ANALISIS ANGGARAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN
|
|
- Hadian Hadi Hermawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS ANGGARAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN JULITA (Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara) Surel: ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah anggaran biaya produksi telah berperan sebagai alat pengendalian biaya produksi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Jenis dan sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi yaitu untuk memperoleh data yang diperlukan dan teknik wawancara dengan bagian keuangan. Teknik analisa data yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu metode yang mengumpulkan, menyusun, menginterprestasikan dan menganalisis data untuk pemecahaan masalah yang dihadapi. Hasil analisis data ini kemudian dibandingkan dengan dasar teori yang terkait dengan masalah yang dibahas dan diteliti. Hasil dari penelitian mengenai analisis anggaran biaya produksi sebagai alat pengendalian biaya produksi tersebut bahwasanya pengendalian diperusahaan ini melalui anggaran telah dilakukan dengan cara membandingkan rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) dengan realisasi anggaran. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa anggaran biaya produksi belum berfungsi dengan baik sebagai alat pengendalian biaya produksi disebabkan karena adanya selisih yang tidak menguntungkan antara anggaran dengan realisasi Kata kunci : Anggaran Biaya Produksi, Pengendalian Biaya Produksi PENDAHULUAN Anggaran merupakan rencana kegiatan yang akan dijalankan oleh manajemen dalam satu periode yang tertuang secara kuantitatif, formal dan sistematis (Sasongko dan Parulian 2010; Rudianto 2009), dinyatakan dalam kesatuan unit moneter dan berlaku untuk jangka waktu tertentu untuk masa yang akan datang Julita dan Jufrizen 2008: 9). Anggaran biaya produksi merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap perusahaan setelah tingkat penjualan ditentukan pada saat perusahaan beroperasi. Perlu adanya rencana berupa anggaran biaya produksi, sehingga jelas misi dan target yang akan dicapai pada periode berikutnya. Karena anggaran merupakan alat manajemen dalam melaksanakan dan mengendalikan organisasi agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien Nafarin (2007: 19). Anggaran FAKULTAS EKONOMI - UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA 18
2 memaksa para manajer untuk melakukan perencanaan, menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk memperbaiki pengambilan keputusan, menyediakan standar evaluasi kinerja, memperbaiki komunikasi dan koordinasi (Hansen dan Mowen 2009: 424) Bagi pimpinan perusahaan, anggaran biaya produksi merupakan sarana untuk keperluan rencana, koordinasi, pengawasan dan pengendalian biaya. Pentingnya anggaran biaya produksi bagi perusahaan ini adalah untuk menunjang kegiatan penjualan, sehingga barang dapat disediakan sesuai dengan yang telah direncanakan dan digunakan untuk mengatur produksi. Sehingga biaya-biaya produksi yang dihasilkan akan seminimal mungkin, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja serta biaya overhead. Jika ketiga unsur yang diperlukan tersebut kurang baik maka akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan perusahaan. Untuk mendapatkan gambaran biaya produksi dengan tepat, terlebih dahulu harus diketahui seberapa besar biaya yang diperlukan untuk memproduksi produk, sehingga perlu diperhitungkan biaya produksi yang baik dalam penggunaan dana dan unsur biaya yang akan digunakan dalam suatu produksi. Jika antara anggaran yang disusun dengan realisasinya terdapat selisih yang material, maka selisih atau variance tersebut perlu di analisis lebih jauh. Dalam mewujudkan anggaran biaya produksi tersebut, diperlukan pengendalian. Untuk dapat mengelola perusahaan dengan baik perlu diadakan pengendalian atas operasi yang dilakukan oleh perusahaan, maka dibuatlah sebuah target anggaran atas sumber daya yang diperlukan di masa yang akan datang. Menurut Carter (2008, hal.6) pengendalian adalah usaha sistematis manajemen untuk mencapai tujuan. Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan atau aktifitas suatu perusahaan yang dinyatakan umumnya dalam satuan uang disuatu periode atau waktu tertentu.anggaran memiliki peran sebagai alat perencanaan dan pengendalian serta evaluasi, oleh karena itu anggaran harus dibuat secermat dan seteliti mengkin untuk menghindari ketidakakuratan ketika direalisasikan.salah satu anggaran terpenting dalam aktifitas perusahaan adalah penetapan anggaran biaya produksi yang memerlukan berbagai pertimbangan terintegrasi. Karena itu, penentuan biaya produksi perusahaan haruslah merupakan kebijakan yang benar-benar dipertimbangkan secara baik dan matang. Pada kenyataannya seringkali anggaran yang telah dibuat pada proses perencanaan tidak sesuai atau berbeda ketika telah direalisasikannya. Perbedaan realisasi anggaran tersebut akan memberikan dampak-dampak terhadap banyak hal. Jika realisasi lebih besar dari anggarannya sehingga menimbulkan kerugian bagi perusahaan dapat disebut sebagai selisih tidak menguntungkan atau unfavorable variance sedangkan jika realisasi lebih kecil dari pada anggaran sehingga FAKULTAS EKONOMI - UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA 19
3 menimbulkan keuntungan bagi perusahaan maka dapat disebut sebagai selisih menguntungkan atau favorable variance. Kesalahan dalam penyusunan anggaran biaya produksi dapat mempengaruhi jumlah biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan. Kedua kemungkinan tersebut dapat diatasi dengan melakukan perencanaan biaya produksi yang baik dan benar agar tidak menyimpang jauh dengan realisasinya di kemudian hari. Hal-hal seperti ini yang perlu dianalisis lebih jauh karena sangat berkaitan erat dengan fungsi perencanaan dan pengendalian yang penting bagi sebuah perusahaan. Oleh sebab itu pengendalian yang maksimal atas biaya produksi melalui suatu anggaran yang merupakan suatu acuan yang penting bagi pengendalian biaya di suatu perusahaan. PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang perkebunan dan pengelolaan hasil perkebunan kelapa sawit. PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan merupakan kantor pusat dari semua unit kebun, jadi semua anggaran produksi di disusun di kantor pusat. Produk jadi hasil olahan ini adalah crude palm oil (CPO) dan pam kernel dengan sumber bahan baku berupa tandan buah segar (TBS) yang berasal dari kebun sendiri dan pembelian dari pihak ketiga yang kemudian di olah secara bersamaan. Sebagaimana layaknya perusahaan pengolahan hasil alam, dimana biaya bahan baku dan biaya pengolahan adalah faktor dominan, pengelolaan biaya produksi melalui anggaran juga merupakan bagian penting dari proses manajemen perusahaan secara keseluruhan pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan. HASIL DAN PEMBAHASAN Anggaran biaya tanaman yang disusun dan direncanakan untuk biaya tanaman sudah berperan dengan baik. hal ini disebabkan karena pada biaya tanaman yang terdiri dari biaya pemeliharaan, panen dan pengangkutan ke pabrik. Realisasi biaya lebih kecil dari yang telah dianggarkan. Penetapan anggaran untuk biaya tanaman yaitu sebesar 2.20%, terjadi variance yang menguntungkan (favorable) terhadap biaya tanaman yaitu sebesar Rp dari yang dianggarkan sebesar Rp sedangkan realisasinya sebesar Rp Laporan biaya pabrik menunjukkan bahwa perusahaan menganggarkan biaya pabrik sebesar Rp , sedangkan realisasinya sebesar Rp , hal ini berarti terdapat variance yang tidak menguntungkan sebesar Rp Hal ini disebabkan terjadi karena adanya selisih jumlah biaya pengolahan sebesar Rp dan terjadi juga peningkatan pada biaya pemeliharaan mesin dan instalasi sebesar Rp dan pemberian gaji, tunjangan dan biaya sosial pegawai staf pengolahan mengalami peningkatan dengan selisih sebesar Rp Sedangkan pada biaya pengepakan sebesar FAKULTAS EKONOMI - UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA 20
4 Rp dan asuransi pabrik sebesar Rp tidak mengalami kenaikan dikarenakan anggaran lebih besar dibandingkan dengan realisasinya dengan selisih yang menguntungkan. Dengan demikian dana anggaran untuk biaya pengolahan, biaya pemeliharaan dan Instalasi dan pemberian gaji, tunjangan dan biaya sosial pegawai staf lebih kecil sedangkan realisasinya lebih besar sehingga terjadi unfavorable, sedangkan untuk biaya pengepakan dan asuransi pabrik terjadi selisih yang menguntungkan pada tahun Besarnya realisasi pada biaya gaji, tunjangan, biaya sosial pegawai staf sebesar Rp dari yang dianggarkan sebesar Rp sehingga menimbulkan selisih yang tidak menguntungkan sebesar Rp atau selisih variance 20.33%. Ini mengindikasikan bahwasannya anggaran belum berfungsi dengan baik sebagai alat pengendalian biaya produksi, dikarenakan realisasinya lebih besar dari yang dianggarkan. Dimana Prawironegoro dan Purwanti menyatakan penyimpangan yang makin besar yang menguntungkan maupun yang tidak menguntungkan menunjukan bahwa manajemen kurang mampu membuat anggaran dan kurang mampu menilai kemampuan para manajer, bukan kemampuan dalam pelaksanaan. Besarnya realisasi pada biaya pajak bumi dan bangunan sebesar Rp dari yang dianggarkan sebesar Rp sehingga menimbulkan selisih yang tidak menguntungkan sebesar Rp atau selisih 0.93%. Ini mengindikasikan bahwasannya anggaran belum berfungsi dengan baik sebagai alat pengendalian biaya produksi, dikarenakan realisasinya lebih besar yang dianggarkan. Hal ini disebabkan adanya penambahan terhadap nilai pajak. Besarnya realisasi pada biaya asuransi sebesar Rp dari yang dianggarkan sebesar Rp sehingga memunculkan selisih yang tidak menguntungkan sebesar Rp atau selisih 69.14%. Ini dikarenakan anggaran yang disusun dan direncanakan lebih besar realisasinya dari yang telah dianggarkan dan mengindikasikan anggaran belum berfungsi sebagai alat pengendalian biaya produksi. Hal ini disebabkan karena kenaikan tarif biaya asuransi dari pihak asuransi. Tahun 2009 Biaya tanaman sebesar Rp dari yang dianggarkan sebesar Rp sedangkan realisasinya sebesar Rp terjadi variance yang menguntungkan. Hal ini menunjukan anggaran yang disusun dan direncanakan untuk biaya tanaman sudah berperan dengan baik. Biaya tanaman yang terdiri dari biaya pemeliharaan, pemupukan, panen dan pengangkutan ke pabrik yang telah dianggarkan ternyata ketika direalisasikan lebih kecil biaya nya dari yang FAKULTAS EKONOMI - UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA 21
5 dianggarkan. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwasannya penetapan anggaran untuk biaya tanaman yaitu sebesar 10.52%. Dalam laporan biaya pabrik bahwa perusahaan menganggarkan biaya pabrik sebesar Rp , sedangkan realisasinya sebesar Rp , hal ini berarti terdapat variance yang tidak menguntungkan (unfavorable) sebesar Rp Hal ini disebabkan terjadi karena adanya selisih jumlah biaya pemeliharaan dan instalasi sebesar Rp dan terjadi juga peningkatan pada pemberian gaji, tunjangan dan biaya sosial pegawai staf pengolahan mengalami peningkatan dengan selisih sebesar Rp Sedangkan pada biaya pengolahan sebesar Rp , biaya pengepakan sebesar Rp dan asuransi pabrik sebesar Rp tidak mengalami kenaikan dikarenakan anggaran lebih besar dibandingkan dengan realisasinya dengan selisih yang menguntungkan. Dari analisis tersebut bahwasanya dana anggaran untuk biaya pemeliharaan dan Instalasi dan pemberian gaji, tunjangan dan biaya sosial pegawai staf lebih kecil sedangkan realisasinya lebih besar sehingga terjadi unfavorable, sedangkan untuk biaya pengolahan, biaya pengepakan dan assuransi pabrik terjadi selisih yang menguntungkan pada tahun Biaya Umum (Biaya Tidak Langsung), Besarnya realisasi pada biaya pengangkutan, perjalanan dan penginapan sebesar Rp dari yang dianggarkan sebesar Rp sehingga memunculkan selisih yang tidak menguntungkan sebesar Rp atau selisih 0.18%. Ini dikarenakan realisasinya lebih besar dari yang dianggarkan dan mengindikasikan bahwasannya anggaran belum berfungsi dengan baik sebagai alat pengendalian biaya produksi. Hal ini disebabkan karena bertambahnya karyawan yang ikut dalam melaksanakan tugas. Besarnya realisasi pada biaya emplasmen sebesar Rp dari yang di anggarkan sebesar Rp sehingga memunculkan selisih unfavorable sebesar Rp atau variance-nya sebesar 1.26%. Ini mengindikasikan bahwasannya anggaran belum berfungsi dengan baik sebagai alat pengendalian biaya produksi dikarenakan realisasinya lebih besar dari yang dianggarkan. Besarnya realisasi pada biaya pemeliharaan sebesar Rp dari anggaran Rp sehingga memunculkan selisih unfavorable Rp atau 0.58%. Ini mengindikasikan bahwasannya anggaran belum berfungsi dengan baik sebagai alat pengendalian biaya produksi dikarenakan realisasinya lebih besar dari yang dianggarkan. FAKULTAS EKONOMI - UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA 22
6 Tahun 2010 Dimana telah terjadi varians yang menguntungkan (favorable) terhadap biaya tanaman yaitu sebesar Rp dari yang dianggarkan sebesar Rp sedangkan realisasinya sebesar Rp Hal ini menunjukkan anggaran yang disusun dan direncanakan untuk biaya tanaman sudah berperan dengan baik. Hal ini disebabkan karena pada biaya tanaman yang terdiri dari gaji,tunjangan dan biaya sosial pegawai staf tanaman, pengangkutan ke pabrik dikarenakan realisasinya lebih kecil dari yang dianggarkan oleh perusahaan. Perusahaan menganggarkan biaya pabrik sebesar Rp , sedangkan realisasinya sebesar Rp , hal ini berarti terdapat variance yang tidak menguntungkan sebesar Rp Selisih ini disebabkan terjadi karena adanya selisih jumlah biaya pengolahan sebesar Rp , dan terjadi kenaikan pada biaya pemeliharaan dan Instalasi sebesar Rp Sedangkan pada biaya pengepakan sebesar Rp , asuransi pabrik sebesar Rp tidak mengalami kenaikan dikarenakan anggaran lebih besar dibandingkan dengan realisasinya dengan selisih yang menguntungkan. Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwasanya dana anggaran untuk biaya pengolahan dan biaya pemeliharaan dan Instalasi realisasinya lebih besar sehingga terjadi unfavorable, sedangkan untuk biaya pengepakan dan asuransi pabrik terjadi selisih yang menguntungkan pada tahun Besanya realisasi pada biaya pengangkutan, perjalanan dan penginapan sebesar Rp dari yang di anggarkan sebesar Rp sehingga memunculkan selisih yang tidak menguntungkan sebesar Rp atau selisih variance nya 12.89%. Ini dikarenakan realisasinya lebih besar dari yang telah dianggarkan dan mengindikasikan bahwasannya anggaran belum berfungsi dengan baik sebagai alat pengendalian biaya produksi. Hal ini terjadi disebabkan bertambahnya karyawan yang ikut dalam melaksanakan tugas. Besarnya realisasi pada biaya keamanan sebesar Rp pada anggaran Rp sehingga memunculkan selisih Rp atau 8.56%. Realisasinya lebih besar dari yang dianggarkan dan menunjukan anggaran belum berfungsi dengan baik sebagai alat pengendalian biaya produksi. Hal ini disebabkan karena penambahan satpam untuk meningkatkan keamanan. Besarnya realisasi pada biaya persediaan air sebesar Rp dari yang dianggarkan sebesar Rp sehingga menimbulkan selisih Rp atau sebesar 14.18%. Mengindikasikan bahwa anggaran belum berfungsi dengan baik sebagai alat pengendalian biaya produksi dikarenakan realisasinya lebih besar dari yang dianggarkan.hal ini disebabkan karena cuaca kemarau yang panjang. Besarnya realisasi pada biaya lain-lain sebesar Rp dari pada anggaran sebesar FAKULTAS EKONOMI - UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA 23
7 Rp sehingga memunculkan selisih sebesar Rp atau variance nya sebesar 3.09%. Hal ini disebabkan karena biaya langsir/ antar. Tahun 2011 Biaya tanaman memperoleh varians yang menguntungkan sebesar Rp dari yang dianggarkan sebesar Rp sedangkan realisasinya sebesar Rp Artinya anggaran yang disusun dan direncanakan untuk biaya tanaman sudah berperan dengan baik. Hal ini disebabkan karena pada biaya tanaman yang terdiri dari biaya pemeliharaan, pemupukan, panen dan pengangkutan ke pabrik yang telah dianggarkan ternyata lebih besar ketika telah direalisasikan dengan variance 6.04%. Dalam laporan biaya pabrik bahwa perusahaan menganggarkan biaya pabrik sebesar Rp , sedangkan realisasinya sebesar Rp , hal ini berarti terdapat variance yang tidak menguntungkan sebesar Rp Penyebabnya adalah kenaikan pada biaya pengolahan sebesar Rp , dan terjadi kenaikan pada biaya pemeliharaan dan Instalasi sebesar Rp dan biaya pengepakan sebesar Rp , biaya asuransi pabrik sebesar Rp Sedangkan pada beban gaji, tunjangan dan biaya sosial pegawai staf tidak mengalami kenaikan dikarenakan anggaran lebih besar dibandingkan dengan realisasinya dengan selisih yang menguntungkan. Besarnya realisasi pada biaya gaji, tunjangan, biaya sosial pegawai staf sebesar Rp dari yang dianggarkan sebesar Rp sehingga menimbulkan selisih Rp atau selisih 10.85%. Kondisi ini mengindikasikan bahwa anggaran belum berfungsi dengan baik sebagai alat pengendalian biaya produksi. Besarnya realisasi pada biaya pengangkutan, perjalanan dan penginapan sebesar Rp dari yang dianggarkan perusahaan sebesar Rp sehingga memunculkan selisih Rp atau selisih variance nya 17.06%. Hal ini disebabkan bertambahnya karyawan yang ikut dalam melaksanakan tugas. Besanya realisasi pada biaya pemeliharaan bangunan rumah sebesar Rp dari yang dianggarkan sebesar Rp sehingga memunculkan selisih Rp atau 7.06%. Hal ini disebabkan bertambahnya karyawan yang ikut dalam melaksanakan tugas. Besarnya realisasi pada pemakaian alat inventaris kecil sebesar Rp dari pada anggaran sebesar Rp sehingga memunculkan selisih Rp atau 31.88%. Besarnya realisasi pada pemakaian dan pemeliharaan sistem komputer sebesar selisih Rp atau 2.75%. Ini mengindikasikan bahwasannya anggaran belum berfungsi dengan baik FAKULTAS EKONOMI - UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA 24
8 sebagai alat pengendalian biaya produksi dikarenakan realisasinya lebih besar dari yang dianggarkan oleh perusahaan. Besarnya realisasi pada biaya penerangan sebesar Rp dari yang dianggarkan yaitu sebesar Rp sehingga menimbulkan selisih 6.57% yang disebabkan oleh kenaikan tarif rekening listrik. Besarnya realisasi pada biaya persediaan air sebesar varians 17.31%., disebabkan karena cuaca kemarau yang panjang. Realisasi biaya lain-lain sebesar Rp dari pada anggaran sebesar Rp sehingga memunculkan selisih sebesar Rp atau sebesar 9.84%, disebabkan karena biaya langsir/ antar. Tahun 2012 Secara keseluruhan terjadi variance yang menguntungkan (favorable) terhadap biaya tanaman yaitu sebesar Rp dari yang dianggarkan sebesar Rp sedangkan realisasinya sebesar Rp Hal ini menunjukan anggaran yang disusun dan direncanakan untuk biaya tanaman secara keseluruhan berperan dengan baik. Pada biaya tanaman terdiri dari gaji, tunjangan dan biaya sosial pegawai staf tanaman, biaya pemeliharaan, pemupukan, panen dan pengangkutan ke pabrik yang telah dianggarkan ternayata lebih besar ketika telah direalisasikan artinya penetapan anggaran untuk biaya tanaman lebih besar dengan variance 12.74%. pabila anggaran yang disusun dan yang telah direncanakan oleh perusahaan ternyata ketika direalisasikan lebih kecil dari yang dianggarkan, hal ini menunjukan terjadi (Favorable) atau sangat menguntungkan bagi perusahaan dan menunjukan kinerja manajemen yang baik, tetapi apabila anggaran yang disusun ternyata realiasinya lebih besar dari yang telah dianggarkan ini perlu dicermati lebih jauh guna mencari penyebab terjadi selisih yang tidak menguntungkan bagi perusahaan. Seperti yang terlihat dalam laporan biaya pabrik bahwa perusahaan menganggarkan biaya pabrik sebesar Rp , sedangkan realisasinya sebesar Rp , hal ini berarti terdapat variance yang tidak menguntungkan (unfavorable) sebesar Rp hal ini disebabkan terjadi karena adanya selisih jumlah gaji, tunjangan, biaya sosial pegawai staf sebesar Rp biaya pengolahan sebesar Rp , dan terjadi kenaikan pada biaya pemeliharaan dan Instalasi sebesar Rp dan biaya pengepakan sebesar Rp Sedangkan pada asuransi pabrik tidak mengalami kenaikan dikarenakan anggaran lebih besar dibandingkan dengan realisasinya dengan selisih yang menguntungkan sebesar 7.42%. Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwasanya dana anggaran untuk gaji, tunjangan dan biaya sosial pegawai staf, biaya pengolahan, biaya pemeliharaan dan instalasi dan biaya pengepakan, realisasinya FAKULTAS EKONOMI - UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA 25
9 lebih besar sehingga terjadi unfavorable, sedangkan untuk asuransi pabrik terjadi selisih yang menguntungkan (favorable) pada tahun Gaji, tunjangan, biaya sosial pegawai staf, besarnya realisasi pada biaya gaji, tunjangan, biaya sosial pegawai staf sebesar Rp dari yang dianggarkan sebesar Rp sehingga menimbulkan selisih sebesar Rp atau selisih 8.25%. Hal ini dikarenakan anggaran yang disusun dan direncanakan oleh perusahaan realisasinya lebih besar dari yang dianggarkan dan mengindikasikan bahwasannya anggaran belum berfungsi dengan baik sebagai alat pengendalian biaya produksi. Biaya keamanan realisasinya sebesar Rp dari pada yang dianggarkan sebesar Rp sehingga memunculkan selisih Rp atau selisih sebesar 5.47%. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan satpam untuk meningkatkan keamanan. Biaya persediaan air, realisasi sebesar Rp dari yang dianggarkan sebesar Rp sehingga menimbulkan selisih Rp atau selisih sebesar 4.10%. Hal ini disebabkan karena cuaca kemarau yang panjang. SIMPULAN Anggaran biaya produksi pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan belum berfungsi dengan baik sebagai alat pengendalian. Dimana untuk biaya pabrik secara keseluruhan dari tahun 2008 sampai dengan 2012 mengalami kerugian bagi perusahaan, dan untuk biaya tidak langsung secara keseluruhan dari tahun 2008 sampai dengan 2012 mengalami fluktuasi. Hal tersebut terjadi pada biaya pabrik dan biaya tidak langsung dikarenakan anggaran yang disusun ternyata realiasinya lebih besar dari yang telah dianggarkan oleh perusahaan.hal ini perlu dicermati lebih jauh guna mencari penyebab terjadi selisih yang tidak menguntungkan bagi perusahaan. Sedangkan untuk biaya tanaman secara keseluruhan dari tahun 2008 sampai dengan 2012 menimbulkan keuntungan bagi perusahaan, dikarenakan anggaran yang disusun dan yang telah direncanakan oleh perusahaan ternyata ketika direalisasikan lebih kecil dari yang dianggarkan, hal ini menunjukan kinerja manajemen yang baik. DAFTAR PUSTAKA Damanik, Rizki Hasanah (2009) Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi: Studi Kasus di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Skripsi S1, Fakultas Ekonomi UMSU, Medan: Tidak dipublikasikan. Dunia, Firdaus Ahmad dan Wasilah (2009) Akuntansi Biaya, Edisi (2) Jakarta: Salemba Empat. FAKULTAS EKONOMI - UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA 26
10 Garrison, et al. (2007) Managerial Accounting, Edisi (11) Buku (2) Jakarta: Salemba Empat. Hambali (2008) Analisis Fungsi Anggaran Dalam Perencanaan Biaya Produksi Studi Komparatif di PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan. Skripsi S1, Fakultas Ekonomi UMSU. Medan. Tidak Dipublikasikan. Hansen dan Mowen (2009). Akuntansi Manajerial, Edisi (8) Buku 1, Jakarta: Salemba Empat. Julita dan Jufrizen (2008) Budgeting Pedoman Pengkoordinasian dan Pengawasan Kerja. Bandung: CitaPustaka Media Perintis. Lin, Blocher Chen Cokins (2007) Cost Management, Edisi (3) Buku 1 Jakarta: Salemba Empat. Malau, Merda Listana L. (2007) Analisis Anggaran Biaya Produksi pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia, Skripsi, USU. Tidak dipublikasikan. Mulyadi (2007) Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Edisi (3) Jakarta: Salemba Empat. Nafarin (2007) Penganggaran Perusahaan, Edisi (3) Jakarta: Salemba Empat. Prawironegoro, Darsono dan Purwanti, Ari (2008) Akuntansi Manajemen. Edisi (2) Jakarta: Mitra Wacana Media. Rudianto (2009) Penganggaran. Jakarta: Penerbit Erlangga. Sasongko, Catur dan Parulian, Safrida Rumandong (2010) Anggaran. Jakarta: Salemba Empat. William K Carter (2009) Cost Accounting, Edisi (14) Buku (1) Jakarta: Salemba Empat. FAKULTAS EKONOMI - UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA 27
BAB III PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADAPT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN
30 BAB III PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADAPT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN A. Elemen-Elemen Biaya Operasional Biaya operasional merupakan salah satu elemen yang paling penting dalam aktifitas
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.
BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan diperlukan keputusan yang tepat dan akurat terhadap konsep biaya yang ada. Ada beberapa
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. biaya dalam arti cost dan biaya dalam arti expense. Biaya atau cost adalah
BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dewasa ini memicu setiap organisasi bisnis untuk beroperasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen perusahaan yang baik merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif. Kemajuan teknologi
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero) Kebun Kertajaya Budidaya Kelapa Sawit merupakan perusahaan yang memproduksi dua jenis produk yang berbeda dengan dasar penghitungan tarif kosnya berdasarkan
Lebih terperinciRhika Selviana 1, Gusnardi 2,Hendripides 3 Telepon:
1 ANALYSIS OF BUDGET AS PLANNING AND PRODUCTION COST CONTROL IN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA V PALM OIL FACTORY SEI PAGAR KECAMATAN PERHENTIAN RAJA KAMPAR REGENCY Rhika Selviana 1, Gusnardi 2,Hendripides 3
Lebih terperinciANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali)
ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali) Diah Aulia Iswanty Suhadak Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
Lebih terperinciANALISIS PRODUKTIVITAS PARSIAL TERHADAP LABA DI PERUSAHAAN
ANALISIS PRODUKTIVITAS PARSIAL TERHADAP LABA DI PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA PT JAKARANA TAMA FOOD INDUSTRY) The Partial Productivity Analysis Of The Firm s Earnings (Case Study On PT Jakarana Tama Food
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan sektor industri di Indonesia dewasa ini semakin pesat. Hal ini ditandai dengan semakin maraknya industri-industri yang didirikan baik oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin bertambah kompleks, baik yang berhubungan dengan persaingan, kelangsungan hidup, maupun alokasi sumber-sumber
Lebih terperinciANALISIS ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA RANDIK KABUPATEN MUSI BANYUASIN
ISSN-P 2407-2184 Jurnal Akuntansi Politeknik Sekayu ( ACSY ) Volume IV, No. 1, Januari 2016, h. 1-11 ANALISIS ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA
Lebih terperinciPT Perkebunan Nusantara IV Laporan Realisasi dan Anggaran Produksi Teh Tahun 2007 Luas Areal Di Panen-Realisasi: 5.396,11 Ha RKAP: 5.
PT Perkebunan Nusantara IV Laporan Realisasi dan Anggaran Produksi Teh Tahun 2007 Luas Areal Di Panen-Realisasi: 5.396,11 Ha : 5.396,11 Ha URAIAN Jumlah Dalam kilogram REALISASI Daun Teh Basah a. Hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis yang akan menimbulkan kesulitan dalam perencanaan dan. pengendalian manajemen. Manajemen perusahaan yang baik merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dewasa ini memicu setiap organisasi bisnis untuk beroperasi secara optimal dalam kaitannya dengan persaingan dunia usaha yang semakin kompetitif
Lebih terperinciLAMPIRA N. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRA N 134 DAFTAR TABEL KONVERSI TEMPERATUR TERHADAP BERAT JENIS (BJ) CRUDE PALM OIL (CPO) Temperatur( o C) Berat Jenis BJ Faktor Koreksi (FK) 35 0,9002 0,9997216 36 0,8995 0,9997564 37 0,8989 0,9997912
Lebih terperinciPENYUSUNAN ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA HOME INDUSTRY JOGJACART Vivian Angelia Ch. Rusiti
PENYUSUNAN ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA HOME INDUSTRY JOGJACART Vivian Angelia Ch. Rusiti Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Lebih terperinciPENILAIAN KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SELISIH ANGGARAN (VARIANCE ANALYSIS) DAN INTERPRETASI TERHADAP HASIL-HASILNYA. Marhakim *) ABSTRAK
PENILAIAN KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SELISIH ANGGARAN (VARIANCE ANALYSIS) DAN INTERPRETASI TERHADAP HASIL-HASILNYA Marhakim *) ABSTRAK Salah satu cara untuk menilai kinerja keuangan, baik pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini dan semakin pesatnya perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi sekarang ini dan semakin pesatnya perkembangan dunia industri, maka semakin meningkat pola aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan,
Lebih terperinciBAB II PROFIL PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) KEBUN SAWIT LANGKAT
BAB II PROFIL PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) KEBUN SAWIT LANGKAT A. Sejarah Ringkas PT Perkebunan Nusantara IV Kebun Sawit Langkat ini merupakan unit kebun sawit langkat (disingkat SAL) berdiri sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba yang maksimal demi kelangsungan hidup usahanya. Perusahaan harus mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. IJO
ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. IJO Tri Wahyuni Pendidikan Akuntansi FPIPS 3Wahyuni414@gmail.com ABSTRAK Penelitian dilakukan di CV. IJO Ngawi dengan pendekatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu dengan biaya yang lebih efisien.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri manufaktur di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Hal ini terbukti dengan semakin bertambahnya jumlah industri manufaktur
Lebih terperinciTABEL PRODUKSI PTPN IV UNIT/KEBUN PABATU TAHUN 2004
Lampiran 1 TABEL PRODUKSI PTPN IV UNIT/KEBUN PABATU TAHUN 2004 S/d Desember 2004 PRODUKSI REALISASI RKAP Kuantum Rendemen Kg/Ha Kuantum Rendemen Kg/Ha Areal Tanaman Menghasilkan (Ha) : 3,490 3,490 Produksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan biaya. Dengan mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai prestasi perusahaan. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah pendapatan dan biaya.
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. biaya aktivitas saat terjadi perubahan aktivitas output yang memungkinkan
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Activity Based Flexible Budgeting dapat mengidentifikasikan perubahan biaya aktivitas saat terjadi perubahan aktivitas output yang memungkinkan manajer untuk lebih berhati-hati
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. dan berdasarkan hasil pembahasan pada bab-bab terdahulu, maka penulis dapat
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang tekah dilakukan pada CV. Karang Indah dan berdasarkan hasil pembahasan pada bab-bab terdahulu, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karakteristik Anggaran 1. Anggaran Definisi anggaran ada bermacam-macam tetapi mempunyai karakterisrik yang hampir mirip, berikut salah satu definisi anggaran dari berbagai macam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah pendapatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai prestasi perusahaan. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah pendapatan dan biaya.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Biaya 1. Pengertian Biaya Segala tindakan yang telah dipikirkan secara matang akan meminta pertimbangan antara manfaat dan pengorbanan. Begitu juga dalam sektor produksi,
Lebih terperinciPERTEMUAN KE-7 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL
PERTEMUAN KE-7 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, sebagai berikut : 7.1. Mahasiswa mengetahui tentang standar unit. 7.2.
Lebih terperinciAnalisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Ud Wikrama Nutrisindo Desa Padang Sambian Kaja, Denpasar Barat
Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Ud Wikrama Nutrisindo Desa Padang Sambian Kaja, Denpasar Barat Bayu Putra Pratama1, Anjuman Zukhri2, Luh Indrayani3 Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dicapai oleh perusahaan adalah pencapaian laba optimum. Pencapaian laba dirasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan organisasi yang mempunyai berbagai tujuan baik jangka panjang maupun jangka pendek. Salah satu tujuan yang penting untuk dicapai oleh perusahaan
Lebih terperinciANALISIS SELISIH BIAYA PEMBANGUNAN PROYEK KONTRUKSI PADA PT TASTIA PERMATA SEJAHTERA DI SAMARINDA
ANALISIS SELISIH BIAYA PEMBANGUNAN PROYEK KONTRUKSI PADA PT TASTIA PERMATA SEJAHTERA DI SAMARINDA Donny Rozano Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman, Indonesia ABSTRACT The problems of this
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyimpangan biaya meskipun sudah diperkirakan dengan baik sebelum dianggarkan. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini fenomena yang terjadi dalam perusahaan sangatlah beragam, baik yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri maupun dari luar perusahaan. Sebagai
Lebih terperinciJURNAL ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM UNTUK MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PERUSAHAAN MERAH DELIMA BAKERY KOTA KEDIRI
JURNAL ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM UNTUK MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PERUSAHAAN MERAH DELIMA BAKERY KOTA KEDIRI ANALYSIS OF IMPLEMENTATION OF ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM
Lebih terperinciANALISIS VARIANS BIAYA OVERHEAD DALAM EFISIENSI HARGA POKOK PRODUKSI
ANALISIS VARIANS BIAYA OVERHEAD DALAM EFISIENSI HARGA POKOK PRODUKSI (Studi kasus pada PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk Unit Sidoarjo Periode Tahun 2012) Anindyta Diwayanti R.Rustam Hidayat Dwiatmanto Fakultas
Lebih terperinciANALISIS VARIAN ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL PT. NETAMA GAPURA MAS PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO PUNDI MAS
ANALISIS VARIAN ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL PT. NETAMA GAPURA MAS PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO PUNDI MAS Cindy Mardoni Efrianto Sari Septiani JURUSAN AKUNTANSI POLITEKNIK PALCOMTECH PALEMBANG Abstrak Setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja yang aman dan nyaman serta karyawan yang sehat dapat mendorong
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya selalu menginginkan keberhasilan baik berupa hasil produksi maupun hasil layanannya. Untuk menunjang keberhasilan tersebut
Lebih terperinciVolume I No.02, Februari 2016 ISSN : ANALISIS BIAYA PRODUKSI PADA PABRIK SELANG AIR DI PT. MASPION IV SURABAYA
ANALISIS BIAYA PRODUKSI PADA PABRIK SELANG AIR DI PT. MASPION IV SURABAYA *(Rusdiyanto Fakultas Ekonomi, Universitas Gresik Jl. Arif Rahman Hakim 2B Gresik Telp. ( 031) 3981918, Faks. ( 031 ) 324706 Email
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal, dan sistematis.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2.1.1 Definisi Anggaran Pengertian Anggaran menurut Rudianto (2009 : hal 3) adalah sebagai berikut : Anggaran adalah rencana kerja organisasi di masa mendatang yang diwujudkan
Lebih terperinciKata kunci: akuntansi pertanggungjawaban, anggaran, pengendalian biaya, pusatpusat pertanggungjawaban
AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DENGAN ANGGARAN SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM PENGENDALIAN BIAYA Studi Kasus Pada PT Anugerah Pharmindo Lestari Cabang Semarang) Silviani Putri Paramita Jurusan Akuntansi,
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Armila Krisna Warindrani Akuntansi Manajemen, Graha Ilmu, cetakan pertama, Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA Armila Krisna Warindrani. 2006. Akuntansi Manajemen, Graha Ilmu, cetakan pertama, Yogyakarta. Blocher, E.J, K.H. Chen, G.Collins, T.W Lin. 2007. Manajemen Biaya Penekanan Strategis, Edisi
Lebih terperinciBAB II PROFIL PERUSAHAAN
BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas Sebelumnya PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Sawit Lagkat ini merupakan Unit Kebun Sawit Langkat (SAL) berdiri sejak tahun 01 Agustus 1974 sebagai salah satu
Lebih terperinciPEMBAHASAN SISTEM BIAYA TAKSIRAN
PEMBAHASAN SISTEM BIAYA TAKSIRAN A. Pengertian Sistem Biaya Taksiran Sistem biaya taksiran adalah salah satu sistem biaya yang ditentukan di muka untuk mengolah produk atau jasa tertentu dengan jalan menentukan
Lebih terperinciPERTEMUAN KE-4 ANGGARAN BERDASARKAN FUNGSI DAN AKTIFITAS STANDAR UNIT
PERTEMUAN KE-4 ANGGARAN BERDASARKAN FUNGSI DAN AKTIFITAS STANDAR UNIT A. TUJUAN PEMBELAJARAN. 4.1. Mahasiswa mengetahui tentang anggaran. 4.2. Mahasiswa mengetahui tentang anggaran induk. 4.3. Mahasiwa
Lebih terperinciEFISIENSI ANGGARAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN BULELENG
EFISIENSI ANGGARAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN BULELENG 1 Gede Doni Dharmawan, 1 Edy Sujana, 2 Made Arie Wahyuni Jurusan Akuntansi
Lebih terperinciPERBANDINGAN BIAYA STANDAR DAN BIAYA AKTUAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. SURYA GEMILANG JAYA AVRY DUMA KUSUMA
PERBANDINGAN BIAYA STANDAR DAN BIAYA AKTUAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. SURYA GEMILANG JAYA AVRY DUMA KUSUMA Program Studi Akuntansi S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian dan Karakteristik Anggaran Anggaran atau yang lebih sering disebut budget didefinisikan oleh para ahli dengan definisi yang beraneka ragam. Hal ini dikarenakan adanya
Lebih terperinciANGGARAN FLEKSIBEL, VARIANS OVERHEAD PABRIK VARIABEL DAN ANALISIS TARIF BOP TETAP
AKUNTANSI MANAJEMEN Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis ANGGARAN FLEKSIBEL, VARIANS OVERHEAD PABRIK VARIABEL DAN ANALISIS TARIF BOP TETAP Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan dalam persaingan maka perlu diterapkan kebijakan-kebijakan dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan didirikan dengan orientasi memperoleh laba yang maksimal agar dapat bertahan dalam persaingan maka perlu diterapkan kebijakan-kebijakan dalam menciptakan
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan
BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan, pengambilan keputusan yang tepat dan akurat memerlukan pemahaman tentang konsep biaya
Lebih terperinciANALISIS BIAYA STANDAR UNTUK MENDUKUNG EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PERUSAHAAN (Studi pada Pabrik Gula Lestari, Patianrowo, Nganjuk)
ANALISIS BIAYA STANDAR UNTUK MENDUKUNG EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PERUSAHAAN (Studi pada Pabrik Gula Lestari, Patianrowo, Nganjuk) Tiara Ayu Palupi Zahroh Z.A. M.G. Wi Endang NP. Fakultas Ilmu Administrasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Sebagaimana diketahui bahwa tujuan perusahaan dalam suatu kondisi perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persyaratan dan peralatan pengambilan keputusan yang rasional, objektif, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin bertambah kompleks, baik yang berhubungan dengan persaingan, kelangsungan hidup, maupun alokasi sumber-sumber yang dimilikinya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama dengan adanya globalisasi bisnis, yang semakin mempermudah transaksi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan dunia usaha dalam dekade terakhir semakin meningkat terutama dengan adanya globalisasi bisnis, yang semakin mempermudah transaksi bisnis dan memperluas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi, mangakibatkan dunia usaha dihadapkan dengan situasi dan kondisi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan dunia usaha dan dengan semakin pesatnnya kemajuan ekonomi, mangakibatkan dunia usaha dihadapkan dengan situasi dan kondisi yang
Lebih terperinciPENENTUAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) STANDAR DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (Studi pada PT. Sigi Multi Sejahtera Pasuruan Tahun 2011)
PENENTUAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) STANDAR DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (Studi pada PT. Sigi Multi Sejahtera Pasuruan Tahun 2011) Radinas Putri Ayuning Firdaus Ach. Husaini M. G. Wi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Perusahaan memerlukan pengendalian atas operasi atau kegiatan yang akan
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Anggaran II.1.1 Definisi Anggaran Perusahaan memerlukan pengendalian atas operasi atau kegiatan yang akan dilakukan dalam pencapaian tujuannya, oleh karena itu perusahaan memerlukan
Lebih terperinciAlex Sugiharto Suhadak Dwiatmanto Fakultas Ilmu Administrasi Malang
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT UNTUK MENILAI BIAYA PRODUKSI DAN KINERJA MANAJER PRODUKSI (Studi pada PT. Perkebunan Nusantara XII unit Kebun Kertowono) Alex Sugiharto Suhadak Dwiatmanto
Lebih terperincidan 3) Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU
ANALISIS HARGA POKOK TANDAN BUAH SEGAR(TBS), CPO DAN INTI SAWIT DI KEBUN GUNUNG BAYU PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV KABUPATEN SIMALUNGUN M. Zainul Arifin SPY 1), Salmiah 2) dan Emalisa 3) 1) Alumni Fakultas
Lebih terperinciPERTEMUAN KE-6 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL
PERTEMUAN KE-6 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, sebagai berikut : 6.1. Mahasiswa mengetahui tentang standar unit. 6.2.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT. Perkebunan Sumatera Utara didirikan berdasarkan peraturan daerah tingkat I Sumatera Utara No.15 Tahun 1979 dengan bentuk badan hukum pertama sekali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. efesien dan tangguh serta dapat menunjang sektor industri. Kemudian sektor
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Dalam rangka meningkatkan perekonomian nasional seperti yang telah dituangkan dalam pola umum pembangunan jangka panjang pemerintah telah menggariskan bahwa
Lebih terperinciPENINGKATAN DAYA SAING PERUSAHAAN TERHADAP KOMPETITOR MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING
PENINGKATAN DAYA SAING PERUSAHAAN TERHADAP KOMPETITOR MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING Aryanni 1*, Iswandi Idris 2 & Ruri Aditya Sari 3 1 Program Studi Akuntansi, Politeknik LP3I Medan 2,3 Program Studi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Keberhasilan suatu perusahaan dapat diukur oleh kemampuan untuk memperoleh laba. Untuk mendapatkan laba yang optimal, perusahaan harus mengefisienkan biaya produksi yaitu dengan cara mengendalikan
Lebih terperinciANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT. SINAR BINTANG SELATAN DI MAKASSAR SKRIPSI OLEH : MULTAZAM A
ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT. SINAR BINTANG SELATAN DI MAKASSAR SKRIPSI OLEH : MULTAZAM A311 06 637 FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKAS SAR 2012 ANALISIS
Lebih terperinciTUGAS ANALISIS DAN ESTIMASI BIAYA
TUGAS ANALISIS DAN ESTIMASI BIAYA (Anggaran) Disusun Oleh : Nama : Musafak NPM : 35412164 Kelas Dosen : 3ID08 : Sudaryanto, MSC, DR.IR. FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan
Lebih terperinciBab 2. Konsep Dasar Akuntansi Manajemen dan Perilaku Biaya
Bab 1. Ruang Lingkup Akuntansi Manajemen 1.1. Fungsi-fungsi manajemen 1.2. Informasi akuntansi manajemen 1.3. Pengertian akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan 1.4. Perspektif historis akuntansi manajemen
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha di bidang pertanian merupakan sumber mata pencaharian pokok bagi masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian berperan sangat
Lebih terperinciBAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai
BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN 2.1. Anggaran Perusahaan Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja dalam rangka waktu satu tahun yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan
Lebih terperinciANALISA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP BIAYA VOLUME LABA PADA PT BARATA INDONESIA GRESIK
Hal 32-40 ANALISA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP BIAYA VOLUME LABA PADA PT BARATA INDONESIA GRESIK Ketut Ariasna, Rizki Putri Nuri Sari ABSTRAK Dalam menghadapi perkembangan usaha yang semakin maju, sebuah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14)
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Uraian Teoritis 1. Informasi Akuntansi Pertanggung Jawaban Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14) Informasi adalah data yang berguna untuk diolah sehingga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau lebih popular dengan singkatan UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan pekerjaan.
Lebih terperinciJurnal Sistem Pengendalian Manajemen
Jurnal Sistem Pengendalian Manajemen Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban pada Pusat Biaya sebagai Alat Penilaian Kinerja Manajer di PT Perkebunan Nusantara IX Oleh : Imam Safi i (12080694001) S1 AKUNTANSI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. Pinasih (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Pinasih (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi Biaya Bahan Baku dan Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung Terhadap Rasio Profit Margin
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
7 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Definisi Biaya Menurut Bustami dan Nurlela (2007:4) biaya atau cost adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1 Simpulan Setelah melakukan pemeriksaan penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan anggaran sebagai alat pengendalian biaya pada PT Pelindo Husada Citra maka
Lebih terperinciANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PRUSAHAAN ROKOK SURYA ALAMI PAMEKASAN MADURA SKRIPSI
ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PRUSAHAAN ROKOK SURYA ALAMI PAMEKASAN MADURA SKRIPSI Oleh: KHOIRUL UMAM 201010170311207 FAKULTAS EKONOMI DAN
Lebih terperinciKUESIONER. Jawablah pertanyaa-pertanyaan dibawah ini pada tempat yang telah disediakan
KUESIONER Petunjuk pengisian: Jawablah pertanyaa-pertanyaan dibawah ini pada tempat yang telah disediakan untuk setiap pertanyaan berdasarkan data yang anda miliki. Nama tidak perlu anda jawab jika anda
Lebih terperinciANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI SUMATERA UTARA. Oleh: JULITA,SE,M.
ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI SUMATERA UTARA Oleh: JULITA,SE,M.Si ABSTRAK Anggaran merupakan rencana tentang kegiatan perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Keputusan manajemen dalam kaitannya dengan penggunaan input
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keputusan manajemen dalam kaitannya dengan penggunaan input (masukan) untuk menciptakan output (keluaran) sangat penting dan perlu menjadi perhatian yang serius. Untuk
Lebih terperinciPENERAPAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT. KEDIRI TANI SEJAHTERA SKRIPSI
PENERAPAN ANGGARAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT. KEDIRI TANI SEJAHTERA SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. waktu yang panjang dengan melakukan usaha-usaha yang sesuai dengan keadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan, terutama perusahaan yang berorientasi pada laba akan berusaha untuk mempertahankan keberadaannya dan terus berkembang untuk jangka waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki rencana pengembangan. bisnis perusahaan untuk jangka waktu yang akan datang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Business Assignment Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki rencana pengembangan bisnis perusahaan untuk jangka waktu yang akan datang. Pengembangan bisnis ini diharapkan dapat memberikan
Lebih terperinciBREAK EVENT POINT SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PERENCANAAN LABA DAN PENJUALAN PADA PERUSAHAAN ROTI MERAH DELIMA BAKERY KEDIRI
BREAK EVENT POINT SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PERENCANAAN LABA DAN PENJUALAN PADA PERUSAHAAN ROTI MERAH DELIMA BAKERY KEDIRI JURNAL PENELITIAN Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini sedang berusaha sebaik mungkin untuk meningkatkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia saat ini sedang berusaha sebaik mungkin untuk meningkatkan pelaksanaan pembangunan di semua bidang pasca krisis moneter yang melanda beberapa
Lebih terperinciDaftar Pustaka. Bustami, Bastian dan Nurlela, Akuntansi Biaya, edisi pertama, Mitra Wacana Media, Jakarta.
Daftar Pustaka Bustami, Bastian dan Nurlela, 2009. Akuntansi Biaya, edisi pertama, Mitra Wacana Media, Jakarta. Carter, William K., dan Milton.F.Usry, 2006. Cost Accounting, ahli bahasa oleh Krista S.E.,Ak,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak akhir tahun 1996 telah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak akhir tahun 1996 telah memicu terjadinya inflasi. Ini akibat kebergantungan kepada bahan baku, barang modal,
Lebih terperinciANALISIS BIAYA PRODUKSI (STUDI KASUS PADA KOPERASI SERBA USAHA BROSEM KOTA BATU) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai
ANALISIS BIAYA PRODUKSI (STUDI KASUS PADA KOPERASI SERBA USAHA BROSEM KOTA BATU) SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi Oleh : Windy Dian Pratama 201210170311226
Lebih terperinciANALISIS ALOKASI BIAYA TANAMAN KELAPA SAWIT PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) UNIT USAHA REJOSARI DI LAMPUNG SELATAN.
136 ANALISIS ALOKASI BIAYA TANAMAN KELAPA SAWIT PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) UNIT USAHA REJOSARI DI LAMPUNG SELATAN Nuzleha Staf Pengajar Fakultas Ekonomi ( USBRJ) ABSTRAK PTPN VII (Persero)
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
7 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki perusahaan dalam
Lebih terperinciPenentuan Harga Pokok Kamar Hotel dengan. Metode Activity Based Costing (Studi Kasus pada Hotel Rachmad Jati Caruban) Oleh: Ratna Kusumastuti
Penentuan Harga Pokok Kamar Hotel dengan Metode Activity Based Costing (Studi Kasus pada Hotel Rachmad Jati Caruban) Oleh: Ratna Kusumastuti Desen Pembimbing: Prof. Gugus Irianto, SE., MSA., Ph.D., Ak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan dunia semakin luas, persaingan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan dunia semakin luas, persaingan semakin ketat serta semakin kompleks permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan
Lebih terperinciMETODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd
METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK Nurul Badriyah,SE,MPd ABSTRAK Direct costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep biaya telah berkembang sesuai kebutuhan akuntan, ekonom dan. dukungan berbagai fungsi dalam bisnis dan akuntansi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Pengolongan Biaya Konsep biaya telah berkembang sesuai kebutuhan akuntan, ekonom dan insinyur, dimana informasi biaya sangat penting untuk penetapan harga, efisiensi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Anggaran
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anggaran 2.1.1. Pengertian Anggaran Menurut Rudianto (2009), anggaran adalah rencana kerja organisasi di masa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal dan sistematis.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Harga Pokok Produksi 2.1.1 Pengertian harga pokok produksi Harga pokok produksi adalah harga pokok produk yang sudah selesai dan ditransfer ke produk dalam proses pada periode
Lebih terperinci