PENGGUNAAN FILM PENDEK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS IX A SMP NEGERI 1 GEROKGAK
|
|
- Verawati Iskandar
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGGUNAAN FILM PENDEK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS IX A SMP NEGERI 1 GEROKGAK Komang Ayu Agustina 1, Gede Artawan 2, Made Astika Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e_mail: {km.ayuagustina@gmail.com 1, gartawan@yahoo.com 2, tulanggadang@yahoo.com 3 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan (1) langkah-langkah pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan film pendek sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Gerokgak; (2) hasil penggunaan film pendek sebagai upaya untuk cerpen siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Gerokgak; (3) respons siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Gerokgak dalam pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan film pendek. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Gerokgak yang berjumlah 40 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, tes, dan kuesioner. Data yang diperoleh dari metode tes dan metode kuesioner dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Langkah pembelajaran menggunakan film pendek dibagi menjadi tiga tahap, yaitu pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Pada tahap pendahuluan, guru memberikan apersepsi terkait materi. Pada tahap kegiatan inti, guru membimbing siswa dalam membuat cerpen. Pada tahap penutup, guru melakukan refleksi dan evaluasi mengenai pembelajaran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan film pendek dapat meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa. Peningkatan skor rata-rata keterampilan menulis cerpen sebesar 3,40, yaitu dari rata-rata 77,30 menjadi 80,70. Hasil respons siswa sangat positif, ini dapat dilihat dari 40 orang siswa yang mengisi kuesioner, 32 atau 80% siswa memberikan respons sangat positif, 8 atau 20% siswa memberikan respons positif, dan tidak ada siswa yang memberikan respons cukup positif, kurang positif, dan sangat kurang positif terhadap penggunaan film pendek dalam meningkatkan kemampuan menulis cerpen. Kata kunci: film pendek, menulis cerpen ABSTRACT This study aims to describe (1) the steps of learning to write short stories by using the short film as an effort to improve the ability to write short stories A class IX students of SMP Negeri 1 Gerokgak; (2) the results of the use of the short film as an effort to improve the ability to write short stories A class IX students of SMP Negeri 1 Gerokgak; (3) A response class IX students of SMPN 1 Gerokgak in learning to write short stories using short films. The subjects were students of class IX A SMP Negeri 1 Gerokgak totaling 40 people. Data collection method used in this research is the method of observation, tests and questionnaires. The data obtained from the test methods and methods of questionnaires were analyzed with descriptive qualitative and quantitative techniques. Learning step using short films divided into three stages, namely the introduction, core activities, and cover. At the preliminary stage, the teacher gives apperception related material. At this stage of core activities, the teacher playing the short film as a medium of learning to write short stories. In the closing stages, teachers reflect and evaluation about learning. Results of this study indicate that the use of short films can improve students' ability to write short stories. An increase in the average score of 3.40 short story writing 1
2 skills, ie an average of into Results of a student's response is very positive, it can be seen from the 40 students who filled out a questionnaire, 32 or 80% of students responded very positively, 8 or 20% of students gave a positive response, and no student is responding quite positive, less positive, and very less positive towards the use of short films in enhancing the ability to write short stories. Keyword: short film, write short stories PENDAHULUAN Menulis merupakan salah satu bagian terpenting bagi kehidupan, baik dalam dunia pendidikan maupun masyarakat sehari-hari. Terkadang, makna menulis sebagai suatu keterampilan disepadankan dengan pengertian mengarang, karena pada dasarnya menulis adalah mengarang atau merangkai kalimat. Kartono (2009:17) menyatakan bahwa menulis merupakan sebuah aktivitas yang kompleks, bukan hanya sekadar mengurutkan kalimatkalimat, melainkan lebih dari itu. Menulis adalah proses menuangkan pikiran dan menyampaikan kepada khalayak. Hal ini berarti dalam kegiatan menulis akan terjadi proses berpikir secara kritis dari seseorang untuk menghasilkan suatu tulisan. Cerpen adalah cerita fiksi yang menceritakan sebagian kisah kehidupan tokoh, baik kisah yang mengharukan maupun menyedihkan dengan penceritaan yang singkat, (Suharma. dkk, 2007:5). Cerita yang disajikan dalam cerpen sangat singkat karena hanya menceritakan sebagaian kecil kehidupan tokohnya. Pengajaran sastra tampaknya kurang mendapat perhatian, khususnya dalam bidang tulis-menulis. Kegiatan pembelajaran sastra cenderung terbatas pada pengajaran teori dan membaca sastra semata. Keempat aspek yang merupakan keterampilan dasar dalam berbahasa, belum tercermin secara tepat dalam pengajaran sastra. Pengajaran cerpen sering disalahartikan. Sering pengajaran menulis cerpen bukan untuk membuat sebuah cerita pendek, melainkan untuk mengetahui definisi cerpen itu sendiri, mengetahui unsur-unsur pembentuk cerpen, dan nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen tersebut. Sikap kritis dan kreativitas siswa untuk menggali cerpen seakan tersingkirkan oleh pengajaran konvensional yang masih dominan diterapkan. Kurikulum menghendaki bahwa suatu pembelajaran pada dasarnya tidak hanya mempelajari tentang konsep, teori, dan fakta, tetapi juga aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, materi pembelajaran tidak hanya tersusun atas hal-hal sederhana yang bersifat hapalan dan pemahaman, tetapi juga tersusun atas materi yang menuntut kreativitas siswa. Namun, saat ini kegiatan pembelajaran khususnya menulis masih menjadi masalah dalam pengembangan kreativitas siswa. Siswa masih belum mampu mengembangkan ide dan kreativitasnya untuk ditungkan menjadi sebuah karya tulis. Hambatan dalam pengembangan dan peningkatan kemampuan menulis cerpen sebagaimana digambarkan, juga terjadi di SMP Negeri 1 Gerokgak. Dari hasil observasi awal peneliti menemukan adanya kesulitan siswa kelas IX A dalam menulis cerpen. Dalam hal ini siswa mengalami kesulitan untuk menentukan tema dan membuat alur cerita selain itu, siswa kurang tertarik menulis cerpen. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran dan siswa, dapat ditarik kesimpulan mengenai faktor-faktor penyebab rendahnya kemampuan menulis cerpen tersebut. Pembelajaran menulis cerpen oleh guru hanya menggunakan metode 2
3 ceramah tanpa ada metode tanya jawab dan pemodelan. Guru jarang menggunakan media lain selain papan tulis dalam setiap pembelajaran. Siswa kurang aktif bertanya apabila ada materi yang kurang dimengerti. Mengingat adanya permasalahan tersebut, hasil yang dicapai oleh siswa dalam menulis cerpen baru mencapai skor hanya 67, padahal kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang semestinya diperoleh siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah 75. Dari 40 orang siswa yang mendapatkan nilai tuntas hanya 19 orang (47,50%), sedangkan 21 orang (52,50%) mendapatkan skor di bawah KKM. Selain itu, siswa merasa tidak sanggup untuk menyusun rangkaian kalimat serta menentukan tema yang akan mereka tulis. Hal ini menyebabkan kurangnya minat siswa dalam mempelajari keterampilan berbahasa, khususnya keterampilan menulis cerpen. Adanya kemauan dan minat siswa, penggunaan metode yang tepat, serta media penunjang akan dapat memotivasi siswa dalam menulis sebuah cerpen dengan baik dan benar. Penggunaan media sangat penting kehadirannya dalam pelajaran. Minimnya penggunaan media oleh guru selama ini perlu diatasi sedikit demi sedikit. Siswa hanya dijejali teori tentang menulis, cara menulis, dan ketentuanketentuan menulis. Sementara, teori tersebut jarang dipraktikkan. Pembelajaran yang konvensional ini tentu saja jarang atau bahkan tidak menggunakan media. Padahal, pemanfaatan media memiliki peran yang penting terhadap pencapaian kualitas pembelajaran. Gagne (dalam Sadiman dkk, 2009) menyatakan bahwa media dapat merangsang siswa untuk belajar. Artinya, media dapat membangkitkan semangat siswa untuk mengikuti pelajaran. Selain itu, siswa akan termotivasi dan mampu berkreasi untuk menghasilkan suatu karya pada saat proses belajarmengajar berlangsung. Media yang sesuai dengan karakteristik dan paling dekat dengan siswa, yaitu hal-hal yang bersentuhan langsung dengan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran yang dimaksud adalah dengan menggunakan media film pendek. Melalui film pendek, siswa diharapkan terpancing untuk menumbuhkan minat, menemukan tema serta mampu menyusun alur cerita yang bisa dituangkan ke dalam sebuah cerpen. Selain itu film merupakan suatu karya seni yang ditayangkan dalam bentuk audio visual. Dengan adanya film sebagai karya seni, siswa dapat merasa terkesan dan memiliki wawasan tentang realitas kehidupan sosial yang ada di sekitarnya. Sumarno (1996:28) menyatakan bahwa film mempunyai kemampuan kreatif untuk menciptakan suatu realitas rekaan sehingga menjadi pembanding terhadap realitas yang sebenarnya. Sehingga realitas imajiner tersebut dapat menawarkan rasa keindahan, renungan, atau sekadar hiburan. Maka dari itu dalam tampilannya film sudah memiliki tema dan alur cerita yang cukup jelas karena dalam pembuatan sebuah film, semua skenario sudah dipersiapkan dengan matang. Hal ini menunjukkan bahwa sebuah film memiliki kualitas dan nilai estetika yang sangat tinggi. Mengingat begitu pentingnya peranan media untuk mendukung proses pembelajaran, peneliti dan guru sepakat untuk menggunakan film pendek sebagai media untuk meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa. Dengan menggunakan media film, kesulitan yang dihadapi siswa ketika 3
4 menulis cerpen dapat dikurangi. Siswa akan lebih mudah untuk memilih dan mengembangkan tema ke dalam tulisan. Hal ini dikarenakan dalam satu film memiliki banyak permasalahan yang bisa diangkat menjadi sebuah cerpen oleh siswa. Siswa juga akan lebih mudah untuk menyusun kerangka tulisan yang akan dibuat dalam bentuk cerpen. Alasan lain mengapa media film dipilih karena dalam film khususnya film pendek terkandung sebagian besar bahkan keseluruhan unsur-unsur pembangun cerpen. Dengan menyaksikan, menonton, dan menikmati film pendek diharapkan siswa mendapatkan sebuah rangsangan untuk menulis sebuah cerpen dengan mengangkat topik-topik yang ada dalam film. Unsur-unsur seperti tema, alur, penokohan, latar, konflik, amanat serta dialog sudah tersaji dalam film pendek. Dengan demikian, siswa telah mampu memberikan respons yang positif dan kreatif dalam mengapresiasai sastra. Selain itu juga, film pendek memiliki durasi di bawah 50 menit. Film pendek dapat saja hanya berdurasi 60 detik, yang penting ide dan pemanfaatan media komunikasinya dapat berlangsung efektif. Media film pendek yang digunakan sebagai media pembelajaran adalah film pendek yang mengandung dan menyampaikan pesan-pesan moral kepada siswa, selain itu juga film yang dapat merangsang imajinasi siswa. Film pendek yang berjudul Juni Waktu Itu merupakan film yang sangat tepat digunakan sebagai media pembelajaran. Selain memiliki keberagaman masalah yang disampaikan, film ini juga dirasa dekat dengan kehidupan siswa. Peneliti telah menemukan beberapa penelitian sejenis mengenai kemampuan menulis cerpen ataupun media pembelajaran yang digunakan. Penelitian yang pertama berjudul Penggunaan Media Film sebagai Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Naskah Drama Siswa Kelas XI IPA2 SMA Negeri 1 Payangan oleh I Wayan Dodi Eka Titra Yana. Subjek penelitian tersebut adalah siswa kelas XI IPA2 SMA Negeri 1 Payangan yang berjumlah 35 orang. Penelitian tersebut bertujuan untuk naskah drama siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh penggunaan media film terhadap kemampuan menulis naskah drama pada siswakelas XI IPA yang terlihat dari peningkatan skor yang diperoleh siswa. Selain itu, penelitian sejenis mengenai film pendek juga dilakukan oleh Rezky Mertyn Palupi tahun 2012 yang berjudul Film Pendek sebagai Media untuk Meningkatkan Pembelajaran Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Orang Lain di Kelas X-4 SMA Negeri 02 Batu. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-4 SMA Negeri 02 Batu. Penelitian ini bertujuan meningkatkan pembelajaran menulis cerpen siswa berdasarkan pengalaman orang lain. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan terjadinya peningkatan kemampuan menulis cerpen pada siswa siswa kelas XI IPA2 yang terlihat dari perbedaan hasil skor yang diperoleh siswa. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah media yang digunakan, yakni media film pendek. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terletak pada tujuan, lokasi maupun subjek penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk cerpen siswa kelas IX A di SMP Negeri 1 Gerokgak. 4
5 Berdasarkan uraian tersebut, penelitian dengan judul Penggunaan Film Pendek untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas XI A SMP Negeri 1 Gerokgak menarik dan penting dilakukan guna meningkatkan pembelajaran menulis cerpen di SMP Negeri 1 Gerokgak. Berdasarkan hal tersebut, adapun permasalahan yang akan di bahasa pada penelitian ini, yaitu (1) Bagaimanakah langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan film pendek sebagai upaya untuk cerpen siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Gerokgak. (2) Bagaimanakah hasil penggunaan film pendek sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Gerokgak, dan (3) Bagaimanakah respons siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Gerokgak dalam pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan film pendek. Dari permasalahan tersebut, adapun tujuan yang ingin dicapai, yaitu (1) Mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan film pendek sebagai upaya untuk cerpen siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Gerokgak. (2) Mendeskripsikan hasil penggunaan film pendek sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Gerokgak, dan (3) Mendeskripsikan respons siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Gerokgak dalam pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan film pendek sebagai media pembelajaran. Penelitian ini memberikan manfaat kepada beberapa pihak, yakni, guru, siswa, dan peneliti lain. Manfaat bagi guru bahasa Indonesia adalah hasil penelitian ini diharapkan dapat menyempurnakan cara guru mengajar sehingga mampu mencapai tujuan pembelajaran menulis cerpen dan pelaksanaannya pun berlangsung sesuai dengan yang diharapkan. Manfaat bagi siswa kelas IX A adalah hasil penelitian ini dapat memberikan motivasi dan pengalaman bagi siswa dalam, terutama menulis cerpen. Manfaat bagi peneliti lain adalah hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan, pedoman, informasi, atau bahan bandingan terhadap penelitian sejenis yang dilakukan. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai pancingan untuk melakukan penelitian sejenis yang lebih mendalam dan lebih terperinci. Adapun landasan teori penelitian ini, yaitu, hakikat menulis, manfaat menulis, tahapan menulis, hakikat cerpen, langkah-langkah menulis cerpen, ciri-ciri cerpen, unsur-unsur cerpen, hakikat dan fungsi media pembelajaran, jenis dan karakteristik media pembelajaran, hakikat dan jenisjenis film pendek, film pendek sebagai media pembelajaran. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Gerokgak dengan jumlah siswa 40 orang. Objek penelitian dalam penelitian ini, yaitu kemampuan siswa dalam menulis cerpen, dan respons siswa terhadap penggunaan film pendek untuk cerpen siswa. Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui metode observasi, tes, dan angket. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu pedoman observasi, tes (soal tes), dan kuesioner. Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis 5
6 deskriptif kuantitatif dan teknik analisis data kualitatif. Teknik analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisis data kemampuan menulis cerpen dan data kuesioner. Sedangkan teknik analisis data deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis data hasil tulisan siswa dengan menggunakan media film pendek sebagai media pembelajaran dalam menulis cerpen dan langkah-langkah pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan film pendek sebagai media pembelajaran. Kriteria keberhasilan belajar menulis cerpen melalui penggunaan film pendek ditunjukkan dengan adanya rasa antusias siswa dalam pembelajaran. Hal ini diketahui dari hasil observasi pada saat penelitian berlangsung. Kriteria keberhasilan belajar menulis cerpen dengan menggunakan film pendek ditunjukkan dengan adanya keberhasilan pemerolehan skor ratarata kelas pada kategori baik atau 75% dari jumlah keseluruhan siswa mencapai KKM atau di atas KKM. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Ada tiga hasil yang diperoleh dari penelitian ini. (1) langkah-langkah pembelajaran, (2) kemampuan menulis cerpen, dan (3) respons siswa mengenai penggunaan film pendek dalam pembelajaran menulis cerpen. Peningkatan hasil belajar menulis cerpen dapat dilihat dari skor rata-rata yang diperoleh siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Gerokgak. Persentase siswa yang mendapat nilai di atas 75 adalah 47,50%. Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I, dengan menggunakan film pendek sebagai media pembelajaran menulis cerpen, persentase skor siswa yang mendapat nilai di atas 75 adalah 62,50%. Sedangkan, persentase siswa yang mendapat nilai di atas 75 pada siklus II adalah 87,50%. Pada siklus I, persentase siswa yang memperoleh nilai di atas 75 lebih sedikit dibandingkan dengan siklus II. Peningkatan persentase siswa yang mendapat nilai di atas KKM dari siklus I ke siklus II sebesar 25%. Rendahnya jumlah siswa yang sudah mencapai KKM disebabkan oleh beberapa hal, yaitu siswa kurang fokus pada saat pembelajaran berlangsung, siswa masih merasa malu untuk bertanya apabila ada hal-hal yang kurang dipahami dan malu untuk mengungkapkan pendapat, siswa merasa takut salah mengemukakan ide, film pendek yang digunakan pada siklus I menarik perhatian siswa tetapi film pendek tersebut kurang memiliki alur cerita yang jelas sehingga siswa kurang mengerti akan film tersebut. Pada siklus II, persentase siswa yang mendapat nilai di atas KKM mengalami peningkatan karena permasalahan yang dihadapi pada siklus I sudah diatasi. Guru sudah memberikan gambaran tentang langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan, guru memberikan motivasi kepada siswa, agar siswa semangat mengikuti pelajaran, guru menjelaskan materi secara jelas dan terperinci dan memberikan contoh judul cerpen saat menjelaskan, guru membimbing siswa saat menentukan tema dan alur cerpen. Tabel 1. Perbandingan antara persentase siswa yang memeroleh nilai 75 ke atas sebelum dilakukan tindakan, pada siklus I, dan pada siklus II Pelaksanaan Persentase siswa yang mendapat nilai 78 ke atas Pratindakan 47,50% Siklus I 62,50% Siklus II 87,50% 6
7 Terkait dengan peningkatan persentase siswa yang mendapat nilai 75 ke atas dalam menulis cerpen digunakannya film pendek tersebut mampu menarik perhatian siswa. Film pendek pada siklus II mampu meningkatkan keterampilan menulis cerpen dibandingkan film pendek pada siklus I. Film pendek yang digunakan pada siklus I sudah mampu menarik perhatian siswa, namun jalan cerita pada film pendek tersebut kurang jelas sehingga membuat siswa merasa kebingungan. Pada siklus II, film pendek pertama diganti dengan film pendek yang memiliki alur cerita dan konflik yang jelas. Hal ini dilakukan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Film pendek pada siklus II memiliki alur cerita dan konflik yang lebih jelas jika dibandingkan dengan film pendek pada siklus I. Peningkatan keterampilan siswa dalam menulis cerpen tidak terlepas dari langkah-langkah pembelajaran yang ditempuh. Langkah-langkah pembelajaran ini merupakan pembaharuan dari langkah-langkah pembelajaran pada siklus I yang kemudian diterapkan pada siklus II. Langkah-langkah yang ditempuh pada siklus II, yaitu (1) menyampaikan salam pembuka kepada siswa dan mengecek kehadiran siswa, mengisi buku absen dan jurnal kelas, (2) memberikan apersepsi dengan menanyakan kepada siswa tentang film kesukaan mereka dan mengaitkan beberapa contoh film yang dapat dijadikan tulisan cerpen, (3) menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran serta menyampaikan rencana kegiatan pembelajaran, (4) memberikan penjelasan terkait menulis cerpen dan penjelasan tentang film pendek sebagai media pembelajaran, (5) menampilkan atau memutarkan media pembelajaran film pendek yang berjudul Ada Apa dengan Cinta yang akan diamati siswa, (6) meminta siswa untuk menyimak dan mencermati isi cerita pada film pendek, (7) guru meminta siswa untuk mencatat unsur-unsur dari cerita film pendek yang diputarkan, (8) guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa terkait unsur-unsur yang terdapat dalam film pendek yang diputarkan, (9) guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dengan teman sebangku, (10) guru mengamati pelaksanaan diskusi tentang cerpen yang akan ditulis, (11) guru memberikan bimbingan serta memberikan arahan kepada siswa tentang cerpen yang akan ditulis, (12) guru meminta siswa untuk mengembangkan tema dan idenya masing-masing dan mengungkapkannya dalam bentuk cerpen, (13) guru memberikan kesempatan bertanya dan membimbing siswa dalam menulis cerpen serta melakukan penilaian terhadap aktivitas menulis cerpen siswa, (14) guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil tulisan (cerpen) siswa, memberikan umpan balik terhadap kegiatan menulis cerpen, (15) menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan serta mengevaluasi pembelajaran, (16) memberikan penghargaan terhadap usaha yang dilakukan siswa dalam belajar menulis cerpen, (17) mengakhiri pembelajaran dengan menyampaikan salam penutup. Berbicara mengenai langkahlangkah pembelajaran menulis cerpen ini, terdapat beberapa kegiatan pembelajaran yang menjadi titik penekanan agar kemampuan siswa menjadi meningkat. Adapun kegiatan-kegiatan pembelajaran itu adalah (1) memberikan contoh ketika menjelaskan materi, (2) menggunakan film pendek yang menarik bagi siswa, memiliki alur 7
8 cerita dan konflik yang jelas, (3) memberikan penghargaan kepada siswa yang aktif di kelas ketika proses belajar mengajar berlangsung. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan pada siklus II. Hasil penelitian yang berkaitan dengan respons yang diberikan oleh siswa terhadap penggunaan film pendek dalam pembelajaran menulis cerpen juga menunjukkan peningkatan. Pada siklus I, dari 40 orang siswa yang mengisi kuesioner, 19 siswa atau 47,50% yang memberikan respons sangat positif, 14 siswa atau 35% memberikan respons positif, 7 siswa atau 17,50% siswa yang memberikan respons cukup positif, dan tidak ada siswa yang memberikan respons kurang positif dan sangat kurang positif. Sedangkan pada siklus II, dari 40 siswa yang mengisi kuesioner, 32 siswa atau 80% yang memberikan respons sangat positif, 8 siswa atau 20% siswa yang memberikan respons positif, dan tidak ada siswa yang memberikan respon cukup positif, kurang positif, serta sangat kurang positif. Dari hal tersebut, penggunaan film pendek untuk cerpen kelas IX A SMP Negeri 1 Gerokgak dikatakan berhasil. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diidentifikasi empat temuan yang bermakna. Temuan ini selanjutnya dibahas dengan menghubungkan teori-teori yang ada maupun dengan penelitian-penelitian sejenis yang lain. Temuan tersebut adalah (1) Penggunaan film pendek dapat meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa. (2) Pemberian contoh judul cerpen oleh guru memudahkan siswa membuat judul cerpen. (3) Pemberian bimbingan dan penghargaan oleh guru dapat mendorong siswa untuk menjadi lebih baik. (4) Respons siswa berpengaruh terhadap prilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis cerpen menggunakan film pendek sebagai media pembelajaran. Temuan pertama, penggunaan film pendek dalam menulis cerpen siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Gerokgak dapat cerpen siswa. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, sebagai berikut. Pertama, pemilihan dan penggunaan film pendek memberikan peluang kepada siswa untuk menemukan ide dan mengorganisasikan ide dengan lebih bebas, sehingga aktivitas menulis menjadi aktivitas yang menyenangkan. Hal ini sejalan dengan pendapat DePorter (dalam Kurniawan, 2013:92), bahwa kondisi yang menyenangkan merupakan dasar yang baik untuk menciptakan pembelajaran yang efektif. Tanpa adanya kesenangan dalam belajar, siswa cenderung akan merasa tertekan dan hal itu berarti pembelajaran yang berkualitas akan sulit tercapai. Peningkatan hasil belajar menulis cerpen dapat dilihat dari skor rata-rata yang diperoleh siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Gerokgak. Skor rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus I adalah 77,30 yang tergolong kategori cukup. Sedangkan, skor rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus II adalah 80,70 yang tergolong kategori baik. Peningkatan skor dari siklus I ke siklus II sebesar 3,40. Temuan ini sejalan dengan temuan pada penelitian yang dilakukan oleh I Wayan Dodi Eka Titra Yana dalam penelitian yang berjudul Penggunaan Media Film Pendek Sebagai Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Naskah Drama Siswa di Kelas XI IPA2 SMA Negeri 1 Payangan. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh penggunaan film 8
9 pendek terhadap kemampuan menulis naskah drama pada siswa kelas XI IPA2 yang terlihat dari peningkatan kemampuan menulis naskah drama yang selalu meningkat pada setiap siklusnya. Pada siklus I, skor rata-rata keterampilan menulis naskah drama siswa, yaitu 66,23. Pada siklus II, skor rata-rata keterampilan menulis naskah drama siswa, yaitu 76,61. Peningkatan yang terjadi dari siklus I dan siklus II sebesar 10,38. Temuan ini juga sejalan dengan penelitian sejenis dari Rezky Mertyn Palupi tahun 2012 yang berjudul Film Pendek sebagai Media untuk Meningkatkan Pembelajaran Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Orang Lain di Kelas X-4 SMA Negeri 02 Batu. Hasil penelitian ini dapat dilihat dari peningkatan kemampuan menulis cerpen siswa yang selalu meningkat pada setiap siklusnya. Pada siklus I, skor rata-rata keterampilan menulis cerpen siswa meningkat sebesar 5,83, yaitu dari rata-rata 68,45 menjadi 74,28. Pada siklus II, skor rata-rata keterampilan menulis cerpen siswa meningkat sebesar 3,50 menjadi 77,78. Kedua penelitian tersebut ternyata relevan dengan penelitian ini. Hal ini dibuktikan dengan hasil yang diperoleh yaitu hasil dalam peningkatan kemampuan menulis cerpen siswa. Pada kedua penelitian sejenis yang peneliti gunakan sebagai kajian pustaka hasilnya terjadi peningkatan kemampuan menulis naskah drama dengan menggunakan media film pendek dan penerapan media film pendek untuk meningkatkan kemampuan menulis cerpen berdasarkan pengalaman orang lain. Begitu pula halnya pada penelitian ini, terjadi peningkatan kemampuan menulis cerpen siswa dengan menggunakan film pendek sebagai media pembelajaran. Temuan kedua, pemberian contoh judul oleh guru memudahkan siswa dalam membuat cerpen. Pemberian contoh judul yang menarik oleh guru dapat memudahkan siswa dalam menulis cerpen selain itu juga judul yang menarik dapat membuat pembaca merasa tertarik untuk membaca tulisan yang kita buat. Hal ini sejalan dengan pendapat Suhandang (dalam Kurniawan, 2013:93) yang menyatakan bahwa judul sebagai kepala karangan memiliki peran penting, terutama dalam hal menarik minat baca untuk membaca cerpen tersebut. Oleh karena itu, judul harus dibuat semenarik mungkin tanpa mengabaikan keserasiannya dengan isi. Berdasarkan hasil tes, judul cerpen siswa cenderung terdiri atas satu atau dua kata yang merupakan topik cerpen sehingga kurang menarik dan kurang variatif. Beberapa contoh judul yang diberikan oleh guru mampu memberikan inspirasi bagi siswa sehingga siswa mampu membuat judul yang lebih menarik. Media film yang pada awalnya menggunakan tema kehidupan sosial (Juni Waktu Itu) pada siklus I dan diubah dengan menggunakan media film yang bertemakan tentang cinta (Ada Apa dengan Cinta) pada siklus II, juga ikut memengaruhi peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan klasikal yang diperoleh siswa pada siklus I dan siklus II. Ketuntasan klasikal pada siklus I, yakni 62,50% meningkat sebesar 25% menjadi 87,50% pada siklus II. Pengubahan tema pada media film ini dilakukan karena film pada siklus I kurang menarik perhatian siswa. Hal ini dikarenakan film pada siklus I hanya menceritakan tentang kehidupan sosial. 9
10 Dipilihnya film dengan tema percintaaan pada siklus II tidak lain digunakan untuk menarik perhatian dan minat siswa untuk mengikuti pelajaran. Selain itu, siswa juga dituntun untuk belajar jujur pada diri sendiri, sabar, dan memiliki prinsip diri. Hal ini sesuai dengan butir pertama pada pemanfaatan film dalam rangka menunjang proses belajar mengajar yang diungkapkan oleh Munadi (2008:119), yaitu film harus dipilih agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Film untuk tujuan kognitif dapat digunakan untuk mengajarkan pengenalan makna sebuah konsep, seperti konsep jujur, sabar, demokrasi, dan untuk mengajarkan aturan dan prinsip. Film untuk tujuan psikomotor dapat digunakan untuk memperlihatkan contoh suatu keterampilan yang harus ditiru (keterampilan gerak). Dengan demikian, pemilihan film ini diberikan untuk membangkitkan semangat dan minat siswa untuk mengikuti pelajaran. Temuan ketiga, pemberian bimbingan dan penghargaan oleh guru dapat mendorong siswa untuk menjadi lebih baik. Pemberian penghargaan atau apresiasi ini sangat memengaruhi minat dan semangat siswa untuk belajar di kelas. Pernyataan ini sesuai dengan Rumapea (dalam Irawan, 2014:136) yang mengatakan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar, penghargaan dan pujian dari guru mempunyai arti penting bagi siswa karena dengan diberi pujian atau penghargaan oleh guru, akan dapat meningkatkan motivasi, minat, perhatian, dan partisipasi siswa dalam proses belajar-mengajar sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan efektif. Pemberian penghargaan atau apresiasi ini dilakukan dengan memberikan point atau nilai tambahan kepada siswa. Guru mempunyai peranan amat penting dalam keseluruhan proses pembelajaran. Upaya guru terhadap pembimbingan siswa harus didasari hati yang ikhlas, rela berkorban, tanpa pamrih, serta apapun hasil yang diperoleh siswa, guru harus tetap menghargai usaha siswa baik yang belum berhasil maupun yang sudah berhasil, semua harus dijadikan proses pembelajaran agar tidak cepat puas dengan hasil yang sudah diperoleh. Bimbingan merupakan bagian terpenting dari keseluruhan upaya pendidikan yang dilakukan agar siswa dapat mencapai hasil kegiatan yang optimal. Bimbingan yang diberikan guru dalam pembelajaran menulis cerpen akan mempermudah siswa memahami materi pelajaran. Kesulitan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran akan dapat diatasi karena guru memberikan bimbingan kepada siswa. Temuan keempat, respons siswa berpengaruh terhadap perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan film pendek sebagai media pembelajaran. Secara klasikal, siswa memberikan respons yang sangat baik terhadap penggunaan film pendek untuk cerpen siswa. Hal ini bisa dilihat dari hasil kuesioner yang telah diisi oleh siswa pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I, dari 40 orang siswa yang mengisi kuesioner, 19 orang siswa dengan persentase 47,50% memberikan respons sangat positif, 14 orang siswa dengan persentase 35% memberikan respons positif, 7 orang siswa dengan persentase 17,50% memberikan respons cukup positif, dan tidak ada siswa yang memberikan respons kurang positif dan sangat kurang positif. Sedangkan pada siklus II, 32 orang 10
11 siswa dengan persentase 80% memberikan respons sangat positif, 8 orang siswa dengan persentase 20% memberikan respons positif, dan tidak ada siswa yang memberikan respons yang cukup positif, kurang positif, dan sangat kurang positif. Dari hal tersebut, penggunaan film pendek untuk cerpen siswa dikatakan berhasil. Peningkatan skor respons siswa secara klasikal disertai dengan peningkatan perilaku siswa ketika mengikuti pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan film pendek sebagai media pembelajaran. Hal itu menunjukkan bahwa terdapat kesesuaian antara respons dan perilaku. Kesesuaian itu tidak terlepas dari adanya faktor eksternal yang mendukung, seperti suasana belajar yang kondusif. Dengan demikian, hipotesis penelitian yang berbunyi penggunaan film pendek untuk cerpen siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Gerokgak dapat diterima. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, ada beberapa hal yang menjadi simpulan dalam penelitian ini. Pertama, langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan film pendek sebagai media pembelajaran menulis cerpen oleh guru berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, telah dilaksanakan sesuai prosedur yang dirancang. Pada intinya, langkah-langkah pembelajaran menulis cerpen yang tepat dengan menggunakan film pendek dibagi menjadi tiga tahap, yaitu pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Pada tahap pendahuluan, guru memberikan apersepsi terkait dengan materi yang diajarkan. Pada tahap kegiatan inti, guru menugaskan siswa untuk menyaksikan film pendek yang diputarkan, membimbing siswa saat membuat kerangka cerpen, dan membimbing siswa saat mengembangkan kerangka cerpen menjadi cerpen. Pada tahap penutup, guru melakukan refleksi dan evaluasi mengenai kegiatan yang sudah berlangsung serta memberikan penguatan kepada siswa karena sudah aktif ketika pembelajaran berlangsung. Kedua, film pendek sangat efektif diterapkan dalam pembelajaran menulis cerpen yaitu dapat digunakan untuk cerpen siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Gerokgak. Hal ini dibuktikan dari hasil persentase kemampuan menulis cerpen siswa dari refleksi awal sampai ke siklus II mengalami peningkatan yang sangat baik. Pada refleksi awal diperoleh persentase kemampuan menulis cerpen siswa secara keseluruhan sebesar 47,50% mengalami peningkatan sebesar 15% menjadi 62,50% setelah diterapkannya film pendek sebagai media pembelajaran pada siklus I. selanjutnya terjadi peningkatan kembali sebesar 25% ketika dilakukan perbaikan pada siklus II yakni persentase kemampuan menulis cerpen siswa secara keseluruhan mencapai 87,50%. Ketiga, respons siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Gerokgak ketika diterapkannya film pendek sebagai media pembelajaran mampu cerpen siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Gerokgak. Hal ini dibuktikan dengan hasil kuesioner. Pada siklus I, respons siswa tergolong kategori positif dengan skor rata-rata adalah 25,58. Pada siklus II, respons siswa terhadap pembelajaran menulis cerpen meningkat sebesar 2,47, yaitu menjadi 28,05 dan tergolong 11
12 kategori sangat positif. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa siswa memiliki respons yang positif dan sangat positif terhadap pembelajaran. Berdasarkan simpulan di atas, adapun saran-saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut. (1) Disarankan kepada guru bahasa Indonesia yang mengajar di SMP sebaiknya menggunakan media ini sebagai salah satu acuan ketika melaksanakan pembelajaran menulis cerpen dalam upaya siswa. Dengan media ini, siswa akan lebih mudah menangkap materi ajar yang diberikan oleh guru, selain itu juga siswa akan menjadi lebih tertarik dalam menulis cerpen dengan memanfaatkan media film pendek. (2) Hasil penelitian ini hendaknya dapat digunakan oleh pihak sekolah sebagai rujukan dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah. Bagi peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai menulis cerpen dalam pelajaran bahasa Indonesia agar memperhatikan kendala-kendala yang dialami oleh peneliti sebagai bahan bandingan dan pertimbangan untuk perbaikan dan penyempurnaan pelaksanaan penelitian. DAFTAR PUSTAKA Irawan, I Putu Ari Utama Penggunaan Film Bisu dengan Teknik Dubbing untuk Meningkatkan Kemampuan Menyampaikan Dialog dalam Drama Siswa Kelas XI IPA 1 di SMA Negeri 2 Negara. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. FBS Undiksha. Kartono Menulis Tanpa Rasa Takut Membaca Realitas dengan Kritis. Yogyakarta: Kanisius. Kurniawan, Kadek Ferri Penerapan Media Pupuh Ginada (Sekar Alit) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas VII A di SMP 1 Tejakula. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. FBS Undiksha. Munadi, Yudhi Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press. Sadiman. dkk Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya). Jakarta: Rajawali Pers. Suharma. dkk Bahasa dan Sastra Indonesia. Bogor: Yudhistira Sumarno, Marselli Dasardasar Apresiasi Film. Jakarta: PT Gramedia Yana, I Wayan Dodi Eka Titra Penggunaan Media Film Pendek Sebagai Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Naskah Drama Siswa di Kelas XI IPA2 SMA Negeri 1 Payangan. Skripsi (tidak diterbitkan).jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.FBS Undiksha. 12
PENGGUNAAN MEDIA FILM PENDEK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA DI KELAS XI IPA2 SMA NEGERI 1 PAYANGAN.
PENGGUNAAN MEDIA FILM PENDEK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA DI KELAS XI IPA2 SMA NEGERI 1 PAYANGAN oleh I Wayan Dodi Eka Titra Yana, NIM 0912011044 Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciJurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS VII.C DI SMP NEGERI 1 SERIRIT TAHUN AJARAN 2014/2015 Luh Eka Trislijayanti 1, Sang
Lebih terperinciPEMANFAATAN VIDEO KARTUN ANIMASI BANG ONE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS OPINI SISWA KELAS XI IPB 1 DI SMA NEGERI 1 UBUD
ARTIKEL PEMANFAATAN VIDEO KARTUN ANIMASI BANG ONE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS OPINI SISWA KELAS XI IPB 1 DI SMA NEGERI 1 UBUD OLEH I WAYAN SUARJAYA NIM 0912011061 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA
Lebih terperinciPeningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli
Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi
Lebih terperinciPENGGUNAAN MEDIA FILM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X2 DI SMA NEGERI 1 TAMPAKSIRING
PENGGUNAAN MEDIA FILM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X2 DI SMA NEGERI 1 TAMPAKSIRING Pande Putu Edi Harnata, I Wayan Rasna, Ni Made Rai Wisudariani Jurusan Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENYUNTING KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS XD SMA NEGERI 1 SELEMADEG
1 PENERAPAN TEKNIK PEMODELAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUNTING KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS XD SMA NEGERI 1 SELEMADEG oleh Ni Wayan Wina Noviantari, NIM 0912011047 Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa mencakup empat aspek keterampilan berbahasa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa mencakup empat aspek keterampilan berbahasa yaitu, mendengarkan atau menyimak, membaca, menulis, dan berbicara. Keempat aspek tersebut saling berkaitan
Lebih terperinciKeywords: REIS techniques and storytelling abilities.
PENGGUNAAN TEKNIK REIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA KHUSUSNYA BERCERITA PADA SISWA KELAS VII 12 SMP NEGERI 2 SINGARAJA Komang Ayu Sriantini (0812011080) Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Lebih terperinciPENGGUNAAN VIDEO MONOLOG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 4 GEROKGAK. oleh
1 PENGGUNAAN VIDEO MONOLOG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 4 GEROKGAK oleh Ursula Christi Oktalia, NIM 0912011043 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA KELAS VIII 1 SMP NEGERI 4 TEJAKULA
1 PENERAPAN PEMBELAJARAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA KELAS VIII 1 SMP NEGERI 4 TEJAKULA Kmg Desy Fridayanti, I Gd Nurjaya, N Md Rai Wisudariani Jurusan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua
Lebih terperincioleh Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN DAP (DEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE) DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA CERPEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 1 SERIRIT oleh Nyoman
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
JPBSI 5 (2) (2016) Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpbsi PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI MEDIA GAMBAR SERI DENGAN MENGGUNAKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan bermain peran merupakan salah satu keterampilan berbahasa lisan yang penting dikuasai oleh siswa, termasuk siswa Sekolah Menengah Pertama. Seperti
Lebih terperinciManib Absari SMP Negeri 2 Gatak
Kajian Linguistik dan Sastra, Vol 27, No 2, Desember 2015, 108-113 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA DENGAN METODE SUGESTI IMAJINASI MELALUI MEDIA PERGELARAN WAYANG PADA SISWA KELAS IX G SMP
Lebih terperinciPENINGKATAN KREATIVITAS, EFEKTIVITAS, DAN MINAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
PENINGKATAN KREATIVITAS, EFEKTIVITAS, DAN MINAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PENDAHULUAN Nina Fatmawati Universitas Suryakancana, Cianjur fnin.nina@gmail.com
Lebih terperinciPENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III Bainen, Syamsiati, Suryani PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak Email : ibu.bainen@yahoo.com Abstrak:
Lebih terperinciPENGGUNAAN MEDIA BROSUR PERJALANAN WISATA SEBAGAI STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS X
ARTIKEL PENGGUNAAN MEDIA BROSUR PERJALANAN WISATA SEBAGAI STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS X.1 SMA SARASWATI SINGARAJA OLEH ANAK AGUNG RATNA RAKASIWI NIM 0912011042
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MEDIA AUTENTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS BERITA PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 KUBUTAMBAHAN Oleh Ni Ketut Ari
Lebih terperinciAgus Awitama, Made Sri Indriani, Sang Ayu Putu Sriasih. Jurusan Pendidikan Bahasa Bali Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER ) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN WACANA BAHASA BALI BERHURUF LATIN SISWA KELAS VII 4 SMP LAB. UNDIKSHA SINGARAJA
Lebih terperinciPENERAPAN METODE FIELD TRIP SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA DI KELAS VII A.3 SMP NEGERI 1 SINGARAJA
PENERAPAN METODE FIELD TRIP SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA DI KELAS VII A.3 SMP NEGERI 1 SINGARAJA Ida Agung Ayu Mila Pradnyani, I Made Sutama, I Made Astika Jurusan
Lebih terperinciPENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BAGI SISWA KELAS V SD
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BAGI SISWA KELAS V SD Oleh: Imam Syah H.R. 1), Suhartono 2), Warsiti 3) e-mail: imamsyah12@gmail.com Abstract: The using of
Lebih terperinciRirin Budi U. K. Peningkatan Kemampuan Menulis Cerpen... Halaman Volume 1, No. 2, September 2016
Ririn Budi U. K. Peningkatan Kemampuan Menulis Cerpen... Halaman 140 146 Volume 1, No. 2, September 2016 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMAN 1 PAKUSARI DENGAN METODE KONTEKSTUAL Ririn
Lebih terperinci2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekpresif. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara
Lebih terperinciOleh. I Putu Budhi Sentosa, NIM
Penerapan Model Pembelajaran Metakognitif untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas VII SMP Negeri 6 Singaraja Tahun Pelajaran 2011/2012 Oleh I Putu Budhi Sentosa, NIM 1015057117 Jurusan
Lebih terperinciE_journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 6, No.3, Tahun 2016)
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR ROLL SENAM LANTAI Komang Arsaniya, I Ketut Budaya Astra, S.Pd., M.Or, I Gede Suwiwa, S.Pd., M.Pd.
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 1 CANDIPURO MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN TEKNIK MIND MAPPING
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 1 CANDIPURO MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN TEKNIK MIND MAPPING Increasing Ability to Write Report Text by VIIIA Students
Lebih terperinciKumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 3, Nomor 3, Juli 2014 ISSN
Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick Dengan Diskusi Kelompok Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas VII C SMP Negeri 1 Sawan Semester Ganjil Tahun Ajaran 2012/2013 I Gusti
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL)
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK ARTIKEL ILMIAH Diajukan sebagai salah
Lebih terperinciPENERAPAN TEKNIK PEMODELAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI PADA SISWA KELAS X3 SMA NEGERI 1 KUBU
1 PENERAPAN TEKNIK PEMODELAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI PADA SISWA KELAS X3 SMA NEGERI 1 KUBU Ni Kadek Ima Suryani, I.B. Putrayasa, I Made Astika Jurusan Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciPENERAPAN TEKNIK PEMODELAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN PADA SISWA KELAS VIIK SMP NEGERI 1 NEGARA
PENERAPAN TEKNIK PEMODELAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN PADA SISWA KELAS VIIK SMP NEGERI 1 NEGARA Ni Made Mita Anggraeyani 1, I Made Sutama 2, I Gede Nurjaya 3 1,2,3 Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI KELAS IV SEKOLAH DASAR
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI KELAS IV SEKOLAH DASAR Selasdini, Kaswari, Sri Utami Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP UNTAN E-Mail : dininyotpaniel@ymail.com
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH
ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH Oleh Ida Bagus Mega Astawa NIM 0716011074 JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
JPBSI 3 (1) (2014) Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpbsi PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI METODE COPY THE MASTER DENGAN BANTUAN VCD
Lebih terperinciPENGGUNAAN METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERWAWANCARA DENGAN BERBAGAI KALANGAN PADA SISWA KELAS VIII SMP MUTIARA SINGARAJA
PENGGUNAAN METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERWAWANCARA DENGAN BERBAGAI KALANGAN PADA SISWA KELAS VIII SMP MUTIARA SINGARAJA Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas
Lebih terperinciJurnal Santiaji Pendidikan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2014 ISSN
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2014 ISSN 2087-9016 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISI UNSUR INTRINSIK CERPEN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW PADA SISWA KELAS VII A SMP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah, terdapat empat aspek kebahasaan yang harus dikuasai siswa, yaitu kemampuan menyimak, berbicara, membaca, dan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Pengkajian
Lebih terperinciAnggun Triana *), Ahmad Hamid, Tarmizi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Unsyiah
196 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol. 2 No.2 April 2017, 196-201 UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X-c DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE
Lebih terperinciMORAL UNDERSTANDING OF SHORT STORY THROUGH INDUCTIVE STRATEGY FOR STUDENTS OF MAN. Eni Hastuti Muhammad Fuad Edi Suyanto
MORAL UNDERSTANDING OF SHORT STORY THROUGH INDUCTIVE STRATEGY FOR STUDENTS OF MAN By Eni Hastuti Muhammad Fuad Edi Suyanto hastutieni19@yahoo.com Abstract This research describes the increase of understanding
Lebih terperinciPENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN BULAK 1 BENDO MAGETAN. Cerianing Putri Pratiwi 1
PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN BULAK 1 BENDO MAGETAN Cerianing Putri Pratiwi 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatkan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki hubungan yang sangat erat dalam kehidupan bermasyarakat karena bahasa merupakan alat komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG SISWA KELAS VII SMP 26 SAROLANGUN
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG SISWA KELAS VII SMP 26 SAROLANGUN Muhibul Fahmi, Atmazaki, Ngusman Abdul Manaf Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI CERITA MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS IV SDN NO. 2 TIBO KEC. SINDUE TOMBUSABORA
PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI CERITA MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS IV SDN NO. 2 TIBO KEC. SINDUE TOMBUSABORA JEN PATRIS A 441 09 043 JURNAL PENELITIAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
Lebih terperinciAbstrak. Kata Kunci : menyimak wawancara, model think pair share, penerapan model think pair share, peningkatan kemampuan menyimak wawancara.
20 Meningkatkan Keterampilan Menyimak Wawancara pada Siswa Kelas VII E SMPN 1 Bangsalsari Melalui Media Audio Visual dan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) (Improve Listening Skills Interview In
Lebih terperinciMENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS III SDN GRENDEN 02 PUGER JEMBER
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS III SDN GRENDEN 02 PUGER JEMBER (Improving the third grade student's ability in writing a paragraph by using puzzle as the
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN STRATEGI BUKU BERGAMBAR MINIM KATA SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 IMOGIRI, BANTUL
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN STRATEGI BUKU BERGAMBAR MINIM KATA SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 IMOGIRI, BANTUL ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Lebih terperinciKeywords: arranging short stories text, imaginative method, song media, religion manner, social manner.
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN TEKS CERITA PENDEK MENGGUNAKAN METODE IMAJINATIF DAN MEDIA LAGU Ida Andriati dan Sumartini Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Unnes andriati_ida@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTATIF DENGAN PEMANFAATAN PRAKTIK ANALISIS WACANA KRITIS SISWA KELAS X SMAN 5 YOGYAKARTA
Peningkatan Kemampuan Menulis Argumentatif 399 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTATIF DENGAN PEMANFAATAN PRAKTIK ANALISIS WACANA KRITIS SISWA KELAS X SMAN 5 YOGYAKARTA IMPROVING ARGUEMENTATIVE WRITING
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA ARTIKEL Oleh : NI NYOMAN GUNIATI 0914041089 JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGRAAAN FAKULTAS ILMU
Lebih terperinciPendahuluan. Wardani et all, Pendekatan Kontekstual...
Meningkatkan Kemampuan Menulis Pantun melalui Pendekatan Kontekstual dengan Media Objek Langsung Siswa Kelas IV Semester II SDN 2 Battal Tahun Pelajaran 2012/2013 ( Improve Writing Ability Rhymes through
Lebih terperinciKETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN AUDIO VISUAL DI SDN 29KELAS III PONTIANAK UTARA
KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN AUDIO VISUAL DI SDN 29KELAS III PONTIANAK UTARA Ratih Febriani, Kaswari, Tahmid Sabri Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Pontianak Email: ratihfebriani@yahoo.com
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN BANTUAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA
Natalia (2017). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Bantuan Media Video Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Siswa. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan..Vol.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu aspek belajar yang harus diajarkan guru kepada siswa selain aspek lainnya, yaitu membaca, mendengar, dan berbicara. Menurut Tarigan
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW)
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) Indri Pebiyani Hapsari 1), St.Y.Slamet 2), Karsono 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Slamet Riyadi No.449,
Lebih terperinciKEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PERISTIWA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 1 LINGSAR
KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PERISTIWA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 1 LINGSAR JURNAL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam Menyelesaikan
Lebih terperinciPENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE PQ4R
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review) DI KELAS IV SDN 26 PARAK BURUK PADANG Yuyu Tri
Lebih terperinciPENGGUNAAN STRATEGI BAJU BERSIH (BACA, MAJU, BERMAIN, KASIH) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BERMAIN DRAMA SISWA KELAS VIII.6 SMP NEGERI 2 SINGARAJA
ARTIKEL PENGGUNAAN STRATEGI BAJU BERSIH (BACA, MAJU, BERMAIN, KASIH) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BERMAIN DRAMA SISWA KELAS VIII.6 SMP NEGERI 2 SINGARAJA OLEH NI MADE LISNA ARYATHI NIM 0812011079 JURUSAN
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X
PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X.1 SMA NEGERI 1 SUKOHARJO SKRIPSI Oleh: WARYANTO K4308061 FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup suatu Negara dan Bangsa. Hal ini disebabkan karena pendidikan merupakan wahana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam Kurikulum
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang wajib dilaksanakan dari jenjang sekolah dasar hingga
Lebih terperinciMENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FILM EKRANISASI
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FILM EKRANISASI Eriana Trizadestyani Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia Surel :
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI MENGGUNAKAN MODEL CONCEPT SENTENCE JURNAL. Oleh ENDANG SRI JAYANTI SUWARJO SITI RACHMAH S
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI MENGGUNAKAN MODEL CONCEPT SENTENCE JURNAL Oleh ENDANG SRI JAYANTI SUWARJO SITI RACHMAH S FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR
Lebih terperinciOleh Rita Arianti Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Rokania
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS FEATURE MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL MAHASISWA SEMESTER VI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FKIP UMSB PADANG PANJANG Oleh Rita Arianti Dosen Program
Lebih terperinciPENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 JATIPURO KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2008/ 2009
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 JATIPURO KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2008/ 2009 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai
Lebih terperinciJurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
PENGGUNAAN TEKS DESKRIPSI SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI BAHASA 1 SMA KARYA WISATA SINGARAJA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Ni Made Dwi Indah Yuliana
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA MENGGUNAKAN PERMAINAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA MENGGUNAKAN PERMAINAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN Oleh MERDHA DERY RIANTY NIM F32110025 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI SMP NEGERI 13 PONTIANAK
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI SMP NEGERI 13 PONTIANAK Karin Ajeng Febriani, Nanang Heryana, Djon Lasmono Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia,
Lebih terperinciOleh. Ni Putu Aryani Utami, NIM
Penerapan Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII F Pada Mata Pelajaran TIK di SMP Negeri 2 Singaraja Tahun Ajaran 2011/2012
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.
1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO Oleh Eviyanti ABSTRACT This study is an action research aimed to find out
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELASV IIIA SEMESTER II SMP TAHUN PELAJARAN 2013/2014
PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELASV IIIA SEMESTER II SMP TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Marisa, Syambasril, Deden Ramdani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan Email: Fernata_marisa@yahoo.com
Lebih terperinciPENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS IIIB MI ALMAARIF 03 LANGLANG SINGOSARI
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS IIIB MI ALMAARIF 03 LANGLANG SINGOSARI Arlita Agustina 1 Muakibatul Hasanah 2 Heri Suwignyo 2 Email: arlitaagustina@ymail.com
Lebih terperinciRusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 2 NAMBAHREJO Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. langsung tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi oleh karena itu, pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE Septiana Ika Wulandari 1), Retno Winarni 2), Matsuri 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret,
Lebih terperinciMENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL CIRCUIT LEARNING DI KELAS V SD KANISIUS JOMEGATAN BANTUL ARTIKEL JURNAL
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL CIRCUIT LEARNING DI KELAS V SD KANISIUS JOMEGATAN BANTUL ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENANGKAP MAKNA TEKS CERITA PENDEK SECARA LISAN MELALUI MEDIA PAPERCRAFT DAN TEKNIK URAI KEJADIAN
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENANGKAP MAKNA TEKS CERITA PENDEK SECARA LISAN MELALUI MEDIA PAPERCRAFT DAN TEKNIK URAI KEJADIAN Tika Fitri Nurul Huda dan Rahayu Pristiwati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 20 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA CERPEN E JURNAL
KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 20 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA CERPEN E JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA I) ASMAWATI
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh: Eka Susilowati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciPENGGUNAAN TEKNIK CERDAS CERMAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS VIII
ARTIKEL PENGGUNAAN TEKNIK CERDAS CERMAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS VIII.3 SMP LABORATORIUM UNDIKSHA SINGARAJA TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DENGAN TEKNIK KATA KUNCI KELAS VII I
1 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DENGAN TEKNIK KATA KUNCI KELAS VII I Kusma Helentari, Nanang Heryana, Agus Wartiningsih Progran Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013-2014 Helmi Susanti Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:Prestasi
Lebih terperinciPENERAPAN TEKNIK PEMODELAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA
PENERAPAN TEKNIK PEMODELAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA Perdinansi Surbakti SMP Negeri 1 Meranti, kab. Asahan Abstract: This study aims to improve students' speech abilities by applying
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI
KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
Lebih terperinci2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis adalah kegiatan pembelajaran yang mengedepankan proses dan hasil. Menulis merupakan suatu keterampilan yang kompleks dan unik yang menuntut sejumlah
Lebih terperinciJoyful Learning Journal
JLJ 3 (2) (2014) Joyful Learning Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jlj PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN MELALUI METODE THINK TALK WRITE BERBANTUAN VIDEO Rahma Huda Putranto,
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING)
ARTIKEL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA MEMERANKAN TOKOH DALAM PEMENTASAN DRAMA SISWA KELAS XI IPB SMA SARASWATI SINGARAJA Oleh Ni Putu Ayu
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN MEJING 2 MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN MEJING 2 MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING JURNAL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Lebih terperinciPENGGUNAAN MEDIA AUDIO UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK DI SEKOLAH DASAR
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK DI SEKOLAH DASAR Azma, Kaswari, Kartono Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Email: azma_pgsd10@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian
Lebih terperinciJurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian
Jurnal Geografi Volume 12 No 1 (29 dari 114) Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS KOMPETENSI MEMAHAMI HUBUNGAN MANUSIA DAN BUMI MELALUI
Lebih terperinciARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM
ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING DI SD NEGERI 37 ALANG LAWEH PADANG Oleh RANTI EFRIZAL NPM 1210013411035 PROGRAM
Lebih terperinciPendahuluan. Meris et al., Meningkatkan Kemampuan Menulis...
1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SUGESTIF MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SDN KEMUNINGSARI KIDUL 01 JEMBER (Improving the Fourth Grade Student's Writing Suggestive Narration
Lebih terperinciJURNAL SKRIPSI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN PADA SISWA KELAS X SMA
JURNAL SKRIPSI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN PADA SISWA KELAS X SMA Disusun Oleh: Andhita Dwi Hendarini NIM 12201244043 Dosen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan alat pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan hasil kebudayaan yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi medium untuk menggerakkan dan mengangkat manusia pada harkat yang paling tinggi. Karya sastra
Lebih terperinciKEMAMPUAN MEMBACAKAN BERITA SISWA KELAS XI SMA N 1 PAINAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL E- JURNAL ILMIAH
KEMAMPUAN MEMBACAKAN BERITA SISWA KELAS XI SMA N 1 PAINAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL E- JURNAL ILMIAH diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (Strata I) RIRIT VEMBRIWAZI
Lebih terperinciPENERAPAN MEDIA PHOTO STORY
PENERAPAN MEDIA PHOTO STORY DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 BULUSPESANTREN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Kuni Sholi ah Program Studi Pendidikan
Lebih terperincie-journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2TAMPAKSIRING Ni Ketut Sriani, I Made Sutama, Ida Ayu Made Darmayanti
Lebih terperinciFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Padang
PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA MELALUI MODEL SCRAMBLE DI KELAS IV SDN 04 LAGAN GADANG HILIR KABUPETEN PESISIR SELATAN Deswira Wahyuni 1 Gusnetti, 2 Zulfa Amrina 2 1 Mahasiswa
Lebih terperinci