Kata Pengantar KEPALA BAPPEDA KOTA SURAKARTA. Drs. ANUNG INDRO SUSANTO, MM Pembina Utama Muda NIP :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata Pengantar KEPALA BAPPEDA KOTA SURAKARTA. Drs. ANUNG INDRO SUSANTO, MM Pembina Utama Muda NIP :"

Transkripsi

1 Kata Pengantar Sudah saatnya suara anak kita perhatikan dan kita dengar.dalam perencanaan pembangunan, baik dimulai dari proses perencanaan sampai dengan proses evaluasi, suara anak sangat perlu diperhatikan, apalagi pembangunan ada kaitannya dengan anak itu sendiri. Partisipasi anak perlu kita pilah dan kita pilih dengan sebaik-baiknya. Di dalamundang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Pasal 10 disebutkan bahwa Setiap anak berhak menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima, mencari, dan memberikan informasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya demi pengembangan dirinya sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan. Tugas kita membantu mereka menyampaikan aspirasinya, salah satunya dengan membentuk forum anak sebagai wadah penyampaian aspirasi. Forum anak kita harapkan bisa terbentuk dan berfungsi secara optimal dalam setiap tingkatan dari kelurahan sampai dengan tingkat nasioanal. Kota Surakarta sudah mempunyai forum anak dari tingkat kelurahan sampai dengan tingkat kota namun belum optimal. Oleh karena itu diperlukan monitoring dan evaluasi untuk lebih mengoptimalkan forum anak di masa mendatang. Harapaknya kedepan bahwa hak anak dalam berpartisipasi pembangunan akan lebih terarah, terakomodasi dan terlindungi serta dipenuhi. Rekomendasi dari hasil monitoring dan evaluasi yang telah dilakukan oleh tim yang di koordinasikan oleh BAPPEDA menjadi bagian penting dari proses penyempurnaan peran serta anak dalam pembangunan melalui wadah Forum Anak. KEPALA BAPPEDA KOTA SURAKARTA Drs. ANUNG INDRO SUSANTO, MM Pembina Utama Muda NIP :

2

3 LAPORAN HASIL MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM/KEGIATAN KHPPIA TAHUN 2012 KOTA SURAKARTA TENTANG PARTISIPASI ANAK(FORUM ANAK DI KOTA SURAKARTA) I. LATAR BELAKANG Partisipasi Anak adalah keterlibatan anak dalam proses pengambilan keputusan dan menikmati perubahan yang berkenaan dengan hidup mereka baik secara langsung maupun tidak langsung, yang dilaksanakan dengan persetujuan dan kemauan semua anak berdasarkan kesadaran dan pemahaman, sesuai dengan usia dan tingkat kematangan berpikir. Partisipasi anak merupakan salah satu bentuk hak anak, khususnya dalam hal hak untuk didengar suaranya dan berperan serta (berada dalam inner-circle suatu hal).selama ini, partisipasi anak belum banyak mendapat tempat dan terkesan masih kurang diperhatikan. Hal ini terjadi antara lain karena budaya yang ada pada sebagian besar masyarakat Indonesia kurang berpihak pada anak. Dalam budaya kita, anak berada pada strata yang paling rendah, setelah orang tua, orang dewasa dan remaja.anak harus selalu beradadalam posisi patuh pada orang yang lebih tua. Dalam strata yang demikian sangat tidak memberi tempat bagi anak untuk menyatakan pendapatnya, lebih-lebih pendapat yang bertentangan (tidak sama) dengan orang tua, karena hal itu akan dianggap sebagai bentuk pembangkangan, nranyak, setingkat lebih rendah dari durhaka. Lebih lanjut, si anak yang nranyak akan kualat tanpa syarat, karena dekat dengan perbuatan durhaka. Tidak akan ada anak di muka bumi ini yang sudi disebut sebagai anak durhaka, yang bakal kualat seperti Malin Kundang atau menjadi jambu mente. Dalam konstruksi budaya semacam ini, komunikasi yang terbangun antara anak dan orang (yang lebih) tua berpola hubungan kekuasaan, tidak setara, yang kuat -lah yang (harus) menang dan benar.anak berada pada posisi yang sangat lemah, termarginalkan, terkalahkan. Budaya pemosisian anak semacam ini hanya akan melahirkan kualitas manusia yang berjiwa dan berpemikiran kerdil, kurang cakap, kurang bertanggungjawab, dsb. Ironisnya, di sisi lain, lidah masyarakat (dewasa) kita sangat lancar dengan, dan merestui jargon-jargon laiknya kampanye caleg dan capres, bahwa anak adalah tunas bangsa,calon pemimpin masa depan, dan sebagainya. Predikat muluk-muluk dipikulkan pada pundak anak-anak yang justru kurang diberikan ruang yang memadai untuk bertumbuhkembang. Tentu saja, untuk dapat mampu memikul tanggung jawab tersebutdimasa mendatang, maka anak perlu mendapat ruang/kesempatan yang seluas-luasnyauntuk tumbuh dan berkembang

4 secara optimal baik fisik, mental maupun social, dan ruang tersebut adalah partisipasi. Partisipasi melalui pola komunikasi setara dan sehatantara anak dengan orang tua/dewasa dapat diartikan sebagai wujud sayang kepadayang lebih muda dan hormat pada yang lebih tua. Agama dan keyakinan apapun pastimengajarkan sikap tersebut. Entah mengapa ajaran sikap tersebut tidak sesuai dengan sikap budaya komunal masyarakat kita yang cenderung subordinatif dan eksploitatif oleh golongan tua (orang tua/ dewasa) kepada golongan muda (anak). Perlindungan Anak di Indonesia sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. (sumber: Pendidikan) Dalam undang-undang tersebut di atas sangatlah jelas di atur tentang hak partisipasi anak yaitu dalam: 1. Bab I Pasal 1 Ayat 2 Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hakhaknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. 2. Bab II Pasal 3 Perlindungan anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia, dan sejahtera. 3. Bab III Pasal 4 Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. 4. Bab III Pasal 10 Setiap anak berhak menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima, mencari, dan memberikan informasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya demi pengembangan dirinya sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan. 5. Bab IX Pasal 56 Ayat 1 Pemerintah dalam menyelenggarakan pemeliharaan dan perawatan wajib mengupayakan dan membantu anak, agar anak dapat: a. berpartisipasi;

5 b. bebas menyatakan pendapat dan berpikir sesuai dengan hati nurani dan agamanya; c. bebas menerima informasi lisan atau tertulis sesuai dengan tahapan usia dan perkembangan anak; d. bebas berserikat dan berkumpul; e. bebas beristirahat, bermain, berekreasi, berkreasi, dan berkarya seni budaya; dan f. memperoleh sarana bermain yang memenuhi syarat kesehatan dan keselamatan.

6 II. HAK PARTISIPASI ANAK Dalam Pedoman Pedoman Pelaksanaan Rencana Aksi Partisipasi Anak yang diterbitkan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan RI tahun 2007, manfaat dari partisipasi anak adalah: Bagi pemerintah dengan mengembangkan kebijakan dan program di bidang partisipasi anak, maka manfaat yang bisa diperoleh antara lain adalah : (a) (b) (c) Lebih mudah dalam mempersiapkan SDM yang berkualitas yang berasal dari generasi muda Memperoleh masukan berharga dari kelompok anak untuk penyusunan kebijakan dan program pemerintah di bidang anak, karena anak lebih memahami permasalahan dan kebutuhannya dibanding orang dewasa Membantu meningkatkan kepedulian dan rasa tanggungjawab masyarakat terhadap permasalahan yang ada Bagi masyarakat, manfaat yang bisa dirasakan antara lain adalah : (a) (b) (c) Partisipasi anak bisa menjadi wadah dalam menyiapkan pemimpin-pemimpin baru di masyarakat Partisipasi anak bisa mengurangi kasus kekerasan pada anak di masyarakat, karena anak bisa mensosialisasikan bahwa mereka mempunyai hak yang harus dihormati dan dilindungi oleh orang dewasa Masyarakat bisa lebih peduli terhadap masalah-masalah anak Bagi LSM, manfaat yang bisa dirasakan antara lain adalah : (a) (b) Program-program dan kegiatan di bidang anak yang dilaksanakan bisa lebih efektif Anak-anak dampingan mereka bisa lebih mudah diberdayakan Bagi kelompok anak sendiri, manfaat yang bisa dirasakan adalah : (a) meningkatkan harga diri dan percaya diri anak (b) membangun bakat dan ketrampilan (c) memperbesar akses pada berbagai peluang (d) mengembangkan penghargaan terhadap hak anak (e) mengembangkan kemampuan untuk mengambil bagian dalam menantang pengabaian atau kekerasan terhadap hak anak; dan (f) mengembangkan sense of empowerment anak (g) mendapatkan perlindungan dan pemenuhan hak-haknya

7 III. MONITORING DAN EVALUASI Dalam perkembangannya keberadaan Forum Anak sebagai wadah dari anak untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan hingga monitoring pelaksanaan pembangunan perlu dilakukan langkahlangkah pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap Forum anak itu sendiri. Adapun langkah langkahnya adalah: 1. Menyusun kerangka acuan kegiatan Kerangka acuan kegiatan menjadi bagian penting dalam suatu kegiatan yang akan dilakukan sehaingga menajdi efektif dan efisien serta tepat sasaran dan tujuan. Kerangka acuan kegiatan disusun oleh tim tehnis, tim monev dan tim peyusun laporan sehingga akan menjadi arah kegiatan yang disepakati untuk selanjutnya dilakukan sesuia dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing tim. Kerangka acuan kegiatan monitoring dan evaluasi Forum anak meliputi: a. Maksud dan tujuan monitoring untuk mengetahui apakah Forum anak yang ada saat ini telah memenuhi standart ideal dan untuk mengetahui kesenjangan yang terjadi pada Forum Anak. b. Waktu dan tempat pelaksanaan Monitoring dilakukan seiring dengan pelaksanaan Musrenbang ditingkat kelurahan, Kecamatan dan di tingkat Kota c. Yang dimonitoring dan yang melakukan monitoring yang dimonitoring adalah51 Kelurahan dan 5 Kecamatan baik yang sudah terbentuk Forum Anak ataupun yang belum terbentuk forum anak serta Forum anak Kota Surakarta sedangkan kegiatan monitoring dilakukan oleh Tim yang dibentuk dengah Surat Keputusan Kepala BAPPEDA Kota Surakarta nomor 050 / 200 tanggal 1 Pebruari d. Instrumen dan tahapan pelaksanaan monitoring Instrumen monitoring meliputi form yang harus di isi oleh Kelurahan / kecamatan /forum anak tentang organisasi, kegiatan, kelembagaan, pendanaan dan wawancara langsung untuk menggali lebih dalam tentang keberadaan dan kesenjangan yang ada di forum anak. 2. Menyiapkan dan menggandakan instrumen-instrumen; Langkah selanjutnya dalah menggandakan dan memberikan lembaran form kepada petugas monitoring untuk selanjutnya dilakukan pengisian form dan

8 wawancara mendalam oleh petugas monitoring dengan waktu yang disepakati oleh masing-masing petugas. Dalam lembaran form tersebut juga ditandtangani oleha petugas monitoring dan yang dimonitor atau lurah / forum anak /camat 3. Pengumpulan instrumen yang telah diisi; Batas waktu ditentukan oleh koordinator tim monitoring yang terbagi dalam 5 kecamatan untuk melakukan kompilasi data atau formulir yang telah di isi dan ditandatangani oleh petugas monitoring dan diketahui Camat/ Lurah/Forum Anak. 4. Pengolahan dan analisa hasil monitoring dan evaluasi; Pengolahan data dan analisa hasil monotoring dialkukan oleh Tim penyusun Laporan dan ada kalanya berkoordinasi dengan tim monitoring untuk kelengkapan dan kejelasan data yang telah terkumpul. Hasil olah data dan analisa data hasil monitoring untuk selanjutnya dilakukan evalusi untuk menentukan kesimpulan dan rekomendasi 5. Membuat kesimpulan dan rekomendasi; Kesimpulan dan Rekomendasi merupakan hasil akhir dari proses pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi Forum Anak Kesimpulan dan Rekomendasi selanjutnya akan dituangkan dalam Buku Laporan Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Forum Anak di Kota Surakarta. 6. Membuat laporan Penyusunan Buku Laporan hasil kegaitan mopnitoring dan evaluasi Forum anak di Kota Surakarta dialkukan oleh Tim Penyusun yang dibentuk melalui Surat Keputusan Kepala BAPPEDA Kota Surakarta nomor 050 / 201 tanggal 1 Pebruari 2012.

9 IV. ANALISA HASIL MONITORING DAN EVALUASI TENTANG PARTISIPASI ANAK DALAM WADAH FORUM ANAK Forum anak adalah wadah bagi anak untuk berpartisipasi aktif dan tempat mengembangkan kreatifitas bagi anak. Forum anak seharusnya ada dalam berbagai tingkatan, baik tingkat kota, kecamatan, dan kelurahan. Tidak menutup kemungkinan, pada masa yang akan datang bila Kota Surakarta sudah benar-benar memperhatikan partisipasi anak, akan terbentuk forum anak di tingkat RT dan RW. Pengembangan Forum anak di Kota Surakarta dimulai sekitar tahun 2008 dengan dibentuknya forum anak tingkat kota yaitu Forum Anak Surakarta (FAS). Dalam perkembangannya sampai saat ini sudah terbentuk 27 Forum anak tingkat kelurahan, 1 forum anak tingkat kecamatan, dan 1 forum anak tingkat kota. Berikut adalah analisa hasil monitoring dan evaluasi forum anak di setiap wilayah. 1. Forum Anak Tingkat Kelurahan a. Forum AnakTingkat Kelurahandi KecamatanLaweyan No. Materi Analisa 1. Keberadaan Di KecamatanLaweyandari 11 kelurahan, yang mempunyai Forum Anak di tingkatkelurahanada3 Forum Anakatausekitar27,27%. Forum anaktersebutada di KelurahanPajang (Sawunggaling), KelurahanSriwedari (Fansri), dankelurahanbumi (Facibu), sedangkanforum anak di kelurahan lain belumterbentuk dengan alasan: 1. Masih kurangnya kesadaran hak-hak anak 2. Masih rancu tentang tata cara pembentukannya 3. Belum adanya aturan yang jelas tentang Forum Anak 2. Organisasi Organisasi di Forum anaksudahterbentuk dan berjalannyakegiatan keorganisasian forum anakbisatersebut dilihatdarihal-hal di bawahini: 1. Ada kepengurusanorganisasi 2. Ada pertemuanrutinpengurus 3. Ada pergantian/regenerasikepengurusan, denganmasakepengurusantertentu 4. Tata carapemilihanketuadengandipilih

10 5. Pemilihanketuaolehanggota 6. Ada susunankepengurusanorganisasi 7. Ada kepengurusanorganisasnya 8. Rodakepengurusanberjalanlancar 9. Tidak ada hambatanpengurusandalammenjalankantugas 10. Ada AD/ART organisasi 11. Keanggotaanbersifatterbuka 12. Keanggotaansudahmenjangkaukeseluruhwilayah 13. Ada koordinasidengan Forum anak di tiaptingkatan (kelurahan, kecamatan, dan Kota) 14. Koordinasidengan Forum anak di tiaptingkatanbersifatrutin NamunkhususuntukKelurahanSriwedari, Forum Anakbaruberupaembrio, organisasibelumterbentuksecarapenuh. 3. Pendanaan 1. Ada sumberdanadarikelurahan yang bersifatrutin. 2. Ada sumberdanadarikecamatanyang bersifatrutin. 3. Ada sumberdanadaripemerintah Kota yang bersifatrutin. 4. Ada bantuandanadarimasyarakatyang bersifatrutin. 5. Adabantuandanadaripihakswasta. 6. Ada iuranwajibdarianggotayang bersifatrutin. 7. Ada iuranwajib dari angota bersifatrutin. 8. Ada iuransukareladarianggotayang bersifatrutin. 9. Ada sumberdana lain. 4. Kegiatan 1. Ada perencanaankegiatan 2. Kegiatanmurnidirencanakanoleh Forum Anak 3. Ada pengarahkegiatan 4. Kegiatanada yang bersifatrutin 5. Kegiatanada yang bersifattidakrutin 6. Kegiatandiadakan di dalam Kota 7. Kegiatandidampingi orang dewasa 5. Partisipasi 1. Dilibatkandalamsetiapkegiatanmusyawarahperencanaan di tingkat RT/RW 2. Dilibatkandalamsetiapmusyawarahperencanaan di tingkatkelurahan

11 3. Dilibatkandalamsetiapmusyawarahperencanaan di tingkatkecamatan 4. Dilibatkandalamsetiapmusyawarahperencanaan di tingkat Kota 5. Aspirasidiserapdalamsetiapmusyawarah di tingkat RT/RW 6. Aspirasidiserapdalamsetiapmusyawarah di tingkatkelurahan 7. Aspirasidiserapdalamsetiapmusyawarah di tingkatkecamatan 8. Aspirasidiserapdalamsetiapmusyawarah di tingkat Kota 9. Cara menyampaikanaspiras/pendapatdengancaralangsung/hadir 10. Cara menyampaikanaspiras/pendapatmelaluifasilitator 11. Cara menyampaikanaspirasidengancaratertulis 6. Kesimpulan 1. Keberadaan Forum Anak sangat kurang, dan perlu dilakukan pembentukan Forum Anak lebih lanjut di setiap kelurahan untuk mengoptimalkan partisipasi anak dan sebagai tempat berkreatifitas 2. Peraturan atau juklak dan juknis sangat diperlukan dalam pembentukan forum anak tingkat kelurahan sehingga ada suatu acuan untuk mempermudah pembentukan forum anak.

12 b. Forum Anak Tingkat Kelurahan di Kecamatan Banjarsari No. Materi Analisa 1. Keberadaan Di kecamatan Banjarsari dari 13 kelurahan baru terbentuk 7 forum anak (53,8%), yaitu: Kelurahan Ketelan (Fantastik) Kelurahan Nusukan (FANS) Kelurahan Gilingan (Kompag) Kelurahan Punggawan (Pandawa) Kelurahan Sumber (Fasum) Kelurahan Mangkubumen (FAM) Kelurahan Banyuanyar (Foraba) Sedangkan sisanya baru/belum dan/atau belum melaksanakan kegiatan Forum anak. 2. Organisasi Organisasi di Forum anak sudah terbentuk. Terbentuknya keorganisasian forum anak bisa dilihat dari hal-hal di bawah ini: 1. Ada kepengurusan organisasi 2. Ada pertemuan rutin pengurus kecuali kelurahan Gilingan, sumber, dan Banyuanyar 3. Ada pergantian/regenerasi kepengurusan, dengan masa kepengurusan tertentu 4. Tata cara pemilihan ketua dengan dipilih 5. Pemilihan ketua oleh anggota 6. Ada susunan kepengurusan organisasi 7. Kepengurusan organisasnya Kecuali hanya kelurahan Punggawan, Sumber dan Mangkubumen yang tidak menjelaskan 8. Roda kepengurusan berjalan lancar kecuali kelurahan Sumber dan Gilingan 9. Ada hambatan pengurusan dalam menjalankan tugas, yaitu kurang ketersediaan dana operasional, kurangnya koordinasi, dan kesibukan masing-masing anggota. 10. Semua belum memiliki AD/ART organisasi 11. Keanggotaan bersifat terbuka 12. Keanggotaan sudah menjangkau keseluruh wilayah 13. Ada koordinasi dengan Forum anak di tiap tingkatan (kelurahan, kecamatan, dan Kota) : Hanya kelurahan Ketelan, Punggawan, Banyuanyar 14. Koordinasi dengan Forum anak di tiap tingkatan bersifat rutin hanya Kelurahan Ketelan AD/ART sebagai landasan untuk melakukan kegiatan belum dibuat sehingga kegiatan yang dibuat tidak memiliki landasan yang kuat 3. Pendanaan 1. Ada sumber dana dari Kelurahan yang bersifat rutin (hanya kelurahan Mangkubumen)

13 2. Ada sumber dana dari Pemerintah Kota yang bersifat rutin.(hanya kelurahan Ketelan dan Nusukan) 3. Ada bantuan dana dari masyarakat yang bersifat rutin (hanya kelurahan Nusukan) 4. Ada iuran sukarela dari anggota ang bersifat rutin. (hanya Kelurahan Nusukan) 4. Kegiatan 1. Ada perencanaan kegiatan 2. Kegiatan murni direncanakan oleh Forum Anak 3. Ada pengarah kegiatan 4. Kegiatanada yang bersifat rutin (kecuali kelurahan Ketelan) 5. Kegiatan ada yang bersifat tidak rutin 6. Kegiatan diadakan di dalam Kota 7. Kegiatan didampingi orang dewasa 5. Partisipasi 1. Dilibatkan dalam setiap kegiatan musyawarah perencanaan di tingkat RT/RW (hanya Kelurahan Gilingan) 2. Dilibatkan dalam setiap musyawarah perencanaan di tingkat Kelurahan 3. Aspirasi diserap dalam setiap musyawarah di tingkat RT/RW (hanya kelurahan Nusukan dan GiIlingan) 4. Aspirasi diserap dalam setiap musyawarah di tingkatkelurahan 5. Aspirasi diserap dalam setiap musyawarah di tingkat Kota (hanya kelurahan Gilingan dan Banyuanyar) 6. Cara menyampaikan aspiras/pendapat dengan cara langsung/hadir (hanya kelurahan Sumber dan Banyuanyar yang tidak) 7. Cara menyampaikan aspiras/pendapat melalui fasilitator hanya kelurahan Mangkubumen, Banyuanyar dan Ketelan yang tidak 8. Cara menyampaikan aspirasi dengan cara tertulis (hanya kelurahan Mangkubumen yang tidak) 6. Kesimpulan Sebagai organisasai, Forum anak di kecamatan Banjarsari yang telah ada belum menjadi organisasi yang utuh. Hal ini dapat dilihat dari indikator keorganisasian yang belum terpenuhi semuanya. Selain itu juga terdapat kendala mengenai dana operasional. Disisi lain, baru terbentuknya Forum anak di kelurahan Punggawan menyebabkan roda organisasi tingkat kecamatan belum berputar sebagaimana mestinya. Masih banyak hal yang perlu dibenahi dan dipenuhi untuk mewujudkan Forum anak di kecamatan Banjarsari.

14 c. Forum Anak Tingkat Kelurahan di Kecamatan Jebres No. Materi Analisa 1. Keberadaan Kecamatan Jebres yang terdiri dari 11 kelurahan hanya 5 kelurahan saja yang memiliki Forum Anak (45,5%) yaitu: Kelurahan Mojosongo Kelurahan Jebres (Fanbres) Kelurahan Pucangsawit ( Tunas Pucang) Kelurahan Jagalan Kelurahan Sewu (Fasta) Adapun yang belum tebentuk Forum Anak yaitu kelurahan Kepatihan Kulon, Kelurahan Purwodiningratan, kelurahan Tegal harjo, kelurahan Gandekan, keluraha Surodiprajan, kelurahan Kepatihan Wetan. 2. Organisasi Indikator Forum anak sebagai organisasi adalah sebagai berikut ini: 1. Ada kepengurusan organisasi 2. Ada pertemuan rutin pengurus hanya di Kelurahan Sewu dan Pucang sawit 3. Ada pergantian/regenerasi kepengurusan, dengan masa kepengurusan tertentu (hanya kelurahan Jebres) 4. Tata cara pemilihan ketua dengan dipilih 5. Pemilihan ketua oleh anggota 6. Ada susunan kepengurusan organisasi 7. Jelaskan kepengurusan organisasnya (bilaada) 8. Roda kepengurusan berjalan lancer. Kelurahan Mojosongo yang tidak ada keterangannya. 9. Ada hambatan pengurusan dalam menjalankan tugas, hanya kelurahan Pucang sawit yang mengalami kendala dalam hal waktu yang terbentur dengan jam sekolah dan jam belajar. 10. Ada AD/ART organisasi hanya di kelurahan sewu yang memiliki. 11. Keanggotaan bersifat terbuka 12. Keanggotaan sudah menjangkau keseluruh wilayah (hanya keluran Sewu dan Jagalan yang belum) 13. Ada koordinasi dengan Forum anak di tiap tingkatan (kelurahan, kecamatan, dan Kota) ( hanya kelurahan Jagalan dan pucang sawit yang belum) 14. Koordinasi dengan Forum anak di tiap tingkatan bersifat rutin (hanya kelurahan pucang sawit dan Sewu yang belum)

15 Di kecamatan Jebres semua Forum anak yang telah terbentuk tidak memenihu semua Indikator organisasi yang ada. 3. Pendanaan 1. Ada sumber dana dari kelurahan yang bersifat rutin (hanya kelurahan Jebres, Sewu, Pucang Sawit) 2. Adanya bantuan dari pihak swasta yang bersifat rutin (hanya Kelurahan Jebres) 3. Adanya iuran wajib anggota yang bersifat rutin (hanya kelurahan Sewu) 4. Kegiatan 1. Ada perencanaankegiatan 2. Kegiatan murni direncanakan oleh Forum Anak 3. Ada pengarah kegiatan 4. Kegiatan ada yang bersifat rutin 5. Kegiatan ada yang bersifat tidak rutin 6. Kegiatan diadakan di dalam Kota 7. Kegiatan di dampingi orang dewasa Hanya kelurahan Pucang sawit dan Mojosongo yang tidak memiliki kegiatan tidak rutin 5. Partisipasi 1. Dilibatkan dalam setiap kegiatan musyawarah perencanaan di tingkat RT/RW (hanya kelurahan Sewu dan Mojosongo) 2. Dilibatkan dalam setiap musyawarah perencanaan di tingkat Kelurahan 3. Dilibatkan dalam setiap musyawarah perencanaan di tingkat Kecamatan (hanya Kelurahan Sewu dan Mojosongo) 4. Dilibatkan dalam setiap musyawarah perencanaan di tingkat Kota (hanya Kelurahan Mojosongo) 5. Aspirasi diserap dalam setiap musyawarah di tingkat RT/RW (hanya kelurahan Jagalan dan Mojosongo) 6. Aspirasi diserap dalam setiap musyawarah di tingkat Kelurahan (hanya kelurahan Jagalan yang tidak) 7. Aspirasi diserap dalam setiap musyawarah di tingkat Kecamatan (hanya kelurahan Mojosongo dan Sewu) 8. Aspirasi diserap dalam setiap musyawarah di tingkat Kota (hanya kelurahan Mojosongo) 9. Cara menyampaikan aspiras/pendapat dengan cara langsung/hadir 10. Cara menyampaikan aspiras/pendapat melalui fasilitator 11. Cara menyampaikan aspirasi dengan cara tertulis (hanya kelurahan Jagalan yang tidak)

16 Hanya kelurahan Mojosongo yang mempunyai pastisipasi maksimal 6. Kesimpulan Forum Anak yang terbentuk di Kecamatan Jebres belum sempurna untuk menjadi sebuah organisasi, masih ada beberapa kekurangan di dalamnya. Dalam hal pendanaan masih tergantung dana dari pihak kelurahan dan swasta. d. Forum Anak Tingkat Kelurahan di Kecamatan Pasar Kliwon No. Materi Analisa 1. Keberadaan Di Kecamatan Pasar Kliwon 9 kelurahan, yang mempunyai Forum Anak di tingkat kelurahan ada 8 Forum Anak atau sekitar 88,88%. Forum Anak tersebut Adalah: 1. Kelurahan Sangkrah (Folsa) 2. Kelurahan Pasar Kliwon (Kuali) 3. Kelurahan Kampung baru (kakab) 4. Kelurahan Baluwarti (Fabri) 5. Kelurahan Gajahan (Gajah Ceria) 6. Kelurahan Semanggi (Oase) 7. Kelurahan Kedung Lumbu (Jadul) 8. Kelurahan joyosuran (Forajos) 2. Organisasi Organisasi Forum Anak yang sudahterbentuk. Terbentuknyakeorganisasian Forum Anakbisa dilihatdarihal-hal di bawahini: 15. Ada kepengurusanorganisasi 16. Ada pertemuanrutinpengurus Kelurahan Kedung Lumbu; Kelurahan gajahan; Kelurahan Sangkrah; Kelurahan Joyosu tidak ada pertemuan rutin 17. Ada pergantian/regenerasikepengurusan, denganmasakepengurusantertentu. Kelurahan Kedung Lumbu; Kelurahan Pasar Kliwon; dan Kelurahan Joyosuran tidak ada regenerasi 18. Tata carapemilihanketuadengandipilih 19. Pemilihanketuaolehanggota 20. Ada susunankepengurusanorganisasi Kelurahan Sangkrah belum ada 21. Kepengurusanorganisasnya terdiri dari : Ketua, wakil ketua, sekertaris, bendahara dan staf divisi 22. Rodakepengurusanberjalanlancar Kelurahan Kedung Lumbu dan Kelurahan Joyosuran roda kepengurusan tidak berjalan lancar 23. Hambatan - hambatanpengurusdalammenjalankantugas: Berbenturan kesibukan pengurus dengan kegiatan sekolah Kurangnya komunikasi antar pengurus Belum ada penetapan waktu yang tepat untuk pertemuan rutin Tidak adanya surat edaran dari pemerintah kota Belum ada fasilitas kantor 24. Ada AD/ART organisasi Kelurahan Kedung Lumbu; Kelurahan Semanggi; Kelurahan

17 Gajahan; Kelurahan Baluwarti; Kelurahan Pasar Kliwon; dan Kelurahan Joyosuran tidak ada AD/ART 25. Keanggotaanbersifatterbuka 26. Keanggotaansudahmenjangkaukeseluruhwilayah Kelurahan Kedung Lumbu; Kelurahan Baluwarti; dan Kelurahan Joyosuran belum 27. Ada koordinasidengan Forum anak ditiaptingkatan (kelurahan, kecamatan, dan Kota) Kelurahan Kedung Lumbu; Kelurahan Gajahan; dan Kelurahan Pasar Kliwon Belum ada 28. Koordinasidengan Forum anak ditiaptingkatanbersifatrutin Kelurahan Kedung Lumbu; Kelurahan semanggi; Kelurahan Gajahan; Kelurahan pasar Kliwon; dan Kelurahan joyosuran belum ada 3. Pendanaan 10. Tidak Ada sumberdanadarikelurahan yang bersifatrutin. Kecuali Kelurahan Semanggi Rp ,00 Kelurahan baluwarti ada pemasukan tetapi tidak dijelaskan Kelurahan Kampung baru dari DPK Kelurahan Rp , Tidak ada sumber dana dari Kecamatan yang bersifat rutin. Kecuali Kelurahan baluwarti ada setiap kegiatan 12. Tidak ada sumberdanadaripemerintah Kota yang bersifatrutin. 13. Tidak ada bantuandanadarimasyarakatyang bersifatrutin. Kecuali Kelurahan joyosuran ada bantuan dari masyarakat 14. Tidak ada bantuandanadaripihakswasta. Kecuali Kelurahan Joyosuran ada bantuan dari pihak swasta 15. Tidak ada iuranwajibdarianggotayang bersifatrutin. 16. Tidak ada iuranwajibbersifatrutin. 17. Tidak ada iuransukareladarianggotayang bersifatrutin. Kecuali Kelurahan Joyosuran ada iuran anggota 18. Tidak ada sumberdana lain. * Dari semua poin kelurahan kedung lumbu tidak ada realisasi * Dari semua poin kelurahan Gajahan tidak ada realisasi * Dari semua poin Kelurahan Sangkrah tidak ada realisasi * Dari semua poin Kelurahan Pasar Kliwon Tidak ada realisasi 4. Kegiatan 8. Ada perencanaankegiatan 9. Kegiatanmurnidirencanakanoleh Forum Anak 10. Ada pengarahkegiatan Kelurahan semanggi belum ada secara pasti 11. Kegiatanada yang bersifatrutin Kelurahan Sangkrah; Kelurahan Pasar Kliwon; dan Kelurahan joyosuran belum ada 12. Kegiatanada yang bersifattidakrutin Kelurahan Gajahan belum ada 13. Kegiatandiadakan di dalam Kota 14. Kegiatandidampingi orang dewasa * Dari semua poin kelurahan kedung lumbu tidak ada

18 realisasi 5. Partisipasi 12. Dilibatkandalamsetiapkegiatanmusyawarahperencanaan di tingkat RT/RW Kelurahan Pasar Kliwon dan Kelurahan Joyosuran belum 13. Dilibatkandalamsetiapmusyawarahperencanaan di tingkatkelurahan 14. Belum Dilibatkandalamsetiapmusyawarahperencanaan di tingkatkecamatan Kelurahan Gajahan Belum 15. Belum Dilibatkan dalam setiap musyawarah perencanaan di tingkat Kota Kelurahan Gajahan; Kelurahan pasar Kliwon; dan Kelurahan Joyosuran belum 16. Aspirasidiserapdalamsetiapmusyawarah di tingkat RT/RW Kelurahan Pasar Kliwon dan Kelurahan joyosuran belum 17. Aspirasidiserapdalamsetiapmusyawarah di tingkatkelurahan 18. Aspirasi Belum diserapdalamsetiapmusyawarah di tingkatkecamatan Kelurahan Gajahan dan Kelurahan Pasar Kliwon belum 19. Aspirasi Belum diserapdalamsetiapmusyawarah di tingkat Kota Kelurahan Gajahan dan Kelurahan pasar kliwon belum 20. Cara menyampaikanaspiras/pendapatdengancaralangsung/hadir Kelurahan Gajahan belum 21. Cara menyampaikanaspiras/pendapatmelaluifasilitator Kelurahan Gajahan; Kelurahan kampung baru; Kelurahan Sangkrah; dan Kelurahan Pasar Kliwon Belum ada 22. Cara menyampaikanaspirasidengancaratertulis Kelurahan Gajahan; Kelurahan Sangkrah; dan Kelurahan Pasar Kliwon belum ada *Dari semua poin kelurahan kedung lumbu hanya terealisasi dapat menyampaikan aspirasi secara langsung dan hanya dilibatkan dalam musyawarah desa. * Dari semua poin kelurahan semanggi belum terealisasi 6. Kesimpulan Pendanaan Forum Anak masih dinilai belum cukup dan belum ada dana khusus yang diberikan dari pemerintahan kota Belum ada upaya maksimal untuk meningkatkan kegiatan Forum Anak yg terarah dan bersinergi antar kelurahan. e. Forum Anak Tingkat Kelurahan di Kecamatan Serengan No. Materi Analisa 1. Keberadaan Di Kecamatan serengan 7 kelurahan, yang mempunyai Forum Anak di tingkat kelurahan ada 4 Forum Anak atau sekitar 57,14%. Forum Anak tersebut Adalah: -1. Kelurahan Joyotakan (Facjo) 2. Kelurahan Danukusuman (Wijaya Kusuma) 3. Kelurahan Kemlayan (Kemlayan Pelangi) 4. Kelurahan Tipes (Format) Sedangkan di tingkat Kecamatan, Forum anak belum terbentuk.

19 2. Organisasi Organisasi Forum Anak yang sudahterbentuk. Terbentuknyakeorganisasian Forum Anakbisa dilihatdarihal-hal di bawahini: 29. Ada kepengurusanorganisasi 30. Ada pertemuanrutinpengurus 31. Ada pergantian/regenerasikepengurusan, denganmasakepengurusantertentu. 32. Tata carapemilihanketuadengandipilih 33. Pemilihanketuaolehanggota 34. Ada susunankepengurusanorganisasi 35. Kepengurusanorganisasnya terdiri dari : Ketua, wakil ketua, sekertaris, bendahara dan staf divisi 36. Rodakepengurusanberjalanlancar 37. Hambatan - hambatanpengurusdalammenjalankantugas: Berbenturan kesibukan pengurus dengan kegiatan sekolah Kurangnya komunikasi antar pengurus Belum ada penetapan waktu yang tepat untuk pertemuan rutin 38. Ada AD/ART organisasi 39. Keanggotaanbersifatterbuka 40. Keanggotaansudahmenjangkaukeseluruhwilayah 41. Ada koordinasidengan Forum anak ditiaptingkatan (kelurahan, kecamatan, dan Kota) 42. Koordinasidengan Forum anak ditiaptingkatanbersifatrutin NamunkhususuntukKelurahan joyotakan, Forum Anak belum ada kordinasi secara rutin 3. Pendanaan 19. Ada sumberdanadarikelurahan yang bersifatrutin. Kelurahan danukusuman pendanaan tidak dijelaskan secara rinci Kelurahan Tipes mendapat DPK th 2011 Rp ,- Kelurahan Joyotakan ada pemasukan tetapi tidak dijelaskan Kelurahan kemlayan Rp ,- 20. Tidak ada sumberdanadarikecamatanyang bersifatrutin. 21. Tidak ada sumberdanadaripemerintah Kota yang bersifatrutin. 22. Tidak ada bantuandanadarimasyarakatyang bersifatrutin. 23. Tidak ada bantuandanadaripihakswasta. 24. Tidak ada iuranwajibdarianggotayang bersifatrutin. 25. Tidak ada iuranwajibbersifatrutin. 26. Tidak ada iuransukareladarianggotayang bersifatrutin. 27. Tidak ada sumberdana lain. 4. Kegiatan 15. Ada perencanaankegiatan 16. Kegiatanmurnidirencanakanoleh Forum Anak Kelurahan Danukusuman masih diberikan ide dari pendamping 17. Ada pengarahkegiatan 18. Kegiatanada yang bersifatrutin Kelurahan Joyotakan Tidak ada. 19. Kegiatanada yang bersifattidakrutin Kelurahan Kemlayan tidak ada. 20. Kegiatandiadakan di dalam Kota Kelurahan Danukusuman tidak ada 21. Kegiatandidampingi orang dewasa

20 5. Partisipasi 23. Dilibatkandalamsetiapkegiatanmusyawarahperencanaan di tingkat RT/RW Kelurahan Tipes dilibatkan dalam Musling Kelurahan Danukusuman tidak ada 24. Dilibatkandalamsetiapmusyawarahperencanaan di tingkatkelurahan 25. Belum Dilibatkandalamsetiapmusyawarahperencanaan di tingkatkecamatan 26. Belum Dilibatkandalamsetiapmusyawarahperencanaan di tingkat Kota 27. Aspirasidiserapdalamsetiapmusyawarah di tingkat RT/RW 28. Aspirasidiserapdalamsetiapmusyawarah di tingkatkelurahan 29. Aspirasi Belum diserapdalamsetiapmusyawarah di tingkatkecamatan 30. Aspirasi Belum diserapdalamsetiapmusyawarah di tingkat Kota 31. Cara menyampaikanaspiras/pendapatdengancaralangsung/hadir 32. Cara menyampaikanaspiras/pendapatmelaluifasilitator 33. Cara menyampaikanaspirasidengancaratertulis 6. Kesimpulan Program kegiatan belum tersinergi antar kelurahan dlm satu kecamatan. Dukungan pendanaan perlu ditingkatkan sejalan dg program kegiatan yg ada. 2. Forum AnakTingkat Kecamatan di Kota Surakarta No. Materi Analisa 1. Keberadaan Di Kota Surakarta dari 5 kecamatan, yang mempunyai Forum Anak di tingkat kecamatan ada1 Forum Anakatatau sekitar 20%. Forum anaktersebutada di Kecamatan Pasar Kliwon (Forum Anak Pakli), sedangkan di kecamatan lainnya belum terbentuk dengan alasan: 1. Masih kurangnya kesadaran hak-hak anak 2. Masih rancu tentang tata cara pembentukannya 3. Belum adanya aturan yang jelas tentang Forum Anak 2. Organisasi Organisasi di Forum anaksudah terbentuk. Aktivitas organisasi yang sudah berjalan adalah: 1. Ada kepengurusan organisasi 2. Tata cara pemilihan ketua dengan dipilih 3. Pemilihan ketua oleh anggota 4. Ada susunan kepengurusan organisasi 5. Ada kepengurusan organisasnya

21 6. Tidak ada hambatan pengurusan dalam menjalankan tugas 7. Keanggotaan bersifat terbuka Sedangkan kegiatan yang belum berjalan dengan lancar adalah: 1. Pertemuan rutin pengurus 2. Pergantian/regenerasi kepengurusan, dengan masa kepengurusan tertentu 3. Roda kepengurusan 4. AD/ART organisasi 5. Keanggotaan sudah menjangkau ke seluruh wilayah 6. Ada koordinasidengan Forum anak di tiap tingkatan (kelurahan, kecamatan, dan Kota) 7. Koordinasi dengan Forum anak di tiap tingkatan bersifat rutin 3. Pendanaan Forum anak di kelurahan Pasar Kliwon tidak mempunyai sumber dana atau bantuan dana dari pihak manapun baik dari kelurahan, kecamatan, pemerintah kota, masyarakat, pihak swasta, maupun dari anggotanya sendiri. 4. Kegiatan Kegiatan Forum Anak di Kecamatan Pasar Kliwon belum berjalan, baik mulai dari perencanaan kegiatan maupun dalam pelaksanaannya. Hal itu dapat diketahui dari: 1. Tidak ada perencanaan kegiatan 2. Tidak ada pengarah kegiatan 3. Tidak ada kegiatan ada yang bersifat rutin 4. Tidak ada kegiatan ada yang bersifat tidak rutin 5. Partisipasi Forum anak di kecamatan Laweyan belum dilibatkan dalam forum-forum musyawarah di tingkat RT, RW, Kelurahan, Kecamatan, maupun tingkat Kota. 6. Kesimpulan 1. Keberadaan Forum Anak sangat kurang, dan perlu dilakukan pembentukan Forum Anak lebih lanjut untuk mengoptimalkan partisipasi anak dan sebagai tempat

22 berkreatifitas 2. Keterlibatan Forum Anak di musyawarah-musyawarah pengambilan keputusan perlu lebih ditingkatkan. 3. Peraturan atau juklak dan juknis sangat diperlukan dalam pembentukan forum anak tingkat kelurahan sehingga ada suatu acuan untuk mempermudah pembentukan forum anak.

23 3. Forum Anak Tingkat Kota Surakarta No. Materi Analisa 1. Keberadaan Di Kota Surakarta dari 5 kecamatan, yang mempunyai Forum Anak di tingkat kecamatan ada1 Forum Anakat atau sekitar 20%. Forum anak tersebut ada di Kecamatan Pasar Kliwon (Forum Anak Pakli), sedangkan di kecamatan lainnya belum terbentuk dengan alasan: 1. Masih kurangnya kesadaran hak-hak anak 2. Masih rancu tentang tata cara pembentukannya 3. Belum adanya aturan yang jelas tentang Forum Anak 2. Organisasi Kegiatan organisasi di FAS yang sudah berjalan walaupun tidak lancar, namun belum semuanya. Hal-hal yang sudah berjalan: 1. Kepengurusan organisasi 2. Pertemuan rutin pengurus 3. Pergantian/regenerasi kepengurusan, dengan masa kepengurusan 3 tahun 4. Tata cara pemilihan ketua dengan dipilih 5. Pemilihan ketua pada awalnya ditunjuk, namun setelahnya dipilih anggota, 6. Ada kepengurusan organisasi terdiri dari ketua, wakil ketua, bendahara, humas, seksi pendidikan, seksi kesehatan, seksi pendidikan, partisipasi, dll 7. Roda kepengurusan berjalan lancar 8. Tidak ada hambatan pengurusan dalam menjalankan tugas, namun kurang koordinasi dengan pemkot mengenai kegiatan yang akan dilakukan. Waktu libur anggota yang berbeda-beda menyulitkan menyusun rencana kegiatan 9. Ada AD/ART organisasi 10. Keanggotaan bersifat terbuka 11. Keanggotaan belum merata menjangkau ke seluruh wilayah

24 12. Ada koordinasidengan Forum anak di tiap tingkatan (kelurahan, kecamatan, dan Kota), namun belum maksimal. 3. Pendanaan FAS selama ini memperoleh bantuan rutin dana dari Pemerintah Kota Surakarta. Selain dari pemkot, FAS memperoleh pendanaan dari iuran sukarela dari anggotanya. Selain itu juga ada sharing dana sebesar 20% dari anggota disaat anggota mengikuti kegiatan. 4. Kegiatan Kegiatan FAS berjalan dengan baik. Diawali dengan perencanaan kegiatan oleh FAS sendiri. Kegiatan ada yang bersifat rutin maupun tidak rutin. Kegiatan dilaksanakan di dalam kota. Tidak ada pengarah di FAS dalam melaksanakan kegiatan. Kegiatan di FAS juga tidak didampingi orang dewasa. 5. Partisipasi FAS belum dilibatkan dalam forum-forum musyawarah di tingkat RT, RW, Kelurahan, Kecamatan, maupun tingkat Kota. Aspirasi yang mereka dampaikan menurut FAS hanya ditampung dan belum pernah menjadi suatu yang penting, karena FAS dianggap masih anak-anak. 6. Kesimpulan 1. Keberadaan FAS sangat penting bagi penyerapan aspirasi anak 2. Keterlibatan FAS di musyawarah-musyawarah pengambilan keputusan perlu lebih ditingkatkan. 3. Perlu pengarahan dan pendampigan lebih lanjut dalam kegiatan-kegiatan FAS 4. Peraturan atau juklak dan juknis sangat diperlukan dalam pembentukan forum anak tingkat kelurahan sehingga ada suatu acuan untuk mempermudah pembentukan forum anak.

25 V. PENUTUP KESIMPULAN Hasil pengolahan dan analisa data hasil monitoring dan evaluasi, maka dapat disimpulkan hal hal sebagai berikut : a. Forum anak di Kota Surakarta sudah berkembang dengan baik namun belum ideal karena belum terbentuk di semua wilayah di Kota Surakarta b. Forum anak di Kota Surakarta belum dilibatkan secara optimal dalam musyawarah pengambilan keputusan c. Forum anak di Kota Surakarta belum terbentuk secara sempurna keorganisasiannya d. Kegiatan forum anak kurang optimal karena karena belum didukung pendanaanya e. Forum anak masih membutuhkan pendampingan dan pengarahan dari orang dewasa dalam melakukan kegiatan-kegiatannya f. Belum adanya payung hukum dan aturan ataupun juklak dan juknis pembentukan forum anak di Kota Surakarta g. Masing ada kesenjangan yang sangat besar antara forum anak di tingkat kelurahan terhadap forum anak di tingkat kecamatan dan forum anak ditingkat kecamatan terhadap forum anak di tingkat kota. h. Tidak adanya pendampingan guna memberikan penguatan kelembagaan, penguatan kemampuan diri serta panduan kegiatan bagi forum anak dan pengurus dari forum anak menjadikan forum anak seolah ada tapi tidak ada. REKOMENDASI Rekomendasi dari hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi Forum Anak adalah perlunya dibuat suatu petunjuk tehnis dan petunjuk pelaksanaan yang tentang keberadaan forum anak mulai dari tingkat kelurahan hingga tingkat kota yang mengatur hal hal yang meliputi system rekruitmen anggota dan pengurus pada forum anak, keterwakilan dari seluruh komponen anak, sistem kelembagaan dan penguatan kelembagaan forum anak, Struktur organisasi dan kepengurusan forum anak, kegiatan, tugas pokok dan fungsi serta hak dan kewajiban forum anak hingga pendanaan dan instansi yang menjadi pendamping dan mengampu keberaaan Forum anak baik di tingkat kelurahan, kecamatan dan kota.

BAB I PENDAHULUAN. Rahayu, Harkunti P (2009) didefinisikan sebagai. ekonomi.meminimalkan risiko atau kerugian bagi manusiadiperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Rahayu, Harkunti P (2009) didefinisikan sebagai. ekonomi.meminimalkan risiko atau kerugian bagi manusiadiperlukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banjir menurut Rahayu, Harkunti P (2009) didefinisikan sebagai tergenangnya suatu tempat akibat meluapnya air yang melebihi kapasitas pembuangan air di suatu wilayah

Lebih terperinci

MENGENAL SISTEM PERKOTAAN:

MENGENAL SISTEM PERKOTAAN: MENGENAL SISTEM PERKOTAAN: SEBUAH PENGANTAR TENTANG KOTA SOLO 3 Sekilas tentang Solo 7 Memahami Sistem Perkotaan 13 Mencari Bentuk 17 Memahami Kelurahan Kita BANJARSARI JEBRES KOTA SOLO LAWEYAN SERENGAN

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK BANGUNAN KANTOR KELURAHAN DI KOTA SURAKARTA

KARAKTERISTIK BANGUNAN KANTOR KELURAHAN DI KOTA SURAKARTA KARAKTERISTIK BANGUNAN KANTOR KELURAHAN DI KOTA SURAKARTA Suryaning Setyowati Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura 57102

Lebih terperinci

PEMODELAN BANYAKNYA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA SURAKARTA DENGAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR)

PEMODELAN BANYAKNYA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA SURAKARTA DENGAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR) PEMODELAN BANYAKNYA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA SURAKARTA DENGAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR) Hardanti Nur Astuti, Yuliana Susanti dan Dewi Retno Sari Saputro Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada bidang pendidikan. Perubahan dalam dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada bidang pendidikan. Perubahan dalam dunia pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan saat ini telah membawa pengaruh perubahan di dalam kehidupan manusia disegala bidang terutama pada bidang pendidikan. Perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan anak juga memiliki hak untuk ikut berpartisipasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan anak juga memiliki hak untuk ikut berpartisipasi dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan berbasis hak anak sebenarnya adalah suatu proses perubahan dari kondisi tertentu menjadi kondisi yang lebih baik dan lebih bermanfaat bagi kepentingan anak

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTA

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTA BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTA A. Deskripsi Kota Surakarta 1. Letak kota Surakarta Secara Geografis, Kota Surakarta berada diantara dataran rendah dan terletak diantara beberapa sungai kecil seperti

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAPUAS HULU, a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB II PENYEBARAN KANTOR PEMERINTAHAN DAN PELAYANAN MASYARAKAT DI SURAKARTA

BAB II PENYEBARAN KANTOR PEMERINTAHAN DAN PELAYANAN MASYARAKAT DI SURAKARTA BAB II PENYEBARAN KANTOR PEMERINTAHAN DAN PELAYANAN MASYARAKAT DI SURAKARTA 2.1 Data Kantor Pemerintahan dan Publik Servis Di Surakarta Wilayah Surakarta yang disurvey yaitu seluruh wilayah Surakarta yang

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan. terhadap perekonomian kota surakarta. Analisis

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan. terhadap perekonomian kota surakarta. Analisis 64 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan real estat Kota Surakarta berdasarkan besaran, sebaran dan pola pergerakannya serta dampaknya terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Umum Penelitian ini bertujuan untuk menentukan Matriks Asal Tujuan yang dihasilkan dari data arus lalu lintas pada kondisi keseimbangan di Kota Surakarta. Model sebaran

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SET COVERING PROBLEM DALAM PENENTUAN LOKASI DAN ALOKASI SAMPAH DI WILAYAH KOTA SURAKARTA

PENERAPAN METODE SET COVERING PROBLEM DALAM PENENTUAN LOKASI DAN ALOKASI SAMPAH DI WILAYAH KOTA SURAKARTA PENERAPAN METODE SET COVERING PROBLEM DALAM PENENTUAN LOKASI DAN ALOKASI SAMPAH DI WILAYAH KOTA SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TANA TORAJA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR : 6 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN

PEMERINTAH KABUPATEN TANA TORAJA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR : 6 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN PEMERINTAH KABUPATEN TANA TORAJA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR : 6 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANA TORAJA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI UTARA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

Pedoman Dan Petunjuk Teknis Tim Koordinasi Pengelolaan Program dan Kegiatan TJSLP Kabupaten Sidoarjo

Pedoman Dan Petunjuk Teknis Tim Koordinasi Pengelolaan Program dan Kegiatan TJSLP Kabupaten Sidoarjo 1 Pedoman Dan Petunjuk Teknis Tim Koordinasi Pengelolaan Program dan Kegiatan TJSLP Kabupaten Sidoarjo Dilengkapi Perda Nomor 2 Tahun 2013 Dan Perbup Nomor 40 Tahun 2013 Tentang CSR Kabupaten Sidoarjo

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon 41928 K I S A R A N 2 1 2 1 6 NOMOR 6 TAHUN 2013 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN NOMOR

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PENELANTARAN ANAK DALAM RUMAH TANGGA MENURUT UU NO.23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

BAB III DESKRIPSI PENELANTARAN ANAK DALAM RUMAH TANGGA MENURUT UU NO.23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK 32 BAB III DESKRIPSI PENELANTARAN ANAK DALAM RUMAH TANGGA MENURUT UU NO.23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK A. Hak dan Kewajiban antara Orang Tua dan Anak menurut UU No.23 Tahun 2002 tentang perlindungan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JENEPONTO Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI,

PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, 333333333333 SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang : a. bahwa perkembangan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 29 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 29 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 29 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang WALIKOTA BANJAR, : a. bahwa dalam rangka pemberdayaan dan peningkatan kualitas

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 827 Tahun : 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang

Lebih terperinci

Implementasi Model P-Center pada Jalur Rujukan Fasilitas Kesehatan di Kota Surakarta

Implementasi Model P-Center pada Jalur Rujukan Fasilitas Kesehatan di Kota Surakarta Implementasi Model P-Center pada Jalur Rujukan Fasilitas Kesehatan di Kota Surakarta Mohammad Iqbal Rizky Fauzan *1), Yuniaristanto 2), dan Wahyudi Sutopo 2) 1,2,3) Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

Lingkup Tugas. : Ketua RW : - POSISI / JABATAN BERTANGGUNG JAWAB KEPADA

Lingkup Tugas. : Ketua RW : - POSISI / JABATAN BERTANGGUNG JAWAB KEPADA : Ketua RW : - : Ketua RW memiliki peranan paling penting dalam kepengurusan RW. Ditangannya ditentukan kemana arah organisasi lingkungan ini akan dibawa. Maka untuk dapat menjalankan fungsinya dengan

Lebih terperinci

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERUBAHAN JUKNIS MUSRENBANG KOTA SURAKARTA TAHUN 2012

PERUBAHAN JUKNIS MUSRENBANG KOTA SURAKARTA TAHUN 2012 PERUBAHAN JUKNIS MUSRENBANG KOTA SURAKARTA TAHUN 2012 PERUBAHAN UMUM PERUBAHAN 1. Penyebutan Tahun 2012 Perwali dan Lampiran 2. Istilah stakeholder menjadi pemangku kepentingan pembangunan 3. Istilah Persiapan

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang : Mengingat : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA SURAKARTA JAWA TENGAH KOTA SURAKARTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Keraton, batik dan Pasar Klewer adalah tiga hal yang menjadi simbol identitas Kota Surakarta. Eksistensi Keraton

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN S A L I N A N PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PONOROGO, Menimbang

Lebih terperinci

FORM VII RUMUSAN KEGIATAN PEMBANGUNAN HASIL MUSRENBANGCAM TAHUN 2015 SEBAGAI BAHAN FORUM SKPD KOTA SURAKARTA

FORM VII RUMUSAN KEGIATAN PEMBANGUNAN HASIL MUSRENBANGCAM TAHUN 2015 SEBAGAI BAHAN FORUM SKPD KOTA SURAKARTA FORM VII RUMUSAN KEGIATAN PEMBANGUNAN HASIL TAHUN 2015 SEBAGAI BAHAN FORUM SKPD KOTA SURAKARTA KELURAHAN PENUMPING 1 Bantuan dana untuk latihan serta pembelian 1 Kelompok 0 12.000.000 0 Kecamatan Laweyan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 6 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAYONG UTARA, Menimbang : a. b.

Lebih terperinci

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58 Tambahan Le

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58 Tambahan Le WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN RENCANA KERJA SATUAN KERJA PEMERINTAH DAERAH BERPERSPEKTIF GENDER KOTA PAREPARE WALIKOTA PAREPARE

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB III. TINJAUAN UMUM SURAKARTA dan TINJAUAN SEKOLAH DASAR YANG DIRENCANAKAN

BAB III. TINJAUAN UMUM SURAKARTA dan TINJAUAN SEKOLAH DASAR YANG DIRENCANAKAN BAB III TINJAUAN UMUM SURAKARTA dan TINJAUAN SEKOLAH DASAR YANG DIRENCANAKAN III.1. TINJAUAN UMUM KOTA SURAKARTA III.1.1 Data Fisik Surakarta 1.1.1 Peta Kota Surakarta Batas Administratif Kota Surakarta

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang : a. bahwa keberadaan dan peranan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 Menimbang + PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, : a. bahwa sebagai

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR FORUM KOMUNIKASI MASYARAKAT KP. BATU GEDE RW. 07 TAHUN Mukadimah

ANGGARAN DASAR FORUM KOMUNIKASI MASYARAKAT KP. BATU GEDE RW. 07 TAHUN Mukadimah ANGGARAN DASAR FORUM KOMUNIKASI MASYARAKAT KP. BATU GEDE RW. 07 TAHUN 2015 Mukadimah Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita. Berawal dari rasa keperihatinan

Lebih terperinci

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BINTAN, Menimbang:

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2008 NOMOR 4

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2008 NOMOR 4 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2008 NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemberdayaan masyarakat

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR INDONESIAN RAILWAY PRESERVATION SOCIETY

ANGGARAN DASAR INDONESIAN RAILWAY PRESERVATION SOCIETY ANGGARAN DASAR INDONESIAN RAILWAY PRESERVATION SOCIETY Yang dimaksud dengan: 1. Indonesian Railway Preservation Society (atau disingkat IRPS) adalah organisasi yang dibentuk berdasarkan hobi dan kecintaan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

Lebih terperinci

SOSIA I LIS I A S SI IPER E A R T A UR U A R N WA W LIK I O K T O A T S UR U A R KART R A T T EN E TA T NG

SOSIA I LIS I A S SI IPER E A R T A UR U A R N WA W LIK I O K T O A T S UR U A R KART R A T T EN E TA T NG SOSIALISASI PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA TENTANG PEDOMAN & JUKNIS PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2013 BAPPEDA KOTA SURAKARTA DASAR HUKUM Peraturan Walikota Surakarta Nomor 18 A tahun

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 118 TAHUN 2015

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 118 TAHUN 2015 BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 118 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEKALONGAN, Menimbang : a. bahwa sesuai ketentuan Pasal 94

Lebih terperinci

- - sosial - Konsultatif - keorganisasian & kegiatan-kegiatan yang bersinergi. Kegiatan Donor Darah - - Meningkatkan minat pemuda dalam berorganisasi

- - sosial - Konsultatif - keorganisasian & kegiatan-kegiatan yang bersinergi. Kegiatan Donor Darah - - Meningkatkan minat pemuda dalam berorganisasi d a a II sistem kepengurusan/penetapan personil Karang Taruna 6 Mekanisme kerja Sifat koordinasi Karang Taruna 7 Koordinasi yang dilakukan 8 Materi yang dikoordinasikan 9 Kendala Koordinasi Jalinan kemitraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pembangunan dalam beberapa aspek dewasa ini sangat berpengaruh terhadap sektor transportasi.pengaruh tersebut di tandai dengan adanya kecenderungan meningkatnya kebutuhan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Mereka bersih seperti kertas putih ketika

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa untuk mendukung penyelenggaraan Pemerintah

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TAMAN ANAK CERDAS (TAC) KOTA SURAKARTA

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TAMAN ANAK CERDAS (TAC) KOTA SURAKARTA BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2008 NOMOR 11 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TAMAN ANAK CERDAS (TAC) KOTA SURAKARTA WALIKOTA SURAKARTA,

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, Menimbang

Lebih terperinci

Analisis Spasial Ekonomi Kreatif Berorientasi Ekspor Kota Surakarta

Analisis Spasial Ekonomi Kreatif Berorientasi Ekspor Kota Surakarta Analisis Spasial Ekonomi Kreatif Berorientasi Ekspor Kota Surakarta Umrotun 1*, Muhammad Wahyuddin 2, Muhammad Sholahuddin 3 1 Fakultas Geografi, Universitas Muhammadiyah Surakarta 2 Program Pascasarjana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kemandirian, adil dan merata, serat pengutamaan dan manfaat dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan kemandirian, adil dan merata, serat pengutamaan dan manfaat dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2013 arah pembangunan kesehatan adalah dengan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2012 NOMOR 17 A PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 17 A TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2012 NOMOR 17 A PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 17 A TAHUN 2012 TENTANG BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2012 NOMOR 17 A PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 17 A TAHUN 2012 TENTANG MEKANISME DAN TATA CARA PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PANGKALPINANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 39 TAHUN : 2013 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 39 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA PADA KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 22 ayat (1)

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH BANJARNEGARA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANJARNEGARA, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 5 2015 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 05 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 25 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA ATAU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Surakarta terletak antara BT BT dan. lainnya seperti Semarang maupun Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Kota Surakarta terletak antara BT BT dan. lainnya seperti Semarang maupun Yogyakarta. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Surakarta terletak antara 110 0 45 14 BT - 110 0 45 35 BT dan 7 0 36 LS -7 0 56 LS. Kota Surakarta yang terkenal dengan sebutan Solo ini merupakan salah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN 1 PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TUBAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

RANCANGAN QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM

RANCANGAN QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM 1 RANCANGAN QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN ORGANISASI LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA / KELURAHAN DALAM KABUPATEN TANJUNG JABUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menyandang predikat sebagai Kota Layak Anak (KLA) merupakan suatu kebanggaan bagi Kota Solo, sekaligus menjadi tantangan bagi pemerintah Kota Solo. Hal ini karena

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

AGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGELOLA SPAMS PERDESAAN TIRTA MAJU KABUPATEN SUBANG

AGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGELOLA SPAMS PERDESAAN TIRTA MAJU KABUPATEN SUBANG AGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGELOLA SPAMS PERDESAAN TIRTA MAJU KABUPATEN SUBANG ======================================== BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Yang dapat menjadi anggota Asosiasi pengelola SPAMS

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 97 ayat (1) Peraturan

Lebih terperinci

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF TENTANG

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF TENTANG KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DAN PERLINDUNGAN ANAK DALAM PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

ANAK INDONESIA. Adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan

ANAK INDONESIA. Adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan ANAK INDONESIA ANAK Adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan Pasal 1 (1) UU No. 23/2002 tentang Perlindungan Anak Jumlah anak = 1/3 jumlah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 97

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN MALANG. BAB I KETENTUAN UMUM

PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN MALANG. BAB I KETENTUAN UMUM BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAPPEDA KOTA SURAKARTA

BAPPEDA KOTA SURAKARTA SOSIALISASI PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA TENTANG PEDOMAN & JUKNIS PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN BAPPEDA KOTA SURAKARTA DASAR PENYESUAIAN JUKNIS MUSRENBANG 1. Peraturan Presiden Nomor 15

Lebih terperinci

PENGELOLAAN AIR LIMBAH KOTA SURAKARTA

PENGELOLAAN AIR LIMBAH KOTA SURAKARTA PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM Jl. LU Adi Sucipto No. 143 Telp. 712465 723093 Fax. 712536 email : pdamsolo@indo.net.id website : www.pdamsolo.or.id TIRTA DHARMA PENGELOLAAN AIR LIMBAH

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PELAYANAN TERHADAP HAK-HAK ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PELAYANAN TERHADAP HAK-HAK ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG, PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PELAYANAN TERHADAP HAK-HAK ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG, Menimbang : a. bahwa anak yang merupakan tunas dan generasi

Lebih terperinci

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK SALINAN BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, Menimbang

Lebih terperinci

S A L I N A N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 5 TAHUN 2010

S A L I N A N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 5 TAHUN 2010 S A L I N A N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 5 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 05 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

ZONASI TINGKAT KERENTANAN (VULNERABILITY) BANJIR DAERAH KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

ZONASI TINGKAT KERENTANAN (VULNERABILITY) BANJIR DAERAH KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ZONASI TINGKAT KERENTANAN (VULNERABILITY) BANJIR DAERAH KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh : Istikomah NIM : E100090054 Kepada FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014 ZONASI

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA (RT) DAN RUKUN WARGA (RW) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

Standar Operasional Prosedur (SOP) Percepatan. Program Inovasi Desa (PID)

Standar Operasional Prosedur (SOP) Percepatan. Program Inovasi Desa (PID) Standar Operasional Prosedur (SOP) Percepatan Program Inovasi Desa (PID) 2017 1 Selayang Pandang SOP Percepatan PID Standar Operasional Prosedur (SOP) Percepatan Program Inovasi Desa (PID) sebagai langkah

Lebih terperinci