KAJI TINDAKAN PARTISIPATIF PENINGKATAN DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT DESA BATUR KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJI TINDAKAN PARTISIPATIF PENINGKATAN DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT DESA BATUR KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG"

Transkripsi

1 KAJI TINDAKAN PARTISIPATIF PENINGKATAN DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT DESA BATUR KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG Peran Elite Desa Dalam Perbaikan Kesehatan Metabolik R.L.N.K Retno Triandhini 1,3, Yafet Pradikatama 2, Arwin Nusawakan 2, Yulius Ranimpi 2, Ferry F. Karwur 1,3 Program Studi Ilmu Gizi 1, Program Studi Keperawatan 2, Fakultas Ilmu Kesehatan dan Program Studi Magister Biologi 3 Universitas Kristen Satya Wacana Jalan Diponegoro dan Jalan Kartini 11a Salatiga, Jawa Tengah Alamat kontak: ferry.karwur@staff.uksw.edu ABSTRAK Studi Indikator Acuan (Reference Indicators) dalam Rangka Kaji Tindak Partisipatif Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang (Karwur dkk, tidak dipublikasikan) dan data tahun 2013 dari Puskesmas Getasan menunjukkan bahwa salah satu permasalah kesehatan di daerah ini adalah sindroma metabolik. Kaji-tindak partisipatif (Participatory Action Research) yang bertumpuh pada (A) kontekstualisasi lokasi dan sasaran serta persiapan sosial, dan (B) siklus berulang (1) rencanakan, (2) tindakan perbaikan bersama peneliti dan sasaran, (3) dokumentasi proses, serta (4) refleksi atas kegiatan dan rencana yang dilakukan, digunakan sebagai pendekatan untuk memperbaiki persoalan penyakit metabolik melalui perbaikan indikator antropometrik (berat badan) dan klinik (Tekanan darah, glukosa darah, kandungan kolestrol, konsentrasi asam urat darah) dari elit formal (perangkat desa) di Desa Batur. Untuk itu telah dilakukan pengukuran indikator kesehatan metabolik, pembahasan bersama dan individu terhadap hasil pengukuran indikator kesehatan metabolik, monitoring terhadap kemungkinan adanya perubahan pemahaman dan sikap, serta pemantauan atas imbasan elit ke warganya. Kata kunci: kaji tindak partisipatif, elit desa, desa Batur Kecamatan Getasan, sindroma metabolik ABSTRACT Participatory Action Research: Health Status Improvement of The People in Batur Village, Getasan District, Semarang Regency The Role of Village on Improving Metabolic Health Condition Reference indicators study in the participatory action research on health status improvement of people in Batur Village, Getasan District, Semarang Regency (Karwur et al, unpublished) and 2013 data of Getasan Primary Health Care shown that one of the health issues in the area is the metabolic syndrome. Participatory Action Research, which rely on (a) target and setting contextualization and social preparation, and (b) repetitive cycle of (1) planning (2) improvement actions with researchers and target, (3) process documentation and (4) reflection on the plan and action that were done, is used as an approach to help solving the issue of metabolic diseases through the improvement of anthropometrical indicators (body weight) and clinical (blood pressure, glucose, cholesterol and uric acid) of the village s officials or formal elites in the village. Several actions had been done: metabolic indicators measurement, discussion 380

2 with the people on the result of the measurement, monitoring on the possibility of the change in both understanding and attitude of the people and supervising on the elite s impact to the people. Keywords: Participatory action research, village elites, Batur Village, Getasan District, Metabolic Syndrome. LATAR BELAKANG Berdasarkan data yang diperoleh pada penelitian sebelumnya yaitu Studi Indikator Acuan (Reference Indicators) dalam Rangka Kaji Tindak Partisipatif Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang (Karwur dkk, 2014) dan data tahun 2013 dari Puskesmas Getasan, maka permasalah kesehatan kardiometabolik menjadi salah satu masalah kesehatan yang perlu menjadi prioritas penanganan di desa Batur. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dan data puskesmas tahun 2013, penyakit-penyakit seperti hipertensi, asam urat dan diabetes melitus termasuk dalam 10 penyakit terbanyak yang diderita penduduk Kecamatan Getasan. Jika dibandingkan data kedua data tersebut dapat diketahui bahwa penderita penyakit-penyakit tersebut cenderung meningkat (lihat Tabel 1). Tabel 1. Penyakit-Penyakit Utama di Wilayah Kerja Puskesmas Getasan tahun 2012 dan PENYAKIT UTAMA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GETASAN 2012 DAN 2013 Data Tahun 2012 Data Tahun 2013 ICD X Jenis Penyakit Jumlah Pasien Puskesmas Getasan ICD X Jenis Penyakit Jumlah Pasien Puskesmas Getasan 1802 ISPA 3, ISPA 2, Thypoid 1, Thypoid 1, Migraen 1, Chepalgia 1, Tukak Lambung Tukak Lambung 1, Penyakit Kulit Penyakit Kulit 643 Infeksi Infeksi 102 Diare Hipertensi Tekanan Darah Gastroenteritis 508 Tinggi 34 Sistem Otot & Asam Urat 428 Persendian 1903 Asma DM Kencing Manis Conjungtivis 248 Berdasarkan hasil kajian data-data tersebut di atas, perlu ada tindakan lebih lanjut agar terjadi peningkatan derajat kesehatan di Kecamatan Getasan. Salah satu metode yang dinilai efektif untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat adalah adanya dukungan dan keterlibatan dari masyarakat di daerah tersebut melalui kaji tindak partisipatif. Metode ini telah banyak diterapkan dalam berbagai bidang termasuk dalam bidang kesehatan (Korch dan Kralik, 2006). Peningkatan kesehatan dapat dilaksanakan dengan baik ketika kaji tindakan partisipatif masyarakat dilakukan (Culhane-Pera et.al, 2010) Metode ini sebelumnya juga telah diterapkan oleh Fakultas Ilmu Kesehatan di desa Binaus, Soe Nusa Tenggara Timur untuk menangani masalah kesehatan ibu dan anak. Hasil dari 381

3 kaji tindak partisipatif ini adalah adanya keberlanjutan program kesehatan ibu dan anak yang dikelola oleh kader posyandu dengan melibatkan Puskesmas dan peningkatan kesehatan masyarakat di wilayah tersebut. Pada pengabdian masyarakat ini yang menjadi kelompok sasaran adalah aparat pemerintahan desa dan tokoh masyarakat. Hal ini dilakukan karena kelompok sasaran tersebut yang dianggap memiliki kemampuan untuk dapat menyebarkan informasi tentang peningkatan kesehatan dengan cara yang efektif. Melalui pengabdian masyarakat ini diharapkan terjadi peningkatan kesehatan kardiometabolik masyarakat desa Batur melalui pendekatan kaji tindak partisipatif bersama elite desa yaitu aparat desa dan tokoh masyarakat. MASALAH Pengabdian masyarakat ini dilakukan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Pada penelitian tersebut diperoleh data bahwa ada beberapa indikator kesehatan terutama yang berkaitan dengan sejumlah penyakit tidak menular khususnya yang berkaitan dengan kardiometabolik yang prevalensinya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Permasalahan kesehatan ini perlu mendapat perhatian yang serius agar terjadi peningkatan derajat kesehatan di Kecamatan Getasan. Salah satu metode yang dinilai efektif untuk adalah adanya dukungan dan keterlibatan dari masyarakat di daerah tersebut. METODE PELAKSANAAN Desain Pelaksanaan Pengabdian Maysrakat ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kaji-Tindak Partisipatif untuk memperbaiki derajat kesehatan masyarakat Getasan, khususnya, berdasarkan studi tahun pertama, diusulkan untuk melakukan kaji tindak partisipatif dalam menangani persoalan: sindroma kardiometabolik (diabetes, stroke, tekanan darah tinggi). (Skema 1) (Karwur, 2015, unpublished). Sebagai bagian dari rangkaian kaji tindak partisipatif, dilakukan kegiatan-kegiatan seperti berikut ini: I. Persiapan Kelembagaan dan Sosial a. Pertemuan dengan Bupati dan Perangkat Bupati di Kantor Bupati Kab. Semarang Pada tanggal 19 Juni 2015, telah terjadi pertemuan antara Pemerintah Kabupaten Semarang pihak Universitas Kristen Satya Wacana untuk membicarakan tentang perpanjangan kerjasama. Pada pertemuan ini pihak Pemerintah Kabupaten Semarang diwakili oleh Kepala Bagian Pemerintahan Ibu Nunik serta wakil-wakil dari Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Bappeda, Badan Hukum, Badan Lingkungan Hidup (BLH), Bapermades dan Tim Koordinasi Kerjasam daerah sedangkan dari Universitas Kristen Satya Wacana, hadir beberapa pimpinan Fakultas, salah satunya adalah Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan. Ruang lingkup kerjasama yang telah disepakati pada pertemuan ini adalah: Pendidikan, Kesehatan, Pemberdayaan Masyarakat, Pengelolaan Lingkungan, Good Governance, Teknologi 382

4 Informasi dan Sosial Budaya dan Pariwisata. Ketika pihak UKSW mengutarakan penelitian yang telah dan sedang dilakukan di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, pihak Pemerintah Kabupaten Semarang mengungkapkan ketertarikannya terhadap penderita kasus TBC di daerah tersebut karena, informasi yang diperoleh saat ini masih dianggap belum cukup lengkap. PERSIAPAN SOSIAL Sindroma Kardiometabol ik (diabetes,strok e, tekanan darah tinggi) Rencana Refleksi DOKUMENTASI PROSES Aksi Perubahan di masyarakat Skema 1. Desain Penelitian Kaji-Tindak Partisipatif dalam Rangka Peningkatan Derajat Kesehatan di Desa Batur Kecamatan Getasan (Karwur, 2015, unpublished): b. Penandatanganan Perpanjangan MOU Menindaklanjuti pembicaraan kerjasama dengan bupati Kabupaten Semarang, maka pada tanggal 6 Agustus 2015 diadakan penandatanganan MoU antara Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Pada penadatanganan tersebut selain dihadiri oleh Wakil Bupati dan Rektor UKSW hadir pula Wakil Dekan dan Koordinator Hubungan Luar Fakultas Ilmu Kesehatan UKSW. Kesepakatan bersama yang dituangkan ke dalam MoU ini bertujuan untuk mewujudkan Kabupaten Semarang yang mandiri, tertib dan sejahtera salah satunya melalui bidang Kesehatan. c. Pembicaraan dengan Pihak Kecamatan Getasan Pada tanggal 15 Mei 2015, tim dari Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) ke Kantor Kecamatan untuk bertemu dengan Bapak Camat, namun karena beliau tidak ada maka kami ditemui oleh Staf Kecamatan yaitu Bapak Didik. Beliau adalah staf kantor kecamatan yang bertugas mengurusi surat keluar dan data statistik kecamatan Getasan. Tim dari FIK memberikan surat perijinan dari kesbangpol dan menjelaskan kepada Bapak Didik tentang kegiatan pengabdian masyarakat Kaji Tindak Partisipatif yang akan dilakukan di wilayahnya. Bapak Didik menyambut baik dan menyampaikan bahwa Pihak Kecamatan yang diwakili oleh Bapak Didik akan terlibat dalam beberapa kegiatan kaji tindak partisipatif ini jika diperlukan. Kebetulan pada saat yang bersamaan sedang ada pertemuan Kepala Desa se- Kecamatan Getasan. Oleh karena itu, setelah melakukan pembicaraan dengan pihak Kecamatan, tim dari FIK langsung diarahkan untuk bertemu langsung dengan kepala Desa Batur sekaligus menyerahkan surat tembusan perijinan. 383

5 d. Pembahasan dengan Puskesmas Pembicaraan dengan pihak PUSKESMAS dilakukan tanggal 12 Juli Pihak PUSKESMAS diwakili oleh ibu Ana selaku wakil Kepala PUSKESMAS Getasan. Pada dasarnya pihak PUSKESMAS Getasan mendukung pelaksanaan kaji tindak partisipatif ini dan bersedia untuk membantu dalam pengumpulan data dan memberikan data-data kesehatan yang dibutuhkan. e. Pembicaraan dan Pembahasan dengan Kepala Desa dan Sekertaris Desa Bertempat di Balai Desa Batur, Dusun Godang Kecamatan Getasan pada tanggal 1 Juni 2015, tim dari FIK bertemu dengan Kepala Desa dan Sekertaris Desa. Pada kesempatan ini, tim melakukan perkenalan dan menyampaikan maksud dan tujuan pengabdian masyarakat yang akan dilakukan di Desa Batur. Tim juga meminta ijin untuk dapat bertemu dan melibatkan perangkat desa dan tokoh masyarakat. Pada kesempatan ini tim lebih banyak berbicara dengan Sekertaris Desa, karena Kepala Desa ada keperluan lain yang harus diselesaikan. Pembicaraan dengan Sekertaris Desa tidak hanya terbatas pada perkenalan, penyampaian dan perijinan saja namun berkembang menjadi diskusi tentang masalah-masalah kesehatan yang dalami masyarakat di desa Batur. f. Pembahasan dengan Perangkat Desa dan Dusun Pada tanggal 3 Juni 2015 bertepatan dengan pertemuan rutin para perangkat desa di balai desa, tim dari FIK diberikan waktu khusus untuk melakukan bertemu dengan perangkat desa. Hadir pada pertemuan ini 15 orang perangkat desa yang terdiri dari Kepala Desa Batur yaitu Bapak Radik, Sekertaris Desa yaitu Bapak Bachtiar dan 12 Kepala Dusun/Kadus (Kadus Nglelo, Kadus Batur Wetan, Kadus Dukuh, Kadus Selongisor, Kadus Diwak, Kadus Krangkeng, Kadus Wonosari, Kadus Gondang, Kadus Senden, Kadus Ngringin, Kadus Rejosari, Kadus Tawang) dan ibu ketua PKK Desa Batur. Pada pertemuan ini, tim dari FIK memperkenalkan diri dan memberikan penjelasan tentang pengabdian masyarakat yang akan dilakukan di desa ini dengan melibatkan para perangkat desa dan tokoh masyarakat. Pada kesempatan ini juga terjadi pembahasan tentang penyakit-penyakit yang sering menjadi permasalahan masyarakat desa Batur. II. Kaji-Tindak A. Pertemuan Perencanaan Pada tanggal 3 Juni 2015 bertepatan dengan pertemuan rutin para perangkat desa di balai desa, tim dari FIK diberikan waktu khusus untuk melakukan bertemu dengan perangkat desa. Hadir pada pertemuan ini 15 orang perangkat desa yang terdiri dari Kepala Desa Batur yaitu Bapak Radik, Sekertaris Desa yaitu Bapak Bachtiar dan 12 Kepala Dusun/Kadus (Kadus Nglelo, Kadus Batur Wetan, Kadus Dukuh, Kadus Selongisor, Kadus Diwak, Kadus Krangkeng, Kadus Wonosari, Kadus Gondang, Kadus Senden, Kadus Ngringin, Kadus Rejosari, Kadus Tawang) dan ibu ketua PKK Desa Batur. Selain dilakukan perkenalan dan penjelasan tentang pengadian masyarakat melalui kaji tindak partisipatif yang akan dilakukan, tim dari FIK dan perangkat desa melakukan Focus Group Discussion untuk mengetahui isu-isu kesehatan utama yang dihadapi masyarakat yang memerlukan intervensi. 384

6 B. Rangkaian Intervensi Intervensi 1: Identifikasi Masalah Kesehatan Bersama dan Rumusan Intervensi Intervensi pertama terjadi pada tanggal 3 Juni 2015, dimana antara tim FIK UKSW bertemu dengan perangkat desa untuk melakukan FGD. Pada pertemuan ini terjadi diskusi tentang permasalahan kesehatan utama pada masyarakat. Para perangkat desa yang terdiri dari Kepala Desa, Sekertaris Desa, Kadus Nglelo, Kadus Batur Wetan, Kadus Dukuh, Kadus Selongisor, Kadus Diwak, Kadus Krangkeng, Kadus Wonosari, Kadus Gondang, Kadus Senden, Kadus Ngringin, Kadus Rejosari, Kadus Tawang dan ibu ketua PKK Desa Batur menyetujui untuk dites kesehatannya melalui pengukuran tekanan darah, kadar gula, asam urat, hipertensi dan kolesterolnya pada pertemuan berikutnya. Intervensi 2: Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Tim melakukan pemeriksaan kesehatan berupa pengukuran tekanan darah, kadar gula,asam urat dan kolsterol kepada 5 orang tokoh masyarakat, 2 orang kepala dusun, 4 orang kepala sekolah, 1 orang komite sekolah, istri kepala desa dan 1 orang staf harian kantor desa. Pada saat pemeriksaan kesehatan terjadi interaksi antara tim peneliti yang melakukan pengukuran dengan tokoh masyarakat, kepala dusun, kepala sekolah, anggota komite sekolah, istri kepala desa dan staf harian kantor desa yang diukur. Interaksi ini berupa tanya jawab seputar keadaan kesehatan mereka setelah tes kesehatan dilakukan Intervensi 3: Memberikan penjelasan tentang hasil pengukuran secara individu dan secara kelompok Setelah dilakukan pengolahan data hasil pengukuran kesehatan, tim melakukan pertemuan kembali dengan aparat pemerintahan yang terdiri dari Kepala Desa, Sekertaris Desa, beberapa kepala dusun dan tokoh masyarakat. Pertemuan ini bertujuan untuk menyampaikan hasil pengukuran tes kesehatan yang telah dilakukan. Dalam menyampaikan dan mendiskusikan hasil tes kesehatan, tim peneliti menggunakan dua pendekatan yaitu secara kelompok: Menjelaskan dan mendiskusikan hasil tes kesehatan dalam pertemuan bersama (nama disamarkan dengan menggunakan inisial) dan secara individu: Memberikan hasil tes masingmasing individu secara tertulis, dalam amplop tertutup. Di dalam amplop tertera hasil tes kesehatan dan diberikan penjelasan tentang hasil tes tersebut. Pada pendekatan yang kedua ini, diskusi juga dilakukan secara individu. Pengumpulan dan Analisis Data Pengumpulan data pada kaji tindak partisipatif berupa pendokumentasian proses. Setiap bentuk program, pertemuan, dan kontak dengan kelompok masyarakat, lembaga formal, maupun informal, dan keluarga didokumentasikan. Data dinamis yang diperoleh dari proses kaji tindak partisipatif yaitu rencana-aksi-refleksi merupakan input yang digunakan sebagai laporan akhir. Lokasi dan Waktu Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan pada bulan Juli-Oktober 2015 di desa Batur Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Di desa ini, masalah-masalah kesehatan terkait penyakit kardiometabolik masih banyak dijumpai. 385

7 HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data-data yang diperoleh maka tim peneliti FIK UKSW membuat rencana tentang kegiatan kaji tindakif partisipatif dalam menangani persoalan kesehatan penyakit kardiometabolik di Desa Batur Kecamatan Getasan. Kelompok sasaran untuk permasalahan penyakit kardiometabolik yang menjadi adalah aparat pemerintah desa dan tokoh masyarakat A. Intervensi Intervensi 1: Identifikasi Masalah Kesehatan Bersama dan Rumusan Intervensi Tindakan: Tim peneliti FIK UKSW bertemu dengan perangkat desa yang terdiri dari Kepala Desa, Sekertaris Desa, Kadus Nglelo, Kadus Batur Wetan, Kadus Dukuh, Kadus Selongisor, Kadus Diwak, Kadus Krangkeng, Kadus Wonosari, Kadus Gondang, Kadus Senden, Kadus Ngringin, Kadus Rejosari, Kadus Tawang dan ibu ketua PKK Desa Batu untuk melakukan FGD. Pada pertemuan ini didiskusikan tentang masalah-masalah kesehatan utama pada masyarakat dan bagaimana cara meningkatkan kesehatan masyarakat. Pada Kesempatan ini para perangkat desa yang hadir menyetujui untuk dites kesehatannya melalui pengukuran tekanan darah, kadar gula, asam urat, hipertensi dan kolesterolnya pada pertemuan berikutnya. Hasil: o Terjadi kesepakatan tentang bahwa masalah kesehatan kardiometabolik merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang perlu mendapat perhatian khusus o Para perangkat desa yang hadir menyetujui untuk dites kesehatannya melalui pengukuran tekanan darah, kadar gula, asam urat, hipertensi dan kolesterolnya pada pertemuan berikutnya Tindak Lanjut: o Melakukan intervensi berikutnya yaitu melakukan tes kesehatan perangkat desa dengan cara mengukur pengukuran tekanan darah, kadar gula, asam urat, dan kolesterolnya pada pertemuan berikutnya Intervensi 2: Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Tindakan: Melakukan pengukuran tekanan darah, kadar gula, asam urat, dan kolesterol kepada perangkat desan dan tokoh masyarakat yang hadir. Hasil Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Glukosa, Asam Urat dan Kolesterol pada Perangkat Desa Batur 19 Juni 2015 No Nama L/P Tekanan BB Hasil Periksa Keluhan darah (Kg) Glucosa Cholesterol Urid acid 1. AN L 100/70 (mg/dl) (mg/dl) (mg/dl) 46, (batas maksimal) Puasa, Pilek, batuk 2. IN L 110/70 76, (tinggi) 5.6 (batas maksimal) puasa 386

8 3. AG L 120/ (tinggi) Tidak puasa, Belum pernah mengonsumsi obat untuk menurunkan kolesterol, sedang mengonsumsi obat untuk menurunkan asam urat ± 2 tahun 4. SD L 110/ (batas maksimal) Puasa, Tangan sering kesemutan 5. AN P 140/ (tinggi) 6. MS L 120/80 7. RM L 110/ (tinggi) 8. LS P 190/ (tinggi) 9. SS L 120/90 10 WN P 100/ (batas maksimal) 240 (tinggi) 5.8 (batas maksimal) 387 Tidak puasa, Sering pusing, flu, batuk, vertigo, merasa tebal di ujung jari. klien telah menjalani diet rendah garam dan rendah karbohidrat selama 2 bulan. Tidak sedang mengonsumsi obat darah tinggi Puasa, Riwayat TD tinggi, sering merasa tegang di leher, Puasa, Cepat merasa kantuk, sering merasa pusing dan kaku di bagian leher Puasa Sedang merasa Sakit di punggung, kerongkongan sering terasa kering walau sudah minum air putih. Riwayat diabetes Sedang mengonsumsi obat untuk menurunkan kadar kolesterol (simvastatin)selama ± 2 bulan, 2 bulan terakhir tanpa resep dokter. Mengonsumsi terong belanda selama ±5bulan sebagai makanan untuk menurunkan kolesterol dan TD, tapi merasa tidak ada perubahan (batas maksimal ) (batas maksimal ) Puasa, sering merasa pegal di persendian Puasa, Sering cepat capek 11 SW L 100/ (tinggi) 5.8 (batas Puasa, Riwayat merokok,

9 maksimal ) 12 SL L 110/ (batas maksimal ) 13 NG L 120/ (batas maksimal ) 14 PJ P 100/ (tinggi) Tidak puasa, sering merasa pusing Puasa, sering merasa pengal linu di persendian Tidak puasa, Sakit di persendian, belum pernah mengonsumsi obat untuk menurunkan kadar asam urat Tindak Lanjut: Tim Peneliti akan memaparkan hasil tes kesehatan dan memberikan penjelasan serta rekomendasi-rekomendasi baik secara kelompok maupun individu Intervensi 3: Memberikan penjelasan tentang hasil pengukuran secara individu dan secara kelompok Tindakan: Tim memaparkan hasil pengukuran, mendiskusikan dan memberikan rekomendasirekomendasi secara individu dan secara kelompok. Secara kelompok adalah dengan pemaparan hasil pengkuran pada seluruh perangkat desa dan menyampaikan informasi tentang penyakit kardiometabolik yaitu diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol dan asam urat. Selain itu tim, memberikan amplop kepada masing-masing perangkat desa yang isinya adalah hasil pengukuran tes kesehatan yang bersangkutan serta rekomendasi-rekomendasi terkait dengan hasil tee kesehatan meraka. Hasil: Para perangkat desa yang hadir pada saat pemaparan merasa sangat senang memperoleh hasil pengukuran dan informasi yang disampaikan oleh tim peneliti. Seperti yang disampaikan Kadus Gondang: kalau nanti pas posyandu bisa ta sampekan ke mbah-mbah, setelah dari sini. Selain itu juga terjadi diskusi dan tanya jawab antara perangkat desa dan tim peneliti. Tindak Lanjut: Mencari informasi apakah pengetahuan tentang kesehatan kardiometabolik yang mereka terima disampaikan kepada keluarga atau masyarakat disekitar mereka. Analisis Respon Aparat Pemerintah Desa Batur No. Respons Jangkauan Kepala Dusun Gondang: kalau nanti pas posyandu bisa ta sampekan ke mbah-mbah, setelah dari sini Interpretasi: Kepala Dusun Gondang sudah memiliki keinginan untuk menyapaikan informasi kesehatan kardiometabolik ke masyarakat, dalam hal ini lansia yang mengikuti posyandu 2 Kepala Dusun Madu

10 Kalau saya, saya bilang ke istri supaya masaknya jangan pakai minyak yang banyak, yang sudah hitam. Nih, kolesterol saya naik. Interpretasi Kepala Dusun Madu telah menyampaikan informasi kesehatan kardiometabolik khususnya kolesterol kepada keluarga terdekat yaitu istrinya 3 Kepala Dusun Batur Pas dikasih hasilnya, ya malamnya kami cerita-cerita sama pak RT yang datang ke rumah, ya tentang hasil periksa saya Interpretasi:Kepala Dusun Batur telah menyampaikan informasi kesehatan kardiometabolik kepada masyarakat dalam hal ini pakrt 4 Kepala Dusun Wonosari Ya itu tetangga saya ada yang tekanan darahnya naik, kolesterolnya juga tinggi sampe gejala stroke seperti kakinya gak bisa jalan itu, sudah berhenti rokok 3 bulan tapi waktu tanya ke dokternya suruh merokok, gitu...jadi mana yang betul rokok bikin darah tinggi dan kolesterol atau ndak? Lha wong dianjurkan sama dokternya. Interpretasi: Kepala Dusun Wonosari telah memiliki kesadaran diri sendiri akan kesehatan kardiometabolik tetapi belum menyampaikannya kepada orang lain disekitarnya 5 Kepala Dusun Ngelo Jadi makanan yang pake minyak dan berlemak harus dihentikan atau bagaimana? Kalau ibu-ibu sukanya masak ayam itu direbus dulu, lalu ayamnya empuk, digoreng. Air sisa rebusan itu, atasnya ada seperti minyaknya, nah itu diambil lalu ditambahkan ke gorengan ayam tadi, nah kebiasan itu harus di stop atau bagaimana? Interpretasi: Kepala Dusun Ngelo sudah memiliki kesdaran diri tentang kesehatan kardiometabolik. Kepala dusun ini bertanya, agar dapat memberitahu informasi yang benar kepada orang-orang di sekitarnya 6 Kepala Dusun Rejosari Kemarin itu saya makan daun singkong dimasak dengan kepala sapi. Malamnya langsung ndak bisa tidur, yah gimana mbak kadang kepengan makan juga, tapi saya bilang ke orang-orang rumah supaya saya diingetin supaya makannya dibatesi Interpretasi: Kepala Dusun Rejosari telah menyampaikan informasi tentang kesehatan kardiometabolik kepada keluarganya Keterangan 1: diri sendiri 2: keluarga inti (pasangan, anak) 3: Keluarga lebih luas 4: Masyarakat sekitar rumah (tetangga atau satu RT) 5: Masyarakat lebih luas (di luar RT) Berdasarkan data analisis respon perangkat desa yang telah diberi informasi tentang penyakit kardiometabolik dapat dilihat bahwa sebagian perangkat desa telah berusah untuk 389

11 menularkan informasi yang mereka peroleh ke lingkungan sekitar mereka. Diharapkan jika informasi tersebut dapat ditularkan terus-menerus ke lingkungannya, maka akan terjadi perubahan derajat kesehatan masyarakat di desa tersebut. KESIMPULAN Desa Batur adalah salah satu desa dari 13 desa yang berada di wilayah Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Berdasarkan data yang diperoleh pada penelitian sebelumnya yaitu Studi Indikator Acuan (Refernce Indicators) dalam Rangka Kaji Tindak Partisipatif Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang (Karwur dkk, 2014) dan data tahun 2013 dari Puskesmas Getasan, maka permasalah kesehatan yang perlu menjadi prioritas penanganan di desa Batur salah satunya adalah sindroma kardiometabolik (diabetes, stroke, tekanan darah tinggi). Melalui Kaji Tindak Partispatif dilakukan intervensi-intervensi dimana dilakukan Focus Group Discussion, pengukuran kesehatan perangkat desa, dan pemberian informasi tentang penyakit kariometabolik khususnya diebetes, tekanan darah tinggi, kolesterol dan asam urat. Secara pribadi, para perangkat desa memperoleh rekomendasi terkait dengan keadaan kesehatannya. Harapan bahwa perangkat desa menularkan informasi ke lingkungan sekitar telah dilakukan oleh beberapa orang. DAFTAR PUSTAKA Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2007).Laporan Hasil Kesehatan Dasar Nasional. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2010). Laporan Hasil Kesehatan Dasar Nasional. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Culhane-Pera K.A., Allen, M., Pergament, S.L., Call, K., Adawe, A., Tore. R., Hang, M., Jama, F., Navas, M., Ortega, L., Vue P., Young, T.T. (2010). Improving Health through Community Based Participatory Action Research. Clinical and Health Affair. Minnesota Medicine. Karwur, F.F. dkk. (2012). Kaji Tindak Partisipatif Proses Modifikasi Tradisi Melahirkan Atoni Meto untuk Meningkatkan Kesehatan Maternal dan Bayi di Desa Binaus Kecamatan Mollo Tengah, Kabupaten Timor Tengah Selatan Nusa Tenggara Timur..Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian kesehatan Republik Indonesia. Karwur, F.F. dkk (2014). Laporan Hibah Bersaing Studi Indikator Acuan (Refernce Indicators) dalam Rangka Kaji Tindak Partisipatif Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Koch, T dan Kralik, B. (2006). Participatory Action Research in Health Care. Blacwell Publishing 390

12 SESI TANYA JAWAB Nama Pemakalah Nama Penanya Asal Institusi Isi Pertanyaan Jawaban RLNK Retno Triandhini Nina Sevani UKRID A Jakarta Bagaimana hasil pengukuran yang dilakukan? Apa ada tindakan lanjutan setelah di dapat hasil pengukuran? Hasil pengukuran yang dilakukan dengan skala laboratorium menunjukkan ada beberapa penyakit kardiometabolik yang serius seperti hipertensi, kadar gula darah (diabetes), hipertensi, kolesterol dan asam urat yang tinggi. Bagi penderita diberikan edukasi terkait penyakit kardiometabolik, dilakukan proses monitoring/pemeriksaan berkala dan FGD untuk memastikan apakah ada perubahan perilaku hidup sehat dari para perangkat desa pada khususnya dan masyarakat umum pada umumnya. 391

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Konsep Kaji-Tindak Partisipatif Perbaikan. dalam Upaya Peningkatan Kesehatan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Konsep Kaji-Tindak Partisipatif Perbaikan. dalam Upaya Peningkatan Kesehatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Kaji-Tindak Partisipatif Perbaikan Status Kesehatan bagi Tokoh Masyarakat di Desa Batur dalam Upaya Peningkatan Kesehatan Dalam penelitian kaji-tindak partisipatif

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN , ISSN X

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN , ISSN X KAJI TINDAK PARTISIPATIF PERBAIKAN STATUS KESEHATAN TOKOH MASYARAKAT TERKAIT PARAMETER-PARAMETER KESEHATAN METABOLIK DI DESA BATUR, KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN SEMARANG Dhanang Puspita 1,4,Widoyoko 2,

Lebih terperinci

DETEKSI DINI DIABETES MELLITUS PADA IBU-IBU PKK SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEHAMILAN RESIKO TINGGI

DETEKSI DINI DIABETES MELLITUS PADA IBU-IBU PKK SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEHAMILAN RESIKO TINGGI DETEKSI DINI DIABETES MELLITUS PADA IBU-IBU PKK SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEHAMILAN RESIKO TINGGI Kudarti 1, Ike Rina Wulandari 2, Rifa Caturiningsih 3 Prodi DIII Kebidanan, Akademi Kebidanan Mardi Rahayu

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi mengakibatkan terjadinya pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab timbulnya penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara untuk lebih serius dalam menangani masalah kesehatan, baik masalah

BAB I PENDAHULUAN. negara untuk lebih serius dalam menangani masalah kesehatan, baik masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan di dunia merupakan tanggung jawab bersama dalam menanggulanginya demi terwujudnya masyarakat sehat. Hal ini mendorong setiap negara untuk lebih serius

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pasien Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Immanuel Bandung dengan Terkontrolnya Kadar Glukosa Darah.

Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pasien Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Immanuel Bandung dengan Terkontrolnya Kadar Glukosa Darah. 91 Lampiran 1 Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pasien Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Immanuel Bandung dengan Terkontrolnya Kadar Glukosa Darah. Data umum pasien: 1. Nama : 2. Jenis kelamin :

Lebih terperinci

PELAYANAN TERPADU (PANDU) PTM DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP) (KONSEP DASAR & RUANG LINGKUP)

PELAYANAN TERPADU (PANDU) PTM DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP) (KONSEP DASAR & RUANG LINGKUP) PELAYANAN TERPADU (PANDU) PTM DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP) (KONSEP DASAR & RUANG LINGKUP) DR.dr.H.RACHMAT LATIEF, SPpD-KPTI.,M.Kes., FINASIM Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

DIABETES MELLITUS (PENYAKIT GULA)

DIABETES MELLITUS (PENYAKIT GULA) DIABETES MELLITUS (PENYAKIT GULA) AFRIYANI, S.Kep 04121004 PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN GERONTIK PSIK-FK UNAND PADANG 2008 Apa itu Diabetes Melitus (DM)..?? Suatu keadaan tingginya kadar gula darah karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit metabolik yang selalu mengalami peningkat setiap tahun di negara-negara seluruh dunia. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) yang. berdampak terhadap meningkatnya populasi Lanjut Usia (Lansia).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) yang. berdampak terhadap meningkatnya populasi Lanjut Usia (Lansia). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pemerintah dalam pembangunan kesehatan adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) yang berdampak terhadap meningkatnya populasi Lanjut

Lebih terperinci

10 Komplikasi Diabetes dan Obat Alami Diabetes Untuk Melawannya

10 Komplikasi Diabetes dan Obat Alami Diabetes Untuk Melawannya 10 Komplikasi Diabetes dan Obat Alami Diabetes Untuk Melawannya Obat Alami Diabetes Serta Pencegahan Terhadap Komplikasi Diabetes Diabetes meningkatkan risiko Anda terhadap banyak masalah kesehatan serius.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami. penurunan akibat proses degeneratif (penuaan) sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami. penurunan akibat proses degeneratif (penuaan) sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat proses degeneratif (penuaan) sehingga penyakit banyak muncul pada lansia. Selain itu masalah degeneratif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Pemeliharaan Kesehatan terhadap Penyakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Pemeliharaan Kesehatan terhadap Penyakit BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Pemeliharaan Kesehatan terhadap Penyakit Sindrom Metabolik Upaya pemeliharaan kesehatan meliputi aspekaspek promotif, preventif, kuratif, serta rehabilitatif secara tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai waktu dan umur (Irianto, 2014). Penyakit degeneratif. dan tulang salah satunya adalah asam urat (Tapan, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai waktu dan umur (Irianto, 2014). Penyakit degeneratif. dan tulang salah satunya adalah asam urat (Tapan, 2005). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dewasa ini penyakit tidak menular kurang lebih mempunyai kesamaan dengan beberapa sebutan lainnya seperti salah satunya penyakit degeneratif (Bustan, 2007). Disebut

Lebih terperinci

DISABILITAS PENDERITA ARTHRITIS DI MASYARAKAT POSO SULAWESI TENGAH [Studi di Desa Tangkura Poso Pesisir Selatan]

DISABILITAS PENDERITA ARTHRITIS DI MASYARAKAT POSO SULAWESI TENGAH [Studi di Desa Tangkura Poso Pesisir Selatan] DISABILITAS PENDERITA ARTHRITIS DI MASYARAKAT POSO SULAWESI TENGAH [Studi di Desa Tangkura Poso Pesisir Selatan] SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan tentang pelaksanaan PROLANIS pada penderita diabetes melitus dan hipertensi di Puskesmas Banjardawa Kabupaten Pemalang, maka dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Smeltzer, 2013). Penyakit ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, keberhasilan pembangunan ekonomi di Indonesia telah membuat kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping berhasilnya pembangunan

Lebih terperinci

KUESIONER SAKIT GULA (DIABETES MELITUS/DM)

KUESIONER SAKIT GULA (DIABETES MELITUS/DM) KUESIONER SAKIT GULA (DIABETES MELITUS/DM) I. SOSIAL Identitas Diri 1. Nama Inisial : 2. Alamat : 3. Umur : 4. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan 5. BB terakhir : kg 6. TB terakhir : cm 7. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes melitus (DM) sebagai penyakit yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemia dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang dihubungkan

Lebih terperinci

Asuhan Keperawatan Pasien Rujuk Balik dengan Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Jalan. RSUD Kota Yogyakarta

Asuhan Keperawatan Pasien Rujuk Balik dengan Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Jalan. RSUD Kota Yogyakarta Purnomo, S.KM Instalasi Rawat Jalan RSUD Kota Yogyakarta Asuhan Keperawatan Pasien Rujuk Balik dengan Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Jalan RSUD Kota Yogyakarta OLEH: TUJUAN PENGELOLAAN DM SECARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan BAB I PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan diperhatikan oleh pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan kesejahteraan suatu

Lebih terperinci

3 KUESIONER PENELITIAN

3 KUESIONER PENELITIAN Lampiran 3 KUESIONER PENELITIAN FAKTOR FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP KEPATUHAN PASIEN DM TIPE 2 DALAM KONTEKS ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELITUS DI RS HASAN SADIKIN BANDUNG Petunjuk Pengisian : 1.

Lebih terperinci

KONSULTASI GIZI UNTUK MENINGKATKAN TERAPI DIET BAGI PENDERITA PENYAKIT DEGENERATIF PADA KELOMPOK IBU-IBU PKK DUSUN PRAYAN GUMPANG KECAMATAN KARTASURA

KONSULTASI GIZI UNTUK MENINGKATKAN TERAPI DIET BAGI PENDERITA PENYAKIT DEGENERATIF PADA KELOMPOK IBU-IBU PKK DUSUN PRAYAN GUMPANG KECAMATAN KARTASURA KONSULTASI GIZI UNTUK MENINGKATKAN TERAPI DIET BAGI PENDERITA PENYAKIT DEGENERATIF PADA KELOMPOK IBU-IBU PKK DUSUN PRAYAN GUMPANG KECAMATAN KARTASURA Yuli Kusumawati dan Siti Zulaekah Fakultas Ilmu Kedokteran

Lebih terperinci

ABSTRACT PENDAHULUAN SOSIALISASI FLU BURUNG SERTA PEMERIKSAAN JUMLAH SEL DARAH PUTIH DAN TROMBOSIT PENDUDUK DESA BERABAN KABUPATEN TABANAN

ABSTRACT PENDAHULUAN SOSIALISASI FLU BURUNG SERTA PEMERIKSAAN JUMLAH SEL DARAH PUTIH DAN TROMBOSIT PENDUDUK DESA BERABAN KABUPATEN TABANAN SOSIALISASI FLU BURUNG SERTA PEMERIKSAAN JUMLAH SEL DARAH PUTIH DAN TROMBOSIT PENDUDUK DESA BERABAN KABUPATEN TABANAN A.A.WIRADEWI LESTARI Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Unversitas Udayana

Lebih terperinci

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan

Lebih terperinci

BAB III METODE STUDI KASUS. secara intensif misalnya satu klien, keluarga, kelompok, komunitas, atau institusi

BAB III METODE STUDI KASUS. secara intensif misalnya satu klien, keluarga, kelompok, komunitas, atau institusi BAB III METODE STUDI KASUS 3.1 Desain/Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian studi kasus. Studi kasus merupakan rancangan penelitian yang mencakup pengkajian satu unit penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia. 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kesehatan adalah masalah kompleks yang merupakan hasil dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia. Datangnya penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO) tahun 2011 jumlah penyandang diabetes melitus di dunia 200 juta jiwa, Indonesia menempati urutan keempat

Lebih terperinci

Obat Penyakit Diabetes dan Berbagai Komplikasi Neuropati

Obat Penyakit Diabetes dan Berbagai Komplikasi Neuropati Obat Penyakit Diabetes dan Berbagai Komplikasi Neuropati Berbagai Jenis Neuropati Serta Cara Menanganinya Dengan Obat Penyakit Diabetes Kerusakan saraf akibat diabetes disebut diabetic neuropathy. Sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan suatu keadaan akibat terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi koroner. Penyempitan atau penyumbatan

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA ORANG DEWASA DI KOTA PADANG PANJANG TAHUN 2011 OLEH:

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA ORANG DEWASA DI KOTA PADANG PANJANG TAHUN 2011 OLEH: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA ORANG DEWASA DI KOTA PADANG PANJANG TAHUN 2011 OLEH: RORO UTAMI ADININGSIH No BP : 0910335075 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada populasi umum, pria lebih banyak yang menderita penyakit ini dari pada wanita (pria 39 % dan wanita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kronik adalah suatu kondisi dimana terjadi keterbatasan pada kemampuan fisik, psikologis atau kognitif dalam melakukan fungsi harian atau kondisi yang memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai masalah kesehatan global terbesar di dunia. Setiap tahun semakin

BAB I PENDAHULUAN. sebagai masalah kesehatan global terbesar di dunia. Setiap tahun semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Melitus merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang mengalami peningkatan pada setiap tahunnya. Penyakit ini lebih dikenal sebagai silent

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004). BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal. Salah satu PTM yang menyita banyak perhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada beberapa Negara industri maju dan Negara berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. pada beberapa Negara industri maju dan Negara berkembang seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gagal jantung menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama pada beberapa Negara industri maju dan Negara berkembang seperti Indonesia. Data epidemiologi untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia akibat berkurangnya sekresi insulin, berkurangnya penggunaan glukosa,

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena diabetes mencapai orang per tahun. (1) diabetes mellitus. Sehingga membuat orang yang terkena diabetes mellitus

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena diabetes mencapai orang per tahun. (1) diabetes mellitus. Sehingga membuat orang yang terkena diabetes mellitus BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes menjadi penyebab kematian keempat di dunia. Tiap tahun 3,2 juta orang meninggal lantaran komplikasi diabetes. Tiap sepuluh detik ada satu orang atau tiap

Lebih terperinci

FORMULIR PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS STIKES HANG TUAH SURABAYA

FORMULIR PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS STIKES HANG TUAH SURABAYA FORMULIR PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS STIKES HANG TUAH SURABAYA A. DATA DASAR KELUARGA 1. Nama Kepala Keluarga :... 2. Umur :... 3. Agama :... 4. Pendidikan :... 5. Pekerjaaan :... 6. Suku :...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Indonesia sering terdengar kata Transisi Epidemiologi atau beban ganda penyakit. Transisi epidemiologi bermula dari suatu perubahan yang kompleks dalam pola kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia. Penderita Diabetes Mellitus diperkirakan akan terus

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia. Penderita Diabetes Mellitus diperkirakan akan terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM), kini menjadi ancaman yang serius bagi umat manusia di dunia. Penderita Diabetes Mellitus diperkirakan akan terus meningkat dari tahun ke tahun.

Lebih terperinci

PENJELASAN PENELITIAN. : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perawatan Diri Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Kecamatan Medan Johor

PENJELASAN PENELITIAN. : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perawatan Diri Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Kecamatan Medan Johor Lampiran 1 PENJELASAN PENELITIAN Judul Penelitian Peneliti : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perawatan Diri Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Kecamatan Medan Johor : Annisah Sepwika Sari NIM :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah suatu penyakit gangguan metabolisme yang disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan insulin,

Lebih terperinci

PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT WAY DENTE

PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT WAY DENTE DINAS KESEHATAN TULANG BAWANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT WAY DENTE KECAMATAN DENTE TELADAS KABUPATEN TULANG BAWANG Jl. Raya Way Dente, Dente Teladas TULANG BAWANG KERANGKA ACUAN PEMBINAAN PELAKSANAAN KEGIATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang melebihi 140/90 mmhg yang dikonfirmasikan pada berbagai kesempatan

BAB I PENDAHULUAN. yang melebihi 140/90 mmhg yang dikonfirmasikan pada berbagai kesempatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Hipertensi merupakan tekanan yang tinggi dalam arteri dengan tingkat yang melebihi 140/90 mmhg yang dikonfirmasikan pada berbagai kesempatan (Gardner, 2007). Sementara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) atau penyakit kencing manis telah menjadi beban besar sebagai suatu masalah kesehatan masyarakat. Hal ini disebabkan oleh karena morbiditas DM

Lebih terperinci

2014 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG HIPERTENSI DI RW 05 DESA DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG

2014 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG HIPERTENSI DI RW 05 DESA DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah faktor resiko utama dari penyakit-penyakit kardiovaskular yang merupakan penyebab kematian tertinggi di setiap negara. Data WHO (2011) menunjukan,

Lebih terperinci

DIABETES MELITTUS APAKAH DIABETES ITU?

DIABETES MELITTUS APAKAH DIABETES ITU? DIABETES MELITTUS APAKAH DIABETES ITU? Diabetes Melitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat menghasilkan atau menggunakan insulin secara efektif. Insulin

Lebih terperinci

RS PERTAMINA BALIKPAPAN

RS PERTAMINA BALIKPAPAN D MUHAMMAD IQBAL Dr. IQBAL, S Sp.JP JP RS PERTAMINA BALIKPAPAN RS. 2 Penyakit Kardiovascular : Penyakit Jantung Koroner (PJK ) menyebabkan 7.2 juta kematian di dunia di tahun 1996 14% dari total kematian

Lebih terperinci

STUDI PERILAKU PENGOBATAN DAN PENGELOLAAN DIABETES MELLITUS DI KELURAHAN PURWODADI DAN DESA TRUWOLU JAWA TENGAH SKRIPSI. Disusun Oleh : Irma Aryani

STUDI PERILAKU PENGOBATAN DAN PENGELOLAAN DIABETES MELLITUS DI KELURAHAN PURWODADI DAN DESA TRUWOLU JAWA TENGAH SKRIPSI. Disusun Oleh : Irma Aryani STUDI PERILAKU PENGOBATAN DAN PENGELOLAAN DIABETES MELLITUS DI KELURAHAN PURWODADI DAN DESA TRUWOLU JAWA TENGAH SKRIPSI Disusun Oleh : Irma Aryani 462008091 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental Semu (Quasi Experiment Design) yaitu desain. Rancangan yang dipilih adalah One Group Pretest-Postest

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental Semu (Quasi Experiment Design) yaitu desain. Rancangan yang dipilih adalah One Group Pretest-Postest BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Melihat dari rumusan masalah yang ada, yaitu untuk mengetahui apakah air rebusan daun salam berpengaruh terhadap penurunan kadar asam urat pada

Lebih terperinci

Mitos dan Fakta Kolesterol

Mitos dan Fakta Kolesterol Mitos dan Fakta Kolesterol Oleh admin Selasa, 01 Juli 2008 09:19:20 Apakah mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tidak baik bagi tubuh? Apakah kita tak boleh mengonsumsi makanan berkolesterol?

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum di negara berkembang. Hipertensi yang tidak segera ditangani berdampak pada munculnya penyakit degeneratif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari gangguan produksi insulin atau gangguan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat dalam darah, lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat dalam darah, lebih dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat dalam darah, lebih dari 7,0 mg/dl pada laki-laki dan lebih dari 5,7 mg/dl darah pada wanita (Soeroso dan Algristian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. semakin meningkat dari tahun ke tahun. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. semakin meningkat dari tahun ke tahun. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit yang prevalensinya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 90% penderita diabetes di seluruh dunia merupakan penderita

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 90% penderita diabetes di seluruh dunia merupakan penderita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prevalensi penyakit diabetes secara global diderita oleh sekitar 9% orang dewasa berusia 18 tahun ke atas pada tahun 2014. Diabetes menjadi penyebab besarnya jumlah

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB III RESUME KEPERAWATAN BAB III RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian Asuhan Keperawatn Keluarga dilakukan pada tanggal 20 Juni 2010 pada keluarga Tn. L (45 th), dengan alamat Sambiroto kecamatan Tembalang, Semarang. Keluarga ini

Lebih terperinci

Laporan Pengabdian Masyarakat

Laporan Pengabdian Masyarakat Laporan Pengabdian Masyarakat Pemeriksaan Tekanan Darah Dan Glukosa Darah Serta Penyuluhan Pencegahan Serangan Stroke Pada Lansia Di Desa Sukajadi Kecamatan Pujud Kabupaten Rokan Hilir Oleh : Ketua : dr.

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN DIABETES MELLITUS MELALUI PILIHAN NUTRISI DAN DIET PADA ANGGOTA LANSIA DUSUN SOROGENEN I, PURWOMARTANI, KALASAN, SLEMAN, YOGYAKARTA Oleh

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PEMBERIAN LAYANAN INFORMASI OBAT PADA KOMUNITAS PEDULI OSTEOARTHTRITIS DAN DIABETES MELLITUS DESA KALIABU RW 13, BANYURADEN, GAMPING, SLEMAN. Oleh : Pramitha Esha

Lebih terperinci

Definisi Diabetes Melitus

Definisi Diabetes Melitus Definisi Diabetes Melitus Diabetes Melitus berasal dari kata diabetes yang berarti kencing dan melitus dalam bahasa latin yang berarti madu atau mel (Hartono, 1995). Penyakit ini merupakan penyakit menahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif sensitivitas sel terhadap insulin, akan memicu munculnya penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif sensitivitas sel terhadap insulin, akan memicu munculnya penyakit tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit kronis yang dapat meningkatkan dengan cepat prevalensi komplikasi kronis pada lansia. Hal ini disebabkan kondisi hiperglikemia

Lebih terperinci

Lampiran 1. PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM :

Lampiran 1. PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM : Lampiran 1 PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM : 1401100002 NO KEGIATAN PENELITIAN 1. Tahap Persiapan A. Penentuan Judul B. Mencari Literatur C. Studi Pendahuluan D. Menyusun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes Mellitus (DM) di dunia. Angka ini diprediksikan akan bertambah menjadi 333 juta orang pada tahun

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH

KERANGKA ACUAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH KERANGKA ACUAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH 1. PENDAHULUAN Permasalahan kesehatan yang dihadapi sampai saat ini cukup kompleks, karena upaya kesehatan belum dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Berdasarkan

Lebih terperinci

Diabetes Mellitus Type II

Diabetes Mellitus Type II Diabetes Mellitus Type II Etiologi Diabetes tipe 2 terjadi ketika tubuh menjadi resisten terhadap insulin atau ketika pankreas berhenti memproduksi insulin yang cukup. Persis mengapa hal ini terjadi tidak

Lebih terperinci

Wulansari, 8 Ida Ayu Suptika Strisanti, 9 Made Rismawan 1,2,3,4,5,6,7,8,9 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bali

Wulansari, 8 Ida Ayu Suptika Strisanti, 9 Made Rismawan 1,2,3,4,5,6,7,8,9 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bali Pemeriksaan Kesehatan dan Pengobatan Gratis Berbasis Fisik, Psikologi dan Budaya di Dusun Selat Desa Perean Tengah Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan 1 I Gede Putu Darma Suyasa, 2 IGA Rai Rahayuni, 3

Lebih terperinci

YANDU LANSIA dr. Kartika Ratna Pertiwi JURDIK BIOLOGI FMIPA UNY YOGYAKARTA

YANDU LANSIA dr. Kartika Ratna Pertiwi JURDIK BIOLOGI FMIPA UNY YOGYAKARTA YANDU LANSIA dr. Kartika Ratna Pertiwi JURDIK BIOLOGI FMIPA UNY YOGYAKARTA Pendahuluan Taraf kesehatan masyarakat yang meningkat disertai meningkatnya fasilitas kesehatan berdampak pada semakin meningkatnya

Lebih terperinci

Obat Herbal Diabetes Pencegah Ketoasidosis & Keton

Obat Herbal Diabetes Pencegah Ketoasidosis & Keton Obat Herbal Diabetes Pencegah Ketoasidosis & Keton Obat Herbal Diabetes Pencegah Ketoasidosis Diabetes ketoasidosis (Diabetic Keto Acidosis DKA) adalah suatu kondisi serius yang dapat mengakibatkan Diabetik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan jumlah usia lanjut meningkat (Mulyani, 2009). banyak penduduk lanjut usia (Kompas, Edisi 17 April 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan jumlah usia lanjut meningkat (Mulyani, 2009). banyak penduduk lanjut usia (Kompas, Edisi 17 April 2012). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya usia harapan hidup merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara dalam bidang peningkatan dan pencegahan penyakit yang mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan zaman membawa dampak yang sangat berarti bagi perkembangan dunia, tidak terkecuali yang terjadi pada perkembangan di dunia kesehatan. Sejalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) sebagai suatu penyakit tidak menular yang cenderung

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) sebagai suatu penyakit tidak menular yang cenderung BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) sebagai suatu penyakit tidak menular yang cenderung meningkat jumlahnya penyebab kesakitan dan kematian. Penyakit ini di tandai dengan peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak cukup memproduksi insulin atau ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara

Lebih terperinci

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup masyarakat menjadi pola hidup tidak sehat telah mendorong terjadinya berbagai penyakit yang mempengaruhi metabolisme tubuh. Penyakit akibat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu dalam darah. Insulin adalah suatu hormon yang diproduksi pankreas

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu dalam darah. Insulin adalah suatu hormon yang diproduksi pankreas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah atau hiperglikemia. Glukosa dibentuk di hati dari makanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penderita 7,3 juta jiwa (International Diabetes Federation

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penderita 7,3 juta jiwa (International Diabetes Federation BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) atau yang lebih dikenal sebagai penyakit kencing manis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah (hiperglikemi)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus adalah penyakit metabolisme yang merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan kadar glukosa darah di atas

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG A. Pendahuluan Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular. Saat ini penyakit kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1775, 2015 KEMENKES. Penyakit Tidak Menular. Penanggulangan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGAN PENYAKIT TIDAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang disebabkan karena keadaan hiperglikemia (kadar gula dalam darah meningkat). Penyakit ini sendiri sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai masyarakat dunia berkomitmen untuk ikut merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini dituangkan menjadi 4 misi yaitu Meningkatkan derajat kesehatan. tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan

BAB I PENDAHULUAN. ini dituangkan menjadi 4 misi yaitu Meningkatkan derajat kesehatan. tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Visi pembangunan kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan. Visi ini dituangkan menjadi 4 misi yaitu Meningkatkan

Lebih terperinci

EPIDEMIOLOGI DIABETES MELLITUS

EPIDEMIOLOGI DIABETES MELLITUS EPIDEMIOLOGI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus, DM diabaínein (bhs yunani): διαβαίνειν,, tembus atau pancuran air Mellitus (bahasa Latin): rasa manis dikenal di Indonesia dengan istilah penyakit kencing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menular (noncommunicable diseases). Terjadinya transisi epidemiologi

BAB I PENDAHULUAN. menular (noncommunicable diseases). Terjadinya transisi epidemiologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dewasa ini sedang dihadapkan pada terjadinya transisi epidemiologi, transisi demografi dan transisi teknologi, yang mengakibatkan terjadinya perubahan pola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan penurunan relatif insensitivitas sel terhadap insulin (Corwin, 2009). Sedangkan menurut Chang, Daly,

Lebih terperinci

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes type 2: apa artinya? Diabetes tipe 2 menyerang orang dari segala usia, dan dengan gejala-gejala awal tidak diketahui. Bahkan, sekitar satu dari tiga orang dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena 6 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) yang lebih dikenal sebagai penyakit kencing manis adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena ketidakmampuan tubuh membuat

Lebih terperinci

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013 Kehamilan Resiko Tinggi Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013 Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya.

Lebih terperinci

BAB III RESUME KASUS

BAB III RESUME KASUS BAB III RESUME KASUS A. Pengkajian 1. Data identitas Asuhan keperawatan keluarga dilakukan pada tanggal 25 januari 2009 sampai dengan06 febuari 2009 pada keluarga Tn. M yang tinggal di kelurahan Tlogosari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. absolut. Bila hal ini dibiarkan tidak terkendali dapat menjadi komplikasi metabolik

BAB 1 PENDAHULUAN. absolut. Bila hal ini dibiarkan tidak terkendali dapat menjadi komplikasi metabolik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi normal dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh ENY SULISTYOWATI J

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh ENY SULISTYOWATI J PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG TERAPI DIET TERHADAP PENGETAHUAN DAN PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TOROH 1 KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang prevalensinya tiap tahun semakin meningkat. Di Asia Pasifik, Indonesia menempati peringkat kedua dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi politik dan ekonomi saat ini mengakibatkan perubahan pada tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi politik dan ekonomi saat ini mengakibatkan perubahan pada tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fluktuasi politik dan ekonomi saat ini mengakibatkan perubahan pada tingkat kesejahteraan masyarakat, demikian halnya dengan fokus perhatian masalah kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya. Dari data-data yang ada dapat

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya. Dari data-data yang ada dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Kesehatan Indonesia diarahkan guna mencapai pemecahan masalah kesehatan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang

Lebih terperinci

Banyaknya masalah yang ditemukan dalam program Puskesmas Pauh. dilakukan penentuan prioritas masalah yang merupakan masalah terbesar.

Banyaknya masalah yang ditemukan dalam program Puskesmas Pauh. dilakukan penentuan prioritas masalah yang merupakan masalah terbesar. 4.2 Prioritas Masalah Banyaknya masalah yang ditemukan dalam program Puskesmas Pauh tidak memungkinkan untuk diselesaikan sekaligus atau seluruhnya, sehingga perlu dilakukan penentuan prioritas masalah

Lebih terperinci

ANALISA KASUS. Apabila keton ditemukan pada darah atau urin, pengobatan harus cepat dilakukan karena

ANALISA KASUS. Apabila keton ditemukan pada darah atau urin, pengobatan harus cepat dilakukan karena ANALISA KASUS 1. Diabetes Melitus tipe I Diabetes Melitus adalah suatu penyakit metabolic yang ditandai dengan terjadinya keadaan hiperglikemi akibat kekurangan sekresi insulin, kerja insulin, maupun keduanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus, merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus, merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus, merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh tubuh tidak mampu memproduksi hormon insulin atau karena penggunaan tidak efektif dari produksi insulin,

Lebih terperinci