BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Untuk mengetahui Implementasi Pengesahan dan Pencatatan Anak Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan di Kota Surakarta maka penulis telah melakukan pengamatan dan penelitian pada instansi-instansi yang mempunyai kompetensi dengan permasalahan yang diteliti masingmasing: a. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Pemerintah Kota Surakarta 1) Gambaran Umum Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Pemerintah Kota Surakarta Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Pemerintah Kota Surakarta yang diambil oleh penulis untuk menjadi lokasi penelitian beralamat di Jalan Jenderal Sudirman Nomor 2 Pasar Kliwon Kota Surakarta Jawa Tengah. Ketentuan Pasal 6 ayat (1) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 10 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan menyatakan bahwa, Dinas memiliki kewenangan melaksanakan urusan Administrasi Kependudukan yang meliputi: a. memperoleh keterangan dan data yang benar tentang penyelenggaraan Administrasi Kependudukan yang dilaporkan Penduduk; b. memperoleh keterangan dan data yang benar tentang pencatatan peristiwa penting yang dialami penduduk atas dasar putusan atau penetapan pengadilan; 49

2 50 c. memberikan keterangan atas laporan peristiwa kependudukan dan pencatatan peristiwa penting untuk kepentingan penyelidikan, penyidikan dan pembuktian kepada lembaga peradilan; dan d. mengelola data dan mendayagunakan informasi hasil Peristiwa Kependudukan dan pencatatan peristiwa penting untuk kepentingan pembangunan daerah. Ketentuan Pasal 7 Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 10 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan menyatakan bahwa, Dinas mempunyai kewajiban dan bertanggung jawab melaksanakan urusan Administrasi Kependudukan yang meliputi: a. mendaftar peristiwa kependudukan dan pencatatan peristiwa penting; b. memberikan pelayanan yang sama dan profesional kepada setiap Penduduk atas pendaftaran Peristiwa Kependudukan dan pencatatan Peristiwa Penting; c. menerbitkan Dokumen Kependudukan; d. mendokumentasikan hasil Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil; e. menjamin kerahasiaan data dan keamanan data atas Dokumen Kependudukan; f. melakukan verifikasi, validasi, dan informasi data yang disampaikan oleh penduduk dalam pelayanan Dokumen Kependudukan; g. melakukan dan mengembangkan SIAK dalam penyelenggaraan Administrasi Kependudukan; dan h. melakukan pengkajian dan pengembangan penyelenggaraan Administrasi Kependudukan.

3 51 Pelaksanaan pelayanan administrasi kependudukan yang dilaksanakan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Pemerintah Kota Surakarta didasarkan pada beberapa ketentuan perundang-undangan antara lain sebagai berikut: a. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata); b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan; c. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak; d. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan; e. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan; f. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Administrasi Kependudukan; g. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah; h. Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil; i. Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penerapan Kartu Tanda Penduduk Berbasis Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional; j. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 10 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan; k. Peraturan Daerah Kota Surakarta 9 Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah; dan l. Peraturan Walikota Surakarta Nomor 11 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 10 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan.

4 52 Mendasarkan pada tugas pokok dan fungsinya tersebut maka Visi dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta adalah terwujudnya tertib administrasi kependudukan dengan pelayanan prima menuju penduduk berkualitas, sedangkan untuk Misi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Pemerintah Kota Surakarta adalah: a. Mengembangkan kebijakan dan sistem serta menyelenggarakan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil serta ke Transmigrasian untuk menghimpun data kependudukan serta menerbitkan indentitas dan dokumen penduduk serta pelayanan transmigrasi dalam rangka mewujudkan tertib administrasi kependudukan; b. Mengembangkan dan memadukan kebijaksanaan dan sistem informasi serta menjalankan, sehingga mampu menyediakan data dan informasi kependudukan secara lengkap, akurat, dan memenuhi kepentingan publik dan pembangunan; c. Menyusun perencanaan kependudukan sebagai dasar perencanaan dan perumusan pembangunan nasional dan daerah yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan penduduk; d. Merumuskan arah kebijakan dinamika kependudukan yang serasi, selaras dan seimbang antara kuantitas/pertumbuhan, kualitas serta persebaran dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan; dan e. Mengembangkan pranata hukum, kelembagaan serta peran serta masyarakat untuk pelaksanaan dan pendayagunaan manfaat administrasi kependudukan guna perlindungan sosial dan penegakan hak-hak penduduk.

5 53 2) Hasil Penelitian Penelitian yang penulis lakukan pada Dinas yang membidangi masalah Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Kota Surakarta melalui wawancara dengan Bapak Eko Purnomo, S.H., M.Si., yang menjabat sebagai Kepala Seksi Kelahiran, Kematian, Pengakuan dan Pengesahan Anak di Bidang Pencatatan Sipil Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Pemerintah Kota Surakarta yang menangani kasus pengesahan anak mulai tahun 2013 sampai dengan sekarang dapat diketahui bahwa Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil adalah sebagai instansi pelaksana dari Ketentuan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 10 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagai Instansi Pelaksana dalam penyelenggaraan Administrasi Kependudukan diketahui bertugas untuk mencatat atau mendaftar dan membukukan setiap peristiwa penting yang dialami warga masyarakat yang dimulai sejak lahir sampai meninggal, seperti kelahiran, perkawinan, perceraian, kematian, pengakuan anak, pengesahan anak, pengangkatan anak, perubahan nama dan perubahan status kewarganegaraan. Semua peristiwa keperdataan tersebut merupakan wilayah kewenangan Catatan Sipil untuk mencatat sehingga hak dan kewajiban yang mengikuti peristiwa-peristiwa hukum tersebut dapat diketahui oleh negara. Disamping itu berkenaan dengan permasalahan yang penulis teliti mengenai Implementasi Pengesahan dan Pencatatan Anak tersebut, diperoleh data-data sebagai berikut: 1. Mengenai pengertian anak tidak sah adalah anak luar kawin dalam pengertian anak yang dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan, yang kedua-duanya tidak terikat perkawinan dengan orang lain

6 54 dan tidak ada larangan untuk saling menikahi (mereka adalah anak-anak tidak sah, yang bukan anak zinah maupun anak sumbang). 2. Bahwa berdasarkan data register mengenai pengesahan anak mulai tahun 2010 sampai dengan bulan Maret tahun 2016 diketahui bahwa jumlah permohonan Pengesahan Anak adalah sebagai berikut:

7 55 Tabel II: Pengesahan Anak No. Tahun Jumlah Permohonan Keterangan Permohonan - Di proses melalui prosedur Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Pemerintah Kota Surakarta. - Tidak ada permohonan yang terlambat Permohonan - Di proses melalui prosedur Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Pemerintah Kota Surakarta. - Tidak ada permohonan yang terlambat Permohonan - Di proses melalui prosedur Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Pemerintah Kota Surakarta. - Tidak ada permohonan yang terlambat Permohonan - 12 Permohonan Di proses melalui prosedur Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Pemerintah Kota Surakarta. - 1 Permohonan melalui Penetapan Pengadilan Negeri Surakarta dengan Nomor Perkara 443/Pdt.P/2013/PN. Ska. - Tidak ada permohonan yang terlambat Permohonan - Di proses melalui prosedur Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Pemerintah Kota Surakarta. - Tidak ada permohonan yang terlambat Permohonan - 2 Permohonan melalui Penetapan Pengadilan Negeri Surakarta dengan Nomor Perkara 60//Pdt.P/2015/Pn Skt. dan nomor 239/Pdt.P/2015/Pn Skt. - Penetapan dengan nomor 239/Pdt.P/2015/Pn Skt. tercatat di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Pemerintah Kota Surakarta pada tanggal 12 Januari Tidak ada permohonan yang terlambat. Sumber: Register Pengesahan Anak Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Pemerintah Kota Surakarta Tahun , Bahwa pelaksanaan pengesahan anak didasarkan pada ketentuan Pasal 50 ayat (1), (2) dan (3) Undang-Undang Nomor 24 Tahun Pelaksanaan tersebut mempunyai persyaratan dan prosedur yang didasarkan pada panduan

8 56 Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan Pencatatan Sipil yang selanjutnya diikuti dengan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 10 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan, Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 10 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan serta Peraturan Walikota Surakarta Nomor 11 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 10 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan sebagai berikut: Persyaratan dan Prosedur Pengesahan Anak Persyaratan: a. Formulir Pelaporan Pengesahan Anak; b. Surat bukti telah melakukan perkawinan sah menurut agama; c. Kutipan Akta Kelahiran Anak; d. Surat pengantar dari Kelurahan; e. Kutipan Akta Kelahiran Pemohon; f. Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pemohon; g. Kartu Tanda Penduduk (KTP) 2 (dua) orang saksi. Prosedur: a. Pemohon mengisi permohonan pencarian dokumen register akta; b. Petugas dokumen mencari register akta sesuai permohonan selanjutnya memberikan keterangan/konfirmasi hasil pencarian dokumen;

9 57 c. Pemohon, menyerahkan berkas persyaratan dan membayar denda apabila pelaporannya terlambat; d. Petugas pendaftaran Dinas, meneliti kelengkapan berkas, menulis dalam agenda pendaftaran dan memberikan tanda bukti pendaftaran; e. Pemohon dan saksi, menandatangani register akta; f. Petugas Entry, merekam data pengesahan anak ke dalam data base selanjutnya mencetak draft catatan pinggir akta kelahiran dan kutipan akta pengesahan anak (dami); g. Kepala Seksi Kelahiran, meneliti data, membubuhkan paraf pada dami dan menyiapkan blanko kutipan akta pengesahan anak; h. Petugas Entry, mencetak catatan pinggir pada blanko kutipan akta kelahiran anak dan kutipan akta pengesahan anak; i. Kepala Bidang Catatan Sipil, melakukan verifikasi dan membubuhkan paraf pada register dan kutipan akta; j. Kepala Dinas, menanda tangani register akta dan kutipan akta; k. Petugas pendaftaran, membukukan Kutipan Akta yang sudah jadi untuk diserahkan kepada Pemohon; l. Pemohon menyerahkan tanda bukti pendaftaran dan menerima kutipan akta. 4. Penjelasan ketentuan Pasal 50 ayat (1) Undang-Undang Administrasi Kependudukan Pengesahan Anak merupakan pengesahan status seorang anak yang lahir dari perkawinan yang telah sah menurut hukum agama, pada saat pencatatan perkawinan dari kedua orang tua anak tersebut telah sah menurut hukum negara. 5. Pengesahan Anak yang sudah memenuhi persyaratan yang disyaratkan dalam ketentuan Pasal 50 ayat (1) Undang-

10 58 Undang Nomor 24 Tahun 2013 dan Panduan yang dikeluarkan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dapat langsung diproses oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk mendapat catatan pinggir pada akta kelahiran dan pada kutipan akta pengesahan anak. 6. Pengesahan Anak yang belum memenuhi persyaratan yang disyaratkan dalam ketentuan Pasal 50 ayat (1) Undang- Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan yaitu kelahiran anak tersebut terjadi sebelum perkawinan sah menurut agama akan ditolak dengan Surat Jawaban/Penolakan dari Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dan harus mendapat penetapan terlebih dahulu dari Pengadilan yang berwenang. 7. Adapun hal yang mendasari penyelesaian masalah tersebut diarahkan ke Pengadilan Negeri adalah karena Pengadilan Negeri sebagai lembaga peradilan pada tingkat pertama mempunyai kewenangan untuk mengisi kekosongan hukum manakala ada persoalan hukum yang belum diatur atau belum ada aturan hukumnya, hal tersebut dikarenakan Hakim mempunyai kewenangan untuk menciptakan hukum (rechtsvinding) manakala perkara yang dihadapinya belum ada aturan hukum yang mengaturnya atau dengan kata lain Hakim menciptakan hukum untuk menyelesaikan kasus yang bersifat in concreto karena hal tersebut sudah menjadi suatu asas bahwa Hakim/Pengadilan tidak boleh menolak untuk mengadili suatu perkara dengan alasan belum ada aturan hukum yang mengaturnya. 8. Setiap penduduk dikenai sanksi administratif berupa denda apabila melampaui batas waktu pelaporan peristiwa penting, dalam hal ini pengesahan anak, yang diatur dalam Peraturan

11 59 Walikota Nomor 11 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 10 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan. 9. Redaksional Catatan Pinggir Pengesahan Anak Pada Register dan Kutipan Akta Kelahiran yang tidak menggunakan Penetapan dari Pengadilan Negeri adalah sebagai berikut: Berdasarkan Akta Perkawinan Nomor... Tanggal... Bulan... Tahun..., yang diterbitkan oleh Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kab/Kota..., telah diikuti pula dengan pengesahan anak lakilaki/perempuan bernama... Nomor akta kelahiran... tanggal... bulan... tahun... sehingga menjadi anak sah pasangan suami-istri bernama... dengan......, Kepala Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta,... NIP Redaksional Catatan Pinggir Pengesahan Anak Pada Register dan Kutipan Akta Kelahiran yang menggunakan Penetapan dari Pengadilan Negeri adalah sebagai berikut: Berdasarkan Penetapan Pengadilan Negeri Surakarta Nomor:... Tanggal..., mencatat pengesahan anak yang bernama... lahir di... pada tanggal... adalah anak yang disahkan dari ikatan perkawinan yang sah antara... dan......, Kepala Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta... NIP....

12 60 b. Kantor Pengadilan Agama Kota Surakarta 1) Gambaran Umum Pengadilan Agama Kota Surakarta Pengadilan Agama Surakarta yang diambil oleh penulis untuk menjadi lokasi penelitian beralamat di Jalan Veteran Nomor 273 Surakarta. Pengadilan Agama Surakarta merupakan salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama Islam, mengenai perkara perdata tertentu yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun Kewenangan Pengadilan Agama Surakarta adalah memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang Perkawinan, Waris, Wasiat, Hibah, Wakaf, Zakat, Infaq, Sadaqoh, Sadaqoh dan Ekonomi Syariah, dengan daerah hukum Wilayah Pengadilan Agama Surakarta meliputi Kotamadya Surakarta. Mendasarkan pada tugas pokok dan fungsinya tersebut maka Visi dari Pengadilan Agama Surakarta adalah Terwujudnya putusan yang adil dan berwibawa sehingga kehidupan masyarakat menjadi tenang, tertib dan damai, di bawah lindungan Allah SWT, sedangkan untuk Misi dari Pengadilan Agama Surakarta adalah menerima, memeriksa, mengadili dan menyelesaikan perkara-perkara yang diajukan oleh umat islam Indonesia, di bidang perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq, sadaqoh dan ekonomi syariah, secara cepat, sederhana dan biaya ringan. Kompilasi Hukum Islam yang berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Penyebarluasan Kompilasi Hukum Islam dijadikan sebagai pedoman dalam menyelesaikan masalah-masalah yang menjadi tugas dan wewenang Pengadilan Agama.

13 61 2) Hasil Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan penulis di Pengadilan Agama Surakarta melalui wawancara dengan Bapak Drs. Arief Rokhman selaku Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Surakarta dan Ibu Mila Edyun Safitri, S.H. selaku Bagian Laporan di Kepaniteraan diketahui bahwa pelaksanaan pengesahan anak tidak sah dalam kurun waktu mulai tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 adalah sejumlah 0 perkara. Adapun dari hasil wawancara dengan Bapak Drs. Jayin, S.H. diketahui bahwa tidak ada perkara yang masuk mengenai Pengesahan Anak tersebut karena memang tidak ada yang mengajukan permohonan pengesahan anak kepada Pengadilan Agama Surakarta. Kewenangan Pengadilan Agama diatur dalam Pasal 49 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang menyatakan bahwa, Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang: a. perkawinan; b. kewarisan, wasiat, dan hibah, yang dilakukan berdasarkan hukum Islam; c. wakaf dan shadaqah. Selanjutnya Pasal 49 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama telah menyatakan bahwa, Bidang perkawinan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) huruf a ialah hal-hal yang diatur dalam atau berdasarkan undang-undang mengenai perkawinan yang berlaku.

14 62 Lebih lanjut dalam Penjelasan Pasal 49 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama dinyatakan pula bahwa, Yang dimaksud dengan bidang perkawinan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan antara lain adalah: 1. izin beristri lebih dari seorang 2. izin melangsungkan perkawinan bagi orang yang belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun, dalam hal orang tua atau wali atau keluarga dalam garis lurus ada perbedaan pendapat; 3. dispensasi kawin; 4. pencegahan perkawinan; 5. penolakan perkawinan oleh Pegawai Pencatat Nikah; 6. pembatalan perkawinan; 7. gugatan kelalaian atas kewajiban suami atau istri; 8. perceraian karena talak; 9. gugatan perceraian; 10. penyelesaian harta bersama; 11. mengenai penguasaan anak-anak; 12. ibu dapat memikul biaya pemeliharaan dan pendidikan anak bilamana bapak yang seharusnya bertanggung jawab tidak memenuhinya; 13. penentuan kewajiban memberi biaya penghidupan oleh suami kepada bekas istri atau penentuan suatu kewajiban bagi bekas isteri; 14. putusan tentang sah atau tidaknya seorang anak; 15. putusan tentang pencabutan kekuasaan orang tua; 16. pencabutan kekuasaan wali; 17. penunjukan orang lain sebagai wali oleh Pengadilan dalam hal kekuasaan seorang wali dicabut;

15 menunjuk seorang wali dalam hal seorang anak yang belum cukup umur 18 (delapan belas) tahun yang ditinggal kedua orang tuanya pada hal tidak ada penunjukan wali oleh orang tuanya; 19. pembebanan kewajiban ganti kerugian terhadap wali yang telah menyebabkan kerugian atas harta benda anak yang ada di bawah kekuasaannya; 20. penetapan asal usul seorang anak; 21. putusan tentang hal penolakan pemberian keterangan untuk melakukan perkawinan campuran; 22. pernyataan tentang sahnya perkawinan yang terjadi sebelum Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan dijalankan menurut peraturan yang lain. Adanya penjelasan pasal diatas diketahui bahwa Pengadilan Agama berwenang untuk memeriksa dan memutus perkara yang berhubungan dengan pengesahan anak. Adapun prosedurnya yakni diawali dengan diajukannya permohonan itsbat nikah untuk melegalisasi perkawinan, yang selanjutnya bisa diteruskan dengan pengajuan permohonan asal-usul seorang anak/pengesahan anak. c. Kantor Pengadilan Negeri Kota Surakarta 1) Gambaran Umum Pengadilan Negeri Kota Surakarta Pengadilan Negeri Surakarta yang diambil oleh penulis untuk menjadi lokasi penelitian beralamat di Jalan Brigjen Slamet Riyadi Nomor 290 Kelurahan Sriwedari Kecamatan Laweyan Kota Surakarta merupakan salah satu Pengadilan Negeri Klas IA Khusus berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tanggal 2 September 2003 Nomor: M.4725.Kp Tahun 2003.

16 64 Pengadilan Negeri Surakarta berdiri diatas tanah seluas M 2 dan merupakan Gedung Cagar Budaya di Kota Surakarta. Pengadilan Negeri Surakarta adalah Badan Peradilan sebagai pelaksana Kekuasaan Kehakiman yang bertugas menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila, dengan tugas pokok menerima, memeriksa dan mengadili serta menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya dan tugas lain yang diberikan kepadanya berdasarkan undang-undang yang berlaku, dengan wilayah hukum Pengadilan Negeri Surakarta meliputi Kotamadya Surakarta. Mendasarkan pada tugas pokok dan fungsinya tersebut maka Visi dari Pengadilan Negeri Surakarta adalah Mewujudkan supremasi hukum melalui kekuasaan kehakiman yang mandiri, efektif serta mendapatkan kepercayaan publik, profesional dan memberi pelayanan hukum yang berkualitas, etis, terjangkau dan biaya rendah bagi masyarakat serta mampu menjawab panggilan pelayanan publik, sedangkan untuk Misi dari Pengadilan Negeri Surakarta adalah: Mewujudkan rasa keadilan sesuai dengan Undang-Undang Dasar dan peraturan, serta memenuhi rasa keadilan masyarakat, a. Mewujudkan Peradilan yang mandiri dan independen, bebas dari campur tangan pihak lain; b. Memperbaiki akses pelayanan dibidang peradilan kepada masyarakat; c. Memperbaiki kualitas input internal pada proses peradilan; d. Mewujudkan institusi peradilan yang efektif, efisien, bermartabat dan dihormati; e. Melaksanakan kekuasaan kehakiman yang mandiri tidak memihak dan transparan

17 65 Memperhatikan visi dan misi tersebut maka Pengadilan Negeri Surakarta telah melakukan berbagai kegiatan untuk terlaksananya visi dan misi tersebut antara lain: a. Mewujudkan peradilan yang sederhana, cepat, biaya ringan dan transparan; b. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur Peradilan dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat; c. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan yang efektif dan efisien; d. Melaksanakan tertib administrasi dan manajemen peradilan yang efektif dan efisien; e. Mengupayakan terjadinya sarana dan prasarana peradilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2) Hasil Penelitian Untuk mengetahui implementasi dari pengesahan anak tidak sah menjadi anak sah maka penulis telah mengadakan pengamatan dan penelitian terhadap data berkas perkara perdata permohonan di Kepaniteraan Hukum dan Kepaniteraan Perdata Pengadilan Negeri Surakarta, dan dari penelitian tersebut dapatlah diketahui bahwa dari data perkara perdata permohonan yang telah diputus oleh Pengadilan Negeri Surakarta dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2015, maka apabila dikualifikasikan terdapat 3 (tiga) perkara perdata permohonan pengesahan anak tidak sah menjadi anak sah, dengan nomor perkara, nama pemohon dan isi penetapan sebagaimana tersaji dalam tabel di bawah ini

18 66 Tabel III: Data perkara permohonan pengesahan anak tidak sah menjadi anak sah di Pengadilan Negeri Surakarta tahun 2015 No. Tahun, Nomor Perkara, Pemohon Nama Hakim dan Panitera Pengganti Tanggal dan Isi Penetapan Keterangan 1. No. 443/Pdt.P/2013/PN. Ska., Pemohon: Untung Susanto dan Nanik Sunarni 2. No. 60/Pdt.P/2015/PN. Skt., Pemohon: Vindy Wahyu Christ Wardhana dan Wenny Yunitasari. 3. No. 239/Pdt.P/2015/PN. Skt., Pemohon: Andhi Nur Huda dan Y. Vina Maharani. Hakim: Elly Endang Dahliani, S.H., M.H., Panitera Pengganti: Veronica Dyah N., S.H. Hakim: Maximianus Daru Hermawan, S.H., Panitera Pengganti: C. Catur Rini Wahyuningtya s, S.H. Hakim: Maximianus Daru Hermawan, S.H., Panitera Pengganti: Hery Soeryono, S.H. Tanggal 7 Nopember 2013, Isi: Mengabulkan permohonan para Pemohon. Tanggal 23 April 2015, Isi: Mengabulkan permohonan para Pemohon. Tanggal 6 Januari 2016, Isi: Mengabulkan permohonan Para Pemohon. Para Pemohon menerima isi dari penetapan (telah berkekuatan hukum tetap). Para Pemohon menerima isi dari penetapan (telah berkekuatan hukum tetap). Para Pemohon menerima isi dari penetapan (telah berkekuatan hukum tetap). Sumber: Register perkara permohonan pengesahan anak di Pengadilan Negeri Surakarta, 2016 Sebagaimana yang diatur dalam peraturan perundang-undangan utamanya hukum acara perdata, maka persidangan perkara perdata permohonan pengesahan anak tidak sah menjadi anak sah di Pengadilan Negeri Surakarta dilakukan oleh Hakim Tunggal dengan dibantu oleh seorang Panitera Pengganti.

19 67 3) Kasus Posisi Hasil penelitian yang penulis lakukan terhadap perkara perdata permohonan yang berhubungan dengan bahan skripsi ini dan yang telah berkekuatan hukum tetap sebagaimana diuraikan dalam tabel di atas, diperoleh data sebagai berikut: a) Perkara Nomor 443/Pdt.P/2013/PN. Ska., (1) Pihak yang mengajukan permohonan adalah UNTUNG SUSANTO dan NANIK SUNARNI, keduanya beragama Kristen, pekerjaan: Wiraswasta, bertempat tinggal di Jalan Abdul Rahman Saleh Nomor 31/33 RT. 001 RW. 004 Kelurahan Kestalan Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta, sebagai Pemohon I dan II; (2) Duduk Perkara: - Bahwa Pemohon I dan Pemohon II telah menikah pada tanggal 29 Juli 2010 di Surakarta sebagaimana tersebut dalam Kutipan Akta Perkawinan No. 0694/2010 tertanggal 29 Juli 2010 yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Pemerintah Kota Surakarta; - Bahwa sebelum perkawinan tersebut Pemohon I dan Pemohon II telah mempunyai seorang anak laki-laki yang bernama AGUS SUSANTO, yang lahir di Surakarta pada tanggal 27 Mei 1977; - Bahwa oleh karena Pemohon I dan Pemohon II telah menikah secara sah maka Pemohon I dan Pemohon II hendak mengajukan pengakuan dan pengesahan anak ke Kantor Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta namun ditolak oleh karena tidak memenuhi Pasal 50 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan sebagaimana tersebut dalam Surat Penolakan

20 68 tertanggal 1 Oktober 2013 yang ditanda tangani oleh Plt Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Pemerintah Kota Surakarta; - Bahwa untuk dapatnya mendaftarkan pengakuan/pengesahan anak Pemohon I dan Pemohon II tersebut harus ada Penetapan dari Pengadilan Negeri Surakarta. (3) Tuntutan atau permohonan Para Pemohon pada pokoknya: - Mengabulkan permohonan Para Pemohon untuk seluruhnya; - Menyatakan bahwa pengesahan anak yang lahir sebelum perkawinan yang bernama AGUS SUSANTO yang lahir di Surakarta pada tanggal 27 Mei 1977, diakui oleh Ayah biologisnya yang bernama UNTUNG SUSANTO (Pemohon I), yang dilahirkan dari seorang Ibu yang bernama NANIK SUNARNI (Pemohon II) adalah sah menurut hukum; - Memerintahkan seperlunya kepada Pegawai Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Surakarta, segera setelah salinan Penetapan ini ditunjukkan kepadanya untuk mencatat dalam register yang sedang berjalan yang sedang berjalan yang diperuntukkan untuk itu dan mencatat dalam catatan pinggir pada Akta Kelahiran anak tersebut serta melakukan segala sesuatunya berkenaan dengan itu, sebagimana ditentukan oleh Hukum dan Undang- Undang yang berlaku; - Membebankan biaya permohonan ini kepada Para Pemohon.

21 69 (4) Isi Penetapan Hakim: Atas 4 (empat) tuntutan/permohonan Para Pemohon tersebut, Hakim telah memberikan penetapannya sebagai berikut: - Mengabulkan permohonan Para Pemohon untuk seluruhnya; - Menyatakan bahwa pengesahan anak yang lahir sebelum perkawinan yang bernama AGUS SUSANTO yang lahir di Surakarta pada tanggal 27 Mei 1977, diakui oleh Ayah biologisnya yang bernama UNTUNG SUSANTO (Pemohon I), yang dilahirkan dari seorang Ibu yang bernama NANIK SUNARNI (Pemohon II) adalah sah menurut hukum; - Memerintahkan seperlunya kepada Pegawai Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Surakarta, segera setelah salinan Penetapan ini ditunjukkan kepadanya untuk mencatat dalam register yang sedang berjalan yang sedang berjalan yang diperuntukkan untuk itu dan mencatat dalam catatan pinggir pada Akta Kelahiran anak tersebut serta melakukan segala sesuatunya berkenaan dengan itu, sebagimana ditentukan oleh Hukum dan Undang- Undang yang berlaku; - Membebankan biaya permohonan ini kepada Para Pemohon sebesar Rp ,- (seratus lima puluh satu ribu rupiah). b) Perkara Nomor 60/Pdt.P/2015/PN. Skt., (1) Pihak yang mengajukan permohonan adalah VINDY WAHYU CHRIST WARDHANA dan WENNY YUNITASARI, keduanya beragama Katholik, pekerjaan: Wiraswasta/Mahasiswa, bertempat tinggal di Jalan

22 70 Ponconoko Nomor 8 RT. 002 RW. 001, Kelurahan Serengan, Kecamatan Serengan, Kota Surakarta, sebagai Pemohon I dan II; (2) Duduk Perkara: - Bahwa di Surakarta pada tanggal 7 Maret 2014 telah lahir seorang anak laki-laki yang bernama: DEODATUS ALFARO WARDHANA yang dilahirkan oleh Pemohon II dan anak tersebut adalah hasil hubungan biologis dalam perkawinan tidak sah antara Pemohon I dan Pemohon II; - Bahwa pada tanggal 5 Maret 2015 Para Pemohon telah menikah secara sah sebagaimana tersebut dalam Kutipan Akta Perkawinan No KW tertanggal 9 Maret 2015 yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Pemerintah Kota Surakarta; - Bahwa Para Pemohon bermaksud mendaftarkan/mencatatkan pengesahan anak tersebut di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Pemerintah Surakarta; - Bahwa untuk keperluan tersebut diperlukan suatu Penetapan dari Pengadilan Negeri; - Bahwa oleh karena Para Pemohon berdomisili di wilayah Hukum Surakarta maka Para Pemohon mengajukan permohonan ini di Pengadilan Negeri Surakarta; (3) Tuntutan atau permohonan Para Pemohon pada pokoknya: - Mengabulkan permohonan Para Pemohon; - Menetapkan anak yang bernama DEODATUS ALFARO WARDHANA lahir di Surakarta pada

23 71 tanggal 7 Maret 2014 adalah anak yang disahkan dari ikatan perkawinan yang sah antara VINDY WAHYU CHRIST WARDHANA dan WENNY YUNITASARI; - Memerintahkan kepada Pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta agar setelah salinan resmi Penetapan ini ditunjukkan kepadanya untuk melakukan pencatatan pengesahan anak terhadap anak Para Pemohon dimaksud; - Membebankan biaya permohonan kepada Para Pemohon; (4) Isi Penetapan Hakim: Atas 4 (empat) tuntutan/permohonan Para Pemohon tersebut, Hakim telah memberikan penetapannya sebagai berikut: - Mengabulkan permohonan Para Pemohon; - Menetapkan anak yang bernama DEODATUS ALFARO WARDHANA lahir di Surakarta pada tanggal 7 Maret 2014 adalah anak yang disahkan dari ikatan perkawinan yang sah antara VINDY WAHYU CHRIST WARDHANA dan WENNY YUNITASARI; - Memerintahkan kepada Pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta agar setelah salinan resmi Penetapan ini ditunjukkan kepadanya untuk melakukan pencatatan pengesahan anak terhadap anak Para Pemohon dimaksud; - Membebankan biaya permohonan kepada Para Pemohon yang ditaksir sebesar Rp ,00 (Dua ratus sebelas ribu rupiah).

24 72 c) Perkara Nomor 239/Pdt.P/2015/PN. Skt., (1) Pihak yang mengajukan permohonan adalah ANDHI NUR HUDA dan Y. VINA MAHARANI, keduanya beragama Islam, bertempat tinggal di Bibis Luhur RT. 003 RW. 022 Kelurahan Nusukan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, sebagai Pemohon I dan II; (2) Duduk Perkara: - Bahwa Pemohon I dan Pemohon II telah menikah secara agama Islam pada tahun 2012 di Surakarta, dan dari pernikahan tersebut Para Pemohon telah dikaruniai seorang anak laki-laki bernama IZAZ SYAFI ASSYAUQIE yang lahir di Surakarta pada tanggal 23 Oktober 2012; - Bahwa pada tanggal 15 Juni 2015 Para Pemohon (Pemohon I dan Pemohon II) telah menikah secara sah di Surakarta sebagaimana tersebut dalam Kutipan Akta Nikah Nomor 0483/046/VI/2015 tertanggal 15 Juni 2015 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta; - Bahwa oleh karena Pemohon I dan Pemohon II telah menikah secara sah maka Pemohon I dan Pemohon II hendak mengajukan pengesahan dan penerbitan Kutipan Akta Kelahiran bagi anak Para Pemohon tersebut ke Kantor Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta namun ditolak oleh karena tidak memenuhi Pasal 50 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan sebagaimana tersebut dalam surat penolakan tertanggal 1 Desember 2015 yang ditanda tangani

25 73 oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Pemerintah Kota Surakarta; - Bahwa untuk dapatnya mendaftarkan pengakuan/pengesahan dan permintaan penerbitan akta kelahiran bagi anak Pemohon I dengan Pemohon II tersebut harus ada Penetapan dari Pengadilan Negeri Surakarta; (3) Tuntutan atau permohonan Para Pemohon pada pokoknya: - Mengabulkan permohonan Para Pemohon untuk seluruhnya; - Menyatakan bahwa pengesahan anak yang lahir sebelum perkawinan yang bernama IZAZ SYAFI ASSYAUQIE yang lahir di Surakarta pada tanggal 23 Oktober 2012 diakui oleh Ayah biologisnya yang bernama ANDHI NUR HUDA (Pemohon I), yang dilahirkan dari seorang Ibu yang bernama Y. VINA MAHARANI (Pemohon II) adalah sah menurut hukum; - Memerintahkan seperlunya kepada Pegawai Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Surakarta, segera setelah salinan Keputusan ini ditunjukkan kepadanya untuk mencatat dalam Register yang sedang berjalan yang diperuntukkan untuk itu dan menerbitkan Kutipan Akta Kelahiran bagi anak tersebut serta melakukan segala sesuatunya berkenaan dengan itu, sebagaimana ditentukan oleh hukum dan Undang-Undang yang berlaku; - Membebankan biaya permohonan ini kepada Para Pemohon.

26 74 (4) Isi Penetapan Hakim: Atas 4 (empat) tuntutan/permohonan Para Pemohon tersebut, Hakim telah memberikan penetapannya sebagai berikut: - Mengabulkan permohonan Para Pemohon untuk seluruhnya; - Menyatakan bahwa anak luar ikatan perkawinan yang sah bernama IZAZ SYAFI ASSYAUQIE yang lahir di Surakarta pada tanggal 23 Oktober 2012 dilahirkan dari seorang Ibu yang bernama Y. VINA MAHARANI (Pemohon II) yang telah diakui oleh Ayah biologisnya yang bernama ANDHI NUR HUDA (Pemohon I) adalah anak sah dari pasangan suami-istri ANDHI NUR HUDA dengan Y. VINA MAHARANI yang telah menikah secara sah menurut hukum agama dan hukum negara berdasar Kutipan Akta Perkawinan Nomor 0483/046/VI/2015 tertanggal 15 Juni 2015; - Memerintahkan kepada Para Pemohon untuk melaporkan kepada Pejabat Pencatatan Sipil pada Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil atau Instansi Pelaksana (UPTD) di Surakarta, dan selanjutnya setelah salinan Keputusan ini ditunjukkan kepadanya kemudian Pejabat Pencatatan Sipil mencatat pada Register Akta Pengesahan Anak dan menerbitkan Kutipan Akta Pengesahan Anak serta membuat catatan pinggir pada Register Akta Kelahiran dan Kutipan Akta Kelahiran tentang Pengesahan Anak tersebut; - Menghukum kepada Para Pemohon untuk membayar biaya perkara ini yang hingga kini ditaksir

27 75 sejumlah Rp ,00 (Seratus lima puluh satu ribu rupiah). 4) Hasil Wawancara a) Data hasil wawancara dengan Pejabat Administrasi Teknis Yustisial dalam perkara perdata di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Surakarta Untuk mengetahui proses penerimaan berkas perkara permohonan di Pengadilan Negeri Surakarta, maka penulis mengadakan wawancara dengan Bapak Winarso, S.H., Panitera Muda Perdata Pengadilan Negeri Surakarta dan dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa proses pendaftaran berkas perkara sampai proses pemeriksaan perkara adalah dilakukan dengan cara sebagai berikut: (1) Pemohon yang hendak mengajukan permohonan menyerahkan berkas permohonan kepada petugas pada meja pertama dengan dokumen yang disertakan meliputi: (a) Surat permohonan yang diajukan kepada Ketua Pengadilan Negeri Surakarta; (b) Surat kuasa khusus dari Pemohon (bila pemohon menguasakan kepada Kuasa Hukum), foto copy kartu advokat dan berita acara penyumpahan sebagai advokat dari Pengadilan Tinggi atas nama kuasa hukum tersebut; (c) Apabila ada dokumen surat-surat yang dibuat di Luar Negeri harus disahkan oleh Kedutaan atau Perwakilan Indonesia di Negara tersebut dan apabila ada dokumen yang berbahasa asing maka dokumen yang dimaksud harus diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh penerjemah yang disumpah.

28 76 (2) Setelah berkas permohonan diperiksa oleh petugas penerima berkas dengan menggunakan daftar periksa (check list), kemudian oleh petugas dimaksud diserahkan kepada Panitera Muda Perdata untuk dinyatakan lengkap atau tidak lengkap. Apabila berkas tersebut belum lengkap, maka Panitera Muda Perdata akan menyerahkan berkas dimaksud kepada Pemohon atau Kuasanya, dan supaya Pemohon atau Kuasanya melengkapi berkas dimaksud. (3) Berkas yang sudah lengkap tersebut selanjutnya akan dibuatkan SKUM (Surat Kuasa Untuk Membayar) sebanyak rangkap 3 (tiga), yakni lembar pertama untuk Pemohon, lembar kedua untuk Kasir dan lembar ketiga untuk dilampirkan dalam berkas permohonan. (4) Setelah Pemohon membayar uang panjar yang tercantum dalam SKUM kepada petugas pemegang Kas, maka petugas pemegang kas membukukan uang panjar dimaksud pada buku Jurnal Keuangan Perkara, dan sekaligus permohonan tersebut mendapatkan Nomor Register Perkara, yang selanjutnya petugas meja kedua mendaftarkan perkara yang masuk tersebut ke dalam Buku Register Induk Perkara Permohonan. (5) Dalam waktu 3 (tiga) hari kerja atau setelah proses registrasi diselesaikan, petugas meja kedua melalui Panitera Pengadilan Negeri Surakarta harus sudah menyampaikan berkas permohonan kepada Ketua Pengadilan Negeri Surakarta untuk ditetapkan Hakim Tunggal yang akan mengadili perkara tersebut dan juga menunjuk seorang Panitera Pengganti yang akan diperbantukan dalam pemeriksaan perkara tersebut.

29 77 (6) Setelah Hakim menerima berkas perkara dan mempelajarinya, kemudian Hakim membuat penetapan hari sidang. (7) Pada hari sidang yang telah ditentukan, Pemohon menghadap ke persidangan Pengadilan Negeri Surakarta dan setelah melalui serangkaian pemeriksaan yang dimulai dengan melakukan pembacaan surat permohonan Pemohon, pemeriksaan bukti surat-surat dimana untuk bukti surat-surat berupa foto copy harus diberi meterai secukupnya dan dicocokkan dengan aslinya oleh Hakim di persidangan, dan pengajuan saksi-saksi yang didengar keterangannya dengan dibawah sumpah atau janji di persidangan, maka Hakim selanjutnya menjatuhkan penetapan. b) Data hasil wawancara dengan salah satu Hakim di Pengadilan Negeri Surakarta yang menjadi obyek penelitian. Yang menjadi perhatian penulis dalam pengambilan data ini adalah untuk mengetahui alasan Hakim Pengadilan Negeri Surakarta yang mengabulkan permohonan pengesahan anak tidak sah menjadi anak sah, maka dari hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 25 Pebruari 2016 kepada Bapak Maximianus Daru Hermawan, S.H., yang menjabat sebagai Hakim di Pengadilan Negeri Surakarta dan diketahui sebagai Hakim Tunggal yang memeriksa dan memutus perkara Permohonan Pengakuan atau Pengesahan Anak Tidak Sah Menjadi Anak Sah di Pengadilan Negeri Surakarta pada Tahun 2015 dengan nomor perkara 60/Pdt.P/2015/PN. Skt., dan nomor perkara 239/Pdt.P/2015/PN. Skt. sebagaimana telah dipaparkan di atas, dimana dalam amar penetapannya telah mengabulkan

30 78 permohonan-permohonan tersebut, diperoleh informasi sebagai berikut: (1) Bahwa sesuai dengan Undang-Undang Pokok Kekuasaan Kehakiman Nomor 14 Tahun 1970 yang kemudian beberapa kali telah diubah dan ditambah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman telah menentukan bahwa tugas pokok Pengadilan Negeri cq. Hakim adalah menerima, memeriksa dan mengadili setiap perkara yang diajukan kepadanya dan tugas lain yang diberikan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dari pengertian tugas pokok diatas dihubungkan dengan kebutuhan dalam praktik maka apabila ada permohonan pengesahan anak yang tidak memenuhi persyaratan dalam Undang-Undang Administrasi Kependudukan maka seorang Hakim wajib untuk mengadili permohonan tersebut. Adapun soal apakah permohonan dimaksud akan dikabulkan atau ditolak maka hal tersebut tergantung dari buktibukti yang diajukan oleh Pemohon yang kemudian oleh Hakim akan dikonstantir dengan peraturan perundangundangan yang berlaku, mengingat penetapan yang akan dijatuhkan tersebut harus memuat 3 (tiga) asas dalam hukum, yakni keadilan, kepastian hukum dan kemanfaatan. (2) Bahwa aturan yang dijadikan dasar untuk mengabulkan permohonan pengesahan anak tersebut adalah Pasal 50 ayat (1), (2) dan (3) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, Pasal 92 ayat (3) huruf b Peraturan Presiden Nomor 25

31 79 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil, Undang- Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang Peradilan Umum dan HIR (Herzien Inlandsch Reglement). (3) Ayah dan Ibu dari anak yang bersangkutan telah melakukan perkawinan secara sah menurut hukum agama dan hukum negara yang dibuktikan dengan akta perkawinan; (4) Terkait dengan alasan mengabulkan permohonan perkara Nomor 239/Pdt.P/2015/PN. Skt., adalah sebagai: - Bahwa penolakan dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Pemerintah Kota Surakarta yang menolak permohonan pengesahan dan pencatatan anak dikarenakan tidak memenuhi Pasal 50 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan yang berarti para pemohon terlambat dalam mengajukan permohonan pengesahan anak (melebihi waktu 30 hari setelah perkawinan orang tua/para pemohon telah sah menurut hukum agama dan hukum negara); - Bahwa dalam posita permohonan garis datar (-) pertama para pemohon mendalilkan telah menikah secara agama Islam pada tahun 2012 yang dalam hal ini sesuai hukum berarti dalam rentang waktu antara 1 Januari 2012 sampai dengan 31 Desember 2012, yang hal ini apabila dihubungkan dengan keterangan saksi Agus Heru Pancoro dan saksi Suyono Dwijo Martono yang keduanya telah menerangkan dengan

32 80 di bawah sumpah di persidangan bahwa keduanya yang notabene merupakan tetangga/ketua RT ditempat tinggal para pemohon telah mengetahui bahwa para pemohon telah menikah secara agama Islam (nikah siri); - Bahwa para pemohon telah menikah secara agama Islam atau nikah siri sehingga dimungkinkan tidak ada bukti tertulis; - Bahwa di dalam hukum dikenal 3 (tiga) asas hukum yaitu keadilan, kepastian, dan kemanfaatan; - Bahwa berdasarkan hal diuraikan diatas, maka Hakim berpendapat bahwa anak Izaz Syafi Assyauqie dilahirkan setelah orang tuanya menikah secara agama. (5) Terhadap anak diluar ikatan perkawinan yang sah tersebut juga telah diakui oleh Ayah biologisnya. (6) Implikasi dari adanya Pengesahan dan Pencatatan terhadap status anak tersebut adalah berubahnya status dan hak keperdataan dari anak dimaksud, dimana semula anak tersebut hanya mempunyai hak/hubungan keperdataan dengan ibunya dan keluarga ibunya, maka dengan adanya pengesahan anak tersebut maka status dan hak/hubungan anak tersebut adalah sama seperti anak yang lahir dalam ikatan perkawinan yang sah.

33 81 B. Pembahasan Pada sub pembahasan ini penulis mengemukakan tentang hal-hal yang diperoleh selama mengadakan penelitian sebagaimana telah diuraikan di atas, dan selanjutnya dari data yang diperoleh tersebut akan dihubungkan dengan teori-teori yang ada dalam BAB II dalam hubungannya mengenai Implementasi Pengesahan Dan Pencatatan Anak Berdasarkan Undang- Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan di Kota Surakarta serta guna menjawab rumusan masalah yang ada dalam penulisan hukum ini sebagai berikut: 1. Implementasi Pengesahan Dan Pencatatan Anak Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan di Kota Surakarta Pengesahan anak tidak sah menjadi anak sah pada awalnya diatur dalam ketentuan Pasal 272 sampai dengan Pasal 279 KUHPerdata, dan meskipun ketentuan mengenai perkawinan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan perkawinan yang diatur dalam KUHPerdata telah dinyatakan tidak berlaku sesuai dengan ketentuan Pasal 66 Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (selanjutnya disebut Undang-Undang Perkawinan), namun ternyata dalam Undang-Undang Perkawinan dan Peraturan Pelaksanaannya yakni Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan tidak mengatur mengenai masalah pengesahan anak tidak sah menjadi anak sah tersebut. Seiring dengan perkembangan hukum maka masalah pengesahan anak tidak sah menjadi anak sah diatur dalam ketentuan Pasal 50 Undang- Undang Administrasi Kependudukan, dimana dalam pasal tersebut telah diatur mengenai tata cara pengesahan anak tidak sah menjadi anak sah berikut pencatatannya, mengingat pengesahan anak ini termasuk salah satu peristiwa penting sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 1 angka

34 82 17 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan oleh karenanya wajib dicatatkan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil setempat. Hasil penelitian yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut: a. Tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 semua permohonan pengesahan anak dalam implementasinya di Kota Surakarta diproses melalui prosedur Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Pemerintah Kota Surakarta, dimana jumlah permohonan dimaksud adalah sebagai berikut: 1) Pada tahun 2010 jumlah permohonan sebanyak 19 permohonan dan semuanya diproses. 2) Pada tahun 2011 jumlah permohonan sebanyak 20 permohonan dan semuanya diproses. 3) Pada tahun 2012 jumlah permohonan sebanyak 2 permohonan dan semuanya diproses. b. Tahun 2013 jumlah Pengesahan Anak dalam implementasinya di Kota Surakarta adalah sebanyak 13 permohonan, dimana 12 permohonan diproses melalui prosedur Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Pemerintah Kota Surakarta, serta 1 permohonan melalui Penetapan Pengadilan Negeri Surakarta dengan Nomor Perkara 443/Pdt.P/2013/PN. Ska. c. Tahun 2014 jumlah Pengesahan Anak dalam implementasinya di Kota Surakarta adalah sebanyak 2 permohonan yang diproses melalui prosedur Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Pemerintah Kota Surakarta. d. Tahun 2015 jumlah Pengesahan Anak dalam implementasinya di Kota Surakarta adalah sebanyak 11 permohonan, dimana 9 permohonan diproses melalui prosedur Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Pemerintah Kota Surakarta serta 2 permohonan melalui Penetapan Pengadilan Negeri Surakarta yaitu dengan Nomor

35 83 Perkara 60//Pdt.P/2015/PN Skt. dan nomor 239/Pdt.P/2015/PN Skt., yang mana untuk Penetapan dengan nomor 239/Pdt.P/2015/PN Skt. tercatat di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Pemerintah Kota Surakarta pada tanggal 12 Januari Aturan hukum yang digunakan sebagai dasar dalam pelaksanaan pengesahan dan pencatatan anak tidak sah menjadi anak sah di Kota Surakarta adalah sebagai berikut: a. Pasal 50 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan; b. Pasal 90 ayat (1) huruf i Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan yang mengatur sanksi administratif berupa denda apabila penduduk melampaui batas pelaporan peristiwa penting berupa pengesahan anak; c. Pasal 92 Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan Pencatatan Sipil yang mengatur mengenai persyaratan dan tata cara pencatatan pelaporan pengesahan anak dan Pasal 105 ayat (2) huruf p yang mengatur mengenai denda administratif atas keterlambatan pelaporan pengesahan anak; d. Pasal 43 Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 10 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan; e. Pasal 100 ayat (1) huruf i Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 10 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan yang mengatur setiap penduduk yang terlambat melaporkan pengesahan anak akan dikenakan denda administratif; f. Pasal 84 Peraturan Walikota Surakarta Nomor 11 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 10 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan yang mengatur mengenai persyaratan dan tata cara

36 84 pencatatan pelaporan pengesahan anak dan Pasal 95 ayat (1) huruf n yang mengatur mengenai denda administratif atas keterlambatan pelaporan pengesahan anak serta Pasal 95 ayat (2) huruf m yang mengatur mengenai besarnya denda administratif apabila terlambat dalam pelaporan pengesahan anak. Pengesahan anak sebagai salah satu peristiwa penting adalah merupakan peristiwa kependudukan yang dialami oleh penduduk yang harus dilaporkan karena akan membawa akibat terhadap penerbitan atau perubahan dokumen kependudukan. Hal demikian pun telah sesuai dengan Pasal 3 Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 10 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan. Dokumen Kependudukan adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti autentik yang dihasilkan dari pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil sesuai dengan Pasal 1 angka 8 Undang- Undang Administrasi Kependudukan. Pengesahan anak yang merupakan peristiwa penting kependudukan wajib dicatatkan karena pencatatan mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti autentik baik bagi yang bersangkutan maupun orang lain atau pihak lain yang berkepentingan. Sebagaimana telah diuraikan dalam bab II bahwa tindakan pengesahan merupakan sarana hukum, dengan mana seorang anak tidak sah diubah status hukumnya sehingga mendapatkan hak-hak seperti yang diberikan oleh undang-undang kepada seorang anak sah. Selanjutnya menurut KUHPerdata pengesahan anak tidak sah adalah suatu upaya hukum (rechtsmiddel) untuk memberikan suatu kedudukan (status) sebagai anak sah melalui perkawinan yang dilakukan oleh orang tuanya. Selanjutnya setelah pelaksanaan pengesahan dan pencatatan anak tidak sah dilakukan, maka anak tersebut menjadi anak sah dari seorang lakilaki dan seorang perempuan. Menurut ketentuan Pasal 50 Undang-Undang Administrasi Kependudukan dan hasil penelitian pada 3 (tiga) Instansi yang

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2012

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2012 PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : Mengingat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN, Menimbang : a. bahwa untuk memberikan perlindungan,

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2005 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2005 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2005 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk memberikan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR : 5 TAHUN 2011 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR : 5 TAHUN 2011 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR : 5 TAHUN 2011 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KATINGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memberikan perlindungan dan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 07 Tahun 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 07 Tahun 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG Nomor 07 Tahun 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 13 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 13 TAHUN 2013

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 13 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 13 TAHUN 2013 LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 13 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. b.

Lebih terperinci

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN MAGELANG

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN MAGELANG BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN MAGELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAGELANG, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2011 S A L I N A N

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2011 S A L I N A N 24 PEBRUARI 2011 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2011 S A L I N A N SERI E NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 2 TAHUN 2011 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 2 TAHUN 2011 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 2 TAHUN 2011 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemberian

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CILEGON,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG 1 PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALEMBANG, Menimbang : a. bahwa administrasi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL GAWI SABARATAAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU,

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang : a. bahwa untuk memberikan

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 16 TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 16 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 16 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DENGAN PENYELENGGARAAN SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN Menimbang : PEMERINTAH KABUPATEN BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, a. bahwa dengan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG PERATURAN DAERAH KOTA SINGKAWANG NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 32 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 32 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 32 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA, Menimbang : a. bahwa untuk memberikan perlindungan, pengakuan,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2008 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2010 NOMOR 10 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BENGKULU dan WALIKOTA BENGKULU

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BENGKULU dan WALIKOTA BENGKULU WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 04 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT BUPATI SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINTANG, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI ESA HILANG DUA TERBILANG PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI PERATURAN DAERAH KOTA TEBING TINGGI NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL DENGAN

Lebih terperinci

PENETAPAN Nomor 0028/Pdt.P/2014/PA.Lt BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENETAPAN Nomor 0028/Pdt.P/2014/PA.Lt BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENETAPAN Nomor 0028/PdtP/2014/PALt BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Lahat yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

SALINAN P E N E T A P A N Nomor: 0081/Pdt.P/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

SALINAN P E N E T A P A N Nomor: 0081/Pdt.P/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA SALINAN P E N E T A P A N Nomor: 0081/Pdt.P/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa Pemerintah Kabupaten Bantul

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 05 TAHUN 2010

LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 05 TAHUN 2010 LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 05 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 05 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :

Lebih terperinci

Direktori 1 Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori 1 Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori 1 Putusan M P E N E T A P A N No. 319/Pdt.P/2014/PN.Mlg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Malang yang memeriksa dan mengadili perkara perdata (Permohonan) pada

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 30 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 30 TAHUN 2011

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 30 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 30 TAHUN 2011 BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 30 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN PUBLIK BIDANG PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang : a.

Lebih terperinci

P E N E T A P A N. Nomor: 0127/Pdt.P/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N. Nomor: 0127/Pdt.P/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P E N E T A P A N Nomor: 0127/Pdt.P/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN SIDOARJO

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN SIDOARJO BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang

Lebih terperinci

P E N E T A P A N. Nomor: 0062/Pdt.P/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N. Nomor: 0062/Pdt.P/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P E N E T A P A N Nomor: 0062/Pdt.P/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

P E N E T A P A N. Nomor: 0094/Pdt.P/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N. Nomor: 0094/Pdt.P/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P E N E T A P A N Nomor: 0094/Pdt.P/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUNJUK TEKNIS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUARA ENIM, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan kependudukan

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2009

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2009 WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2009 T E N T A N G PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN RETRIBUSI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang : a. b. c. bahwa dalam

Lebih terperinci

BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DHARMASRAYA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

. PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

. PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN . PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOYOLALI, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAYANAN DOKUMEN KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang : Mengingat

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

P E N E T A P A N Nomor 0087/Pdt.P/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N Nomor 0087/Pdt.P/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA SALINAN P E N E T A P A N Nomor 0087/Pdt.P/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 5 Tahun 2011 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

SALINAN P E N E T A P A N

SALINAN P E N E T A P A N SALINAN P E N E T A P A N Nomor: 0044/Pdt.P/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu

Lebih terperinci

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

TENTANG BUPATI PATI,

TENTANG BUPATI PATI, PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, PEMERINTAH KOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 05 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA PENCATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

PEMERINTAH KOTA KEDIRI PEMERINTAH KOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 4 TAHUN 2012 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BLITAR

PEMERINTAH KOTA BLITAR PEMERINTAH KOTA BLITAR PERATURAN DAERAH KOTA BLITAR NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS, Menimbang

Lebih terperinci

PENETAPAN Nomor 0031/Pdt.P/2014/PA.Lt BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENETAPAN Nomor 0031/Pdt.P/2014/PA.Lt BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENETAPAN Nomor 0031/Pdt.P/2014/PA.Lt BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Lahat yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 1 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 1 SERI E LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 1 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 17 TAHUN 2012

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 17 TAHUN 2012 LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 17 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 05 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI BARAT,

Lebih terperinci

PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MERANGIN, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang

Lebih terperinci

P E N E T A P A N Nomor 0009/Pdt.P/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N Nomor 0009/Pdt.P/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA SALINAN P E N E T A P A N Nomor 0009/Pdt.P/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 1 TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 1 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 1 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat B U P A T I K A R A W A N G, : bahwa untuk

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2014 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL No.10,2014 Bagian Hukum Setda Kab.Bantul; Dinas Kependudukan & Pencatatan Sipil Kabupaten Bantul BUPATI BANTUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI GUNUNGKIDUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

BUPATI GUNUNGKIDUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL, BUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

Lebih terperinci

P E N E T A P A N. Nomor XX/Pdt.P/2012/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N. Nomor XX/Pdt.P/2012/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P E N E T A P A N Nomor XX/Pdt.P/2012/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kotabumi yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN TRENGGALEK

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN TRENGGALEK PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN, Menimbang : a. bahwa Pemerintah Kabupaten

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG 1 WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL DI KOTA BLITAR WALIKOTA BLITAR, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

P E N E T A P A N Nomor : 0015/Pdt.P/2010/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N Nomor : 0015/Pdt.P/2010/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P E N E T A P A N Nomor : 0015/Pdt.P/2010/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kelas I A Bengkulu yang memeriksa dan mengadili perkara perdata

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO. 05 TH PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 05 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO. 05 TH PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 05 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO. 05 TH. 2007 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 05 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DEPOK, Menimbang

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. menyangkut peristiwa hukum dalam lembaran negara yang berupa surat sejak

II. TINJAUAN PUSTAKA. menyangkut peristiwa hukum dalam lembaran negara yang berupa surat sejak II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penerbitan Penerbitan adalah proses pencatatan diri seseorang atau harta bendanya menyangkut peristiwa hukum dalam lembaran negara yang berupa surat sejak pendaftaran sampai penandatanganan/pengesahan.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN NOMOR : 5 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN NOMOR : 5 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN ASAHAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

P E N E T A P A N Nomor 0014/Pdt.P/2013/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N Nomor 0014/Pdt.P/2013/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA 1 P E N E T A P A N Nomor 0014/Pdt.P/2013/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kebumen yang memeriksa dan mengadili perkara Itsbat Nikah

Lebih terperinci

P E N E T A P A N. Nomor : 0097/Pdt.P/2011/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N. Nomor : 0097/Pdt.P/2011/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P E N E T A P A N Nomor : 0097/Pdt.P/2011/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 2 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 2 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 2 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN KABUPATEN SUMEDANG SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG DISPENSASI PELAYANAN PENCATATAN KELAHIRAN DALAM MASA TRANSISI BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 12 2009 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PASURUAN

PEMERINTAH KOTA PASURUAN PEMERINTAH KOTA PASURUAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASER NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DI KABUPATEN PASER

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASER NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DI KABUPATEN PASER Menimbang Mengingat : : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASER NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DI KABUPATEN PASER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

PEMERINTAH KOTA KEDIRI PEMERINTAH KOTA KEDIRI SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 7 TAHUN 2009 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN RETRIBUSI BIAYA PELAYANAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PONTIANAK,

PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PONTIANAK, PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PONTIANAK, Menimbang : a. bahwa untuk memberikan perlindungan, pengakuan,

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PEMERINTAH DAERAH NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN PEMERINTAH DAERAH NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

SALINAN. P E N E T A P A N Nomor : 0040/Pdt.P/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

SALINAN. P E N E T A P A N Nomor : 0040/Pdt.P/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA SALINAN P E N E T A P A N Nomor : 0040/Pdt.P/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG 1 BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN BUPATI BANTUL,

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BUPATI BANDUNG BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN 1 BUPATI BANDUNG BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI TENGAH,

Lebih terperinci

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA BANDA ACEH, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci