BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Anggaran Biaya Produksi 1. Pengertian Anggaran Dalam pengelolaan perusahaan, manajemen menetapkan tujuan (goals) dan sasaran (objectives) dan kemudian membuat rencana kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut. Dampak keuangan yang diperkirakan akan terjadi sebagai akibat dari rencana kerja tersebut kemudian disusun dan dievaluasi melalui proses penyusunan anggaran. Setelah anggaran disusun dan kemudian dilaksanakan, akuntansi biaya berfungsi untuk memberikan umpan balik kepada manajemen mengenai konsumsi sumber daya dalam pelaksanaan rencana kegiatan. Perbandingan dan analisis biaya sesungguhnya dengan biaya yang dianggarkan memberikan informasi bagi manajemen untuk memungkinkan mereka mengidentifikasi penyimpangan yang terjadi dari rencana kegiatan, yang pada gilirannya dapat digunakan oleh manajemen sebagai dasar untuk melakukan tindakan koreksi. Bagi pimpinan perusahaan, anggaran merupakan sarana untuk keperluan rencana, koordinasi dan pengawasan. Untuk memahami pengertian anggaran penulis akan mengemukakan beberapa pengertian anggaran sebagai berikut. Mulyadi (2001 : 488) menyatakan bahwa anggaran adalah suatu rencana kerja jangka pendek yang disusun berdasarkan rencana kerja jangka panjang yang ditetapkan dalam proses penyusunan program. 7

2 Menurut Garrison and Noreen (2000 :402) Anggaran adalah rencana rinci tentang perolehan dan penggunaan sumber daya keuangan untuk suatu periode tertentu. M. Munandar (2001 : 1) mengemukakan bahwa Business Budget atau Budget (anggaran) adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang. Dari beberapa pendapat diatas, anggaran memiliki beberapa ciri pokok antara lain : 1. Rencana Anggaran merupakan suatu rencana, yang menggambarkan mengenai kegiatan perusahaan dimasa yang akan datang. 2. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan Anggaran akan dijadikan sebagai pedoman kerja dan juga sebagai alat pengkoordinasian kerja serta alat pengawasan, maka anggaran harus dapat mencakup semua kegiatan yang akan dilaksanakan oleh semua bagian yang ada dalam perusahaan. Apabila ada sebagian dari kegiatan perusahaan yang tidak tercakup dalam anggaran, berarti ada sebagian kegiatan yang tidak mempunyai pedoman atau arah. 3. Dinyatakan dalam satuan moneter Unit moneter ini sangat dibutuhkan, mengingat bahwa masing-masing yang berbeda-beda misalnya bahan baku menggunakan satuan berat (kg), satuan panjang (m), satuan isi (l), tenaga kerja menggunakan satuan jam kerja (misalnya harian). Dengan satuan moneter dapatlah diseragamkan semua 8

3 satuan yang berbeda-beda tersebut, sehingga perbedaan yang direncanakan dengan yang direalisasikan memungkinkan untuk dijumlahkan, diperbandingkan serta dianalisa lebih lanjut. 4. Jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang Anggaran harus menunjukkan secara jelas jangka waktu berlakunya angkaangka tersebut, agar dapat mempermudah penilaian pencapaian apa yang telah dimungkinkan untuk dicapai, sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Anggaran diperlukan tentunya karena mempunyai tujuan dan manfaat. Berikut ini akan dijelaskan mengenai tujuan dan manfaat anggaran. a. Tujuan Anggaran 1. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan investasi dana. 2. Memberikan batasan atas jumlah dana yang dicari dan digunakan. 3. Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana, sehingga dapat mempermudah pengawasan. 4. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal. 5. Menyempurnakan dana yang telah disusun, karena dengan anggaran lebih jelas dan nyata terlihat. 6. Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan. b. Manfaat dan Kelemahan Anggaran 1. Anggaran mempunyai banyak manfaat, antara lain : 9

4 a. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama. b. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai. c. Dapat memotivasi pegawai. d. Menimbulkan rasa tanggung jawab pada pegawai. e. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu. f. Sumber daya, seperti tenaga kerja, peralatan dan dana dapat dimanfaatkan seefisien mungkin. g. Alat pendidikan bagi manajer. 2. Kelemahan anggaran adalah : a. Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan asumsi, sehingga mengandung unsur ketidakpastian. b. Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang dan tenaga yang tidak sedikit, sehingga tidak semua perusahaan mampu menyusun anggaran secara lengkap (komprehensif) dan akurat. c. Pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat menggerutu dan menentang, sehingga pelaksanaan anggaran dapat menjadi kurang efektif. Anggaran mempunyai kaitan yang sangat erat dengan manajemen, khususnya yang berhubungan dengan perencanaan (planning), pengkoordinasian (coordinating) dan pengawasan (controlling). Untuk lebih memahami perbandingan kegunaan anggaran dengan fungsi manajemen, penulis akan 10

5 mengemukakan pendapat dari M. Munandar (2000 : 13) tentang fungsi manajemen : 1. Menyusun rencana untuk dijadikan pedoman kerja (planning). 2. Menyusun struktur organisasi kerja yang merupakan pembagian wewenang dan tanggung jawab kepada personil (karyawan) perusahaan (organizing). 3. Membimbing, memberi petunjuk dan mengarahkan para karyawan (directing). 4. Menciptakan koordinasi dan kerja sama yang serasi antara semua bagianbagian yang ada di perusahaan (coordinating). 5. Mengadakan pengawasan kerja terhadap para karyawan di dalam merealisasikan apa yang tertuang dalam neraca perusahaan yang telah ditetapkan (controlling). 2. Fungsi dan Klasifikasi Anggaran a. Fungsi Anggaran Menurut Nafarin (2004 : 20) Anggaran Memiliki tiga fungsi, yaitu : 1. Fungsi Perencanaan Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis yang menuntut pemikiran teliti, karena anggaran memberikan gambaran yang lebih nyata/jelas dalam unit dan uang. Misalnya laba tahun 2006 direncanakan setinggi-tingginya, rencananya dirumuskan dengan kata setinggi-tingginya tidak jelas maksudnya, karena laba setinggi-tingginya yang satu tidak sama dengan perusahaan yang lain. Dalam anggaran, rencana laba setinggi-tingginya dirumuskan secara teliti dan nyata, yaitu dinyatakan secara kuantitatif. 2. Fungsi Pelaksanaan Anggaran merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga pekerjaan dapat dikerjakan secara selaras dalam mencapai tujuan (laba). Jadi anggaran penting untuk menyelaraskan (koordinasi) setiap bagian kegiatan, seperti bagian pemasaran, bagian umum, bagian produksi dan bagian keuangan. Contoh : Bagian pemasaran menargetkan penjualan tahun 2006 meningkat sebesar 15% dengan perincian dibawah ini : Bagian Produksi pada tahun 2006 harus memproduksi : Tabel 2.1 Kecap sedang Rp 550 Rp Kecap manis Rp 650 Rp Kecap asin Rp 600 Rp Jumlah botol Rp Sumber : Munandar, M, 2000, Budgeting, Perencanaan dan Pengawasan Kerja. 11

6 Tabel 2.2 Target Penjualan Persediaan Produksi tahun 2006 Kecap sedang Kecap manis Kecap asin Total botol botol botol Sumber : Munandar, M, 2000, Budgeting, Perencanaan dan Pengawasan Kerja. Biaya produksi yang dianggarakan untuk tahun 2006 adalah : Tabel 2.3 Kecap sedang Rp 250 Rp Kecap manis Rp 450 Rp Kecap asin Rp 300 Rp Total Rp Sumber : Munandar, M, 2000, Budgeting, Perencanaan dan Pengawasan Kerja. Bagian umum dan pemasaran menganggarkan biaya-biaya untuk tahun 2006 adalah Gaji Pegawai Administrasi = Rp Biaya Pemasaran = Rp Biaya Administrasi lain-lain = Rp Rp Laba yang dianggarkan untuk tahun 2006 : Penjualan Rp Biaya Produksi Rp Gross margin Rp Biaya Administrasi dan Pemasaran Rp Laba Rp Sumber : Munandar, M, 2000, Budgeting, Perencanaan dan Pengawasan Kerja. Apabila salah satu bagian (departemen) saja tidak dapat melaksanakan tugas sesuai dengan yang direncanakan, maka bagian lain juga tidak dapat melaksanakan tugasnya secara selaras, terarah dan terorganisasi sesuai dengan yang direncanakan atau yang telah ditetapkan dalam anggaran. 3. Fungsi Pengawasan Anggaran merupakan alat pengendalian/pengawasan (controlling). Pengawasan berarti evaluasi (menilai) atas pelaksanaan pekerjaan, dengan cara : 1) Membandingkan realisasi dengan rencana (anggaran). 2) Melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu (jika ada penyimpangan yang merugikan). Misalnya penjualan kecap manis telah dianggarkan tahun 2006 sebanyak Rp 650 = Rp , namun dalam realisasinya hanya terjual Rp 750 = Rp Harga jual per botol lebih tinggi dari 12

7 yang dianggarkan yaitu Rp 750, namun karena unit yang terjual kurang dari yang dianggarkan yaitu hanya botol (sedangkan yang dianggarkan botol), maka realisasi tahun 2006 hanya Rp Setelah dianalisa dapat didefenisikan komponen-komponen penyebab terjadinya varians tersebut baik yang controllable cost (biaya terkendalikan) dan uncontrollable cost (biaya tidak terkendalikan) adalah sebagai berikut : 1. Controllable cost Salah satu penyebab harga penjualan lebih tinggi dari yang dianggarkan adalah meningkatnya biaya produksi disebabkan meningkatnya produksi reject. 2. Uncontrollable cost Faktor penyebab lainnya yang menyebabkan harga penjualan dinaikkan ialah pemerintah daerah setempat mengenakan suatu jenis pajak baru pada industri menengah kecil seperti Pabrik Kecap. Kedua faktor tersebut memaksa perusahaan menaikkan harga jual pada konsumen yang secara otomatis menurunkan permintaan masyarakat akan kecap hasil produksinya. Perusahaan dapat menindaklanjuti hasil dari analisa ini dengan berupaya menurunkan jumlah produk reject dengan memperbaiki proses produksi atau pelatihan sumber daya manusianya. b. Klasifikasi Anggaran Menurut Nafarin (2004 : 22) Anggaran dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang sebagai berikut : 1. Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari : a. Anggaran variabel, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisar) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda. Misalnya anggaran penjualan disusun antara 500 unit sampai unit Anggaran variabel disebut juga dengan anggaran fleksibel. b. Anggaran tetap, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu. Misalnya penjualan direncanakan unit, dengan demikian anggaran lainnya dibuat berdasarkan anggaran penjualan unit. Anggaran tetap disebut juga disebut dengan anggaran statis. 2. Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari : a. Anggaran periodik adalah anggaran yang disusun untuk satu periodik tertentu, umumnya satu tahun, yang disusun setiap akhir periode anggaran. b. Anggaran kontinu adalah anggaran yang dibuat untuk memperbaiki anggaran yang telah dibuat, misalnya setiap bulan diadakan perbaikan, sehingga anggaran yang dibuat dalam setahun mengalami perubahan. 3. Menurut jangka waktu, anggaran terdiri dari : a. Anggaran jangka pendek (anggaran taktis) adalah anggaran yang dibuat dalam jangka waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran untuk keperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek. 13

8 b. Anggaran jangka panjang (anggaran strategis) adalah anggaran yang dibuat dalam jangka waktu yang lebih dari satu tahun. Anggaran untuk keperluan investasi barang modal merupakan anggaran jangka panjang yang disebut anggaran modal (Capital Budget). Anggaran jangka panjang tidak harus berupa anggaran modal. Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek. 4. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari anggaran operasional dan anggaran keuangan. Kedua anggaran ini bila dipadukan disebut anggaran induk (Master Budget). Anggaran induk merupakan konsolidasi rencana keseluruhan perusahaan untuk jangka pendek, biasanya disusun atas dasar tahunan. Anggaran tahunan dipecah lagi menjadi anggaran triwulan. Anggaran triwulan dipecah lagi menjadi anggaran bulanan. a. Anggaran operasional adalah anggaran yang bertujuan untuk menyusun anggaran laporan laba rugi. Anggaran operasional antara lain terdiri dari : 1. Anggaran penjualan 2. Anggaran biaya pabrik yamg terdiri dari anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung dan anggaran biaya overhead pabrik. 3. Anggaran beban b. Anggaran keuangan adalah anggaran yang bertujuan untuk menyusun anggaran neraca. Anggaran keuangan terdiri dari : 1. Anggaran kas 2. Anggaran piutang 3. Anggaran persediaan 4. Anggaran perlengkapan 5. Anggaran utang 5. Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari : a. Anggaran komprehensif merupakan rangkaian dari berbagai macam anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran komprehensif merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan yang disusun secara lengkap. b. Anggaran parsial adalah anggaran yang disusun tidak secara lengkap, anggaran yang menyusun bagian anggaran tertentu saja. Misalnya karena keterbatasan kemampuan, maka yang dapat disusun hanya anggaran operasional. 6. Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari : a. Anggaran apropriasi (appropriation budget) adalah anggaran yang dibentuk bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk tujuan lain. Misalnya hasil penjualan barang X sebesar Rp dianggarkan untuk melunasi utang usaha sebagai akibat pembelian barang Y secara kredit sebesar Rp Dengan demikian hasil penjualan barang X tidak boleh dianggarkan untuk membayar gaji atau keperluan lainnya, selain untuk melunasi utang usaha tersebut. b. Anggaran kinerja (performance budget) adalah anggaran yang berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi (perusahaan), misalnya untuk menilai apakah biaya/beban yang dikeluarkan oleh masing-masing 14

9 aktivitas tidak melampaui batas. Contoh biaya bahan baku dianggarkan bulan ini sebesar Rp bila biaya bahan baku bulan ini melebihi Rp , padahal tingkat produksi tidak berubah, berarti biaya bahan baku tersebut tidak efisien. 3. Pengertian Anggaran Biaya Produksi Sebelum mengemukakan pengertian biaya produksi, terlebih dahulu akan dibahas pengertian biaya. Terdapat berbagai macam pengertian atau defenisi biaya yang berbeda-beda. Menurut Carter dan Usry (2004 : 29): biaya merupakan nilai tukar, pengeluaran, dan pengorbanan untuk memperoleh manfaat ekonomi. Dalam akuntansi keuangan, biaya merupakan pengeluaran atau pengorbanan pada saat akuisisi diwakili oleh penyusutan saat ini atau dimasa yang akan datang dalam bentuk kas atau aktiva lain. Biaya dalam hubungannya dengan produksi disebut biaya produksi. Menurut Hansen dan Mowen (2004 : 44): biaya produk adalah pembebanan biaya yang memenuhi tujuan manajerial yang telah ditetapkan atau dengan kata lain adalah biaya yang berhubungan dengan produksi barang atau penyedia jasa. Biaya produksi selanjutnya dapat diklasifikasikan sebagai bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead. Hanya ketiga elemen biaya ini yang dapat dibebankan pada produk untuk laporan keuangan eksternal. a. Bahan baku langsung (direct material cost) adalah bahan baku yang dapat ditelusuri pada barang atau jasa yang dihasilkan. Biaya dari bahan-bahan ini dapat langsung dikenakan pada produk karena pengamatan fisik dapat digunakan untuk mengukur jumlah yang dikonsumsi untuk tiap produk. Bahan yang menjadi bagian dari produk berwujud atau yang dapat digunakan dalam 15

10 menyediakan jasa biasanya diklasifikasikan sebagai bahan baku langsung. Misalnya, baja pada mobil, kayu pada perabotan, alkohol pada cologne, denim pada jin, kawat untuk mengkoreksi gigi, tirai pelindung operasi dan anestesi untuk operasi, peti mati untuk jasa penguburan, dan makanan untuk pesawat terbang semuanya merupakan bahan baku langsung. b. Tenaga kerja langsung (direct labour cost) adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang atau pelayanan yang dihasilkan. Seperti pada bahan baku langsung, pengamatan fisik dapat digunakan untuk menghasilkan jasa atau pelayanan. Karyawan yang mengubah bahan mentah menjadi produk atau yang menyediakan jasa pelayanan pada pelanggan diklasifikasikan sebagai tenaga kerja langsung. Sebagai contoh pekerja pada lini perakitan pada Chrysler, seorang juru masak pada rumah makan, perawat dokter bedah yang mengikuti operasi pembukaan hati, dan pilot untuk Delta Airlines. c. Overhead pabrik (factory overhead) adalah semua biaya produksi selain dari bahan baku langsung atau tenaga kerja langsung dikumpulkan menjadi satu ketegori disebut overhead. Pada perusahaan produksi, overhead juga dikenal sebagai beban pabrik atau overhead produksi. Kategori biaya overhead terdiri dari aneka ragam artikel. Banyak masukan selain tenaga kerja langsung dan bahan baku langsung yang diperlukan untuk memproduksi produk. Contohnya mencakup penyusutan bangunan dan peralatan, pemeliharaan, pasokan, pengawasan, penanganan bahan baku, listrik, pajak properti, pertamanan halaman pabrik, dan keamanan pabrik. Perlengkapan biasanya adalah bahan baku yag diperlukan untuk produksi tetapi tidak menjadi bagian dari produk 16

11 jadi atau tidak digunakan dalam menyediakan jasa. Deterjen mesin cuci pada rumah makan cepat saji dan oli pada peralatan produksi adalah contoh dari perlengkapan. Dengan memahami ketiga unsur biaya produksi tersebut, maka akan lebih mudah untuk memahami pengertian anggaran biaya produksi. Hal ini disebabkan karena unsur biaya produksi sejalan dengan unsur anggaran biaya produksi. Jika ditinjau dari segi bidang yang tercakup dalam anggaran, maka anggaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Anggaran biaya bahan baku Setelah menentukan jumlah unit dari setiap produk yang direncanakan akan diproduksi, maka dihitung kebutuhan bahan dalam setiap operasi. Kemudian menggabungkan kebutuhan pembelian bahan baku dalam anggaran pembelian bahan langsung. b. Anggaran biaya tenaga kerja langsung Anggaran tenaga kerja langsung mencerminkan jumlah unit yang akan diproduksi menurut anggaran produksi. Umumnya, anggaran ini hanya memasukkan tenaga kerja langsung karena tenaga kerja tidak langsung merupakan bagian dari anggaran overhead pabrik. c. Anggaran biaya overhead pabrik Meskipun kita dapat mengelompokkan beban overhead pabrik dalam beberapa cara, seperti berdasarkan fungsi, perilaku biaya, atau departemen, tetapi biasanya kita menggunakan klasifikasi beban alami. Namun klasifikasi beban alami, yang mencakup kategori seperti prasarana, tenaga kerja tidak langsung, 17

12 dan bahan tidak langsung mempunyai keterbatasan penggunaan untuk tujuan anggaran. Sebaiknya kita harus menyusun anggaran overhead pabrik untuk setiap pusat biaya sehingga penyelia pusat biaya memiliki tanggung jawab dan wewenang atas biaya yang dikeluarkan. Maka anggaran harus membedakan antara biaya yang dapat dikontrol dengan biaya yang tidak dapat di kontrol. Dari uraian diatas, jelaslah bahwa anggaran biaya produksi adalah anggaran atas biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi dan menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa. B. Penyusunan Anggaran Biaya Produksi 1. Proses Penyusunan Anggaran Proses penyusunan anggaran biasanya meliputi pembentukan komite anggaran, menentukan periode anggaran, spesifikasi pedoman anggaran, penyusunan usulan anggaran awal/dasar (initial budget), negosiasi anggaran, review, persetujuan, dan revisi anggaran. a. Komite anggaran Sebahagian besar organisasi mempunyai komite anggaran yang mengawasi anggaran secara keseluruhan. Komite tersebut terdiri dari anggota manajemen senior. Komite anggaran biasanya meliputi Chief Executive Officer atau satu atau lebih wakil presiden (manajemen puncak), kepala unit bisnis stratejik, dan Chief Financial Officer (kepala bagian keuangan). Dalam beberapa organisasi CEO membuat semua keputusan jika dalam organisasi itu tidak ada komite anggaran. 18

13 Tugas komite anggaran 1) Menetapkan keputusan tentang kebijaksanaan umum yang akan ditempuh dimasa yang akan datang. 2) Komite anggaran bertugas menyusun dan menyempurnakan semua prosedur yang berkaitan dengan masalah anggaran yang menjadi pedoman bagi divisi-divisi lain. 3) Komite anggaran bertugas menyelesaikan anggaran tahunan. 4) Meminta/menerima me-review anggaran masing-masing departemen. 5) Melakukan saran atau perbaikan anggaran departemen. 6) Menyetujui atau mensahkan anggaran atau revisi anggaran. 7) Untuk pelaksanaan anggaran maka Komite ini juga bertugas mengikuti dan melihat penerapan anggaran, dan hal lain yang menyangkut rencana pelaksanaan anggaran dan untuk membicarakan beberapa hal yang menyangkut penyimpangan dari anggaran. 8) Pada akhir tahun, tim ini bertugas juga menyelesaikan revisi dan penyesuaian anggaran dan mempersiapkan rekomendasi dalam penyusunan anggaran tahun berikutnya. 9) Komite ini pada akhir tahun anggaran akan membahas beberapa hal tentang anggaran yang belum selesai pada tahun lalu dan menyelesaikan anggaran yang lalu dan bila mungkin mengangkatnya kembali pada anggaran tahun berikutnya. 10) Menerima analisis dan laporan tentang pelaksanaan anggaran. 19

14 11) Komite ini bertugas untuk melakukan perbaikan secara terus menerus konsep anggaran komprehensif ini. b. Periode anggaran Anggaran biasanya disusun untuk periode satu tahun. Banyak juga perusahaan yang menyusun untuk periode kuartalan atau bulanan. Ada juga yang menggunakan anggaran kontinu (continous budget). Anggaran kontinu merupakan sistem penganggaran yang menghasilkan anggaran yang berupa anggaran kuartalan, bulanan, atau tahunan. Jadi, begitu satu bulan atau kuartal berakhir, anggaran asli langsung di perbaharui berdasarkan informasi yang baru tersedia dan diperolehkan anggaran untuk bulan atau kuartal yang baru. 3. Pedoman anggaran Salah satu tanggung jawab komite anggaran adalah memberikan pedoman initial budget (anggaran awal/anggaran dasar) yang menentukan arah anggaran dan menentukan penyusunan anggaran. 4. Usulan initial budget Sejumlah faktor internal yang dipertimbangkan unit anggaran dalam penyusunan usulan initial budget : Perubahan peralatan atau fasilitas yang tersedia. Pengenalan produk baru. Perubahan harapan atau proses operasi unit anggaran dimana unit anggaran mengendalikan input bahan atau faktor operasi lainnya. Faktor-faktor eksternal yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan usulan initial budget meliputi: 20

15 Perubahan pasar tenaga kerja Pandangan industri dalam waktu dekat Tindakan pesaing. 5. Negosiasi anggaran Atasan dari unit anggaran memeriksa usulan initial budget untuk melihat apakah usulan tersebut sesuai dengan pedoman anggaran, apakah tujuan anggaran dapat tercapai dan searah dengan tujuan unit anggaran pada level berikutnya. Setiap unit anggaran melakukan negosiasi dengan atasan tentang setiap perubahan usulan anggaran. Negosiasi terjadi pada semua level organisasi. Negosiasi tersebut mungkin saja merupakan inti dari proses penganggaran dan menyita sebahagian besar dari waktu penyusunan anggaran. 6. Review persetujuan Unit anggaran menyetujui anggaran mereka, anggaran disebarkan dalam organisasi sampai anggaran tersebut mencapai level final, yaitu ketika gabungan anggaran dari berbagai unit anggaran menjadi anggaran organisasi. Komite anggaran memeriksa anggaran tersebut berkaitan dengan konsistensinya dengan pedoman anggaran dan pencapaian tujuan perusahaan. CEO (chief executive officer) kemudian memberikan persetujuan anggaran secara keseluruhan dan mengajukan anggaran tersebut kepada dewan direksi. 7. Revisi Prosedur untuk merevisi anggaran bervariasi dari satu organisasi yang satu dengan organisasi yang lainnya. Di beberapa organisasi, persetujuan untuk melakukan modifikasi terhadap anggaran bisa saja sulit untuk dicapai karena 21

16 perubahan hanya dapat dilakukan dalam keadaan khusus. Perusahaan lainnya, misalnya perusahaan menggunakan anggaran yang diperbaharui secara terus menerus (kontinu) menggunakan sistem anggaran yang boleh revisi yang dilakukan secara kuartalan atau bulanan. Cara Pembuatan Anggaran 1. Ditinjau dari siapa yang membuatnya maka penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan cara : a. Otoriter atau top down b. Demokrasi atau bottom up c. Campuran atau top down dan bottom up Dalam metode otoriter atau top down, anggaran disusun dan ditetapkan oleh pimpinan dan anggaran inilah yang harus dilaksanakan bawahan tanpa keterlibatan bawahan dalam penyusunannya. Bawahan tidak diminta keikutsertaannya dalam menyusun anggaran. Metode ini ada baiknya jika karyawan tidak mampu menyusun anggaran atau dianggap akan terlalu lama dan tidak tepat jika diserahkan kepada bawahan. Hal ini bisa terjadi pada perusahaan yang karyawannya tidak memiliki keahlian yang cukup untuk menyusun suatu anggaran. Atasan bisa saja menggunakan konsultan atau tim khusus untuk menyusunnya. Dalam metode kedua demokrasi atau bottom up, anggaran disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan. Anggaran disusun mulai dari bawahan sampai pada atasan. Bawahan diserahkan sepenuhnya menyusun anggaran yang akan dicapainya pada masa yang akan datang. Metode ini tepat digunakan jika 22

17 karyawan sudah memiliki kemampuan dalam menyusun anggaran dan tidak dikhawatirkan akan menimbulkan proses yang lama dan berlarut. Metode ketiga adalah campuran dari kedua metode diatas. Di sini perusahaan menyusun anggaran dengan memulainya dari atas dan selanjutnya dilengkapi dan dilanjutkan oleh karyawan bawahan. Jadi ada pedoman dari atasan atau pimpinan dan dijabarkan oleh bawahan sesuai dengan pengarahan atasan. 2. Dari segi mana kita mulai menyusun anggaran, ada beberapa cara menyusun anggaran yang lazim (khususnya anggaran kuantitatif). a. A Priori Dalam metode ini penyusunan anggaran dimulai dari penetapan angka laba yang diinginkan oleh perusahaan atau pemilik. Setelah laba ditetapkan maka semua pos yang berkaitan dengan upaya mencapai laba ini baru dihitung dan direncanakan kemudian. b. A Posteriori Dalam metode ini laba merupakan hasil akhir dari penetapan rencana kegiatan seperti produksi atau penjualan. Dalam hal ini misalnya didahului dengan menetapkan angka penjualan, pembelian, biaya dan lain sebagainya. Dari masing-masing bagian diberi kesempatan untuk menyampaikan anggaran dan laba yang diharapkan dan setelah semua diperhitungkan maka akan dapat diketahui angka laba. c. Pragmatis Dalam metode ini anggaran ditetapkan berdasarkan pengalaman masa lalu. Penetapan anggaran dilakukan secara ilmiah berdasarkan standar yang di 23

18 hitung secara ilmiah pula atau berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya. Penjelasan tentang prosedur yang diikuti dalam penyusunan anggaran ini perlu untuk menyeragamkan langkah setiap pejabat terkait dalam menyusun anggaran. Keseragaman langkah ini perlu karena dalam prinsip penyusunan anggaran komprehensif diketahui bahwa para pelaksana harus mengikuti disiplin waktu dan disiplin tata cara. Jika hal ini tidak ditaati maka dapat menimbulkan gagalnya konsep anggaran komprehensif dalam membantu pimpinan melaksanakan tugasnya. 2. Penyusunan Anggaran Biaya Produksi Anggaran komprehensif secara umum terdiri dari anggaran operasional dan anggaran keuangan. Anggaran operasional terdiri dari anggaran penjualan, anggaran produksi, anggaran biaya produksi dan anggaran perhitungan laba rugi. Sedangkan anggaran keuangan terdiri dari anggaran kas, anggaran neraca dan anggaran modal. Dalam hal ini penulis akan membahas anggaran biaya produksi saja. Penyusunan anggaran biaya produksi biasanya dimulai dengan anggaran penjualan. Hal ini menjadi dasar penyusunan berkala bagi perusahaan, karena praktis semua perencanaan lainnya disusun berdasarkan anggaran ini. Kemudian penyusunan anggaran selanjutnya adalah anggaran produksi, karena rencana penjualan yang telah disusun harus direalisasikan dengan memproduksi barang yang telah dianggarkan. Untuk perusahaan jasa dan perusahaan dagang, urutan penyusunan anggaran ini sedikit berbeda karena hasil penjualan dari perusahaan 24

19 bukan merupakan hasil produksi perusahaan tersebut. Setelah penyusunan anggaran produksi, langkah selanjutnya adalah penyusunan anggaran biaya produksi yang bertitik tolak dari anggaran penjualan dan produksi. Dalam bukunya Welsch (2000 : 180) menggambarkan hubungan anggaran penjualan, anggaran produksi dan anggaran biaya produksi sebagai berikut: Rencana Penjualan Perubahan Persediaan Produk jadi Rencana Produksi Anggaran Bahan Langsung Anggaran Tenaga Kerja Langsung Anggaran Biaya Overhead Gambar 1 Perencanaan Operasi Manufaktur Sumber : Welsch, Anggaran, Perencanaan dan Pengendalian Laba. Anggaran Produksi Anggaran produksi adalah rencana terperinci yang menunjukkan jumlah unit yang harus diproduksi selama satu periode dengan memperhatikan besarnya penjualan dan keperluan persediaan barang jadi. Anggaran produksi dinyatakan dalam satuan fisik produk yang akan dihasilkan pada periode anggaran yaitu sebesar kuantitas penjualan yang dianggarkan sesuai dengan perubahan kuantitas persediaan awal dan akhir periode yang dianggarkan. Koordinasi antara produksi 25

20 dengan anggaran penjualan amatlah penting untuk menghindari produksi yang berlebihan. Jumlah unit yang diproduksi dalam satu periode anggaran dihitung dengan cara: Penjualan menurut anggaran xxx (+) Persediaan akhir xxx Jumlah xxx (-) Persedian Awal xxx Unit yang di produksi xxx Adapun tujuan penyusunan anggaran produksi adalah : a. Menunjang kegiatan agar produk dapat disediakan sesuai dengan yang direncanakan. b. Menjaga tingkat persediaan yang memadai. c. Sebagai informasi untuk menyusun anggaran lainnya. d. Mengatur jadwal produksi. e. Menetapkan jumlah satuan fisik yang akan di produksi dalam waktu atau periode tertentu. f. Menentukan waktu berproduksi g. Menentukan penggunaan fasilitas lainnya. h. Menentukan penggunaan bahan baku, tenaga kerja, service dan peralatan. 26

21 Berikut ini akan disajikan contoh anggaran Produksi : TABEL 2.1 PT. DEVANATA Anggaran Produksi PRODUK A B Unit Penjualan Persediaan akhir Total yang diperlukan Persediaan awal 9000 Unit Unit Unit 500 Unit Unit Unit Unit 500 Unit Produksi yang direncanakan Unit Unit Sumber : Welsch, Anggaran, Perencanaan dan Pengendalian Laba Anggaran Biaya Produksi Langkah-langkah penyusunan biaya produksi: Tahap I : Penetapan target Dalam tahap ini manajemen puncak menetapkan jumlah yang ingin diproduksi sesuai dengan target penjualan dan kapasitas yang dimiliki. Tahap II : Perkiraan Dalam tahap ini tiap lini produksi menaksir total biaya baik bahan baku, tenaga kerja, dan overhead yang dibutuhkan untuk memproduksi target yang telah ditetapkan. Tahap III : Penyesuaian Pada tahap ini manajemen mempelajari, mendiskusikan, mengadakan penyesuaian bila perlu 27

22 dan menyetujui anggaran biaya produksi yang dihasilkan. Anggaran biaya produksi terdiri dari : a. Anggaran biaya bahan baku. b. Anggaran biaya tenaga kerja langsung c. Anggaran biaya overhead pabrik Ad.a. Anggaran biaya bahan baku Anggaran biaya bahan baku merupakan rencana tentang biaya bahan baku langsung yang diperlukan untuk menghasilkan barang jadi sesuai dengan anggaran produksi. Adapun tujuan penyusunan biaya bahan baku adalah: Menaksir jumlah bahan baku yang diperlukan Menaksir kuantitas pemakaian bahan baku dalam proses produksi Menaksir besarnya dana yang diperlukan untuk melaksanakan pembelian bahan baku. Sebagai pedoman untuk menghitung biaya per unit atau harga pokok produksi barang yang akan diproduksi. Dasar pengawasan bahan baku Untuk menyusun anggaran biaya bahan baku dibutuhkan beberapa sub anggaran yaitu : 1. Anggaran kebutuhan bahan baku 2. Anggaran pembelian bahan baku 3. Anggaran biaya bahan baku yang digunakan dalam produksi 28

23 Ad. 1. Anggaran kebutuhan bahan baku Anggaran disusun sebagai sebagai perencanaan kuantitas bahan baku yang dibutuhkan untuk keperluan produksi pada periode mendatang. Dalam anggaran ini dicantumkan: Jenis barang jadi yang dihasilkan Jenis bahan baku yang digunakan Bagian-bagian yang dilalui dalam proses produksi Waktu pemakaian bahan Berikut akan disajikan contoh kebutuhan anggaran bahan baku: Produk A Unit yang diproduksi Standar bahan untuk 1 unit produksi Unit bahan yang dibutuhkan Produk B Unit yang diproduksi Standar bahan untuk 1 unit produksi Unit bahan yang dibutuhkan Total unit bahan yang dibutuhkan produk A dan B Tabel 2.2 PT. DEVANATA Anggaran Kebutuhan Bahan Baku BAHAN X Y Z Unit 10 Kg Kg Unit 9 Kg Kg Kg Unit 5 Kg Kg Unit 3 Kg Kg Kg Sumber : Welsch, Anggaran, Perencanaan dan Pengendalian Laba Ad. 2. Anggaran pembelian bahan baku Unit 3 Kg Kg Unit 1 Kg Kg Kg Anggaran disusun sebagai perencanaan kuantitas bahan baku yang harus dibeli pada periode mendatang. Bahan baku yang dibeli harus diperhitungkan 29

24 dengan mempertimbangkan faktor persediaan dan kebutuhan bahan baku. Dalam anggaran ini dicantumkan: 1. mutu dan jenis bahan baku yang digunakan dalam proses produksi 2. jumlah unit bahan baku yang akan dibeli 3. harga bahan baku yang dibeli 4. waktu pembelian bahan baku Berikut akan disajikan contoh anggaran pembelian bahan baku TABEL 2.3 PT. DEVANATA Anggaran Pembelian Bahan Baku BAHAN X Y Z Unit yang dibutuhkan untuk produksi Persediaan akhir yang diinginkan Persediaan Awal Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit 500 Unit Unit Unit Unit Harga per unit Rp 5 Rp 10 Rp 10 Total Pembelian Rp Rp Rp Sumber : Anggaran, Perencanaan dan Pengendalian Laba, Ad. 3. Anggaran biaya bahan baku yang digunakan dalam produksi Anggaran ini merupakan suatu perencanaan yang lebih terperinci tentang biaya bahan baku produksi selama periode yang akan datang, yang didalamnya terdapat rencana tentang jenis bahan baku yang diolah, harga bahan baku yang diolah dan waktu bahan baku diolah dalam proses produksi yang masing-masing dikaitkan dengan jenis barang jadi yang dihasilkan. 30

25 Berikut ini akan disajikan contoh anggaran tersebut. TABEL 2.4 PT DEVANATA Anggaran Biaya Bahan Baku PRODUK A Unit yang diproduksi Biaya per unit BAHAN X Y Z Unit Rp Unit Rp Unit Rp 10 Jumlah biaya bahan baku Produk A Rp Rp Rp Produk B Unit yang diproduksi Biaya per unit Unit Rp Unit Rp Unit Rp 10 Total biaya bahan baku produk B Total biaya bahan baku produk A & B Rp Rp Rp Rp Sumber : Anggaran, Perencanaan dan Pengendalian Laba, Rp Rp Ad.b. Anggaran tenaga kerja langsung Anggaran ini disusun untuk merencanakan berapa biaya yang akan dikeluarkan untuk membayar upah tenaga kerja langsung sehubungan dengan memproduksi bahan baku menjadi barang jadi sesuai dengan anggaran produksi. Hal-hal ini yang perlu diperhatikan dalam penyusunan anggaran biaya upah langsung adalah: 1. Jumlah unit yang akan diproduksi 2. Periode akuntansi 3. Jam kerja untuk memproduksi satu unit produk 31

26 4. Upah jam kerja langsung 5. Jenis tenaga kerja untuk setiap jenis barang 6. Jam kerja untuk setiap jenis barang 7. Tingkatan proses produksi Berikut ini akan disajikan contoh anggaran biaya upah langsung: PRODUK Jumlah jam kerja per unit Unit yangt harus diproduksi Jam kerja produk A PRODUK B Jumlah jam kerja per unit Unit yang harus diproduksi TABEL 2.5 PT. DEVANATA Anggaran Tenaga kerja Langsung BAGIAN Pemotongan Perakitan Perampungan 4 Jam Unit Jam 2 Jam Unit 2 Jam Unit Jam 2 Jam Unit 2 Jam Unit Jam 2 Jam Unit Jam kerja produk B Jumlah jam kerja lembur (15%dari total jam kerja normal) Jumlah jam kerja Tingkat upah per jam Jam Jam Jam Rp Jam Jam Jam Rp Jam Jam Jam Rp 5 Jumlah Upah Bonus / Premi (10% dari total upah) Rp Rp Rp Rp Rp Rp Total biaya tenaga kerja Rp Rp Rp langsung Sumber : Anggaran, Perencanaan dan Pengendalian Laba, Ad. c. Anggaran biaya overhead pabrik Anggaran biaya overhead pabrik merupakan anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang biaya pabrik tidak langsung selama periode yang akan datang, yang didalamnya meliputi rencana tentang biaya pabrik tidak 32

27 langsung, jumlah biaya pabrik tidak langsung dan waktu biaya pabrik tidak langsung tersebut dibebankan, yang masing-masing dikaitkan dengan departemen atau tempat dimana biaya pabrik tidak langsung itu terjadi. Dalam menentukan dana yang harus dianggarkan untuk anggaran biaya pabrikasi tidak langsung ini terdapat dua masalah pokok, yaitu: a. Masalah penanggung jawab dalam perencanaan biaya Dalam hal ini perlu diterapkan prinsip akuntansi pertanggungjawaban atau sering disebut dengan prinsip biaya departemen langsung. Atas dasar prinsip ini dikenal dengan adanya pembagian manajemen menjadi departemen produksi dan departemen jasa untuk kegiatan yang dilakukan dipabrik. b. Masalah menentukan jumlah biaya atau anggaran Berdasarkan sifatnya, biaya dibagi atas biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya selalu sama dari waktu ke waktu, sedangkan biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya setiap periode tergantung pada tingkat produksi. Berikut ini akan disajikan contoh dari anggaran tersebut: PT DEVANATA menggunakan dasar pembebanan tarif atas dasar jam kerja langsung dengan kapasitas normal jam. 33

28 Elemen Biaya Bahan Penolong Tenaga Kerja Tidak Langsung TABEL 2.7 PT. DEVANATA Anggaran Biaya Overhead Pabrik Biaya Biaya Tetap Tarif Variabel Variabel Rp Rp 9, ,00 Tarif Tetap - 4,00 Tarif Total Rp 9 12 Penyusutan Aktiva tetap ,00 6 Reparasi dan Pemeliharaan ,50 2,00 5,5 Bahan Bakar dan Listrik ,00 1,5 4,5 Asuransi ,5 1,5 Lain-lain ,5 - Jumlah Rp Rp Rp 25 Rp 15 per JKL per JKL Sumber : Anggaran, Perencanaan dan Pengendalian Laba, ,5 Rp 40 per JKL C. Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengawasan Anggaran adalah salah satu alat yang sering digunakan sebagai alat pengawasan, karena jika anggaran disusun dengan baik, maka akan memudahkan penilaian tingkat efisiensi setiap pekerjaan. Yang termaksud dalam anggaran biaya produksi adalah: a. Anggaran biaya bahan baku b. Anggaran tenaga kerja langsung c. Anggaran biaya overhead pabrik Pengawasan berdasarkan anggaran dilakukan dengan memperbandingkan anggaran dengan realisasinya, dari perbandingan tersebut dapat diketahui sebab- 34

29 sebab penyimpangan antara anggaran dengan realisasi. Dari hasil analisis tersebut maka akan tampak kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan dan menjadi masukan bagi pihak manajemen untuk mengambil tindakan selanjutnya yang sekaligus menjadi bahan masukan untuk menyusun anggaran periode berikutnya. Dengan terlaksananya pengawasan biaya produksi, maka kegiatankegiatan produksi akan terkoordinasi dengan baik dari kuantitas maupun kualitas produk serta waktu pengerjaannya yang ditetapkan untuk dicapai. Pengawasan biaya produksi secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu: 1. Pengawasan biaya bahan baku 2. Pengawasan upah langsung 3. Pengawasan biaya tidak langsung Ad. 1. Pengawasan biaya bahan baku Pengawasan biaya bahan baku mencakup penyediaan bahan baku dengan kuantitas dan kualitas yang diperlukan pada waktu dan tempat yang diperlukan dalam proses produksi. Ini berarti bahwa bahan baku yang diperoleh tidak boleh berlebihan jumlahnya dan dipertanggungjawabkan secara penuh serta digunakan sesuai dengan anggaran. Pengawasan biaya bahan baku bertujuan untuk: a. Menghindari pemborosan bahan baku. Dengan adanya anggaran biaya produksi maka dapat diperoleh suatu standar yang kemudian digunakan sebagai suatu acuan dalam penggunaan bahan baku dalam proses produksi. 35

30 b. Mengurangi atau mencegah penundaan produksi karena kekurangan bahan. Anggaran biaya produksi menjadi proteksi penggunaan bahan baku dalam suatu periode, sehingga perusahaan dapat memprediksi kebutuhan bahan baku dimasa yang akan datang. c. Mengurangi resiko kerugian atau kecurangan. Anggaran biaya produksi sebagai alat pengawasan berperan sebagai acuan (benchmark) yang dapat mengidentifikasi adanya ketidakberesan yang mungkin disebabkan oleh kecurangan sehingga dapat meminimalisasi resiko kerugian yang mungkin timbul. Ad. 2. Pengawasan tenaga kerja langsung Pengawasan terhadap tenaga kerja langsung memerlukan suatu standar atau kriteria untuk menilai suatu prestasi dan untuk mengukur kemampuan hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan dengan melihat perbedaan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang dicapai. Umumnya standar atau kriteria yang digunakan adalah output per jam kerja buruh yang ditetapkan telebih dahulu. Pengawasan tenaga kerja langsung bertujuan untuk menetapkan secara tepat upah yang dibayarkan kepada karyawan. Ad. 3. Pengawasan biaya overhead pabrik Biaya overhead mencakup berbagai jenis biaya, seperti biaya bahan penolong, biaya upah tidak langsung, biaya penyusutan, biaya reparasi dan sebagainya. Biasanya pengawasan biaya overhead pabrik dilakukan dengan cara: 36

31 a. Menetapkan unsur-unsur biaya pabrikasi tidak langsung. b. Menetapkan besarnya biaya pabrikasi tidak langsung untuk setiap unit produk atau seluruh produk. Biaya overhead pabrik mencakup berbagai jenis biaya yang tidak terkait dengan volume produksi, sehingga sedikit menyulitkan pengawasannya. Meskipun demikian pendekatan dasar bagi pengawasan biaya overhead pabrik sama seperti yang diterapkan terhadap biaya langsung yaitu penetapan standar dan tindakan perbaikan-perbaikan. Sebagaimana yang telah uraikan sebelumnya bahwa kegunaan anggaran adalah sebagai pedoman kerja, perencanaan, dan pengawasan. Dari kegunaan anggaran tersebut dapat dilihat kaitan-kaitan antara perencanaan dan pengawasan. Rencana dalam hal ini adalah anggaran yang telah disetujui, hal ini berarti bahwa perusahaan akan berusaha mencapai apa yang telah ditetapkan dalam anggaran tersebut dan sekaligus mengawasi jalannya kegiatan dalam mencapai apa yang telah ditetapkan tersebut. Pengawasan harus dilakukan secara terus-menerus, bukan hanya penilaian terhadap hasil kerja, tetapi juga harus dilakukan terhadap kegiatan yang sedang berjalan. Ada tiga fase yang perlu diperhatikan dalam melakukan fungsi pengawasan suatu anggaran yaitu: 1. Standar Merupakan hal yang diingini, yang menjadi dasar perhitunganperhitungan. 2. Membandingkan hasil yang dicapai dengan standar. 37

32 Hasil dari perbandingan ini dinilai dilaporkan pada orang yang bertanggung jawab memberikan penilaian atas hasil yang dicapai. 3. Pelaporan Perencanaan tanpa pengawasan akan menjadi sia-sia, sebaliknya suatu pengawasan tidak akan dapat terlaksana tanpa adanya perencanaan. Perencanaan dan pengawasan merupakan sebahagian dari fungsi-fungsi manajemen serta berperan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sebelum pembahasan mencapai pada hal-hal yang mendalam, Penulis terlebih dahulu akan membahas tentang hubungan antara anggaran perusahaan dengan biaya standar. Biaya Standar Dalam akuntansi biaya, selain konsep biaya historis yang lebih dominan dipergunakan dalam akuntansi keuangan, terhadap konsep lain yang disebut dengan konsep biaya standar. Biaya standar adalah biaya yang ditetapkan terlebih dahulu sehingga dapat diukur sampai seberapa jauh hasil pelaksanaan operasi yang seharusnya. Biaya yang diperlukan untuk suatu satuan produk tertentu ditetapkan terlebih dahulu, kemudian menyesuaikan terhadap satuan produk yang sebenarnya dicapai pada suatu periode. Dengan biaya standar, suatu patokan ukuran mengenai bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya tidak langsung, biaya umum dan biaya penjualan tercipta, yang akan berguna sebagai suatu alat pengawasan biaya-biaya tersebut. Biaya standar juga merupakan biaya yang telah ditentukan lebih dahulu untuk masa yang akan datang. 38

33 Standar tersebut merupakan biaya target yaitu biaya yang harus dicapai. Biaya standar membantu untuk menyusun anggaran, menilai prestasi kerja, menghitung harga pokok produksi dan menghemat biaya pembukuan. Demikian juga dapat dikemukakan bahwa, biaya standar merupakan alat yang diciptakan manajemen untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan kerja. Biaya standar dapat juga dipergunakan untuk keperluan perusahaan yang menggunakan sistem biaya produksi berdasarkan pesanan maupun berdasarkan proses. Biaya standar merupakan biaya yang direncanakan untuk suatu produk tertentu. Biaya standar harus mempunyai dua komponen yaitu standar fisik (misalnya standar kuantitas input untuk setiap unit output) dan standar harga (misalnya biaya standar tingkat harga per unit). Agar biaya standar dapat dipakai dengan baik, maka penyusunannya harus diserahkan kepada sejumlah karyawan atau sekelompok karyawan yang diberi wewenang dan tanggung jawab atas penentuan standar tersebut, untuk lebih efektifnya standar, maka wewenang dari badan yang menentukan standar tersebut hendaknya sederajat dengan pihak-pihak yang harus bertanggung jawab atas selisih biaya yang timbul. Badan yang diberi wewenang menetapkan standar dapat membentuk komite anggaran, dalam komite memerlukan kerjasama dan koordinasi antara bagian produksi (khususnya desain produk dan teknik produksi), bagian pembelian, bagian akuntansi, bagian personalia dan bagian lain. Kalkulasi biaya standar berdasarkan standar fisik mempunyai dua tipe yaitu standar dasar (basic standard) dan standar yang berlaku saat ini (current 39

34 standard). Standar dasar merupakan tolak ukur yang dipergunakan untuk memperbandingkan baik yang diharapkan maupun yang sesungguhnya terjadi. Standar yang berlaku (current standard) terdiri dari tiga jenis, yaitu: a. Standar aktual yang diharapkan Standar ini didasarkan atas suatu tingkat pelaksanaan dan efisiensi yang diharapkan. Estimasi standar ini cukup wajar untuk hasil aktual karena memperhitungkan penyimpangan yang tidak dapat dihindari. b. Standar normal. Penetapan standar didasarkan pada keadaan ekonomi, tingkat pelaksanaan dan efisiensi yang normal. Standar ini merupakan suatu tantangan yang bisa dicapai. c. Standar teoritis. Disini standar ditetapkan untuk suatu tingkat pelaksanaan dan efisiensi yang ideal dan maksimum. Standar ini lebih merupakan sasaran dan bukan sebagai prestasi kerja yang harus dicapai. Penetapan biaya standar membutuhkan data biaya historis yang umumnya bersifat teknis maupun ekonomis. Data tersebut hendaknya merupakan data mutakhir yang mendekati masa penetapan suatu standar. Dengan mengkombinasikan data histories tersebut ramalan keadaan yang akan datang, akan terciptalah suatu standar. Cara penetapan standar bisa dengan mengambil data periode sebelumnya atau ditentukan bagian perekayasaan industri secara cermat. Penetapan teori ini di 40

35 lapangan masih membutuhkan penjabaran yang lebih spesifik lagi. Langkahlangkah yang harus ditempuh dalam menetapkan suatu biaya standar adalah: a. Menginventarisasi pengalaman-pengalaman masa lalu. Langkah ini berarti meneliti data biaya yang telah lalu, yang mana data tersebut seyogianya dapat diperbandingkan. Catatan-catatan mengenai biaya pada periode sebelumnya akan menjadi sumber utama dari data tersebut. Sebagai suatu dasar yang digunakan pada langkah peramalan perubahan-perubahan biaya, data komparatif ini akan sangat bermanfaat untuk mengikuti perkembangan biaya selanjutnya. b. Menanyakan (menyusun) rencana pimpinan pada masa yang akan datang. Langkah ini merupakan pengidentifikasian setiap rencana termasuk kebijakan pimpinan pada masa yang akan datang. Bagaimanapun perubahan rencana maupun kebijaksanaan pimpinan secara otomatis akan mempengaruhi penetapan biaya standar, misalnya perubahan biaya produksi akan mempengaruhi jumlah bahan yang akan diperlukan, jam kerja buruh dan lain-lain. c. Meramalkan perubahan yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang. Langkah ini merupakan langkah yang lebih sulit dalam menetapkan biaya standar, sebab disamping mempertimbangkan faktor-faktor intern, perusahaan juga harus mempertimbangkan faktor-faktor ekstern yang merupakan faktorfaktor otoritas manajemen perusahaan. Namun langkah ini penting artinya demi kerealitaan suatu standar. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan antara lain faktor kebijaksanaan pemerintah dan keadaan perekonomian. Salah satu faktor 41

36 yang menentukan keberhasilan sistem biaya standar ialah tingkat realibilitas, akurasi dan keakseptabilan dari biaya standar yang ditetapkan. Jika dilihat dari hubungannya dengan anggaran, maka biaya standar memiliki hubungan yang erat dengan anggaran. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa anggaran adalah merupakan biaya taksiran untuk menghasilkan sejumlah produksi, Sedangkan biaya standar merupakan taksiran biaya untuk menghasilkan satu unit produksi. Dengan demikian dalam penyusunan anggaran terlebih dahulu harus dihitung biaya standar, dan lebih jelasnya bahwa biaya standar merupakan dasar untuk menentukan anggaran. Penyusunan anggaran tanpa biaya standar tidak akan memungkinkan untuk mencapai sistem pengawasan yang memadai. Standar berfungsi sebagai alat pengukur hasil yang dicapai dari semua kegiatan atau fungsi tetapi penulis menekankan standar pada biaya produksi yaitu standar untuk bahan baku, upah langsung dan biaya tidak langsung. 42

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Penganggaran perusahaan (Business Budgeting) merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian kegiatan operasional perusahaan yang dinyatakan dalam suatu kegiatan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karakteristik Anggaran 1. Anggaran Definisi anggaran ada bermacam-macam tetapi mempunyai karakterisrik yang hampir mirip, berikut salah satu definisi anggaran dari berbagai macam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anggaran Perusahaan Suatu perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama dari suatu perusahaan bersifat profit oriented, yaitu mencapai laba

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Anggaran II.1.1 Pengertian Anggaran Untuk mendapatkan pengertian anggaran yang lebih jelas dan tepat, di bawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian anggaran yang dinyatakan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Sejalan dengan perkembangan dunia usaha, manajemen memerlukan alat bantu yang digunakan untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat, manajemen perusahaan memerlukan suatu tindakan yang hati-hati dan cermat, sehingga dalam setiap tindakan dan pengambilan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Ellen, dkk (2002;1) Pengertian Anggaran Ellen, dkk (2002;1)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Ellen, dkk (2002;1) Pengertian Anggaran Ellen, dkk (2002;1) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Penganggaran perusahaan (Budgeting) merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian kegiatan operasi perusahaan yang dinyatakan dalam satuan kegiatan dan satuan uang,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian dan Karakteristik Anggaran Anggaran atau yang lebih sering disebut budget didefinisikan oleh para ahli dengan definisi yang beraneka ragam. Hal ini dikarenakan adanya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan, dengan memanfaatkan sumber-sumber ekonomi secara optimal. Tujuan utama perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tujuan Penyusunan Anggaran Penjualan 2.1.1 Pengertian Anggaran Anggaran merupakan alat yang penting bagi manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan kegiatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Anggaran

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Anggaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anggaran 2.1.1. Pengertian Anggaran Menurut Rudianto (2009), anggaran adalah rencana kerja organisasi di masa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal dan sistematis.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Perencanaan merupakan perumusan awal segala sesuatu yang akan dicapai. Perencanaan melibatkan evaluasi mendalam dan cermat serangkaian tindakan terpilih dan penetapan

Lebih terperinci

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN 2.1. Anggaran Perusahaan Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja dalam rangka waktu satu tahun yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Anggaran Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggaran merupakan salah satu cara manajemen dalam menjalankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggaran merupakan salah satu cara manajemen dalam menjalankan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Anggaran Anggaran merupakan salah satu cara manajemen dalam menjalankan fungsinya yaitu fungsi perencanaan dan fungsi pengendalian. Anggaran sebagai fungsi perencanaan diharapkan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Anggaran Perusahaan Suatu perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama dari suatu perusahaan bersifat profit oriented, yaitu mencapai laba yang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Secara sederhana anggaran didefinisikan sebagai rencana keuangan yaitu suatu rencana tertulis mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Biaya Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga perolehan yang identik dengan cost dalam literatur akuntansi berbahasa Inggris. Harga perolehan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Anggaran Secara sederhana anggaran didefinisikan sebagai rencana keuangan, yaitu suatu rencana tertulis mengenai kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran 2.1.1 Pengertian Anggaran Istilah anggaran sudah lama dikenal dalam dunia usaha, tetapi rumusan dari suatu anggaran akan sangat bervariasi tergantung dari besar kecilnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan, baik perusahaan yang bertujuan mencari laba maupun bertujuan non

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan, baik perusahaan yang bertujuan mencari laba maupun bertujuan non BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Anggaran Biaya Produksi 1. Pengertian Anggaran Anggaran merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap perusahaan, baik perusahaan yang bertujuan mencari laba

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BENGKULU

UNIVERSITAS BENGKULU Makalah Penganggaran Penyusunan Anggaran Perusahaan Dagang Di Susun Oleh : Chyntia Aprilia Fevti Farina Firman Setiawan Ginanjar L. Fajar Sulaiman Dosen Pembimbing : Ibu Halimatusyadiah, SE.M.Si.Ak. PROGRAM

Lebih terperinci

Penganggaran Perusahaan

Penganggaran Perusahaan Modul ke: 01Fakultas Ekonomi dan Bisnis Penganggaran Perusahaan Dosen : Agus Arijanto,SE,MM Program Studi Manajemen S-1 Pengertian dan Konsep Anggaran Pengertian anggaran (budget) ialah suatu rencana yang

Lebih terperinci

BAB ll TINJAUAN PUSTAKA

BAB ll TINJAUAN PUSTAKA BAB ll TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anggaran 2.1.1 Pengertian Anggaran Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai maksud dan tujuan tertentu, dengan memanfaatkan sumber-sumber ekonomi secara efektif,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Anggaran Istilah anggaran sudah lama dikenal dalam dunia usaha, tetapi rumusan dari suatu anggaran akan sangat bervariasi tergantung dari besar kecilnya organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep biaya telah berkembang sesuai kebutuhan akuntan, ekonom dan. dukungan berbagai fungsi dalam bisnis dan akuntansi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep biaya telah berkembang sesuai kebutuhan akuntan, ekonom dan. dukungan berbagai fungsi dalam bisnis dan akuntansi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Pengolongan Biaya Konsep biaya telah berkembang sesuai kebutuhan akuntan, ekonom dan insinyur, dimana informasi biaya sangat penting untuk penetapan harga, efisiensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Anggaran Anggaran (Budgeting) merupakan alat perencanaan, pedoman, pengendalian dan alat pengawasan di bidang keuangan yang digunakan oleh perusahaan yang berorientasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proses adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proses adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Proses Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proses adalah rangkaian tindakan, pembuatan, atau pengolahan yang menghasilkan produk. 2.1.2

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Mulyadi (2001:2), menyatakan bahwa akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Rumus Perhitungan Selisih Pengertian selisih terdapat di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Di sana selisih sebagai kata benda didefinisikan sebagai beda, kelainan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Anggaran Menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri (2008:1), Anggaran atau lengkapnya business budget adalah salah satu bentuk dari berbagai rencana yang mungkin

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget), merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci

BAB II ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN

BAB II ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAB II ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN 2.1. Anggaran 2.1.1.Definisi Anggaran Pemahaman mengenai konsep anggaran dimulai dari memahami pengertian anggaran. Berikut ini adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Jenis-Jenis Anggaran 1. Pengertian Anggaran Pengertian anggaran terus berkembang dari masa ke masa. Dulu anggaran hanya merupakan suatu alat untuk menyeimbangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Peranan Konsep tentang peranan yang dikemukakan oleh Soerjono Soekanto (2002:243) adalah : Peranan merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun

BAB II BAHAN RUJUKAN. Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan anggaran (budget), merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN. Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja untuk BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja untuk jangka waktu satu tahun, dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif yang lain. Penyusunan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan diperlukan keputusan yang tepat dan akurat terhadap konsep biaya yang ada. Ada beberapa

Lebih terperinci

Penganggaran Perusahaan

Penganggaran Perusahaan Modul ke: Penganggaran Perusahaan Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Dr. Aries Susanty, ST.

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Kata anggaran merupakan terjemahan dari kata budget dalam bahasa

BAB II KERANGKA TEORI. Kata anggaran merupakan terjemahan dari kata budget dalam bahasa BAB II KERANGKA TEORI 2. Kerangka Teori 2.1 Anggaran 2.1.1 Pengertian Anggaran Kata anggaran merupakan terjemahan dari kata budget dalam bahasa Inggris. Namun, kata tersebut sebenarnya berasal dari Perancis

Lebih terperinci

PENGANGGARAN PERUSAHAAN

PENGANGGARAN PERUSAHAAN PENGANGGARAN PERUSAHAAN Merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian kegiatan operasi perusahaan yang dinyatakan dalam satuan kegiatan dan satuan uang, yang bertujuan untuk memproyeksikan operasi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran 2.1.1 Pengertian Anggaran Anggaran adalah merupakan suatu alat di dalam proses perencanaan dan pengendalian operasional keuangan dalam suatu perusahaan baik yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Unsur-Unsur Biaya Produksi 1. Pengertian Biaya Produksi Biaya Produksi merupakan salah satu elemen yang penting dalam aktivitas produksi dari suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Anggaran. oleh pihak manajemen sebagai pedoman untuk menjalankan kegiatankegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Anggaran. oleh pihak manajemen sebagai pedoman untuk menjalankan kegiatankegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian dan Karakteristik Anggaran Anggaran atau budget merupakan salah satu alat yang dapat digunakan oleh pihak manajemen sebagai pedoman untuk menjalankan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Berikut ini beberapa pengertian tentang anggaran atau Budget yang

BAB II BAHAN RUJUKAN. Berikut ini beberapa pengertian tentang anggaran atau Budget yang BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Anggaran Berikut ini beberapa pengertian tentang anggaran atau Budget yang dikemukakan oleh beberapa ahli ekonomi menurut M. Munandar (2001 : 1) mengemukakan pengertian

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan, pengambilan keputusan yang tepat dan akurat memerlukan pemahaman tentang konsep biaya

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-4 ANGGARAN BERDASARKAN FUNGSI DAN AKTIFITAS STANDAR UNIT

PERTEMUAN KE-4 ANGGARAN BERDASARKAN FUNGSI DAN AKTIFITAS STANDAR UNIT PERTEMUAN KE-4 ANGGARAN BERDASARKAN FUNGSI DAN AKTIFITAS STANDAR UNIT A. TUJUAN PEMBELAJARAN. 4.1. Mahasiswa mengetahui tentang anggaran. 4.2. Mahasiswa mengetahui tentang anggaran induk. 4.3. Mahasiwa

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Koperasi Koperasi lahir pada permulaan abad ke-19, sebagai realisasi terhadap sistem liberalisasi ekonomi, yang pada waktu itu segolongan kecil pemilikpemilik modal menguasai kehidupan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan, dengan memanfaatkan sumber-sumber ekonomi secara optimal. Tujuan utama perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dipandang dari dua tipe akuntansi yang ada yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Sebagai salah satu tipe informasi akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut

BAB II BAHAN RUJUKAN. memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran 2.1.1 Pengertian Anggaran Anggaran perusahaan dapat dianggap sebagai suatu sistem tunggal yang memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

KOMP. PERANGGARAN 1. Materi 1 PENGENALAN PERANGGARAN

KOMP. PERANGGARAN 1. Materi 1 PENGENALAN PERANGGARAN KOMP. PERANGGARAN 1 Materi 1 PENGENALAN PERANGGARAN Dr. Kartika Sari Universitas Gunadarma Materi 1-1 Satuan Acara Perkuliahan 1. Gambaran Umum Anggaran 2. Dasar-dasar Perencanaan Dan Pengendalian Laba

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. dan pengendalian, dengan asumsi bahwa langkah-langkah positif akan diambil

BAB II BAHAN RUJUKAN. dan pengendalian, dengan asumsi bahwa langkah-langkah positif akan diambil BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Tentang Anggaran 2.2.1 Pengertian Anggaran Anggaran merupakan rencana manajemen untuk keperluan perencanaan dan pengendalian, dengan asumsi bahwa langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1. Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2005:40), biaya merupakan kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat

Lebih terperinci

BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI

BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI A. Pengertian Anggaran Anggaran merupakan pengembangan dari suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 7 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Definisi Biaya Menurut Bustami dan Nurlela (2007:4) biaya atau cost adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14)

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14) BAB II LANDASAN TEORITIS A. Uraian Teoritis 1. Informasi Akuntansi Pertanggung Jawaban Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14) Informasi adalah data yang berguna untuk diolah sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anggaran Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk tujuan tersebut diperlukan suatu perencanaan yang matang dan cara-cara pengendaliannya.

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM TENTANG BUDGET

GAMBARAN UMUM TENTANG BUDGET GAMBARAN UMUM TENTANG BUDGET Oleh Fatchur Rohman, SE, M.Pd Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unisnu Jepara Capaian pembelajaran Mampu mendiskripsikan anggaran Mampu mendiskripsikan jenis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Klasifikasi Biaya Operasional. berbagai jenis biaya diantaranya adalah biaya bahan, upah langsung dan biaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Klasifikasi Biaya Operasional. berbagai jenis biaya diantaranya adalah biaya bahan, upah langsung dan biaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Klasifikasi Biaya Operasional 1. Pengertian Biaya Operasional Dalam menjalankan aktifitasnya, suatu perusahaan akan mengeluarkan berbagai jenis biaya diantaranya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR SISTEM PENGGARAN MENYELURUH

KONSEP DASAR SISTEM PENGGARAN MENYELURUH Buku : Glenn A. Welsch : Budgeting, Profit Planning and Control M. Munandar : Budgeting, Perencanaan, pengkoordinasian dan pengawasan kerja. Gunawan Adisaputro : Anggaran Perusahaan Materi : 1. Konsep

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dari definisi biaya tersebut mengandung empat unsur penting biaya yaitu: 1. Pengorbanan sumber-sumber ekonomi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dari definisi biaya tersebut mengandung empat unsur penting biaya yaitu: 1. Pengorbanan sumber-sumber ekonomi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Pengertian biaya menurut Supriyono (1999:252) adalah pengorbanan sumbersumber ekonomi yang sudah terjadi atau akan terjadi yang dinyatakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Agar suatu perusahaan dapat dijalankan secara efektif dan efisien maka manajemen perusahaan memerlukan suatu alat bantu yang berperan dalam mengarahkan dan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Dengan semakin luas dan rumitnya masalah-masalah yang ada pada perusahaan, maka ruang lingkup dan tugasnya yang dipikul oleh manajemen semakin bertambah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengatur dan mengontrol semua aktivitas yang terjadi pada perusahaan tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengatur dan mengontrol semua aktivitas yang terjadi pada perusahaan tersebut. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rencana Kerja Dalam melakukan suatu kegiatan, organisasi memerlukan suatu acuan untuk mengatur dan mengontrol semua aktivitas yang terjadi pada perusahaan tersebut. Oleh karena

Lebih terperinci

Minggu-1. Gambaran Umum Tentang Budget. Penganggaran Perusahaan. Administrasi Bisnis. By : Dra. Ai Lili Yuliati, MM

Minggu-1. Gambaran Umum Tentang Budget. Penganggaran Perusahaan. Administrasi Bisnis. By : Dra. Ai Lili Yuliati, MM Penganggaran Perusahaan Minggu-1 Gambaran Umum Tentang Budget By : Dra. Ai Lili Yuliati, MM Further Information : Mobile: 08122035131 Email: ailili1955@gmail.com 1 Administrasi Bisnis Pokok Bahasan (1)

Lebih terperinci

Penganggaran Perusahaan 1 BAB 1 ANGGARAN

Penganggaran Perusahaan 1 BAB 1 ANGGARAN Penganggaran Perusahaan 1 BAB 1 ANGGARAN Anggaran merupakan unsur yang penting dalam perusahaan, karena anggaran digunakan manajemen dalam melaksanakan fungsinya terutama dalam perencanaan dan pengendalian.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya dan Pengklasifikasian Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi baik organisasi bisnis, non bisnis, manufaktur, dagang dan jasa. Dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADAPT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN

BAB III PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADAPT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN 30 BAB III PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADAPT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN A. Elemen-Elemen Biaya Operasional Biaya operasional merupakan salah satu elemen yang paling penting dalam aktifitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 )

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 ) BAB II LANDASAN TEORI A. Anggaran 1. Definisi Anggaran Rencana yang dapat disebut dengan anggaran adalah rencana yang terorganisir dan menyeluruh, yang dinyatakan dalam bentuk angka rupiah, dollar, atupun

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Dengan semakin luas dan rumitnya masalah-masalah yang ada pada perusahaan, maka ruang lingkup dan tugas yang dipikul oleh manajemen semakin bertambah besar. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manfaat Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002;710) yang ditulis oleh Tim Penyusun Kamus Departemen Pendidikan Nasional mendefinisikan kata manfaat sebagai guna, faedah.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh dan dipakai selama periode waktu tertentu. jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh dan dipakai selama periode waktu tertentu. jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang. 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anggaran 2.1.1 Pengertian Anggaran Anggaran merupakan alat akuntansi yang dapat membantu pimpinan perusahaan dalam merencanakan dan mengendalikan operasi perusahaan. Anggaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Biaya 1. Pengertian Biaya Segala tindakan yang telah dipikirkan secara matang akan meminta pertimbangan antara manfaat dan pengorbanan. Begitu juga dalam sektor produksi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. ANGGARAN 1. Pengertian Anggaran Didalam pelaksanaan fungsi-fungsinya, terutama fungsi perencanaan dan pengendalian suatu manajemen memerlukan alat bantu. Demikian halnya juga dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang membahas mengenai penentuan harga pokok produk. Akuntansi biaya secara khusus berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 7 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI BAB II HARGA POKOK PRODUKSI Bab ini berisi teori yang akan digunakan sebagai dasar melakukan analisis data. Mencakup pengertian dan penggolongan biaya serta teori yang berkaitan dengan penentuan harga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Sejalan dengan berkembangnya perusahaan, pimpinan perusahaan memerlukan alat bantu yang mempunyai peranan dalam mengarahkan, mengendalikan, dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Anggaran Anggaran merupakan suatu penentuan strategi pemerintah, perusahaan atau instansi di masa yang akan datang. Dimana perencanaan merupakan pemikiran aktif untuk

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Anggaran Definisi Anggaran. Anggaran menurut Henry Simamora (1999) merupakan suatu

BAB II DASAR TEORI Anggaran Definisi Anggaran. Anggaran menurut Henry Simamora (1999) merupakan suatu 7 BAB II DASAR TEORI 2.1. Anggaran 2.1.1. Definisi Anggaran Anggaran menurut Henry Simamora (1999) merupakan suatu rencana rinci yang memperlihatkan bagaimana sumber-sumber daya diharapkan akan diperoleh

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya merupakan hal yang penting bagi perusahaan manufaktur dalam mengendalikan suatu biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Didalam dunia usaha terutama suatu perusahaan akan dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Didalam dunia usaha terutama suatu perusahaan akan dihadapkan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Didalam dunia usaha terutama suatu perusahaan akan dihadapkan pada suatu masalah bagaimana perusahaan tersebut dapat terus beroperasi dan berhasil didalam persaingan

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Sekretariat, penulis ditempatkan di bagian Keuangan dan Program, dalam

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Sekretariat, penulis ditempatkan di bagian Keuangan dan Program, dalam 58 BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Penulis melaksanakan kerja praktek di Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung di bagian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Anggaran 1. Pengertian Anggaran Perusahaan dalam menjalankan usahanya umumnya mempunyai perencanaan serta pengendalian kerja yang tertuang dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2011:47) Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi

Lebih terperinci