silahkan mengisi SEMUA bagian bawah. Usulan proyek termasuk, rencana kerja kerangka kerja logis dan anggaran

Lebih terperinci

LEMBAGA PENYELENGGARA AUDIT DAN SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN PT. ANUGERAH GLOBAL SUPERINTENDING DOKUMEN PENDUKUNG

LEMBAGA PENYELENGGARA AUDIT DAN SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN PT. ANUGERAH GLOBAL SUPERINTENDING DOKUMEN PENDUKUNG LEMBAGA PENYELENGGARA AUDIT DAN SERTIFIKASI PT. ANUGERAH GLOBAL SUPERINTENDING DOKUMEN PENDUKUNG SKEMA SERTIFIKASI MUTU ISO 9001 PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN Depok, 3 Maret 2017 Disahkan oleh, Nurhayati

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA

PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA Dr. HM. Asrorun Ni am Sholeh,MA Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia @ans PENGERTIAN Fatwa adalah jawaban atau penjelasan dari ulama mengenai masalah keagamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan antar kontraktor untuk memenangkan tender proyek semakin ketat, sehingga perlu adanya daya bersaing yang unggul. Perusahaan kontraktor swasta sedikit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI Hlm. HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PERSETUJUAN...ii HALAMAN PERNYATAAN...iii KATA PENGANTAR...iv DAFTAR ISI...viii DAFTAR TABEL...xiv DAFTAR SINGKATAN...xvi DAFTAR FATWA...xvii INTISARI...xix ABSTRACT...xx

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DI LINGKUP PEMERINTAH PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Sejauh mana penanganan label halal yang dilakukan oleh MUI (LPPOM) sekarang?

Sejauh mana penanganan label halal yang dilakukan oleh MUI (LPPOM) sekarang? {mosimage} KH M Anwar Ibrahim, Ketua Komisi Fatwa MUI Pusat Rancangan Undang-undang (RUU) Jaminan Produk Halal kini dalam pembahasan di DPR. Selama proses pembahasan itu mulai terasa ada upaya 'melengserkan'

Lebih terperinci

Meliputi penerimaan survailen, resertifikasi & perluasan lingkup audit.

Meliputi penerimaan survailen, resertifikasi & perluasan lingkup audit. 1. Tujuan Prosedur ini digunakan sebagai acuan untuk mengatur aktivitas yang berkaitan dengan Survailen, Resertifikasi & Perluasan Lingkup PT Sertifikasi Mutu Indonesia. 2. Ruang lingkup Meliputi penerimaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi akan menggerakkan dan menjalankan tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi akan menggerakkan dan menjalankan tujuan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebuah organisasi akan menggerakkan dan menjalankan tujuan yang telah disepakati. Kegiatan manajemen perlu adanya sebuah organisasi sebagai wadah atau alat

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI BARAT,

GUBERNUR SULAWESI BARAT, GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DI LINGKUP PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Diperlukan langkah-langkah penelitian yang baik agar tercapainya keberhasilan dalam melaksanakan suatu penelitian. Penelitian yang dilakukan harus menghasilkan

Lebih terperinci