PERANAN ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGAWASAN BIAYA PRODUKSI PADA PT. MUTIFA MEDAN OLEH :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANAN ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGAWASAN BIAYA PRODUKSI PADA PT. MUTIFA MEDAN OLEH :"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN SKRIPSI PERANAN ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGAWASAN BIAYA PRODUKSI PADA PT. MUTIFA MEDAN OLEH : NAMA : RINI ADISTIKA NIM : DEPARTEMEN : AKUNTANSI PROGRAM STUDI : S - I Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar sarjana Ekonomi 2007

2 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan. Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipulikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level Program Reguler S-I Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan apa adanya. Dan bila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh perusahaan. Medan, 22 November 2007 Yang Membuat Pernyataan ( Rini Adistika ) NIM :

3 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-nya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Adapun skripsi ini berjudul Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dan kesalahan, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi pengembangan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang dan demi kesempurnaan skripsi ini. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tidak terhingga kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu selama penulis menjalani masa perkuliahan dan penulisan skripsi terutama kepada kedua orang tuaku yang terkasih dan tercinta : Ayahanda Wakidi, Ibunda Rosmawati. Juga kepada abang, kakak dan adikku tersayang Ricky Hamdani, Rizna Wahyuni. Rita Khairani, M. Juanda dan yang selalu mendoakan dan memberikan motivasi dan dukungan baik secara moril dan matrial kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada : 1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4 2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, MSi, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Fahmi Natigor, SE, M.Acc, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan pemikirannya dalam membimbing dan menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak Drs. Arifin Akhmad, MSi, Ak dan Bapak Drs. Syahrul Rambe, MM, Ak selaku Dosen Pembanding/Penguji yang telah banyak memberikan kritik dan saran bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 5. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak selaku Dosen Wali (Penasehat Akademik) yang telah banyak membantu dalam konsultasi akademik selama penulis menjalani perkuliahan. 6. Bapak dan Ibu staf pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Departemen Akuntansi, yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama perkuliahan. 7. Para pegawai perpustakaan pusat maupun fakultas dan bagian administrasi khususnya bagian akuntansi dan bagian pendidikan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, yang telah banyak membantu penulis dalam urusan administrasi dalam perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini. 8. Pihak PT. Mutifa Medan : Bapak Drs. R.A Lubis dan pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. 9. Teman-teman seperjuanganku : Aini, Ayu Acan, Yulia Elwan, Yusnita, Hade, Juli, Yuska, Indri Rosliani, Christofer, David, Pernando, Eliber, Renold, Bang

5 Ricky, Kak Yola, Kak Yefni dan seluruh teman-teman di departemen akuntansi. 10. Untuk teman-teman alumni SMA Eria : Firda Yanti, Efita Madina Lubis, Nurhamidah, Masal, Eri. Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihak yang membutuhkannya. Amin Ya Robbal Alamin Medan, 22 November 2007 Penulis, Rini Adistika NIM:

6 ABSTRAK Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disyahkan dan merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu. Biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya produksi dikatagorikan menjadi 3(tiga) jenis biaya yaitu: Biaya bahan baku langsung (Direct Material Cost), Biaya Buruh Langsung (Direct Labor Cost), dan Biaya pabrikasi lainnya (Factory Overhead Cost). Anggaran merupakan alat pengawasan yang berari melakukan evaluasi (menilai) atas pelaksanaan pekerjaan, dengan cara menbandingkan realisasi dengan rencana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah anggaran yang ditetapka perusahaan telah sesuai dengan realisasi. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif. Jenis data yang yang digunakan adalah data primer yakni data yang secara langsung di dapat dari PT. Muttfa Medan dengan teknik wawancara dengan bagian akuntansi maupun teknik dokumentasi untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan skripsi. Dan data yang digunakan penulis adalah data sekunder yang diperoleh dari PT. Mutifa Medan berupa struktur organisasi, sejarah singkat perusahaan. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif komparatif, dimana dta dikumpulkan, di susun, diinterpretasikan, di analisis, sehingga memberi keterangan bagi pemecaha masalah yang dihadapi. Penulis telah melakukan penelitian mengenai peranan anggaran sebagai alat pengawasan biaya produksi. Dari hasil penelitian tersebut penulis mendapat kesimpulan bahwa pengawasan melalui anggaran telah dilakukan dengan cara membandingkan anggaran dengan realisasi, penggolongan biaya produksi perusahaan antara lain: biaya bahan baku dan biaya bahan penolong, upah langsung, dan biaya overhead pabrik. Pengawasan mutu perusahaan telah baik dengan adanya bagian quality control dan sesuai dengan standar pharmathology. Kata Kunci : Anggaran, alat pengawasan, biaya produksi

7 DAFTAR ISI Halam an PERNYATAAN... i KATA PENGANTAR... ii ABSTRAK... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Perumusan Masalah... 4 C. Tujuan Penelitian... 4 D. Manfaat Penelitian... 4 E. Kerangka konseptual... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6 A. Pengertian dan Unsur-unsur Biaya Produksi Pengertian Biaya Produksi Unsur-unsur Biaya Produksi... 6 B. Pengertian Anggaran Biaya Produksi Pengertian Anggaran Pengertian Anggaran Biaya Produksi C. Penyusunan Anggaran Biaya Produksi Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Produksi Tahap Penyusunan Anggaran Biaya Produksi D. Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengawasan... 29

8 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Jenis Data B. Teknik Pengumpulan Data C. Metode Analisis Data D. Jadwal dan Lokasi Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Singkat Perusahaan Struktur Organisasi Perusahaan Penggolongan Biaya Produksi PT. Mutifa B. Analisis Hasil Penelitian Prosedur Penyusunan Anggaran PT Mutifa Unsur-Unsur Biaya Produksi Pengawasan Melalui Anggaran Biaya Produksi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

9 DAFTAR TABEL `Halaman Tabel 2-1. Anggaran Penjualan Tabel 2-2. Anggaran Produksi Tabel 2-3. Anggaran Kebutuhan Bahan Baku Tabel 2-4. Anggaran Pembelian Bahan Baku Tabel 2-5. Anggaran Biaya Bahan Baku Tabel 2-6. Anggaran Biaya Upah Langsung Tabel 2-7. Anggaran Biaya Tidak Langsung Tabel 2-8. Biaya Standar dan Biaya Sesungguhnya Tabel 4-1. Perbandingan Anggaran dan Realisasi Biaya Produksi Untuk periode Januari Desember Tabel 4-2. Daftar Biaya Standar dan Biaya Sesungguhnya untuk Produksi Antalgin... 61

10 DAFTAR GAMBAR `Halaman Gambar 1.1 Kerangka Konseptual... 5 Gambar 2.1 Perencanaan Operasi Manufaktur Gambar 4.1 Penggolongan Biaya Produksi PT. Mutifa... 48

11 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Struktur Organisasi PT. Mutifa Medan

12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan dunia usaha dewasa ini dihadapkan pada situasi dan kondisi yang menuntut agar perusahaan tetap hidup dan berkembang sejalan dengan kemajuan zaman, serta tujuan perusahaan yang semakin kompleks. Kemajuan perusahaan sangat ditentukan oleh keharmonisan seluruh komponen yang ada dalam perusaan, dimana perusahaan harus mampu menjaga dan mengendalikan kualitas pengelola dan koordinasi kebijakan perusahaan. Anggaran dari suatu perusahaan merupakan kebijaksanaan yang cukup handal dalam menentukan kelangsungan hidup perusahaan sebab anggaran disusun dengan mempertimbangkan pengalaman masa lalu, keadaan yang sedang terjadi, dan ramalan dimasa yang akan datang. Kegiatan utama setiap perusahaan adalah menghasilkan barang sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang ditentukan dan menjualnya kepada konsumen. Mengingat pentingnya peranan anggaran tersebut, maka manajemen harus memiliki keahlian dan keterampilan dalam merencanakan anggaran produksi. Berdasarkan anggaran produksi tersebut, maka dapat disusun anggaran biaya produksi. Dalam menyusun anggaran biya produksi yang berguna dan bermanfaat penuh dalam penerapannya dalam operasi perusahaan, persyaratan yang harus dipenuhi antar lain harus memiliki sifat komunikatif dan realistis. Namun harus disadari bahwa anggaran yang telah disusun sebaik mungkin belum tentu dapat menghasilkan sesuai dengan

13 keinginan pimpinan perusahaan. Tetapi jika perusahaan membuat anggaran dalam menjalankan usahanya maka tujuan yang ingin dicapai akan lebih terarah sebab perusahaan memiliki pedoman sebagai alat mengukur kegiatan usaha dan juga tercapainya efisiensi kerja. Dalam mewujudkan suatu anggaran, diperlukan pengawasan yang ketat. Pengawasan tersebut bertujuan untuk mencegah kecurangan yang dapat merugikan perusahaan. Pengawasan melalui anggaran dilakukan dengan cara membandingkan anggaran yang disusun dengan realisasi yang dicapai. Pengawasan dibutuhkan untuk mengetahui apakah semua bahan baku yang dibutuhkan sudah tersedia sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh perusahaan. Departemen pembelian bertanggung jawab penuh atas penyimpangan harga bahan baku. Pengawasan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan ini adalah dengan cara meneliti daftar-daftar harga penawaran, menentukan cara pembelian bahan baku dengan harga yang murah, usaha untuk mendapatkan potongan harga, dan memilih cara pengiriman yang paling ekonomis bagi perusahaan. Penyimpangan pemakaian bahan baku merupakan tanggung jawab departemen produksi, sebab departemen ini yang menangani proses produksi untuk menghasilkan produk jadi. Pada umumnya penyimpangan harga bahan baku baik yang sifatnya menguntungkan (favorable) maupun yang merugikan (unfavorable) dapat disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya fluktuasi harga yang sulit untuk diramalkan, tingkat persaingan pasar yang kompetitif, dan lain sebagainya.

14 Penyimpangan pemakaian bahan baku dapat terjadi karena bahan baku yang diolah tidak sesuai dengan standar, jadwal penerimaan bahan baku yang tidak tepat, adanya perubahan metode produksi, dan penyusunan rencana produksi yang yang tidak teliti. Penyimpangan upah langsung dapat terjadi karena adanya perbedaab tarif dan jumlah pemakaian jam tenaga kerja langsung. Penyimpangan tarif upah langsung dapat disebabkan karena rencana dan jadwal penugasan tenaga kerja tidak efisien, penetapan tarif upah langsung berbeda untuk masingmasing pekerja. Setelah diketahui adanya penyimpangan, maka akan diadakan analisis terhadap penyimpangan tersebut untuk diambil tindakan perbaikan. Tindakan ini diperlukan agar penyimpangan-penyimpangan tersebut tidak terjadi lagi pada periode yang akan datang, terutama penyimpangan yang sifatnya merugikan. PT. Mutiara Mukti Farma (Mutifa) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan obat-obatan, dalam menjalankan usahanya juga memerlukan anggaran sebagai alat pengawasan agar biaya produksi yang dikeluarkan tidak menyimpang dari rencana yang dibuat oleh perusahaan. Dengan latar belakang tersebut diatas dan melihat betapa pentingnya fungsi anggaran sebagai alat pengawasan dalam perusahaan, sehingga penulis tertarik untuk memilih judul Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan. B. Perumusan Masalah

15 Berdasarkan uraian dan penjelasan diatas maka permasalahan yang dianggap perlu untuk diteliti adalah Apakah pengawasan biaya produksi melalui anggaran telah dilaksanakan oleh perusahaan sebagaimana mestinya?. C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui apakah pengawasan biaya produksi melalui anggaran telah dilaksanakan oleh perusahaan sebagaimana mestinya. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Menambah pengetahuan penulis khususnya hal-hal yang berhubungan dengan masalah anggaran biaya produksi. 2. Memberikan sumbangan pemikiran yang mungkin berguna bagi perusahaan. 3. Sebagai bahan acuan bagi penelitian selanjutnya untuk meneliti masalah yang sama dengan penelitian ini. E. Kerangka Konseptual

16 PT. MUTIFA MEDAN ANGGARAN ALAT PENGAWASAN BIAYA PRODUKSI BIAYA BAHAN BAKU BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG BIAYA OVERHEAD PABRIK PERANAN ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGAWASAN BIAYA PRODUKSI Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Unsur-unsur Biaya Produksi 1. Pengertian Biaya Produksi Dalam memahami pengertian dari biaya produksi, ada dua unsur yang harus dijelaskan terlebih dahulu. Unsur yang pertama adalah biaya dan yang kedua adalah fungsi produksi. Dalam akuntansi keuangan, istilah biaya didefinisikan sebagai pengorbanan ekonomis yang dibuat untuk memperoleh barang dan jasa. Dengan kata lain biaya adalah harga perolehan barang atau jasa yang diperlukan oleh organisasi. Besarnya biaya diukur dalam satuan moneter, yang jumlahnya dipengaruhi oleh transaksi dalam rangka pemilikan barang dan jasa tersebut. Kemudian, fungsi produksi adalah fungsi untuk mengubah atau mengolah bahan baku menjadi produk selesai yang siap untuk dijual kepada para pembeli. Menurut Mulyadi (2000:14) Biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual 2. Unsur-unsur Biaya Produksi Biaya produksi dikatagorikan menjadi 3 (tiga) jenis biaya yaitu : 1. Biaya Bahan Baku Langsung (Direct Material Cost)

18 Suatu biaya produksi disebut biaya bahan baku langsung bila bahan tersebut merupakan bagian yang integral, dapat dilihat atau diukur secara jelas dan mudah serta ditelusuri baik fisik maupun nilainya dalam produksi yang dihasilkan. Contoh : Pemakaian papan/ block teak untuk pembuatan meja kursi atau lemari, pemakaian kertas dalam penerbitan buku/majalah, pemakaian benang dalam industri sepatu atau pemakaian chasis, body, accu dalam industri mobil dan lain-lain. 2. Biaya Buruh Langsung (Direct Labor Cost) Suatu biaya produksi disebut biaya buruh langsung bila biaya itu dikeluarkan/ dibebankan karna adanya pembataran upah kepada buruh yang langsung ikut serta bekerja dalam membentuk produksi akhir. Biaya ini dapat ditelusuri karena jelas dapat diukur dengan waktu yang dipergunakannya dalam keikutsertaanya secara langsung membentuk produksi akhir. Contoh : Upah buruh yang dibayar terhadap tukang yang langsung membentuk lemari/kursi atau meja dengan mempergunakan papan/blocck teak, upah buruh yang langsung memotong kulit, menjahit dan memaku serta mengelem kulit dalam pembuatan sepatu dan lain-lain. 3. Biaya Pabrikasi Lainnya (Factory Overhead Cost) Biaya pabrikasi lainnya (Factory Overhead Cost) adalah semua biaya pabrik yang bukan bahan baku langsung dan buruh yang timbul dan dibebankan terhadap pabrik karena sifatnya baik sebagai bagian yang memiliki eksistensi

19 dalam produksi akhir maupun hanya memberikan pelayanan guna menunjang, memperlancar, mempermudah atau sebagai penggerak kegiatan itu sendiri. Umumnya biaya ini sulit ditelusuri secara konkret dalam produk akhir Contoh : Biaya bahan baku yang bukan bahan langsung dan biasanya nilainya tidak terlalu besar seperti pemakaian lem untuk percetakan dan pabrik sepatu, biaya upah yang diberikan kepada penjaga malam pabrik, mandor, teknisi mesin-mesin, listrik, pembersih mesin dan peralatan pabrik lainnya, biaya pemakaian listrik, air, biaya asuransi/ sewa gedung pabrik, pemakaian oli, bahan bakar, mesin-mesin pabrik, gedung pabrik dan lain-lainnya. B. Pengertian Anggaran Biaya Produksi 1. Pengertian Anggaran Anggaran merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap perusahaan, baik perusahaan yang bertujuan mencari laba maupun bertujuan non laba termasuk perusahaan jasa, perusahaan dagang, dan perusahaan industri. Sebelum perusahaan beroperasi, perlu adanya rencana berupa anggaran, sehingga jelas misi dan target yang akan dicapai pada periode berikutnya. Hal inilah yang menyebabkan anggaran menjadi sangat dibutuhkan. Bagi pimpinan perusahaan, anggaran merupakan sarana keperluan rencana, koordinasi, dan pengawasan. Untuk lebih memahami pengertian

20 anggaran, maka penulis akan mengemukakan beberapa pendapat ahli tentang pengertian anggaran sebagai berikut: Menurut Blocher, Chen, Lin (2000:350) Anggaran merupakan rencana kuantitatif terhadap operasi perusahaan yang mengidentifikasikan sumber daya dan komitmen yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan organisasi selama periode anggaran. Menurut M. Nafarin (2004:12) Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan dan merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu. Dari beberapa pendapat diatas, anggaran memiliki beberapa ciri pokok antara lain: 1. Rencana Anggaran merupakan suatu rencana, mengenai kegiatan perusahaan di masa yang akan datang. 2. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan Mengingat bahwa anggaran akan dijadikan sebagai pedoman kerja dan juga sebagai alat pengkoordinasi kerja serta alat pengawasan, maka anggaran harus dapat mencakup semua kegiatan yang akan dilaksanakan oleh semua bagian yang ada dalam perusahaan. Apabila ada sebagian dari kegiatan yang tidak tercakup dalam anggaran, berarti ada sebagian kegiatan yang tidak mempunyai pedoman atau arah.

21 3. Dinyatakan dalam satuan moneter Unit moneter ini sangat dibutuhkan, mengingat bahwa masing-masing kegiatan perusahaan yang berbeda-beda tersebut sering mempunyai satuan unit yang berbeda-beda, seperti misalnya bahan baku menggunakan satuan berat (misalnya kg), satuan panjang (misalnya meter), satuan isi (misalnya liter), tenaga kerja menggunakan satuan jam kerja (misalnya harian). Dengan unit moneter dapatlah diseragamkan semua satuan yang berbeda tersebut, sehingga perbedaan antara yang direncanakan dengan yang direalisasikan memungkinkan untuk dijumlahkan, diperbandingkan serta dianalisa lebih lanjut. 4. Jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang Anggaran harus menunjukkan secara jelas jangka waktu berlakunya angka-angka tersebut, agar dapat mempermudah penilaian pencapaian apa yang telah direncanakan. Oleh sebab itu anggaran harus disusun secara rasional yang memungkinkan untuk dicapai, sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. 5. Sebagai alat pengawasan Anggaran dapat berfungsi sebagai alat pengawasan, misalnya pada saat melaksanakan penilaian kembali atau membandingkan dengan standar yang telah ditetapkan dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan jika terjadi penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan.

22 Dari beberapa ciri pokok diatas, maka dapat dilihat kegunaan anggaran sebagai berikut : 1. Sebagai pedoman kerja Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatankegiatan perusahaan di waktu yang akan datang. 2. Sebagai alat pengkoordinasi kerja Anggaran berfungsi sebagai alat untuk pengorganisasian kerja agar semua bagian-bagian yang terdapat dalam perusahaan dapat saling menunjang, saling bekerja sama dengan baik menuju ke sasaran yang telah ditetapkan. 3. Sebagai alat pengawasan kerja Anggaran sebagai alat pengawasan kerja dengan membandingkan rencana yang telah ditetapkan dengan realisasi, penyimpangan dari anggaran tersebut dianalisis sehingga dapat diketahui kekuatan dan kelemahan perusahaan tersebut. Anggaran merupakan alat pengawasan yang berarti melakukan evaluasi (menilai) atas pelaksanaan pekerjaan, dengan cara : 1. Membandingkan realisasi dengan rencana (anggaran) 2. Melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu (jika ada penyimpangan yang merugikan). Bila dibandingkan dengan antara kegunaan anggaran dengan fungsi-fungsi manajemen, maka anggaran mempunyai kaitan yang

23 sangat erat dengan manajemen, khususnya yang berhubungan dengan perencanaan (planning), pengkoordinasian (coordinating), dan pengawasan (controling). Untuk lebih memahami perbandingan kegunaan anggaran dengan fungsi manajemen, penulis akan mengemukakan pendapat ahli tentang fungsi manajemen: 1. Menyusun rencana untuk dijadikan pedoman kerja (planning) 2. Menyusun struktur organisasi kerja yang merupakan pembagian wewenang dan tanggung jawab kepada para personil (karyawan) perusahaan (organizing). 3. Membimbing, memberi petunjuk dan mengarahkan para karyawan (directing) 4. Menciptakan koordinasi dan kerja sama yang serasi antara semua bagian-bagian yang ada dalam perusahaan (coordinating). 5. Mengadakan pengawasan terhadap kerja para karyawan di dalam merealisasikan apa yang tertuang dalam rencana perusahaan yang telah ditetapkan (controling). 2. Pengertian Anggaran Biaya Produksi Sebelum mengemukakan pengertian biaya produksi, terlebih dahulu akan dibahas pengertian biaya. Pengertian biaya yang dikemukakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia : Beban (expense) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva terjadinya

24 kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanaman modal. Menurut ilmu akuntansi, pengertian biaya dibedakan antara cost dan expense yang pada dasarnya memberikan makna yang berbeda. Beban atau expense dinyatakan sebagai biaya secara langsung atau tidak langsung telah dimanfaatkan di dalam usaha menghasilkan pendapatan dalam suatu periode. Sedangkan biaya adalah pengorbanan ekonomis yang diperlukan untuk memperoleh suatu barang yang mempunyai manfaat bagi perusahaan. Jadi pengertian produksi meliputi tindakan memproses atau mengubah bahan baku dengan menggunakan tenaga kerja dan peralatan-peralatan sedemikian rupa sehingga menghasilkan barang jadi atau setengah jadi yang dapat memberikan daya gung,dalam intensitas yang lebih tinggi dari bentuk dan sifat sebelumnya. Dari uraian diatas, maka dapat diketahui bahwa unsur-unsur biaya produksi terdiri dari : a. Bahan langsung, yaitu semua bahan yang membentuk bagian integral dari barang jadi dan dapat dimasukkan langsung dalam perhitungan biaya produksi. b. Upah langsung, yaitu upah yang dibayar kepada buruh yang secara langsung terlibat dalam proses produksi untuk mengolah bahan langsung menjadi barang jadi. c. Biaya tidak langsung, yaitu biaya produksi selain dari bahan langsung dan biaya tak langsung yang ikut berperan serta dalam pengolahan bahan

25 langsung menjadi barang jadi. Biaya ini antara lain adalah bahan pembantu atau penolong, biaya penyusutan mesin, biaya penyusutan gedung pabrik dan lain-lain. Dengan memahami ketiga unsur biaya produksi tersebut, maka akan lebih mudah untuk memehami pengertian anggaran biaya produksi. Hal ini disebabkan karena unsur biaya produksi sejalan dengan anggaran produksi. Jika ditinjau dari segi bidang yang tercakup dalam anggaran, maka anggaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Anggaran Biaya Bahan Baku b. Anggaran Biaya Upah Langsung c. Anggaran Biaya Tidak Langsung Dari uraian tersebut diatas, maka jelaslah bahwa anggaran biaya produksi adalah anggaran atas biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi atau menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa. C. Penyusunan Anggaran Biaya Produksi 1. Prosedur Penyusunan Anggaran Penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan tanggung jawab dari manajemen puncak, karena manajemen puncaklah yang paling berwenang dan bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan perusahaan. Namun demikian bukan berarti kegiatan penyusunan anggaran harus dilakukan sendiri oleh manajemen puncak, tetapi dapat didelegasikan kepada bagian lain di dalam perusahaan.

26 Tentang bagian apa yang diserahi tugas untuk menyusun anggaran sangat tergantung pada struktur organisasi dari masing-masing perusahaan. Dalam perusahaan yang berskala kecil, tugas mempersiapkan dan menyusun anggaran dapat didelegasikan kepada bagian administrasi. Hal ini disebabkan karena pada perusahaan yang kecil, kegiatan perusahaan tidak terlalu kompleks, sederhana dengan ruang lingkup yang terbatas, sehingga tugas penyusunan anggaran dapat diserahkan kepada salah satu bagian saja dari perusahaan, tanpa perlu banyak melibatkan secara aktif seluruh bagian-bagian yang ada dalam perusahaan. Penunjukan bagian administrasi ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa bagian administrasi inilah terkumpul semua data dan informasi yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan. Pada perusahaan yang berskala besar, kegiatan perusahaan cukup kompleks dengan ruang lingkup yamg luas sehingga bagian administrasi tidak mampu lagi untuk menyusun anggaran tanpa partisipasi secara aktif dari bagian lain, maka penyusunan anggaran didelegasikan kepada suatu bagian khusus yang melibatkan semua unsur yang mewakili semua bagian yang ada dalam perusahaan. Bagian ini biasanya disebut komite anggaran yang terdiri dari manajer penjualan, manajer pemasaran, manajer keuangan, manajer produksi, mamajer bagian umum dan administrasi. Tugas komite anggaran ini adalah : 1. Menetapkan kebijaksanaan umum 2. Meminta, menerima, dan meninjau estimasi dari masing-masing anggaran 3. Mengusulkan perbaikan-perbaikan atas estimasi anggaran tersebut 4. Menyusun anggaran serta perbaikan-perbaikan

27 5. Menerima dan menganalisa berbagai laporan keuangan 6. Memberikan rekomendasi bagi tindakan yang direncanakan guna meningkatkan efisiensi bila diperlukan. Baik anggaran yang disusun oleh bagian administrasi maupun komite anggaran barulah merupakan rancangan anggaran (draf budged) yang akan disahkan oleh pimpinan perusahaan menjadi anggaran yang sebenarnya, akan dijadikan pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja, dan sebagai alat pengawasan kerja. Adapun kapan pihak yang diserahi tugas untuk menyusun rancangan anggaran tersebut mulai bekerja tergantung pada perkiraan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan anggaran tersebut. Yang penting adalah anggaran tersebut harus sudah ditetapkan oleh pimpinan perusahaan sebelum jangka waktu anggaran telah tiba. Komite anggaran tidak akan dibubarkan walaupun penyusunan anggaran telah selesai tetapi secara berkala masih mengadakan pertemuan untuk membahas pelaksanaan anggaran dari waktu ke waktu untuk meningkatkan kerjasama dan koordinasi serta mengadakan revisi bila dirasa perlu. Dengan disusunnya anggaran perusahaan oleh komisi anggaran yang anggotanya meliputi kepala bagian dalam menentukan rencana kerja demi tujuan perusahaan. Dengan adanya partisipasi ini mereka akan merasa turut menentukan rencana kerja yang hendak dilaksanakan dan tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian mereka secara sadar dan rasa tanggung jawab melaksanakan apa yang telah diputuskan bersama.

28 Penyusunan dan pengawasan anggaran memerlukan unit organisasi yang menangani administrasi anggaran. Fungsi ini dipegang oleh departemen anggaran dan rincian tugasnya adalah sebagai berikut : 1. Menerbitkan prosedur dan formulir untuk penyiapan rancangan anggaran setiap pusat pertanggung jawaban dalam perusahaan. 2. Mengkoordinasikan dan menerbitkan asumsi-asumsi yang dipakai sebagai dasar penyusunan rancangan anggaran perusahaan. 3. Membantu setiap manajer pusat pertanggungjawaban dalam menyusun rancangan anggaran pusat pertanggungjawaban. 4. Mengolah rancangan anggaran pusat pertanggungjawaban menjadi rancangan anggaran induk. 5. Menganalisis rancangan anggaran dan memberikan rekomendasi kepada komite anggaran. 6. Menganalisis realisasi anggaran, menafsirkan hasil-hasilnya dan membuat laporan ringkas mengenai hasil analisisnya tersebut kepada direksi. 7. Mengadministrasikan proses perubahan dan penyesuaian anggaran perusahaan. Prosedur yang telah ditetapkan diberikan kepada masing-masing bagian menurut tingkatan organisasi, dan setiap tingkatan manajemen dapat menambah keterangan lain yang lebih terinci untuk dapat dipakai sebagai pedoman dalam penyusunan anggaran bawahannya. Dalam penyusunan anggaran, bagian akuntansi dapat memberikan bantuan untuk membuat perhitungan yang terperinci dan menyediakan data yang lalu.

29 Angka-angka yang dimasukkan haruslah bersifat realistis. Apabila anggaran setiap bagian dalam perusahaan telah disusun maka selanjutnya panitia anggaran dari tiap-tiap bagian menilai apakah pelaksanaan telah sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang telah ditetapkan. Dalam menyusun anggaran induk, maka anggaran penjualan merupakan urutan pertama yang harus disusun, sedangkan anggaran lainnya disusun dalam rangka mendukung tercapainya rencana penjualan. Namun ada perusahaan yang anggaran produksinya merupakan dasar penyusunan anggaran lainnya, seperti perusahaan perkebunan. Hal ini disebabkan karena pada perusahaan perkebunan hasil produksinya sangat tergantung pada keadaan alam, atau dengan kata lain proses produksi bukan dipengaruhi oleh mesin atau manusia, akan tetapi oleh alam. 2. Tahap Penyusunan Anggaran Biaya Produksi Anggaran komprehensif secara umum terdiri dari anggaran operasi dan anggaran keuangan. Anggaran operasi terdiri dari anggaran penjualan, anggaran produksi, anggaran biaya produksi, anggaran perhitungan laba rugi. Sedangkan anggaran keuangan terdiri dari anggaran kas, neraca, dan anggaran modal. Dalam hal ini penulis hanya akan membahas anggaran biaya produksi saja. Penyusunan anggaran biaya produksi biasanya dimulai dengan anggaran penjualan. Hal ini menjadi dasar perencanaan berkala dalam perusahaan, karena praktis semua perencanaan lainnya disusun berdasrkan anggaran ini. Kemudian penyusunan anggaran selanjutnya adalah anggaran produksi, karena rencana penjualan yang telah disusun harus direalisasikan dengan memproduksi barang

30 yang telah dianggarkan. Untuk perusahaan jasa dan perusahaan dagang, urutan penyusunan anggaran ini sedikit berbeda karena hasil penjualn dari perusahaan bukan merupakan hasil produksi perusahaan tersebut. Setelah menyusun anggaran produksi, langkah selanjutnya adalah penyusunan anggaran biaya produksi bertitik tolak dari anggaran produksi dan anggaran penjualan. Anggaran Penjualan Anggaran penjualan merupakan suatu daftar yang mendetail yang menunjukkan rencana penjualan yang diharapkan selama periode yang akan datang yang dibuat dalam satuan unit moneter. Dalam penyusunan anggaran penjualan diperlukan ketelitian yang cermat karena anggaran penjualan merupakan titik tolak dalam pembuatan anggaran yang lain terutama dalam menentukan operasi perusahaa. Menurut Munandar Anggaran penjualan adalah, Budget Penjualan (sales budget) ialah budget yang merencanakan secara lebih terperinci tentang penjualan perusahaan selama periode yang akan datang, yang didalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas) barang yang akan dijual, harga barang yang akan dijual, waktu penjualan serta tempat (daerah penjualan). Dari pengertian tersebut, dapat dijelaskan bahwa anggaran penjualan merupakan dasar dilakukannya aktivitas-aktivitas yang lain dan pada umumnya disusun terlebih dahulu dari anggaran lainnya. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan rencana penjualan adalah :

31 a. Penentuan Dasar Anggaran 1. Menentukan variabel yang relevan yang mempengaruhi penjualan 2. Menentukan tujuan umum dan khusus yang diinginkan 3. Penentuan strategi pemasaran yang dipakai b. Penyusunan Rencana Penjualan 1. Analisis ekonomi secara makro 2. Analisis industri 3. Analisis prestasi penjualan yang lalu 4. Analisis prestasi penjualan yang akan datang 5. Menyusun peramalan penjualan 6. Menghitung jumlah penjualan yang dianggarkan 7. Mengkomunikasikan rencana penjualan yang telah disusun pada pihak lain yang berkepentingan. Berikut ini akan disajikan contoh anggaran penjualan : Tabel 2-1 PT. ABC Anggaran Penjualan Produk A Unit Harga per unit Penjualan produk A Produk B Unit Harga per unit Penjualan produk B TOTAL PENJUALAN Wilayah Timur Rp. 200 Rp Rp Rp Barat Total

32 Anggaran Produksi Aktivitas selanjutnya setelah anggaran penjualan disusun adalah penyusunan anggaran produksi. Total unit yang harus diproduksi tergantung pada penjualan yang direncanakan dan tingkat perubahan persediaan yang diharapkan. Jadi anggaran produksi adalah rencana terperinci yang menunjukkan jumlah unit yang harus diproduksi selama satu periode dengan memperlihatkan besarnya penjualan persediaan barang jadi. Adapun tujuan anggaran produksi adalah : a. Menunjang kegiatan penjualan agar produk dapat disediakan sesuai dengan yang direncanakan. b. Menjaga tingkat persediaan yang memadai c. Sebagai informasi untuk menyusun anggaran lainnya d. Mengatur jadwal produksi e. Menetapkan jumlah satuan fisik yang akan diproduksi dalam waktu periode dalam waktu atau periode tertentu f. Menentukan waktu berproduksi g. Menentukan penggunaan fasilitas lainnya h. Menentukan penggunaan bahan baku, tenaga kerja, service, dan peralatan.

33 Berikut ini akan disajikan contoh anggaran produksi : Tabel 2-2 PT. ABC Anggaran Produksi Unit Penjualan Ditambah dengan persediaan akhir Total unit yang diperlukan Dikurangi persediaan awal Produksi yang direncanakan PRODUK A B Anggaran Biaya Produksi Setelah menyusun anggaran produksi, langkah selanjutnya adalah untuk menentukan berapa besar biaya yang dikeluarkan, dan jenis biaya apa saja yang diperlukan terhadap jumlah produksi yang akan dihasilkan. Anggaran ini dinamakan anggaran biaya produksi dan terdiri dari, anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya upah langsung, anggaran biaya tidak langsung. a. Anggaran Biaya Bahan Baku Anggaran biaya bahan baku merupakan rencana tentang biaya bahan baku langsung yang diperlukan untuk menghasilkan barang jadi sesuai dengan anggaran produksi. Adapun tujuan penyusunan anggaran biaya bahan baku adalah : a. Menaksir jumlah bahan baku yang diperlukan b. Menaksir besarnya kuantitas pemakaian bahan baku dalam proses produksi c. Menaksir besarnya dana yang diperlukan untuk melaksanakan pembelian bahan baku

34 d. Sebagai pedoman menghitung biaya per unit atau harga pokok produksi barang yang akan diproduksi. e. Dasar pengawasan bahan baku Untuk menyususn anggaran biaya bahan baku dibutuhkan beberapa sub anggaran, yaitu : a. Anggaran kebutuhan bahan baku Anggaran ini disusun sebagai perencanaan kuantitas bahan baku yang dibutuhkan untuk keperluan produksi pada periode mendatang. Dalam anggaran ini dicantumkan : 1. jenis barang jadi yang dihasilkan 2. jenis bahan baku yang digunakan 3. bagian-bagian yang dilalui dalam proses produksi 4. standar pemakaian bahan baku 5. waktu pemakaian bahan

35 Berikut ini disajikan contoh anggaran kebutuhan bahan baku : Tabel 2-3 PT. ABC Anggaran Kebutuhan Bahan Baku PRUDUK A Unit yang diproduksi Standar bahan untuk 1 unit produk Unit bahan yang dibutuhkan Bahan X Y Z PRODUK B Unit yang diproduksi Standar bahan untuk 1 unit produksi Unit bahan yang dibutuhkan Total Bahan Unit Yang Dibutuhkan b. Anggaran pembelian bahan baku Anggaran ini disusun sebagai perencanaaan kuantitas bahan baku yang harus dibeli pada periode mendatang. Bahan baku yang harus dibeli diperhitungkan dengan mempertimbangkan faktor persediaan dan kebutuhan bahan baku. Di dalam anggaran ini dicantumkan : 1. mutu dan jenis bahan baku yang digunakan dalam proses produksi 2. jumlah unit bahan baku yang akan dibeli 3. harga bahan baku yang dibeli 4. waktu pembelian bahan baku

36 Berikut ini contoh anggaran pembelian bahan baku Tabel 2-4 PT. ABC Anggaran Pembelian Bahan Baku Unit yang dibutuhkan untuk produksi Ditambah persediaan akhir yang diinginkan Dikurangi persediaan awal Unit yang harus dibeli Harga per unit Total pembelian Bahan X Y Z c. Anggaran biaya bahan baku yang digunakan dalam produksi Anggaran ini merupakan suatu perencanaan yang terperinci tentang biaya bahan baku produksi selama periode yang akan datang, yang di dalamnya terdapat rencana tentang jenis bahan baku yang diolah, dan waktu bahan baku diolah dalam proses produksi yang masing-masing dikaitkan dengan jenis barang jadi yang dihasilkan.

37 Berikut ini akan disajikan contoh anggaran tersebut : Tabel 2-5 PT. ABC Anggaran Biaya Bahan baku PRODUK A Unit yang diproduksi Biaya per unit Jumlah biaya bahan baku Bahan X Y Z PRODUK B Unit yang diproduksi Biaya per unit Jumlah biaya bahan baku Total biaya bahan baku b. Anggaran biaya upah langsung Anggaran ini disusun untuk merencanakan berapa biaya yang akan dikeluarkan untuk membayar upah tenaga kerja langsung sehubungan dengan memproduksi bahan baku menjadi barang jadi sesuai dengan anggaran produksi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun anggaran biaya upah langsung adalah : a. Jumlah unit yang akan diproduksi b. Periode akuntansi c. Jam kerja untuk memproduksi satu unit produk d. Upah jam kerja langsung e. Jenis tenaga kerja untuk setiap jenis barang

38 f. Jam kerja untuk setiap barang g. Tingkatan proses produksi Berikut ini akan disajikan contoh anggaran biaya upah langsung : Tabel 2-6 PT. Maju Jaya Anggaran Biaya Upah Langsung PRODUK A Jumlah jam kerja per unit Unit yang harus diproduksi Jam kerja produk A Bagian Pengeringan Pencetakan Pengemasan PRODUK B Jumlah jam kerja per unit Unit yang harus diproduksi Jam kerja produk B Jumlah jam kerja Tingkat upah/jam Rp. 5 Rp. 4 Rp. 5 Total biaya upah Rp Rp Rp c. Anggaran biaya tidak langsung Anggaran biaya tidak langsung merupakan anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang biaya pabrik tidak langsung selama periode yang akan datang, yang didalamnya meliputi rencana tentang jenis biaya pabrik tidak langsung, jumlah biaya pabrik tidak langsung, dan waktu biaya pabrik tidak langsung tersebut dibebankan, yang masing-masing dikaitkan dengan departemen atau tempat dimana biaya pabrik tidak langsung itu terjadi.

39 Dalam menentukan dana yang harus dianggarkan untuk anggaran biaya tidak langsung, terdapat dua masalah pokok, yaitu : a. Masalah penanggung jawab dalam perencanaan biaya Dalam hal ini perlu ditetapkan prinsip akuntansi pertanggungjawaban atau yang sering disebut dengan prinsip biaya departemen langsung. Atas dasar prinsip ini dikenal dengan adanya pembagian departemen menjadi departemen produksi dan departemen jasa untuk kegiatan yang dilakukan di pabrik. b. Masalah penentuan jumlah biaya atau anggaran Berdasarkan sifatnya, biaya dibagi atas biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya selalu sama dari waktu ke waktu, sedangkan biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya setiap periode tergantung pada tingkat produksi.

40 Berikut ini disajikan contoh dari anggaran tersebut : Tabel 2-7 PT. ABC Anggaran Biaya Tidak Langsung Bagian PRODUK A Unit yang diproduksi Biaya tidak langsung per unit Biaya tidak langsung Produk A Pengeringan Pencetakan Pengemasan PRODUK B Unit yang diproduksi Biaya tidak langsung per unit Biaya tidak langsung produk B Total biaya tidak langsung A dan B D. Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengawasan Anggaran adalah salah satu alat yang sering digunakan sebagai alat pengawasan, karena jika anggaran disusun dengan baik, maka akan mempermudah penilaian tingkat efisiensi setiap pekerjaan. Pengawasan berdasarkan anggaran dilakukan dengan membandingkan anggaran dengan realisasinya, dari perbandingan tersebut dapat diketahui sebab-sebab penyimpanan antara anggaran dengan realisasi. Dari hasil analisis tersebut maka akan tampak kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan dan menjadi masukan bagi pihak manajemen untuk mengambil tindakan selanjutnya yang sekaligus menjadi bahan masukan untuk menyusun anggaran periode berikutnya.

41 Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya bahwa kegunaan anggaran adalah sebagai pedoman kerja, perencanaan, dan pengawasan. Dari kegunaan anggaran tersebut dapat dilihat kaitan antara rencana dan pengawasan. Rencana dalam hal ini adalah anggaran yang telah disetujui, hal ini berrti bahwa perusahaan akan berusaha mencapai apa yang telah ditetapkan dalam anggaran tersebut dan sekaligus mengawasi jalannya kegiatan dalam mencapai apa yang telah ditetapkan tersebut. Pengawasan harus dilakukan secara terus-menerus, bukan hanya penilaian terhadap hasil kerja, tetapi juga harus dilakukan terhadap kegiatan yang sedang berjalan. Ada tiga fase yang perlu diperhatikan dalam melakukan fungsi pengawasan suatu anggaran yaitu : 1. Standar, merupakan hal yang diingini yang menjadi dasar bagi perhitunganperhitungan. 2. Membandingkan hasil yang dicapai dengan standar, 3. Pelaporan, bertanggung jawab memberikan laporan dan penilaian atas hasil yang dicapai. Perencanaan tanpa pengawasan akan menjadi sia-sia, sebaliknya suatu pengawasan tidak akan dapat terlaksana tanpa adanya perencanaan. Perencanaan dan pengawasan merupakan sebagian dari fungsi-fungsi manajemen serta berperan dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Jika dilihat dari hubungannya dengan anggaran, maka biaya standar memiliki hubungan yang erat dengan anggaran. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa anggaran adalah merupakan taksiran biaya untuk menghasilkan sejumlah

42 produksi, sedangkan biaya standar merupakan taksiran biaya untuk menghasilkan satu unit produksi. Dengan demikian dalam penyusunan anggaran terlebih dahulu harus dihitung biaya standar, dan lebih jelasnya bahwa biaya standar merupakan dasar untuk menentukan anggaran. Biaya standar adalah biaya yang ditetapkan terlebih dahulu sebelum produksi dimulai yang berdasarkan atas norma-norma efisiensi mengenai pemakaian bahan, pembebanan biaya produksi langsung maupun biaya produksi tidak langsung serta biaya umum maupun biaya penjualan. Demikian pula bahwa biaya standar ditetapkan berdasarkan pengalaman dan ramalan masa yang akan datang. Biaya standar harus dapat dijabarkan dilapangan, dalam rangka menetapkan biaya standar, maka langkah-langkah berikut dapat ditempuh : a. Melakukan inventarisasi dari pengalaman-pengalaman yang lalu. Dalam hal ini berarti harus meneliti kembali biaya yang sesungguhnya terjadi pada masa yang lalu. b. Tanyakan rencana pimpinan pada masa yang akan datang. Hal ini perlu diketahui bahwa setiap perubahan kebijaksanaan pimpinan akan secara otomatis dapat mempengaruhi rencana pada masa yang akan datang. c. Ramalkan perubahan harga pada masa yang akan datang. Pekerjaan ini adalah pekerjaan yang paling sulit, sebab perubahan haraga merupakan salah satu faktor ekstern perusahaan. Penyusunan anggaran tanpa biaya standar akan memungkinkan untuk mencapai sistem pengawasan yang memadai. Standar berfungsi sebagai alat mengukur hasil yang akan dicapai dari semua kegiatan atau fungsi, tetapi penulis

43 menekankan standar pada biaya produksi yaitu standar untuk bahan baku, upah langsung, dan biaya tidak langsung. Dengan terlaksananya pengawasan biaya produksi, maka kegiatankegiatan produksi akan terkoordinasi baik dari kuantitas maupun kualitas produk serta waktu pengerjaannya yang ditetapkan untuk dicapai. Pengawasan biaya produksi secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga yaitu, pengawasan biaya bahan baku, pengawasan upah langsung, pengawasan biaya tidak langsung. a. Pengawasan biaya bahan baku Pengawasan biaya bahan baku mencakup penyediaan bahan baku dengan kuantitas dan kualitas yang diperlukan pada waktu dan tempat yang diperlukan dalam proses produksi. Ini berarti bahwa bahan baku yang diperoleh tidak boleh berlebihan jumlahnya dan dipertanggung jawabkan secara penuh serta digunakan sesuai dengan anggaran, pengawasan biaya bahan baku bertujuan untuk : 1. Menghindari pemborosan bahan baku 2. Mengurangi atau mencegah penundaan produksi karena kekurangan bahan 3. Mengurangi resiko kerugian atau kecurangan b. Pengawasan upah langsung Pengawasan terhadap upah langsung memerlukan suatu standar atau kriteria untuk menilai suatu prestasi dan mengukur kemampuan hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan dengan melihat perbedaan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang dicapai. Umumnya ditetapkan terlebih dahulu.

44 Pengawasan upah langsung bertujuan untuk menetapkan secara tepat upah yang dibayarkan kepada karyawan. c. Pengawasan biaya tidak langsung Pengawasan biaya tidak langsung mencakup berbagai jenis biaya, seperti biaya bahan penolong, biaya upah tidak langsung, biaya penyusutan, biaya reparasi, dan sebagainya. Cara yang paling meyakinkan untuk menemukan mengapa realisasi biaya pabrikasi tidak sesuai dengan anggarannya adalah menelusuri penyebab-penyebab yang mungkin untuk setiap biaya. Namun biasanya pengawsan biaya pabrikasi tidak langsung dilakukan dengan cara : 1. Menetapkan unsur-unsur biaya pabrikasi tidak langsung 2. Menetapkan besarnya biaya pabrikasi tidak langsung untuk tiap unit produk atau seluruh produk. Biaya produksi tidak langsung berbeda dengan biaya produksi langsung dan upah langsung. Biaya produksi tidak langsung mencakup berbagai jenis biaya dan terdapat pada setiap departemen produksi, sehingga sedikit menyulitkan pengawasannya. Meskipun demilian pendekatan dasar bagi pengawasan biaya produksi tidak langsung sama seperti yang diterapkan biaya langsung yaitu penetapan standar dan tindakan perbaikan-perbaikan. Hansen dan Mowen (2001 : 769) menyebutkan bahwa terdapat dua alasan mengapa sistem biaya standar diterapkan yaitu untuk meningkatkan perencanaan dan untuk memengontrol serta memfasilitasi pembiayaan produk. Biaya standar dikembangkan untuk bahan baku, tenaga kerja dan overhead yang digunakan untuk memproduksi suatu produk atau jasa. Dengan

45 menggunakan biaya-biaya ini, standar biaya per unit dihitung. Standar unit merupakan syarat yang fundamental bagi sebuah sistem penganggaran yang fleksibel, yang menjadi angka kunci dari sistem perencanaan dan kontrol yang berarti. Berikut akan disajikan contoh biaya standar dan biaya sesungguhnya : Biaya Tabel 2-8 PT. ABC Biaya Standar dan Biaya Sesungguhnya Untuk Bulan Januari 2006 Kuantitas Standar Kuantitas Sesungguhnya Harga Standar Harga Sesungguhnya Bahan baku unit unit Rp. 20 Rp. 15 Tenaga kerja unit unit Rp. 10 Rp. 20 Perhitungan selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar adalah: a. Model Satu Selisih 1. Selisih Biaya Bahan Baku = (KSt x HSt) (KS x HS) = (4.000 x Rp.20) (5.000 x Rp.15) = Rp L 2. Selisih Biaya Tenaga Kerja = (JKSt x TUSt) (JKS x TUS) = (1.000 x Rp.10) (2.000 xrp.20) = Rp R

46 b. Model Dua Selisih 1. Selisih Biaya Bahan Baku a. Selisih harga bahan baku = (HSt HS) x KS = (Rp.20 Rp.15) x = Rp L b. Selisih kuantitas bahan baku = (KST KS) x HSt = ( ) x Rp.20 = Rp R 2. Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung a. Selisih tarif upah = (TUSt TUS) x JKS = (Rp.10 Rp.20) x = Rp R b. Selisih efisiensi upah = (JKSt- JKS) x TUSt = ( ) x Rp.10 = Rp R c. Model Tiga Selisih 1. Selisih Biaya Bahan Baku a. Selisih harga bahan baku = (HSt HS) x KSt = (Rp.20 Rp.15) x = Rp L b. Selisih kuantitas bahan baku = (KSt KS) x HS = ( ) x Rp.15 = Rp R

47 2. Selisih Biaya Tenaga Kerja a. Selisih tarif upah = (TUSt TUS) x JKSt = (Rp.10 Rp.20) x = Rp R b. Selisih efisiensi upah = (JKSt JKS) x TUSt = ( ) x Rp.10 = Rp R c. Selisih tarif/efisiensi upah = (JKSt JKS) (TUSt TUS) = ( ) (Rp.10 Rp.20) = Rp R Keterangan : TUS TUS JKSt JKS HSt HS KSt KS = Tarif upah standar = Tarif upah sesungguhnya = Jam kerja standar = Jam kerja sesungguhnya = Harga standar = Harga sesungguhnya = Kuantitas standar = Kuantitas sesungguhnya

48 Dengan adanya contoh diatas, dapat diketahui berapa selisih yang terjadi diantara biaya standar dan biaya yang sesungguhnya sehingga pihak manajemen dapat menganalisa penyebab terjadinya selisih tersebut dan kemudian mencari jalan untuk mengatasi terjadinya selisih yang merugikan. Oleh karenanya, pengawasan terhadap biaya produksi akan semakin menjadi lebih efektif dengan diterapkannya biaya standar dalam perusahaan. Dengan mengembangkan harga unit dan kuantitas standar, suatu varian keseluruhan dapat diuraikan menjadi varian harga dan varian efisiensi atau pemakaian. Dengan melakukan penguraian ini, seorang menajer mendapat informasi yang lebih. Jika variannya unfavorable (tidak menguntungkan), seorang manajer dapat memberitahu apakah hal itu disebabkan oleh perbedaan harga aktual dan harga yang direncanakan untuk tingkat aktivitas aktual, atau karena keduanya.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian dan Karakteristik Anggaran Anggaran atau yang lebih sering disebut budget didefinisikan oleh para ahli dengan definisi yang beraneka ragam. Hal ini dikarenakan adanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 7 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Definisi Biaya Menurut Bustami dan Nurlela (2007:4) biaya atau cost adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karakteristik Anggaran 1. Anggaran Definisi anggaran ada bermacam-macam tetapi mempunyai karakterisrik yang hampir mirip, berikut salah satu definisi anggaran dari berbagai macam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1. Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2005:40), biaya merupakan kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Anggaran Perusahaan Suatu perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama dari suatu perusahaan bersifat profit oriented, yaitu mencapai laba yang

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM BIAYA STANDAR DALAM PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI LATEKS PEKAT PADA PT. GOTONG ROYONG JAYA MEDAN

PENERAPAN SISTEM BIAYA STANDAR DALAM PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI LATEKS PEKAT PADA PT. GOTONG ROYONG JAYA MEDAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN PROPOSAL SKRIPSI PENERAPAN SISTEM BIAYA STANDAR DALAM PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI LATEKS PEKAT PADA PT. GOTONG ROYONG JAYA MEDAN Oleh

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA PRODUKSI MINYAK SAWIT PADA PTPN IV UNIT/KEBUN PABATU

PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA PRODUKSI MINYAK SAWIT PADA PTPN IV UNIT/KEBUN PABATU UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN S K R I P S I PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA PRODUKSI MINYAK SAWIT PADA PTPN IV UNIT/KEBUN PABATU Oleh : Nama : ROBIE MAULANA N

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia, berkembang pula dunia usaha dewasa ini, terbukti dengan berdirinya perusahaan besar, perusahaan menengah dan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan diperlukan keputusan yang tepat dan akurat terhadap konsep biaya yang ada. Ada beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

DRAFT SKRIPSI. Oleh : Nama : Tuti Auliawati NIM : Departemen : Akuntansi

DRAFT SKRIPSI. Oleh : Nama : Tuti Auliawati NIM : Departemen : Akuntansi UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S1 EKSTENSI MEDAN DRAFT SKRIPSI PERANAN PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Secara sederhana anggaran didefinisikan sebagai rencana keuangan yaitu suatu rencana tertulis mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan sektor industri di Indonesia dewasa ini semakin pesat. Hal ini ditandai dengan semakin maraknya industri-industri yang didirikan baik oleh

Lebih terperinci

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN 2.1. Anggaran Perusahaan Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja dalam rangka waktu satu tahun yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Anggaran Biaya Produksi 1. Pengertian Anggaran Dalam pengelolaan perusahaan, manajemen menetapkan tujuan (goals) dan sasaran (objectives) dan kemudian membuat rencana

Lebih terperinci

ANALISIS SELISIH BIAYA STANDAR PRODUK PINTU PADA MOULDING RYAN SAMARINDA BULAN APRIL 2010

ANALISIS SELISIH BIAYA STANDAR PRODUK PINTU PADA MOULDING RYAN SAMARINDA BULAN APRIL 2010 http://www.karyailmiah.polnes.ac.id ANALISIS SELISIH BIAYA STANDAR PRODUK PINTU PADA MOULDING RYAN SAMARINDA BULAN APRIL 2010 E. Retno Maninggarjati (Staf Pengajar Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda)

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk BAB II BAHAN RUJUKAN 2.2 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi, serta membuat baik keputusan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADAPT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN

BAB III PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADAPT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN 30 BAB III PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADAPT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN A. Elemen-Elemen Biaya Operasional Biaya operasional merupakan salah satu elemen yang paling penting dalam aktifitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin bertambah kompleks, baik yang berhubungan dengan persaingan, kelangsungan hidup, maupun alokasi sumber-sumber

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALI BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Gadang Rejo Sentosa Malang)

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALI BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Gadang Rejo Sentosa Malang) ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALI BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Gadang Rejo Sentosa Malang) Ariesta Rossanda Maharani Darminto Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Biaya 1. Pengertian Biaya Segala tindakan yang telah dipikirkan secara matang akan meminta pertimbangan antara manfaat dan pengorbanan. Begitu juga dalam sektor produksi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Mulyadi (2001:2), menyatakan bahwa akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-4 ANGGARAN BERDASARKAN FUNGSI DAN AKTIFITAS STANDAR UNIT

PERTEMUAN KE-4 ANGGARAN BERDASARKAN FUNGSI DAN AKTIFITAS STANDAR UNIT PERTEMUAN KE-4 ANGGARAN BERDASARKAN FUNGSI DAN AKTIFITAS STANDAR UNIT A. TUJUAN PEMBELAJARAN. 4.1. Mahasiswa mengetahui tentang anggaran. 4.2. Mahasiswa mengetahui tentang anggaran induk. 4.3. Mahasiwa

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan, pengambilan keputusan yang tepat dan akurat memerlukan pemahaman tentang konsep biaya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan, dengan memanfaatkan sumber-sumber ekonomi secara optimal. Tujuan utama perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali)

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali) ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali) Diah Aulia Iswanty Suhadak Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam menganalisis masalah ini digunakan metode deskriptif analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam menganalisis masalah ini digunakan metode deskriptif analisis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam menganalisis masalah ini digunakan metode deskriptif analisis yang dianggap paling relevan dengan pokok penelitian ini. Deskriptif analitis yaitu suatu

Lebih terperinci

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Biaya Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga perolehan yang identik dengan cost dalam literatur akuntansi berbahasa Inggris. Harga perolehan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Definisi Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban, akuntan melaporkan kepada setiap manajer hanya informasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang akan menimbulkan kesulitan dalam perencanaan dan. pengendalian manajemen. Manajemen perusahaan yang baik merupakan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang akan menimbulkan kesulitan dalam perencanaan dan. pengendalian manajemen. Manajemen perusahaan yang baik merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dewasa ini memicu setiap organisasi bisnis untuk beroperasi secara optimal dalam kaitannya dengan persaingan dunia usaha yang semakin kompetitif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu Fajril dan Syafitri (2014) meneliti tentang Analisis Biaya Standar Dalam Rangka Pengendalian Biaya Produksi Pada PT. Pusri Palembang. Semakin meningkatnya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Penganggaran perusahaan (Business Budgeting) merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian kegiatan operasional perusahaan yang dinyatakan dalam suatu kegiatan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Anggaran II.1.1 Pengertian Anggaran Untuk mendapatkan pengertian anggaran yang lebih jelas dan tepat, di bawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian anggaran yang dinyatakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA Nama ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA HOME INDUSTRI HENDRI BAG NPM : 25209876 : Eka Rahmawati Sunistiani Fakultas / Jurusan Dosen Pembimbing : Ekonomi/Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14)

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14) BAB II LANDASAN TEORITIS A. Uraian Teoritis 1. Informasi Akuntansi Pertanggung Jawaban Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14) Informasi adalah data yang berguna untuk diolah sehingga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 )

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 ) BAB II LANDASAN TEORI A. Anggaran 1. Definisi Anggaran Rencana yang dapat disebut dengan anggaran adalah rencana yang terorganisir dan menyeluruh, yang dinyatakan dalam bentuk angka rupiah, dollar, atupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya sangat berperan penting dalam kegiatan perusahaan. Salah satu peranan akuntansi biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Didalam dunia usaha terutama suatu perusahaan akan dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Didalam dunia usaha terutama suatu perusahaan akan dihadapkan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Didalam dunia usaha terutama suatu perusahaan akan dihadapkan pada suatu masalah bagaimana perusahaan tersebut dapat terus beroperasi dan berhasil didalam persaingan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PENGAWASAN INTERNAL ATAS AKTIVA TETAP PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Oleh : AMALIA NAPITUPULU

TUGAS AKHIR PENGAWASAN INTERNAL ATAS AKTIVA TETAP PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Oleh : AMALIA NAPITUPULU TUGAS AKHIR PENGAWASAN INTERNAL ATAS AKTIVA TETAP PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Oleh : AMALIA NAPITUPULU 092102022 PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Jenis-Jenis Anggaran 1. Pengertian Anggaran Pengertian anggaran terus berkembang dari masa ke masa. Dulu anggaran hanya merupakan suatu alat untuk menyeimbangkan

Lebih terperinci

ANALISA ARUS KAS DALAM MENENTUKAN TINGKAT LIKUIDITAS PERUSAHAAN (Studi Survey pada Perusahaan PT. Indosat Region Nothern Sumatera) TUGAS AKHIR

ANALISA ARUS KAS DALAM MENENTUKAN TINGKAT LIKUIDITAS PERUSAHAAN (Studi Survey pada Perusahaan PT. Indosat Region Nothern Sumatera) TUGAS AKHIR UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM DIPLOMA III KEUANGAN MEDAN ANALISA ARUS KAS DALAM MENENTUKAN TINGKAT LIKUIDITAS PERUSAHAAN (Studi Survey pada Perusahaan PT. Indosat Region Nothern Sumatera)

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Sejalan dengan perkembangan dunia usaha, manajemen memerlukan alat bantu yang digunakan untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN. Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja untuk BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja untuk jangka waktu satu tahun, dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif yang lain. Penyusunan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Harga Pokok Produksi Menurut Mulyadi (2007:18) yang dimaksud dengan harga pokok produksi adalah harga pokok produksi memperhitungkan semua unsur biaya yang terdiri dari biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini pada era globalisasi, persaingan antara perusahaan satu dengan yang lainnya semakin ketat. Istilah globalisasi khususnya di dunia usaha telah menjadi

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Pinasih (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi

BAB II URAIAN TEORITIS. Pinasih (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Pinasih (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi Biaya Bahan Baku dan Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung Terhadap Rasio Profit Margin

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Anggaran Secara sederhana anggaran didefinisikan sebagai rencana keuangan, yaitu suatu rencana tertulis mengenai kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

Analisis Selisih Biaya Produksi sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada Usaha Rumahan Kerupuk Barokah

Analisis Selisih Biaya Produksi sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada Usaha Rumahan Kerupuk Barokah Analisis Selisih Biaya Produksi sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada Usaha Rumahan Kerupuk Barokah Penulis : Eka Safitri NPM : 22211357 Pembimbing : Ani Hidayati, SE. MMSI. PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut

BAB II BAHAN RUJUKAN. memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran 2.1.1 Pengertian Anggaran Anggaran perusahaan dapat dianggap sebagai suatu sistem tunggal yang memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Perencanaan merupakan perumusan awal segala sesuatu yang akan dicapai. Perencanaan melibatkan evaluasi mendalam dan cermat serangkaian tindakan terpilih dan penetapan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Unsur - Unsur Biaya Produksi 1. Pengertian Biaya Produksi Sebelum membahas mengenai biaya produksi, terlebih dahulu dijelaskan pengertian dari biaya itu sendiri.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 2.1.1. Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah bahwa

Lebih terperinci

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI BAB II HARGA POKOK PRODUKSI Bab ini berisi teori yang akan digunakan sebagai dasar melakukan analisis data. Mencakup pengertian dan penggolongan biaya serta teori yang berkaitan dengan penentuan harga

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PADA PT BANK SUMUT SYARIAH MEDAN

SKRIPSI ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PADA PT BANK SUMUT SYARIAH MEDAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S1-EKSTENSI MEDAN SKRIPSI ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PADA PT BANK SUMUT SYARIAH MEDAN Oleh NAMA : LENI MARLINA NIM : 070522137 DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anggaran Perusahaan Suatu perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama dari suatu perusahaan bersifat profit oriented, yaitu mencapai laba

Lebih terperinci

ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA KONVEKSI KAOS LOB

ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA KONVEKSI KAOS LOB ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA KONVEKSI KAOS LOB Nama : Fina Apilita NPM : 22212955 Kelas : 3EB18 Fakultas : Ekonomi Jenjang/Jurusan : S1 / Akuntansi Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia usaha dan pertumbuhan. pembangunan yang cukup pesat di Indonesia menyebabkan banyak perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia usaha dan pertumbuhan. pembangunan yang cukup pesat di Indonesia menyebabkan banyak perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan dunia usaha dan pertumbuhan pembangunan yang cukup pesat di Indonesia menyebabkan banyak perusahaan berusaha untuk berkembang

Lebih terperinci

ANALISIS SELISIH HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA SARI RASA BAKERY

ANALISIS SELISIH HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA SARI RASA BAKERY ANALISIS SELISIH HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA SARI RASA BAKERY NAMA : AJENG DWI UTAMININGSIH NPM : 20212511 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI LATAR BELAKANG Mencari

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Kata anggaran merupakan terjemahan dari kata budget dalam bahasa

BAB II KERANGKA TEORI. Kata anggaran merupakan terjemahan dari kata budget dalam bahasa BAB II KERANGKA TEORI 2. Kerangka Teori 2.1 Anggaran 2.1.1 Pengertian Anggaran Kata anggaran merupakan terjemahan dari kata budget dalam bahasa Inggris. Namun, kata tersebut sebenarnya berasal dari Perancis

Lebih terperinci

SKRIPSI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM PENGENDALIAN BIAYA STUDI KASUS PT. GARUDA INDONESIA BRANCH OFFICE MEDAN

SKRIPSI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM PENGENDALIAN BIAYA STUDI KASUS PT. GARUDA INDONESIA BRANCH OFFICE MEDAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI AKUNTANSI EXTENSION MEDAN SKRIPSI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM PENGENDALIAN BIAYA STUDI KASUS PT. GARUDA INDONESIA BRANCH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKAN 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKAN 2.1. Prosedur 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Mulyadi dalam buku yang berjudul "Sistem Akuntansi" menyatakan bahwa : "Prosedur adalah suatu urutan kegiatan krelikal, biasanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini dan semakin pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini dan semakin pesatnya perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi sekarang ini dan semakin pesatnya perkembangan dunia industri, maka semakin meningkat pola aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan,

Lebih terperinci

NAMA : CINDY MEGASARI NIM : DEPARTEMEN : AKUNTANSI

NAMA : CINDY MEGASARI NIM : DEPARTEMEN : AKUNTANSI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN S K R I P S I PENERAPAN TAX PLANNING UNTUK MEMINIMALKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI TERUTANG PADA PT. WIJAYA KARYA BETON WILAYAH PENJUALAN

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 7 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NO.36 MENGENAI PENGUKURAN DAN PENGAKUAN PENDAPATAN PREMI ASURANSI PADA PT

PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NO.36 MENGENAI PENGUKURAN DAN PENGAKUAN PENDAPATAN PREMI ASURANSI PADA PT SKRIPSI PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NO.36 MENGENAI PENGUKURAN DAN PENGAKUAN PENDAPATAN PREMI ASURANSI PADA PT. ALLIANZ LIFE INDONESIA CABANG MEDAN Oleh : RINA TARIGAN 080522083

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari hal tersebut adalah semakin ketatnya persaingan antara dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari hal tersebut adalah semakin ketatnya persaingan antara dunia usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan ilmu pengetahuan secara pesat membuat perusahaan semakin mudah dalam melakukan aktivitas perusahaan. Dampak

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun

BAB II BAHAN RUJUKAN. Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di berbagai bidang seperti ekonomi, politik, teknologi, industri, kesehatan, dan bidang lainnya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Unsur-Unsur Biaya Produksi 1. Pengertian Biaya Produksi Biaya Produksi merupakan salah satu elemen yang penting dalam aktivitas produksi dari suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Akuntansi Biaya. Menurut Mulyadi (2009:7) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai. berikut:

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Akuntansi Biaya. Menurut Mulyadi (2009:7) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai. berikut: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatam perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Pengertian peranan (role) menurut Komarudin (1999; 768) adalah: 1. Bagian tugas utama yang harus dilaksanakan seseorang dalam manajemen. 2. Pola prilaku

Lebih terperinci

PENETAPAN HARGA POKO PRODUKSI MINYAK KELAPA SAWIT PADA PT. PAYA PINANG GROUP TEBING TINGGI. Sri Wangi Sitepu, S.Pd, M.Si

PENETAPAN HARGA POKO PRODUKSI MINYAK KELAPA SAWIT PADA PT. PAYA PINANG GROUP TEBING TINGGI. Sri Wangi Sitepu, S.Pd, M.Si PENETAPAN HARGA POKO PRODUKSI MINYAK KELAPA SAWIT PADA PT. PAYA PINANG GROUP TEBING TINGGI Sri Wangi Sitepu, S.Pd, M.Si ABSTRAK Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui metode yang digunakan

Lebih terperinci

S K R I P S I PERANAN SAP (SYSTEM APLICATION PROCESSING) DALAM PELAPORAN PIUTANG PADA PT. MESTIKA MANDIRI MEDAN. Oleh :

S K R I P S I PERANAN SAP (SYSTEM APLICATION PROCESSING) DALAM PELAPORAN PIUTANG PADA PT. MESTIKA MANDIRI MEDAN. Oleh : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN S K R I P S I PERANAN SAP (SYSTEM APLICATION PROCESSING) DALAM PELAPORAN PIUTANG PADA PT. MESTIKA MANDIRI MEDAN Oleh : NAMA : BASARIANA NASUTION NIM :

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan anggaran (budget), merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Kegiatan manajemen suatu perusahaan pada dasarnya terpusat pada dua hal yaitu perencanaan dan pengawasan. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut manajemen dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dipandang dari dua tipe akuntansi yang ada yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Sebagai salah satu tipe informasi akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

langsung dan biaya overhead pabrik.

langsung dan biaya overhead pabrik. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Landasan Teori 2.1.1.Pengertian Biaya Menurut Supriyono ( 2000 : 16 ) Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan dan akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tujuan Penyusunan Anggaran Penjualan 2.1.1 Pengertian Anggaran Anggaran merupakan alat yang penting bagi manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan kegiatan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. dan pengendalian, dengan asumsi bahwa langkah-langkah positif akan diambil

BAB II BAHAN RUJUKAN. dan pengendalian, dengan asumsi bahwa langkah-langkah positif akan diambil BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Tentang Anggaran 2.2.1 Pengertian Anggaran Anggaran merupakan rencana manajemen untuk keperluan perencanaan dan pengendalian, dengan asumsi bahwa langkah-langkah

Lebih terperinci

ANALISIS ANGGARAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN

ANALISIS ANGGARAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN ANALISIS ANGGARAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN JULITA (Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara) Surel: julitaumsu@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya merupakan hal yang penting bagi perusahaan manufaktur dalam mengendalikan suatu biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia saat ini sedang berusaha sebaik mungkin untuk meningkatkan pelaksanaan pembangunan di semua bidang, paska krisis moneter yang melanda Indonesia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Anggaran

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Anggaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anggaran 2.1.1. Pengertian Anggaran Menurut Rudianto (2009), anggaran adalah rencana kerja organisasi di masa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal dan sistematis.

Lebih terperinci