HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI DI KOTA PALANGKA RAYA. Oleh : Sogi Hermanto* ABSTRAK
|
|
- Ade Budiaman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI DI KOTA PALANGKA RAYA Oleh : Sogi Hermanto* ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan gaya kepemimpinan demokratis kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kota Palangka Raya, (2) Mendeskripsikan kinerja guru Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kota Palangka Raya, dan (3) Mengetahui ada/tidak ada hubungan gaya kepemimpinan demokratis kepala sekolah terhadap kinerja guru Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kota Palangka Raya. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan jenis penelitian deskriptif dan korelasi. Populasi penelitian adalah guru-guru diantara dari beberapa Sekolah Dasar Negeri (SDN) yang ada di 3 (tiga) Kecamatan Kota Palangka Raya dengan jumlah 118 orang, dan ukuran sampel ditentukan dengan tabel Cohen Manion dan Marrison sebanyak 100 orang. Instrumen untuk menjaring data digunakan angket dengan 5 alternatif jawaban, yaitu: Sangat Setuju (SS), Cukup Setuju (CS), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi dan angket. Sedangkan untuk menganalisis data menggunakan SPSS 17 for windows. Hasil penelitian menujukkan bahwa: (1) Deskripsi gaya kepemimpinan demokratis kepala SD Negeri di Kota Palangka Raya adalah sangat baik (52%) dengan mean sebesar 105,1200, (2) Deskripsi kinerja guru SD Negeri di Kota Palangka Raya adalah baik (50%) dengan mean sebesar 105,6000, dan (3) Gaya kepemimpinan demokratis kepala sekolah ternyata memiliki hubungan yang kuat dan signifikan terhadap kinerja guru SD Negeri di Kota Palangka Raya. Karena angka korelasi ( ) = 0,808 lebih besar dari angka pada tarap signifikan 5% = 0,195. Kata Kunci : Gaya Kepemimpinan Demokratis, Kepala Sekolah, Kinerja Guru PENDAHULUAN Guru yang profesional mempunyai tugas, fungsi, dan peran penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh sebab itu, profesi guru perlu dikembangkan secara terusmenerus dan proporsional menurut jabatan fungsional guru. Agar fungsi dan tugas yang melekat pada jabatan fungsional guru tersebut dapat terlaksana sesuai dengan aturan yang berlaku, diperlukan Penilaian Kinerja (PK) Guru yang menjamin terjadinya proses pembelajaran yang berkualitas di semua jenjang pendidikan (Ditj en PMPTK, 2011). Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi (Permenegpan-RB) Nomor 16 Tahun 2009 menjelaskan bahwa PK Guru adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karir, kepangkatan, dan jabatannya. Pelaksanaan tugas utama guru tidak dapat dipisahkan dari Sogi Hermanto * Dosen Universitas Negeri Palangkaraya 36
2 kemampuan seorang guru dalam penguasaan pengetahuan, penerapan pengetahuan dan keterampilan, sebagai kompetensi yang dibutuhkan sesuai amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Penilaian Kinerja (PK) Guru merupakan salah satu upaya dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang melekat pada jabatan fungsional guru dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku untuk menjamin terjadinya proses pembelajaran yang berkualitas di semua jenjang pendidikan. Pelaksanaan PK Guru dimaksudkan bukan untuk menyulitkan guru, tetapi sebaliknya dilaksanakan untuk mewujudkan guru yang profesional, karena harkat dan martabat suatu profesi ditentukan oleh kualitas layanan profesi yang bermutu (Bestary, 2014). PK Guru merupakan acuan bagi sekolah/madrasah untuk menetapkan pengembangan karir dan promosi guru, sedangkan bagi guru sendiri PK Guru merupakan pedoman untuk mengetahui unsur-unsur kinerja yang dinilai dan merupakan sarana untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan individu dalam rangka memperbaiki kualitas kinerjanya (Ditjen PMPTK, 2011). Keberadaan guru yang memiliki kinerja yang baik tentu saja tidak muncul dengan sendirinya. Berdasarkan beberapa kajian penelitian tentang kinerja guru menjelaskan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi baik buruknya kinerja seorang guru, antara lain yaitu: motivasi guru yang bersangkutan, kepemimpinan kepala sekolah secara keseluruhan, dan gaya kepemimpinan kepala sekolah (Harsono, 2006). Faktor kepemimpinan meliputi aspek kualitas manajer dan team leader dalam memberikan dorongan, semangat, pengarahan, serta dukungan kerja kepada bawahan. Faktor tim, meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap anggota, kekompakan, serta keeratan anggota tim. Faktor sistem meliputi sistem kerja, fasilitas kerja yang diberikan oleh pemimpin, proses organisasi, dan kultur kerja dalam organisasi. Hasil penelitian Wardoyo (Harsono, 2006) tentang efektifitas kepemimpinan kepala sekolah yang menjelaskan bahwa fungsi dan peranan kepala sekolah pada saat ini memang sangat penting. Konsep Manajemen Berbasis Sekolah yang kembali digeliatkan oleh Kementerian Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah dewasa ini membutuhkan kepala sekolah yang memiliki kompetensi manajemen yang tinggi, mampu merencanakan tujuan sekolah, strategi yang akan ditempuh sekolah untuk mewujudkan tujuan sekolah, mampu mengorganisir seluruh sumber daya sekolah, mengorganisir kegiatan sekolah, mampu mengerakkan semua warga sekolah mencapai tujuan sekolah dan mampu melakukan pengontrolan terhadap sumber daya sekolah, sumber dana, dan kegiatan-kegiatan sekolah sehingga sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Sogi Hermanto * Dosen Universitas Negeri Palangkaraya 37
3 Kepala sekolah yang mampu mengemban tugas manajemen dengan baik akan mampu meningkatkan kinerja guru, sebaliknya kepala sekolah yang tidak mampu mengemban tugas manajemen dengan baik akan mengakibatkan rendahnya kinerja guru yang dipimpinnya (Harsono, 2006). Kepemimpinan yang efektif dari seorang kepala sekolah adalah kepemimpinan yang mampu menumbuhkan, memelihara, dan mengembangkan usaha dan iklim yang kooperatif dalam kehidupan organisasional, dan yang tercermin dalam kecekatannya mengambil keputusan. Sapari (Suryana, 2008) menyatakan bahwa untuk menjadi seorang kepala sekolah yang kreatif harus memahami beberapa perihal, antara lain bahwa seorang kepala sekolah harus demokratis, mau memahami keberadaan guru, baik segi kelebihannya maupun kelemahannya. Kepala sekolah jenis ini memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada guru untuk mengelola kelas dan keuangan yang menjadi tanggung jawabnya. Kepala sekolah yang demokratis selalu menerima masukan dari guru dan secara terus-menerus memberikan bimbingan yang efektif. Kepala sekolah yang demokratis akan memberikan kesempatan kepada guru untuk lebih kreatif. Tidak pernah sekalipun kepala sekolah yang demokratis menghambat setiap kemajuan yang tampak dalam diri guru yang menjadi mitra pengetahuan dan kreaktivitasnya. Tidak pernah sekalipun kepala sekolah yang demokratis menghambat setiap kemajuan yang tampak dalam diri guru yang menjadi mitra kerjanya. Berdasarkan beberapa pokok pikiran tersebut di atas, dapat dinyatakan bahwa salah satu faktor sekaligus faktor penting yang sangat menentukan tinggi rendahnya kinerja guru adalah kepemimpinan demokratis dari kepala sekolah. Purwanto (2006:34) menyatakan bahwa: Gaya kepemimpinan demokratis merupakan tipe kepemimpinan yang paling ideal, dan dianggap paling baik terutama untuk kepemimpinan pendidikan dalam upaya meningkatkan kinerja guru. Hal senada juga diungkap Daryanto (2011:34) menyatakan bahwa Kepemimpinan demokratis menempatkan manusia sebagai faktor utama dan yang paling penting dalam sebuah organisasi. Perwujudan dari tipe kepemimpinan ini didominasi perilaku sebagai pelindung, penyelamat, dan perilaku yang cenderung memajukan dan mengembangkan organisasi. Selain itu diwujudkan juga melalui perilaku kepemimpinan sebagai pelaksana. Dengan didominasi oleh ketiga perilaku kepemimpinan tersebut, maka dalam tipe ini diwarnai dengan upaya mewujudkan dan mengembangkan hubungan manusiawi yang efektif, berdasarkan prinsip saling menghormati dan menghargai antara yang satu dengan yang lain. Dalam tipe kepemimpinan demokratis selalu terlihat usaha untuk memanfaatkan setiap orang yang dipimpin. Anggota organisasi diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam Sogi Hermanto * Dosen Universitas Negeri Palangkaraya 38
4 setiap kegiatan. Partisipasi tersebut disesuaikan dengan jabatan maupun tingkat dan jenis kemampuan setiap anggota organisasi. Selain itu pengambilan keputusan dalam tipe kepemimpinan ini sangat mementingkan musyawarah, sehingga dalam pelaksanaan setiap keputusan tidak ada anggota yang merasa terpaksa. Berdasarkan hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) pada tah un 2013 yang dipublikasikan oleh LPMP Provinsi Kalimantan Tengah, diperoleh data yang menggembirakan tentang gambaran tingkat kinerja guru Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kota Palangka Raya. Dari 324 orang guru yang mengikuti UKG tersebut tercatat sebanyak 275 guru (85%) diantaranya lulus di atas standar, dan sisanya sebanyak 49 guru (15%) memperoleh hasil lulus dengan kriteria cukup (LPMP Kalteng, 2013). UKG dimaksudkan untuk mengetahui peta penguasaan guru pada kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Peta penguasaan kompetensi guru tersebut digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam pemberian program pembinaan dan pengembangan profesi guru. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dijelaskan bahwa pencapaian kinerja yang baik berdasarkan hasil UKG tahun 2013 bagi guru Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kota Palangka Raya tersebut tidak dapat dipungkiri salah satunya ditentukan oleh penerapan gaya kepemimpinan demokratis dari para kepala sekolah. Atas dasar pemikiran tersebut, maka penulis tertarik melaksanakan penelitian dengan judul: Hubungan Gaya Kepemimpinan Demokratis Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kota Palangka Raya. Tujuan penelitian adalah: (1) Untuk mengetahui deskripsi gaya kepemimpinan demokratis kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kota Palangka Raya, (2) Untuk mengetahui deskripsi kinerja guru Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kota Palangka Raya, (3) Untuk mengetahui ada/tidak ada hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan demokratis kepala sekolah terhadap kinerja guru Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kota Palangka Raya. METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian yang bersifat kuantitatif, karena hasil data dari angket yang diperlukan untuk mengungkap masalah, yaitu dalam bentuk skor angka data kuantitatif yang selanjutnya diolah dan diuji dengan teknik analisis statistik yang dikombinasikan menggunakan SPSS17 for windows. Sejalan dengan penjelasan di atas, maka rancangan penelitian ini diarahkan pula kepada jenis penelitian korelasi dengan menempatkan skor nilai gaya kepemimpinan demokratis kepala sekolah (X) dan skor nilai kinerja guru (Y) dengan memberikan interpretasi dari hasil yang diperoleh. Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru Sekolah Dasar Negeri di Kota Palangka Raya yang terdiri dari 6 buah Sekolah Dasar Negeri yang Sogi Hermanto * Dosen Universitas Negeri Palangkaraya 39
5 berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) sejumlah 118 orang guru. Sampel penelitian ditetapkan dengan menggunakan tabel Cohen Manion dan Marrison. Tabel Cohen Manion dan Marrison dapat dilihat bahwa jika populasi 120 orang, taraf signifikasi 95% dan alpha (α) 5% maka sampelnya sejumlah 100 orang. Dalam penyusunan instrumen digunakan model Rensis Likert yakni dengan option: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Cukup Se tuju (CS), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Masing-masing option diberikan bobot mulai dari 5 untuk sangat setuju hingga bobot 1 untuk option sangat tidak setuju. Kemudian mengkatagorikan sifat data tersebut ke dalam skala interval (Indriantoro, 2002:99). Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang meliputi: Observasi dan Angket. Untuk menganalisis data yang dikumpulkan, peneliti menggunakan teknik analisis statistik menggunakan rumus korelasi Product Moment yang dikombinasikan pula dengan program SPSS 17 for windows. Korelasi Product Moment adalah sebuah teknik untuk mencari korelasi antara dua variabel yang kerap digunakan. Dua variabel yang dimaksud adalah variabel gaya kepemimpinan demokratis kepala sekolah (X) dan kinerja guru (Y). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis data menggunakan rumus Product Moment yang dikombinasikan dengan SPSS 17 for windows menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat dan signifikan antara gaya kepemimpinan demokratis kepala sekolah terhadap kinerja guru SD Negeri di Kota Palangka Raya dengan besaran angka kolerasi yang dimaksud adalah sebesar 0,808 dibandingkandari pada taraf signifikan 5% = 0,195. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah gaya kepemimpinan demokratis kepala sekolah (X) dan kinerja guru (Y) sebagai variabel terikat. Berdasarkan hasil penelitian ini memperlihatkan adanya hubungan yang berarti antara gaya kepemimpinan demokratis kepala sekolah terhadap kinerja guru SD Negeridi Kota Palangka Raya. Artinya semakin demokratis gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala sekolah maka akan semakin tinggi kinerja guru. Purwanto (2006:34) menyatakan bahwa: Gaya kepemimpinan demokratis merupakan tipe kepemimpinan yang paling ideal, dan dianggap paling baik terutama untuk kepemimpinan pendidikan dalam upaya meningkatkan kinerja guru. Hasil penelitian Imrani (2012) tentang hubungan gaya kepemimpinan kepala madrasah terhadap kinerja guru mengatakan bahwa ada hubungan yang kuat dan signifikan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru. Sogi Hermanto * Dosen Universitas Negeri Palangkaraya 40
6 Secara empiris hasil penelitian terbukti bahwa gaya kepemimpinan demokratis kepala sekolah menjadi faktor penting dan sangat menentukan dalam kaitan peningkatan kinerja guru. Oleh karena itu, dalam kondisi yang bagaimanapun gaya kepemimpinan demokratis kepala sekolah tentu akan dapat membawa dampak yang baik sekali bagi upaya peningkatan kinerja guru SD Negeri di Kota Palangka Raya. Jadi kegiatan penelitian ini berimplikasi besar terhadap upaya peningkatan kinerja guru SD Negeri di Kota Palangka Raya. KESIMPULAN Berdasarkan data dan hasil analisis yang dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagaimana dalam uraian berikut: (1) Ditemukan bahwa gambaran dari gaya kepemimpinan demokratis kepala SD Negeri di Kota Palangka Raya adalah sangat baik (52%) dengan mean sebesar 105,1200, (2) Gambaran dari kinerja guru SD Negeri di Kota Palangka Raya adalah baik (50%) dengan mean sebesar 105,6000, dan (3) Gaya kepemimpinan demokratis kepala sekolah ternyata memiliki hubungan yang kuat dan signifikan terhadap kinerja guru SD Negeri di Kota Palangka Raya. Karena angka korelasi (rxy) = 0,808 dipandang lebih besar dari angka pada tarap signifikan 5% = 0,195. Sogi Hermanto * Dosen Universitas Negeri Palangkaraya 41
7 DAFTAR PUSTAKA Bestary, R. (2014). Pentingnya Penilaian Kinerja Guru Untuk Pengembangan Karir Guru. Diunduh pada tanggal 5 Maret 2015, dari Daryanto.(2011). Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media. Ditjen PMPTK. (2011). Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru (PK Guru). Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Harsono, B. (2006). Kemampuan Manajerial, Kemampuan Motivatorial, Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, dan Kinerja Guru Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Wonogiri. Tesis Magister, tidak diterbitkan, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Suryana, A. (2008). Paradigma Baru Pengembangan Tenaga Pendidik. Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Bandung. Purwanto, N. (2006). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Imrani, Z. R. (2012). Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah Terhadap Kinerja Guru di Madrasah Ibtidaiyah Ma arif Darul Huda Banturejo Sukoharjo Ngaglik Sleman Yogyakarta. Skripsi Sarjana, tidak diterbitkan, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Indriantoro, N. (2002). Metedologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE. Sogi Hermanto * Dosen Universitas Negeri Palangkaraya 42
KEMAMPUAN MANAJERIAL, KEMAMPUAN MOTIVATORIAL, GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 WONOGIRI TESIS
1 KEMAMPUAN MANAJERIAL, KEMAMPUAN MOTIVATORIAL, GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 WONOGIRI TESIS Diajukan Kepada Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia) dengan tingkat perkembangan bangsa-bangsa tersebut yang ditunjukkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagaimanapun pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembangunan suatu bangsa. Berbagai kajian dibanyak negara menunjukkan kuatnya hubungan antara pendidikan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
56 BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini akan menyajikan metode yang dipergunakan dalam penelitian ini, dengan cakupan uraian meliputi pendekatan penelitian, jenis penelitian, teknik pengumpulan data, populasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu:
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variable terikat (Y) : Kepuasan Kerja Karyawan. Variable bebas
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1301, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Pendidikan. Agama. Madrasah. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG KEPALA MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu agenda utama pemerintah Indonesia dalam pembangunan nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peran pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga pendidikan dipandang sebagai lembaga yang memiliki peran strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peran pendidikan sangat penting
Lebih terperinciPEDOMAN PENILAIAN PEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI TAHUN 2016
PEDOMAN PENILAIAN PEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI TAHUN 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT PEMBINAAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIKDASMEN
Lebih terperinciPEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 2 PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA GURU (PK GURU)
PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 2 PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA GURU (PK GURU) DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI PEMBELAJARAN OLEH GURU KELAS TERHADAP NILAI RAPORT SISWA DI SEKOLAH DASAR NEGERI. Sogi Hermanto
Hermanto, Hubungan Motivasi Pembelajaran oleh Guru Kelas 149 HUBUNGAN MOTIVASI PEMBELAJARAN OLEH GURU KELAS TERHADAP NILAI RAPORT SISWA DI SEKOLAH DASAR NEGERI Sogi Hermanto Prodi Manajemen Pendidikan
Lebih terperinciBAB 3 METODA PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian
25 BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kausal, yaitu tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatif. Menurut Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi (2002: 1): Penelitian eksplanatif adalah suatu jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Guru yang profesional, secara ideal, adalah seorang guru yang telah memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan ketentuan Undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan kegiatan pembelajaran, diperlukannya aktivitas organisasi sekolah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan utama pendidikan di sekolah dalam rangka mewujudkan tujuan kegiatan pembelajaran, diperlukannya aktivitas organisasi sekolah yang bermuara pada pencapaian
Lebih terperinciDIKLAT CALON TIM PENILAI JABATAN FUNGSIONAL GURU
PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 3 PANDUAN PENYELENGGARAAN DIKLAT CALON TIM PENILAI JABATAN FUNGSIONAL GURU KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN
Lebih terperinciPEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU
PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 3 PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CALON TIM PENILAI JABATAN FUNGSIONAL GURU KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. hendaknya metode penulisan dengan memperhatikan kesesuaian antara objek yang
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara atau prosedur untuk mengetahui dan mendapatkan data dengan tujuan tertentu yang menggunakan teori dan konsep yang bersifat empiris, rasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap organisasi memiliki sumber daya manusia yang saling mendukung satu sama lain untuk mencapai tujuan organisasi. Sumber daya manusia sebagai tenaga penggerak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan pendidikan formal. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengawas pendidikan mempunyai kedudukan yang strategis dan penting dalam membina dan mengembangkan kemampuan profesional guru dan kepala sekolah dengan tujuan agar sekolah
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Manajemen sumber daya manusia memiliki peranan yang penting terhadap keberhasilan audit dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Program pengembangan SDM
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan
BAB III METODOLOGI PEELITIA A. Pendekatan Penelitian Suatu penelitian terdapat dua macam pendekatan, yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan
Lebih terperinciHUBUNGAN PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI
HUBUNGAN PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI Upik Puspita Dewi Agus Timan Teguh Triwiyanto e-mail: upikpuspitadewi@gmail.com Abstract: This research has a purpose
Lebih terperinciMENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN
Lebih terperinciPERBEDAAN KINERJA GURU YANG TELAH BERSERTIFIKASI DENGAN NON SERTIFIKASI DI KOTA SURAKARTA
PERBEDAAN KINERJA GURU YANG TELAH BERSERTIFIKASI DENGAN NON SERTIFIKASI DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)
Lebih terperinciPENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KETRAMPILAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU
PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KETRAMPILAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan
Lebih terperinci2015, No menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Su
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.891, 2015 KEMENDIKBUD. Sumatera Barat. Jawa Tengah. Sulawesi Selatan. Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lembaga pendidikan madrasah khususnya di Kabupaten Lampung
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan lembaga pendidikan madrasah khususnya di Kabupaten Lampung Selatan sangat penting dan terkait dengan Kementerian Agama. Lembaga Kementerian Agama sangat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Pelatihan Divisi Sumber Daya Manusia (SDM) PT. INTI (Persero) 4.1.1 Bentuk-bentuk Pelatihan Bentuk-bentuk pelatihan kerja yang dilaksanakan di Divisi Sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu wadah yang sangat penting agar warga negara Indonesia dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Madrasah Tsanawiyah selaku lembaga pendidikan formal yang bertujuan menyiapkan para peserta didik (siswa), untuk dapat menjadi anggota masyarakat yang mempunyai
Lebih terperinciPengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Komunikasi Interpersonal Terhadap Kinerja Guru
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Komunikasi Interpersonal Terhadap Kinerja Guru Dwi Windu Satya Adriana (09110046) Mahasiswa PPKN IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Penelitian ini dilatabelakangi oleh Gaya kepemimpinan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG UJI KOMPETENSI GURU ATAU PENDIDIK LAINNYA DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciORGANIZATION CHANGE READINESS ASSESSMENT PADA PEJABAT STRUKTURAL SEKRETARIAT JENDERAL DPR RI
LAPORAN ASESMEN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI ORGANIZATION CHANGE READINESS ASSESSMENT PADA PEJABAT STRUKTURAL SEKRETARIAT JENDERAL DPR RI SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang paling utama dalam menghadapi era globalisasi dimana keberhasilan suatu bangsa dalam melaksanakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pendidikan Teknik Arsitektur yang beralamatkan di Jln. Setiabudhi No. 207 Bandung.
27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kampus Universitas Pendidikan Indonesia Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur yang beralamatkan di Jln. Setiabudhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya peningkatan Sumber daya Manusia salah satunya dilakukan melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun informal. Pendidikan yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode suvei dengan
5 BAB III METODE PENELITIAN Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode suvei dengan pendekatan korelasi, meliputi jenis dan penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. empiris hipotesis tersebut maka variabel yang akan diteliti adalah:
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat korelasi antara gaya kepemimpinan demokratis dengan kepuasan kerja. Untuk membuktikan secara
Lebih terperinciBAB II PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PPAI) 1. Landasan Hukum Pengawas Pendidikan Agama Islam ( PPAI ) Penagawas Madrasah sebagai berikut : 1
BAB II PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PPAI) A. Kajian Teori 1. Landasan Hukum Pengawas Pendidikan Agama Islam ( PPAI ) Pengawas merupakan sebagai tenaga kependidikan memiliki banyak peran dalam meningkatkan
Lebih terperinciJurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol1. No 1. Januari - Juni 2017 Halaman 1 11 ISSN
JURNAL BENCHMARKING Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol1. No 1. Januari - Juni 2017 Halaman 1 11 ISSN. 3459-2461 HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH TERHADAP KINERJA GURU DI MTS PONDOK PESANTREN MAWARIDUSSALAM
Lebih terperinciPEDOMAN PENERIMA TANDA KEHORMATAN SATYALENCANA PENDIDIKAN BAGI PENGAWAS SEKOLAH TAHUN 2016
PEDOMAN PENERIMA TANDA KEHORMATAN SATYALENCANA PENDIDIKAN BAGI PENGAWAS SEKOLAH TAHUN 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT PEMBINAAN TENAGA
Lebih terperinciHUBUNGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK SDN 1 SELAT TENGAH. Oleh: ABSTRAK
SULUH Jurnal Bimbingan Konseling, Agustus 2016, Volume 2 Nomor 2 (1-5) http://jurnal.umpalangkaraya.ac.id/ejurnal/suluh HUBUNGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK SDN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciHUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH. Sogi Hermanto
HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH Sogi Hermanto Prodi Manajemen Pendidikan FKIP Universitas Palangka Raya Jl. Yos Sudarso Palangka Raya Kalimantan Tengah 73111 e-mail:
Lebih terperinciDAMPAK KOMPETENSI PEDAGOGIK, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA GURU SMK KABUPATEN BLORA TESIS
DAMPAK KOMPETENSI PEDAGOGIK, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA GURU SMK KABUPATEN BLORA TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepala Madrasah memerlukan orang-orang yang mampu memimpin. pekerjaan profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh melalui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepala Madrasah memerlukan orang-orang yang mampu memimpin Madrasah dan profesional dalam bidang kependidikan. Namun kenyataan di lapangan membuktikan bahwa tidak semua
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.206, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Pengawas. Madrasah. Pendidikan Agama Islam. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWAS MADRASAH DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu hampir
Lebih terperinciPENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI
Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan Tahun 2014 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI Awaluddin Azhar Mahasiswa Prodi Manajemen Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Penataan sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif jenis korelasional, menggunakan
58 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif jenis korelasional, menggunakan metode exposed facto. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sugiyono (2009:115).
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel independent (X) : Iklim Organisasi
31 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini menguji hubungan variabel x dan y, kedua variabel tersebut adalah sebagai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. SMK Swdhipa 2 Natar yang ada di kabupaten Lampung Selatan.Proses
23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, Kondisi yang diteliti adalah kondisi alamiah (naturalistic) yang mana gejala/realitas/fenomena yang diteliti dapat diklasifikasikan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. guru dalam pengambilan keputusan, kepuasan kerja, dan iklim lembaga
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Sesuai dengan topik yang peneliti angkat yakni pengaruh keterlibatan guru dalam pengambilan keputusan, kepuasan kerja, dan iklim lembaga terhadap
Lebih terperincijtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt
Menimbang : jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permasalahannya berupa pola pikir pemerintah dalam struktur pemerintahan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan sejarah Indonesia, khususnya pada era Orde Baru terdapat berbagai permasalahan dalam pelaksanaan sistem pemerintahan Indonesia. Bentuk permasalahannya berupa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi. Menurut Sugiyono (2011), korelasi merupakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Seperti hubungan antara
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciNORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA (NSPK) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) FORMAL DAN PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA
SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 20 TAHUN 2010 TANGGAL 31 AGUSTUS 2010 NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA (NSPK) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) FORMAL DAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Berdasarkan hasil analisis deskriptif diketahui bahwa variabel iklim
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil analisis deskriptif diketahui bahwa variabel iklim organisasi
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA GURU (PK GURU)
PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 2 PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA GURU (PK GURU) KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
105 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan dihasilkan berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah dipaparkan adalah sebagai berikut. 5.1.1 Pengawasan akademik
Lebih terperinciLENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : Vol. 13 No. 1 (2018) 1 10
LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : 0216-7433 Vol. 13 No. 1 (2018) 1 10 PENERAPAN COACHING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DALAM SUPERVISI AKADEMIK PADA SMP BINAAN DINAS PENDIDIKAN KOTA
Lebih terperinciBUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG
SALINAN BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAGI GURU DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan paradigma baru dalam pendidikan, menuntut adanya kinerja kepala sekolah yang tinggi meliputi: partisipasi seluruh
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1 Definisi Konseptual Kepemimpinan merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan keberhasilan kinerja organisasi
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga harus dilakukan secara profesional. Oleh sebab itu, guru sebagai
Lebih terperinci2016, No Jabatan dan Pangkat Bagi Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil; Mengingat : 1. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan R
No. 523, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Jabatan dan Pangkat. Guru. Bukan PNS. Kesetaraan. Pemberian. Perubahan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciPEDOMAN PENILAIAN KINERJA PENGAWAS MADRASAH
PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PENGAWAS MADRASAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MADRASAH DIRJEN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA 2014 KATA PENGANTAR Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat
Lebih terperinciHUBUNGANKARAKTER KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PENGUSAHA KECIL MAKANAN OLAHAN ABSTRAK
HUBUNGANKARAKTER KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PENGUSAHA KECIL MAKANAN OLAHAN Luh Dina Ekasari Fakultas Ekonomi, Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang Email: luhdinaekasari@gmail.com ABSTRAK Cara seseorang
Lebih terperinciSERVICE DELIVERY. NO. KOMPONEN URAIAN 1. Persyaratan Pelayanan
STANDAR PELAYANAN PENILAIAN, PENETAPAN ANGKA KREDIT, DAN PENETAPAN JABATAN FUNGSIONAL GURU BAGI GURU MADYA PANGKAT PEMBINA TK I GOLONGAN RUANG IV/b KE ATAS SERVICE DELIVERY NO. KOMPONEN URAIAN 1. Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu pengalaman belajar yang terprogram dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu pengalaman belajar yang terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non formal maupun informal di sekolah dan luar sekolah yang berlangsung
Lebih terperinciPENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN MENGAJAR TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014
PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN MENGAJAR TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciPENGARUH PROFESIONALISME GURU DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMK BATIK 1 SURAKARTA 2013/2014
PENGARUH PROFESIONALISME GURU DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMK BATIK 1 SURAKARTA 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mutu sumber daya manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk membangun dan meningkatkan mutu sumber daya manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan. Sehingga
Lebih terperinciPEDOMAN PENETAPAN ANGKA KREDIT DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT PENGAWAS MADRASAH
PEDOMAN PENETAPAN ANGKA KREDIT DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT PENGAWAS MADRASAH Oleh : Team Penyusun KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DIREKTORAT PENDIDIKAN MADRASAH JAKARTA 2014
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 48 2015 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN DAN PERAN PENGAWAS SEKOLAH PENILIK DAN PAMONG BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan. Variabel bebas (X):
Lebih terperincibaku, rentang kelas, distribusi frekuensi dan grafik histogram.
155 BAB IV HASIL PENELITIAN Hasil penelitian yang akan diuraikan pada bab IV ini terdiri dari empat bagian yaitu: deskripsi data, pengujian persyaratan analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1653, 2013 KEMENTERIAN KESEHATAN. Fungsional Umum. Jabatan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2013 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL UMUM
Lebih terperinciMETODELOGI PENELITIAN. Data penelitian ini diperoleh dari jawaban responden terhadap pertanyaan yang diajukan,
III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional Variabel Data penelitian ini diperoleh dari jawaban responden terhadap pertanyaan yang diajukan, menyangkut persepsi responden terhadap berbagai variabel.
Lebih terperinciPEMENUHAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) BAGI GURU SDN DAN SDN KECAMATAN DELI TUA KABUPATEN DELI SERDANG
PEMENUHAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) BAGI GURU SDN. 101801 DAN SDN. 108075 KECAMATAN DELI TUA KABUPATEN DELI SERDANG Halimatussakdiah, Khairul Anwar Dosen Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED Jln. Willem
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang gaya kepemimpinan yang dapat
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang gaya kepemimpinan yang dapat memberikan motivasi kerja terhadap karyawan, digunakan metode deskriptif dengan pendekatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas peyelenggaraan pendidikan selalu terkait dengan masalah sumber daya manusia yang terdapat dalam institusi pendidikan tersebut. Masalah sumber daya manusia
Lebih terperinciPENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI KECAMATAN CIDOLOG KABUPATEN CIAMIS
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI KECAMATAN CIDOLOG KABUPATEN CIAMIS Oleh : IRA NURHAYATI NPM. 3506120046 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG
MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antar variabel, dan jika ada
58 BAB III METODE PENELITIAN 3. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan korelasional. Menurut Arikunto (00:70) pendekatan korelasional adalah penelitian yang
Lebih terperinciPEDOMAN PENILAIAN PROFIL KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR
MAKALAH PEDOMAN PENILAIAN PROFIL KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR OLEH: MUHAMMAD NURSA BAN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 13-17 OKTOBER, 2011 Makalah disampaikan dalam Bimbingan Teknis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan Undang- undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah membawa nuansa pembaharuan
Lebih terperinci2016, No Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparat
No.2044, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN-RB. Jabatan Fungsional. Pembina Jasa Konstruksi. Perubahan. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinci2016, No bagi Pegawai Negeri Sipil yang memangku Jabatan Fungsional Ahli Utama dan Ahli Madya; c. bahwa dalam rangka memenuhi formasi Jabatan
No.2043, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN-RB. Jabatan Fungsional. Pemeriksa. Perubahan. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
BAB I PENDAHULUHUAN A. Latar Belakang Masalah UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan memberikan skala kepada subjek yang diinginkan. Metode ini dipilih karena
Lebih terperinciKata Kunci : Supervisi Akademik, Budaya Sekolah, Mutu Mengajar A. Pendahuluan
Hubungan Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Budaya Sekolah dengan Mutu 1 Oleh: Rasda Tanggapili 2 ABSTRAK RASDA TANGGAPILI, G2G1 13 037, Hubungan Supervisi Akademik Kepala Mengajar Guru SD Negeri se-
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan (Moh. Nazir, 2005: 271). Menurut Sugiyono (2007:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pelaksanaan sistem otonomi daerah menuntut pengelolaan lembaga pendidikan dilakukan dengan menggunakan sistem manajemen berbasis sekolah yang implementasinya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Analisis Regresi antara Variabel Y1, Y2, Y3. Dan Y4 dengan X.
198 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Analisis Regresi antara Variabel Y1, Y2, Y3. Dan Y4 dengan X. a. Gaya Kepemimpinan Situasional Berpengaruh Terhadap Kompetensi Pedagogik guru
Lebih terperinci