1. PENDAHULUAN. Peningkatan Keunggulan KompetitT Perguruan llnggi Melalui Analisis Struktur lndustri Porter

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1. PENDAHULUAN. Peningkatan Keunggulan KompetitT Perguruan llnggi Melalui Analisis Struktur lndustri Porter"

Transkripsi

1 Peningkatan Keunggulan KompetitT Perguruan llnggi Melalui Analisis Struktur lndustri Porter Roy R. Rondonuwu *) Abstract The existence of competitive advantage for an organization is something that cannot be avoided. Globalization and hypencompetitive matket conditionmakes the managementtry to consolidate and counttheir assests in order to definie the way and position that they want to achieve in the market. By using the businece ProceBE reengineering, the organization can get new energy (revitalization) to make it one of the beet in the.competition. The objective of this paper ie to motivate the organization by evaluating ite internal condition in order to achieve the competitive advantage. The competitive advantage concept of Michael E. Porter is the central topic in all of the efforte to make the organization ambitione grow nd expand in a dynamic market 1. PENDAHULUAN Dinamika pertumbuhan ekonomi bisnis serta kemajuan teknologi saat ini membawa berbagai lembaga/perusahaan dengan bermacam produknya ke dalam suasana yang kompleks dan kompetitif. Dengan terjadinya 'ooer'produklvitas di semua lini menjadikan suasana pasar global maupun regional menjadi penuh kompetisi yang ketat, sengit dan juga menampakkan kehilanganbatas-batas penghambat atau pelindung. Hal ini membuat pasar tidak lagi menjadi kompetitif namun sudah'hiperkompetitif'1. Untuk 'suroive' atau menang dalam persaingan dibutuhkan tidak hanya ketangguhan sumber daya manusia, finansial, juga sistem serta pendekatan manajemen yang berorientasi terbuka, objektif dan adaptif pada lingkungan internal serta eksternalnya. Dengan kata lain sebuah orgariisasi mampu mempertahankan keberadaanyanya bukan karena yang palingkuatmelainkanyangmampumenyesuaikandirinyadenganperubahanlingkungan hidupnya2. Salah satu ilustrasi menarik dari makalah yang disampaikan ]aya Suprana dalam suatu seminar adalah tentang organisasi yang paling kuat disamakannya dengan Dinosaurus *) Dosen Tetap pada urusan Ilmu Komunikasi - UPH vor. INo.I NovEMBER't

2 yang perkasa pada abad lampau, kini tinggal fosil dan dongengnya dengan contoh kejatuhan raksasa transportasi udara PANAM yang tidak mau menyesuaikan dirinya dengan perubahan3. Yang menarik dari ilustrasi ini adalah banyak lembaga/perusahaan saat ini masih mengandalkan berbagai kekuatan yang dipunyai berdasarkan kemampuan swa-kelolanya atau bersandar pada kekuatan pemerintah namun tidak peka untuk selalu menyesuaikan dirinya. kmbaga atau perusahaan seperti ini cenderung nantinya menjadi suatu 'organisaurus' yang mungkin akan dikenal atau tidak bila sudah hilang 'keperkasaannya'. Pada gilirannya dunia pendidikan pun tidak lepas dari pengaruh persaingan ketat (hiperkompetitif) baik dari aspek lembaga maupun sumber daya manusianya (dosen dan staf). Sesuatu lembaga pendidikan dapat berkembang, disegani sekaligus dicintal oleh sivitas akademika dan masyarakatnya kalau lembaga beserta perangkatrya dapat selalu menyesuaikan dirinya agar mampuberkiprahdan kompetitif danbila mungkin menjadi pemimpin pasar pada bidangnya. 2. PEMBAHASAN 2.1. Keunggulan Kompetitif Istilah ini tidak selalu harus milik lembaga yang berorientasi profit melainkan juga untuk lembaga non profit karena keunggulan kompetitif merupakan jantung kinerja yang selalu ada pada perusahaan (lembaga) dalam pasar kompetitifl. Pada umumnya keunggulan kompetitif tumbuh dari nilai yang dapat diciptakan lembaga bagi konsumen /penggunanya yang lebih dari biaya yang harus dikeluarkan unfuk menciptakannya danalasan nilai, manfaatinilahyang nantinya sedia dibayar oleh Pengguna. Untuk mencapai keunggulan kompetitif semua perserta tidak akan lepas dari lingkungan stnrktur industri. Skuktur industri mempunyai kekuatan saling tarik menarik bagi peserta di dalamnya yang mampu menjadikan peserta unggul (prestasi pada setiap lini) dan memimpin pas.u, atau sebalikny+ keluar dari arena. Untuk memahami keunggulan kompetitif serta bagaimana menyesuaikan diri terhadap lembaga kita perlu mengkaji terlebih dahulu apa yang dinamakan struktur industri tersebut. Struktur industri, dalam hal ini jasa pendidikan, terdiri dari beberapa lingkungan persaingan yang mempunyai pengaruh kuat dalam menentukan aturan permainan atau tingkat persaingan (lihat gambar 1). Untuk mencapai keunggulan mengharuskan lembaga atau dosen mengetahui mengkaji kekuatan internalnya dan kekuatan-kekuatan di dalam struktur tersebut. 116 vol. I No.9 No\EMBER.I998

3 Pencapaian prestasi kompetitif merupakan hasil dari kemampuan lembaga/dosen/ administrasi secara bersama menanggulangi kelima faktor persaingan dengan cara lebih baik ketimbang pesaingnya. Hasil dari persaingan ini akan menentukan kemampuannya untukmemperolehtingkatpengembalianinvestasiyangmelebihibiayamodalnyas. Dengan kata lain biaya atau investasi (uang, waktu, dan psikologis) yang dikeluarkan menghasilkan imbalan balik yang lebih. Gambar 1 : Struktur Induetri (Sumber: Michael E Porter,1985) Pendatangbam Adanya pendatang baru atau pesaing tentu merupakan hal yang tidak menyenangkan bagi siapapun. Pendatang baru tidak hanya berada pada lingkungan ekstern saja, Iingkungan intempun juga berlaku. Namun keberadaan pesaing perlu dipandang secara positif sebagai usaha untuk meningkatkan (motivasi) produktivitas dengan cara memunculkan ide-ide baru atau inovasi yang selanjutnya ke arah Penyusunan strategi efektif (intern dan ekstern) yang bersifat proaktif. Sebagai ilustrasi beberapa komponen dalam lingkup akademik berikut ini dapat menjelaskan implikasi terhadap hal yang dimaksud. KomponenDosen: Kedatangan dosenbaru/tamu dengan kemampuan standar atau lebih, mempunyai pendidikan atau jenjang yartg tinggi, serta pengalaman tambahan akan mempunyai pengaruh untuk dosenlama yang dirasakan mempersempitpeluang seperti; menduduki /memperoleh jabatan struktural, kepanitiaan, penugasan, penempatan pada fungsi-fungsi lain, memperoleh bea-siswa, serta kemudahan-kemudahan lainnya. I(omponen kmbaga: Kemunculan lembaga pendidikan sejenis dengan berbagai jenjang pendidikan serta penaw.uan fasilitas akan mempengaruhi dalam haf berkurangnya animo mahasiswa baru, vol. I NO.g NOVEMBER '.7

4 menurunnya kualitas calon mahasiswa karena memilih yang lebih favorit (negeri/swasta), berkurangnya subsidi pendidikan, juga berkurangnya kesempatan tampil bagi dosendosen atau mahasiswa berprestasi ke tingkat lembaga yang lebih tinggi. Hal lain seperti terobosan perguruan tinggi negeri yang membuka berbagai program studi baru dengan jenjang diploma ektension sampai kepada S1 plus. Pada beberapa perguruan tinggi swasta (PTS), selain melakukan usaha perluasan sampai pada 52 atau 53 juga menawarkan produk kombinasi berafiliasi dengan perguruan tinggr luar negeri. Komponen Regulasi: Ketergantungan PTS terhadap aturan danbirokrasi pemerintah menghasilkan aliran informasi yang seringkali tidakdapatdiantisipasi dengancepat. Walaupundalambanyak hal PTS dapat bersifat fleksibel namun seringkali keiloiloran. Regulasi yang sering datang menggantikan yang satu boleh dikata mempunyai peranan yang mampu membuat PfS dinamis atau pesimis Pemasok Pasokan berupa informasi, kebijakan, fasilitas sampai kepada keterampilan dan pengetahuan baik formal maupun informal diperoleh melalui jasa lembaga atau perorangan. Kemampuan lembaga dan dosen mendapatkan akses ke pemasok akan menentukan tingkat kemampuan kompetitifnya. Namun demikian beberapa pemasok kadang mempunyai daya tawar menawar yang kuat dalam menentukan siapa berhak memperoleh apa serta seberapa banyak. Kondisi ini mampu membuat lembaga/dosen tidak berdaya atau paling tidak mengurangi kekuatan kompetitifnya. Pemasok dalam hal ini dapatberupa :. Icmbaga pendidikan yang memproduksi lulusan 52 dan 53, atau lembaga pendidikan terapan/praktis seperti pelatihan, worlcshop,seminar.. Lembaga informasi seperti intemet provideq, toko buku, perpustakaan, media milssa, danilatabase prooidcr. Lembagapemerintahnonpendidikanyangmengeluarkanundang-undang,,perahuan, hukum, serta kebijakan. Lembaga keuangan seperti bank. Lembaga pemberibea siswa, dll.. Lembaga swasta, pemerintah asing Pasokan yang diperoleh berupa :. Informasi yang dikemas dalambenfuknekaman audio-visual,buku, jurnal, makalah, 1 18 vol. t No. 9 NoIEIYTBER 19eg

5 dokumentasi dan arsip r Status/kredibilitas/akreditasi, atau identitas: gelar 51, 52,53, diploma, sertifikat maupun status Perguruan ti^ggt r Fasilitas berbentuk jasa atau barang sampai dana Pembeli Pembeli atau pengguna jasa pendidikan adalah mereka yang mempunyai kepentingan terhadap produk yang akan dibelinya atau digunakan. Mereka mempunyai kekuatan tawar menawar yang akan memberikan nilai tambah atau kurang terhadap produk. Selain itu pembeli/pengguna juga merupakan faktor penting,r,t.rt melihat sejauhmana kemampuan lembaga serta produk yang dihasilkannya (alumni dan hasil penelitiannya) dapat memberikan kontribusi atau nilai tambahbagi lingkungan pembeli/ p*rggrrr,ut ya. Hal ini dapat diukur dengan meihat sejauh mana UPH mampu membuat: r Dosennya digunakan oleh fakultas lain, atau di tingkat universitas maupun di luar UPH (sejauh tidak meningggalkan tugas pokol.yu) r Dosennya sebagai tenaga ahli di perusahaan/konsultan o Dosennya sebagai staf ahli di lembaga pemerintah o Karya ilmiahnya diterbitkan oleh lembaga terkait yang baik, dan secara lembaga o MendapatkankepercayaandaripihakswastamaupunPemerintahsepertimemberikan ' in house training', penelitian o Fakultas/jurusannya menjadi mitra bagi perusahaan atau pemerintah. Mahasiswanya diminta jasapengetahuannyabaikolehkalangansendirimaupunluar Produk Subtitusi Produk subtitusi adalah produk alternatif yang dapat menjalankan fungsi yang sama seperti produk sebelumnya atau berbeda. Sebagai contoh, produk UPH sebagai lembaga dalam hal ini dapat seperti memberikan otonomi kepada jurusan untuk membuka program, misalnya diplom4 kursus dan pelatihan. Ini merupakan produk altematif di samping produk reguler (S1) permanen. Produk lainnya dapat juga berupa pelatihan, in-house iraining, fasilitas jasa informasi dan konsultasi, perpustakaan dan juga kurikulum pendidikan. Lembaga lain di lingkungan universitas yang dapat berperan seperti Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat juga dapat memberikan kontribusi menghasilkan produk-produk unggulan di luar produk reguler. Sedangkan dari unsur dosen. produk-produk yang dihasilkan dapat berupa vol. r No.g NoIEMBER

6 pengetahuan atau karya inovatif produktif yang tidak hanya menunjang karier pribadi tetapi juga memberi kontribusi terhadap lingkungan akademik dan masyarakat. Hal di atas juga tidak tertutup untuk mahasiswa dapat menghasilkan karya-karya unggulan. Situasi ini tentu dapat mengantisipasi peluang merebut pasar dan sekaligus mempertahankari kemampuan jual produk regulernya (S1, 52, dan diploma) Antar Pesaing. Antar pesaing merupakan tingkungan yang ketat dengan adanya berbagai lembaga pendidikan yang mempunyai keungggulan kompetitif sendiri-sendiri. Dalam konteks pendidikan kita mengenal jenjang-jenjang pendidikan seperti diploma, 51, F2, dan S.3, kemudian lembaga kursus, akademi, universitas/institut baik negeri maupun swasta dengan berbagai tingkatan akreditasi dan prestasi yang ditawarkan kepada masyarakat. Selain itu, fasilitas dan biaya pendidikan serta iming-iming bea-siswa juga memberi wama persaingan. Pada akhirnya kondisi ini akan memunculkan lembaga pendidikan dengan predikat yang sangat memuaskan, kelompok-kelompok universitas unggulan dan non unggulan, lembaga pendidikan elit dan non-elit, lembaga pendidikan dengan spesialisasi, atau berafiliasi dengan lembaga pendidikan luar negeri dll. Pada lingkup dosen pun kita mengenal persaingan antar dosen satu jurusan atau fakultas baik itu secara pribadi maupun kelompok, dan itu dilakukan dengan kekuatan intelektual ataupun birokrasi. Proses persaingan ini membuat lembaga maupun dosen secara tidak langsung akan memasuki kelompok-kelompok shategis yang pada gilirannya akan memainkan peranan dalam menerima ataupun menghalangi pesaing baru. Siapa yang mampu mengatasi persaingan tentu akan memperoleh keunggulan kompetitif sejati ataupun predikat pemimpin pasar. Di [rdonesia orang boleh menengok hanya pada ITB dan UI tetapi dengan munculnya peringkat di tingkat Asia yang dikeluarkan oleh Asiaweek (1997) boleh jadi kita berpikir bagaimana sebenarnya kondisi pendidikan tingg, di Indonesia khususnya menghadapi globalisasi. Kalau pertanyaan ini ditujukan kepada UPH atau secara khusus ke setiap jurusan? 2.2. Tindakan Yang Diperlukan. Pertanyaan ini bukan berarti harus memberikan jawaban semanjur obat-obatan yang banyak ditawarkan lewat iklan televisi yang mampu menangani sakit kepala secara cepat dan praktis. Kondisi lembaga dan dosen yang'meriang'atau baru pada taraf 'pusing', bahkan hanya "adem ayem" menuntut terapi yang cukup rumit terhadap perbaikan sistem, prosedurserta komihnenterhadap filosofi (visi danmisi)pendidikan. Selanjubrya, kembali menengok kepada komitmen yang telah disepakati dan memulainya dengan suatu strategi intem dan ekstem baru merupakan suafu usaha revitalisasi seluruh organ dalam organisasi. 120 l-- vol I NO.9 NOVEMEER 1998

7 Untuk memperbaiki keadaan, dengan asumsi telah melewati proses audit internal/ ekstemal, dapat dilakukan dengan melakukan rekayasa ulang proses bisnis (business process reenginurin[). Pendekatan ini tidak dimaksudkan sebagai suatu teknik penyederhanaan, mojifikasi atau perbaikan proses, sistem dan prosedur bisnis melainkan suatu metoda pemikiran ulang dan perancangan ulang dari proses bisnis secara fundamental untuk mencapai perbaikan yang dramatis dari capaian kinerja bisnis.6i bih lanjut dikatakan, bahwametoda ini sangat bermanfaat bila digunakan untuk menciptakan suatu Proses bisnis baru sebagai pengganti dari proses bisnis lama yang rumit' Beberapa alasan mendasar mengapa pendekatan rekayasa ulang Proses bisnis perlu dilakukan adalah untuk menanggulangi aktivitas seperti:. Pemborosanpenggunaansumberdaya (inefisiensi) o penanganan pekerjaan sampai tuntas menjadi berliku-liku karena harus melewati banyak meja atau orang. Menyrta banyak waktu (akibat waktu lunggu yang panjang, serta tenaga, pikiran) o Tidakfleksibel untuk mengantisipasiperubahanpermintaanhasilproduksi, ataupun pasokan bahan baku.. Menimbulkan ketegangan kerja yang memboroskan energi emosional yang pada gilirannya menguras energi hs:/r pimpinan dan pelaksana r Mengurangikepuasanpelanggandanmenimbulkanbanyakkomplaindaripelanggan yfrigkecewat Sedangkan tujuan dari aktivitas rekayasa ula.g bisnis adalah untuk mencapai :. penghematan penggunaan sumber daya/pengurangan biaya,atau dengan kata lain meningkatkah efisiensi. Peningkatan produktivitas dan mutu. Percepatan waktu (produksi, pelayanan, distribusi, dan sebagainya). Peningkatan fleksibilitas produksi dan pemasaran. Meningkatkan daya saing dan menciptakan posisi kompetitif yang dominan di tengah pasaf Rekayasa ulang bisnis dapat dilakukan dengan cara meng-audit balik sistem, Proses, prosedur dan hasil yang selama ini telah dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen organisasi, atau mengikuti prosedur standar sistem mtitu internasional guna mendapatkan sertifikasi ISO. vol. r No.g NoVEMEER 1ee8 121

8 Cara lain dapat juga menggunakan Uji Konsistensi dan Perumusan Strategi Bersaing An&ewe yang memuat beberapa pertanyaan-pertanyaan untuk menjawab konsistensi lujuan dan kebijakan yang dilaksanakan. Berikut, di bawah ini uraian pertanyaan tentang pengujian konsistensi (bagan 2) serta proses untuk merumuskan sbategi bersaing (bagan 3). Bagan 2. D aftat Pertanyaan Pengujian Konsistensi A. Konsistensi Intem:. Apakah tujuan-tujuan saling dapat dicapai (mutually achieoable)?. Apakah kebijakan operasi kunci mengarah ke tujuan?. Apakah kebiajakan-kebijakan operasi pokok saling menguatkan satu sama lain? B. KesesuaianLingkungan:. Apakah tujuan dan kebijakan memanfaatkan peluang indusbi?. Apakah tujuan dan kebijakan memperhatikan ancaman industri (tetmasuk resiko reaksi dari pesaing) sampai batas yang mungkin dengan sumber daya yang tersedia?. Apakah batas waktu (timing) dari tujuan dan kebijakan mencerminkan kemampuan lingkungan untuk menyerap tindakan-tindakan yang dilakukan? '. Apakah tujuan dan kebijakan tanggap terhadap kepentingan masyarakat yang lebih luas? C. Kesesuaian Sumber Daya:. Apakah tujuan dan kebijakan cocok dengan sumber daya yang tersedia bagi perusahaan dibandingkan dengan pesaing?. Apakah batas waktu (timing) dari tujuan dan kebijakan mencerminkan kemampuan organisasi untuk berubah? D. Komunikasi dan Implementasi:. Apakah tujuan dipahami dengan baik oleh para pelaksana utama?. Apakah ada cukup keselarasan antara tujuan dan kebijakan dengan nilai-nilai dari para pelaksana untuk memastikan komifrnen?. Adakah kemampuan manajerial yang memadai untuk memungkinkan implementasi yang efektif? 122 VOL. I NO.9 NOVE\4BER 1998

9 Bagan 3. Proses untuk Merumuskan Strategi Bersaing A. Apa yang Dilakukan oleh Bisnis Saat Ini? 1 Identifikasi Apa strategi implisit atau eksplisit saat ini? 2. Asumsi-asumsi yang Tersirat Apa asumsi-asumsi tentang posisi relatif perusahaan/organisasi, '" kekuatan dan kelemahan, pesaing, serta kecenderungan industri yang harus dibuat agar strategi yang sedang diialankan masuk akal? B. Apa yqg Sedang Teriadi dalam Lingkungan? 1. Analisis lrdushi Apa faktor-faktor utama untuk keberhasilanbersaing danpeluang serta ancaman industri yang penting? 2. Analisis Pesaing Apa kemampuan dan keterbatasan dari pesaingymrg ada dan pesaing potensiaf serta kemungkinan gerak gerik mereka di masa yang akan datang? 3. Analisis Sosial Apa faktor-faktor pemerintah, sosial dan politik yang penting yang akan menimbulkan peluang dan ancaman? 4. Kekuatan dan Kelemahan Berdasarkan analisis industri dan pesaing, apa kekuatan dan kelemahan perusahaan/organisasi relatif terhadap pesaing saat ini dan yang akan datang? a C. Apa yang Seharusnya Dilakukan oleh Bisnis? 1, PengujianAsumsi danstrategi Bagaimana asumsi yang terlekat dalam shategi yang sedang diterapkan dibandingkan dengan analisis pada butir B di atas? Bagaimana strategi tersebut memenuhi pengujian pada Bagan 2? 2. Alternatif Strategi Apa saja strategi alternatif yang layak berdasarkan analisis di atas? (Apakah strategi yang sedang diterapkan saat ini merupakan salah satunya?) 3. Pemilihan Shategi Mana strategi yang terbaik sehubungan dengan situasi perusahaan/ organisasi terhadap peluang dan ancaman ekstern? vol. r No.g NoVEMBER ,3

10 3. PENUTUP Menutup tulisan ini dengan suatu pertanyaan apakah ada keinginan UPH untuk mencapai keunggulan kompetitif? Bila jawabannya "ya" tentu harus disertai dengan komitmen untuk selalu bertumbuh dan berkembang dengan ahnosfir keterbukaan yang disertai oleh sikap serta perilaku profesional dalam lingkungan pendidikan. Untuk ini beberapa pemikiran dan usaha perlu dilakukan seperti: o Mengadakan program pelatihan dan sosialisasi metoda rekayasa ulang bisnis o Bersedia membuang pola pikir lama dan menerima pengetahuan baru o Mempunyai kesediaan (willingness) dan dorongan semangat dari semua lapisan lini manajemen unfuk melakukan perubahan. Penciptaan kerjasama ttm (tum work) daldm suasana yang harmonis dan dinamis o Kesediaan atasan untuk 'trust andrespect'kepada bawahan r Kesediaan menerima imptkasi terhadap perubahan e Kesediaan melakukan pemberdayaan (empowrment) pada setiap lini manajemen di dalam organisasi. Sumber Bacaan: (1). BambangT.Cahyono,PemoxranStrategi:PendeleatanKeungguhnlbmpetitif,lPWl,lakaria,lggs(6,7,8) (2). laya Suprana, IQmelut Paser Hiptkompetitif, makalah dalam Seminar Asosiasi Manajer Lndonesia Cabang Bandung,1997 (7,2,3) (3). Michael E. Porter, Competitioe Strategy, fterjerulwn) Agus Maulana, Erlangga, akarta,l99l (4,5,9) 124 vol. I No. e xoltmasn rega

Peningkatan Keunggulan Kompetitif Perguruan Tinggi melalui Analisis Struktur Industri Porter

Peningkatan Keunggulan Kompetitif Perguruan Tinggi melalui Analisis Struktur Industri Porter Peningkatan Keunggulan Kompetitif Perguruan Tinggi melalui Analisis Struktur Industri Porter Roy R. Rondonuwu ABSTRACT The existence of competitive advantage for an organization is something that cannot

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedikitnya hambatan-hambatan yang akan muncul. yang berkaitan dengan down-sizing, restrukturisasi dan persaingan global

BAB I PENDAHULUAN. sedikitnya hambatan-hambatan yang akan muncul. yang berkaitan dengan down-sizing, restrukturisasi dan persaingan global BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi yang terjadi saat ini memberikan dampak yang signifikan bagi kelangsungan hidup organisasi. Globalisasi telah menyebabkan terjadinya perubahanperubahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki agar mengetahui,

BAB 1 PENDAHULUAN. kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki agar mengetahui, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan yang ada di berbagai bidang usaha, baik bidang usaha manufaktur maupun jasa, menuntut organisasi untuk dapat menciptakan keunggulan bersaing. Organisasi

Lebih terperinci

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2 ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors 1 N/A Perencanaan Visi, Misi, Nilai 2 1.d.2 Daftar pemegang kepentingan, deskripsi organisasi induk, situasi industri tenaga kerja, dokumen hasil evaluasi visi

Lebih terperinci

BAB II PROGRAM STUDI VOKASI PARIWISATA UNIVERSITAS INDONESIA

BAB II PROGRAM STUDI VOKASI PARIWISATA UNIVERSITAS INDONESIA BAB II PROGRAM STUDI VOKASI PARIWISATA UNIVERSITAS INDONESIA 2.1 Sejarah Program Studi Vokasi Universitas Indonesia Universitas Indonesia (UI) secara internasional diakui sebagai salah satu universitas

Lebih terperinci

Lampiran I. Kuesioner Penelitian Analisis Strategi Bisnis Pada PT Rekadaya Elektrika

Lampiran I. Kuesioner Penelitian Analisis Strategi Bisnis Pada PT Rekadaya Elektrika 128 Lampiran I Kuesioner Penelitian Analisis Strategi Bisnis Pada PT Rekadaya Elektrika Jakarta, 17 April 2009 Kepada Yth : PT Rekadaya Elektrika Jakarta Dengan Hormat, Sehubungan dengan adanya analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial dan ekonomis. Pembangunan kesehatan yang merupakan bagian dari pembangunan nasional

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang didisain untuk dapat menyediakan lingkungan yang terintegrasi dan sistematis

Lebih terperinci

PENGORGANISASIAN DOSEN : DIANA MA RIFAH

PENGORGANISASIAN DOSEN : DIANA MA RIFAH PENGORGANISASIAN DOSEN : DIANA MA RIFAH ORGANISASI SASARAN Manajer ingin memastikan bahwa organisasi mereka dapat bertahan untuk jangka waktu yang lama Anggota organisasi memerlukan kerangka kerja yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang. kehidupan: sosial, ekonomi, politik, dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang. kehidupan: sosial, ekonomi, politik, dan budaya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan bangsa dan faktor pendukung yang memegang peranan penting di seluruh sektor kehidupan. Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi akan mempertajam persaingan-persaingan diantara perusahaan, sehingga diperlukan pemikiran yang lebih kritis atas pemanfaatan secara optimal

Lebih terperinci

Bagaimana suatu perusahaan menggunakan sistem informasi untuk menunjang strategisnya

Bagaimana suatu perusahaan menggunakan sistem informasi untuk menunjang strategisnya Bagaimana suatu perusahaan menggunakan sistem informasi untuk menunjang strategisnya Sistem informasi secara umum dapat diartikan sebagai kesatuan elemen-elemen yang saling berinteraksi secara sistematis,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi selalu saja disertai oleh investasi,

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi selalu saja disertai oleh investasi, I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Meningkatnya pertumbuhan ekonomi selalu saja disertai oleh investasi, dimana investasi tersebut juga diiringi adanya pembangunan infrastruktur termasuk pembangunan pabrik-pabrik

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI

BAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI BAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI 3.1. Kekuatan 1. STMIK AMIKOM YOGYAKARTA saat ini telah meraih 6 penghargaan dalam bidang penelitian bertaraf internasional, yang dapat meningkatkan reputasi STMIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globaisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Era globaisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globaisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi berdampak pada semakin ketatnya persaingan dan semakin cepatnya terjadi perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketatnya persaingan antar kompetitor membuat perguruan tinggi terus

BAB I PENDAHULUAN. ketatnya persaingan antar kompetitor membuat perguruan tinggi terus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan perguruan tinggi swasta sekarang yang semakin pesat dan ketatnya persaingan antar kompetitor membuat perguruan tinggi terus meningkatkan kemampuannya.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan lingkungan yang cepat pada setiap organisasi seperti halnya dalam penguasaan teknologi baru, batasan atau waktu yang lebih ketat, perubahan tuntutan

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL

ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL 1 STRATEGI OPERASI DALAM LINGKUNGAN GLOBAL Manajemen Operasional di lingkungan global dan pencapaian keunggulan kompetitif melalui operasional 2 APA

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Jawaban Masalah Pertama

BAB V PENUTUP A. Jawaban Masalah Pertama BAB V PENUTUP Semua analisa dan pembahasan didasarkan pada dokumen dan data yang diperoleh dari penggalian informasi dari staf tersebut mendukung hubungan antara penerapan model penilaian kinerja staf

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kondisi ekternal PT. Ishidataiseisha Indonesia. Perusahaan merupakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kondisi ekternal PT. Ishidataiseisha Indonesia. Perusahaan merupakan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab IV diketahui bahwa: 1. Kondisi ekternal PT. Ishidataiseisha Indonesia. Perusahaan merupakan pendatang baru yang belum memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wayu Hidayat. Faktor-faktor risiko,... FT UI., 2007.

BAB I PENDAHULUAN. Wayu Hidayat. Faktor-faktor risiko,... FT UI., 2007. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemahaman tentang konstruksi dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: teknologi konstruksi (construction technology) dan manajemen konstruksi (construction

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Sebagai jenjang pendidikan paling tinggi dalam sistem pendidikan nasional maka

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Sebagai jenjang pendidikan paling tinggi dalam sistem pendidikan nasional maka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan Tinggi merupakan salah satu pilar penting dalam pembangunan suatu bangsa. Sebagai jenjang pendidikan paling tinggi dalam sistem pendidikan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu organisasi apapun bentuk dan tujuannya merupakan gabungan dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu organisasi apapun bentuk dan tujuannya merupakan gabungan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu organisasi apapun bentuk dan tujuannya merupakan gabungan dari berbagai elemen sumber daya yang terdiri dari bahan baku, peralatan, metode (cara kerja),

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan.

1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan. 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan. Visi, misi, tujuan dan sasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN JUMLAH

BAB I PENDAHULUAN JUMLAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peluang bisnis yang cepat berkembang. Keadaan ini menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peluang bisnis yang cepat berkembang. Keadaan ini menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan kini sudah menjadi salah satu jenis usaha yang mulai banyak diperhitungkan dalam perkembangan bisnis. Pembiayaan mobil

Lebih terperinci

Tujuan pembelajaran:

Tujuan pembelajaran: Tujuan pembelajaran: 1. Mengidentifikasi konsep-konsep teori manajemen dan memahami bagaimana konsep-konsep dapat membantu pemimpin dan manajer menjadi lebih baik 2. Mengelola olahraga, mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Ketika semua perusahaan harus menghadapi era globalisasi dan era modernisasi yang menuntut untuk dapat berkompetisi dengan perusahaan lainnya, maka

Lebih terperinci

Kebijakan Mutu Akademik FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG

Kebijakan Mutu Akademik FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG Kebijakan Mutu Akademik FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG KEBIJAKAN MUTU AKADEMIK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG Universitas Islam Malang, 2015 All Rights Reserved 2 Kebijakan Mutu Akademik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dan persaingan antar perusahaan pada masa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dan persaingan antar perusahaan pada masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis dan persaingan antar perusahaan pada masa sekarang ini semakin ketat. Hal tersebut akan berdampak pada pelanggan, persaingan usaha dan perubahan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendidikan di Indonesia Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia lndonesia seutuhnya, yaitu manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen merupakan langkah awal yang diharapkan perusahaan dalam proses pemasaran. Keputusan pembelian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era sekarang ini, hanya perusahaan yang mampu melakukan efisiensi, peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Mejtoft (2006), mengungkapkan bahwa perusahaan yang bersaing pada pasar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Mejtoft (2006), mengungkapkan bahwa perusahaan yang bersaing pada pasar BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Mejtoft (2006), mengungkapkan bahwa perusahaan yang bersaing pada pasar persaingan yang ketat haruslah mempunyai kemampuan untuk mencari celah atau peluang baru,

Lebih terperinci

PENERAPAN GOOD GOVERNANCE

PENERAPAN GOOD GOVERNANCE PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM TATA KELOLA PENYELENGGARAAAN DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI SWASTA YANG BERBASIS PELAYANAN Oleh Dr. I Nyoman Gede Remaja, S.H., M.H. 3 Abstrak: Dalam era globalisasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengingat pendidikan memberikan sumbangan yang sangat besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. mengingat pendidikan memberikan sumbangan yang sangat besar bagi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini tuntutan terhadap dunia pendidikan sangat tinggi mengingat pendidikan memberikan sumbangan yang sangat besar bagi peningkatan kualitas sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan Era globalisasi yang telah berjalan selama beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan Era globalisasi yang telah berjalan selama beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sehubungan dengan Era globalisasi yang telah berjalan selama beberapa tahun lalu, kita selalu dihadapkan kepada perdagangan bebas yang menimbulkan pasar

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014-2018 Kata Pengantar RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada Era Globalisasi seperti sekarang ini persaingan perusahaan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada Era Globalisasi seperti sekarang ini persaingan perusahaan atau 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada Era Globalisasi seperti sekarang ini persaingan perusahaan atau organisasi semakin ketat sehingga untuk menghadapinya perusahaan harus mampu bertahan dan berkembang.

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N. pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk

BAB I P E N D A H U L U A N. pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Selama ini ekspansi sekolah tidak menghasilkan lulusan dengan pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk membangun masyarakat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu

TINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Konsumen Motivasi berasal dari kata latin mavere yang berarti dorongan/daya penggerak. Yang berarti adalah kekuatan penggerak dalam diri konsumen yang memaksa bertindak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era reformasi yang sedang berjalan atau bahkan sudah memasuki pasca reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan, politik, moneter, pertahanan

Lebih terperinci

PEMASARAN. Presented by : M Anang Firmansyah

PEMASARAN. Presented by : M Anang Firmansyah PEMASARAN Presented by : M Anang Firmansyah 1 Posisi Pemasaran Bagaimana Koordinasi Lintas Fungsional akan memimpin suatu perusahaan yang berorientasi pada pasar, maka dari itu lihat Tiga Tingkatan Strategi

Lebih terperinci

BAB II VISI DAN MISI BISNIS

BAB II VISI DAN MISI BISNIS BAB II VISI DAN MISI BISNIS Pernyataan Misi menjawab Pertanyaan, Apakah Bisnis Kita? Pernyataan Visi menjawab Pertanyaan, Ingin Menjadi apakah Kita? Pengertian : Misi, keseluruhan tugas pokok yang dijabarkan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA TAHUN

KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA TAHUN KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA TAHUN 2007-2012 Jakarta 2007 DAFTAR ISI Hal Judul i Daftar Isi.. ii Kata Pengantar.. iii Keputusan Senat Unika Atma Jaya... iv A. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini secara langsung sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan-perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. saat ini secara langsung sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan-perusahaan di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda negara-negara Asia tahun 997 maupun krisis global saat ini secara langsung sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

PENGARUH GAJI, INSENTIF, DAN FASILITAS TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PD BPR BANK PASAR KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2007/2008

PENGARUH GAJI, INSENTIF, DAN FASILITAS TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PD BPR BANK PASAR KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2007/2008 PENGARUH GAJI, INSENTIF, DAN FASILITAS TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PD BPR BANK PASAR KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2007/2008 SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karyawan bekerja untuk mendapatkan penghasilan demi penghidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karyawan bekerja untuk mendapatkan penghasilan demi penghidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karyawan bekerja untuk mendapatkan penghasilan demi penghidupan yang lebih baik. Selain penghasilan karyawan juga bekerja dengan motivasi untuk mempertahankan

Lebih terperinci

Sekolah Tinggi Hukum Galunggung Tasikmalaya. Tim Penyusun

Sekolah Tinggi Hukum Galunggung Tasikmalaya. Tim Penyusun Laporan Rencana Strategis Sekolah Tinggi Hukum Galunggung Tasikmalaya Periode 2013 2017 Tim Penyusun Sekolah Tinggi Hukum Galunggung Tasikmalaya 2013 11 Daftar Isi Executive Summary Bab I. Pendahuluan...

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1. Kesimpulan Hasil Analisis Budaya perusahaan merupakan salah satu aspek yang penting untuk mencapai tujuan perusahaan. Hasil analisis mengenai budaya perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, maka dalam Undang-Undang Dasar 1945 diamanatkan bahwa tiaptiap

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, maka dalam Undang-Undang Dasar 1945 diamanatkan bahwa tiaptiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran pendidikan dalam kehidupan masyarakat sangat penting. Menurut Undang-Undang (UU) No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi persaingan bisnis semakin dinamis dan kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi persaingan bisnis semakin dinamis dan kompleks, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi persaingan bisnis semakin dinamis dan kompleks, bukan hanya menyediakan peluang tetapi juga tantangan. Begitu pula tantangan yang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAGAIMANA STRATEGI BERKEMBANG DI DALAM ORGANISASI? Oleh: Tri Widodo W. Utomo Pengantar Pembahasan mengenai hal ini berkisar sekitar dasar-dasar

BAGAIMANA STRATEGI BERKEMBANG DI DALAM ORGANISASI? Oleh: Tri Widodo W. Utomo Pengantar Pembahasan mengenai hal ini berkisar sekitar dasar-dasar BAGAIMANA STRATEGI BERKEMBANG DI DALAM ORGANISASI? Oleh: Tri Widodo W. Utomo Pengantar Pembahasan mengenai hal ini berkisar sekitar dasar-dasar pembentukan strategi. Atau dengan kata lain, ingin diketahui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada lingkungan ini, perusahaan harus menciptakan value bagi konsumen melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. pada lingkungan ini, perusahaan harus menciptakan value bagi konsumen melalui BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi telah menuntut perusahaan untuk dapat bersaing dalam lingkungan bisnis. Dengan semakin cepatnya teknologi berkembang, konsumen sekarang lebih mudah

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO IV.1 Perencanaan Audit Operasional Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang mencakup serangkaian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Pengelolaan Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Serpong sudah menggunakan pendekatan-pendekatan model madrasah efektif mulai dari input, proses, dan outputnya.

Lebih terperinci

School of Communication &

School of Communication & Week 12 By Ida Nurnida Keefektifan organisasi menuntut implementasi perubahan (yang bersifat adaptif) ARAH PERUBAHAN ORGANISASI School of Communication & PENGUNGKIT (LEVERS) PERUBAHAN INTERNAL Kepemimpinan

Lebih terperinci

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber. Pada kenyataannya, pendidikan bukanlah suatu upaya yang sederhana, melainkan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pesat di bidang teknologi infomasi dan komunikasi pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pesat di bidang teknologi infomasi dan komunikasi pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pesat di bidang teknologi infomasi dan komunikasi pada abad ke-21 telah membawa banyak perubahan dalam berbagai kehidupan manusia dan lingkungan bisnis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional. Hal ini sejalan dengan Kementerian Pendidikan Nasional yang memiliki target

BAB I PENDAHULUAN. internasional. Hal ini sejalan dengan Kementerian Pendidikan Nasional yang memiliki target BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kunci utama kemajuan suatu bangsa adalah pendidikan, bersama pendidikan akan mengantarkan bangsa ini menjadi negara yang lebih unggul dalam meningkatkan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP Kesimpulan 1. Implementasi Kebijakan Penjaminan Mutu Pada Perguruan Tinggi

BAB VI PENUTUP Kesimpulan 1. Implementasi Kebijakan Penjaminan Mutu Pada Perguruan Tinggi BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan 1. Implementasi Kebijakan Penjaminan Mutu Pada Perguruan Tinggi Swasta Di Kota Semarang. Implementasi kebijakan penjaminan mutu pada perguruan tinggi swasta di Kota Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada semua jenjang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI 1 Lembar Pengesahan 2 Daftar Distribusi 2 Catatan Perubahan 2

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI 1 Lembar Pengesahan 2 Daftar Distribusi 2 Catatan Perubahan 2 Halaman : 1 dari 13 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI 1 Lembar Pengesahan 2 Daftar Distribusi 2 Catatan Perubahan 2 KATA PENGANTAR 3 BAB I PENDAHULUAN 4 BAB II ARAH KEBIJAKAN 5 Umum 5 Pendidikan 5 Penelitian

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

STRATEGI OPERASI DI LINGKUNGAN GLOBAL

STRATEGI OPERASI DI LINGKUNGAN GLOBAL STRATEGI OPERASI DI LINGKUNGAN GLOBAL Pengertian Globalisasi Kata globalisasi dari bahasa Inggris globalization. Global berarti universal yang mendapat imbuhan - lization yang bisa dimaknai sebagai proses.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Universitas Telkom berdiri pada tanggal 14 Agustus 2013 berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Nomor 309/E/0/2013.

Lebih terperinci

Contoh Perilaku dan Budaya Organisasi

Contoh Perilaku dan Budaya Organisasi Contoh Perilaku dan Budaya Organisasi Perilaku pegawai tidak terlepas dengan budaya organisasi. Menurut Kotter dan Hesket, budaya organisasi merujuk pada nilai-nilai yang dianut bersama oleh orang dalam

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INKUBATOR BISNIS: SUATU PEMIKIRAN

PENGEMBANGAN INKUBATOR BISNIS: SUATU PEMIKIRAN PENGEMBANGAN INKUBATOR BISNIS: SUATU PEMIKIRAN Konsep Pengembangan Inkubator Bisnis disusun berdasarkan pengalaman dari berbagai inkubator yang disurvei dan studi literatur atas pelaksanaan praktek terbaik

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA. kompetitif sendiri, agar tidak kalah dalam persaingan global, baik itu

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA. kompetitif sendiri, agar tidak kalah dalam persaingan global, baik itu BAB IV ANALISIS DATA A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA Diberlakukannya ACFTA sebagai sebuah perdagangan bebas, memaksa setiap industri atau perusahaan harus mempunyai keunggulan kompetitif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Beberapa Manajer Investasi dan Produk Reksa Dananya

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Beberapa Manajer Investasi dan Produk Reksa Dananya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini terdapat 73 Manajer Investasi yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan, yang memberikan jasa manajemen investasi kepada investornya, baik dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin kompetitif saat ini, menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin kompetitif saat ini, menuntut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin kompetitif saat ini, menuntut perusahaan untuk menyadari bahwa pasar terbuka hanya dapat dilayani dengan produk-produk terbaik

Lebih terperinci

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAU BAU

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAU BAU KEBIJAKAN AKADEMIK FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAU BAU DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i KATA PENGANTAR ii BAB I. PENDAHULUAN 1 BAB II. ARAH KEBIJAKAN 2 2.1 Kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dan inovatif para pelaku pendidikan untuk terus menggali Keunikan dan

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dan inovatif para pelaku pendidikan untuk terus menggali Keunikan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era global dan pasar bebas sekarang ini dunia pendidikan ikut terpengaruh dalam suasana kompetitif. Hal ini ditunjukkan dengan upaya-upaya kreatif dan

Lebih terperinci

VI. PERANCANGAN PROGRAM

VI. PERANCANGAN PROGRAM VI. PERANCANGAN PROGRAM Dalam merancang program kebijakan yang dapat dilaksanakan untuk meningkatkan pendidikan guru di Kota dan Kabupaten Bogor, harus diperhitungkan keadaan yang mendukung agar dapat

Lebih terperinci

Dept. Patologi Klinik & Kedokteran Laboratorium

Dept. Patologi Klinik & Kedokteran Laboratorium Dept. Patologi Klinik & Kedokteran Laboratorium Bab II. Analisis Situasi Bab III. Kebijakan Strategis Bab 2. Analisis Situasi SWOT Kondisi internal Strengths (Kekuatan) Weaknesses (Kelemahan) Kondisi eksternal

Lebih terperinci

STIE Putra Perdana Indonesia. STIE Putra Perdana. Indonesia. STIE Putra Perdana. Indonesia. STIE Putra Perdana. Indonesia

STIE Putra Perdana Indonesia. STIE Putra Perdana. Indonesia. STIE Putra Perdana. Indonesia. STIE Putra Perdana. Indonesia Cara Berfikir Pimpinan Tentang Mutu Satrias Djamaran, Drs., MM (Dosen Tetap PPI) Abtraksi maupun mental dalam pengelolaan sebuah perguruan tinggi. perguruan tinggi berdasarkan rengking dari BAN-PT. Mutu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia mengalami perubahan dengan begitu cepatnya. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia mengalami perubahan dengan begitu cepatnya. Perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Dewasa ini dunia mengalami perubahan dengan begitu cepatnya. Perubahan tersebut begitu terasa dan terus meningkat ke arah yang semakin maju. Untuk mengantisipasinya,

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PROGRAM MAGISTER PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM

RENCANA STRATEGIS PROGRAM MAGISTER PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM RENCANA STRATEGIS PROGRAM MAGISTER PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM Perkembangan ilmu-ilmu interdisiplin pada hakekatnya dilandasi oleh perkembangan Sumber daya Manusia di lingkungan UB, dimana mereka telah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997)

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997) BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijabarkan teori-teori yang menjadi kerangka berfikir dalam melaksanakan penelitian ini. Beberapa teori yang dipakai adalah teori yang berkaitan dengan komitmen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan yang saat ini terjadi dimana era globalisasi telah menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan yang saat ini terjadi dimana era globalisasi telah menyebabkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Melihat perkembangan yang saat ini terjadi dimana era globalisasi telah menyebabkan iklim kompetisi antar perusahaan semakin tajam dan ketat, juga ditambah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini industri tailor di Indonesia tumbuh dan berkembang bagaikan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini industri tailor di Indonesia tumbuh dan berkembang bagaikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini industri tailor di Indonesia tumbuh dan berkembang bagaikan jamur di musim hujan. Industri ini menyebar dimana-mana untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang. masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang. masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keunggulan suatu bangsa tidak lagi bertumpu pada kekayaan alam, melainkan pada keunggulan sumber daya manusia (SDM), yaitu tenaga terdidik yang mampu menjawab

Lebih terperinci

Internal Audit Perusahaan Ekspor (BEI NEWS Edisi 14 Tahun IV, April-Mei 2003)

Internal Audit Perusahaan Ekspor (BEI NEWS Edisi 14 Tahun IV, April-Mei 2003) Internal Audit Perusahaan Ekspor (BEI NEWS Edisi 14 Tahun IV, April-Mei 2003) Kelangsungan hidup menjadi salah satu alasan penerapan internal audit. Program internal audit harus terencana, komprehensif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen perusahaan yang baik merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Perusahaan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BUDI LUHUR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI 1 ORGANISASI DAN SISTEM INFORMASI Sistem Informasi dan Organisasi mempengaruhi satu sama lain.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan keinginan konsumen eksternal-nya yaitu mahasiswa dan atau orang-tua-nya

BAB I PENDAHULUAN. dan keinginan konsumen eksternal-nya yaitu mahasiswa dan atau orang-tua-nya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke duapuluh satu ini, dunia pendidikan tinggi menunjukkan kecenderungan yang semakin mengglobal dan setiap perguruan tinggi akan menghadapi persaingan

Lebih terperinci

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2017 PEMBANGUNAN. Konstruksi. Jasa. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6018) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi membawa dampak yang begitu luas pada. dan kesempatan baru, yang memunculkan jaringan-jaringan baru serta

BAB l PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi membawa dampak yang begitu luas pada. dan kesempatan baru, yang memunculkan jaringan-jaringan baru serta BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi ekonomi membawa dampak yang begitu luas pada dunia bisnis, Adanya deregulasi memunculkan berbagai kemudahan dan kesempatan baru, yang memunculkan jaringan-jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian di dalam negeri maupun di dunia internasional. Dampak yang

Lebih terperinci

BABII LANDASAN TEORI

BABII LANDASAN TEORI BABII LANDASAN TEORI 1.1 Perkembangan Bisnis Persaingan adalah satu kata penting di dalam menjalankan perusahaan pada saat ini. Hal ini ditunjang dengan perkembangan teknologi komunikasi yang semakin pesat

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.19, 2010. PENDIDIKAN. Kedinasan. Pedoman. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5101) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14

Lebih terperinci