BAB II GAMBARAN UMUM PERBANKAN

Transkripsi

1 12 BAB II GAMBARAN UMUM PERBANKAN 2.1 Sejarah Perbankan di Indonesia Sejarah Bank di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan Hindia Belanda dan tidak lepas dari campur tangan Belanda pada masa penjajahannya di Indonesia. Pada masa itu terdapat beberapa bank yang memegang peranan penting di Hindia Belanda. Bank-bank yang ada itu antara lain: De Javasce NV, De Post Poar Bank, Hulp en Spaar Bank, De Algemenevolks Crediet Bank, dan Nederland Handles Maatscappi (NHM). Beberapa bank Belanda dinasionalisir oleh pemerintah Indonesia. Bank-bank yang ada di zaman awal kemerdekaan antara lain : 1) NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank (saat ini Bank OCBANK CENTURYNISP), didirikan 4 April 1941 dengan kantor pusat di Bandung. 2) Bank Negara Indonesia, yang didirikan tanggal 5 Juli 1946 yang sekarang dikenal dengan BNI '46. 3) Bank Rakyat Indonesia yang didirikan tanggal 22 Februari Bank ini berasal dari De Algemenevolks Crediet Bank atau Syomin Ginko. 4) Bank Surakarta Maskapai Adil Makmur (MAI) tahun 1945 di solo. 5) Bank Indonesia di Palembang tahun ) Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di Medan.

2 Pengertian Bank Bank berasal dari bahasa Italia yang berarti bantu atau pembantu. Secara umum perbankan menempati peran dalam penghimpun, penyalur dan pelayan jasa dalam lalu lintas pembayaran yang bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan perekonomian Indonesia.Industri perbankan merupakan salah satu sektor yang diharapkan berperan aktif. Menurut Kuncoro (2002:68) Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 diatur tentang fungsi perbankan, yaitu dalam Pasal 3 yang berbunyi Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Dari ketentuan ini tercermin fungsi bank sebagai perantara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus of funds) dengan pihak-pihak yang kekurangan dan memerlukan dana (lacks of funds). Bank juga bertindak sebagai penerima tabungan, bertindak dalam pengaturan dan pengawasan harta benda/milik perorangan yang telah meninggal dunia, bertindak sebagai wali dalam hubungan dengan penerbitan obligasi dan lainnya. Oleh karena itu bank dikatakan sebagai lembaga yang ikut ambil bagian dalam ekonomi suatu Negara. Dalam menjalankan fungsinya, bank harus memperhatikan hal hal berikut: 1) Rentabilitas, yaitu kemampuan bank untuk memperoleh keuntungan.

3 14 2) Likuiditas, yaitu kemampuan bank untuk melunasi kewajibannya pada saat jatuh tempo 3) Solvabilitas, yaitu kemampuan bank untuk memenuhi kewajibannya saat bank tersebut di likuidasi. Selain fungsi utama, ada beberapa fungsi perbankan lainnya, berdasarkan Perundang-Undangan Pasal 3 UU No.7 Tahun 1992, yaitu : 1) Bank sebagai penyalur kredit, baik kredit produktif maupun kredit konsumtif. Dana yang digunakan untuk menyalurkan kredit tersebut berasal dari dana pihak ketiga, berupa tabungan, giro dan deposito maupun dana bank itu sendiri. 2) Bank sebagai lembaga yang melancarkan transaksi perdagangan dan pembayaran Arsitektur Perbankan Indonesia Arsitektur Perbankan Indonesia (API) merupakan suatu kerangka dasar sistem perbankan Indonesia yang bersifat menyeluruh dan memberikan arah, bentuk, dan tatanan industri perbankan untuk rentang waktu lima sampai sepuluh tahun ke depan. Arah kebijakan pengembangan industri perbankan di masa datang yang dirumuskan dalam API dilandasi oleh visi mencapai suatu sistem perbankan yang sehat, kuat dan efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan dalam rangka membantu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Peluncuran API tersebut tidak terlepas pula dari upaya Pemerintah dan Bank Indonesia untuk membangun kembali perekonomian Indonesia melalui penerbitan buku putih Pemerintah sesuai dengan Inpres No. 5 Tahun 2003,

4 15 dimana API menjadi salah satu program utama dalam buku putih tersebut. Bertitik tolak dari keinginan untuk memiliki fundamental perbankan yang lebih kuat dan dengan memperhatikan masukan-masukan yang diperoleh dalam mengimplementasikan API selama dua tahun terakhir, maka Bank Indonesia merasa perlu untuk menyempurnakan program-program kegiatan yang tercantum dalam API. Penyempurnaan program-program kegiatan API tersebut tidak terlepas pula dari perkembangan-perkembangan yang terjadi pada perekonomian nasional maupun internasional. Penyempurnaan terhadap program-program API tersebut antara lain mencakup strategi-strategi yang lebih spesifik mengenai pengembangan perbankan syariah, BPR, dan UMKM ke depan sehingga API diharapkan memiliki program kegiatan yang lebih lengkap dan komprehensif yang mencakup sistem perbankan secara menyeluruh terkait Bank umum dan BPR, baik konvensional maupun syariah, serta pengembangan UMKM.

5 16 Gambar 2.1 Enam Pilar Arsitektur Perbankan Indonesia Jenis- Jenis Bank Jenis bank dapat digolongkan menjadi beberapa golongan, tidak hanya berdasarkan jenis kegiatan usahanya, melainkan juga mencakup bentuk badan hukumnya, pendirian dan kepemilikannya, dan target pasarnya. Sebelum diberlakukannya undang- undang Nomor 7 Tahun 1992, bank dapat digolongkan berdasarkan jenis kegiatan usahanya, seperti bank tabungan, bank pembangunan, dan bank ekspor impor. Setelah undang- undang tersebut berlaku, jenis bank yang diakui secara resmi hanya terdiri atas dua jenis, yaitu Bank Umun dan Bank Perkreditan Rakyat(BPR) Sumber Dana Bank Gambar 2.2 Rekapitulasi Institusi Perbankan di Indonesia

6 17 Bank merupakan bagian terpenting dalam perdagangan dan pembangunan ekonomi suatu negara. Bank akan dapat melakukan kegiatan operasinalnya apabila dana tersedia. Semakin banyakdana yang dimiliki suatu bank maka semakin tinggi peluang dalam mencapai fungsi bank sebagai lembaga intermediasi. Oleh karena itu, setiap bank selalu berusaha untuk memperoleh dana yang optimal tetapi dengan cost of money yang wajar. Dana bank ini terdiri dari dana sendiri dan dana asing. Dana bank ini digolongkan menjadi beberapa, antara lain. 1) Dana Sendiri (Intern), yaitu dana yang bersumber dari dalam bank, seperti setoran modal/penjualan saham,pemupukan cadangan, laba yang ditahan, dan lain-lain atau dana yang sifatnya tetap. 2) Dana Asing (Ekstern), yaitu dana yang bersumber dari pihak ketiga, seperti deposito, giro, call money, dan lain-lain. Dana ini sifatnya sementara atau harus dikembalikan Fungsi Bank Fungsi bank secara umum adalah menghimpun dana dari masyrakat luas (funding) dan menyalurkan dalam bentuk pinjaman atau kredit (lending) untuk berbagai tujuan. Menurut Susilo, dkk. (2006) fungsi perbankan yaitu sebagai berikut : 1) Agent of Trust Lembaga perbankan dasarnya adalah kepercayaan baik dalam menghimpun dan menyalurkan dana. Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam penghimpun dana maupun

7 18 penyaluran dana. Masyarakat akan mau menyimpan dana dananya di bank apabila dilandasi kepercayaan. Dalam fungsi ini akan di bangun kepercayaan baik dari pihak penyimpan dana maupun dari pihak bank dan kepercayaan ini akan terus berlanjut kepada pihak debitur. Kepercayaan ini penting dibangun karena dalam keadaan ini semua pihak ingin merasa diuntungkan untuk baik dari segi penyimpangan dana, penampung dana maupun penerima penyaluran dana tersebut. 2) Agent of Development Lembaga perbankan memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi. Kegiatan bank berupa penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa, mengingat bahwa kegiatan investasi, distribusi dan konsumsi tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian suatu masyarakat. 3) Agent of Service Lembaga perbankan memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi. Disamping melakukan kegiatan penghimpun dan penyalur dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. 2.2 Sejarah Bank Pembangunan Daerah Indonesia Pengertian Bank Pembangunan Daerah

8 19 Dalam bidang pembangunan pemerintah pada 25 Mei 1960 pemerintah Indonesia mendirikan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) dengan tugas utama untuk membantu pemerintah dalam membiayai usaha-usaha pembangunan nasional. Awalnya fungsi bank pembangunan telah dijalankan oleh Bank Industri Negara (BIN) yang kemudian pada 17 Agustus 1190 fungsinya dimasukkan ke dalam Bapindo. Selain Bapindo, pemerintah juga membentuk Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang ketentuannya diatur dalam UU No. 13 tahun Bank ini didirikan dengan tujuan untuk membantu melaksanakan pembangunan yang merata ke seluruh daerah di Indonesia. BPD berada di dalam lingkungan Depdagri, sedangkan untuk aspek teknis perbankan dan teknis perusahaan BPD mendapat pengawasan dan bimbingan dari Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bapindo.BPD sebagai salah satu bank yang ada pada sistem perbankan nasional memiliki fungsi dan peran yang signifikan dalam konteks pembangunan ekonomi regional karena BPD mampu membuka jaringan pelayanan di daerah-daerah dimana secara ekonomis tidak mungkin dilakukan oleh bank swasta. UU No. 13 Tahun 1962 menyebutkan bahwa BPD berkerja sebagai pengembang perekonomian daerah dan menggerakkan pembangunan ekonomi daerah untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat, serta menyediakan pembiayaan keuangan pembangunan di daerah, menghimpun dana, serta melaksanakan dan menyimpan kas daerah, di samping menjalankan kegiatan bisnis perbankan. Sementara itu KEPMENDAGRI No. 62 Tahun 1999 tentang pedoman organisasi dan tata kerja bank pembangunan daerah pasal dua juga

9 20 mengatakan bahwa BPD dibangun untuk mengembangkan perekonomian dan menggerakkan pembangunan daerah melalui kegiatan BPD sebagai bank. BPD memiliki fungsi yang signifikan dalam konteks pembangunan ekonomi regional, karena BPD mampu membuka jaringan pelayanan di daerah-daerah yang secara ekonomis tidak mungkin dilakukan oleh bank umum swasta nasional. BPD juga berfungsi menyalurkan dari kredit konsumsi kepada para PNS Pemda yang pembayarannya melalui pemotongan gaji Jumlah Bank Pembangunan Daerah di Indonesia Sampai saat ini ada 26 BPD yang ada di Indonesia, rata-rata setiap provinsi mempunyai satu BPD tetapi ada juga BPD yang harus melayani dua provinsi. Pada tahun 2014 tercatat ada 26 BPD di Indonesia yaitu sebagai berikut: Daftar Bank Pembangunan Daerah (BPD) Indonesia Tabel 2.1 No Nama BPD No Nama BPD 1. Bank BPD Aceh 14. Bank Kalbar 2. Bank Sumut 15. Bank Kalsel 3. Bank Riau 16. Bank Pembangunan Kalteng 4. Bank Sumatera Barat 17. Bank Kaltim 5. Bank Jambi 18. Bank Sulsel 6. Bank Sumsel 19. Bank Sulteng 7. Bank Bengkulu 20. Bank BPD Sultra 8. Bank Lampung 21. Bank Sulut 9. Bank DKI 22. Bank BPD Bali 10. Bank Jabar Banten 23. Bank BPD NTB 11. Bank Jateng 24. Bank NTT 12. Bank BPD DIY 25. Bank Maluku 13. Bank Jatim 26. Bank Papua Sumber: Bank Indonesia

10 21 Berdasarkan PT Ekofin Konsulindo dan Laporan Publikasi di Website masing-masing BPD, data keuangan BPD secara keseluruhan dari tahun adalah sebagai berikut: Tabel 2.2 Laporan Keuangan Bank Pembangunan Daerah (BPD) No Keterangan Desember 2009 Desember 2010 Desember 2011 Desember 2012 Desember Total Aset 198,236, ,517, ,804, ,809, ,172,598 2 Giro 63,572,431 61,907,584 88,080, ,783, ,353,170 3 Tabungan 42,735,595 52,390,809 65,967,625 77,464,763 93,626,918 4 Deposito 43,650,108 66,866,379 78,546,869 93,756,561 83,005,970 5 DPK 149,958, ,164, ,595, ,005, ,986,058 6 Total kredit 117,753, ,438, ,992, ,713, ,884,306 7 Modal Setor 11,023,935 13,082,900 14,879,890 19,760,549 22,644,106 8 Ekuitas 21,249,697 26,836,676 31,124,795 38,592,773 47,114,280 9 Modal Inti 18,479,315 22,681,855 26,457,918 32,065,233 38,476, Pendapatan Bunga 23,728,540 28,749,857 32,247,781 36,288,686 43,563, Beban Bunga 9,047,295 10,089,441 12,753,093 13,637,214 15,575, Laba Bersih 5,153,341 6,185,235 6,593,078 7,503,111 9,849,421 Sumber :PT Ekofin Konsulindo dan Laporan Publikasi di Website BPD Pada tabel 2.2 menunjukkan total aset BPD pada tahun 2013 meningkat sebesar 97% dari tahun 2009, pada tahun 2009 aset BPD sebesar Rp198,236,734 triliun dan tahun 2013 menjadi Rp390,172,598 triliun. Total kredit yang disalurkan BPD dari tahun 2013 meningkat 117% dari tahun 2009, pada tahun 2009 total kredit yang disalurkan BPD Rp117,753,269 triliun dan pada tahun 2013 sebesar Rp255,884,306 triliun. Laba bersih BPD dari tahun meningkat pada tahun 2009 laba bersih BPD Rp5,153,341 dan tahun 2013 sebesar Rp meningkat 91% dari tahun 2009 dengan rata-rata peningkatan setiap tahunya sebesar 18%. Secara keseluruhan dari tabel dapat dilihat perkembangan keuangan BPD selama tahun meningkat.

11 Teori Berbasis Sumber Daya Manusia Teori berbasis sumber daya manusia atau dikenal dengan resource-based theory (RBT) merupakan suatu pemikiran yang berkembang dalam teori manajemen stratejik dan keunggulan kompetitif perusahaan yang menyakini bahwa perusahaan akan mencapai keunggulan apabila memiliki sumber daya yang unggul. Teori ini dipelopori oleh Penrose (1959) mengemukakan bahwa sumber daya perusahaan adalah heterogen, tidak homogen, jasa produktif yang tersedia berasal dari sumber daya perusahaan yang memberikan karakter unik bagi tiaptiap perusahaan. Pada saat itu, paradigma yang dominan menyatakan bahwa faktor tingkat industri ditentukan potensi keuntungan masing-masing perusahaan (Porter 1980). Kemudian peneliti mulai berargumen bahwa faktor internal perusahaan, yaitu, sumber daya dan kemampuan, benar-benar ditentukan keuntungannya. Wernerfelt (1984) penelitian ini dianggap sebagai kontribusi besar pertama ke resource-based view (RBV), tetapi peneliti lain juga membantu mengubah RBV menjadi teori berbasis sumber daya penuh. Barney (1991) mendefinisikan karakteristik sumber daya dan keunggulan kompetitif merupakan titik demarkasi kritis. Teori ini menyatakan bahwa pengukuran kinerja tradisional yang biasa terdapat pada laporan keuangan, tidak dapat mencerminkan secara penuh intangible resources dalam perusahaan. (Wahdikorin, 2010) Konsep resource based theory menyatakan jika perusahaan mampu mengelola sumber daya secara efektif maka akan dapat menciptakan keunggulan kompetitif dibanding para pesaing. Sumber daya manusia yang memiliki keterampilan dan kompetensi tinggi merupakan keunggulan kompetitif bagi

12 23 perusahaan apabila dapat dimanfaatkan dan mengelola potensi yang dimiliki karyawan dengan baik, maka hal ini dapat meningkatkan produktivitas karyawan. Dengan adanya peningkatan produktivitas, maka kinerja perusahaan akan meningkat dan dengan adanya pengelolaan sumber daya yang efektif tersebut maka pemakaian sumber daya atau pengeluaran akan lebih efektif dan efisien. Menurut Barney dan Clark (2007) sebuah perusahaan telah mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan ketika menciptakan nilai lebih ekonomis daripada perusahaan marginal dalam industri dan ketika perusahaan lain tidak dapat menduplikasi manfaat dari strategi ini. Logika berbasis sumber daya bergantung pada dua asumsi dasar tentang sumber daya berbasis perusahaan untuk menjelaskan bagaimana perusahaan mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan yaitu sebagai berikut: 1. Perusahaan memiliki kumpulan berbagai sumber. Asumsi heterogenitas sumber daya ini menyiratkan bahwa beberapa perusahaan yang lebih terampil dalam menyelesaikan kegiatan tertentu, karena mereka memiliki sumber daya yang unik (Peteraf dan Barney, 2003). 2. Perbedaan-perbedaan dalam sumber daya dapat bertahan, karena sulitnya sumber daya perdagangan antar perusahaan (asumsi imobilitas sumber daya), yang memungkinkan manfaat dari sumber daya heterogen untuk bertahan dari waktu ke waktu juga (Barney dan Hesterly, 2012). Sebuah logika berbasis sumber daya mengusulkan bahwa jika perusahaan memiliki sumber daya berharga yang beberapa perusahaan lain miliki, dan jika perusahaan-perusahaan lain merasa terlalu mahal atau sulit untuk meniru sumber

13 24 daya ini, maka perusahaan mengendalikan sumber daya ini mungkin dapat menghasilkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Secara khusus, Barney dan Hesterly (2012) berpendapat bahwa keunggulan kompetitif yang berkelanjutan hasil hanya jika sumber daya secara bersamaan berharga, langka, tidak sempurna imitable, dan dieksploitasi oleh organisasi perusahaan.