III. METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "III. METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data dari: Penelitian ini menggunakan data sekunder tahun , yang terdiri 1. PDRB kabupaten/kota atas dasar harga konstan Pengeluaran rumah tangga yang diagregasi dari data KOR Susenas untuk wilayah kabupaten/kota dan telah dideflasi dengan menggunakan tahun dasar 2000, yang diperoleh dari deflator PDRB. 3. Investasi kabupaten/kota, yang merupakan penggabungan dua variabel: i. Investasi pemerintah berupa belanja barang modal pemerintah kabupaten/kota ii. Investasi perumahan yang dilakukan oleh rumah tangga, yang diperoleh dari data KOR Susenas untuk wilayah kabupaten/kota. 4. Jumlah tenaga kerja kabupaten/kota. 5. PDRB perkapita kabupaten/kota dan provinsi atas dasar harga konstan 2000, yang dihitung dengan membagi nilai PDRB dengan jumlah penduduk. 6. Pengeluaran rumah tangga perkapita kabupaten/kota dan provinsi, yang dihitung dengan cara membagi pengeluaran rumah tangga dengan jumlah penduduk. 7. Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB total kabupaten/kota sebagai variabel instrumen untuk analisis konvergensi dan data kontribusi sector pertanian terhadap PDRB total pada level provinsi untuk analisis disparitas. 8. Kontribusi sektor manufaktur terhadap PDRB total kabupaten/kota sebagai variabel instrumen untuk analisis konvergensi, dan data kontribusi sektor manufaktur terhadap PDRB total pada level provinsi untuk analisis disparitas. 9. Tingkat pendidikan tenaga kerja kabupaten/kota, yang diproksi dengan share tenaga kerja yang berpendidikan SMA ke atas terhadap jumlah tenaga kerja. Alasan penggunaan variabel ini digunakan sebagai

2 52 variabel instrumen untuk analisis konvergensi adalah adanya hubungan yang langsung antara kualitas tenaga kerja dengan produktivitas dalam kegiatan produksi. Sedangkan dalam analisis disparitas, share tenaga kerja yang berpendidikan SMA ke atas digunakan untuk menghilangkan bias yang disebabkan adanya lag variabel pendidikan dalam kegiatan ekonomi. Alasan lain digunakan tingkat pendidikan SMA keatas karena tenaga kerja yang berpendidikan SMA keatas diasumsikan berpengaruh paling besar terhadap perekonomian suatu wilayah dalam setiap koridor ekonomi di Indonesia. 10. Pengeluaran rutin pemerintah kabupaten/kota yang digunakan sebagai variabel instrumen untuk analisis konvergensi dan data pada level provinsi untuk analisis disparitas. Variabel ini terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja perjalanan dinas, belanja pemeliharaan, belanja bunga, belanja subsidi, belanja bantuan keuangan, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, belanja tak terduga dan belanja lain-lain. 11. Pajak daerah kabupaten/kota, hanya digunakan sebagai variabel instrumen untuk analisis konvergensi. 12. Persentase rumahtangga pengguna listrik pada level kabupaten/kota sebagai variabel instrumen untuk analisis konvergensi dan data pada level provinsi untuk analisis disparitas. 13. Persentase rumahtangga pengguna air bersih pada level kabupaten/kota sebagai variabel instrumen untuk analisis konvergensi dan data pada level provinsi untuk analisis disparitas. 14. Persentase rumahtangga pengguna telepon pada level kabupaten/kota sebagai variabel instrumen untuk analisis konvergensi dan data pada level provinsi untuk analisis disparitas. 15. Panjang jalan yang kondisinya baik dan sedang, baik jalan negara, jalan provinsi, maupun jalan kabupaten/kota di masing-masing provinsi. Kondisi jalan yang baik dan sedang diharapkan lebih menentukan kelancaran kegiatan ekonomi dibandingkan jalan yang rusak, sehingga

3 Rasio puskesmas terhadap jumlah penduduk di masing-masing provinsi, sebagai proksi infrastruktur kesehatan yang menjangkau seluruh masyarakat sampai ke level kecamatan. Sumber data yang digunakan tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Keuangan, BKPM dan data-data pendukung lainnya yang relevan.

4 54 Tabel 3 Definisi Operasional Variabel No Variabel Penjelasan Simbol (1) (2) (3) (4) Merupakan alat ukur untuk melihat ketimpangan wilayah dilihat dari pendapatan antar provinsi di setiap koidor, berdasarkan deviasi PDRB per kapita provinsi dari ratarata CV W PDRB setiap koridor 1 Koefisien Variasi Williamson Koefisien variasi Williamson yang dihitung berdasarkan 1. pendekatan PDRB per kapita atas dasar harga konstan cvpdrb Koefisien variasi williamson yang dihitung berdasarkan pendekatan pengeluaran rumah tangga yang telah di deflasi menggunakan harga tahun 2000 cvcons Merupakan salah satu ukuran ketimpangan pembangunan antar wilayah. Indeks Theil umumnya membandingkan 2 Indeks Theil kesenjangan pembangunan antar wilayah yang Td dicerminkan oleh nilai tambah aktifitas ekonomi dari suatu wilayah seperti pendapatan perkapita. Merupakan gabungan dari investasi yang dilakukan 3 Investasi pemerintah kabupaten/kota (pengeluaran untuk infrastruktur inv diasumsikan sebagai modal) dan pengeluaran untuk perumahan yang dilakukan oleh rumah tangga 4 Tenaga kerja Jumlah tenaga kerja kabupaten/kota labour Pengeluaran rutin pemerintah provinsi, yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja perjalanan 5 Pengeluaran rutin pemerintah dinas, belanja pemeliharaan, belaja bunga, belanja subsidi, govexp belanja bantuan keuangan, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, belanja tak terduga, dan belanja lain-lain 6 Share pertanian Share pertanian terhadap PDRB atas dasar harga konstan 2000 agri 7 Share manufaktur Share manufaktur terhadap PDRB atas dasar harga konstan 2000 manu 8 Infrastruktur listrik Persentase rumahtangga yang menggunakan listrik electric 9 Infrastruktur air bersih Persentase rumahtangga yang menggunakan air bersih water 10 Infrastruktut telepon Persentase rumahtangga yang menggunakan telepon phone Panjang jalan yang kondisinya baik dan sedang, baik jalan 11 Infrastruktur jalan negara, jalan provinsi, maupun jalan kabupaten/kota di road masing-masing provinsi 12 Infrastruktur kesehatan Rasio jumlah puskesmas terhadap jumlah penduduk provinsi puskes Definisi operasional varabel yang digunakan dalam penelitian ini, dijelaskan pada Tabel 3, sedangkan tujuan penelitian dan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini diuraikan pada Tabel 4.

5 55 Tabel 4. Matrik Pendekatan Penelitian No Tujuan 1 Menganalisis dinamika disparitas pendapatan dan pembangunan infrastruktur antar wilayah koridor ekonomi di Indonesia. Metode Analisis Analisis deskriptif, KV Williamson, Indeks Theil, dan Indeks infarstruktur Variabel Persentase rumahtangga pengguna listrik, telepon, air bersih, panjang jalan, dan rasio puskesmas per kapita, PDRB kabupaten/kota, Jumlah Penduduk per kabupaten/kota Data dan Sumber Data PDRB provinsi, PDRB nasional, Survei Susenas BPS 2 Menguji konvergensi wilayah dan membandingkan fenomena tingkat konvergensi antar wilayah koridor ekonomi di Indonesia dikaji dari pendekatan pendapatan wilayah dan pendekatan pengeluaran rumahtangga. 3 Menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi disparitas wilayah antar koridor ekonomi di Indonesia. Regresi data panel dinamis Regresi data panel statis PDRB perkapita adhk 2000 kabupaten/kota, pengeluaran rumahtangga yang di deflasi menggunakan harga tahun 2000, jumlah tenaga kerja, investasi yang merupakan gabungan dari investasi pemerintah dan rumahtangga. KV Williamson berdasarkan PDRB per kapita adhk 2000 dan pengeluaran rumahtangga, pengeluaran rutin pemerintah, share pertanian terhadap PDRB, share manufaktur terhadap PDRB, share tenaga kerja pendidikan SMA keatas terhadap tenaga kerja, persentase rumahtangga pengguna listrik, air bersih, dan telepon, panjang jalan kondisi baik dan sedang, serta rasio ju mlah puskesmas terhadap jumlah penduduk. PDRB atas dasar harga konsta 2000, Survei Susenas BPS, Kementerian Keuangan PDRB perkapita adhk 2000, Susenas, dan data BPS lainnya Metode Analisis Koefisien Variasi Williamson Koefisien variasi Williamson digunakan untuk mengukur perbedaan nilai output rata-rata yang dihasilkan suatu wilayah. Ukuran ini biasanya menggunakan data PDRB perkapita untuk mengukur ketimpangan pembangunan antar wilayah, yang dinyatakan dengan rumus:

6 56, 0 < CV w < 1...(3.1) Dimana: CV W : Koefisien Variasi Wiilliamson : PDRB per kapita wilayah ke-i (juta rupiah) : rata-rata PDRB per kapita seluruh wilayah (juta rupiah) : jumlah penduduk wilayah ke-i (jiwa) P : jumlah penduduk seluruh wilayah (jiwa) Semakin besar indeks yang dihasilkan semakin besar tingkat kesenjangan yang terjadi antar kabupaten/kota di koridor tertentu. Penelitian ini juga menghitung koefisien variasi Williamson untuk mengukur perbedaan nilai pengeluaran rumah tangga rata-rata yang dihasilkan suatu wilayah secara agregat. Selanjutnya pengeluaran rumah tangga tersebut dibagi dengan jumlah penduduk untuk mendapatkan nilai pengeluaran rumah tangga perkapita. Dalam menguji konvergensi data yang digunakan sampai level kabupaten/kota dalam setiap koridor ekonomi Analisis Indeks Theil Sebagaimana diketahui, setiap provinsi mempunyai perbedaan kandungan sumberdaya alam, perbedaan kondisi geografis, konsentrasi kegiatan ekonomi serta alokasi dana pembangunan sehingga akan mengakibatkan orientasi maupun dampak pembangunan yang diterima untuk masing-masing daerah juga akan berbeda-beda. Hal ini merupakan salah satu timbulnya masalah ketimpangan pembangunan antar wilayah. Salah satu ukuran ketimpangan pembangunan antar wilayah adalah indeks Theil. Indeks Theil umumnya membandingkan kesenjangan pembangunan antar wilayah yang dicerminkan oleh nilai tambah aktifitas ekonomi dari suatu wilayah seperti pendapatan perkapita. Secara matematis formula untuk menghitung ketimpangan pembangunan antar wilayah dengan indeks Theil menurut Sjafrizal (2008) dapat ditulis sebagai berikut:

7 57 Td Keterangan : Td k = 1 y i Y log y n i = Indeks Theil (disparitas total) i Y...(3.2) N y i Y N i N = PDRB per kapita provinsi ke- i di setiap koridor (juta rupiah), i=1,2,3,...,k = Jumlah PDRB provinsi di setiap koridor (juta rupiah) = jumlah penduduk provinsi ke- i di setiap koridor (jiwa), i=1,2,3,...,k = jumlah penduduk setiap koridor (jiwa) y i y Y i log = disparitas parsial Y n i N Range nilai Indeks Theil: 0 < T d < 1. Kriteria penilaiannya adalah jika : a. Nilai Td mendekati 1 (satu), menunjukkan kemerataan antar daerah semakin memburuk (semakin timpang). b. Nilai Td mendekati 0 (nol), menunjukkan kemerataan antar daerah semakin membaik. Ada beberapa kelebihan penggunaan indeks theil sebagai ukuran ketimpangan yaitu : a. Indeks ini dapat menghitung ketimpangan dalam daerah dan antar daerah secara sekaligus, sehingga cakupan analisis menjadi lebih luas. b. Indeks ini dapat menghitung kontribusi (dalam persentase) masing-masing daerah terhadap ketimpangan pembangunan wilayah secara keseluruhan sehingga dapat memberikan implikasi kebijakan yang cukup tinggi.

8 Analisis Indeks Infrastruktur Penghitungan indeks infrastruktur dalam penelitian ini bertujuan mendapatkan suatu ukuran yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi atau membandingkan pembangunan infrastruktur antar koridor ekonomi. Komponen infrastruktur yang dilibatkan dalam penghitungan indeks dibatasi sesuai dengan infrastruktur yang digunakan dalam penelitian ini (infrastruktur listrik, air bersih, telepon, jalan, dan puskesmas). Untuk masing-masing infrastruktur digunakan beberapa nilai penghitungan, yaitu yang berkaitan dengan kuantitas dan kualitas. Penghitungan indeks infrastruktur dilakukan dengan 3 tahap. Tahap pertama yaitu menstandarisasi setiap variabel dengan menggunakan z-score. Proses ini bertujuan menghilangkan perbedaan yang disebabkan penggunaan satuan. Tahap kedua yaitu menghitung indikator variabel komposit untuk masingmasing jenis infrastruktur (listrik, air bersih, telepon, jalan, dan puskesmas). Tahap ketiga yaitu menghitung indeks infrastruktur untuk setiap provinsi dengan menghitung rata-rata dari kelima infrastruktur tersebut. Langkah-langkah penghitungan indeks infrastruktur: 1. Standarisasi setiap variabel dengan menggunakan z-score dengan rumus sebagai berikut: (3.3) Dimana z adalah hasil normalisasi, x adalah nilai dari variabel yang akan dinormalisasikan, adalah rata-rata dari variabel x dari semua koridor ekonomi, dan adalah standar deviasi dari variabel yang akan dinormalisasikan. 2. Menghitung indikator variabel komposit untuk masing-masing jenis infrastruktur, dengan rumus: (3.4) Dimana k adalah indikator variabel komposit untuk setiap infrastruktur, n adalah jumlah komponen untuk setiap infrastruktur (n=2). 3. Menghitung indeks infrastruktur untuk setiap koridor ekonomi:

9 59 (3.5) Dimana i adalah indeks infrastruktur dan m adalah jumlah infrastruktur yang dilibatkan (m=5) Analisis Data Panel Statis Data panel adalah data yang memiliki dimensi ruang (individu) dan waktu, yang merupakan gabungan antara data silang (cross section) dengan data runtut waktu (time series). Jika setiap unit cross section memiliki jumlah observasi time series yang sama maka disebut sebagai balanced panel. Sebaliknya jika jumlah observasi berbeda untuk setiap unit cross section maka disebut unbalanced panel. Keunggulan dari penggunaan data panel dalam analisis ekonometrik antara lain: (i) mampu mengontrol heterogenitas individu; (ii) memberikan informasi yang lebih banyak dan beragam, meminimalkan masalah kolinieritas (collinearity), meningkatkan jumlah derajat bebas dan lebih efisien; (iii) data panel umumnya lebih baik bila digunakan dalam studi dynamics of adjustment; (iv) data panel lebih baik dalam mengukur dan mengidentifikasi serta mengukur efek yang tidak dapat dideteksi apabila menggunakan data cross section atau time series murni; dan (v) data panel dapat digunakan untuk mengonstruksi dan menguji model perilaku yang lebih kompleks dibandingkan data cross section atau time series murni. Meskipun demikian, analisis data panel juga memiliki beberapa kelemahan dan keterbatasan dalam penggunaannya khususnya apabila data panel dikumpulkan atau diperoleh dengan metode survei. Permasalahan tersebut antara lain: (i) relatif besarnya data panel karena melibatkan komponen cross section dan time series menimbulkan masalah disain survei panel, pengumpulan dan manajemen data (masalah yang umumnya dihadapi di antaranya: coverage, nonresponse, kemampuan daya ingat responden (recall), frekuensi, dan waktu wawancara; (ii) distorsi kesalahan pengamatan (measurement error) yang umumnya terjadi karena kegagalan respon (contoh: pertanyaan yang tidak jelas, ketidaktepatan informasi, dan lain-lain); (iii) masalah selektivitas, yakni: selfselectivity, nonresponse, attrition (jumlah responden yang terus berkurang

10 60 pada survey lanjutan); dan (iv) cross section dependence (contoh: apabila macro panel data dengan unit analisis negara atau wilayah dengan deret waktu yang panjang mengabaikan cross-country dependence maka dapat mengakibatkan kesimpulan-kesimpulan yang tidak tepat (miss leading inference). Data panel dapat didefinisikan sebagai observasi berulang pada setiap unit cross section yang sama, yang memiliki karakteristik di mana N > 1 dan T > 1. Misalkan y it merupakan nilai varabel dependen untuk unit cross section ke-i pada waktu ke-t dengan i = 1, 2,, N dan t = 1, 2,,T. Dan misalkan terdapat K variabel penjelas yang masing-masing diberi indeks j = 1, 2,,K serta dinotasikan sebagai, yang menyatakan nilai variabel penjelas ke-j untuk unit ke-i pada waktu ke-t. Cara yang sering digunakan untuk mengorganisir data panel adalah dengan menuliskannya ke dalam bentuk matriks sebagai berikut: ; ; =...(3.6) dengan menyatakan gangguan acak untuk unit ke-i pada waktu ke-t. Selanjutnya data tersebut disederhanakan dalam bentuk stack sebagai berikut: ; ;...(3.7) dengan y adalah matriks berukuran NTx1, X adalah matriks berukuran NTxK, dan ε adalah matriks berukuran NTx1. Model standar data panel linier dapat diekspresikan sebagai y = X 'β + ε...(3.8) dengan β adalah matriks berukuran NT x 1 yang diekspresikan sebagai...(3.9) Ada beberapa metode yang sering digunakan untuk mengestimasi parameter model data panel statis. Metode sederhana yang sering digunakan adalah pooled estimator atau dikenal sebagai metode least square yang umumnya digunakan pada model cross section dan time series murni. Sebagaimana dibahas

11 61 sebelumnya bahwa data panel memiliki jumlah observasi lebih banyak dibandingkan data cross section dan time series murni. Akibatnya, ketika data digabungkan menjadi pool data, regresi yang dihasilkan cenderung lebih baik dibandingkan regresi yang menggunakan data cross section dan time series murni. Akan tetapi, dengan mengabungkan data, maka variasi atau perbedaan baik antara individu dan waktu tidak dapat terlihat. Hal ini tentunya kurang sesuai dengan tujuan dari digunakannya data panel. Lebih jauh lagi, dalam beberapa kasus, penduga yang dihasilkan melalui least square dapat menjadi bias akibat kesalahan spesifikasi data. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, ada dua metode yang biasanya digunakan dalam pemodelan data panel, yakni metode efek tetap (fixed effects model) dan metode efek random (random effects model). Persamaan berikut:...(3.10) dengan gangguan acak diasumsikan mengikuti one-way error component model sebagai berikut:...(3.11) dan diasumsikan bahwa u it merupakan gangguan acak yang tidak berkorelasi dengan X it. Sedangkan α i disebut sebagai efek individual (time invariant person specific effect). Beberapa aplikasi empiris data panel umumnya melibatkan satu di antara asumsi mengenai efek individual. Pertama, bila α i diperlakukan sebagai parameter tetap, namun bervariasi antar i = 1,2,, N, maka model ini disebut sebagai fixed effects model (FEM). Model efek tetap umumnya digunakan ketika terdapat korelasi antara intersep individual dan variabel independen r. Secara umum model ini dapat diekspresikan sebagai...(3.12) dengan asumsi bahwa u it ~ iid (0, ). Penduga dari model ini mampu menjelaskan perbedaan atau variasi antar individu (differences within individual), karena model ini memungkinkan adanya perbedaan intersep α pada setiap i. Penduga dari model ini ditentukan sebagaimana penduga least square dalam regresi namun dalam bentuk deviasi rata-rata individual. Menurut Verbeek (2000),

12 62 dugaan untuk paremeter β dengan menggunakan FEM dapat diformulasikan sebagai...(3.13) Sedangkan estimasi untuk intersep α dituliskan sebagai...(3.14) Matriks kovarian untuk fixed effect estimator, dengan u it ~ iid (0, ) diberikan oleh:...(3.15) dengan.... (3.16) Pada dasarnya, FEM lebih menekankan pada perbedaan di antara individu, yakni menjelaskan bagaimana berbeda dari, dan tidak menjelaskan kenapa berbeda dari ). Di sisi lain, asumsi parametrik mengenai β, menekankan bahwa perubahan yang terjadi dalam X memiliki pengaruh yang sama, apakah perubahan dari satu periode ke periode lainnya atau perubahan dari satu individu ke individu lainnya. Kedua, bila diperlakukan sebagai parameter random, maka model disebut sebagai random effects model (REM). Dalam REM, perbedaan karakeristik individu diakomodasi oleh error dalam model. Secara umum model ini dapat diekspresikan sebagai:...(3.17) dengan dan memiliki rata-rata nol. Di sini, merepresentasikan gangguan individu (individual disturbance) yang tetap sepanjang waktu. Beberapa asumsi yang melekat dalam REM antara lain:...(3.18)...(3.19)...(3.20)...(3.21)...(3.22)... (3.23)...(3.24)

13 63 Untuk menduga REM umumnya digunakan metode generalized least square (GLS). Misalkan kombinasi error pada persamaan (3.17) dituliskan menjadi, dengan...(3.25)...(3.26)...(3.27)...(3.28) Apabila gangguan sejumlah T untuk individu i dikumpulkan dalam bentuk vektor ) maka dapat dituliskan bahwa...(3.29) dengan...(3.30) Untuk keseluruhan observasi panel, matriks kovarian error dapat diturunkan sebagai...(3.31) dengan menyatakan matriks identitas berdimensi N dan merepresentasikan Kronecker product. Misalkan Y pada persamaan (3.18) direpresentasikan sebagai vektor stack dari yang dibentuk dengan pola yang sama dengan w (dengan struktur yang sama untuk X). Selanjutnya keseluruhan sistem yang dituliskan sebagai Y = Xβ + w...(3.32) dapat diestimasi dengan menggunaan metode GLS. Secara umum pendugaan GL untuk persamaan regresi (3.32) memerlukan transformasi untuk menghilangkan struktur yang tidak baku dari matriks kovarian. Kemudian dengan mendefinisikan matriks penimbang dan mengalikannya ke kedua ruas pada persamaan (3.42) diperoleh hasil transformasi sebagai berikut:

14 64 atau sekarang...(3.33)...(3.34) = PE (ww )P = PVP = Sehingga, penduga GLS pada persamaan regresi (3.41) dapat dituliskan sebagai......(3.35) Analisis Data Panel Dinamis Seiring dengan populernya model time series, muncul pula pemikiran untuk merumuskan model data panel yang memasukkan lag dari peubah dependen sebagai regresor dalam regresi. Hal ini berakibat munculnya masalah endogeneity, sehingga bila model doestimasi dengan pendekatan fixed-effects maupun random effects akan menghasilkan penduga yang bias dan tidak konsisten (Verbeek, 2008 dalam Firdaus, 2011). Untuk memecahkan masalah ini, Arellano dan Bond mengusulkan pendekatan method of moment atau biasa disebut dengan Generalized method of moments (GMM) (Arellano dan Bond dalam Firdaus, 2011). Relasi di antara variabel-variabel ekonomi pada kenyataannya banyak yang bersifat dinamis. Analisis data panel dapat digunakan pada model yang bersifat dinamis dalam kaitannya dengan analisis penyesuaian dinamis (dynamic of adjustment). Hubungan dinamis ini dicirikan oleh keberadaan lag variabel dependen di antara variabel-variabel regresor. Sebagai ilustrasi, model data panel dinamis adalah sebagai berikut:...(3.36) dengan menyatakan suatu skalar, menyatakan matriks berukuran 1xK dan matriks berukuran Kx1. Dalam hal ini, diasumsikan mengikuti model oneway error component sebagai berikut:...(3.37)

15 65 dengan menyatakan pengaruh individu dan menyatakan gangguan yang saling bebas satu sama lain atau dalam beberapa literatur disebut sebagai transient error. Dalam model data panel statis, dapat ditunjukkan adanya konsistensi dan efisiensi baik pada FEM maupun REM terkait perlakuan terhadap. Dalam model dinamis, situasi ini secara substansi sangat berbeda, karena merupakan fungsi dari maka juga merupakan fungsi dari. Karena adalah fungsi dari maka akan terjadi korelasi antara variabel regresor dengan. Hal ini akan menyebabkan penduga least square (sebagaimana digunakan pada model data panel statis) menjadi bias dan inkonsisten, bahkan bila tidak berkorelasi serial sekalipun. Untuk mengilustrasikan kasus tersebut, berikut diberikan model data panel autoregresif (AR(1)) tanpa menyertakan variabel eksogen:...(3.38) dengan di mana dan saling bebas satu sama lain. Penduga fixed effect bagi diberikan oleh...(3.39) dengan dan. Untuk menganalis sifat dari, dapat disubstitusi persamaan (3.44) ke (3.45) untuk memperoleh:...(3.40) Penduga ini bersifat bias dan inkonsisten untuk dan T tetap, bentuk pembagian pada persamaan (3.50) tidak memiliki nilai harapan nol dan tidak konvergen menuju nol bila. Secara khusus, hal ini dapat ditunjukkan bahwa:...(3.41) sehingga, untuk T tetap, akan dihasilkan penduga yang inkonsisten. Untuk mengatasi masalah ini, pendekatan method of moments dapat digunakan. Arrelano dan Bond menyarankan suatu pendekatan generalized method of moments (GMM). Pendekatan GMM merupakan salah satu yang

16 66 populer. Setidaknya ada dua alasan yang mendasari, pertama, GMM merupakan common estimator dan memberikan kerangka yang lebih bermanfaat untuk perbandingan dan penilaian. Kedua, GMM memberikan alternatif yang sederhana terhadap estimator lainnya, terutama terhadap maximum likelihood.. Namun demikian, penduga GMM juga tidak terlepas dari kelemahan. Adapun beberapa kelemahan metode ini, yaitu: (i) GMM estimator adalah asymptotically efficient dalam ukuran contoh besar tetapi kurang efisien dalam ukuran contoh yang terbatas (finite); dan (ii) estimator ini terkadang memerlukan sejumlah implementasi pemrograman sehingga dibutuhkan suatu perangkat lunak (software) yang mendukung aplikasi pendekatan GMM. Ada dua jenis prosedur estimasi GMM yang umumnya digunakan untuk mengestimasi model linear autoregresif, yakni: (i) First-difference GMM (FD-GMM atau AB-GMM); dan (ii) System GMM (SYS-GMM). Penelitian ini hanya menggunakan pendekatan First-difference GMM (FD- GMM atau AB-GMM) yaitu menggunakan transformasi first difference untuk pendekatan variabel instrumen untuk mendapatkan estimasi yang konsisten di mana dengan T tertentu dengan mengeliminasi pengaruh individual sebagai berikut:...(3.42) namun, pendugaan dengan least square akan menghasilkan penduga yang inkonsisten karena dan berdasarkan definisi berkorelasi, bahkan bila. Untuk itu, transformasi dengan menggunakan first difference ini dapat menggunakan suatu pendekatan variabel instrumen (Baum, et al., 2003). Sebagai contoh, akan digunakan sebagai instrumen. Di sini, berkorelasi dengan tetapi tidak berkorelasi dengan, dan tidak berkorelasi serial. Di sini, penduga variabel instrumen bagi disajikan sebagai syarat perlu agar penduga ini konsisten adalah...(3.43)...(3.44)

17 67 Penduga (3.40) merupakan penduga alternatif dimana digunakan sebagai instrumen. Penduga variabel instrumen bagi disajikan sebagai...(3.45) syarat perlu agar penduga ini konsisten adalah...(3.46) Penduga variabel instrumen yang kedua memerlukan tambahan lag variabel untuk membentuk instrumen, sehingga jumlah amatan efektif yang digunakan untuk melakukan pendugaan menjadi berkurang (satu periode sampel hilang ). Dalam hal ini pendekatan metode momen dapat menyatukan penduga dan mengeliminasi kerugian dari pengurangan ukuran sampel. Langkah pertama dari pendekatan metode ini adalah mencatat bahwa...(3.47) yang merupakan kondisi momen (moment condition). Dengan cara yang sama dapat diperoleh....(3.48) yang juga merupakan kondisi momen. Kedua estimator (IV dan IV(2)) selanjutnya dikenakan kondisi momen dalam pendugaan. Sebagaimana diketahui penggunaan lebih banyak kondisi momen meningkatkan efisiensi dari penduga. Arellano dan Bond (1991) dalam Verbeek (2000) menyatakan bahwa daftar instrumen dapat dikembangkan dengan cara menambah kondisi momen dan membiarkan jumlahnya bervariasi berdasarkan t. Untuk itu, mereka mempertahankan T tetap. Sebagai contoh, ketika T = 4 diperoleh untuk t = 2, untuk t = 3, untuk t = 4

18 68 Semua kondisi momen dapat diperluas ke dalam GMM. Selanjutnya, untuk memperkenalkan penduga GMM, misalkan didefinisikan ukuran sampel yang lebih umum sebanyak T, sehingga dapat dituliskan...(3.49) sebagai vektor tranformasi error, dan...(3.50) sebagai matriks instrumen. Setiap baris pada matriks berisi instrumen yang valid untuk setiap periode yang diberikan. Konsekuensinya, himpunan seluruh kondisi momen dapat dituliskan secara ringkas sebagai...(3.51) yang merupakan kondisi bagi T-1. Untuk menurunkan penduga GMM, persamaan (3.47) dituliskan sebagai...(3.52) Karena jumlah kondisi momen umumnya akan melebihi jumlah koefisien yang belum diketahui, akan diduga dengan meminimumkan kuadrat momen sampel yang bersesuaian, yakni...(3.53) dengan adalah adalah matriks penimbang definit positif yang simetris. Dengan mendifrensiasikan persamaan (3.60) terhadap akan diperoleh penduga GMM sebagai...(3.54) Sifat dari penduga GMM (3.51) bergantung pada pemilihan yang konsisten selama definit positif, sebagai contoh yang merupakan matriks identitas. Matriks penimbang optimal (optimal weighting matrix) akan memberikan penduga yang paling efisien karena menghasilkan matriks kovarian asimtotik terkecil bagi. Sebagaimana diketahui dalam teori umum GMM (Verbeek, 2000), diketahui bahwa matriks penimbang optimal proposional terhadap matriks

19 69 kovarian invers dari momen sampel. Dalam hal ini, matriks penimbang optimal seharusnya memenuhi...(3.55) Dalam kasus biasa, dimana tidak ada restriksi yang dikenakan terhadap matriks kovarian, matriks penimbang optimal dapat diestimasi menggunakan first-step consistent estimator bagi dan mengganti operator ekspektasi dengan rata-rata sampel yakni two step estimator...(3.56) Dengan menyatakan vektor residual yang diperoleh dari first-step consistent estimator. Pendekatan GMM secara umum tidak menekankan bahwa pada seluruh individu dan waktu, dan matriks penimbang optimal kemudian diestimasi tanpa mengenakan restriksi. Sebagai catatan bahwa, ketidakberadaan autokorelasi dibutuhkan untuk menjamin validitas kondisi momen. Oleh karena pendugaan matriks penimbang optimal tidak terestriksi, maka dimungkinkan (dan sangat dianjurkan bagi sampel berukuran kecil) menekankan ketidakberadaan autokorelasi pada dan juga dikombinasikan dengan asumsi homoskedastis. Dengan catatan di bawah restriksi...(3.57) matriks penimbang optimal dapat ditentukan sebagai (one step estimator)...(3.58) Sebagai catatan bahwa (3.55) tidak mengandung parameter yang tidak diketahui, sehingga penduga GMM yang optimal dapat dihitung dalam satu langkah bila error diasumsikan homoskedastis dan tidak mengandung autokorelasi. Jika model data panel dinamis mengandung variabel eksogenus, maka persamaan (3.37) dapat dituliskan kembali menjadi...(3.59) Parameter persamaan (3.59) juga dapat diestimasi menggunakan generalisasi variabel instrumen atau pendekatan GMM. Bergantung pada asumsi yang dibuat

20 70 terhadap, sekumpulan instrumen tambahan yang berbeda dapat dibangun. Bila strictly exogenous dalam arti tidak berkorelasi dengan sembarang error, akan diperoleh ; untuk setiap s dan t...(3.60) sehingga dapat ditambah ke dalam daftar instrumen untuk persamaan first difference setiap periode. Hal ini akan membuat jumlah baris pada menjadi besar. Selanjutnya, dengan mengenakan kondisi momen ; untuk setiap t...(3.61) Matriks instrumen dapat dituliskan sebagai...(3.62) Bila variabel tidak strictly exogenous melainkan predetermined, dalam kasus di mana dan lag tidak berkorelasi dengan bentuk error saat ini, akan diperoleh, untuk s t. Dalam kasus dimana hanya instrumen yang valid bagi persamaan first difference pada periode t, kondisi momen dapat dikenakan sebagai...(3.63) Dalam prakteknya, kombinasi variabel x yang strictly exogenous dan predetermined dapat terjadi lebih dari sekali. Matriks kemudian dapat disesuaikan Spesifikasi Model Konvergensi Wilayah Kajian ini dilakukan dengan mengasumsikan fungsi Cobb-Douglas constant return to scale dengan output (Y) dan tiga input, yaitu kapital (K), tenaga kerja (L) dan Labor augmenting technological progress (A):, 0 < α < 1...(3.64) Angkatan kerja dan pertumbuhan teknologi pada tingkat konstan dan eksogen:...(3.65)...(3.66)

21 71 Dimana n adalah tingkat pertumbuhan tenaga kerja dan g adalah tingkat pertumbuhan kemajuan teknologi. L(0) adalah kondisi semula dari tenaga kerja dan A(0) adalah kondisi semula dari teknologi. Jika: adalah output per efektif dari unit tenaga kerja adalah kapital per efektif dari unit tenaga kerja Maka:...(3.67) Sehingga evolusi dari kapital dinotasikan dengan:...(3.68) Dimana s adalah saving rate dan δ adalah tingkat depresiasi kapital. The steady state capital stock ( ) dapat ditentukan dengan membuat persamaan (3.64) sama dengan nol, sehingga:...(3.69) Dengan mensubstitusikan persamaan (3.69) ke dalam fungsi produksi, maka the steady state output per effective unit tenaga kerja dapat diturunkan. Dalam bentuk logaritma natural dapat dituliskan sebagai berikut:...(3.70) Tingkat konvergensi (λ) adalah tingkat dimana output per efektif unit tenaga kerja mendekati nilai steady state-nya, dan dinyatakan dengan:...(3.71)...(3.72) Dimana. Persamaan (3.50) mewakili proses partial adjustment dimana nilai target optimal variabel dependen ditentukan oleh variabel independen periode saat ini. Jika output dihitung dalam per efektif unit, persamaan tersebut dapat ditulis: atau...(3.73) Jika ln y(t) disubstitusikan ke dalam persamaan (3.72) dan kedua ruas dikurangkan dengan maka diperoleh:

22 72 z...(3.74) Dimana sama dengan output perkapita dan z sebagai log output perkapita pada steady state. Misalkan β = (1 ς) sebagai parameter pendapatan pada t 1, maka kecepatan konvergensi dapat ditulis:...(3.75) Persamaan (3.71) dapat ditulis sebagai model autoregressive dari model pertumbuhan menjadi:...(3.76) Atau dalam literatur data panel ditulis: Dimana...(3.77) dan. Persamaan akhir untuk (3.77) merupakan model yang digunakan dalam literatur tentang konvergensi pendapatan yang dilakukan oleh Firdaus (2006), ditulis sebagai berikut:...(3.78) Dengan i = 1, 2,, N dan t = 1, 2,,T. Penelitian ini membandingkan dua model yang masing-masing variabel independennya sama, sedangkan variabel dependennya berbeda untuk melihat konvergensi dari pendekatan pendapatan wilayah dan pengeluaran rumah tangga. Model penelitian ini mengacu pada penelitian Tri Wahyuni (2011), yaitu:...(3.79) Dimana y it dalam masing-masing model adalah variabel dependen yaitu: (i) PDRB per kapita atas dasar harga konstan 2000 untuk melihat pendapatan wilayah setelah meniadakan unsur inflasi.

23 73 (ii) Pengeluaran rumah tangga per kapita yang telah dideflasi menggunakan harga tahun 2000, yang merupakan proksi untuk melihat pendapatan rumah tangga. Proses konvergensi terjadi apabila koefisien dari (1 α) kurang dari satu, dengan tingkat konvergensi dinyatakan sebagai ln (α). i adalah kabupaten/kota dalam koridor tertentu, dan t adalah waktu penelitian yaitu Adanya lag variabel dependen ( ) pada ruas kanan menunjukkan bahwa model yang digunakan adalah model dinamis. Tambahan variabel instrument yang dipilih selain yang dilakukan program Stata v.10 juga menggunakan data kabupaten/kota, yaitu pajak, pendidikan tenaga kerja, share sektor pertanian, share sektor manufaktur, dan infrastruktur. Variabel independen yang diteliti adalah investasi dan tenaga kerja. Variabel investasi merupakan gabungan investasi yang dilakukan pemerintah kabupaten/kota untuk pembangunan dan investasi rumah tangga untuk perumahan yang diagregatkan untuk wilayah kabupaten/kota. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan dengan cross section sebanyak 495 kabupaten/kota di Indonesia yang terbagi dari enam koridor ekonomi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disparitas Wilayah Permasalahan ketiga penelitian ini dijawab menggunakan dua model dengan variabel independen yang sama namun variabel dependennya berbeda, dilihat dari dua pendekatan yaitu pendekatan pendapatan regional dan pengeluaran rumah tangga. Model penelitian dinyatakan dengan: ln yit = γ + θ1 ln govexpit + θ2 ln agriit + θ3 ln manuit + θ4 ln eduit +...(3.80) + θ ln electric + θ ln water + θ ln phone + θ ln road + θ puskes + v 5 it 6 it 7 it 8 Dimana: y : koefisien variasi Williamson, yang dihitung dengan menggunakan dua pendekatan: (i) cvpdrb : PDRB per kapita atas dasar harga konstan 2000 (ii) cvcons : pengeluaran rumah tangga yang telah dideflasi menggunakan harga tahun 2000 govexp : pengeluaran rutin pemerintah per kapita agri : share pertanian terhadap PDRB atas dasar harga konstan 2000 manu : share manufaktur terhadap PDRB atas dasar harga konstan 2000 it 9 it it

24 74 edu : share tenaga kerja yang berpendidikan SMA ke atas terhadap jumlah tenaga kerja. electric : persentase rumahtangga pengguna listrik water : persentase rumahtangga pengguna air bersih phone : persentase rumahtangga pengguna telepon road : panjang jalan yang kondisinya baik dan sedang, baik jalan negara, jalan provinsi, maupun jalan kabupaten/kota yang berada di masingmasing provinsi per kapita puskes : rasio puskesmas terhadap jumlah penduduk i : provinsi di setiap koridor t : tahun penelitian, yaitu dari Prosedur Analisis Parameter model pada persamaan (3.79) akan diestimasi dengan menggunakan data panel statis. Pemilihan model yang terbaik dilakukan dengan uji Hausman. Ide dasar uji Hausman adalah pengomparasi dua penduga, yaitu penduga FEM dan REM. Hipotesis nol menyatakan bahwa X it dan α i tidak berkorelasi dan hipotesis alternatif menyatakan yang sebaliknya (berkorelasi). Uji Hausman mengasumsikan bahwa untuk setiap s dan t sedemikian sehingga penduga REM ( ) akan konsisten dan efisien jika X it dan α i tidak berkorelasi dan penduga penduga FEM ( ) konsisten bagi β jika kondisi penduga REM ( ) yang konsisten tidak berlaku. Pendugaan uji Hausman dilakukan dengan pembedaan (difference) antara penduga FEM dan penduga REM yang dinyatakan sebagai vektor difference ( ). Suatu kovarian bagi vektor difference tersebut diperlukan untuk mengevaluasi signifikansinya. Secara umum, hal ini memerlukan suatu estimasi kovarian antara dan. Karena penduga bersifat efisien jika kondisinya seperti pada hipotesis nol, dapat ditunjukkan bahwa matriks kovarian bagi vektor difference ( ) adalah:...(3.81) Nilai statistik uji Hausman menggunakan statistik Wald sebagai berikut:...(3.82)

25 75 dengan menyatakan penduga bagi matriks kovarian. Pada kondisi hipotesis nol, statistik mengikuti sebaran Chi-square (χ 2 ) dengan derajat bebas k, dimana k merupakan jumlah parameter dalam β. Analisis model pada persamaan (3.80) dilakukan dengan menggunakan data panel dinamis pendekatan First Difference Generalized Method of Moment (FD- GMM). Kriteria pemeriksaan model yang dilakukan adalah validitas dan konsistensi model. Uji Sargan untuk overidentifying restriction merupakan suatu pendekatan untuk mendeteksi masalah validitas instrumen. Hipotesis nol menyatakan bahwa tidak ada masalah dengan validitas instrumen (instrumen valid), artinya variabel instrumen yang digunakan tidak berkorelasi dengan error pada persamaan FD-GMM. Nilai statistik uji Sargan dihitung sebagai berikut:...(3.83) Pada kondisi hipotesis nol, nilai statistik tersebut mengikuti sebaran Chi-square, dengan q menyatakan jumlah instrumen dikurangi jumlah parameter yang digunakan dalam model. Uji autokorelasi untuk melihat konsistensi hasil estimasi yang dihasilkan FD-GMM dilakukan dengan statistik Arellano-Bond (AB) m 1 dan m 2. Model yang konsisten ditunjukkan dengan p-value m 1 yang signifikan dan p-value m 2 yang tidak signifikan (Arellano dalam Verbeek, 2000) Kerangka Analisis Tahap pertama dalam penelitian ini adalah melihat aspek aspek yang mengindikasikan adanya disparitas pembangunan antar wilayah koridor dan provinsi di Indonesia, baik dari perekonomiannya, sarana dan prasarana infrastruktur sosial ekonomi, pengeluaran pemerintah, dan lainnya. Selain itu juga melihat aspek-aspek adanya konvergensi dari pendapatan di suatu wilayah, yaitu dengan pendekatan PDRB per kapita dan pengeluaran rumahtangga. Kemudian untuk melihat sejauh mana tingkat diparitas antar wilayah koridor ekonomi di Indonesia dengan melalui Koefisien Variasi Williamson dengan menggunakan data PDRB perkapita atas dasar harga konstan 2000 dan pengeluaran rumahtangga perkapita yang berasal dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS. Sementara Indeks Theil digunakan untuk melihat dekomposisi ketimpangan

26 76 antara wilayah koridor dan dalam wilayah koridor (antara provinsi di setiap koridor) di Indonesia. Kemudian menganalisis dinamika perkembangan infrastruktur antar koridor ekonomi di Indonesia dengan menggunakan infrastruktur sosial dan ekonomi yaitu panjang jalan, listrik, air bersih, dan telepon. Setelah diketahui tingkat disparitas antar wilayah maka langkah selanjutnya adalah tingkat konvergensi antara koridor ekonomi di Indonesia dengan menggunakan data panel dinamis menggunakan dua model dimana variabel dependennya berbeda yaitu PDRB perkapita dan pengeluaran rumahtangga per kapita dan variabel independennya sama yaitu investasi dan tenaga kerja. Penghitungan tersebut dengan menggunakan program Stata v. 10 Analisis berikutnya dilakukan untuk menjawab tujuan penelitian yang ketiga yaitu mengetahui faktor yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi disparitas wilayah antara koridor ekonomi di Indonesia digunakan data panel statis. Analisis yang digunakan adalah regresi data panel statis. Tahapan ini juga menggunakan dua model dalam setiap koridor dimana variabel dependennya menggunakan pendekatan PDRB perkapita atas dasar harga konstan 2000 dan pendekatan pengeluaran perkapita. Sementara itu variabel independen yang digunakan adalah pengeluaran rutin pemerintah provinsi, share pertanian dan manufaktur terhadap PDRB harga konstan 2000, share tenaga kerja yang berpendidikan SMA keatas terhadap total tenaga kerja, persentase rumahtangga pengguna listrik, telepon, dan air bersih, panjang jalan yang dengan kondisi baik dan sedang, dan rasio jumlah puskesmas terhadap jumlah penduduk. Kemudian dari beberapa hasil analisis yang diperoleh akan digunakan sebagai bahan masukan perencanaan kebijakan pemerintah dalam mengatasi permasalahan disparitas antara wilayah koridor ekonomi dan provinsi di Indonesia. Kebijakan yang terkait dengan disparitas pembangunan antar wilayah ini, misalnya dengan meningkatkan akses terhadap fasilitas-fasilitas yang menunjang perekonomian dengan pembanghunan infrastruktur yang sesuai dengan kebutuhan wilayah masing-masing juga sarana pendidikan dan kesehatan. Alokasi pengeluaran pemerintah juga perlu dikaji ulang dengan mengutamakan pembangunan investasi jangka panjang yang lebih merata dan dapat dinikmati masyarakat luas, serta kebijakan lainnya. Kerangka pendekatan studi dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 16.

27 77 Perekonomian antar Wilayah Koridor Ekonomi di Indonesia (Konvergensi dan Disparitas Wilayah) Perbedaan antar wilayah: 1. SDA (faktor endownment) 2. Laju pertumbuhan ekonomi 3. Tingkat kesejahteraan dan perkembangan ekonomi 4. Kinerja pembangunan (antar prov, kota-desa, jawa-luar jawa, KBI-KTI) 5. Investasi (PMA+PMDN) Konvergensi: - Pendapatan wilayah (PDRB) - Pengeluran rumahtangga (Susenas) - PDRB tinggi, kemiskinan juga tinggi - Share pertanan turun, tapi share TK pertanian masih tinggi - Dana perimbangan tinggi, tapi ketimpangan masih Dinamika pembangunan infrastruktur dan tingkat disparitas antar wilayah koridor ekonomi Uji konvergensi wilayah dan membandingkan fenomena tingkat konvergensi antar wilayah koridor ekonomi - Investasi - Tenaga Kerja Faktor-faktor penyebab disparitas wilayah antar koridor ekonomi - Pengeluaran rutin pemerintah - Share pertanian - Share manufaktur - Share TK berpendidikan SMA keatas - Persentase rumahtangga pengguna listrik - Persentase rumahtangga pengguna air bersih - Persentase rumahtangga pengguna telepon - Panjang jalan kondisi baik dan sedang - Rasio puskesmas terhadap ju mlah penduduk Analisis Deskriptif, CV Williamson, dan Indeks Theil Regresi Data Panel Dinamis Regresi Data Panel Statis Implikasi Kebijakan Gambar 16 Diagram Alur Kerangka Analisis

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data 27 III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder time series dari tahun 2001 2010 dan cross section dari 26 propinsi di Indonesia (data panel), yang terdiri dari:

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data dari: Penelitian ini menggunakan data sekunder tahun 2001 2009, yang terdiri 1. PDRB kabupaten/kota atas dasar harga konstan 2000. 2. Pengeluaran rumah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 28 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber. Jenis data yang digunakan adalah data panel,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder negaranegara di kawasan ASEAN+6 dan kawasan non ASEAN+6 (Uni Eropa dan Amerika Utara) yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber. Data-data yang akan digunakan diperoleh dari Badan Pusat

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data

3. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Departemen Kesehatan. Data yang

Lebih terperinci

III.METODOLOGI PENELITIAN

III.METODOLOGI PENELITIAN III.METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder negaranegara kawasan ASEAN+6 dan negara-negara kawasan non ASEAN+6 dalam bentuk data panel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), World Bank, International Monetary Fund (IMF),

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data tahunan dari periode 2003 2012 yang diperoleh dari publikasi data dari Biro

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berasal dari berbagai lembaga pemerintah seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Koordinasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. diperoleh dari beberapa sumber. Adapun data diperoleh dari badan statistik dunia

METODE PENELITIAN. diperoleh dari beberapa sumber. Adapun data diperoleh dari badan statistik dunia III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari beberapa sumber. Adapun data diperoleh dari badan statistik

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. investasi yang dilakukan oleh pihak korporasi (perusahaan).

IV. METODOLOGI PENELITIAN. investasi yang dilakukan oleh pihak korporasi (perusahaan). 91 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Kerangka Analisis 4.1.1. Pilihan Alat Analisis Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis fenomena ekonomi makro seperti liberalisasi keuangan dan kebijakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tahun mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN. tahun mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder periode tahun 2001-2010 mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui pengaruh belanja daerah, tenaga kerja, dan indeks pembangunan

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui pengaruh belanja daerah, tenaga kerja, dan indeks pembangunan BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh belanja daerah, tenaga kerja, dan indeks pembangunan manusia terhadap

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series) 46 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series) dalam periode tahunan dan data antar ruang (cross section). Data sekunder

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang dikumpulkan dari berbagai instansi pemerintah terutama Badan Pusat Statistik (BPS)

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series) III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series) dalam periode tahunan dan data antar ruang (cross section). Data sekunder

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode

III. METODE PENELITIAN. topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode III. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan pendekatan umum untuk membangun topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode penelitian merupakan sistem atas peraturan-peraturan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data).

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data). 31 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data). 3.2 Metode Analisis Data 3.2.1 Analisis Weighted

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan 29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder berupa data panel, yaitu data yang terdiri dari dua bagian : (1)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik Republik Indonesia dan BPS Provinsi Maluku Utara.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menganalisis pengaruh PMDN dan Tenaga Kerja terhadap Produk

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menganalisis pengaruh PMDN dan Tenaga Kerja terhadap Produk BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, Indonesia dijadikan sebagai objek penelitian untuk menganalisis pengaruh PMDN dan Tenaga Kerja terhadap Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur,

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur, BAB III METODELOGI PENELTIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini meliputi seluruh wilayah atau 33 provinsi yang ada di Indonesia, meliputi : Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau,

Lebih terperinci

3. METODE. Kerangka Pemikiran

3. METODE. Kerangka Pemikiran 25 3. METODE 3.1. Kerangka Pemikiran Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu serta mengacu kepada latar belakang penelitian, rumusan masalah, dan tujuan penelitian maka dapat dibuat suatu bentuk kerangka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan BAB III METODE PENELITIAN A. Obejek Penelitian Obyek kajian pada penelitian ini adalah realisasi PAD (Pendapatan Asli Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian dilakukan di kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur. Dengan pertimbangan di setiap wilayah mempunyai sumber daya dan potensi dalam peningkatan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross

III. METODE PENELITIAN. berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross 36 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN 35 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa hasil survei tata kelola ekonomi daerah dari KPPOD, terutama provinsi Jawa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. minimum sebagai variabel independen (X), dan indeks pembangunan manusia

BAB III METODE PENELITIAN. minimum sebagai variabel independen (X), dan indeks pembangunan manusia BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah kemiskinan, rasio gini dan upah minimum sebagai variabel independen (X), dan indeks pembangunan manusia (IPM) sebagai variabel

Lebih terperinci

BAB III MODEL REGRESI DATA PANEL. Pada bab ini akan dikemukakan dua pendekatan dari model regresi data

BAB III MODEL REGRESI DATA PANEL. Pada bab ini akan dikemukakan dua pendekatan dari model regresi data BAB III MODEL REGRESI DATA PANEL Pada bab ini akan dikemukakan dua pendekatan dari model regresi data panel, yaitu pendekatan fixed effect dan pendekatan random effect yang merupakan ide pokok dari tugas

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian

BAB III. Metode Penelitian 34 BAB III Metode Penelitian 3.1 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis penelitian ini menggunakan data yang bersifat kuantitatif. Data kuantitatif yaitu data yang berwujud dalam kumpulan angka-angka. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. B. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. B. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan A. Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Lokasi penelitian adalah di Kawasan SWP Gerbangkertosusila Plus yang terdiri dari 12 Kabupaten/Kota yaitu: Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta, BPS Provinsi di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2003), penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data merupakan variabel yang diukur dan diperoleh dengan mengukur nilai satu atau lebih variabel dalam sampel atau populasi. Data menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun

BAB III METODE PENELITIAN. PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah data PDRB, jumlah penduduk dan PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun 2000-2014 yang meliputi kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementrian Keuangan. Data

BAB III METODE PENELITIAN. yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementrian Keuangan. Data BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari publikasi resmi pemerintah. Data yang digunakan adalah data panel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Dalam penelitian ini daerah yang digunakan adalah Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara yang terdiri : a. Jawa Barat b. Jawa Tengah

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

III. METODELOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional III. METODELOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengarhi prosiklikalitas sektor perbankan di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Peneltian dan Definisi Operasional Untuk mempermudah analisis dan memperjelas variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini maka dilakukan variabel operasional

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yaitu infrastruktur listrik, infrastruktur jalan, infrastruktur air, dan tenaga kerja.

III. METODE PENELITIAN. yaitu infrastruktur listrik, infrastruktur jalan, infrastruktur air, dan tenaga kerja. III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan variabel terikat yaitu PDRB, dan variabel bebas yaitu infrastruktur listrik, infrastruktur jalan, infrastruktur air,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri atas Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sektor perekonomian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari BPS dengan

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari BPS dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1.Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah Kemiskinan sebagai variabel dependen, sedangkan untuk variabel

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Didalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif

III METODE PENELITIAN. Didalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Didalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif yaitu menjelaskan kedudukan variabel-variabel penelitian yang diteliti serta pengaruh

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan/Desain Penelitian Penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel yang akan diukur serta mengetahui sejauh mana variasi-variasi pada suatu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses penelitian untuk mengkaji karakteristik penduga GMM pada data

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses penelitian untuk mengkaji karakteristik penduga GMM pada data 5 II. TINJAUAN PUSTAKA Dalam proses penelitian untuk mengkaji karakteristik penduga GMM pada data panel ini, penulis menggunakan definisi, teorema dan konsep dasar yang berkaitan dengan pendugaan parameter,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2002). Penelitian ini dilakukan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

BAB III METODE PENELITIAN. 2002). Penelitian ini dilakukan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder mulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010. Data tersebut didapat dari beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki 29 kabupaten dan 6 kota. Dan dalam penelitian ini,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodelogi Penelitian 1. Jenis Metode Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan yaitu jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Bengkulu yang terdiri dari 9 Kabupaten dan 1 kota, antara lain Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Bengkulu Tengah,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek penelitian Penelitian yang digunakan ini mengunakan obyek penelitian dari seluruh kabupaten dan kota yang berada di Provinsi Jawa Timur yang totalnya ada 38 Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan kerja pada sektor Industri alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan kerja pada sektor Industri alat 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah-masalah yang telah peneliti rumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kabupaten/kota di provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari : 1. Kab. Banjarnegara 13. Kab. Demak 25. Kab.

BAB III METODE PENELITIAN. kabupaten/kota di provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari : 1. Kab. Banjarnegara 13. Kab. Demak 25. Kab. BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Dalam penelitian ini daerah yang digunakan adalah seluruh kabupaten/kota di provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari : 1. Kab. Banjarnegara 13. Kab.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan secara tidak langsung oleh peneliti

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan 49 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, inflasi dan kualitas sumber daya manusia terhadap tingkat pengangguran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta).

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta). BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara kerja atau prosedur mengenai bagaimana kegiatan yang akan dilakukan untuk mengumpulkan dan memahami objek-objek yang menjadi sasaran dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian tentang kemiskinan ini hanya terbatas pada kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2007-2011. Variabel yang digunakan dalam menganalisis

Lebih terperinci

Rumus yang digunakan untuk menghitung Rasio Kemandirian Fiskal adalah:

Rumus yang digunakan untuk menghitung Rasio Kemandirian Fiskal adalah: III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Analisis 3.1.1 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif merupakan bentuk analisis sederhana yang bertujuan mendeskripsikan dan mempermudah penafsiran yang dilakukan dengan

Lebih terperinci

Konvergensi Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Disparitas Wilayah Kabupaten/Kota Di Indonesia ( Masfufah )

Konvergensi Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Disparitas Wilayah Kabupaten/Kota Di Indonesia ( Masfufah ) Konvergensi Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Disparas Wilayah Kabupaten/Kota Di Indonesia ( Masfufah ) KONVERGENSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DISPARITAS WILAYAH KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM) 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Obyek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM) yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian pengujian hipotesis (hypothesis testing) yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian pengujian hipotesis (hypothesis testing) yang 50 III. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian pengujian hipotesis (hypothesis testing) yang bertujuan untuk menguji pengaruh efektivitas dan efisiensi pengelolaan keuangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di Indonesia, dimana menganalisis permintaan tenaga kerja perusahaan industri manufaktur tahun 2000-2016. Alasan memilih karena terdapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelian ini adalah data sekunder dari berbagai publikasi Badan Pusat Statistik (BPS), diantaranya publikasi indikator

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data. merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi oleh

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data. merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data panel dan merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dari Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan Kementrian Keuangan

III. METODE PENELITIAN. dari Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan Kementrian Keuangan 58 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan Kementrian Keuangan Republik Indonesia.

Lebih terperinci

V. ANALISIS PENGARUH BANTUAN STIMULUS INFRASTRUKTUR TERHADAP PEREKONOMIAN, KETIMPANGAN DAN KEMISKINAN KABUPATEN TERTINGGAL

V. ANALISIS PENGARUH BANTUAN STIMULUS INFRASTRUKTUR TERHADAP PEREKONOMIAN, KETIMPANGAN DAN KEMISKINAN KABUPATEN TERTINGGAL V. ANALISIS PENGARUH BANTUAN STIMULUS INFRASTRUKTUR TERHADAP PEREKONOMIAN, KETIMPANGAN DAN KEMISKINAN KABUPATEN TERTINGGAL 5.1. Hasil Estimasi Analisis mengenai pengaruh bantuan infrastruktur (P2IPDT)

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER SISTEM MODEL PERSAMAAN SIMULTAN PADA DATA PANEL DINAMIS DENGAN GMM ARELLANO DAN BOND

ESTIMASI PARAMETER SISTEM MODEL PERSAMAAN SIMULTAN PADA DATA PANEL DINAMIS DENGAN GMM ARELLANO DAN BOND ISBN : 9786023610020 ESTIMASI PARAMETER SISTEM MODEL PERSAMAAN SIMULTAN PADA DATA PANEL DINAMIS DENGAN GMM ARELLANO DAN BOND Arya Fendha Ibnu Shina 1, Setiawan 2 Mahasiswa Jurusan Statistika Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh investasi,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh investasi, BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini akan mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh investasi, pengeluaran pemerintah dan tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kabupaten induknya yaitu Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi ke

BAB III METODE PENELITIAN. kabupaten induknya yaitu Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi ke BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder periode tahun 2001-2008 yang mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peramalan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam pengambilan keputusan, karena efektif atau tidaknya suatu keputusan umumnya bergantung pada beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendektan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang didasari oleh falsafah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai kemampuan ekonomi nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka waktu yang cukup lama untuk dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Indonesia dengan menggunakan data Tingkat Pengangguran Terbuka, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Upah Minimum dan Jumlah Penduduk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah indeks pembangunan manusia di Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah indeks pembangunan manusia di Indonesia BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah indeks pembangunan manusia di Indonesia tahun 005-008, dengan variabel yang mempengaruhinya yaitu pertumbuhan ekonomi, pengeluaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan analisis mengenai pengaruh jumlah obyek wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap retribusi daerah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi penelitian Adapun lokasi penelitian ini adalah di provinsi Jawa Timur yang terdiri dari 38 kota dan kabupaten yaitu 29 kabupaten dan 9 kota dengan mengambil 25 (Dua

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis pengaruh kemiskinan, pengeluran pemerintah bidang pendidikan dan pengeluaran pemerintah bidang kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penilitian ini meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi return saham

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penilitian ini meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi return saham BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penilitian ini meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi return saham pada perusahan dengan menggunakan laporan keuangan tahunan (annual report) pada tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Association of South East Asian Nation (ASEAN), yaitu Kamboja, Indonesia,

BAB III METODE PENELITIAN. Association of South East Asian Nation (ASEAN), yaitu Kamboja, Indonesia, BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah sembilan negara anggota Association of South East Asian Nation (ASEAN), yaitu Kamboja, Indonesia, Myanmar, Singapura,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian yang dilakukan di Indonesia. Penelitian dalam pengambilan data dilakukan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 54 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 SPESIFIKASI MODEL Dari beberapa teori serta penjelasan yang terdapat pada bagian sebelumnya, dapat diketahui bahwa produktivitas merupakan salah satu faktor yang cukup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek/Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kota/kabupaten yang termasuk dalam Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. B. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini terdapat dua variabel yang merupakan data dunia dan satu variabel yang merupakan data nasional. Variabel yang merupakan data dunia yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Bangsa dan Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Bangsa dan Negara Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah pokok yang dihadapi Bangsa dan Negara Indonesia sebagai negara berkembang yang dikelompokkan berdasarkan tingkat kesejahteraan masyarakatnya adalah

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dalam lingkup wilayah Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat

Lebih terperinci

Bab IV. Metode dan Model Penelitian

Bab IV. Metode dan Model Penelitian Bab IV Metode dan Model Penelitian 4.1 Spesifikasi Model Sesuai dengan tinjauan literatur, hal yang akan diteliti adalah pengaruh real exchange rate, pertumbuhan ekonomi domestik, pertumbuhan ekonomi Jepang,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012: 13), penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data panel (pooled data) yang merupakan gabungan data silang (cross section)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini mencakupi semua kabupaten/kota di Indonesia, kecuali DKI Jakarta. Kabupaten/kota yang mengalami pemekaran digabungkan dengan kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. mengetahui hubungan antara variabel bebas net profit margin, return on asset,

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. mengetahui hubungan antara variabel bebas net profit margin, return on asset, BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kuantitatif, berdasarkan permasalahan yang diteliti, penelitian ini digolongkan kepada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah Kota Malang. Pemilihan obyek penelitian di Kota Malang adalah dengan pertimbangan bahwa Kota Malang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. data sudah dikompilasi ke dalam bentuk digital file, publikasi, buku, laporan dan

III. METODE PENELITIAN. data sudah dikompilasi ke dalam bentuk digital file, publikasi, buku, laporan dan III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, dimana data sudah dikompilasi ke dalam bentuk digital file, publikasi, buku, laporan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini menggunakan Obyek penelitian dari seluruh kabupaten dan kota yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu, Satu kota madya kota Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai BAB III METODE PENELITIAN A. Langkah Penelitian Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Merumuskan spesifikasi model Langkah ini meliputi: a. Penentuan variabel,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia yaitu provinsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi provinsi jawa tengah dipilih karena Tingkat kemiskinan

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi provinsi jawa tengah dipilih karena Tingkat kemiskinan BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di Provinsi Jawa Tengah yang meliputi 35 kabupaten/kota dengan objek penelitian adalah tingkat kemiskinan dan faktor penyebab kemiskinan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data-data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yaitu data yang

III. METODE PENELITIAN. Data-data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yaitu data yang III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data-data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yaitu data yang bersumber pada instansi pemerintah yang telah dipublikasikan dan data yang

Lebih terperinci